hambatan pelaksanaan pembelajaran ips berbasis ktsp …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf ·...

103
i HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI KELAS III SD se-KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh : EKA DESI DAMAYANTI 1401412328 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: hadat

Post on 31-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

i

HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS

BERBASIS KTSP DI KELAS III SD se-KECAMATAN

GUNUNGPATI SEMARANG

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh :

EKA DESI DAMAYANTI

1401412328

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 2: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

saya yang bertandatangan di bawahini

Nama : Eka Desi Damayanti

Nim : 1401412328

JudulSkripsi : Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP di

Kelas III SD Se-Kecamatan Gunungpati Semarang

Menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan

jiplakan dari karya orang lain, baik sebagaian atau seluruhnya. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Semarang, 5 September 2016

Eka Desi Damayanti

1401412328

Semarang, 5 September

EkE a Desi Damayantiii

Page 3: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

iii

Page 4: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

iv

Page 5: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu

kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia

dengan kemajuan selangkah pun.” (Ir. Soekarno)

“Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang, tapi pendidikan adalah

sebuah proses seumur hidup” (Gloria Steinem)

Persembahan:

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku, Bapak Darwanto dan

Ibu Walinah yang selalu memberikan do’a

dan dukungannya untuk saya.

Almamaterku tercinta

Page 6: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

vi

PRAKATA Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP

Di Kelas III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang” dengan baik dan lancar.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang telah

memberikan masukan kepada peneliti, oleh karena itu dengan penuh kerendahan

hati menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memfasilitasi selama kuliah,

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah mengijinkan melakukan penelitian,

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam penyelesaian

skripsi ini,

4. Dra. Nuraeni Abbas, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, mengarahkan, dan memotivasi dalam penulisan skripsi ini,

5. Dra. Sumilah, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang senantiasa membimbing

dengan baik,

6. Bapak/ Ibu Kepala Sekolah yang telah menginjinkan melakukan

penelitian,

7. Bapak/ Ibu guru kelas III yang bersedia membantu dalam pelaksanaan

penelitian,

8. Saudara, sahabat, teman seperjuangan dan semua pihak yang telah

membantu dan memberi motivasi dalam penulisan dan penyelesaian

skripsi ini.

Page 7: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

vii

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum

sempurna, diharapkan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

peneliti dan pembaca.

Semarang, 5 September 2016

Eka Desi Damayanti Eka Desi Damayanti

Page 8: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

viii

ABSTRAK

Eka Desi Damayanti, 2016, Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis

KTSP di Kelas III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang, Skripsi,

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang, Pembimbing Dra. Nuraeni Abbas, M. Pd., Dra. Sumilah,

M. Pd.

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung

secara wajar, kadang-kadang individu memiliki semangat tinggi, tetapi kadang-

kadang juga sulit untuk menumbuhkan konsentrasi. Dalam pelaksanaan proses

pembelajaran sering ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut

dapat datang dari guru, peserta didik, lingkungan keluarga maupun faktor fasilitas.

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini: 1) Bagaimanakah tingkat

hambatan dalam pembelajaran IPS berbasis KTSP di kelas III SD; 2)

Bagaimanakah cara mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran IPS

berbasis KTSP di kelas III SD. Tujuan dari penelitian ini: 1) Mendeskripsikan

tingkat hambatan dalam pembelajaran IPS berbasis KTSP di kelas III SD; 2)

Mendeskripsikan cara mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran IPS

berbasis KTSP di kelas III SD.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan lokasi SD

se-Kecamatan Gunungpati. Teknik penelitan yang digunakan: 1) observasi; 2)

wawancara; 3) catatan lapangan; dan 4) dokumentasi. Analisis data yang

dilakukan yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini, bahwa tingkat hambatan pembelajaran IPS kelas III

terbagi dalam 4 kategori yaitu Rendah, Cukup Tinggi, Tinggi, dan Sangat Tinggi.

Data yang didapatkan di 4 SD memiliki kategori tingkat hambatan yang sama

yaitu Cukup Tinggi namun dengan jumlah skor yang berbeda. Satu SD dengan

skor 31, dua SD dengan skor 20, dan satu SD dengan skor 27. Hambatan yang

sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah masalah alokasi waktu dan

tingkat kejenuhan peserta didik yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran IPS.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa tingkat hambatan di 4 SD yang diteliti memiliki kategori yang

sama, yaitu Cukup Tinggi dengan skor yang berbeda-beda. Cara mengatasinya

dengan merangkum materi yang akan disampaikan dan menggunakan media

interaktif yang menarik. Saran kepada guru agar mampu menambah wawasan

untuk mengatasi hambatan yang terjadi. Bagi sekolah agar mampu memenuhi

fasilitas yang menunjang proses pembelajaran untuk meminimalisir hambatan

yang sering terjadi.

Kata Kunci: hambatan; pembelajaran; IPS

Page 9: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

ix

ABSTRACT

Eka Desi Damayanti, 2016, The Obstacles of IPS Learning Based KTSP Third

Grade Elementary School, Final Project, Elementary School Teacher

Education Program, Faculty of Education,Semarang State University,

Advisor Nuraeni Abbas, M. Pd., Dra. Sumilah, M. Pd.

For each individual, learning activity can’t going on naturally, sometimes

the spirit is powerful, but sometimes it also difficult to grow the concentration..

In learning process, there will be found some obstacle factors. Those obstacles

may come from teacher it self, students, family and also from the learning facility.

Set of the problems of this research: 1) How’s the obstacle level in IPS learning

based KTSP in third grade elementary school; 2) How’sthe way to solve the

obstacles in IPS learning based KTSP in third grade elementary school. This

reasearch aimed: 1) describe the obstacle level in IPS learning based KTSP in

third grade elementary school; 2) describe the way to solve the obstacles in IPS

learning based KTSP in third grade elementary school.

This research used descriptive qualitative method, located in SD

Kecamatan Gunungpati. Data collection technique used: 1) observation; 2)

interview; 3) field note; and 4) documentation. Data analyze used are: 1) data

reduction; 2) data display; and 3) conclusion.

The result of the research indicate that the obstacle level of IPS learning

based KTSP in 3rd grade divided in 4 categories , those are Minus, Quite,

Goodand Excellent.All four elementary school data showed the same category for

the obstacle level, but with different total score.One school get 31 point, two

school get 20 point and one school get 27 point. The obstacles often happen are

time allocation problem and student’s high saturation level when they attend IPS

learning.

Based on the result and investigation in the chapter before conclud that the

level of the obstacle in four elementary school have the same category, it is Quite

High with different score. To solve the obstacle, teacher shall make summary and

use the interactive media. Teachers are suggested to develop their knowledge to

solve the obstacle. School may complete the facilities to minimalize the obstacle.

Keywords: IPS; learning; obstacle

Page 10: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR DIAGRAM .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

1.5 Batasan Istilah ..................................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ....................................................................................................... 12

2.1.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .............................................. 12

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum ................................................................................... 12

2.1.1.2 Landasan Pengembangan Kurikulum ........................................................... 13

2.1.1.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................................... 15

Page 11: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xi

2.1.1.4 Konsep Dasar KTSP .................................................................................... 17

2.1.1.5 Tujuan KTSP ................................................................................................ 19

2.1.1.6 Landasan Pengembangan KTSP .................................................................. 20

2.1.1.7 Karakteristik KTSP ...................................................................................... 22

2.1.1.8 Pelaksanaan Pembelajaran KTSP ................................................................ 24

2.1.1.9 Penilaian Hasil Belajar .................................................................................. 27

2.1.2 Pembelajaran..................................................................................................... 29

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran ................................................................................ 29

2.1.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran ................................................................................... 29

2.1.2.3 Unsur-Unsur Pembelajaran ............................................................................ 30

2.1.2.4 Pengertian Belajar .......................................................................................... 33

2.1.2.5 Teori Belajar ................................................................................................... 34

2.1.2.6 Prinsip-prinsip Belajar .................................................................................... 43

2.1.2.7 Jenis-Jenis Belajar .......................................................................................... 45

2.1.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................... 48

2.1.2.9 Klasifikasi Kesulitan Belajar .......................................................................... 59

2.1.2.10 Penyebab Kesulitan Belajar ......................................................................... 61

2.1.3 Hambatan Pembelajaran ................................................................................... 62

2.1.3.1 Hambatan dari Guru dalam Pembelajaran IPS .............................................. 62

2.1.3.2 Hambatan dari Fasilitas dalam Pembelajaran IPS ........................................ 64

2.1.3.3 Hambatan dari Peserta Didik dalam Pembelajaran IPS ................................ 64

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ........................................................................ 65

2.1.4.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ........................................................ 65

2.1.4.2 Pengertian IPS ……………………………………………………………... 66

2.1.4.3 Landasan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................... 67

2.1.4.4 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................... 69

2.1.4.5 Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................ 72

2.1.4.6 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................................ 73

2.1.4.7 Pembelajaran IPS di SD ................................................................................. 74

2.2 Kajian Empiris .................................................................................................... 76

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................... 82

Page 12: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................................... 83

3.2 Jenis dan DesainPenelitian .................................................................................. 83

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................................. 85

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 85

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 86

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 87

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 90

3.8 Uji Keabsahan Data ............................................................................................ 91

3.9 PerencanaanAnalisisInstrumen ........................................................................... 93

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 96

4.1.1 Studi Pendahuluan ............................................................................................. 96

4.1.2 Reduksi Data .................................................................................................... 99

