keaktifan siswa, minat siswa, dan hasil … · i keaktifan siswa, minat siswa, dan hasil belajar...
TRANSCRIPT
i
KEAKTIFAN SISWA, MINAT SISWA, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PENERAPAN TEORI BELAJAR AUSUBEL DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS XA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN
2016/2017 DENGAN POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Gerardus Wibisono
NIM: 131414015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang, sebab Aku
ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau, Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
(Yesaya 41:10)
Skripsi ini saya persembahan untuk Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, kedua
orang tua dan saudara, keluarga dan sahabat, teman-teman, dan almamater tercinta
yaitu Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Gerardus Wibisono. 131414015. 2017. “Keaktifan Siswa, Minat Siswa, dan
Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Teori Belajar Ausubel dalam
Pembelajaran Matematika Kelas XA SMA Santo Mikael Sleman Tahun
Ajaran 2016/2017 dengan Pokok Bahasan Logika Matematika.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keterlaksanaan pembelajaran
yang menerapkan teori belajar Ausubel, (2) keaktifan siswa (3) minat siswa (4)
hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Santo
Mikael Sleman tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari
16 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Data yang diperlukan ialah data keterlaksanaan pembelajaran yang
menerapkan teori belajar Ausubel diperoleh dari pengamatan atau observasi
dengan menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran pada
setiap pertemuan yang dianalisis berdasarkan kriteria keterlaksanaan
pembelajaran. Data keaktifan siswa dan minat siswa diperoleh dari pengamatan
atau observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keaktifan siswa dan
lembar pengamatan minat siswa yang dianalisis berdasarkan aspek-aspek
keaktifan dan minat sehingga diperoleh total siswa yang aktif dan total siswa yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Data minat siswa terhadap pembelajaran
yang menerapkan teori belajar Ausubel diperoleh dari siswa yang mengisi angket
minat siswa yang dianalisis berdasarkan kriteria skor minat siswa. Data hasil
belajar Ausubel diperoleh dari pre-test dan post-test yang kemudian dilihat
berdasarkan kriteria ketuntasan hasil belajar.
Hasil ini menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan pembelajaran yang
menerapkan teori belajar Ausubel secara rata-rata tergolong baik dengan
persentase 72,06%; (2) persentase total siswa yang aktif dalam diskusi kelas
adalah 38,98% atau tergolong rendah. Sedangkan presentase total siswa yang aktif
dalam diskusi kelompok adalah 49,63% atau tergolong cukup aktif; (3) presentase
total siswa yang terlibat dalam diskusi kelompok adalah 80,4% atau tergolong
sangat tinggi berminat. Sedangkan minat siswa terhadap pembelajaran yang
menerapkan teori belajar Ausubel berdasarkan angket minat diperoleh persentase
siswa yang berminat yaitu 95,45% dan siswa yang cukup berminat yaitu 4,55%;
(4) hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata pre-test yaitu 58,125 dan post-test
yaitu 62,57 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70 yang
ditetapkan sekolah. Dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada pre-
test sama dengan pada post-test yaitu 8 siswa atau 36,36%. Menurut seorang
siswa yang cukup berminat bahwa hasil belajar siswa tersebut setelah
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel mengalami sedikit
peningkatan dari sebelumnya walaupun hasil belajar tersebut belum maksimal.
Sedangkan menurut dua siswa yang berminat bahwa hasil belajar siswa tersebut
mengalami peningkatan dan hasil belajar tersebut sudah sangat baik.
Kata kunci: penerapan teori belajar Ausubel, keaktifan, minat, dan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Gerardus Wibisono. 2017. Student Activity, Interest, and Learning Results
on Application Ausubel Learning Theory in Learning Mathematics Class XA
Santo Mikael Sleman Senior High School at the Academic Years of
2016/2017 with the Subject of Mathematical Logic.
This research aimed to find out: 1) the implementation of learning that
applies Ausubel learning theory; 2) students activity; 3) students interest; 4) the
students results of learning. The subjects of this research were 22 students of class
XA Santo Mikael Sleman senior high school at the academic years of 2016/2017.
The type of this research was descriptive qualitative and descriptive quantitative.
The required data were data of learning implementation of Ausubel is
learning theory which was derived from observation by using observation sheet of
learning implementation at each meeting which was analyzed based on learning
implementation criteria. The data of students activity and interest were obtained
through observation by using students activity and interest observation sheets
which were analyzed based on the activeness and interest aspects so that the total
number of active students and involved students in learning activity were
obtained. The data of students interest on learning were obtained from students
who filled the questionnaires of students interest which were analyzed based on
the criterion of student interest score. Ausubel learning result data were obtained
from pre-test and post-test which then seen based on the criteria mastery results of
learning.
The research showed that (1) The implementation of Ausubel learning
theory on average was quite good with the percentage of 72.06%; (2) the
percentage of total active students in class discussion was 38.98% or it was low.
While the percentage of total active students in group discussion was 49.63% or
quite active; (3) the total percentage of students who were involved in the group
discussion was 80.4% or very high in interest. Students interest towards learning
which applied Ausubel learning theory based on interest questionnaires showed
that 95,45% students were interested and 4,55% students were interested enough;
(4) students learning results showed from pre-test score which was 58,12% and
post-test which was 62.57% had not reached minimum exhaustiveness criterion
(KKM) which is 70. The number of students who achieve the KKM in the pre-test
was equal to the post-test which were 8 students or 36.36%. According to a
student who is interested enough that student learning outcomes after learning that
apply Ausubel learning theory has slightly increased from before although the
learning result is not maximized. Meanwhile, according to two students who are
interested that the students' learning outcomes have increased and the learning
outcome is very good.
Keywords: application of Ausubel learning theory, activity, interest, and learning
result.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Keaktifan Siswa, Minat Siswa, dan Hasil Belajar Siswa
pada Penerapan Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran Matematika Kelas XA
SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2016/2017 dengan Pokok Bahasan
Logika” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari
bahwa selama proses penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematikan
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.
4. Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan dosen pembimbing akademik.
5. Febi Sanjaya, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu, memberikan semangat, memberikan pengarahan dan
sumbangan pemikirannya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku validator instrumen-instrumen yang
digunakan untuk penelitian ini.
7. M. Sri Purwantoro, S.Pd., selaku Kepala SMA Santo Mikael Sleman yang
telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Drs. Petrus Sarjana, S.Pd., selaku guru matematika kelas XA SMA Santo
Mikael Sleman yang telah bersedia membantu selama penulis melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Siswa-siswi kelas XA SMA Santo Mikael Sleman yang telah terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan berbagai hal yang penulis butuhkan dalam
penelitian ini.
10. Segenap dosen Progam Studi Pendidikan Matematika dan seluruh staf
Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam.
11. Kedua orangtuaku Mamah Seltina dan Papah Yosep Artono, Eyangti
Taryono, saudaraku mas Yudis dan Iko yang di Palangka Raya, serta keluarga
besarku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas doa,
semangat dan materil yang diberikan selama ini.
12. Emiliana yang banyak membantu dan memotivasi.
13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika 2013 yang tiada hentinya
memberikan bantuan dan motivasi.
14. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun agar kekurangan pada skripsi ini dapat diperbaiki. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Gerardus Wibisono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................................... v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
E. Penjelasan Istilah .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 10
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................................... 10
B. Teori Belajar Ausubel ....................................................................... 14
1. Pengertian Teori Belajar ............................................................ 14
2. Belajar Menurut Ausubel ........................................................... 15
3. Belajar Bermakna ...................................................................... 16
4. Jenis-Jenis Belajar Ausubel ....................................................... 16
5. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Ausubel ....................................... 17
6. Metode Pembelajaran dalam Teori Belajar Bermakna Ausubel . 20
7. Implikasi Teori Belajar Bermakna Menurut Ausubel ................ 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Keaktifan Siswa ................................................................................ 22
D. Minat Siswa ...................................................................................... 23
E. Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 23
F. Logika Matematika ........................................................................... 24
G. Materi ................................................................................................ 24
H. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 29
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 29
B. Subyek Penelitian .............................................................................. 30
C. Obyek Penelitian ............................................................................... 30
D. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 30
E. Bentuk Data ...................................................................................... 30
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 32
G. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 46
I. Prosedur Penelitian ........................................................................... 51
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL ANALISIS DATA, DAN
PEMBAHASAN ............................................................................. 54
A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ...................................................... 54
B. Hasil Analisis Data ........................................................................... 63
C. Pembahasan Data .............................................................................. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 104
A. Kesimpulan ....................................................................................... 104
B. Saran ................................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 108
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ............................................... 35
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................................. 37
Tabel 3.3 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran ............................................ 38
Tabel 3.4 Lembar Keaktifan Siswa (diskusi kelas) ......................................... 40
Tabel 3.5 Lembar Keaktifan Siswa (diskusi kelompok) ................................. 40
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa ...................................... 42
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Minat Siswa ......................................................... 44
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Pre-test ..................................................................... 45
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Post-test .................................................................... 45
Tabel 3.10 Kisi-kisi Wawancara Minat Siswa ................................................ 46
Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Keterlaksanaan Pembelajaran ........................ 47
Tabel 3.12 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran .......................................... 48
Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Minat / Keaktifan Siswa ..................................... 48
Tabel 3.14 Penskoran Angket Minat Siswa .................................................... 49
Tabel 3.15 Kriteria Angket Minat Siswa ........................................................ 50
Tabel 3.16 Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 51
Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ...................................... 64
Tabel 4.2 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan Pertama . 65
Tabel 4.3 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan Kedua .... 65
Tabel 4.4 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan Ketiga .... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 4.5 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama
......................................................................................................... 67
Tabel 4.6 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua
......................................................................................................... 67
Tabel 4.7 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Ketiga
......................................................................................................... 68
Tabel 4.8 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama
......................................................................................................... 68
Tabel 4.9 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua
....................................................................................................... 69
Tabel 4.10 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Ketiga
....................................................................................................... 69
Tabel 4.11 Daftar Nilai Siswa ......................................................................... 70
Tabel 4.12 Skor Angket Minat ........................................................................ 71
Tabel 4.13 Persentase Siswa yang Terlibat pada Setiap Indikator dalam Diskusi
Kelompok ................................................................................... 75
Tabel 4.14 Persentase Jumlah Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelompok ...... 81
Tabel 4.15 Persentase Total Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelompok ......... 81
Tabel 4.16 Persentase Jumlah Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelas .............. 88
Tabel 4.17 Persentase Total Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelas ................. 89
Tabel 4.18 Hasil Nilai Pre-test ....................................................................... 95
Tabel 4.19 Hasil Nilai Post-test ...................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.20 Kriteria Minat Siswa Terhadap Penerapan Teori Belajar Ausubel
......................................................................................................... 99
Tabel 4.21 Presentase Kriteria Minat Siswa Terhadap Penerapan Teori Belajar
Ausubel ........................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi ................................... 110
Lampiran A2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................... 111
LAMPIRAN B
Lampiran B1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 112
Lampiran B2 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelompok
.......................................................................................................................... 121
Lampiran B3 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelas ...... 122
Lampiran B4 Lembar Pengamatan Minat Siswa pada Diskusi Kelompok ..... 123
Lampiran B5 Lembar Angket Minat Siswa .................................................... 125
Lampiran B6 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran ...................................... 127
Lampiran B7 Lembar Wawancara Siswa ........................................................ 129
Lampiran B8 Soal Pre-test .............................................................................. 130
Lampiran B9 Kunci Jawaban Soal Pre-test .................................................... 132
Lampiran B10 Soal Post-test .......................................................................... 134
Lampiran B11 Kunci Jawaban Soal Post-test ................................................. 135
Lampiran B12 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Pertama .................... 137
Lampiran B13 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Kedua ....................... 138
Lampiran B14 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Ketiga ....................... 139
LAMPIRAN C
Lampiran C1 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelompok .. 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran C2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelas .......... 143
Lampiran C3 Hasil Pengamatan Minat Siswa saat Diskusi Kelompok .......... 145
Lampiran C4 Transkip Wawancara Guru ....................................................... 148
Lampiran C5 Transkip Wawancara Siswa ...................................................... 150
LAMPIRAN D
Lampiran D1 Hasil Pre-test Siswa 03 ............................................................ 156
Lampiran D2 Hasil Post-test Siswa 03 ........................................................... 158
Lampiran D3 Hasil Pre-test Siswa 10 ............................................................. 161
Lampiran D4 Hasil Post-test Siswa 10 ........................................................... 163
Lampiran D5 Hasil Pre-test Siswa 19 ............................................................. 165
Lampiran D6 Hasil Post-test Siswa 19 ........................................................... 167
Lampiran D7 Hasil Angket Minat Siswa ........................................................ 170
Lampiran D8 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa saat Diskusi Kelompok pada
Pertemuan Ketiga ............................................................................................ 179
Lampiran D9 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa saat Diskusi Kelas pada
Pertemuan Pertama .......................................................................................... 185
Lampiran D10 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran .................. 186
Lampiran D11 Hasil Pengamatan Minat Siswa saat Diskusi Kelompok pada
Pertemuan Pertama .......................................................................................... 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang dianggap
membosankan dan sulit oleh sebagian siswa sehingga mengakibatkan minat
untuk belajar matematika sebagian siswa tersebut rendah dan nilai-nilai
matematika yang diperoleh juga rendah. Oleh karena itu, perlu strategi-
strategi khusus untuk mempelajari matematika di sekolah.
Banyak siswa harus mengikuti jam pelajaran tambahan atau
bimbingan belajar diluar sekolah agar dapat membantu siswa dalam belajar
matematika. Di dalam kelas, masalah besar yang dihadapi guru adalah
melaksanakan pembelajaran matematika yang menarik agar siswa berminat
untuk belajar matematika. Selain itu tugas guru di dalam kelas ialah membuat
siswa tidak lagi menganggap matematika itu membosankan dan sulit.
Berhasil atau tidaknya seorang siswa belajar matematika dibangku
sekolah tentunya ada kaitannya dengan metode belajar yang dilaksanakan
guru di kelas saat pembelajaran matematika dan minat belajar masing-masing
siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Hurlock (2005:114)
menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Minat memberi dorongan
pada anak untuk berusaha lebih keras. Salah satu contoh usaha yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik ialah dengan
terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas.
Saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan di sekolah, peneliti menemukan
bahwa metode belajar matematika yang dilakukan guru masih dominan
dengan metode ceramah dan penugasan kepada siswa-siswa dengan hanya
mengerjakan soal-soal yang diberikan atau mengerjakan soal-soal dibuku
pegangan siswa tanpa siswa terlibat dan aktif dalam pembelajaran. Terlihat di
kelas bahwa metode tersebut hanya membuat siswa bosan dan terlihat juga
sebagian siswa mengikuti pembelajaran di kelas tidak dengan sungguh-
sungguh. Sebagai contoh sebagian siswa membuat gaduh kelas bahkan ada
siswa malah tidur di kelas. Hal ini membuat pembelajaran di kelas tersebut
tidak dimaknai oleh siswa.
Pengalaman PPL ini didukung dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika yang
bersangkutan, minat belajar siswa terhadap matematika masih kurang karena
masih banyak siswa memiliki kemampuan rendah dalam belajar matematika
sehingga siswa masih lambat untuk memahami materi yang diberikan guru.
Hal ini disebabkan juga siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan serius
atau tidak terlibat pada setiap proses pembelajaran matematika di kelas.
Selain itu, dalam proses pembelajaran matematika di kelas, guru
hanya menerapkan metode belajar menjelaskan dan memberikan soal-soal
kepada siswa. Siswa-siswa hanya diberi kesempatan untuk mencatat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menyelesaikan soal-soal yang diberikan, dan diberi kesempatan untuk
bertanya apabila ada yang belum jelas. Tetapi dengan metode belajar ini,
siswa lambat untuk memahami materi. Guru sering kembali mengulangi
penjelasan materi kepada siswa yang belum paham materi. Dalam
keseluruhan proses pembelajaran matematika di kelas, siswa terlihat hanya
menerima semua apa yang diajarkan oleh guru. Sehingga guru lebih dominan
aktif mengajar di kelas dibandingkan dengan siswa yang seharusnya lebih
aktif dari guru. Dengan metode belajar yang diterapkan guru dalam
pembelajaran matematika di kelas, didapatkan bahwa persentase ketuntasan
matematika sebelum ulangan akhir semester siswa-siswa kelas XA SMA
Santo Mikael semester 1 tahun ajaran 2016/2017 dengan KKM 70 sebesar
60%.
Mencermati uraian persoalan di atas, peneliti melihat peluang untuk
menyelesaikan masalah teresebut dengan menggunakan teori belajar Ausubel.
Inti dari teori belajar Ausubel adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel, belajar
bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Tujuan
siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Siswa yang akan
belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna dan harus memiliki minat
serta kesiapan untuk belajar bermakna, sehingga dalam pembelajaran siswa
diarahkan untuk terlibat dan aktif dalam setiap kegiatan belajar yang terjadi di
kelas. Siswa juga diajar bagaimana informasi-informasi baru yang ia peroleh
dapat dikomunikasikan kepada siswa lain pada saat kegiatan diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Selanjutnya siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru tersebut
pada pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga terjadi belajar bermakna.
Belajar bermakna tersebut membantu siswa untuk lebih lama mengingat
informasi baru yang telah ia peroleh dan mempermudah proses belajar
selanjutnya. Selain itu dengan adanya metode diskusi dapat membantu siswa
lebih aktif, percaya diri, berani, dan dapat membantu siswa belajar
berinteraksi dengan siswa lainnya.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik
untuk membuat suatu penelitian yang berhubungan dengan metode belajar di
kelas dengan judul “Keaktifan Siswa, Minat Siswa, dan Hasil Belajar Siswa
Pada Penerapan Teori Belajar Ausubel Dalam Pembelajaran Matematika
Kelas XA SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2016/2017 dengan
Pokok Bahasan Logika Matematika”.
Sedangkan logika adalah ilmu yang mempelajari dan merumuskan
secara sistematis kaidah-kaidah yang mengatur bagaimana manusia bernalar
secara betul (secara sah atau secara valid). Sehingga dalam pembelajaran
logika matematika dibutuhkan suatu penalaran yang betul dan suatu belajar
bermakna. Karena, ketika siswa melakukan penalaran untuk mengambil suatu
kesimpulan dari masalah tertentu, maka belajar yang bermakna akan
mendukung suatu penalaran tersebut. Saat siswa melakukan penalaran
tersebut, informasi yang baru diterima itu akan dikaitkan dengan struktur
kognitif siswa itu, atau dengan kata lain informasi yang baru tersebut akan
dikaitkan dengan informasi-informasi yang sudah siswa miliki dan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memaknai penalaran yang dilakukan tersebut dengan menarik kesimpulan
dari informasi yang baru itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan penerapan teori belajar Ausubel di kelas XA
SMA Santo Mikael Sleman dalam pembelajaran matematika pada pokok
bahasan logika matematika?
2. Bagaimana keaktifan siswa kelas XA SMA Santo Mikael Sleman dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan logika matematika dengan
menerapkan teori belajar Ausubel?
3. Bagaimana minat siswa kelas XA SMA Santo Mikael Sleman dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan logika matematika dengan
menerapkan teori belajar Ausubel?
4. Bagaimana hasil belajar siswa SMA Santo Mikael Sleman dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan logika matematika dengan
menerapkan teori belajar Ausubel?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Peneliti ingin mengetahui berapa persentase keterlaksanaan penerapan
teori belajar Ausubel di kelas XA SMA Santo Mikael Sleman dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan logika matematika.
2. Peneliti ingin mengetahui bagaimana keaktifan siswa kelas XA SMA
Santo Mikael Sleman dalam pembelajaran matematika pada pokok
bahasan logika matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel.
3. Peneliti ingin mengetahui bagaimana minat siswa kelas XA SMA Santo
Mikael Sleman dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan
logika matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel.
4. Peneliti ingin mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas XA SMA
Santo Mikael Sleman dalam pembelajaran matematika pada pokok
bahasan logika matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel.
D. Pembatasan Masalah
Peneliti menyadari adanya keterbatasan yang dimiliki seperti waktu,
tenaga, biaya, dan kemampuan dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian
ini dikaji terbatas pada hal-hal yang melihat keaktifan, minat, dan hasil
belajar siswa pada penerapan teori belajar Ausubel berlangsung saat
pembelajaran matematika dengan pokok bahasan logka matematika.
E. Penjelasan Istilah
Peneliti ingin memberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan tafsiran istilah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
isitilah pada judul dan rumusan masalah. Batasan-batasan istilah tersebut,
yaitu:
1. Teori Belajar Ausubel
Teori belajar Ausubel adalah proses belajar yang menekankan pada
belajar yang bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
2. Keaktifan Siswa
Dalam hal ini yang dimaksud keaktifan yaitu siswa mengikuti
setiap proses pembelajaran dengan sungguh-sunguh dan terlibat
langsung, misalnya siswa memberikan pendapat kepada teman-teman
kelompoknya ataupun memberikan pendapat di kelas.
3. Minat Belajar Siswa
Dalam hal ini yang dimaksud minat belajar siswa yaitu perasaan
senang siswa saat pembelajaran berlangsung. Biasanya perasaan senang
tersebut terlihat dari perbuatan dan tingkah laku siswa di kelas. Misalnya,
siswa antusias dalam berdiskusi kelompok dan mau mengerjakan LKS
dengan sungguh-sungguh.
4. Hasil Belajar Siswa
Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar siswa yaitu lebih ke
ranah kognitif. Jadi, hasil belajar siswa dalam penelitian ini akan dilihat
dari nilai pre-test dan nilai post-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Logika Matematika
Dalam hal ini materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
materi matematika tentang pokok bahasan logika matematika dengan sub
bab yang lebih khusus yaitu ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan
kontingensi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian di SMA Santo Mikael Sleman ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan
mengenai metode belajar yang tepat digunakan dalam pembelajaran di
sekolah sehingga proses pembelajaran di kelas menjadi aktif, minat
dalam belajar, dan prestasi belajar siswa akan meningkat.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi guru dalam
menerapkan teori belajar ataupun metode belajar yang menarik dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, hasil penelitian ini dapat juga sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini siswa diharapkan dapat aktif dalam setiap
pelajaran, minat dalam mengikuti pelajaran khususnya pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
matematika, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
siswa diharapkan dapat selalu memaknai setiap proses belajar.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman. Sehingga dikemudian hari kelak menjadi guru, peneliti
dapat menggunakan penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Beberapa pengertian Belajar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan beberapa tokoh yaitu:
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
b. Menurut Hilgard (dalam Dahar, 2011:9), belajar adalah suatu proses
dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon
terhadap suatu situasi.
c. Menurut Divesta dan Thompson (dalam Sukmadinata, 2004:76),
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman.
d. Menurut Gagne (dalam Dahar, 2011:9), belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
e. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyuno dan Hariyanto,
2011:9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
ketrampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk,
dimodifikasi, dan berkembang disebabkan oleh belajar. Karena itu
seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu
menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu memang dapat diamati dan
berlaku dalam waktu relatif lama. Kegiatan dan dan usaha untuk
mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar,
sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.
Dengan demikian belajar akan menyangkut proses belajar dan hasil
belajar.
Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan pandangan-pandangan di
atas, bahwa belajar merupakan suatu proses seseorang untuk
menghasikan perubahan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi
perubahan dalam pengetauan atau ilmu, keterampilan, kebiasaan, sikap
atau tingkah laku, dan perubahan dalam kepribadian.
2. Pengertian Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dari
pembelajaran adalah suatu proses, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Menurut Mohamad Surya (2004:7), Pembelajaran adalah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran
diatas adalah:
a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip
ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu
adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Seseorang
yang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya.
Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Perubahan yang disadari, artinya individu melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuannya telah
bertambah, dan ketrampilannya telah bertambah, ia lebih yakin
terhadap dirinya, dan sebagainya.
2) Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan), artinya
suatu perubahan yang telah terjadi, menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku yang lain.
3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang
telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat
bagi individu yang bersangkutan.
4) Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya
pertambahan perubahan dalam diri individu. Perubahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan
keadaan sebelumnya.
5) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas individu.
Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil
pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan
tahapan-tahapan perkembangannya.
6) Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan
yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara
kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu.
