reuters/david gray selasa, 29 november 2011 | … filehat ada atau tidaknya indikasi penyimpangan....

1
ROBOHNYA Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu (26/11) me- nguak banyak hal. Di antaranya, meski sudah berusia 10 tahun, ternyata belum ada petunjuk teknis (juknis) mengenai pera- watan jembatan yang meng- hubungkan Kota Tenggarong dan Tenggarong Seberang itu. Pengakuan itu dikemukakan Dirjen Bina Marga, Kementerian PU, Djoko Murjanto di Jakarta, kemarin. Robohnya jembatan itu menewaskan 11 orang, melukai puluhan orang lainnya, serta 34 orang hilang. Selain itu, 10 motor dan 15 mobil ikut jatuh. “Juknis perawatan yang ada untuk bentang jembatan gan- tung yang kecil-kecil, sedangkan yang bentang besar dalam tahap penyelesaian,” kata Djoko. Meski demikian, perawatan jembatan sudah dilakukan se- cara periodik oleh Pemda Kutai Kartanegara dan dikoordinasi- kan dengan Kementerian PU. Ketika jembatan itu runtuh, se- dang ada kegiatan pemeliharaan. Mestinya, kata dia, jembatan di- tutup untuk arus lalu lintas. ‘’Na- mun, karena belum ada juknis, mereka lalai,” jelasnya. Djoko juga berjanji segera melakukan evaluasi juknis pera- watan jembatan gantung sejenis di seluruh Indonesia yang total- nya berjumlah sekitar 90. Jembatan dengan panjang 710 meter itu dibangun PT Hutama Karya. PT Hutama Karya telah mengirim tim menginvesti- gasi ambruknya jembatan itu. “Kami yang membuat jembatan itu sehingga harus melakukan penyelidikan juga,” ujar Ary Widiyantoro, Sekretaris PT Hu- tama Karya. Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak menegaskan ha- rus ada yang bertanggung jawab atas ambruknya jembatan itu. Komisi Pemberantasan Ko- rupsi mendorong Badan Pe- meriksa Keuangan melakukan audit atas jembatan itu. Dari audit investigasi itu, bisa dili- hat ada atau tidaknya indikasi penyimpangan. “Nanti BPK menyalurkan ha- sil auditnya ke penegak hukum, salah satunya KPK,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin. (NG/SY/*/ Ant/X-4) dibawa ke majelis kehormatan hakim,” kata Djoko. Mesti dipecat Saat dihubungi secara ter- pisah di Jakarta, kemarin, Wakil Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh mengakui pihaknya juga melakukan eva- luasi dan kajian atas vonis be- bas terdakwa korupsi. Menurut Imam, Komisi Yudi- sial menemukan indikasi awal terhadap hakim yang membe- baskan terdakwa korupsi di Lampung. Karena itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan atas hakim tersebut. Komisi Yudisial telah meme- riksa empat hakim di Lampung terkait vonis bebas Bupati Lam- pung Timur Satono dan mantan Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurnajaya. Terhadap putusan bebas ter- dakwa korupsi di Pengadilan Tipikor Bandung, Imam men- M AHKAMAH Agung (MA) telah melakukan evalu- asi dan kajian atas vonis bebas sejumlah terdakwa korupsi di pengadilan tindak pidana korupsi. Dari kajian tersebut, ditemukan indikasi kesalahan yang dilakukan oleh hakim berupa pelanggaran yang bersifat teknis. Itulah fakta yang diung- kapkan Ketua Muda Pidana Khusus MA Djoko Sarwoko di Jakarta, kemarin. Menurut Djoko, eksaminasi internal MA dilakukan terhadap vonis be- bas pengadilan tindak pidana korupsi di Surabaya, Bandung, Lampung, dan Samarinda. Sejauh ini, kurang dari dua tahun setelah ditetapkannya UU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, sudah 40 terdakwa ko- rupsi dibebaskan. Mereka ter- diri atas 14 orang di Pengadilan Tipikor