gizi 2
TRANSCRIPT
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064
KaryaTulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI
Oleh :
NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064
Telah disetujui untuk diseminarkan
Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Tanggal : NIP. 140 319 299 Pembimbing II : Ira Titisari, S.Si.T Tanggal : NIP. 140 369 913
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN GIZI BURUK TENTANG MAKANAN BERGIZI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI
Oleh :
NENI KURNIAWATI NIM. 0502200064
Telah Dipertahankan di depan Team Penguji
pada tanggal 11 Agustus 2008 Susunan Team Penguji
(Dwi Estuning Rahayu, S.Pd,S.Kep.Ners) NIP. 140 238 845 Penguji I
( ) Tanda Tangan
(Eny Sendra, S.Kep.Ners) NIP. 140 207 642 Penguji II
( ) Tanda Tangan
(Ribut Eko Wijanti, SP,SST,M.Kes) NIP. 140 254 174 Penguji III
( )
Tanda Tangan
Karya Tulis Ilmiah ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Malang, tanggal Agustus 2008
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Depkes Malang
Surachmindari, SST,M.Pd NIP. 140 114 079
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan Profesional Ahli
Madya Kebidanan di suatu Politeknik Kesehatan, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Dan apabila terdapat karya maupun pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, selain dari daftar pustaka, saya bersedia menerima
sanksi dari institusi.
Kediri, April 2008
Neni Kurniawati NIM. 0502200064
ABSTRAK
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ngadiluwih Kabupaten Kediri Tahuan Penelitian : 2008 Peneliti : Neni Kurniawati Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT
Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih jauh lagi. Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam resiko gizi buruk. Bentuk kepedulian pada gizi anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah tangga.Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan gizi. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau total sampling dengan sampelnya adalah seluruh ibu balita dengan gizi buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih.
Dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk adalah pengetahuan baik 39%, cukup 11%, kurang 50%. Diharapkan agar bidan lebih meningkatkan penyuluhan tentang makanan bergizi dengan metode yang lain tidak hanya ceramah dan tanya jawab saja tetapi dapat ditambahkan dengan demonstrasi atau dilengkapi dengan media-media seperti leaflet, poster dan sebagainya agar materi atau informasi atau materi yang diberikan lebih mengena dan mudah diingat oleh ibu.
Kata kunci : Pengetahuan, ibu balita dengan gizi buruk, makanan bergizi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul : ”Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang
Makanan Bergizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri”.
Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Temu Budiarti, S.Pd.M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Kediri
2. Bapak Koekoeh Hardjito, S.Kep.Ners.M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis
Ilmiah.
3. Bapak Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners, selaku pembimbing I yang telah
memberikan saran dan kritik
4. Ibu Ira Titisari, S.SiT, selaku pembimbing II yang telah memberikan saran dan
kritik.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung
6. Serta semua teman-teman angkatan 2005
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempunaan, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharap
adanya kritik dan saran yang membangun.
Semoga dengan tersusunnya proposal ini, sekiranya dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Kediri, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian ........................................................................................ iv
Abstrak ............................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................ vi
Daftar Isi ......................................................................................................... viii
Daftar Gambar ................................................................................................. x
Daftar Tabel .................................................................................................... xi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan ............................................................... 6
2.2 Konsep Ibu .............................................................................. 10
2.3 Konsep Balita .......................................................................... 10
2.4 Gizi Buruk ............................................................................... 11
2.5 Makanan bergizi ...................................................................... 14
2.6 Gizi .......................................................................................... 14
2.7 Cara Menyusun Hidangan Sehat ............................................. 19
2.8 Kerangka Konsep .................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 22
3.2 Populasi, Sampel dan Sampling .............................................. 22
3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................. 23
3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 24
3.5 Definisi Konsep ....................................................................... 24
3.6 Definisi Variabel ..................................................................... 25
3.7 Definisi Operasional ............................................................... 25
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25
3.9 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 26
3.10 Teknik Analisa Data ................................................................ 26
3.11 Etika Penelitian ....................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ......................................................................................... 29
4.2 Pembahasan .............................................................................. 33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 44
5.2 Saran .......................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep .................................................................... 21
Gambar 4.1 Diagram pie menurut pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk ................................................................................ 29
Gambar 4.2 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang pengertian makanan bergizi ........................................ 30 Gambar 4.3 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang sumber-sumber makanan bergizi ................................ 30 Gambar 4.4 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang manfaat makanan bergizi ............................................ 31 Gambar 4.5 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang akibat kekurangan gizi ................................................ 32 Gambar 4.6 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang pengolahan makanan yang benar ................................ 32 Gambar 4.7 Diagram batang pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang tentang penyusunan hidangan sehat ............................ 37
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Defnisi Operasional .............................................................. 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Informasi Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 Kisi-kisi Angket
Lampiran 5 Lembar Angket
Lampiran 6 Data Balita Gizi Buruk Kabupaten Kediri
Lampiran 7 Data Balita Gizi Buruk Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih
Lampiran 8 Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 9 Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses - proses kehidupan (Almatsier,
2005). Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari.
(Admin, 2008). Di Indonesia masalah gizi khususnya pada balita, menjadi
masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum
seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita lebih
jauh lagi, kerawanan gizi dapat mengancam kualitas sumber daya manusia di
masa mendatang (Ypha, 2007). Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja
karena anak mempengaruhi masa depan generasi Indonesia. Bagaimana kita
bisa bersaing dengan negara lain di era globalisasi dan pasar bebas yang
sudah berlangsung sekarang ini jika generasi penerus bangsa kita berkualitas
rendah karena gizi buruk (Gaw, 2006).
Gizi buruk tidak hanya dialami oleh kaum yang berstatus sosial rendah
saja, tetapi juga kaum orang mampu. Mereka mampu memberikan makanan
yang harganya mahal, tetapi anak mereka digolongkan gizi buruk. Karena
masyarakat sekarang lebih senang akan makanan yang instan, serba cepat
dan praktis. Makanan cepat saji atau jajanan yang praktis belum tentu bisa
mencukupi kebutuhan tubuh balita atau anak, mereka hanya berfikir yang
penting makan kenyang dan enak. Gizi buruk tidak hanya diakibatkan
kemiskinan saja, tetapi bisa juga diakibatkan kurangnya pengetahuan orang
tua akan makanan bergizi tinggi (Anasmcguire, 2008).
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi berperan nyata dalam
resiko gizi buruk (Yanti, 2007). Bentuk kepedulian pada gizi anak
merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah
tangga dan secara tidak langsung merupakan tanggung jawab masyarakat.
Dalam masyarakat, kegiatan - kegiatan yang menyangkut perbaikan gizi
banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan tokoh utama yang harus
peduli pada gizi anak. Tidak ada seorang ibupun yang menginginkan
anaknya kurang gizi atau tidak sehat. Namun, beberapa keterbatasan yang
ada pada ibu dan keluarga menyebabkan ibu tidak bisa mencapai
keinginannya dengan baik. Keterbatasan-perilaku ibu dapat berbentuk
kurangnya pengetahuan (Suprihatin G, 2003). Pengetahuan yang juga
berperan dalam kejadian gizi buruk yaitu pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif, menurut data survei Demografi dan kesehatan Indonesia hanya
terdapat 64% ibu mengerti tentang ASI eksklusif (Sinar Harapan, 2006).
Penyebab utama masalah gizi di Indonesia yaitu kemiskinan kemudian
penyebab keduanya yaitu balita sering sakit sedangkan penyebab lainnya
yaitu pola makan yang salah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi,
kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan dan kelainan struktur bawaan balita
(Yetty, 2005)
Dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah
anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan
perkembangan yang lain. Dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes
IQ. Penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori,
gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan
tentu saja merosotnya prestasi akademi di sekolah (Yetty, 2005).
