akankah krisis korea mengawali perang nuklir (taruna ikrar) harian pelita 5 april 2013 hal 19

1
HARIAN PELITA SABTU | 6 APRIL 2013/25 JUMADIL AWAL 1434 H 19 SAMBUNGAN Jakarta, Pelita Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Malla- rangeng pekan depan akan di- periksa penyidik Komisi Pember- antasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan proyek Hambalang. Banyak pihak menduga, Andi segera akan ditahan penyidik KPK. Namun Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku belum mengetahui rencana penahan- an terhadap mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yud- hoyono (SBY) itu. Rencananya pemeriksaan ter- hadap tersangka Andi Alfian Mallarangeng dijadwalkan ber- langsung pada Selasa (9/4). “Di- periksa sebagai tersangka pada Selasa (9/4),” kata Johan Budi di Gedung KPK Jalan HR Rasu- na Said, Kuningan, Jakarta Se- latan, Jumat (5/4). Pemeriksaan terhadap man- tan orang nomor satu di Ke- menterian Pemuda dan Olahra- ga (Kemenpora) sebagai tersang- ka merupaka yang pertama se- jak ditetapkan sebagai tersang- ka pada 3 Desember 2012 lalu. Surat pemanggilan terhadap tersangka Andi sudah dilayang- kan penyidik KPK. Diharapkan mantan Sekretaris Dewan Pem- bina Partai Demokrat itu me- menuhi panggilan penyidik KPK. Andi dikenakan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain telah ditetapkan sebagai tersangka, Andi juga telah dicegah KPK bepergian ke luar negeri. Penyidik KPK terus mengum- pulkan bukti dan keterangan saksi terkait kasus Hambalang. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap siapa saja yang ikut menikmati hasil kejahatan korupsi proyek yang menghabiskan dana trili- unan rupiah. Jumat (5/4) mantan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault diperiksa seb- agai saksi untuk tersangka Andi Malarangeng. “Saya dipanggil se- bagai saksi Andi Malarangeng, Deddy Kusdinar dan Teuku Ba- gus,” kata Ahdyaksa di Gedung KPK. Pemeriksaan kali ini terhadap Ahdyaksa merupakan yang ked- ua setelah sebelum dia diperiksa penyidik KPK pada tahun lalu. Adhyaksa sendiri berharap KPK segera memproses para tersang- ka ke pengadilan. Penyidikan kasus korupsi Hambalang kini mulai menga- rah dugaan keterlibatan anggota DPR. Dugaan ini terungkap dari pengakuan Adhyaksa Dault seu- sai diperiksa KPK. Adhyaksa mengaku penyidik KPK mengajukan pertanyaan kepada dirinya yang mengarah ke anggota DPR. “Ada beberapa pertanyaan soal legislatif,” tutur Adhyaksa. Menurut dia pemeriksaan kedua terhadap dirinya sudah mengarah ke pendalaman ka- sus. Ada hal-hal baru menge- nai anggota DPR dan sejum- lah tokoh yang ditanyakan ke- padanya. Namun dia menolak menye- butkan nama anggota DPR dan tokoh-tokoh lain yang digali per- annya oleh penyidik KPK me- lalui kesaksian dirinya. Salah satu pertanyaan menyangkut perubahan anggaran Hambal- ang dari Rp125 miliar menjadi Rp2,5 triliun. Alokasi anggaran proyek terse- but disetujui melalui pemba- hasan di DPR, tepatnya di Komi- si X. Pokoknya kata dia ada per- tanyaan tentang anggota dewan. Dalam kasus Hambalang, KPK menetapkan empat tersang- ka. Keempatnya adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tang- ga Kemenpora Deddy Kusdinar, petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer, dan mantan Ketua Umum Partai De- mokrat Anas Urbaningrum. KPK menetapkan Andi, Deddy dan Teuku Bagus sebagai ter- sangka dengan dugaan melaku- kan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang. Sedang Anas Urbaningrum di- tuduh menerima hadiah dan janji-janji terkait proyek Ham- balang. Penerimaan hadiah itu diduga dilakukan Anas ketika dia masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Dalam kasus ini KPK menemukan ban- yak kejanggalan khususnya ter- kait proses penganggaran proyek Hambalang seperti persetujuan kontrak tahun jamak. (cr-7) Andi Mallarangeng Diperiksa KPK Selasa Depan yaitu “Saya Prajurit Komando berjanji bahwa saya senantiasa menjaga nama kehormatan dan jiwa kesatuan komando di mana- pun berada”. Mayjen TNI Agus Sutomo juga mempersilakan jika anak buahn- ya yang sudah jadi tersangka itu dituntut setinggi-tingginya. “Karena semua sudah ditang- kap dan dituntut seberat-berat- nya,” ujar Agus. Menurut Agus, hukuman be- rat sudah menjadi konsekuensi jika memang anggotanya terbuk- ti bersalah. Karena setiap praju- rit harus disiplin mematuhi per- aturan yang ada. “Tapi itu sebetulnya salah. Pra- jurit harus disiplin. Jadi seperti yang disampaikan Pimpinan AD, prajurit prestasi kita beri peng- hargaan, prajurit salah kita beri sanksi, walaupun secara ksatria sudah jujur. Demi kehormatan kesatuan,” kata Agus. Siap Bertanggung Jawab Sebelumnya, Mayjen TNI Agus Sutomo juga menyatakan siap bertanggung jawab atas terjadi- nya penyerangan itu. “Semua yang terlibat (11 ok- num anggotanya) adalah bawa- han saya. Jadi saya orang ter- depan yang bertanggungjawab,” kata Agus. Ia mengemukakan anggota Ko- passus yang tersebar di berbagai wilayah adalah anak buahnya. “Grup 1 itu Serang, Grup 2 itu Solo, dan yang lainnya itu bawa- han saya, itu semua organisasi saya, anak buah saya. Maka say- alah orang yang paling bertang- gungjawab di institusi Kopassus ini. Saya orang paling terdepan bertanggungjawab,” ujar Agus, menegaskan. Ia pun menyambut dengan tangan terbuka penyidikan yang dilakukan oleh Mabes TNI AD, bahkan dirinya mempersilakan anak buahnya yang menjadi ter- sangka, untuk dituntut seberat- beratnya. “Karena semua sudah ditang- kap, maka bisa dituntut seber- at-beratnya,” ujar mantan Kom- andan Paspampres ini. Menurut Agus, hukuman be- rat sudah menjadi konsekuensi jika memang anggotanya terbuk- ti bersalah karena setiap praju- rit harus disiplin mematuhi per- aturan yang ada. Namun mengenai sanksi, ia enggan berkomentar karena ada tim yang akan memrosesnya. Sebelumnya, Ketua tim inves- tigasi dari Mabes TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Unggul K Yud- hoyono mengungkapkan, seban- yak 11 oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Ko- passus) Kandang Menjangan, Kertosuro terlibat dalam peny- erangan LP Cebongan yang me- nyebabkan empat orang tahanan tewas pada 23 Maret lalu. “Sebelas oknum Kopassus ter- libat penyerangan Lapas IIB Ce- bongan. Satu orang eksekutor, delapan orang pendukung, dan dua orang pencegah,” papar Ung- gul yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pusat Polisi Mi- liter TNI AD (Puspomad) di Karti- ka Media Center TNI AD, Jakar- ta, Kamis sore. Delapan orang pendukung itu, kata dia, menggunakan dua unit mobil, yaitu satu unit mobil Avanza warna biru dan satu unit mobil APV berwarna hitam. Se- mentara dua orang lainnya yang bertindak sebagai pencegahan menggunakan mobil Feroza. “Satu orang eksekutor ini beri- nisial U. Sembilan pelaku peny- erangan itu berpangkat Bintara dan Tamtama,” tuturnya. Kedua prajurit lainnya, kata dia, sebenarnya berusaha mence- gah terjadinya penyerangan, na- mun tidak mampu menghenti- kan aksi rekan-rekannya. Tinda- kan penyerangan, menurut Ung- gul, dilakukan secara spontan se- bagai konsekuensi meninggalnya anggota Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret, dan pembacokan mantan anggota Ko- passus Sertu Sriyono oleh para preman Yogyakarta. “Peristiwa penyerangan ke LP Cebongan, benar sebagai akibat pembunuhan kelompok preman atas dua rekannya,” ujarnya. Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo men- gatakan, Polri sudah menyerah- kan proses penyidikan kasus pe- nyerangan ke LP Cebongan itu ke TNI. Oleh karena itu polisi memu- tuskan tidak melanjutkan proses penyelidikannya. “Akan kita serahkan semua ke TNI,” kata Timur Pradopo. Walau proses hukum sudah diserahkan ke Puspom TNI AD, polisi siap membantu penyi- dikannya. Polisi juga memiliki temuan-temuan yang bisa ber- manfaat bagi TNI. “Semua tentunya kita pasti akan bantu. Prosesnya sekarang kan sudah berjalan. Bahkan te- muan-temuan dari penyidik juga sudah ada kan,” tuturnya. Presiden: Petik Pelajaran Sementara itu, Presiden Susi- lo Bambang Yudhoyono memin- ta semua pihak khususnya TNI dan Polri untuk memetik pelaja- ran dari peristiwa penembakan di LP Cebongan ini sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang. “Saya harap semua pihak du- kung proses pengakan hukum sebaik-baiknya kemudian pe- tiklah pelajaran insya Allah ke- hidupan di negeri kita makin ter- tib. Saya dukung langkah-lang- kah TNI dan Polri untuk tegak- kan hukum dan keadilan berikan ruang seluas-luasnya untuk mer- eka bekerja secara profesional,” kata Presiden Yudhoyono. Kepala Negara mengatakan setelah peristiwa penembakan tersebut terjadi dan dirinya men- dapat laporan dari Kapolri dan Panglima TNI segera memberikan instruksi penanganan. “Saya instruksikan untuk un- gkap pelakunya, hukum ditegak- kan dan profesional,” kata Pres- iden. Ditambahkannya, “saya su- dah keluarkan instruksi waktu itu untuk mengungkap, mene- mukan pelakunya, hukum dan keadilan ditegakkan, dan semua dijalankan secara profesional.” “Jangan sampai negara dituduh membiarkan dan tidak tegakkan hukum dan keadilan. Kita iku- ti semua proses, TNI, utamanya TNI AD telah berinisiatif mem- bentuk tim investigasi, sementa- ra Kepolisian juga melanjutkan langkah-langkah penyelidikan,” kata Presiden. Kepala Negara menilai jiwa ke- bersamaan harus diarahkan pada hal yang positif bukan negatif. “Bagaimanapun tindakan main hakim sendiri itu tidak dibenarkan dalam negara hu- kum. Meskipun saya tahu men- gapa tindakan itu terjadi karena ada jiwa korsa, ada perilaku dari sekelompok orang, di luar disebut kelompok preman, yang dengan sadis melakukan pembunuhan kepada seorang Bintara Kopas- sus TNI AD. Itu lah awal dari jiwa korsa dan perlakuan yang luar biasa sadisnya itu yang mem- bakar emosi mereka. Kemudi- an mereka melakukan tindakan itu, yang tindakan itu sebenarnya juga tidak kita benarkan,” katan- ya tegas. Presiden mengatakan para pelaku sudah mengakui perbua- tannya dan tentunya ada sank- si hukum yang harus dihadapi. “Saya dapatkan laporan se- muanya, para prajurit yang me- lakukan tindakan itu tampil se- cara bertanggungjawab, secara ksatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun. Demiki- an juga para komandan akan ikut bertanggungjawab semua- nya,” tegas Presiden. Kepala Negara menambahkan, “saya mendukung langkah-lang- kah jajaran TNI, utamanya TNI AD dan Kepolisian untuk me- negakkan hukum dan keadi- lan sebenar-benarnya. Dan saya minta dukungan masyarakat luar, berikan kesempatan ruang kepada mereka untuk bekerja se- cara profesional.” (ant/jon) konstruktif. Mendagri sudah berkunjung ke Aceh, sudah melakukan pembicaran dengan gubernur dengan DPR Aceh dan semua pihak yang kita anggap patut untuk kita ajak bicara,” kata Presiden. Kepala Negara berharap hasil pembicaraan Mendagri dengan pihak di Aceh dapat membawa pemahaman yang positif, dan be- rakhir dengan baik kembali sesuai dengan ketentuan UUD, UU, dan peraturan yang berlaku. “Saya tidak ingin kita mundur ke belakang dan saya tidak ingin ada masalah-masalah baru yang sebenarnya tidak diperlukan kare- na kita harus bersatu dan bersa- ma-sama menyelesaikan pemban- gunan di Aceh menuju ke kehidu- pan masyarakat Aceh yang aman, tenteram, dan damai tetapi lebih spesifik lagi sejahtera,” kata Ke- pala Negara. Menurutnya, pertemuan den- gan Gubernur Aceh untuk mem- bicarakan bagaimana menyatu- kan sinergi untuk memajukan Aceh, agar Aceh tetap tenang dan damai, agar Aceh bisa memban- gun masyarakat dan daerahnya dan kesejahteraan rakyat bisa ter- us ditingkatkan. “Itu yang harus saya ingatkan kepada seluruh pihak, termasuk saudara-saudara kita yang ada di Aceh,” katanya. Hanya Satu Bendera Presiden menegaskan, “Saya sudah keluarkan amnesti kepa- da seluruh anggota GAM. Dan kemudian tentunya pikiran-piki- ran yang bisa ditafsirkan seba- gai kelanjutan gerakan pemisah- an diri itu juga harus dihentikan. Di situ lah kita harus meletakkan bagaimana isu lambang daerah di Aceh ini, saya masih berharap dalam satu dua minggu itu sele- sai dan kemudian tidak ada lagi gangguan apapun atas masalah- masalah itu.” “Yang jelas Merah Putih harus berkibar di seluruh Tanah Air, itu bendera kita dan daerah bisa saja memiliki lambang tetapi ses- uai ketentuan yang berlaku, ke- tentuan UU, semangat serta jiwa bahwa hanya ada satu bendera kedaulatan kita, yaitu sang Merah Putih,” sambung Yudhoyono. Secara terpisah, Wakil Ket- ua DPR RI Priyo Budi Santoso mengingatkan pimpinan dan to- koh masyarakat Aceh untuk ti- dak mengibarkan bendera Aceh yang menimbulkan berbagai per- soalan sosial. “Saya mengimbau gubernur dan anggota DPR Aceh meng- hentikan pengibaran bendera Aceh selama proses evaluasi dari pemerintah pusat,” kata Priyo Budi Santoso. Menurut Priyo, pimpinan dan tokoh masyarakat Aceh, seper- ti gubernur dan wakil gubernur, muspida, serta anggota DPR Aceh; lebih baik menggunakan energin- ya utuk memelihara kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia meyakini masyarakat Aceh lebih menginginkan kondisi di dae- rah tersebut damai dan sejahtera. “Setelah DPRA menyetujui