pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa …

140
PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 1 JONGGOL Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fazri Sobari NIM : 1110015000116 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 1 JONGGOL
Skripsi
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jonggol. Skripsi. Jakarta:
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jonggol.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Jonggol tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 108 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi (pengamatan), kuesioner
(angket), wawancara dan dokumentasi. Observasi dan dokumentasi digunakan
untuk melakukan pengamatan dan mendata jumlah siswa. Angket digunakan
untuk mengungkap pengaruh variabel minat belajar terhadap hasil belajar siswa.
Sedangkan wawancara digunakan untuk memperkuat metode angket dalam
mengetahui jawaban siswa mengenai pengaruh minat belajar terhadap hasil
belajar yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Uji validitas instrumen
menggunakan korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas mengunakan rumus
Alpha Cronbach’s dengan jumlah responden 69 orang siswa. Uji prasyarat
analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data
penelitian ini adalah regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat belajar memiliki pengaruh
yang cukup rendah terhadap hasil belajar dengan hasil 36,8% dan 63,2%
dipengaruhi oleh faktor lain, yang terdiri dari faktor intern seperti faktor
kepribadian individual dan faktor ekstern seperti faktor dorongan orang tua, faktor
teman sebaya, faktor guru, faktor metode pembelajaran, faktor lingkungan dan
perkembangan tekhnologi.
vii
ABSTRACT
Fazri Sobari. (NIM: 1110015000116). Influence The Interest In Learning To
Students Learning Achievement On The Subject Of Social In Junior High
School 1 Jonggol. Thesis. Jakarta: Social Science Education Department,
Faculty of Education and Teaching Science, State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2017.
This study aimed to determine Influence The Interest In Learning To
Students Learning Achievement On The Subject Of Social In Junior High School 1
Jonggol.
The method that used in this study is survey method with descriptive
quantitative approach. The population of the study is the student of Junior High
School 1 Jonggol, especially class of 2016/2017 with amount about 108 students.
Data collection techniques in this study is observation, questionnaire, and
interview. Observation and documentation method is used to observe and record
the number of Junior High School 1 Jonggol students. The questionnaire used to
reveal influence the interest in learning variable to students learning
achievement. While the interview is used to strengthen the questionnaire method
in knowing the student answer about the influence the interest in learning to
students learning achievement in real condition and life. The instrument of
validity test this study using the Product Moment correlation and it reliability test
using Cronbach's Alpha formula with the number of respondents about 69
students. The analysis prerequisite test consists of normality test and homogeneity
test. Data analysis technique is a simple linear regression.
The results of the study indicates that the interest in learning has low
enough effect to students learning achievement with the result 36.8% and other
63.2% influenced by other factors that consists of internal factor such as
individual personality factor and eksternal factors such as parent, peers, teachers,
method, environment and employment factors.
Keywords: Interest in learning, students learning achievement, subject of social
viii
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat kepada Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jonggol”. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan rasa syukur dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA serta para pembantu dekan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si beserta
seluruh staf Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberi semangat dan
dukungan.
3. Dosen Pembimbing Akademik, yaitu Bapak Dr. Muhamad Arif, M. Pd
yang tulus dan ikhlas memberikan arahan, bantuan dan motivasinya
selama proses perkuliahan berlangsung.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, yaitu Bapak Moch. Noviadi Nugroho. M. Pd
dan Ibu Annisa Windarti, M. Sc yang tulus dan ikhlas memberikan
bimbingan, bantuan dan motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang senantiasa
mengajarkan ilmu dan memberikan arti pendidikan dalam kehidupan dunia
dan akhirat, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan
lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat
bermanfaat dikemudian hari.
6. Dewan guru, staf pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 1 Jonggol yang
telah membantu dan memberikan kerja sama yang baik selama jalannya
proses penelitian berlangsung.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Endang (Alm.) dan Ibu Ruhiyah, Yang
telah membesarkan, membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Serta saudara-saudaraku dan seluruh keluarga besar tercinta.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 dan teman-teman REAKSI
(Rakyat Ekonomi-Akuntansi) yang saling mendukung dan memberikan
semangat dalam proses penyelesaikan skrispsi ini dan yang tak pernah
lelah untuk saling mengingatkan dan memberikan suport. Terima kasih
teman semuanya.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
khususnya telah membabntu terwujudnya penelitian ini.
Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dan rahmat
dari Allah SWT. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT.
meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, aamiin.
Jakarta, Maret 2017
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik ................................................................................... 7
d) Unsur-unsur minat ....................................................................... 10
f) Minat Belajar ............................................................................... 11
xi
c) Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 17
d) Indikator-Indikator Hasil Belajar ................................................ 19
e) Cara Mengukur Hasil Belajar ..................................................... 20
3. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
a) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................... 22
b) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ................................... 24
c) Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial ....................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 25
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian.................................................................................... 30
G. Variabel Penelitian .................................................................................. 35
J. Teknik Analisis Data ............................................................................... 41
K. Hipotesis Statistik ................................................................................... 43
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Jonggol .............................................. 44
xii
2. Deskripsi Masing-masing Variabel Penelitian .................................. 50
3. Kategori variabel Penelitian .............................................................. 52
a) Minat Belajar ............................................................................... 52
b) Hasil Belajar ................................................................................ 53
1. Uji Normalitas ................................................................................... 56
2. Uji Homogenitas ............................................................................... 58
1. Analisis Koefisien Regresi ................................................................ 59
2. Hasil Uji Signifikan Koefisien Regresi (Uji-t) ................................. 61
3. Hasil Wawancara .............................................................................. 62
F. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran… .................................................................................................... 67
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................. 30
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Responden ................................................... 35
Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ........................................... 37
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Minat Belajar ......................... 38
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Terbuka............................................................ 39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar ...................................... 52
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ....................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X .................................. 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) ............................................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R) Variabel X dan Y ..................... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) ............. 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik) ............................. 61
xiv
Grafik 4.2 Hasil Residu Standar Menggunakan P Plot ....................................... 57
xv
Gambar 3.1 Design Penelitian Analisis Regresi ................................................. 31
Gambar 4.1 Uji Signifikan Dengan Satu Pihak Kanan ....................................... 62
xvi
Lampiran 2. Data Pegawai dan Staf SMP Negeri 1 Jonggol
Lampiran 3. Data Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2016-2017
Lampiran 4. Angket Penelitian Minat Belajar
Lampiran 5. Pedoman Wawancara
Lampiran 6. Hasil Wawancara
Lampiran 10. Data Mentah Skor Hasil Variabel X (Minat Belajar)
Lampiran 11. Data Nilai Ulangan Harian Siswa (Variabel Y)
Lampiran 12. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar
Lampiran 15. Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) dan Hasil Uji Homogenitas
Lampiran 16. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)
Lampiran 17. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R) Variabel X dan Y
Lampiran 18. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik)
Lampiran 19. Tabel r Product Moment Pada Sig.0,05
Lampiran 20. T Tabel Statistik
Lampiran 21. Surat Izin Penelitian
Lampiran 22. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 23. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 24. Biodata Penulis
dari keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai
pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam
pembentukan peserta didik agar menjadi aset bangsa yang diharapkan,
supaya/menjadi/manusia/yang/produktif. Keberhasilan proses pembelajaran
proses pembelajaran itu sendiri, terutama efisiensi, kefektifan, dan
produktivitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Muhibin
Syah, “pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.” 1
pendidikan merupakan hak asasi manusia. Semua pihak perlu memikirkan
bagaimana mutu pendidikan setiap tahunnya agar meningkat. Oleh sebab itu,
persoalan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah,
masyarakat, orang tua dan anak didik itu sendiri”. 2 Keberhasilan dan
peningkatan mutu pendidikan menjadi tujuan dan cita-cita atau tujuan yang
ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksanaan dan
sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan seperti
pendidikan, sebagai mana dinyatakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal
3 tentang sistem pendidikan nasional, secara jelas disebutkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu :
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
1 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2009), h. 10. 2 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pusaka, 2007), h.1.