Menurut data Dinas Kesehatan RI pada tahun 2007 di Indonesia
terdapat 8% balita mengalami gizi buruk, di Jawa Timur 2.6% balita
mengalami gizi buruk,di kabupaten Kediri 0,8 % balita mengalami gizi
buruk, menurut data dari Puskesmas Ngadiluwih dari 2767 balita di
wilayahnya terdapat 19 balita mengalami gizi buruk atau sekitar 0,7%.
Dari uraian di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian
tentang gambaran pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan
bergizi di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan
ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja
Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang makanan bergizi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang pengertian makanan bergizi.
1.3.2.2 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
sumber – sumber makanan bergizi.
1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
manfaat makanan bergizi.
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
akibat dari kekurangan gizi.
1.3.2.5 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
bagaimana cara pengolahan makanan yang benar.
1.3.2.6 Mengetahui pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
penyusunan hidangan sehat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat melatih penyelesaian masalah dengan menggunakan
metode ilmiah sehingga dapat meningkatkan kemampuan analisis
terhadap masalah dan menentukan pemecahannya.
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai masukan guna menindak lanjuti hasil
penelitian guna meningkatkan status gizi balita.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu
balita gizi buruk tentang makanan bergizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2003).
2.1.1 Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu :
2.1.1.1 Tahu (know), tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2.1.1.2 Memahami (comprehention), kemampuan seseorang
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
2.1.1.3 Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
2.1.1.4 Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
2.1.1.5 Sintesis (synthesis), kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
2.1.1.6 Evaluasi (evaluation), kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek
(Notoatmodjo, 2003).
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nursalam
(2001) antara lain :
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992
dikutip oleh Nursalam dan Pariani, 2001). Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang juga perilaku dan pola hidup terutama
dalam motivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
Makin tinggi tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang harus
diperkenalkan.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menujang kehidupannya, dan kehidupan keluarganya (Thomas, 1996
dikutip oleh Nursalam dan Pariani, 2001). Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari
nafkah yang membesarkan, berulang dan banyak tantangan (Erich,
1996 dikutip oleh Nursalam dan Pariani).
c) Umur
Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja,
dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya (Nursalam dan Pariani, 2001).
d) Informasi
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi
rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi
pengetahuan terhadap suatu hal (Nursalam dan Pariani, 2001).
2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan
2.1.3.1 Cara Tradisional
1. Cara coba salah
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut terpecahkan.
2. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun temurun dan generasi berikutnya.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
4. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan berkembangnya kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari
sini manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam
memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
2.1.3.2 Cara Modern
Cara modern untuk memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang dikenal
dengan metode penelitian ilmiah. Untuk memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap
semua fakta. Sehubungan dengan obyek yang diamati
kemudian ditetapkan ciri atau unsur yang pasti ada pada satu
gejala, hal ini yang menjadi dasar pengambilan kesimpulan.
(Notoatmodjo, 2005)
2.1.4 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan tidak hanya dapat diukur atau
dikategorikan pada persamaan, tetapi bila dinyatakan lebih besar
atau lebih kecil, misalnya :
O : jelek, 1 : cukup, 2 : baik, 3 : sangat baik.
Tetapi skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam
mengkategorikan jenjang/ peringkat dalam penelitian biasanya
dituliskan dalam prosentase yaitu :
- Pengetahuan baik : 76 – 100%
- Pengetahuan cukup : 56 – 75 %
- Pengetahuan kurang : < 56 %
(Nursalam, 2003)
2.2 Konsep Ibu
Ibu adalah perempuan yang telah melahirkan seseorang atau disebut
juga sebagai perempuan yang telah bersuami (Primapena, Team. 2000).
2.3 Konsep Balita
Balita adalah anak usia 1-5 tahun, pada masa ini merupakan masa
penting dalam tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 1998).
2.4 Gizi Buruk
2.4.1 Pengertian gizi buruk
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi
yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP)
dalam makanan sehari hari (Admin, 2008)
2.4.2 Klasifikasi gizi
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku
yang sering disebut reference. Buku antopometri yang sekarang
digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS dengan indeks berat
menurut umur, indeks tinggi badan menurut umur, berat badan
dibanding tinggi badan (Supariasa, 2002).
2.4.3 Faktor penyebab masalah gizi
UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro
sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.
Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi buruk
dapat disebabkan oleh :
2.3.5.1 Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung
menyebabkan gizi buruk. Timbulnya gizi buruk tidak hanya
dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga
penyakit. Anak yang mendapat cukup banyak makanan tetapi
sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
buruk. Demikian pula dengan anak yang tidak memperoleh
cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.
2.3.5.2 Penyebab tidak langsung
Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan
masalah gizi yaitu :
1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.
Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam
jumlah maupun mutu gizinya.
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga
dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu,
perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik, baik fisik, mental dan
sosial.
3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat
menjamin penyediaan air bersih dan sarana kesehatan
dasar (Posyandu) yang terjangkau oleh setiap keluarga
yang membutuhkan. (Supariasa, 2002)
2.4.4 Tanda-tanda gizi buruk
2.4.4.1 Pengukuran antropometri, apabila berat badan menurut umur
(BB/U) dibandingkan dengan tabel Z-score, apabila berada <-
3 SD positif gizi buruk kemudian dicocokkan dengan z-score
(TB/PB terhadap BB) apabila juga positif gizi buruk berarti
termasuk gizi buruk kronis apabila dengan TB/BB tidak
positif maka termasuk gizi buruk akut, apabila tidak ada alat
ukur TB dan PB bisa juga dilanjutkan dengan pengukuran
LILA bagian kiri balita, apabila LILAnya kurang dari 11,5 cm
maka balita tersebut gizi buruk akut.
2.4.4.2 Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Marasmus dengan tanda-tanda :
- Anak sangat kurus
- Wajah seperti orang tua.
- Perut cekung
- Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit
b. Kwashiorkor
Edema diseluruh tubuh, terutama pada wajah membulat
dan sembab, rambut kusam, mudah dicabut.
c. Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic
kwashiorkor pada KMS ada juga istilah BGM adalah
keadaan dimana letak berat badan balita berada dibawah
garis merah bada KMS Balita BGM belum tentu gizi
buruk tetapi kalau status gizi buruk balita pasti BGM.
(Abdur, 2008)
2.4.5 Penatalaksanaan Gizi Buruk
2.4.5.1 Rumah Tangga
- Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara
teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan
berat badannya.
- Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan
- Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2
tahun.
- Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi
kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan.
- Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader
bila balita mengalami sakit atau gangguan
pertumbuhan.
2.4.5.2 Posyandu
- Kader melakukan penimbangan balita setiap bulan di
posyandu serta mencatat hasil penimbangan pada KMS.
- Bagi balita dengan berat badan tidak naik (“T”)
diberikan penyuluhan gizi seimbang dan PMT
Penyuluhan.
- Kader memberikan PMT-Pemulihan bagi balita
dengan berat badan tidak naik 3 kali (“3T”) dan berat
badan di bawah garis merah (BGM).
- Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukan
gizi buruk dan penyakit penyerta lain.
2.4.5.3 Pusat Pemulihan Gizi (PPG)
PPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepada
masyarakat yang ada di desa dan dapat dikembangkan dari
posyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada
pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita KEP.
Penanganan PPG dilakukan oleh kelompok orang tua balita
(5-9 balita) yang dibantu oleh kader untuk
menyelenggarakan PMT Pemulihan anak balita. Layanan
yang dapat diberikan adalah:
- Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita
penyakit penyerta lain dapat dilayani di PPG.
- Kader memberikan penyuluhan gizi/kesehatan serta
melakukan demonstrasi cara menyiapkan makanan
untuk anak KEP berat/gizi buruk.
- Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu
sekali untuk memantau perubahan berat badan dan
mencatat keadaan kesehatannya.
- Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning
atau di bawah garis merah (BGM) pada KMS, kader
memberikan PMT Pemulihan.
- Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan
jadi dan diberikan setiap hari.
- Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning
pada KMS teruskan pemberian PMT pemulihan sampai
90 hari.
- Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum
berada di pita warna hijau pada KMS kader merujuk
anak ke puskesmas untuk mencari kemungkinan
penyebab lain.
- Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau
pada KMS, kader menganjurkan pada ibu untuk
mengikuti pelayanan di posyandu setiap bulan dan tetap
melaksanakan anjuran gizi dan kesehatan yang telah
diberikan.
2.4.5.4 Puskesmas
- Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/gizi buruk dari
posyandu dalam wilayah kerjanya serta pasien pulang
dari rawat inap di rumah sakit.
- Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan
dicek dengan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.
- Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garis
merah (BGM) dianjurkan kembali ke PPG/posyandu
untuk mendapatkan PMT pemulihan.
- Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60%
Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS) tanpa disertai
komplikasi, anak dapat dirawat jalan di puskesmas
sampai berat badan nya mulai naik 0,5 Kg selama 2
minggu dan mendapat PMT-P dari PPG.
- Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik,
lakukan pemeriksaan untuk evaluasi mengenai asupan
makanan dan kemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke
rumah sakit untuk mencari penyebab lain.
- Anak KEP berat/gizi buruk dengan komplikasi serta ada
tanda-tanda kegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah
sakit umum
- Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak
KEP berat/gizi buruk tanpa komplikasi
- Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP
berat/ gizi buruk (dilakukan di pojok gizi buruk).
- Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1
kali per minggu.
- Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi
buruk setiap dua minggu sekali.
- Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk
KEP berat/ gizi buruk.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
perkembangan berat badan dan kemajuan asupan
makanan (www.gizi.net).
2.5 Makanan Bergizi
Makanan bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan nilai gizi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Aldysya, 2007).
2.6 Gizi
2.6.1 Pengertian
Gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan
(Almatsier, 2005). Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso,
2004), gizi atau makanan merupakan bahan dasar penyusunan bahan
makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau tenaga,
menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan
tubuh, mengatur metabolisme dan berperan dalam mekanisme
pertahanan tubuh.
2.6.2 Zat gizi
Secara umum zat gizi kita kenal ialah : karbohidrat atau hidrat
arang, protein, atau zat putih telur, lemak vitamin-vitaimin dan
mineral. Ada kelompok ahli yang menambahkan air oksigen dengan
alasan ini belum diterima oleh semua ahli (Sediaoetama, 2000).
Penjelasan singkat kelima zat gizi tersebut adalah :
2.6.2.1 Karbohidrat atau hidrat arang
Merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan
fungsinya. Karbohidrat berasal dari sudut kimia dan
fungsinya. Karbohidrat berasal dari tanaman-tanaman dan
hanya sedikit yang termasuk bahan makanan hewani.
Fungsi karbohidrat terutama adalah sebagai sumber
utama energi yang murah. Karbohidrat yang berlebih akan
disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati, yang dapat
digunakan tubuh bila diperlukan banyak energi (Santoso,
2004).
2.6.2.2 Protein atau zat putih telur
Merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang
paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.
Fungsi fisiologi protein yaitu berhubungan dengan daya
dukungan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
(Santoso, 2004).
2.6.2.3 Lemak
Merupakan sekolompok ikatan organik yang terdiri atas
unsur-unsur C (Karbon), H (Hidrogen), dan O (Oksigen) yang
mempunyai sifat larut dalam pelarut tertentu.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi yaitu
cadangan dalam jaringan tubuh dan bantalan bagi organ
tertentu tubuh, sebagai sumber asam lemak polyunsaturated
fatty yaitu zat gizi yang esensial bagi kesehatan kulit dan
rambut, berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
(Santoso, 2004).
2.6.2.4 Vitamin
Merupakan unsur esensial untuk gizi normal, jenis
nutrisi ini merupakan zat organik dalam jumlah kecil yang
ditemukan dalam berbagai macam jumlah makanan.
Fungsi vitamin berlainan untuk berbagai vitamin, secara
umum berperan dalam berbagai macam tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim (Santoso,
2004).
2.6.2.5 Mineral
Merupakan zat gizi yang cukup penting bagi tubuh
manusia, sekitar 4% dari tubuh terdiri dari
mineral.berdasarkan analisis tubuh manusia, ada dua
kelompok besar mineral yaitu makro elemen dan mikro
elemen.
Mineral kelompok makro elemen berfungsi sebagai
bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai
bagian penting dari struktur sel jaringan. Fungsi mineral
kelompok mikro elemen diperlukan sebagian besar enzim
agar dapat berfungsi secara maksimal (Santoso, 2004).
2.6.2 Manfaat zat gizi
Penggolongan bahan makanan berdasarkan fungsi dari zat gizinya
menurut Sediaoetama, (2000) adalah :
2.6.2.1 Zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan
pokok. Zat tenaga dari makanan pokok digunakan untuk
pertumbuhan dan untuk beraktivitas.
2.6.2.2 Zat gizi pembangun sel, terutama diduduki oleh protein
sehingga bahan pangan lauk-pauk tergolong dalam bahan
makanan sumber zat pembangun berguna untuk perkembangan
.
2.6.2.3 Zat gizi pengatur, ke dalam kelompok ini termasuk vitamin dan
mineral. Zat pengatur diperlukan anak agar organ tubuh anak
berfungsi dengan baik.
2.6.3 Sumber - sumber zat gizi
2.6.3.1 Bahan makanan sumber karbohidrat : beras, jagung, kentang,
singkong,ubi, tepung terigu, mie, talas.
2.6.3.2 Bahan makanan sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang
ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah. Bahan
makanan sumber protein hewani : telur, ikan, ayam, daging,
hati, udang, lele, teri, susu.
2.6.3.3 Bahan makanan sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah
- buahan termasuk golongan bahan makanan sumber zat
pengatur, sumber zat pengatur terutama sayuran berwarna hijau
tua seperti daun singkong, daun kacang panjang, daun melinjo,
daun pepaya, kangkung, bayam, sawi hijau serta sayuran yang
berwarna kuning, jingga seperti wortel, tomat, labu kuning.
Demikian pula sayuran golongan kacang - kacangan seperti
kacang panjang, buncis, kecipir. Buah - buahan seperti :
pepaya, nanas, jambu air, mangga, nangka masak, pisang, jeruk,
jambu biji, rambutan, apel (Santoso, 2004).
2.6.3.4 Bahan makanan sumber lemak : minyak tumbuh - tumbuhan
(minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai,
jagung, dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan
(lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang -
kacangan, biji - bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu,
keju, kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak
atau minyak. Buah yang mengandung banyak lemak adalah
apokat (Almatsier, 2003).
2.6.4 Akibat Kekurangan Zat Gizi
2.6.4.1 Kekurangan makanan sumber zat tenaga (karbohidrat dan
lemak) akan mengganggu pertumbuhan anak.
2.6.4.2 Dampak jangka pendek kekurangan protein terhadap
perkembangan anak adalah penurunan kesadaran, mengalami
gangguan bicara dan gangguan perkembangan lainnya.
Dampak jangka panjang kekurangan protein adalah penurunan
kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian, gangguan
penurunan rasa percaya diri.
2.6.4.3 Kekurangan zat pengatur (vitamin dan mineral) pada anak akan
mengakibatkan berbagai penyakit akibat defisiensi vitamin
misalnya sariawan, beri - beri, dll (Santoso, 2004).
2.6.5 Cara Mengolah Bahan Makanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah bahan makanan
yang baik agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tidak hilang :
1. Beras hanya dicuci dua kali saja.
2. Daging dan ikan : masak sampai betul-betul matang, bila digoreng
tidak boleh sampai kering.
3. Sayuran : di cuci dahulu, baru dipotong-potong, masak sayuran
jangan terlalu lama (jangan sampai lunak dan berubah warna).
