makalah hak kekayaan intelektual

38
MAKALAH HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Hukum dan Peraturan dengan Dosen Pembimbing : Martini, SH. MH Disusun oleh: 1. Annisa Setya Kusumaningdewi (4409216093) 2. Ari Handayani (4409216094) 3. Caecilia Eka Apriliana W.S (4409216097) 4. Irene Rafinadora Kristina (4409216103) 5. Novita Anggraini (4409216106) 6. Indah Pratiwi (4409216136)

Upload: arihanda

Post on 04-Aug-2015

1.091 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah yang membahas tentang HKI

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

MAKALAH HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Hukum dan Peraturan dengan

Dosen Pembimbing : Martini, SH. MH

Disusun oleh:

1. Annisa Setya Kusumaningdewi (4409216093)

2. Ari Handayani (4409216094)

3. Caecilia Eka Apriliana W.S (4409216097)

4. Irene Rafinadora Kristina (4409216103)

5. Novita Anggraini (4409216106)

6. Indah Pratiwi (4409216136)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

2012

Page 2: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas

bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang berjudul MAKALAH HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL disusun dalam

rangka melengkapi nilai tugas mata kuliah Hukum dan Peraturan pada Semester Genap

Tahun Ajaran 2012.

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu, baik yang bersifat material maupun spiritual , yaitu :

1. Ibu Martini selaku Dosen Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Fakultas Teknik

Universitas Pancasila

2. Kepada kedua orang tua kami, yang telah membantu baik secara material

maupun spiritual.

3. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari sempurna.Untuk itu penyusun mohon maaf yang setulus-tulusnya dalam menyusun

makalah ini masih banyak kekurangannya.Saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membacanya.

Terimakasih.

Bogor, Juni 2012

Penyusun,

i

Page 3: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................1

1.2 PERUMUSAN MASALAH......................................................................................3

1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN HKI..................................................................................................5

2.1 HAK CIPTA............................................................................................................5

2.2 PATEN...................................................................................................................6

2.3 DESAIN INDUSTRI................................................................................................7

2.4 MEREK..................................................................................................................8

2.5 DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU.........................................................9

2.6 RAHASIA DAGANG.............................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN KASUS.........................................................................................11

3.1 SEJARAH............................................................................................................11

3.2 PERJANJIAN.......................................................................................................13

3.3 PERMASALAHAN...............................................................................................13

3.4 ANALISA HAK CIPTA..........................................................................................14

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN......................................................................................17

4.1 SIMPULAN...........................................................................................................17

4.2 SARAN.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18

LAMPIRAN.........................................................................................................................19

ii

Page 4: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

iii

Page 5: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tokoh Boneka Unyil.........................................................................................11

Gambar 2. Drs. Suyadi atau biasa dipanggil Pak Raden...................................................14

Gambar 3. Logo PPFN.......................................................................................................15

iv

Page 6: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pengajuan Hak Cipta

Lampiran 2. Formulir Pengajuan Hak Cipta

Lampiran 3. Undang –Undang No. 19 Tahun 2002

Lampiran 4. Undang- Undang No. 13 Tahun 1997

v

Page 7: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual yang disingkat ‘HKI’ atau akronim ‘HaKI’

adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property

Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang

menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia.

Pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil

dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-

karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Secara garis besar HKI dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Hak Cipta (copy rights)

2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights), yang mencakup:

- Paten;

- Desain Industri (Industrial designs);

- Merek;

- Penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair

competition);

- Desain tata letak sirkuit terpadu (integrated circuit);

- Rahasia dagang (trade secret);

1.1.2 Badan Pengurus HKI Di Indonesia Dan Dunia

Di Indonesia badan yang berwenang dalam mengurusi HaKI adalah

Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia RI. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang

selanjutnya disebut Ditjen HaKI mempunyai tugas menyelenggarakan tugas

departemen di bidang HaKI berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan kebijakan Menteri. Ditjen HaKI mempunyai fungsi :

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan teknis di bidang

HaKI;

b. Pembinaan yang meliputi pemberian bimbingan, pelayanan, dan

penyiapan standar di bidang HaKI;

c. Pelayanan Teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan

Direktorat Jenderal HaKI.