4.1.3 Penyajian Data ................................................................................................. 100

4.1.3.1 Penyajian Hasil Observasi.............................................................................. 105

4.1.3.1.1 Gambaran Umum SD Penelitian ................................................................ 105

4.1.3.1.2 Pemaparan Hasil Observasi Guru dan Fasilitas ........................................ 106

4.1.3.1.3 Pemaparan Hasil Observasi Peserta Didik ................................................ 113

4.1.3.1.4 Pemaparan Hasil Wawancara .................................................................... 121

4.1.4 Penarikan Kesimpulan ...................................................................................... 132

4.1.5 Uji Keabsahan Data .......................................................................................... 133

4.1.5.1 Uji Credibility ...................................................................................... ……133

4.1.5.2. Uji Transferability ……………………………………………………………….134

4.1.5.3. Uji Depenability .................................................................................. ……. 134

4.1.5.4. Uji Confirmability ......................................................................................... 135

4.2 Pembahasan ......................................................................................................... 137

4.2.1 Hambatan Pembelajaran dari Guru dan Fasilitas .............................................. 137

4.2.2 Hambatan Pembelajaran dari Peserta Didik ...................................................... 138

4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................. 138

Page 13: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xiii

4.2.3.1 Implikasi Teoretis .......................................................................................... 139

4.2.3.2 Implikasi Praktis ............................................................................................ 140

4.2.3.3 Implikasi Pedagogis ....................................................................................... 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................................ 141

5.2 Saran ................................................................................................................. 142

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 143

LAMPIRAN ............................................................................................................. 145

Page 14: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Sekolah Sampel............................................................................... 87

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif ........................................................... 95

Tabel 4.1 Daftar Guru Kelas III dari 4 SD Penelitian ................................................ 101

Tabel 4.2Daftar Jumlah Peserta Didik Kelas III SD Penelitian ................................. 106

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru dan Fasilitas SDN Sadeng 01 ................................. 106

Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru dan Fasilitas SDN Sadeng 02 ................................ 108

Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru dan Fasilitas SDN Sadeng 03 …………………… 110

Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru dan Fasilitas SDN Pongangan ……………........... 111

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Perilaku Peserta Didik SDN Sadeng 01………………… 113

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Perilaku Peserta Didik SDN Sadeng 02……………….. 115

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Perilaku Peserta Didik SDN Sadeng 03………………... 117

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Perilaku Peserta Didik SDN Pongangan……………… 119

Tabel 4.11 Gambaran Penarikan Kesimpulan Hambatan Pelaksanaan

Pembelajaran IPS Berbasis KTSP di Kecamatan Gunungpati………….. 132

Tabel 4.12 Jadwal Penelitian di 4 SekolahDasar…………………………………. 134

Tabel 4.13 Tingkat Hambatan SD Penelitian ……………………………………... 135

Page 15: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................... 82

Gambar 3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 84

Page 16: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xvi

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Golongan/Pangkat Guru …................................................................................ 102

4.2 Jenjang Pendidikan Guru Kelas III dari 4 SD Penelitian…............................... 104

Page 17: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................... 146

Lampiran 2 Instrumen Observasi Guru dan Fasilitas ................................................. 147

Lampiran 3 Instrumen Wawancara……………………………………… ................ 151

Lampiran 4 Instrumen Observasi Peserta Didik ........................................................ 153

Lampiran 5 Catatan Lapangan ................................................................................... 155

Lampiran 6 Profil Sekolah ......................................................................................... 156

Lampiran 7 Profil Guru Kelas III .............................................................................. 158

Lampiran 8 Daftar Peserta Didik Kelas III ............................................................... 160

Lampiran 9 Hasil Observasi Guru dan Fasilitas ........................................................ 164

Lampiran 10 Hasil Observasi Peserta Didik .............................................................. 166

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 168

Lampiran 12 Surat Bukti Penelitian ........................................................................... 172

Lampiran 13 Dokumentasi ......................................................................................... 176

Page 18: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perkembangan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas mampu

menghasilkan sumber daya manusia yang mampu berpikir tinggi dan

kreatif. Suatu bangsa akan berkembang maju, apabila semua warga negara

sadar akan pentingnya pendidikan dan selalu berusaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikannya.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat 3 disebutkan bahwa sistem

pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang

saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3

Sisdiknas 2003). Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter

serta peradaban bangsa yang bemartabat dalam

Page 19: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

2

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, salah satu

pembelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil

kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam

sistem pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975. Dalam dokumen

kurikulum tersebut, IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang

diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS

merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi

serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya ( Sapriya, 2015: 7). Pembelajaran

IPS menuntut peserta didik untuk memahami apa yang telah dipelajari dan

memberikan contoh-contoh nyata dalam lingkungan masyarakat dari materi

yang telah dipelajari.

Pengetahuan sosial memuat berbagai tujuan pokok pengajaran, yaitu: (a)

mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya; (b) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan

dalam kehidupan sosial; (c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap

nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (d) memiliki kemampuan berkomunikasi,

Page 20: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

3

bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat

lokal, nasional, dan global.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan

pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS. Khususnya dalam menerapkan

pembelajaran lebih menekankan pada model yang mengaktifkan guru,

pembelajaran yang dilakukan kurang kreatif, lebih banyak menggunakan

metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran, sehingga

peserta didik menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran (Depdiknas,

2007).

Rendahnya hasil belajar IPS merupakan masalah yang banyak

dihadapi oleh para pengajar, kecenderungan peserta didik mengalami

kesulitan dalam belajar, khusunya dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok, yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(developmental learning disabilities) dan kesulitan belajar akademik

(academic learning disabilities) (Abdurrahman, 2010: 11). Kondisi ini terjadi

juga dalam mata pelajaran IPS, yang kecenderungan memiliki materi yang

luas dan membuat peserta didik menjadi jenuh serta kesulitan guru dalam

menyampaikan materi. Mata pelajaran ini menuntut konsentrasi tinggi dari

peserta didik untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain sehingga

muncul kebermaknaan dari konsep tersebut.

Page 21: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

4

Penelitian yang mendukung dalam pemecahan masalah ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Totok Rochana tahun 2010 dengan judul

“Keberadaan dan Kendala Pembelajaran Antropologi di SMA” dengan hasil

penelitian yang menyatakan bahwa :pembelajaran Antropologi di SMA

mengalami beberapa kendala di antaranya : kendala struktural, kultural, dan

keterbatasan sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan partisipasi dari

berbagai pihak dalam penyempurnaan kurikulum yang baru terkait dengan

keberadaan mata pelajaran Antropologi di SMA.

Penelitian lain yang mendukung pemecahan masalah ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Amna Aulia tahun 2014 dengan judul

“Strategi, Masalah, dan Upaya Menyinergikan Dalam Pembelajaran IPS

Terpadu Pada Kelas VIII Smp Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran

2014/2015”dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa :masalah yang

timbul dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2

Magelang tahun ajaran 2014/2015 dapat dikategorikan dalam masalah internal

dan masalah eksternal. Masalah internal yang muncul berupa latar belakang

pendidikan guru bukan pendidikan IPS dan peserta didik kurang aktif dalam

pembelajaran. Masalah eksternal yang muncul dalam pembelajaran adalah

sarana prasarana berupa LCD yang tengah rusak, jam pelajaran IPS di siang

hari, dan yang dirasa paling memberatkan adalah pengimplementasian

kurikulum 2013 terutama dalam hal penilaian ketercapaian peserta didik.

Page 22: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

5

Hal tersebut terjadi pada peserta didik Sekolah Dasar di Kecamatan

Gunungpati, bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS peserta didik cenderung

rendah. Peserta didik memiliki hambatan untuk memahami materi mata

pelajaran IPS dan guru juga memiliki hambatan dalam menyampaikan materi

tersebut yang sangat luas kepada peserta didik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan mengkaji melalui

penelitian deskriptif yang berjudul “HAMBATAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI KELAS III SD se-

KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG.”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

masalah yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari

berbagai masalah yang terdapat dari penelitian ini, masalah tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah tingkat hambatan dalam pembelajaran IPS berbasis KTSP

di kelas III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang?

b. Bagaimanakah cara mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran

IPS berbasis KTSP di kelas III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang?

Page 23: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

6

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan tingkat hambatan dalam pembelajaran IPS berbasis

KTSP di kelas III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang.

b. Mendeskripsikan cara mengatasi hambatan-hambatan dalam

pembelajaran IPS berbasis KTSP di kelas III SD se-Kecamatan

Gunungpati Semarang.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang bersifat teoretis

maupun praktis, yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan menambah

pengalaman sekaligus pengetahuan tentang tingkat hambatan dalam

pembelajaran IPS serta cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut di kelas

III SD se-Kecamatan Gunungpati Semarang.

Page 24: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, bagi:

1.4.2.1 Peneliti

Penelitian ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

mendeskripsikan tingkat hambatan dalam pembelajaran IPS dan memberikan

pengalaman kepada peneliti tentang cara mengatasi hambatan-hambatan

dalam pembelajaran IPS di SD.

1.4.2.2 Peserta Didik

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik untuk meningkatkan

hasil belajar, khususnya pembelajaran IPS.

1.4.2.3 Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru untuk menambah wawasan

serta pengalaman tentang cara-cara mengatasi hambatan-hambatan dalam

pembelajaran IPS.

1.4.2.4 Sekolah

Penelitian ini dapat berguna sebagai informasi dan masukan bagi

sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih inovatif, berkualitas,

dan menarik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran IPS.