2
berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab. 3
Undang-undang ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
dunia pendidikan. Oleh karena itu para tenaga pendidik atau guru harus
mampu menciptakan variasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan bahan
ajar dan kondisi siswa atau peserta didik ketika belajar. Institusi yang
bergerak pada dunia pendidikan berfungsi untuk membekali peserta didik
dengan keterampilan-keterampilan dasar dan muatan-muatan informasi.
Menurut Hasbullah, secara sederhana ”pendidikan sering diartikan
sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di
dalam masyarakat dan kebudayaan”. 4 Melalui pendidikan seseorang akan
belajar mengenai kehidupan bermasyarakat dan membina kedewasaan diri
agar mampu mempraktikkan nilai-nilai kebudayaan dalam bermasyarakat.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Dengan adanya
pendidikan, peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dapat dikembangkan. Selain itu, pendidikan juga sebagai proses pembentukan
pribadi peserta didik.
dalam mewujudkan pendidikan terbaik tersebut di antaranya faktor subjek
didik, faktor guru, sarana dan prasarana, anggaran biaya, metode
pembelajaran, lingkungan, dan kurikulum. Ditinjau dari faktor subyek didik,
faktor sikap terhadap minat merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi mutu hasil belajar. Sejalan dengan hal itu, sikap siswa
terhadap minat yang ada pada dirinya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
3 Undang-undang R.I Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 8.
4 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
Ed. 5, h. 1.
berprestasi.
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat
fakta-fakta yang harus dihafal. Sebagian besar siswa hanya menghafal konsep
dan kurang mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan
aplikasinya pada situasi baru. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga
mengalami hal serupa, hasil penelitian secara umum mengungkapkan bahwa
proses pembelajaran IPS terperangkap pada proses menghafal yang hanya
menyentuh pengembangan kognitif tingkat rendah.
Penyebab lain selain kecerdasan intelektual adalah kurangnya minat
belajar siswa untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS. Minat
merupakan respon atas sesuatu yang disukai atau tidak disukai. Minat
merupakan suatu aspek dari perilaku seseorang yang cenderung lebih kepada
hal-hal yang positif, kenyataan banyak siswa yang tidak senang, merasa
terpaksa atau sekedar melaksanakan suatu kewajiban. Tentu hal tersebut
merupakan akibat kurangnya pemahaman tentang hakikat, kemanfaatan dan
lapangan kerja dari Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui
proses kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Dalam proses pencapaiannya, hasil belajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
di antaranya latar belakang keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan
faktor internal yaitu faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis
merupakan kondisi umum jasmani siswa, dan faktor psikologis merupakan
faktor internal yang berpengaruh pada diri siswa pada proses belajar di
antaranya adalah intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. 5
Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan
mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang)
kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda
5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 130.
4
dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Mereka
hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena
tidak ada pendorongnya.
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang”. 6
Artinya, tekad seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atas dasar
rasa senang dan ketertarikan terhadap sesuatu. Minat juga sebagai salah satu
faktor internal mempunyai peranan dalam menunjang prestasi belajar siswa,
siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap
yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar
mengajar.
yang diajarkan dan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Jika
bahan pelajaran dan cara guru menyampaikan pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya
tarik baginya.
belajar siswa dalam proses pembelajaran akan berpengaruh pada prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kurangnya minat
belajar siswa disebabkan kurang efektifnya guru dalam penyampaian materi
dan metode yang digunakan kurang menarik dan tidak bervariasi. Sehingga
dikhawatirkan prestasi belajar siswa menjadi rendah dan tidak tercapainya
tiga ranah pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotor).
Demikian juga pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Jonggol, sebagian dari siswa ada yang senang dengan pelajaran IPS dan
sebagian siswa tidak senang dengan pelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan oleh
6 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. V, h. 57.
5
tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada saat
mata pelajaran IPS. Tidak jarang siswa yang memandang IPS sebagai mata
pelajaran yang sulit, bahkan ada siswa yang menganggap bahwa IPS adalah
kegiatan pembelajaran yang membosankan. Hal ini menunjukkan bahwa
minat belajar pelajaran IPS siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Jonggol Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2016/2017 masih kurang.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas, dalam memahami
persoalan yang berkembang yang berkaitan dengan minat, maka diperlukan
suatu penelitian mengenai pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil
belajar. Maka penulis ingin mengangkat permasalahan mengenai pengaruh
minat belajar siswa ini melalui skripsi yang berjudul : “Pengaruh Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Jonggol”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
permasalahan-permasalahan yang bisa diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS.
2. Proses pembelajaran IPS yang masih kurang efektif.
3. Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan minat dan hasil belajar
peseta didik pada mata pelajaran IPS.
C. Pembatasan Masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada :
Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata
pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol tahun pelajaran 2016-2017.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol.
F. Manfaat Penelitian
bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk
mengevaluasi teori bahwasanya ada pengaruh yang kuat terkait
minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
Sekolah.
b. Dapat dijadikan langkah awal dan motivasi bagi peneliti selanjutnya
yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru : Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
guru agar mampu memahami minat belajar siswa dan cara
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.
b. Bagi sekolah: Agar sekolah dapat memberikan semangat kepada
guru untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran IPS pada khususnya.
c. Bagi peneliti: Diperolehnya data terkait minat belajar siswa, juga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam
bidang pendidikan.
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu”. 7 Minat merupakan keinginan terhadap sesuatu yang
timbul akibat kegairahan atau ketertarikan yang tinggi.
Djaali mengutip pendapat Slameto mengartikan bahwa ”minat
adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”. 8 Minat muncul atas dasar keinginan individu
itu sendiri. ketertarikan tersebut dapat berupa terhadap orang, benda,
kegiatan, maupun karier.
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang”. 9 Minat
seorang individu akan timbul dari kegiatan yang pernah dilakukannya,
sehingga ia merasa ada ketertarikan dan memperhatikan secara terus
menerus yang pada akhirnya ada perasaan senang.
Menurut Crow & Crow, ”minat atau interest bisa berhubungan
dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik
pada orang, benda atau kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman yang
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”. 10
Hal ini berarti bahwa
memperolehnya.
