hambatan -hambatan komunikasi yang dirasakan peternak … · 2019. 10. 29. · hambatan -hambatan...

15
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Februari 2010, Vol. 08, No. 1 Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogal Ilir E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto Mayor Komunikasi Pembangunan, Gedung Departemen KPM IPB Wing 1 Level 5, Jalan Kamper Kampus IPB Darmaga, Telp. 0251-8420252, Fax. 0251-8627797 Abstrak Effective communication can influence receiver attitude in order to accept innovation while its effectivity will decline by various factors. This research designed to describe individual characteristics and communication activities, communication barriers of cattle farmer in Ogan Ilir District, to analyze correlation of individual characteristics and communication activity to communication barrier and to analyze correlation between individual characteristics to communication activity of cattle farmer in Ogan Ilir Regency. The results were 1) Cattle farmers individual characteristics generally middle aged, elementary school graduated, low income, less experienced in cattle raising, low cosmopolite and good knowledge of cattle raising. While highest score in communication activity were communication methods, followed by group engagement, communication direction, communication intensity and information seeking respectively, 2) the most communication barrier felt by farmers are attention and friendliness, followed by prejudice, expectation gap and needs gap, 3) Generally, there was significant correlation between individual characteristics to communication barrier for experience, cosmopolite and knowledge level, 4) there was significant correlation between communication activity to communication barriers and 5) generally, there was significant correlation between individual characterstics with communication activity for age, education, income, experience, cosmopolite and knowledge level. Based on the result, it was concluded that there was significant correlation between farmer factor and communication activity to communication barrier in order to improve productivity cattle farmers in Ogan Ilir Regency. Key words: communication barriers, cattle farmer, cattle rising I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang besar sebagai negara penghasil produk peternakan. Daging, telur dan susu merupakan produk peternakan sumber protein hewani utama yang berasal dari ternak ruminansia dan unggas. Produktivitas ternak dipengaruhi oleh tiga hal yaitu bibit (breeding), pakan (feeding) dan tata laksana pemeliharaan (manage- ment). Daya dukung lahan dan keter- sediaan pakan merupakan faktor yang menjadi pembatas dan pendukung pada beberapa jenis ternak. Pengembangan usaha subsektor peternakan perlu didasarkan pada peluang dan kesem- patan yang dimiliki suatu wilayah dengan sumberdaya yang tersedia dan mengacu pada penggunaan sumberdaya yang optimal, keunggulan komparatif wilayah maupun keunggulan kompetitif komoditas. Pengembangan subsektor peternakan diarahkan untuk mewujud- kan peternakan yang berwawasan maju, efisien dan tangguh, kompetitif, mandiri dan berkelanjutan, berbasis perdesaan dengan memanfaatkan potensi sumber- daya wilayah perdesaan serta pember- dayaan masyarakat peternak. Peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang memiliki peran penting dalam konteks pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Produk hasil peternakan seperti daging, susu dan telur merupakan produk pangan asal ternak yang berperan dalam upaya pemenuhan gizi. Permasalahan dalam upaya pemenuhan protein asal hewan adalah tidak seimbangnya produksi produk peternakan (daging, telur dan susu) secara nasional. Hal ini dapat dilihat pada data produksi dan konsumsi lima tahun terakhir yaitu tahun 2001-2005 yang terus meningkat, misalnya data tahun 2005 daging 2.113,2 ribu ton, telur 1.149 ribu ton

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Februari 2010, Vol. 08, No. 1

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalamPembinaan Budidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogal Ilir

E. Rosana, A. Saleh, dan HadiyantoMayor Komunikasi Pembangunan, Gedung Departemen KPM IPB Wing 1 Level 5, Jalan Kamper Kampus IPB

Darmaga, Telp. 0251-8420252, Fax. 0251-8627797

Abstrak

Effective communication can influence receiver attitude in order to accept innovation while its effectivity will declineby various factors. This research designed to describe individual characteristics and communication activities,communication barriers of cattle farmer in Ogan Ilir District, to analyze correlation of individual characteristics andcommunication activity to communication barrier and to analyze correlation between individual characteristics tocommunication activity of cattle farmer in Ogan Ilir Regency. The results were 1) Cattle farmers individualcharacteristics generally middle aged, elementary school graduated, low income, less experienced in cattle raising,low cosmopolite and good knowledge of cattle raising. While highest score in communication activity werecommunication methods, followed by group engagement, communication direction, communication intensity andinformation seeking respectively, 2) the most communication barrier felt by farmers are attention and friendliness,followed by prejudice, expectation gap and needs gap, 3) Generally, there was significant correlation betweenindividual characteristics to communication barrier for experience, cosmopolite and knowledge level, 4) there wassignificant correlation between communication activity to communication barriers and 5) generally, there wassignificant correlation between individual characterstics with communication activity for age, education, income,experience, cosmopolite and knowledge level. Based on the result, it was concluded that there was significantcorrelation between farmer factor and communication activity to communication barrier in order to improveproductivity cattle farmers in Ogan Ilir Regency.

Key words: communication barriers, cattle farmer, cattle rising

I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agrarismemiliki potensi yang besar sebagainegara penghasil produk peternakan.Daging, telur dan susu merupakanproduk peternakan sumber proteinhewani utama yang berasal dari ternakruminansia dan unggas. Produktivitasternak dipengaruhi oleh tiga hal yaitubibit (breeding), pakan (feeding) dantata laksana pemeliharaan (manage-ment). Daya dukung lahan dan keter-sediaan pakan merupakan faktor yangmenjadi pembatas dan pendukung padabeberapa jenis ternak. Pengembanganusaha subsektor peternakan perludidasarkan pada peluang dan kesem-patan yang dimiliki suatu wilayahdengan sumberdaya yang tersedia danmengacu pada penggunaan sumberdayayang optimal, keunggulan komparatifwilayah maupun keunggulan kompetitifkomoditas. Pengembangan subsektor

peternakan diarahkan untuk mewujud-kan peternakan yang berwawasan maju,efisien dan tangguh, kompetitif, mandiridan berkelanjutan, berbasis perdesaandengan memanfaatkan potensi sumber-daya wilayah perdesaan serta pember-dayaan masyarakat peternak.

