hak atas kekayaan intelektual dalam era globalisasi

Download Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Era Globalisasi

If you can't read please download the document

Upload: satrio-hadisaputro

Post on 26-Oct-2015

184 views

Category:

Documents


86 download

TRANSCRIPT

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM ERA GLOBALISASI Oleh: Rahardi Ramelan Wakil Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Disampaikan pada Temu Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran di Bandung tanggal 29 April 1996 1. Pengantar. Hak atas kekayaan intelektual menjadi issue yang semakin menarik untuk dikaji karena perannya yang semakin menentukan terhadap laju percepatan pembangunan nasional, terutama dalam era globalisasi. Dalam hubungan ini era globalisasi dapat dianalisis dari dua karakteristik dominan. Pertama, era globalisasi ditandai dengan terbukanya secara luas hubungan antar bangsa dan antar negara yang didukung dengan transparansi dalam informasi. Dalam kondisi transparansi informasi yang sedemikian itu, maka kejadian atau penemuan di suatu belahan dunia akan dengan mudah diketahui dan segera tersebar ke belahan dunia lainnya. Hal ini membawa implikasi, bahwa pada saatnya segala bentuk upaya penjiplakan, pembajakan, dan sejenisnya tidak lagi mendapatkan tempat dan tergusur dari fenomena kehidupan bangsa-bangsa. Kedua, era globalisasi membuka peluang semua bangsa dan negara di dunia untuk dapat mengetahui potensi, kemampuan, dan kebutuhan masing-masing. Kendatipun tendensi yang mungkin terjadi dalam hubungan antar negara didasarkan pada upaya pemenuhan kepentingan secara timbal balik, namun justru negara yang memiliki kemampuan lebih akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Salah satu kemampuan penting suatu negara adalah kemampuan dalam penguasaan teknologi. Mengacu pada dua hal tersebut, upaya perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual sudah saatnya menjadi perhatian, kepentingan, dan kepedulian semua pihak agar tercipta kondisi yang kondusif bagi tumbuh berkembangnya kegiatan inovatif dan kreatif yang menjadi syarat batas dalam menumbuhkan kemampuan penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi. Kiranya sulit dipungkiri, bahwa tanpa penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi, pembangunan nasional tidak akan berjalan dengan laju kecepatan yang cukup untuk dapat menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Disadari bahwa dalam sistematik penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi selalu diawali dan dibarengi dengan upaya alih teknologi. Pada tahap lanjut dari upaya alih teknologi, untuk mengejar ketinggalan dalam tingkat penguasaandan pengembangan teknologi diperlukan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatif agar memiliki kemampuan untuk menciptakan teknologi-teknologi baru. Upaya meningkatkan pemahaman terhadap hak atas kekayaan intelektual yang diprakarsai Fakultas Hukum Unpad melalui temu ilmiah, merupakan bagian perjuangan untuk penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan karenanya wajar mendapatkan sambutan simpatik. Untuk memudahkan pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual dalam konteks pembangunan nasional, maka urutan penyajian yang akan saya sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang perlunya perlindungan dan penegakan terhadap hak atas kekayaan intelektual dalam pembangunan nasional. 2. Kaitan antara hak milik intelektual, teknologi, dan industri dalam pembangunan nasional. 3. Kebijakan penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi dalam pembangunan nasional 4. Penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual mendorong akselerasi pembangunan dan etos kerja produktif 5. Berbagai hal yang berkaitan dengan upaya penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual. 6. Penutup. 2. Kaitan antara Hak Milik Intelektual, Teknologi, dan Industri dalam Pembangunan Nasional. Hak atas kekayaan intelektual, teknologi, dan industri merupakan tiga wujud yang sangat kuat berinteraksi satu terhadap yang lain dalam proses pembentukan nilai tambah di segala aspek kehidupan dan penghidupan kita. Proses ini berjalan secara terus menerus saling berkait dan berkesinambungan. Tolok ukur keberhasilan proses pembentukan nilai tambah ini, ditandai dengan "pemanfaatan mesin-mesin, ketrampilan (pengetahuan) manusia, dan substansi lainnya; diintegrasikan sepenuhnya oleh teknologi, sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai jauh lebih tinggi dari nilai total dari material dan masukan-masukan lainnya. Konsep ini yang selanjutnya dikenal dengan konsep sinergi. Penerapan, pengembangan, dan penguasan teknologi tidaklah mungkin dapat dicapai dengan baik, tanpa didukung dengan budaya kreatif dan inovatif dari sebagian terbesar masyarakat kita. Laju pertumbuhan Iptek yang terus meningkat dari waktu ke waktu, hanya memberikan peluang bagi masyarakat yang dinamik untuk dapat mengejar dan mengikuti perkembangan Iptek tersebut. Budaya kreatif dan inovatif merupakan ciri menonjol dan faktor menentukan dalam dinamika masyarakat untuk menerapkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi. Bahwa penguasaan Iptek merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, setidaknya telah dibuktikan oleh Jepang, Korea, dan beberapa negara lainnya. Mereka adalah negara-negara yang tidak memiliki kekayaan alam cukup, namun mampu mengatasi kekurangan sumber daya alamnya dengan penguasaan teknologi secara tepat. Usaha-usaha yang mereka lakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan R & D untuk memperoleh teknologi terbaik dan kompetitif. Kegiatan R & D dimungkinkan dapat menghasilkan pengembangan dan penguasaan teknologi terbaik dan kompetitif; bila didukung dengan budaya kreatif dan inovatif. Demikian juga halnya penerapan teknologi secara tepat dan kompetitif di dunia industripun membutuhkan dukungan budaya kreatif dan inovatif. Sedangkan budaya kreatif dan inovatif hanya akan tumbuh dan berkembang dengan subur dalam lingkungan masyarakat yang menghargai, menegakkan, dan melindungi hak atas kekayaan intelektual. Hal yang demikian itu, merupakan kaitan yang bersifat interaktif antara hak milik intelektual, teknologi, dan industri. 3. Kebijakan Penerapan, Pengembangan, dan Penguasaan Teknologi dalam Pembangunan Nasional. Kebutuhan akan penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tidak akan pernah lepas dari peri kehidupan dan penghidupan manusia dan masyarakat bangsa-bangsa. Hal ini ditopang kenyataan bahwa manusia selalu ingin perubahan kearah kemudahan dan kenyamanan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sementara kebutuhan manusia terus berubah dan meningkat sesuai dengan perkembangan lingkungan hidupnya, pada saat itu pulalah diperlukan jenis dan tingkat teknologi yang sesuai. Know-how (ketrampilan) yang merupakan cara atau bentuk lain dari perwujudan teknologi dalam kehidupan manusia diartikan sebagai informasi teknik, data atau pengetahuan hasil dari pengalaman atau kecakapan yang dapat dipakai dalam praktek, khususnya di industri. Dalam konteks yang lebih luas mencakup pula informasi bisnis tertentu. Knowhow (ketrampilan) memungkinkan dilaksanakan atau diproduksinya penemuan yang dipatenkan. Dalam undang-undang paten disebut sebagai pelaksanaan penemuan yang dipatenkan. Sayangnya hal ini tidak selalu diungkap dalam dokumen paten yang disahkan oleh Pemerintah. Hal yang serupa terjadi pula pada paten sederhana (peti patent) dan desain produk industri atau hal-hal yang sebenarnya perlu diketahui untuk dapat menerapkan desain produk industri menurut pola yang sesuai bagi pembuat produk industri. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa selain paten, maka know-how untuk melaksanakan produksi hasil penemuan/ paten merupakan hal lain yang sangat penting diperhitungkan. Berbicara masalah alih teknologi sesungguhnya merupakan kepentingan negara penerima dan pengalih secara timbal balik. Pihak penerima mengharapkan dapat menerapkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi yang dialihkan. Sementara bagi negara pengalih; teknologi yang paling canggih sekalipun tidak dapat lagi dijadikan milik sendiri negara maju tersebut. Kepentingan lain dari negara pengalih berkaitan perluasan pasar hasil teknologi yang dikuasainya. Dalam kaitan ini perlu disadari bahwa laju pertumbuhanteknologi selain dipengaruhi oleh besarnya dana yang disediakan untuk kegiatan R & D, juga dipengaruhi oleh jumlah sarjana yang bekerja di lingkungan R & D dan industri. Sedangkan hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dalam proses alih teknologi, adalah: a. kerjasama yang serasi antara pengalih dan penerima teknologi, yang dilandasi oleh semangat saling menguntungkan. b. persiapan-persiapan secara matang guna mengatasi kendala-kendala yang terjadi di pihak pengalih dan penerima. c. kedua belah pihak harus bersikap bersahabat. Secara umum, perangsang paling besar bagi pemilik teknologi untuk mengalihkan ke negara penerima, adalah: a. terbukanya peluang untuk perluasan pasar, peningkatan volume penjualan, dan meningkatnya dana bagi penelitian dan pengembangan untuk memajukan teknolo gi lebih lanjut; antara lain dengan program kerjasama penelitian dan pengemba ngan antara pihak pengalih dan penerima. b. balas jasa langsung dan tidak langsung yang disebut uang jasa lisensi dan royalty sebagai kompensasi pengorbanan waktu, tenaga, keakhlian, dan sumber daya langka lainnya. c. teknologi dimanfaatkan dengan tujuan dan cara-cara yang sebaik-baiknya. d. hak milik intelektual yang terkandung dalam teknologi tersebut mendapatkan perlindungan. e. pengalih teknologi mengharapkan bahwa pengalihan teknologinya tidak akanberakibat kehilangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan pembagian kerja antarapengalih dan penerima teknologi. f. adanya pembagian pasar. g. adanya keyakinan antara pihak pengalih dan penerima teknologi akan terjalin hubungan kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan. Untuk mengatasi embargo teknologi dan mendorong proses alih teknologi ke Indonesia, Pemerintah telah dan akan terus melaksanakan perjanjian bilateral bidan Iptek dengan negara-negara maju di bidang industri. Bentuk alih teknologi yang dapat dipilih adalah melalui: a. usaha patungan (joint venture) b. perjanjian lisensi (licenceagreement) c. asistensi teknik (technial assistance) d. pendidikan dan latihan e. pendirian lembaga-lembaga