ha sil diskusi / tanya jawab

10
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 237 Hasil Diskusi / Tanya Jawab Hasil Diskusi / Tanya Jawab SESI NARASUMBER Peran Lembaga Litbang Pemerintah dalam Mendukung Pengembangan Industri Komponen Otomotif Berbasis Polimer di Indonesia olehD.A. Winarto 1. Makalahnya lebih ke promosi BPPT, apa yang sudah dikerjakan Balai Teknologi Polimer untuk penelitian yang bisa diaplikasikan untuk menunjang komponen otomotif berbasis polimer? Jawab Terkait penelitian yang telah dilakukan, riset tentang komposit berbasis serat yang ada di Indonesia dikaitkan dengan bagian yang mempunyai nilai tambah tinggi. Hal ini sudah dilakukan tetapi masih skala laboratorium. Akan tetapi ada penelitian yang sudah menggandeng industri, seperti retreat ban pesawat. Semua harus dilakukan secara paralel. Rubber air bag adalah bantalan peluncur kapal laut, seharusnya langsung ke galangan, tetapi dengan adanya balon peluncur dapat langsung diluncurkan. Penelitian ini sudah berkolaborasi dengan perusahaan di Jawa Barat. Informasi bisa dilihat di ptn.bppt.go.id untuk lebih detailnya. 2. Riset yang dilakukan bisa dijual kemana? Definisi inovasi adalah invensi dan aplikasi komersial. Jika sudah riset belum menjadi inovasi jika belum diaplikasikan. Hal ini sesuai dengan program hilirisasi riset. MSA merupakan contoh inovasi. Maka, definisinya perlu disepakati, sehingga dari awal riset sudah melibatkan industri (komersialisasi). TRL yang susah adalah how to enter the market. Jawab Dengan interaksi dengan produsen otomotif di Indonesia, diketahui standard yang digunakan untuk produksi massal, sehingga harus bersiap dengan komersialisasinya. 3. Plastik otomotif target 120 kg/mobil. Data yang ditampilkan adalah data tahun 2010, perlu diperbarui. Jawab Masukan diterima. SESI 1 KULIT Pencangkokan Gelatin dan Akrilamida Menggunakan Microwave untuk Aplikasi Penjernihan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit oleh Noor Maryam Setyadewi 1. Jika dengan FT-IR, bagaimna caranya dan data apa yang meyakinkan bahwa pencangkokan gelatin dan acrylamida telah terjadi? Jawab Ada karakteristik yang menjadi indikator bahwa reaksi sudah terjadi, tetapi datanya tidak dapat disampaikan (Persentase perolehan produk, data nisbah pencangkokan, dan efisiensi

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

237

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

SESI NARASUMBER

Peran Lembaga Litbang Pemerintah dalam Mendukung Pengembangan Industri Komponen

Otomotif Berbasis Polimer di Indonesia

olehD.A. Winarto

1. Makalahnya lebih ke promosi BPPT, apa yang sudah dikerjakan Balai Teknologi Polimer untuk

penelitian yang bisa diaplikasikan untuk menunjang komponen otomotif berbasis polimer?

Jawab

Terkait penelitian yang telah dilakukan, riset tentang komposit berbasis serat yang ada di

Indonesia dikaitkan dengan bagian yang mempunyai nilai tambah tinggi. Hal ini sudah dilakukan

tetapi masih skala laboratorium. Akan tetapi ada penelitian yang sudah menggandeng industri,

seperti retreat ban pesawat. Semua harus dilakukan secara paralel. Rubber air bag adalah

bantalan peluncur kapal laut, seharusnya langsung ke galangan, tetapi dengan adanya balon

peluncur dapat langsung diluncurkan. Penelitian ini sudah berkolaborasi dengan perusahaan di

Jawa Barat. Informasi bisa dilihat di ptn.bppt.go.id untuk lebih detailnya.

2. Riset yang dilakukan bisa dijual kemana? Definisi inovasi adalah invensi dan aplikasi komersial.

Jika sudah riset belum menjadi inovasi jika belum diaplikasikan. Hal ini sesuai dengan program

hilirisasi riset. MSA merupakan contoh inovasi. Maka, definisinya perlu disepakati, sehingga

dari awal riset sudah melibatkan industri (komersialisasi). TRL yang susah adalah how to enter

the market.

Jawab

Dengan interaksi dengan produsen otomotif di Indonesia, diketahui standard yang digunakan

untuk produksi massal, sehingga harus bersiap dengan komersialisasinya.

