harian pelita 1

1
19/3/2016 Harian Pelita http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=11415 1/1 Santri dan Kiai Miliki Peran Penting Menjaga Keutuhan NKRI Laporan: Sejarah telah mencatat bahwa perjuangan para santri dan para kiai pondok pesantren mempunyai peran yang sangat penting dalam mengisi dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk itu para santri dan para Jakarta, Pelita Sejarah telah mencatat bahwa perjuangan para santri dan para kiai pondok pesantren mempunyai peran yang sangat penting dalam mengisi dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk itu para santri dan para kiai dapat ikut mencarikan jalan keluar agar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Merauke, tetap terjaga keutuhannya. Demikian Menhan H Matori Abdul Djalil di hadapan para santri dan kiai seKotamadya Cirebon, Sabtu (19/4) malam pada acara haul almarhumin sesepuh dan warga Pesantren Buntet Cirebon. Hadir pada acara tersebut selain wakil dari pejabat Tripida Kodya Cirebon, juga mantan Menteri Agama dr Tarmizi Taher, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta dihadiri hampir 80 kiai antara lain KH Abdul Hamid Anas, KH Hasanuddin, KH Majduddin, KH Salim Effendi, KH Fuad Hasyim, KH Addullah Syifa, KH Adaib Sholeh, dan KH Abid Rofiuddin. Menhan mengatakan berbicara tentang keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan RI, maka mau tidak mau harus senantiasa mengingat jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para ulama, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Matori menjelaskan, setelah 32 tahun Indonesia mengalami stabilitas yang luar biasa, tampaknya reformasi memberikan goncangan yang cukup memprihatinkan, sehingga bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai permasalahan, di antaranya adalah masalah Aceh yang belum selesai, Irian Jaya yang masih bergejolak, darurat militer di Maluku belum dicabut dan masih adanya pertikaian antara kelompok agama tertentu dengan agama yang lain. "Untuk itu, pondok pesantren yang memiliki paham ahli sunnah waljamaah, yang kita kenal sebagai paham Islam yang sangat moderat tapi bukan ekstrim, senantiasa dituntut dan berperan serta, menjalin kehidupan yang harmonis antara umat Islam dengan umat Islam dan antarumat Islam dengan umat beragama lainnya" ujarnya. Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH Abdullah Abbas dalam sambutannya yang diwakili KH Abdul Hamid menjelaskan, keberadaan pondok pesantren merupakan pusat pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Posisi sentral pesantren dalam peran sosialnya, melakukan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan etika dan moralitas yang bersumber pada tata nilai agama Islam dengan kekuatan kharismatik para kiai. Pondok Buntet yang terdiri di atas tanah kurang lebih 4 ha, saat ini dihuni hampir 5.000 orang santri.(be) Sumber: http://116.213.48.92//artikel/11415.shtml

Upload: badrud-tamam

Post on 14-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Harian Pelita 1

19/3/2016 Harian Pelita

http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=11415 1/1

Santri dan Kiai Miliki Peran Penting Menjaga Keutuhan NKRI

Laporan:

 

Sejarah telah mencatat bahwa perjuangan para santri dan para kiai pondok pesantrenmempunyai peran yang sangat penting dalam mengisi dan mempertahankan KemerdekaanRepublik Indonesia. Untuk itu para santri dan paraJakarta, Pelita

Sejarah telah mencatat bahwa perjuangan para santri dan para kiai pondok pesantrenmempunyai peran yang sangat penting dalam mengisi dan mempertahankan KemerdekaanRepublik Indonesia. Untuk itu para santri dan para kiai dapat ikut mencarikan jalan keluar agarWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Merauke, tetap terjagakeutuhannya.

Demikian Menhan H Matori Abdul Djalil di hadapan para santri dan kiai seKotamadya Cirebon,Sabtu (19/4) malam pada acara haul almarhumin sesepuh dan warga Pesantren Buntet Cirebon.Hadir pada acara tersebut selain wakil dari pejabat Tripida Kodya Cirebon, juga mantan MenteriAgama dr Tarmizi Taher, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta dihadiri hampir 80 kiai antaralain KH Abdul Hamid Anas, KH Hasanuddin, KH Majduddin, KH Salim Effendi, KH Fuad Hasyim,KH Addullah Syifa, KH Adaib Sholeh, dan KH Abid Rofiuddin.

Menhan mengatakan berbicara tentang keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan RI,maka mau tidak mau harus senantiasa mengingat jasa dan perjuangan yang telah dilakukan olehpara ulama, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Matori menjelaskan, setelah 32 tahun Indonesia mengalami stabilitas yang luar biasa, tampaknyareformasi memberikan goncangan yang cukup memprihatinkan, sehingga bangsa Indonesia saatini menghadapi berbagai permasalahan, di antaranya adalah masalah Aceh yang belum selesai,Irian Jaya yang masih bergejolak, darurat militer di Maluku belum dicabut dan masih adanyapertikaian antara kelompok agama tertentu dengan agama yang lain.

"Untuk itu, pondok pesantren yang memiliki paham ahli sunnah waljamaah, yang kita kenalsebagai paham Islam yang sangat moderat tapi bukan ekstrim, senantiasa dituntut dan berperanserta, menjalin kehidupan yang harmonis antara umat Islam dengan umat Islam dan antarumatIslam dengan umat beragama lainnya" ujarnya.

Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH Abdullah Abbas dalam sambutannya yang diwakiliKH Abdul Hamid menjelaskan, keberadaan pondok pesantren merupakan pusat pendidikan dankebutuhan masyarakat. Posisi sentral pesantren dalam peran sosialnya, melakukan perubahandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan etika dan moralitas yangbersumber pada tata nilai agama Islam dengan kekuatan kharismatik para kiai. Pondok Buntetyang terdiri di atas tanah kurang lebih 4 ha, saat ini dihuni hampir 5.000 orang santri.(be)

Sumber: http://116.213.48.92//artikel/11415.shtml