pencegahan penyakit jiwa menahun (harian pelita 14 januari 2013 hal 1)
TRANSCRIPT
SENIN | 14 Januari 2013/2 Rabiul Awal 1434 H
HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771
www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.485 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim)
ASSALAMUALAIKUM
Antara Disiplin dan Gotong-royong
B ANYAKNYA permasalahan yang kita hadapi, antara lain disebabkan karena rendahnya disiplin. Banjir yang melanda segala penjuru Tanah Air, selain disebabkan faktor alam; juga disebabkan karena disiplin kita yang rendah terhadap lingkungan. Dari menebangi hutan sampai sekedar membuang sampah seenaknya. Dampaknya, banyak terjadi longsor, ja
lan terputus, serta harta benda yang hilang. Siapa yang merugi? Seluruh rakyat.
Demikian juga kecelakaan lalu–lintas, yang pada akhir–akhir ini banyak merenggut nyawa manusia. Korbannya, sering tidak mengetahui apa–apa. Disiplin lalu–lintas, antara lain bisa ditegakkan, kalau peraturan lalu–lintas ditegakkan. Ada kesan, Kepolisian kita, sudah tidak mampu lagi menegakkan disiplin lalu–lintas; disebabkan banyaknya permasalahan yang dihadapi. Melanggar rambu–rambu lalulintas, berhenti dimana saja, mengemudi seenaknya, dan lain sebagainya. Akhirnya, kemacetan dan kecelakaan tidak terhindarkan.
Dengan sekelumit contoh yang kita kemukakan di atas, mengesankan bahwa permasalahan yang kita hadapi adalah terkait “manusia” Indonesia, terkait perilaku kita semua, terkait budaya kita. Dimana (kira–kira) sumber masalahnya? Mengesankan, kepedulian kita terhadap sesama telah meluntur. Budaya “gotong royong“, sekarang telah hilang dari keseharian kita. Sebaliknya, budaya “semau gue”, telah menjadi perilaku di mana saja. Ada kalangan, yang sudah mengatakan, bahwa kita sedang dilanda krisis peradaban. Sebab, semua itu tidak mencerminkan peradaban yang luhur. Disiplin lemah, tenggang rasa menurun, ketaatan pada peraturan/etika juga memprihatinkan.
Kondisi seperti itu, tidak akan dapat diselesaikan, kalau kita tidak berusaha kembali pada budaya kita “gotong– royong”. Sebab, semuanya sudah menjadi masalah kita bersama. Tanpa keikutsertaan seluruh masyarakat, rasanya kita akan semakin jauh dari budaya “gotong–royong”. Beban bangsa ini, memang sudah terlalu berat. Jalan keluarnya, tidak bisa instan, jangka pendek dan mendasar. Karena itu, kita tidak perlu menyalahkan siapa saja. Sebab, kita semua (sesungguhnya) ikut bersalah.
Kini, sudah saatnya, kita kembali menegakkan budaya gotong–royong. Dunia pendidikan kita, baik formal maupun nonformal sebenarnya memiliki peran yang besar. Kalau masyarakat kita semua “disiplin” pada kaidah–kaidah umum, mentaati peraturan yang telah kita sepakati bersama, menjunjung etika yang berlaku, permasalahan yang kita hadapi sebagaimana kita kemukakan di atas, akan bisa kita urai sedikit demi sedikit. Dari mana kita memulai gerakan itu?
Mungkin sudah saatnya, kita secara bersama–sama mengkampanyekan perlunya menegakkan “disiplin nasional”. Atau, melakukan kampanye “gotong royong”, agar ada kepedulian di antara kita sendiri, dan tidak “semau gue”, sehingga disiplin juga ditegakkan. Dalam hal ini peran negara, peran para tokoh formal dan nonformal, diharapkan kehadirannya. Sebab, masalah ini sudah menjadi masalah kita bersama, masalah nasional, dan masalah yang dihadapi negara ini. n
PELITA HATI
JADWAL SHALATSenin, 14 Januari 2013
Dzuhur 12.04Ashar 15.29Maghrib 18.17Isya 19.30
Selasa, 15 Januari 2013
Subuh 04.29
Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya
HIKMAHPetunjuk Allah
Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menye-satkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi memunyai (kekua-saan untuk) mengazab?