1

Page 8: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Di dalam organisasi Direktorat Jenderal HaKI terdapat susunan sebagai

berikut :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, tata letak Sirkuit terpadu, dan

Rahasia Dagang;

c. Direktorat Paten;

d. Direktorat Merek;

e. Direktorat Kerjasama dan Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual;

f. Direktorat Teknologi Informasi

Di dalam dunia internasional terdapat suatu badan yang khusus

mengurusi masalah HKI yaitu suatu badan dari PBB yang disebut WIPO

(WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATIONS).

Pada saat ini, HKI telah menjadi isu yang sangat penting dan

mendapat perhatian baik dalam nasional maupun internasional.

Dimasukkannya TRIPs dalam paket Persetujuan WTO di tahun 1994

menandakan dimulainya era baru perkembangan HKI di seluruh dunia.

Dengan demikian pada saat ini permasalahan HKI tidak dapat dilepaskan

dari dunia perdagangan dan investasi. Pentingnya HKI dalam pembangunan

ekonomi dan perdagangan telah memacu dimulai era baru pembangunan

ekonomi yang berdasar ilmu pengetahuan.

1.1.3 Dasar Hukum HKI

Dasar hukum mengenai HKI di Indonesia diatur dengan Undang-

undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002. Terdapat penjelasan lengkap

mengenai semua aturan tentang HKI.

Berikut penggalan UU No. 19 Tahun 2002.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

PASAL 72

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan

perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49

dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling

singkat 1 (satu) bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00

(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan

atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).

2

Page 9: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,

mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang

hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.000,00 (Lima

ratus juta rupiah).

3. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak

memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu

Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.000,00 (Lima

ratus juta rupiah).

4. Barang siapa dengan sengaja melanggar pasal 17 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling

banyak Rp. 1.000.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah).

5. Barang siapa dengan sengaja melanggar pasal 19, pasal

20, atau pasal 49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2

(dua) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 150.000.000.000,00

(Seratus lima puluh juta rupiah).

6. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar

pasal 24 atau pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2

(dua) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 150.000.000.000,00

(Seratus lima puluh juta rupiah).

7. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar

pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan

atau denda paling banyak Rp. 150.000.000.000,00 (Seratus lima puluh

juta rupiah).

8. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar

pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan

atau denda paling banyak Rp. 150.000.000.000,00 (Seratus lima puluh

juta rupiah).

9. Barang siapa dengan sengaja melanggar pasal 28 dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling

banyak Rp. 1.500.000.000.000,00 (Satu milyar lima ratus juta rupiah).

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dalam keterkaitannya dengan Hak dan Kekayaan Intelektual, kekayaan itu

tidak semata-mata untuk seni dan budaya saja, tetapi dapat dimanfaatkan untuk

3

Page 10: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

meningkatkan kemampuan di bidang perdagangan dan industri yang melibatkan

para penciptanya. Namun dalam hal ini pengetahuan masyarakat Indonesia tentang

UU Hak Cipta masih minim, ditambah kurangnya kesadaran untuk mendaftarkan

suatu karya sebagai hasil karyanya sendiri menyebabkan semakin maraknya

perdebatan tentang kepemilikan suatu karya.

Dewasa ini banyak terjadi kasus pelanggaran hak cipta, mulai dari kasus

pembajakan sampai dengan perebutan hak cipta atas suatu karya. Salah satu

kasus yang sedang hangat dibicarakan adalah hak cipta atas Boneka Unyil. Kasus

ini melibatkan dua pihak yaitu antara Drs Suyadi atau Pak Raden yang mengaku

menciptakan tokoh-tokoh Si Unyil dengan PPFN (Pusat Produksi Film Nasional)

yang menerbitkan tokoh Si Unyil. Persoalan pokok tentang boneka Si Unyil milik

Pak Raden terjadi karena distorsi dalam perumusan kontrak yang bersifat tidak

menguntungkan bagi penciptanya. Namun timbul kerancuan ketika masing-masing

pihak mengklaim bahwa mereka adalah Pencipta dari suatu karya bernama Si Unyil.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tugas kelompok merupakan bentuk pemahaman mahasiswa terhadap

bahan ajar yang diberikan dosen, dengan cara mengangkat dan membahas kasus.