4. Buah-buahan : sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar agar
kandungan vitaminnya tidak hilang (Depkes RI, 2006).
2.7 Cara Menyusun Hidangan Sehat
2.7.1 Susunlah makanan sehari hari berdasarkan triguna makanan yaitu
yang mempunyai tiga guna yaitu sumber tenaga, sumber pembangun,
sumber pengatur.
2.7.2 Gunakan bahan makanan secara beraneka ragam, setiap hari dan
tersedia di daerah setempat.
2.7.3 Manfaatkan hasil pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga.
2.7.4 Pilih bahan makanan sesuai kemampuan daya beli dan disukai
keluarga.
2.7.5 Gunakan garam beryodium untuk memasak makanan bagi keluarga.
2.7.6 Kenalkan sedini mungkin makanan tradisional yang bergizi dan
disukai oleh anak (Depkes RI, 2006).
2.8 Kerangka Konsep
- Analisis - Sintesis - Evaluasi
Ibu Tradisional/non alamiah - Coba salah - Kekuasaan - Pengalaman pribadi Modern/ilmiah - Metodologi
penelitian
- Makanan - Penyakit
- Ketahanan pangan keluarga yang kurang
- Pola pengasuhan anak yang kurang memadai
- Pelayanan kesehatan lingkungan kurang memadai
Balita dengan gizi buruk
Pengetahuan : - Tahu - Memahami - Aplikasi
Pengetahuan ibu balita gizi buruk tentang: 1. Pengertian makanan bergizi 2. Jenis-jenis makanan bergizi 3. Manfaat makanan bergizi 4. Akibat kekurangan gizi 5. Cara pengolahan makanan yang benar 6. Penyusunan hidangan sehat
• Baik : 76 – 100% • Cukup : 56 – 75% • Kurang : < 56%
Keterangan : : Tidak diteliti : Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif yaitu untuk
mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa ini. Deskripsi
peristiwa dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data
faktual dari pada penyimpulan. Fenomena ini disajikan secara apa adanya
tanpa manipulasi dan penelitian tidak mencoba menganalisis bagaimana dan
mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. (Nursalam, 2001 : 83). Penelitian
ini menggambarkan pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
3.2 Populasi Sampel Dan Sampling
3.2.1 Populasi
Setiap obyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu
balita dengan gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini populasinya
sebanyak 19 orang ibu balita dengan gizi buruk.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoadmojo
S., 2003).
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu
balita dengan gizi buruk yang ada wilayah kerja Puskesmas
Ngadiluwih Kabupaten Kediri yaitu 19 ibu balita denga gizi buruk.
3.2.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003). Pengambilan sampel
dalam penelitian menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
3.3 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang akan diteliti :
3.3.1.1 Ibu balita dengan gizi buruk di wilayah kerja puskesmas
Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
3.3.1.2 Ibu balita dengan gizi buruk yang bersedia menjadi
responden.
3.3.1.3 Ibu balita dengan gizi buruk yang bisa membaca dan
menulis.
3.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena perbagai
sebab :
3.3.2.1 Ibu balita dengan gizi buruk yang balitanya mengalami cacat
bawaan.
3.3.2.2 Ibu balita dengan gizi buruk yang pada saat penelitian tidak
ada di tempat.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain. (Notoadmojo S, 2003). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang
makanan bergizi.
3.5 Definisi Konsep
Definisi variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003). Pengetahuan ibu
balita gizi buruk tentang makanan bergizi adalah hasil tahu yang terjadi
setelah ibu yang mempunyai balita gizi buruk melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu, obyek disini yaitu yang berhubungan dengan
pengetahuan ibu tentang makanan bergizi.
3.6 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
Pengetahu-an ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi
Kemampuan ibu balita dengan gizi buruk dalam menjawab dengan benar pertanyaan tentang makanan bergizi
1. Pengertian makanan bergizi
2. Jenis-jenis makanan bergizi
3. Manfaat makanan bergizi
4. Akibat kekurangan gizi
5. Cara pengolahan makanan yang benar
6. Penyusunan hidangan sehat
Angket Ordinal
Pengetahuan - Baik (96-100%) - Cukup (56-75%) - Kurang (<56%)
3.7 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.7.2 Tempat
Wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
3.7.3 Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 - 20 Juli 2008.
3.8 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan
menyebarkan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawabannya yang paling tepat.
Setelah semua angket selesai diisi dikumpulkan langsung oleh peneliti dan
selanjutnya data tersebut diperiksa kelengkapannya.
3.8.1 Memeriksa kembali apakah angket diisi dengan lengkap
3.8.2 Memberi kode pada jawaban responden
3.8.3 Memberi nilai pada jawaban responden
Skor dari angket
Benar = 1
Salah = 0
3.9 Alat Ukur Yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini
menggunakan angket tipe tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau memilih salah satu alternative jawaban dari setiap
pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono, 2006)
3.10 Analisa Data
Pada penelitian ini teknik analisa data deskriptif kualitatif dengan
prosentase rumus :
P : %100xBA
Keterangan :
P : prosentase hasil
A : skor yang didapat
B : skor maksimal yang diharapkan (Arikunto, 1998)
Setelah itu diklasifkasikan dalam tingkat pengetahuan yaitu :
1. Pengetahuan Baik :76% - 100%.
2. Pengetahuan Cukup :56% - 75%.
3. Pengetahuan Kurang : <56%
(Nursalam, 2003)
3.11 Etika Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat surat izin dari
Kepala Program Studi Kebidanan Kediri dan permintaan izin kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Kepala Puskesmas Ngadiluwih. Setelah
mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan mengadakan
pendekatan kepada klien untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden
dengan menekankan pada etika penelitian sebagai berikut :
3.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Sebagai Responden)
Lembar ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti, peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta
dampak yang terjadi selama atau sesudah pengumpulan data. Jika
menolak untuk diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap akan
menghormati hak-haknya.
3.11.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka penulis tidak akan
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup
memberikan kode pada masing-masing lembar.
3.11.3 Confindentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah disimpulkan dari subyek diolah
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan
pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang
Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 - 17 Juli 2008 di wilayah kerja
Puskesmas Ngadiluwih dengan jumlah sampel sebanyak 18 responden ibu balita
dengan gizi buruk.
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
39%
11%
50%
BaikCukupKurang
4.1.1 Data Umum
Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi.
Gambar 4.1 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk
tentang makanan bergizi
Diagram 4.1 diatas menunjukkan pengetahuan ibu balita dengan
gizi buruk tentang makanan bergizi, dari 18 responden 7 responden
29
berpengetahuan baik, 2 responden berpengetahuan cukup dan 9
responden berpengetahuan kurang.
4.1.2 Data Khusus
72%
28%
BaikKurang
4.1.2.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian
makanan bergizi
Gambar 4.2 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian makanan bergizi
Diagram 4.2 di atas menunjukkan dari 18 responden, 13
responden berpengetahuan baik dan 5 responden
berpengetahuan kurang.
28%
11%
61%
BaikCukup Kurang
4.1.2.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-
sumber makanan bergizi
Gambar 4.3 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-sumber makanan bergizi
Diagram 4.3 di atas menunjukkan dari 18 responden
terdapat 11 responden berpengetahuan baik, 5 responden
berpengetahuan cukup dan 2 responden berpengetahuan
kurang.
4.1.2.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat
makanan bergizi
33%
67% BaikKurang
Gambar 4.4 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat makanan bergizi
Diagram 4.4 di atas menunjukkan dari 18 responden
terdapat 6 responden berpengetahuan baik dan 12 responden
berpengetahun kurang.
33%
67% CukupKurang
4.1.2.4 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat dari
kekurangan gizi
Gambar 4.5 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat kekurangan gizi
Diagram 4.5 di atas menunjukkan dari 18 responden, 16
responden berpengetahuan cukup dan 12 responden
berpengetahuan kurang.