Page 25: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

8

1.4.2.5 Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan isnpirasi dan

masukan kepada penelitian lain tentang tingkat hambatan dalam pembelajaran

IPS di Sekolah Dasar serta cara mengatasinya dan memberikan sumbangan

pada dunia pendidikan.

1.5 BATASAN ISTILAH

Untuk menghindari pembahasan yang meluas serta perbedaan

penafsiran dalam memahami istilah yang digunakan, maka diberikan batasan-

batasan istilah yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yaitu:

a. Hambatan Pembelajaran

Menurut Rohani (2010: 178), pembelajaran merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh sesuatu yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya. Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar, kadang-kadang individu memiliki semangat tinggi,

tetapi kadang-kadang juga sulit untuk menumbuhkan konsentrasi. Demikian

kenyataan yang sering dijumpai pada setiap peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran akan ditemui berbagai

faktor penghambat. Hambatan tersebut datang dari guru, peserta didik,

lingkungan keluarga maupun faktor fasilitas. Hambatan dalam proses

pembelajaran tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah,

akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor penghambat lainnya, seperti

Page 26: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

9

metode pembelajaran yang kurang baik, tugas rumah yang terlalu banyak, dan

peserta didik malas belajar.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lain, misal

tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,

fotografi, slide, dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan,

terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.

Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 2015: 55-57).

c. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji

berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang

dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang

mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah

(Susanto, 2013: 137). Dalam penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS

dengan materi pada semester genap.

d. Kelas III

Objek dalam penelitian ini adalah kelas III. Hal yang akan diteliti

mengenai hambatan pembelajaran IPS di kelas III.

Page 27: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

10

e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan

bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan

pendidikan. Penyusunan Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan

standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai

dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta

sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar

kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas

pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang

bertanggungjawab di bidang pendidikan.

3) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk setiap program

studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-

masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan.

Page 28: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

11

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu ide

tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling

dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.

Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi

yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap

tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisiensi,

dan pemerataan pendidikan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta

Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang

ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi

pendidikan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat

pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan otang tua

peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala

kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang

berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi,

misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-

program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah (Mulyasa, 2011:

19-22).

Page 29: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasalatin, yakni “Curriculae”, artinya

jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian

kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta

didik yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada

hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa peserta didik telah menempuh

kurikulum yangberupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari

telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan

akhirnya mencapai finish.

Berbagai tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini:

a. Kurikulum Memuat Isi dan Materi Pelajaran

Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan

dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

b. Kurikulum sebagai Rencana Pembelajaran

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk

membelajarkan peserta didik.

Page 30: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

13

c. Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar

Perumusan atau pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan

pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum

merupakan serangkaian pengalaman belajar.

Pengertian ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak

terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan

di luar kelas (Hamalik, 2015: 16-18).

2.1.1.2 Landasan Pengembangan Kurikulum

Secara umum, makna landasan dapat dikategorikan menjadi tiga hal.

Pertama, sebuah fondasi yang dibangun di atas sebuah bangunan. Kedua,

pikiran-pikiran abstrak yang dijadikan titik tolak atau titik berangkat bagi

pelaksanaan suatu kegiatan. Ketiga, pandangan-pandangan abstrak yang telah

teruji, kurikulum dipergunakan sebagai titik tolak dalam menyusun konsep,

pelaksanaan konsep, dan evaluasi konsep. Terkait dengan makna landasan

tersebut, maka ada empat landasan yang digunakan dalam pengembangan

kurikulum, yaitu sebagai berikut.

a. Filosofis/Yuridis

Sistem nilai atau pandangan hidup adalah dasar kehidupannya yang

dianut oleh suatu masyarakat. Pancasila adalah pandangan dan falsafah hidup

bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang tercantum dalam sila-sila pancasila harus

dapat menjiwai setiap arah pengembangan kurikulum. Landasan filosofis ini

kemudian diterjemahkan lebih rinci dalam landasan yuridis sebagai mana

Page 31: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

14

termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003. Dalam undang-undang tersebut,

pengertian kurikulum mencerminkan beberapa konsepsi isi kurikulum, bahwa

pendidikan itu adalah suatu upaya, usaha atau kegiatan yang bertujuan; dalam

kegiatan pendidikan itu terhadap suatu rencana yang disusun atau diatur; dan

rencana tersebut dilaksanakan di sekolah melalui cara-cara yang telah

ditetapkan.

b. Psikologis

Landasan psikologis dimaksudkan agar dalam penyusunan kurikulum

patut diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan karakteristik peserta didik.

Sebagai mana diketahui bersama, bahwa karakteristik peserta didik dalam

realitasnya sangatlah beragam dan memiliki tingkat perkembangan yang

berbeda di setiap jenjang pendidikannya. Karena itu, kurikulum diharapkan

dapat dirumuskan sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sehingga

nilai manfaat bagi perkembangan dan kemajuan peserta didik patut

diperhatikan dalam penyusunan kurikulum.

c. Sosiologis

Dengan menjadikan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai landasan

dalam pengembangan kurikulum, maka pembelajar yang diajar nantinya tidak

akan teralienasi dari lingkungan sosialnya. Lembaga pendidikan sebenarnya

dibentuk oleh masyarakat dan dihidupi masyarakat, karenanya pendidikan

harus memberi kemanfaatan kepada masyarakat. Dengan demikian,

pendidikan tidak justru mengasingkan individu dari lingkungannya.

Page 32: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

15

Kurikulum yang dikembangkan (tidak boleh tidak) harus sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

d. Organisatoris

Dalam perumusan kurikulum, perlu disusun suatu desain yang tepat dan

fungsional. Desain yang tepat akan mampu membawa perubahan yang positif

dari peserta didik. Selain itu, desain yang fungsional juga patut diperhatikan.

Desain kurikulum yang tidak fungsional akan berdampak pada tidak

bermanfaatnya kurikulum. Semakin tepat dan fungsional suatu kurikulum,

maka dalam pelaksanaanya akan memberi efektivitas dari keberadaan

kurikulum tersebut (Siregar, 2015: 62-64).

2.1.1.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang

dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai

kurikulum tersebut. Pinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam suatu

pengembangan kurikulum, yaitu:

a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu,

yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum

mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang

selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang

mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang

terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

Page 33: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

16

b. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan sistem

penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan

masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, serta serasi

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam

pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar

dapat mencapai hasil yang optimal. Demikian juga keterbatasan fasilitas

ruangan, peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat

guna oleh peserta didik dalam rangka pembelajaran, yang kesemuanya demi

untuk meningkatkan efektivitas atau keberhasilan peserta didik.

d. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau

dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan

setempat, jadi tidak statis atau kaku.

e. Prinsip Berkesinambungan (Kontinuitas)

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,

aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak

terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang

bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan

pendidikan, dan tingkat perkembangan peserta didik.

Page 34: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

17

f. Prinsip Keseimbangan

Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara

proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara

semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin

dikembangkan.

g. Prinsip Keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan.

Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi

antara unsur-unsurnya.

h. Prinsip Mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu

pendidikan. Pendidikan mutu berrati pelaksanaan pembelajaran yang bermutu,

sedang mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas

(Hamalik, 2015: 30-32).

2.1.1.4 Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15)

dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. Penyusunan Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan

standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Page 35: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

18

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

4) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai

dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta

sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

5) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar

kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas

pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang

bertanggungjawab di bidang pendidikan.

6) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk setiap program

studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-

masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu ide

tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling

dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.

Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi

yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap

tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisiensi,

dan pemerataan pendidikan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta

Page 36: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

19

Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang

ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi

pendidikan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat

pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan otang tua

peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala

kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang

berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi,

misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-

program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah (Mulyasa, 2011:

19-22).

2.1.1.5 Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan

pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga

pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah untuk :

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumber daya yang tersedia.

Page 37: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

20

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai (Mulyasa, 2011: 22).

2.1.1.6 Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-Undang

dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional

Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP).Standar Nasional Pendidikan (SNP)

merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Page 38: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

21

c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengatur

tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang

selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi minimal dan tingkat

kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

d. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentangStandar Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta

didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan

minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan

minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal

mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar.

e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No.

22 dan 23.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 mengatur

tentang pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi (Mulyasa,

2011: 28).

Page 39: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

22

2.1.1.7 Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bisa

diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat

mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,

profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan

uraian tersebut, dapat dikemukakan beberapa karakteristik Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai berikut:

a. Pemberian Otonomi Luas kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan otonomi luas

kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggungjawab

untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah

dan satuan pendidikan juga diberi wewenangan dan kekuasaan yang luas

untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

peserta didik serta tuntutan masyarakat.

b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelaksanaan

kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik

yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung

sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan

pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 40: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

23

c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan

dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah

yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai

tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki

kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer

pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala

kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang

direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional dalam bidangnya masing-

masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang

disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan

pembelajaran peserta didik.

d. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keberhasilan

pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang

kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat

bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk

mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak.

Berbagai faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terutama berkaitan dengan

Page 41: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

24

sistem informasi, serta sistem penghargaan dan hukuman (Mulyasa, 2011: 29-

32).

2.1.1.8 Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

Menurut Mulyasa (2011: 255-258), pembelajaran pada hakekatnya

adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas

guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang

terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan

pembelajaran berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan kompetensi, dan post test.

a. Pre Test (Tes Awal)

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test.

Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang peranan yang

cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre test ini antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre

test maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka

kerjakan.

2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan

proses pembelajaran yang dilakukan.

Page 42: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

25

3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik

mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran.

4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai,

kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik, serta

kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian

khusus.

Dalam hal ini pre test sebaiknya dilakukan secara tertulis, meskipun bisa saja

dilaksanakan secara lisan atau perbuatan.

b. Pembentukan Kompetensi

Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan

proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta

didik dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Kualitas

pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.

Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)

peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam

proses pembentukan kompetensi, di samping menunjukkan kegairahan belajar

yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik

Page 43: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

26

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai dengan

kompetensi dasar.

c. Post Test

Pada umunya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama

halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama

dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi

yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok.

2) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh

peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum

dikuasainya.

3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial,

yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat

kesulitan belajar yang dihadapi.

4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik

terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Page 44: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

27

2.1.1.9 Penilaian Hasil Belajar

Menurut Mulyasa, penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes

kemmapuan, dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,

benchmarking, dan penilaian program.

a. Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan

ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran

dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama

untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum

bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi.

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan.

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil

belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik

untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.

b. Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki

program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan

pada setiap tahun akhir kelas III.

Page 45: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

28

c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan

penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

d. Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang

sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang

memuaskan. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian

benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang

dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan.

e. Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan

Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program

dilakukan untuk mengetahui kesesuaian Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional,

serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan

kemajuan jaman (Mulyasa, 2011: 258-261).

Page 46: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

29

2.1.2 Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Pendidikan, latihan, pembelajaran, teknologi pendidikan, istilah-istilah

tersebut masing-masing memiliki pengertiannya sendiri-sendiri, berbeda tetapi

berhubungan erat.

Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lain, misal

tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,

fotografi, slide, dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan,

terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.

Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 2015: 55-57).

2.1.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:

a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.

b. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat

esensial, dan masing-masing memberikan sumbangan kepada sistem

pembelajaran.

Page 47: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

30

c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak

dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem, tujuan utama

sistem pembelajaran agar peserta didik belajar (Hamalik, 2015: 65-66).

2.1.2.3 Unsur-Unsur Pembelajaran

Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran

adalah seorang peserta didik.

a. Unsur Dinamis Pembelajaran pada Diri Guru

1) Motivasi membelajarkan peserta didik

Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan peserta didik.

Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk

mendidik peserta didik menjadi warga Negara yang baik.

2) Kondisi guru siap membelajarkan peserta didik

Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, di

samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.

b. Unsur Pembelajaran Konkruen dengan Unsur Belajar

1) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dan pihak guru serta

kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya

pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh guru

dalam rangka memotivasi peserta didik agar belajar, ialah:

a) Prinsip kebermaknaan, peserta didik termotivasi untuk mempelajari

hal-hal yang bermakna baginya.

Page 48: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

31

b) Prasyarat, peserta didik lebih suka mempelajari sesuatu yang baru

jika dia memiliki pengalaman prasyarat (prerekuisit).

c) Model, peserta didik lebih suka memperoleh tingkah laku baru bila

disajikan dengan suatu model perilaku yang dapat diamati dan

ditiru.

d) Komunikasi terbuka, peserta didik lebih suka belajar bila penyajian

ditata agar supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pendapat

peserta didik.

e) Daya tarik, peserta didik lebih suka belajar bila perhatiannya

tertarik oleh penyajian yang menyenangkan/menarik.

f) Aktif dalam latihan, peserta didik lebih senang belajar bila dia dapat

berperan aktif dalam latihan/praktik dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran.

g) Latihan yang terbagi, peserta didik lebih suka belajar bila latihan-

latihan dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek.

h) Tekanan instruksional, peserta didik lebih suka belajar bila tekanan

/kewajiban dalam pengajaran dimulai dari yang kuat tetapi lambat

laun semakin lemah.

i) Keadaan yang menyenangkan, peserta didik lebih suka belajar terus

bila kondisi-kondisi pembelajaran menyenangkan baginya.

Page 49: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

32

2) Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada:

a) Buku pelajaran yang sengaja disiapkan dan berkenaan dengan mata

ajaran tertentu.

b) Pribadi guru sendiri pada dasarnya merupakan sumber tak tertulis

dan sangat penting serta sangat kaya dan luas, yang perlu

dimanfaatkan secara maksimal.

c) Sumber masyarakat, juga merupakan sumber yang paling kaya bagi

bahan belajar peserta didik.

3) Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, peserta didik

sendiri dan bantuan orang tua. Namun, harus dipertimbangkan

kesesuaian alat bantu belajar itu dengan tujuan belajar, kemampuan

peserta didik sendiri, bahan yang dipelajari, dan ketersediannya di

sekolah.

4) Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, guru dan

peserta didik dapat melakukan beberapa upaya sebagai berikut:

a) Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas. Guru diharapkan

bersikap menunjang, membantu, adil, dan terbuka dalam kelas.

b) Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan peserta didik untuk

membina disiplin dan tata tertib yang baik dalam kelas.

c) Guru dan peserta didik berupaya menciptakan hubungan dan

kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang dalam kelas, yang

dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.

Page 50: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

33

5) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu

diberikan binaan (Hamalik, 2015: 66-70).

2.1.2.4 Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama

belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi

termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Belajar merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas daripada itu

yakni mengalami dan menghasilkan suatu perubahan kelakuan (Hamalik,

2014: 36). Kemudian menurut Djamarah (2011: 13), belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kesimpulan yang didapat dari beberapa pendapat mengenai pengertian

belajar bahwa belajar merupakan suatu proses atau serangkaian kegiatan

Page 51: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

34

seseorang yang tidak hanya mengingat tetapi juga mengalami interaksi antara

individu dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, antara lain:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2013: 2-5).

2.1.2.5 Teori Belajar

a. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang

sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada

pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar, yaitu:

1) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya.

2) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.

Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu

memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.

Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi

mengerti atau memperoleh insight.

Page 52: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

35

Prinsip belajar menurut teori Gestalt:

1) Belajar berdasarkan keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang

lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah

dimengerti daripada bagian-bagiannya.

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah

matang untuk menerima bahan pelajaran itu.

3) Peserta didik sebagai organisme keseluruhan

Peserta didik tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan

jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru di samping mengajar, juga

mendidik untuk membentuk pribadi peserta didik.

4) Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama ialah

memperoleh response yang tepat.

5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Peserta didik mengadakan analisis reorganisasi

pengalamannya.

Page 53: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

36

6) Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat

pengertian tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam

unsur yang mengandung suatu problem.

7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan

tujuan peserta didik

Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah progresif, peserta

didik diajak membicarakan tentang proyek/unit agar tahu tujuan yang

akan dicapai dan yakin akan manfaatnya.

8) Belajar berlangsung terus-menerus

Peserta didik memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah, tetapi juga

di luar sekolah.

b. Teori Belajar Menurut J. Bruner

Menurut Bruner belajar tidak untuk mrngubah tingkah laku seseorang,

tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga

peserta didik dapat belajar lebih banyak dan mudah. Di dalam proses belajar

Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan mengenal

dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses

belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”,

ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-

Page 54: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

37

penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang

sudah diketahui.

Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari peserta didik, hal mana

dapat digolongkan menjadi:

1) Enactive = seperti belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan

bermacam-macam keterampilan motorik.

2) Iconic = seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar, mengingat di

mana bukunya yangpenting diletakkan.

3) Symbolic = seperti menggunakan kata-kata, menggunakan formula.

Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini:

1) Mengusahakan agar setiap peserta didik berpartisipasi aktif, minatnya

perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan

tertentu.

2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu

disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.

3) Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti membimbing peserta

didik melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga

peserta didik memperoleh pengertian dan dapat men-transfer apa yang

sedang dipelajari.

4) Memberi reinforcement dan umpan balik (feed-back). Penguatan yang

optimal terjadi pada waktu peserta didik mengetahui bahwa “ia

menemukan jawab”nya.

Page 55: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

38

c. Teori Belajar dari Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak

adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut

suatu urutan yang sama bagi semua anak.

3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu

urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu tahap ke

tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

a) Kemasakan

b) Pengalaman

c) Interaksi sosial

d) Equilibration (proses dari ketiga faktor tersebut bersama-sama untuk

membangun dan memperbaiki struktur mental).

5) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:

a) Berpikir secara intuitif ± 4 tahun.

b) Beroperasi secara konkret ± 7 tahun.

c) Beroperasi secara formal ± 11 tahun.

Page 56: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

39

d. Teori dari R. Gagne

Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

dari instruksi.

Tugas pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan “sosialisasi”

dengan anak lain, atau orang dewasa, tanpa pertentangan bahkan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan, keramahan, dan konsiderasi pada anak

itu. Tugas kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol yang

menyatakan keadaan sekelilingnya, seperti gambar, huruf, angka,

diagram, dan sebagainya.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia

dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “yaitu:

1) Keterampilan motoris (motor skill).

2) Informasi verbal.

3) Kemampuan intelektual.

4) Strategi kognitif.

5) Sikap.

Page 57: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

40

e. Purposeful Learning

Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk

mencapai tujuan dan yang:

1) Dilakukan peserta didik tanpa perintah atau bimbingan orang lain.

