sistem ekodrainase perlu diterapkan di jakarta (harian pelita 2013 01 21 hal 19)

1
HARIAN PELITA SELASA | 22 JANUARI 2013/10 RABIUL AWAL 1434 H 19 SAMBUNGAN Enam Ribu Piring Nasi Setiap Hari P emerintah Provinsi DKI Ja- karta memiliki 4 (empat) unit Panti Sosial Bina Laras atau PSBL. Semua panti diberinama Harapan Sentosa. PSBL Harapan Sentosa 1 berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat, PSBL 2 di Cipayung, Jakarta Timur, PSBL 3 di Ceger, Ja- karta Timur dan PSBL 4 di Daan Mogot, Jakarta Barat. PSBL adalah panti dengan war- ga binaan yang terdiri dari para penderita gangguan jiwa. Panti ini berada di bawah Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial DKI Jakarta. Jumlah WBS (Warga Binaan Sosial) di keempat panti ini sekitar 2.000 jiwa! Suatu jumlah yang tidak se- dikit. Sebagian besar dari WBS ini adalah penderita psikotik terlantar. Mereka menggelandang di jalanan dan terjaring operasi penertiban. Ada juga yang dirujuk masyarakat atau keluarga WBS sendiri yang datang ke panti menitipkan anggota keluarganya yang sakit jiwa dengan alasan tidak mampu merawatnya secara ekonomi. Kecuali hasil ru- jukan masyarakat atau keluarga, WBS yang berasal dari hasil operasi penertiban, masih banyak yang be- lum diketahui asal usulnya meski mereka sudah lama tinggal di panti. Tak mudah melakukan identifikasi terhadap WBS. Maklum, mereka orang sakit jiwa. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan daya ingat mereka yang hilang. Banyaknya jumlah WBS pen- derita gangguan jiwa yang kini berada di PSBL, secara tidak lang- sung mengisyaratkan tingginya perhatian Pemerintah DKI Jakarta terhadap mereka yang mengalami gangguan jiwa. Selain pengobatan dan perawatan yang menuntut ketersediaan dana yang tidak ke- cil, dengan jumlah WBS yang ada sekarang, setiap hari berarti harus tersedia 6.000 (enam ribu) piring nasi beserta lauk pauknya. Penting diketahui, setiap WBS mendapat ja- tah makan 3 (tiga) kali sehari : pagi, siang dan malam. Ini baru makan. Belum eksra poding lainnya. Misal- nya, setiap minggu WBS juga dapat bubur kacang atau makanan kecil lainnua. Dan itu belum lain-lain- nya seperti kebutuhan sandang. WBS perempuan bahkan membu- tuhkan pembalut wanita karena kodrat mereka yang setiap bulan kedatangan ‘’tamu’’ bulanan. Ini ti- dak banyak diketahui masyarakat bahwa Pemerintah Provinsi DKI Ja- karta sangat peduli. ‘’Jangan kata orang yang waras, (maaf) orang gila pun dilayani. WBS, dari mana dan bagaimana asal usulnya, tetap ma- nusia yang harus di-‘’orang’’-kan selayaknya manusia biasa. Mereka harus dilayani tanpa ada penge- cualian. Dalam hubungan itu, jika ada yang mengatakan Pemerintah DKI Jakarta tidak peduli pada para pend- erita gangguan jiwa, maka pendapat semacam itu selayaknya disimpan rapat-rapat. Dana yang dikeluarkan Pemerintah DKI Jakarta untuk para WBS tidak bisa dikatakan kecil. Se- tiap hari harus tersedia 6.000 piring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Jika satu piring dianggarkan Rp 9.000, maka setiap hari harus ada dana Rp 9.000 x 3 x 2.000 WBS = Rp 54.000.000. Satu bulan berarti Rp 1.620.000.000 atau satu tahun Rp 19.440.000.000.- Ini baru un- tuk permakanan. Belum kebutuhan lainnya seperti pakaian hingga pem- balut wanita dan makanan tambah seperti bubur kacang tadi. Dari tahun ke tahun, hampir bisa dipastikan jumlah penderita gangguan jiwa akan terus bertam- bah. Sumber-sumber Pelita baik dari Dinas Sosial DKI Jakarta maupun Dinas Satpol PP, mengatakan bahwa setiap kali diadakan Operasi Pener- tiban PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), hampir se- lalu terdapat PMKS Penderita Gang- guan Jiwa. ‘’Jumlah PMKS Penderita Gangguan Jiwa seperti tak habis- habisnya,’’ kata kalangan petugas Satpol PP di Jakarta Pusat dan Ja- karta Selatan. Para petugas Satpol PP yang berbincang-bincang dengan Pelita meragukan PMKS Penderita Gangguan Jiwa yang kerap terjaring operasi penertiban sebagai warga Jakarta. ‘’Mereka bisa saja berasal dari Bogor, Bekasi atau Tangerang,’’ kata beberapa petugas. ‘’Tidak mus- tahil juga ada yang berasal dari Bandung,’’ kata petugas lainnya. Apalagi di Bandung tidak ada Panti Sosial yang khusus untuk menam- pung para penderita gangguan jiwa. (syahran rasuni) Adv Peduli Sosial WBS Penderita Gangguan Jiwa dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 Ceger, sedang olahraga pagi. n pelita – syahran Jakarta, Pelita Perbuatan dan unsur-unsur da- kwaan Jaksa Penuntut Umum dalam kasus Buol, tidak terbuk- ti dalam persidangan. Karena itu, terdakwa Siti Hartati Murdaya su- dah sepatutnya dibebaskan. Demikian di antara isi nota pem- belaan (pledoi) yang disampaikan Tim Kuasa Hukum Hartati dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakar- ta, Senin (21/1). Dalam sidang dengan agen- da pembacaan pledoi ini, Hartati juga menyampaikan nota pembe- laan pribadinya, di samping pem- bacaan nota pembelaan (pledoi dari tim penasihat hukum) terda- kwa. Nota pembelaan pribadi Har- tati setebal 34 halaman diberi judul “Nota Pembelaan untuk Menemu- kan Keadilan. Masih Adakah Ke- adilan? Air Susu Dibalas dengan Air Tuba”. Sedangkan tim kuasa hukum mengajukan nota pembelaan atas nama terdakwa setebal 212 hal- aman yang memuat seluruh fak- ta-fakta yuridis. Dibacakan secara bergantian oleh tim kuasa hukum. Tim kuasa hukum Hartati Mur- daya, Patra M Zen, SH di de- pan majelis hakim yang dipimpin Gusrizal, SH, menjelaskan, dalam proses persidangan selama ini ter- ungkap bahwa surat-surat yang se- lama ini digembar-gemborkan KPK terkait dengan pengurusan Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Hak Guna Usaha (HGU) ternyata bukan syarat dan tidak diperlukan oleh PT HIP. Proses perizinan PT CCM/PT HIP sudah dilakukan sejak 1998 sebelum penerbitan Peraturan Ke- pala BPN 2/1999 yang membata- si lahan perkebunan maksimum 20.000 hektar untuk satu perusa- haan. Tiga surat yang ditandatan- gani oleh Amran Batalipu itu meru- pakan permintaan arahan dan ke- bijakan kepada Gubernur Sulawe- si Tengah dan Menteri Agraria/Ke- pala BPN terkait dengan perubah- an regulasi mengenai pembatasan penguasaan. Menurut Prof Dr Yusril Ihza Ma- hendra, SH (ahli Hukum Tata Nega- ra), Dr BF Sihombing SH, MH (ahli hukum agraria/hukum tanah) saat menjadi saksi di bawah sumpah, surat Amran merupakan hal yang lazim dan wajar dalam rangka koor- dinasi horisontal dan vertikal dalam