sistem ekodrainase perlu diterapkan di jakarta (harian pelita 2013 01 21 hal 1)

1
SELASA | 22 Januari 2013/10 Rabiul Awal 1434 H HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771 www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.492 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim) HIKMAH EVAKUASI MOBIL PLAZA UOB - Sejumlah mobil yang berhasil dievakuasi dari basement Plaza UOB, diparkir di halaman belakang gedung tersebut, di Jakarta, Senin (21/1). Petugas berhasil mengevakuasi 50 unit mobil terendam di basement 1 dan 2 gedung Plaza UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. nant/reno esnir ASSALAMUALAIKUM Persiapan Menjelang 2014 P ERSIAPAN pemilihan umum, kini telah dimulai. Partai–partai politik, kini tengah menyusun strategi untuk bisa memenangkan pemilihan umum. Mencari calon legilatif dan juga calon Presiden/Wakil Presiden dan tentu saja menyusun program yang dapat menarik pemilih. Tidak terkecuali, juga penyediaan dana, yang kabarnya cukup besar, kalau mau menang pemilu. Friksi–friksipun di internal partai juga sudah mulai muncul. Apa yang menarik dari semua itu? Ada partai, yang langsung memasang iklan, menawarkan siapa saja untuk ber- sedia dicalonkan sebagai calon anggota legislatif. Tidak salah. Tetapi mengesankan, tidak jauh berbeda ketika ada perusahaan yang menawarkan lowongan pekerjaan. Apakah menjadi anggota DPR merupakan panggilan pekerjaan, pengabdian, bahkan perjuangan? Perlakuan partai politik seperti ini, sesungguhnya bisa dikesankan me- rendahkan martabat DPR. Selain itu, juga mengesankan, bahwa kaderisasi di partai itu sangat lemah, sehingga (sebenarnya) tidak mampu mempersiapkan calon legislatif yang andal. Eksistensi partai, sesungguhnya dapat dipertanyakan. Hal ini berbeda, seandainya partai politik itu mengambil inisiatif mencari tokoh atau calon yang di- pandang layak untuk mengemban tugas sebagai anggota legislatif. Sejauh ini, masih terbatas di kalangan aktris, yang dianggap bisa menaikkan elektabilitas partai. Tidak berdasar kemampuan mengemban tugas sebagai lembaga legislatif, misalnya pakar atau ilmuwan, atau tokoh masyarakat di luar partai. Kalau langkah ini yang ditem- puh, kualitas anggota DPR, insya Allah akan semakin meningkat, sehingga kita bisa berharap terbitnya UU yang baik. Elektabilitas partai, juga meningkat. Adapun mengenai pencalonan Presiden/Wakil Presiden, sebagian besar partai tampaknya akan mencalonkan ketua umumnya. Wajar, karena figur ketua umum, tentunya tokoh yang terbaik disamping juga telah melalui proses demokrasi internal partai. Tetapi, yang juga menarik adalah, bahwa adanya keberanian banyak tokoh yang menyatakan pantas sebagai Presiden, sehingga timbul gagasan perlunya calon inde- penden. Semakin banyak calon, semakin banyak pilihan dan dengan demikian kita bisa menemukan calon yang terbaik. Sebuah asumsi yang belum tentu benar. Partai politik, bisa saja hanya dijadikan kendaraan untuk maju sebagai capres/cawapres. Cita–cita, bahkan ideologi partai bisa saja dikesampingkan. Koalisi, semata–mata atas dasar persamaan kepentingan untuk berkuasa. Gambaran demokrasi seperti itu, sudah tentu bukan gambaran mantapnya de- mokrasi kita. Kehadiran politisi kita, belum melalui proses yang semestinya, dimana politik adalah panggilan pengabdian dan bukan melamar pekerjaan atau ambisi kekuasaan atau kepentingan pribadi. Inilah yang selayaknya ditengarai oleh calon pe- milih. Alhamdulillah, dewasa ini ada kesan masyarakat kita sudah semakin cerdas, se- hingga untuk menentukan pilihan, akan sangat selektif. Idealnya, pilihan kita itu jatuh pada partai politik atau pemimpin yang masih mengemban idealisme, bahwa politik adalah pengabdian atau perjuangan untuk mewujudkan tujuan buat apa negara ini didirikan. Dengan demikian, kapasitas atau kemampuan tokoh juga harus mumpuni, disamping pertimbangan ideologis. Kondisi seperti inilah yang mungkin perlu dipertimbangkan oleh partai–partai poli- tik kita, agar tidak kecele ketika menghadapi pengadilan rakyat nanti, di tahun 2014. n Belajar dari Muslim Turki (2) DI Istanbul, kami mengunjungi lembaga sosial Kim- seyokmu (artinya Is Any body There?), yang membantu banyak warga yang menderita akibat bencana alam di berbagai negara di seluruh dunia. Pada saat peristiwa tsunami terjadi, dalam waktu tidak sampai seminggu sebuah pesawat terbang dari Turki telah mendarat di Banda Aceh dengan membawa obat-obatan, makanan, selimut, senilai 1 juta dolar AS. Juga dikirimkan dokter dan tenaga medis. Selain