qa- nun (peraturan daerah) menge- nai bendera Aceh dan kemudian dikibarkan di ruang publik, men- imbulkan berbagai persoalan sos- ial. Apalagi bendera tersebut mir- ip dengan oragnisasi separatis di Aceh,” katanya. Sementara Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indone- sia (ICMI) Prof Nanat Fatah Nat- sir mengatakan, Jusuf Kalla (JK), Hamid Awaluddin, dan Sofyan Jalil perlu turun tangan menyele- saikan persoalan bendera daerah mirip lambang GAM. Ketiga tokoh tersebut diharap- kan bisa memberikan solusi terh- adap persoalan penggunaan ben- dera tersebut, kata Nanat Fatah seusai mengikuti pertemuan del- egasi Pusat Pemerintahan Wilayah Perbatasan Thailand Selatan (The Souhern Border Province Admin- istative Center of The Kingdom of Thailand/SBPAC) yang berkun- jung ke Kantor Kementerian Agama, di Jakarta, kemarin. Memang idelanya ketika ben- dera daerah tersebut dibahas di Dewan Perwakilan Daerah Aceh (DPRA), pemerintah pusat sudah melakukan pendekatan dan dia- log guna mendapatkan pencerah- an perihal klausul bendera daerah mirip lambang GAM yang diatur dalam qanun (Perda) No 3/2013. Kini persoalannya menjadi per- hatian publik demikian luas. Kare- na itu, tampilnya JK dan kawan- kawan akan memberikan suasana sejuk. JK akan memberikan solusi dengan gaya diplomasi yang baik. Kedekatan tokoh JK dengan to- koh GAM sudah sedemikian baik. “Saya optimis, persoalan bakal cepat selesai,” katanya. (jon) pemerintahan Jepang. Selanjut- nya 22 Agustus 1945 Uni Sovi- et memasuki Pyongyang, dan 8 September, 1945 Amerika Seri- kat memasuki Seoul. Di bawah sponsor PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), pada tanggal 15 Agustus 1948 resmi didiri- kan Korea Selatan, selanjutnya September 9, 1948 Korea Utara diakui sebagai negara berdaulat. Kedua negara berdaulat ini sering mengalami pasang-su- rut diplomatik. Terkadang te- gang, terkadang damai. Sejarah perang kedua negara tersebut demikian pula, mulai fase per- ang Korea tahun 1950, kemu- dian mengalami kondisi perang dingin sejak tahun 1966 hingga tahun 1976, dan tahun 1980- 1999 fase rekonsiliasi. Kemudi- an mamanas kembali sejak ta- hun 2010. Hal ini dipicu oleh provokasi Korea Utara, dengan menembakkan senjata arteleri yang diduga sebagai upaya per- cobaan persenjataan nuklir ke Pulau Yeonpyeong, daerah teri- torial Korea Selatan, kemudian Korea Selatan membalas tem- bakan tersebut. Dua Marinir Ko- rea Selatan dan dua warga sipil tewas, puluhan warga terluka, termasuk tiga warga sipil. Korea Selatan mengancam pembalasan dengan tembakan pembalasan. Di awal tahun 2013 ini, kon- disi kedua negara kembali mem- anas, dengan provokasi dan sal- ing mengancam. Melihat perjala- nan panjang permusuhan anta- ra dua negara serumpun yang telah lebih setengah abad, yang pada prinsipnya, kondisi ini juga tidak terlepas dari negara sekutu (Rusia Cs dan Amerika Cs), yang memperpanjang konflik yang ti- dak berkesudahan tersebut. Demikian pula, kondisi eko- nomi dan sistem pemerintah- an yang sangat bertolak be- lakang (Korea Utara yang kondi- si ekonomi yang susah, apalagi dalam boikot internasional ser- ta berafiliasi ke komunis Vs Ko- rea Selatan yang kondisi ekono- mi maju dan afiliasi pemerintah- an demokrasi) juga menjadi fak- tor yang senantiasa memperle- bar konflik tersebut. Pertanyaan, yang kemudian muncul, karena Korea Utara se- dang mengembangkan sistem persenjataan nuklir; apakah mungkin, perang antara dua negara serumpun tersebut akan berakhir dengan perang nuklir? Apa dampaknya dalam kestabi- lan hubungan internasional? Untuk menjawab pertanyaan di atas, seharusnya berdasar- kan atas fakta empirik dan juga meneropong kekuatan persen- jataan kedua bangsa tersebut. Dalam konteks persenjataan dan balistik Korea Utara, sebagai provokator utama memanas- nya kondisi di Semenanjung Ko- rea tersebut. Korea Utara meski merupakan negara dengan kon- disi ekonomi miskin dan teriso- lasi dari dunia internasional, na- mun negara ini memiliki Angka- tan Bersenjata yang kuat den- gan artileri, senjata kimia, dan arsenal nuklir. Dengan anggaran militer mencapai 7 miliar dolar AS per tahun, dan seluruh pen- duduknya 22,7 juta jiwa berada dalam kondisi wajib militer. Se- lain itu, Korea Utara sebetulnya berada dalam dukungan dan se- kutu dengan Rusia dan China sebagai sekutu komunis. Seb- agaimana diketahui bahwa Ko- rea Utara memiliki cukup sum- ber plutonium untuk memban- gun enam sampai tujuh senja- ta nuklir. Demikian pula Korea Utara memiliki lebih 1.000 pel- uru kendali (rudal) dalam ber- bagai tipe, termasuk dengan jarak jangkauan mencapai leb- ih dari 3.000 kilometer. Bahkan Korut telah meluncurkan uji- coba tiga rudal antarbenua Ta- epodong. Demikian pula Korut diyakini memiliki gudang sen- jata kimia dan biologis. Senja- ta kimia dapat dikirim dengan artileri jarak jauh, peluncur ro- ket, rudal balistik, pesawat ter- bang, dan kapal laut. Korut di- yakini memiliki program senjata biologi seperti virus anthrax, gas mustar, sarin (bahan kimia be- racun), botulism (racun makan- an), dan phosgene (gas beracun). Sedangkan lawannya, Korea Selatan merupakan negara maju dan kaya, dengan jumlah tentara aktif, sebesar 687.000 jiwa, den- gan tentara cadangan Korea Se- latan sebesar 4,5 juta jiwa, dan penduduk 46,5 juta jiwa. Selan- jutnya kekuatan persenjataan 2.330 tank, balistik 4.520, artileri 10.774, dan helikopter 418, kapal selam 12. Frigat sembilan dan kapal amphibi 48, dan jet tem- purnya 468. Pesawat pengang- kut 33, dan helikopter 159. Korea Selatan didukung oleh Amerika Serikat, Jepang, dan negara-nega- ra maju didunia. Melihat fakta di atas, jika per- ang antara kedua negara serum- pun ini terjadi, dan selanjut- nya dibarengi dengan tembakan arteleri nuklir dari fihak Korea Utara, maka pasti akan dilawan oleh Korea Selatan dan Ameri- ka Serikat yang telah memiliki persenjataan yang juga sangat maju dan modern. Jika perang nuklir terjadi, maka efek dominonya, akan berdampak pada perang anta- ra sekutu-sekutu masing-mas- ing negara tersebut. Dan akh- irnya akan berakibat pada an- caman keamanan dunia secara keseluruhan, termasuk didalam- nya akan terjadi krisis ekonomi global sebagai efek samping dari perang tersebut. Sebagai warga dunia, ten- tunya semua bangsa di du- nia berkepentingan untuk men- jaga tatanan dunia yang dam- ai, dengan lebih mengutamakan pendekatan diplomatik diband- ing pendekatan persenjataan. Semua hal di atas, sangat ter- gantung terhadap kemampuan kedua negara tetangga dan se- rumpun ini, dalam