hambatan komunikasi

Upload: nisrinadhya

Post on 17-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hambatan

TRANSCRIPT

BAB II

44

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutkan bahwa Istilah komunikasi atau bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2005:9). Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Hal tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.Komunikasi antarmanusia hanya dapat terjadi apabila ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Artinya, komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber pesan, media, penerima, dan efek. Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mengemukakan komunikasi adalah Suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 1998:19).

Berdasarkan pengertian di atas, Cangara menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi atau pesan, di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi. Komunikasi tidak akan berjalan apabila hanya dilakukan oleh satu orang, tetapi lebih efektifnya, dilakukan oleh dua orang atau lebih. 2.2 Komunikasi Pemerintahan

Komunikasi pemerintahan menurut Erliana Hasan dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, adalah:

Penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini pemerintah dapat diasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat (Hasan, 2005:95).

Dalam kondisi tersebut, berarti pemerintah memiliki kewenangan sekaligus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan untuk merespon keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Pemerintah sebagai pihak pertama, berada di tingkat pusat dan daerah berperan sebagai stakeholders utama dari e-Government. Peranan pemerintah dalam konsorsium (pengusaha yang mengadakan usaha bersama) terkait adalah sebagai pihak yang menentukan tujuan, kebijakan, standar, dan pola kerja sama dari segala yang berkaitan dengan perencanaan, penerapan, dan pengembangan konsep e-Government. Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk membentuk sebuah lingkungan yang kondusif agar implementasi sistem e-Government dapat terlaksana dengan baik. 2.3 Komunikasi Media

B. Aubrey Fisher mengemukakan komunikasi media atau komunikasi bermedia sebagai berikut:Komunikasi bermedia dibedakan menjadi dua hal yaitu komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal adalah kontak tatap muka itu memungkinkan adanya hubungan langsung diantara para komunikator. Komunikasi massa adalah adanya suatu perantaraan suatu harian, majalah, buku, pesawat televisi, dan lain sebagainya penerima antara sumber dengan penerima meniadakan pencapaian hubungan tersebut. Sebagai konsekuensinya, sumber pesan tetap tinggal sebagai sebuah sumber dan si penerima (Fisher, 1986:170).Fisher menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dan komunikasi massa merupakan proses fenomenal yang berlainan secara fundamental. Hal tersebut, disebabkan karena tidak terbaginya kombinasi peran sumber atau penerima sebagaimana yang dilakukan dalam keadaan perorangan. Pendapat Fisher tidak sejalan dengan Erliana Hasan, dimana ia mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai proses yang dinamakan dengan proses komunikasi media. Proses komunikasi media menurut Erliana Hasan adalah Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang (bahasa) sebagai media pertama (Hasan, 2005:33).Adapun unsur-unsur dalam proses komunikasi media menurut Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, sebagai berikut:

1. Sender (komunikator)

Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding (penyandian)

Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message (pesan)

Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media

Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5. Decoding (pengkodean)

Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver (komunikan)

Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response (tanggapan)

Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

8. Feedback (umpan balik)

Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise (gangguan)

Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(Effendy, 2005:18-19).

Proses komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam interaksi, komunikator menyandi suatu pesan kemudian menyampaikannya kepada komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut. Kondisi yang demikian, komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder. Karena komunikasi antarpersona bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberi reaksi terhadap komunikasi tersebut kembali menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder. Secara kongkrit dapat dijelaskan bahwa selama komunikasi berlangsung antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi akan terjadi pergantian posisi. Namun, ketika salah satu memberikan tanggapan itu disebut umpan balik (feedback).

2.3.1 Komunikator

Komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, mempunyai ide-ide menarik, dan penuh daya kreativitas. Karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder. Komunikator menurut Erliana Hasan dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Pemerintahan adalah orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang (Hasan, 2005:36). Hal tersebut, sejalan dengan pengertian komunikator yang dikemukakan Cangara sebagai berikut: Pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Untuk mencapai komunikasi yang sempurna, seorang komunikator harus memiliki kepercayaan dan kompetensi, daya tarik, dan kekuatan (Cangara, 1998:87).1. Kepercayaan dan Kompetensi

Kepercayaan menurut Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh penerima (Cangara, 1998:87). Kepercayaan seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi, sikap, tujuan, kepribadian, dan dinamika.