7) Perubahaan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu
terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses
pembelajaran, semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu
tujuan tertentu.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan
perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek
perilaku. Aspek perilaku tersebut meliputi aspek perilaku kognitif,
afektif, dan aspek perilaku motorik.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung
makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang
berkesinambungan. Didalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-
tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pembelajaran tidak dapat dilepaskan dengan interaksi individu
dengan lingkungannya. Sehingga selama proses pembelajaran itu
berlangsung, individu akan senantiasa berada dalam berbagai
aktivitas yang tidak terlepas dari lingkungannya. Dengan demikian,
suatu pembelajaran yang efektif adalah apabila siswa-siswa
melakukan perilaku secara aktif.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong
dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung
makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi karena adanya
kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin
dicapai.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan
tertentu. Pembelajaran merupan bentuk interaksi individu dengan
lingkungannya, sehingga banyak memberikan pengalaman dari
situasi nyata.
B. Teori Belajar Ausubel
1. Pengertian Teori Belajar
Belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga
terjadi perubahan tingkah laku yang relatif lama atau tetap. Kegiatan
yang dimaksud itu dapat diamati dengan adanya interaksi antara individu
dengan lingkunganya. Sedangkan teori merupakan prinsip umum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan
fenomena.
Dari pengertian belajar dan teori yang dikemukakan di atas,
secara sederhana dapat dikatakan, teori belajar menyatakan hukum-
hukum atau prinsip-prinsip umum untuk melukiskan kondisi terjadinya
belajar.
Teori belajar ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan
bahan pelajaran kepada siswa. Dengan memahami teori belajar, pengajar
akan memahami proses terjadinya belajar manusia. Manfaat teori belajar
selanjutnya adalah bahwa teori belajar itu dapat merupakan sumber
hipotesis, kunci, dan konsep-konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif
dalam mengajarnya.
2. Belajar Menurut Ausubel
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 2011:94), belajar dapat
diklasifikasikan kedalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan
pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Sedangkan dimensi
kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta,
konsep, dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat
dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk belajar penerimaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyajikan informasi itu dalam bentuk final ataupun dalam bentuk
belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri
sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan.
Pada tingkat kedua dalam belajar, siswa menghubungkan atau
mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep atau lainnya)
yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan
tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-mencoba menghafalkan
informasi baru itu tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang
telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
3. Belajar Bermakna
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna.
Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang.
4. Jenis-jenis Belajar Ausubel
Berdasarkan pada pandangannya mengenai teori belajar
bermakna, maka Ausubel mencetuskan empat tipe belajar, yaitu:
a. Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan
pengetahuan yang telah dimiliknya dengan materi pelajaran yang
dipelajari itu. Atau sebaliknya, siswa terlebih dahulu menemukan
pengetahuannya dari apa yang telah ia pelajari kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pengetahuan baru tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang
sudah ada.
b. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang
dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan
pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
c. Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, yaitu materi
pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa
sampai bentuk terakhir, kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh
dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki.
d. Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pe
pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa
sampai bentuk terakhir, kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh
dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang telah
ia miliki.
5. Prinsip-prinsip Teori Belajar Ausubel
Pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Ausubel akan
menghasilkan pembelajaran yang efektif memenuhi prasyarat, yaitu:
a. Materi yang akan dipelajari melaksanakan belajar bermakna secara
potensial.
b. Anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna.
Berdasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, maka
Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Pengatur lanjut (advance organizer).
Menurut Ausubel (dalam Dahar 2011:101-102),
memperkenalkan konsep pengatur lanjut dalam teorinya. Pengatur
lanjut mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari
dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang
berhubungan, yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan
pengetahuan baru. Suatu pengaturan lanjut dapat dianggap semacam
pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.
Pengatur lanjut atau bahan pengait dapat digunakan guru
dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang
lebih tinggi maknanya. Penggunaan pengaturan lanjut yang tepat
dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam materi, terutama
materi mata pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur.
b. Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi
pengembangan dan elaborasi konsep-konsep yang tersubsumsi.
Menurut Ausubel (dalam Dahar 2011:101), pengembangan konsep
berlangsung paling baik jika unsur-unsur yang paling umum, paling
inklusif suatu konsep diperkenalkan terlebih dahulu, kemudian baru
diberikan hal-hal yang lebih mendetail dan lebih khusus dari konsep
itu. Dengan kata lain, model belajar menurut Ausubel pada
umumnya berlangsung dari umum ke khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dengan menggunakan strategi ini, guru mengajarkan konsep-
konsep yang paling inklusif dahulu, kemudian konsep-konsep yang
kurang inklusif, dan setelah itu baru mengajarkan hal-hal yang
khusus, seperti contoh-contoh setiap konsep. Proses penyusunan
konsep semacam ini disebut diferensiasi progresif dan merupakan
salah satu dari sekian banyak macam urutan belajar, dikatakan juga
bahwa konsep-konsep itu disusun secara hierarki.
c. Belajar Superordinat
Selama informasi diterima dan diasosiasikan dengan konsep
dalam struktur kognitif (subsumsi), konsep itu tumbuh atau
mengalami diferensiasi. Proses subsumsi ini dapat berlangsung
hingga pada suatu saat ditemukan hal yang baru.
Belajar superordinat terjadi bila konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur suatu konsep
yang lebih luas dan lebih inklusif.
d. Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi
kenyataan bahwa dua atau lebih konsep digunakan untuk
menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang sama diterapkan
pada lebih satu konsep.
Untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif ini,
Ausubel menyarankan suatu prinsip lain, yang dikenal dengan
prinsip penyesuaian integratif. Menurut Ausubel (dalam Dahar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2011:103), dalam mengajar bukan hanya urutan menurut diferensiasi
progresif yang diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan
bagaimana konsep-konsep baru dihubungkan pada konsep-konsep
superordinat.
Untuk mencapai penyesuaian integratif, materi pelajaran
hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah
selama informasi disajikan.
Menurut Ausubel, siswa tidak selalu mengetahui apa yang
penting atau relevan untuk dirinya sendiri, sehingga mereka
memerlukan motivasi eksternal untuk melakukan kerja kognitif
dalam mempelajari apa yang telah diajarkan di sekolah. Ausubel
menggambarkan model pembelajaran ini dengan nama belajar
penangkapan.
6. Metode Pembelajaran dalam Teori Belajar Bermakna Ausubel
Metode pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar
bermakna Ausubel adalah metode Diskusi. Metode diskusi merupakan
salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan pengguna
metode diskusi adalah untuk memotivasi dengan memberi stimulasi
kepada peserta didik agar berpikir dengan renungan yang dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
7. Implikasi Teori Belajar Bermakna Menurut Ausubel
Implikasi teori belajar menurut Ausubel adalah:
a. Guru menjelaskan tujuan pengajarannya.
b. Guru menyajikan organizers, yang meliputi identifikasi, atribut-
atribut tertentu dan lain sebagainya.
c. Guru memberikan contoh materi.
d. Guru menunjukkan hubungan, dan mengulang.
e. Guru membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman
peserta didik yang relevan.
f. Menyajikan bahan.
g. Mempertahankan perhatian.
h. Membuat organisasi secara eksplisit.
i. Menyusun urutan bahan belajar secara logis. Penyajian bahan belajar
bisa dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, film, percobaan, atau
membaca. Selama presentasi bahan belajar kepada peserta didik
perlu dibuat secara eksplisit sehingga mereka memiliki suatu
pengertian secara keseluruhan tentang tujuan dan dapat melihat
urutan logis tentang bahan dan bagaimana organisasi bahan itu
berkaitan dengan advanced organizers.
j. Meminta peserta didik untuk menjelaskan bagaimana hubungan
antara bahan baru itu dengan organizers.
k. Meminta peserta didik membuat contoh-contoh lain tentang konsep
atau proposisi dalam bahan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
l. Meminta peserta didik mengemukakan secara verbal esensi bahan,
dengan menggunakan kalimat dan kerangka pikirannya sendiri.
m. Meminta peserta didik membahas bahan menurut sudut pandangnya
sendiri.
C. Keaktifan Siswa
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, aktif mendapat awalan ke- dan –
an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau
kesibukan. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah yang menunjang
keberhasilan belajar siswa.
Keaktifan siswa ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat
dilihat dari:
1. Siswa bersedia mengeluarkan pendapatnya ketika diskusi dalam
kelompok kecil maupun dalam kelompok besar tanpa ditunjuk oleh guru
atau tanpa paksaan dari teman.
2. Siswa bersedia mengerjakan LKS yang sudah diberikan.
3. Siswa bersedia memberikan tanggapan dari pendapat orang lain secara
sukarela.
4. Siswa bersedia memaparkan atau mempresentasikan hasil diskusinya
kepada teman-teman yang lainnya.
Jika siswa melakukan hal-hal seperti yang dituliskan dalam
pengukuran keaktifan siswa maka siswa dikatakan aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
D. Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2008:136). Jika seorang siswa
menaruh minat besar pada matematika, maka dia akan memusatkan
perhatiannya ke matematika. Dengan pemusatan perhatian ke matematika,
maka siswa tersebut akan dengan giat belajar matematika. Dengan adanya
minat belajar matematika yang tinggi akan berhubungan erat dengan prestasi
belajar siswa, yaitu prestasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika akan
meningkat. Dengan kata lain minat siswa berbanding lurus dengan prestasi
belajar siswa. Dalam arti lain, jika seorang siswa memiliki minat belajar
matematika, maka siswa tersebut akan dengan senang hati melakukan hal-hal
khusus yang bersifat positif dalam belajar matematika.
E. Hasil Belajar Siswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil berarti sesuatu yang
diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989:22). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah usaha yang dilakukan siswa untuk memiliki kemampuan-
kemampuan atau pengetahuan tertentu setelah ia mengalami peristiwa belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat hasil belajar siswa dari
ranah kognitif siswa. Jadi, hasil belajar pada materi ekuivalensi, tautologi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kontradiksi, dan kontingensi ditunjukkan dari nilai-nilai keseluruhan dari pre-
test dan post-test.
F. Logika Matematika
Logika pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari dan merumuskan
secara sistematis kaidah-kaidah yang mengatur bagaimana manusia bernalar
secara betul (secara sah atau secara valid). Penalaran adalah penarikan
kesimpulan dari sekumpulan pernyataan yang diberikan (yang disebut
premis). Suatu penalaran yang sah (valid) adalah penarikan kesimpulan
dimana jika premis-premisnya adalah benar, maka kesimpulannya juga pasti
benar (Frans Susilo, 2012:1).
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari
suatu kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya
dengan pernyataan kedua.
G. Materi
Logika Matematika merupakan salah satu bagian dari matematika.
Materi Logika Matematika dipelajari di tingkat SMA kelas X pada semester
genap dengan kurikulum KTSP. Salah satu subbab dari bab Logika
Matematika yaitu Pernyataan Majemuk, Tautologi, dan Pernyataan Majemuk
yang Ekuivalen. Subbab tersebut yang secara khusus peneliti ingin bahas
dalam penelitian ini. Adapun uraian materi yang ingin dibahas sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Ekuivalensi
Definisi: Dua pernyataan majemuk A dan B dikatakan ekuivalen atau
setara dalam logika matematika, jika memiliki nilai kebenaran yang sama
dan dinotasikan dengan A ≡ B.
Contoh: Misalnya diberikan pernyataan majemuk p ⟶ q dan ~ p ˅ q.
Perhatikan tabel kebenaran berikut ini!
p q ~ p p ⟶ q ~ p ˅ q
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B
Pada tabel diatas, nilai kebenaran p ⟶ q dan ~ p ˅ q adalah sama.
Sehingga kedua bentuk pernyataan majemuk tersebut dikatakan ekuivalen
(setara).
2. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
Suatu pernyataan majemuk, berdasarkan nilai kebenarannya dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu tautologi, kontradiksi, dan
kontingensi.
a. Tautologi
Suatu pernyataan majemuk dengan nilai kebenarannya selalu benar
disebut tautologi. Sebagai contoh, pernyataan p ⇒ (p ˅ q).
Perhatikan tabel kebenaran berikut ini.
p q p ˅ q p ⇒ (p ˅ q)
B B B B
B S B B
S B B B
S S S B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dilihat dari tabel diatas, nilai kebenaran dari p ⇒ (p ˅ q) adalah
selalu benar. Sehingga p ⇒ (p ˅ q) merupakan suatu tautologi.
b. Kontradiksi
Suatu pernyataan majemuk dengan nilai kebenarannya selalu salah
disebut kontradiksi. Sebagai contoh, pernyataan (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q).
p q ~ q p ˄ q p ⟶ ~ q (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~
q)
B B S B S S
B S B S B S
S B S S B S
S S B S B S
Dilihat dari tabel diatas, nilai kebenaran dari (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q)
adalah selalu salah. Sehingga (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q) merupakan suatu
kontradiksi.
c. Kontingensi
Suatu pernyataan majemuk yang dapat bernilai benar atau salah,
bergantung pada nilai kebenaran pernyataan tunggalnya. Sebagai
contoh pernyataan (p ˅ q) ⟶ r.
p q r p ˅ q (p ˅ q) ⟶ r
B B B B B
B B S B S
B S B B B
B S S B S
S B B B B
S B S B S
S S B S B
S S S S B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perhatikan tabel diatas, nilai kebenaran dari (p ˅ q) ⟶ r memiliki
nilai benar atau salah. Sehingga (p ˅ q) ⟶ r merupakan suatu
kontingensi.
H. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap
membosankan dan sulit oleh sebagian siswa. Anggapan tersebut erat dengan
penyajian materi dan proses belajar mengajar melalui metode belajar yang
diterapkan oleh guru di dalam kelas. Guru lebih dominan aktif di kelas dan
cenderung siswa hanya mengikuti pembelajaran yang diberikan guru tanpa
siswa terlibat dan aktif. Sehingga siswa kurang memaknai setiap proses
belajar yang terjadi saat pembelajaran matematika di dalam kelas. Hal ini
akan mempengaruhi minat belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Dari masalah yang ada saat pembelajaran matematika berlangsung di
kelas, maka peneliti ingin memberikan variasi metode belajar sehingga
diharapkan dapat membantu siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran, minat
belajar siswa, dan membantu siswa untuk mencapai hasil belajar siswa yang
maksimal. Variasi metode belajar yang peneliti berikan adalah dengan
menerapkan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran matematika di kelas.
Teori belajar Ausubel merupakan salah satu metode belajar yang menekankan
pada aspek belajar yang bermakna. Tujuan siswa merupakan faktor utama
dalam belajar bermakna. Siswa yang akan belajar harus memiliki minat dan
kesiapan untuk belajar bermakna. Sehingga diharapkan dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
matematika siswa dapat memaknai setiap proses belajar yang berlangsung di
dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelititan
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif dan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya
dan berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan
tersebut. Jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini
digunakan untuk memperoleh data berupa uraian kata-kata, yaitu hasil
wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan dari hasil pengamatan
peneliti maupun observer pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan
penelitian deskriptif kuantitatif adalah pengukuran gejala-gejala atau indikasi
sosial dalam skor-skor atau angka-angka untuk dianalisis secara statistik.
Namun, dalam penelitian ini hasil penelitian kuantitatif hanya akan dianalisis
dalam skor, belum akan diuji secara statistik. Jenis penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk memperoleh data
berupa skor yaitu hasil atau nilai dari pre-test, post-test, dan angket minat
siswa dari pembelajaran matematika dengan menerapkan teori belajar
Ausubel. Semua data yang diperoleh akan diolah secara deskriptif kemudian
akan ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Subyek Penelitian
Subyek Penelitiannya adalah seluruh siswa Kelas XA SMA Santo
Mikael Sleman yang berjumlah 22 siswa pada tahun ajaran 2016/2017.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini berupa keaktifan, minat belajar, dan hasil belajar
siswa pada penerapan teori belajar Ausubel.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2017
semester genap tahun ajaran 2016/2017.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santo Mikael Sleman.
E. Bentuk Data
Data dalam penelitian berupa bentuk data kualitatif dan bentuk data
kuantitatif. Bentuk data kualitatif berupa hasil pengamatan selama
pembelajaran matematika dan hasil wawancara bersama guru dan siswa.
Bentuk data kualitatif sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Pengamatan keterlaksanaan
Data keterlaksanaan pembelajaran didapat dari pengamatan
observer saat pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel
berlangsung.
2. Pengamatan keaktifan siswa dan minat siswa
Data keaktifan siswa dan minat siswa didapat dari pengamatan
peneliti dan bantuan para observer terhadap aktivitas dan perilaku siswa
selama proses pembelajaran matematika dengan menerapkan teori belajar
Ausubel. Pengamatan keaktifan siswa dilakukan pada saat diskusi
kelompok dan diskusi umum atau diskusi kelas. Sedangkan untuk
pengamatan minat siswa dilakukan pada saat diskusi kelompok.
3. Hasil wawancara siswa
Data ini diperoleh melalui wawancara beberapa siswa. Siswa
diperoleh berdasarkan perwakilan dua siswa setiap kriteria minat siswa.
Wawancara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai minat siswa
terhadap pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel.
Bentuk data kuantitatif berupa angket minat siswa dan hasil belajar
siswa. Bentuk data kuantitatif sebagai berikut.
1. Hasil Belajar
Data ini berupa nilai dari hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran matematika yang menerapkan teori belajar Ausubel atau
nilai pre-test dan berupa nilai dari hasil belajar siswa setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembelajaran matematika yang menerapkan teori belajar Ausubel atau
nilai post-test.
2. Angket Minat
Data ini diperoleh melalui pembagian angket minat kepada siswa.
Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan minat
belajar siswa selama proses pembelajaran matematika yang menerapkan
teori belajar Ausubel.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Pengamatan
Dalam penelitian ini, metode pengamatan digunakan untuk
mengamati keterlaksanaan pembelajaran, keaktifan siswa saat diskusi
kelas dan diskusi kelompok, dan minat siswa saat diskusi kelompok
selama pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel
berlangsung.
2. Tes Tertulis
Dalam penelitian ini, tes tertulis diberikan kepada siswa berupa
pre-testt yang dilaksanakan sebelum pembelajaran matematika yang
menerapkan teori belajar Ausubel dan berupa post-testt yang
dilaksanakan setelah pembelajaran matematika yang menerapkan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
belajar Ausubel. Pre-test dan post-test dilaksanakan dengan waktu 45
menit dan bentuk soal berupa soal uraian (essai).
3. Penyebaran Data
Dalam penelitian ini, metode penyebaran data diberikan kepada
siswa berupa angket minat siswa dan siswa mengisi angket minat siswa
dengan memberikan tanda centang terhadap tanggapan siswa terhadap
pernyataan-pernyataan terkait minat siswa. Angket minat siswa ini
bertujuan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran yang
menerapkan teori belajar Ausubel yang telah dilaksanakan.
4. Wawancara
Dalam penelitian ini, metode wawancara dilakukan dengan tujuan
mengkonfirmasi minat siswa secara langsung dari beberapa siswa yang
dipilih secara acak yang mewakili masing-masing kriteria minat siswa.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data ini terdiri dari instrumen pembelajaran
dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran yaitu berupa RPP
dan LKS. Instrumen pengumpulan data berupa lembar keterlaksanaan
pembelajaran, lembar pengamatan keaktifan siswa, lembar pengamatan minat
siswa, angket minat siswa, pedoman wawancara, dan lembar tes tertulis.
1. Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
disusun oleh peneliti dengan mengacu kurikulum KTSP 2006 dan
disertakan kegiatan saintifik yang disesuaikan dengan sekolah tempat
penelitian berlangsung. RPP dibuat hanya materi saat pembelajaran
matematika yang menerapkan teori belajar Ausubel, yaitu materi
ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi. Di dalam RPP juga
disertakan LKS pada setiap pertemuan. Materi yang dipakai dan
digunakan dalam ini terdapat pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar sebagai berikut:
Standar kompetensi: 4. Menggunakan logika matematika dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan
berkuantor.
Kompetensi dasar: 4.3. Merumuskan pernyataan yang setara dengan
pernyataan majemuk atau pernyataan
berkuantor yang diberikan.
2. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa
Lembar pengamatan digunakan untuk mencatat setiap
aktivitas guru dan siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran
matematika sebelum menerapkan teori belajar Ausubel. Lembar
pengamatan dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 di bawah ini
yang telah dimodifikasi dari pedoman PPL FKIP Universitas Sanata
Dharma tahun 2016, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN
I 1.
2.
II 1. 2.
3.
III
A. 1. 2.
3.
4. B.
1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
8.
PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media yang akan digunakan Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi dan indikator yang akan dicapai dan rencana kegiatannya Memberikan motivasi dan manfaatnya logika matematika dalam kehidupan sehari-hari KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan kebiasaan ketrampilan berpikir dan ketrampilan pemecahan masalah Melaksanakan pembelajaran dari umum ke khusus Melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN
C. 1.
2. 3. 4.
D.
1.
2. 3.
4. 5.
6.
7.
8.
E. 1. 2. 3. 4.
F. 1.
secara mandiri Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Melibatkan siswa dalam metode diskusi Melibatkan siswa dalam memaknai dan memahami setiap proses belajar Merespons positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN
2. 3.
IV A.
1.
2. B. 1.
2.
baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Pelaksanaan tindak lanjut Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
NO BUTIR-BUTIR SARAN YA TIDAK KETERANGAN
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menyampaikan pendapatnya
5 Siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal
6 Siswa mau memperhatikan dengan sungguh-sungguh pendapat atau tanggapan dan pertanyaan dari siswa lainnya
7 Siswa mencatat hal-hal penting
8 Siswa aktif dalam diskusi kelas atau diskusi kelompok dalam pembelajaran berlangsung
9 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar pengamatan digunakan untuk mencatat setiap aktivitas
peneliti saat mengajar di dalam kelas selama proses pembelajaran
matematika yang menerapkan teori belajar Ausubel.
Tabel 3.3 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan
media yang akan digunakan 0 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 0 1 2 3 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 1 2 3 4 2. Menyampaikan kompetensi dan indikator yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya 0 1 2 3 4
3. Memberikan motivasi dan manfaat materi logika
matematika dalam kehidupan sehari-hari 0 1 2 3 4
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 0 1 2 3 4 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 0
1 2 3 4
3. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 0 1 2 3 4 B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai 0 1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa 0 1 2 3 4
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 0 1 2 3 4 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 0 1 2 3 4 5. Melaksanakan pembelajaran dari umum ke khusus 0 1 2 3 4 6. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan
masalah
0 1 2 3 4
7. Melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan siswa
untuk belajar secara mandiri 0 1 2 3 4
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
telah dialokasikan 0 1 2 3 4
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 0 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 0 1 2 3 4
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 0 1 2 3 4
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 0 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keaktifan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 0 1 2 3 4
2. Melibatkan siswa dalam metode diskusi 0 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa untuk memaknai dan memahami
setiap proses belajar 0 1 2 3 4
4. Merespons positif partisipasi siswa 0 1 2 3 4
5. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru siswa dan
siswa-siswa 0 1 2 3 4
6. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 0 1 2 3 4
7. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 0 1 2 3 4
8. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar 0 1 2 3 4
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal 0 1 2 3 4
2. Memantau kemajuan belajar (melalui diskusi dan soal
latihan) 0 1 2 3 4
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 0 1 2 3 4
4. Melakukan penilaian diakhir pembelajaran sesuai
dengan kompetensi 0 1 2 3 4
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 0 1 2 3 4
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 0 1 2 3 4
3. Menyampaikan pesan dan gaya yang sesuai 0 1 2 3 4
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
siswa 0 1 2 3 4
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 0 1 2 3 4
Skor Total
4. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa
Lembar pengamatan keaktifan siswa pada pembelajaran
matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel ini terdapat aspek-
aspek tingkah laku siswa dimana mengarah pada aspek-aspek tingkah
laku seorang siswa dikatakan aktif. Aspek-aspek tingkah laku keaktifan
siswa adalah sebagai berikut: siswa mau berpendapat tanpa diminta,
siswa mau menjawab soal atau yang ada di LKS, siswa mau maju ke
depan kelas untuk presentasi atau menjawab soal LKS di papan tulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
siswa mau merespon tanggapan dari temannya, serta keaktifan siswa
dalam bertanya. Lembar pengamatan keaktifan ini terdiri dua macam
yaitu lembar pengamatan keaktifan siswa saat diskusi kelompok dan pada
saat diskusi umum (kelas). Dalam melakukan pengamatan keaktifan
siswa, peneliti dibantu oleh dua orang pengamat. Bentuk lembar
pengamatan keaktifan siswa yang telah dimodifikasi dari skripsi Puspita
Ningrum (2012) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Lembar Keaktifan Siswa (diskusi kelas)
No Hal yang diamati Kode siswa Keterangan
1. Siswa mengajukan pertanyaan tanpa
diminta
2. Siswa mengajukan pertanyaan dengan
diminta
3. Siswa tidak mengajukan pertanyaan sama
sekali walaupun dengan diminta
4. Siswa merespon tanggapan dari siswa
lainnya tanpa diminta
5. Siswa merespon tanggapan dari siswa
lainnya dengan diminta.
6. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya tanpa diminta.
7. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya dengan diminta.
8. Siswa mengemukan pendapatnya tanpa
diminta.
9. Siswa mengemukan pendapat dengan
diminta.
Tabel 3.5 Lembar Keaktifan Siswa (diskusi kelompok)
No Hal yang diamati Kode siswa Keterangan
1. Dalam 15 menit pertama siswa
mengerjakan LKS.
2. Dalam 15 menit pertama siswa belum
mengerjakan LKS sama sekali.
3. Siswa mengerjakan semua tugas atau soal
dalam LKS.
4. Siswa hanya mengerjakan beberapa tugas
atau soal dalam LKS.
5. Siswa mengajukan pertanyaan tanpa
diminta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Hal yang diamati Kode siswa Keterangan
6. Siswa mengajukan pertanyaan dengan
diminta.
7. Siswa tidak mengajukan pertanyaan sama
sekali walaupun diminta.
8. Siswa merespon pendapat dari siswa
lainnya tanpa diminta.
9. Siswa merespon pendapat dari siswa
lainnya dengan diminta.
10. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya tanpa diminta.
11. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya dengan diminta.
12. Siswa mengemukakan pendapat tanpa
diminta.
13. Siswa mengemukakan pendapat dengan
diminta.
5. Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa
Lembar pengamatan minat belajar siswa ini bertujun untuk
melihat sejauh mana antusiasme siswa pada pembelajaran ekuivalensi,
tautologi, kontradiksi, dan kontingensi dengan menerapkan teori belajar
Ausubel. Dalam hal ini terdapat beberapa aspek-aspek tingkah laku
dimana seorang siswa dikatakan berminat belajar adalah sebagai berikut:
siswa mau bersungguh-sungguh mengerjakan soal atau pertanyaan di
LKS, siswa bersungguh-sungguh ketika diskusi kelompok, siswa mau
bertanya, serta siswa mau memperhatikan pendapat atau tanggapan dari
siswa lainnya. Lembar pengamatan minat belajar siswa hanya diamati
pada saat diskusi kelompok. Pada pengamatan minat belajar siswa,
peneliti membagi kedalam 3 tahap waktu diskusi kelompok yaitu pada
saat awal diskusi, pertengahan diskusi, dan di akhir diskusi. Hal ini
dilakukan supaya pengamatan minat belajar siswa pada saat diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kelompok lebih teliti. Dalam melakukan pengamatan minat belajar siswa
ini, peneliti dibantu oleh dua orang pengamat. Lembar pengamatan minat
belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa
No Hal yang diamati Keterangan
1. Siswa mau berdiskusi dalam
kelompok dengan sungguh-
sungguh.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
2. Siswa mau bertanya jika
mengalami kesulitan. Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
3. Siswa mau memperhatikan
dengan sungguh-sungguh
pendapat/tanggapan dan
pertanyaan dari siswa
lainnya.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No Hal yang diamati Keterangan
4. Siswa bersedia menjawab
pertanyaan dan memberikan
respon balikan pada setiap
pendapat yang diutarakan
oleh siswa lainnya.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
6. Lembar Angket Minat Siswa
Angket minat belajar adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan dengan tujuan untuk menggali minat seseorang terhadap
sesuatu. Angket ini terdiri dari 16 butir pernyataan, dimana terdapat
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menjawab pernyataan
tersebut, peneliti memberikan empat alternatif jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Hasil-
hasil jawaban siswa mengenai angket minat siswa tersebut diubah ke
dalam data kuantitatif, dengan menggunakan skala Likert untuk
mengubahnya ke dalam bentuk skor. Pada pernyataan positf, jawaban
sangat setuju (SS), diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, kurang setuju
(KS) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Sedangkan untuk
pernyataan negatif, jawaban sangat setuju (SS), diberi skor 1, setuju (S)
diberi skor 2, kurang setuju (KS) diberi skor 3, dan tidak setuju (TS)
diberi skor 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Minat Siswa
No. Indikator Pernyataan Jumlah
Item
No. Soal
Positif Negatif
1. Penerapan teori belajar Ausubel terkait
dengan perasaan siswa. 5
1, 2, 3,
9 11
2. Penerapan teori belajar Ausubel terkait
dengan pemahaman materi. 2 4, 14
3.
Penerapan teori belajar Ausubel terkait
dengan keaktifan dan minat belajar
siswa.
4 10 5, 6, 8
4.
Penerapan teori belajar Ausubel terkait
dengan pengetahuan baru yang
diperoleh siswa.
3 7, 12,
15
5. Penerapan teori belajar Ausubel terkait
dengan cara guru mengajar. 2 13, 16
7. Lembar Tes Tertulis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 199:123).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua kali tes yaitu pre-
test dan post-test. Pre-test ini dilakukan sebelum menerapkan teori
belajar Ausubel dengan materi ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi,
dan biimplikasi sebagai materi pre-test. Sedangkan post-test diadakan
setelah pembelajaran dengan materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi,
dan kontingensi yang menerapkan teori belajar Ausubel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Pre-test Kompetensi
Dasar
Materi Kelas/
Semester
Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
4.1 Memahami
pernyataan
dalam
matematika
dan
ingkaran
atau
negasinya
4.2 Menentukan
nilai
kebenaran
dari suatu
per-nyataan
majemuk
dan
pernyataan
berkuantor
Logika
Matem
atika
X/2 Menentukan nilai
kebenaran dari
setiap pernyataan
majemuk
Menentukan
nilai kebenaran
dalam suatu
tabel kebenaran
Mengubah
pernyataan
majemuk ke
bentuk logika
matematika
Menyatakan
bentuk logika
matematika
dalam
pernyataan
majemuk
Uraian 1
2
3
4, 5
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Post-test Kompetensi
Dasar
Materi Kelas/
Semester
Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
4.3 Memahami
pernyataan
dalam
matematika
dan
ingkaran
atau
negasinya
4.4 Menentukan
nilai
kebenaran
dari suatu
per-nyataan
majemuk
dan
pernyataan
berkuantor
Logika
Matem
atika
X/2 Memeriksa atau
membuktikan
kesetaraan
(ekuivalensi)
antara dua
pernyataan
majemuk.
Menyelidiki
apakah suatu
pernyataan
majemuk
merupakan
suatu tautologi,
kontradiksi,
atau
kontingensi.
Mengerjakan
soal dengan
baik berkaitan
dengan materi
mengenai
Uraian 1, 3
2, 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kompetensi
Dasar
Materi Kelas/
Semester
Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
kesetaraan
(ekuivalensi)
dua pernyataan
majemuk,
tautologi,
kontradiksi,
atau
kontingensi.
1 – 4
8. Pedoman wawancara Minat Siswa
Wawancara ini dilaksanakan setelah seluruh pertemuan
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel pada pokok
bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi dan
wawancara ini bertujuan untuk mengetahui langsung minat siswa dari
beberapa siswa kelas XA SMA Santo Mikael. Siswa yang dipilih secara
acak masing-masing dua siswa berdasarkan kriteria minat siswa kelas
XA yang diperoleh dari hasil angket minat siswa. Siswa yang dipilih
secara acak dan perwakilan dari setiap kriteria minat siswa tersebut
karena keterbatasan dari peneliti untuk melakukan wawancara.
Tabel 3.10 Kisi-kisi Wawancara Minat Siswa
No Indikator Pertanyaan Jumlah
1. Terkait dengan waktu pembelajaran. 1
2. Terkait dengan kegiatan pembelajaran. 4
3. Terkait dengan teori belajar Ausubel. 1
4. Terkait dengan hasil belajar. 2
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Validitas
Dalam suatu penelitian, kebenaran suatu data sangat menentukan
mutu suatu hasil penelitian itu. Sehingga instrumen yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
untuk mengambil suatu data terlebih dahulu dilakukan pengujian. Pada
penelitian ini instrumen utama adalah peneliti. Agar data penelitian yang
diperoleh mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen-
instrumen yang telah dibuat peneliti tersebut dilakukan uji validitas. Uji
validitas yang dilakukan adalah validitas isi dan penilaian pakar. Pada uji
validitas isi peneliti membuat instrumen sesuai kisi-kisi materi tersebut.
Sedangkan pada penelian pakar, instrumen-instrumen tersebut ditunjukan
pada pakar (dalam hal ini dosen pendidikan matematika dan guru
pengampu mata pelajaran matematika) untuk mendapat kritik dan saran
agar instrumen tersebut baik dan dapat digunakan.
2. Analisis Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
Pada data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, setiap item
dalam lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran diberi skor 0 – 4
oleh observer dengan masing-masing skor memiliki kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Keterlaksanaan Pembelajaran
Kemudian jumlah skor yang telah diberikan oleh observer tersebut
dikonversikan ke dalam persentase. Berikut rumus menghitung
persentase keterlaksanaan pembelajaran:
0 Belum Terlaksana
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik Terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
× 100%
Kriteria keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 3.12 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase (%) Keterlaksanaan Pembelajaran
< 20 Sangat Kurang
20 – 40 Kurang
40 < x ≤ 60 Cukup Baik
60 < x ≤ 80 Baik
80 < x ≤ 100 Sangat Baik
Keterangan : x = persentase keterlaksanaan pembelajaran
3. Analisis Hasil Pengamatan
Pada penelitian ini peneliti dibantu dengan dua orang pengamat
untuk melakukan dua pengamatan, yaitu pengamatan keaktifan dan minat
siswa pada saat pembelajaran matematika dengan menerapkan teori
belajar Ausubel. Hasil pengamatan keaktifan dan minat siswa akan
dituangkan di dalam tabel. Hasil frekuensi pengamatan tersebut akan
diklasifikasikan ke dalam: sangat tinggi minatnya atau sangat tinggi
keaktifannya, tinggi minatnya atau tinggi keaktifannya, cukup berminat
atau cukup aktif, rendah minatnya atau rendah keaktifannya, dan sangat
rendah minatnya atau sangat rendah keaktifannya.
Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Minat/Keaktifan Siswa
Persentase (%) Minat atau Keaktifan
< 20 Sangat Rendah
20 – 40 Rendah
40 < x ≤ 60 Cukup
60 < x ≤ 80 Tinggi
80 < x ≤ 100 Sangat Tinggi
Keterangan : x = minat atau keaktifan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Rumus-rumus untuk menentukan persentase total siswa yang aktif
maupun yang terlibat sebagai berikut.
Persentase =
100%
Persentase per indikator =
100%
Rata-rata persentase =
100%
4. Analisis Hasil Angket Minat Siswa
Pada angket minat siswa, setiap item pernyataan angket minat
memiliki empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Setiap item pernyataan angket
minat yang positif atau negatif memiliki penilaian skor yang berbeda
setiap memilih alternatif jawaban pada setiap pernyataan.
Tabel 3.14 Penskoran Angket Minat Siswa
Alternatif Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Kurang Setuju (KS) 2 3
Tidak Setuju (TS) 1 4
Rumus menghitung persentase total skor angket minat siswa sebagai
berikut.
Persentase =
× 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.15 Kriteria Angket Minat Siswa
Interval Persentase (%)
Kriteria Minat Siswa
88 – 100 Sangat Berminat
63 ≤ x < 88 Berminat
38 ≤ x < 63 Cukup Berminat
25 ≤ x < 37 Tidak Berminat
Keterangan x = persentase minat siswa
(Kartika, 2005:109)
5. Analisis Wawancara Minat Siswa
Wawancara minat siswa ini dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel benar-benar siswa
berminat. Hasil wawancara ini dianalisis dengan mendeskripsikan
transkip wawancara serta mengambil kesimpulan dari jawaban-jawaban
siswa terhadap pertanyaan yang diajukan.
6. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar ini merupakan hasil belajar secara individu yaitu
pre-test dan post-test. Setiap hasil belajar siswa dilihat sesuai dengan
standar nilai ketuntasan. Standar nilai ketuntasan tersebut adalah lebih
besar atau sama dengan 70 yang disamakan dengan kriteria ketuntasan
minimum (KKM) di sekolah yang bersangkutan, dalam hal ini SMA
Santo Mikael Sleman. Jika siswa memperoleh nilai dengan interval 70
sampai dengan 100 maka siswa tersebut dikatakan tuntas, sedangkan jika
siswa memperoleh nilai kurang dari 70 maka siswa tersebut dikatakan
tidak tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.16 Hasil Belajar Siswa
Kriteria Tingkatan
Interval Pre-test Post-test
Jml Siswa % Jml Siswa %
Tuntas 70 – 100
Tidak Tuntas < 70
Rumus untuk menentukan rata-rata hasil belajar sebagai berikut.
Rata-rata =
I. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Berikut ini kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan yaitu:
a. Datang ke sekolah menemui guru bidang studi matematika, untuk
meminta izin melakukan penelitian bersama guru bidang studi
matematika tersebut.
b. Meminta surat izin penelitian di sekretariat JPMIPA.
c. Menyerahkan surat izin penelitian kepada kepala sekolah SMA
Santo Mikael Sleman.
d. Menemui guru bidang studi matematika untuk memberitahu
prosedur pelaksanaan penelitian.
e. Datang ke sekolah menemui guru bidang studi untuk menjadwalkan
kegiatan wawancara.
f. Melakukan wawancara bersama guru bidang studi matematika di
sekolah.
g. Membuat instrumen pembelajaran, lembar pengamatan guru, lembar
pengamatan siswa, dan angket siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
h. Melakukan uji validasi dengan pakar (dalam hal ini dosen
pendidikan matematika).
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap pelaksanaan yaitu sebagai
berikut:
a. Peneliti melakukan pengamatan di kelas XA. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran di kelas terlebih khusus saat pembelajaran dengan bab
Logika Matematika.
b. Melaksanakan pre-test sebelum pembelajaran yang dilakukan
peneliti berlangsung.
c. Melaksanakan pembelajaran dengan materi ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi. Pada saat pembelajaran dilaksanakan
juga pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, pengamatan
keaktifan dan minat siswa.
d. Melaksanakan post-test dan mengisi angket minat siswa setelah
pertemuan pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel
selesai.
e. Melaksanakan wawancara minat siswa untuk beberapa siswa yang
dipilih acak.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap analisis data yaitu
mendeskripsikan hasil pengamatan guru, mendeskripsikan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pembelajaran, mendeskripsikan hasil pengamatan keaktifan dan minat
siswa, mendeskripsikan hasil angket minat siswa, mendeskripsikan hasil
wawancara, dan serta mendeskripsikan hasil belajar siswa.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap penarikan kesimpulan yaitu
menarik kesimpulan dari analisis data yang dilakukan dan
mengaitkannya dengan rumusan masalah yang sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2017 di
SMA Santo Mikael Sleman kelas XA yang berjumlah 22 siswa yang terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan
sebanyak lima kali pertemuan di kelas. Kegiatan yang dilakukan di kelas
yaitu pre-test, kegiatan pembelajaran, post-test, dan pemberian angket minat
siswa. Kegiatan pembelajaran untuk satu jam pelajaran adalah 45 menit.
Dalam proses pembelajaran di kelas selama penelitian berlangsung,
peneliti lebih banyak bertindak sebagai fasilitator. Peneliti lebih banyak
menggunakan waktu pembelajaran untuk diskusi kelas, diskusi kelompok,
dan presentasi kelompok.
1. Observasi
Observasi dilaksanakan sebelum pelaksanakan penelitian
berlangsung atau sebelum pembelajaran yang menerapkan teori belajar
Ausubel. Observasi ini bertujuan untuk melihat kondisi di kelas saat
pembelajaran berlangsung ketika guru mengajar baik itu aktivitas guru
maupun aktivitas siswa. Selain itu, peneliti ingin melihat kemampuan
siswa dalam belajar logika matematika sehingga peneliti dapat membuat
kisi-kisi soal pre-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan observasi peneliti terlihat bahwa guru mengajar
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru terlihat masih
dominan di kelas tanpa melibatkan siswa di kelas untuk aktif dalam
proses pembelajaran. Sehingga siswa pasif dan bosan dalam
pembelajaran matematika di kelas. Siswa yang memperhatikan guru
hanya mendengarkan ataupun hanya mencatat apa yang ditulis guru di
papan tulis. Banyak juga siswa yang tidak mengikuti pembelajaran
dengan sungguh-sungguh dikarenakan asyik mengobrol dengan
temannya yang mengakibatkan suasana kelas gaduh.
2. Pertemuan I (pre-test)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 23 Januari 2017
di kelas XA. Pada pertemuan ini diberikan pre-test yang dilaksanakan
selama 45 menit dan diikuti seluruh siswa kelas XA. Pemberian pre-test
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan-pengetahuan
siswa terhadap materi prasyarat untuk materi yang akan dilaksanakan
pada saat penelitian berlangsung. Soal pre-test terdiri dari 5 butir soal
essai dengan materi soal ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan
biimplikasi.
3. Pertemuan II (pembelajaran pertama)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Januari
2017, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4 yakni pada pukul 08.30 sampai
dengan 10.15. Pada pertemuan ini peneliti sudah menerapkan teori
belajar Ausubel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada awal pembelajaran, peneliti tak lupa untuk memberi salam
kepada siswa-siswa di kelas. Selanjutnya, peneliti mengawali
pembelajaran dengan menanya materi yang telah dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang konjungsi, disjungsi, implikasi dan
disjungsi. Pada pertemuan ini siswa akan mempelajari tentang
ekuivalensi. Peneliti juga tak lupa untuk menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai hari ini.
Pada inti pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberikan
penjelasan tentang materi ekuivalensi. Kemudian guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selanjutnya peneliti
memberikan suatu permasalahan yang ada di LKS kepada siswa untuk
didiskusikan dalam kelompok yang sudah ditentukan peneliti. Siswa pun
mulai memposisikan diri kedalam kelompok masing-masing. Suasana
kelas pun menjadi ramai karena para siswa menata meja dan kursi seperti
yang telah peneliti jelaskan sebelumnya. Peneliti pun menenangkan
suasana kelas. Kemudian peneliti membagikan LKS yang terdapat soal-
soal diskusi kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok diminta
mencermati soal yang ada di LKS sebelum melakukan diskusi dan
mengerjakan soal tersebut. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya
masing-masing dan sementara itu peneliti berkeliling kelas untuk
melakukan pendampingan pada setiap kelompok-kelompok. Apabila ada
siswa salah satu kelompok bertanya maka peneliti mendatangi kelompok
tersebut untuk diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh observer
yang mengamati proses berjalannya pembelajaran melalui lembar-lembar
observasi yang sudah disiapkan sebelumnya.
Pada proses diskusi kelompok ini tak jarang ada salah satu
kelompok yang mengerjakan soal hanya salah satu siswa dari tiga atau
empat siswa yang berada dalam satu kelompok. Oleh karena itu peneliti
mengingatkan siswa untuk berdiskusi bersama-sama agar siswa-siswa
dalam kelompok tersebut dapat saling bertukar ide-ide yang berkaitan
dengan materi pelajaran sebelumnya atau tentang materi pelajaran yang
pada saat itu dibahas. Selain itu pada saat peneliti mendampingi
kelompok-kelompok ada saja kelompok mengalami kesulitan untuk
mengerjakan soal tersebut dikarenakan lupa dengan materi sebelumnya
yang ada kaitannya dengan materi saat itu atau soal-soal yang ada di
LKS. Peneliti pun mengarahkan kelompok tersebut untuk mengingat
kembali materi sebelumnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti dan siswa-siswa dalam kelompok tersebut
berusaha untuk menjawab dengan spontan ataupun membuka kembali
catatan-catatan sebelumnya. Ada pula kelompok yang sudah mencoba
berdiskusi bersama-sama untuk segera menyelesaikan soal-soal di LKS
tersebut.
Setelah siswa selesai berdiskusi, peneliti meminta beberapa
kelompok untuk menuliskan hasil diskusi mereka di papan tulis dan
menjelaskan kepada teman-teman lainnya. Terlihat bahwa sebagian siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang maju untuk mempresentasikan di depan kelas merasa malu dan
grogi. Peneliti pun membimbing mereka untuk berani dan yakin untuk
mempresentasikan kepada teman-temannya. Setelah kelompok yang
maju kedepan untuk presentasi, teman kelompok lainnya diberi
kesempatan untuk bertanya kepada kelompok presentasi. Dikarenakan
waktu pembelajaran telah berakhir, maka tidak semua soal yang ada di
LKS dibahas bersama-sama.
Pada akhir pembelajaran, peneliti menanyakan kepada siswa
tentang materi yang diperoleh hari ini dan kaitannya dengan materi
sebelum-sebelumnya. Kemudian peneliti memberikan penguatan atas
jawaban-jawaban siswa yang melakukan kegiatan rangkuman.
Selanjutnya peneliti bersama siswa melakukan refleksi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti juga menyampaikan kegiatan
pembelajaran selanjutnya dan meminta siswa untuk mempelajari matei
selanjutnya di rumah. Sebelum meninggalkan kelas, peneliti
mengkondisikan kelas dengan meminta siswa memposisikan dirinya
seperti semula sebelum kegiatan diskusi kelompok berlangsung.
4. Pertemuan III (pembelajaran kedua)
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Januari
2017, pada jam pelajaran ke-2 dan ke-3 yakni pada pukul 07.45 sampai
dengan 09.30.
Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan salam dan
mengabsen siswa. Selanjutnya peneliti menanyakan kesulitan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
siswa tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Salah satu siswa
menjawab untuk membahas soal-soal pada pertemuan sebelumnya yang
belum sempat dibahas. Peneliti pun memberi kesempatan pada satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi pertemuan sebelumnya
kepada teman-teman lainnya. Kemudian peneliti memberi kesempatan
untuk kelompok lainnya untuk bertanya kepada kelompok presentasi.
Setelah mengingat kembali materi sebelumnya, peneliti menyampaikan
materi yang ingin dipelajari hari ini yaitu tentang tautologi, kontradiksi,
dan kontingensi.
Pada inti pembelajaran, seperti biasanya peneliti mengingatkan
bahwa kegiatan pembelajaran hari masih sama seperti pada pertemuan
sebelumnya yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelas. Siswa pun
kembali memposisikan dirinya ke kelompok masing-masing. Sebelum
melakukan diskusi kelompok, peneliti menjelaskan materi tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi kepada siswa. Selanjutnya siswa
dipersilahkan untuk untuk bertanya tentang materi tersebut. Kemudian
peneliti membagikan LKS ke setiap kelompok dan mempersilahkan
masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi.
Pada awal diskusi kelompok masih terlihat beberapa siswa
membuat gaduh dengan mengganggu teman kelompok lainnya. Setelah
peneliti memperingatkan, suasana kelas kembali kondusif. Peneliti
mendampingi setiap kelompok dengan berkeliling dari kelompok yang
satu ke kelompok lainnya. Saat berada di masing-masing kelompok tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
jarang peneliti berdiskusi dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal diskusi kelompok.
Setelah siswa selesai berdiskusi, peneliti meminta beberapa
kelompok yang belum pernah presentasi untuk menjelaskan salah satu
soal di LKS kepada kelompok lainnya. Setelah kelompok yang maju
kedepan untuk presentasi, teman kelompok lainnya diberi kesempatan
untuk bertanya kepada kelompok presentasi. Apabila kelompok
presentasi mengalami kesulitan untuk menjelaskan kepada teman-
temannya, peneliti mengarahkan atau memberi kesempatan kepada
kelompok lainnya untuk memberi pendapatnya ataupun penguatan atas
jawaban dari kelompok presentasi.
Pada akhir pembelajaran, peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hasil diskusi kelompok ataupun tentang
kesulitan terkait dengan materi. Selanjutnya peneliti bersama siswa
menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan merefleksikan perasaan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Tak lupa peneliti memberikan
tugas untuk dikerjakan di rumah dan mengulang kembali materi yang
telah dipelajari di rumah.
5. Pertemuan IV (pembelajaran ketiga)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01
Februari 2017, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4 yakni pada pukul 08.30
sampai dengan 10.15. Pada pertemuan ini dilakukan latihan soal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi. Langkah-
langkah pembelajaran dilaksanakan seperti pada pertemuan sebelumnya.