menah- an diri dan menghambat me- lebarnya konflik yang semakin tajam. n tidak adanya kaitan bentrok ini dengan isu SARA disimpulkan setelah dilakukan penyelidikan. “Setelah diselidiki, sama seka- li bukan terkait isu suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA),” kata Heru Prakoso. Heru menjelaskan, di Rude- nim Belawan itu terdapat 153 pe- ngungsi Rohingnya dan delapan anak buah kapal (ABK) berke- warganegaraan Myanmar yang di- tangkap karena menangkap ikan tanpa izin di perairan Indonesia. Pada Kamis (4/4) sekitar pu- kul 10.00 WIB, tiga wanita pen- gungsi Rohingnya mengadu kepa- da tokoh agama Rohingnya ber- nama Ustad Ali mengenai tindak pelecehan yang dilakukan ABK Myanmar. Mendapatkan pengaduan itu, Ustad Ali melaporkannya kepada Pengurus Rudenim Belawan yang segera mengadakan pertemuan pada Kamis (4/4) malam untuk menyelesaikan masalah yang ada. Dalam pertemuan yang difasili- tasi Pengurus Rudenim Belawan, perwakilan kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan ti- dak melanjutkan tindak pelece- han yang dialami tiga wanita pen- gungsi Rohingnya itu. “Pada Kamis malam itu kedua pihak dipertemukan. Saat itu, clear. Masalah selesai,” katanya. Usai pertemuan itu, kata dia, Ustad Ali menyosialisasikan ha- sil kesepakatan tersebut pada Ju- mat dinihari dengan pengungsi Rohingnya yang lain. Ketika sejumlah pengungsi Ro- hingnya mengungkapkan ketida- kpuasannya atas hasil kesepaka- tan tersebut, salah seorang ABK Myanmar menimpali pembicara- an dan mengeluarkan pernyata- an yang memancing percekcokan. Usai percekcokan itu, salah seorang ABK Myanmar ke luar beberapa saat serta masuk kem- bali dengan membawa senjata ta- jam sambil menikam Ustad Ali. Meski mendapatkan tikaman, Ustad Ali tetap memberikan perla- wanan dan mampu merebut sen- jata tajam tersebut serta memba- las tusukan ke ABK Myanmar itu. Penikaman itu memancing emosi pengungsi Rohingnya yang lain sehingga melakukan penge- royokan terhadap delapan ABK yang berada di Rudenim Belawan tersebut. Bentrokan antarimigran asal Myanmar tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB dan baru be- rakhir sekira pukul 02.30 WIB. Akibat penganiayaan itu, dela- pan ABK Myanmar tersebut me- ninggal dunia akibat pukulan benda tumpul dan benda tajam yang diperkirakan berupa pecah- an mebel dan serpihan kayu yang ada di Rudenim Belawan. “Kami perlu meluruskan hal ini karena tadi pagi sempat tersebar berita yang menyebutkan perkela- hian itu karena isu SARA, anta- ra Buddha dan Muslim. Itu tidak benar,” katanya. Menurut dia, delapan ABK Myanmar yang tewas itu adalah Ayen Min,23; Myo Co,20; Aung Thu Winm,24; Aung Than,24; Min Min,24; Win Tan,32; Nawe,23; dan Sam Iwin,45. Setelah mengamankan situa- si, pihak Kepolisian memeriksa 21 pengungsi Rohingnya yang 18 di antaranya ditetapkan seb- agai tersangka dalam penganiay- aan tersebut. Pengungsi Rohingnya yang menjadi tersangka itu akan dike- nakan pelanggaran Pasal 170 dan 351 KUHPidana tentang penge- royokan dan penganiayaan. “Mereka kooperatif dan meng- akui ikut melakukan pemuku- lan,” katanya. Polda Sumut telah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Be- sar Myanmar mengenai rencana proses otopsi dan kemungkinan lokasi pemakaman. “Kita terus berkoordinasi, apak- ah jenazahnya mau dibawa ke negara mereka atau dimakam- kan di sini,” katanya. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusuhan susulan atau hal-hal yang tidak diingink- an lainnya, pihaknya menempat- kan personel untuk melakukan pengamanan di Rudenim Bela- wan. “Personelnya dari Polda Sumut dan Polres Pelabuhan Belawan, sekitar 50 orang,” kata Heru. (ant/jon) u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 Akankah Krisis di Semenanjung Korea Mengawali Perang Nuklir? Cegah Konflik Myanmar Meluas Sampai ke Indonesia Presiden: Gerakan Pemisahan Diri Harus Dihentikan Sidang Penyerang LP Cebongan Terbuka Nota Kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005 kan komitmen mereka untuk penyelesa- ian konflik Aceh secara damai, menyelu- ruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua. Para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga pemerintahan rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam negara kesatuan dan konstitusi Republik Indonesia. Sebagai suatu aturan, perselisihan yang terjadi atas pelaksanaan Nota Kesepaha- man ini akan diselesaikan oleh Kepala Misi Monitoring, melalui musyawarah dengan para pihak dan semua pihak memberikan informasi yang dibutuh- kan secepatnya. Kepala Misi Monitoring akan mengambil keputusan yang akan mengikat para pihak. UU Pemerintah Aceh No11/2006 Pasal 246 kedaulatan di Aceh. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ben- tuk bendera sebagai lambang seb- agaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Qanun Aceh yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Pasal 247 (1) Pemerintah Aceh dapat menetapkan lambang sebagai simbol keistimewaan dan kekhususan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai lam- bang sebagai simbol sebagaimana di- maksud pada ayat (1) diatur dalam Qa- nun Aceh. PP No77/2007 tentang Lambang Daerah Pasal 1 asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesat- uan Republik Indonesia sebagaimana di- maksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 6 (1) Desain bendera daerah berbentuk segi empat panjang dengan ukuran pan- jang dan lebar 3 (tiga) berbanding 2 (dua) yang memuat logo daerah. (2) Desain logo daerah disesuaikan den- gan isi logo yang menggambarkan po- tensi daerah, harapan masyarakat dae- rah, serta semboyan untuk mewujud- kan harapan tersebut. (3) Desain logo dan bendera daerah tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan desain logo dan bendera daerah lain, partai politik, organisasi kemasyaraka- tan, atau negara lain. (4) Desain logo dan bendera daerah tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya den- gan desain logo dan bendera organisa- si terlarang atau organisasi/perkumpu- lan/ lembaga/gerakan separatis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. MENERJANG BANJIR — Seorang laki-laki sambil menggendong anaknya menyeberangi luapan banjir aliran lahar Gunung Semeru, di aliran besuk Rejali Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (5/4). Karena belum adanya jembatan penghubung antara Desa Bago dan Bades, warga dari dua desa ini terpakasa mengarugi aliran sungai cek dam besuk Rejali, sebagai jalur transportasi alternatif, meski sangat berbahaya. n ant/cucuk donartono