33%
6%
61% Baik
Cukup
Kurang
4.1.2.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara
pengolahan makanan yang benar.
Gambar 4.6 Diagram pie pengetahuan ibu balita dengan gizi
buruk tentang pengolahan makanan yang benar
Diagram 4.6 di atas menunjukkan dari 18 responden, 6
responden berpengetahuan baik, 1 responden berpengetahuan
cukup dan 11 responden berpengetahuan kurang.
4.1.2.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan
hidangan sehat
0
20
40
60
80
100
Baik Cukup Kurang
Gambar 4.7 Diagram batang pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang tentang penyusunan hidangan sehat
Diagram 4.7 di atas menunjukkan dari 18 responden ibu
balita dengan gizi buruk semuanya berpengetahuan baik.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi
Dari diagram 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk tentang makanan bergizi di wilayah kerja Puskesmas
Ngadiluwih secara umum adalah kurang. Hal ini dibuktikan bahwa dari
18 responden didapatkan 7 responden (39%) berpengetahuan baik, 2
responden (11%) berpengetahuan cukup dan 9 responden (50%)
berpengetahuan kurang.
Hal ini mungkin dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan ibu
balita dengan gizi buruk yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Ngadiluwih, diketahui bahwa dari 18 ibu balita dengan gizi buruk, 1
responden berpendidikan SD, 10 responden berpendidikan SMP, 7
responden berpendidikan SMA. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nursalam (2001), bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang
rendah menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai
yang baru diperkenalkan.
Menurut Suprihatin Guharja (2003), bentuk kepedulian pada gizi
anak merupakan salah satu tnggung jawab dari keluarga dalam hal ini
ibu rumah tangga dan secara tidak langsung merupakan tnggung jawab
masyarakat. Dalam masyarakat, kegiatan-kegiatan yang menyangkut
perbaikan gizi banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan
tokoh utama yang harus perduli pada gizi anak. Di sini ibu harus
mampu menyediakan makanan yang tepat untuk balitanya, terutama
perlu diperhatikan kandungan gizinya agar pertumbuhan dan
perkembangan balita dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu pola
asuhan gizi keluarga yaitu kemampuan keluarga untuk memberikan
makanan kepada bayi dan anak sangatlah penting khususnya pemberian
air susu ibu (ASI) eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI
harus lebih diperhatikan. Selain itu kesadaran ibu untuk rutin
menimbangkan bayinya di posyandu tiap bulan juga sangat penting
agar pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilihat sehingga
apabila ada penyimpangan dapat segera ditindak lanjuti.
Disini peran tenaga kesehatan dan juga kader sangat penting
untuk mengatasi masalah gizi buruk yang ada. Tenaga kesehatan
terutama bidan dapat memberikan informasi tentang gizi terutama
penerapannya, seperti PMT penyuluhan, tujuan PMT penyuluhan
adalah untuk peragaan (demo) mengenai cara-cara menyiapkan
makanan sehat bagi balita. Peragaan (demo) dihadapan para orang tua
dan dilakukan oleh petugas dibantu oleh kader, kemudian makanan dari
PMT penyuluhan tersebut dibagikan kepada semua balita yang hadir.
Menurut bagian gizi IRJ Dr. Soetomo (2008), salah satu contoh PMT
tersebut adalah modisco (modified disco). Modisco adalah minuman
bernilai gizi tinggi, mudah dicerna, kaya kalori dan protein. Sehingga
modisco ini sangat baik diberikan kepada balita gizi buruk untuk untuk
pemulihan status gizi balita selain pemberian makanan seimbang tiap
harinya. Selama ini penanganan yang sedang dilakukan untuk
pemulihan balita gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Ngadiluwih adalah pemberian PMT pemulihan berupa susu formula
(Entrasol) selama 90 hari kepada gizi buruk yang ada diwilayahnya.
Disini peranan ibu juga sangat penting yaitu dalam pemberian jumlah
susu kepada balita tiap harinya sesuai dengan anjuran agar status gizi
balitanya menjadi baik.
4.2.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian makanan
bergizi
Dari diagram 4.2 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk tentang pengertian makanan bergizi adalah baik. Hal
ini dibuktikan bahwa dari 18 responden, terdapat 13 responden (72%)
berpengetahuan baik dan 5 responden (28%) berpengetahuan kurang.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu Hal ini mungkin dikarenakan ibu balita dengan gizi buruk di
wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih sering mendapatkan informasi
dan penyuluhan dari bidan ataupun kader tentang apa itu makanan
bergizi pada saat mengikuti kegiatan posyandu.Ini berarti bahwa ibu
juga dapat memperoleh informasi melalui majalah, koran, televisi dan
radio yang membahas tentang makanan bergizi.
Menurut Aldysya (2007), makanan bergizi adalah makanan yang
memiliki kandungan nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Oleh karena itu selain mengerti apa itu makanan bergizi , ibu
juga diharapkan mampu memberikan makanan yang mengandung nilai
gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh balitanya, karena
ibu menjadi penentu dan pengatur konsumsi makanan yaitu terhadap
banyaknya masukan makanan pada balita. Karena pada usia ini anak
rawan terhadap keadaan kekurangan zat gizi, misalnya pada umur 12-
24 bulan bagi anak balita merupakan masa peralihan yaitu penyesuaian
dari makanan halus ke makanan dewasa serta masa yang paling kritis
karena adanya bahaya ketidakcukupan gizi dan penyakit infeksi.
Menurut Jellife (2004), pada masa di atas satu tahun anak memerlukan
makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, sehingga
balita rentan terhadap anemia gizi.
4.2.1.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-sumber
makanan bergizi
Dari diagram 4.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk tentang sumber-sumber makanan bergizi adalah
baik. Hal ini dibuktikan bahwa dari 18 responden didapatkan 11
responden (61%) berpengetahuan baik, 5 responden (28%)
berpengetahuan cukup dan 2 responden (11%) berpengetahuan kurang.
Hal ini mungkin dikarenakan pada saat penyuluhan tentang
makanan bergizi digunakan alat peraga atau gambar tentang bahan
makanan bergizi, atau sering mendengar atau bahkan melihat dari
berbagai media, baik media cetak ataupun media elektronik. Sehingga
ibu mudah mengingat informasi yang telah didapatkannya. Selain
informasi langsung dari tenaga kesehatan ataupun kader, informasi
tentang sumber bahan makanan bergizi juga dapat diperoleh ibu dari
ibu-ibu yang lain.
Kebutuhan balita akan zat gizi perlu dipenuhi untuh proses
pertumbuhan dan perkembangan. Dalam hal ini peranan ibu sangat
penting yaitu untuk memberikan makanan yang tepat dengan
kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi balitanya. Tetapi
masalahnya sebagian besar dari balita gizi buruk adalah dari keluarga
miskin, hal ini dapat dilihat dari data Puskesmas Ngadiluwih yaitu dari
18 balita dengan gizi buruk, 12 diantaranya atau hampir 70% adalah
dari keluarga miskin sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap
kemampuan mereka untuk penyediaan makanan bergizi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita meskipun mereka
mengetahui tentang apa saja sumber-sumber makanan bergizi.
Menurut Anasmcguire (2008), ibu rumah tangga yang kreatif
meskipun dari keluarga miskin, pada dasarnya dapat sedikit membantu
menghindari anak dari kondisi malnutrisi. Misalnya memberikan air
susu ibu (ASI) dalam waktu yang lebih lama. Memperluas
pengetahuan ibu-ibu terhadap sumber-sumber makanan yang bergizi
dan murah dari alam sekitar. Dari pengamatan yang peniliti lakukan,
sebagian besar kelurga balita gizi buruk kurang dapat memanfaatkan
lahan pekarangan yang ada disekitar rumahnya. Pekarangan rumah
perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, setiap jengkal lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk
tanaman sayuran dan buah-buahan, kandang ternak, kolam ikan dan
lain-lain. Jika lahan sempit dapat dibuatkan anjang-anjang untuk
tanaman rambat atau tanaman dalam pot. Prinsipnya, kembali ke alam
karena hidup sehat dengan makanan bergizi tidak harus mahal.