3. Plastik otomotif target 120 kg/mobil. Data yang ditampilkan adalah data tahun 2010, perlu

diperbarui.

Jawab

Masukan diterima.

SESI 1 KULIT

Pencangkokan Gelatin dan Akrilamida Menggunakan Microwave untuk Aplikasi

Penjernihan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit

oleh Noor Maryam Setyadewi

1. Jika dengan FT-IR, bagaimna caranya dan data apa yang meyakinkan bahwa pencangkokan

gelatin dan acrylamida telah terjadi?

Jawab

Ada karakteristik yang menjadi indikator bahwa reaksi sudah terjadi, tetapi datanya tidak dapat

disampaikan (Persentase perolehan produk, data nisbah pencangkokan, dan efisiensi

Page 2: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

238

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

pencangkokan).Pada pencangkokan, setelah dipanaskan viskositas lebih tinggi. Hal ini bisa

menjadi indikasi bahwa proses grafting berhasil.

2. Apakah crosslinkung agent MBA dikarakterisasi?

Jawab

Metilen Based Acrylamide tidak dikarakterisasi karena menggunakan bahan komersial dari

sigma aldrich.

3. Bagaimana meminimalkan zat yang tidak ikut tergrafting?

Jawab

Menjadi masukan untuk perbaikan penelitian ini bahwa seharusnya dimurnikan terlebih

dahulu.

4. Kedua penelitian belum aplikatif. Bagimana rencana selanjutnya, apakah akan dibuat aplikatif?

Kira-kira berapa TRL-nya?

Jawab

Sudah dilakukan uji pada air limbah kulit namun hasilnya Polieketrolit (PAM) lebih baik. Hasil

penelitian belum optimum karena belum dilakukan formulasi yang optimum. Perkiraan TRL 4

- 5. Industri penyamakan kulit di Yogya banyak dan mengeluhkan tentang limbah. Karena

penelitian masih skala laboratorium akan mahal. Jika formula optimum sudah didapatkan,

kemudian dicobakan langsung dengan bekerjasama dengan industri kemungkinan range nilai

TRLnya dapat melonjak lebih tinggi.

Pengaruh Perlakuan Penyamakan Kombinasi Krom-Gambir dan Krom Mimosa Terhadap

Krom pada Air Limbah Penyamakan Kulit

oleh Ardinal

1. Apakah bisa penyamakan pakai tanin?

Jawab

Kombinasi krom-gambir dan krom-mimosa sudah pernah dilakukan. Penyamakan biasa

dilakukan pakai krom. Sehingga dilakukan samak kombinasi dengan nabati untuk mengurangi

penggunaan krom. Mimosa adalah barang impor dan sulit di dapatkan di Sumatera Barat.

Terjadi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan hidrogen. Gugus –OH bereaksi pada kulit. Gugus

karbon dalam krom dimasukkan tanin, terjadi pelepasan H, bereaksi dengan tanin (-OH). H

bereaksi dengan N pada NH3. Sifatnya hampir sama dengan mimosa.

2. Apa yang dimaksud derajat penyamakan?

Jawab

Page 3: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

239

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Derajat penyamakan adalah tingkat kemasakan pada kulit tersamak dengan kadar zat

penyamak terikat dibagai kadar zat kulit mentah dikalikan 100%.

3. Gambir apa yang digunakan? Perlakuan apa yang dilakukan pada gambir sebelum

penyamakan?

Jawab

Gambir yang dipakai adalah gambir asalan (gambir langsung dari petani). Gambir asalan

dihaluskan lalu diayak, kemudian dilarutkan dalam air.

4. Apakah dilakukan uji suhu kerut dan berapa?

Jawab

Uji suhu kerut dilakukan, rata-rata suhu kerut adalah 90 °C.

5. Krom yang terkandung pada limbah pada penyamkan tahap II adalah 22,2 ppm. Jika dilakukan

kontinyu, jumlahnya akan bertambah terus seiring dilakukan penyamakan. Apakah ada

pemikiran untuk mengikat krom, jika ada seperti apa?

Jawab

Dalam penelitian ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi penggunaan krom dengan

menggantinya dengan bahan penyamak nabati. Penelitian ini dibatasi sampai mengurangi

belum sampai pengolahan limbah. Penelitian pengurangan krom pada air limbah sudah banyak

dilakukan.

5. Kedua penelitian belum aplikatif. Bagaimana rencana selanjutnya, apakah akan dibuat

aplikatif? Kira-kira berapa TRL-nya?

Jawab

Karena masih skala laboratorium TRL-nya adalah 6.