(QS Az Zumar: 37)
14 Januari1639 - Fundamental Orders, konstitusi pertama yang mengatur pemerintahan, ditulis di Connecticut.
HARI LAHIR: Călin PopescuTăriceanu, PM Romania (1952); Djuanda Kartawidjaja, Tasikmlya (19111963);
Bandara Kuala Namu Bisa Kalahkan Bandara SoettaM E N T E R I BUMN Dahlan Iskan, Sabtu (12/1) pagi
sekitar pukul 06.00 WIB, memantau penyelesaian fasilitas Bandara Internasional Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Didampingi Dirjen Perhubungan Udara Hery Bhakti S Gumay dan Dirut PT Angkasa Pura II Tri Sunok, Dahlan menggunakan angkutan kereta api dari
Stasiun Kereta Besar Medan pukul 05.30 WIB menuju Kuala Namu.
Perjalanan kereta dari Stasiun Besar Medan menuju Kuala Namu ditempuh sekitar 40 menit, yang melewati beberapa stasiun seperti Bandhar Khalifah, Batang Kuis, dan Aras Kabu.
Kepala Bagian Humas dan Proto koler Kementerian BUMN ketika dihubungi menyebutkan, peninjauan untuk memastikan penyelesaian pembangunan ban
dara baru tersebut yang dijadwalkan diresmikan Maret 2013.
Tiba di lokasi, Dahlan langsung meninjau berbagai fasilitas terminal udara. Mulai dari menara Air Traffic Control (ATC), fasilitas pengisian bahan bakar avtur, peralatan navigasi, gerbang kedatangan dan keberangkatan, interior terminal, hingga toilet.
Di selasela melakukan penge cekan, Dahlan mengata
KANDANGKAN PERAHU - Para nelayan menurunkan peralatan penangkap ikan di perahunya yang diparkir di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bulu Meduro, di Desa Bulu Meduro, Kecamatan Bulu, Tuban, Jawa Timur, Minggu (13/1). Para nelayan pantura di daerah setempat, terpaksa “mengkandangkan” perahunya, tidak melaut, menunggu redanya ombak dan angin kencang. nant/aguk sudarmojo
Pembinaan Guru Agama Tak Lagi di Kemenag
Penghapusan RSBI Diputuskan Bertahap
Jakarta, PelitaMenteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pelaksanaan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapuskan sistem Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) masih membutuhkan waktu, tidak bisa serta-merta diterapkan.
Penghapusan RSBI yang saat ini dilakukan pun baru sebatas penghapusan nama.
Untuk siswa yang sudah telanjur ikut program RSBI, maka sistem pembelajaran RSBI tetap akan dilakukan hingga semester ini berakhir pada April 2013.
“RSBI itu sudah almarhum namanya, proses belajarmengajarnya masih tetap harus berjalan hingga semester berakhir,” ucap Nuh, Minggu (13/1), dalam jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta. Hadir dalam jumpa pers itu Ketua MK Mahfud MD dan Wakil Jaksa Agung Darmono.
Dalam jumpa pers itu, Nuh menyatakan tetap menghormati keputusan MK. Nuh pun mengaku sudah mendapat kesepakatan dengan MK tentang tindak lanjut dari keputusan ini. “Beliau (Ketua MK) sepakat proses belajarmengajar tidak sertamerta distop begitu saja. Artinya, jalan terus seperti biasa, tetapi mulai penerimaan siswa baru sudah harus mengguna
Cita-cita Negara Pancasila (2)
FORMULA Pancasila, sebagaimana kita catat, adalah tidak sekali jadi. Ketika Bung Karno menjawab pertanyaan, apa dasar atau falsafah negara yang akan kita dirikan pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang persiapan Kemerdekaan, formulanya berbeda dengan apa yang termaktub di dalam Piagam Jakarta 22 Juni. Bahkan, kemudian juga berbeda dengan formula yang termaktub di dalam UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Bung Karno sendiri selalu mengatakan, bahwa Pan
casila digali dari budaya bangsa sendiri. Bung Karno menempatkan diri sebagai “penyambung” lidah rakyat Indonesia. Artinya, mendengar dan menyatu dengan seluruh aspirasi rakyat Indonesia.
Dengan perjalanan formulasi Pancasila seperti itu, di dalamnya tersirat gambaran yang sesungguhnya dari masyarakat Indonesia. Bahwa ada warna yang berbeda di antara kita, sebagaimana termaktub di dalam Piagam Jakarta. Namun, warna itu berhasil terakomodir di dalam formula Pancasila di dalam Pembukaan UUD 1945. Apapun alasannya, itulah kesepakatan kita, bahwa formula Pancasila dalam UUD 1945 telah mempersatukan bangsa ini. Pancasila, merupakan perekat kebhinnekaan kita.