pemerintahan. Dalam sidang, jaksa juga sem- pat memutar rekaman percaka- pan antara terdakwa dengan Am- ran. Sepintas, jika tidak mengiku- ti seluruh persidangan, seolah-olah terdakwa bertanggungjawab atas dakwaan yang diajukan oleh jak- sa. Bahkan untuk menarik per- hatian publik, jaksa menuntut ter- dakwa dengan ancaman hukuman maksimum 5 tahun penjara, tanpa memuat hal-hal yang meringankan dalam diri terdakwa. Lebih tegas tim kuasa hukum mengatakan perbuatan dan unsur- unsur pasal yang didakwakan jak- sa adalah tidak benar dan tidak ter- bukti. Ini didukung oleh alat buk- ti yang sesuai antara satu dengan yang lain berupa keterangan saksi- saksi, keterangan ahli, bukti surat, petunjuk, dan keterangan terdak- wa sendiri. Dikatakan, dari fakta-fakta hu- kum di persidangan, jaksa tidak bisa membuktikan adanya un- sur “kesengajaan”, “niat jahat” dan “keinsyafan bersama” dari terdak- wa, Yani Ansori dan Gondo Sud- jono, melakukan perbuatan seb- agaimana didakwakan jaksa. “Berdasarkan doktrin hukum, yurisprudensi yang juga dikuat- kan oleh keterangan ahli Eva Ahy- ani Zulfa, SH (ahli hukum pidana), jika perbuatan dan unsur-unsur pasal tidak terbukti dan/atau ti- dak dapat dibuktikan oleh Penun- tut Umum, maka sudah sepatut- nya terdakwa dibebaskan demi hu- kum,” kata Patra M Zen, SH. (be) Dari Pledoi Hartati Murdaya Kuasa Hukum: Dakwaan Jaksa Tidak Terbukti ternasional tidak mudah, terutama mengenai aset. “Konsekuensi dari putusan MK ini tidak mudah. Ka- lau Peraturan Menteri (Permen) bisa dibuat cepat, namun kalau Peratur- an Pemerintah (PP) susah,” katanya. Menurut Nuh, aset sekolah RSBI untuk SD dan SMP adalah milik Pemerintah Provinsi sesuai dengan PP 38/2007. PP tersebut mengacu pada UU No 20/2003 tentang Sis- diknas. Namun dengan dikabulkan- nya permohonan uji materi terha- dap pasal 50 ayat 3 UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasion- al yang mengatur mengenai RSBI oleh Mahkamah Konstitusi (MK), PP tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum lagi. Dampak dari keputu- san tersebut, RSBI dihilangkan dari sistem pendidikan. “Ini yang tidak mudah untuk diek- sekusi. Memang benar berdasar- kan PP tersebut pemprov yang me- nyelenggarakan, namun di PP lain pendidikan dasar itu diselenggara- kan pemkab/pemkot,” jelas men- teri. Pengalihan itu tidak bisa sesaat karena ada sangkut pautnya dengan anggaran terutama untuk gaji para guru. Pemindahan anggaran terse- but tidak mudah. “Begitu juga den- gan aset. Kalau belum siap malah merepotkan,” katanya. Nantinya, akan ditata kemba- li mengenai kewenangan tersebut. Nuh mengatakan bisa saja dibuat kewenangan SD dan SMP diseleng- garakan pemkab, SMA diselengg- arakan pemprov, dan pendidikan tinggi oleh Kemendikbud. “Paling ti- dak, kami akan siapkan surat eda- ran. Rancangannya sudah ada, dan dibicarakan dengan Dinas Pendi- dikan Provinsi agar tidak kontra- produktif,” katanya. Pertemuan Mendikbud den- gan Kadisdik dari seluruh Indone- sia membahas hal-hal pasca-putu- san MK tentang RSBI, yaitu dari sisi kelembagaan sekolah eks-RSBI ini sudah tidak diperbolehkan lagi menggunakan tulisan RSBI baik untuk kop surat, cap atau lambang sekolah serta dari sisi proses pem- belajaran sekolah juga tidak boleh mengalami penurunan meski tidak lagi menyandang status RSBI. Disepakati bersama bahwa in- tensitas dan kualitas tidak boleh menurun. Bahkan beberapa dae- rah tak mempermasalahkan diha- pusnya status RSBI karena sebelum ada status tersebut sekolah-sekolah bersangkutan sudah dianggap seb- agai unggulan. Standarisasi Fasilitas Komisi D DPRD Kota Yogyakar- ta mengusulkan adanya standarisa- si fasilitas pendidikan untuk men- gantisipasi rentang perbedaan yang terlalu jauh antara sekolah yang su- dah pernah berstatus RSBI dengan sekolah yang tidak memiliki status tersebut. “Standar fasilitas pendidikan di sekolah tersebut ditujukan untuk menghindari ketimpangan antara sekolah yang pernah berstatus se- bagai rintisan sekolah berstandar internasional dengan yang bukan,” kata Ketua Komisi D DPRD Kota Yo- gyakarta Sujanarko di Yogyakarta, Senin seperti dikutip Antara. Menurut dia, standarisasi fasili- tas pendidikan tersebut perlu dilaku- kan agar di semua sekolah memi- liki standar yang sama dan tidak ada perbedaan antarsekolah sehingga di kemudian hari calon siswa tidak akan kesulitas mencari sekolah. Ia ti- dak memungkiri, di masyarakat su- dah ada pencitraan yang kuat men- genai sekolah-sekolah yang difavorit- kan dan kebetulan pernah berstatus sebagai RSBI. “Karenanya, standar itu penting agar pemerataan kuali- tas pendidikan bisa dilakukan den- gan lebih baik,” katanya. Sementara itu, Sekretraris Di- nas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Ashrori mengatakan, kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak dilakukan secara diskrimina- tif. “Kami tidak pernah memandang apakah sekolah itu RSBI atau bu- kan. Semuanya kami anggap sama, misalnya pemberian bantuan oper- asional sekolah daerah. Tidak ada perbedaan apakah itu untuk RSBI atau bukan,” katanya. Mengenai standar pendidikan di setiDari Palembang, Sumatera Se- latan, Bupati Musi Rawas H Ridwan Mukti dalam sebuah diskusi men- genai pendidikan mengungkapkan program sekolah gratis yang dilaku- kan di Sumsel hanyalah penyesa- tan, karena gratis hanya dalam hal tertentu. “Definisi gratis penyesatan, kare- na hanya bebas SPP saja, yang lain tidak. Ini berbeda dari kampanyenya dulu, yang mengatakan gratis SPP dan lain-lainnya,” kata Ridwan Muk- ti, di Hotel Arista Palembang. Menurut Ridwan, program seko- lah gratis yang digadang-gadangkan Pemprov Sumsel selama ini, diang- gap hanya mencari popularitas saja. “Kita lihat sekarang, program itu merupakan program pemprov, na- mun nyatanya patungan antara pemprov dan pemerintah daerah (ka- bupaten/kota), dan saya lihat juga di daerah lebih besar,” terangnya. Dirinya juga menggambarkan akan adanya perbedaan yang men- colok antara pendidikan di kota dan daerah, karena perbedaan infastru- kur yang lebih baik di kota. Diskusi itu sendiri dilaksanakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) wilayah II Sum- sel, Babel. Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Palembang Eddy Santana Putra. (rud/jon) Perlu Standarisasi Fasilitas Pendidikan Unpad Puji Terobosan Yance dalam Pendidikan Sistem Ekodrainase Perlu Diterapkan di Jakarta dari saluran air mikro, kondisi ini akan memperberat penanggulan- gan bencana banjir. Sementara sal- uran air mikro yang berada di ten- gah pemukiman warga dibuat tan- pa desain yang terintegrasi. Sudah saatnya pola pikir selama ini, yaitu membuang air sebanyak- banyaknya langsung ke laut, juga harus diubah. Sudah saatnya Ja- karta memiliki tempat penampun- gan air, jadi jangan saat kebanjiran kelebihan air, tapi saat musim ker- ing kekurangan air. Sistem ekod- rainase perlu diterapkan di Jakar- ta. Berdasarkan penyebab banjir di atas, yang setiap tahunnya terjadi bahkan intensitas, keparahan, dan kedasyatan banjir semakin parah setiap tahunnya; maka ini menjadi pengingat bagi seluruh warga nega- ra yang bertempat tinggal di Jakar- ta untuk segera melakukan lang- kah pencegahan. Sebab, kalau ti- dak dilakukan sesegera mungkin, bukan hal yang mustahil, Jakarta akan tenggelam oleh bancana ban- jir yang menyebabkan korban jiwa dan harta benda yang tidak terni- lai harganya. Kondisi di atas, sudah saatnya menjadi pengingat semua war- ga DKI Jakarta untuk mening- katkan disiplin membuang sam- pah. Demikian pula pengingat bagi pemerintah untuk segera menga- lokasikan dana untuk pembangu- nan infrastruktur demi menang- gulangi banjir serta melaksanakan pencegahan, supaya tidak terjadi lagi banjir seperti saat ini. Sebagai langkah kuratif, selama fase banjir sekarang ini, sebaiknya masyarakat berhati-hati atas ke- mungkinan munculnya berbagai penyakit pascabanjir, seperti me- wabahnya penyakit diare, penyakit kulit, dan leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu par- asit bernama Leptospyra, penyakit flu, typus, dan lain-lain. Sehingga korban akibat bencana banjir ini dapat dihindari. Demikian pula untuk meng- hindari berbagai penyakit pas- cabanjir, selayaknya pemerintah segera memfokuskan untuk men- gevakuasi masyarakat dari tempat yang rawan, dan segera menye- diakan fasilitas MCK dan air ber- sih serta obat-obatan. n jalan sejak tahun 2007. “Pemkab Indramayu sudah lama kerjasama dengan Unpad sehingga wajar jika kami ingin di- berikan kuota lebih oleh Unpad. Kami komit untuk menyebar ma- hasiswa Indramayu untuk bela- jar di perguruan tinggi ternama di Indonesia dengan biaya dari pemerintah. Seharusnya program ini bukan Unpad Nyaah ka Ja- bar, tapi Jabar Nyaah ka Unpad,” tegas Wabup yang juga alumnus Unpad. Wabup Supendi merasa op- timistis pembangunan pendidi- kan melalui program kerjasa- ma kelembagaan akan terus me- ningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kerjasama kelem- bagan ini selain Unpad, juga den- gan ITB, UPI Bandung maupun perguruan tinggi lainnya. Dia mengakui, pesan Yance yang saat ini calon Gubernur Ja- bar selalu teringat, agar senan- tiasa memerhatikan pembangu- nan pendidikan. Menurut Wabup, Pemkab Indramayu selalu kon- sisten dan berkesinambungan mengalokasikan anggaran pendi- dikan sesuai amanat undang-un- dang. Beberapa terobosan yang dilakukan Yance masih terja- ga sampai sekarang, seperti wa- jib mengaji sebelum belajar, wajib sekolah di madrasah diniyah saat masuk sekolah dasar, gratis bi- aya pendidikan sembilan tahun, dan lainnya. Kegiatan sosialisasi ini selain dihadiri Wakil Bupati Indramayu, juga dihadiri Kepala Dinas Pendi- dikan Dr Odang Kusmayadi, Ke- pala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu Drs Yay- Indramayu Drs Yay- at Hidayat, dan juga para kepa- la sekolah SMA/SMK negeri dan swasta, MA negeri dan swasta se- Kabupaten Indramayu. ( ck-103) Restorasi yang Layu Sebelum Berkembang? Dia juga yakin mundurnya Harry Tanoe juga tidak berpengaruh pada keuangan partai. Ketika awal DPD Nasdem di berbagai daerah dibentuk, kata dia, Harry Tanoe belum masuk Partai Nasdem. Hal senada disampaikan Ket- ua Badan Pemenangan Pemilu Par- tai Nasdem Ferry Mursidan Baldan. Menurut mantan politisi Partai Gol- kar ini, tidak ada yang bisa meng- halangi mundurnya Harry Tanoe, meskipun dirinya sendiri menyay- angkannya. Ferry juga mengucapkan terima kasih karena sudah sempat ber- gabung dan maaf jika Nasdem be- lum sebaik yang diharapkan. “Sebagai suatu partai baru, maka Nasdem memang menjalankan se- cara gencar program rekrutmen ang- gota, dan sebagai partai baru, Nas- dem juga menyadari mungkin belum sebaik atau seideal yang diharap- kan,” kata Ferry. Harry Tanoe resmi mengundur- kan diri dari Partai Nasdem dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, kemarin. Harry mengaku terus terang ke- munduran itu terjadi karena dirin- ya ingin mempertahankan kompo- sisi pengurus partai sudah memiliki 70 persen kader dari kalangan anak muda. Berbeda dengan Surya Paloh yang ingin justru mengambil posisi ketua umum partai ini. “Saya ingin mempertahankan struktur Partai Nasdem ini tetap tan- pa perubahan. Supaya anak muda bisa bekerja lebih giat lagi. Tapi Surya Paloh menginginkan perubahan dan ingin terjun langsung sebagai ketua umum,” katanya. Ada tiga langkah politik yang akan dia tempuh, yaitu mendirikan or- ganisasi massa (ormas) perubahan, kedua bisa bergabung dengan par- tai politik yang sudah ada atau keti- ga membuat partai baru,” ujar Har- ry Tanoe. Namun, kata pemilik media tele- visi dan cetak itu, bila dia mendiri- kan partai baru otomatis partainya ti- dak akan bisa bertarung pada Pemilu 2014. Karena itu kemungkinan ber- gabung dengan partai yang saat ini sudah terdaftar sebagai peserta pemi- lu supaya bisa ikut pemilu. Harry menilai seharusnya Surya Paloh meneruskan tradisi Partai Nas- dem yang mengutamakan pemimpin muda. Para senior seharusnya berdiri memberi dukungan di belakang. Bu- kan mengambil alih pimpinan. “Masalahnya sederhana, saya melihat Partai Nasdem berkembang dengan baik, anggota dan pengurus Nasdem di daerah adalah kalangan muda. 70 persen adalah anak muda. Saya ingin mempertahankan struk- tur seperti ini,” kata dia. Harry Tanoe menambahkan kepu- tusan pengunduran diri dibuat den- gan berat hati. Dia mengaku sejak masuk Nasdem 9 Oktober 2012 su- dah memberikan segala yang ter- baik baik energi, pikiran, dana, risiko dan sebagainya untuk membesarkan Partai Nasdem. “Ada satu catatan yang saya ti- dak pernah lupa dalam keterlibatan di parpol saya ikut bagian melolos- kan Nasdem ke Pemilu 2014. Saya berterima kasih seluruh kader partai di pusat, wilayah, dan cabang. Saya menghormati kerja keras rekan par- tai dan berterima kasih atas sega- la yang sudah mereka sumbangkan untuk partai,” ujar Harry