reuters/arnd wiegmann personalisasi internet: … · mutuskan informasi apa yang ... isolasi hal...

1
Gelembung Isolasi Dunia Maya Saatnya Antivirus untuk Mac PERSONALISASI INTERNET: Sejumlah orang berjalan di depan kantor Google di Zurich, Swiss, (9/3). Personalisasi internet hanya akan memicu munculnya gelembung- gelembung yang dapat mengisolasi pengguna. VIRUS MERAMBAH MAC: Para pengguna Mac kini bisa bernasib sama dengan pengguna Windows karena ancaman virus. REUTERS/ARND WIEGMANN REUTERS/LUKE MACGREGOR SENIN, 23 MEI 2011 27 P OP DIGITAL CHRISTINA SIHITE B EBERAPA tahun lalu, setiap orang di selu- ruh dunia akan me- nemukan hasil yang sama ketika melakukan penca- rian kata kunci Egypt (Mesir) di mesin pencari Google. Namun, kini hasil pencarian untuk kata kunci yang sama bagi setiap pengguna internet cenderung berbeda. Satu pengguna bisa saja menemukan rentetan berita mengenai para demonstran dan gejolak politik di negara tersebut beberapa waktu lalu. Sebaliknya, pengguna lain justru mendapatkan beragam informasi wisata ke Negeri Firaun itu. Perbedaan hasil pencarian itu merupakan konsekuensi dari bergulirnya era personal- isasi di internet. Saat Anda me- lakukan pencarian, Google akan menganalisis data demogras, usia, serta rincian lainnya un- tuk menyajikan informasi yang sesuai dengan selera dan kebu- tuhan Anda. Penulis buku The Filter Bub- ble: What the Internet Is Hiding from You, Eli Periser, menya- takan tak hanya Google yang menyajikan personalisasi bagi penggunanya, situs-situs besar lain seperti Facebook dan Aol pun secara diam-diam mela- kukan hal serupa. “Dua teman saya meng- googling BP saat terjadinya tumpahan minyak. Keduanya memiliki kemiripan dalam beberapa hal. Namun, yang satu mendapat hasil mengenai dampak-dampak lingkungan dari tumpahan itu, sedangkan yang lain mendapatkan infor- masi terkait peluang investasi,” ujarnya seperti dikutip CNN. com. Facebook , contohnya, me- mutuskan informasi apa yang akan disajikan di News Feed penggunanya berdasarkan ke- biasaan. Seperti hal-hal apa saja yang paling sering mendorong seseorang untuk mengeklik tombol ‘like’. Adapun Google memiliki data yang lebih komprehensif me- ngenai penggunanya, setelah sepuluh tahun berkiprah di dunia maya dengan berbagai layanannya, mulai dari mesin pencari, e-mail, hingga peta. Periser bahkan menuding perluasan layanan maupun tur Google merupakan salah satu upaya Google untuk me- narik semakin banyak infor- masi tentang penggunanya. Di satu sisi, kostumisasi da- pat mempermudah pengguna karena menyajikan informasi yang paling relevan dengan selera dan kebutuhannya. “Namun di sisi lain, tentu ini juga akan mempermudah para pemasang iklan untuk meli- hat produk-produk apa saja yang berpotensi besar Anda beli karena mereka mengenal selera dan kebutuhan Anda,” jelasnya. Isolasi Hal itu, menurut Periser, memicu kekhawatiran internet kian terpolarisasi dan sarat dengan kepentingan berbagai industri lantaran fitur mau- pun teknologi yang digunakan para pemain besar di dunia maya itu. “Pada akhirnya, personal- isasi hanya akan memicu mun- culnya gelembung-gelembung yang dapat mengisolasi peng- guna dari informasi maupun wawasan baru yang tidak se- suai dengan selera dan minat mereka pada umumnya. Lebih lanjut, Periser pengata- kan, personalisasi bermanfaat bagi konsumen untuk mene- mukan produk yang sesuai dengan selera mereka, tapi berbahaya bagi masyarakat. Bagaimanapun, lanjutnya, publik berhak untuk meng- akses dan mendapatkan infor- masi yang sama di mana pun mereka. “Demokrasi memerlukan publik yang bisa melihat semua jenis informasi dan yang bisa keluar dari ruang yang dibatasi oleh selera dan kebutuhan me- reka,” tuturnya. Ia menilai, sudah saatnya situs-situs besar tersebut me- nyadari efek berkelanjutan dari tur personalisasi dan berhenti berlindung di balik alibi bahwa mereka hanya memberikan apa yang pengguna inginkan. Seg- mentasi pengguna seharusnya tidak berlaku di dunia maya yang tanpa sekat ruang dan waktu. (M-7) [email protected] SELAMA bertahun-tahun, banyak pemilik komputer Mac menertawakan kepanikan pengguna Windows dalam mengatasi berbagai virus, Trojan, rootkit, dan malware lainnya yang menyerang PC mereka. Namun, belum lama ini, para pengguna Mac dikejut- kan dengan serangan terhadap sistem operasi mereka. Penyebabnya ialah sebuah program keamanan palsu un- tuk komputer tersebut yang bernama Mac Defender, Mac Security, atau Mac Protector. Program tersebut dikabarkan mulai beredar awal bulan ini. Jumlah korban aplikasi ter- sebut dikabarkan terus meningkat signikan. Berdasarkan informasi dari produsen program keaman- an Mac, Intego, Mac Defender mengincar pengguna plat- form tersebut melalui mekanisme search engine optimization poisoning attacks. Belakangan, metode penyusupan itu memang banyak digunakan para cracker. Pengguna yang mengeklik hasil pencarian tersebut akan digiring ke sebuah situs yang menampilkan layar dan hasil pemindaian malware palsu. Situs tersebut kemudian akan menyatakan komputer pengguna telah terinfeksi virus tertentu. Untuk menangkal virus tersebut, pengguna akan di- tawari untuk membeli program antivirus Mac Defender. Dengan mengisi sejumlah data sekaligus nomor kartu kreditnya untuk mendapatkan lisensi antivirus itu. Namun kenyataannya, tidak ada program antivirus yang akan didapatkan pengguna. Mereka hanya membe- rikan nomor kartu kreditnya secara sukarela kepada para penjahat dunia maya melalui malware tersebut. Lantaran kasus serangan program keamanan palsu ini sudah dinilai begitu meresahkan, sejumlah pakar menilai sudah saatnya para pengembang peranti lunak keamanan komputer merilis antivirus untuk sistem operasi Mac. Produsen program keamanan komputer Sophos telah merilis produk software antivirus khusus dengan tidak memungut biaya lisensi bagi para konsumen rumah tangga. (BBC/newsfactor/PCMag/Csi/M-7) Personalisasi layanan internet tak selamanya menguntungkan pengguna. Fitur ini justru dinilai telah mengisolasi masyarakat dari beragamnya informasi di dunia maya.