Upload: taruna-ikrar

Post on 27-Jul-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akankah krisis korea mengawali perang nuklir (taruna ikrar) harian pelita 5 april 2013 hal 19

Harian PelitaSABTU | 6 APRIL 2013/25 JUMADIL AWAL 1434 H 19

SAMBUNGAN

Jakarta, Pelita Mantan Menteri Pemuda dan

Olahraga Andi Alfian Malla-rangeng pekan depan akan di-periksa penyidik Komisi Pember-antasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan proyek Hambalang.

Banyak pihak menduga, Andi segera akan ditahan penyidik KPK. Namun Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku belum mengetahui rencana penahan-an terhadap mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yud-hoyono (SBY) itu.

Rencananya pemeriksaan ter-hadap tersangka Andi Alfian Mallarangeng dijadwalkan ber-langsung pada Selasa (9/4). “Di-periksa sebagai tersangka pada Selasa (9/4),” kata Johan Budi di Gedung KPK Jalan HR Rasu-na Said, Kuningan, Jakarta Se-latan, Jumat (5/4).

Pemeriksaan terhadap man-tan orang nomor satu di Ke-menterian Pemuda dan Olahra-ga (Kemenpora) sebagai tersang-ka merupaka yang pertama se-jak ditetapkan sebagai tersang-ka pada 3 Desember 2012 lalu.

Surat pemanggilan terhadap

tersangka Andi sudah dilayang-kan penyidik KPK. Diharapkan mantan Sekretaris Dewan Pem-bina Partai Demokrat itu me-menuhi panggilan penyidik KPK.

Andi dikenakan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain telah ditetapkan sebagai tersangka, Andi juga telah dicegah KPK bepergian ke luar negeri.

Penyidik KPK terus mengum-pulkan bukti dan keterangan saksi terkait kasus Hambalang. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap siapa saja yang ikut menikmati hasil kejahatan korupsi proyek yang menghabiskan dana trili-unan rupiah.

Jumat (5/4) mantan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault diperiksa seb-agai saksi untuk tersangka Andi Malarangeng. “Saya dipanggil se-bagai saksi Andi Malarangeng, Deddy Kusdinar dan Teuku Ba-gus,” kata Ahdyaksa di Gedung KPK.

Pemeriksaan kali ini terhadap Ahdyaksa merupakan yang ked-ua setelah sebelum dia diperiksa

penyidik KPK pada tahun lalu. Adhyaksa sendiri berharap KPK segera memproses para tersang-ka ke pengadilan.

Penyidikan kasus korupsi Hambalang kini mulai menga-rah dugaan keterlibatan anggota DPR. Dugaan ini terungkap dari pengakuan Adhyaksa Dault seu-sai diperiksa KPK.

Adhyaksa mengaku penyidik KPK mengajukan pertanyaan kepada dirinya yang mengarah ke anggota DPR. “Ada beberapa pertanyaan soal legislatif,” tutur Adhyaksa.

Menurut dia pemeriksaan kedua terhadap dirinya sudah mengarah ke pendalaman ka-sus. Ada hal-hal baru menge-nai anggota DPR dan sejum-lah tokoh yang ditanyakan ke-padanya.

Namun dia menolak menye-butkan nama anggota DPR dan tokoh-tokoh lain yang digali per-annya oleh penyidik KPK me-lalui kesaksian dirinya. Salah satu pertanyaan menyangkut perubahan anggaran Hambal-ang dari Rp125 miliar menjadi Rp2,5 triliun.

Alokasi anggaran proyek terse-

but disetujui melalui pemba-hasan di DPR, tepatnya di Komi-si X. Pokoknya kata dia ada per-tanyaan tentang anggota dewan.

Dalam kasus Hambalang, KPK menetapkan empat tersang-ka. Keempatnya adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tang-ga Kemenpora Deddy Kusdinar, petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer, dan mantan Ketua Umum Partai De-mokrat Anas Urbaningrum.

KPK menetapkan Andi, Deddy dan Teuku Bagus sebagai ter-sangka dengan dugaan melaku-kan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang. Sedang Anas Urbaningrum di-tuduh menerima hadiah dan janji-janji terkait proyek Ham-balang.

Penerimaan hadiah itu diduga dilakukan Anas ketika dia masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Dalam kasus ini KPK menemukan ban-yak kejanggalan khususnya ter-kait proses penganggaran proyek Hambalang seperti persetujuan kontrak tahun jamak. (cr-7)

Andi Mallarangeng Diperiksa KPK Selasa Depan

yaitu “Saya Prajurit Komando berjanji bahwa saya senantiasa menjaga nama kehormatan dan jiwa kesatuan komando di mana-pun berada”.

Mayjen TNI Agus Sutomo juga mempersilakan jika anak buahn-ya yang sudah jadi tersangka itu dituntut setinggi-tingginya.

“Karena semua sudah ditang-kap dan dituntut seberat-berat-nya,” ujar Agus.

Menurut Agus, hukuman be-rat sudah menjadi konsekuensi jika memang anggotanya terbuk-ti bersalah. Karena setiap praju-rit harus disiplin mematuhi per-aturan yang ada.

“Tapi itu sebetulnya salah. Pra-jurit harus disiplin. Jadi seperti yang disampaikan Pimpinan AD, prajurit prestasi kita beri peng-hargaan, prajurit salah kita beri sanksi, walaupun secara ksatria sudah jujur. Demi kehormatan kesatuan,” kata Agus.

Siap Bertanggung JawabSebelumnya, Mayjen TNI Agus

Sutomo juga menyatakan siap bertanggung jawab atas terjadi-nya penyerangan itu.

“Semua yang terlibat (11 ok-num anggotanya) adalah bawa-han saya. Jadi saya orang ter-depan yang bertanggungjawab,” kata Agus.

Ia mengemukakan anggota Ko-passus yang tersebar di berbagai wilayah adalah anak buahnya.

“Grup 1 itu Serang, Grup 2 itu Solo, dan yang lainnya itu bawa-han saya, itu semua organisasi saya, anak buah saya. Maka say-alah orang yang paling bertang-gungjawab di institusi Kopassus ini. Saya orang paling terdepan bertanggungjawab,” ujar Agus, menegaskan.

Ia pun menyambut dengan tangan terbuka penyidikan yang dilakukan oleh Mabes TNI AD, bahkan dirinya mempersilakan anak buahnya yang menjadi ter-sangka, untuk dituntut seberat-beratnya.

“Karena semua sudah ditang-

kap, maka bisa dituntut seber-at-beratnya,” ujar mantan Kom-andan Paspampres ini.

Menurut Agus, hukuman be-rat sudah menjadi konsekuensi jika memang anggotanya terbuk-ti bersalah karena setiap praju-rit harus disiplin mematuhi per-aturan yang ada.

Namun mengenai sanksi, ia enggan berkomentar karena ada tim yang akan memrosesnya.

Sebelumnya, Ketua tim inves-tigasi dari Mabes TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Unggul K Yud-hoyono mengungkapkan, seban-yak 11 oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Ko-passus) Kandang Menjangan, Kertosuro terlibat dalam peny-erangan LP Cebongan yang me-nyebabkan empat orang tahanan tewas pada 23 Maret lalu.

“Sebelas oknum Kopassus ter-libat penyerangan Lapas IIB Ce-bongan. Satu orang eksekutor, delapan orang pendukung, dan dua orang pencegah,” papar Ung-gul yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pusat Polisi Mi-liter TNI AD (Puspomad) di Karti-ka Media Center TNI AD, Jakar-ta, Kamis sore.

Delapan orang pendukung itu, kata dia, menggunakan dua unit mobil, yaitu satu unit mobil Avanza warna biru dan satu unit mobil APV berwarna hitam. Se-mentara dua orang lainnya yang bertindak sebagai pencegahan menggunakan mobil Feroza.