Namun, didalam perjalanan bangsa ini, tarikmenarik di antara warna itu masih sering dimunculkan. Didalam pemilihan umum pertama 1954, selain Pancasila juga ada cita–cita negara Islam. Demikian juga pascaPemilu 1954. Karena itu adalah sangat bijak, ketika Bung Karno menyatakan Dekrit Presiden 5 Juli untuk kembali pada UUD 1945, Piagam Jakarta dikatakan sebagai “menjiwai”. Formula seperti inilah yang kemudian juga disepakati oleh partai– partai Islam yang ada di waktu itu. Formula Pancasila, tanpa 7 (tujuh) kata yang termaktub di dalam Piagam Jakarta. Bahwa setelah Dekrit Presiden 5 Juli masih ada kelompok–kelompok yang hendak melaksanakan ideologinya, adalah juga fakta sejarah yang harus kita catat. Antara lain, yang membelokkan Pancasila hanya sebagai alat pemersatu. Atau Marxisme yang diterapkan di Indonesia. Kenyataan inilah yang kemudian berujung pada G30S/PKI. Karena itu, orde baru yang kemudian tampil, berusaha melakukan koreksi, dengan mengobarkan semangat kembali pada Pancasila secara murni dan konsekuen. Wadahnya, antara lain adalah “Front Pancasila”.
Demikianlah, kegagalan G30S/PKI disebabkan karena perebutan kekuasaan negara yang yang tidak sesuai dengan Pancasila. Penculikan dan kemudian pembunuhan pimpinan teras Pimpinan TNI/Angkatan Darat adalah cermin perilaku yang tidak Pancasilais, tidak sesuai dengan Sila kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab. Karena itu, hari kegagalan G30S/PKI, yaitu tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari “Kesaktian Pancasila”.
Semua itu perlu kita catat, agar perjalanan bangsa ini selalu ingat dengan cita–cita buat apa kita berbangsa dan bernegara. Konsistensi kita didalam mengamalkan Pancasila, jangan seperti pendulum yang bisa bergerak ke kanan dan ke kiri, yang sesungguhnya menandai penyimpangan terhadap Pancasila Itu sendiri. (Sulastomo)
Pencegahan Penyakit Jiwa Menahun
GANGGUAN jiwa berat merupakan penyakit yang telah ditemukan sejak ribuan tahun
yang lalu. Penyakit ini memiliki gejala yang khas pada penderita, berupa: a). Tidak bisa membedakan antara kondisi yang nyata dan yang tidak nyata (halusinasi), b). Biasanya juga berhubu ngan dengan masalah kecemasan (anxiety), depresi (depression), bahkan menjadi pencetus keinginan bunuh diri
(suicidal), c). Sangat sensitif perasaannya dan tidak stabil (irri-table or tense feeling), d).Tidak bisa fokus dan berkonsentrasi, e). Susah bahkan tidak bisa tertidur, f). Pada tahap selanjutnya mengalami gangguan berpikir, perasaan, bahkan gangguan/kelainan tingkah laku (beha vior disorder), seperti mende ngar dan melihat sesuatu yang tidak nyata, terisolasi dari dunia nyata, kehilangan perasaan atau empa
SURAT DARIAMERIKA SERIKATDr Taruna Ikrar, PhD *
* Staf Akademik, University of Cali fornia, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo-nesia Internasional
EkonomiRupiah Bisa Tembus Rp10.000/Dolar AS
HALAMAN 2
PolitikKH Noer: PPP dan PAN Jajaki Bentuk Poros Tengah Jilid II
HALAMAN 3
Sc re UpdatesParma 1 - 1 Juventus Lazio 2 - 0 Atalanta Catania 1 - 0 AS Roma
UIN Malang Resmikan Gedung Jenderal Besar HM Soeharto
UNIVERSITAS Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang memberi
kan penghargaan kepada seluruh Presiden Republik Indonesia. Menurut Rektor Prof Dr H Imam Suprayogo, hal itu menjadi salah satu pelajaran bagi generasi muda dan mahasiswa UIN Malang agar memiliki citacita besar se bagaimana dilakukan Presiden RI di masanya.
Presiden Soeharto semasa hidupnya sangat dekat dengan seluruh rakyat Indonesia. Kedekatan dan perhatian kepada seluruh rakyat Indonesia itulah yang menjadi salah satu pertimbangan menjadi
PERESMIAN - Suasana peresmian Gedung Jenderal Besar HM Soeharto di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, akhir pekan lalu. npelita/djo