Pada awal pembelajaran, peneliti menyapa siswa dan melakukan
absensi. Setelah itu, peneliti melakukan review tentang materi
sebelumnya. Review tersebut dilakukan dengan membahas soal diskusi
pertemuan sebelumnya yang belum dibahas. Peneliti pun meminta salah
satu kelompok maju kedepan kelas untuk presentasi. Kelompok yang
maju pun menjelaskan hasil diskusi mereka dan dilanjutkan tanya jawab
dengan teman-teman kelompok lainnya. Peneliti juga memberikan
penguatan atas jawaban mereka. Kemudian peneliti menanyakan materi
sebelumya kepada siswa dan beberapa siswa tanpa ditunjuk pun
menjawab dengan terlebih dahulu angkat tangan. Adaapula siswa
ditunjuk oleh peneliti terlebih dahulu baru menjawab pertanyaan tersebut.
Tak lupa peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pada inti pembelajaran, peneliti meminta siswa memposisikan diri
kedalam kelompok masing-masing. Setelah kondisi kelas kondusif,
peneliti membagikan LKS yang didalamnya terdapat soal-soal tentang
materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi. Siswa pun
mulai berdiskusi setelah mencermati perintah yang terdapat dalam LKS.
Setiap kelompok terlihat ingin mengerjakan soal-soal tersebut dengan
cepat. Peneliti mengamati setiap kelompok dan melakukan
pendampingan bagi kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal di LKS. Terlihat dari pengamatan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bahwa mulai ada perkembangan bahwa siswa mengingat dengan baik
tentang materi sebelumnya dan dapat mengerjakan soal-soal dengan baik.
Dalam setiap kelompok pun diingatkan untuk siswa yang sudah
memahami materi dan bisa mengerjakan soal dapat menjelaskan kepada
temannya yang belum paham.
Dikarenakan waktu untuk diskusi lebih dari yang sudah
ditentukan, maka peneliti meminta hanya salah satu kelompok maju
untuk presentasi dan bebas untuk menjelaskan salah satu soal yang ada di
LKS. Salah satu kelompok tersebut mau untuk presentasi dan dengan
mantap menjelaskan kepada teman-temannya. Terlihat teman-teman
lainnya memperhatikan penjelasan dan mencocokkan dengan hasil
diskusi kelompoknya dengan kelompok presentasi. Kemudian peneliti
bersama-sama kelompok lainnya memberikan tepuk tangan kepada
kelompok presentasi. Peneliti juga meminta LKS setiap kelompok yang
sudah selesai maupun yang belum selesai untuk dikumpulkan.
Di akhir pembelajaran, peneliti bersama-sama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan merefleksikan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Selanjutnya peneliti menyampaikan
kegiatan pada pertemuan selanjutnya dan materi selanjutnya. Sebelum
meninggalkan kelas, peneliti mengkondisikan kelas dengan siswa
kembali memposisikan dirinya seperti sebelum kegiatan diskusi
kelompok berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
6. Pertemuan V (post-test dan pemberian angket minat siswa)
Pada pertemuan kelima ini peneliti memberikan post-test yang
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan siswa yang telah
diperoleh selama pembelajaran pada saat penelitian. Post-test ini
dilaksanakan setelah pembelajaran penerapan teori belajar Ausubel
dilaksanakan. Pertemuan kelima ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
4 Februari 2017. Post-test ini berlangsung selama 45 menit dan soal
post-testt terdiri dari 4 butir soal essai dengan materi ekuivalensi,
tautologi, kontradiksi, dan kontingensi. Setelah post-test berlangsung,
peneliti melanjutkan memberikan angket minat siswa kepada seluruh
siswa kelas XA.
B. Hasil Analisis Data
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa data
untuk dianalisis. Berikut ini merupakan analisis data hasil penelitian:
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Data ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan observer yang
dilakukan selama pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Ausubel
berlangsung. Pembelajaran berlangsung selama tiga kali pertemuan.
Selama pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Ausubel
didapatkan bahwa rata-rata keterlaksanaan pembelajarannya adalah
72,06%. Berikut ini merupakan persentase keterlaksanaan pembelajaran
setiap pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.1 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran
No Pelaksanaan Total Skor (Skor
Maksimal = 148) Persentase (%)
1 Pembelajaran pertemuan pertama 115 77,70
2 Pembelajaran pertemuan kedua 103 69,59
3 Pembelajaran pertemuan ketiga 102 68,91
Rata-rata Persentase (%) 72,06
2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelas
Data ini diperoleh dari hasil pengamatan peneliti dan dibantu
observer yang dilakukan saat diskusi kelas dalam pembelajaran
berlangsung. Diskusi kelas yang dimaksud adalah ketika ada interaksi
yang dilakukan peneliti dan seluruh siswa di kelas tersebut atau interaksi
antara siswa satu dan siswa lainnya pada saat kegiatan presentasi
kelompok berlangsung. Adapun hasil observasi secara rinci terdapat pada
lampiran. Berikut ini rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa dalam
diskusi kelas pada setiap pertemuan:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelas adalah 21 atau 27,63%. Dan total siswa
yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan yang
tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelas adalah 27 atau
28,42%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa dalam
diskusi kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.2 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan
Pertama Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor Indikator 1 4 6 8 2 3 5 7 9
Jumlah Siswa yang Terlibat 6 7 1 7 0 13 5 1 8
Total 21 27
Persentase (%) 27,63% 28,42
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelas adalah 31 atau 45,58%. Dan total siswa
yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan yang
tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelas adalah 12 atau
14,11%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa dalam
diskusi kelas.
Tabel 4.3 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan
Kedua Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor Indikator 1 4 6 8 2 3 5 7 9
Jumlah Siswa yang Terlibat 9 1 10 11 2 6 1 2 1
Total 31 12
Persentase (%) 45,58 14,11
c. Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelas adalah 35 atau 43,75%. Dan total siswa
yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan yang
tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelas adalah 13 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
13%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa dalam
diskusi kelas.
Tabel 4.4 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelas Pertemuan
Ketiga Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor Indikator 1 4 6 8 2 3 5 7 9
Jumlah Siswa yang Terlibat 11 5 7 12 0 9 0 2 2
Total 35 13
Persentase (%) 43,75 13
3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelompok
Data ini diperoleh dari hasil pengamatan peneliti dan dibantu
obser yang dilakukan saat diskusi kelompok dalam pembelajaran
berlangsung. Diskusi kelompok yang dimaksud adalah ketika ada
interaksi antara siswa satu dan siswa lainnya dalam kelompok yang
sudah ditentukan. Adapun hasil observasi secara rinci terdapat pada
lampiran. Berikut ini rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok pada setiap pertemuan:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok adalah 60 atau 52,63%. Dan total
siswa yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan
yang tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
adalah 41 atau 30,82%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.5 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan Pertama Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor
Indikator 1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Jumlah Siswa
yang Terlibat 16 13 8 6 7 8 3 6 6 4 6 6 10
Total 58 41
Persentase (%) 50,87 30,82
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok adalah 60 atau 49,01%. Dan total
siswa yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan
yang tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
adalah 27 atau 22,68%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok.
Tabel 4.6 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan Kedua Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor
Indikator 1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Jumlah Siswa
yang Terlibat 14 17 7 8 7 7 3 0 4 6 4 3 7
Total 60 27
Persentase (%) 49,01 22,68
c. Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga, total siswa yang terlibat dalam
indikator-indikator positif atau kegiatan yang mendukung keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok adalah 60 atau 49,01%. Dan total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
siswa yang terlibat dalam indikator-indikator negatif atau kegiatan
yang tidak mendukung keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
adalah 37 atau 26,42%. Berikut rekapitulasi hasil observasi keaktifan
siswa dalam diskusi kelompok.
Tabel 4.7 Total Siswa yang Aktif dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan Ketiga Jenis Indikator Indikator Positif Indikator Negatif
Nomor Indikator 1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Jumlah Siswa
yang Terlibat 17 8 12 7 9 7 3 12 5 3 5 3 6
Total 60 37
Persentase (%) 49,01 26,42
4. Hasil Observasi Minat Siswa dalam Diskusi Kelompok
Data ini diperoleh dari hasil pengamatan peneliti dan dibantu
observer yang dilakukan saat diskusi kelompok dalam pembelajaran
berlangsung. Adapun hasil observasi secara rinci terdapat pada lampiran.
Rata-rata persentase siswa yang terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok
pada pertemuan pertama adalah 75,43%, pertemuan kedua adalah
85,78%, dan pertemuan ketiga adalah 79,99%. Berikut rekapitulasi hasil
observasi minat siswa selama diskusi kelompok berlangsung pada setiap
pertemuan.
Tabel 4.8 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok Pertemuan
Pertama
No Jenis Aktivitas Jumlah Siswa yang Terlibat Persentase
(%) 1’ – 10’ 11’ – 20’ 21’ – 30’
1
Siswa mau berdiskusi
dalam kelompok dengan
sungguh-sungguh.
16 15 15 80,70
2 Siswa mau bertanya jika
mengalami kesulitan. 12 11 11 59,64
3 Siswa mau
memperhatikan dengan 18 15 16 85,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sungguh-sungguh
pendapat/tanggapan dan
pertanyaan dari siswa
lainnya.
4
Siswa bersedia menjawab
pertanyaan dan
memberikan respon
balikan pada setiap
pendapat yang diutarakan
oleh siswa lainnya.
17 13 13 75,43
Rata-rata Persentase (%) 75,43
Tabel 4.9 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok Pertemuan
Kedua
No Jenis Aktivitas Jumlah Siswa yang Terlibat Persentase
(%) 1’ – 10’ 11’ – 20’ 21’ – 30’
1
Siswa mau berdiskusi
dalam kelompok dengan
sungguh-sungguh.
12 16 15 84,31
2 Siswa mau bertanya jika
mengalami kesulitan. 16 14 14 86,27
3
Siswa mau
memperhatikan dengan
sungguh-sungguh
pendapat/tanggapan dan
pertanyaan dari siswa
lainnya.
14 16 15 88,23
4
Siswa bersedia menjawab
pertanyaan dan
memberikan respon
balikan pada setiap
pendapat yang diutarakan
oleh siswa lainnya.
14 13 16 84,31
Rata-rata Persentase (%) 85,78
Tabel 4.10 Total Siswa yang Terlibat dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan Ketiga
No Jenis Aktivitas Jumlah Siswa yang Terlibat Persentase
(%) 1’ – 10’ 11’ – 20’ 21’ – 30’
1
Siswa mau berdiskusi
dalam kelompok dengan
sungguh-sungguh.
15 19 19 88,33
2 Siswa mau bertanya jika
mengalami kesulitan. 13 16 19 80
3
Siswa mau
memperhatikan dengan
sungguh-sungguh
16 17 18 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pendapat/tanggapan dan
pertanyaan dari siswa
lainnya.
4
Siswa bersedia
menjawab pertanyaan
dan memberikan respon
balikan pada setiap
pendapat yang
diutarakan oleh siswa
lainnya.
9 15 16 66,66
Rata-rata Persentase (%) 79,99
5. Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa pada saat penelitian ini diambil dari skor
pre-test dan post-test. Pre-test ini digunakan sebelum penerapan teori
Ausubel pada pembelajaran dilaksanakan dan pre-test ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan-pengetahuan siswa pada materi
prasyarat. Skor pre-test diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada materi
ingkaran, disjungsi, konjungsi, implikasi, dan biimplikasi. Sedangkan
untuk post-testt ini digunakan setelah penerapan teori Ausubel pada
pembelajaran dilaksanakan dan post-test ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan-pengetahuan siswa pada materi saat penelitian
berlangsung. Skor post-test diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada
materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi.
Tabel 4.11 Daftar Nilai Siswa
No. Absen Siswa Nilai
Pre-test Post-test
1 47,5 57,25
2 45 21,17
3 88,75 97,25
4 47,5 42,74
5 47,5 37,72
6 57,5 58,03
7 32,5 43,52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No. Absen Siswa Nilai
Pre-test Post-test
8 22,5 98,43
9 77,5 90,16
10 55 43,13
11 60 85,09
12 45 52,15
13 77,5 91,37
14 46,25 38,82
15 52,5 61,56
16 77,5 48,23
17 85 95,29
18 85 41,56
19 97,5 100
20 88,75 100
21 0 33,72
22 42,5 36,47
Rata-rata 58,125 62,57
6. Hasil Angket Minat Siswa
Angket ini peneliti adakan untuk mengetahui bagaimana minat
siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel
pada materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi. Berikut
hasil rekapitulasi skor angket minat.
Tabel 4.12 Skor Angket Minat
No.
Absen
Siswa
Skor Total Skor
(skor maks.
= 64)
Persentase
(%) Pernyataan Positif
(skor maks. = 48)
Pernyataan Negatif
(skor maks. = 16)
1 48 4 52 81,25
2 39 5 44 68,75
3 36 12 48 75
4 37 12 49 76,56
5 39 9 48 75
6 41 7 48 75
7 36 12 48 75
8 40 12 52 81,25
9 31 12 43 67,18
10 29 10 39 60,93
11 36 8 44 68,75
12 37 12 49 76,56
13 36 12 48 75
14 36 8 44 68,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
15 36 10 46 71,87
16 42 11 53 82,81
17 42 11 53 82,81
18 36 12 48 75
19 41 14 55 85,93
20 36 13 49 76,56
21 36 8 44 68,75
22 36 8 44 68,75
7. Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara siswa sudah peneliti lampirkan pada halaman lampiran.
C. Pembahasan Data
1. Penerapan Teori Belajar Ausubel
Berdasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, maka
Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran yaitu pengatur lanjut
(advance organizer), diferensiasi progresif, belajar superordinat, dan
penyesuaian integratif.
a. Pengatur lanjut (advance organizer)
Pada prinsip ini, peneliti melakukan kegiatan apersepsi,
dimana kegiatan apersepsi merupakan suatu pengatur lanjut bagi
siswa. Tujuan dari kegiatan apersepsi ini yaitu untuk mengingatkan
kembali materi yang sudah diterima siswa sebelumnya dan sebagai
kesiapan siswa untuk menerima materi baru. Pada kegiatan apersepsi
ini peneliti juga sudah melakukan diskusi kelas yaitu dengan tanya
jawab dengan siswa. Selain kegiatan apersepsi, pada saat
menjelaskan materi peneliti juga menunjukkan pengatur lanjut yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dengan menunjukkan keterkaitan materi baru dengan materi yang
dibahas pada kegiatan apersepsi.
b. Diferensiasi progresif
Pada prinsip ini, kegiatan yang dilakukan peneliti ialah
melaksanakan pembelajaran dari umum ke khusus. Sehingga untuk
mengawali materi baru, peneliti terlebih dahulu menyampaikan
definisi-definisi dari konsep baru, setelah itu memberikan langkah-
langkah pengerjaan untuk menentukan kesimpulan akhir, serta
peneliti memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan konsep
baru tersebut.
c. Belajar Superordinat
Pada prinsip ini, kegiatan yang dilakukan peneliti ialah
menunjukkan bahwa konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya ada kaitannya dengan materi baru atau konsep-konsep
yang baru. Konsep-konsep yang telah dipelajari diperluas dan lebih
memuat dalam konsep-konsep baru.
d. Penyesuaian integratif
Pada prinsip ini, kegiatan yang dilakukan peneliti ialah
melaksanakan pembelajaran secara runtut dan materi pelajaran
disusun secara logis. Agar dalam pembelajaran dan menyampaikan
materi, konsep-konsep baru yang disampaikan dapat dikaitan dengan
konsep-konsep yang sudah dipelajari atau konsep-konsep yang
relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Keterlaksanaan Pembelajaran
Pada tabel 4.1 terlihat bawah rata-rata persentase keterlaksanaan
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel adalah 72,06% atau
tergolong baik. Pencapaian tersebut belum tergolong maksimal dari
keterlaksanaan pembelajaran. Banyak hal yang belum dilaksanakan
dengan baik seperti mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan dan mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Dalam
pengamatan observer, peneliti sudah melaksanakan namun belum
maksimal. Hal ini dikarenakan hanya sebagian siswa yang dapat
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan atau juga
mengaitkan dengan realitas kehidupan. Masih banyak siswa yang lupa
akan materi sebelumnya atau materi prasyarat yang mengakibatkan
sebagian siswa tersebut tidak mampu mengaitkan materi saat itu dengan
pengetahuan lainnya yang relevan atau juga dengan realitas kehidupan.
Selain itu, peneliti belum melaksanakan kegiatan memberikan motivasi
dan maafaat materi dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Hal
disebabkan karena ketika membuka pelajaran peneliti hanya memberikan
motivasi untuk semangat dalam belajar kepada siswa dan hanya
memberikan manfaat materi logika matematika dalam kehidupan sehari-
hari pada pertemuan pertama pembelajaran. Peneliti juga belum
melaksanakan dengan baik melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.
Karena, media yang digunakan peneliti hanya papan tulis, spidol, dan
komputer untuk menanyangkan PPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Secara keseluruhan, semua kegiatan yang diamati ketika
pembelajaran berlangsung sudah dilaksanakan dengan baik dan ada
kegiatan sudah dilaksanakan sangat baik seperti kegiatan yang memicu
dan memelihara keaktifan siswa, pembelajaran dari umum ke khusus, dan
melibatkan siswa dalam diskusi kelompok.
3. Pembahasan Hasil Pengamatan/Observasi Keaktifan dan Minat Siswa
Keaktifan dan minat siswa dalam pembelajaran di kelas yang
menerapkan teori belajar Ausubel sangatlah penting dalam membantu
siswa belajar bermakna. Dalam penerapannya pada pembelajaran,
metode belajar yang cocok dengan teori belajar Ausubel adalah metode
diskusi. Diskusi dalam penelitian ini dilakukan secara kelompok dan
secara umum. Diskusi kelompok dilakukan pada saat mengerjakan soal
LKS, sedangkan diskusi umum atau diskusi kelas dilakukan pada saat
penjelasan materi maupun presentasi kelompok.
a. Minat dalam Diskusi Kelompok
Pada tabel 4.8, tabel 4.9, dan tabel 4.10 dapat dilihat jumlah
siswa yang berminat pada masing-masing indikator yang terbagi
dalam pembagian waktu yang ditentukan.
Tabel 4.13 Persentase Siswa yang Terlibat pada Setiap Indikator
Dalam Diskusi Kelompok
Jenis Keterlibatan
Persentase Siswa yang Terlibat
pada Pertemuan ke-
1 2 3
1. Diskusi Kelompok 80,70% 84,31% 88,33%
2. Mengajukan Pertanyaan 59,64% 86,27% 80%
3. Memperhatikan 85,96% 88,23% 85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
P
Proses pembelajaran ketika menerapkan teori belajar Ausubel sangat
menekankan pada belajar bermakna. Belajar bermakna adalah siswa
dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi yang relevan atau
informasi yang sudah diterima sebelumnya. Agar siswa mampu
belajar yang bermakna, siswa dapat melakukan kegiatan diskusi.
Diskusi dapat dilakukan secara kelompok ataupun secara
menyeluruh di kelas. Siswa diharapkan terlibat dalam diskusi, agar
siswa tersebut mampu berinteraksi dengan siswa lainnya untuk
mencapai apa itu belajar yang bermakna.
Pada tabel 4.13 jumlah persentase siswa yang terlibat dalam
kegiatan diskusi kelompok berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
jumlah siswa yang hadir pada setiap pertemuan berbeda-beda. Dalam
proses pengamatan atau observasi minat siswa dalam diskusi
kelompok, peneliti memberikan waktu diskusi adalah 30 menit dan
peneliti membagi waktu pengamatan kedalam tiga bagian yaitu 10
menit pertama (awal), 10 menit kedua (pertengahan), dan 10 menit
ketiga (akhir). Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil
yang akurat. Dalam pembahasan ini, peneliti akan membahas hasil
pengamatan minat siswa dalam kelompok pada setiap pertemuan dan
pada saat pengamatan setiap indikator dengan pembagian waktu
yang sudah ditentukan.
pertanyaan/tanggapan/pendapat
4. Menjawab/memberikan respon
balikan 75,43% 84,31% 66,66%
Rata-rata 75,43% 85,78% 79,99%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.8, tabel 4.9, dan
tabel 4.10 untuk indikator pertama, yaitu kemauan siswa untuk
berdiskusi sungguh mengalami penurunan dari pertemuan pertama
ke pertemuan kedua dan mengalami kenaikan dari pertemuan kedua
ke pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama, 10 menit awal diskusi
siswa mau untuk berdiskusi sungguh-sungguh. Selanjutnya, 10 menit
kedua ada sedikit penurunan yang dikarenakan siswa mulai tidak
berkonsentrasi untuk berdiskusi hingga 10 menit akhir diskusi. Pada
pertemuan kedua, 10 menit awal beberapa siswa tidak berdiskusi
dengan sungguh-sungguh dikarenakan sibuk dengan diri sendiri atau
masih mengganggu kelompok lain yang membuat suasana kelas
menjadi gaduh. Tetapi memiliki peningkatan pada 10 menit kedua
dikarenakan peneliti menegur siswa yang ribut dan siswa tersebut
mulai berdiskusi dengan sungguh-sungguh. Pada 10 menit ketiga
mengalami sedikit penurunan karena siswa merasa waktu untuk
diskusi kelompok kurang. Pada pertemuan ketiga, 10 menit awal
beberapa siswa kurang bersungguh-sungguh untuk berdiskusi
dikarenakan beberapa siswa belum siap untuk melakukan diskusi
kelompok. Kesiapan siswa ini dikarenakan juga adanya presentasi
kelompok yang membahas soal-soal pada pertemuan sebelumnya.
Tetapi mengalami peningkatan pada 10 menit kedua dan 10 menit
ketiga dikarenakan siswa berusaha mengerjakan soal-soal pada LKS
yang tingkat kesulitannya berbeda dengan pertemuan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Selanjutnya, untuk indikator kedua yaitu kemauan siswa
untuk bertanya kepada siswa lainnya dalam kelompok ataupun
kepada peneliti apabila mengalami kesulitan. Secara keseluruhan
indikator kedua mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke
pertemuan kedua dan mengalami sedikit penurunan dari pertemuan
kedua ke pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama, 10 menit awal
hanya beberapa siswa yang bertanya dikarenakan siswa masih malu
untuk bertanya kepada teman lainnya dalam kelompok. Tetapi malah
mengalami sedikit penurunan pada 10 menit kedua dan 10 menit
ketiga. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan situasi
diskusi kelompok dan akibatnya beberapa siswa enggan bertanya
dengan teman lainnya dalam kelompok apabila mengalami kesulitan.
Pada pertemuan kedua, 10 menit awal siswa mulai berani bertanya
apabila mengalami kesulitan. Tetapi mengalami sedikit penurunan
untuk 10 menit selanjutnya hingga di akhir diskusi. Penyebabnya
ialah beberapa siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik dan
tidak banyak menemukan kesulitan sehingga tidak memunculkan
pertanyaan. Pada pertemuan ketiga, 10 menit awal siswa belum
banyak bertanya dengan kesulitan yang mereka alami, tetapi untuk
10 menit selanjutnya hingga 10 menit akhir diskusi selau mengalami
peningkatan yang dikarenakan siswa menemukan banyak kesulitan
pada soal-soal LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Secara keseluruhan untuk indikator ketiga, yaitu kemauan
siswa untuk memperhatikan sungguh-sungguh pendapat/tanggapan,
pertanyaan siswa lainnya dalam kelompok mengalami peningkatan
dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua dan mengalami
penurunan dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga. Pada
pertemuan pertama, 10 menit awal siswa sungguh-sungguh
memperhatikan pendapat/tanggapan, pertanyaan siswa lainnya.
Tetapi mengalami sedikit penurunan pada 10 menit kedua
dikarenakan beberapa siswa sibuk dengan diri sendiri atau bahkan
mengganggu kelompok lainnya. Pada 10 menit akhir siswa kembali
dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh setiap dinamika di
kelompok masing-masing. Pada pertemuan ketiga, dari 10 menit
awal hingga 10 menit akhir selalu mengalami sedikit peningkatan.
Siswa sudah memperhatikan setiap dinamika kelompok yang terjadi,
penyebabnya ialah soal-soal di LKS memiliki tingkat kesulitan yang
berbeda dari pertemuan sebelumnya dan mendorong siswa untuk
memperhatikan siswa lainnya ketika temannya berpendapat atau
bahkan bertanya karena temannya tersebut mengalami kesulitan.