2) Dilakukan peserta didik dengan bimbingan orang lain di dalam situasi

belajar-mengajar di sekolah.

f. Belajar dengan Jalan Mengamati dan Meniru (Observation Learning

and Imitation)

Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari

mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan.

1) Model yang Ditiru

Model yang diamati dan ditiru peserta didik dapat digolongkan menjadi:

a) Kehidupan yang nyata

b) Simbolik

c) Representasional

2) Pengaruh Meniru

Menurut Bandura dan Walters, penguasaan tingkah laku atau response

baru, pertama-tama adalah hasil dari peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam waktu bersamaan (kontinguitas) yang diamati. Menurut teori ini,

yang penting adalah bagaimana response itu mula-mula dipelajari. Proses

tersebut akan lebih jelas dengan memperhatikan 3 macam pengaruh yang

berbeda dari pengamatan (observasi) dan peniruan.

Page 58: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

41

a) Modeling effect

b) Disinhibitory effect

c) Eliciting effect

3) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Peniruan

a) Konsekuensi dari response yang dilakukan

b) Sifat-sifat peserta didik

4) Melupakan Response yang Ditiru

Bandura danWalters lebih tertarik perhatiannya pada peniadaan

(extinction) tingkah laku yang tak baik daripada memperlemah tingkah

laku yang baik. Beberapa cara untuk meniadakan response itu adalah:

a) Tidak memberi hadiah atau response

b) Menghilangkan penguat yang positif

c) Menggunakan perangsang yang tak menyenangkan, misalnya

hukuman

d) Belajar berkondisi (counterconditioning)

e) Penerapannya di Sekolah

g. Belajar yang Bermakna (Meaningful Learning)

1) Tipe-Tipe Belajar

Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu:

a) Dimensi menerima (reception learning) dan menemukan (discovery

learning).

Page 59: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

42

b) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningful

learning).

2) Struktur dan Proses Internal

Proses mengintegrasikan informasi atau ide baru ke dalam struktur

kognitif yang telah ada disebut subsumsi. Ada dua macam subsumsi,

yaitu:

a) Subsumsi derivatif

Bila informasi atau ide baru adalah kasus khusus yang membantu atau

menggerakan ide yang telah dipunyai, maka proses menghubungkan

keduanya sehingga terjadi belajar, disebut subsumsi derivatif.

b) Subsumsi korelatif

Bila ide (informasi, konsep, dan sebgainya) yang baru mengubah ide

(informasi, konse, dan sebagainya) yang telah dipunyai, maka proses

menghubungkan keduanya disebut subsumsi korelatif. Subsumsi itu

bermanfaat untuk memperkuat belajar atau mencegah lupa.

3) Variable-Variabel di dalam Belajar Bermakna

Macam-macam variable struktur kognitif adalah:

a) Pengetahuan yang telah dimiliki

b) Diskriminabilitas

c) Kemantapan dan kejelasan

Page 60: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

43

4) Motivasi dan Belajar Bermakna

Motif keberhasilan (achievement motivation) terdiri dari 3 komponen,

yaitu:

a) Dorongan kognitif

b) Harga diri

c) Kebutuhan berafiliasi

5) Penerapannya di Sekolah

Teori Ausubel terutama berlaku pada peserta didik yang sudah dapat

membaca dengan baik dan yang sudah mempunyai konsep-konsep dasar

di dalam bidang-bidang pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan oleh karena

teori itu pertama-tama menekankan penguasaan belajar mula, retensi,

transfer, dan variable-variabel yang berhubungan dengan belajar

semacam itu (Slameto, 2013: 11-27).

2.1.2.6 Prinsip-prinsip Belajar

Dengan mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon

guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip

belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan

kondisi yang berbeda, dan oleh tiap peserta didik secara individual.

Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu, sebagai

berikut:

Page 61: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

44

a. Berdasarkan Prasyarat yang Diperlukan untuk Belajar

1) Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

intruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan intruksional.

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

4) Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya.

b. Sesuai Hakikat Belajar

1) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian

yang diharapkan.

c. Sesuai Materi/Bahan yang Harus Dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap

pengertiannya.

Page 62: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

45

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat Keberhasilan Belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat

belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada peserta didik

(Slameto, 2013: 27-28).

2.1.2.7 Jenis-Jenis Belajar

a. Belajar Bagian (Part Learning, Fractioned Learning)

Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila dihadapkan pada

materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak

ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat.

b. Belajar dengan Wawasan (Leraning by Insight)

Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh Psikologi

Gesalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan (insight)

ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses

berfikir.

c. Belajar Diskriminatif (Discriminatif Learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih

beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman

dalam bertingkah laku.

Page 63: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

46

d. Belajar Global/Keseluruhan ( Global Whole Learning)

Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai

pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering

juga disebut metode Gestalt.

e. Belajar Insidental ( Incidental Learning)

Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu

berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar incidental pada individu

tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Dari salah satu penelitian

ditemukan bahwa dalam belajar insidental (dibandingkan dengan belajar

intensional), jumlah frekuensi materi belajar yang diperlihatkan tidak

memegang peranan penting, prestasi individu menurun dengan meningkatnya

motivasi.

f. Belajar Instrumental (Instrumental Learning)

Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang peserta didik yang

dipelihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah peserta

didik tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Oleh

karena itu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalan

memberikan penguat (reinforcement) atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.

g. Belajar Intensional (Intentional Learning)

Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental.

Page 64: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

47

h. Belajar Laten (Latent Learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat

tidak secara segera dan oleh karena itu disebut laten.

i. Belajar Mental (Mental Learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata

terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan

yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada

tugas-tugas yang sifatnya motoris.

j. Belajar Produktif (Productive Learning)

R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar

dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan

untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar

disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan

satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain.

k. Belajar Verbal (Verbal Learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui

latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen

klasik dari Ebbinghaus (Slameto, 2013: 5-8).

Page 65: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

48

2.1.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-Faktor Intern

Di dalam faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor

jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya/bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan

cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika

badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-

gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga

mempengaruhi belajar. Peserta didik yang cacat belajarnya juga

terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga

Page 66: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

49

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari

atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a) Inteligensi

Untuk memberikan pengertian tentang inteligensi, J.P. Chaplin

merumuskannya sebagai:

(1) The ability to meet and adapt to novel situations quickly and

effectively.

(2) The ability to utilize abstract concepts effectively.

(3) The ability to grasp relationships and to learn quickly.

Jadi intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang

baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, peserta didik yang

mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil

daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Peserta

didik yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil

Page 67: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

50

dengan baik dalam belajar, jika peserta didik belajar dengan baik

artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah,

psikologi, keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh yang

positif.Jika peserta didik memiliki intelegensi yang rendah, peserta

didik perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau

sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,

maka peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta

didik, maka timbulah kebosanan sehingga peserta didik tidak suka

belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang

menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan

karena minat menambah kegiatan belajar.

Page 68: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

51

d) Bakat

Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika pelajaran yang dipelajari peserta

didik sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena

peserta didik senang belajar dan pastilah selanjutnya peserta didik

lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di

dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi

untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya

penggerak/pendorongnya.

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong

peserta didik agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai

motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,

di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru. Kematangan belum berarti peserta didik dapat melaksanakan

kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan

pelajaran.

Page 69: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

52

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk member response atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor-Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar

anaknya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara

Page 70: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

53

mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap

anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar bahkan

membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan segan

adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak

menjadi nakal. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu

keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah

cara mendidik yang juga salah. Dengan demikian anak tersebut diliputi

ketakutan dan akhirnya benci terhadap belajar.

Di sinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang

penting, anak/peserta didik yang mengalami kesukaran-kesukaran

tersebut dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajr yang

sebaik-baiknya.

b) Relasi Antaranggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua

dengan anaknya. Selain itu, relasi anak dengan saudaranya atau dengan

anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajarnya. Demi

kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi

yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik

adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai

dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

mensukseskan belajar anak sendiri.

Page 71: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

54

c) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian

yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.

Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan

suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak betah di rumah,

anak juga dapat belajar dengan baik.

d) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,

missal makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dll. Anak juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,

penenrangan, alat tulis-menulis, buku-buku, dan lain-lain.

e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

f) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-

kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Page 72: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

55

2) Faktor Sekolah

a) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar peserta didik yang tidak baik pula. Guru yang

progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat

membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan

meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

peserta didik. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar peserta didik menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Guru perlu mendalami peserta

didik dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail,

agar dapat melayani peserta didik belajar seara individual.

c) Relasi Guru dengan Peserta Didik

Di dalam relasi (guru dengan peserta didik) yang baik, peserta didik

akan menyukai gurunya juga akan menyukai mata pelajaran yang

diberikan sehingga peserta didik berusaha mempelajari sebaik-

baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan peserta didik secara

akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

Page 73: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

56

d) Relasi Peserta Didik dengan Peserta Didik

Menciptakan relasi yang baik antarpeserta didik adalah perlu, agar

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar peserta

didik.

e) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan peserta didik

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar peserta didik lebih maju,

peserta didik harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah,

dan di perpustakaan. Agar peserta didik disiplin haruslah guru beserta

staf yang lain disiplin pula.

f) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan.