Peternakan merupakan bagiandari pembangunan pertanian yangmemiliki peran penting dalam kontekspemenuhan kebutuhan pangan nasional.Produk hasil peternakan seperti daging,susu dan telur merupakan produkpangan asal ternak yang berperan dalamupaya pemenuhan gizi. Permasalahandalam upaya pemenuhan protein asalhewan adalah tidak seimbangnyaproduksi produk peternakan (daging,telur dan susu) secara nasional. Hal inidapat dilihat pada data produksi dankonsumsi lima tahun terakhir yaitutahun 2001-2005 yang terus meningkat,misalnya data tahun 2005 daging2.113,2 ribu ton, telur 1.149 ribu ton

Page 2: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

28

dan susu 342 ribu ton, sementarakonsumsi daging 2.151,7 ribu ton, telur1.149 ribu ton dan susu 1.306 ribu ton.Produksi yang terus meningkat setiaptahunnya dan konsumsi/kebutuhan yangjuga terus meningkat meIebihi produksisehingga masih harus dipenuhi denganimpor (Ditjennak 2006).

Pembangunan peternakan nasionaldiawali dari lingkup terkecil suatuwilayah. Berdasarkan potensi dansumberdaya yang dimilikinya, suatuwilayah akan mengembangkan peter-nakan sebagai salah satu aspekpembangunan wilayahnya. KabupatenOgan Ilir merupakan daerah hasilpemekaran dari Kabupaten OganKomering Ilir yang diresmikan tahun2004, terletak di Provinsi SumateraSelatan. Potensi desa-desa di Kabupatenini salah satunya mempunyai bahanpakan yang melimpah tetapi masihrelatif rendah populasi ternaknya. DataDinas Peternakan dan PerikananKabupaten Ogan Ilir tercatat 16kelompok ternak yang berada diwilayah Kabupaten Ogan Ilir(Disnakkan Ogan Ilir 2006). Untuk ituPemerintah daerah Ogan Ilir mengeluar-kan Surat Keputusan Bupati Ogan IlirNo.2 Tahun 2005 yang mengatur tugasdan fungsi Dinas Peternakan danPerikanan yang dijabarkan pada pasal36 dan 37 surat keputusan bupatitersebut.

Berkaitan dengan pembangunanpeternakan tersebut, perlu adanyakomunikasi antara peternak dan dinaspeternakan sebagai komunikator dalamhal transfer teknologi dan pengetahuan.Hal ini dilakukan agar produktivitaspeternak meningkat dan dapatmenjalankan usaha ternaknya denganbaik. Menurut laporan akhir pengem-bangan iptek, bahwa permasalahanperkembangan dunia peternakannasional yang berhubungan dengansumberdaya manusia bidang peternakan

selama ini salah satunya adalahlemahnya penguasaan teknis lapangandan teori dari peternak (Menristek2006).

Menurut Dilla (2007) komunikasisangat diperlukan dalam menunjangproses pembangunan karenakomunikasi dapat digunakan untukmenjembatani arus informasi ide dangagasan baru, dari pemerintah kepadamasyarakat atau sebaliknya. Melaluiproses komunikasi pesan-pesan pem-bangunan dapat diteruskan dan diterimakhalayak untuk tujuan perubahan.

Hasil review penelitian sepuluhtahun terakhir didapatkan, hambatankomunikasi yang sering dilihat olehpeneliti sebelumnya adalah hambatanpada komunikasi organisasi pemerintahmisalnya pada penelitian: Saendinobrata(1998), Damayanti (2003) dan Azainil(2003). Sementara penelitian mengenaihambatan komunikasi yang terjadi padapenyuluh dan petani dilakukan olehDanudiredja (1998) dan Suryadi (2000).Penelitian-penelitian ini masih melihathambatan komunikasi secara keselu-ruhan baik hambatan secara: psikologis,semantik, karakteristik personal maupunlingkungan. Sementara penelitian iniingin melihat khusus pada hambatan-hambatan komunikasi secara psikologisyan dirasakan peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir.

Produktivitas ternak di KabupatenOgan Ilir masih rendah, hal ini karenasifat kegiatan yang umumnya masihtradisional, skala usaha kecil, teknologisederhana dengan keterampilan rendahdan usahaternak yang masih bersifatsambilan. Untuk itu pemerintahKabupaten Ogan Ilir memfasilitasipeternak, salah satunya denganmengadakan pembinaan untuk mendu-kung program peningkatan produksihasil peternakan. Namun programpembangunan bidang peternakan masihjauh dari target, yang dapat dilihat

Page 3: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

29

antara lain: dari laporan tahun 2006sampai tahun 2007 mengenai populasidan produksi ternak yang hanya naik4,5 persen saja (Disnakkan Ogan Ilir2007; 2008). Sementara kenaikantersebut tidak sepenuhnya merupakanhasil ternak dari masyarakat KabupatenOgan Ilir melainkan perhitungankeseluruhan dari bantuan pemerintahdaerah setempat pada tahun 2006-2007.Menurut pemerintah daerah setempatrendahnya populasi dan produksi ternakkarena keterbatasan biaya. Tetapipeneliti melihat keterbatasan biayabukanlah menjadi suatu penghambatapabila masyarakat telah termotivasimenjalankan usahaternaknya denganmengaplikasikan inovasi budidaya sapipotong yang diberikan pembina.

Terdapat hambatan-hambatankomunikasi yang terjadi pada prosestransfer inovasi dari pembina kepeternak. Seperti diketahui kondisipeternakan yang ada di berbagai daerah,sama dengan persoalan peternakannasional yaitu lemahnya sumberdayamanusia yang tersedia. Pernyataan initelah diungkapkan oleh Susanto (1977)bahwa salah satu hambatan komunikasidi Indonesia adalah sumberdayamanusianya. Kenyataan inilah yangmenarik untuk diteliti sehingga dapatdianalisa hambatan-hambatan danfaktor-faktor yang mempengaruhinyadi dalam proses komunikasi antarapembina dan peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan penelitian dirumus-kan sebagai berikut:1. Apa saja faktor karakteristik

individu dan aktivitas komunikasiyang ada pada peternak sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir?

2. Seperti apa hambatan-hambatankomunikasi yang dirasakan peternaksapi potong di Kabupaten Ogan Ilir?

3. Sejauh mana hubungan antara faktorkarakteristik individu dan aktivitaskomunikasi dengan hambatan-hambatan komunikasi yangdirasakan peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir?

4. Sejauh mana hubungan antara faktorkarakteristik individu denganaktivitas komunikasi pada peternaksapi potong di Kabupaten Ogan Ilir?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalahtersebut, Penelitian ini bertujuan untuk :1. Mendeskripsikan faktor karak-

teristik individu dan aktivitaskomunikasi yang ada pada peternaksapi potong di Kabupaten Ogan Ilir.