SESI 1 KARET DAN PLASTIK

Aplikasi Polimer Sintetik untuk Alas Kaki

oleh Dwi Wahini Nurhajati

1. Pada proses pembuatan sol, diperlukan riset untuk produk seperti apa sehingga tahu apa yang

diminati pasar?

Jawab

Tahap komersialisasi dilakukan salah satunya dengan membuat toe-cap sepatu pengaman

dengan tujuan dapat dipasarkan, memberikan konsultansi terhadap IKM namun bukan

formulasi risetnya.

Page 4: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

240

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

2. Rumus riset yang bekerja sama dengan industri: komoditi dan intellectual property. Dengan

demikian, terbuka peluang bagi industri untuk berkembang sehingga dapat menciptakan

lapangan kerja. Semua pihak dapat memperoleh manfaat, termasuk penelitinya.

Jawab

Masukan diterima

3. PVC jangan disarankan karena saat dibakar mengeluarkan klorin yang tidak ramah lingkungan.

Jawab

Masukan diterima

4. LDPE untuk penggunaan dalam negeri tidak ada, setahu saya adanya LLDPE.

Jawab

Masukan diterima

5. Riset diharapkan dapat di-moneytize. Peneliti harus berpikir bagaimana hasil riset dapat

menjadi industri.

Jawab

Masukan diterima

6. Apa saja metode yang digunakan dalam pembuatan alas kaki?

Jawab

Metode yang dilakukan dengan injection moulding (untuk bahan PP, PVC, TPE) dan pouring

(untuk bahan PU).

7. Mengapa pemanfaatan PVC sebagai kulit sintetis menyebabkan bahan sulit terbakar?

Jawab

PVC bersifat flame retardant, namun jika dibakar terus dapat melepaskan klorin yang

mencemari lingkungan.

Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

OlehEdi Eskak

1. Apakah ada warna lain untuk produk tas yang dihasilkan darilimbah ban dalam ?

Jawab

Warna produk tas hanya berwarna hitam karena warna bahan dasar limbah ban dalam adalah

warna hitam, dan tidakdilakukan pewarnaan/pengecatan karena memang inginmenunjukkan

keaslian bahan bakunya yang mempunyai keunikantersendiri. Bila ada variasi warna lain,

sifatnya hanyaaksentuasi dari bahan tambahan misalnya bahan tali tas,benang jahit, dan

aksesoris lainnya.

2. Apakah sudah diproduksi secara masal?

Jawab

Page 5: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

241

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Tas dari limbah ban dalam sudah diproduksi dengankapasitas Pengrajin Kecil (UMKM) yang

terbatas modal danjumlah karyawannya, bila perusahaan semakin maju dan besartentu akan

mampu memproduksi secara massal

3. Apakah yang dipakai hanya ban mobil tidakmenggunakan ban motor?

Jawab

Limbah ban dalam roda mobil dipakai dengan kelebihanukurannya lebih besar dan lebar,

sehingga mudah dibentukuntuk berbagai desain tas dengan ukuran yang besar maupunkecil.

Limbah ban dalam roda motor juga dimanfaatkan, namunkarena ukurannya yang relatif kecil

dan lebih tipis,penggunaannya terbatas untuk desain produk tas yang lebihkecil tentunya. Jadi

Limbah ban dalam baik roda mobil maupunmotor dapat digunakan untuk pembuatan tas.

4. Potensi riset bagus untuk dikembangkan, jangan menyerah. Memasuki pasar memang tidak

mudah namun peluang terbuka. Tambahkan brand untuk meningkatkan daya tarik.

Jawab

Terima kasih masukan dan motivasinya.

5. Bagaimana harga jualnya?

Jawab:

Harga dipengaruhi oleh kurangnya tenaga terampil saat menjahit ban. Harga dapat bersaing jika

kendala sudah teratasi.

SESI 2 KULIT

Pengaruh Buang Bulu Cara Painting Terhadap Sifat Fisis dan Morphologi Kulit Jaket

oleh Dona Rahmawati

1. Penggunaan Na2S 304% memberi dampak limbah besar pada lingkungan, bagaimana jika 6%?

Na2S dapat menimbulkan H2S

Jawab:

Na2S memang bahan kimia berbahaya namun tetap digunakan. Digunakan 6% Na2S untuk

memastikan agar bulu dapat rontok dan tidak larut dalam air sehingga dapat meminimalisir bau

yang dihasilkan.