7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. I, h. 136
8 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. III, h. 121
9 Slameto, loc. cit.
10 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogya: PT Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet. IV, h.112
”Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya”. 11
Minat merupakan
dasarnya minat belajar ini harus didasari dengan adanya kemampuan dari
dalam dirinya. Maka dari kemampuannya lah seseorang akan
mempertimbangkan peminatannya terhadap sesuatu untuk kemajuan
dirinya.
pernyataan dari kepribadian dan perkembangan kepribadian”. 12
Dengan
dewasa dalam mengambil sikap, karena minat erat hubungannya dengan
sesuatu yang berhubungan hobi atau ketertarikan. Maka hal ini lah yang
menyebabkan seseorang akan merasakan gejolak emosional karena adanya
keinginan tercapai pada suatu hal yang diminati.
Dapat disimpulkan bahwa, minat adalah rasa ketertarikan terhadap
sesuatu dan adanya perasaan senang sehingga menarik untuk terus mencari
informasi dan pada akhirnya akan mencapai suatu titik yang diinginkan
dan diidamkan.
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada
karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua
minat tersebut sebagai berikut:
Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Pemilihan Karier: Suatu Uraian Teoritis Tentang Tipe
Kepribadian dan Model Lingkungan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. I, h. 9.
9
berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang
datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari
guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan
lingkungan. 13
Minat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern yaitu faktor dorongan dalam, berupa faktor yang timbul dari diri
seseorang yaitu kemauan untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan
faktor ektern yaitu faktor yang timbul dari luar, berupa faktor motivasi
sosial, dimana seseorang membutuhkan dorongan atau motivasi dari orang
lain agar aktivitas yang dilakukannya tersebut dapat di akui dan diterima
oleh orang lain.
yang positif terhadap dirinya. Faktor emosional, muncul atas dasar adanya
dorongan dari dalam dan luar sehingga seorang individu akan terus
melakukan aktivitasnya karena adanya rasa ingin tau dan ketertarikan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat menjadi salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar.
Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang
dapat mempengaruhi timbulnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi minat seseorang antara lain:
1) Motivasi
“motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu
13
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011), h. 152.
10
sendiri ataupun dorongan dari luar dirinya untuk melakukan aktivitas yang
akan dicapainya.
atau kepentingan terhadap sesuatu maka akan merangsang timbulnya
ketertarikan atau minat untuk melakukan kegiatan tersebut sehingga
termotivasi dalam mencapai suatu tujuan yang dikehendakinya.
2) Bakat
yang merupakan potensi yang perlu dikembangkan atau dilatih untuk
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus”. 15
Bakat juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat.
Seseorang yang mengetahui kemampuan dan bakat dirinya, maka ia akan
terdorong untuk mengembangkan kemampuannya tersebut. Sehingga atas
dasar kemampuan dan bakatnya itulah ia akan menentukkan masa depan
atau kepentingan untuk dirinya yang memicu seseorang tersebut untuk
minat atau tertarik pada suatu bidang atau karier.
3) Belajar
Dengan belajar, seseorang akan mengetahui dan memahami
sesuatu baik itu hal yang diminati ataupun yang tidak diminati. Semakin
banyak belajar maka semakin banyak informasi yang akan di dapat dan
semakin luas pula dibidang minat.
d. Unsur-unsur Minat
Beni S. Ambarjaya, Psikologi Pendidikan dan Pengajaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
Cet. I, h. 17.
memiliki beberapa unsur yaitu: perhatian, kesenangan, dan kemauan. 16
Hal
1) Perhatian. Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai
adanya perhatian
atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang
3) Kemauan. Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah
pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran.
Minat akan timbul karena adanya perhatian seseorang terhadap
benda atau orang, dan memusatkan perhatiannya pada objek tertentu yang
diminatinya. Dari perhatian tersebut, maka akan timbul adanya perasaan
senang, sehingga individu yang bersangkutan berusaha untuk
mempertahankan obyek tersebut. Dari kedua faktor tersebut, maka akan
melahirkan suatu dorongan yang timbul dari perhatian terhadap suatu
obyek. Sehingga dengan demikian akan muncul minat individu yang
bersangkutan.
dengan pegamatan perilaku. Ada empat pendekatan yang digunakan untuk
mengukur minat, yaitu sebagai berikut:
1. Meminta pengungkapan minat
3. Menyimpulkan minat dari kinerja pada tes kemampuan
4. Menentukan minat dari daftar rinci tertulis. 17
f. Minat Belajar
tanggal 08 April 2017, pukul 20.00 WIB) 17
Lewis R. Aiken dan Gary Groth-Marnat, Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi,
(Jakarta: Penerbit Indeks, 2009), Ed. 12, h. 34
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong
manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu
objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih
besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak
menimbulkan rasa senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas
objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa
senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat
seseorang tersebut.
Definisi minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hal atau aktivitas
tersebut. 18
dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar
(manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang
dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat
terhadap sesuatu tersebut. Apa yang menarik minat seseorang
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. 19
Minat, mampu
semangat tinggi untuk mengetahui sesuatu yang telah menarik hatinya.
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 20
Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Minat mempunyai karakteristik
18
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007). 20
Muhibbin Syah. loc. cit.
sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.
Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri seseorang
terhadap sesuatu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat timbul
dengan sendirinya, yang ditengarai dengan adanya rasa suka terhadap
sesuatu. Menurut Slameto, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. 21
Berdasarkan pengertian-pengertian minat di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah kecenderungan
jiwa pada individu seseorang untuk memilih, memperhatikan suatu obyek
atau kegiatan dan megikuti kegiatan tersebut dengan tingkat kesenangan
yang kuat.
Minat timbul dikarenakan adanya perasaan senang yang terdapat
pada diri orang tersebut yang diperkuat lagi oleh sifat positif. Penilaian
positif akan terjaga dalam perasaan senang, dan penilaian negatif akan
terungkap dalam perasaan tidak senang. Rasa itu akan berperan sebagai
unsur atau aspek afektif dalam pembentukan suatu sikap.
Begitu pula dengan belajar, jika seseorang memiliki minat terhadap
suatu pelajaran yang mereka pelajari maka hasilnya pun akan baik, karena
minat merupakan salah satu karakteristik psikologi yang berperan dalam
menunjang keberhasilan belajar siswa. Dikatakan demikian karena dengan
adanya minat maka akan melahirkan perhatian yang spontan, sehingga
akan memungkinkan seseorang belajar dengan tekun untuk jangka waktu
lama, memungkinkan seorang siswa menguasai serta memahami bahan
pelajaran yang dihadapinya.
14
Di dalam hal belajar, pelajaran yang dapat merangsang timbulnya
minat dan perhatian siswa harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan serta bahkan harus menimbulkan rasa keterlibatan antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Dengan kata lain, suatu
metode belajar sangat berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti
pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru.
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu dorongan atau
kegairahan yang tinggi dalam hal pemusatan perhatian terhadap kegiatan
belajar melalui interaksi dengan lingkungannya dan akan menimbulkan
perubahan perilaku.
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah dapat
terlepas dari kegiatan belajar. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab
dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata
belajar merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu
di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap
waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari,
atau pagi hari. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian
besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan
belajar.
teori belajar tingkah laku dalam buku teori motivasi dan
pengukurannya, mengemukakan bahwa belajar adalah proses
interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan
atau gerakan). Belajar adalah proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan
lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal dan
nonformal. 22
22
Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008), h. 11.