penelitian. Strategi transformasi industri dan teknologi dilaksanakan melalui 8 (delapan) wahana transformasi teknologi dalam industri di Indonesia, yaitu: a. industri penerbangan b. industri maritim dan perkapalan c. industri alat transportasi darat d. industri telekomunikasi dan elektronika e. industri alat pembangkit energi f. industri perekayasaan g. industri alat dan mesin pertanian h. industri pertahanan Dengan berkembangnya kedelapan industri tersebut akan mendorong tumbuhnya industri industri baru pula, antara lain industri bangunan, jasa, dan lain-lain. Prinsip dasar dalam transformasi industri dan teknologi serta aplikasi Iptek untuk pembangunan bangsa dapat dikelompokkan atas 5 (lima) bagian: a. Pendidikan dan latihan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baik di dalam maupun di luar negeri b. konsep harus jelas, realistik, serta mampu menyelesaikan permasalahan nyata di dalam negeri dan dilaksanakan secara konsisten. c. teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan, dan dikembangkan lebih lanjut dengan menerapkannya pada pemecahan masalah nyata. d. bertekad dan berusaha memecahkan masalah sendiri serta mengembangkan sendiri teknologinya. e. perlu adanya proteksi pada tahap awal pengembangan teknologi, sampai mampu bersaing secara internasional. Untuk menjadikan bangsa kita menjadi suatu bangsa yang maju secara teknologi dan industri; harus dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan trasformasi, yaitu: a. Tahap pertama (tahap dasar), pengalihan teknologi melalui produksi lisensi, yaitu tahap pemanfaatan teknologi produksi dan manajemen yang telah tersedia dalam produksi barang-barang yang telah ada di pasaran. b. Tahap kedua yaitu integrasi teknologi-teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang-barang yang baru sama sekali (belum ada di pasaran) c. Tahap ketiga merupakan pengembangan teknologi-teknologi itu sendiri; di mana teknologi yang telah ada dikembangkan lebih lanjut. d. Tahap keempat merupakan tahap pelaksanaan penelitian dasar secara besar-besar - an guna mendukung pelaksanaan tahap ketiga dan untuk mempertahankan keung gulan teknologi yang telah dicapai. Untuk menunjang tahapan-tahapan tersebut sangat diperlukan adanya balai besar peneli tian dan pengembangan industri dan laboratorium-laboratorium. Balai besar penelitian dan pengembangan industri pada dasarnya lebih banyak membantu industri dalam pelaksanaan tahap pertama dan dalam beberapa hal pada tahap kedua. Laboratorium-laboratorium khususnya diarahkan untuk menuju industri memasuki tahap kedua dan ketiga dan secara terbatas melaksanakan tahap keempat. Di samping sarana dan prasarana fisik tersebut, perlu pula dipersiapkan sarana dan prasarana perangkat lunak yang memungkinkan berjalannya secara lancar proses transformasi industri dan teknologi tersebut. perangkat lunak tersebut mencakup perangkat perundang-undangan dan kelembagaan, yang meliputi: a. Dewan Riset Nasional (DRN 1984) b. Dewan Standarisasi Nasional (DSN 1984) c. Undang-undang Hak Cipta tahun 1982 disempurnakan dengan Undang-undang Hak Cipta tahun 1987 d. Undang-undang paten tahun 1989 e. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI 1990) 4. Penegakan dan Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual Mendorong Akselerasi Pembangunan dan Etos Kerja Produktif. Secara mikro penegakkan hak atas kekayaan intelektual mendorong motivasi bagi semua pihak sesuai dengan bidang tugas dan profesinya masing-masing untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang kreatif dan inovatif. Penghargaan yang sesuai berdasarkan dasar-dasar keadilan dari segi hukum dan sosio-ekonomik menjadi kekuatan penarik untuk menekuni bidang tugas dan profesinya secara maksimal. Dengan penegakan hak atas kekayaan intelektual, memberi kemungkinan bagi terpenuhinya hierarkhi kebutuhan secara cukup, adil dan konsisten. Bila masing-masing individu telah terbawa pada sikap hidup dan pola hubungan seperti ini, maka sesungguhnya telah terjadi penjalaran etos kerja produktif pada tingkat perusahaan, industri, dan masyarakat. Pada tingkatan makro penjalaran yang dimaksud, pada gilirannya mampu menciptakan produktivitas kerja yang tinggi pada tingkat nasional yang akan mampu mendorong laju percepatan pembangunan nasional. Sebaliknya kegiatan pembajakan, penjiplakan, dan sejenisnya bukan saja menjadi upaya yang bersifat kontra produktif dan sportif, tetapi juga memperlemah budaya kreatif dan inovatif. Dalam keadaan dimana sebagian besar anggota masyarakat terjangkit budaya kontra produktif dan tidak sportif, pada hakekatnya merupakan sisi gelap bagi sejarah pembangunan nasional. Bertitik tolak dari logika berfikir tersebut, mudah dipahami bila ternyata penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual menjadi substansi yang sangat strategik dalam proses pembangunan nasional dan eksistensi suatu bangsa dan negara manapun. Peranan hak atas kekayaan intelektual bagi proses penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi dapat dilihat pada tahapan dalam strategi trasformasi industri dan teknologi sebagai berikut: (ADA TABEL) 5. Berbagai hal yang berkaitan dengan upaya penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual. Seara umum ilustrasi Hak atas kekayaan intelektual (Intelectual Property Right - > IPR) dapat digambarkan dengan diagram cabang sebagai berikut: (ADA TABEL) Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual; antara lain dapat dijelaskan pada bagian berikut: a. UU Paten. Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada seseorang atas hasil penemuannya. Penemuan tersebut merupakan kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi, atau penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi. Penemuan tersebut harus betul-betul baru (novelty), mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri. Pemberian hak khusus tersebut dimaksudkan agar penemu atau pihak tertentu dapat membuktikan adanya pelanggaran atas suatu produk yang telah dipatenkan. Dengan demikian sistem paten memberikan dorongan untuk penemuanpenemuan lebih lanjut dan pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat itu sendiri. Penemu atau pemilik paten adalah bahagian dari masyarakat dan telah memberi keuntungan kepada masyarakat banyak; maka mereka patut mendapat penghargaan dari masyarakat yang menikmati hasil penemuannya. Dampak penemuan baru di suatu bidang terhadap aspek-aspek sosio ekonomik dalam masyarakat, antara lain adalah: 1) mendorong di dalam penanaman modal 2) penduduk dan kesejahteraan 3) pengalihan teknologi 4) pemacuan penciptaan teknologi baru 5) terciptanya lapangan kerja baru di bidang-bidang yang terkait dengan penemuan baru 6) peningkatan tenaga kerja trampil 7) peningkatan kualitas produk 8) "licensee" menghemat biaya litbang b. Di bidang Industrial design meskipun undang-undangnya telah ada, akan tetapi peraturan pelaksanaannya belum ada. Hal ini merupakan salah satu permasalahan yang patut diselesaikan dalam waktu dekat menghadapi era baru perdagangan bebas. Karena justru industrial design sangat penting peranaannnya dalam per tumbuhan industri nasional c. Trade Mark (Merek Dagang). Undang-undang ini memberi kemungkinan bagi Indonesia untuk mempergunakan merek-merek luar negeri yang belum terdaftar di Indonesia. Untuk dapat mengantisipasi setiap perubahan munculnya merekmerek baru, maka undang-undang ini harus cukup fleksibel dan tetap menjamin keadilan dalam pelaksanaannya. d. Copy Right dalam undang-undang hak cipta kita mencakup pula program komputer. Kegiatan kejahatan dalam hal pelanggaran terhadap undang-undang hak cipta merupakan delik biasa, jadi tidak perlu ada pengaduan dari pihak yang dirugikan. Perlindungan tidak hanya untuk warga negara Indonesia saja, akan tetapi bersifat universal dengan ketentuan: 1) didaftar di Indonesia 2) ada perjanjian bilateral dengan negara tersebut 3) negara tersebut dan Indonesia bersama-sama menjadi anggota suatu konvensi Internasional. Kesadaran bahwa upaya penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual merupakan subtansi yang bersifat strategik dalam proses pembangunan nasional, mendorong upaya-upaya yang bersifat komprehensif dan integratif baik dalam segi muatan materi maupun mekanisme pengelolaannya. Sifat komprehensif mensyaratkan pemahaman segi hukum yang menyangkut aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan nasional. Sedangkan sifat integratif mensyaratkan pelibatan semua aspek dan pihak yang terkait untuk dapat melaksanakan upaya penegakan dan perlindungan secara sinergik sehingga terwujud hasil penegakan dan perlindungan secara efektif, efisien, berkelanjutan, dan konsisten. Dalam penyiapan muatan materi maupun mekanisme pengelolaan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Karena proses penyiapan sumber daya manusia memerlukan waktu yang ukup lama, maka diperlukan persiapan secara dini berdasarkan perencanaan yang matang. Penyiapan sumber daya manusia tersebut, meliputi: a. Sumber daya manusia yang mengawaki kelembagaan dan melaksanakan fungsi s . fungsi pemantauan dan penegakkan hak atas kekayaan intelektual. b. Sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi penelitian dan perumusan terhadap semua perangkat pengatur terhadap hak atas kekayaan intelektual, yang dengan sendirinya mereka dengan latar belakang profesi sesuai dengan hak atas kekayaan intelektual yang ditanganinya. c. Sumber daya manusia yang mampu melaksanakan upaya penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi; agar kita siap menghadapi arus globalisasi mendatang. Sebab penataan secara ketat terhadap hak atas kekayaan intelektual yang tidak dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia yang dimaksud, sesungguhnya telah menempatkan diri kita sendiri pada posisi yang kurang menguntungkan, bahkan bisa terjepit oleh tekanan kemajuan Iptek itu sendiri. Dalam segi muatan materi penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelekual, maka tingkat kecukupan, keadilan, dan konsistensi dalam aspek hukum dan sosio ekonomik merupakan salah satu jaminan penting bagi efektivitas upaya penegakan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual. Tingkat kecukupan diperlukan untuk mendorong pelaku inovasi dan kreasi agar mau menyadari, memahami, dan menuntut hak atas kekayaan intelektual yang dimilikinya. Sedangkan tingkat keadilan dan konsistensi diperlukan bagi semua pihak untuk dapat memberikan penghargaan dan perlakuan secara proporsional terhadap kepemilikan hak atas kekayaan intelektual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya penegakan dan perlindungan ini menyangkut aspek muatan materi, kelembagaan, dan sarana serta prasarana pendukungnya. Penyiapan ketiga aspek itu harus dilaksanakan secara simultan dan semaksimal mungkin dapat dicapai kondisi minimal yang dipersyaratkan bagi efektifitas penegakan dan perlindungan yang dimaksud. Kesesuaian dalam menentukan skala prioritas bagi ketiga aspek ini menjadi semakin penting artinya dalam era globalisasi. Khusus pada aspek muatan materi, disamping sifat komprehensif dan integratif; diperlukan pula fleksibelitas dalam mengikuti perkembangan hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta perkembangan Iptek yang terus melaju dengan kecepatan yang semakin meningkat. Saya berpendapat bahwa materi pengaturan pada tingkat yang tinggi dimana kemungkinan perubahannya memerlukan proses yang panjang dan lama seyogyanya dibuat sefleksibel mungkin dan adaptif terhadap kemungkinan perkembangan di masa mendatang. Sedangkan materi pengaturan yang bersifat operasional dan mudah direvisi sebaiknya tidak memberi peluang untuk memberikan interpretasi yang kurang menguntungkan, namun harus pula dilakukan revisi secara konsisten dan berkelanjutan. 