2. Dengan painting, dilakukan manual tidak ramah pada manusia walau ramah pada lingkungan

Jawab

Cara yang dilakukan masih manual, dengan alat pelindung diri, karena penelitian yang dilakukan

adalah skala laboratorium. Dapat dimungkinkan ada perekayasaan alat untuk painting tanpa

membahayakan penyamak.

Page 6: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

242

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Review: Prospek Zat Warna Alam dari Ektrak Kayu Sebagai Bahan untuk Pewarnaan Kulit

Oleh Emiliana Kasmudjiastuti

1. Review yang ditulis tahun berapa?

Jawab

Review dilakukan tahun 2017.

2. Apa yang mendasari review ini?

Jawab

Penelitian telah dilakukan terlebih dahulu, namun masih dangkal. Pengujian dilakukan dari

ketahanan gosok dan penetrasi zat warna alam. Untuk produk batik, zat warna alam sangat

berkembang namun tidak pada industri kulit. Standard warna untuk zat warna alam masih susah

karena geografis dsb. Penggunaan zat warna alam bukan untuk produksi massal, tetapi untuk

niece market. Penelitian sudah dilakukan sejak 1999 dengan aplikasi langsung ke kulit. Mahoni

dan nangka yang dipakai bisa diperoleh dari limbah penggergajian.

3. Bagaimana menilai penetrasi masuknya zat warna alam pada kulit? Apakah ada syarat ketebalan

kulit?

Jawab

Penetrasi masuknya zat wana bisa dilihat melalui pengguntingan untuk mengetahui masuknya zat

warna. Pada review telah dilakukan pada kulit yang tipis (ikan), pada kulit suede juga.

4. Apakah ada persentase tertentu yang dibutuhkan agar zat warna alam dapat diaplikasikan?

Jawab

Zat warna alam lebih baik digunakan pada kulit nonkonvensional dan kulit yang tanpa perlakuan

cat tutup. Percobaan dalam bentuk larutan. Perebusan tiga tahap, kental, sedang, dan encer.

5. Apakah ada perbedaan reaksi samak mineral dan nabati? Termasuk zat warna anionik atau

kationik?

Jawab

Dari kulit sama krom maupun syntan, zat warna dapat terpenetrasi dengan baik ke dalam kulit.

Zat warna alam dikategorikan sebagai zat warna asam.

6. Apakah ada standard normal aplikasi zat wana alam seperti penggunaan dyestuff?

Jawab

Standard operasional proses pewarnaan zat warna alam sama, hanya mordant diberikan sebelum

atau sesudah pewarnaan kemudian dapat dilanjutkan ke peminyakan dan fiksasi.

7. Disebutkan bahwa zat warna alam mempunyai efek menyamak, padahal mewarnai sekaligus

menyamak tidak diinginkan di industri, sehingga ini bukan kelebihan.

Jawab

Page 7: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

243

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Menurut literatur, efek menyamak (tanin) pada zat warna alam tidak begitu besar, tetapi tidak

semata-mata dapat langsung menyamak. Yang telah dilakukan adalah penyamakan syntan, bukan

penyamakan nabati agar tidak mengganggu proses penyamakan. Kombinasi syntan-krom

menghasilkan warna yang berbeda walaupun dari zat warna alam yang sama.

SESI 2 KARET DAN PLASTIK

Penerapan Sistem Supply Chain Bahan Baku Resiprene 35 untuk Mengatasi Fluktuasi Harga

Karet Alam pada PT Industri Karet Nusantara

oleh Mindya Eral

1. Seberapa efektif sistem supply chain terhadap harga resiprene?

Jawab:

Sistem supply chain cukup efektif.

2. Mengapa market resiprene kebanyakan dari luar negeri?

Jawab

Pasar resiprene kebanyakan dari luar negeri karena di Indonesia bahan ini belum umum

digunakan. Di pasar eropa digunakan sebagai adhesif dengan sifat spesifik.

POSTER

Proses Ekstraksi dan Aplikasi Gambir Kering Berkadar Tanin Tinggi (>60%) untuk

Penyamakan Kulit, Pewarna Tekstil dan Pewarna Kayu

oleh Anwar Kasim

-

Study of Rubber Adhesive Compounds for Tire Retreading: Drying Rate and Adhesion Strength

oleh Ike Setyorini

-

Pengaruh Beberapa Kompatibiliser pada Karakteristik Kompon dan Sifat Mekanik

Komposit NBR/EPDM

oleh Noor Maryam Setyadewi

1. Dari ketiga kompon dengan variasi kompatibiliser manakah yang aplikatif untuk industri?

Jawab

Yang paling aplikatif adalah MBS, karena tidak memerlukan energi yang terlalu tinggi saat

proses produksi, namun tetap memiliki properti mekanik yang cukup baik.