kawan-kawan PASIAD, di Indonesia ada lagi lembaga Turki lain yang mendirikan lembaga pendidikan, yaitu organisasi Sulaimani- yah. Mereka adalah organisasi pengikut Syaikh Sulaiman Hilmi Tunahan yang mendiri- kan pesantren tahfidhul qur’an di Jakarta. Yang menarik, mereka mempunyai metode untuk menghafalkan al Qur’an dalam waktu tidak sampai setahun. Yang tercepat seki- tar 5,5 bulan. Rata-rata sekitar 9-10 bulan. Tahun kedua santri belajar Bahasa Turki dan Arab. Tahun ketiga dan keempat belajar di Turki dan mendapat ijazah setara Aliyah yang diakui oleh Kementerian Agama. Semua santri tidak membayar untuk mengikuti pendidikan di pesantren tersebut. Setiap tahun ada 25 santri Indonesia yang diterima sebagai hasil tes dari 500 calon yang mendaftar. Selain di Indonesia, mereka mendiri- kan pesantren serupa di sekitar 150 negara di berbagai benua. Syaikh Sulaiman Hilmi Tunahan lahir pada 1888 dan wafat pada 1960. Jadi beliau mengalami masa-masa sulit saat Pemerintah Turki mempersulit dan menekan pendidi- kan keagamaan. Tidak hanya madrasah-madrasah saja yang ditutup, tetapi juga semua lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Mengajarkan agama Islam dengan cara-cara tradisional di madrasahpun secara resmi dilarang. Ayah Syaikh Sulaiman Hilmi yaitu Sulaiman Effendi menyiasati dengan mengajar satu atau dua orang, tidak dengan berkelompok. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi yang harus dihadapi tatkala semua insti- tusi yang mengajarkan agama ditutup. Banyak ustadz yang dilarang untuk mengajar meskipun pada anak-anak mereka sendiri. Beberapa orang memilih pekerjaan lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan keagamaan, sementara yang lain menyerahkan diri sepenuhnya pada rezim yang ada. Didalam kondisi seperti itulah Su- laiman Hilmi memutuskan untuk memulai misinya. Beliau berkata: “Ketika putra-putri Islam ibarat kayu- kayu yang hanyut ke neraka, maka ketika dapat menyelamatkan wa- laupun hanya sebatang kayupun, maka itu akan sangat besar manfaatnya”. Beliau mengajar buruh-buruh yang bekerja di ladang. Beliau membayar 3 lira ke- pada buruh yang upahnya 1 lira, untuk mau belajar al Qur’an. Para polisi yang men- jadi mata-mata selalu diajak berbuka puasa. Di kemudian hari polisi tersebut menjadi pengikut beliau yang setia. Pengorbanan dan perjuangan semacam itu masih terjadi sampai sekitar 25 tahun yang lalu walaupun tidak sehebat dulu. Kini madrasah dan semacam pesantren tahfidzul qur’an binaan organisasi Sulaimaniyah sudah mencapai angka ribuan. Kita menyaksikan bahwa Muslim Turki amat bersemangat menyebarkan agama dan ilmu pengetahuan ke banyak negara di seluruh dunia. Kalau kita baru bicara ten- tang Islam rahmatan lil ‘alamin, maka Muslim Turki sudah bisa mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Mengapa bisa terjadi perbedaan yang begitu tajam? Dalam kunjungan ke Turki saya mendapat informasi bahwa pada pertengahan 1970-an Hoja Efendi menganjurkan para pengikutnya untuk merantau ke luar Turki. Menurut beliau, dari sekitar 120.000 sahabat Nabi, sekitar 80 persen merantau sampai ke tempat-tempat yang amat jauh untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Mereka meninggal dunia di perantauan. Di Indonesia, semangat seperti itu tidak terlihat, sejak dulu sampai sekarang. Me- mang banyak orang Bugis yang merantau ke banyak tempat di wilayah Nusantara. Seorang kawan yang kuliah di Chandigarh, India mengalami masalah saat menulis thesis yang menyangkut pemikiran para ulama dan cendekiawan Muslim Indonesia, karena karya mereka tidak banyak dierbitkan dalam Bahasa Inggris atau Arab. Berarti pemikiran para cendekiawan atau ulama Muslim Indonesia kurang dikenal di dunia in- ternasional. Kita bahkan menjadi pasar dari pikiran keagamaan dari berbagai tempat di dunia. Kita kini menjadi tempat penyebaran aliran Syi’ah, aliran Wahabi, Hizbut Tharir, Jama’ah Tabligh, dan pemikiran Islam liberal. Tampaknya sulit untuk menghapus kesan bahwa Muslim Indonesia enggan untuk menarik perhatian dunia internasional. Martin van Bruinesen bahkan bertanya, apakah hal itu karena kerendahan hati atau karena kurang percaya diri? Dalam pandangan Fazlur Rahman, Turki dan Indonesia adalah dua negara yang menawarkan harapan bagi masa depan Islam yang tercerahkan. Keduanya mewakili peradaban besar di tepi dunia Arab dan keduanya telah mengembangkan bentuk ekspresi Islam yang amat berbeda dengan apa yang hidup di dunia Arab. Tetapi Turki terlihat lebih percaya diri daripada Indonesia mengenai nilai, keabsahan, dan relevansi dari budaya mereka ter- hadap yang lain. Menurut van Bruinesen, Muslim Turki tidak mempunyai keinginan kuat untuk be- lajar dari bangsa Arab seperti Muslim Indonesia, sebaliknya banyak dari mereka yang yakin bahwa Turki dalam banyak hal lebih baik daripada Arab dalam mempraktikkan keyakinan mereka. Perbedaan ini mencerminlkan latar belakang sejarah Turki dan In- donesia. Turki adalah pusat dari kekaisaran Ottoman yang menguasai banyak negara Arab. Sebaliknya Indonesia adalah jajahan Belanda.(Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng) PELITA HATI JADWAL SHALAT Selasa, 22 Januari 2013 Dzuhur 12.06 Ashar 15.30 Maghrib 18.19 Isya 19.31 Rabu, 23 Januari 2013 Subuh 04.33 Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya 22 Januari 1957 – Israel mundur dari Semenanjung Sinai. HARI LAHIR: Prof Dr Supomo, SH, Pahlawan, Serang (1903); Ong Teng Cheong, mantan Presiden Singapura (1936- 2002); Alfredo Palacio, mantan Presiden Ekuador (1939); Arwin Rasyid, Roma, Italia (1957) Hindari Ketimpangan RSBI dengan Sekolah Lain Perlu Standarisasi Fasilitas Pendidikan Restorasi yang Layu Sebelum Berkembang? Jakarta, Pelita Nasib restorasi yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nas- dem) akh- irnya menjadi pertanyaan banyak pihak justru keti- ka restora- si kepemim- pinan di partai ini sulit diwu- judkan para petingginya yang tertikai dan terbelah. Hal itu disampaikan sejumlah kalangan terkait mundurnya se- jumlah Ketua Dewan Pakar Par- tai Nasdem Harry Tanoesoedib- jo, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jende ral Saiful Haq, dan Ketua Bi- dang Internal Endang Tirtana, kemarin. Selain di tingkat DPP Partai Nasdem, pantauan Pelita, kema- rin, Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Rustam Efendi juga sudah mengundurkan diri me- nyusul sikap yang diambil Harry Tanoe dan kawan-kawan. Ala- san Rustam, mundurnya Harry Tanoe ibarat tsunami bagi me- reka dan itu berarti tidak ada harapan lagi bagi dirinya. Namun begitu, sejumlah pe- ngurus daerah partai ini justru menyatakan rasa syukurnya. “Kami bersyukur, penyakit kro- nis di tubuh partai terdetek- si lebih awal,” kata Ketua DPD Nasdem Sumenep Sufyan Absi. Dia menilai sosok Harry Tanoe tidak punya banyak sumbang- sih bagi Partai Nasdem. Kesuk- sesan partai Nasdem lolos seb- agai peserta pemilu 2014 karena perjuangan seluruh kader partai dari pusat hingga daerah. Menteri juga menegaskan, meski RSBI dihapuskan, namun semangat untuk menyediakan sekolah berkualitas tidak boleh hilang, meski sejumlah kala- ngan mendesak agar pemerintah melakukan standarisasi fasilitas pendidikan untuk menghindari ketimpangan antara sekolah yang pernah berstatus sebagai RSBI dengan yang bukan. “Untuk masalah sumber dana masih terus berjalan, kalau di- kurangi nanti malah tidak ja- lan. Hanya yang tidak boleh itu pungutan baru,” kata Moham- mad Nuh di Jakarta dalam per- temuan dengan Kadisdik dari seluruh Indonesia, Senin (21/1). Program-program yang ada dalam Rencana Kegiatan Angga- ran Sekolah (RKAS) masih tetap berlangsung hingga tahun aja- ran 2012/2013 berakhir. “Kalau SPP kemungkinan besar terus sampai tahun ajaran baru nanti karena proses pembelajaran ha- rus jalan,” kata Nuh lagi. Setelah itu, akan ada ben- tuk baru seperti kelanjutan na- sib sekolah eks RSBI tersebut. “Kami akan pikirkan seperti apa nantinya. Pada PP 17/2010 ada pembahasan mengenai sekolah berkebutuhan khusus. Akses pendidikan tidak boleh terhen- ti,” tambah dia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (21/1) mengundang seluruh kepala dinas dari 33 provinsi. Mereka membahas mengenai kelanju- tan nasib sekolah eks RSBI. Nuh mengatakan proses bela- jar mengajar tetap berjalan ses- uai dengan program hingga ta- hun ajaran 2012/2013 bera- khir. Pascakeluarnya amar pu- tusan MK, Kemdikbud melarang seluruh penggunaan kata RSBI secara administrasi baik di pa- pan nama atau kop surat. Mahkamah Konstitusi men- gabulkan permohonan uji ma- teri terhadap pasal 50 ayat 3 Undang-Undang 20/2003 ten- tang Sistem Pendidikan Nasi- onal yang mengatur mengenai RSBI pada Selasa (8/1). Dam- pak dari keputusan tersebut, RSBI dihilangkan dari sistem pendidikan. Nuh juga menjelaskan kon- sekuensi putusan Mahkamah Konstitusi terkait dihilangkan- nya rintisan sekolah bertaraf in- Ekonomi Bank Beraset Diatas Rp10 Triliun Wajib Publikasikan SBDKM HALAMAN 2 Membatu Hatinya Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hat- inya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS Az Zumar: 22) Agama MUI Tolak Larangan Khitan Perempuan HALAMAN 5 Unpad Puji Terobosan Yance dalam Pendidikan Indramayu, Pelita Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Dr Ir Ayi Yustiati, MSc mengatakan tero- bosan yang dilakukan Peme- rintah Kabupaten Indramayu dalam kerjasama dengan Uni- versitas Padjadjaran (Unpad) Bandung sangat bagus bila dibandingkan dengan kabupa- ten/kota lainnya di Jawa Barat. “Pada waktu Bupati Indra- mayu dijabat oleh Irianto MS Syafiuddin (Yance), kami akui banyak sekali terobosan dalam dunia pendidikan untuk ker- jasama dengan berbagai per- guruan tinggi di Indonesia, ter- masuk Unpad,” puji dia selaku Ketua Tim Sosialisasi Selek- si Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Unpad tahun 2013 yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Setda In- dramayu, Senin (21/1). Ayi menjelaskan, kerjasa- ma antara Pemkab Indramayu dengan Unpad telah berlang- sung lama dan berlanjut sam- pai sekarang. Pihaknya ber- janji akan memerhatikan kuo- ta lebih bagi Kabupaten Indra- mayu di program pendidikan Unpad “Nyaah ka Jabar” yang memberikan kesempatan ke- pada lulusan SLTA asal Kabu- paten Indramayu untuk kuli- ah di perguruan tinggi terna- ma tersebut. Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah melalui Wakil Bu- pati Drs H Supendi, MSi saat menghadiri sosialisasi ini me- minta agar jatah (kuota) ker- jasama tidak berhenti di ang- ka 82 mahasiswa, namun bisa lebih. Alasannya karena jum- lah penduduk Indramayu sa- vvngat banyak, sementara ke- sempatan pelajar Indrama- yu untuk kuliah di Unpad ma- sih sangat kecil. Selain itu, kerjasama dengan Unpad dan Pemkab Indramayu sudah ber- Jakarta, Pelita Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Men- dikbud) Mohammad Nuh mengatakan pungutan untuk sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dibolehkan, namun tidak untuk pungutan baru. Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Sistem Ekodrainase Perlu Diterapkan di Jakarta B ANJIR Jakarta tahun ini betul-betul lebih parah dari tahun-ta- hun sebelumnya. Be- gitu dasyatnya banjir tahun ini, hampir disemua sudut Kota Ja- karta merasakan bencana ban- jir yang membabibuta ini. Bah- kan Kepala Badan Nasional Pe nanggulangan Bencana (Kepala BNPB) melaporkan perkemba ngan terkini mengenai anca- man banjir dengan ketinggian permukaan air 1.020 centimeter dan banjir makin meluas di se- luruh Ibukota negara dan seki- tarnya. Banjir dasyat Jakarta yang terjadi setiap tahunnya, penye- bab banjir tersebut merupakan akumulasi dari berbagai faktor pencetus. Faktor-faktor pence- tusnya adalah: a) Kondisi Jakar- ta, yang secara geografi sangat rawan terhadap bencana ban- jir. b). Kebiasaan masyarakat Jakarta yang membuang sam- pah di sembarang tempat, c). Pembangunan kota yang tidak mengikuti rencana pembangu- nan tata kota yang tepat, d). Saluran-saluran air dank anal- kanal yang mengalami pen- dangkalan, e). Kiriman air dari wilayah-wilayah sekitar kota Ja- karta, seperti dari Puncak dan bogor. Masalah sampah yang men- jadi salah satu penyebab datang- nya banjir tiap kali musim hujan tiba. Hal ini karena masyara- kat tidak disiplin dan mem- buang sampah seenaknya, se- hingga membuat saluran-sa- luran air di Ibukota tersumbat dan mengalami pendangkalan. Pembangunan yang tidak teren- cana dengan baik, membangun gedung-gedung pencakar langit begitu banyak, dan menyebab- kan tidak adanya lahan sebagai tempat serapan air, dan dae- rah hutan lindung dan taman kota. Problem tata ruang, sam- pah, dan lain-lain itu sebenar- nya hanya symptom, gejala-ge- jala yang tampak di permukaan; sementara penyebab utamanya tersembunyi jauh di dasar gu- nung es. Juga diketahui sangat banyak bahkan ratusan hing- ga ribuan saluran air di Jakar- ta; tetapi, tidak jelas mana hulu dan mana hilirnya. Ketidakjela- san ujung dan pangkal saluran air ini, tak lepas dari tidak ada- nya desain drainase. Warga atau pengembang hanya hafal ujung SURAT DARI AMERIKA SERIKAT Dr Taruna Ikrar, PhD * * Staf Akademik, University of California, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo- nesia Internasional SOSIALISASI - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Dr Ir Ayi Yustiati, MSc didampingi Wakil Bupati Indramayu Drs H Supendi, MSi usai sosialisasi Program Universitas Padjadjaran (Unpad) “Nyaah ka Jabar” di Kabupaten Indramayu, Senin (21/1). npelita/ck-103 Pengurus Daerah Nasdem Justru Bersyukur Harry Tanoe Mundur Sambungan Pelantikan Presiden Barack Obama HALAMAN 19