Samarinda, 1 orang di Pengadilan Tipikor Semarang, 21 orang di Pengadilan Tipikor Surabaya, dan 4 orang di Pe- ngadilan Tipikor Bandung. Vonis majelis hakim tipikor di daerah itu membuat publik geram dan melaporkan hal itu ke MA. Menurut Djoko, MA menerima laporan atas 5 perkara vonis bebas di Sura- baya, Samarinda ada 4 perkara, Bandung ada 3 perkara, dan Lampung ada 2 perkara. Atas desakan publik itulah, MA melakukan eksaminasi dan ditemukan kesalahan teknis. Meskipun ada kesalahan teknis, lanjut Djoko, putusan tersebut tetap berlaku dan bisa dikorek- si. “Nanti kalau yang bersifat teknis kan akan ada upaya hukum, tapi yang melanggar kode etik profesi itu tugas MA dengan Komisi Yudisial untuk SIMAK PERTANYAAN: Bintang sepak bola asal Inggris yang bermain di LA Galaxy, David Beckham, menyimak pertanyaan wartawan di Jakarta, kemarin. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Komisi Yudisial menemukan indikasi awal atas hakim yang membebaskan terdakwa korupsi di Lampung. NURULIA JUWITA SARI MA Akui Vonis Bebas Koruptor Salah Teknis BINTANG sepak bola dunia, David Beckham, 36, senang bisa berkunjung ke Indonesia. Apala- gi, mantan kapten timnas Inggris itu mendapatkan sambutan sa- ngat antusias dari para fan. Bersama klubnya, Los Angeles Galaxy, Beckham tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin pukul 08.30 WIB. Tak ada kesan lelah, ia terus menebar senyum, termasuk ketika jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Jaksel, kemarin sore. “Sangat luar biasa berada di Indonesia,” ungkap- nya kepada wartawan yang menunggunya sejak siang. “Saya pernah ke Indonesia un- tuk liburan (ke Bali), tapi belum pernah bermain sepak bola di Indonesia. Kami senang dengan sambutan yang kami terima di Beckham Puji Sepak Bola Indonesia ADA pikiran untuk membangun sebuah kebun baru yang letaknya berdampingan dengan kebun binatang. Namanya kebun koruptor. Itu pikiran yang dilontar- kan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Kebun koruptor disarankan agar dibangun di setiap provinsi. Sebagaimana kebun binatang yang isinya ialah binatang, kebun koruptor, ya, dihuni para koruptor. Lengkap dengan identitas si korup- tor, lama hukuman, jumlah uang negara yang dicuri, kapan bebas. Di depan kebun koruptor dipasang layar lebar yang memamerkan upaya pemberantasan korupsi lengkap dengan dioramanya. Agar bisa menjadi tontonan publik, kebun koruptor dipagar kaca bening yang tembus pandang. Penganut asas legal formal dan hak asasi manusia pasti menilai kebun koruptor sebagai pikiran gila, nyentrik, dan hanya mencari popularitas. Namun, setelah menilik kesuburan korupsi di Indonesia yang mencengangkan, kebun koruptor ialah pikiran yang masuk akal. Hukum formal telah menyediakan berbagai sanksi terhadap koruptor. Bahkan untuk memerangi korupsi, dibentuk lembaga superior seperti Komisi Pember- antasan Korupsi. KPK melengkapi lembaga konvensional kejaksaan dan kepolisian yang juga bertugas member- sihkan koruptor. Bahkan di era Pre- siden Susilo Bambang Yudhoyono dibentuk lagi sebuah badan ad hoc bernama Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Tetapi, korup- tor muncul dalam berba- gai modus korupsi yang melibatkan persekong- kolan yang kuasa dan yang beruang. Korupsi sekarang membiak bagai jamur di musim hujan. Hukum formal yang dipegang tangan-tangan yang bisa dibeli adalah biang keladi suburnya korupsi. Elit- isme terhadap koruptor muncul sangat kasatmata. Di