“Satu orang eksekutor ini beri-nisial U. Sembilan pelaku peny-erangan itu berpangkat Bintara dan Tamtama,” tuturnya.

Kedua prajurit lainnya, kata dia, sebenarnya berusaha mence-gah terjadinya penyerangan, na-mun tidak mampu menghenti-kan aksi rekan-rekannya. Tinda-kan penyerangan, menurut Ung-gul, dilakukan secara spontan se-bagai konsekuensi meninggalnya anggota Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret, dan pembacokan mantan anggota Ko-passus Sertu Sriyono oleh para

preman Yogyakarta.“Peristiwa penyerangan ke LP

Cebongan, benar sebagai akibat pembunuhan kelompok preman atas dua rekannya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo men-gatakan, Polri sudah menyerah-kan proses penyidikan kasus pe-nyerangan ke LP Cebongan itu ke TNI. Oleh karena itu polisi memu-tuskan tidak melanjutkan proses penyelidikannya.

“Akan kita serahkan semua ke TNI,” kata Timur Pradopo.

Walau proses hukum sudah diserahkan ke Puspom TNI AD, polisi siap membantu penyi-dikannya. Polisi juga memiliki temuan-temuan yang bisa ber-manfaat bagi TNI.

“Semua tentunya kita pasti akan bantu. Prosesnya sekarang kan sudah berjalan. Bahkan te-muan-temuan dari penyidik juga sudah ada kan,” tuturnya.

Presiden: Petik PelajaranSementara itu, Presiden Susi-

lo Bambang Yudhoyono memin-ta semua pihak khususnya TNI dan Polri untuk memetik pelaja-ran dari peristiwa penembakan di LP Cebongan ini sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang.

“Saya harap semua pihak du-kung proses pengakan hukum sebaik-baiknya kemudian pe-tiklah pelajaran insya Allah ke-hidupan di negeri kita makin ter-tib. Saya dukung langkah-lang-kah TNI dan Polri untuk tegak-kan hukum dan keadilan berikan ruang seluas-luasnya untuk mer-eka bekerja secara profesional,” kata Presiden Yudhoyono.

Kepala Negara mengatakan setelah peristiwa penembakan tersebut terjadi dan dirinya men-dapat laporan dari Kapolri dan Panglima TNI segera memberikan instruksi penanganan.

“Saya instruksikan untuk un-gkap pelakunya, hukum ditegak-kan dan profesional,” kata Pres-iden.

Ditambahkannya, “saya su-dah keluarkan instruksi waktu

itu untuk mengungkap, mene-mukan pelakunya, hukum dan keadilan ditegakkan, dan semua dijalankan secara profesional.” “Jangan sampai negara dituduh membiarkan dan tidak tegakkan hukum dan keadilan. Kita iku-ti semua proses, TNI, utamanya TNI AD telah berinisiatif mem-bentuk tim investigasi, sementa-ra Kepolisian juga melanjutkan langkah-langkah penyelidikan,” kata Presiden.

Kepala Negara menilai jiwa ke-bersamaan harus diarahkan pada hal yang positif bukan negatif.

“Bagaimanapun tindakan main hakim sendiri itu tidak dibenarkan dalam negara hu-kum. Meskipun saya tahu men-gapa tindakan itu terjadi karena ada jiwa korsa, ada perilaku dari sekelompok orang, di luar disebut kelompok preman, yang dengan sadis melakukan pembunuhan kepada seorang Bintara Kopas-sus TNI AD. Itu lah awal dari jiwa korsa dan perlakuan yang luar biasa sadisnya itu yang mem-bakar emosi mereka. Kemudi-an mereka melakukan tindakan itu, yang tindakan itu sebenarnya juga tidak kita benarkan,” katan-ya tegas.

Presiden mengatakan para pelaku sudah mengakui perbua-tannya dan tentunya ada sank-si hukum yang harus dihadapi.

“Saya dapatkan laporan se-muanya, para prajurit yang me-lakukan tindakan itu tampil se-cara bertanggungjawab, secara ksatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun. Demiki-an juga para komandan akan ikut bertanggungjawab semua-nya,” tegas Presiden.

Kepala Negara menambahkan, “saya mendukung langkah-lang-kah jajaran TNI, utamanya TNI AD dan Kepolisian untuk me-negakkan hukum dan keadi-lan sebenar-benarnya. Dan saya minta dukungan masyarakat luar, berikan kesempatan ruang kepada mereka untuk bekerja se-cara profesional.” (ant/jon)

konstruktif. Mendagri sudah berkunjung ke Aceh, sudah melakukan pembicaran dengan gubernur dengan DPR Aceh dan semua pihak yang kita anggap patut untuk kita ajak bicara,” kata Presiden.

Kepala Negara berharap hasil pembicaraan Mendagri dengan pihak di Aceh dapat membawa pemahaman yang positif, dan be-rakhir dengan baik kembali sesuai dengan ketentuan UUD, UU, dan

peraturan yang berlaku.“Saya tidak ingin kita mundur

ke belakang dan saya tidak ingin ada masalah-masalah baru yang sebenarnya tidak diperlukan kare-na kita harus bersatu dan bersa-ma-sama menyelesaikan pemban-gunan di Aceh menuju ke kehidu-pan masyarakat Aceh yang aman, tenteram, dan damai tetapi lebih spesifik lagi sejahtera,” kata Ke-pala Negara.

Menurutnya, pertemuan den-gan Gubernur Aceh untuk mem-bicarakan bagaimana menyatu-kan sinergi untuk memajukan Aceh, agar Aceh tetap tenang dan damai, agar Aceh bisa memban-gun masyarakat dan daerahnya dan kesejahteraan rakyat bisa ter-us ditingkatkan.

“Itu yang harus saya ingatkan kepada seluruh pihak, termasuk saudara-saudara kita yang ada di Aceh,” katanya.

Hanya Satu BenderaPresiden menegaskan, “Saya

sudah keluarkan amnesti kepa-da seluruh anggota GAM. Dan kemudian tentunya pikiran-piki-ran yang bisa ditafsirkan seba-gai kelanjutan gerakan pemisah-an diri itu juga harus dihentikan. Di situ lah kita harus meletakkan

bagaimana isu lambang daerah di Aceh ini, saya masih berharap dalam satu dua minggu itu sele-sai dan kemudian tidak ada lagi gangguan apapun atas masalah-masalah itu.”

“Yang jelas Merah Putih harus berkibar di seluruh Tanah Air, itu bendera kita dan daerah bisa saja memiliki lambang tetapi ses-uai ketentuan yang berlaku, ke-tentuan UU, semangat serta jiwa bahwa hanya ada satu bendera kedaulatan kita, yaitu sang Merah

Putih,” sambung Yudho yono.Secara terpisah, Wakil Ket-

ua DPR RI Priyo Budi Santoso mengingatkan pimpinan dan to-koh masyarakat Aceh untuk ti-dak mengibarkan bendera Aceh yang menimbulkan berbagai per-soalan sosial.

“Saya mengimbau gubernur dan anggota DPR Aceh meng-hentikan pengibaran bendera Aceh selama proses evaluasi dari pemerintah pusat,” kata Priyo Budi Santoso.

Menurut Priyo, pimpinan dan tokoh masyarakat Aceh, seper-ti gubernur dan wakil gubernur, muspida, serta anggota DPR Aceh; lebih baik menggunakan energin-ya utuk memelihara kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia meyakini masyarakat Aceh lebih menginginkan kondisi di dae-rah tersebut damai dan sejahtera.