Upload: taruna-ikrar

Post on 12-Apr-2017

285 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem ekodrainase perlu diterapkan di jakarta (harian pelita 2013 01 21 hal 1)

SELASA | 22 Januari 2013/10 Rabiul Awal 1434 H

HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771

www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.492 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim)

HIKMAH

EVAKUASI MOBIL PLAZA UOB - Sejumlah mobil yang berhasil dievakuasi dari basement Plaza UOB, diparkir di halaman belakang gedung tersebut, di Jakarta, Senin (21/1). Petugas berhasil mengevakuasi 50 unit mobil terendam di basement 1 dan 2 gedung Plaza UOB, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. nant/reno esnir

ASSALAMUALAIKUM

Persiapan Menjelang 2014

P ERSIAPAN pemilihan umum, kini telah dimulai. Partai–partai politik, kini tengah menyusun strategi untuk bisa memenangkan pemilihan umum. Mencari calon legilatif dan juga calon Presiden/Wakil Presiden dan tentu saja menyusun program yang dapat menarik pemilih. Tidak terkecuali, juga penyediaan dana, yang kabarnya cukup besar, kalau mau menang pemilu. Friksi–friksipun di internal partai juga sudah mulai muncul. Apa yang menarik dari semua itu?

Ada partai, yang langsung memasang iklan, menawarkan siapa saja untuk ber­sedia dicalonkan sebagai calon anggota legislatif. Tidak salah. Tetapi mengesankan, tidak jauh berbeda ketika ada perusahaan yang menawarkan lowongan pekerjaan. Apakah menjadi anggota DPR merupakan panggilan pekerjaan, pengabdian, bahkan perjuangan? Perlakuan partai politik seperti ini, sesungguhnya bisa dikesankan me­rendahkan martabat DPR. Selain itu, juga mengesankan, bahwa kaderisasi di partai itu sangat lemah, sehingga (sebenarnya) tidak mampu mempersiapkan calon legislatif yang andal. Eksistensi partai, sesungguhnya dapat dipertanyakan. Hal ini berbeda, seandainya partai politik itu mengambil inisiatif mencari tokoh atau calon yang di­pandang layak untuk mengemban tugas sebagai anggota legislatif. Sejauh ini, masih terbatas di kalangan aktris, yang dianggap bisa menaikkan elektabilitas partai. Tidak berdasar kemampuan mengemban tugas sebagai lembaga legislatif, misalnya pakar atau ilmuwan, atau tokoh masyarakat di luar partai. Kalau langkah ini yang ditem­puh, kualitas anggota DPR, insya Allah akan semakin meningkat, sehingga kita bisa berharap terbitnya UU yang baik. Elektabilitas partai, juga meningkat.

Adapun mengenai pencalonan Presiden/Wakil Presiden, sebagian besar partai tampaknya akan mencalonkan ketua umumnya. Wajar, karena figur ketua umum, tentunya tokoh yang terbaik disamping juga telah melalui proses demokrasi internal partai. Tetapi, yang juga menarik adalah, bahwa adanya keberanian banyak tokoh yang menyatakan pantas sebagai Presiden, sehingga timbul gagasan perlunya calon inde­penden. Semakin banyak calon, semakin banyak pilihan dan dengan demikian kita bisa menemukan calon yang terbaik. Sebuah asumsi yang belum tentu benar. Partai politik, bisa saja hanya dijadikan kendaraan untuk maju sebagai capres/cawapres. Cita–cita, bahkan ideologi partai bisa saja dikesampingkan. Koalisi, semata–mata atas dasar persamaan kepentingan untuk berkuasa.

Gambaran demokrasi seperti itu, sudah tentu bukan gambaran mantapnya de­mokrasi kita. Kehadiran politisi kita, belum melalui proses yang semestinya, dimana politik adalah panggilan pengabdian dan bukan melamar pekerjaan atau ambisi kekuasaan atau kepentingan pribadi. Inilah yang selayaknya ditengarai oleh calon pe­milih. Alhamdulillah, dewasa ini ada kesan masyarakat kita sudah semakin cerdas, se­hingga untuk menentukan pilihan, akan sangat selektif. Idealnya, pilihan kita itu jatuh pada partai politik atau pemimpin yang masih mengemban idealisme, bahwa politik adalah pengabdian atau perjuangan untuk mewujudkan tujuan buat apa negara ini didirikan. Dengan demikian, kapasitas atau kemampuan tokoh juga harus mumpuni, disamping pertimbangan ideologis.

Kondisi seperti inilah yang mungkin perlu dipertimbangkan oleh partai–partai poli­tik kita, agar tidak kecele ketika menghadapi pengadilan rakyat nanti, di tahun 2014. n

Belajar dari Muslim Turki (2)DI Istanbul, kami mengunjungi lembaga sosial Kim­

seyokmu (artinya Is Any body There?), yang membantu banyak warga yang menderita akibat bencana alam di berbagai negara di seluruh dunia. Pada saat peristiwa tsunami terjadi, dalam waktu tidak sampai seminggu sebuah pesawat terbang dari Turki telah mendarat di Banda Aceh dengan membawa obat­obatan, makanan, selimut, senilai 1 juta dolar AS. Juga dikirimkan dokter dan tenaga medis.