2. Mendeskripsikan hambatan-hambatan komunikasi yang dirasa-kan peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir.

3. Menganalisis hubungan antarafaktor karakteristik individu danaktivitas komunikasi denganhambatan-hambatan komunikasiyang dirasakan peternak sapipotong di Kabupaten Ogan Ilir.

4. Menganalisis hubungan antarafaktor karakteristik individu denganaktivitas komunikasi pada peternaksapi potong di Kabupaten Ogan Ilir.

1.4 Hipotesis

H1 Terdapat hubungan nyata antarafaktor karakteristik individupeternak dengan hambatan-hambatan komunikasi yangdirasakan peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir.

H2 Terdapat hubungan nyata antaraaktivitas komunikasi denganhambatan-hambatan komunikasi

Page 4: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

30

yang dirasakan peternak sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir.

H3 Terdapat hubungan nyata antarafaktor karakteristik individupeternak dengan aktivitaskomunikasi.

2. Metode Penelitian2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagaipenelitian survei yang bersifat deskriptifkorelasional yaitu untuk mengetahuihubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti serta menjelaskanhubungan antar peubah.

2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan diKabupaten Ogan Ilir, mengambil limakecamatan dengan enam desa sebagaiwilayah sampel. Pengumpulan dataprimer dan sekunder di lapangan sertapengolahan data dilakukan selama duabulan yaitu bulan Maret sampai April2009.

2.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh peternak sapi yangberjumlah 2.995 orang dengan peneta-pan jumlah sampel menggunakan rumusSlovin sehingga di dapat 97 orangsampel.

2.4 Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan terdiridari data primer dan sekunder. Dataprimer diperoleh melalui hasil kuesionerdan observasi langsung. Sementara datasekunder diperoleh dari kantor desa,ketua kelompok ternak, dinaspeternakan dan dinas terkait lainnyayang dapat mendukung pembahasanhasil penelitian.

2.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas dilakukan dengancara: a) menyesuaikan isi pertanyaandengan keadaan responden, b)menyesuaikan dengan apa yangdilakukan oleh peneliti terdahulu untukmemperoleh data yang sama, c)mempertimbangkan teori dan kenyataanyang telah diungkapkan para ahli dariberbagai pustaka dan d) memper-timbangkan nasihat-nasihat para ahlidan dosen pembimbing. sedangkanHasil uji reliabilitas diperoleh nilaisplit-half test untuk instrumenkekosmopolitan sebesar 0,911, untuktingkat pengetahuan tentang budidayasapi potong 0,669, untuk aktivitaskomunikasi sebesar 0,771 dan untukhambatan-hambatan komunikasi sebesar0,940, dibandingkan dengan nilai rtabel =0,564 (α = 0,05) maka koefisienreliabilitas lebih besar dari rtabel

sehingga dari nilai tersebut kuesioneryang digunakan dalam penelitianreliabel, bahkan untuk instrumenkekosmopolitan dan hambatan-hambatan komunikasi masuk kategorisangat reliabel.

2.6 Analisis Data

Analisis data menggunakananalisis statistik deskriptif, dimana datadari hasil penelitian dikumpulkan,dianalisis dan disajikan secara deskriptifdalam bentuk frekuensi, rataan skor,total rataan skor, persentase dan tabeldistribusi, sementara untuk melihathubungan antar peubah menggunakananalisis statistik inferensial yaitu denganmenggunakan rumus korelasi TauKendall yang pengolahan datanyamenggunakan program SPSS 15 forwindows.

Page 5: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

31

3. Hasil dan Pembahasan3.1 Karakteristik Individu Peternak

Karakteristik individu adalah sifat-sifat atau ciri yang melekat pada diriindividu yang berhubungan denganaspek kehidupan di lingkungannya.Menurut Rogers (2003) karakteristikakan berpengaruh terhadap tingkat

adopsi inovasi. Karakteristik individupeternak yang diamati dalam penelitianini adalah umur, pendidikan,pendapatan, pengalaman, kekosmo-politan dan tingkat pengetahuan tentangbudidaya sapi potong dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1Distribusi sampel menurut karakteristik individu peternak

Karakteritikindividu

KategoriJumlah(orang)

Persentase(%)

UmurMuda (18 – 37 tahun)Paruh baya (38 – 56 tahun)Tua (57 – 75 tahun)

344815

35,049,515,5

PendidikanTidak tamat SD (1-5 tahun)Tamat SD (6 tahun)Sekolah lanjutan (7-12 tahun)

224429

24,745,429,9

PendapatanRendah (Rp 200.000-Rp 1.950.000)Sedang (Rp 1.951.000-Rp 3.701.000)Tinggi (Rp 3.702.000-Rp 5.452.000)

7219

6

74,219,66,2

PengalamanRendah (0,5 - 10 tahun)Sedang (11 - 20 tahun)Tinggi (21 - 31 tahun)

8278

82,57,28,3

KekosmopolitanRendah (skor 1,47 – 1,98)Sedang (skor 1,99 – 2,49)Tinggi (skor 2,50 – 3)

681911

69,919,111,0

Tingkatpengetahuanbudidaya sapipotong

Rendah (skor 2,61 – 2,74)Sedang (skor 2,75 – 2,88)Tinggi (skor 2,89 – 3)

84147

8,343,148,6

Sumber: Diolah dari data primer, 2009Keterangan: n = 97

Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik individu peternak diKabupaten Ogan Ilir adalah 1) Umurparuh baya (49,5%) yaitu 38-56 tahun,2) Pendidikan tamat SD (45,4%), 3)Pendapatan rendah (74,2%) yaitukisaran Rp 200.000 – Rp 1.950.000, 4)Pengalaman rendah (82,5%) yaitu 0,5 –10 tahun), 5) Kekosmopolitan rendah(69,9%) mengindikasikan bahwahubungan interpersonal respondendengan luar sistem sosialnya rendah dan

6) Tingkat pengetahuan tentangbudidaya sapi potong tinggi (48,6%).