Tanoe. Berbagai Tanggapan Menanggapi mundurnya Harry Tanoe ini, Ketua DPP Partai Golkar Nudirman Munir mengatakan per- pecahan itu terjadi karena sejak awal Partai Nasdem tidak punya akar ke bawah. Dia juga kemudian meragu- kan Nasdem bisa bersaing dengan partai-partai besar lainnya pada Pe- milu 2014. “Yah saya meragukan, karena NasDem tidak punya akar ke bawah,” kata Nudirman. Dibandingkan Golkar, kata Nudir- man, jelas beda karena Golkar sudah sudah kebal melalui berbagai ujian, prahara, puting beliung. Bahkan ba- dai tsunami pun pernah menghan- tam Golkar. “Jadi bedalah Golkar dengan Nasdem,” kata dia. Direktur Eksekutif Citra Komuni- kasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Toto Izul Fatah berpendapat, mun- durnya Harry Tanoe memperlihatkan partai tersebut hanya dibangun me- lalui pencitraan semata tanpa adan- ya soliditas internal yang kuat. Para elite politik di Partai Nasdem belum teruji memiliki rekam jejak yang han- dal dalam mengatasi konflik internal. “Pengunduran diri Harry Tanoe setidaknya mengafirmasi tentang dua hal. Pertama, seperti sudah di- prediksi sebelumnya, sebagai partai baru, Nasdem masih memiliki ma- salah dengan soliditas mesin partai,” ujar Toto Izul Fatah. Menurut Toto, keunggulan Par- tai Nasdem selama ini ternyata ma- sih berkategori bubble yang rawan pecah karena sejak awal tidak diban- gun dengan fondasi yang kokoh. Par- tai Nasdem, jelas dia, hanya diban- gun dari pencitraan dan polesan pop- ularitas tanpa dibarengi dengan pen- guatan soliditas mesin partai dengan aneka program-program yang mer- akyat . Dengan kondisi Partai Nasdem seperti saat ini, jelas dia, partai terse- but akan bernasib serupa dengan parpol baru lainnya, yakni tak akan melewati lima persen perolehan su- ara nasional. Politikus Belum Matang Pengamat politik Siti Zuhro meni- lai, mundurnya Harry Tanoe menun- jukkan bahwa pengusaha kelahiran Surabaya itu belum matang sebagai politikus. “Mundurnya Hary Tanoe menun- jukkan belum matangnya elite par- tai politik dalam mengelola perbe- daan pendapat,” kata peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo- nesia (LIPI) itu. Dalam dunia politik, kata dia, per- bedaan pendapat adalah suatu din- amika yang wajar terjadi, apalagi di dalam internal suatu partai politik. Sebagai parpol yang baru lahir dan langsung menjadi peserta Pemi- lu 2014, menurut dia, Partai Nasdem seharusnya dapat mengelola kondi- si internal di dalam tubuh organisa- si politiknya. Bahkan, belum sempat publik mengawasi kinerja Partai Nasdem, partai yang dibentuk pada tanggal 26 Juli 2011 itu sudah diterpa ba- dai perbedaan pendapat di anta- ra para elite politiknya. “Baru diper- caya mengikuti Pemilu 2014 saja, elite partainya sudah berulah,” tam- bahnya. Sedangkan pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai perpecah- an di Nasdem ibarat bunga layu se- belum mekar, karena di awal kip- rahnya sebagai peserta pemilu untuk pertama kalinya telah terjadi ketida- kharmonisan internal. Menurutnya, sejak awal koalisi an- tara dua pemilik media raksasa ini sudah diprediksi tidak akan bertah- an lama. Fatsoen politik keduanya pun juga berseberangan. Partai Nas- dem, lanjut dia, juga seperti mengu- lang sejarah retaknya Partai Golkar sebagai cikal bakal berdirinya Nasi- onal Demokrat. “Yang satu merasa dizalimi Gol- kar, sedangkan yang lain kecewa be- rat dengan SBY akibat kasus Sismin- bakum. Dua matahari kembar yang memiliki kekuatan dukungan me- dia besar itu sangat sulit disatukan dalam satu biduk. Akibatnya, satu akan kecewa dan satu lagi akan tetap bertahan,” jelasnya. Jika saja kepentingan dan ego poli- tik dari Surya Paloh dan Hary Ta- noesoedibjo dikesampingkan, hal itu dapat berdampak pada elektabilitas Partai Nasdem di Pemilu 2014. (cr- 14/kh/ant/jon) u Sambungan dari hal. 1 u Sambungan dari hal. 1 u Sambungan dari hal. 1 u Sambungan dari hal. 1 Washington, Pelita Sekitar 800.000 warga Amerika Serikat (AS) berkumpul untuk me- nyaksikan pidato pelantikan Pres- iden Obama periode kedua di La- pangan Nasional. Meskipun jumlah pengunjungnya lebih kecil dari ta- hun 2009 yang berjumlah 1,8 juta orang, Obama masih memukau pendukungnya. “Dekade perang telah berakhir, dan kini pemulihan ekonomi su- dah dimulai,” kata Obama di hada- pan rakyatnya dalam pidato pelan- tikan itu. Untuk mencapai itu, dia menyerukan rakyat AS harus ber- sama-sama sebagai satu kesatuan negara. “Sehingga AS akan tetap memimpin dunia.” Obama mengajak rakyatnya un- tuk tetap bertahan dalam menja- ga keteguhan dan bekerja keras, karena sikap itu merupakan sikap Amerika setelah mengalami pengal- aman perbudakan 200 tahun lalu. Pengalaman ini mengajarkan war- ga AS untuk belajar dalam persa- maan. Presiden Obama secara khu- sus mengajak kelas menengah AS untuk terus bekerja keras, karena kesejahteraan harus berada di kelas menengah dan oleh karena itu biaya kesehatan harus diberikan semu- rah mungkin, karena itu merupak- an hak rakyat. Sebelumnya, Minggu (20/1), Barack Obama menyampaikan ke- bahagiaannya kepada pendukung- nya, bahwa pelantikannya adalah momentum untuk merayakan ‘neg- ara yang luar biasa’ sesaat kemu- dian dia mencium istrinya Michelle setelah resmi meneruskan kepe- mimpinannya sebagai kepala neg- ara untuk periode kedua. Terdapat dua prosesi pelanti- kan, pertama menggelar resepsi di Washington DC bersama Wapres Joe Biden dan istrinya, Jill. Pendu- kungnya sudah berkumpul di natio- na Building Museum untuk meray- akan kemenangan semua yang telah mendukung kampanyenya. Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts membacakan sumpah ja- batan kepada Obama pada Minggu pukul 11:55 waktu setempat, dipil- ihnya hari ini karena mengacu pada konstitusi AS yang menetapkan pel- antikan presiden pada 20 Januari. Obama berdiri bersama istrinya, Michelle, serta kedua anaknya di hadapan penonton yang jumlahnya terbatas. Sebelumnya, pada Ming- gu pagi, Wakil Presiden AS Joseph R Biden Jr. telah diambil sump- ahnya dalam pelantikan terpisah di kediaman resminya yang terle- tak sekitar 3 km dari Gedung Putih. “Ayah berhasil,” ujar Obama pada putri bungsunya, Sasha, usai dis- umpah. (rid) Pelantikan Presiden AS ke-57 Obama: Dekade Perang Berakhir, Pemulihan Ekonomi Dimulai SUMPAH KEDUA—Keluarga Obama dan sejumlah anggota Senat menyaksikan pengambilan sumpah Barack Hussein Obama sebagai presiden AS oleh Ketua MA John G Robert. n ist