kepolisian dan kejaksaan mereka diistimewakan. Di pengadilan mereka bisa membayar untuk dihukum ringan. Di penjara mereka menghuni sel-sel istimewa lengkap dengan semua kenikmatan. Bagi koruptor yang melarikan diri ke luar negeri, kenikmatan diberikan juga. Sejumlah konglomerat ko- ruptor yang buron leluasa mengendalikan korporasi mereka di Indonesia dari negeri seberang. Tidak ada penyitaan aset dan harta yang membuat jera. Pikiran kebun koruptor lahir dari kegeraman terha- dap hukum formal yang lembut dan permisif terha- dap koruptor. Harus jujur diakui, negara dan apara- turnya tidak lagi jengkel terhadap wabah korupsi di Indonesia saat ini. Penguasa yang silih berganti naik pentas melalui pemilu demokratis tidak lebih dari gerombolan yang berpesta ria karena diberi mandat untuk korupsi. Tidak ada yang melarang kita, sesungguhnya, un- tuk menghadirkan kebun koruptor sebagai sanksi sosial terhadap koruptor. Tidak ada yang melarang seorang hakim misalnya memutuskan hukuman kerja paksa seorang koruptor. Yang dibutuhkan hanyalah kesepakatan sosial bahwa korupsi ialah kejahatan kemanusiaan yang dahsyat, sekarang dan di masa depan. Jangan pernah takut berpikir out of the box, Pak Mahfud! Tidak ada yang melarang kita, sesungguhnya, untuk menghadirkan kebun koruptor sebagai sanksi sosial terhadap koruptor.” EDITORIAL Kebun Koruptor Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Ikan dan Pernapasan Bayi PAUSE Jembatan Runtuh saat Perawatan Pemasangan Iklan & Customer Service No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) MILITER CHINA KAWAN ATAU LAWAN Anggaran militer China sebagian besar digunakan untuk belanja perlengkapan militer baru. Fokus Internasional, Hlm 24-25 REUTERS/DAVID GRAY SELASA, 29 NOVEMBER 2011 | NO.11216 | TAHUN XLII | 32 HALAMAN MI/ROMMY PUJIANTO BAYI yang diberi makan ikan sebelum sembilan bulan ter- ancam menderita masalah pernapasan. Menurut pemimpin tim penelitian Dr Emma Goksor dari Universitas Gothen- burg, Swedia, potensi ancaman itu mencapai 50%. Peneliti mengamati 4.171 bayi, mereka diamati setiap usia 6 bulan, 12 bulan, dan 4,5 tahun. Pada pengamatan terakhir, balita yang diberi konsumsi ikan sebelum genap sembilan bulan--biasanya ikan salmon--sebagian besar didiagnosis asma. (Zeenews/DK/X-5) airport, sangat menyenangkan,” imbuh Beckham. Dalam temu pers, Beckham diapit dua bintang LA Galaxy lainnya, Landon Donovan dan Robbie Keane. Saat ditanya soal sepak bola Tanah Air, ia meng- ungkapkan Indonesia punya potensi menjanjikan. “Saya per- nah sedikit melihat permainan Indonesia. Anda punya pemain- pemain muda berbakat dan me- reka bermain sangat menarik.’’ Hari ini, Beckham dan kawan- kawan akan menggelar coaching clinic dan meet and greet. Kemu- dian, mereka meladeni Indone- sia Selection pada laga di Sta- dion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, besok. (Ash/X-16) Berita terkait hlm 31 jelaskan evaluasi dan kajian masih berlangsung karena ha- sil investigasi belum lengkap. Komisi Yudisial melakukan eksaminasi terhadap putusan bebas atas Wali Kota nonaktif Bekasi Mochtar Mohamad. Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mendesak MA segera menjatuhkan sanksi terberat, yaitu pemecatan ter- hadap hakim yang terbukti melakukan kesalahan teknis saat menjatuhkan vonis bebas terhadap koruptor. “MA jangan menonpalukan hakim tersebut, langsung dipecat saja,” tegas politikus PKS itu.(Ant/X-3) [email protected]