Kepercayaan dapat diperoleh apabila seorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya, kekuatan yang dimiliki seorang. Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya. Logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya (Cangara, 1998:87).Kompetensi adalah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya (Cangara, 1998:88). Kompetensi tersebut dipergunakan untuk menentukan atau memutuskan suatu keputusan yang berasal dari komunikator.Menurut bentuknya, kepercayaan dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu Initian credibility, derived credibility, dan terminal credibility (Cangara, 1998:88).1. Initian Credibility

Initian Credibility adalah kredibilitas (kepercayaan) yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88). Sebagai contoh, seorang pembicara yang sudah mempunyai strata yang lebih tinggi dapat mendatangkan banyak pendengar atau tulisan seorang pakar yang sudah terkenal akan mudah dimuat di surat kabar, meskipun editor belum membacanya.

2. Derived CredibilityDerived Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seseorang pada saat komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88).3. Terminal CredibilityTerminal Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti penjelasan atau ulasannya (Cangara, 1998:89). Komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas, perlu memiliki pengetahuan yang lebih berkompeten, pengalaman yang luas, kekuatan yang dipatuhi, dan status sosial yang dihargai.

Dari ketiga penjelasan di atas, kredibilitas atau kepercayaan seseorang dapat mengalami perubahan apabila terjadi perubahan khalayak, topik, dan waktu. Kredibilitas seorang pembicara pada suatu tempat belum tentu bisa sama di tempat lain apabila khalayaknya berubah. Hal ini sama dengan perubahan topik dan waktu. Seorang komunikator dapat saja menguasai topik tertentu, tetapi belum tentu dengan topik yang lain. Seorang pembicara yang awalnya memiliki kekuasaan dapat didengar oleh orang lain, tetapi ketika pembicara tidak berkuasa, maka orang lain itu tidak akan mendengarkan.2. Daya Tarik

Daya tarik merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki seorang komunikator. Faktor tersebut banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca dapat mengikuti pandangan seorang komunikator. Menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi memiliki daya tarik sebagai berikut:1. Hal kesamaan (similarity)

2. Dikenal baik (fmiliarity)

3. Disukai (liking)

4. Fisiknya (physic)(Cangara, 1998:90)

Kesamaan dimaksudkan bahwa seseorang dapat tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan dalam bahasa, agama, suku, daerah asal, partai, atau ideologi. Seorang peneliti mengemukakan bahwa masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh kesamaan ideologi daripada kesamaan ras dan agama (Alexis Tan dalam Cangara, 1998:90).Dikenal maksudnya seorang komunikator yang dikenal baik, lebih cepat diterima oleh penerima atau komunikan daripada mereka yang tidak dikenal. Komunikator yang sudah terkenal kepiawaiannya akan mudah diterima, sebab komunikan tidak akan meragukan kemampuan dan kejujurannya. Komunikan tidak akan mendengarkan apabila komunikator melakukan sesuatu yang kurang disukai oleh komunikan (Cangara, 1998:90).Menyukai artinya komunikator yang memiliki kesamaan dan sudah dikenal, pada akhirnya akan disenangi oleh khalayak atau penerima (Cangara, 1998:90). Seorang pendengar atau pembaca yang menyukai dan menganggap komunikator sebagai idolanya, akan mudah masuk dalam pengaruh orang yang disukai itu.

Penampilan fisik atau postur badan, seorang komunikator sedapat mungkin memiliki bentuk fisik yang sempurna (Cangara, 1998:90). Fisik yang cacat dapat menimbulkan ejekan, sehingga mengganggu jalannya komunikasi. Fisik yang sempurna (cantik atau gagah), akan menarik komunikan, apalagi apabila disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya, lebih mudah mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang.3. Kekuatan

Kekuatan menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Sosiologi adalah:Kepercayaan diri yang harus dimiliki seseorang komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain. Kekuatan sebagai kekuasaan di mana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Misalnya kepala kantor kepada bawahannya (Cangara, 1998:91).Hal di atas, mengemukakan bahwa kekuatan memudahkan komunikan menerima pendapat dari orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan tidak selamanya menjadi prasyarat bagi seseorang komunikator yang menginginkan kesuksesan, tetapi minimal, komunikator harus memiliki kepercayaan dan daya tarik. Kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan daya tarik sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk berempati. Komunikator memiliki kemampuan untuk memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain.2.3.2 Penyandian

Penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 2005:13). Komunikator menyandi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini, berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaan ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan, kemudian, komunikan mengawasandi pesan dari komunikator itu. Penafsiran lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Proses tersebut, komunikator berfungsi sebagai penyandi dan komunikan berfungsi sebagai pengawasandi.2.3.3 Pesan

Pesan menurut B. Aubrey Fisher dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah:Pikiran atau ide pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neourophysiological) dari sumber/penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan (secara visual). Alat pengalihan sandi pada sumber/penerima mentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi dalam bentuk energi fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi, itu merupakan seperangkat isyarat (signal) fisik (Fisher, 1986:365).Fisher mengemukakan pesan dalam bentuk mekanistis yang ditransformasikan pada titik-titik atau saat-saat penyandian dan pengalihan sandi. Sehingga, pesan itu sendiri merupakan pikiran atau ide pada suatu tempat. Hal ini, berbeda dengan pesan yang dikemukakan Hafied Cangara sebagai berikut:Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. (isinya dapat berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information) (Cangara, 1998:23).Cangara mengemukakan pesan dalam proses komunikasi. Proses komunikasi tersebut, tidak terlepas dari simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada komunikan terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala alam yang ada di sekitarnya. Kemampuan manusia menciptakan simbol-simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi. Pesan tersebut berbentuk mulai dari simbol yang sederhana seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk sinyal-sinyal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, TV, telegram, telex, dan satelit.

Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Adapun kode-kode simbol sebagai berikut:

1. Semua kode memiliki unsur nyata

2. Semua kode memiliki arti

3. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya

4. Semua kode memiliki fungsi

5. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.

(Cangara, 1998:95)

Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kode verbal (bahasa) dan kode nonverbal (isyarat) (Cangara, 1998:95).

1. Kode Verbal

Kode verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara bersturktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa menurut Hafied Cangara memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita

b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia

c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia

(Cangara, 1998:95)Fungsi dari kode verbal menurut Cangara tersebut, sifatnya sangat luas. Hal ini disebabkan karena Cangara mengemukakan tentang pembinaan hubungan yang baik antara sesama, penciptaan dalam ikatan-ikatan kehidupan manusia. 2. Kode Nonverbal

Menurut Hafied Cangara, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, diantaranya:a. Kinersics yaitu kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam, yaitu:

1) Emblems yaitu isyarat yang mempunyai arti langsung pada simbol yang dibuat oleh gerakan badan.

2) Illustrators yaitu isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi rendahnya suatu objek yang dibicarakan.

3) Affect Displays yaitu isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya.

4) Regulators yaitu gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak.

5) Adaptory yaitu gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan. Misalnya menggerutu, mengepalkan tangan ke atas meja, dan sebagainya.

b. Gerakan Mata (eye gaze) adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Gerakan mata adalah pencerminan isi hati seseorang.

c. Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.

d. Paralanguage adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara, sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik pengucapan.

e. Diam mempunyai arti bersikap negatif dan juga melambangkan sikap positif. Pemahaman tentang sikap diam, perlu belajar budaya atau kebiasaan-kebiasaan seseorang. Diam dapat juga dikatakan sebagai perilaku komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap netral dan menginginkan sesuatu yang bersifat aman.f. Postur tubuh, terdiri dari tipe ectomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh kurus tinggi yang dilambangkan sebagai orang yang mempunyai sikap ambisi, pintar, kritis, dan sedikit cemas. Tipe mesomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi, atletis yang dilambangkan sebagai pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif, dan kompetitif. Tipe yang terakhir adalah tipe endomorphy yaitu bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk yang dilambangkan sebagai pribadi yang harmonis, santai, dan cerdik.

g. Kedekatan dan Ruang (proximity and spatial) dapat dibedakan atas territority atau zone yang terdiri dari 4 macam, yaitu wilayah intim (rahasia) kedekatannya berjarak antara 3-18 inchi, wilayah pribadi kedekatannya berjarak antara 18 inchi hingga 4 kaki, wilayah sosial kedekatannya berjarak antara 4-12 kaki, dan wilayah umum (publik) kedekatannya berjarak antara 4-12 kaki sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki.h. Artifak dan Visualisasi adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum. Artikafak ini dimaksudkan untuk kepentingan estetika dan untuk menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya baju, topi, pakaian dinas, cincin, gelang, alat transfortasi, dan sebagainya.