Adapun tujuan dari Tugas Kelompok Hukum dan Peraturan adalah sebagai

berikut :

1. Memahami Hak Kekayaan Intelektual dan dapat membedakan antara Hak Cipta

dengan Hak Kekayaan Industri (Hak paten; Desain Industri; Merek;

Penanggulangan praktik persaingan curang; Desain tata letak sirkuit terpadu;

Rahasia dagang.

2. Memahami dasar hukum Hak Kekayaan Intelektual

3. Memahami pentingnya Hak Cipta

4

Page 11: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HAK CIPTA

2.1.1 Pengertian Hak Cipta

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak

untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.2 Pencipta

Yang dimaksud dengan pencipta adalah seorang atau beberapa

orang yang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu

ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,

keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan

bersifat pribadi.

2.1.3 Pencipta atau pemegang hak cipta atas suatu ciptaan yang terdiri atas

beberapa bagian

Jika suatu ciptaan terdiri atas beberapa bagian yang diciptakan dua

orang atau lebih, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang

memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, atau dalam hal

tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang

menghimpunnya dengan tidak mengurangi hak cipta masing-masing atas

bagian ciptaannya itu.

2.1.4 Perancangan Suatu Ciptaan

Jika suatu ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan

dikerjakan oleh orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang

merancang, penciptanya adalah orang yang merancang ciptaan itu.

2.1.5 Ciptaan yang dibuat dalam hubungan dinas dan hubungan kerja

Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain

dalam lingkungan pekerjaannya, pemegang hak cipta adalah pihak yang

untuk dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain

antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pembuat sebagai

penciptanya apabila penggunaan ciptaan itu diperluas keluar hubungan

5

Page 12: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

dinas. Ketentuan tersebut berlaku pula bagi ciptaan yang dibuat pihak lain

berdasarkan pesanan yang dilakukan dalam hubungan dinas. Jika suatu

ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, maka

pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai pencipta dan

pemegang hak cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak.

2.1.6 Pemegang Hak Cipta

Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau

pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang

menerima lebih lanjut hak dari pihak tersebut di atas.

2.1.7 Ciptaan

Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan

keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.

2.1.8 Perlindungan Hak Cipta

Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak

ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk nyata. Pendaftaran ciptaan tidak

merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun demikian,

pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya akan

mendapat surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti

awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap

ciptaan tersebut. Perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada ide atau

gagasan, karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat

pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan

kemampuan, kreatifitas atau keahlian, sehingga ciptaan itu dapat dilihat,

dibaca atau didengar.

2.2 PATEN

2.2.1 Pengertian Paten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

2.2.2 Pemegang Paten atau Inventor

Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang

yang secara besama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam

6

Page 13: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

kegiatan yang menghasilkan invensi. Pemegang Paten adalah iventor

sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik

paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar

dalam daftar umum paten.

2.2.3 Invensi

Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan

pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk

atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

2.2.4 Hak eksklusif

Hak yang hanya diberikan kepada Pemegang Paten untuk jangka

waktu tertentu guna melaksanakan sendiri secara komersial atau

memberikan hak lebih lanjut kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain

dilarang melaksanakan Paten tersebut tanpa persetujuan Pemegang Paten.

2.2.5 Hak Pemegang Paten

1) Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang

dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuan: 

(a) Dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport,

menyewa, menyerahkan memakai, menyediakan untuk dijual atau

disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten;

(b) Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi

paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana

yang dimaksud dalam huruf a. 

2) Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain

berdasarkan surat perjanjian lisensi;

3) Pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan

negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak

melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas; 

4) Pemegang paten berhak menuntut orang yang sengaja dan tanpa hak

melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan

sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas.

2.3 DESAIN INDUSTRI

2.3.1 Pengeertian Desain Industri

7

Page 14: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau

komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang

memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi

atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

2.3.2 Subjek dari Hak Desain Industri

1. Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau

yang menerima hak tersebut dari Pendesain.

2. Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak

Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika

diperjanjikan lain. 

3. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak

lain dalam lingkungan pekerjaannya atau yang dibuat orang lain

berdasarkan pesanan, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak

yang untuk dan/atau dalam dinasnya Desain Industri itu dikerjakan,

kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi

hak Pendesain apabila penggunaan Desain Industri itu diperluas sampai

ke luar hubungan dinas. 

4. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja atau

berdasarkan pesanan, orang yang membuat Desain Industri itu

dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang Hak Desain Industri,

kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua pihak.

2.4 MEREK

2.4.1 Pengertian Merek

Merek adalah suatu "tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-

huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur

tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan

perdagangan barang dan jasa.

2.4.2 Merek Dagang

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama

atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis

lainnya.

8

Page 15: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

2.4.3 Merek Jasa

Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama

atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

2.4.4 Merek Kolektif

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau

jasa dengan karakteristik yang sama yang dengan diperdagangkan oleh

beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk

membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

2.4.5 Fungsi Merek

Pemakaian merek berfungsi sebagai: 

1. Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan

seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya;

2. Sebagian alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya

cukup dengan menyebut mereknya;

3. Sebagai jaminan atas mutu barangnya;

4. Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.

2.4.6 Fungsi Pendaftaran Merek

1. Sebagai alat bukti sebagai pemilik yang berhak atas merek yang

didaftarkan; 

2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau

sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain

untuk 

barang/jasasejenisnya; 

3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama

keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk

barang/jasa sejenisnya.

2.5 DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

2.5.1. Pengertian Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

1. Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah

jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-

kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang

9

Page 16: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara

terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk

menghasilkan fungsi elektronik. 

2. Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga

dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen

tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi

dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut

dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. 

3. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang

diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil

kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau

memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak

tersebut.

2.6 RAHASIA DAGANG

2.6.1 Pengertian Rahasia Dagang

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di

bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna

dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia

Dagang.

2.6.2 Lingkup Rahasia Dagang

Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,

metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang

teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui

oleh masyarakat umum.

2.6.3 Subjek Hak Atas Rahasia Dagang

Dalam UURD tidak ada ketentuan yang menjelaskan secara rinci

tentang istilah pemegang hak. Namun, jika dianalogikan dengan hak-hak

kekayaan intelektual lainnya, pemegang hak atas rahasia dagang diartikan

sebagai pemilik rahasia dagang atau pihak lain yang menerima hak dari

pemilik.

10

Page 17: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH

Terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual,

salah satu yang akan dibahas adalah kasus perebutan Hak Cipta “Si Unyil”,

perseteruan tersebut terjadi antara Drs. Suyadi atau Pak Raden dengan Pusat

Produksi Film Negara (PFN). Masing-masing pihak mengklaim bahwa mereka

adalah Pencipta Si Unyil.

Gambar 1. Tokoh Boneka Unyil

Versi Pertama :

Awal sejarah terciptanya “Si Unyil” yang melegenda, Drs. Suyadi, saat itu

adalah salah satu ahli animasi di Indonesia yang jumlah keseluruhannya bisa

dihitung dengan jari. Pria kelahiran Jawa Timur 28 November 1932 ini adalah

lulusan Senirupa ITB. Setelah lulus, dia melanjutkan studinya pada bidang film, di

Cineastes Associes and Les Films Martin Boschet, Paris tahun 1961-1964. Awal

nya dia bekerja menjadi ilustrator buku, khususnya buku anak-anak.