Upload: vanphuc

Post on 26-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ROBOHNYA Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu (26/11) me-nguak banyak hal. Di antaranya, meski sudah berusia 10 tahun, ternyata belum ada petunjuk teknis (juknis) mengenai pera-watan jembatan yang meng-hubungkan Kota Tenggarong dan Tenggarong Seberang itu.

Pengakuan itu dikemukakan Dirjen Bina Marga, Kementerian PU, Djoko Murjanto di Jakarta, kemarin. Robohnya jembatan itu menewaskan 11 orang, melukai puluhan orang lainnya, serta 34 orang hilang. Selain itu, 10 motor dan 15 mobil ikut jatuh.

“Juknis perawatan yang ada untuk bentang jembatan gan-tung yang kecil-kecil, sedangkan

yang bentang besar dalam tahap penyelesaian,” kata Djoko.

Meski demikian, perawatan jembatan sudah dilakukan se-cara periodik oleh Pemda Kutai Kartanegara dan dikoordinasi-kan dengan Kementerian PU.

Ketika jembatan itu runtuh, se-dang ada kegiatan pemeliharaan. Mestinya, kata dia, jembatan di-tutup untuk arus lalu lintas. ‘’Na-mun, karena belum ada juknis, mereka lalai,” jelasnya.

Djoko juga berjanji segera melakukan evaluasi juknis pera-watan jembatan gantung sejenis di seluruh Indonesia yang total-nya berjumlah sekitar 90.

Jembatan dengan panjang 710 meter itu dibangun PT Hutama Karya. PT Hutama Karya telah mengirim tim menginvesti-

gasi ambruknya jembatan itu. “Kami yang membuat jembatan itu sehingga harus melakukan penyelidikan juga,” ujar Ary Widiyantoro, Sekretaris PT Hu-tama Karya.

Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak menegaskan ha-rus ada yang bertanggung jawab atas ambruknya jembatan itu.

Komisi Pemberantasan Ko-rupsi mendorong Badan Pe-meriksa Keuangan melakukan audit atas jembatan itu. Dari audit investigasi itu, bisa dili-hat ada atau tidaknya indikasi penyimpangan.

“Nanti BPK menyalurkan ha-sil auditnya ke penegak hukum, salah satunya KPK,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin. (NG/SY/*/Ant/X-4)

dibawa ke majelis kehormatan hakim,” kata Djoko.

Mesti dipecatSaat dihubungi secara ter-

pisah di Jakarta, kemarin, Wakil Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh mengakui pihaknya juga melakukan eva-luasi dan kajian atas vonis be-bas terdakwa korupsi.

Menurut Imam, Komisi Yudi-sial menemukan indikasi awal terhadap hakim yang membe-baskan terdakwa korupsi di Lampung. Karena itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan atas hakim tersebut.

Komisi Yudisial telah meme-riksa empat hakim di Lampung terkait vonis bebas Bupati Lam-pung Timur Satono dan mantan Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurnajaya.

Terhadap putusan bebas ter-dakwa korupsi di Pengadilan Tipikor Bandung, Imam men-

MA H K A M A H Agung (MA) telah melakukan evalu-asi dan kajian atas

vonis bebas sejumlah terdakwa korupsi di pengadilan tindak pidana korupsi. Dari kajian tersebut, ditemukan indikasi kesalahan yang dilakukan oleh hakim berupa pelanggaran yang bersifat teknis.

Itulah fakta yang diung-kapkan Ketua Muda Pidana Khusus MA Djoko Sarwoko di Jakarta, kemarin. Menurut Djoko, eksaminasi internal MA dilakukan terhadap vonis be-bas pengadilan tindak pidana korupsi di Surabaya, Bandung, Lampung, dan Samarinda.

Sejauh ini, kurang dari dua tahun setelah ditetapkannya UU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, sudah 40 terdakwa ko-rupsi dibebaskan. Mereka ter-diri atas 14 orang di Pengadilan Tipikor Samarinda, 1 orang di Pengadilan Tipikor Semarang, 21 orang di Pengadilan Tipikor Surabaya, dan 4 orang di Pe-ngadilan Tipikor Bandung.