15
hakikatnya belajar dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau sekurang-
kurangnya ia terus belajar meskipun sudah lulus sekolah. Belajar
merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat vital dalam
mempertahankan dan mengembangkan dirinya di era globalisasi sekarang
ini.
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. 23
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit
maupun implisit (tersembunyi). Secara umum, belajar boleh dikatakan
juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori.
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenjang pendidikan. Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain
adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara
aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. 24
Mengenai pengertian belajar, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia didapatkan tiga pengertian sebagai berikut :
(a) belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
(b) belajar adalah berlatih
(c) belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
oleh pengalaman. 25
Slameto. op. cit. 24
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2007), h. 63. 25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 17.
16
terdapat kesamaan mengenai definisi belajar tersebut, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa hakekat belajar suatu proses untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengubah
tingkah laku manusia dengan segala aspeknya dengan segala latihan dan
interaksi dengan lingkungan. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, watak, minat, penyesuaian diri.
Seperti yang sudah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenjang
pendidikan.
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 26
Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan
perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar, selain hasil belajar kognitif yang
diperoleh peserta didik.
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan
tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. 27
Menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
26
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 44. 27
Slameto, op. cit., h. 2.
17
yang menggerakkan anak didik agar menggunakan seluruh potensi
kognitif, afektif dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas
intelektual, moral, dan keterampilan lainnya. 29
Sedangkan menurut Piaget,
belajar adalah sebuah proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang
selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus menerus. 30
Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa
belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan dari interaksi dengan lingkungannya.
Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perilaku yang relatif menetap. 31
Jadi hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 32
Jadi hasil belajar pada
mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah
melakukan proses pembelajaran.
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui
usaha-usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai
secara optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam
proses belajar.
2011), h. 101. 30
Ibid., h. 99. 31
Rineka Cipta, 2003), h. 37. 32
Dimyati, Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 3.
18
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor internal, meliputi:
Yang termasuk ke dalam faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan
cacat tubuh.
psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi, perhatian,
minat, bakat, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. 33
2) Faktor eksternal, meliputi:
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan. 34
b) Faktor sekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
Ibid., h. 60.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam
masyarakat. 35
mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi
faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk
mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang guru harus
memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai peserta
didik bisa maksimal.
tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni:
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
mengemukakan adanya 6 (enam) kelas/ tingkat yakni:
a) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih dari fakta-fakta yang sederhana.
b) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk membuktikan
bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta
atau konsep.
kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/ abstraksi
tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat untuk
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara
benar.
hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
e) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan
unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru.
35
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai
suatu kasus. 36
Dalam proses belajar mengajar, aspek kognitif inilah yang paling
menonjol dan bisa dilihat langsung dari hasil tes. Dimana disini pendidik
dituntut untuk melaksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa dilakukan
oleh pendidik dengan cara memasukkan unsur tersebut ke dalam
pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa harus
memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif, sehingga peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2) Aspek afektif
sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan
Masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah kognitif meliputi 5
kategori yaitu menerima, merespons, menilai, mengorganisasi, dan
karakterisasi.
motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles
mengemukakan taksonomi ranah psikomotorik meliputi gerakan
tubuh yang mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan,
perangkat komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara. 37
Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya aspek kognitif yang
harus diperhatikan, melainkan aspek afektif dan psikomotoriknya juga.
Untuk melihat keberhasilan kedua aspek ini, pendidik dapat melihatnya
dari segi sikap dan ketrampilan yang dilakukan oleh peserta didik setelah
melakukan proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang
dilaksanakan oleh guru. Dalam pelaksanaannya seorang guru dapat
36
Ibid.., h. 205.
Supaya lebih jelas mengenai alat evaluasi tersebut maka dijelaskan sebagai
berikut :
serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. 38
Adapun wujud tes ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
siswa dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a) Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
b) Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu
program tertentu. Dalam kedudukan seperti ini tes formatif
dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir
pelajaran.
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang
lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat
disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat
disamakan ulangan umum setiap akhir caturwulan. 39
2. Teknik Non Tes
jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua
jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor.
a) Kuesioner (questioner)
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
b) Wawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
38
Rineka Cipta, 2006), h. 150. 39
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), h. 33.
mengamati langsung menggunakan alat indra serta mencatat
hasil pengamatan secara sistematis.
Skala bertingkat merupakan suatu ukuran subjektif yang dibuat
berskala.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan pedoman
dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya dan check-list. 40
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
mengukur prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu dapat
menggunakan beberapa cara sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
Melalui beberapa cara pengukuran prestasi belajar tersebut, dapat
diketahui keberhasilan siswa dalam memahami materi yang sudah
diajarkan oleh guru.
Individu manusia ditakdirkan untuk hidup bersama dalam
kelompok. Kodrat hidup bersama dari umat manusia ini didasarkan pada
potensi alamiah dari sifat saling tergantung antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Kehidupan bersama dalam kelompok-kelompok
seperti di atas merupakan dunia sosial dari setiap individu. Keanggotaan
dalam kelompok mendatangkan sejumlah hak dan sekaligus membebankan
sejumlah kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap individu.
Dalam hal berkontribusi terhadap kepentingan hidup bersama
dalam satuan kelompok, setiap individu menyandang predikat sebagai
aktor sosial. Setiap individu adalah aktor sosial sepanjang tindakan-
tindakan yang diupayakannya itu memiliki kontribusi bagi kemaslahatan
40
23
sendiri.
memahami isi pesan sesuai dengan maksud si pengirim pesan tersebut.
Sebaliknya, komunikasi yang tidak efektif terjadi apabila pesan yang
disampaikan dipahami secara keliru oleh si penerima pesan, terjadi
kesenjangan penafsiran pesan antara si pengirim dengan si penerima.
Siswa memerlukan sejumlah keterampilan sosial untuk berkomunikasi
secara efektif dengan sesama temannya dan dengan gurunya. Oleh sebab
itu, kegiatan di kelas hendaknya merupakan laboratorium ideal untuk
membantu mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
kelompok dari para siswa. Para siswa memerlukan pengalaman dalam
kegiatan-kegiatan kelompok kooperatif dan demokratis di mana para
anggota kelompok dapat memperoleh kemampuan dalam berbagai peran-
peran sosial. Oleh sebab itu, kelas IPS hendaknya merupakan laboratorium
demokrasi.
dalam mengatasi masalah sosial, sebab pendidikan IPS memiliki fungsi
dan peran dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk memperoleh
bekal pengetahuan tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk
sosial, keterampilan menerapkan pengetahuan tersebut dan mampu
bersikap berdasarkan nilai dan norma sehingga mampu hidup
bermasyarakat.