Aktivitas Komunikasi

Aktivitas komunikasi adalahpenilaian peternak terhadap kegiatankomunikasi yang dilakukannya denganpembina untuk memenuhi kebutuhaninformasi tentang budidaya sapi potong.Ada lima indikator peubah aktivitaskomunikasi yang diamati dalampenelitian ini yaitu intensitaskomunikasi, metode komunikasi,

Page 6: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

32

pencarian informasi, keterlibatan dalamkelompok dan arah komunikasi, lebih

rinci dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2Aktivitas komunikasi peternak sapi potong di Kabupaten Ogan Ilir

Aktivitas Komunikasi Rataan Skor* Jenjang AktivitasKomunikasi

Intensitas komunikasi 2,29 4

Metode komunikasi 2,57 1Pencarian informasi 2,09 5Keterlibatan dalam kelompok 2,49 2Arah komunikasi 2,41 3

Keterangan: * 1,00 – 1.75 = sangat rendah, 1,76 – 2,50 = rendah, 2,51 – 3,25 = sedangdan 3,26 – 4,00 = tinggi

Jenjang aktivitas komunikasimenurut penilaian peternak yang seringdilakukan adalah metode komunikasi(2,57), disusul keterlibatan dalamkelompok (2,49), arah komunikasi(2,41), intensitas komunikasi (2,29) danyang mendapat rataan skor terendahpencarian informasi (2,09).

3.2 Hambatan-Hambatan Komunikasi

Penelitian ini meminta peternakuntuk memberikan pernyataan menge-

nai hambatan-hambatan komunikasiyang dirasakan mereka. Untukmengetahui hambatan-hambatan komu-nikasi yang dirasakan dihitung dengannilai rataan skor terbobot. Faktorkendala yang mendapat nilai rataan skorterbobot tertinggi adalah faktor kendaladalam komunikasi yang palingdirasakan oleh peternak sapi potong diKabupaten Ogan Ilir. Hambatan-hambatan komunikasi yang dirasakanpeternak sapi potong secara lengkapdapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3Hambatan-hambatan komunikasi yang dirasakan peternak sapi potong

Hambatan - hambatan komunikasi Rataan skor* Jenjang hambatankomunikasi

Perbedaan harapan 2,22 4Prasangka 2,27 3Perbedaan kebutuhan 1,97 5Perhatian 2,38 1,5Keakraban 2,38 1,5

Sumber: Diolah dari data primer, 2009Keterangan: * 1,00 – 1.75 = sangat rendah, 1,76 – 2,50 = rendah, 2,51 – 3,25 = sedang

dan 3,26 – 4,00 = tinggi

Hambatan komunikasi yang palingdirasakan oleh peternak adalahperhatian dan keakraban (2,38),hambatan komunikasi ketiga yangdirasakan peternak adalah prasangka

(2,27), perbedaan harapan berada padaurutan keempat (2,22) dan terakhirhambatan komunikasi yang tidak begituberpengaruh dengan hambatan komuni-kasi yaitu perbedaan kebutuhan (1,97).

Page 7: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

33

Berikut uraian hambatan-hambatankomunikasi yang dirasakan peternakberdasarkan urutan jenjangnya.

3.3 Hubungan Karakteristik IndividuPeternak dan HambatanKomunikasi yang dirasakanPeternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong diKabupaten Ogan Ilir

Umur, pendidikan dan pendapatantidak berhubungan nyata denganhambatan komunikasi (perbedaanharapan, prasangka, perbedaankebutuhan, perhatian dan keakraban).Artinya umur, pendidikan danpendapatan tidak mempengaruhi besarkecilnya hambatan komunikasi antarapeternak dan pembina. Hal ini karenakultur masyarakat yang ada diKabupaten Ogan Ilir bersifat egaliter(sama), dimana mereka mempunyai

kebiasaan beternak yang sama danmempunyai kepentingan yang samadalam berusahaternak yaitu untukmeningkatkan produksi sapi potongnya.Selain itu, usahaternak sapi potongbukan merupakan mata pencarian utamasehingga kegiatan dalam aspekkehidupan sehari-hari yang lebihdominan, misalnya mencari nafkah ataumenjalin hubungan sosial denganlingkungan tempat tinggalnya. Umurdan pendidikan cenderung tidakberhubungan nyata negatif denganhambatan komunikasi. Hal ini karenaberdasarkan data penelitian, umur danpendidikan tidak berada pada kategoritinggi sehingga tidak mempengaruhirendahnya hambatan komunikasi yangdirasakan responden. Hubungankarakteristik individu peternak denganhambatan komunikasi dapat dilihatlebih jelas pada Tabel 4.

Tabel 4Hubungan antara karakteristik individu peternak dengan hambatan-hambatankomunikasi

KarakteristikIndividu Peternak

Hambatan-hambatan Komunikasi ( )

Perbedaanharapan

PrasangkaPerbedaankebutuhan

Perhatian Keakraban

Umur - 0,007 - 0,010 - 0,117 - 0,027 - 0,032Pendidikan 0,006 - 0,148 - 0,035 - 0,035 - 0,063Pendapatan 0,013 0,131 0,092 0,054 0,059Pengalaman 0,042 0,232** 0,173* 0,192** 0,260**

Kekosmopolitan - 0,095 - 0,243** - 0,478** - 0,450** - 0,400**

TingkatPengetahuan

- 0,303** - 0,217** - 0,522** - 0,497** - 0,525**

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05) = korelasi Tau Kendall** berhubungan sangat nyata (p<0,01)

Pengalaman tidak berhubungannyata dengan hambatan komunikasipada variabel perbedaan harapan.Artinya pengalaman tidak mempenga-ruhi hambatan komunikasi yangdirasakan responden. Sementarapengalaman berhubungan sangat nyata(p<0,01) positif dengan hambatan

komunikasi (prasangka, perhatian dankeakraban). Artinya semakin tinggitingkat pengalaman responden makahambatan komunikasi (prasangka,perhatian dan keakraban) yangdirasakan responden akan semakintinggi. Hal ini karena responden yangsudah berpengalaman rata-rata telah

Page 8: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

34

berumur tua dan telah mengenalbudidaya sapi secara turun menurunsehingga bagi mereka informasi yangdiberikan bukanlah hal yang baru.Selain itu responden yang telahberpengalaman merasa sudah seringdiberikan janji-janji oleh pemerintahyang tidak terealisasi sehingga merekaberprasangka buruk atas kedatanganpembina. Responden yang sudahberumur memerlukan perhatian lebihdari pembina, pertanyaan-pertanyaanyang mereka ajukan memerlukantanggapan yang lebih cepat untukditanggapi secara nyata karena banyakresponden yang kecewa jika tanggapanyang diberikan tidak sesuai denganyang diharapkan responden. Respondenyang lebih berpengalaman juga akansulit untuk terlibat akrab denganpembina karena adanya prasangka dankurangnya perhatian yang diberikanpembina.