Setelah bertahun-tahun menjadi ilustrator, Drs. Suyadi pun berpindah

dengan menggarap film-film animasi. Awalnya dia hanya membuat film animasi

untuk iklan-iklan masyarakat. Sampai akhirnya ia menyentuh cita-cita nya, membuat

film animasi untuk anak-anak dari boneka.

Kurnain Suhardiman adalah orang dibalik cerita-cerita si unyil. Kurnain lahir

di Surabaya 5 Agustus 1928. Dia adalah sarjana hukum Universitas Padjajaran.

Sejak kecil Kurnain menyukai bidang tulis-menulis. Dunia film dikenalnya sekitar

tahun 1956 ketika dia belajar ke Kanada. Awalnya Kurnain bekerja sebagai guru

dan dimasa itulah gagasan si unyil lahir. Dia memulainya di majalah Suluh Pelajar,

11

Page 18: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

membuat dongeng si Unyil dengan beberapa karikatur yang dimuat secara

bersambung. Pada 1961, setelah berhenti jadi guru, ia bergerak di bidang Film.

Sebagai Sutradara, beberapa film dihasilkan oleh tangannya. Pada tahun 1965, dia

bertemu Drs. Suyadi untuk membuat film animasi boneka. Sejak saat itu, Si Unyil

“dibonekakan”. Kurnain lah orang yang membuat tokoh si unyil yang kita tahu

sebagai tokoh Made In Indonesia,atau tokoh yang memang benar buatan asli

Indonesia.

Awal mula Kurnain bisa mendapat Inspirasi untuk membuat tokoh ini dari

seorang sepupunya yang bernama Julianto.Julianto akrab dipanggil si Kunyil oleh

Kurnain, namun Kurnain sering menyingkat nya menjadi si Unyil. Sebelum ada

Boneka Si Unyil, memang tadinya cerita si Unyil adalah cerita turun temurun

keluarga yang dibuat sedemikian rupa. Tokoh Mei Lan itu sebenarnya karena ada

keluarga yang masih kecil mukanya lucu seperti Mei Lan, sekarang dia sudah jadi

Dirut suatu perusahaan.

Terbentuknya boneka Si Unyil itu berawal ketika Kurnain mengetahui bahwa

sepupunya yang bernama Julianto sedang gemar membuat boneka sarung dari kain

bekas dan dijahit. Inilah yang membuat Kurnain terinspirasi untuk membuat boneka

si unyil dan akhirnya boneka si unyil pun terbentuk seperti yang kita tahu sampai

sekarang. Kurnain Suhardiman memang sudah tiada, tetapi karyanya menjadi

legenda di tanah air Indonesia. Siapa yang tidak kenal film boneka Si Unyil yang

ditayangkan di TVRI tahun 1981 – 1993.

Bapak Gufron Dwipayana, adalah Penanggung jawab dari film Si Unyil dari

PFN. PFN adalah Pusat Produksi Film Negara yang berlokasi di Otista, Jakarta

Timur. Bapak Dwipayana ini yang mempercayakan tim produksi Si Unyil untuk

berproduksi di studio PFN. Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini

menceritakan tentang seorang anak Sekolah Dasar (yang lalu akhirnya setelah

bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi Sekolah Menengah Pertama)

bernama Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata “Unyil” berasal

dari “mungil” yang berarti “kecil”.

Versi Kedua :

Namun ada juga beberapa sumber yang menyebutkan bahwa “Si Unyil”

merupakan hasil dari pemikiran Gufron Dwipayana yang ingin mengeluarkan

tontonan anak-anak, kemudian di bawah pengawasan PFN, Gufron merekrut Drs.

Suyadi dan Kurnain untuk menciptakan tokoh animasi anak-anak tersebut. Dengan

Drs. Suyadi sebagai pencipta karakter animasi Si Unyil dan Kurnain sebagai penulis

cerita atau naskah. Pihak PFN pun telah membayar mereka berdua sebagai bentuk

12

Page 19: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

honor karena Drs. Suyadi dan Kurnain bukanlah karyawan PFN. Jadi memang

pencipta Si Unyil adalah Drs. Suyadi dan Kurnain, namun mereka menciptakan itu

dibawah rancangan PFN, sehingga bisa dibilang PFN adalah pencipta “Si Unyil”.