i. Warna memberi arti terhadap suatu objek. Dapat digunakan dalam berbagai keperluan, misalnya dapat dilihat pada bendera nasional, bendera partai politik, dan sebagainya.j. Waktu. Orang yang sering menempati waktu, dinilai sebagai orang yang berpikiran modern.

k. Bunyi sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan sebagai paralanguage. Misalnya bersiul, bertepuk tangan, bunyi terompet, letusan senjata, dan sebagainya.

l. Bau digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, bau karet terbakar, dan semacamnya.(Cangara, 1998:95-110).Setelah mengemukakan penjelasan tersebut, maka terdapat cara penggunaan kode dalam penyusunan pesan, diantaranya penyusunan pesan bersifat informatif yang dikemukakan oleh Hafied Cangara sebagai berikut:

1. Space order (pesan berdasarkan kondisi ruang) yaitu penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional, dan daerah.2. Time order (pesan berdasarkan waktu) penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.3. Deductive order (pesan bersifat umum ke khusus) yaitu penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.4. Inductive order (pesan bersifat khusus ke umum) penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.(Cangara, 1998:111)Model penyusunan pesan bersifat informatif tersebut, lebih banyak ditujukan kepada perluasan wawasan dan kesadaran penerima pesan. Prosesnya lebih banyak percampuran, penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak menggunakan istilah-istilah yang kurang terkenal di kalangan penerima pesan atau komunikan.2.3.4 Media

Media menurut Effendy adalah Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2005:18). Pendapat Effendi ini sejalan dengan Cangara yang menempatkan media sebagai sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Adapun media menurut Cangara adalah Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima (Cangara, 1998:23). Media dalam komunikasi terdiri dari 2 macam, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Media elektornik antara lain radio, film, televisi, video recording, komputer, elektronic board, audio casette, dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi media adalah:

1. Tersedianya media

2. Kehandalan (daya input) media

3. Kebiasaan menggunakan media

4. Tempat dan situasi

(Cangara, 1998:145)

Keefektifan komunikasi dalam suatu pemerintahan sangat ditentukan oleh tersedia atau tidaknya media, baik media dalam bentuk simbol, maupun media dalam bentuk kode verbal dan kode nonverbal. Sejalan dengan perkembangan masyarakat serta peradaban dan kebudayaan, komunikasi media mengalami kemajuan dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna, maka komputer sebgai media yang mengandung bahasa, gambar, dan warna.Pentingnya ketersediaan media dalam proses komunikasi, disebabkan oles efisiensinya dalam menjangkau komunikan. Komputer merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dlam jumlah yang amat banyak. Ketersebaran efisien, karena dengan menyiarkan atau menyebarkan informasi pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar kepada kahalayak atau penerima pesan yang begitu banyak jumlahnya.

Media dikatakan reliable atau handal apabila program dapat berjalan dengan baik, tidak mudah hang, crash atau berhenti pada saat pengoperasian. Kehandalan media juga dinilai dari seberapa jauh dapat tetap berjalan meskipun terjadi kesalahan pada pengoperasian (error tolerance). Penggguna memerlukan feedback sesuai dengan kondisi sistem (termasuk beberapa lama pengguna harus menunggu) (Satriawahyono dalam http://romisatriawahono.net/, 2007/06/23).Kehandalam media dalam komunikasi harus bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yaitu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai kepada penyajian informasi. Selain itu, meluas dan serempaknya pengiriman dan penerimaan data-data, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan, kemudian bergerak secara luas, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. Peralatan teknis dan mekanis seperti komputer dan semacamnya juga dapat menentukan kehandalan (daya input) media.Kebiasaan menggunakan media merupakan kebiasaan aparatur dalam menggunakan alat atau sarana dan prasarana media baik software maupun hardware. Melihat dalam kondisi jaman sekarang, kuantitas penggunaan teknologi informasi semakin hari semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perangkat komputer di instansi-instansi. Kebiasaan aparatur menggunakan media sangat menentukan baik atau buruknya suatu komunikasi pemerintahan.Media sering digunakan oleh orang-orang yang mengerti cara pengaflikasiannya atau pengoperasiannya. Pengaplikasian media dalam komunikasi pemerintahan, lebih dititikberatkan pada program-program yang berhubungan dengan pemerintahan. Sebagai contoh, penggunaan program radioling untuk menginterkoneksikan data-data yang diperlukan.Tempat dan situasi media sangat mempengaruhi komunikasi pemerintahan. Media komunikasi harus ditempatkan di tempat yang strategis, maksudnya tempat yang dapat menampung alat-alat komunikasi dan dapat menangkap jaringan-jaringan komunikasi dari media komunikasi di tempat yang lain.Situasi media komunikasi harus benar-benar kondusif, nyaman, dan berhawa dingin. Hal ini, disebabkan karena penempatan media seperti komputer, harus benar-benar terawat dengan baik.2.3.5 PengawasandianPengawasandian yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy, 2005:19). Proses komunikasi antar persona, melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, kemudian menyampaikannya kepada komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut.2.3.6 KomunikanKomunikan sebagai penerima pesan dalam komunikasi. Komunikan ini menerima pesan dari komunikator. Komunikan dapat bersifat perorangan, kelompok, institusi, organisasi, masyarakat, atau dapat pula pemerintahan (Effendy, 2005:19). Pengertian komunikan yang dikemukakan Effendy tersebut, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator atau sumber.Tipe komunikan menurut Hafied Cangara adalah:

1. Innovator (pembaharu) adalah orang yang menyukai perubahan dengan berani melakukan uji coba yang penuh risiko.2. Early adopter (penerima dini) maksudnya orang yang pertama kali menerima ide-ide baru dari pembaharu.3. Early majority ( penerima mayoritas cepat) adalah orang-orang yang tergolong sebagai penerima pesan-pesan atau ide-ide baru sebelum rata-rata anggota lainnya menerima ide tersebut.4. Late majority (penerima moyoritas lambat) adalah orang-orang yang menerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerimanya lebih awal.5. Laggard (pengikut) adalah orang-orang yang tergolong penerima terakhir dari sistem sosial yang ada.(Cangara, 1998:142)Golongan pembaharu sangat terbuka pada dunia luar, serta memiliki pengetahuan teknis pada bidang-bidang tertentu. Golongan pembaharu tersebut, kadangkala mengalami ketidakcocokan dengan lingkunganya, sehingga berusaha untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Rata-rata para pembaharu ini tergolong berusia muda.Golongan penerima dini berintegrasi dengan sistem sosial yang ada. Sistem sosial yang dimaksud adalah golongan yang ada di sekitarnya yang berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungannya. Golongan penerima dini tersebut, menjadi tempat bertanya dan diminta pertimbangan dari orang-orang yang ada disekitarnya.Penerima mayoritas cepat tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi anggota biasa yang dekat dengan jaringan pimpinan yang menerima pembaharuan. Penerima mayoritas cepat menjadi penghubung antara penerima dini dengan penerima lambat. Mereka termasuk golongan yang mempunyai waktu untuk melihat keberhasilan atau kegagalan orang lain dalam penerimaan ide-ide baru.Penerima mayoritas lambat menerima pesan setelah melihat ide baru itu membawa keuntungan secara ekonomis atau setelah ia mendapat tekanan demi keamanan dirinya. Adapun tipe pengikut dari penerima pesan, tidak mempunyai pendapat dan berada di luar jaringan sosial, namun masih dekat. Mereka menerima ide-ide baru dan cenderung koservatif, lambat, dan tradisional.2.3.7 Tanggapan

Tanggapan adalah seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan (Effendy, 2005:19). Tanggapan komunikan dibagi menjadi dua yaitu tanggapan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar dan tanggapan yang dinyatakan dengan tingkah laku atau perilaku. 2.3.8 Umpan BalikUmpan balik merupakan indikator berlanjut tidaknya proses komunikasi. Di samping itu, dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat rujukan atau kapasitas yang berada pada komunikan. Umpan balik yaitu sebagai reaksi terhadap berbagai aspek yang ditumbuhkan oleh sumber awal dalam berlangsungnya suatu proses. Jadi, Umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, berupa data, pendapat, komentar, dan saran (Harun, 2006:61). Umpan balik dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Umpan balik bersifat positif menunjukkan respons atau tanggapan yang menyenangkan, artinya komunikasi dapat dilanjutkan. Umpan balik bersifat negatif artinya tanggapan kurang menyenagkan dan komunikasi dapat dihentikan atau tidak perlu dilanjutkan. 2.3.9 Hambatan