4.2.1.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat makanan
bergizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden
didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan baik dan 12 responden
(67%) berpengetahuan kurang.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih sebagian
besar adalah kurang. Hal ini mungkin disebabkan selama ini informasi
yang diperoleh ibu tentang manfaat makanan bergizi adalah secara
garis besarnya saja atau secara umum saja. Ini dapat dilihat dari
jawaban soal tentang manfaat makanan bergizi, yaitu pada soal no. 6
tentang zat gizi yang bermanfaat memberi kecukupan untuk
beraktifitas sebagian besar dari mereka memberikan jawaban yang
salah. Tetapi pada soal no. 7 yaitu tentang fungsi makanan bergizi bagi
tubuh balita sebagian besar dari mereka menjawab dengan benar yaitu
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Soedioetomo (2000), makanan bergizi bermanfaat bagi
tubuh untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sehingga
pemberian makanan ini sangat diperhatikan kandungan gizinya agar
manfaat yang kita inginkan dapat terpenuhi. Anasmcguire (2008)
mengatakan bahwa fenomena yang ada dalam masyarakat sekarang ini
ibu memberikan makanan pada balitanya bertujuan supaya anak
kenyang saja tanpa memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang
diberikan tersebut, sehingga asupan nutrisi yang dibutuhkan balita
kurang terpenuhi. Maka hal ini jika berlangsung dalam waktu yang
lama akan berakibat buruknya status gizi balita karena terganggunya
proses pertumbuhan dan perkembangan. Seperti telah dijelaskan pada
sub bab pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan
bergizi bahwa makanan bergizi tidak harus mahal, tempe atau tahu
goreng, sayur bayam dengan nasi diharapkan sudah bisa memberi
asupan gizi yang dibutuhkan tubuh, meski sesekali perlu diselingi
pemberian telur, ikan dan susu. Untuk menanggulangi masalah gizi
kurang dan gizi buruk baik bidan, kader dan tenaga kesehatan lainnya
seperti ahli gizi diharapkan lebih meningkatkan dan mendorong
dilakukannya gerakan pemberdayaan masyarakat lewat gerakan
keluarga sadar gizi (Kadarzi). Setiap keluarga terutama ibu didorong
untuk rutin memantau berat badan balitanya di Posyandu tiap
bulannya, memberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi 0-6
bulan, mengkonsumsi berbagai ragam makanan dan mengkonsumsi
suplementasi gizi sesuai anjuran.
4.2.1.4 Pengetahuan ibu balita dan gizi buruk tentang akibat kekurangan gizi
Dari diagram 4.5 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih tentang
akibat kekurangan gizi adalah kurang. Hal ini dibuktikan bahwa dari
18 responden, didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan cukup
dan 12 responden (67%) berpengetahuan kurang.
Hal ini mungkin dikarenakan selama ini informasi tentang akibat
kekurangan gizi tidak disertai dengan gambar-gambar tentang akibat
kekurangan gizi, sehingga ibu sulit untuk mengingatnya. Dengan
gambar-gambar akan memudahkan seseorang untuk mengingat tentang
informasi yang telah diberikan. Menurut Notoatmodmodjo (2003), alat
peraga atau gambar sangatlah berguna, berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap
melalui penca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat
peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah pemahaman. Manfaat
lainnya yaitu semakin mereka tahu akibat dari kekurangan gizi maka
mereka akan takut dan akan semakin berusaha serta termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Mereka pasti tidak mau kalau
anaknya menjadi seperti apa yang telah ditunjukkan pada gambar
tentang akibat dari kekurangan gizi.
Menurut Yetti (2005), dari beberapa penelitian menjelaskan,
dampak jangka pendek gizi buruk terhadap anak-anak adalah anak
menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan
perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah
penurunan kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian dan gangguan
penurunan rasa percaya diri. Hal ini berarti akan mengakibatkan
jeleknya prestasi akademik anak di sekolah, sehingga kurang gizi atau
gizi buruk dapat menjadi penyebab kemiskinan karena rendahnya
sumber daya manusia dan juga menyebabkan hilangnya generasi
bangsa yang berkualitas. Tetapi yang ada di masyarakat sebagian besar
ibu balita dengan gizi buruk tidak mau anaknya disebut balita gizi
buruk, mereka mengatakan berat badan anaknya tidak sesuai dengan
standart karena memang keturunan ataupun karena bawaan dari lahir,
sehingga mereka tetap kurang memperhatikan asupan nutrisi balitanya.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman ibu, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya lebih
meningkatkan informasi tentang akibat dari kekurangan gizi dan
pemyebab gizi kepada para ibu balita dengan gizi buruk. Karena kita
ketahui bahwa banyak sekali dampak yang diakibatkan oleh gizi
buruk.
4.2.1.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara pengolahan
makanan yang benar
Dari diagram 4.6 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu balita
dengan gizi buruk tentang cara pengolahan makanan yang benar secara
umum adalah kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18
responden, didapatkan 6 responden (33%) berpengetahuan baik, 1
responden (6%) cukup dan 11 responden (61%) berpengetahuan
kurang.
Hal ini mungkin dikarenakan informasi yang diperoleh ibu
selama ini hanya berupa ceramah dan tanya jawab saja tanpa disertai
dengan demonstrasi, sehingga materi yang diberikan sulit diingat.
Sesuai dengan pendapat Notoatmodmodjo (2003) bahwa alat peraga
sangatlah berguna, berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui penca indera.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka
semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang
diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk
mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga
mempermudah pemahaman.
Rusiman (2008) mengatakan bahwa dalam pengolahan makanan
diperlukan usaha yang optimal agar apa yang diinginkan tercapai dan
apa yang tidak diinginkan ditekan sampai minimal. Untuk itulah
pentingnya pengetahuan akan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi
dan keamanan pangan. Walaupun demikian, hal yang lebih penting
adalah bagaimana seharusnya melakukan suatu pengolahan pangan
agar bahan pangan yang kita hasilkan bernilai gizi tinggi dan aman.
Selama ini cara pengolahan makanan ibu balita dengan gizi
buruk sebagian besar adalah salah, hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang sebagian besar memberikan jawaban yang salah
tentang pengolahan makanan yang benar. Sebagai contoh cara
pengolahan daging/ikan yang benar sebagian besar responden
menjawab penggorengan daging yang benar adalah sampai kering.
Menurut Santoso (2004), panas untuk pengolahan makanan ini akan
akan mengubah sifat-sifat kimia makanan, sehingga bila makanan
dimasak terlalu lama akan mengubah sifat-sifat gizinya. Contoh yang
lain yaitu pada soal cara memasak sayuran yang benar untuk mencegah
hilangnya kandungan zat gizi pada sayuran sebagian besar dari
responden menjawab dipotong dahulu, dicuci kemudian baru dimasak,
padahal hal ini adalah salah. Menurut Santoso (2004), cara memasak
sayuran yang benar adalah sebaiknya pencucian dilakukan trelebih
dahulu sebelum dipotong-potong kemudian baru dicuci dengan air
bersih yang mengalir, setelah itu baru dimasak. Hal ini bertujuan agar
zat-zat gizi yang terkandung dan bersifat larut dalam air tidak terbuang
bersama air pencuci tersebut. Maka dari itu pemahaman yang benar
dalam pengolahan makanan sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu agar
makanan yang disiapkan aman dikonsumsi dan tidak banyak berkurang
nilai gizinya.