Selanjutnya, untuk indikator keempat yaitu kemauan siswa
untuk memberikan respon atas pertanyaan ataupun pendapat dari
teman kelompoknya, secara keseluruhan mengalami peningkatan
dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua dan mengalami
penurunan dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
pertemuan pertama, 10 menit awal siswa mulai memberikan respon
atas pendapat ataupun pertanyaan dari temannya. Tetapi pada saat 10
menit selanjutnya dan 10 menit akhir mengalami penurunan yang
dikarenakan beberapa siswa hanya diam saja tanpa memberikan
respon ketika teman-teman lainnya sedang berpendapat ataupun
bertanya. Pada pertemuan kedua, 10 menit awal siswa sedikit untuk
memberikan respon atas pendapat dan pertanyaan teman lainnya
dalam kelompok. Hal ini dikarenakan sebagian siswa hanya diam
bahkan cuek dengan teman satu kelompoknya. Tetapi 10 menit
selanjutnya hingga 10 menit akhir selalu mengalami peningkatan
yang dikarenakan soal-soal yang di LKS sulit dan harus bersama-
sama mereka dalam satu kelompok menyelesaikan. Hal ini
mendorong siswa untuk berpendapat ataupun bertanya serta mau
memberikan respon terhadap pendapat ataupun pertanyaan dari
temannya.
Secara garis besar, pada tabel 4.13 didapatkan bahwa minat
siswa dalam diskusi kelompok ketika pembelajaran menerapkan
teori belajar Ausubel tergolong tinggi pada pertemuan pertama dan
ketiga. Pada pertemuan kedua minat siswa tergolong sangat tinggi.
Secara rata-rata, minat siswa dalam diskusi kelompok ketika
pembelajaran menerapkan teori belajar Ausubel tergolong sangat
tinggi. Siswa sudah sangat terlibat dalam diskusi kelompok seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengajukan pertanyaan, memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
atau pendapat, dan menjawab atau memberikan respon balikan.
b. Keaktifan siswa saat diskusi kelompok
Pada tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7 dapat dilihat jumlah
siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok ketika
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel pada setiap
pertemuan.
Tabel 4.14 Persentase Jumlah Siswa yang Aktif saat Diskusi
Kelompok
Jenis
Indikator
Kode-
kode
Indikator
Persentase Jumlah Siswa yang Aktif pada
Pertemuan ke-
1 % 2 % 3 %
Indikator
Postif
1 16 84,21 14 82,35 17 85
3 13 68,42 17 100 8 40
5 8 42,10 7 41,18 12 60
8 6 31,57 8 47,06 7 35
10 7 36,84 7 41,18 9 45
12 8 42,10 7 41,18 7 35
Indikator
Negatif
2 3 15,78 3 17,65 3 15
4 6 31,57 0 0 12 60
6 6 31,57 4 23,53 5 25
7 4 21,05 6 35,29 3 15
9 6 31,57 4 23,53 4 20
11 6 31,57 3 17,65 3 15
13 10 52,63 7 41,18 6 30
Tabel 4.15 Persentase Total Siswa yang Aktif saat Diskusi
Kelompok
Jenis Indiktor Persentase Total Siswa yang Aktif pada Pertemuan ke-
1 2 3
Indikator
Positif 50,87 49,01 49,01
Indikator
Negatif 30,82 22,68 26,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok maupun dalam
diskusi kelas berperan dalam mencapai tujuan belajar yang lebih
baik. Selain itu, dengan aktif dalam diskusi dapat membantu siswa
untuk berani dan percaya diri dalam berproses untuk
mengembangkan diri nya.
Berdasarkan tabel 4.14, untuk kode indikator 1 dan 2 saling
berkaitan yaitu siswa mengerjakan soal pada LKS dalam waktu 15
menit awal diskusi kelompok. Pada pertemuan pertama, dapat dilihat
untuk indikator 1 jumlah siswa yang aktif ada 16 siswa atau 84,21%
dan jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 3 siswa atau
15,78%, dikarenakan siswa tersebut asyik dengan dirinya sendiri
atau bahkan mengganggu teman lainnya yang beda kelompok. Pada
pertemuan kedua, untuk indikator 1 jumlah siswa yang aktif ada 14
siswa atau 82,35% dan untuk indikator 2 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 3 siswa atau 17,65%, dikarenakan siswa
tersebut masih ribut dengan temannya beda kelompok. Pada
pertemuan ketiga, untuk indikator 1 jumlah siswa yang aktif ada 17
siswa atau 85% dan untuk indikator 2 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 3 atau 15%, dikarenakan siswa tersebut
masih mondar-mandir di kelas untuk mengganggu teman yang beda
kelompok.
Selanjutnya, untuk kode indikator 3 dan 4 saling berkaitan
yaitu siswa mengerjakan soal pada LKS sampai selesai. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pertemuan pertama, dapat dilihat untuk indikator 3 jumlah siswa
yang aktif ada 13 siswa atau 68,42% dan untuk indikator 4 jumlah
siswa yang tidak aktif menyelesaikan soal LKS ada 6 siswa atau
31,57%, dikarenakan siswa tersebut hanya asyik sendiri dalam
kelompok tanpa membantu teman satu kelompok untuk
menyelesaikan soal LKS sampai selesai. Pada pertemuan kedua,
untuk indikator 3 jumlah siswa yang aktif menyelesaikan soal pada
LKS sampai selesai ada 17 siswa atau seluruh siswa yang hadir saat
itu. Hal ini dikarenakan seluruh siswa aktif dan mampu
menyelesaikan soal pada LKS sampai selesai. Pada pertemuan
ketiga, untuk indikator 3 jumlah siswa yang aktif ada 8 siswa atau
40% dan untuk indikator 4 jumlah siswa yang tidak aktif dalam
menyelesaikan soal pada LKS ada 12 siswa atau 60%, dikarenakan
beberapa siswa tidak membantu teman kelompoknya untuk
menyelesaikan soal LKS sampai selesai atau ada beberapa siswa
dalam satu kelompok tidak mampu menyelesaikan soal pada LKS
sampai selesai karena waktu untuk diskusi kelompok telah berakhir.
Kemudian, untuk kode indikator 5, 6, dan 7 saling berkaitan
yaitu keaktifan siswa untuk bertanya kepada teman kelompoknya
masing-masing atau bertanya kepada peneliti saat berlangsung
diskusi kelompok. Pada pertemuan pertama, untuk indikator 5
jumlah siswa yang bertanya tanpa diminta ada 8 siswa atau 42,10%.
Sedangkan untuk indikator 6 jumlah siswa yang bertanya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
diminta ada 6 siswa atau 31,57% dan untuk indikator 7 jumlah siswa
yang tidak aktif bertanya ada 4 siswa atau 21,05%. Hal ini
dikarenakan siswa masih malu untuk bertanya padahal mereka
menemukan kesulitan dan ada beberapa siswa yang tidak serius
dalam mengikuti diskusi kelompok sehingga mereka enggan untuk
bertanya. Pada pertemuan kedua, untuk indikator 5 jumlah siswa
yang aktif ada 7 siswa atau 41,18%. Sedangkan untuk indikator 6
jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 6 siswa atau
31,57% dan untuk indikator 6 jumlah siswa yang tidak aktif dalam
bertanya ada 4 siswa atau 21,05%. Hal ini dikarenakan siswa
tersebut enggan untuk bertanya karena malu ataupun siswa tersebut
tidak mengalami kesulitan. Pada pertemuan ketiga, untuk indikator 5
jumlah siswa yang aktif bertanya tanpa diminta ada 12 siswa atau
60%. Sedangkan untuk indikator 6 jumlah siswa yang aktif bertanya
dengan diminta ada 5 siswa atau 25% dan untuk jumlah siswa yang
tidak aktif bertanya ada 3 siswa atau 15%. Pada pertemuan ketiga
ini, sebagian siswa sudah berani bertanya tentang kesulitan yang
mereka hadapin ketika mengerjakan bersama soal pada LKS. Hanya
ada beberapa siswa yang masih enggan untuk bertanya dikarenakan
mereka hanya diam saja saat peneliti meminta untuk siswa bertanya
kepada teman satu kelompok apabila mengalami kesulitan.
Selanjutnya, untuk kode indikator 8 dan 9 saling berkaitan
yaitu siswa memberi respon terhadap pendapat teman satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kelompok. Pada pertemuan pertama, untuk indikator 8 jumlah siswa
yang aktif dalam memberi respon ada 6 siswa atau 31,57% dan
untuk indikator 9 jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada
6 siswa atau 31,57%, dikarenakan siswa tersebut malu untuk
merespon pendapat temannya dan siswa tersebut tunggu ada perintah
teman kelompoknya untuk memberi respon baru siswa tersebut
memberi responnya. Pada pertemuan kedua, untuk indikator 8
jumlah siswa yang aktif ada 8 siswa atau 47,06% dan untuk indikator
9 jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 4 siswa atau
23,53%, dikarenakan siswa tersebut tidak berkonsetrasi saat diskusi
kelompok, baru memberikan respon ketika diminta teman
kelompoknya. Selain itu, siswa yang tidak termasuk dalam indikator
8 dan 9 adalah siswa yang sama sekali ketika mengikuti diskusi
kelompok tidak memberikan respon terhadap pendapat teman satu
kelompoknya tetapi tetap memperhatikan pendapat temannya itu.
Pada pertemuan ketiga, untuk indikator 8 jumlah siswa yang aktif
memberi respon ada 7 siswa atau 35% dan untuk indikator 9 jumlah
siswa yang memberi respon tetapi diminta ada 5 siswa atau 25%.
Selain itu, siswa yang tidak tergabung dalam indikator 8 dan
indikator 9 adalah siswa yang tidak sama sekali memberi respon
terhadap pendapat teman kelompoknya. Hal ini dikarenakan siswa
tersebut tidak memiliki pendapat untuk menanggapi pendapat
temannya atau bahkan hanya diam saja saat diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kemudian, kode indikator 10 dan 11 saling berkaitan yaitu
aktif menjawab pertanyaan dari teman satu kelompok. Pada
pertemuan pertama, untuk indikator 10 jumlah siswa aktif menjawab
pertanyaan teman kelompoknya ada 7 siswa atau 36,84% dan untuk
indikator 11 jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dengan
diminta ada 6 siswa atau 31,57%, dikarenakan siswa tersebut malu
untuk menjawab karena takut salah. Sedangkan siswa lain yang tidak
termasuk dalam indikator 10 dan 11 adalah siswa yang tidak
menjawab sama sekali pertanyaan dari teman satu kelompoknya. Hal
ini karena siswa tersebut tidak memiliki kemampuan menjawab
pertanyaan temannya dan siswa tersebut memilih diam. Pada
pertemuan pertemuan kedua, untuk indikator 10 jumlah siswa yang
aktif ada 7 siswa atau 41,18% dan untuk indikator 11 jumlah siswa
yang tidak mendukung keaktifan ada 3 atau 17,65%. Masih banyak
siswa yang tidak sama sekali menjawab pertanyaan teman
kelompoknya walaupun sudah diminta bertanya apabila mengalami
kesulitan atau kurang jelas dikarenakan siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan teman satu kelompoknya tersebut. Pada
pertemuan ketiga, untuk indikator 10 jumlah siswa yang aktif ada 9
siswa atau 45% dan untuk indikator 11 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 3 siswa atau 15%. Pada pertemuan ini,
siswa sudah mulai berani menjawab pertanyaan teman kelompoknya
walaupun masih ada siswa yang harus diminta menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tersebut baru menjawab dan masih banyak siswa yang hanya diam
atau tidak menjawab pertanyaan teman satu kelompok selama proses
diskusi kelompok berlangsung.
Selanjutnya, untuk kode indikator 12 dan 13 saling berkaitan
yaitu siswa memberikan pendapatnya dalam kelompok. Pada
pertemuan pertama, jumlah siswa yang aktif memberikan
pendapatnya ada 8 siswa atau 42,10% dan untuk indikator 13 jumlah
siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 10 siswa atau 52,63%,
dikarenakan siswa tersebut malu mengutarakan pendapatnya karena
takut salah dan siswa baru mau berpendapat kalo ada perintah dari
temannya satu kelompok atau dari peneliti. Pada pertemuan kedua,
untuk indikator 12 jumlah siswa yang aktif ada 7 siswa atau 41,18%
dan untuk indikator 13 jumlah siswa yang tidak mendukung
keaktifan ada 7 siswa atau 41,18%. Pada pertemuan ini, masih ada
tiga siswa belum berpendapat sama sekali dikarenakan siswa
tersebut belum mampu memberikan pendapat dalam menyelesaikan
soal pada LKS dan mereka hanya diam tetapi memperhatikan saat
diskusi kelompok berlangsung. Pada pertemuan ketiga, untuk
indikator 12 jumlah siswa yang aktif memberikan pendapatnya ada 7
siswa atau 35% dan untuk indikator 13 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 6 siswa atau 30%. Pada pertemuan ini,
jumlah siswa yang tidak memberi pendapat sama sekali makin
meningkat dari pertemuan sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
siswa mengalami kesulitan dengan pengerjaan soal pada LKS
sehingga siswa tersebut enggan untuk berpendapat untuk
menyelesaikan soal pada LKS itu.
Secara garis besar, pada tabel 4.15 dapat dilihat persentase
total siswa yang aktif pada indikator positif maupun yang tidak
mendukung keaktifan pada indikator negatif saat diskusi kelompok
berlangsung. Peneliti ingin membandingkan indikator positif saja
pada setiap pertemuan, karena indikator positif ini yang mendukung
keaktifan siswa saat diskusi kelompok berlangsung. Terlihat bahwa
persentase total siswa yang aktif saat diskusi kelompok tergolong
cukup aktif pada masing-masing pertemuan. Secara rata-rata
persentase total siswa yang aktif saat diskusi kelompok adalah
49,63% atau tergolong cukup aktif. Siswa sudah berani tanpa
diminta untuk berproses dalam diskusi kelompok walaupun masih
ada siswa malu atau tunggu diminta untuk aktif oleh temannya
ketika diskusi kelompok berlangsung.
c. Keaktifan siswa saat diskusi kelas
Pada tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.4 dapat dilihat jumlah
siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi kelas ketika pembelajaran
yang menerapkan teori belajar Ausubel pada setiap pertemuan.
Tabel 4.16 Persentase Jumlah Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelas
Jenis
Indikator
Kode
Indikator
Persentase Jumlah Siswa yang Aktif pada
Pertemuan ke-
1 % 2 % 3 %
Indikator
Positif
1 6 31,58 9 52,94 11 55
4 7 36,84 1 5,88 5 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
6 1 5,26 10 58,82 7 35
8 7 36,84 11 64,71 12 60
Indikator
Negatif
2 0 0 2 11,76 0 0
3 13 68,42 6 35,29 9 45
5 5 26,32 1 5,88 0 0
7 1 5,26 2 11,76 2 10
9 8 42,11 1 5,88 2 10
Tabel 4.17 Persentase Total Siswa yang Aktif saat Diskusi Kelas
Jenis
Indiktor
Persentase Total Siswa yang Aktif Pada Pertemuan ke-
1 2 3
Indikator
Positif 27,63 45,58 43,75
Indikator
Negatif 28,42 14,11 13
Dari tabel 4.16, dapat dilihat untuk kode indikator 1, 2, dan 3
saling berkaitan yaitu keaktifan siswa untuk bertanya saat diskusi
kelas berlangsung. Pada pertemuan pertama, untuk indikator 1
jumlah siswa yang aktif bertanya saat diskusi kelas ada 6 siswa atau
31,58%. Sedangkan untuk indikator 2 tidak ada siswa yang bertanya
dengan diminta dan untuk indikator 3 jumlah siswa yang tidak sama
sekali bertanya ada 13 siswa atau 68,42%. Hal yang menyebabkan
siswa enggan untuk bertanya walaupun sudah diminta adalah
sebagian siswa sudah mengerti materi yang dibahas pada saat
presentasi dan jawaban kelompok mereka sama seperti jawaban
kelompok presentasi. Selain itu, siswa tersebut tidak mengalami
kesulitan berarti pada saat mengerjakan soal pada LKS. Sedangkan
ada beberapa siswa yang enggan bertanya karena malu dan hanya
diam saat diberi kesempatan bertanya dan siswa masih belum
terbiasa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan atau belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
jelas apa yang telah dijelaskan oleh peneliti atau kelompok
presentasi. Pada pertemuan kedua, untuk indikator 1 jumlah siswa
yang aktif bertanya ada 9 siswa atau 52,94%. Sedangkan untuk
indikator 2 jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 2
siswa atau 11,76% dan untuk indikator 3 jumlah siswa yang tidak
bertanya sama sekali ada 6 siswa atau 35,29%. Pada pertemuan ini,
sebagian siswa mulai aktif bertanya langsung karena materi yang
dibahas banyak dan sedikit susah. Selain itu masih ada dua siswa
yang bertanya dengan diminta dan masih terdapat beberapa siswa
yang enggan untuk bertanya dikarenakan saat penjelasan materi
siswa masih sibuk ngobrol dengan temannya dan ketika ada
kelompok yang presentasi siswa tersebut hanya memperhatikan saja
tanpa bertanya apabila siswa itu tidak jelas ataupun masih kesulitan
dalam memahami materi, Pada pertemuan ketiga, untuk indikator 1
jumlah siswa yang aktif ada 11 siswa atau 55%. Hal ini mengalami
peningkatan dari pertemuan pertamadan kedua. Peningkatan ini
disebabkan kesadaran siswa untuk bertanya karena soal-soal yang
dibahas pada saat itu sulit dan masih banyak siswa yang belum jelas
atas penjelasan pengerjaan dari kelompok presentasi. Sedangkan
untuk indikator 2 tidak ada siswa yang bertanya dengan diminta.
Kesadaran beberapa siswa yang bertanya tidak diikuti siswa lainnya
yang malah hanya diam walaupun mengalami kesulitan. Hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
terlihat pada indikator 3 jumlah siswa yang tidak bertanya sama
sekali ada 9 siswa atau 45%.
Kemudian, untuk kode indikator 4 dan 5 saling berkaitan
yaitu merespon tanggapan atau pendapat dari teman lainnya. Pada
pertemuan pertama, untuk indikator 4 jumlah siswa yang aktif ada 7
siswa atau 36,84% dan untuk indikator 5 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 5 siswa atau 26,32%. Pada pertemuan ini,
siswa belum menunjukkan keaktifannya dalam memberikan respon
terhadap tanggapan dari teman lainnya. Hal ini disebabkan karena
siswa takut untuk berbicara langsung memberikan respon terhadap
tanggapan temannya saat tanya jawab dengan kelompok presentasi
dan masih banyak siswa yang hanya memperhatikan dan diam tanpa
memberikan respon tanggapan atau pendapat dari teman lainnya.
Pada pertemuan kedua, untuk indikator 4 jumlah siswa yang aktif
memberikan respon tanpa diminta ada seorang siswa dan untuk
indikator 5 jumlah siswa yang memberi respon dengan diminta ada
seorang siswa. Pada pertemuan ini, banyak siswa yang
memperhatikan tetapi tidak memberikan sama sekali respon terhadap
pendapat temannya, hal ini dikarenakan siswa masih takut untuk
memberikan respon atas pendapat temannya atau bahkan siswa
tersebut diam karena setuju dengan pendapat temannya. Pada
pertemuan ketiga, untuk indikator 4 jumlah siswa yang aktif ada 5
siswa atau 25% dan siswa lainnya hanya memperhatikan dan diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
untuk memberi respon mereka hanya diam. Hal ini dikarenakan
siswa tersebut masih belum jelas dengan materi yang dibahas dan
ketika ada siswa yang memberi pendapat mereka bingung untuk
memberikan respon terhadap pendapat temannya itu.
Selanjutnya, untuk kode indikator 6 dan 7 saling berkaitan
yaitu menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Pada
pertemuan pertama, untuk indikator 6 jumlah siswa yang aktif
menjawab ada 1 atau 5,26% dan untuk indikator 7 jumlah siswa
yang tidak mendukung keaktifan ada 1 atau 5,26%. Pada pertemuan
ini, sebagian siswa masih ragu-ragu untuk menjawab langsung
karena takut salah dan siswa tersebut mau menjawab tunggu ditunjuk
atau diminta untuk menjawab oleh peneliti. Pada pertemuan kedua,
untuk indikator 6 jumlah siswa yang aktif menjawab ada 10 siswa
atau 58,82% dan untuk indikator 7 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada 2 siswa atau 11,76%. Pada pertemuan ini,
sebagian siswa sudah menjawab pertanyaan dari temannya. Hal ini
dikarenakan, waktu presentasi dan tanya jawab dilakukan dua sesi
yaitu pada awal pembelajaran untuk membahas soal LKS pertemuan
sebelumnya yang belum dibahas dan pada inti pembelajaran untuk
membahas soal LKS pada saat pertemuan itu. Pada pertemuan
ketiga, untuk indikator 6 jumlah siswa yang aktif menjawab ada 5
siswa atau 35% dan untuk indikator 7 jumlah siswa yang menjawab
dengan diminta terlebih dahulu ada 2 siswa atau 10%. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pertemuan ini, siswa yang menjawab pertanyaan dari temannya
mengalami sedikit penurunan dan bahkan sebagian siswa tidak
menjawab sama sekali pertanyaan dari temannya. Hal ini
dikarenakan soal-soal yang dibahas sulit dan kebanyakan siswa
untuk diam tidak menjawab tetapi tetap memperhatikan saat
presentasi kelompok di kelas.
Kemudian, untuk kode indikator 8 dan 9 saling berkaitan
yaitu siswa mengemukan pendapatnya. Pada pertemuan pertama,
untuk indikator 8 jumlah siswa yang mengemukan pendapatnya saat
diskusi kelas berlangsung tanpa diminta di kelas ada 7 siswa atau
36,84% dan untuk indikator 9 jumlah siswa yang mengemukan
pendapatnya dengan diminta ada 8 siswa atau 42,11%. Pada
pertemuan ini, banyak siswa mengemukan pendapatnya dengan
diminta karena siswa tersebut masih ragu-ragu karena takut
pendapatnya salah atau bahkan malu untuk mengemukan
pendapatnya. Pada pertemuan kedua, untuk indikator 8 jumlah siswa
yang aktif dalam mengemukan pendapatnya ada 11 siswa atau
64,71% dan untuk untuk indikator 9 jumlah siswa yang tidak
mendukung keaktifan ada seorang siswa. Pada pertemuan ini,
banyak siswa yang sudah berani untuk berpendapat secara langsung
dikarenakan materi yang dibahas banyak dan beberapa siswa masih
belum jelas atas penjelasan dari kelompok presentasi saat
menjelaskan salah satu soal pada LKS. Pada pertemuan ketiga, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
indikator 8 jumlah siswa yang aktif ada 12 siswa atau 60% dan untuk
indikator 9 jumlah siswa yang tidak mendukung keaktifan ada 2
siswa atau 10%. Pada pertemuan ini, masih banyak siswa yang
hanya diam tanpa sama sekali mengemukan pendapatnya. Hal ini
dikarenakan siswa tersebut tidak menyimak kelompok yang sedang
presentasi, siswa tersebut asyik dengan diri sendiri atau malah
mengobrol dengan teman lainnya.
Secara garis besar, pada tabel 4.17 dapat dilihat persentase
total siswa yang aktif pada indikator positif maupun yang tidak
mendukung keaktifan pada indikator negatif saat diskusi kelas
berlangsung. Peneliti ingin membandingkan indikator positif saja
pada setiap pertemuan, karena indikator positif ini yang mendukung
keaktifan siswa saat diskusi kelas berlangsung. Terlihat bahwa
persentase total siswa yang aktif saat diskusi kelas tergolong rendah
pada saat pertemuan pertama dan tergolong cukup aktif pada
pertemuan kedua dan ketiga. Secara rata-rata presentase total siswa
yang aktif saat diskusi kelas adalah 38,98% atau tergolong rendah.
Siswa sudah berani tanpa diminta untuk bertanya, menjawab
pertanyaan, memberikan pendapat atau tanggapan saat diskusi kelas
walaupun hanya beberapa siswa yang berani aktif tanpa diminta.
Masih banyak siswa malu untuk aktif saat diskusi kelas atau tunggu
diminta aktif saat diskusi kelas baru berani untuk bertanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menjawab pertanyaan, memberikan pendapat atau tanggapan saat
diskusi kelas.