persekolahan dianggap belum sesuai dengan harapan, bahkan beberapa
temuan penelitian dan pengamatan para ahli pendidikan memperkuat
kesimpulan bahwa pendidikan IPS di Indonesia belum maksimal karena
perwujudan nilai-nilai sosial yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS
masih belum begitu nampak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Keterampilan sosial para siswa lulusan masih memprihatinkan,
terbukti dengan partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
24
bahwa banyak penyebab yang melatarbelakangi mengapa pendidikan IPS
belum dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Faktor
penyebabnya dapat berpangkal pada kurikulum, rancangan, pelaksana,
pelaksanaan ataupun faktor-faktor pendukung pembelajaran lainnya. 41
Menurut Numan Soemantri, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan
dan agama. 42
Studies), IPS (social studies) merupakan studi yang terintegrasi dari ilmu-
ilmu sosial dan humaniora untuk mendukung komptensi seorang warga
negara. Tujuan utama social studies adalah membantu generasi muda
mengembangkan kemampuan pengetahuan dan keputusan yang rasional
sebagai warga masyarakat yang beraneka budaya, masyarakat demokratis
dalam dunia yang saling berketergantungan.
b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
a. Sistem sosial dan budaya.
b. Manusia tempat dal lingkungan.
c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
e. System Berbangsa dan Bernegara.
c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial
Proses pembelajaran Ekonomi diupayakan agar dilakukan secara
terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik
ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut
lingkungan fisik dan psikis peserta didik.
41
Rosdakarya, 2008). 42
PT Remaja Rosdakarya, 2001).
karakteristik seperti:
a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang
peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan.
b. Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan
aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah
satu sama lain.
dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d. Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek
studi, laboratorium, dan sekaligus menjadi ruang lingkup
penelaahannya.
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran
terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian
terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti, yaitu:
Perbedaan
1
MI Riyadlotul Ulum
Kunir. Hal ini
ditunjukan nilai rata-
tabel. 44
43
Uli Ulya, NIM: 11508061, Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum
Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012, Jurusan Tarbiyah
Pendidikan Guru MI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2012. 44
Abdul Rohim, NIM: 106011000047, Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Bidang Studi PAI, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
27
Hidayatullah
menggambarkan dengan jelas alur pemikiran peneliti yang berkaitan dengan
pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
di SMP Negeri 1 Jonggol.
Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan
proses npembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka ia akan
dengan cepat mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang
beberapa kegiatan. Jika kegiatan yang diminati seseorang itu akan
diperhatikan terus menerus yang disertai perasaan senang, maka ia dapat
mengembangkan minat pada sesuatu yang pada dasarnya membantu siswa
melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan dapat dipelajarinya
dengan dirinya sendiri (individu). Proses ini menunjukan kepada siswa
bagaimana pengetahuan atas kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,
melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka mereka tidak
belajar dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, bahan pelajaran yang menarik
perhatian siswa, akan lebih mudah dipahami dan diingat karena minat
menambah keinginan belajar. Oleh karena itu, minat belajar turut menentukan
45
prestasi belajar dalam mata kuliah stategi belajar mengajar (studi pada Mahasiswa Jurusan PAI
FITK UIN Jakarta), Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2005, h. 85
28
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan kondusif, maka siswa
akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Begitu
pula halnya dengan minat siswa dalam mengikuti pelajaran pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ia tidak akan timbul tanpa ada pengaruh
dari luar dirinya.
Dari penjelasan di atas, peneliti ingin memaparkan tentang pengaruh
minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Jonggol. Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS di SMP Negeri 1 Jonggol.
D. Hipotesis Penelitian
(Ha) dan hipotesa nihil (Ho).
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan
sebagai berikut:
belajar
29
Ho : Tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol.
Ha : Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol.
30
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jonggol yang beralamat
di Jl. Menan Desa Sukamaju Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Objek
yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2016-2017.
Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2016
sampai dengan bulan November 2016.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Instrumen penelitian
2 Kerangka angket &
metode penelitian akan terkait dengan cara ilmiah yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian. Sugiyono menjelaskan bahwa: “metode
31
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. 40
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif yaitu
hasil penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif
deskriptif adalah penelitian yang tugasnya menganalisis data berupa angka
yang digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada dengan tujuan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara dua
variabel sehingga mencapai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah suatu
analisis yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
C. Desain Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian regresi maka dilakukan penyebaran
angket yang diberikan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jonggol tahun
pelajaran 2016-2017. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Y = hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (variabel terikat)
40
R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2012), Cet. XV, h. 2.
Y X
Jadi,
pupolasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang akan diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jonggol tahun
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 108 orang siswa.
Tabel 3.2
Jumlah 108
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut 42
populasi 43
. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Jonggol kelas
VIII yang berjumlah 69 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
simple random sampling. “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata memperhatikan yang ada dalam populasi itu”. 44
Untuk sekedar ancer-
ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
41
Nurul Zuriah, Metode Penelitian (Sosial dan Pendidikan), (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), h.119. 44
Ibid, h. 82
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
subjeknya besar dapat diambil Antara 10-15% atau 20-25% atau 30-35% atau
lebih. 45
Berdasarkan teori tersebut, peneliti akan mengambil sebanyak 65%,
maka dapat diperoleh perhitungan sampel yaitu 65% x 108 = 69. Maka,
sampel yang digunakan dalam penelitian pengaruh minat belajar terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yaitu sebanyak 69 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
dalam proses penelitian. Data juga merupakan dasar keabsahan dan kekuatan
sebuah penelitian. Data adalah bahan mentah yang berkaitan dengan fakta.
Fakta tersebut berarti keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Teknik
pengumpulan data ini diperoleh melalui beberapa sumber dan informasi dari
responden. Sumber dan jenis data sebagai berikut:
1. Data primer
penelitian. Data primer dalam penelitian ini dapat diperoleh dari teknik
pengumpulan data yaitu kuesioner (angket) dan wawancara.
a. Kuesioner (angket)
Penulis
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup.
Angket tertutup adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan kepada responden dengan jawaban yang telah disediakan
45
Mahasatya, 2002), Cet. 12, h. 112. 46
Ibid.., h. 199.
yang telah disediakan oleh peneliti.
b. Wawancara
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang
yang diwawancarai”. 47
sejauh mana pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa.
Dalam melakukan wawancara, responden yang diambil yaitu dengan
menggunakan teknik strata sampling, yakni mengambil 6 orang
siswa kelas VIII masing-masing dari 2 siswa kelas VIII A, VIII B dan
VIII C.
penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Jonggol. Kemudian untuk
memperoleh data sekunder ini, peneliti melakukan pendataan jumlah
siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Jonggol dan dokumentasi hasil
belajar siswa berupa nilai ulangan harian pada mata pelajaran IPS.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Pengolahan data
meliputi kegiatan Editing, Codeting, Tabulasi. Dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. V, h. 126.
35
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan.
2. Codeting/Skoring
tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama.
Tabel 3.3
Kadang-kadang (K)/Ragu (R) 3
(STSS) 1
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
yang telah diberi kode atau skor sesuai dengan kebutuhan analisis. 48
G. Variabel Penelitian
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. 49
Dalam penelitian terdapat dua
(variabel terikat).
Sugiyono, op. cit., h. 60.
36
Sugiyono variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel
terikat). Variabel dependen dapat juga disebut sebagai variabel terikat.