Vonis majelis hakim tipikor di daerah itu membuat publik geram dan melaporkan hal itu ke MA. Menurut Djoko, MA menerima laporan atas 5 perkara vonis bebas di Sura-baya, Samarinda ada 4 perkara, Bandung ada 3 perkara, dan Lampung ada 2 perkara.

Atas desakan publik itulah, MA melakukan eksaminasi dan ditemukan kesalahan teknis. Meskipun ada kesalahan teknis, lanjut Djoko, putusan tersebut tetap berlaku dan bisa dikorek-si. “Nanti kalau yang bersifat teknis kan akan ada upaya hukum, tapi yang melanggar kode etik profesi itu tugas MA dengan Komisi Yudisial untuk

SIMAK PERTANYAAN: Bintang sepak bola asal Inggris yang bermain di LA Galaxy, David Beckham, menyimak pertanyaan wartawan di Jakarta, kemarin.

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

Komisi Yudisial menemukan indikasi awal atas hakim yang membebaskan terdakwa korupsi di Lampung.

NURULIA JUWITA SARI

MA Akui VonisBebas KoruptorSalah Teknis

BINTANG sepak bola dunia, David Beckham, 36, senang bisa berkunjung ke Indonesia. Apala-gi, mantan kapten timnas Inggris itu mendapatkan sambutan sa-ngat antusias dari para fan.

Bersama klubnya, Los Angeles Galaxy, Beckham tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin pukul 08.30 WIB. Tak ada kesan lelah, ia terus mene bar senyum, termasuk ketika jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Jaksel, kemarin sore. “Sangat luar biasa berada di Indonesia,” ungkap-nya kepada wartawan yang menunggunya sejak siang.

“Saya pernah ke Indonesia un-tuk liburan (ke Bali), tapi belum pernah bermain sepak bola di Indonesia. Kami senang dengan sambutan yang kami terima di

Beckham PujiSepak Bola Indonesia

ADA pikiran untuk membangun sebuah kebun baru yang letaknya berdampingan dengan kebun binatang. Namanya kebun koruptor. Itu pikiran yang dilontar-kan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Kebun koruptor disarankan agar dibangun di setiap provinsi. Sebagaimana kebun binatang yang isinya ialah binatang, kebun koruptor, ya, dihuni para koruptor. Lengkap dengan identitas si korup-tor, lama hukuman, jumlah uang negara yang dicuri, kapan bebas.

Di depan kebun koruptor dipasang layar lebar yang memamerkan upaya pemberantasan korupsi lengkap dengan dioramanya. Agar bisa menjadi tontonan publik, kebun koruptor dipagar kaca bening yang tembus pandang.

Penganut asas legal formal dan hak asasi manusia pasti menilai kebun koruptor sebagai pikiran gila, nyentrik, dan hanya mencari popularitas. Namun, setelah menilik kesuburan korupsi di Indonesia yang mencengangkan, kebun koruptor ialah pikiran yang masuk akal.

Hukum formal telah menyediakan berbagai sanksi terhadap koruptor. Bahkan untuk memerangi korupsi, dibentuk lembaga superior seperti Komisi Pember-antasan Korupsi. KPK melengkapi lembaga konvensional kejaksaan dan kepolisian yang juga bertugas member-sihkan koruptor.

Bahkan di era Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono dibentuk lagi sebuah badan ad hoc bernama Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Tetapi, korup-tor muncul dalam berba-gai modus korupsi yang melibatkan persekong-kolan yang kuasa dan yang beruang. Korupsi sekarang membiak bagai jamur di musim hujan.

Hukum formal yang dipegang tangan-tangan yang bisa dibeli adalah biang keladi suburnya korupsi. Elit-isme terhadap koruptor muncul sangat kasatmata. Di kepolisian dan kejaksaan mereka diistimewakan. Di pengadilan mereka bisa membayar untuk dihukum ringan. Di penjara mereka menghuni sel-sel istimewa lengkap dengan semua kenikmatan.