6. Penutup Saya tidak memiliki pretensi bahwa apa yang telah saya sampaikan pada kesempatan telah mewakili aspirasi dan kebutuhan yang berkembang terhadap hak atas kekayaan intelektual. Sebaliknya saya hanya menangkap fenomena permasalahan tersebut dari sebagian aspek pembangunan nasional. Justru melalui forum ini saya ingin medorong munculnya keaneka ragaman aspirasi yang berkembang pada forum selanjutnya. http://www.leapidea.com/presentation?id=6" http://www.leapidea.com/presentation?id=6created date: 2004-08-26, diakses tgl 22 februari 2008Kamis, 2007 September 20HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Berdasarkan buku yang berjudul The World is Flat, globalisasi dibagi menjadi 3 versi, yakni :a.Globalisasi v 1.0 ( 1800) = stateIni adalah pada saat seni, budaya, teknologi, dan aspek lainnya menembus batas-batas negara sehingga mulai dikenal oleh negara-negara lainnya. b.Globalisasi v 2.0 (1800 2000) = corporationPada periode ini muncul anggapan globalisasi bukan hanya terjadi pada negara-negara, tetapi pada perusahaan, misalkan seorang warga Indonesia bekerja pada perusahaan asing, orang tersebut dianggap telah melakukan globalisasi. c.Globalisasi v 3.0 (2000 sekarang) = individualPada saat ini setiap individu dapat dikatakan melakukan globalisasi apabila orang tersebut telah mendapatkan informasi dari dunia luar dan diaplikasikan dalam kehidupannya sendiri.Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak atas segala macam hasil karya yang diciptakan seseorang, untuk melindungi hasil karya tersebut dari segala pembajakan, pencurian, penyalahgunaan, dan segala pelanggaran lainnya.Keberadaan HKI antar manusia dan antar negara tidak dapat dipungikiri.Oleh karena itu dibutuhkan suatu hukum yang melindungi HKI tersebut, sebab permasalahan HKI menyentuh aspek seperti aspek teknologi,industri, sosial, budaya, dan bebagai aspek lainnya.Karena aspek teknologi, perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat menyebabkan dunia terasa semakin sempit sehingga informasi dapat dengan mudah dan cepat tersebar ke seluruh pelosok Indonesia.Daftar Hak Kekayaan Intelektual1. Hak Cipta (copyright)2. Hak Kekayaan Industri :a. Paten (patent)b. Merek (trademark)c. Desain industrid. Desain tata letak IC (integrated Circuit)e. Rahasia dagangf. Varietas tanamanHak CiptaHak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta berlaku selama 50 tahun setelah diumumkan dan tambahan 50 tahun setelah meninggalnya pencipta karya tersebut.Paten (UU no.14 tahun 2001)Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada investor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dapat habis masa berlakunya. Di Amerika serikat, paten berlaku selama 20 tahun sejak dipatenkan.Trademark (UU no. 14 tahun 2001)Trademark atau merek dagang adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.Konstitusi AS 1776 memutuskan bahwa negara AS menganut sistem Economic Right. Sistem ini menganggap copyright dapat dikatakan sebagai right to copy yakni memperbolehkan siapa saja melakukan apa saja terhadap suatu karya cipta, asalkan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.Sedangkan negara-negara di Eropa menganut sistem Moral Right. Sistem ini melarang segala bentuk pembajakan, pengubahan, tanpa ijin dari pencipta. Karya cipta merupakan refleksi pribadi dari pencipta, tidak dapat dibagi-bagi dan dimodifikasi.Fair use adalah doktrin yang diakui secara nyata dalam ketentuan perundang-undangan dan produk bisnis secara umum.Diposting oleh Hendy di 03:06 http://hendy16507032.blogspot.com/2007/09/hak-atas-kekayaan-intelektual.html" http://hendy16507032.blogspot.com/2007/09/hak-atas-kekayaan-intelektual.html diakses tgl 22 februari 2008Definisi dan Maksud Hak atas Kekayaan IntelektualHak atas kekayaan intelektual merupakan hak atas suatu karya cipta, baik karya seni, teknologi, atau buah pemikiran; yang bersifat given dan inheren pada pencipta karya tersebut serta tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Karya seseorang harus dilindungi karena akan bermanfaat bukan hanya bagi dirinya, melainkan pula seluruh umat manusia.Aspek Teknologi dalam Hak atas Kekayaan IntelektualTeknologi informasi dan komunikasi berkembang secara pesat. Kini, informasi, dalam bentuk apa pun, dapat diperoleh secara cepat dari berbagai belahan bumi. Akibatnya, perangkat lunak, lagu, dan film dapat diperoleh secara mudah dan cepat berkat tersedianya peralatan yang memungkinkan untuk itu.Perkembangan yang pesat ini membuat hak atas kekayaan intelektual menjadi penting untuk dilindungi. Informasi, termasuk karya digital, kini dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Oleh karena itu, potensi pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektual pun besar. Konkretnya, lagu, film, dan software dapat dibajak dan diduplikasi dengan mudahnya. Ini jelas merugikan para pencipta karya. Oleh karena itu, perlu ada perlindungan bagi mereka.Klasifikasi Hak atas Kekayaan IntelektualAda dua golongan besar hak atas kekayaan intelektual, yakni1. Hak cipta, yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta suatu karya (misal karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau memberikan izin bagi orang lain untuk memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi hak pencipta sendiri.2. Hak kekayaan industri, meliputia. Paten, yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta di bidang teknologi. Hak ini memiliki jangka waktu (usia sekitar 20 tahun sejak dikeluarkan), setelah itu habis masa berlaku patennya.b. Merk dagang, hasil karya, atau sekumpulan huruf, angka, atau gambar sebagai daya pembeda yang digunakan oleh individu atau badan hukum dari keluaran pihak lain.c. Hak desain industri, yakni perlindungan terhadap kreasi dua atau tiga dimensi yang memiliki nilai estetis untuk suatu rancangan dan spesifikasi suatu proses industrid. Hak desain tata letak sirkuit terpadu (integrated circuit), yakni perlindungan hak atas rancangan tata letak di dalam sirkuit terpadu, yang merupakan komponen elektronik yang diminiaturisasie. Rahasia dagang, yang merupakan rahasia yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau individu dalam proses produksif. Varietas tanamanAcuan Hak atas Kekayaan Intelektual (Hak Moral versus Hak Ekonomi) Hak Moral (dianut oleh Eropa)Hak moral dalam hak atas kekayaan intelektual bertujuan memberikan perlindungan moral terhadap suatu karya seni atau teknologi dan penciptanya termasuk larangan terhadap pengubahan dan fragmentasi suatu karya. Hak moral ini menekankan nilai pentingnya keaslian suatu karya cipta. Hak Ekonomi (dianut oleh Amerika Serikat)Sama halnya dengan hak moral, hak ekonomi dalam hak atas kekayaan intelektual bertujuan memberikan perlindungan terhadap suatu karya seni atau teknologi dan penciptanya. Akan tetapi di sini, yang lebih ditekankan adalah perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang diderita oleh penciptanya (misalnya pembajakan).Fair Use (Kewajaran)Prinsip yang juga berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual adalah fair use (kewajaran). Prinsip ini berkaitan dengan nilai etika dan moral dari suatu tindakan. Misalnya, memperbanyak suatu karya cipta yang dilindungi, misalnya buku, dengan tujuan edukasi masih ditoleransi asal tanpa tujuan komersialisasi, misalnya dengan menjual hasil perbanyakan.Selain itu, dalam penggunaan karya cipta pihak lain untuk karya cipta sendiri pun diperlukan ada acknowledgement terhadap pencipta karya tersebut. Caranya adalah dengan mencantumkan sumber dalam tulisan yang menggunakan sumber luar.Yang berkaitan juga dengan fair use (kewajaran) adalah public performance dari karya cipta pihak lain, misalnya di tempat umum atau media massa (televisi dan radio). Hak penampilan umum yang dimiliki oleh pencipta karya, misalnya lagu, bukan berarti karya tersebut tidak boleh diperdengarkan di tempat umum oleh pihak lain. Boleh saja, tetapi ada aturan agar pemutarannya legal. Ada lembaga khusus yang mendata rekor pemutaran suatu lagu secara umum demi menjaga hak cipta penciptanya.Diakses tgl 22 februari 2008http://chrhad.multiply.com/journal/item/5/HAK_ATAS_KEKAYAAN_INTELEKTUAL" http://chrhad.multiply.com/journal/item/5/HAK_ATAS_KEKAYAAN_INTELEKTUALPertanyaan :Bagaimana pengetahuan dasar dan dasar hukum mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang diantaranya Hak Cipta.dari Suko RaharjoJawaban :Hukum mengatur beberapa macam kekayaan yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum. Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik, yaitu :(1) Benda bergerak, seperti emas, perak, kopi, teh, alat-alat elektronik, peralatan telekominukasi dan informasi, dan sebagainya;(2) Benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan pabrik;(3) Benda tidak berwujud, seperti paten, merek, dan hak cipta.Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua yang sifatnya berwujud, Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak mempunyai bentuk tertentu.Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris intellectual property right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the creations of the human mind) (WIPO, 1988:3).Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang memerlukan perlindungan hukum secara internasional yaitu :1. hak cipta dan hak-hak berkaitan dengan hak cipta;2. merek;3. indikasi geografis;4. rancangan industri;5. paten;6. desain layout dari lingkaran elektronik terpadu;7. perlindungan terhadap rahasia dagang (undisclosed information);8. pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian lisensi.Pembagian lainnya yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan mengelompokkan Hak Atas Kekayaan Intelektual sebagai induknya yang memiliki dua cabang besar yaitu :1. hak milik perindustrian/hak atas kekayaan perindustrian (industrial property right);2. hak cipta (copyright) beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta (neighboring rights).Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi".Perbedaan antara hak cipta (copyright) dengan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta (neighboring rights) terletak pada subyek haknya.Pada hak cipta subyek haknya adalah pencipta sedangkan pada hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta subyek haknya adalah artis pertunjukan terhadap penampilannya, produser rekaman terhadap rekaman yang dihasilkannya, dan organisasi penyiaran terhadap program radio dan televisinya. Baik hak cipta maupun hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta di Indonesia diatur dalam satu undang-undang, yaitu Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) UU .Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.Indikasi geographis merupakan tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis, termasuk alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Jadi, disamping tanda berupa merek juga dikenal tanda berupa indikasi geografis berkaitan dengan faktor tertentu. Merek dan indikasi geografis di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Merek (UUM).Pengertian1. HAK CIPTAHak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 ayat 1 UUHC).Dikatakan hak khusus atau sering juga disebut hak eksklusif yang berarti hak tersebut hanya diberikan kepada pencipta dan tentunya tidak untuk orang lain selain pencipta.Hak khusus meliputi :a. hak untuk mengumumkan;b. hak untuk memperbanyak.Pengaturan hak cipta diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997.Pendaftaran hak ciptaPendaftaran hak cipta bukanlah merupakan persyaratan untuk memperoleh perlindungan hak cipta (pasal 5 dan pasal 38 UUHC). Artinya, seorang pencipta yang tidak mendaftarkan hak cipta juga mendapatkan perlindungan, asalkan ia benar-benar sebagai pencipta suatu ciptaan tertentu. Pendaftaran bukanlah jaminan mutlak bahwa pendaftar sebagai pencipta yang dilindungi hukum. Dengan kata lain Undang-Undang Hak Cipta melindungi pencipta, terlepas apakah ia mendaftarkan ciptaannya atau tidak.2. PATEN Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa :a. proses;b. hasil produksi;c. penyempurnaan dan pengembangan proses;d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.Pengaturan Paten diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 jo Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 atau Undang-Undang Paten (UUP) saja.Pemberian Paten Penemuan diberikan Paten oleh negara apabila telah melewati suatu proses pengajuan permintaan paten pada Kantor Paten (Departemen Kehakiman Republik Indonesia di Jakarta).Penemuan yang tidak dapat dipatenkan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Paten, yaitu :a. Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, dan kesusilaan.b. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut.c. Penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.3. MEREK Tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek).Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.Pengaturan Merek diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 atau dapat juga disingkat Undang-Undang Merek (UUM).Pendaftaran Merek diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kantor Merek.Unsur-unsur yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek menurut Pasal 5 Undang-Undang Merek yaitu :a. Tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.b. Tanda yang tidak memiliki daya pembeda.c. Tanda yang telah menjadi milik umum.d. Tanda yang merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftaran.http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/haki/lingkup_haki.htm" http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/haki/lingkup_haki.htmHak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights (IPR). Organisasi Internasional yang mewadahi bidang H.K.I. yaitu WIPO (World Intellectual Property Organization).Istilah yang sering digunakan dalam berbagai literatur untuk Hak Kekayaan Intelektual:Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.)Intellectual Property Rights (IPR)Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)Hak Milik IntelektualH.K.I. adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.Ruang lingkup H.K.I.:Hak Cipta Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dasar hukum: UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.Hak cipta mengandung: hak moralcontohnya: lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang diakui menjadi ciptaan saya.hak ekonomihak ekomoni berhubungan dengan bisnis atau nilai ekonomis.contohnya: mp3, vcd, dvd bajakan.Sifat hak cipta: hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan tidak berwujudhak cipta dapat dialihkan seluruhnya atau sebagian, bila dialihkan harus tertulis (bisa di notaris atau di bawah tangan)hak cipta tidak dapat disita, kecuali jika diperoleh secara melawan hukumCiptaan tidak wajib didaftarkan karena pendaftaran hanya alat bukti bila ada pihak lain ingin mengakui hasil ciptaannya di kemudian hari.Jangka waktu perlindungan hak cipta: Selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.50 tahun sejak diumumkan/diterbitkan untuk program komputer, sinematografi, fotografi, data base dan karya hasil pengalihwujudan, perwajahan karya tulis, buku pamflet, dan hasil karya tulis yang dipegang oleh badan hukum.Tanpa batas waktu: untuk pencantuman dan perubahan nama atau nama samaran pencipta.Hak Atas Kekayaan Industri Patent (Hak Paten) Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.Dasar hukum: UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten.Jangka waktu paten: 20 tahun, paten sederhana: 10 tahun.Paten tidak diberikan untuk invensi: bertentangan dengan UU, moralitas agama, ketertiban umum, kesusilaan.metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.makhluk hidup dan proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan.contohnya: Ballpoint, untuk masalah teknologi tinta.Trademark (Hak Merek) contohnya: Ballpoint, untuk tulisan (misalnya) Parker.Industrial Design (Hak Produk Industri) contohnya: Ballpoint, untuk desain atau bentuk.Represion Of Unfair Competition Practices (Penanggulangan Praktik Persaingan Curang)Beberapa konvensi Internasional yang telah diratifikasi Indonesia:TRIPS (Trade Related Aspecs of Intelectual Property Rights) (UU No. 7 Tahun 1994)Paris Convention for Protection of Industrial Property (KEPPRES No. 15 TAHUN 1997)PCT (Patent Cooperation Treaty) and Regulation Under the PCT (KEPPRES No. 16 TAHUN 1997)Trademark Law Treaty (KEPPRES No. 16 TAHUN 1997)Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works (KEPPRES No. 18 TAHUN 1997)WIPO Copyrigths Treaty (KEPPRES No. 19 TAHUN 1997)Cina merupakan salah satu negara yang sangat terkenal akan pembajakannya. Barang-barang buatan Cina, relatif murah harganya karena tidak membayar royalti. Negara ini tidak ikut konvensi Internasional khusus HAKI, karena itu negara-negara lain tidak bisa menuntut/menghukum Cina.Dalam konvensi Internasional, tidak boleh bertentangan dengan tujuan negara.Salah satu tujuan negara Indonesia: mencerdaskan kehidupan bangsa.Oleh karena itu, men-download artikel; software (dan meng-copy atau menggandakan atau memperbanyak); foto copy buku-buku; dsb untuk tujuan pendidikan, tidak melanggar HAKI. UU tentang H.K.I di Indonesia:UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas TanamanUU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia DagangUU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain IndustriUU No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit TerpaduUU No. 14 Tahun 2001 tentang PatenUU No. 15 Tahun 2001 tentang MerekUU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Ciptahttp://zuyyin.wordpress.com/2007/05/29/hak-atas-kekayaan-intelektual/" http://zuyyin.wordpress.com/2007/05/29/hak-atas-kekayaan-intelektual/PENGERTIAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SERTA KAITANNYA DENGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Devy PanggabeanA. Pengertian Hak Kekayaan IntelektualHak Kekayaan Intelektual meru-pakan hak yang diberikan kepada orang-orang atas hasil dari buah pi-kiran mereka. Biasanya hak eksklusif tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil buah pikiran si pencipta dalam kurun waktu tertentu. Buah pi-kiran tersebut dapat terwujud dalam tulisan, kreasi artistik, simbol-sim-bol, penamaan, citra, dan desain yang digunakan dalam kegiatan ko-mersil.Menurut WIPO (World Intellectual Property Organization) badan dunia di bawah naungan PBB untuk isu HKI, hak kekayaan intelektual terbagi atas 2 kategori, yaitu: 1. Hak Kekayaan IndustriKategori ini mencakup penemu-an (paten), merek, desain indus-tri, dan indikasi geografis. Dari sumber situs WTO, masih ada hak kekayaan intelektual lainnya yang termasuk dalam kategori ini yaitu rahasia dagang dan desain tata letak sirkuit terpadu.2. Hak CiptaKategori ini mencakup karya-karya literatur dan artistik seperti novel, puisi, karya panggung, film, musik, gambar, lukisan, fo-tografi dan patung, serta desain arsitektur. Hak yang berhubung-an dengan hak cipta termasuk ar-tis-artis yang beraksi dalam sebu-ah pertunjukan, produser fono-gram dalam rekamannya, dan pe-nyiar-penyiar di program radio dan televisi. PatenPaten merupakan hak eksklusif yang diberikan atas sebuah penemu-an, dapat berupa produk atau proses secara umum, suatu cara baru untuk membuat sesuatu atau menawarkan solusi atas suatu masalah dengan tek-nik baru. Paten memberikan perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya. Perlindungan tersebut diberikan untuk periode yang terbatas, biasa-nya 20 tahun. Perlindungan yang di-maksud di sini adalah penemuan ter-sebut tidak dapat secara komersil di-buat, digunakan, disebarkan atau di-jual tanpa izin dari si pencipta. MerekMerek