“Setelah DPRA menyetujui qa-nun (peraturan daerah) menge-nai bendera Aceh dan kemudian dikibarkan di ruang publik, men-imbulkan berbagai persoalan sos-ial. Apalagi bendera tersebut mir-ip dengan oragnisasi separatis di Aceh,” katanya.

Sementara Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indone-sia (ICMI) Prof Nanat Fatah Nat-

sir mengatakan, Jusuf Kalla (JK), Hamid Awaluddin, dan Sofyan Jalil perlu turun tangan menyele-saikan persoalan bendera daerah mirip lambang GAM.

Ketiga tokoh tersebut diharap-kan bisa memberikan solusi terh-adap persoalan penggunaan ben-dera tersebut, kata Nanat Fatah seusai mengikuti pertemuan del-egasi Pusat Pemerintahan Wilayah Perbatasan Thailand Selatan (The Souhern Border Province Admin-istative Center of The Kingdom of

Thailand/SBPAC) yang berkun-jung ke Kantor Kementerian Agama, di Jakarta, kemarin.

Memang idelanya ketika ben-dera daerah tersebut dibahas di Dewan Perwakilan Daerah Aceh (DPRA), pemerintah pusat sudah melakukan pendekatan dan dia-log guna mendapatkan pencerah-an perihal klausul bendera daerah mirip lambang GAM yang diatur dalam qanun (Perda) No 3/2013.

Kini persoalannya menjadi per-hatian publik demikian luas. Kare-na itu, tampilnya JK dan kawan-kawan akan memberikan suasana sejuk. JK akan memberikan solusi dengan gaya diplomasi yang baik.

Kedekatan tokoh JK dengan to-koh GAM sudah sedemikian baik. “Saya optimis, persoalan bakal cepat selesai,” katanya. (jon)

pemerintahan Jepang. Selanjut-nya 22 Agustus 1945 Uni Sovi-et memasuki Pyongyang, dan 8 September, 1945 Amerika Seri-kat memasuki Seoul. Di bawah sponsor PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), pada tanggal 15 Agustus 1948 resmi didiri-kan Korea Selatan, selanjutnya September 9, 1948 Korea Utara diakui sebagai negara berdaulat.

Kedua negara berdaulat ini sering mengalami pasang-su-rut diplomatik. Terkadang te-gang, terkadang damai. Sejarah perang kedua negara tersebut demikian pula, mulai fase per-ang Korea tahun 1950, kemu-dian mengalami kondisi perang dingin sejak tahun 1966 hingga tahun 1976, dan tahun 1980-1999 fase rekonsiliasi. Kemudi-an mamanas kembali sejak ta-hun 2010. Hal ini dipicu oleh provokasi Korea Utara, dengan menembakkan senjata arteleri yang diduga sebagai upaya per-cobaan persenjataan nuklir ke Pulau Yeonpyeong, daerah teri-torial Korea Selatan, kemudian Korea Selatan membalas tem-bakan tersebut. Dua Marinir Ko-rea Selatan dan dua warga si pil tewas, puluhan warga terluka, termasuk tiga warga sipil. Korea Selatan mengancam pembalasan dengan tembakan pembalasan.

Di awal tahun 2013 ini, kon-disi kedua negara kembali mem-anas, dengan provokasi dan sal-ing mengancam. Melihat perjala-nan panjang permusuhan anta-

ra dua negara serumpun yang telah lebih setengah abad, yang pada prinsipnya, kondisi ini juga tidak terlepas dari negara sekutu (Rusia Cs dan Amerika Cs), yang memperpanjang konflik yang ti-dak berkesudahan tersebut.

Demikian pula, kondisi eko-nomi dan sistem pemerintah-an yang sangat bertolak be-lakang (Korea Utara yang kondi-si ekonomi yang susah, apalagi dalam boikot internasional ser-ta berafiliasi ke komunis Vs Ko-rea Selatan yang kondisi ekono-mi maju dan afiliasi pemerintah-an demokrasi) juga menjadi fak-tor yang senantiasa memperle-bar konflik tersebut.

Pertanyaan, yang kemudian muncul, karena Korea Utara se-dang mengembangkan sistem persenjataan nuklir; apakah mungkin, perang antara dua negara serumpun tersebut akan berakhir dengan perang nuklir? Apa dampaknya dalam kestabi-lan hubungan internasional?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, seharusnya berdasar-kan atas fakta empirik dan juga meneropong kekuatan persen-jataan kedua bangsa tersebut. Dalam konteks persenjataan dan balistik Korea Utara, sebagai provokator utama memanas-nya kondisi di Semenanjung Ko-rea tersebut. Korea Utara meski merupakan negara dengan kon-disi ekonomi miskin dan teriso-lasi dari dunia internasional, na-mun negara ini memiliki Angka-tan Bersenjata yang kuat den-

gan artileri, senjata kimia, dan arsenal nuklir. Dengan anggaran militer mencapai 7 miliar dolar AS per tahun, dan seluruh pen-duduknya 22,7 juta jiwa berada dalam kondisi wajib militer. Se-lain itu, Korea Utara sebetulnya berada dalam dukungan dan se-kutu dengan Rusia dan China sebagai sekutu komunis. Seb-agaimana diketahui bahwa Ko-rea Utara memiliki cukup sum-ber plutonium untuk memban-gun enam sampai tujuh senja-ta nuklir. Demikian pula Korea Utara memiliki lebih 1.000 pel-uru kendali (rudal) dalam ber-bagai tipe, termasuk dengan jarak jangkauan mencapai leb-ih dari 3.000 kilometer. Bahkan Korut telah meluncurkan uji-coba tiga rudal antarbenua Ta-epodong. Demikian pula Korut diyakini memiliki gudang sen-jata kimia dan biologis. Senja-ta kimia dapat dikirim dengan artileri jarak jauh, peluncur ro-ket, rudal balistik, pesawat ter-bang, dan kapal laut. Korut di-yakini memiliki program senjata biologi seperti virus anthrax, gas mustar, sarin (bahan kimia be-racun), botulism (racun makan-an), dan phosgene (gas beracun).

Sedangkan lawannya, Korea Selatan merupakan negara maju dan kaya, dengan jumlah tentara aktif, sebesar 687.000 jiwa, den-gan tentara cadangan Korea Se-latan sebesar 4,5 juta jiwa, dan penduduk 46,5 juta jiwa. Selan-jutnya kekuatan persenjataan 2.330 tank, balistik 4.520, artileri

10.774, dan helikopter 418, kapal selam 12. Frigat sembilan dan kapal amphibi 48, dan jet tem-purnya 468. Pesawat pengang-kut 33, dan helikopter 159. Korea Selatan didukung oleh Amerika Serikat, Jepang, dan negara-nega-ra maju didunia.

Melihat fakta di atas, jika per-ang antara kedua negara serum-pun ini terjadi, dan selanjut-nya dibarengi dengan tembakan arteleri nuklir dari fihak Korea Utara, maka pasti akan dilawan oleh Korea Selatan dan Ameri-ka Serikat yang telah memiliki persenjataan yang juga sangat maju dan modern.

Jika perang nuklir terjadi, maka efek dominonya, akan berdampak pada perang anta-ra sekutu-sekutu masing-mas-ing negara tersebut. Dan akh-irnya akan berakibat pada an-caman keamanan dunia secara keseluruhan, termasuk didalam-nya akan terjadi krisis ekonomi global sebagai efek samping dari perang tersebut.