Selain kawan­kawan PASIAD, di Indonesia ada lagi lembaga Turki lain yang mendirikan lembaga pendidikan, yaitu organisasi Sulaimani­yah. Mereka adalah organisasi pengikut Syaikh Sulaiman Hilmi Tunahan yang mendiri­kan pesantren tahfidhul qur’an di Jakarta. Yang menarik, mereka mempunyai metode untuk menghafalkan al Qur’an dalam waktu tidak sampai setahun. Yang tercepat seki­tar 5,5 bulan. Rata­rata sekitar 9­10 bulan. Tahun kedua santri belajar Bahasa Turki dan Arab. Tahun ketiga dan keempat belajar di Turki dan mendapat ijazah setara Aliyah yang diakui oleh Kementerian Agama. Semua santri tidak membayar untuk mengikuti pendidikan di pesantren tersebut. Setiap tahun ada 25 santri Indonesia yang diterima sebagai hasil tes dari 500 calon yang mendaftar. Selain di Indonesia, mereka mendiri­kan pesantren serupa di sekitar 150 negara di berbagai benua.

Syaikh Sulaiman Hilmi Tunahan lahir pada 1888 dan wafat pada 1960. Jadi beliau mengalami masa­masa sulit saat Pemerintah Turki mempersulit dan menekan pendidi­kan keagamaan. Tidak hanya madrasah­madrasah saja yang ditutup, tetapi juga semua lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Mengajarkan agama Islam dengan cara­cara tradisional di madrasahpun secara resmi dilarang. Ayah Syaikh Sulaiman Hilmi yaitu Sulaiman Effendi menyiasati dengan mengajar satu atau dua orang, tidak dengan berkelompok.

Bisa dibayangkan bagaimana kondisi yang harus dihadapi tatkala semua insti­tusi yang mengajarkan agama ditutup. Banyak ustadz yang dilarang untuk mengajar meskipun pada anak­anak mereka sendiri. Beberapa orang memilih pekerjaan lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan keagamaan, sementara yang lain menyerahkan diri sepenuhnya pada rezim yang ada. Didalam kondisi seperti itulah Su­laiman Hilmi memutuskan untuk memulai misinya. Beliau berkata: “Ketika putra­putri Islam ibarat kayu­ kayu yang hanyut ke neraka, maka ketika dapat menyelamatkan wa­laupun hanya sebatang kayupun, maka itu akan sangat besar manfaatnya”.

Beliau mengajar buruh­buruh yang bekerja di ladang. Beliau membayar 3 lira ke­pada buruh yang upahnya 1 lira, untuk mau belajar al Qur’an. Para polisi yang men­jadi mata­mata selalu diajak berbuka puasa. Di kemudian hari polisi tersebut menjadi pengikut beliau yang setia. Pengorbanan dan perjuangan semacam itu masih terjadi sampai sekitar 25 tahun yang lalu walaupun tidak sehebat dulu. Kini madrasah dan semacam pesantren tahfidzul qur’an binaan organisasi Sulaimaniyah sudah mencapai angka ribuan.

Kita menyaksikan bahwa Muslim Turki amat bersemangat menyebarkan agama dan ilmu pengetahuan ke banyak negara di seluruh dunia. Kalau kita baru bicara ten­tang Islam rahmatan lil ‘alamin, maka Muslim Turki sudah bisa mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Mengapa bisa terjadi perbedaan yang begitu tajam?

Dalam kunjungan ke Turki saya mendapat informasi bahwa pada pertengahan 1970­an Hoja Efendi menganjurkan para pengikutnya untuk merantau ke luar Turki. Menurut beliau, dari sekitar 120.000 sahabat Nabi, sekitar 80 persen merantau sampai ke tempat­tempat yang amat jauh untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Mereka meninggal dunia di perantauan.

Di Indonesia, semangat seperti itu tidak terlihat, sejak dulu sampai sekarang. Me­mang banyak orang Bugis yang merantau ke banyak tempat di wilayah Nusantara. Seorang kawan yang kuliah di Chandigarh, India mengalami masalah saat menulis thesis yang menyangkut pemikiran para ulama dan cendekiawan Muslim Indonesia, karena karya mereka tidak banyak dierbitkan dalam Bahasa Inggris atau Arab. Berarti pemikiran para cendekiawan atau ulama Muslim Indonesia kurang dikenal di dunia in­ternasional. Kita bahkan menjadi pasar dari pikiran keagamaan dari berbagai tempat di dunia. Kita kini menjadi tempat penyebaran aliran Syi’ah, aliran Wahabi, Hizbut Tharir, Jama’ah Tabligh, dan pemikiran Islam liberal.

Tampaknya sulit untuk menghapus kesan bahwa Muslim Indonesia enggan untuk menarik perhatian dunia internasional. Martin van Bruinesen bahkan bertanya, apakah hal itu karena kerendahan hati atau karena kurang percaya diri? Dalam pandangan Fazlur Rahman, Turki dan Indonesia adalah dua negara yang menawarkan harapan bagi masa depan Islam yang tercerahkan. Keduanya mewakili peradaban besar di tepi dunia Arab dan keduanya telah mengembangkan bentuk ekspresi Islam yang amat berbeda dengan apa yang hidup di dunia Arab. Tetapi Turki terlihat lebih percaya diri daripada Indonesia mengenai nilai, keabsahan, dan relevansi dari budaya mereka ter­hadap yang lain.