Hasil analisis menunjukkan bahwapengalaman juga berhubungan nyata(p<0,05) positif dengan hambatankomunikasi pada variabel perbedaankebutuhan. Ini menunjukkan bahwasemakin responden berpengalamanmaka makin tinggi hambatankomunikasi (perbedaan kebutuhan)yang dirasakan. Pengalaman berusaha-ternak yang lama membuat peternaktelah terbiasa dengan kegiatanusahaternaknya sehingga sulit untukmenerima informasi baru yangdiberikan pembina. Sementara res-ponden akan tertarik dengan materiyang diberikan apabila sesuai dengankebutuhannya. Hal ini sesuai denganteori (Djasmin diacu dalam Suprapto &Fahrianoor 2004) yang menyatakansalah satu faktor psikologis hambatandalam proses belajar petani adalahpetani baru mau belajar jika materisesuai dengan kebutuhannya.

Kekosmopolitan berhubungansangat nyata (p<0,01) negatif dengan

hambatan komunikasi (prasangka,perbedaan kebutuhan, perhatian dankeakraban). Artinya semakin tinggitingkat kekosmopolitan maka hambatankomunikasi (prasangka, perbedaankebutuhan, perhatian dan keakraban)yang dirasakan responden semakinrendah. Seringnya responden terdedahdengan lingkungan di luar ling-kungannya membuat responden lebihterbuka wawasannya. Respondendengan mudah dapat menerima orangluar (pembina) tanpa prasangka dandapat berkomunikasi dengan baiksehingga tidak merasakan adanyahambatan komunikasi. Pada penelitianini, kekosmopolitan tidak berpengaruhterhadap hambatan komunikasi padavariabel perbedaan harapan.Berdasarkan hasil pengamatan di-lapangan diketahui bahwa adanyahambatan komunikasi dalam halperbedaan harapan merupakan hal yangsulit untuk dihilangkan dari respondenkarena kebiasaan masyarakat yangmasih sangat terikat denganbudaya/kebiasaan turun-menurunresponden dalam menjalankanusahaternaknya. Informasi yangdiberikan pembina banyak yang tidaksesuai dengan harapan responden dalamhal budidaya sapi potong sehinggawalaupun responden mengerti denganmateri yang diberikan tetapi respondenbelum mau menerapkannya dalamusahaternaknya.

Kenyataan di lapangan, kekosmo-politan responden rata-rata rendahsehingga hambatan komunikasi yangdirasakan oleh responden cukup tinggi.Hal ini seharusnya dipelajari olehpembina sehingga dapat membuatstrategi dalam memberikan materibudidaya sapi potong dengan lebihfleksibel dan menarik agar dapat diterima oleh peternak yang ada dikabupaten Ogan Ilir.

Page 9: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

35

Hasil analisis menunjukkan bahwaterdapat hubungan sangat nyata(p<0,01) negatif antara tingkat penge-tahuan dengan hambatan komunikasi(Perbedaan harapan, prasangka,perbedaan kebutuhan, perhatian dankeakraban). Artinya semakin tinggitingkat pengetahuan responden makasemakin rendah hambatan yangdirasakan responden. Dengan Bertam-bahnya pengetahuan responden makakebutuhan responden akan pengetahuanpun bertambah sehingga membutuhkaninformasi-informasi yang diberikan olehpembina, hal inilah yang membuathambatan komunikasi yang dirasakanresponden menurun.

Berdasarkan uraian di atas makasecara umum hipotesis pertama yangmenyatakan terdapat hubungan nyataantara faktor karakteristik individupeternak dengan hambatan-hambatankomunikasi yang dirasakan peternakdalam pembinaan budidaya sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir diterima untukpengalaman, kekosmopolitan dantingkat pengetahuan.

3.4 Hubungan Aktivitas Komunikasidan Hambatan Komunikasi yangdirasakan Peternak dalamPembinaan Budidaya Sapi Potongdi Kabupaten Ogan Ilir

Intensitas komunikasi tidakberhubungan nyata dengan hambatankomunikasi (perbedaan harapan danprasangka), artinya sering atau tidaknyaresponden bertemu dengan pembinatidak mempengaruhi hambatankomunikasi yang dirasakan peternak.Hal ini karena dari awal harapan

responden sudah berbeda denganpembina dan sejak lama respondenmerasa sudah sering dikecewakan olehpemerintah sehingga prasangka yangdirasakan oleh responden sulit untukhilang.

Hasil analisis pada Intensitaskomunikasi berhubungan sangat nyata(p<0,01) negatif dengan hambatankomunikasi (perbedaan kebutuhan,perhatian dan keakraban), yang artinyasemakin tinggi intensitas komunikasimaka semakin rendah hambatankomunikasi (perbedaan kebutuhan,perhatian dan keakraban) yangdirasakan responden. Seringnyaresponden bertemu dengan pembinaakan mempengaruhi pola pikirresponden mengenai cara berbudidayasapi potong sehingga yang awalnyaresponden tidak merasa membutuhkaninformasi menjadi tertarik danmembutuhkan informasi tersebut. Selainitu, seringnya responden bertemupembina membuka kesempatan padapembina untuk dapat memberikanperhatiannya ke usahaternak yangdijalankan responden. Peternak danpembina bisa berdiskusi mengenaimasalah peternakan yang sedang terjadidan memberikan solusi dengan cepatsehingga keakraban antara pembina danpeternak pun bisa terjalin. Hal inimembuat hambatan komunikasi yangterjadi bisa diperkecil atau bahkanmenghilangkan hambatan komunikasi.Hubungan antara aktivitas komunikasidengan hambatan-hambatan komunikasisecara lengkap dapat dilihat pada Tabel5.