3.2 PERJANJIAN

Setelah beberapa tahun berjalan, kemudian dilakukan Perjanjian antara PFN

dengan Drs. Suyadi.

Tahun 1995 Pak Raden menandatangani perjanjian dengan Direktur Utama

Pusat Produksi Film Negara (PPFN) Amoroso Katamsi. Dalam surat perjanjian

bernomor 139/P.PFN/XII/1995 , Pak Raden menyerahkan pengurusan hak ciptanya

kepada PPFN selama 5 tahun.

Isi perjanjiannya adalah :

Pasal 1, Pak Raden menyerahkan pengurusan Hak Cipta atas ''Boneka

Unyil'' kepada PPFN.

Pasal 2, menyatakan Pak Raden memberikan Hak Cipta ''Boneka Unyil''

kepada PPFN untuk produksi film maupun video tanpa imbalan. Meski demikian,

Pak Raden tetap memperoleh royalti jika ''Boneka Unyil" digunakan secara

komersial untuk maksud di luar pembuatan film atau video oleh Pihak Ketiga.

Pasal 3, menyatakan Pak Raden menerima 50 % royalti dari Pihak Ketiga.

Sedangkan 50 % lainnya diserahkan kepada PPFN sebagai Pihak Kedua.

Pasal 7, Perjanjian ini berlaku selama lima tahun, terhitung sejak tanggal

penandatanganan.

3.3 PERMASALAHAN

Permasalahan dipicu oleh beberapa hal yang dirasa tidak sesuai dengan isi

perjanjian tersebut, mulai dari dalam kurun waktu 5 tahun, Pak Raden atau Drs.

Suyadi memang mendapat royalti 10% dari Unyil. Namun sejak tahun 2000, Pak

Raden sudah tidak menerima apa-apa karena boneka Unyil ciptaannya sudah

menjadi hak milik PPFN sepenuhnya.

Diduga uang mengalir ke kocek pihak lain, bukan ke Pak Raden. Karena itu

Pak Raden berharap agar dia memegang kembali kepemilikan hak cipta Si Unyil.

13

Page 20: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

3.4 ANALISA HAK CIPTA

Gambar 2. Drs. Suyadi atau biasa dipanggil Pak Raden

Versi Pak Raden

UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, Poin 2

menyebutkan bahwa :

“Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas

inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,

kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang

khas dan bersifat pribadi.”

Pencipta Karakter Si Unyil adalah Drs. Suyadi, sehingga pemegang hak cipta

tentunya adalah Drs. Suyadi dan semua royalti yang berhubungan dengan Si Unyil

adalah milik Drs. Suyadi. Jika memang terdapat perjanjian, Drs. Suyadi tetap

berhak mendapatkan royalti namun pada kenyataannya tidak seperti itu, oleh

karena itulah Drs. Suyadi merasa diperlukan revisi terhadap perjanjian terdahulu

dan bahkan dibuat perjanjian baru yang tidak memihak dan menjamin royalti yang

seharusnya didapatkan Drs. Suyadi.

14

Page 21: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Gambar 3. Logo PPFN

Versi PFN :

UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002, Bab II Lingkup Hak Cipta, Bagian kedua, Pasal 6

menyebutkan bahwa :

“Jika suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua

orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang yang memimpin serta

mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada orang

tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang menghimpunnya

dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing- masing atas bagian Ciptaannya itu.”

UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002, Bab II Lingkup Hak Cipta, Bagian kedua, Pasal 7

menyebutkan bahwa :

“Jika suatu Ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh

orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang,

Penciptanya adalah orang yang merancang Ciptaan itu.”

Seluruh biaya produksi dan biaya penelitian dari awal mula pembuatan Si

Unyil ditanggung oleh PFN, dan idenya pun berasal dari PFN, sehingga walaupun

Pencipta adalah Drs. Suyadi tetapi Drs. Suyadi menciptakan karakter Si Unyil

dibawah rancngan penelitian PFN, sehingga pemegang Hak Cipta tetap PFN.