adalah suatu tanda terten-tu yang dipakai untuk mengidentifi-kasi suatu barang atau jasa sebagai-mana barang atau jasa tersebut dipro-duksi atau disediakan oleh orang atau perusahaan tertentu. Merek membantu konsumen untuk meng-identifikasi dan membeli sebuah pro-duk atau jasa berdasarkan karakter dan kualitasnya, yang dapat teriden-tifikasi dari mereknya yang unik. Desain IndustriDesain industri adalah aspek or-namental atau estetis pada sebuah benda. Desain tersebut dapat me-ngandung aspek tiga dimensi, seperti bentuk atau permukaan benda, atau aspek dua dimensi, seperti pola, garis atau warna.Desain industri diterapkan pada berbagai jenis produk industri dan kerajinan; dari instrumen teknis dan medis, jam tangan, perhiasan, dan benda-benda mewah lainnya; dari peralatan rumah tangga dan peralatan elektronik ke kendaraan dan struktur arsitektural; dari desain tekstil hinga barang-barang hiburan. Agar terlindungi oleh hukum na-sional, desain industri harus terlihat kasat mata. Hal ini berarti desain in-dustri pada prinsipnya merupakan suatu aspek estetis yang alami, dan tidak melindungi fitur teknis atas benda yang diaplikasikan.Indikasi GeografisIndikasi Geografis merupakan suatu tanda yang digunakan pada ba-rang-barang yang memiliki keaslian geografis yang spesifik dan memiliki kualitas atau reputasi berdasar tem-pat asalnya itu. Pada umumnya, Indi-kasi Geografis merupakan nama tem-pat dari asal barang-barang tersebut. Produk-produk pertanian biasanya memiliki kualitas yang terbentuk dari tempat produksinya dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal yang spesi-fik, seperti iklim dan tanah. Berfung-sinya suatu tanda sebagai indikasi geografis merupakan masalah hukum nasional dan persepsi konsumen. Rahasia DagangRahasia dagang dan jenis-jenis informasi rahasia lainnya yang me-miliki nilai komersil harus dilindungi dari pelanggaran atau kegiatan lain-nya yang membuka rahasia praktek komersial. Namun langkah-langkah yang rasional harus ditempuh sebe-lumnya untuk melindungi informasi yang bersifat rahasia tersebut. Peng-ujian terhadap data yang diserahkan kepada pemerintah sebagai langkah memperoleh persetujuan untuk me-masarkan produk farmasi atau perta-nian yang memiliki komposisi baru juga harus dilindungi dari kecurang-an perdagangan. Desain Tata Letak Sirkuit TerpaduSirkuit terpadu adalah suatu pro-duk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat ber-bagai elemen dan sekurang-kurang-nya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta di-bentuk secara terpadu di dalam sebu-ah bahan semi-konduktor yang di-maksudkan untuk menghasilkan fungsi elekronik. Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga di-mensi dari berbagai elemen, seku-rang-kurangnya satu dari elemen ter-sebut adalah elemen aktif, serta seba-gian atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu. Hak CiptaHak Cipta merupakan istilah le-gal yang menjelaskan suatu hak yang diberikan pada pencipta atas karya literatur dan artistik mereka. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan perlindungan atas hak cipta dan un-tuk mendukung serta memberikan penghargaan atas buah kreativitas.Karya-karya yang dicakup oleh Hak Cipta termasuk: karya-karya li-teratur seperti novel, puisi, karya pertunjukan, karta-karya referensi, koran dan program komputer, data-base, film, komposisi musik, dan ko-reografi, sedangkan karya artistik se-perti lukisan, gambar, fotografi dan ukiran, arsitektur, iklan, peta dan gambar teknis.B. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Dalam Perdagangan InternasionalPemikiran dan pengetahuan me-rupakan bagian penting dari perda-gangan sebab buah pemikiran dan pengetahuan tersebut dapat meng-hasilkan suatu ciptaan yang diper-dagangkan. Oleh sebab itu, hak ke-kayaan intelektual menyentuh juga aspek industri dan perdagangan. Se-bagian besar dari nilai yang dikan-dung oleh jenis obat-obatan baru dan produk-produk berteknologi tinggi berada pada banyaknya penemuan, inovasi, riset, desain dan pengetesan yang dilakukan. Film-film, rekaman musik, buku-buku dan piranti lunak komputer serta jasa on-line dibeli dan dijual karena informasi dan krea-tivitas yang terkandung, biasanya bu-kan karena plastik, metal atau kertas yang digunakan untuk membuatnya. Produk-produk yang semula diperda-gangkan sebagai barang-barang ber-teknologi rendah kini mengandung nilai penemuan dan desain yang le-bih tinggi sehingga meningkatkan ni-lai jual produk-produk tersebut.Dalam hal penciptaan atas pro-duk-produk tersebut, pencipta dapat diberikan hak untuk mencegah pihak lain memakai penemuan mereka, de-sain atau karya lainnya dan pencipta dapat menggunakan hak tersebut un-tuk menegosiasikan pembayaran se-bagai ganti atas penggunaan hasil ciptaannya itu oleh pihak lain. Inilah yang dimaksud dengan hak kekaya-an intelektual. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kekayaan in-telektual ini bentuknya bisa beragam, seperti buku-buku, lukisan dan film-film di bawah hak cipta; penemuan dapat dipatenkan; merek dan logo produk dapat didaftarkan sebagai merek; dan sebagainya. Dalam perkembangannya, perlin-dungan serta penerapan atas hak ke-kayaan intelektual ini bervariasi di seluruh dunia. Sebagaimana kesadar-an akan pentingnya HKI dalam per-dagangan semakin tinggi, maka per-bedaan-perbedaan antar berbagai pi-hak di dunia menjadi sumber perde-batan dalam hubungan ekonomi in-ternasional. Adanya suatu peraturan perdagangan internasional yang dise-pakati atas HKI dipandang sebagai cara untuk menertibkan dan menjaga konsistensi serta mengupayakan agar perselisihan dapat diselesaikan seca-ra lebih sistematis. Menyadari HKI sebagai faktor penting dalam perdagangan interna-sional, maka dalam kerangka sistem perdagangan multilateral, kesepakat-an mengenai HKI (Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights/TRIPS) dinegosiasi-kan untuk pertama kalinya dalam pe-rundingan WTO, yaitu Uruguay Round pada tahun 1986-1994. Uruguay Round berhasil membu-ahkan kesepakatan TRIPS Agreement sebagai suatu jalan untuk memper-sempit perbedaan yang ada atas per-lindungan HKI di dunia dan me-naunginya dalam sebuah peraturan internasional. TRIPS Agreement me-netapkan tingkat minimum atas per-lindungan HKI yang dapat dijamin-kan terhadap seluruh anggota WTO. Hal yang penting adalah ketika ter-jadi perselisihan perdagangan yang terkait dengan HKI, maka sistem pe-nyelesaian persengketaan WTO kini tersedia. Kesepakatan TRIPS ini meliputi 5 (lima) hal, yaitu: 1. Penerapan prinsip-prinsip dasar atas sistem perdagangan dan hak kekayaan intelektual2. Perlindungan yang layak atas hak kekayaan intelektual3. Bagaimana negara-negara harus menegakkan hak kekayaan inte-lektual sebaik-baiknya dalam wi-layahnya sendiri4. Penyelesaian perselisihan atas hak kekayaan intelektual antara negara-negara anggota WTO5. Kesepakatan atas transisi khusus selama periode saat suatu sistem baru diperkenalkanPerjanjian TRIPS yang berlaku sejak 1 Januari 1995 ini merupakan perjanjian multilateral yang paling komprehensif mengenai HKI. TRIPS ini sebetulnya merupakan perjanjian dengan standar minimum yang me-mungkinkan negara anggota WTO untuk menyediakan perlindungan yang lebih luas terhadap HKI. Ne-gara-negara Anggota dibebaskan un-tuk menentukan metode yang paling memungkinkan untuk menjalankan ketetapan TRIPS ke dalam suatu sistem legal di negaranya. Salah satu isu dalam HKI yang menarik untuk dibahas adalah pemal-suan. Pemalsuan merupakan masalah yang sedang berkembang yang men-ciptakan ketegangan dalam hubung-an ekonomi internasional. Oleh kare-na itu, perjanjian TRIPS juga men-cakup penerapan prinsip-prinsip da-sar GATT dan perjanjian-perjanjian internasional yang relevan dengan masalah HKI, termasuk pemalsuan. Perjanjian TRIPS mengharuskan Anggota WTO untuk melakukan no-tifikasi kepada Dewan TRIPS. Noti-fikasi ini merupakan fasilitasi bagi Dewan TRIPS untuk memonitor im-plementasi Perjanjian dan wadah yang mendukung transparansi negara anggota menyangkut kebijakan atas perlindungan HKI. Selain itu, negara anggota yang akan memanfaatkan beberapa ketentuan yang tercakup dalam Perjanjian dan berhubungan dengan kewajiban harus memberikan notifikasi kepada Konsul. Konsul te-lah menetapkan prosedur dan arahan mengenai notifikasi. Sebagai tamba-han, negara anggota juga telah setuju untuk melakukan notifikasi atas hal-hal yang belum diatur dalam Perjan-jian. C. Peran Departemen Perdagangan RI dalam Meningkatkan Kesadaran akan Hak Kekayaan IntelektualMengingat pentingnya aspek HKI dalam perdagangan, Depar-temen Perdagangan melalui Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasio-nal telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan posisi Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung hak kekayaan intelektual. Pada tahun 2006 Indonesia telah melakukan pembahasan dan perun-dingan dengan Amerika Serikat de-ngan kerjasama dalam konteks US-Indonesia Trade and Investment Fra-mework Agreement (TIFA) antara lain adalah mengenai perbaikan pe-ringkat penegakan Hak Kekayaan In-telektual di Indonesia dan Priority Watch List (PWL) menjadi Watch List (WL). Sebagaimana dikutip dari Kom-pas Cyber Media, penting bagi Indonesia untuk keluar dari PWL ka-rena hal itu bisa menjadi momok ba-gi masuknya ivestor ke Indonesia ka-rena pemerintah sudah melihat bah-wa pembajakan berpengaruh besar terhadap ekonomi negara. Jika pem-bajakan terus dipupuk, kepercayaan mitra dagang dan investor asing ter-hadap Indonesia akan turun yang berdampak terpuruknya ekonomi na-sional. Padahal, penurunan 10 (sepu-luh) poin saja dari tingkat pemba-jakan, yang saat ini mencapai sekitar 87 persen, akan menghasilkan per-tumbuhan industri IT lebih dari 4,2 triliun dollar AS hingga tahun 2009 mendatang. Di samping itu, Ditjen KPI juga secara aktif melakukan berbagai ke-giatan yang berkaitan dengan hak ke-kayaan intelektual. Berbagai kegia-tan seperti talkshow, seminar, dan workshop telah dilakukan dengan melibatkan baik sektor pemerintah dan industri. Tujuan dari berbagai kegiatan tersebut adalah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai pentingnya suatu iklim perdagangan yang sehat terutama yang berkaitan dengan HKI, menunjukkan pada dunia inter-nasional komitmen Indonesia dalam penegakan perlindungan HKI, serta memberikan motivasi kepada aparat penegak hukum terkait serta kalang-an masyarakat luas untuk lebih me-miliki integritas tinggi dalam berba-gai upaya penanggulangan dan pem-berantasan