Page 10: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

36

Tabel 5Hubungan antara aktivitas komunikasi dengan hambatan-hambatan komunikasi

AktivitasKomunikasi

Hambatan-hambatan Komunikasi ( )

Perbedaanharapan

PrasangkaPerbedaankebutuhan

Perhatian Keakraban

Intensitaskomunikasi

- 0,129 - 0,115 - 0,446** - 0,362** - 0,337**

Metode komunikasi - 0,275** - 0,237** - 0,624** - 0,562** - 0,585**

Pencarianinformasi

- 0,042 - 0,374** - 0,495** - 0,455** - 0,459**

Keterlibatan dalamkelompok

- 0,163* - 0,316** - 0,516** - 0,469** - 0,490**

Arah komunikasi - 0,329** - 0,118 - 0,324** - 0,345** - 0,394

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05) = korelasi Tau Kendall** berhubungan sangat nyata (p<0,01)

Metode komunikasi berhubungansangat nyata (p<0,01) negatif denganhambatan komunikasi (perbedaanharapan, prasangka, perbedaankebutuhan, perhatian dan keakraban).Artinya semakin sering intensitasresponden dalam merasakan metodekomunikasi yang digunakan pembinamaka semakin rendah hambatankomunikasi (perbedaan harapan,prasangka, perbedaan kebutuhan,perhatian dan keakraban) yang di-rasakan responden. Metode komunikasimerupakan hal yang sangat pentingdalam penyampaian informasi, karenapenggunaan metode komunikasi yangsalah akan mengakibatkan komunikasiyang terjadi tidak efektif.

Hasil wawancara di lapanganmenunjukkan bahwa responden lebihsenang apabila metode komunikasi yangdigunakan adalah kunjungan langsungyaitu pembina mengunjungi ke kandangatau rumah peternak, sehinggaresponden dapat bertanya mengenaipermasalahan usahaternaknya saat itujuga dan tidak merasa canggung denganpembina. Selain itu metode kunjungandapat mendekatkan hubungan antarapembina dan peternak sehinggahambatan komunikasi seperti perbedaan

harapan, prasangka, perbedaankebutuhan, perhatian dan keakrabanpembina dan peternak dapat dikurangi.

Pencarian informasi tidak ber-hubungan nyata dengan perbedaanharapan, artinya tinggi atau rendahnyapencarian informasi responden tidakmempengaruhi hambatan komunikasiyang mereka rasakan. Tetapi pencarianinformasi berhubungan sangat nyatanegatif pada taraf 0,01 denganhambatan komunikasi (prasangka,perbedaan kebutuhan, perhatian dankeakraban) yang artinya semakin tinggitingkat pencarian informasi yangdilakukan maka semakin rendahhambatan komunikasi (prasangka,perbedaan kebutuhan, perhatian dankeakraban) yang dirasakan responden.Keterlibatan dalam kelompok ber-hubungan nyata (p<0,05) negatifdengan hambatan komunikasi padavariabel perbedaan harapan. Artinyasemakin tinggi keterlibatan respondendalam kelompok maka hambatankomunikasi yang dirasakan akansemakin rendah. Hal ini karenaresponden yang selalu hadir, aktifbertanya dan memberikan saran telahterdedah oleh informasi yang

Page 11: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

37

diterimanya dari pembina dan peternaklain yang ada dalam kelompok.

Keterlibatan dalam kelompokberhubungan sangat nyata (p<0,01)negatif dengan hambatan komunikasi(prasangka, perbedaan kebutuhan,perhatian dan keakraban), artinyasemakin tinggi keterlibatan respondendalam kelompok maka semakin rendahhambatan komunikasi (prasangka,perbedaan kebutuhan, perhatian dankeakraban) yang dirasakan responden.

Arah komunikasi berhubungansangat nyata (p<0,01) negatif denganhambatan komunikasi (perbedaanharapan, perbedaan kebutuhan danperhatian). Artinya semakin baik arahkomunikasi yang digunakan pembinamaka hambatan komunikasi (perbedaanharapan, perbedaan kebutuhan danperhatian) yang dirasakan respondensemakin rendah. Komunikasi dapatberjalan efektif apabila adanyakesamaan makna dari komunikator dankomunikan, pemilihan dialog(komunikasi dua arah) oleh pembinamerupakan cara yang tepat. Hal ini akanmembuat responden merasa pendapat-nya didengar dan keputusan-keputusanyang diambil sesuai dengan yangresponden inginkan.

Arah komunikasi tidak ber-hubungan nyata dengan hambatankomunikasi (prasangka, keakraban),artinya tidak ada hubungan antara arahkomunikasi yang digunakan pembinadengan hambatan komunikasi(prasangka dan keakraban) yangdirasakan responden.

Berdasarkan hasil analisis,hipotesis kedua yang menyatakanterdapat hubungan nyata antara aktivitas

komunikasi dengan hambatan-hambatankomunikasi yang dirasakan peternakdalam pembinaan budidaya sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir diterima artinyaterdapat hubungan nyata antara aktivitaskomunikasi dengan hambatan-hambatankomunikasi yang dirasakan peternakdalam pembinaan budidaya sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir.

3.5 Hubungan Karakteristik IndividuPeternak dan Aktivitas Komunikasi

Hasil uji korelasi Tau Kendallumur berhubungan nyata (p<0,05)positif dengan aktivitas komunikasipada variabel intensitas komunikasi,artinya semakin tinggi tingkat umurmaka semakin tinggi intensitaskomunikasi yang dilakukan responden.Responden yang berusia lanjutcenderung untuk mengikuti pertemuan-pertemuan kelompok ternak. Hal inidisebabkan tingkat kesibukan respondenberusia lanjut lebih rendah di-bandingkan dengan responden yangberusia muda.

Tetapi umur tidak berhubungannyata dengan aktivitas komunikasi(metode komunikasi, pencarianinformasi, keterlibatan dalam kelompokdan arah komunikasi). Hal inimenunjukkan bahwa tinggi ataurendahnya umur tidak akan mem-pengaruhi aktivitas komuniksi (metodekomunikasi, pencarian informasi,keterlibatan dalam kelompok dan arahkomunikasi) responden. Hubunganantara karakteristik individu peternakdengan aktivitas komunikasi selengkap-nya dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 12: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

38

Tabel 6Hubungan antara karakteristik individu peternak dengan aktivitas komunikasi

KarakteristikIndividuPeternak

Aktivitas Komunikasi ( )

Intensitaskomunikasi

Metodekomunikasi

Pencarianinformasi

Keterlibatandalam

kelompok

Arahkomunikasi

Umur 0,174* 0,127 0,070 - 0,033 - 0,003Pendidikan - 0,049 0,082 0,218** 0,187* 0,245**

Pendapatan - 0,102 - 0,045 0,178* 0,034 0,151Pengalaman 0,117 - 0,152* - 0,109 - 0,073 - 0,119Kekosmopolitan 0,447** 0,540** 0,466** 0,456** 0,316**

TingkatPengetahuan

0,157* 0,567** 0,341** 0,294** 0,422**

Keterangan: * berhubungan nyata (p<0,05) = korelasi Tau Kendall** berhubungan sangat nyata (p<0,01)

Pendidikan tidak berhubungannyata pada aktivitas komunikasi(intensitas komunikasi dan metodekomunikasi). Tingginya tingkatpendidikan tidak mempengaruhiresponden untuk hadir pada pertemuan-pertemuan dan tidak mepengaruhipenerimaan responden terhadapinformasi yang diberikan denganmetode komunikasi yang sesuai.