Menurut Sugiyono variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (variabel bebas). 50
1. Definisi Konseptual
a) Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar dirinya. Minat dapat juga diartikan sebagai daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat
tercapai, yaitu mendapatkan hasil yang memuaskan.
b) Hasil belajar IPS adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu
tertentu baik penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini yang menjadi independent variabel (variabel
bebas) yaitu minat belajar (X). Minat belajar ini ditunjukan oleh rasa
ketertarikan dan partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di
sekolah. Sedangkan hasil belajar IPS (Y) sebagai dependent variabel
(variabel terikat). Hasil belajar IPS sendiri akan terlihat dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa hasil ulangan harian
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jonggol tahun pelajaran 2016-2017.
H. Instrumen Penelitian
dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
50
Instumen penelitian ini dibuat untuk
mengungkap data mengenai pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
siswa.
Likert. ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau
persepsi seseorang atau sekelompok mengenai fenomena sosial”. 52
Skala
Berikut ini tabel alternatif jawaban dan kisi-kisi instrumen angket dari
indikator variabel minat belajar dan hasil belajar siswa.
Tabel 3.4
Positif Negatif
Kadang-kadang (K)/Ragu (R) 3 3
Jarang (JR)/ tidak setuju (TS) 2 4
Tidak pernah (TP)/ Sangat tidak setuju
(STSS) 1 5
(Sumber: Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
Indikator variabel ini dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
pertanyaan atau pernyataan yang akan diberikan kepada responden. Instrumen
yang akan disusun dan dilakukan dalam penelitian mengenai ”Pengaruh
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 1 Jonggol”.
Pada instrumen penelitian minat belajar, peneliti menggunakannya
berdasarkan dimensi-dimensi minat belajar. Dimensi-dimensi minat belajar
51
Sugiyono, op. cit., h. 134.
38
dilakukan sebelumnya. 53
bawah ini:
Tabel 3.5
Variabel Indikator Sub indikator Nomor
Butir Soal Jumlah
Untuk memperkuat jawaban responden, maka peneliti akan
memperkuat dengan melakukan wawancara. Instrumen yang akan dilakukan
seperti yang dijabarkan pada tabel 3.6 di bawah ini:
53 Dede Nurlatifah, NIM: 106070002256, Pengaruh Konsep Diri terhadap Minat Menjadi
Guru Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS (FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011, h. 54
39
Butir Soal Jumlah
belajar IPS 3 1
1. Uji Validitas
aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu maka selanjutnya
dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai pendapatnya tentang
instrumen yang sebelumnya telah disusun. Setelah pengujian validitas
konstruk selesai dari para ahli, maka diteruskan uji coba instrumen. 54
Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product
moment yaitu sebagai berikut:
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 72.
40
Keterangan :
= jumlah nilai total
= jumlah hasil perkalian tiap – tiap skor asli dari x dan y
Kriteria penilaian instrumen dikatakan valid apabila lebih besar
dari pada dan sebaliknya apabila lebih kecil dari pada maka
instrumen dikatakan tidak valid. Dalam Penelitian ini, Perhitungan validitas
dibantu dengan menggunakan program Statistical Program For Social Sains
(SPSS) 20 for windows dengan maksud untuk mengukur instrumen yang
digunakan valid atau tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. 55
Uji
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.
reabel dengan menggunakan teknik alpha cronbach, bila koefisien reliabilitas
. 56
alpha cronbach yaitu sebagai berikut:
a. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus :
b. Menghitung varians total dengan rumus :
55
Syofian Siregar, op. cit., h. 90-91.
41
Keterangan :
ΣX = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
= Varian total
20 for Windows untuk perhitungan uji reliabilitas. Kriterianya adalah Jika
dari hasil perhitungan reliabilitas menghasilkan nilai berarti
instrument penelitian dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Akan tetapi apabila dari hasil perhitungan menghasilkan
nilai berarti instrumen penelitian tidak dapat dipercaya untuk
penelitian.
hipotesis yang telah diajukan.
a) Uji Normalitas
distribusi sampel yang terpilih dari distribusi populasi dalam
penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas data dengan menggunakan
statistik Kolmogrov-Smirnov. peneliti menggunakan bantuan program
SPSS 20 for Windows untuk perhitungan uji normalitas.
b) Uji Homogenitas
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. 57
Kriteria uji
penyebaran secara homogen apabila nilai r lebih kecil dari pada
tingka α yang digunakan yaitu 0,05.
Untuk melakukan analisis data, maka dilakukan uji regresi
sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2. Uji Hipotesis Penelitian
Dengan
sumbu Y
kemiringan garis.
57
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian: Dilengkapi Aplikasi Program SPSS, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), Cet.
II, h. 84. 58
2010), h. 126.
sebagai berikut :
H1 : β ≥ 0 (regresi berarti)
Uji signifikan regresi atau keberartian regresi ini
dilakukan untuk mengukur akan hubungan yang terjadi antara
variabel X dan Y dengan kriteria pengujian apabila Fhitung > F
tabel. Hal ini berarti H0 ditolak pada α = 0,05. 59
Dengan demikian,
c) Uji Linearitas Regresi
menggunakan tabel analisis varians (ANOVA) 60
. Peneliti
K. Hipotesis Statistik
Di dalam penelitian kuantitatif, untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
di SMP Negeri 1 Jonggol adalah:
1. Tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol.
2. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negrei 1 Jonggol.
59
a. Identitas Sekolah
Status Sekolah : Negeri
Bogor, 16830
Email : [email protected],
Menengah Pertama Negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah
di SMPN 1 Jonggol ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari
Kelas VII sampai Kelas IX, SMP Negeri 1 Jonggol merupakan
Koordinator Sekolah se wilayah Bogor Timur. SMP Negeri 1 Jonggol
didirikan pada tahun pelajaran 1962/1963 dengan status kelas jauh dari
SMP Negeri 3 Bogor yang saat itu dipimpin oleh Bpk. Atmawijaya dan
sekaligus sebagai kepala Pjs-nya. Sekolah ini miliki 3 ruang kelas belajar,
sehingga pada saat itu kegiatan belajar mengajar hanya dilaksanakan pada
pagi hari. Pada tahun 1971/1972 kelas jauh SMP Negeri 3 Bogor ini
pindah ke Jln. M. Bakri Desa Jonggol Kecamatan Jonggol dan secara
resmi menjadi SMP Negeri 1 Jonggol. Kemudian pada tahun 1980/1981
pindah ke Jln. Menan Sukamaju hingga sekarang.). Berada di salah satu
lereng 'perbukitan' di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, membuat
SMPN 1 Jonggol tampil bagaikan kompleks villa. Puluhan ruang kelas
bertebaran di area yang punya tiga ketinggian berbeda. Gerbang sekolah,
kantor guru, dan sebagian kelas berada di tepi jalan di bagian atas. Kelas
lain harus menuruni tangga ke bawah. Dan kelas yang lainnya lagi harus
turun tangga satu level lagi. Lahan sekolah yang miring tu sudah penuh
oleh kelas-kelas. Lahan terbuka yang tersisa hanyalah lapangan serbaguna
yang ada di depan gerbang masuk. Sebagai SMP terbaik di Jonggol,
SMPN ini dikenal sebagai sekolah yang bersih dan tertib.