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar

dapat mengajar dengan baik sehingga peserta didik dapat menerima

pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang sore atau malam hari. Waktu

sekolah juga mempengaruhi belajar peserta didik. Jika terjadi peserta

didik terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat

Page 74: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

57

dipertanggungjawabkan. Di mana peserta didik harus beristirahat,

tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka mendengarkan

pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaliknya peserta didik

belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang

baik.

h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi

pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya peserta didik merasa

kurang mampu dan takut kepada guru. Guru dalam menuntut

penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan peserta didik

masing-masing, yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat

tercapai.

i) Keadaan Gedung

Dengan jumlah peserta didik yang banyak serta variasi karakteristik

mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus

memadai di dalam setiap kelas.

j) Metode Belajar

Banyak peserta didik melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal

ini perlu pembinaan dari guru, dengan cara belajar yang tepat akan

efektif pula hasil belajar peserta didik itu. Maka perlu belajar secara

teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara

belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

Page 75: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

58

k) Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar

waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya peserta

didik dalam masyarakat.

a) Kegiatan Peserta Didik dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya. Tetapi, jika peserta didik ambil bagian

dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya

berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan, dan lain-lain,

belajarnya akan terganggu.

b) Mass Media

Contoh mass media, antara lain bioskop, radio, TV, surat kabar,

majalah, buku-buku, komik-komik, dll. Semuanya itu ada dan beredar

dalam masyarakat. Mass media yang baik member pengaruh yang baik

terhadap peserta didik dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya, mass

media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap peserta didik. Maka

perlulah kiranya peserta didik mendapatkan bimbingan dan control

yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Page 76: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

59

c) Teman Bergaul

Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta

didik, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang jelek pasti

mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar peserta didik dapat

belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar peserta didik

memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang

baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup

bijaksana.

d) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar peserta didik juga berpengaruh

terhadap belajar peserta didik. Adalah perlu untuk mengusahakan

lingkungan yang baik agar dapat member pengaruh yang positif

terhadap anak atau peserta didik sehingga dapat belajar dengan sebaik-

baiknya (Slameto, 2013: 54-72).

2.1.2.9 Klasifikasi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris

learning disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena

learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga

terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Membuat

klasifikasi kesulitan belajar tidak mudah karena kesulitan belajar merupakan

kelompok kesulitan yang heterogen. Tidak seperti tunanetra, tunarungu, atau

Page 77: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

60

tunagrahita yang bersifat homogeny, kesulitan belajar memiliki banyak tipe

yang masing-masing memerlukan diagnosis dan remediasi yang berbeda-beda.

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam

dua kelompok, yaitu:

a. Kesulitan Belajar yang Berhubungan dengan Perkembangan

(Developmental Learning Disabilities)

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup

gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi,

dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar

yang bersifat perkembangan umumnya sukar diketahui baik oleh orang

tua maupun oleh guru karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang

sistematik seperti halnya dalam bidang akademik. Kesulitan belajar yang

berhubungan dengan perkembangan sering tampak sebagai kesulitan

belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya keterampilan prasyarat

(prerequisite skills), yaitu keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu

agar dapat menguasai bentuk keterampilan berikutnya.

b. Kesulitan Belajar Akademik (Academic Learning Disabilities)

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan

pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang

diharapkan. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau

orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa

kemampuan akademik. Untuk mencapai prestasi akademik yang

Page 78: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

61

memuaskan seorang anak memerlukan penguasaan keterampilan

prasyarat.

Salah satu kemampuan dasar yang umumnya dipandang paling penting dalam

kegiatan belajar adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian atau yang

sering disebut perhatian selektif. Perhatian selektif adalah kemampuan untuk

memilih salah satu di antara sejumlah rangsangan seperti rangsangan auditif,

taktil, visual, dan kinestik yang mengenai manusia setiap saat (Abdurrahman,

2010: 11-12).

2.1.2.10 Penyebab Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dipengaruhu oleh dua faktor, yaitu faktor internal

dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah

faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan

penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal,

yaitu antara lain berupa strategis pembelajaran yang keliru, pengelolaan

kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan

pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.

Disfungsi neurologis sering tidak hanya menyebabkan kesulitan

belajar, tetapijuga dapat menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional.

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan disfungsi neurologis yang pada

gilirannya dapat menyebabkan kesulitan belajar antara lain adalah:

a. Faktor genetik

b. Luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen

Page 79: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

62

c. Biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang diperlukan untuk

memfungsikan saraf pusat)

d. Biokimia yang dapat merusak otak (misalnya zat pewarna pada makanan)

e. Pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran timah hitam)

f. Gizi yang tidak memadai, dan

g. Pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan

anak (deprivasi lingkungan.

Berbagai penyebab tersebut dapat menimbulkan gangguan dari taraf ringan

hingga yang tarafnya berat (Abdurrahman, 2010: 13).

2.1.3 Hambatan Pembelajaran

2.1.3.1 Hambatan Guru dalam Pembelajaran IPS

Menurut Rohani, pembelajaran merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh sesuatu yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya. Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar, kadang-kadang individu memiliki semangat tinggi,

tetapi kadang-kadang juga sulit untuk menumbuhkan konsentrasi. Demikian

kenyataan yang sering dijumpai pada setiap peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran akan ditemui berbagai

faktor penghambat. Hambatan tersebut datang dari guru, peserta didik,

lingkungan keluarga maupun faktor fasilitas. Hambatan dalam proses

pembelajaran tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah,

Page 80: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

63

akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor penghambat lainnya, seperti

metode pembelajaran yang kurang baik, tugas rumah yang terlalu banyak, dan

peserta didik malas belajar.

Salah satu faktor penghambat pembelajaran adalah guru yang

mengalami kesulitan dalam memperlajari berbagai bidang studi, khusunya

pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran IPS, guru dituntut menggunakan

media yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun pada

kenyataannya, guru kurang memanfaatkan media yang ada di lingkungan

sekolah dan guru juga mengalami permasalahan dengan waktu yang telah

ditentukan dalam proses pembelajaran IPS.

Rohani (2010: 181) mengatakan bahwa guru merupakan faktor

penghambat dalam melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan

dalam proses pembelajaran. Faktor penghambat yang datang dari guru juga

berupa hal-hal seperti berikut:

a. Tipe kepemimpinan guru.

b. Format belajar mengajar yang monoton.

c. Kepribadian guru.

d. Pengetahuan guru.

e. Pemahaman guru tentang peserta didik.

Page 81: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

64

2.1.3.2 Hambatan Fasilitas dalam Pembelajaran IPS

Faktor fasilitas merupakan salah satu penghambat dalam

pembelajaran. Faktor tersebut meliputi:

a. Jumlah Peserta Didik dalam Kelas

Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak sulit untuk dikelola. Jumlah

peserta didik dalam suatu kelas mencapai rata-rata 50 orang peserta didik,

hal tersebut dapat menyebabkan hambatan dalam pembelajaran.

b. Besar Ruangan Kelas

Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah peserta didik dan

kebutuhan peserta didik untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan munculnya hambatan dalam pembelajaran.

c. Ketersediaan Alat

Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai dengan jumlah

peserta didik yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah dalam

pembelajaran (Rohani, 2010: 183-184).

2.1.3.3 Hambatan Peserta Didik dalam Pembelajaran IPS

Faktor lain yang dapat merupakan hambatan dalam pembelajaran

adalah faktor peserta didik. Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai

seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah.

Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari suatu kesatuan masyarakat

di samping juga harus tahu akan kewajibannya dan keharusan menghormati

hak-hak orang lain.

Page 82: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

65

Peserta didik harus sadar bahwa menggangu teman yang sedang

belajar berarti tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota suatu

masyarakat kelas dan tidak menghormati hak peserta didik lain untuk

mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan pembelajaran.

Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai

anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat merupakan faktor utama

penyebab hambatan dalam pembelajaran (Rohani, 2015: 182-183).

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.1.4.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang

untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

Page 83: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

66

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disusun secara

sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman

yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

2.1.4.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Soemantri (1988) mengatakan bahwa pendidikan IPS adalah

suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin

ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat

pendidikan dasar dan menengah.

National Council for Social Studies (NCSS), social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as antophology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political sciences, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences (Ilmu pengetahuan sosial adalah studi terintegrasi

tentang ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk membentuk warga

negara yang baik atau berkompeten. Program IPS disekolah

merupakan gambaran kajian sistematis dan koordinatif dari disiplin

ilmu-ilmu sosial seperti antrophology, arkeologi, ekonomi, geografi,

sejarah, hukum, filsafat, ilmu pengetahuan politis, psikologi, agama,

dan sosiologi, juga yang bersumber dari humaniora, matematika, dan

ilmu pengetahuan alam).

http://dojanmaluka.blogspot.co.id/2013/11/konsep-dasar-ips.html

Page 84: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

67

Kesimpulan dari pendapat beberapa ahli tersebut adalah IPS

merupakan kajian atau perpaduan dari ilmu-ilmu sosial yang telah diadaptasi,

disederhanakan, diorganisasikan secara praktis dan ilmiah berdasarkan prinsip

psikologis, pedagogis, karakteristik, dan kebutuhan anak SD untuk

membentuk warga negara yang baik atau berkompeten.