Upload: taruna-ikrar

Post on 13-Apr-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem ekodrainase perlu diterapkan di jakarta (harian pelita 2013 01 21 hal 19)

Harian PelitaSELASA | 22 JANUARI 2013/10 RABIUL AWAL 1434 H 19

SAMBUNGAN

Enam Ribu Piring Nasi Setiap HariP emerintah Provinsi DKI Ja-

karta memiliki 4 (empat) unit Panti Sosial Bina Laras atau

PSBL. Semua panti diberinama Harapan Sentosa. PSBL Harapan Sentosa 1 berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat, PSBL 2 di Cipayung, Jakarta Timur, PSBL 3 di Ceger, Ja-karta Timur dan PSBL 4 di Daan Mogot, Jakarta Barat.

PSBL adalah panti dengan war-ga binaan yang terdiri dari para penderita gangguan jiwa. Panti ini berada di bawah Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial DKI Jakarta. Jumlah WBS (Warga Binaan Sosial) di keempat panti ini sekitar 2.000 jiwa! Suatu jumlah yang tidak se-dikit. Sebagian besar dari WBS ini adalah penderita psikotik terlantar. Mereka menggelandang di jalanan dan terjaring operasi penertiban. Ada juga yang dirujuk masyarakat

atau keluarga WBS sendiri yang datang ke panti menitipkan anggota keluarganya yang sakit jiwa dengan alasan tidak mampu merawatnya secara ekonomi. Kecuali hasil ru-jukan masyarakat atau keluarga, WBS yang berasal dari hasil operasi penertiban, masih banyak yang be-lum diketahui asal usulnya meski mereka sudah lama tinggal di panti. Tak mudah melakukan identifikasi terhadap WBS. Maklum, mereka orang sakit jiwa. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan daya ingat mereka yang hilang.

Banyaknya jumlah WBS pen-derita gangguan jiwa yang kini berada di PSBL, secara tidak lang-sung mengisyaratkan tingginya perhatian Pemerintah DKI Jakarta terhadap mereka yang mengalami gangguan jiwa. Selain pengobatan dan perawatan yang menuntut

ketersediaan dana yang tidak ke-cil, dengan jumlah WBS yang ada sekarang, setiap hari berarti harus tersedia 6.000 (enam ribu) piring nasi beserta lauk pauknya. Penting diketahui, setiap WBS mendapat ja-tah makan 3 (tiga) kali sehari : pagi, siang dan malam. Ini baru makan. Belum eksra poding lainnya. Misal-nya, setiap minggu WBS juga dapat bubur kacang atau makanan kecil lainnua. Dan itu belum lain-lain-nya seperti kebutuhan sandang. WBS perempuan bahkan membu-tuhkan pembalut wanita karena kodrat mereka yang setiap bulan kedatangan ‘’tamu’’ bulanan. Ini ti-dak banyak diketahui masyarakat bahwa Pemerintah Provinsi DKI Ja-karta sangat peduli. ‘’Jangan kata orang yang waras, (maaf) orang gila pun dilayani. WBS, dari mana dan bagaimana asal usulnya, tetap ma-

nusia yang harus di-‘’orang’’-kan selayaknya manusia biasa. Mereka harus dilayani tanpa ada penge-cualian.

Dalam hubungan itu, jika ada yang mengatakan Pemerintah DKI Jakarta tidak peduli pada para pend-erita gangguan jiwa, maka pendapat semacam itu selayaknya disimpan rapat-rapat. Dana yang dikeluarkan Pemerintah DKI Jakarta untuk para WBS tidak bisa dikatakan kecil. Se-tiap hari harus tersedia 6.000 piring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Jika satu piring dianggarkan Rp 9.000, maka setiap hari harus ada dana Rp 9.000 x 3 x 2.000 WBS = Rp 54.000.000. Satu bulan berarti Rp 1.620.000.000 atau satu tahun Rp 19.440.000.000.- Ini baru un-tuk permakanan. Belum kebutuhan lainnya seperti pakaian hingga pem-balut wanita dan makanan tambah

seperti bubur kacang tadi.Dari tahun ke tahun, hampir

bisa dipastikan jumlah penderita gangguan jiwa akan terus bertam-bah. Sumber-sumber Pelita baik dari Dinas Sosial DKI Jakarta maupun Dinas Satpol PP, mengatakan bahwa setiap kali diadakan Operasi Pener-tiban PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), hampir se-lalu terdapat PMKS Penderita Gang-guan Jiwa. ‘’Jumlah PMKS Penderita Gangguan Jiwa seperti tak habis-habisnya,’’ kata kalangan petugas Satpol PP di Jakarta Pusat dan Ja-karta Selatan. Para petugas Satpol PP yang berbincang-bincang dengan Pelita meragukan PMKS Penderita Gangguan Jiwa yang kerap terjaring operasi penertiban sebagai warga Jakarta. ‘’Mereka bisa saja berasal dari Bogor, Bekasi atau Tangerang,’’ kata beberapa petugas. ‘’Tidak mus-

tahil juga ada yang berasal dari Bandung,’’ kata petugas lainnya. Apalagi di Bandung tidak ada Panti

Sosial yang khusus untuk menam-pung para penderita gangguan jiwa.

(syahran rasuni) Adv

Peduli Sosial

WBS Penderita Gangguan Jiwa dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 Ceger, sedang olahraga pagi. n pelita – syahran

Jakarta, Pelita Perbuatan dan unsur-unsur da-

kwaan Jaksa Penuntut Umum dalam kasus Buol, tidak terbuk-ti dalam persidangan. Karena itu, terdakwa Siti Hartati Murdaya su-dah sepatutnya dibebaskan.

Demikian di antara isi nota pem-belaan (pledoi) yang disampaikan Tim Kuasa Hukum Hartati dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakar-ta, Senin (21/1).

Dalam sidang dengan agen-da pembacaan pledoi ini, Hartati juga menyampaikan nota pembe-laan pribadinya, di samping pem-bacaan nota pembelaan (pledoi dari tim penasihat hukum) terda-kwa. Nota pembelaan pribadi Har-tati setebal 34 halaman diberi judul “Nota Pembelaan untuk Menemu-kan Keadilan. Masih Adakah Ke-adilan? Air Susu Dibalas dengan Air Tuba”.

Sedangkan tim kuasa hukum mengajukan nota pembelaan atas nama terdakwa setebal 212 hal-aman yang memuat seluruh fak-ta-fakta yuridis. Dibacakan secara bergantian oleh tim kuasa hukum.

Tim kuasa hukum Hartati Mur-daya, Patra M Zen, SH di de-pan majelis hakim yang dipimpin Gusrizal, SH, menjelaskan, dalam proses persidangan selama ini ter-

ungkap bahwa surat-surat yang se-lama ini digembar-gemborkan KPK terkait dengan pengurusan Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Hak Guna Usaha (HGU) ternyata bukan syarat dan tidak diperlukan oleh PT HIP. Proses perizinan PT CCM/PT HIP sudah dilakukan sejak 1998 sebelum penerbitan Peraturan Ke-pala BPN 2/1999 yang membata-si lahan perkebunan maksimum 20.000 hektar untuk satu perusa-haan. Tiga surat yang ditandatan-gani oleh Amran Batalipu itu meru-pakan permintaan arahan dan ke-bijakan kepada Gubernur Sulawe-si Tengah dan Menteri Agraria/Ke-pala BPN terkait dengan perubah-an regulasi mengenai pembatasan penguasaan.

Menurut Prof Dr Yusril Ihza Ma-hendra, SH (ahli Hukum Tata Nega-ra), Dr BF Sihombing SH, MH (ahli hukum agraria/hukum tanah) saat menjadi saksi di bawah sumpah, surat Amran merupakan hal yang lazim dan wajar dalam rangka koor-dinasi horisontal dan vertikal dalam pemerintahan.