SMP Negeri 1 Jonggol terbilang sekolah tua. Konon ia sudah hadir
di Desa Jonggol sejak 1962, sebagai kelas jauh dari SMP Negeri 3 Bogor.
Baru setelah pindah ke gedung baru di Jalan M Bakri, masih di Desa
Jonggol, pada 1971, nama SMPN 1 Jonggol mulai resmi dipakai. Pada
1980, sekolah ini pindah lagi menempati komplek sekolah yang sekarang,
di Jalan Menan, Desa Sukamaju. Jalan masuk ke Jalan Menan ini berada
ditepi jalan nasional yang menghubungkan Cileungsi-Jonggol-Cariu-
46
Cianjur. Selain menampung siswa resminya, saat ini SMPN 1 Jonggol juga
jadi tuan rumah bagi para siswa SMP Terbuka 1 Jonggol.
Visi SMP Negeri 1 Jonggol
Terwujudnya kualitas proses pembelajaran, membentuk insan yang
unggul, kompetitif dalam prestasi global berdasarkan iman dan taqwa.
Misi SMP Negeri 1 Jonggol
1. Meningkat kinerja, profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan.
2. Meningkaykan pelayanan prima kepada peserta didik dan masyarakat.
3. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik serta penguasaan
ilmu dan tekhnologi.
sasaran.
47
Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini ialah hasil
penyebaran angket tentang minat belajar. Dalam penelitian ini penulis
menganalisis apakah terdapat kontribusi yang dapat menghasilkan
hubungan/korelasi Antara variabel x (minat belajar) dan variabel y (hasil
belajar) sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan atau tidak Antara kedua variable tersebut.
Angket yang penulis buat adalah untuk diberikan dan diisi kepada
siswa, karena siswa secara langsung mengetahui dan sekaligus mengikuti
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara, penyebaran angket yang disebarkan kepada siswa kelas VIII
dengan mengambil sampel sebanyak 69 orang dari keseluruhan populasi
yang ada di dokumentasi untuk mendapatkan informasi tentang hasil
belajar siswa yang diperoleh dengan melihat nilai ulangan harian siswa.
Untuk mengetahui tentang pembelajaran IPS, penulis
mendeskripsikan data yang diperoleh melalui wawancara dengan siswa
dan penyebaran angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu
penyajian data yang dihasilkan dari jawaban angket dalam bentuk table.
Angket yang disebarkan kepada siswa penulis susun dengan
berisikan soal sebanyak 22 pertanyaan, yaitu mengenai minat belajar pada
bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Tabel 4.1
NO NAMA KELAS NILAI ULANGAN
HARIAN
VIII 82
VIII 78
41 Nurjanah
VIII 70
VIII 82
VIII 85
VIII 90
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu minat belajar siswa
sebagai variabel X dan hasil belajar siswa sebagai variabel Y. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan melalui data angket minat belajar terhadap
51
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jonggol dengan pertanyaan
sebanyak 22 butir dari jumlah responden sebanyak 69 orang.
Tabel berikut ini menunjukkan skor mean dan standar deviasi dari
masing-masing variabel penelitian. Skor mean adalah skor yang pada
umumnya digunakan untuk mengukur titik tengah. Mean dihasilkan dari
penjumlahan skor-skor dan membagi jumlah tersebut dengan jumlah
individu. Sedangkan standar deviasi adalah skor yang digunakan sebagai
pengukuran dari variabilitas. Standar deviasi menggunakan mean dari
distribusi sebagai titik tolak dan pengukuran mengukur jarak antara skor
dan mean. Berikut adalah skor mean dan standar deviasi tiap variabel:
Tabel 4.2
Statistik deskriptif digunakan untuk menafsirkan besar rata-rata
minat belajar dan hasil belajar. Berdasarkan tabel di atas, perolehan skor
angka dari 69 orang responden dengan data yang valid menunjukkan
bahwa:
a) Untuk variabel (X) minat belajar siswa SMP Negeri 1 Jonggol yang
memiliki minat belajar memperoleh rata-rata atau mean 90,87, dan
Standar deviasi minat belajar adalah 7,019
b) Untuk variabel (Y) adalah rata-rata atau mean 81,65 dan standar
deviasi untuk hasil belajar adalah 5,041. Dengan standar deviasi
sebesar 5,041 artinya jika dihubungan dengan rata-rata hasil belajar
sebesar 81,65, maka hasil belajar akan berkisar antara 81,65±5,041.
52
penelitian tentang minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMP
Negeri 1 Jonggol. Deskripsi data khusus dalam penelitian ini dapat
dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
a) Minat Belajar
Data minat belajar diperoleh dari skor hasil pengolahan data angket
yang telah diisi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jonggol. Berdasarkan
analisis dan deskripsi data dengan menggunakan bantuan program SPSS
20 diperoleh hasil mean sebesar 90,87; dan standar deviasi sebesar 7,019.
Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K=1+ 3,322 log 69,
hasilnya adalah 7,06 dibulatkan menjadi 8. Rentang data (105 – 74) = 31,
sedangkan panjang kelas didapat dari rentang dibagi dengan jumlah
(31/8=3,875) dibulatkan menjadi 4. Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.3
Interval Skor Frekuensi Persen % Rata-rata Minat
Belajar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor minat belajar antara 74-77 sebesar 5,7%, yang
memiliki nilai antara 78-81 sebesar 1,4%, yang memiliki nilai antara 82-85
53
sebesar 10,1%, yang memiliki nilai antara 86-89 sebesar 28,9%, yang
memiliki nilai antara 90-93 sebesar 26%, yang memiliki nilai antara 94-97
sebesar 7,2%, yang memiliki nilai antara 98-101 sebesar 14,4%, dan yang
memiliki nilai antara 102-105 sebesar 5,7%. Dari jumlah tersebut
diperoleh rata-rata (mean) adalah 90,87 dengan standar deviasi 7,019.
Median 90 dan modus 88,96 (lihat lampiran 13).
b) Hasil Belajar
Data hasil belajar diperoleh dari nilai ulangan harian siswa pada
mata pelajaran IPS. Berdasarkan analisis dan deskripsi data dengan
menggunakan bantuan program SPSS 20 diperoleh hasil mean sebesar
81,65; dan standar deviasi sebesar 5,041. Jumlah kelas interval ditentukan
dengan rumus K=1+ 3,322 log 69, hasilnya adalah 7,06 dibulatkan
menjadi 8. Rentang data (90 – 68) = 22, sedangkan panjang kelas didapat
dari rentang dibagi dengan jumlah (22/8= 2,75) dibulatkan menjadi 3.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval Skor Frekuensi Persen % Rata-rata Hasil
Belajar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor hasil belajar antara 68-70 sebesar 5,7%, yang
memiliki nilai antara 71-73 sebesar 0%, yang memiliki nilai antara 74-76
54
sebesar 4,3%, yang memiliki nilai antara 77-79 sebesar 23,1%, yang
memiliki nilai antara 80-82 sebesar 21,7%, yang memiliki nilai antara 83-
85 sebesar 26,0%, yang memiliki nilai antara 86-88 sebesar 10,1%, dan
yang memiliki nilai antara 89-91 sebesar 8,6%. Dari jumlah tersebut
diperoleh rata-rata (mean) adalah 81,65 dengan standar deviasi 5,041.