Upload: builien

Post on 20-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REUTERS/ARND WIEGMANN PERSONALISASI INTERNET: … · mutuskan informasi apa yang ... Isolasi Hal itu, menurut Periser, ... mengatasi berbagai virus, Trojan, rootkit, dan malware

Gelembung Isolasi Dunia Maya

Saatnya Antivirus untuk Mac

PERSONALISASI INTERNET: Sejumlah orang berjalan di depan kantor Google di Zurich, Swiss, (9/3). Personalisasi internet hanya akan memicu munculnya gelembung-gelembung yang dapat mengisolasi pengguna.

VIRUS MERAMBAH MAC: Para pengguna Mac kini bisa bernasib sama dengan pengguna Windows karena ancaman virus.

REUTERS/ARND WIEGMANN

REUTERS/LUKE MACGREGOR

SENIN, 23 MEI 2011 27POP DIGITAL

CHRISTINA SIHITE

BEBERAPA tahun lalu, setiap orang di selu-ruh dunia akan me-nemukan hasil yang

sama ketika melakukan penca-rian kata kunci Egypt (Mesir) di mesin pencari Google. Namun, kini hasil pencarian untuk kata kunci yang sama bagi setiap pengguna internet cenderung berbeda.

Satu pengguna bisa saja menemukan rentetan berita mengenai para demonstran dan gejolak politik di negara tersebut beberapa waktu lalu. Sebaliknya, pengguna lain justru mendapatkan beragam informasi wisata ke Negeri Firaun itu.

Perbedaan hasil pencarian itu merupakan konsekuensi dari bergulirnya era personal-isasi di internet. Saat Anda me-lakukan pencarian, Google akan

menganalisis data demografi s, usia, serta rincian lainnya un-tuk menyajikan informasi yang sesuai dengan selera dan kebu-tuhan Anda.

Penulis buku The Filter Bub-ble: What the Internet Is Hiding from You, Eli Periser, menya-takan tak hanya Google yang menyajikan personalisasi bagi penggunanya, situs-situs besar lain seperti Facebook dan Aol pun secara diam-diam mela-kukan hal serupa.

“Dua teman saya meng-googling BP saat terjadinya tumpahan minyak. Keduanya memiliki kemiripan dalam beberapa hal. Namun, yang satu mendapat hasil mengenai dampak-dampak lingkungan dari tumpahan itu, sedangkan yang lain mendapatkan infor-masi terkait peluang investasi,” ujarnya seperti dikutip CNN.com.