pelanggaran HKI. Departemen Perdagangan juga berencana untuk mengadakan Malam Penganugerahaan Penghargaan Ke-pedulian & Penegakan Hak Keka-yaan Intelektual. Dalam acara peng-anugerahan tersebut, akan diberikan penghargaan dalam isu Hak Cipta terhadap beberapa kelompok yang terdiri dari sektor pemerintah dan pe-laku industri, mencakup produsen film dan sinetron, penerbit buku, produsen musik, lembaga pendidikan tinggi, tokoh, industri replikasi ca-kram optik serta tokoh individual. Sumber Penulisan: 1. Situs Ditjen KPI,2. Ditjen HKI Depdag,3. WTO,4. WIPO,5. Kompas Cybermediahttp://ditjenkpi.depdag.go.id/ppiriss/application/sc_14.asp?pr=160" http://ditjenkpi.depdag.go.id/ppiriss/application/sc_14.asp?pr=160ASPEK PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUALATAS NAMA DOMAIN DI JARINGAN INTERNETOleh: Daniel SuryanaI. PENDAHULUANDisadari ataupun tidak hampir seluruh aspek dan sendi kehidupan kita, termasuk urusan keseharian ibu rumah tangga, akademisi maupun industriawan termasuk urusan teknologibaik teknologi sederhana maupun teknologi modern yang dapat diterapkan dalam bidang industri, tidak dapat terlepas dari aspek bidang hak kekayaan intelektual (Intellectual property right) dalam berbagai bentuk perwujudan maupun aplikasinya. Berkat karya intelektual kini kita bersyukur dapat menulis dengan pulpen, tidak dengan bulu ayam dicelup tinta lagi, demikian pula zaman seterika pakai arang, diganti dengan seterika listrik, demikian juga menjahit tidak perlu dengan tangan secara manual, tetapi pakai mesin, bahkan tidak perlu menginjakkan kaki lagi, cukup dengan menekan tombol. Sehingga dapat dikatakan, bahwa sepanjang sejarah kehidupannya, manusia selalu menciptakan teknologi untuk keperluan dan memudahkan hidup manusia dari yang sebelumnya, dengan berbagai cara, termasuk dengan cara memadukan satu atau hasil gabungan teknologi dengan teknologi lainnya untuk melahirkan teknologi baru, seperti teknologi telekomunikasi dipadukan dengan komputer oleh ARPAnet (Advanced Reseach Projects Agency Network) pada tahun 1969, telah melahirkan teknologi informasi (information technology). Dengan teknologi informasi baik teknologi informasi berbasis riil (nyata) maupun virtual (maya), manusia dapat melakukan hampir semua aspek atau kegiatan kehidupan, misalnya teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, untuk penyebaran dan pencarian data, untuk kegiatan belajar mengajar, untuk melakukan transaksi bisnis, baik business to business (B to B) ataupun business to Consumer (B to C). Teknologi informasi yang mampu memberikan aneka manfaat tersebut dikenal dengan nama internet . Internet telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global, karenanya internet telah mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas, menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan juga menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung demikian cepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa internet sudah merupakan Integrated Services Digital Network (ISDN), karena aktivitas di media internet, merupakan aktivitas menjelajah ruang maya (cyberspace) , atau dunia jaringan (network; net) luas untuk mencari, mengirim maupun berkomunikasi dan atau bertransaksi data dan atau informasi tertulis maupun suara dan gambar.Saat ini internet merupakan alat komunikasi terpopuler, berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pengusaha, artis, penyanyi sampai kalangan masyarakat biasa telah menikmati internet, dengan terjadinya peningkatan jumlah pemasangan website atau situs (alamat situs web) di internet, dengan berbagai macam tujuannya, baik untuk tujuan komersial maupun non komersial. Alamat situs web (domain name; nama domain) di internet, berfungsi sebagai media penghubung antara seseorang atau badan hukum yang memasang informasi dalam situs web internet dengan para pemakai jasa internet. Pemasangan alamat situs web (domain name; nama domain) di internet terus bertambah dari waktu ke waktu, bagai pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus juga menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum, maupun cybercrime. Perbuatan melawan hukum di internet, pada gilirannya membuka peluang terjadinya pelanggaran HKI baik bidang hak cipta, ataupun merek (trademark), maupun bidang hak kekayaan intelektual lainnya, dalam salah satu bentuknya berupa pelanggaran atau penyalahgunaan alamat situs web (domain name; nama domain) berupa cybersquatting, cyberpirate.Di Indonesia, perkara cybersquatting, dapat dilihat pada kasus mustika-ratu.com, dimana PT.Mustika Ratu tidak dapat mendaftarkan mustika-ratu.com sebagai alamat websitenya, karena telah ada yang pihak lain, dalam hal ini Tjandra Sugiono, telah mendaftarkan mustika-ratu.com sebagai alamat websitenya. Sedangkan perkara cyberpirate dapat dilihat dalam perkara yang terjadi di Amerika Serikat antara Panavison Internasional,L.P. vs Toeppen dan yang terjadi di Hongkong dalam perkara Inter IKEA B.V. vs Cinet Information Co.Ltd. Oleh karenanya dibutuhkan adanya pengaturan hukum mengenai hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas di media internet, mengingat internet tersebut lintas batas (crossborder) dan bersifat maya (virtuil), tentunya hukum yang berkenaan dengan dunia maya (cyberspace) tersebut pendekatan, norma dan sistem hukumnya berbeda dengan sistem hukum dunia nyata (real world). Pengaturan mengenai aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas manusia di Internet yang lazim dikenal dengan cyberlaw. Dengan demikian adalah menarik perhatian untuk mengelaborasi dan mengkaji lebih lanjut perlindungan HKI atas nama domain di jaringan internet pada umumnya, dikaitkan dengan rezim HKI .Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memilih judul ASPEK PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ATAS NAMA DOMAIN DI JARINGAN INTERNETII. POKOK PERMASALAHANBertolak dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan pokok yang akan diteliti dan diungkapkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apakah nama domain termasuk rezim hak kekayaan intelektual ataukah tidak?.2. Apakah sengketa nama domain dapat diselesaikan dengan pendekatan rezim hak kekayaan intelektual?III. TINJAUAN SINGKAT MENGENAI NAMA DOMAINA. Pengertian Nama DomainDefinisi yang baku mengenai nama domain belum ditemukan baik dalam peraturan perundang-undangan termasuk rancangan Undang-undang, maupun pendapat para ahli.Salah satu peraturan perundang-undangan dalam bentuk regulasi, menyatakan bahwa nama domain adalah nama yang digunakan oleh suatu badan, baik swasta maupun pemerintah, ataupun perorangan sebagai identitasnya yang unik di internet. Sedangkan dalam rancangan undang-undang (RUU) PTI (RUU PTI) sebagai kaedah hukum yang bersifat constituendum dinyatakan bahwa nama domain adalah alamat internet dari seseorang, perkumpulan, organisasi, atau badan usaha, yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi melalui internet. Pengertian nama domain dalam regulasi dan RUU PTI lebih disempurnakan dan lebih komprehensif dalam RUU ITE, dinyatakan bahwa nama domain adalah alamat internet dari seseorang, perkumpulan, organisasi, atau badan usaha, yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik, menunjukkan lokasi tertentu dalam internet. Pengertian yang terdapat dalam regulasi dan dua RUU tersebut, cukup panjang dan merupakan cerminan teknis hukum, oleh karenanya diperlu dikemukakan pengertian nama domain secara singkat yang dikemukakan oleh para ahli.Seorang praktisi hukum dan juga praktisi hak kekayaan intelektual serta akademisi, mendefinisikan bahwa nama domain adalah nama suatu situs di internet (computer address). Lebih jauh menurut seorang praktisi teknologi informasi, peneliti dan akademisi, menyatakan bahwa nama domain dapat dianggap sebagai identitas di Internet. B. Sistem Pengalamatan Nama DomainSistem pengalamatan atau sistem pencatatan alamat dalam jaringan internet sebenarnya terdiri atas bagiab, yaitu: 1. alamat internet protokol (IP Address) yang dipresentasikan dengan angka-angka ataupun penomoran dalam jaringan (contoh: 200.98.102.23); dan;2. sistem pengalamatan nama domain (Domain names sistem atau DNS) atau sistem pencatatan nama domain, yang dipresentasikan dengan huruf atau angka (alphanumeric) agar lebih mudah untuk diingat oleh para pengguna terhadap IP address itu sendiri, secara teknis atau dikenal dengan alamat dengan sistem mnemonic.Secara garis besar nama domain dibedakan dalam dua klasifikasi, yakni: 1. Top Level Domain dengan menyebutkan nama negara atau berbasis teritory (Country Code Top Level Domain atau ccTLD) : .id (baca: dot id) untuk negara Indonesia; .fr (baca: dot fr) untuk Perancis; .jp (baca: dot jp) untuk Jepang; .uk (baca: dot uk) untuk Inggris dan lain sebagainya.2. Top Level Domain yang bersifat umum tanpa menyebutkan nama negara (Generic Top Level Domain atau gTLD), yang dibedakan atas dua jenis lagi yakni:a. yang bersifat open (contoh: .com, .org, .net) dan;b. yang bersifat restrectid (contoh: .edu, .gov, .mil).Untuk memudahkan pengoperasian nama domain tersebut, secara internasional telah dibuat singkatan generik (Generic Abbreviation) yang menunjukkan jenis kegiatan atau organisasi alamat yang memiliki domain tersebut, misalnya: .com : Commercial.edu : Education Institution.gov : Govermen Agencies.org : Organization.mil : Military.net : NetworkPada tahun 1996 panitia Ad Hoc internasional/International Ad Hoc Committee (IAHC) yang melibatkan beberapa organisasi internasional, seperti masyarakat internet (ISOC), Internet Assigned Number Authority (IANA), Internet Architecture Board (IAB), Federal Networking Council (FNC), ITU, dan WIPO, telah berhasil membuat tujuh top level domain name baru, sebagai tambahan dari TLDs (Top Level Domain Names) yang sudah dikenal selama ini, yaitu: .firm untuk bisnis dan firma;.store untuk bisnis menawarkan barang-barang untuk dijual;.web untuk badan-badan yang berhubungan dengan web;.arts Badan-badan yang bergerak di bidang budaya dan kegiatan hiburan;.rec untuk badan-badan yang bergerak di sektor rekreasi dan hiburan;.info untuk badan-badan yang menawarkan jasa informasi;.nom untuk badan-badan yang menginginkan nomenclature (tata nama) yang bersifat pribadi. Contoh nama domain fakultas hukum universitas Indonesia:http://www.law.ui.ac.id/Domain name dibaca dari kanan ke kiri yang menunjukkan tingkat spesifikasinya, dari yang paling umum ke yang paling khusus. Untuk contoh di