Pendidikan berhubungan sangatnyata (p<0,01) positif dengan aktivitaskomunikasi (pencarian informasi danarah komunikasi). Artinya semakintinggi pendidikan responden makasemakin tinggi tingkat aktivitaskomunikasi (pencarian informasi danarah komunikasi) responden. Tingginyatingkat pendidikan membuat keingin-tahuan responden pun meningkatsehingga responden cenderung untukmencari informasi, Responden yangmempunyai pendidikan tinggi akanlebih memilih komunikasi dua arah agarterjadi dialog antara responden danpembina sehingga responden akan lebihmengerti dan merasa dihargaipendapatnya.

Pendidikan juga berhubungannyata (p<0,01) positif dengan aktivitaskomunikasi pada variabel keterlibatandalam kelompok, yang artinya semakin

tinggi pendidikan responden makatingkat keterlibatan dalam kelompokakan semakin tinggi pula. Pendidikanakan mempengaruhi responden dalamberpikir dan membuka wawasansehingga responden yang berpendidikantinggi aktif ikut terlibat dalamkelompok, lebih aktif dalam bertanyadan memberikan saran-saran yangdiperlukan. Tetapi hasil di lapanganmenunjukkan bahwa rata-ratapendidikan responden rendah, hanyasampai tamat SD sehingga aktivitasyang dilakukan responden pun rendahdalam mencari informasi mengenaibudidaya sapi potong.

Pendapatan tidak berhubungannyata terhadap aktivitas komunikasi(intensitas komunikasi, metodekomunikasi, keterlibatan dalamkelompok dan arah komunikasi). Inimenunjukkan bahwa pendapatan yangtinggi atau rendah tidak mempengaruhiresponden dalam melakukan aktivitaskomunikasi (intensitas komunikasi,metode komunikasi, keterlibatan dalamkelompok dan arah komunikasi). Tetapipendapatan berhubungan nyata positifpada taraf 0,05 dengan aktivitaskomunikasi (pencarian informasi)artinya semakin tinggi pendapatan makasemakin tinggi aktivitas komunikasi

Page 13: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

39

(pencarian informasi). Responden yangtingkat pendapatannya tinggi mem-punyai modal yang besar dalamberusaha ternak sehingga merekamemerlukan pengetahuan agar dapatmengembangkan usaha ternaknya.Dalam melakukan usahaternak sapipotong, responden yang mempunyaipendapatan tinggi lebih cenderunguntuk mencari informasi secara mandirikarena mereka menganggap hal inimerupakan kebutuhan pribadi.

Pengalaman tidak berhubungannyata dengan aktivitas komunikasi(intensitas komunikasi, pencarianinformasi, keterlibatan dalam kelompokdan arah komunikasi), artinya tingkatpengalaman responden tidak akanmempengaruhi aktivitas komunikasi(intensitas komunikasi, pencarianinformasi, keterlibatan dalam kelompokdan arah komunikasi) responden.Pengalaman berhubungan nyata(p<0,01) negatif dengan aktivitaskomunikasi (metode komunikasi).Artinya semakin berpengalaman makaintensitas penggunaan metodekomunikasi yang dirasakan respondensemakin rendah, hal ini karenaresponden yang telah berpengalamanmerasa mereka telah lebih dulu tahumengenai budidaya sapi potongsehingga metode komunikasi yangdipakai pembina tidak membuataktivitas komunikasi yang dilakukanresponden menjadi tinggi.

Kekosmopolitan berhubungansangat nyata (p<0,01) positif denganaktivitas komunikasi (intensitaskomunikasi, metode komunikasi, pen-carian informasi, keterlibatan dalamkelompok dan arah komunikasi).Artinya semakin tinggi tingkatkekosmopolitan maka aktivitasresponden akan semakin tinggi pula.Responden yang sering keluarlingkungannya akan lebih terbukaterhadap informasi, sehingga aktivitas

komunikasi dilakukan untuk memenuhikebutuhan informasi budidaya sapipotong responden. Namun demikian,kenyataan di lapangan diketahui bahwakekosmopolitan peternak sapi potongrendah sehingga aktivitas komunikasiyang dilakukan responden pun rendah.Hal ini seharusnya menjadi celah bagipembina dalam memberikan motivasike peternak untuk terus melakukanaktivitas komunikasi. Menurut Djasmindiacu dalam Suprapto dan Fahrianoor(2004) bahwa petani lebih sukadimotivasi daripada disuruh belajaruntuk mencari pengetahuan,keterampilan dan sikap yang baru.

Tingkat pengetahuan berhubungannyata (p<0,05) positif dengan aktivitaskomunikasi pada variabel intensitaskomunikasi, artinya semakin tinggitingkat pengetahuan responden makasemakin tinggi tingkat intensitaskomunikasinya dengan pembina.Pengetahuan yang didapat respondenmengenai budidaya sapi potong, salahsatunya didapat dari pembinaansehingga apabila responden seringdatang menghadiri pertemuan makaotomatis pengetahuan responden akanbertambah.

Tingkat pengetahuan berhubungansangat nyata (p<0,01) positif denganaktivitas komunikasi (metodekomunikasi, pencarian informasi,keterlibatan dalam kelompok dan arahkomunikasi). Artinya makin tinggitingkat pengetahuan responden makaaktivitas komunikasi (metodekomunikasi, pencarian informasi,keterlibatan dalam kelompok dan arahkomunikasi) yang dilakukan juga tinggi.

Berdasarkan hasil dari analisishubungan di atas maka secara umumhipotesis ketiga yang menyatakanterdapat hubungan nyata antara faktorkarakteristik individu peternak denganaktivitas komunikasi diterima untukumur, pendidikan, pendapatan,

Page 14: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

Hambatan-hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam PembinaanBudidaya Sapi Potong di Kabupaten Ogan Ilir

40

pengalaman, kekosmopolitan dantingkat pengetahuan.