4.2.1.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan
hidangan sehat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden
semuanya berpengetahuan baik. Hal ini mungkin dikarenakan di
tempat pelayanan kesehatan misalnya Polindes dan Puskesmas banyak
dipasang gambar-gambar tentang menu hidangan sehat dan juga
mungkin pengetahuan ibu tersebut diperoleh ibu dari membaca atau
mendengar dari orang lain. Sehingga ibu dapat dengan mudah untuk
mengingatnya karena seringnya melihat dan membaca tentang
bagaimana penyusunan hidangan sehat itu. Menurut Harry (2005),
informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,
meskipun seseorang tersebut mempunyai pendidikan yang rendah
tetapi ia mendapat informasi dari berbagai media massa, maka hal itu
akan meningkatkan pengetahuan seseorang.
Menurut Santoso (2004), menu atau hidangan sehat itu sendiri
terdiri dari makanan pokok seperti nasi, jagung, singkong, sagu dan
lain sebagainya. Lauk pauk seperti ikan, telur, daging, tempe, tahu.
Kemudian sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, wortel dan
lain sebagainya, serta buah buahan seperti pisang, papaya jeruk dan
lain sebagainya. Penggunaan bahan makanan diatas sebaiknya
digunakan secara beraneka ragam tiap harinya. Penganekaragaman
makanan yang diberikan ibu kepada balita tiap harinya sangat
diperlukan agar semua kebutuhan nutrisi balita dapat terpenuhi, karena
kebutuhan akan suatu zat gizi tidak akan terpenuhi hanya dari satu
jenis makanan saja. Tetapi masalahnya kebanyakan ibu balita
memberikan makanan kepada balitanya hanya makanan-makanan yang
disukai anaknya saja tanpa ada variasi menu tiap harinya sehingga
kebutuhan nutrisi balita kurang terpenuhi dan dapat berakibat
buruknya status gizi balita. Dalam hal ini bidan maupun kader dapat
memberikan informasi dan penyuluhan yang disertai dengan demo
bagaimana penyusunan serta pengolahan hidangan sehat, bahan
makanan yang akan diolah dapat dibawa ibu dari rumah dari hasil
kebun sendiri sehingga tidak perlu biaya yang mahal agar nantinya
nanti ibu dapat mempraktekkan dan menerapkannya dirumah.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam pengumpulan data, soal-soal yang digunakan dalam angket
kurang tepat sehingga mempengaruhi keakuratan hasil penelitian
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data di atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya dari penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ngadiluwih di
dapatkan hasil pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan
bergizi yaitu :
5.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi
sebagian besar (50%) adalah kurang.
5.1.1.1 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang pengertian
makanan bergizi sebagian besar (72%) adalah baik.
5.1.1.2 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang sumber-
sumber makanan bergizi sebagian besar (61%) adalah baik.
5.1.1.3 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang manfaat
makanan bergizi sebagian besar (67%) adalah kurang.
5.1.1.4 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang akibat
kekurangan gizi sebagian besar (67%) adalah kurang.
5.1.1.5 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang cara
pengolahan makanan yang benar sebagian besar (61%) adalah
kurang.
5.1.1.6 Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang penyusunan
hidangan sehat semuanya (100%) adalah baik.
5.2 Saran
5.2.1 Lahan penelitian (Bidan)
5.2.1.1 Diharapkan agar bidan lebih meningkatkan penyuluhan tentang
makanan bergizi dengan metode yang lain tidak hanya ceramah
dan tanya jawab saja tetapi dapat ditambahkan dengan
demonstrasi atau dilengkapi dengan media-media seperti
leaflet, poster dan sebagainya agar materi atau informasi atau
materi yang diberikan lebih mengena dan mudah diingat oleh
ibu.
5.2.1.2 Diharapkan agar bidan lebih memotivasi ibu balita dengan gizi
buruk agar rajin memberikan PMT yang telah diberikan kepada
balitanya.
5.2.2 Institusi Penelitian
Bagi institusi dapat dijadikan sebagai masukan dan dapat
dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian gizi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta. Bernand, William & Leopold, jules. 2007. Tes Analisa IQ dan Kepribadian Anda.
Bandung : Pioner Jaya Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Primapena Team. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gita Media
Pers. Santoso, Sugeng dan Rianti, Anne Lies. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta :
Rineka Cipta. Sediaoetama, Ade. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid I.
Jakarta : Dian Rakyat. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Abdur. 2008. Gizi Buruk.http://www.pamekasan on the web.co.id. Admin, 2008. Marasmus.http//www.library.usu.co.id Aldysya. 2007. Makanan Bergizi.http://aldysya.blog.friendster.com/my
blog/2007/03/html Anasmcguire. 2008.Tidak Semua Gizi Buruk Disebabkan Oleh Kelaparan.
http://www.kompas.com.
Bagian gizi IRJ Dr. Soetomo. 2008.Poli Gizi IRJ Dr Soetomo Ajarkan Modisco Untuk gizi Buruk. Kiat Sehat. com/index.php?pgnm=. artikel/00010001000010698_full.html&frame=1&panel=0001&cat=0001.-40k
Gaw. 2006. Selamatkan Balita, Selamatkan Bangsa.http://www.kompas.co.id Harry.2005. Gizi Keluarga. www.gizikeluarga.org?php=155 Rusiman. 2008. Pengaruh Pengolahan Lemak. www.rusiman.bpdas-pemalijratun.
net/indek.php?option=com.content&new=article&id=s:pengaruh-pengolahanlemak-39k
Suprihatin, Guhardja. 2003. Anak Keluarga Mapanpun Rawan Masalah Gizi.
http://www.media on-line.com. Yanti. 2007. Gizi Balita.http://www.gizi.co.id/html Yetty. 2005. Gizi Buruk Ancaman Generasi Yang Hilang.http://10.ppi.
jepang.org/cetak.php?id=113. Ypha. 2007. Gizi Tentukan Kualitas Hidup. http://www.media on-line.com. _______, 2006. 1,7 Juta Balita Alami Gizi Buruk. http://www.sinar
harapan.co.id./berita/0608/04/nas03.html. , 2008. Tata Laksana Gizi Buruk. www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/
index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=54 – 18
Lampiran 1
INFORMASI PENELITIAN
Dengan ini saya :
N a m a : Neni Kurniawati
N I M : 0502200064
Institusi : Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Kebidanan Kediri Program Studi Kebidanan Kediri
Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu
Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri.”
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Ibu
Balita Dengan Gizi Buruk Tentang Makanan Bergizi.
Untuk keperluan di atas, kami mohon kesediaan responden untuk mengisi
angket yang kami sediakan. Demikian informasi penelitian ini kami buat, atas
partisipasi responden kami ucapkan terima kasih.
Kediri, 2008 Peneliti
Neni Kurniawati NIM. 0502200004
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Dengan ini saya menyatakan bersedia berperan serta dalam penelitian yang
dilakukan oleh saudari Neni Kurniawati dengan judul “Gambaran Pengatahuan
Ibu Balita dengan Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih
Kabupaten Kediri.” Oleh karena itu, saya bersedia mengisi angket.
Sebelum mengisi angket, saya diberi hak untuk membaca petunjuk
pengisian angket dan bertanya apabila ada kesulitan dalam pengisian angket
tersebut.
Saya mengetahui bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas saya
dan menggunakan data yang diperoleh dari saya hanya untuk kepentingan
penelitian semata.
Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tidak ada unsur
paksaan dari pihak manapun.