Bagi koruptor yang melarikan diri ke luar negeri, kenikmatan diberikan juga. Sejumlah konglomerat ko-ruptor yang buron leluasa mengendalikan korporasi mereka di Indonesia dari negeri seberang. Tidak ada penyitaan aset dan harta yang membuat jera.

Pikiran kebun koruptor lahir dari kegeraman terha-dap hukum formal yang lembut dan permisif terha-dap koruptor. Harus jujur diakui, negara dan apara-turnya tidak lagi jengkel terhadap wabah korupsi di Indonesia saat ini. Penguasa yang silih berganti naik pentas melalui pemilu demokratis tidak lebih dari gerombolan yang berpesta ria karena diberi mandat untuk korupsi.

Tidak ada yang melarang kita, sesungguhnya, un-tuk menghadirkan kebun koruptor sebagai sanksi sosial terhadap koruptor. Tidak ada yang melarang seorang hakim misalnya memutuskan hukuman kerja paksa seorang koruptor. Yang dibutuhkan hanyalah kesepakatan sosial bahwa korupsi ialah kejahatan kemanusiaan yang dahsyat, sekarang dan di masa depan.

Jangan pernah takut berpikir out of the box, Pak Mahfud!

Tidak ada yang melarang kita,

sesungguhnya, untuk menghadirkan kebun koruptor sebagai sanksi sosial terhadap koruptor.”

EDITORIAL

Kebun Koruptor

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Ikan dan Pernapasan BayiPAUSE

Jembatan Runtuh saat Perawatan

Pemasangan Iklan & Customer

ServiceNo Bebas Pulsa:

08001990990 e-mail:

[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

MILITER CHINA KAWAN ATAU LAWANAnggaran militer China sebagian besar digunakan untuk belanja perlengkapan militer baru.

Fokus Internasional, Hlm 24-25

REUTERS/DAVID GRAY

SELASA , 29 NOVEMBER 2011 | NO.11216 | TAHUN XLI I | 32 HALAMAN

MI/ROMMY PUJIANTO

BAYI yang diberi makan ikan sebelum sembilan bulan ter-ancam menderita masalah pernapasan. Menurut pemimpin tim penelitian Dr Emma Goksor dari Universitas Gothen-burg, Swedia, potensi ancaman itu mencapai 50%.

Peneliti mengamati 4.171 bayi, mereka diamati setiap usia 6 bulan, 12 bulan, dan 4,5 tahun. Pada pengamatan terakhir, balita yang diberi konsumsi ikan sebelum genap sembilan bulan--biasanya ikan salmon--sebagian besar didiagnosis asma. (Zeenews/DK/X-5)

airport, sangat menyenangkan,” imbuh Beckham.

Dalam temu pers, Beckham diapit dua bintang LA Galaxy lainnya, Landon Donovan dan Robbie Keane. Saat ditanya soal sepak bola Tanah Air, ia meng-ungkapkan Indonesia punya potensi menjanjikan. “Saya per-nah sedikit melihat permainan Indonesia. Anda punya pemain-pemain muda berbakat dan me-reka bermain sangat menarik.’’

Hari ini, Beckham dan kawan-kawan akan menggelar coaching clinic dan meet and greet. Kemu-dian, mereka meladeni Indone-sia Selection pada laga di Sta-dion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, besok. (Ash/X-16)

Berita terkait hlm 31

jelaskan evaluasi dan kajian masih berlangsung karena ha-sil investigasi belum lengkap. Komisi Yudisial melakukan eksaminasi terhadap putusan bebas atas Wali Kota nonaktif Bekasi Mochtar Mohamad.

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil mendesak MA segera menjatuhkan sanksi terberat, yaitu pemecatan ter-hadap hakim yang terbukti melakukan kesalahan teknis saat menjatuhkan vonis bebas terhadap koruptor. “MA jangan menonpalukan hakim tersebut, langsung dipecat saja,” tegas politikus PKS itu.(Ant/X-3)

[email protected]