2.1.4.3 Landasan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Sapriya (2015: 16) menjabarkan ada 8 landasan-landasan IPS sebagai

pendidikan disiplin ilmu, meliputi:

a. Landasan filosofis, memberikan gagasan pemikiran mendasar yang

digunakan untuk menentukan apa obyek kajian atau domain apa saja yang

menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan PIPS sebagai

pendidikan disiplin ilmu; bagaimana cara, proses, atau metode untuk

membangun dan mengembangkan PIPS sebagai disiplin ilmu ini

dibangun dan dikembangkan serta digunakan.

b. Landasan ideologis, dimaksudkan sebagai sistem gagasan mendasar untuk

memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana

keterkaitan das sein PIPS sebagai disiplin ilmu dan das sollen PIPS serta

bagaimana keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan

praktis etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam

membangun dan mengembangkan PIPS.

c. Landasan sosiologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk

menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta

Page 85: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

68

pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan

membangun teori-teori atau prinsip-prinsip PIPS sebagai pendidikan

disiplin ilmu.

d. Landasan antropologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu

sehingga relevan dengan pola, sistem dan struktur kebudayaan bahkan

dengan pola, sistem, dan struktur perilaku manusia yang komplek.

Landasan ini telah dan akan memberikan dasar-dasar sosial-kultural

masyarakat terhadap PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dalam proses

perubahan sosial yang konstruktif.

e. Landasan kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses

pendidikan. Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya proses

pendidikan adalah memanusiakan manusia.

f. Landasan politis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk

menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari PIPS.

Peran dan keterlibatan pemerintah dalam landasan ini sangat besar

sehingga pendidikan tidak mungkin steril dari campur tangan unsur

birokrasi.

g. Landasan psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

untuk menentukan cara-cara PIPS membangun struktur tubuh disiplin

Page 86: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

69

pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal

berdasarkan entitas-entitas psikologinya.

h. Landasan religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang

nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (roh) yang

melandasi keseluruhan bangunan PIPS, khususnya pendidikan di

Indonesia. Landasan religius ini telah dan akan menolak segala sesuatu

yang bersifat relatif, irrasional, dan paham yang mengagungkan rasional

semata yang tidak menempatkan agama sebagai landasan berpikir atau

kelompok manusia yang merasa menjadi pemenang dalam

mengembangkan peradaban manusia. Landasan religius yang diterapkan

di Indonesia menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan

metri yang bersumber dari landasan berpikir atau intraceptive knowledge

dan extraceptive knowledge.

2.1.4.4 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Susanto (2015: 144) menyatakan Pendidikan IPS sebagai bidang studi

yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan, bukan

hanya memberikan pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan

sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didk di masyarakat, bangsa,

dan negara dalam berbagai bidang karakteristik. Tujuan pendidikan ilmu

sosial dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan ilmu-ilmu sosial

dikembangkan atas dasar pemikiran suatu disiplin ilmu, sehingga tujuan

pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional menjadi landasan

Page 87: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

70

pemikiran tujuan pendidikan ilmu nasional. Tujuan utama pembelajaran IPS

ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan

segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa

masyarakat. Secaar perinci, Mutakhin tahun 1998 (dalam susanto 2015 : 145)

merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah antara lain :

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudain dapat

digunakan untuk memecahkakn masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta

mampu membuat analisa yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkakn berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab

membangun masyarakat.

Page 88: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

71

Demikian pula dalam kaitannya dengan KTSP, sebagaimana tercantum

dalam standar isi untuk sekolah dasar dan menengah bahwa pemerintah telah

memebrikan arah yang jelas pada tujuan pembelajar IPS yaitu :

a. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang

berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Tujuan yang lain secara eksplisit, dengan mempelajari kondisi masyarakat

seperti yang dimuat dalam pendidikan IPS ini, maka siswa akan dapat

mengamati dan memperlajari norma-norma atau peraturan serta kebiasaan-

kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga siswa

mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling

memengaruhi antarkehidupan peribadi dan masyarakat.

Page 89: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

72

2.1.4.5 Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Susanto (2015:160) menelaah lebih lanjut mengenai ruang lingkup

materi IPS di sekolah dasar memiliki karakteristik, antara lain :

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan

juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. Standar kompetensi dan kopmpetensi dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai

masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa

dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibatr,

kewilayahan, adaptasi, dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan

masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi

dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia

secara keseluruhan seperti yang tertera dalam tabel berikut ini.

Page 90: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

73

2.1.4.6 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan.

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan.

c. Sistem Sosial dan Budaya.

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (BSNP, 2006: 176).

Dimensi dalam

kehidupan manusia

Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan substansi

pembelajaran

Alam

sebagai

tempat dan

penyedia

potensi

sumber

daya

Alam dan

kehidupan

yang selalu

berproses,

masa lalu,

saat ini, dan

yang akan

datang

Kaidah dan

aturan yang

menjadi

perekat dan

penjamin

keharmonisan

kehidupan

manusia dan

alam

Contoh kompetensi

dasar yang

dikembangkan

Adaptasi

spasial dan

eksploratif

Berpikir

kronologis,

prospektif,

antisipasif

Konsisten

dengan aturan

yang

disepakati dan

kaidah alamiah

masing-masing

disiplin ilmu

Alternatif

penyajian dalam

mata pelajaran

Geografi Sejarah Ekonomi,

Sosiologi/Antr

opologi

Page 91: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

74

2.1.4.7 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD

Secara historis, IPS mulai diajarkan diIndonesia sejak tahun 1975

sebagai bidang studi IPS dalam kurikulum SD, SMP, dan SMA menggunakan

pendekatan terpadu (integrated) meskipun terdapat perbedaan dalam tingkat

keterpaduan diantara tiga jenjang pendidikan ini ( Susanto, 2015 : 142).

Gunawan (2013: 51) mengemukakan bahwa pelajaran IPS di SD harus

memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam

usia 7-11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan

intelektual/ kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Padahal bahan

materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.

Dalam membelajarkan pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan

metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative

learning modele; role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau

surat kabar/ majalah/ jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas

akademik. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang

beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan

penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai

sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya

pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif (Gunawan, 2013:

52). Itulah sebabnya IPS SD bergerak dariyang kongkrit ke yang abstrak

dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas

Page 92: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

75

(expandingenvironment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari

yang mudah kepada yang sukar, dari yangsempit menjadi lebih luas, dari yang

dekat ke yang jauh, dan seterusnya.

Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran IPS di SD

harus disesuaikan dengan tingkat usia anak. Anak usia SD biasanya berusia

sekitar 7-12 yang masih berada dalam tahapan berpikir konkret. Dalam

mengajarkan pelajaran IPS harus menggunakan metode yang inovatif

sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

Page 93: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

76

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian sebelumnya yang mendukung yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Nuroktya Ningsih tahun 2012 dengan

judul “Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan

Evaluasi Pembelajaran di SMAN 1 Sanden” dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa beberapa hal berkaitan dengan hambatan guru dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran PKn, yaitu sebagai berikut: 1) Dalam hal

penyusunan instrumen penilaian hasil belajar, guru mengalami hambatan

dalam dalam mengembangkan butir-butir instrumen penilaian dan dalam

menelaah instrument penilaian.Termasuk hambatan dalam mengembangkan

butir-butir sinstrument penilaian adalah dalam menerapkan teknik penilaian

dan dalam menentukan jenis penilaian. Sedangkan hambatan dalam menelaah

instrumen penilaian adalah dalam ujicoba instrumen penilaian; 2) Dalam hal

mekanisme penilaian hasil belajar, guru PKn mengalami hambatan dalam

penilaian akhir pembelajaran (post test), yaitu ketersediaan waktu yang

digunakan untuk melakukan penilaian yang dianggap kurang sehingga

menyebabkan guru menjadi tergesa-gesa dalam melaksanakan ulangan dan

siswa menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan soal. Guru juga mengalami

hambatan dalam pembuatan keputusan hasil penilaian, yaitu dalam pembuatan

keputusan hasil penilaian ulangan harian, dalam penskoran, dalam melakukan

remedial, dan dalam melakukan pengayaan.

Page 94: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

77

Penelitian yang dilakukan oleh Totok Rochana tahun 2010 dengan

judul “Keberadaan dan Kendala Pembelajaran Antropologi di SMA” dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran Antropologi di SMA

mengalami beberapa kendala di antaranya : kendala struktural, kultural, dan

keterbatasan sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan partisipasi dari

berbagai pihak dalam penyempurnaan kurikulum yang baru terkait dengan

keberadaan mata pelajaran Antropologi di SMA.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati, dkk tahun 2015 dengan

judul “Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS

pada SMP Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh” dengan hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan

pembelajaran IPS antara lain: a) Karakteristik siswa yang beragam

menyebabkan pengendalian kelas kurang efektif, karena di saat pembelajaran

berlangsung sering timbul kegaduhan yang dilakukan oleh beberapa orang

siswa. Kegaduhan ini berakibat terganggunya konsentrasi guru dan siswa

lainnya; b) Kurang variatifnya metode pembelajaran menyebabkan kurang

efektifnya penyampaian materi; c) Kurang aktifnya situasi kelas disebabkan

kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi IPS. Siswa yang mengikuti

pelajaran tambahan diluar jam sekolah seperti les umumnya hanya difokuskan

pada bidang studi matematika, bahasa Inggris dan komputer.

Penelitian yang dilakukan oleh Darwis tahun 2013 dengan judul

“Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam

Page 95: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

78

Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN

Parigi Selatan” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adapun

hambatan yang paling mendasar adalah kurangnya sarana dan prasarana serta

masih kurangnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn yang

yang dikarenakan mata pelajaran PKn tidak diujian nasionalkan sehingga

menyebabkan mata pelajaran PKn kurang diminati dan siswa kurang

termotivasi untuk belajar PKn.