Sebagai warga dunia, ten-tunya semua bangsa di du-nia berkepentingan untuk men-jaga tatanan dunia yang dam-ai, dengan lebih mengutamakan pendekatan diplomatik diband-ing pendekatan persenjataan.

Semua hal di atas, sangat ter-gantung terhadap kemampuan kedua negara tetangga dan se-rumpun ini, dalam menah-an diri dan menghambat me-lebarnya konflik yang semakin tajam. n

tidak adanya kaitan bentrok ini dengan isu SARA disimpulkan setelah dilakukan penyelidikan.

“Setelah diselidiki, sama seka-li bukan terkait isu suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA),” kata Heru Prakoso.

Heru menjelaskan, di Rude-nim Belawan itu terdapat 153 pe-ngungsi Rohingnya dan delapan anak buah kapal (ABK) berke-warganegaraan Myanmar yang di-tangkap karena menangkap ikan tanpa izin di perairan Indonesia.

Pada Kamis (4/4) sekitar pu-kul 10.00 WIB, tiga wanita pen-gungsi Rohingnya mengadu kepa-da tokoh agama Rohingnya ber-nama Ustad Ali mengenai tindak pelecehan yang dilakukan ABK Myanmar.

Mendapatkan pengaduan itu, Ustad Ali melaporkannya kepada Pengurus Rudenim Belawan yang segera mengadakan pertemuan pada Kamis (4/4) malam untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Dalam pertemuan yang difasili-tasi Pengurus Rudenim Belawan, perwakilan kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan ti-dak melanjutkan tindak pelece-han yang dialami tiga wanita pen-gungsi Rohingnya itu.

“Pada Kamis malam itu kedua pihak dipertemukan. Saat itu, clear. Masalah selesai,” katanya.

Usai pertemuan itu, kata dia, Ustad Ali menyosialisasikan ha-sil kesepakatan tersebut pada Ju-

mat dinihari dengan pengungsi Rohingnya yang lain.

Ketika sejumlah pengungsi Ro-hingnya mengungkapkan ketida-kpuasannya atas hasil kesepaka-tan tersebut, salah seorang ABK Myanmar menimpali pembicara-an dan mengeluarkan pernyata-an yang memancing percekcokan.

Usai percekcokan itu, salah seorang ABK Myanmar ke luar beberapa saat serta masuk kem-bali dengan membawa senjata ta-jam sambil menikam Ustad Ali.

Meski mendapatkan tikaman, Ustad Ali tetap memberikan perla-wanan dan mampu merebut sen-jata tajam tersebut serta memba-las tusukan ke ABK Myanmar itu.

Penikaman itu memancing emosi pengungsi Rohingnya yang lain sehingga melakukan penge-royokan terhadap delapan ABK yang berada di Rudenim Belawan tersebut.

Bentrokan antarimigran asal Myanmar tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB dan baru be-rakhir sekira pukul 02.30 WIB.

Akibat penganiayaan itu, dela-pan ABK Myanmar tersebut me-ninggal dunia akibat pukulan benda tumpul dan benda tajam yang diperkirakan berupa pecah-an mebel dan serpihan kayu yang ada di Rudenim Belawan.

“Kami perlu meluruskan hal ini karena tadi pagi sempat tersebar berita yang menyebutkan perkela-hian itu karena isu SARA, anta-ra Buddha dan Muslim. Itu tidak

benar,” katanya.Menurut dia, delapan ABK

Myanmar yang tewas itu adalah Ayen Min,23; Myo Co,20; Aung Thu Winm,24; Aung Than,24; Min Min,24; Win Tan,32; Nawe,23; dan Sam Iwin,45.

Setelah mengamankan situa-si, pihak Kepolisian memeriksa 21 pengungsi Rohingnya yang 18 di antaranya ditetapkan seb-agai tersangka dalam penganiay-aan tersebut.

Pengungsi Rohingnya yang menjadi tersangka itu akan dike-nakan pelanggaran Pasal 170 dan 351 KUHPidana tentang penge-royokan dan penganiayaan.

“Mereka kooperatif dan meng-akui ikut melakukan pemuku-lan,” katanya.

Polda Sumut telah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Be-sar Myanmar mengenai rencana proses otopsi dan kemungkinan lokasi pemakaman.

“Kita terus berkoordinasi, apak-ah jenazahnya mau dibawa ke negara mereka atau dimakam-kan di sini,” katanya.

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusuhan susulan atau hal-hal yang tidak diingink-an lainnya, pihaknya menempat-kan personel untuk melakukan pengamanan di Rudenim Bela-wan.

“Personelnya dari Polda Sumut dan Polres Pelabuhan Belawan, sekitar 50 orang,” kata Heru. (ant/jon)

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

Akankah Krisis di Semenanjung Korea Mengawali Perang Nuklir?

Cegah Konflik Myanmar Meluas Sampai ke Indonesia

Presiden: Gerakan Pemisahan Diri Harus Dihentikan

Sidang Penyerang LP Cebongan Terbuka

Nota Kesepahaman antara Pemerintah RI dan GAM Helsinki,

Finlandia 15 Agustus 2005

kan komitmen mereka untuk penyelesa-ian konflik Aceh secara damai, menyelu-ruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua.

∫ Para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga pemerintahan rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam negara kesatuan dan konstitusi Republik Indonesia.

∫ Sebagai suatu aturan, perselisihan yang terjadi atas pelaksanaan Nota Kesepaha-man ini akan diselesaikan oleh Kepala Misi Monitoring, melalui musyawarah dengan para pihak dan semua pihak memberikan informasi yang dibutuh-kan secepatnya. Kepala Misi Monitoring akan mengambil keputusan yang akan mengikat para pihak.

UU Pemerintah Aceh No11/2006

Pasal 246 kedaulatan di Aceh.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ben-tuk bendera sebagai lambang seb-agaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Qanun Aceh yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pasal 247(1) Pemerintah Aceh dapat menetapkan

lambang sebagai simbol keistimewaan dan kekhususan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai lam-bang sebagai simbol sebagaimana di-maksud pada ayat (1) diatur dalam Qa-nun Aceh.

PP No77/2007 tentang Lambang Daerah

Pasal 1 asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesat-uan Republik Indonesia sebagaimana di-maksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 6(1) Desain bendera daerah berbentuk segi

empat panjang dengan ukuran pan-jang dan lebar 3 (tiga) berbanding 2 (dua) yang memuat logo daerah.

(2) Desain logo daerah disesuaikan den-gan isi logo yang menggambarkan po-tensi daerah, harapan masyarakat dae-rah, serta semboyan untuk mewujud-kan harapan tersebut.

(3) Desain logo dan bendera daerah tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan desain logo dan bendera daerah lain, partai politik, organisasi kemasyaraka-tan, atau negara lain.

(4) Desain logo dan bendera daerah tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya den-gan desain logo dan bendera organisa-si terlarang atau organisasi/perkumpu-lan/ lembaga/gerakan separatis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MENERJANG BANJIR — Seorang laki-laki sambil menggendong anaknya menyeberangi luapan banjir aliran lahar Gunung Semeru, di aliran besuk Rejali Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (5/4). Karena belum adanya jembatan penghubung antara Desa Bago dan Bades, warga dari dua desa ini terpakasa mengarugi aliran sungai cek dam besuk Rejali, sebagai jalur transportasi alternatif, meski sangat berbahaya. n ant/cucuk donartono