hasil belajar siswa

17
A. Hasil belajar Siswa 1. Pengertian Hasil belajar Siswa Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Benjamin S Bloom dalam Endah Minasari mengemukakan, ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. 1 A.J Romiswki mengemukakan bahwa, “Hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).” 2 John M. Keller mengemukakan bahwa, “Hasil belajar adalah keluaran dari suatu pemprosesan berbagai masukan yang berupa informasi.” 3 Hasil belajar merupakan fungsi dari masukan pribadi dan masukan yang berasal dari lingkungan. Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak. Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar mendefinisikan, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” 4 R. Gagne yang 1 Endah Minasari, Implikasi Alat Peraga dengan Hasil Belajar Matematika (Bandung ; IKIP, 2004), hal. 14. 2 Ibid, hal. 14. 3 Ibid, hal. 15. 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 134.

Upload: anasdean

Post on 16-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hasil Belajar Siswa

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil belajar Siswa

A. Hasil belajar Siswa

1. Pengertian Hasil belajar Siswa

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan

belajar. Benjamin S Bloom dalam Endah Minasari mengemukakan, ada tiga ranah

(domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.1 A.J Romiswki

mengemukakan bahwa, “Hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu

sistem pemrosesan masukan (input).”2 John M. Keller mengemukakan bahwa,

“Hasil belajar adalah keluaran dari suatu pemprosesan berbagai masukan yang

berupa informasi.”3 Hasil belajar merupakan fungsi dari masukan pribadi dan

masukan yang berasal dari lingkungan. Hasil belajar adalah prestasi aktual yang

ditampilkan oleh anak.

Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar mendefinisikan, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”4 R. Gagne yang

dikutip oleh Sudjana juga mengemukakan bahwa hasil belajar harus didasarkan

pada pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon dan hasil belajar

bersyarat.5

Sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah

terjadinya perubahan perilaku tersebut misalnya dapat berupa; dan tidak tahu

sama sekali menjadi samar-samar, dan kurang mengerti menjadi mengerti, dan

1 Endah Minasari, Implikasi Alat Peraga dengan Hasil Belajar Matematika (Bandung ; IKIP, 2004), hal. 14.

2Ibid, hal. 14.3Ibid, hal. 15.

4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 134.

5

Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Sinar Baru Algesindo, 2003), hal. 213

Page 2: Hasil belajar Siswa

tidak biasa menjadi terampil dan anak pembangkang menjadi penurut, dan

pembohong menjadi jujur, dan kurang takwa menjadi takwa, dan lain-lain.

Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran utama dalam menentukan

kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan

(Kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata

lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak di bidang pengajaran.

Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan

penerapan kurikulum tingkat satuan mencakup tiga ranah, yaitu kemampuan

berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan, dan perilaku. Setiap siswa memiliki

potensi pada ketiga ranah tersebut, namun tingkatannya satu sama lain berbeda.

Ada siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan perilaku amat baik,

namun keterampilannya rendah. Demikian sebaliknya ada siswa yang memiliki

kemampuan berpikir rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi dan

perilaku amat baik. Ada pula siswa yang kemampuan berpikir dan keterampilannya

sedang/biasa, tapi memiliki perilaku baik. Jarang sekali siswa yang kemampuan

berpikirnya rendah, keterampilan rendah, dan perilaku kurang baik. Siswa seperti

itu akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat, karena tidak

memiliki potensi untuk hidup di masyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran diri sendiri dan

pengaruh lingkungan, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor dalam

diri siswa.

Kualitas dari sebuah keluaran sekolah dapat tercermin dari prestasi sekolah,

khususnya hasil belajar siswanya menunjukkan pencapaian yang tinggi berupa

Page 3: Hasil belajar Siswa

nilai ulangan umum, ujian akhir nasional, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

hasil belajar bertujuan untuk memberikan perubahan sikap kepada siswa dalam

segala aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Hasil belajar juga bertujuan

sebagai gambaran umum dari output kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Siswa

Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka

perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain;

faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari

luar siswa (faktor ekstern).6 Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak

bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain

adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu : a) kecerdasan atau

intelegensi, b) bakat, c) minat dan d) motivasi.7

a) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan 6 Sudjana, Dasar-dasar …,hal. 203

7Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ed. II (Jakarta : Rhinneka Cipta, 2000), hal. 55

Page 4: Hasil belajar Siswa

sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal

yang tidak diabaikan dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Syamsuddin kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang

penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang

murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”8Slameto mengatakan bahwa

“tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai

tingkat intelegensi yang rendah.”9

Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang

siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”10

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan

yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha

belajar dan memperoleh hasil belajar yang bagus terutama dalam bidang studi

Sejarah Kebudayaan Islam.

b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapanpembawaan. Syamsuddin menyatakan bahwa “bakat adalah potensi

atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui

belajar akan menjadi kecakapan yang nyata”.11 Menurut Syah Muhibbin

8 Syamsuddin, Psikologi Pendidikan, Ed. III (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001) hal. 5.9

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor ..., hal. 56.