Substitusi Plastik Menggunakan Karet Alam untuk Pembuatan Tube Collar

oleh Nasruddin

-

Page 8: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

244

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Biofiltrasi Menggunakan Kultur Saccharomyces cerevisiaeATCC 9763 dan Ragi Kering Instan

Dengan Media Komposit KarbonAktif dan Onggok Untuk Mengurangi Gas Amonia pada

Industri Karet

oleh Winda Marthalia

1. Apakah penelitian ini bisa di aplikasikan pada industri lain yang hasil aktivitas industrinya

menghailkan cemaran ammonia ?.

Jawab:

BisaSejauh aktivitas industri menghasilkan limbah/gas ammonia maka bisa di aplikasikan,

dengan mempertimbangkan sacharomysec dengan konsentrasi/jumlah limbah/gas ammonia itu

sendiri ( dalam bentuk gas atau padatan).

2. Apakah/bagaimanacara mengaplikasikan penelitian inijika sumber ammonia (misalnya karet

padat) di dalam ruangan terbuka ?.

Jawab

Biakan Sacharomyses cerevisiae di campurkan dalam subsrat (onggok) dengan konsentrasi

tertentu , kemudian dibungkus dengan kertas filter/kain kasa lalu di tempelkan di dinding 2 x

ruangan atau hanya sub strat saja lalu di bungkus pada kertas filter/kain kasa, kemudian

setiapbeberapa hari sekali substrat disemprot dengan biakan sacharomyses.

Pengaruh Perlakuan Serbuk Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir dari

Penggilingan/Pencampuran Terhadap Sifat Mekanis Vulkanisat Karet

oleh Zainal Abidin Nasution

-

Biofiltrasi Gas Amonia Menggunakan Nitrosomonas sp dan Nitrobacter sp

untuk Industri Karet

oleh Devi Oktinani

1. Apakah memungkinkan untuk di aplikasikan paada limbah cair industri karet?

Jawab:

Memungkinkan diaplikasikan pada limbah cair, namun perlu dihitung /dianalisis komposisi

biofilter yang sesuai

2. Saat ini sudah ada zat kimia yang menggantikan ammonia dalam proses lateks.

Jawab:

Informasi bahwa sudah ada zat kimia yang menggantikan ammonia dalam proses produksi

lateks. Namun di negara kita sebagian besar masih menggunakan ammonia, sehingga

pengurangan ammonia di lingkungan masih di perlukan.

3. Aplikasi penelitian ini di industri bagaimana?

Jawab:

Aplikasi di industri belum dilakuikan kemungkinan cara penerapannya : dengan cara

membentuk media menjadi seperti lembaran papan. Kemudian mikroba yang telah dilarutkan

disemprotkan secara rutin pada papan tersebut.

Page 9: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

245

Hasil Diskusi / Tanya Jawab

Rekayasa Alat Pengering Semprot untuk Membuat Serbuk Lateks Karet Alam

Oleh Muhammad Sholeh

-

Pengaruh Minyak Pada Pembuatan Kulit Lemas samak Nabati yang Menggunakan

Quebracho Sebagai Bahan Penyamak dengan Sistem C-RFP

oleh Sri Sutiyasmi

1. Suhu kerut berapa?

Jawab:

Suhu kerut 86

2. Fungsi dari TSN?

Jawab:

Fungsi TSN, agar bahan penyamak cepat masuk ke dalam kulit

3. Uji sifat fisis tidak ada, data keduanya sama?

Jawab:

Uji sifat fisis ada, namun dalam poster tabel 1 dan 2 sama yaitu uji organoleptis

4. Apa tidak di publikasi di majalah KKP?

Jawab:

Yang dipublikasikan dalam majalah adalah bahan penyamak mimosa dan gambir dengan judul

yang berbeda.

Perbandingan Metode Deproteinasi Lateks Karet Alam Secara Enzimatik Dan Non

Enzimatik

oleh Fathia Rahman

-

Deproteinasi Lateks Karet Alam Menggunakan Agen Deproteinasi Basa

oleh Febby Fitrianti

-

Isolasi Nanoseulosa Dari Pelepah Pohon Salak Sebagai Filler pada Film Berbasis Polivinil

Alkohol (Pva)

oleh Liska Triyastiti

-

Page 10: Ha sil Diskusi / Tanya Jawab

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

246

Hasil Diskusi / Tanya Jawab