Facebook, contohnya, me-

mutuskan informasi apa yang akan disajikan di News Feed penggunanya berdasarkan ke-biasaan. Seperti hal-hal apa saja yang paling sering mendorong seseorang untuk mengeklik tombol ‘like’.

Adapun Google memiliki data yang lebih komprehensif me-ngenai penggunanya, setelah sepuluh tahun berkiprah di dunia maya dengan berbagai layanannya, mulai dari mesin pencari, e-mail, hingga peta.

Periser bahkan menuding perluasan layanan maupun fi tur Google merupakan salah satu upaya Google untuk me-narik semakin banyak infor-masi tentang penggunanya.

Di satu sisi, kostumisasi da-pat mempermudah pengguna karena menyajikan informasi yang paling relevan dengan selera dan kebutuhannya.

“Namun di sisi lain, tentu ini juga akan mempermudah para

pemasang iklan untuk meli-hat produk-produk apa saja yang berpotensi besar Anda beli karena mereka mengenal selera dan kebutuhan Anda,” jelasnya.

IsolasiHal itu, menurut Periser,

memicu kekhawatiran internet kian terpolarisasi dan sarat dengan kepentingan berbagai industri lantaran fitur mau-pun teknologi yang digunakan para pemain besar di dunia maya itu.

“Pada akhirnya, personal-isasi hanya akan memicu mun-culnya gelembung-gelembung yang dapat mengisolasi peng-guna dari informasi maupun wawasan baru yang tidak se-suai dengan selera dan minat mereka pada umumnya.

Lebih lanjut, Periser pengata-kan, personalisasi bermanfaat bagi konsumen untuk mene-

mukan produk yang sesuai dengan selera mereka, tapi berbahaya bagi masyarakat.

Bagaimanapun, lanjutnya, publik berhak untuk meng-akses dan mendapatkan infor-masi yang sama di mana pun mereka.

“Demokrasi memerlukan publik yang bisa melihat semua jenis informasi dan yang bisa keluar dari ruang yang dibatasi oleh selera dan kebutuhan me-reka,” tuturnya.

Ia menilai, sudah saatnya situs-situs besar tersebut me-nyadari efek berkelanjutan dari fi tur personalisasi dan berhenti berlindung di balik alibi bahwa mereka hanya memberikan apa yang pengguna inginkan. Seg-mentasi pengguna seharusnya tidak berlaku di dunia maya yang tanpa sekat ruang dan waktu. (M-7)

[email protected]

SELAMA bertahun-tahun, banyak pemilik komputer Mac menertawakan kepanikan pengguna Windows dalam mengatasi berbagai virus, Trojan, rootkit, dan malware lainnya yang menyerang PC mereka.

Namun, belum lama ini, para pengguna Mac dikejut-kan dengan serangan terhadap sistem operasi mereka. Penyebabnya ialah sebuah program keamanan palsu un-tuk komputer tersebut yang bernama Mac Defender, Mac Security, atau Mac Protector. Program tersebut dikabarkan mulai beredar awal bulan ini. Jumlah korban aplikasi ter-sebut dikabarkan terus meningkat signifi kan.

Berdasarkan informasi dari produsen program keaman-an Mac, Intego, Mac Defender mengincar pengguna plat-form tersebut melalui mekanisme search engine optimization poisoning attacks. Belakangan, metode penyusupan itu memang banyak digunakan para cracker. Pengguna yang mengeklik hasil pencarian tersebut akan digiring ke sebuah situs yang menampilkan layar dan hasil pemindaian malware palsu. Situs tersebut kemudian akan menyatakan komputer pengguna telah terinfeksi virus tertentu.

Untuk menangkal virus tersebut, pengguna akan di-tawari untuk membeli program antivirus Mac Defender. Dengan mengisi sejumlah data sekaligus nomor kartu kreditnya untuk mendapatkan lisensi antivirus itu.

Namun kenyataannya, tidak ada program antivirus yang akan didapatkan pengguna. Mereka hanya membe-rikan nomor kartu kreditnya secara sukarela kepada para penjahat dunia maya melalui malware tersebut.

Lantaran kasus serangan program keamanan palsu ini sudah dinilai begitu meresahkan, sejumlah pakar menilai sudah saatnya para pengembang peranti lunak keamanan komputer merilis antivirus untuk sistem operasi Mac.

Produsen program keamanan komputer Sophos telah merilis produk software antivirus khusus dengan tidak memungut biaya lisensi bagi para konsumen rumah tangga. (BBC/newsfactor/PCMag/Csi/M-7) Personalisasi layanan internet tak selamanya menguntungkan pengguna.

Fitur ini justru dinilai telah mengisolasi masyarakat dari beragamnya informasi di dunia maya.