Adapun dibuat perjanjian adalah untuk menyerahkan sepenuhnya

kewenangan Hak Cipta kepada PFN untuk tujuan komersialisasi. Keabsahan

perjanjian tersebut juga dijamin oleh Undang-Undang.

UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002, Bab II Lingkup Hak Cipta, Bagian kedua,

Pasal 3 menyebutkan bahwa :

15

Page 22: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

(1) Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak.

(2) Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian

karena

a. Pewarisan;

b. Hibah;

c. Wasiat;

d. Perjanjian tertulis; atau

e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002, Bab II Lingkup Hak Cipta, Bagian kedua,

Pasal 7 menyebutkan bahwa :

(1) Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam

lingkungan pekerjaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk dan

dalam dinasnya Ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua

pihak dengan tidak mengurangi hak Pencipta apabila penggunaan Ciptaan itu

diperluas sampai ke luar hubungan dinas.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi Ciptaan

yang dibuat pihak lain berdasarkan pesanan yang dilakukan dalam hubungan

dinas.

(3) Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,

pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang

Hak Cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak.

Maka dengan alasan inilah PFN merasa berhak untuk mendaftarkan Hak

Cipta Si Unyil dan menjadi pemilik Hak Cipta Si Unyil sepenuhnya.

16

Page 23: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN

Perlindungan Hak Cipta dapat dijalankan dengan baik sesuai ketentuan UU

Hak Cipta No 19 Tahun 2002, namun pada pelaksanaannya banyak pemegang Hak

Cipta merasa karyanya tidak dilindungi oleh undang-undang dikarenakan maraknya

pelanggaran yang merugikan Pencipta.

Pada kasus Si Unyil ini, PFN mengakui bahwa Pencipta Si Unyil adalah Drs.

Suyadi (Pak Raden) dan FPN bertindak sebagai perancang yang juga berhak untuk

mengajukan Hak Cipta. Perjanjian yang dibuat FPN untuk Pak Raden agar dapat

mempermudah proses pengajuan Hak Cipta ternyata dianggap merugikan Pak

Raden dan Pak Raden merasa ingin memperjuangkan salah satu haknya yang tidak

dia dapatkan sejak lama, sehingga dia menempuh jalur hukum dan mengajukan

perjanjian baru.

4.2 SARAN

Saran dari kelompok kami mengenai hal ini adalah

1. Sebaiknya PPFN membayar sisa royalti yang belum dibayar, dengan besar

yang sesuai dengan isi perjanjian.

2. Sebaiknya Drs. Suyadi (Pak Raden) segera mendaftarkan Hak Cipta Si Unyil

atas nama dirinya agar royalti pemakaian komersil hak cipta mengalir langsung

ke dirinya sendiri tanpa melalui pihak ketiga.

17

Page 24: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

DAFTAR PUSTAKA

http://www.apjii.or.id/DOC/Regulasi8/UU_HC_19.pdf

http://www.beritasatu.com/mobile/hiburan/45157-petaka-surat-perjanjian-pak-raden-dan-pfn.html

http://www.dgip.go.id/

http://dailytechbytes.blogspot.com/2012/05/sejarah-penting-tokoh-unyil-yang.html

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/219391358/Wawancara-Tempoco-dengan-PFN-Soal-Unyil

http://tonihandoko.wordpress.com/2012/04/23/dibalik-si-unyil/

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/16/m2k87q-pfn-si-unyil-milik-kami-bukan-pak-raden

18

Page 25: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

LAMPIRAN

Page 26: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Lampiran 1. Prosedur Pengajuan Hak Cipta

Page 27: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Lampiran 2. Formulir Pengajuan Hak Cipta

Page 28: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Lampiran 3. Undang –Undang No. 19 Tahun 2002

Page 29: Makalah Hak Kekayaan INtelektual

Lampiran 4. Undang- Undang No. 13 Tahun 1997