Dalam sidang, jaksa juga sem-pat memutar rekaman percaka-pan antara terdakwa dengan Am-ran. Sepintas, jika tidak mengiku-ti seluruh persidangan, seolah-olah terdakwa bertanggungjawab atas

dakwaan yang diajukan oleh jak-sa. Bahkan untuk menarik per-hatian publik, jaksa menuntut ter-dakwa dengan ancaman hukuman maksimum 5 tahun penjara, tanpa memuat hal-hal yang meringankan dalam diri terdakwa.

Lebih tegas tim kuasa hukum mengatakan perbuatan dan unsur-unsur pasal yang didakwakan jak-sa adalah tidak benar dan tidak ter-bukti. Ini didukung oleh alat buk-ti yang sesuai antara satu dengan yang lain berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli, bukti surat, petunjuk, dan keterangan terdak-wa sendiri.

Dikatakan, dari fakta-fakta hu-kum di persidangan, jaksa tidak bisa membuktikan adanya un-sur “kesengajaan”, “niat jahat” dan “keinsyafan bersama” dari terdak-wa, Yani Ansori dan Gondo Sud-jono, melakukan perbuatan seb-agaimana didakwakan jaksa.

“Berdasarkan doktrin hukum, yurisprudensi yang juga dikuat-kan oleh keterangan ahli Eva Ahy-ani Zulfa, SH (ahli hukum pidana), jika perbuatan dan unsur-unsur pasal tidak terbukti dan/atau ti-dak dapat dibuktikan oleh Penun-tut Umum, maka sudah sepatut-nya terdakwa dibebaskan demi hu-kum,” kata Patra M Zen, SH. (be)

Dari Pledoi Hartati Murdaya

Kuasa Hukum: Dakwaan Jaksa Tidak Terbukti

ternasional tidak mudah, terutama mengenai aset. “Konsekuensi dari putusan MK ini tidak mudah. Ka-lau Peraturan Menteri (Permen) bisa dibuat cepat, namun kalau Peratur-an Pemerintah (PP) susah,” katanya.

Menurut Nuh, aset sekolah RSBI untuk SD dan SMP adalah milik Pemerintah Provinsi sesuai dengan PP 38/2007. PP tersebut mengacu pada UU No 20/2003 tentang Sis-diknas. Namun dengan dikabulkan-nya permohonan uji materi terha-dap pasal 50 ayat 3 UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasion-al yang mengatur mengenai RSBI oleh Mahkamah Konstitusi (MK), PP tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum lagi. Dampak dari keputu-san tersebut, RSBI dihilangkan dari sistem pendidikan.

“Ini yang tidak mudah untuk diek-sekusi. Memang benar berdasar-kan PP tersebut pemprov yang me-nyelenggarakan, namun di PP lain pendidikan dasar itu diselenggara-kan pemkab/pemkot,” jelas men-teri. Pengalihan itu tidak bisa sesaat karena ada sangkut pautnya dengan anggaran terutama untuk gaji para guru. Pemindahan anggaran terse-but tidak mudah. “Begitu juga den-gan aset. Kalau belum siap malah merepotkan,” katanya.

Nantinya, akan ditata kemba-

li mengenai kewenangan tersebut. Nuh mengatakan bisa saja dibuat kewenangan SD dan SMP diseleng-garakan pemkab, SMA diselengg-arakan pemprov, dan pendidikan tinggi oleh Kemendikbud. “Paling ti-dak, kami akan siapkan surat eda-ran. Rancangannya sudah ada, dan dibicarakan dengan Dinas Pendi-dikan Provinsi agar tidak kontra-produktif,” katanya.

Pertemuan Mendikbud den-gan Kadisdik dari seluruh Indone-sia membahas hal-hal pasca-putu-san MK tentang RSBI, yaitu dari sisi kelembagaan sekolah eks-RSBI ini sudah tidak diperbolehkan lagi menggunakan tulisan RSBI baik untuk kop surat, cap atau lambang sekolah serta dari sisi proses pem-belajaran sekolah juga tidak boleh mengalami penurunan meski tidak lagi menyandang status RSBI.

Disepakati bersama bahwa in-tensitas dan kualitas tidak boleh menurun. Bahkan beberapa dae-rah tak mempermasalahkan diha-pusnya status RSBI karena sebelum ada status tersebut sekolah-sekolah bersangkutan sudah dianggap seb-agai unggulan.

Standarisasi Fasilitas Komisi D DPRD Kota Yogyakar-

ta mengusulkan adanya standarisa-si fasilitas pendidikan untuk men-gantisipasi rentang perbedaan yang terlalu jauh antara sekolah yang su-

dah pernah berstatus RSBI dengan sekolah yang tidak memiliki status tersebut.

“Standar fasilitas pendidikan di sekolah tersebut ditujukan untuk menghindari ketimpangan antara sekolah yang pernah berstatus se-bagai rintisan sekolah berstandar internasional dengan yang bukan,” kata Ketua Komisi D DPRD Kota Yo-gyakarta Sujanarko di Yogyakarta, Senin seperti dikutip Antara.

Menurut dia, standarisasi fasili-tas pendidikan tersebut perlu dilaku-kan agar di semua sekolah memi-liki standar yang sama dan tidak ada perbedaan antarsekolah sehingga di kemudian hari calon siswa tidak akan kesulitas mencari sekolah. Ia ti-dak memungkiri, di masyarakat su-dah ada pencitraan yang kuat men-genai sekolah-sekolah yang difavorit-kan dan kebetulan pernah berstatus sebagai RSBI. “Karenanya, standar itu penting agar pemerataan kuali-tas pendidikan bisa dilakukan den-gan lebih baik,” katanya.

Sementara itu, Sekretraris Di-nas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Ashrori mengatakan, kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak dilakukan secara diskrimina-tif. “Kami tidak pernah memandang apakah sekolah itu RSBI atau bu-kan. Semuanya kami anggap sama, misalnya pemberian bantuan oper-asional sekolah daerah. Tidak ada

perbedaan apakah itu untuk RSBI atau bukan,” katanya.

Mengenai standar pendidikan di setiDari Palembang, Sumatera Se-latan, Bupati Musi Rawas H Ridwan Mukti dalam sebuah diskusi men-genai pendidikan mengungkapkan program sekolah gratis yang dilaku-kan di Sumsel hanyalah penyesa-tan, karena gratis hanya dalam hal tertentu.

“Definisi gratis penyesatan, kare-na hanya bebas SPP saja, yang lain tidak. Ini berbeda dari kampanyenya dulu, yang mengatakan gratis SPP dan lain-lainnya,” kata Ridwan Muk-ti, di Hotel Arista Palembang.

Menurut Ridwan, program seko-lah gratis yang digadang-gadangkan Pemprov Sumsel selama ini, diang-gap hanya mencari popularitas saja.

“Kita lihat sekarang, program itu merupakan program pemprov, na-mun nyatanya patungan antara pemprov dan pemerintah daerah (ka-bupaten/kota), dan saya lihat juga di daerah lebih besar,” terangnya.

Dirinya juga menggambarkan akan adanya perbedaan yang men-colok antara pendidikan di kota dan daerah, karena perbedaan infastru-kur yang lebih baik di kota.

Diskusi itu sendiri dilaksanakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) wilayah II Sum-sel, Babel. Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Palembang Eddy Santana Putra. (rud/jon)

Perlu Standarisasi Fasilitas Pendidikan

Unpad Puji Terobosan Yance dalam Pendidikan

Sistem Ekodrainase Perlu Diterapkan di Jakarta

dari saluran air mikro, kondisi ini akan memperberat penanggulan-gan bencana banjir. Sementara sal-uran air mikro yang berada di ten-gah pemukiman warga dibuat tan-pa desain yang terintegrasi.