Menurut van Bruinesen, Muslim Turki tidak mempunyai keinginan kuat untuk be­lajar dari bangsa Arab seperti Muslim Indonesia, sebaliknya banyak dari mereka yang yakin bahwa Turki dalam banyak hal lebih baik daripada Arab dalam mempraktikkan keyakinan mereka. Perbedaan ini mencerminlkan latar belakang sejarah Turki dan In­donesia. Turki adalah pusat dari kekaisaran Ottoman yang menguasai banyak negara Arab. Sebaliknya Indonesia adalah jajahan Belanda.(Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng)

PELITA HATI

JADWAL SHALATSelasa, 22 Januari 2013

Dzuhur 12.06Ashar 15.30Maghrib 18.19Isya 19.31

Rabu, 23 Januari 2013

Subuh 04.33

Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

22 Januari1957 – Israel mundur dari Semenanjung Sinai.

HARI LAHIR: Prof Dr Supomo, SH, Pahlawan, Serang (1903); Ong Teng Cheong, mantan Presiden Singapura (1936­2002); Alfredo Palacio, mantan Presiden Ekuador (1939); Arwin Rasyid, Roma, Italia (1957)

Hindari Ketimpangan RSBI dengan Sekolah Lain

Perlu Standarisasi Fasilitas Pendidikan

Restorasi yang Layu Sebelum Berkembang?Jakarta, Pelita

Nasib restorasi yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nas­

d e m ) a k h ­irnya menjadi perta nyaan ba nyak pihak justru keti­ka restora­si kepemim­

pinan di partai ini sulit diwu­judkan para petingginya yang tertikai dan terbelah.

Hal itu disampaikan sejumlah kalangan terkait mundurnya se­jumlah Ketua Dewan Pakar Par­tai Nasdem Harry Tanoesoedib­jo, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jende­ral Saiful Haq, dan Ketua Bi­dang Internal Endang Tirtana, kemarin.

Selain di tingkat DPP Partai Nasdem, pantauan Pelita, kema­rin, Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Rustam Efendi juga sudah mengundurkan diri me­nyusul sikap yang diambil Harry Tanoe dan kawan­kawan. Ala­san Rustam, mundurnya Harry Tanoe ibarat tsunami bagi me­reka dan itu berarti tidak ada harapan lagi bagi dirinya.

Namun begitu, sejumlah pe­ngurus daerah partai ini justru menyatakan rasa syukurnya. “Kami bersyukur, penyakit kro­nis di tubuh partai terdetek­si lebih awal,” kata Ketua DPD Nasdem Sumenep Sufyan Absi.

Dia menilai sosok Harry Tanoe tidak punya banyak sumbang­sih bagi Partai Nasdem. Kesuk­sesan partai Nasdem lolos seb­agai peserta pemilu 2014 karena perjuangan seluruh kader partai dari pusat hingga daerah.

Menteri juga menegaskan, meski RSBI dihapuskan, namun semangat untuk menyediakan sekolah berkualitas tidak boleh hilang, meski sejumlah kala­ngan mendesak agar pemerintah melakukan standarisasi fasilitas pendidikan untuk menghindari ketimpangan antara sekolah yang pernah berstatus sebagai RSBI dengan yang bukan.

“Untuk masalah sumber dana masih terus berjalan, kalau di­

kurangi nanti malah tidak ja­lan. Hanya yang tidak boleh itu pungutan baru,” kata Moham­mad Nuh di Jakarta dalam per­temuan dengan Kadisdik dari seluruh Indonesia, Senin (21/1).

Program­program yang ada dalam Rencana Kegiatan Angga­ran Sekolah (RKAS) masih tetap berlangsung hingga tahun aja­ran 2012/2013 berakhir. “Kalau SPP kemungkinan besar terus sampai tahun ajaran baru nanti

karena proses pembelajaran ha­rus jalan,” kata Nuh lagi.

Setelah itu, akan ada ben­tuk baru seperti kelanjutan na­sib sekolah eks RSBI tersebut. “Kami akan pikirkan seperti apa nantinya. Pada PP 17/2010 ada pembahasan mengenai sekolah berkebutuhan khusus. Akses pendidikan tidak boleh terhen­ti,” tambah dia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (21/1) mengundang seluruh kepala dinas dari 33 provinsi. Mereka membahas mengenai kelanju­tan nasib sekolah eks RSBI.

Nuh mengatakan proses bela­jar mengajar tetap berjalan ses­uai dengan program hingga ta­hun ajaran 2012/2013 bera­

khir. Pascakeluarnya amar pu­tusan MK, Kemdikbud melarang seluruh penggunaan kata RSBI secara administrasi baik di pa­pan nama atau kop surat.

Mahkamah Konstitusi men­gabulkan permohonan uji ma­teri terhadap pasal 50 ayat 3 Undang­Undang 20/2003 ten­tang Sistem Pendidikan Nasi­onal yang mengatur mengenai RSBI pada Selasa (8/1). Dam­pak dari keputusan tersebut, RSBI dihilangkan dari sistem pendidikan.

Nuh juga menjelaskan kon­sekuensi putusan Mahkamah Konstitusi terkait dihilangkan­nya rintisan sekolah bertaraf in­

EkonomiBank Beraset Diatas Rp10 Triliun Wajib Publikasikan SBDKM

HALAMAN 2

Membatu HatinyaMaka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hat-inya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

(QS Az Zumar: 22)

AgamaMUI Tolak Larangan Khitan Perempuan

HALAMAN 5

Unpad Puji Terobosan Yance dalam PendidikanIndramayu, Pelita

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Dr Ir Ayi Yustiati, MSc mengatakan tero­bosan yang dilakukan Peme­rintah Kabupaten Indramayu dalam kerjasama dengan Uni­versitas Padjadjaran (Unpad) Bandung sangat bagus bila dibandingkan de ngan kabupa­ten/kota lainnya di Jawa Barat.

“Pada waktu Bupati Indra­mayu dijabat oleh Irianto MS Syafiuddin (Yance), kami akui banyak sekali terobosan dalam dunia pendidikan untuk ker­jasama dengan berbagai per­guruan tinggi di Indonesia, ter­masuk Unpad,” puji dia selaku Ketua Tim Sosialisasi Selek­si Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Unpad tahun 2013 yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Setda In­dramayu, Senin (21/1).

Ayi menjelaskan, kerjasa­ma antara Pemkab Indramayu dengan Unpad telah berlang­

sung lama dan berlanjut sam­pai sekarang. Pihaknya ber­janji akan memerhatikan kuo­

ta lebih bagi Kabupaten Indra­mayu di program pendidikan Unpad “Nyaah ka Jabar” yang memberikan kesempatan ke­pada lulusan SLTA asal Kabu­paten Indramayu untuk kuli­ah di perguruan tinggi terna­ma tersebut.

Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah melalui Wakil Bu­pati Drs H Supendi, MSi saat menghadiri sosialisasi ini me­minta agar jatah (kuota) ker­jasama tidak berhenti di ang­ka 82 mahasiswa, namun bisa lebih. Alasannya karena jum­lah penduduk Indramayu sa­vvngat banyak, sementara ke­sempatan pelajar Indrama­yu untuk kuliah di Unpad ma­sih sangat kecil. Selain itu, kerjasama dengan Unpad dan Pemkab Indramayu sudah ber­

Jakarta, PelitaMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Men­

dikbud) Mohammad Nuh mengatakan pungutan untuk sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dibolehkan, namun tidak untuk pungutan baru.

Upaya Penanggulangan Bencana BanjirSistem Ekodrainase Perlu Diterapkan di Jakarta

BANJIR Jakarta tahun ini betul­betul lebih parah dari tahun­ta­hun sebelumnya. Be­

gitu dasyatnya banjir tahun ini, hampir disemua sudut Kota Ja­karta merasakan bencana ban­jir yang membabi­buta ini. Bah­kan Kepala Badan Nasional Pe­nanggulangan Bencana (Kepala BNPB) melaporkan perkemba­ngan terkini mengenai anca­man banjir dengan ketinggian permukaan air 1.020 centimeter dan banjir makin meluas di se­

luruh Ibukota negara dan seki­tarnya.

Banjir dasyat Jakarta yang terjadi setiap tahunnya, penye­bab banjir tersebut merupakan akumulasi dari berbagai faktor pencetus. Faktor­faktor pence­tusnya adalah: a) Kondisi Jakar­ta, yang secara geografi sangat rawan terhadap bencana ban­jir. b). Kebiasaan masyarakat Jakarta yang membuang sam­pah di sembarang tempat, c). Pembangunan kota yang tidak mengikuti rencana pembangu­nan tata kota yang tepat, d). Saluran­saluran air dank anal­kanal yang mengalami pen­dangkalan, e). Kiriman air dari wilayah­wilayah sekitar kota Ja­

karta, seperti dari Puncak dan bogor.

Masalah sampah yang men­jadi salah satu penyebab datang­nya banjir tiap kali musim hujan tiba. Hal ini karena masyara­kat tidak disiplin dan mem­buang sampah seenaknya, se­hingga membuat saluran­sa­luran air di Ibukota tersumbat dan mengalami pendangkalan. Pembangunan yang tidak teren­cana dengan baik, membangun gedung­gedung pencakar langit begitu banyak, dan menyebab­kan tidak adanya lahan sebagai tempat serapan air, dan dae­rah hutan lindung dan taman kota. Problem tata ruang, sam­pah, dan lain­lain itu sebenar­

nya hanya symptom, gejala­ge­jala yang tampak di permukaan; sementara penyebab utamanya tersembunyi jauh di dasar gu­nung es. Juga diketahui sangat banyak bahkan ratusan hing­ga ribuan saluran air di Jakar­ta; tetapi, tidak jelas mana hulu dan mana hilirnya. Ketidakjela­san ujung dan pangkal saluran air ini, tak lepas dari tidak ada­nya desain drainase. Warga atau pengembang hanya hafal ujung

SURAT DARIAMERIKA SERIKATDr Taruna Ikrar, PhD *

* Staf Akademik, University of Cali fornia, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo-nesia Internasional

SOSIALISASI - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Dr Ir Ayi Yustiati, MSc didampingi Wakil Bupati Indramayu Drs H Supendi, MSi usai sosialisasi Program Universitas Padjadjaran (Unpad) “Nyaah ka Jabar” di Kabupaten Indramayu, Senin (21/1). npelita/ck-103

Pengurus Daerah Nasdem Justru

Bersyukur Harry Tanoe Mundur

SambunganPelantikan Presiden Barack Obama

HALAMAN 19