atas, .id (baca: dot id) menunjuk kepada Indonesia sebagai geographical region, sedangkan .ac (baca: dot ac) artinya pendidikan sebagai TLD (Top-level Domain name) yang menjelaskan mengenai tujuan dari institusi tersebut. Elemen seIanjutnya adalah .ui (baca: dot ui) yang merupakan SLD (the Second-Level Domain name) yang dipilih oleh pendaftar domain name, sedangkan elemen yang terakhir .law (baca: dot law) adalah subdomain dari .ui. Gabungan antara SLD dan TLD dengan berbagai pilihan subdomain disebut domain namePada mulanya pengelolaan gTLD dilakukan oleh IANA (Internet Assigned Number Authority) yang kemudian mendelegasikan operasionalnya kepada Network Solutions, Inc. (NSI) atau InterNIC (the Internet Network Information Centre) berdasarkan kontrak dengan Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional (the National Science Foundation atau NSF Amerika). Saat ini pengelolaan gTLD dikoordinir oleh ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Number) dan beberapa registrar (yang terakreditasi oleh ICANN).Sistem Pendaftaran nama domain dilakukan dengan menerapkan prinsip first come first served. Artinya, keberadaan suatu nama domain dalam internet baru ada jika ada seseorang atau suatu pihak yang mendaftark atau meminta nama domain (Registrant) terlebih dahulu kepada sistem. Biasanya untuk mengetahui apakah sebuah nama domain telah didaftarkan oleh pihak lain ataukah belum, pendaftar harus menghubungi organisasi pendaftar nama domain terlebih dahulu.Untuk mendaftarkan sebuah nama domain melalui Network Solution, seseorang cukup membuka situs InterNIC dan mengisi sejumlah form, selanjutnya InterNIC akan memverifikasi mengenai hak pendaftar untuk memilih suatu nama tertentu, tetapi pendaftar harus menyetujui ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam NSIs domain name dispute resolution policy, sehingga bilamana ada pihak sebagai telah memakai merek dagang yang sudah dikenal mengajukan klaim terhadap permohonan registrasi nama domain, maka NSI akan menangguhkan pemakaian sebuah nama domain yang diklaim tersebut. IV. ANALISIS PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ATAS NAMA DOMAIN DI JARINGAN INTERNETBerkenaan dengan nama domain dengan HKI masih timbul perdebatan. Setidaknya terdapat dua aliran, dimana yang satu menyatakan bahwa nama domain tidak termasuk rezim hak kekayaan intelektual. Tetapi disisi lain ada juga pandangan yang menyatakan bahwa nama domain termasuk rezim hak kekayaan intelektual, khususnya merek.Nama domain bukan merupakan hak kekayaan intelektual, sehingga nama domain tidak dilindungi hukum sebagaimana hak kekayaan intelektual pada umumnya, khususnya seperti hak cipta, paten dan merek. Antara nama domain (domain name) dengan merek pada umumnya termasuk merek dagang (trademark), terdapat perbedaan sebagai berikut: Nama Domain Merek Nama domain bukan merupakan hak milik yang dilindungi, sebagai akibatnya, walaupun telah diberikan, nama domain masih tetap dapat dituntut. Sangat unik dan hanya bisa terdapat satu diseluruh dunia (tidak bisa ada nama domain yang persisi sama untuk dua subjek hukum yang berbeda). Lebih fleksibel dan bisa bersifat deskriptif hanyalah alamat komputer. pemilik merek mendapat perlindungan perlindungan hukum atas merek tersebut. Merek yang sama dapat dimiliki oleh dua orang yang berbeda, sepanjang tidak melindungi jenis-jenis barang yang sama dalam satu kelas atau bukan karena berasal dari negara yang sama. harus memiliki daya pembeda yang membedakan merek tersebut untuk barang sejenis, yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. dapat berperan sebagai indikasi asal suatu barang.Lebih jauh nama domain (domain name) tidak sama dengan merek pada umumnya termasuk merek dagang (trademark), karena sangat berbeda konstruksi hukumnya ataupun nuansa hukum yang mendasarinya (legal sense), dengan uraian singkat sebagai berikut: Nama Domain Merek Eksistensinya berfungsi sebagai alamat dan nama sistem jaringan komputerisasi dan telekomunikasi. Lebih bersifat sebagai alamat yang diberikan oleh masyarakat hukum pengguna internet, daripada sebagai suatu properti. Asasnya adalah berlaku universal yakni First Come First Served Basis Tidak ada pemeriksaan substantif. Sepanjang tidak dapat dibuktikan beritikad tidak baik, perolehan nama domain bukanlah suatu tindakan yang melawan hukum. Eksistensinya berfungsi sebagai daya pembeda dalam lingkup perindustrian dan perdagangan. Lebih bersifat sebagai properti karena merupakan kreasi intelektual manusia yang dimintakan haknya kepada negara untuk kepentingan industri dan perdagangan. Asasnya ada menganut First to Filed dan ada yang menganut First to Used Harus ada pemeriksaan subtantif. Sepanjang tidak diberikan lisensi oleh yang berhak, penggunaan merek merupakan pelanggaran.Disisi lain adapula yang berpendirian bahwa nama domain tersebut mempunyai dan termasuk rezim hak kekayaan intelektual, khususnya merek. Karena nama domain dimaksudkan sebagai suatu yang mudah di ingat, dikenal dan dikaitkan dengan pemiliknya, maka nama domain bisa dianggap sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dengan fungsi dan tujuan merek. Penamaan domain berkaitan erat dengan nama perusahaan dan atau produk (servis) yang dimilikinya. Adakalanya suatu nama domain dapat dilindungi dengan hukum merek, karenanya nama domain menjadi kepemilikan dan merupakan salah satu bentuk atau bidang hak kekayaan intelektual. Praktisi HKI, JB Lumenta, mengemukakan bahwa sebetulnya untuk kasus domain name yang pendaftar (registrant) domain name maupun pemilik merek adalah sama-sama warga negara atau badan hukum Indonesia seperti kasus mustika-ratu.com, UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek di bawah yurisdiksi Indonesia sudah cukup memadai untuk dijadikan dasar hukum.Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar gugatan ganti rugi dan atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek berdasarkan pasal 76 serta tuntutan pidana berdasarkan pasal 90, dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1. bukti bahwa penggugat memiliki hak yang sah atas merek terkait, melalui pendaftaran atau pemakaian pertama. Tanggal pendaftaran atau pemakaian merek pertama ini harus lebih dulu dari tanggal efektif pendaftaran nama domain pihak registrant (Tergugat) tersebut.2. nama domain tersebut memiliki persamaan keseluruhannya atau pada pokoknya (identical or confusingly similar) dengan merek Penggugat (pihak yang merasa dirugikan). 3. pihak registrant (Tergugat) tidak cuma sekedar mendaftarkan nama domain tersebut, tetapi juga menggunakannya untuk memperdagangkan barang/jasa yang sejenis. Namun untuk merek terkenal, unsur persamaan jenis barang/jasa dapatlah dikesampingkan.4. pihak registrant (Tergugat) telah mendaftarkan dan memakai nama domain dengan itikad buruk.V. PENUTUP Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diketahui bahwa .....Apabila nama domain akan dimasukan sebagai bagaian dari bidang dan rezim HKI, maka dalam perspektif teori utilitarian, peraturan perundang-undangan nasional suatu negara dan konvensi atau perjanjian internasional dalam bidang HKI pada umumnya, pengaturan nama domain khususnya, harus diciptakan untuk kebahagian masyarakat atau kebahagian dari bagian terbesar warga masyarakatnya.Pengaturan nama domain dalam rezim hak kekayaan intelektual, khususnya dapat dimasukkan ke dalam bidang merek dagang, yang diatur dalam satu Peraturan Pemerintah dengan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi secara vertikal dan horizontal dengan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan maupun yang mengatur hal yang sama atau hampir sama, misalnya dengan RUU IE dimana di dalamnya perlu ketegasan mekanisme, lembaga dan hukum acara penyelesaian sengketa nama domain.http://dansur.blogster.com/aspek_perlindungan_hak" http://dansur.blogster.com/aspek_perlindungan_hakGlobalisasiAda tiga versi globalisasi, menurut buku The World is Flat, karya Thomas Lauren Friedman, yakni Versi 1: Negara (... 1800)Negara melaukukan ekspansi ke daerah lain yang dianggap kosong dan menancapkan bendera di tanah itu. Bila ada penduduk asli pun, mereka akan menganggapnya sebagai kaum uncivilized. Versi 2: Perusahaan dagang (1800 2000)Perusahaan dagang bertujuan mencari keuntungan. Mereka mencari sumber daya di luar wilayahnya. Misal: kompeni VOC di bumi Nusantara dan perusahaan pertambangan asing, seperti Caltex, Exxon, dan Freeport. Karena berorientasi kepada keuntungan (profit), mereka kadang semena-mena terhadap bangsa di daerah eksploitasi mereka. Versi 3: Individual (2000 - ...)Satu individu dapat menancapkan pengaruhnya bahkan di seluruh dunia. Misal, pengaruh Bill Gates, Microsoft, di seluruh dunia karena sistem operasi Windows yang diproduksi perusahaannya.Globalisasi menyebabkan perkembangan teknologi meningkat pesat. Buktinya, para insinyur di Amerika Serikat, negara industri yang digolongkan termaju di dunia, adalah orang-orang dari seluruh dunia, termasuk negara-negara berkembang di Asia, misalnya India. Informasi dan hasil karya teknologi semakin mudah dan bebas diakses. Oleh karena itu, diperlukan adanya perlindungan terhadap hak pihak yang menciptakan.Definisi dan Maksud Hak atas Kekayaan IntelektualHak atas kekayaan intelektual merupakan hak atas suatu karya cipta, baik karya seni, teknologi, atau buah pemikiran; yang bersifat given dan inheren pada pencipta karya tersebut serta tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Karya seseorang harus dilindungi karena akan bermanfaat bukan hanya bagi dirinya, melainkan pula seluruh umat manusia.Aspek Teknologi dalam Hak atas Kekayaan IntelektualTeknologi informasi dan komunikasi berkembang secara pesat. Kini, informasi, dalam bentuk apa pun, dapat diperoleh secara cepat dari berbagai belahan bumi. Akibatnya, perangkat lunak, lagu, dan film dapat diperoleh secara mudah dan cepat berkat tersedianya peralatan yang memungkinkan untuk itu.Perkembangan yang pesat ini membuat hak atas kekayaan intelektual menjadi penting untuk dilindungi. Informasi, termasuk karya digital, kini dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Oleh karena itu, potensi pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektual pun besar. Konkretnya, lagu, film, dan software dapat dibajak dan diduplikasi dengan mudahnya. Ini jelas merugikan para pencipta karya. Oleh karena itu, perlu ada perlindungan bagi mereka.Klasifikasi Hak atas Kekayaan IntelektualAda dua golongan besar hak atas