Penelitian yang dilakukan oleh Berliana Ridhowati dan Sumarsih

tahun 2015 dengan judul “Hambatan Guru dalam Pembelajaran Akuntansi

dengan Pendekatan Kontekstual di SMK Bisnis dan Manajemen” dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menghambat

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah guru.

Ditinjau dari beberapa aspek guru masih mengalami hambatan. Guru

mengalami hambatan dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi dalam

indikator pendekatan kontekstual sebanyak 28% guru terhambat pada aspek

kontruktivisme dan menemukan, sebanyak 24% guru terhambat pada aspek

bertanya, sebanyak 24% guru terhambat pada aspek kerjasama, sebanyak 20%

guru terhambat pada aspek permodelan, sebanyak 16% guru terhambat pada

aspek refleksi, dan sebanyak 24% guru terhambat pada aspek penilaian

autentik.

Penelitian yang dilakukan oleh Amna Aulia tahun 2014 dengan judul “

Strategi, Masalah, dan Upaya Menyinergikan dalam Pembelajaran IPS

Page 96: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

79

Terpadu pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015”

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwamasalah yang timbul dalam

pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2 Magelang tahun ajaran

2014/2015 dapat dikategorikan dalam masalah internal dan masalah eksternal.

Masalah internal yang muncul berupa latar belakang pendidikan guru bukan

pendidikan IPS dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Masalah eksternal

yang muncul dalam pembelajaran adalah sarana prasarana berupa LCD yang

tengah rusak, jam pelajaran IPS di siang hari, dan yang dirasa paling mem-

beratkan adalah pengimplimentasian kurikulum 2013 terutama dalam hal

penialai ketercapaian siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Riski Asarina tahun 2014 dengan judul

“Studi Eksplorasi Kendala-Kendala Guru dalam Pembelajaran IPS di

Wilayah Kecamatan Moyudan” dengan hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi: a) Tidak semua

siswa siap untuk mengikuti pembelajaran IPS; b) Guru kurang memahami

keseluruhan materi IPS karena guru yang ada guru bidang studi; c) Guru

dituntut untuk dapat menyampaikan materi IPS dengan waktu yang terbatas;

d) Penggunaan metode pembelajaran IPS yang bervariasi belum dapat

diaplikasikan; e) Siswa kurang mempunyai antusias pada mata pelajaran IPS;

f) Pendekatan CTL belum dapat diaplikasikan sepenuhnya karena kurangnya

waktu, fasilitas, dan alat peraga.

Page 97: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

80

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Intakhab A. Khan tahun 2011

dengan judul “An Analysis of Learning Barriers: The Saudi Arabian Context”

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hambatan belajar penting

dalam pengembangan pendidikan. Karena fakta bahwa kebanyakan individu

atau lembaga gagal untuk mencapai target pendidikan pada dasarnya karena

beberapa variabel asing atau intervensi dalam sistem pendidikan. Oleh karena

itu, penting untuk membuat kebijakan, perencana, desain kurikulum,

pendidik, dan administrator untuk mengurangi hambatan belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Delaney Gracy, dkk tahun 2014 dengan

judul “Health Barriers to Learning: A Survey of New York City Public School

Leadership” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kepemimpinan

sekolah umum NYC menyadari adanya masalah kesehatan di sekolah, dan itu

membuat hubungan antara kondisi kesehatan dan potensi mereka

mempengaruhi pembelajaran. Ada persepsi yang kuat antara kepala sekolah

NYC dan asisten kepala bahwa masalah kesehatan harus dicegah,

diidentifikasi, dan dikelola secara efektif untuk mengurangi hambatan belajar

siswa khususnya di sekolah dengan persentase tertinggi dari anak-anak

miskin.

Penelitian yang dilakukan oleh Kaniz Fatema Pia tahun 2015 dengan

judul “Barriers in Teaching Learning Process of Mathematics at Secondary

Level: A Quest for Quality Improvement”dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Page 98: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

81

mengajar adalah sistematis, kerjasama, pedagogis dalam pembelajaran

langsung dan tidak langsung. Proses pembelajaran secara langsung

mencerminkan kualitas pendidikan. Guru harus diberikan waktu untuk

persiapan pembelajaran dan jumlah siswa harus dikurangi untuk mengurangi

hambatan pembelajaran.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Proses pembelajaran khususnya di kota Semarang saat ini masih

belum optimal karena masih banyaknya hambatan dalam mengikuti

pembelajaran secara optimal. Padahal, pembelajaran sangat penting untuk

peserta didik agar mampu memperoleh pemahaman, pengetahuan,dan aspek-

aspek tingkah laku lainnya, serta dapat mengembangkan keterampilan yang

lebih terarah dan bermakna.

Berikut adalah kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu menggunakan model penelitian deskriptif.

Page 99: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

82

Bagan 2.1 : Kerangka berpikir

Sistem dan Proses Pembelajaran IPS

Hambatan dalam Pembelajaran IPS

Cara Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran IPS

Sistem Pembelajaran Baru

Page 100: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

141

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hambatan pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis KTSP di kelas III SD se-

Kecamatan Gunungpati Semarang yang dilakukan di empat SD yang

diteliti memiliki kategori tingkat hambatan yang sama, yaitu Cukup Tinggi.

Akan tetapi, keempat SD tersebut memiliki jumlah skor yang berbeda. Dari

jumlah skor yang didapat sekolah yang memiliki tingkat hambatan

pembelajaran IPS tertinggi adalah SDN Sadeng 03 dengan skor 31,

kemudian SDN Sadeng 01 dengan skor 27, kemudian dua SD yang

memiliki skor sama yaitu SDN Sadeng 02 dan SDN Pongangan yang

memiliki skor 20.

b. Ada hambatan-hambatan yang sering muncul dalam pembelajaran IPS dan

cara mengatasinya, yaitu:

1) Alokasi watu untuk pembelajaran IPS yang sedikit, sedangkan

materinya luas.

Untuk hal ini guru dapat membuat rangkuman sebelum pembelajaran,

rangkuman tersebut berisi materi-materi penting yang akan disampaikan

pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat

Page 101: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

142

menghemat waktu untuk menyampaikan materi pembelajaran IPS dan

materi-materi penting dapat tersampaikan kepada peserta didik.

2) Tingkat kejenuhan peserta didik yang tinggi saat pembelajaran IPS.

Untuk mengatasi tingkat kejenuhan peserta didik yang tinggi saat

pembelajaran IPS, guru dapat menggunakan metode dan media yang

menarik dan interaktif. Dengan menggunakan metode dan media

tersebut, peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran dan otomatis tingkat kejenuhan peserta didik akan

menurun.

5.2 SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, disarankan bagi:

a. Guru perlu menambah wawasan tentang hambatan-hambatan dalam

pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS dan cara-cara mengatasi

hambatan tersebut. Agar dapat meminimalisir terjadinya hambatan saat

proses pembelajaran.

b. Sekolah perlu menambah fasilitas atau sarana prasarana yang menunjang

pembelajaran sehari-hari, dengan menambah fasilitas atau sarana prasarana

akan meminimalisir adanya hambatan-hambatan saat proses pembelajaran,

khususnya pembelajaran IPS.

Page 102: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

143

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asarina, Riski. 2014. Studi Eksplorasi Kendala-Kendala Guru Dalam Pembelajaran IPS Di SMP Wilayah Kecamatan Moyudan.Vol 3(3).

Aulia, Amna. 2014. Strategi, Masalah, Dan Upaya Menyinergikan Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. Indonesian Jaournal of History Education.Vol

3(2).

Badan Standar Nasional Indonesia. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP.

Darwis.2013. Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan BelajarSiswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Jakarta:

Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dojanmaluka. 2013. Konsep Dasar IPS. Tersedia

:http://dojanmaluka.blogspot.co.id/2013/11/konsep-dasar-ips.html?m=1

(diakses tanggal 25 Agustus 2016)

Gracy Delaney, dkk. 2014. Health Barries to Learning: A Survey of New York City Public School Leadership.

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Khan, A. Intakhab. 2011. An Analysis of Learning Barriers: The Saudi Arabian Context. International Education Studies.Vol 4(1).

Mulyasa, E. 2011.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ningsih, Nuroktya. 2012. Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMAN 1 Sanden.Jurnal

Citizenship.Vol 1(2).

Page 103: HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP …lib.unnes.ac.id/28461/1/1401412328.pdf · skripsi yang berjudul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di Kelas

144

Nurhayati, dkk. 2015. .Kompetensi Profesional Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran BidangStudi IPS Pada SMP Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan.Vol 3(3).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pia, Fatema Kniz. 2015. Barriers in Teaching Learning Process of Mathematics at Secobdary Level: A Quest for Quality Improvement. American Journal of

Education Research.Vol 3(7).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Ridhowati, Berliana dan Sumarsih. 2015. Hambatan Guru Dalam Pembelajaran Akuntansi Dengan Pendekatan Kontekstual Di SMK Bisnis dan Manajemen. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol 13(1).

Rochana, Totok. 2010. Keberadaan Dan Kendala Pembelajaran Antropologi Di SMA.Jurnal Komunitas. Vol 2(2).

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sapriya. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdyakarya.

Siregar, Evelin dan Hartini Nara.2015.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor:

Ghalia Indonesia.

Slameto. 2013. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Prenadamedia Group.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Willis, Sofyan S. 2015. Berbagai Masalah Yang Dihadapi Siswa & Solusinya.

Bandung: Alfabeta.