4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa
a. Pre-test
Pre-test ini diadakan pada hari Senin, 23 Januari 2017. Pre-
test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan-
pengetahuan siswa mengenai materi pra syarat yang telah dipelajari
dengan guru mata pelajaran matematika sebelumnya. Pelaksanaan
pre-test berlangsung selama 45 menit dan diikuti seluruh siswa kelas
XA SMA Santo Mikael. Soal pre-test terdiri dari 5 soal uraian
(essai). Dari hasil nilai pre-test didapatkan bahwa, rata-rata nilai pre-
test siswa adalah 58,125 dan untuk persentase ketuntasan dari hasil
nilai pre-test sebagai berikut ini:
Tabel 4.18 Hasil Nilai Pre-test
Kriteria
Tingkatan Interval
Pre-test
Jml Siswa %
Tuntas 70 – 100 8 36,36
Tidak Tuntas < 70 14 63,64
Total 22 100
Dapat dilihat pada tabel 4.18, bahwa persentase jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan adalah 8 siswa atau 36,36%. Sedangkan
jumlah siswa yang tidak tuntas atau nilai siswa yang dibawah dari
standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 14 siswa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
63,64%. Jelas bahwa, jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak
daripada jumlah siswa yang tuntas.
b. Post-test
Post-test ini diadakan pada hari Sabtu, 4 Januari 2017. Pre-
test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan-
pengetahuan siswa mengenai materi pada saat penelitian
berlangsung. Pelaksanaan post-test berlangsung selama 45 menit dan
diikuti seluruh siswa kelas XA SMA Santo Mikael. Soal post-test
terdiri dari 4 soal uraian (essai). Dari hasil nilai post-test didapatkan
bahwa, rata-rata nilai post-test siswa adalah 62,57 dan untuk
prosentase ketuntasan dari hasil nilai post-test sebagai berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Nilai Post-test
Kriteria
Tingkatan Interval
Post-test
Jml Siswa %
Tuntas 70 – 100 8 36,36
Tidak Tuntas < 70 14 63,64
Total 22 100
Dapat dilihat pada tabel 4.19, bahwa persentase jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan adalah 8 siswa atau 36,36%. Sedangkan
jumlah siswa yang tidak tuntas atau nilai siswa yang dibawah dari
standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 14 siswa atau
63,64%. Jelas bahwa, jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak
dari pada jumlah siswa yang tuntas.
Dari hasil pre-test dan post-test yang didapatkan, bahwa
persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sama dengan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari
post-test yaitu 8 siswa atau 36,36%. Dari 8 siswa yang mencapai
ketuntasan pada saat pre-test, ada 6 siswa yang mencapai ketuntasan
pula pada saat post-test dan 2 siswa mengalami penurunan yang
diakibatkan pada saat pembelajaran menerapkan teori belajar
Ausubel siswa yang bersangkutan sering tidak hadir di kelas dan saat
hadir di kelas siswa tersebut tidak serius mengikuti pembelajaran.
sehingga pada saat post-test tidak mencapai ketuntasan. Sebaliknya,
ada 2 siswa pada saat pre-test tidak mencapai ketuntasan dan pada
saat post-test 2 siswa tersebut mengalami peningkatan yang
diakibatkan siswa tersebut mampu belajar dari teman-teman pada
saat diskusi kelompok maupun pada saat diskusi kelas sehingga
mereka mampu mengaitkan apa yang mereka peroleh ketika
mengerjakan soal-soal test dan siswa yang bersangkutan pun
mencapai ketuntasan.
Sedangkan untuk rata-rata nilai post-test adalah 62,57
mengalami peningkatan dari nilai pre-test dengan rata-rata 58,125.
Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah banyak berlatih soal-
soal dengan materi yang sama pada soal post-test. Selama
pembelajaran berlangsung yang menerapkan teori belajar Ausubel,
peneliti melaksanakan pembelajaran dengan diawali dengan kegiatan
apersepsi, memberikan materi baru, memberikan penyelesaian
masalah dan memberikan contoh soal-soal yang relevan. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
peneliti memberikan LKS-LKS untuk siswa mengerjakan dengan
kelompok masing-masing dan soal-soal tersebut juga dibahas
bersama di kelas. Hal ini yang membuat siswa dapat menerima
materi baru dan dapat mengaitkannya dengan materi sebelumnya
atau juga mengaitkannya dengan soal-soal yang diberikan. Jadi,
siswa dapat mengerjakan soal post-test walaupun sebagian siswa
belum mencapai ketuntasan dikarenakan ada beberapa siswa tidak
menyelesaikan post-test sampai selesai dikarenakan waktu yang
dialokasikan untuk post-test kurang bagi siswa tersebut. Selain itu
kebanyakan siswa yang tidak mencapai ketuntasan tidak mengulangi
pelajarannya kembali di rumah atau di asrama sehingga siswa
tersebut mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal-soal test di
kelas dikarenakan lupa akan pelajaran yang sudah dipelajari
bersama-sama. Siswa yang lupa akan pelajaran yang sudah dipelajari
bersama-sama adalah siswa yang belum mencapai belajar bermakna
sesungguhnya. Siswa tersebut cenderung kurang terlibat aktif dalam
proses pembelajaran di kelas atau siswa tersebut mendapat paksaan
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Bagi siswa yang dengan
sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dan terlibat aktif tanpa
paksaan akan mencapai belajar bermakna tersebut. Ketika siswa
sudah mencapai belajar bermakna tersebut, ia akan mengalami
kemudahan untuk menjawab soal-soal pada test yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
5. Pembahasan Hasil Angket Minat Siswa
Berdasarkan analisis data hasil angket minat siswa, didapatkan
kriteria minat masing-masing siswa terhadap penerapan teori belajar
Ausubel sebagai berikut:
Tabel 4.20 Kriteria Minat Siswa terhadap Penerapan Teori belajar
Ausubel
No. Absen Siswa Skor Total
(Skor maks. = 64) Persentase (%) Kriteria
1 52 81,25 Berminat
2 44 68,75 Berminat
3 48 75 Berminat
4 49 76,56 Berminat
5 48 75 Berminat
6 48 75 Berminat
7 48 75 Berminat
8 52 81,25 Berminat
9 43 67,18 Berminat
10 39 60,93 Cukup
Berminat
11 44 68,75 Berminat
12 49 76,56 Berminat
13 48 75 Berminat
14 44 68,75 Berminat
15 46 71,87 Berminat
16 53 82,81 Berminat
17 53 82,81 Berminat
18 48 75 Berminat
19 55 85,93 Berminat
20 49 76,56 Berminat
21 44 68,75 Berminat
22 44 68,75 Berminat
Tabel 4.21 Persentase Kriteria Minat Siswa terhadap Penerapan Teori
Belajar Ausubel
Kriteria Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Sangat Berminat 0 0
Berminat 21 95,45
Cukup Berminat 1 4,55
Tidak Berminat 0 0
Jumlah 22 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Berdasarkan tabel persentase kriteria minat siswa terhadap
penerapan teori belajar Ausubel, didapatkan bahwa 21 siswa di kelas XA
berminat terhadap penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran
daan seorang siswa cukup berminat terhadap penerapan teori belajar
Ausubel dalam pembelajaran. Oleh karena itu, hampir seluruh siswa
kelas XA berminat terhadap penerapan teori belajar Ausubel dalam
pembelajaran dengan persentase 95,45%. Secara keseluruhan siswa yang
berminat ini setuju dengan penerapan teori belajar Ausubel pada
pembelajaran matematika terkait dengan perasaan siswa, pemahaman
materi secara khusus pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi,
dan kontingensi, terkait dengan keaktifan dan minat siswa, pengetahuan
baru yang diperoleh siswa, dan terkait dengan cara guru mengajar.
Sedangkan untuk siswa yang cukup berminat ini setuju dengan penerapan
teori belajar Ausubel pada pembelajaran matematika terkait dengan
pemahaman materi secara khusus pokok bahasan ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi, terkait dengan pengetahuan baru yang
diperoleh siswa, cara guru mengajar, namun tidak setuju terkait dengan
perasaan siswa dan terkait dengan keaktifan dan minat siswa.
6. Pembahasan Hasil Wawancara Siswa
Dari hasil wawancara dengan tiga siswa yang mewakili siswa yang
berminat yaitu 2 siswa dan siswa yang cukup berminat yaitu seorang siswa
didapatkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
a. Siswa yang berminat.
Menurut siswa yang berminat waktu yang disediakan cukup untuk
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel. Selanjutnya,
siswa merasa senang dengan adanya pembelajaran yang menerapkan
teori belajar Ausubel, siswa bisa terlibat dalam diskusi kelompok yang
membantu siswa untuk berani bicara dengan teman lainnya dan dapat
membantu teman satu kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa juga
tidak terpaksa untuk terlibat dan aktif dalam diskusi kelompok atau
diskusi kelas (saat presentasi) karena siswa dapat bertukar pendapat
dengan siswa lainnya. Siswa yang berminat juga terlibat dalam
menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat teman lainnya saat
kegiatan diskusi berlangsung terlebih saat diskusi kelompok. Karena,
siswa memperhatikan sungguh-sungguh saat teman kelompoknya
bertanya atau memberikan pendapat. Menurut salah satu siswa yang
berminat, saat diskusi kelas siswa tersebut kurang memperhatikan
karena merasa terganggu dengan kondusi kelas yang ribut. Selain itu,
menurut salah satu siswa yang berminat siswa tersebut apabila ada
pertanyaan yang disampaikan guru atau teman lainnya dalam diskusi
kelas siswa tersebut belum langsung menjawab karena takut salah
dalam menjawab dan tunggu ditunjuk untuk menjawab baru siswa
tersebut menjawab.
Menurut siswa yang berminat ini, mereka sama-sama setuju bahwa
dengan menerapkan teori belajar Ausubel mereka dapat memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
materi lebih mudah karena dengan adanya diskusi kelompok mereka
saling bertukar pendapat, saling melengkapi, dan saling bekerja sama
untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Selain itu, mereka
menjadi aktif dalam pembelajaran karena adanya kegiatan diskusi
kelompok dan diskusi kelas. Mereka juga semakin berminat untuk
belajar dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan saat pembelajaran
berlangsung. Sehingga, menurut mereka dengan mudah untuk
memahami materi dan hasil belajar mereka pun meningkat dari
sebelumnya.
b. Siswa yang Cukup Berminat
Menurut siswa ini, waktu pembelajaran yang menerapkan teori
belajar kurang mengingat sering kondusi kelas kurang kondusif.
Selanjutnya, siswa itu mengatakan senang dengan adanya kegiatan
diskusi kelompok karena siswa itu dapat bersama-sama mengerjakan
soal-soal yang diberikan dan dapat mendengar jawaban-jawaban dari
teman kelompoknya. Tetapi siswa ini merasa terpaksa untuk terlibat
dan aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas karena siswa
ini merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya, siswa ini merasa
apa yang siswa ungkapan belum tentu benar atau diterima oleh teman-
teman lainnya. Ketika dalam diskusi kelompok ini, siswa ini belum
berani memberikan pendapatnya langsung dan harus ditunjuk teman
lainnya baru siswa tersebut berpendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Selanjutnya, menurut siswa ia kurang terbantu dengan adanya
penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran. Karena, siswa
tersebut lambat untuk memahami materi yang dibahas dan siswa tidak
mengulangi kembali materi saat diluar jam pelajaran di kelas. Siswa
berpendapat dengan adanya pembelajaran yang menerapkan teori
belajar Ausubel, siswa menjadi aktif dan terlibat dalam diskusi
kelompok dan hasil belajar ada peningkatan sedikit dari sebelumnya
walaupun peningkatan yang belum maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas XA SMA Santo
Mikael Sleman mengenai pengaruh penerapan teori belajar Ausubel pada
pembelajaran dengan pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan
kontingensi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menerapkan teori belajar Ausubel pada pembelajaran,
didapatkan bahwa rata-rata secara keseluruhan persentase keterlaksanaan
pembelajaran yang menerapkan teori belajar Ausubel adalah 72,06% atau
tergolong baik.
2. Dengan menerapkan teori belajar Ausubel pada pembelajaran dengan
pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi,
didapatkan bahwa persentase total siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok adalah 49,63% atau tergolong cukup aktif. Siswa sudah berani
tanpa diminta untuk berproses dalam diskusi kelompok walaupun masih
ada siswa malu atau tunggu diminta untuk aktif oleh temannya ketika
diskusi kelompok berlangsung. Sedangkan persentase total siswa yang
aktif dalam diskusi kelas adalah 38,98% atau tergolong rendah. Siswa
sudah berani tanpa diminta untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
memberikan pendapat atau tanggapan saat diskusi kelas walaupun hanya
beberapa siswa yang berani aktif tanpa diminta. Masih banyak siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
malu untuk aktif saat diskusi kelas atau tunggu diminta aktif saat diskusi
kelas baru berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan
pendapat atau tanggapan saat diskusi kelas.
3. a. Dengan menerapkan teori belajar Ausubel pada pembelajaran,
didapatkan bahwa persentase total siswa yang berminat ditinjau dari
diskusi kelompok adalah 80,4% atau minat siswa sangat tinggi. Siswa
sudah sangat terlibat dalam diskusi kelompok.
b. Berdasarkan hasil angket siswa, didapatkan 4,55% cukup berminat
terhadap penerapan teori belajar Ausubel pada pembelajaran dengan
pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi.
Sedangkan 95,45% berminat pada pembelajaran yang menerapkan
teori belajar Ausubel dengan pokok bahasan ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi. Dari hasil angket siswa tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas XA berminat pada
pembelajaran matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel
dengan pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan
kontingensi.
4. Dengan menerapkan teori belajar Ausubel pada pembelajaran dengan
pokok bahasan ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi,
didapatkan bahwa hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata nilai pre-test
yaitu 58,125 dan rata-rata nilai post-test yaitu 62,57. Sedangkan dilihat
dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan, untuk pre-test dan post-test
sama-sama 8 siswa yang mencapai ketuntasan dari jumlah siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
hadir yaitu 22 siswa atau persentase jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan pada pre-test dan post-test hanya 36,36%. Kebanyakan siswa-
siswa yang tidak mencapai ketuntasan tidak mengulangi pelajarannya
kembali di rumah atau di asrama sehingga siswa tersebut mengalami
kesulitan ketika mengerjakan soal-soal test di kelas dikarenakan lupa
akan pelajaran yang sudah dipelajari bersama-sama.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan terhadapat penelitian mengenai
pengaruh penerapan teori belajar Ausubel pada pembelajaran matematika
kelas XA SMA Santo Mikael Sleman dengan pokok bahasan ekuivalensi,
tautologi, kontingensi, dan kontradiksi dilihat dari keaktifan siswa, minat
siswa, dan hasil belajar adalah:
1. Bagi guru atau calon guru, penelitian ini baik untuk menjadi referensi
dalam mengajar siswa di kelas terlebih dalam pembelajaran matematika.
Ketika mengajar di kelas guru atau calon guru memiliki variasi-variasi
metode belajar atau variasi-variasi model pembelajaran dengan tujuan
agar siswa tidak bosan dan siswa yang lebih aktif dari gurunya.
2. Bagi peneliti, ketika dikemudian hari memiliki kesempatan untuk
mengajar dan menerapkan teori belajar Ausubel ini, peneliti ingin
memaksimalkan proses pembelajaran agar siswa memang sungguh-
sungguh belajar yang bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Bagi penelitian selanjutnya, agar dikemudian hari penelitian ini dapat
dikembangkan pada subyek-subyek lainnya atau dapat melakukan
penelitian yang menerapkan teori belajar lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta:Erlangga.
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/penelitian-deskriptif-
kualitatif.html [01 Desember 2016]
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2009/03/teori-ausubel-tentang-
belajar-bermakna.html [01 Desember 2016]
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/01/teori-belajar-david-ausubel.html [22
Desember 2016]
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Listianingsih, Yuseba, et al. 2016. Makalah Teori Ausubel Pembelajaran
Matematika SD. Makalah.
Pupitaningrum, Elisabeth. C. D. 2012. Efektivitas Pembelajaran Matematika pada
Pokok Bahasan Tabung dan Kerucut dengan Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT) Di Kelas IX B SMP Negeri 3 Wonosari. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Marwanta, et al. 2013. Matematika SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pedidikan.
Bandung:Remaja Rosdakarya.
Surya, H. Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung:Pustaka Bani Quraisy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Susilo, Frans. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Edisi
Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran A1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran A2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran B1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 2
AlokasiWaktu : 3 × (2 × 45 menit)
A. Standar Kompetensi
4. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan
berkuantor yang diberikan.
C. Indikator
1. Memeriksa atau membuktikan kesetaraan (ekuivalensi) antara dua pernyataan
majemuk.
2. Menyelidiki apakah suatu pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi,
kontradiksi, atau kontingensi.
3. Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai kesetaraan
(ekuivalensi) dua pernyataan majemuk, tautologi, kontradiksi, atau kontingensi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu membuktikan kesetaraan (ekuivalensi) antara dua
pernyataan majemuk.
2. Siswa diharapkan mampu menentukan suatu pernyataan majemuk merupakan suatu
tautologi, kontradiksi, dan kontingensi.
3. Siswa diharapkan mampu mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi
mengenai kesetaraan (ekuivalensi) dua pernyataan majemuk, tautologi, kontradiksi,
dan kontingensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4. Siswa diharapkan aktif dalam proses belajar terlebih aktif dalam diskusi kelas
maupun diskusi kelompok.
5. Siswa diharapkan mampu bekerjasama dengan sesama teman dalam diskusi
kelompok.
E. Materi Pembelajaran
1. Ekuivalensi
Definisi: Dua pernyataan majemuk A dan B dikatakan ekuivalen atau setara
dalam logika matematika, jika memiliki nilai kebenaran yang sama dan dinotasikan
dengan A ≡ B.
Contoh: Misalnya diberikan pernyataan majemuk p ⟶ q dan ~ p ˅ q.
Perhatikan tabel kebenaran berikut ini!
p q ~ p p ⟶ q ~ p ˅ q
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B
Pada tabel diatas, nilai kebenaran p ⇒ q dan ~ p ˅ q adalah sama. Sehingga
kedua bentuk pernyataan majemuk tersebut dikatakan ekuivalen (setara).
2. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
Suatu pernyataan majemuk, berdasarkan nilai kebenarannya dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu tautologi, kontradiksi, dan kontingensi.
d. Tautologi
Suatu pernyataan majemuk dengan nilai kebenarannya selalu benar disebut
tautologi. Sebagai contoh, pernyataan p ⇒ (p ˅ q). Perhatikan tabel kebenaran
berikut ini.
p q p ˅ q p ⇒ (p ˅ q)
B B B B
B S B B
S B B B
S S S B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dilihat dari tabel diatas, nilai kebenaran dari p ⇒ (p ˅ q) adalah selalu benar.
Sehingga p ⇒ (p ˅ q) merupakan suatu tautologi.
b. Kontradiksi
Suatu pernyataan majemuk dengan nilai kebenarannya selalu salah disebut
kontradiksi. Sebagai contoh, pernyataan (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q).
p q ~ q p ˄ q p ⟶ ~ q (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q)
B B S B S S
B S B S B S
S B S S B S
S S B S B S
Dilihat dari tabel diatas, nilai kebenaran dari (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q) adalah selalu
salah. Sehingga (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q) merupakan suatu kontradiksi.
c. Kontingensi
Suatu pernyataan majemuk yang dapat bernilai benar atau salah, bergantung
pada nilai kebenaran pernyataan tunggalnya. Sebagai contoh pernyataan (p ˅ q) ⟶ r.
p q r p ˅ q (p ˅ q) ⟶ r
B B B B B
B B S B S
B S B B B
B S S B S
S B B B B
S B S B S
S S B S B
S S S S B
Perhatikan tabel diatas, nilai kebenaran dari (p ˅ q) ⟶ r ada benar atau salah.
Sehingga (p ˅ q) ⟶ r merupakan suatu kontingensi.
F. Metode Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan implikasi dari teori belajar menurut Ausubel.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Diskusi kelas
- Diskusi kelompok
- Tanya jawab
- Pemberian tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama ( 2 x 45 menit )
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan serta mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Mengondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
c. Mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya yaitu pernyataan majemuk bentuk
ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu siswa diharapkan mampu membuktikan kesetaraan
(ekuivalensi) antara dua pernyataan majemuk.
e. Memberikan motivasi atau menyampaikan manfaat belajar
logika matematika dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
2 Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan definisi dari ekuivalensi beserta contoh
soal.
b. Guru mengelompokkan siswa kedalam 6 kelompok.
c. Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk LKS I
(terlampir) kepada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan bersama.
d. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk
menyelesaikan LKS dengan diskusi bersama.
(Mengomunikasikan dan Menalar)
e. Guru mendampingi setiap kelompok yang sedang
berdiskusi.
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok lain boleh menanggapi dan memberi
masukkan. (Mengomunikasikan dan Menanya)
g. Guru memberikan awards berupa tepuk tangan dan poin
keaktifan terhadap siswa yang telah presentasi di depan
ataupun untuk siswa yang telah aktif bertanya atau
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menanggapi hasil diskusi kelompok lainnya.
h. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi yang telah
dilakukan.
i. Siswa bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari hari
ini dan siswa mengaitkan materi baru dengan materi
sebelumnya yang sudah diperoleh. (Menalar dan
Mengomunikasikan)
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah terjadi.
b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu materi nilai kebenaran sebuah
tautologi, kontradiksi, atau kontingensi.
c. Guru memberikan tugas individu terhadap siswa yaitu PR
dari LKS pegangan siswa.
d. Salam penutup.
5 menit
2. Pertemuan kedua ( 2 x 45 menit )
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan serta mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Mengondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
c. Mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya yaitu pernyataan majemuk yang
ekuivalensi.
d. Tanya jawab dengan siswa mengenai PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya.
e. Pekerjaan rumah siswa dikumpulkan.
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu siswa diharapkan mampu menentukan suatu
pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi,
kontradiksi, atau kontingensi.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
g. Memberikan motivasi atau menyampaikan manfaat belajar
logika matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2 Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi nilai kebenaran sebuah
tautologi, kontradiksi, atau kontingensi beserta contoh-
contoh soal.
b. Guru mengelompokkan siswa kedalam 6 kelompok.
c. Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk LKS II
(terlampir) kepada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan bersama.
d. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk
menyelesaikan LKS dengan diskusi bersama.
(Mengomunikasikan dan Menalar)
e. Guru mendampingi setiap kelompok yang sedang
berdiskusi.
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok lain boleh menanggapi dan memberi
masukkan. (Mengomunikasikan dan Menanya)
g. Guru memberikan awards berupa tepuk tangan dan poin
keaktifan terhadap siswa yang telah presentasi di depan
ataupun untuk siswa yang telah aktif bertanya atau
menanggapi hasil diskusi kelompok lainnya.
h. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi yang telah
dilakukan.
i. Siswa bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari hari
ini dan siswa mengaitkan materi baru dengan materi
sebelumnya yang sudah diperoleh. (Menalar dan
Mengomunikasikan)
70 menit
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah terjadi.
b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu latihan soal berkaitan dengan
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, atau kontingensi.
c. Guru memberikan tugas individu terhadap siswa yaitu PR
dari LKS pegangan siswa.
d. Salam penutup.
3. Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit )
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan serta mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Mengondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
c. Mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya yaitu pernyataan majemuk yang
tautologi, kontradiksi, atau kontingensi.
d. Tanya jawab dengan siswa mengenai PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya.
e. Pekerjaan rumah siswa dikumpulkan.
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu siswa diharapkan dapat mengerjakan soal dengan baik
berkaitan dengan materi mengenai ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, atau kontingensi.
g. Memberikan motivasi atau menyampaikan manfaat belajar
logika matematika dalam kehidupan sehari-hari.
15 menit
2 Kegiatan Inti
a. Guru mengelompokkan siswa kedalam 6 kelompok.
b. Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk LKS
III (terlampir) kepada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan bersama.
c. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk
menyelesaikan LKS dengan diskusi bersama.
(Mengomunikasikan dan Menalar)
d. Guru mendampingi setiap kelompok yang sedang
berdiskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok lain boleh menanggapi dan memberi
masukkan. (Mengomunikasikan dan Menanya)
f. Guru memberikan awards berupa tepuk tangan dan poin
keaktifan terhadap siswa yang telah presentasi di depan
ataupun untuk siswa yang telah aktif bertanya atau
menanggapi hasil diskusi kelompok lainnya.
g. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi yang telah
dilakukan.
h. Siswa bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari hari
ini dan siswa mengaitkan materi baru dengan materi
sebelumnya yang sudah diperoleh. (Menalar dan
Mengomunikasikan)
70 menit
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah terjadi.
b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu materi nilai kebenaran sebuah
konvers, invers, dan kontraposisi.
c. Guru memberikan tugas individu terhadap siswa yaitu PR
dari LKS pegangan siswa.
d. Salam penutup.
5 menit
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran
- Marwanta, dkk. Matematika SMA Kelas X. 2013. Yudhistira. Jakarta.