Komunikasi dapat terlihat sangat sederhana, namun untuk mendapatkan komunikasi yang efektif seringkali terdapat banyak hambatan, walaupun faktor situasi dan kondisi turut berperan. Komunikasi sebagai proses interaksi, maka faktor manusia memainkan peran yang sangat penting dalam pencapaian komunikasi yang efektif. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif menurut Erliana Hasan dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan tahun 2005 adalah:

1. Perbedaan latar belakang:

a. Perbedaan persepsi

b. Perbedaan pengalaman dan latar belakang

c. Sikap praduga/stereotip

2. Faktor bahasa:

a. Perbedaan arti kata

b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentu

c. Komunikasi non verbal

3. Sikap pada waktu berkomunikasi; hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain:

a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar

b. Mengadakan penilaian terhadap pembicara

c. Sibuk mempersiapkan jawaban

d. Bukan pendengar yang baik

e. Pengaruh faktor emosi

f. Kurang percaya diri

g. Gaya/cara bicara dan nada suara

4. Faktor lingkungan: faktor tempat dan faktor situasi/waktu

(Hasan, 2005:91)

Hambatan dalam berkomunikasi tersebut, lebih banyak didominasi oleh faktor perbedaan latar belakang. Hal ini, disebabkan karena setiap orang ingin diperlukan sebagai pribadi. Berkaitan dengan perbedaan tersebut, tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai. Hal tersebut, agar respon atau tanggapan yang diharapkan dapat tercapai. Besarnya persamaan pada orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan, maka akan semakin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif.Hambatan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Gangguan terjadi apabila terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga, proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Kemudian ada hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Hambatan terdiri dari 5 macam, diantaranya:

1. Gangguan teknis

2. Gangguan semantik

3. Gangguan psikologis

4. Ritangan fisik dan organik

5. Rintangan status

6. Rintangan kerangka berfikir

7. Rintangan budaya

(Cangara, 1998:131-132)Gangguan-gangguan tersebut, dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Namun, Bukan hanya faktor lingkungan saja yang menjadi gangguan dalam komunikasi. Terdapat gangguan-gangguan yang lain yang lebih spesifik, diantaranya gangguan pada alat-alat atau sarana dan prasarana komunikasi yang terjadi pada media komunikasi. Gangguan teknis terjadi apabila salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi memulai saluran mengalami kerusakan (chanel noise). Misalnya gangguan pada stasiun radio atau televisi, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio, sehinga suara tidak terdengar, gangguan pada komputer, dan semacamnya.Gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

2. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

3. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.

4. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-sombol bahasa yang digunakan.

Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak yang jauh, sehingga, sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi, dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik dapat juga diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya salah satu pancaindera pada penerima.Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan. Perbedaan seperti ini biasanya menuntut perilaku komunikasi yang selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam masyarakat, yaitu bawahan cenderung hormat pada atasannya, atau rakyat pada raja yang memimpinnya.Rintangan kerangka berfikir adalah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini, disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Rintangan yang sulit diatasi pada hakikatnya berada antara pikiran seseorang dengan orang lain.Rintangan budaya adalah rintangan yang disebabkan karena adanya perbedan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.Pengertian interkoneksi menurut Sistem Informasi Manajemen Daerah dan Etalase Kabupaten Subang (www.subang.go.id) adalah saluran komunikasi yang hanya dilakukan antar dinas, badan, lembaga di Kabupaten Subang saja. Namun, saat ini hanya 5 SKPD yang memiliki program interkoneksi data. Diantaranya, Badan Perencanaan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pusat Statistik, serta Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana.Data sebagai bahan dari informasi yang dirumuskan sebagai sekelompok lambang-lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal lain. Data menurut Teguh Wahyono dalam bukunya Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain, dan Implementasi adalah:

Data adalah bahan baku informasi yang didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kualitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis data (Wahyono, 2004:2).

Jadi data berhubungan dengan informasi dan data belum menunjukkan sesuatu yang bisa dipahami karena harus diproses terlebih dahulu. Data tersebut dapat berbentuk suara, bunyi-bunyian, simbol-simbol, sinyal, gambar, dan sebagainya. Informasi merupakan sarana untuk pengambilan keputusan dan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya. Selain itu, informasi berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang, maupun masa depan, sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya, sesuatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya, kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyono yang menyatakan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan (Wahyono, 2004:3).