10 Muhibbin, Hasil belajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 56.

11 Syamsuddin, Psikologi Pendidikan, Ed. II (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000) hal. 7.

Page 5: Hasil belajar Siswa

mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan”.12

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya hasil belajar bidang-bidang studi

tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel minat adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”.13

Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang”.14

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

12

Muhibbin, Prestasi…, hal. 63.

13 Winkel, Beyond Quantum Teaching, Terj. (Bandung : Nuansa, 2000), hal. 169.

14 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor ..., hal. 64.

Page 6: Hasil belajar Siswa

menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat

belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi

terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

d) Motivasi

Dalam proses belajar motivasi merupakan faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara

mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar

mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Syamsuddinmengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu”.15 Sedangkan Muhibbin mengatakan bahwa “motivasi

adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan

sesuatu.”16

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik.17 Motivasi instrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang

atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari

luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar.

15 Syamsuddin, Psikologi ..., hal. 73.16

Muhibbin, Prestasi ..., hal. 77.

17 Syamsuddin, Psikologi …, hal. 74.

Page 7: Hasil belajar Siswa

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran

tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif

dengan alasan mengapa siswa mau menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan

motivasi kepada siswa, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan

kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,

keadaankeluarga,lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Menurut Slameto faktor

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan

sekolah dan lingkungan masyarakat.”18

a) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto

bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga

yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan

dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk

belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong

dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

18

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor ..., hal. 60.

Page 8: Hasil belajar Siswa

Dalam hal keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai

dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang

baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil

belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian

orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar

dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik

untuk belajar.

b) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-

alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Menurut Syamsuddin mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam

mengajar”.19 Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran

yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

19 Syamsuddin, Psikologi ..., hal. 76.

Page 9: Hasil belajar Siswa

Metode pembelajaran konstekstual yang menghubungkan pembelajaran

dengan dunia nyata, merupakan salah satu metode yang diyakini mempengaruhi

hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

c) Lingkungan

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan.

Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Dalam hal ini Slameto berpendapat: “Lingkungan masyarakat dapat

menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya.

Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka

anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di

sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

menentukan anakpun dapat terpengaruh pula”.20

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian

anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila

seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar

maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

3. Upaya Peningkatan Hasil belajar Siswa

20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor ..., hal. 84.

Page 10: Hasil belajar Siswa

Hasil belajar merupakan gambaran dari suatu tingkat keberhasilan siswa

dalam belajar. Banyak faktor yang turut mempengaruhi sekaligus menentukan

keberhasilan dalam belajar ini, yang antara lain telah dijelaskan di atas.

Guru yang sering memberikan latihan-latihan dalam rangka pemahaman

materi matematika akan menghasilkan siswa yang lebih baik bila dibandingkan

dengan guru yang hanya sekedar menjelaskan dan tidak memberi tindak lanjut

secara kontinyu. Dengan kata lain, hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh cara

mengajar guru matematika yang akan menciptakan kebiasaan belajar pada siswa.21

Pembelajaran dengan pemilihan mode yang sesuai dengan materi

pembelajaran tentu akan membuat hasil belajar yang berbeda. Seorang guru yang

mengandalkan metode ceramah dalam pembelajarannya akan membuat siswa

jenuh dan kemudian timbul rasa tidak berminat terhadap materi yang

disampaikan. Akibatnya hasil belajar akan buruk. Inovasi pembelajaran dirasakan

perlu diterapkan dalam pembelajaran agar minat siswa menjadi lebih baik dan

hasil belajar akan meningkat.

Berkaitan dengan hasil belajar ada tiga tujuan penelitian dalam proses

pembelajaran, yaitu:

a. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar.

b. Pemahaman tentang peserta didik.

c. Perbaikan dalam pengembangan program pengajaran.22

Pengambilan keputusan tentang hasil belajar ini merupakan suatu keharusan

yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar

siswa. Di samping itu penilaian terhadap hasil belajar siswa juga untuk memahami

dan mengetahui tentang siap dan bagaimana peserta didik itu. Pemahaman tentang

21http:google/artikelmotivasi.com, online, diakses tanggal 26 Januari 201022A.M, Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), hal 204.

Page 11: Hasil belajar Siswa

siswa ini untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan

yang dimilikinya dalam bidang studi matematika, agar mempermudah dan

membantu guru dalam mengembangkan program pengajaran yang harus

diberikan.

Sedangkan untuk menentukan nilai akhir dan mengukur hasil belajar siswa,

maka perlu evaluasi yang bisa berupa tes formatif maupun tes sumatif. Akan

tetapi sebelum melakukan evaluasi perlu disusun standar penilaian terlebih dahulu

untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dengan harapan mendapat

data sebagai bahan informasi guna mempermudah dalam melaksanakan evaluasi

terhadap kegiatan pengajaran.

Oleh karena itu, dengan adanya evaluasi atau tes tersebut maka akan

diketahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan

juga untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau dengan kata lain

siswa akan mengetahui hasil belajarnya dalam kurun waktu yang tertentu.