Sudah saatnya pola pikir selama ini, yaitu membuang air sebanyak-banyaknya langsung ke laut, juga harus diubah. Sudah saatnya Ja-karta memiliki tempat penampun-gan air, jadi jangan saat kebanjiran kelebihan air, tapi saat musim ker-ing kekurangan air. Sistem ekod-

rainase perlu diterapkan di Jakar-ta.

Berdasarkan penyebab banjir di atas, yang setiap tahunnya terjadi bahkan intensitas, keparahan, dan kedasyatan banjir semakin parah setiap tahunnya; maka ini menjadi pengingat bagi seluruh warga nega-ra yang bertempat tinggal di Jakar-ta untuk segera melakukan lang-kah pencegahan. Sebab, kalau ti-dak dilakukan sesegera mungkin, bukan hal yang mustahil, Jakarta akan tenggelam oleh bancana ban-jir yang menyebabkan korban jiwa dan harta benda yang tidak terni-

lai harganya.Kondisi di atas, sudah saatnya

menjadi pengingat semua war-ga DKI Jakarta untuk mening-katkan disiplin membuang sam-pah. Demikian pula pengingat bagi pemerintah untuk segera menga-lokasikan dana untuk pembangu-nan infrastruktur demi menang-gulangi banjir serta melaksanakan pencegahan, supaya tidak terjadi lagi banjir seperti saat ini.

Sebagai langkah kuratif, selama fase banjir sekarang ini, sebaiknya masyarakat berhati-hati atas ke-mungkinan munculnya berbagai

penyakit pascabanjir, seperti me-wabahnya penyakit diare, penyakit kulit, dan leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu par-asit bernama Leptospyra, penyakit flu, typus, dan lain-lain. Sehingga korban akibat bencana banjir ini dapat dihindari.

Demikian pula untuk meng-hindari berbagai penyakit pas-cabanjir, selayaknya pemerintah segera memfokuskan untuk men-gevakuasi masyarakat dari tempat yang rawan, dan segera menye-diakan fasilitas MCK dan air ber-sih serta obat-obatan.n

jalan sejak tahun 2007. “Pemkab Indramayu sudah

lama kerjasama dengan Unpad sehingga wajar jika kami ingin di-berikan kuota lebih oleh Unpad. Kami komit untuk menyebar ma-hasiswa Indramayu untuk bela-jar di perguruan tinggi ternama di Indonesia dengan biaya dari pemerintah. Seharusnya program ini bukan Unpad Nyaah ka Ja-

bar, tapi Jabar Nyaah ka Unpad,” tegas Wabup yang juga alumnus Unpad.

Wabup Supendi merasa op-timistis pembangunan pendidi-kan melalui program kerjasa-ma kelembagaan akan terus me-ningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kerjasama kelem-bagan ini selain Unpad, juga den-gan ITB, UPI Bandung maupun perguruan tinggi lainnya.

Dia mengakui, pesan Yance

yang saat ini calon Gubernur Ja-bar selalu teringat, agar senan-tiasa memerhatikan pembangu-nan pendidikan. Menurut Wabup, Pemkab Indramayu selalu kon-sisten dan berkesinambungan mengalokasikan anggaran pendi-dikan sesuai amanat undang-un-dang. Beberapa terobosan yang dilakukan Yance masih terja-ga sampai sekarang, seperti wa-jib mengaji sebelum belajar, wajib sekolah di madrasah diniyah saat

masuk sekolah dasar, gratis bi-aya pendidikan sembilan tahun, dan lainnya.

Kegiatan sosialisasi ini selain dihadiri Wakil Bupati Indramayu, juga dihadiri Kepala Dinas Pendi-dikan Dr Odang Kusmayadi, Ke-pala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu Drs Yay-Indramayu Drs Yay-at Hidayat, dan juga para kepa-la sekolah SMA/SMK negeri dan swasta, MA negeri dan swasta se-Kabupaten Indramayu. (ck-103)

Restorasi yang Layu Sebelum Berkembang?

Dia juga yakin mundurnya Harry Tanoe juga tidak berpengaruh pada keuangan partai. Ketika awal DPD Nasdem di berbagai daerah dibentuk, kata dia, Harry Tanoe belum masuk Partai Nasdem.

Hal senada disampaikan Ket-ua Badan Pemenangan Pemilu Par-tai Nasdem Ferry Mursidan Baldan. Menurut mantan politisi Partai Gol-kar ini, tidak ada yang bisa meng-halangi mundurnya Harry Tanoe, meskipun dirinya sendiri menyay-angkannya.

Ferry juga mengucapkan terima kasih karena sudah sempat ber-gabung dan maaf jika Nasdem be-lum sebaik yang diharapkan.

“Sebagai suatu partai baru, maka Nasdem memang menjalankan se-cara gencar program rekrutmen ang-gota, dan sebagai partai baru, Nas-dem juga menyadari mungkin belum sebaik atau seideal yang diharap-kan,” kata Ferry.

Harry Tanoe resmi mengundur-kan diri dari Partai Nasdem dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Harry mengaku terus terang ke-munduran itu terjadi karena dirin-ya ingin mempertahankan kompo-sisi pengurus partai sudah memiliki 70 persen kader dari kalangan anak muda. Berbeda dengan Surya Paloh yang ingin justru mengambil posisi ketua umum partai ini.

“Saya ingin mempertahankan struktur Partai Nasdem ini tetap tan-pa perubahan. Supaya anak muda bisa bekerja lebih giat lagi. Tapi Surya Paloh menginginkan perubahan dan ingin terjun langsung sebagai ketua umum,” katanya.

Ada tiga langkah politik yang akan dia tempuh, yaitu mendirikan or-ganisasi massa (ormas) perubahan, kedua bisa bergabung dengan par-tai politik yang sudah ada atau keti-ga membuat partai baru,” ujar Har-ry Tanoe.

Namun, kata pemilik media tele-visi dan cetak itu, bila dia mendiri-kan partai baru otomatis partainya ti-dak akan bisa bertarung pada Pemilu 2014. Karena itu kemungkinan ber-gabung dengan partai yang saat ini sudah terdaftar sebagai peserta pemi-lu supaya bisa ikut pemilu.

Harry menilai seharusnya Surya Paloh meneruskan tradisi Partai Nas-dem yang mengutamakan pemimpin muda. Para senior seharusnya berdiri memberi dukungan di belakang. Bu-kan mengambil alih pimpinan.

“Masalahnya sederhana, saya melihat Partai Nasdem berkembang

dengan baik, anggota dan pengurus Nasdem di daerah adalah kalangan muda. 70 persen adalah anak muda. Saya ingin mempertahankan struk-tur seperti ini,” kata dia.

Harry Tanoe menambahkan kepu-tusan pengunduran diri dibuat den-gan berat hati. Dia mengaku sejak masuk Nasdem 9 Oktober 2012 su-dah memberikan segala yang ter-baik baik energi, pikiran, dana, risiko dan sebagainya untuk membesarkan Partai Nasdem.

“Ada satu catatan yang saya ti-dak pernah lupa dalam keterlibatan di parpol saya ikut bagian melolos-kan Nasdem ke Pemilu 2014. Saya berterima kasih seluruh kader partai di pusat, wilayah, dan cabang. Saya menghormati kerja keras rekan par-tai dan berterima kasih atas sega-la yang sudah mereka sumbangkan untuk partai,” ujar Harry Tanoe.