Median 81,8 dan modus 80,25 (lihat lampiran 14).
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian minat belajar yang valid dan reliabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
N = 20
NO r-hitung r-kritis Status
1 0.661 0.423 Valid
2 0.639 0.423 Valid
3 0.510 0.423 Valid
4 0.205 0.423 Drop
5 0.310 0.423 Drop
6 0.552 0.423 Valid
7 0.773 0.423 Valid
8 0.808 0.423 Valid
9 0.534 0.423 Valid
10 0.617 0.423 Valid
11 0.358 0.423 Drop
12 0.727 0.423 Valid
13 0.473 0.423 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa pada angket
variabel X (Minat Belajar) dari 25 item pernyataan terdapat 22 item yang
valid, dan 3 item yang tidak valid. Dengan demikian item pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22 item. Sedangkan reliabilitas
variabel X sebesar 0,927 > 0,6 angket dinyatakan reliabel (perhitungan uji
validitas dan reliabilitas, lampiran 8-9).
56
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel X dan Y yang
diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas distribusi
data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan alat
bantu SPSS 20 for windows. Ketentuan dalam perhitungan normalitas ini
adalah apabila taraf signifikan > 0,05 maka data tersebut normal, begitu pun
sebaliknya apabila taraf signifikan < 0,05 maka data tersebut tidak normal.
Berikut hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 20 for
windows.
57
Pada Grafik 4.1 dan 4.2 data yang telah diolah memperlihatkan
penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas. Untuk lebih menyakinkan hasil uji grafik, maka pada uji
normaliltas ini dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan uji
kolmogorof-smirnov pada α = 0,05 yang menunjukkan data tersebut normal.
Dapat digambarkan sebagai berikut:
b. Calculated from data.
normal dapat dilihat pada kolom signifikan menunjukkan angka 0,428 >
0,05 yang berarti bahwa variabel X (minat belajar) berdistribusi normal.
Sedangkan variabel Y (hasil belajar) menunjukkan angka 0,175 > 0,05.
Maka kedua variabel dikatakan normal.
2. Uji Homogenitas
populasi adalah sama atau tidak.
Tabel 4.7
Hasil Belajar
2.100 14 43 .032
Berdasarkan tabel di atas, tampak nilai sig. yang diperoleh dari hasil
perhitungan uji homogenitas lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan
yaitu 0,05 atau 0,03 < 0,05 sehingga skor-skor pada variabel hasil belajar dan
skor-skor variabel minat belajar menyebar secara homogen.
59
Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik
analisis regresi sederhana menggunakan software SPSS 20. Uji regresi ini
dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan pada Bab II.
1. Analisis Koefisien Regresi
Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis untuk mengetahui seberapa
besar atau berapa persen varians variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel
bebas. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai apakah
secara keseluruhan variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat, dengan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari
variabel bebas. Langkah pertama peneliti menganalisis adanya pengaruh
minat belajar terhadap hasil belajar siswa ataukah tidak. Peneliti melihat
besaran R Square untuk mengetahui berapa persen (%) varian variabel terikat
yang dijelaskan oleh variabel bebas. Selanjutnya untuk tabel R Square,
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Model Summary b
Square
a. Predictors: (Constant), Minat Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai R square dari variabel
minat belajar sebesar 0,368. Hal ini berarti, variabel minat belajar
memberikan kontribusi sebesar 36,8% bagi perubahan variabel hasil belajar
sedangkan 63,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.
60
seberapa banyak pengaruh dari variabel bebas. Sedangkan untuk mengetahui
signifikansi tiap variabel dilihat dari kolom Sig., jika nilai signifikansi < 0,05
maka variabel tersebut signifikan. Adapun hasil perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Coefficients a
Model Unstandardized
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Tabel coefficients digunakan untuk menggambarkan persamaan
regresi dalam mengetahui angka konstan dan uji hipotesis signifikansi
koefisien regresi.
regresi untuk perkiraan hasil belajar yang dipengaruhi oleh minat belajar
adalah: Y= 42,078 + 0,436X. Dapat dianalisis beberapa hal, antara lain:
a) Apabila seorang siswa telah memiliki minat belajar (X = 74) diperoleh
dari hasil minat terendah, maka perkiraan ia akan mendapat hasil
belajar sebesar 42,078 + 0,436 (74) = 74,342
b) Apabila seorang siswa telah memiliki minat belajar (X = 105)
diperoleh dari hasil minat tertinggi, maka perkiraan ia akan mendapat
hasil belajar sebesar 42,078 + 0,436 (105) = 87,858
61
ANOVA a
Residual 1092.306 67 16.303
Bagian ini menunjukkan besarnya angka probabilitas atau signifikansi
pada perhitungan Anova akan digunakan uji kelayakan model regresi dengan
ketentuan angka probabilitas yang baik untuk digunakan sebagai model
regresi harus lebih kecil dari α = 0,05. Berdasarkan tabel anova, diperoleh
nillai Fhitung sebesar 38,971 dan Ftabel sebesar 4,00. Dengan tingkat
signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000. Karena taraf signifikansi
0,000 < 0,05 maka persamaan regresi yang dipergunakan dapat diterapkan
dalam analisis data. Hal ini berarti bahwa variabel minat belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
a) Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol
Ha : Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Jonggol
Kriteria Uji:
62
b) α = 0,05, dengan derajat kebebasan yang digunakan adalah (db) =
69-2, ttabel = (0,05;67) = 1,996
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Daerah Penerimaan H0 Daerah Penerimaan Ha
6,243
c) Menentukan Keputusan Uji Statistik Untuk Koefisien Regresi
Dari perhitungan serta gambar diatas dapat diketahui bahwa t
hitung (6,243) lebih besar dari pada ttabel (1,996) dengan taraf signifikan
0,05 jatuh atau berada di daerah penerimaan Ha (untuk uji pihak kanan)
maka dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
Jadi hipotesis yang diajukan peneliti pada Bab II diterima, yaitu
“Terdapat Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Negeri 1 Jonggol”.
3. Hasil Wawancara
dilakukan setelah penyebaran angket kepada siswa. Siswa yang peneliti
wawancarai sebanyak 6 orang. Dari beberapa jawaban siswa dapat
disimpulkan berdasarkan pedoman wawancara, yaitu:
63
kelas. Biasanya siswa menyukai guru yang menerapkan model
pemebelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Sehingga hal
ini juga dapat menumbhkan minat belajar siswa.
b) Dari 6 orang siswa yang peneliti wawancarai, bahwasannya mereka
memiliki minat belajar dan ketertarikan yang cukup baik pada mata
pelajaran IPS. Karena muatan mata pelajaran IPS yang dianggap
menarik, beragam dan tidak membosankan. Banyak sekali
pengetahuan baik dari aspek sejarah, ekonomi, sosial dan budaya yang
bisa mereka dapatkan dengan mengikuti mata pelajaran IPS di
sekolah.
c) Dari