Kediri, 2008
Responden
Lampiran
Kode Responden : ………
A N G K E T Berilah tanda silang (x) sesuai dengan jawaban anda ! 1. Apakah yang dimaksud dengan makanan yang bergizi ?
a. Makanan yang diolah dengan benar dan tidak mengandung bahan pengawet
b. Makanan yang mengandung nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
c. Makanan yang diolah dengan cara modern 2. Di bawah ini makanan yang mengadung karbohidrat adalah ….
a. Singkong dan kentang b. Ayam dan daging c. Susu dan telur
3. Di bawah ini makanan yang mengandung protein hewani adalah …. a. Telur dan ayam b. Susu dan mentega c. Teri dan tempe
4. Di bawah ini buah yang mengandung banyak lemak adalah …. a. Apokat b. Pisang c. Pepaya
5. Di bawah ini makanan yang mengandung vitamin dan mineral adalah… a. Bayam b. Talas c. Ubi
6. Zat gizi yang terkandung dalam makanan yang bermanfaat memberi kecukupan energi untuk beraktivitas, adalah…. a. Karbohidrat b. Vitamin c. Protein
7. Apa fungsi makanan bergizi bagi tubuh balita ? a. Untuk mencukupi kebutuhan anak b. Untuk proses pertumbuhan c. Untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
8. Dampak jangka panjang yang ditimbulkan bila anak kekurangan protein adalah… a. Penurunan kecerdasan b. Anak kurus c. Anak tidak mau makan
9. Kekurangan sumber tenaga pada anak dapat menyebabkan …. a. Menganggu pertumbuhan b. Anak sangat aktif dalam beraktivitas c. Penurunan kreatifitas
10. Salah satu akibat kekurangan vitamin dan mineral adalah …. a. Sariawan dan beri - beri b. Pertumbuhan terhenti c. Kecerdasan menurun
11. Cara mengolah daging/ikan yang benar, yaitu: a. Digoreng setengah matang b. Digoreng sampai kering c. Digoreng tidak boleh sampai kering
12. Cara merebus sayuran yang benar, yaitu: a. Sayuran sampai berubah warna b. Sayuran sampai kelihatan matang c. Sayuran jangan direbus terlalu lama
13. Cara mencuci yang benar untuk mencegah hilangnya kandungan zat gizi dalam beras, yaitu: a. Dicuci berkali-kali sampai bersih b. Dicuci dengan air mengalir sampai air bilasan jernih c. Dicuci dua kali saja
14. Cara memasak sayuran yang benar untuk mencegah hilangnya kandungan zat gizi pada sayuran , yaitu: d. Dicuci-dipotong-dimasak e. Dipotong-dikupas-dimasak f. Dipotong-dicuci-dimasak
15. Hidangan/makanan sehat dan bergizi adalah … a. Yang mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah b. Yang terdiri dari, makanan pokok, buah, makanan ringan c. Yang terdiri dari makanan pokok dan makanan ringan
Lampiran 3
KISI-KISI ANGKET
Variabel Domain Variabel
Sub Variabel No. Soal
Jawaban Soal
Tahu (know) - Pengertian makanan bergizi 1 B - Sumber - sumber makanan
bergizi 2 3 4 5
A A A A
- Manfaat makanan bergizi 6 7
A C
Memahami
- Akibat kekurangan gizi 8 9 10
A A A
- Cara pengolahan makanan yang benar
11 12 13 14
C C C A
Pengetahuan ibu balita dengan gizi buruk tentang makanan bergizi
Menerapkan
- Penyusunan hidangan sehat 15 A
Lampiran 6
DATA BALITA GIZI BURUK KABUPATEN KEDIRI
JUMLAH BALITA NO PUSKESMAS GIZI BURUK 1 MOJO 11 2 NGADI 10 3 SEMEN 8 4 NGADILUWIH 19 5 WONOREJO 9 6 KRAS 15 7 PELAS 12 8 BLABAK 5 9 SAMBI 13 10 WATES 11 11 SIDOMULYO 15 12 NGANCAR 16 13 PLOSOKLATEN 17 14 PRANGGANG 14 15 GURAH 13 16 ADAN-ADAN 4 17 PUNCU 11 18 KEPUNG 13 19 KELING 8 20 KANDANGAN 5 21 BADAS 10 22 BENDO 9 23 SIDOREJO 6 24 PARE 4 25 KUNJANG 15 26 PUHJARAK 14 27 PURWOASRI 8 28 SUMBEREJO 10 29 PAPAR 7 30 PAGU 2 31 BANGSONGAN 5 32 GAMPENGREJO 15 33 NGASEM 2 34 GROGOL 11 35 TIRON 10 36 TAROKAN 5 JUMLAH 362
Lampiran 7
Data Balita Gizi Buruk Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih
Jenis No. N a m a U m u rKelamin
BB Gakin/Non Gakin
Nama Orang tua/ Alamat
1 Linda 36 bln P 10 Non Gakin Chusnul F./ Purwokerto 2 Wahyu 49 bln L 11 Gakin Sudamining/ Purwokerto 3 Puput Silvi 55 bln P 11.5 Non Gakin Samini/ Purwokerto 4 Sefia Dwi 30 bln P 9.1 Gakin Siti Wahidah/ Wulandari Banggle 5 Karen Larasati 35 bln P 9.5 Gakin Edi-Min/ Banggle 6 M. Ridwan 46 bln L 11 Gakin Kusen-Istiana/ Rifki Banggle 7 Radita 20 bln P 7.4 Non Gakin Naila/ Banggle 8 Eka Bela 25 bln P 8.6 Non Gakin Wanto-Nur/ Banggle 9 Fery Eko 24 bln L 8.5 Gakin Yeni/ Branggahan
10 Fergilia 36 bln P 8 Gakin Nur/ Branggahan
11 Cinta 23 bln P 8 Gakin Hari Seketi
12 Salvana 24 bln P 8.1 Gakin Pujiono/ Seketi
13 Destara E. 18 bln L 8 Gakin Elok/ Seketi
14 Dwi Wahyu 50 bln P 11 Gakin Sugeng/ Seketi
15 Romadon 22 bln L 8.2 Gakin Mujiono/ Seketi
16 Ajeng Nimas 33 bln P 9.6 Non Gakin Agus/ Tales
17 Laila 31 bln P 9 Non Gakin Sulastri/ Seketi
18 Yuni Ike 60 bln P 12.2 Gakin Suhartiny/ Seketi
Lampiran 8
Tabulasi Jawaban Responden
Kode No Soal dan Skor Prosentase Kriteria Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Skor (%)
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 47 Kurang 2 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 53 Kurang 3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 8 53 Kurang 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 6 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 Baik 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 53 Kurang 8 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 7 33 Kurang 9 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 47 Kurang 10 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 7 53 Kurang 11 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 60 Cukup 12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Baik 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 80 Baik 14 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 53 Kurang 15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 93 Baik 16 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 53 Kurang 17 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 10 67 Cukup 18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13 87 Baik
Bulan No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Penyusunan (sosialisasi) KTI 2 Januari s/d 25 Februari
2. Pengajuan judul KTI 4
3. ACC Judul KTI oleh Pembimbing 8
4. Penyusunan Proposal KTI 31 Maret s/d 17 April
5. ACC Proposal KTI oleh Pembimbing 18
6. Pengumpulan Proposal KTI 18
7. Ujian Proposal KTI 22
8. Pengumuman Kelulusan Ujian Proposal KTI 31
9. Revisi Proposal KTI 31 April s/d 2 Mei
10. Pengumpulan Proposal KTI 2
11. Pengambilan Data Penelitian 14-17
12. Penyusunan Hasil Penelitian 20 Juli s/d 4 Agustus
13. Pengumpulan KTI 4
14. Pelaksanaan Ujian Sidang KTI 6 s/d 8
15. Revisi Hasil KTI 8 s/d 20
16. Yudisium 21
JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Lampiran 9
BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Neni Kurniawati NIM : 0502200064 Judul KTI : Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dengan Gizi
Buruk Tentang Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih
Pembimbing I : Suwoyo, S.pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT Tanggal Ujian : 11 Agustus 2008 No Nama Dosen
Penguji Usulan Perbaikan Keterangan Tanda
Tangan
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Neni Kurniawati Judul KTI : Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Tentang
Makanan Bergizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Kediri
Pembimbing I : Suwoyo, S.Pd.S.Kep.Ners Pembimbing II : Ira Titisari, S.SiT
No Tanggal/ Jam Rekomendasi Tandatangan