kekayaan intelektual, yakni1. Hak cipta, yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta suatu karya (misal karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau memberikan izin bagi orang lain untuk memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi hak pencipta sendiri.2. Hak kekayaan industri, meliputia. Paten, yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta di bidang teknologi. Hak ini memiliki jangka waktu (usia sekitar 20 tahun sejak dikeluarkan), setelah itu habis masa berlaku patennya.b. Merk dagang, hasil karya, atau sekumpulan huruf, angka, atau gambar sebagai daya pembeda yang digunakan oleh individu atau badan hukum dari keluaran pihak lain.c. Hak desain industri, yakni perlindungan terhadap kreasi dua atau tiga dimensi yang memiliki nilai estetis untuk suatu rancangan dan spesifikasi suatu proses industrid. Hak desain tata letak sirkuit terpadu (integrated circuit), yakni perlindungan hak atas rancangan tata letak di dalam sirkuit terpadu, yang merupakan komponen elektronik yang diminiaturisasie. Rahasia dagang, yang merupakan rahasia yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau individu dalam proses produksif. Varietas tanamanAcuan Hak atas Kekayaan Intelektual (Hak Moral versus Hak Ekonomi) Hak Moral (dianut oleh Eropa)Hak moral dalam hak atas kekayaan intelektual bertujuan memberikan perlindungan moral terhadap suatu karya seni atau teknologi dan penciptanya termasuk larangan terhadap pengubahan dan fragmentasi suatu karya. Hak moral ini menekankan nilai pentingnya keaslian suatu karya cipta. Hak Ekonomi (dianut oleh Amerika Serikat)Sama halnya dengan hak moral, hak ekonomi dalam hak atas kekayaan intelektual bertujuan memberikan perlindungan terhadap suatu karya seni atau teknologi dan penciptanya. Akan tetapi di sini, yang lebih ditekankan adalah perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang diderita oleh penciptanya (misalnya pembajakan).Fair Use (Kewajaran)Prinsip yang juga berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual adalah fair use (kewajaran). Prinsip ini berkaitan dengan nilai etika dan moral dari suatu tindakan. Misalnya, memperbanyak suatu karya cipta yang dilindungi, misalnya buku, dengan tujuan edukasi masih ditoleransi asal tanpa tujuan komersialisasi, misalnya dengan menjual hasil perbanyakan.Selain itu, dalam penggunaan karya cipta pihak lain untuk karya cipta sendiri pun diperlukan ada acknowledgement terhadap pencipta karya tersebut. Caranya adalah dengan mencantumkan sumber dalam tulisan yang menggunakan sumber luar.Yang berkaitan juga dengan fair use (kewajaran) adalah public performance dari karya cipta pihak lain, misalnya di tempat umum atau media massa (televisi dan radio). Hak penampilan umum yang dimiliki oleh pencipta karya, misalnya lagu, bukan berarti karya tersebut tidak boleh diperdengarkan di tempat umum oleh pihak lain. Boleh saja, tetapi ada aturan agar pemutarannya legal. Ada lembaga khusus yang mendata rekor pemutaran suatu lagu secara umum demi menjaga hak cipta penciptanya.http://chrhad.multiply.com/journal/item/5/HAK_ATAS_KEKAYAAN_INTELEKTUAL" http://chrhad.multiply.com/journal/item/5/HAK_ATAS_KEKAYAAN_INTELEKTUALHak atas Kekayaan Intelektual Kekayaan intelektualKekayaan Intelektual adalah pengakuan hukum yang memberikan pemegang hak (atas) kekayaan intelektual (H[A]KI) untuk mengatur penggunaan gagasan-gagasan dan ekspresi yang diciptakannya untuk jangka waktu tertentu. Istilah 'kekayaan intelektual' mencerminkan bahwa hal tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektualitas, dan bahwa hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh hukum sebagaimana bentuk hak milik lainnya.Hukum yang mengatur kekayaan intelektual biasanya bersifat teritorial; pendaftaran ataupun penegakan hak kekayaan intelektual harus dilakukan secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. Namun, hukum yang berbeda-beda tersebut semakin diselaraskan dengan diberlakukannya perjanjian-perjanjian internasional seperti Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sementara perjanjian-perjanjian lain memungkinkan pendaftaran kekayaan intelektual pada lebih dari satu yurisdiksi sekaligus.Hukum yang mengatur kekayaan intelektual di Indonesia mencakup Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, yang terdiri atas Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman.Pengertian HKISecara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan IndustriBerdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)Sedangkan Hak Kekayaan Industri meliputi: * Paten * Merek * Desain Industri * Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu * Rahasia Dagang * Varietas TanamanBerdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten:Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek :Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.(Pasal 1 Ayat 1)Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri :Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1)Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu : Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.(Pasal 1 Ayat 1)Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. (Pasal 1 Ayat 2)Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang :Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di IndonesiaKeberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. HKI juga merupakan sesuatu yang given dan inheren dalam sebuah masyarakat industri atau yang sedang mengarah ke sana. Keberadaannya senantiasa mengikuti dinamika perkembangan masyarakat itu sendiri. Begitu pula halnya dengan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mau tidak mau bersinggungan dan terlibat langsung dengan masalah HKI. Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Sedangkan Hak Kekayaan Industri meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman.Sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO (World Trade Organization ) mengharuskan Indonesia menyesuaikan segala peraturan perundangannya di bidang Hak Kekayaan Intelektual dengan standar TRIP's (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) yang dimulai sejak tahun 1997 dan diperbaharui kemudian pada tahun 2000 dan tahun 2001. Hal ini juga akibat dari telah diratifikasinya konvensi-konvensi internasional di bidang Hak Kekayaan Intelektual dan juga telah menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diharuskan yaitu Undang-undang tentang Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang, Paten dan Merek. Permasalahan mengenai Hak Kekayaan Intelektual akan menyentuh berbagai aspek seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya, dan berbagai aspek lainnya. Namun aspek terpenting jika dihubungkan dengan upaya perlindungan bagi karya intelektual adalah aspek hukum. Hukum diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual tersebut. Hukum harus dapat memberikan perlindungan bagi karya intelektual, sehingga mampu mengembangkan daya kreasi masyarakat yang akhirnya bermuara pada tujuan berhasilnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Aspek teknologi juga merupakan faktor yang sangat dominan dalam perkembangan dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat saat ini telah menyebabkan dunia terasa semakin sempit, informasi dapat dengan mudah dan cepat tersebar ke seluruh pelosok dunia. Pada keadaan seperti ini Hak Kekayaan Intelektual menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak monopoli yang dapat digunakan untuk melindungi investasi dan dapat dialihkan haknya. Instansi yang berwenang dalam mengelola Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen. HKI) yang berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia. Dan khusus untuk mengelola informasi HKI juga telah dibentuk Direktorat Teknologi Informasi di bawah Ditjen. HKI. Sekali lagi menunjukkan bahwa pengakuan HKI di Indonesia benar-benar mendapat perhatian yang serius. Dengan adanya sebuah sistem informasi Hak Kekayaan Intelektual yang integral dan mudah diakses oleh masyarakat, diharapkan tingkat permohonan pendaftaran Hak Kekayaan Indonesia di Indonesia semakin meningkat. Sedangkan dengan penegakan hukum secara integral (dimana termasuk di dalamnya Hak Kekayaan Intelektual), pelanggaran dalam bentuk pembajakan hasil karya intelektual yang dilindungi undang-undang akan semakin berkurang. Sinergi antara keduanya, sistem informasi Hak Kekayaan Intelektual dan penegakan hukum yang integral, pada akhirnya akan membawa bangsa Indonesia kepada kehidupan yang lebih beradab, yang menghormati hasil karya cipta orang lain. Namun demikian peran serta dan dukungan masyarakat secara aktif tetap merupakan kunci sukses dalam penegakan Hak Kekayaan Intelektual secara keseluruhan.http://www.blogger.com/feeds/8087716284261442965/posts/default" http://www.blogger.com/feeds/8087716284261442965/posts/defaultIntellectual PropertyHenny Marlyna tayang: 4/9/2004ANALISA EKONOMI ATAS HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA: TINJAUAN TERHADAP REFORMASI HUKUM BIDANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUALI. PENDAHULUAN Menganalisa hukum dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan (approaches). Dalam buku yang dikarang oleh Llyod dan Freeman yang berjudul Lloyds Introduction to Jurisprudence dipaparkan 8 (delapan) pendekatan yang dikenal dalam ilmu hukum; mulai dari pendekatan hukum alam (natural law) sampai dengan pendekatan marxiz (Marxist theories of law and state). Dari delapan pendekatan yang disebutkan, salah satunya adalah pendekatan trend modern ilmu hukum yang didasarkan pada kajian analisa dan normatif (modern trend in analytical and normative jurisprudence) yang salah satunya adalah mengkaji hukum atas dasar analisa ekonomi (economic analysis of law). Sebagaimana yang kita ketahui, pada akhir tahun 2000 yang lalu yaitu pada tanggal 20 Desember 2000 reformasi hukum bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) telah dimulai diundangkannya 3 (tiga) undang-undang baru di bidang HKI, yaitu Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri dan Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Selanjutnya pada tahun 2001 Pemerintah juga telah mengundangkan 2 (dua) undang-undang yaitu UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten dan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yang merupakan revisi terhadap undang-undang sebelumnya. Selain itu pada tanggal 11 Juli 2002, Rapat Paripurna DPR akhirnya menyetujui RUU te