- LKS
2. Media Pembelajaran
- Papan tulis.
- Power point
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
I. Penilaian
Standar Kompetensi Kelulusan ( KKM ) Matematika : 70.
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Bentuk penilaian Waktu penilaian
1. Kognitif Tes LKS dan PR. Di kelas maupun di luar
kelas.
2. Keaktifan dan
Minat belajar siswa
Non test Lembar pengamatan
observasi.
Selama pembelajaran di
kelas berlangsung.
Sleman, Januari 2017
Praktikan,
Gerardus Wibisono
NIM : 131414015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Febi Sanjaya, M.Sc Drs. Petrus Sarjana, S.Pd
NPP. NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran B2 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelompok
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan :
Kode Kelompok :
Petunjuk pengisian lembar pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok sebagai
berikut.
1. Tuliskan kode siswa yang sesuai dengan hal-hal yang diamati pada kolom kode siswa.
2. Apabila perlu ada keterangan bagi hal-hal yang diamati, tuliskan pada kolom keterangan.
No Hal yang diamati Kode siswa Keterangan
1. Dalam 15 menit pertama siswa
mengerjakan LKS.
2. Dalam 15 menit pertama siswa
belum mengerjakan LKS sama
sekali.
3. Siswa mengerjakan semua tugas
atau soal dalam LKS.
4. Siswa hanya mengerjakan
beberapa tugas atau soal dalam
LKS.
5. Siswa mengajukan pertanyaan
tanpa diminta.
6. Siswa mengajukan pertanyaan
dengan diminta.
7. Siswa tidak mengajukan
pertanyaan sama sekali
walaupun diminta.
8. Siswa merespon pendapat dari
siswa lainnya tanpa diminta.
9. Siswa merespon pendapat dari
siswa lainnya dengan diminta.
10. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya tanpa diminta.
11. Siswa menjawab pertanyaan dari
temannya dengan diminta.
12. Siswa mengemukakan pendapat
tanpa diminta.
13. Siswa mengemukakan pendapat
dengan diminta.
Sleman, ........................................... 2017
Observer
(...............................................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran B3 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelas
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelas
Pertemuan :
Petunjuk pengisian lembar pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi kelas sebagai berikut.
1. Tuliskan kode siswa yang sesuai dengan hal-hal yang diamati pada kolom kode siswa.
2. Apabila perlu ada keterangan bagi hal-hal yang diamati, tuliskan pada kolom keterangan.
No Hal yang diamati Kode siswa Keterangan
1. Siswa mengajukan
pertanyaan tanpa diminta
2. Siswa mengajukan
pertanyaan dengan diminta
3. Siswa tidak mengajukan
pertanyaan sama sekali
walaupun dengan diminta
4. Siswa merespon tanggapan
dari siswa lainnya tanpa
diminta
5. Siswa merespon tanggapan
dari siswa lainnya dengan
diminta.
6. Siswa menjawab pertanyaan
dari temannya tanpa
diminta.
7. Siswa menjawab pertanyaan
dari temannya dengan
diminta.
8. Siswa mengemukan
pendapatnya tanpa diminta.
9. Siswa mengemukan
pendapat dengan diminta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran B4 Lembar Pengamatan Minat Siswa pada Diskusi Kelompok
Lembar Pengamatan Minat Siswa dalam Diskusi Kelompok
Pertemuan :
Kode Kelompok :
Petunjuk pengisian lembar pengamatan minat siswa dalam diskusi kelompok sebagai berikut.
1. Kuantitas dihitung saat diskusi kelompok berlangsung (selama 30 menit). Kuantitas
dihitung dari siswa sudah berkumpul dalam kelompoknya masing-masing hingga diskusi
kelompok berakhir.
2. Tuliskan kode siswa yang sesuai dengan hal-hal yang diamati pada kolom keterangan.
No Hal yang diamati Keterangan
1. Siswa mau berdiskusi dalam kelompok
dengan sungguh-sungguh.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
2. Siswa mau bertanya jika mengalami
kesulitan.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
3. Siswa mau memperhatikan dengan
sungguh-sungguh pendapat/tanggapan
dan pertanyaan dari siswa lainnya.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
4. Siswa bersedia menjawab pertanyaan dan
memberikan respon balikan pada setiap
pendapat yang diutarakan oleh siswa
lainnya.
Kuantitas
Pada menit keberapa siswa sungguh-
sungguh berdiskusi? Tuliskan kode
siswanya.
1’ – 10’ (awal diskusi)
11’ – 20’ (pertengahan diskusi)
21’ – 30’ (akhir diskusi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran B5 Lembar Angket Minat Siswa
ANGKET MINAT
Nama :
No. Absen :
PETUNJUK:
1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
dengan masing-masing pernyataan.
3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.
4. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang Anda pilih.
5. Keterangan: a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Pembelajaran logika matematika yang
menerapkan teori belajar Ausubel merupakan
pembelajaran yang menarik buat saya.
2 Saya menjadi lebih tertarik untuk mempelajari
materi logika saat pembelajaran menggunakan
teori belajar Ausubel.
3 Saya senang untuk mempelajari materi logika
matematika secara mendalam saat
pembelajaran yang menerapkan teori belajar
Ausubel.
4 Saat pembelajaran yang menerapkan teori
belajar Ausubel, materi logika matematika
lebih mudah saya terima.
5 Saya jenuh selama mengikuti pembelajaran
logika matematika dengan pembelajaran
menurut teori belajar Ausubel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
6 Saya tidak nyaman selama mengikuti
pembelajaran logika matematika dengan
pembelajaran menurut teori belajar Ausubel.
7 Saya dapat mendapatkan informasi baru atau
pengetahuan yang lebih dalam pada waktu
mengerjakan soal-soal secara kelompok
ataupun individu.
8 Saya jenuh dengan mengerjakan soal-soal
latihan kelompok.
9 Saya senang dengan adanya pembentukan
kelompok diskusi saat pembelajaran logika
matematika yang menerapkan teori belajar
Ausubel.
10 Saya aktif dalam diskusi kelompok saat
pembelajaran logika matematika yang
menerapkan teori belajar Ausubel.
11 Saya tidak senang dengan adanya diskusi
kelompok, karena saya dituntut untuk terlibat
atau aktif.
12 Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru
dari teman saat diskusi kelompok.
13 Pembelajaran matematika yang menerapkan
teori belajar Ausubel jauh lebih menarik
dibandingkan dengan pelajaran matematika
dimana guru hanya menerangkan dan siswa
mencatat.
14 Saat pembelajaran menurut teori belajar
Ausubel saya belajar memaknai setiap
pengetahuan-pengetahuan baru dan dapat
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
15 Saya lebih menguasai materi logika saat
pembelajaran yang menerapkan teori belajar
Ausubel karena dituntut untuk mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan-
pengetahuan sebelumnya yang sudah saya
miliki.
16 Pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
presentasi kelompok lebih menarik
dibandingkan dengan pembelajaran dimana
siswa hanya mencatat atau mengerjakan soal-
soal individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran B6 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN TEORI BELAJAR AUSUBEL
Sekolah : __________________________________________________
Kelas : __________________________________________________
Jam ke : __________________________________________________
Mata Pelajaran : __________________________________________________
Praktikan : __________________________________________________
Hari, tanggal : __________________________________________________
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar!
2. Tuliskan tanda lingkaran pada kolom skor sesuai dengan keadaan yang Anda amati!
No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media yang akan
digunakan 0 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 0 1 2 3 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 1 2 3 4 2. Menyampaikan kompetensi dan indikator yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya 0 1 2 3 4
3. Memberikan motivasi dan manfaat materi logika matematika dalam
kehidupan sehari-hari 0 1 2 3 4
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 0 1 2 3 4 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 0 1 2 3 4 3. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 0 1 2 3 4
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai 0 1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan siswa 0 1 2 3 4
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 0 1 2 3 4 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 0 1 2 3 4 5. Melaksanakan pembelajaran dari umum ke khusus 0 1 2 3 4 6. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan keterampilan
berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 0 1 2 3 4
7. Melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk belajar
secara mandiri 0 1 2 3 4
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan 0 1 2 3 4
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 0 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 0 1 2 3 4
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 0 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 0 1 2 3 4
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keaktifan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 0 1 2 3 4
2. Melibatkan siswa dalam metode diskusi 0 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa untuk memaknai dan memahami setiap proses
belajar 0 1 2 3 4
4. Merespons positif partisipasi siswa 0 1 2 3 4
5. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru siswa dan siswa-siswa 0 1 2 3 4
6. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 0 1 2 3 4
7. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif 0 1 2 3 4
8. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 0 1 2 3 4
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal 0 1 2 3 4
2. Memantau kemajuan belajar (melalui diskusi dan soal latihan) 0 1 2 3 4
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 0 1 2 3 4
4. Melakukan penilaian diakhir pembelajaran sesuai dengan kompetensi 0 1 2 3 4
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 0 1 2 3 4
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 0 1 2 3 4
3. Menyampaikan pesan dan gaya yang sesuai 0 1 2 3 4
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 0 1 2 3 4
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 0 1 2 3 4
Skor Total
Sleman, …………………… 2017
Pengamat
(…………………………………..)
Keterangan rambu-rambu skoring sebagai berikut.
Kurang = Setiap indikator yang diamati, seorang praktikan hanya melaksanakannya sesaat.
Cukup = Setiap indikator yang diamati, seorang praktikan sudah melaksanakannya.
Baik = Setiap indikator yang diamati, seorang praktikan sudah melaksanakannya dengan
baik.
Rambu-rambu skoring
0 Belum Terlaksana
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik Terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran B7 Lembar Wawancara Siswa
Pedoman Wawancara Siswa
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai waktu pembelajaran yang disediakan pada saat
pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Ausubel?
2. Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran matematika pada materi ekuivalensi,
tautologi, kontradiksi, dan kontingensi dengan menerapkan teori belajar Ausubel?
Mengapa?
3. Pada kegiatan diskusi kelompok, Anda harus berdiskusi bersama teman satu kelompok.
Apakah Anda merasa senang melakukan kegiatan tersebut? Mengapa?
4. Dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas, Anda dituntut untuk aktif dalam berdiskusi
baik itu mengeluarkan pendapat Anda. Apakah Anda merasa senang atau terpaksa karena
Anda memang dituntut untuk berpendapat?
5. Saat diskusi kelompok atau diskusi kelas ada temanmu yang bertanya atau berpendapat.
Apakah Anda benar-benar mendengarkan dan memperhatikan pertanyaan atau pendapat
dari teman Anda tersebut? Apakah Anda juga berusaha untuk memberikan jawaban
ataupun tanggapan balik?
6. Ketika diskusi kelas, guru memberikan pertanyaan kepada siswa-siswa. Apakah Anda
berusaha untuk menjawab pertanyaan dari guru Anda tersebut? Bagaimana perasaan
Anda ketika menjawab pertanyaan tersebut. Apakah senang atau merasa takut kalau nanti
jawaban Anda salah?
7. Apakah Anda merasa terbantu dalam mempelajari materi ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi dengan menerapkan teori belajar Ausubel? Kenapa?
8. Apakah Anda merasa penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran ini
berpengaruh pada keaktifan Anda di kelas, minat belajar Anda, dan hasil belajar Anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran B8 Soal Pre-test
Soal Pre-test
Kerjakan soal – soal di bawah ini dengan benar dan teliti ! (sebelum menjawab soal dimohon
mencermati soal – soal terlebih dalulu).
1. Tentukan nilai kebenaran setiap pernyataan majemuk di bawah ini ! Sertailah penjelasan
atas jawaban Anda !
a. 32 = 6 dan
2log 9 = 3.
b. 7 adalah bilangan ganjil atau 24 : 3 = 8.
c. Jika 9 adalah bilangan genap maka Surabaya ibukota Jawa Timur.
d. 23 x 2
2 = 2
5 jika dan hanya jika 2
0 = 0.
2. Lengkapi tabel kebenaran berikut !
p q ~ p ~ q p ˄ ~ q ~ p ˅ q p ⟶ q ~ p ~ q
B B
B S
S B
S S
3. Diketahui pernyataan p dan q sebagai berikut.
p : 3 adalah bilangan bilangan prima
q : 3 adalah bilangan ganjil
Ubahlah pernyataan majemuk berikut dalam bentuk logika matematika !
a. 3 bukan bilangan prima dan 3 adalah bilangan ganjil.
b. 3 bukan bilangan ganjil dan 3 bukan bilangan prima.
c. 3 adalah bilangan prima atau 3 bukan bilangan ganjil.
d. 3 adalah bilangan ganjil atau 3 bukan bilangan prima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
4. Diketahui pernyataan p dan q sebagai berikut.
p : Mahasiswa berdemonstrasi.
q : Lalu lintas Macet.
Nyatakan bentuk logika matematika berikut dalam pernyataan majemuk !
a. ~ p ⟶ q c. p ⟶ ~ q
b. q ⟶ ~ p d. ~ q ⟶ ~ p
5. Diketahui pernyataan p dan q sebagai berikut.
p : Andri lulus ujian nasional.
q : Andri melanjutkan ke perguruan tinggi.
Nyatakan bentuk logika matematika berikut dalam pernyataan majemuk !
a. ~ q ~ p c. p ~ q
b. ~ p q d. q ~ p
SELAMAT MENGERJAKAN !
Tuhan Memberkati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran B9 Kunci Jawaban Soal Pre-test
Kunci Jawaban Soal Pre-test
1. a. 32 = 6 dan
2log 9 = 3.
32 = 6, pernyataan yang bernilai salah
2log 9 = 3, pernyataan yang bernilai salah
Jadi, pernyataan majemuk konjungsi tersebut bernilai salah. ....................... (2)
b. 7 adalah bilangan ganjil atau 24 : 3 = 8.
7 adalah bilangan ganjil, pernyataan yang bernilai benar
24 : 3 = 8, pernyataan yang bernilai benar
Jadi, pernyataan majemuk disjungsi tersebut bernilai benar. ....................... (2)
c. Jika 9 adalah bilangan genap maka Surabaya ibukota Jawa Timur.
9 adalah bilangan genap, pernyataan yang bernilai salah
Surabaya ibukota Jawa Timur, pernyataan yang bernilai benar
Jadi, pernyataan majemuk implikasi tersebut bernilai salah ....................... (2)
d. 23 x 2
2 = 2
5 jika dan hanya jika 2
0 = 0.
23 x 2
2 = 2
5, pernyataan yang bernilai benar
20 = 0, pernyataan yang bernilai salah
Jadi, pernyataan majemuk biimplikasi tersebut bernilai salah ....................... (2)
2. Lengkapi tabel kebenaran berikut ! ...................... (48)
p q ~ p ~ q p ˄ ~ q ~ p ˅ q p ⟶ q ~ p ~ q
B B S S S B B B
B S S B B S S S
S B B S S B B S
S S B B S B B B
3. Diketahui:
p : 3 adalah bilangan bilangan prima
q : 3 adalah bilangan ganjil
Nyatakan pernyataan majemuk berikut dalam bentuk logika matematika !
a. 3 bukan bilangan prima dan 3 adalah bilangan ganjil ( ~ p ˄ q ) ....... (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
b. 3 bukan bilangan ganjil dan 3 bukan bilangan prima. ( ~ q ˄ ~ p ) ....... (2)
c. 3 adalah bilangan prima atau 3 bukan bilangan ganjil. ( p ˅ ~ q ) ....... (2)
d. 3 adalah bilangan ganjil atau 3 bukan bilangan prima. ( q ˅ ~ p ) ....... (2)
4. Diketahui:
p : Mahasiswa berdemonstrasi.
q : Lalu lintas Macet.
Nyatakan bentuk logika matematika berikut dalam pernyataan majemuk !
a. ~ p ⟶ q = Jika mahasiswa tidak berdemonstrasi maka lalu lintas macet. ... (2)
b. q ⟶ ~ p = Jika lalu lintas macet maka mahasiswa tidak berdemonstrasi. ... (2)
c. p ⟶ ~ q = Jika mahasiswa berdemonstrasi maka lalu lintas tidak macet. ... (2)
d. ~ q ⟶ ~ p = Jika lalu lintas tidak macet maka mahasiswa tidak berdemonstrasi
................ (2)
5. Diketahui :
p : Andri lulus ujian nasional.
q : Andri melanjutkan ke perguruan tinggi.
Nyatakan bentuk logika matematika berikut dalam pernyataan majemuk !
a. ~ q ~ p = Andri tidak melanjutkan ke perguruan tinggi jika dan hanya jika
Andri tidak lulus ujian nasional. .................... (2)
b. ~ p q = Andri tidak lulus ujian nasional jika dan hanya jika Andri melanjutkan
ke perguruan tinggi. .................... (2)
c. p ~ q = Andri lulus ujian nasional jika dan hanya jika Andri tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi. .................... (2)
d. q ~ p = Andri melanjutkan ke perguruan tinggi jika dan hanya jika Andri
tidak lulus ujian nasional. .................... (2)
Skor Maksimal = 8 + 48 + 8 + 8 + 8 = 80
Skor Akhir =
× 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran B10 Soal Post-test
Post-test
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar dan teliti ! (sebelum menjawab soal dimohon
mencermati soal-soal terlebih dalulu).
1. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini.
p q ~ q p ⟶ q ~ (p ⟶ q) (p ˄ ~ q)
B B
B S
S B
S S
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh di atas, apakah pernyataan ~ (p ⇒ q) ekuivalen
dengan (p ˄ ~ q) ?
2. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini.
p q r (q ˄ r) [p ˅ (q ˄ r)] p ⟶ [p ˅ (q ˄ r)]
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh, apakah pernyataan majemuk p ⟶ [p ˅ (q ˄
r)] merupakan tautologi, kontradiksi, atau kontingensi?
3. Buktikan bahwa pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen !
a. ~ (p ⟶ q) ≡ (~ q ˄ p)
b. p ˄ (q ˅ r) ≡ (p ˄ q) ˅ (p ˄ r)
4. Tentukan di antara pernyataan-pernyataan majemuk berikut mana yang termasuk
tautologi, kontradiksi, atau kontingensi !
a. q ⟶ (p ˅ q)
b. (q ⟶ r) ⟶ [(p ˅ q) ⟶ (p ˅ r)]
SELAMAT MENGERJAKAN !
Tuhan Memberkati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran B11 Kunci Jawaban Soal Post-test
Kunci Jawaban Soal Post-Test
1. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini. ....................... (26)
p q ~ q p ⟶ q ~ (p ⟶ q) (p ˄ ~ q)
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S
Jadi, ~ (p ⟶ q) ekuivalen dengan (p ˄ ~ q)
2. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini. ....................... (50)
p q r (q ˄ r) [p ˅ (q ˄ r)] p ⟶ [p ˅ (q ˄ r)]
B B B B B B
B B S S B B
B S B S B B
B S S S B B
S B B B B B
S B S S S B
S S B S S B
S S S S S B
Jadi, p ⟶ [p ˅ (q ˄ r)] merupakan Tautologi.
3a. Jadi, ~ (p ⟶ q) ≡ (~ q ˄ p) ....................... (26)
p q ~ q p ⟶ q ~ (p ⟶ q) (~ q ˄ p)
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S
3b. Jadi, p ˄ (q ˅ r) ≡ (p ˄ q) ˅ (p ˄ r) ................ (66)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
p q r q ˅ r p ˄ q p ˄ r p ˄ (q ˅ r) (p ˄ q) ˅ (p ˄ r)
B B B B B B B B
B B S B B S B B
B S B B S B B B
B S S S S S S S
S B B B S S S S
S B S B S S S S
S S B B S S S S
S S S B S S S S
4a. Jadi, q ⟶ (p ˅ q) adalah sebuah Tautologi .............. (18)
p q p ˅ q q ⟶ (p ˅ q)
B B B B
B S B B
S B B B
S S S B
4b. Jadi, (q ⟶ r) ⟶ [(p ˅ q) ⟶ (p ˅ r)] adalah sebuah Tautologi ............ (66)
p q r q ⟶ r p ˅ q p ˅ r (p ˅ q) ⟶ (p ˅ r) (q ⟶ r) ⟶ [(p ˅ q)
⟶ (p ˅ r)]
B B B B B B B B
B B S S B B B B
B S B B B B B B
B S S B B B B B
S B B B B B B B
S B S S B S S B
S S B B S B B B
S S S B S S B B
Skor Maksimal = 26 + 50 + 26 + 66 + 18 + 66 = 252
Skor Akhir =
× 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran B12 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Pertama
LEMBAR KERJA SISWA I
(Kelompok)
Nama Kelompok : ....................................................................
Anggota Kelompok : ....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
Soal:
1. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini.
p q ~ p ~ q p ˅ q ~ (p˅q) (~ p ˄ ~ q)
B B
B S
S B
S S
Setelah melengkapi tabel kebenaran diatas, tentukanlah dua pernyataan majemuk yang
ekuivalen !
2. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini.
p q (p ˅ q) (p q) (p ˅ q) ⟶ (p q)
B B
B S
S B
S S
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh diatas, apakah pernyataan (p q) ekuivalen
dengan (p ˅ q) ⟶ (p q) ?
3. Tunjukkan dengan menggunakan tabel kebenaran bahwa:
a. p ˄ p ≡ p
b. p ˅ q ≡ q ˅ p
c. ~ (p ⟶ q) ≡ (~ q ˄ p)
d. p q ≡ (p ⟶ q) ˄ (q ⟶ p)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran B13 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Kedua
LEMBAR KERJA SISWA II
(Kelompok)
Nama Kelompok : ....................................................................
Anggota Kelompok : ....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
1. Lengkapilah tabel kebenaran berikut.
p q ~ q p ˄ q p ⟶ ~ q (p ˄ q) ˄ (p ⟶ ~ q)
B B
B S
S B
S S
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh diatas, apakah pernyataan majemuk (p ˄ q) ˄
(p ⟶ ~ q) sebuah tautologi, kontradiksi, atau kontingensi?
2. Lengkapilah tabel kebenaran berikut.
p q r (q ˄ r) {p ˅ (q ˄ r)} p ⟶ {p ˅ (q ˄ r)}
B B
B B
B S
B S
S B
S B
S S
S S
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh diatas, apakah pernyataan majemuk p ⟶ {p
˅ (q ˄ r)} sebuah tautologi, kontradiksi, atau kontingensi?
3. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini.
p q r p ˅ q (p ˅ q) ⇒ r
B B
B B
B S
B S
S B
S B
S S
S S
Berdasarkan tabel kebenaran yang diperoleh diatas, apakah pernyataan majemuk (p ˅ q) ⟶ r sebuah tautologi, kontradiksi, atau kontingensi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran B14 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Ketiga
LEMBAR KERJA SISWA III
(Kelompok)
Nama Kelompok : ....................................................................