4. Simpulan dan Saran4.1 Kesimpulan

1. Karakteristik individu peternak diKabupaten Ogan Ilir adalah padaumumnya umur paruh baya,pendidikan tamat SD, pendapatanrendah, pengalaman beternak sapipotong rendah, kekosmopolitanrendah dan tingkat pengetahuantentang budidaya sapi potong tinggi.Sedangkan jenjang aktivitaskomunikasi skor tertinggi padametode komunikasi, disusulketerlibatan dalam kelompok, arahkomunikasi, intensitas komunikasidan terakhir pencarian informasi.

2. Hambatan komunikasi yang palingdirasakan peternak adalah padafaktor perhatian dan keakraban,disusul dengan faktor prasangka,perbedaan harapan dan perbedaankebutuhan.

3. Pengalaman peternak berhubungansangat nyata pada faktor hambatanprasangka, perhatian dan keakrabanserta berhubungan nyata denganhambatan komunikasi faktorperbedaan kebutuhan. Karakteristikkekosmopolitan peternak berhu-bungan sangat nyata negatif denganfaktor hambatan-hambatan komuni-kasi pada prasangka, perbedaankebutuhan, perhatian dan keakraban.Karakteristik tingkat pengetahuanpeternak berhubungan sangat nyatanegatif dengan seluruh faktorhambatan-hambatan komunikasiyang dirasakan peternak sapi potongdi Kabupaten Ogan Ilir.

4. Aktivitas komunikasi secara umumberhubungan nyata dan sangat nyatadengan hambatan-hambatan ko-munikasi yang dirasakan peternaksapi potong di Kabupaten Ogan Ilir.

5. Faktor karakteristik umur peternakberhubungan nyata dengan aktivitaskomunikasi pada aspek intensitaskomunikasi, pendidikan berhu-bungan nyata pada aspek aktivitasketerlibatan dalam kelompok dansangat nyata dengan aktivitaskomunikasi dalam pencarian infor-masi dan arah komunikasi, penda-patan berhubungan nyata denganaktivitas komunikasi dalampencarian informasi, pengalamanberhubungan nyata negatif denganaktivitas komunikasi dalam metodekomunikasi, kekosmopolitan berhu-bungan sangat nyata dengankesemua aspek aktivitas komunikasidan tingkat pengetahuan berhu-bungan nyata dengan aktivitaskomunikasi pada aspek intensitaskomunikasi dan sangat nyata padaempat aspek lainnya dari peubahaktivitas komunikasi.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian makadapat disarankan hal-hal sebagaiberikut:1. Perlu adanya kegiatan pelatihan

motivasi untuk peternak, agarpeternak memahami usahaternakyang mereka lakukan memiliki nilaiekonomi sehingga semangatpeternak dapat lebih ditingkatkandalam pencarian informasi budidayasapi potong.

2. Perlu adanya pemberian contoh-contoh yang nyata dari pembinadalam pemberian materi budidayasapi potong, agar peternak merasalebih diperhatikan usahaternaknyasehingga hambatan komunikasiyang disebabkan faktor perhatiandapat dikurangi.

3. Perlu adanya peningkatan frekuensipertemuan antara pembina danpeternak, tidak hanya pada kegiatan

Page 15: Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak … · 2019. 10. 29. · Hambatan -hambatan Komunikasi yang Dirasakan Peternak dalam Pembinaan Budidaya Sap i Potong di Kabupaten

E. Rosana, A. Saleh, dan Hadiyanto

41

kelompok ternak (pemberian materibudidaya sapi potong) tetapi jugapada kegiatan sosial peternak yangada dilingkungannya, agar peternakmerasa dekat dengan pembinasehingga hambatan komunikasiyang disebabkan faktor keakrabandapat dikurangi.

Daftar Pustaka

Azainil. 2003. Analisis HambatanKomunikasi OrganisasiPemerintah Desa di KabupatenBogor [tesis]. Bogor: ProgramPascasarjana, Institut PertanianBogor.

Damayanti P. 2003. Hambatan-Hambatan Komunikasi OrganisasiPemerintah Daerah: Kasus padaPembangunan Pertanian di KotaPagar Alam [tesis]. Bogor:Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Danudiredja DE. 1998. HubunganKarakteristik dan PerilakuKomunikasi Penerima BantuanP3DT dengan Persepsi danPartisipasi dalam PenerapanProgram P3DT di KabupatenSukabumi Jawa Barat [tesis].Bogor: Program Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.

Dilla S. 2007. KomunikasiPembangunan: PendekatanTerpadu. Bandung: SimbiosaRekatama Media.

[Ditjennak] Direktorat JenderalPeternakan. 2006. StatistikPeternakan 2005. Jakarta:Direktorat Jenderal Peternakan,Departemen Pertanian RepublikIndonesia.

[Disnakkan] Dinas Peternakan danPerikanan Ogan Ilir. 2006.

Laporan Tahunan 2005.Inderalaya: Pemerintah KabupatenOgan Ilir Sumatera Selatan.

[Disnakkan] Dinas peternakan danPerikanan Ogan Ilir. 2007.Laporan Tahunan 2006.Inderalaya: Pemerintah KabupatenOgan Ilir Sumatera Selatan.

[Disnakkan] Dinas peternakan danPerikanan Ogan Ilir. 2008.Laporan Tahunan 2007.Inderalaya: Pemerintah KabupatenOgan Ilir Sumatera Selatan.

[Menristek] Menteri Negara Riset danTeknologi. 2006. PengembanganIPTEK untuk Peningkatan DayaSaing Produk Pangan HasilPeternakan. Draf LaporanKementerian Negara Riset danTeknologi Bekerjasama denganUniversitas Sriwijaya.Palembang: Universitas Sriwijaya.

Rogers EM. 2003. Diffusion ofinnovations. Ed ke-5. New York:The Free Press.

Suprapto T, Fahrianoor. 2004.Komunikasi Penyuluhan dalamTeori dan Praktek. Yogakarta:Arti Bumi Intaran.

Suryadi R. 2000. HubunganKarakteristik dengan Persepsi dariPembina dan Petani Kecil tentangKendala Berkomunikasi: KasusKabupaten Bogor [tesis]. Bogor:Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Susanto AS. 1977. Problems ofCommunication Planning inIndonesia. Di dalam Rahim SA,Middleton J, editor. Perspectivesin Communication Policy andPlanning. Ed ke-3. Hawaii: East-West Center, East-WestCommunication Institute.