Berbagai TanggapanMenanggapi mundurnya Harry

Tanoe ini, Ketua DPP Partai Golkar Nudirman Munir mengatakan per-pecahan itu terjadi karena sejak awal Partai Nasdem tidak punya akar ke bawah. Dia juga kemudian meragu-kan Nasdem bisa bersaing dengan partai-partai besar lainnya pada Pe-milu 2014. “Yah saya meragukan, karena NasDem tidak punya akar ke bawah,” kata Nudirman.

Dibandingkan Golkar, kata Nudir-man, jelas beda karena Golkar sudah sudah kebal melalui berbagai ujian, prahara, puting beliung. Bahkan ba-dai tsunami pun pernah menghan-tam Golkar. “Jadi bedalah Golkar dengan Nasdem,” kata dia.

Direktur Eksekutif Citra Komuni-kasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Toto Izul Fatah berpendapat, mun-durnya Harry Tanoe memperlihatkan partai tersebut hanya dibangun me-lalui pencitraan semata tanpa adan-ya soliditas internal yang kuat. Para elite politik di Partai Nasdem belum teruji memiliki rekam jejak yang han-dal dalam mengatasi konflik internal.

“Pengunduran diri Harry Tanoe setidaknya mengafirmasi tentang dua hal. Pertama, seperti sudah di-prediksi sebelumnya, sebagai partai baru, Nasdem masih memiliki ma-salah dengan soliditas mesin partai,” ujar Toto Izul Fatah.

Menurut Toto, keunggulan Par-tai Nasdem selama ini ternyata ma-sih berkategori bubble yang rawan pecah karena sejak awal tidak diban-gun dengan fondasi yang kokoh. Par-tai Nasdem, jelas dia, hanya diban-gun dari pencitraan dan polesan pop-ularitas tanpa dibarengi dengan pen-guatan soliditas mesin partai dengan aneka program-program yang mer-

akyat .Dengan kondisi Partai Nasdem

seperti saat ini, jelas dia, partai terse-but akan bernasib serupa dengan parpol baru lainnya, yakni tak akan melewati lima persen perolehan su-ara nasional.

Politikus Belum MatangPengamat politik Siti Zuhro meni-

lai, mundurnya Harry Tanoe menun-jukkan bahwa pengusaha kelahiran Surabaya itu belum matang sebagai politikus.

“Mundurnya Hary Tanoe menun-jukkan belum matangnya elite par-tai politik dalam mengelola perbe-daan pendapat,” kata peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo-nesia (LIPI) itu.

Dalam dunia politik, kata dia, per-bedaan pendapat adalah suatu din-amika yang wajar terjadi, apalagi di dalam internal suatu partai politik.

Sebagai parpol yang baru lahir dan langsung menjadi peserta Pemi-lu 2014, menurut dia, Partai Nasdem seharusnya dapat mengelola kondi-si internal di dalam tubuh organisa-si politiknya.

Bahkan, belum sempat publik mengawasi kinerja Partai Nasdem, partai yang dibentuk pada tanggal 26 Juli 2011 itu sudah diterpa ba-dai perbedaan pendapat di anta-ra para elite politiknya. “Baru diper-caya mengikuti Pemilu 2014 saja, elite partainya sudah berulah,” tam-bahnya.

Sedangkan pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai perpecah-an di Nasdem ibarat bunga layu se-belum mekar, karena di awal kip-rahnya sebagai peserta pemilu untuk pertama kalinya telah terjadi ketida-kharmonisan internal.

Menurutnya, sejak awal koalisi an-tara dua pemilik media raksasa ini sudah diprediksi tidak akan bertah-an lama. Fatsoen politik keduanya pun juga berseberangan. Partai Nas-dem, lanjut dia, juga seperti mengu-lang sejarah retaknya Partai Golkar sebagai cikal bakal berdirinya Nasi-onal Demokrat.

“Yang satu merasa dizalimi Gol-kar, sedangkan yang lain kecewa be-rat dengan SBY akibat kasus Sismin-bakum. Dua matahari kembar yang memiliki kekuatan dukungan me-dia besar itu sangat sulit disatukan dalam satu biduk. Akibatnya, satu akan kecewa dan satu lagi akan tetap bertahan,” jelasnya.

Jika saja kepentingan dan ego poli-tik dari Surya Paloh dan Hary Ta-noesoedibjo dikesampingkan, hal itu dapat berdampak pada elektabilitas Partai Nasdem di Pemilu 2014. (cr-14/kh/ant/jon)

u Sambungan dari hal. 1

u Sambungan dari hal. 1

u Sambungan dari hal. 1

u Sambungan dari hal. 1

Washington, PelitaSekitar 800.000 warga Amerika

Serikat (AS) berkumpul untuk me-nyaksikan pidato pelantikan Pres-iden Obama periode kedua di La-pangan Nasional. Meskipun jumlah pengunjungnya lebih kecil dari ta-hun 2009 yang berjumlah 1,8 juta orang, Obama masih memukau pendukungnya.

“Dekade perang telah berakhir, dan kini pemulihan ekonomi su-dah dimulai,” kata Obama di hada-pan rakyatnya dalam pidato pelan-tikan itu. Untuk mencapai itu, dia menyerukan rakyat AS harus ber-sama-sama sebagai satu kesatuan negara. “Sehingga AS akan tetap memimpin dunia.”

Obama mengajak rakyatnya un-tuk tetap bertahan dalam menja-ga keteguhan dan bekerja keras, karena sikap itu merupakan sikap Amerika setelah mengalami pengal-aman perbudakan 200 tahun lalu. Pengalaman ini mengajarkan war-ga AS untuk belajar dalam persa-

maan. Presiden Obama secara khu-sus mengajak kelas menengah AS untuk terus bekerja keras, karena kesejahteraan harus berada di kelas menengah dan oleh karena itu biaya kesehatan harus diberikan semu-rah mungkin, karena itu merupak-an hak rakyat.

Sebelumnya, Minggu (20/1),

Barack Obama menyampaikan ke-bahagiaannya kepada pendukung-nya, bahwa pelantikannya adalah momentum untuk merayakan ‘neg-ara yang luar biasa’ sesaat kemu-dian dia mencium istrinya Michelle setelah resmi meneruskan kepe-mimpinannya sebagai kepala neg-ara untuk periode kedua.

Terdapat dua prosesi pelanti-kan, pertama menggelar resepsi di Washington DC bersama Wapres Joe Biden dan istrinya, Jill. Pendu-kungnya sudah berkumpul di natio-na Building Museum untuk meray-akan kemenangan semua yang telah mendukung kampanyenya.

Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts membacakan sumpah ja-batan kepada Obama pada Minggu pukul 11:55 waktu setempat, dipil-ihnya hari ini karena mengacu pada konstitusi AS yang menetapkan pel-antikan presiden pada 20 Januari.

Obama berdiri bersama istrinya, Michelle, serta kedua anaknya di hadapan penonton yang jumlahnya terbatas. Sebelumnya, pada Ming-gu pagi, Wakil Presiden AS Joseph R Biden Jr. telah diambil sump-ahnya dalam pelantikan terpisah di kediaman resminya yang terle-tak sekitar 3 km dari Gedung Putih. “Ayah berhasil,” ujar Obama pada putri bungsunya, Sasha, usai dis-umpah. (rid)

Pelantikan Presiden AS ke-57

Obama: Dekade Perang Berakhir, Pemulihan Ekonomi Dimulai

SUMPAH KEDUA—Keluarga Obama dan sejumlah anggota Senat menyaksikan pengambilan sumpah Barack Hussein Obama sebagai presiden AS oleh Ketua MA John G Robert. n ist