Anggota Kelompok : ....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
Soal:
1. Buktikan dengan menggunakan tabel kebenaran bahwa pernyataan-pernyataan berikut
ekuivalensi !
a.) ~ (~ p ˅ ~ q) ≡ p ˄ ~ q
b.) p q ≡ (p ⇒ q) ˄ (q ⟶ p)
c.) ~ (~ p ˅ ~ q) ≡ p ˄ q
d.) (p ˅ q) ˅ r ≡ p ˅ (q ˅ r)
e.) p ˄ (q ˅ r) ≡ (p ˄ q) ˅ ((p ˄ r)
2. Tentukan di antara pernyataan-pernyataan berikut yang termasuk tautologi, kontradiksi,
atau kontingensi ! (Petunjuk pengerjaan menggunakan tabel kebenaran)
a.) (p ˄ q) ⟶ p
b.) (p ⟶ q) ⟶ (q ⟶ p)
c.) (p q) ˅ (q p)
d.) [(p ⟶ q) ˄ (q ⟶ r)] ⟶ (p ⟶ r)
e.) [( p ˄ q) ⟶ p] ⟶ [p ⟶ (q ⟶ r)]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran C1 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelompok
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √
18 - - - - - - - - - - - - - -
22 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
Kelompok Kedua
20 - - - - - - - - - - - - - -
1 √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √ √
15 - - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Keempat
11 √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √
Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
Jumlah 19 16 13 8 6 7 8 3 6 6 4 6 6 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
22 - - - - - - - - - - - - - - 4 √ √ √ √
Kelompok Kedua
20 √ √ √ √ √ √ √
1 - - - - - - - - - - - - - -
16 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √
15 - - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Keempat
11 - - - - - - - - - - - - - -
9 √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √
21 - - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √
Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ Jumlah 17 14 17 7 8 7 7 3 0 4 6 4 3 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Ketiga
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 3 5 8 10 12 2 4 6 7 9 11 13
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √
Kelompok Kedua
20 √ √ √ √ √ √ √
1 √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √
Kelompok Keempat
11 √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √
Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √
6 - - - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - - - - Jumlah 20 17 8 12 7 9 7 3 12 5 3 5 3 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran C2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Diskusi Kelas
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelas Pertemuan Pertama
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 4 6 8 2 3 5 7 9
1 √ √ √ √
2 √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √ √ √
8 √ √ √ √
9 √ √
10 √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √
14 √ √ √
15 - - - - - - - - - - 16 √ √ √ 17 √ √ √ √ √ √
18 - - - - - - - - - - 19 √ √ √ √
20 - - - - - - - - - - 21 √ √
22 √ √ √
Jumlah 19 6 7 1 7 0 13 5 1 8
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelas Pertemuan Kedua
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 4 6 8 2 3 5 7 9
1 - - - - - - - - - -
2 √ √
3 √ √ √ √
4 √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √
10 √ √ √ √
11 - - - - - - - - - -
12 √ √ √ √
13 √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
14 √ √ √ √
15 - - - - - - - - - -
16 √ √ √
17 √ √ √ √
18 √ √ 19 √ √ √ √
20 √ √ √ √
21 - - - - - - - - - -
22 - - - - - - - - - - Jumlah 17 9 1 10 11 2 6 1 2 1
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Kelas Pertemuan Ketiga
No
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
Indikator Positif Indikator Negatif
1 4 6 8 2 3 5 7 9
1 √ √
2 √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √
5 √ √ √ √
6 - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - -
8 √ √ √ √
9 √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √
12 √ √ √ √
13 √ √ √
14 √ √ √
15 √ √ √
16 √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ 19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ 21 √ √
22 √ √
Jumlah 20 11 5 7 12 0 9 0 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran C3 Hasil Pengamatan Minat Siswa saat Diskusi Kelompok
Hasil Pengamatan Minat Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama
No.
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
1 2 3 4
10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 - - - - - - - - - - - - - 22 √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ Kelompok Kedua
20 - - - - - - - - - - - - - 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Keempat
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 √
Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 19 16 15 15 12 11 11 18 15 16 17 13 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Hasil Pengamatan Minat Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua
No.
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
1 2 3 4
10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22 - - - - - - - - - - - - - 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Kedua
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 1 - - - - - - - - - - - - - 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Keempat
11 - - - - - - - - - - - - - 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21 - - - - - - - - - - - - -
Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 17 12 16 15 16 14 14 14 16 15 14 13 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Hasil Pengamatan Minat Siswa dalam Diskusi Kelompok Pertemuan Ketiga
No.
Absen
Daftar
Hadir
Hal yang Diamati
1 2 3 4
10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’ 10’ 20’ 30’
Kelompok Pertama
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok Kedua
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok Ketiga
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ Kelompok Keempat
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ Kelompok Kelima
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok Keenam
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 20 15 19 19 13 16 19 16 17 18 9 15 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran C4 Transkip Wawancara Guru
P : Bagaimana proses pembelajaran disekolah? Terlebih khusus pembelajaran matematika
itu apakah sudah berjalan dengan baik?
G : ya sudah berjalan dengan baik, dengan cara ya diberikan materi-materi trus contoh
soal siswa diberi tugas.
P : apakah dengan metode yang diberikan itu siswa dapat memahami materinya? Dalam
arti itu metode yang bapak berikan dalam proses pembelajaran matematika di kelas itu
siswa dapat memahaminya Pak?
G : ya bisa, anak-anak memahami jadi anak paham dengan caraku dan minta untuk
dijelaskan kalau hanya nyatat apa nulis pakai LCD ndak jelas jadi prosesnya itu harus
ada jadi di papan tulisnya ada proses penyelesaian atau apa.
P : biasanya Bapak di kelas dengan model pembelajaran matematika yang bagaimana?
Misal Bapak mengajar di kelas itu model pembelajaran yang sering bapak bawakan?
G : menjelaskan, trus materinya ditulis yang singkat-singkat, trus ada pemberian contoh
dan penyelesaian.kemudian diberi tugas-tugas diselesaikan bersama.
P : dalam pembelajaran matematika dikelas itu masalah apa yang sering bapak hadapai
ketika proses pembelajaran berlangsung itu pak, maksudnya yang dihadapai siswa?
G : ya ada, tapi karna siswa itu kemampuannya beda-beda ya harus disuruh mengulang
lagi mengulang lagi disuruh menjelaskan yang belum jelas anak-anak tanya, ya saya
juga menanyakan kepada siswa yang belum jelas yang mana itu saya ulangi.
P : untuk selain tadi masalahnya itu, untuk minat siswa dalam belajar matematika
bagaimana Pak?
G : iya, ada beberapa yang cukup bagus ada yang kurang, karna saya kira pelajaran
matematika dianggap sulit dari SMP, keliatannya ada yang tidak suka sama matematika
tapi ada banyak yang berminat juga.
P : ketika dalam pembelajaran matematika di kelas itu dari segi sikapnya itu bagaimana
pak? Sikap siswa dalam berproses dalam belajar matematika di kelas.
G : ya sikapnya ya menerima penjelasan dari guru ya itu ada yang nerima ada yang cuek
saja, dalam pembelajaran tu siswa yang sungguh-sungguh minat ya ada itu langsung
memperhatikan, ya karna disini itu ada memang siswanya tu IQ nya tidak siswa-siswa
yang sisa dari negeri makanya sulit untuk IQ nya agak rendah apa untuk mengetahui
memahami matematika memang dari dasarnya masih kurang.
P : dalam proses pembelajaran matematika itu, apakah Bapak sering menghadirkan alat
peraga atau alat bantu dalam menjelaskan materi pak, supaya siswa itu lebih paham
atau bagaimana pak?
G : ya menggunakan alat peraga kalau misalnya ada ya statistik peluang itu menggunakan
alat peraga, terus untuk logika itu saya tidak menggunakan alat peraga tetapi
menggunakan contoh untuk mengisi tabel ya, misalnya dan jika maka itu menggunakan
contoh kalimat sehari-hari ya dalam iklan dibutuhkan seorang karyawati yang apa
lulusan SMA dan wanita, terus ada yang pakai atau itu untuk mengisi tabel kebenaran
kalau jika maka saya juga memberikan contoh yang itu saya berjanji kalau nanti saya
jadi presiden kalian akan saya beri uang atau 1 gram emas itu untuk mengisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
P : selama proses pembelajaran matematika di kelas itu dari pandangan bapak apakah
siswa itu sudah memaknai setiap proses pembelajaran matematika pak? Dalam arti
memaknai itu ya mengaitkan dengan materi sebelumnya atau mengikuti proses
pembelajaran yang dibawakan Bapak dengan baik.
G : ya itu sebagian ada yang belum ada yang selalu mengikuti, ya memang yang agak
pandai memang mengikuti terus jalanya proses belajar mengajar.
P : kendala yang sering Bapak alami ketika proses pembelajaran matematika di kelas itu
apa pak? Kendala?
G : kendalanya tu ya karan waktunya itu untuk menjelaskan memberi contoh-contoh lain
itu jadi waktunya kurang jadi untuk pembelajaran berikutnya jadi perlu membutuhkan
waktu yang banyak karna harus menjelaskan beberapa anak yang belum jelas,
kendalanya waktunya jadi kurang.
P : dari tadi kan ada metode belajar yang Bapak bawakan itu menjelaskan terus
penyelesaikan, trus ada diberi contoh-contoh soal itu. Apakah itu cocok untuk
dibawakan terhadap siswa yang di kelas atau dengan metode belajar yang lain pak,
misalnya metode diskusi atau Cuma ceramah itu pak? Lebih cocok untuk siswa
maksudnya tanggapan siswa itu pak lebih masuk yang mana pak?
G : oke untuk diskusi itu sering kalau tidak apa anak-anak kurang mampu memang ndak
berjalan gitu ndak efektif. Jadi harus dengan menjelaskan sampai yang belum tahu
disuruh menanyakan yang belum jelas saya suruh untuk bertanya yang mana.
P : dari berapa persentase ketuntasan matematika dari misalnya kelas X A yang diampu
Bapak. Persentasenya pak dalam satu kelas itu pak.
G : ketuntasannya sampai KKM gitu ya?
P : iya
G : ya itu sampai 60%, nanti ya soalnya ya untuk anak-anak yang tinggi tidak ya soalnya
yang sulit terlalu sulit karna untuk mengajarkan membahas yang sulit itu sangat lama
sekali, jadi itu soalnya asal mencapai tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran C5 Transkip Wawancara Siswa
Berikut transkip wawancara peneliti bersama siswa 03 :
P : Waktu penelitian kan menerapkan teori belajar Ausubel, nah bagaimana pendapat
Anda mengenai waktu pembelajaran yang disediakan pada saat pembelajaran dengan
menerapkan teori belajar Ausubel? Waktu yang disediakan?
S03 : Maksudnya, contohnya bagaimana kak?
P : Waktu yang disediakan apakah cukup atau kah kurang untuk mempelajari materi yang
waktu penelitian.
S03 :waktu yang diberi itu cukup, tetapi itu kadang kurang kadang cukup gitu.
P : Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran matematika khususnya kemarin
pada materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi dengan penerapan
belajar Ausubel?
S03 : ya merasa senang soalnya materinya mudah ya mudah dipahami kalau sama
kakaknya.
P : nah itu kan dalam menerapkan teori belajar Ausubel itu ada kegiatan diskusi
kelompok, nah Anda kan dituntut harus berdiskusi bersama teman satu kelompok, nah
apakah Anda merasa senang melakukan kegiatan tersebut?
S03 : iya, saya merasa senang karena jadi bisa bertukar pendapat bersama teman-teman.
P : dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas itu ketika guru menjelaskan materi singkat
atau waktu presentasi kelompok lain atau kelompok Anda, nah itu kan dituntut untuk
aktif dalam berdiskusi baik itu mengeluarkan pendapat Anda, apakah Anda merasa
senang atau terpaksa karena Anda dituntut untuk berpendapat?
S03 : Merasa senang karena bias mengeluarkan pendapatnya.
P : tidak terpaksa?
S03 : tidak.
P : Saat diskusi kelompok atau diskusi kelas ada teman mu bertanya atau berpendapat,
nah apakah Anda benar-benar mendengarkan dan memperhatikan pertanyaan atau
pendapat dari teman Anda tersebut?
S03 : iya.
P : Nah ketika itu apakah setelah temanmu mengeluarkan pendapatnya atau bertanya,
Anda berusaha memberikan jawaban atau tanggapan balik atas pendapat temanmu itu?
S03 : iya, saya memberikan tanggapan balik.
P : menjawab pertanyaan?
S03 : iya juga sih itu.
P : nah, ketika diskusi kelas guru memberikan pertanyaan kepda siswa-siswa, apakah
Anda langsung berusaha untuk menjawab pertanyaan dari guru Anda tersebut?
S03 : ya berusaha.
P : nah, bagaimana perasaan Anda ketika menjawab pertanyaan tersebut?
S03 : ya kalau jawabnya benarya merasa senang, tapi kalau jawabnya salah ya merasa malu.
P : ketika menjawab langsung itu apakah Anda merasa takut kalau nanti jawaban Anda
salah?
S03 : gak yang penting tu jawab dulu urusan salah apa benarnya akhir-akhir aja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
P : oh ya. Apakah Anda merasa terbantu dalam mempelajari materi ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi dengan menerapkan teori belajar Ausubel?
S03 : ya, merasa terbantu.
P : Mengapa?
S03 : karenakan waktu yang diberikan kan juga cukup terus tu materi penjelasannya tu
mudah di terima gitu loh.
P : Apakah Anda merasa penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran
matematika ini berpengaruh pada keaktifan Anda di kelas?
S03 : ya, soalnya kan harus berbagi pendapat sama teman yang lain juga.
P : untuk minat belajar Anda?
S03 : Minat belajarnya, jadi lebih minat soalnya tu enak gitu pakai belajar Ausubel jadinya
tu gak bosanin.
P :yang minat itu apa, pada kegiatan diskusi kelompok atau diskusi kelas presentasi?
S03 : pas diskusi kelompok.
P : untuk hasil belajar Anda, apakah berpengaruh?
S03 : ya berpengaruh, soalnya jadi gimana ya, soalnya jadi paham gitu.
P : jadi hasilnya berarti meningkat?
S03 : ya meningkat
P : atau tetap aja?
S03 : meningkat lah.
Berikut transkip wawancara peneliti bersama siswa 10:
P : bagaimana pendapat Anda mengenai waktu pembelajaran yang disediakan pada saat
pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Ausubel ?
S10 : menurut saya menerapkan cara belajar itu lebih menarik soalnya mencoba
memepelajari matematika dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan
pembelajaran yang dilakukan secara monoton tersebut.
P :waktu pembelajarannya bagaimana yang disediakan apakah sudah cukup atau kurang?
S10 : ya bisa dibilang kurang karena . . .
P : Karena apa?
S10 : karena mungkin ya mengingat situasi yang kurang kondusif gitu, mungkin karna ada
kelompok yang nuntun satu orang mengerjakan yang lain malah mengganggur gitu
ngeliatin dong, misalkan (dah itu aja)
P : Apakah Anda merasa senang dengan pembelajaran matematika khususnya pada
materi yang kemarin tu ekuivalensi, tautologi, kontradiksi, dan kontingensi bab yang
logika matematika dengan menerapkan teori belajar Ausubel, apakah Anda senang?
S10 : ya mungkin bisa juga ya senang karena ya . . .
P : Mengapa?
S10 : ya kita belajar dengan mendengarkan jawaban-jawaban serta cara-cara sesama
anggota kelompok dalam mengerjakan soal itu bagaimana.
P : Teori belajar Ausubel itu ada metode khusunya tu diskusi kelompok, nah Anda kan
harus dituntut berdiskusi bersama teman satu kelompok, nah apakah dengan metode itu
Anda merasa senang melakukan kegiatan diskusi kelompok itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
S10 : ya saya senang juga, karena dengan diskusi harusnya kita bisa ini apa mendengarkan
bagaimana orang lain menyelesaikan soal-soal itu dengan caranya bagaimana seperti
yang saya bilang tadi supaya bisa mikir apakah mungkin adakah cara dia bisa lebih
efektif daripada cara yang saya pakai sebelum-sebelumnya gitu dalam mengerjakan
soal-soal materi tersebut.
P : Nah teruskan dlaam diskusi kelompok atau diskusi kelas tu misalnya ketika presentasi
kelompok lain atau kelompok Anda to, nah itu setiap siswa itu seharusnya dituntut
untuk aktif dalam berdiskusi baik itu mengeluarkan pendapat Anda sendiri, nah ketika
Anda mengeluarkan pendapat Anda itu, apakah Anda merasa senang atau terpaksa
karena harus dituntut untuk berpendapat oleh gurunya atau dari teman-teman lain?
S10 : saya merasa mungkin dipaksa ya . . .
P : Mengapa?
S10 : saya merasa apapun yang saya ungkapkan mungkin belum tentu benar apa yang
dipikiran guru tersebut. . .
P : atau siswa lain.
S10 : yaa
P : nah teruskan, saat diskusi kelompok atau diskusi kelas tadi itu teman mu bertanya atau
berpendapat apakah Anda benar-benar mendengarkan atau memperhatikan pertanyaan
atau pendapat dari teman Anda tersebut?
S10 : sebanyaknya mungkin tidak, karena ingat saya kelompok saya ini belum pernah diberi
kesempatan melakukan persentasi seingat saya itu mungkin.
P : oh ya, tapikan setiap kelompok itu rasanya itu sudah presentasi semua atau mungkin...
S10 : mungkin kelompok saya belum.
P : oh, tapikan untuk yang diskusi kelompok itu kan ketika teman itu bertanya atau
berpendapat, Apakah Anda langsung berusaha memberikan pendapat lain atau
menjawab pertanyaan dari teman itu ketika teman itu mengalami kesulitan?
S10 : tidak, karena begitu mendengarkan pertanyaan itu harusnya ya kita dengan sesama
anggota kelompok harus melakukan diskusi kita mau kasi jawaban apa gitu kasi contoh
gaimana.
P : Nah, ketika diskusi kelas gurukan sering memberikan pertanyaan kepada siswa,
apakah Anda berusaha menjawab pertanyaan dari guru langsung.
S10 : ya tidak.
P : kenapa itu?
S10 : karena saya perlu berpikir dulu gimana saya bisa menjawab.
P : Nah ketika Anda tidak langsung menjawab itu apakah karena dilanda perasaan takut
kalau nanti jawaban Anda salah?
S10 : tidak sih, karna sebenarnya mungkin saya kurang tahu karna saya merasa apa yang
saya jawab mungkin tidak sesuai dengan cara–cara yang pernah diajarkan
P : dengan metode baru to atau cara baru yang lain dari guru sendiri lakukan itu apakah
Anda merasa terbantu dengan mempelajari materi ekuivalensi, tautologi, kontradiksi,
dan kontingensi.
S10 : kalau dari pengalaman belajar Ausubel itu sebenarnya saya kurang terbantu juga
P : mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
S10 : karena ya mungkin saya kurang mengulangi apa yang pernah dipelajari dalam
kegiatan belajar Ausubel tersebut
P : apakah Anda merasa dengan penerapan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran ini
berpengaruh pada keaktifan Anda di kelas minat belajar Anda dan hasil belajar Anda?
S10 : seharusnya iya, karna saya juga berpengaruh karna dengan pengaruh itu bisa jadi saya
bisa terbantu
P : untuk keaktifan apakah berpengaruh?
S10 : ya keaktifan berpengaruh juga.
P : minat Anda belajar?
S10 : ya berpengaruh dangan cara kita minat belajar supaya siswa itu tidak terlalu lengah
dengan cara yang diapakai sebelumnya
P : yang monoton tadi?
S10 : iya
P : untuk hasil belajar, dari hasil yang pernah didapatkan waktu kegiatan selama
penelitian ini?
S10 : untuk hasil belajar sudah ada peningkatan, walaupun masih sedikit lah kurang
maksimal.
Berikut transkip wawancara peneliti bersama siswa 19:
P : nah setelah kemarin-kemarin pembelajaran menerapakan teori Ausubel , nah
bagaimana pendapat Anda mengenai waktu pembelajaran yang disediakan pada saat
pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Ausubel?
S19 : pendapat saya sih enak-enak aja nyantai gitu membawakan materinya
P : waktu pembelajarannya bagaimana, apakah cukup atau kurang, bagaimana?
S19 : cukup waktunya
P : bagaimana perasaan Anda ketika belajar matematika pada materi ekuivalensi,
tautologi, kontradiksi, dan kontingensi dengan menerapkan teori belajar Ausubel?
S19 : perasaannya senang
P : perasaan senang itu, kenapa? Apa yang menyebabkan senang? Atau bagaimana
dengan perbandingan dengan pembelajaran sebelumnya.
S19 : lebih ada suasananya gitu
P : suasana di kelas atau bagaimana?
S19 : suasana dikelas sih meskipun ribut ya masih bisa untuk belajar gitu lah
P : nah kan dalam teori belajar Ausubel itu diterapkan pembelajaran itu ada kegiatan
diskusi kelompok, nah ketika Anda berdiskusi bersama teman satu kelompok apakah
Anda merasa senang melakukan kegiatan tersebut.
S19 : Ya, merasa senang
P : Mengapa Anda merasa senang ketika diskusi kelompok?
S19 : ya karna bisa membantu teman belajar trus kitanya juga bisa berani berbicara gitu
sama teman satu sama lain.
P : memberi pendapat gitu ya.
S19 : iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
P : terus ketika diskusi kelompok atau diskusi kelas dalam arti ketika ada presentasi atau
ada yang dibahas dalam satu kelas, Anda kan dituntut untuk aktif dalam berdiskusi
dengan baik yaitu salah satunya mengeluarkan pendapat Anda, nah apakah Anda
merasa senang atau terpaksa karna Anda memang dituntut untuk berpendapat
S19 : ya merasa senang
P : senang berarti tidak terpaksa
S19 : tidak
P : maksudnya tidak terpaksa dalam arti karna dituntut untuk berpendapat ketika diskusi
kelas atau diskusi kelompok
S19 :tidak juga
P : trus saat diskusi kelompok atau diskusi kelas ada misalnya teman mu bertanya atau
berpendapat apakah Anda mendengarkan dengan baik-baik atau memperhatikan
pertanyaan atau pendapat dari teman Anda tersebut. Ketika maksudnya diskusi kelas
atau diskusi kelompok kan ada yang bertanya atau memberikan pendapat, apakah Anda
memperhatikan benar-benar pertanyaannya atau pendapatnya itu.
S19 : Tidak terlalu
P : Mengapa tidak terlalu mendengarkan atau memperhatikan?
S19 : karna mungkin juga suasana kelasnya yang sulit diatur
P : kalau didalam diskusi kelompok? Teman satu kelompok
S19 : diperhatikan baik-baik
P : oh, karna kelompok kecil ya dibanding kelompok kelas. Nah apakah Anda juga
berusaha untuk memberikan jawaban atau tanggapan balik. Misalnya ada pertanyaan
Anda menjawab langsung atau pendapat itu Anda tanggap balik.
S19 : ya jika bisa menjawab saya jawab, begitu saja.
P : kalau pendapat apakah diterima atau dibantah?
S19 : diterima
P : kalau sama ya, kalau salah atau beda pendapat?
S19 : dibantah
P : dibantah berarti dikomunikasikan?
S19 : iya
P : nah terus ketika diskusi kelaskan guru memberikan pertanyaan kepada siswa seluruh
siswa dikelas, Apakah Anda berusaha untuk cepat menjawab pertanyaan dari guru
tersebut
S19 : tidak
P : kenapa tidak?
S19 : karna . . .
P : takut salah atau memang tunggu ditunjuk
S19 : memberi kesempatan kepada yang lain
P : berarti ketika gurunya itu menunjuk Anda, apakah Anda langsung menjawab
S19 : ya, saya langsung menjawab
P : nah bagaimana perasaan Anda ketika menjawab pertanyaan misalnya kalau ditunjuk
guru langsung menjawab
S19 : ya bingung
P : bingung?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
S19 : bingung jika tidak tahu jawabannya.
P : jadi ketika ditunjuk tidak tahu jawabannya jadi bingung.
S19 : ya
P : nah apakah Anda merasa terbantu dalam mempelajari materi ekuivalensi, tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi dengan pembelajaran menerapkan teori belajar Ausubel
atau belajar bermakna?
S19 : ya, materinya lebih bisa diserap gitu
P : kegiatan bagaimana yang bisa maksudnya yang beda dengan sebelum-sebelumnya.
S19 : dari diskusi kelompok itu kita bisa lebih teliti lebih memahami dari materi yang
diberikan juga.
P : selain diskusi kelompok misalnya apa lagi yang bisa cepat maksudnya nyerap materi?
S19 : dengan menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas di depan
P : Presentasi?
S19 : iya
P : setelah itu kan, apa yang Anda rasakan ketika pembelajaran matematika itu dengan
menerapkan teori belajar Ausubel, itu berpengaruh pada apakah ada keaktifan Anda,
minat belajar Anda atau hasil belajar Anda? Dalam arti hasilnya itu dengan materi
tersebut.
S19 : menjadi lebih aktif, trus hasil belajarnya juga bisa kelihatan gitu.
P : kalau minat belajarnya?
S19 : minat belajarnya bertambah dengan cara pengajaran teori Ausubel
P : jadi keaktifannya itu ketika apa? Anda merasa aktif
S19 : ketika didalam kelompok.
P : ketika di diskusi kelas?
S19 : jarang aktif
P : karena? Ketika presentasi aja yang maju
S19 : iya, ketika presentasi
P : berarti minat belajarnya itu bertambah karna itu keliatan aktif dan hasil belajarnya
keliatan
S19 : iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran D1 Hasil Pre-test Siswa 03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran D2 Hasil Post-test Siswa 03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran D3 Hasil Pre-test Siswa 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran D4 Hasil Post-test Siswa 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran D5 Hasil Pre-test Siswa 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran D6 Hasil Post-test Siswa 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran D7 Hasil Angket Minat Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran D8 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa saat Diskusi Kelompok pada Pertemuan
Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran D9 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa saat Diskusi Kelas pada Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran D10 Hasil Keterlaksanaan Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran D11 Hasil Pengamatan Minat Siswa saat Diskusi Kelompok pada Pertemuan
Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI