program kerja gizi 2

Upload: arypitok

Post on 13-Apr-2018

406 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    1/99

    GAMBARAN PELAYANAN GIZI RAWAT INAP

    DI RS MEDIKA PERMATA HIJAUTAHUN 2009

    LAPORAN MAGANG

    OLEH :

    Zumrotin KhasanahNIM : 105101003312

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2009

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    2/99

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

    dan hidayah-Nya, tak lupa juga sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada

    junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang memberikan suri tauladan bagi kita semua.

    Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan untuk memenuhi mata kuliah magang.

    Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi institusi tempat magang

    dan bagi para pembaca laporan ini.

    Tak lupa juga penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu pelaksanaan magang dan terselesaikannya laporan ini, terima

    kasih ini penulis haturkan kepada:

    1. Prof. DR. dr M.K Tajuddin, Sp.And selaku Kepala Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Bapak Yuli Prapanca Satar, MARS selaku Kepala Program Studi Kesehatan

    Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Febrianti Msi, selaku dosen pembimbing magang dari Program Studi

    Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Yuli Amran SKM, MKM selaku penanggung jawab mata kuliah magang

    Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5.

    Mba Mina Purnama, BS selaku pembimbing lapangan dari Instalasi Gizi Rumah

    Sakit Permata Hijau.

    6. Seluruh staf catering PT. Indocater yang telah banyak membantu dalam

    pengambilan data dan membimbing dalam kegiatan magang

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    3/99

    7. Seluruh staf HRD Rumah Sakit Medika Permata Hijau

    8. Kedua orang tua dan saudara yang telah memerikan doa dan dukungan dalam

    pelaksanaan magang ini.

    9. Teman-teman seperjuangan yuni dan mimi yang telah banyak membantu

    dalam kegiatan magang ini, dilla, witri, risti, lies, lisdha dan teman -teman lain

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan

    dukungannya.

    Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

    membutuhkan saran dan kritik yang membangun. Atas kerja sama semua pihak penulis

    ucapkan terima kasih

    Ciputat, 17 April 2009

    Penulis

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

    Magang, Maret 2009

    Zumrotin Khasanah, NIM :105101003312

    Gambaran Pelayanan Gizi Rawat Inap di Rumah Sakit Medika Permata Hijau

    Tahun 2009

    xii + 90 halaman, 3 tabel, 6 gambar, 20 lampiran.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    4/99

    ABSTRAK

    Pelayanan gizi di ruang rawat adalah serangkaian proses kegiatan yang dimulai

    dari perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelayanan gizi rawat inapsering disebut juga dengan Terapi Gizi Medik. Salah satu rumah sakit yang

    menyediakan pelayanan gizi rawat inap adalah Rumah Sakit Medika Permata Hijau.Tujuan pelaksanaan magang ini adalah diketahuinya gambaran umum pelayanan gizirawat inap Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Kegiatan magang dilakukan pada bulan

    FebruariMaret 2009.

    Pada tahun 2009, Rumah sakit permata hijau beroperasi dengan 92 tempat tidur.

    Ketenagaan yang dimiliki rumah sakit medika permata hijau meliputi pegawai medis,para medis dan non medis. Jenis pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Permata Hijau

    antara lain Unit Gawat Darurat, Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Kardiologi,

    Poliklinik, dan bedah.Untuk menunjang pelayanan gizi rawat inap di rumah sakit tersebut terdapat

    instalasi gizi yang dibawahi oleh seorang koordinator instalasi gizi. Sejak tahun 2006,

    untuk pelayanan makanan yang berada di instalasi gizi Rumah Sakit Medika PermataHijau diserahkan kepada pihak ketiga dengan carasemi out-sourcingyaitu PT Indocater.Koordinator instalasi gizi bertugas mengkoordinasikan dengan pihak catering. Dalam

    hal sarana dan prasarana masih kurang koordinasi dan pengawasan penggunaan dan

    inventori peralatan. Ketenagaan yang ada di catering PT Indocater berjumlah 30 orangyang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing yang terdapat dalam standar

    tugas, namun standar tugas yang digunakan kurang sesuai dengan kondisi yang ada.

    Kegiatan pengkajian status gizi yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik,

    pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium, dan riwayat gizi. Pengkajian statusgizi masih terdapat kekurangan yaitu terutama dalam pengukuran antropometri yang

    hanya dilakukan pada pasien tertentu yang seharusnya pengukuran antropometri semua

    pasien baru masuk, hasil pengkajian status gizi belum dituliskan pada formulirskrining/pengkajian status gizi

    Intervensi nutrisi yang dilakukan antara lain penentuan diet, pengadaan makanan,

    penyuluhan/konseling gizi, dan pencatatan gizi. Kegiatan intervensi nutrisi masihterdapat kekurangan yaitu ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan makanan,

    belum adanya buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet dan lainnya.

    Kegiatan yang dilakukan pada proses pemantauan pelayanan gizi pasien meliputi

    pemantauan diet, konsumsi makanan meliputi bentuk makanan, asupan makanan,alergi/pantangan terhadap makanan yang diberikan, terjadi atau tidaknya mual dan

    muntah, hasil laboratorium, komplain terhadap makanan meliputi penampilan, cita rasa

    dan kebersihan serta pemantauan status gizi. Evaluasi pelayanan gizi yang dilakukan

    adalah hasil dari pemantauan pemberian makan pada pasien untuk menilai tingkatkesembuhan pasien dan kesesuaian diet yang dilakukan pasien berdasarkan penyakitnya

    dan apabila terdapat komplain makanan baik dari pasien maupun karyawan. Evaluasi

    yang belum dilaksanakan adalah evaluasi status gizi.Dari kegiatan magang ini, rekomendasi yang dapat diberikan adalah penetapan

    standar tugas karyawan harus disesuaikan dengan kondisi di catering dan rumah sakit

    agar pelaksanaan tugas sesuai dengan standar yang digunakan sehingga pelaksanaannya

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    5/99

    dapat berjalan dengan lancar, koordinasi dalam hal pengawasan dan inventori peralatanlebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi sehingga penggunaan peralatan lebih efektif

    agar tidak tercampurnya peralatan makan pasien dan non pasien yang bisa dilakukan

    dengan penambahan peralatan makan, pembedaan penempatan peralatan makan serta

    pembuatan peraturan penggunaan peralatan makan pasien, pengkajian gizi sebaiknyadilakukan secara sistematis terutama dalam pengukuran antropometri yang tidak hanya

    dilakukan pada pasien tertentu tetapi semua pasien baru masuk, hasil pengkajian gizi

    dituliskan pada formulir skrining/pengkajian gizi oleh ahli gizi rumah sakit untukmengetahui status gizi pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan terapi gizi

    atau tidak, ketelitian dalam hal perhitungan kebutuhan bahan makanan perlu

    ditingkatkan agar tidak terdapat kekurangan makanan pada saat makanan akan disajikan,

    pada pencatatan gizi perlu dibuat buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet,termasuk catatan makanan sisa yang tida dihabiskan, laporan harian tentang kegiatan

    penyuluhan, formulir pengkajian status gizi pasien serta mengeftifkan formulir yang

    sudah digunakan agar dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi kegiatan yangdilakukan serta pemantauan dan evaluasi status gizi perlu dilakukan untuk mengetahui

    perkembangan status gizi pasien serta tingkat kesembuhan pasien dilihat dari status gizi

    berdasarkan diet yang diberikan.

    Daftar bacaan : 10 (1986-2008)

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    6/99

    DAFTAR ISI

    DATA PRIBADI

    ABSTRAK ..

    LEMBAR PERSETUJUAN.

    i

    iii

    KATA PENGANTAR v

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR LAMPIRAN

    vi

    i

    ix

    x

    xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang....

    1.2Tujuan.

    1.2.1 Tujuan Umum...

    1.2.2 Tujuan Khusus..

    1.3Manfaat...

    1

    3

    3

    3

    4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Pelayanan Gizi Rumah Sakit..

    2.1.1 Definisi.

    2.1.2 Visi

    2.1.3 Misi...

    2.1.4 Tujuan...

    2.1.5 Ruang Lingkup.

    2.1.6 Ketenagaan

    2.1.7 Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit

    2.1.8

    Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

    2.1.9 Standar Pelayanan Rumah Sakit ..

    2.2Pelayanan Gizi Rawat Inap.

    2.2.1 Tujuan...

    6

    6

    6

    6

    7

    8

    8

    9

    12

    20

    20

    20

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    7/99

    2.2.2 Sasaran..

    2.2.3 Kegiatan

    2.2.4 Prosedur Kerja Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap..

    2.2.5

    Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap.

    2.2.6 Sarana, Peralatan dan Perlengkapan di Ruang Rawat..

    21

    21

    27

    28

    29

    BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

    3.1 Alur

    Kegiatan.

    3.2 Jadwal

    Kegiatan.

    30

    31

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum RS Medika Permata

    Hijau

    4.1.1 Analisis Situasi Internal

    4.2 Gambaran Umum Instalasi

    Gizi.

    4.2.1 Struktur Organisasi...

    4.2.2 Ketenagaan

    4.2.3

    Pelayanan Gizi Rawat Inap..

    4.2.4 Sarana dan Prasarana

    4.3 Pengkajian Status Gizi Pada Pelayanan Gizi Rawat

    Inap.

    4.3.1 Pemeriksaan Fisik.

    4.3.2 Pengukuran Antropometri.

    4.3.3 Pemeriksaan Laboratorium...

    4.3.4

    Riwayat Gizi.

    4.4 Intervensi Gizi Pada Pelayanan Gizi Rawat

    Inap...

    4.4.1 Penentuan Diet..

    4.4.2 Pengadaan Makanan

    40

    43

    46

    46

    47

    49

    55

    56

    57

    57

    58

    59

    62

    62

    64

    79

    80

    81

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    8/99

    4.4.3 Penyuluhan/Konseling Gizi.

    4.4.4 Pencatatan Gizi.

    4.5 Monitoring dan Evaluasi

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan

    .

    5.2 Saran.

    ..

    86

    88

    DAFTAR PUSTAKA..

    LAMPIRAN

    90

    DAFTAR TABEL

    Nomor Tabel Halaman

    2.1

    3.1

    4.1

    Prosedur Kerja Asuhan Gizi Ruang Rawat Inap.

    Jadwal Kegiatan Pengalaman Kerja Lapangan di Instalasi Gizi RS

    Medika Permata Hijau

    Jadwal Pembagian Makan Di Ruang Rawat Dan Clear Up Makan

    Pasien

    27

    31

    77

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Gambar Halaman

    2.1

    3.1

    4.1

    4.2

    4.3

    4.4

    Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit...

    Alur Kegiatan Magang di RS Medika Permata Hijau tahun 2009..

    Struktur Organisasi RS Medika Permata Hijau..

    Struktur Organisasi Instalasi Gizi RS Medika Permata Hijau

    Alur Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Inap.

    Alur Kerja Pelayanan Makanan Pasien RS. Medika Permata Hijau...

    9

    30

    43

    46

    50

    66

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    9/99

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    Lampiran 3

    Lampiran 4

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Lampiran 7

    Lampiran 8

    Lampiran 9

    Lampiran 10

    Lampiran 11

    Lampiran 12

    Lampiran 13

    Lampiran 14

    Lampiran 15

    Surat Keterangan Magang

    Pemesanan Makanan Pasien Baru (PMPB)

    Pengkajian Keperawatan

    Konsultasi Gizi

    Daftar Permintaan Makan Pasien

    Stiker Makanan Pasien

    Menu Requisition

    Store Room Requisition (SRR)

    Purchase Requisition (PR)

    Purchase Order (PO)

    Daily Receiving Report (DRR)

    Formulir Perubahan Diet.

    Sensus Manajemen Pasien

    Daftar Komplain

    Standar Tugas Pokok

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    10/99

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    LATAR BELAKANG

    Ilmu gizi (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu

    tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari

    bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan

    makanan dan sisi lain dengan tubuh manusia (Almatiser, 2004).

    Harus disadari bahwa gizi mempunyai peran yang tidak kecil terhadap tingkat

    kesembuhan dan lama perawatan pasien di rumah sakit yang akan berdampak pada

    meningkatnya biaya perawatan (Usman, 2008). Untuk itu di rumah sakit diperlukan

    suatu pelayanan kesehatan yang bisa mempercepat tingkat kesembuhan dan agar

    penyakit tidak kambuh lagi yaitu pelayanan gizi.

    Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) adalah pelayanan yang diberikan di rumah

    sakit bagi pasien rawat jalan dan pasien rawat inap, untuk memilih/memperoleh

    makanan yang sesuai guna mencapai syarat gizi yang maksimal (Depkes RI, 1990).

    Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

    paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan, antara lain pelayanan gizi rawat inap

    dan rawat jalan. Sasaran kegiatan pelayanan gizi rumah sakit adalah pasien yang berobat

    jalan atau rawat tinggal, keluarga dan lingkungan pasien, petugas rumah sakit (Depkes

    RI, 1990).

    Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang

    dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan sesuai penyakit yang

    diderita (Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    11/99

    Tahapan yang harus ditempuh dalam pelayanan gizi rawat inap maupun rawat

    jalan meliputi (1) assesment nutrisi (nutrition assesment) untuk mengetahui apakah

    pasien memerlukan asuhan gizi secara khusus, (2) diagnosa nutrisi (nutrition diagnosis)

    atau perencanaan pelayanan gizi berdasarkan hasil asesmen, (3) intervensi nutrisi

    (nutrition intervention) (4) monitoring dan evaluasi (nutrition monitoring and

    evaluation) (Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006).

    Keempat tahapan ini merupakan tahapan yang harus ditempuh dalam menangani

    masalah gizi dan hal ini akan memberikan arah kepada ahli gizi kemana pasien/klien

    harus ditangani. Masing-masing tahapan harus dilalui secara terstruktur dan sistematik

    (Usman, 2008).

    Pelayanan gizi di ruang rawat adalah serangkaian proses kegiatan yang dimulai

    dari perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelayanan gizi rawat inap

    sering disebut juga dengan Terapi Gizi Medik (Depkes, 2006b). Kegiatan pelayanan gizi

    di ruang rawat meliputi membaca catatan medik pasien dan menganamnese makanan

    pasien bila diperlukan, merancang diit bersama pasien menurut ketetapan diit dari dokter

    ruangan, penyuluhan/konsultasi gizi bagi pasien yang memerlukan, pemesanan makanan

    ke dapur utama, monitoring dan evaluasi diit, pengiriman daftar permintaan makanan ke

    ruangan, melakukan pengawasan, pencatatan, pelaporan ke unit terkait (Depkes,1990).

    Kegiatan pelayanan gizi rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang

    meliputi pengkajian status gizi, penentuan kebutuhan gizi, penentuan macam/jenis diet

    sesuai dengan penyakit dan cara pemberian makanan, konseling gizi, serta evaluasi dan

    monitoring pelayanan gizi (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    12/99

    Pelayanan gizi yang berdaya guna dan terpadu dapat dijalankan apabila semua

    tenaga rumah sakit baik medik, paramedik, dan non medik memiliki pengetahuan gizi

    praktis. Pemberian penyuluhan dan konsultasi gizi yang yang terarah sesuai dengan

    keadaan, kebutuhan dan kemampuan pasien serta lingkungannya, dapat merubah sikap

    dan kebiasaan makanannya. Pemberian makanan/terapi diet yang tepat sesuai dengan

    kebutuhan gizi akan mempercepat pulihnya status gizi pasien, yang berarti daya tahan

    tubuh meningkat. Daya tahan tubuh yang meningkat akan mencegah penyakit untuk

    kambuh kembali. (Depkes RI, 1990)

    Salah satu rumah sakit yang menyediakan pelayanan gizi rawat inap adalah

    Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Melalui kegiatan magang ini penulis ingin

    mengetahui gambaran pelayanan gizi rawat inap di Rumah Sakit Medika Permata Hijau

    tahun 2009.

    1.2TUJUAN

    1.2.1 Tujuan Umum

    Diketahuinya gambaran pelayanan gizi rawat inap di RS Medika Permata Hijau

    tahun 2009.

    1.2.2 Tujuan Khusus

    1. Diketahuinya gambaran umum RS Medika Permata Hijau tahun 2009.

    2. Diketahuinya gambaran umum instalasi gizi di RS Medika Permata Hijau

    tahun 2009.

    3. Diketahuinya gambaran asesmen atau pengkajian gizi pada pelayanan gizi

    rawat inap RS Medika Permata Hijau tahun 2009.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    13/99

    4. Diketahuinya gambaran intervensi gizi pada pelayanan gizi rawat inap RS

    Medika Permata Hijau

    5.

    Diketahuinya gambaran monitoring dan evaluasi pada pelayanan gizi rawat

    inap RS Medika Permata Hijau tahun 2009.

    1.3MANFAAT

    1.3.1 Bagi Mahasiswa

    1. Mengerti dan memahami berbagai masalah kesehatan secara nyata di institusi

    kerja sebagai bagian dari kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.

    2.

    Mampu mengaplikasikan berbagai teori yang didapatkan selama kuliah.

    3. Mampu mengembangkan kompetensi diri serta adaptasi dunia kerja.

    4. Mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim (team work) untuk memecahkan

    berbagai masalah kesehatan sesuai dengan bidang institusi kerja tempat magang.

    1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    1. Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan Tri Dharma

    Perguruan Tinggi yaitu; akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat.

    2. Terbinanya suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan dengan institusi

    magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara

    substansi akademik dengan kompetensi sumber daya manusia yang kompetitif

    yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

    3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga

    terampil dari lapangan dalam kegiatan magang.

    1.3.3 Bagi Tempat Magang

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    14/99

    Dapat membantu kegiatan di institusi magang, khususnya dalam mencari solusi

    masalah kesehatan secara proporsional sehingga dapat memecahkan masalah yang ada

    di institusi magang.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    15/99

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Pelayanan Gizi Rumah Sakit

    2.1.1 Definisi

    Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk

    memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan,

    untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi

    kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif

    (Depkes, 2006a).

    2.1.2 Visi

    Visi pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang bermutu di rumah

    sakit yang bersifat paripurna sesuai dengan jenis dan kelas rumah sakit (Depkes, 2006a).

    2.1.3 Misi

    Misi pelayanan gizi rumah sakit sejalan dengan misi rumah sakit. Misi pelayanan

    gizi rumah sakit adalah

    1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan

    kepuasan klien/pasien untuk menunjang aspek promotif, preventif, kuratif dan

    rehabilitatif serta meningkatkan kualitas hidup.

    2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

    3.

    Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi (IPTEK) terapan (Depkes , 2006a).

    2.1.4 Tujuan

    a. Tujuan Umum :

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    16/99

    Tujuan umum pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan

    gizi rumah sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta

    merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk menigkatkan dan

    mengembangkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit (Depkes, 2006a).

    b. Tujuan Khusus :

    Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah adanya peningkatan pelayanan gizi

    yang mencakup :

    1. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan

    anamnesis, antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh (laboratorium)

    2. Penyelenggaraan kajian dietetic dan pola makan berdasarkan anamnesis diet dan

    pola makan

    3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan pasien

    4. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan, jumlah

    pemberian serta cara mengolah bahan makanan

    5. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai dengan

    perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium

    6. Penterjemahkan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan

    kebutuhan dan keadaan pasien

    7. Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetic

    8.

    Penciptaan standar diet khusus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit

    9. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada

    klien/pasien dan keluarganya (Depkes, 2006a)

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    17/99

    2.1.5 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :

    1.

    Asuhan gizi pasien rawat jalan

    2. Asuhan gizi pasien rawat inap

    3. Penyelenggaraan makanan

    4. Penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006a)

    2.1.6 Ketenagaan

    Kebutuhan tenaga yang diperlukan meliputi kepala unit pelayanan gizi,

    koordinator unit-unit, supervisor, pelaksana meliputi juru masak, perbekalan/gudang,

    pranata computer, ketatausahaan, penyaji makanan, pekarya. Jumlah tenaga yang

    diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit sesuai dengan kapasitas tempat

    tidur dan ruangan (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    18/99

    2.1.7 Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit

    Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dapat dilakukan berdasarkan mekanisme di

    bawah ini :

    Gambar 2.1 Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit

    Sumber : Depkes, 2006

    Pasien masuk RS

    Ruang rawat inap Rawat jalan

    Pasien berisikomasalah gizi

    Terapi

    Diet

    Pengkajian Diet

    Perencanaan

    makanan biasa

    Perencanaan

    makanan khusus

    Pengolahan makanan biasa

    dan makanan khusus

    Penyajian makanan biasa

    dan makanan khusus

    Pemantauan asupan

    makananPemantauan asupan

    makanan

    Masalahgizi

    Penyesuaian Diet

    Konseling gizi bagi pasien pulang

    Tindak lanjutStop

    Kunjungan Rumah

    Dirawat

    Penyuluhan giz

    umum

    Konseling gizi

    (Klinik Gizi)

    Tahap Penapisan

    Tahap Pengkajian

    Ya

    Tidak

    Ya

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    TidakYa

    YaYa

    Dukungan gizi

    Tahapimp

    lementasi/

    interve

    ntvensi

    Ya

    Tahap

    Pemantauan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    19/99

    Pasien masuk ke rumah sakitdapat dibedakan dalam 2 (dua) kategori, yaitu :

    1. Pasien Rawat Inap

    Pada tahap penapisan dan pengkajian berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,

    antropometri, laboratorium dan pemeriksaan lainnya, dokter akan menetapkan

    apakah pasien memerlukan terapi diet atau tidak (Depkes, 2006a).

    Pada tahap implementasi/intervensi :

    a. Bila tidak memerlukan terapi diet :

    1) Pasien dipesankan makanan biasa ke tempat pengolahan makanan.

    2)

    Dari tempat pengolahan makanan di distribusikan ke ruang perawatan. Di

    ruang perawatan makanan disajikan ke pasien.

    3) Selama dirawat, pasien yang berminat mendapatkan penyuluhan mengenai

    gizi umum tentang makanan seimbang untuk mempertahankan dan

    meningkatkan kesehatan dan lingkungannya.

    4) Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik, antropometri, laboratorium dan

    lain-lain. Pengamatan juga dilakukan untuk menilai nafsu makan dan asupan

    makanannya. Hasil penilaian tersebut membuka kemungkinan bahwa ia

    memerlukan penyesuaian diet atau tidak.

    5) Bila tidak, tetap memperoleh makanan biasa sampai diperbolehkan pulang.

    6) Bila memerlukan terapi diet, prosesnya sama dengan bila ia semula

    memerlukan terapi diit (Depkes, 2006a).

    b. Bila memerlukan terapi diet :

    1) Bagi pasien yang direncanakan dengan makanan khusus/diet, yang sesuai

    dengan keadaan fisik, psikis, penyakit, kebiasaan makan dan nafsu makan.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    20/99

    2) Selama dirawat pasien memperoleh penyuluhan atau konseling gizi agar

    diperoleh penyesuain paham tentang dietnya, pasien dapat menerima serta

    menjalankan diet.

    3) Makanan khusus dipesankan ke tempat pengolahan makanan (dapur). Dari

    tempat pengolahan makanan diet didistribusikan ke ruang perawatan. Di

    ruang perawatan makanan khusus disajikan ke pasien.

    4) Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik, antropometri, laboratorium, dan

    lain-lain. Pengamatan juga dilakukan untuk menilai nafsu makan dan asupan

    makanannya. Hasil penilainan tersebut membuka kemungkinan apakah ia

    memerlukan penyesuaian diit atau tidak.

    5) Bila penyesuaian diit ini berupa perubahan makanan biasa, proses

    selanjutnya sama dengan butir a.

    6) Bila penyesuaian diet ini berupa perubahan diet khusus, proses selanjutnya

    lihat pada butir b.

    7) Bila pasien ternyata tidak memerlukan penyesuaian diet, maka saat akan

    pulang pasien memperoleh penyuluhan/konseling gizi tenteng penerapan diet

    di rumah.

    8) Bila memerlukan tindak lanjut, pasien diminta mengikuti proses pelayanan

    gizi rawat jalan.

    9)

    Bila tidak, kegaitan pelayanan gizi berakhir, dan pasien dapat dirunjuk ke

    puskesmas atau institusi kesehatan lainnya untuk pembinaan selanjutnya

    (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    21/99

    2. Pasien Rawat Jalan

    Dari hasil pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium dan pemeriksaan dokter

    lainnya, kemudian dokter menentukan apakah pasien perlu terapi diet.

    a. Bila tidak memerlukan terapi diet, pasien hanya akan mendapat penyuluhan

    gizi umum dan makanan sehat untuk diri dan keluarganya, dalam upaya

    mempertahankan dan meningkatkan keadaan kesehatan dirinya dan

    lingkungannya.

    b. Bila memerlukan terapi diet, pasien akan dikirim ke klinik gizi untuk

    memperoleh penyuluhan/konseling tentang diet/terapi yang ditetapkan

    dokter. Proses selanjutnya mengikuti prosedur dari klinik tersebut (Depkes,

    2006a).

    2.1.8 Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

    1. Asuhan gizi

    1) Pengertian

    Asuhan gizi merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien.

    Pelayanan kesehatan paripurna seorang pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan,

    secara teoritis memerlukan tiga jenis asuhan (care) yang pada pelaksanaannya

    dikenal sebagai pelayanan (service). Ketiga jenis asuhan tersebut adalah a) Asuhan

    Medik, b) Asuhan Keperawatan, dan c) Asuhan Gizi (Depkes, 2006a).

    2) Tujuan

    Tujuan utama asuhan gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara

    optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    22/99

    konseling gizi pada pasien rawat jalan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

    kerja sama tim yang terdiri dari unsur terkait untuk melaksanakan urutan kegiatan

    yang dikelompokkan menjadi lima (5) kegiatan, yaitu:

    a. Membuat diagnosis masalah gizi

    b. Menentukan kebutuhan terapi gizi. Dalam pelaksanaan asuhan gizi, penentuan

    terapi gizi pasien perlu mempertimbangkan tiga (3) macam kebutuhan yaitu a)

    penggantian (replacement), b) pemeliharaan (maintenance), dan c) penambahan

    akibat kehilangan (loss) yang berkelanjutan dan untuk pemulihan jaringan

    dengan berpedoman kepada: tepat zat gizi (bahan makanan), tepat formula, tepat

    bentuk, tepat cara pemberian, serta dosis dan waktu.

    c. Memilih dan mempersiapkan bahan/makanan/formula khusus (oral, enteral, dan

    parenteral) sesuai kebutuhan.

    d. Melaksanakan pemberian makanan

    e. Evaluasi/pengkajian gizi dan pemantauan (Depkes, 2006a)

    2. Penyelenggaraan Makanan

    1) Pengertian

    Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan

    mulai dari perencanaan menu sampai dengan distribusi makanan kepada konsumen,

    dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang

    tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan dan pelaporan (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    23/99

    2) Tujuan

    Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk

    menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan

    serta pelayanan yang layak dan memadai bagi klien atau konsumen yang

    membutuhkannya. (Depkes, 2006a)

    3) Sasaran

    Sasaran penyelengggaraan makanan di rumah sakit adalah konsumen/pasien

    maupun karyawan. Sesuai dengan kondisi rumah sakit juga dilakukan

    penyelenggaraan makanan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga

    pasien). Dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit, standar masukan (input)

    meliputi biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan, sedangkan standar

    proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu,

    perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan dan

    penyimpanan bahan makanan, serta pengolahan makanan dan pendistribusian

    makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan kepuasan

    konsumen (Depkes, 2006a).

    4) Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit

    a. Penyelenggaraan Makanan Sistem Swakelola

    Jika penyelenggaraan makanan dilakukan dengan sistem swakelola maka

    instalasi atau unit pelayanan gizi bertanggung jawab untuk melaksanakan semua

    kegiatan penyelenggaraan makanan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

    evaluasi (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    24/99

    b. Penyelenggaraan Makanan Sistem out-sourcing

    Sistem out-sourcingyaitu penyelenggaraan makanan dengan memanfaatkan

    perusahaan jasa boga atau catering. Sistem out-sourcing dapat dibagi menjadi dua

    kategori yaitusemi outsourcingdanfull outsourcing. Pada sistem semi outsourcing,

    pengusaha jasa boga selaku penyelenggara makanan menggunakan sarana dan

    prasarana milik rumah sakit, sedangkan pada sistemfull outsourcingpengusaha jasa

    boga tidak menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit melainkan milik

    perusahaannya sendiri (Depkes, 2006a).

    Dalam penyelenggaraan makanan dengan sistem semi-outsourcing maupun

    full outsourcing, fungsi ahli gizi rumah sakit adalah perencana menu, penentuan

    standar porsi dan pemesanan makanan. Selain itu, pada sistem ini ahli gizi

    berkewajiban untuk mengawasi kualitas dan kuantitas makanan yang dipesan sesuai

    dengan spesifikasi standar hidangan yang telah ditetapkan dalam kontrak (Depkes,

    2006a).

    5) Mekanisme kerja penyelenggaraan makanan

    a. Perencanaan anggaran belanja makanan

    Penyusunan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan

    anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi

    konsumen/pasien yang dilayani (Depkes, 2006a). Adanya rencana anggaran belanja

    berfungsi untuk mengetahui perkiraan jumlah anggaran bahan makanan yang

    dibutuhkan selama periode tertentu (1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dsb). Kegiatan

    perencanaan anggaran belanja bahan makanan diperlukan sebagai dasar penyusunan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    25/99

    biaya untuk pengadaan bahan makanan dalam bentuk rencana anggaran (RAB)

    bahan makanan (Depkes, 2007).

    b.

    Perencana menu

    Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah

    untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi

    pronsip gizi seimbang (Depkes, 200a).

    Hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan menu ada dua faktor yaitu

    faktor konsumen, meliputi kecukupan/kebutuhan gizi, food habit dan preference,

    karakteristik/keadaan bahan makanan tertentu dan faktor manajemen meliputi tujuan

    institusi, dana/anggaran, ketersediaan bahan makanan di pasar, fasilitas fisik dan

    peralatan (Depkes, 2007).

    c. Perhitungan kebutuhan bahan makanan

    Ketepatan dalam merencanakan bahan makanan sangat membantu kelancaran

    terlaksananya pengadaan bahan makanan yang lancar dan baik. Langkah perhitungan

    kebutuhan bahan makanan antara lain menyusun macam bahan makanan yang akan

    dibeli apakah termasuk bahan makanan kering dan bahan makanan segar,

    menghitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu sesuai dengan jumlah

    konsumen rata-rata dan dimasukkan ke dalam formulir kebutuhan bahan makanan

    (Depkes, 2007).

    d.

    Pemesanan dan pembelian bahan makanan

    Pemesanan dapat dilakukan sesuai dengan kurun waktu tetentu (harian,

    mingguan, bulanan). Pengadaan bahan makanan dapat dilakukan melalui dua cara

    yaitu membeli sendiri bahan makanan yang diperlukan di pasar atau took-toko dan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    26/99

    melalui pemasok bahan makanan, biasanya pengadaan bahan makanan untuk

    penyelenggaraan makanan rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku

    (Moehyi, 1992). Persyaratannya adalah adanya kebijakan rumah sakit tentang

    pengadaan bahan makanan, adanya surat perjanjian antara rumah sakit dengan

    rekanan/pemasok, adanya spesifikasi bahan makanan, adanya daftar pesanan bahan

    makanan, tersedianya dana (Depkes, 2007).

    Bagian gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan permintaan.

    Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang dipesan (Depkes, 2006a).

    e.

    Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan

    Prinsip dalam penerimaan bahan makanan adalah jumlah yang diterima harus

    sesuai dengan yang dipesan, mutu yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi

    yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan yang tercantum dalam

    faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam

    perjanjian jual beli. Langkah penerimaan bahan makanan adalah bahan makanan

    diperiksa sesuai dengan daftar pesanan dan spesifikasi bahan makanan, bahan

    makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan, bahan makanan

    kering disimpan di gudang/penyimpanan kering, bahan makanan yang tidak

    langsung dipergunakan saat itu dilakukan penyimpanan di ruang pendingin

    (freezer/chiller) (Depkes, 2007).

    Sesuai dengan jenis bahan makanan gudang bahan makanan dibedakan

    menjadi dua yaitu gudang bahan makanan kering syarat penyimpanannya adalah

    bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan ataupun

    urutan pemakaian bahan makanan, menggunakan bahan yang diterima terlebih

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    27/99

    dahulu (FIFO =First In First Out) untuk mengetahui bahan makanan yang diterima

    diberi tanda tanggal penerimaan, pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta

    berbagai pembukuan di bagian penyimpanan bahan makanan termasuk kartu stok

    bahan makanan harus segera diisi dan gudang bahan makanan segar (Depkes,

    2006a).

    Penyaluran bahan makanan berdasarkan permintaan harian. Prasyarat

    penyaluran bahan makanan yaitu adanya bon permintaan bahan makanan,

    tersedianya kartu stock/buku catatan keluar masuknya bahan makanan (Depkes,

    2007).

    f. Persiapan bahan makanan

    Bahan makanan yang akan dimasak harus disiapkan terlebih dahulu.

    Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan

    makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong,

    mengupas, mengocok, merendam, mengiris, memberi bentuk, memberi lapisan,

    menggiling, mencincang atau melakukan berbagai hal lain yang diperlukan sebelum

    bahan makanan dimasak (Depkes, 2006a dan Moehyi, 1992).

    g. Pengolahan makanan

    Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak)

    bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman

    untuk dikonsumsi (Depkes, 2006a). Kegiatan mengolah makanan merupakan

    kegiatan yang terpenting dalam proses penyelenggaraan makanan karena cita rasa

    makanan yang dihasilkan akan ditentukan oleh proses pemasakan. Semakin banyak

    jumlah porsi makanan yang harus dimasak. Semakin sukar untuk mempertahankan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    28/99

    cita rasa makanan seperti yang diinginkan. Dalam kegiatan ini sangat penting artinya

    standar resep, standar bumbu, standar prosedur pemasakan dan standar waktu

    (Moehyi, 1992).

    h. Pendistribusian makanan

    Makanan yang telah dimasak harus segera dibagikan kepada konsumen.

    Distribusi makanan merupakan rangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai

    dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani. Macam distribusi

    makanan yaitu a. sentralisasi adalah suatu cara mengirim hidangan makanan dimana

    telah diporsi untuk setiap pasien. Hidangan telah diporsi di dapur pusat. b.

    Desentralisasi adalah pengiriman hidangan dengan menggunakan alat-alat yang

    ditentukan dalam jumlah porsi lebih dari satu, kemudian di ruang distribusi disajikan

    untuk setiap pasien. Sistem desentralisasi mempunyai syarat yaitu adanya pantry

    yang mempunyai alat-alat pendingin, pemanas, dan alat-alat makan (Depkes, 2007).

    3. Penelitian dan pengembangan gizi

    a. Pengertian

    Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi di rumah sakit atau unit pelayanan

    gizi atau pusat pelayanan gizi rumah sakit merupakan pendukung kegiatan PGRS, yang

    dilaksanakan secara terencana dan terus ,menerus seperti halnya kegaiatn gizi lainnya,

    dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit (Depkes, 2006a).

    b. Tujuan

    1) Sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS

    2) Evaluasi kegiatan PGRS

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    29/99

    3) Mengembangkan teori, tatalaksana atau standar baru (Depkes, 2006a)

    c. Ruang lingkup penelitian

    1)

    Mandiri

    2) Kerja sama dengan unit lain dan instansi terkait, baik di dalam maupun di

    luar unit pelayanan gizi

    3) Luar rumah sakit (Depkes, 2006a)

    2.1.9 Standar Pelayanan Rumah Sakit

    Sesuai dengan arah peningkatan rumah sakit, maka standardisasi pelayanan

    kesehatan di rumah sakit diutamakan RS Kelas B dan RS Kelas C yang meliputi

    standardisasi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik,

    perawatan dan pelayanan administrative melalui gawat darurat, rawat jalan dan rawat

    inap (Depkes, 1986).

    2.2Pelayanan Gizi Rawat Inap

    Pelayanan gizi di ruang rawat adalah serangkaian proses kegiatan yang dimulai

    dari perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelayanan gizi rawat inap

    sering disebut juga dengan Terapi Gizi Medik (Depkes, 2006b).

    2.2.1 Tujuan

    a. Tujuan Umum : Memberikan terapi diit yang sesuai dengan kondisi pasien dalam

    upaya mempercepat penyembuhan (Depkes, 1990).

    b.

    Tujuan Khusus : Menyediakan makanan yang sesuai dengan penyakit pasien

    Meningkatkan perubahan sikap selama dirawat

    Meningkatkan peran serta masyarakat/keluarga dalam

    penyembuhan pasien

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    30/99

    Menurunkan pasien relaps/kambuh (Depkes, 1990)

    2.2.2 Sasaran

    Sasaran pelayanan gizi rawat inap adalah pasien rawat inap dan keluarganya

    2.2.3 Kegiatan

    Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di runag rawat adalah sebagai berikut :

    a. Membaca catatan medik pasien dan menganamnese makanan pasien bila

    diperlukan

    b. Merancang diit bersama pasien menurut ketetapan diit dari dokter ruangan

    c.

    Penyuluhan/konsultasi gizi bagi pasien yang memerlukan

    d. Pemesanan makanan ke dapur utama

    e. Monitoring dan evaluasi diit

    f. Pengiriman daftar permintaan makanan ruangan

    g. Melakukan pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit terkait (Depkes,

    1990)

    Pelayanan gizi pada pasien rawat inap merupakan serangkaian kegiatan selama

    perawatan yang meliputi :

    a. Pengkajian status gizi

    Pengkajian status gizi adalah proses yang digunakan untuk menentukan

    status gizi pasien, mengidentifikasi gizi (kurang atau lebih), untuk menentukan

    preskripsi diet atau rencana diet, dan menu makanan yang harus diberikan

    kepada pasien (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    31/99

    Pengkajian status gizi dapat dilakukan dengan cara :

    1) Antropometri

    Setiap pasien akan diukur data antropometri, berupa tinggi badan,

    panjang badan, berat badan, tinggi lutut, tebal lemak bawah kulit, lingkar

    lengan atas, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2006a).

    Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari

    berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini

    biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh

    seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa dkk, 2001).

    2) Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik adalah melihat dan mengamati gejala gangguan

    gizi baik sign (gejala yang dapt diamati) dan symptom (gejala yang tidak

    dapat diamati, tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi) (Supariasa dkk,

    2001). Pemeriksaan fisik meliputi kesan klinis keadaan gizi, jaringan lemak

    subkutan, trofi otot dan defisiensi zat gizi lainnya. Pemeriksaan fisik

    dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan

    dengan gangguan gizi atau untuk menentukan sebab akibat antara status gizi

    dengan kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet (Depkes, 2006b).

    Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi : tanda-tanda klinis kurang

    gizi (sangat kurus, pucat atau bengkak), atau gizi lebih (gemuk atau sangat

    gemuk/obesitas), sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem

    gastrointestinal, sistem metabolik/endokrin dan sistem neurologik/psikiatrik

    (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    32/99

    3) Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah untuk mendeteksi

    adanya kelainan biokimia dalam rangka mendukung diagnosa penyakit serta

    menegakkan masalah gizi pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga untuk

    menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi. Data

    pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan status gizi dan penyakit

    misalnya kadar Hb, albumin darah, glukosa, profil lipid, creatinin, kolesterol

    total, HDL, LDL, gula darah, ureum, creatin, asam urat, trigliserida, dan feses

    (Depkes dan Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia,

    2006).

    Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendukung diagnosa

    penyakit dan untuk menentukan terapi gizi antara lain

    a) Darah : contoh darah lengkap, Hb, kolesterol total, HDL, LDL, Glukosa

    darah, ureum, creatinin, asam urat dan trigliserida serta kadar vitamin dan

    mineral lain.

    b) Urin : contoh urin lengkap, glukosa/kadar gula, albumin.

    c) Feces : contoh feces (tinja), fungsi pencernaan, lemak, cacing (Depkes,

    2006b).

    4) Anamnesis riwayat gizi

    Setiap pasien rawat inap akan dianalisis mengenai kebiasaan makan

    sebelum dirawat yang meliputi asupan zat gizi, pola makan, bentuk dan

    frekuensi makan, serta pantangan/alergi terhadap makanan. Asupan zat gizi

    diukur dengan menggunakan model makanan (food model) dan selanjutnya

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    33/99

    dianalisis zat gizinya dengan menggunakan Daftar Analisa Bahan Makanan

    atau Daftar Bahan Makanan Penukar (Depkes, 2006a).

    Untuk menghitung konsumsi makanan dapat dilakukan secara

    kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola

    makan dan metode kuantitatif untuk mengetahui jumlah asupan makanan per

    hari. Secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode food recall, food

    record, sertafood weighing. Metode kualitatif dilakukan dengan menanyakan

    frekuensi makan dan riwayat pola makan (Depkes, 2006b).

    Analisis asupan gizi memberikan informasi perbandingan antara

    asupan dengan kebutuhan zat gizi dalam sehari. Setiap pasien rawat inap

    akan dianamnensis untuk mengetahui asupan zat gizi, pola makan, bentuk

    dan frekuensi makan, serta pantangan makan. Kajian data gizi dapat juga

    dilakukan menggunakan perangkat lunak (software), contohnya nutriclin

    yang dapat memberi informasi tentang status gizi, hasli anamnesis

    dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) (Depkes, 2006a).

    Data riwayat gizi yang diperlukan meliputi food recall 24 jam

    terakhir, frekuensi konsumsi makanan, catatan konsumsi makanan selama 3

    hari, penggunaan suplemen zat gizi, pengetahuan tentang gizi, sikap terhadap

    makanan, alergi terhadap makanan, aktifitas fisik, dan penggunaan obat

    (Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    34/99

    b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya

    Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada pasien atas dasar status gizi,

    pemeriksaan klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan

    kebutuhan untuk penggantian zat gizi (replacement), kebutuhan harian,

    kebutuhan tambahan karena kehilangan (loss) serta tambahan untuk pemulihan

    jaringan atau organ yang sedang sakit. Perhitungan ini dapat menggunakan

    software seperti Nutriclin (Depkes, 2006a).

    c.

    Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakitnya dan cara

    pemberian makanan

    Setelah dokter menentukan diet pasien tersebut, dietisien akan

    mempelajari menyusun rencana diet dan bila sudah sesuai selanjutnya akan

    menerjemahkan ke dalam menu dan porsi makanan serta frekuensi makan yang

    akan diberikan dalam bentuk/konsistensi (biasa, lunak, cair, dsb) sesuai

    kebutuhan dengan memperhatikan zat gizi yang dibutuhkan serta macam dan

    jumlah bahan makanan yang digunakan. Apabila dari rencana diet tersebut

    diperlukan penyesuaian, maka dietisienakan mengkonsultasikannya kepada

    dokter (Depkes, 2006a).

    d.

    Konseling gizi

    Sebelum melaksanakan kegiatan konseling gizi, terlebih dahulu dibuat

    rencana konseling yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, tindak

    lanjut. Tujuan dari konseling gizi adalah membuat perubahan perilaku makan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    35/99

    pada pasien. Hal ini akan terwujud melalui : a. Penjelasan diet yang perlu

    dijalankan oleh pasien, yang diperlukan untuk proses penyembuhan. b.

    Kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan. c. Pemecahan

    masalah yang timbul dalam melaksanakan diet tersebut. Penyuluhan dan

    konsultasi gizi dapat diberikan secara perorangan maupun kelompok,

    berdasarkan kesamaan terapi diet pasien (Depkes, 2006a).

    e. Evaluasi dan monitoring pelayanan gizi

    Tujuan pemantauan/monitoring adalah untuk menentukan seberapa jauh

    rencana diet sudah dibuat dan tujuan dari terapi gizi medis sudah tercapai.

    Pementauan dilakukan untuk mengukur status gizi dan kesehatan pasien apakah

    sudah sesuai dengan rencana diet yang diberikan berdasarkan diagnosis gizi,

    rencana intervensi dan dampaknya. Dietisien harus terus berkomunikasi dengan

    dokter penanggung jawab pasien agar setiap perubahan rencana diet dapat terus

    dipantau dan dilaksanakan secara tepat (Depkes, 2006b).

    Evaluasi adalah membandingkan secara sistematik kondisi yang ada pada

    saat ini dengan kondisi sebelunya, tujuan intervensi atau standar baku yang telah

    ditentukan. hasil evaluasi menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan pelayanan

    gizi rawat inap (Depkes, 2006b).

    Aktivitas utama dari proses evaluasi pelayanan gizi pasien adalah

    memantau pemberian makanan secara berkesinambungan untuk menilai proses

    penyembuhan dan status gizi pasien. Pemantauan tersebut mencakup antara lain

    perubahan diet bentuk makanan, asupan makanan, toleransi terhadap makanan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    36/99

    yang diberikan, mual, muntah, keadaan klinis defekasi, hasil laboratorium dan

    lain-lain. Pemantauan berat badan dan status gizi perlu dilakukan secara rutin,

    sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya. Pada pasien anak pemantauan berat

    badan sebaiknya dilakukan setiap hari (Depkes, 2006a).

    2.2.4 Prosedur Kerja Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap

    Di bawah ini terdapat tabel prosedur kerja asuhan gizi ruang rawat inap.

    Tabel 2.1 Prosedur Kerja Asuhan Gizi Ruang Rawat Inap

    No Kegiatan Mekanisme Unsur terkait PJ

    1. Penentuan status gizi

    a. Klinis

    b. Deteksi

    c. Antropometri

    diukur BB dan TB

    d. Laboratorium

    e. Anamnesis riwayat

    gizi

    Dilakukan untuk setiap

    pasien baru dan dimonitor

    setiap hari

    Dilakukan pada saat pasien

    baru masuk

    Penimbangan dilakukan

    seminggu sekali

    Glukosa darah, Hb, Urin

    lengkap, feses

    Wawancara

    Dokter

    Dokter

    Perawat/Dietisie

    n/Nutrisionis

    Dokter/Analis

    Dietisien/Nutrisi

    onis

    Dokter

    Dokter & kep.

    ruangan

    Kepala

    ruangan

    Dokter/Analis

    Dietisien/Nutr

    isionis

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    37/99

    2. Intervensi

    a. Klinis

    b.

    Diet

    Mengetahui semua gejala

    penyakit (hipoglikemia,

    hipotermia, dehidrasi,

    infeksi, dll)

    1)

    Menentukan diet

    2) Pemantauan

    3) Konsumsi makanan

    4)

    Status gizi

    5) Penyuluhan gizi

    6) Pemberian diet

    7) Persiapan pulang

    8) Pencatatan gizi

    Dokter/Perawat

    Dokter/Dietisien

    /Nutrisionis/Pera

    wat

    Dokter

    Dietisien/Pera

    wat

    3. Pelaporan Berdasarkan rekam medik

    Ruang rawat jalan

    Ruang rawat inap

    Dokter/Dietisien

    /Nutrisionis/Pera

    wat

    Dokter/Dietisi

    en/Kepala

    ruangan

    Sumber : Depkes, 2006a

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    38/99

    2.2.5 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap

    a. Buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet, termasuk catatan

    makanan sisa yang tidak dihabiskan.

    b. Formulir permintaan makanan untuk pasien baru

    c. Formulir pembatalan makanan untuk pasien pulang

    d. Formulir perubahan diet

    e. Formulir permintaan makan pagi, siang dan sore

    f. Laporan harian tentang kegiatan penyuluhan (Depkes, 2006a)

    2.2.6

    Sarana, Peralatan dan Perlengkapan di Ruang Rawat

    a. Bangunan : luas 3 x 4 m atau 2 x 2 m

    b. Peralatan : kompor gas, water heater (aliran air panas dan dingin), bak cuci

    ganda, meja distribusi, lemari makan gantung, lemari alat-alat, alat pemanas

    makanan (panci-panci, wajan, dll), alat pengaduk dan penggoreng, alat makan

    (piring, gelas, sendok, mangkuk, dll), lemari pendingin, microwave (untuk kelas

    utama), blender, sarana kebersihan dan tempat sampah bertutup serta papan tulis

    (Depkes, 2006a).

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    39/99

    BAB III

    ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

    3.1ALUR KEGIATAN

    Di bawah ini adalah alur kegiatan selama pelaksanaan magang di Rumah Sakit

    Medika Permata Hijau.

    Gambar 3.1 Alur Kegiatan Magang di RS Medika Permata Hijau tahun 2009

    Pengajuan izin magang Penerimaan Magang

    Perkenalan dengan pihak RS

    Medika Permata Hi au

    Proses adaptasi di tempat magang

    Observasi, pengambilan serta

    pengumpulan data

    pelayanan gizi rawat inap

    dan rumah sakit

    Penyusunan Laporan

    Presentasi Laporan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    40/99

    3.2JADWAL KEGIATAN

    Jadwal kegiatan yang dilakukan selama Pengalaman Kerja Lapangan di Instalasi

    Gizi RS Medika Permata Hijau.

    Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pengalaman Kerja Lapangan di Instalasi Gizi RS Medika

    Permata Hijau

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    1. Senin, 9-Februari-09 Perkenalan dengan staf RS Medika Permata Hijau serta

    bagian Instalasi Gizi serta mengetahui gambaran umum

    penyelenggaraan makanan pasien

    2. Selasa, 10-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan snack pagi

    pasien

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien

    Ikut serta dalam pemantauan konsumsi makan dan konseling

    pasien serta konsultasi gizi sebelum pasien pulang

    Pengecekkan daftar permintaan makanan pasien (DPMP)

    3. Rabu, 11-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan snack pasien,

    makan siang pasien

    Diskusi dengan bagian gudang, supervisor kitchen

    Mengisi stiker makanan pasien berdasarkan DPMP

    Ikut serta dalam pengecekkan snack siang untuk pasien

    Diskusi dengan pembimbing lapangan tentang kegiatan

    pelayanan gizi rawat inap dan ahli gizi catering tentang

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    41/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    pengadaan makanan untuk pasien serta mengambil data Job

    Descriptiontenaga pelayanan gizi

    4. Kamis, 12-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, serta snack pasien

    Mengisi sticker makanan pasien berdasarkan DPMP

    Diskusi dengan pembimbing lapangan tentang pengkajian

    gizi

    Mengambil dataJob Descriptiontenaga pelayanan gizi, SOP

    pengadaan bahan makanan

    5. Jumat, 13-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan snack pasien

    serta makan siang pasien

    Ikut dalam persiapan makan siang karyawan

    Mengisi sticker makanan pasien berdasarkan DPMP

    Ikut dalam persiapan dan pengemasan makan sore pasien

    Diskusi dengan pembimbing lapangan tentang intervensi

    pelayanan gizi rawat inap

    6. Senin, 16-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, karyawan, serta snack pasien

    Melakukan pengecekkan daftar snack pagi untuk pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Ikut serta dalam konseling gizi ke pasien serta melihat

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    42/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    pelayanan yang ada di RS Medika Permata Hijau

    7. Selasa, 17-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, serta snack pasien

    Melakukan pengecekkan daftar snack pagi untuk pasien

    Ikut serta dalam konseling gizi ke pasien rawat inap dan

    diskusi dengan perawat tentang pengukuran antropometri

    dan riwayat gizi serta mengambil data pengkajian

    keperawatan

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Melakukan pengecekkan jumlah porsi makanan berdasarkan

    DPMP

    Diskusi dengan pembimbing lapangan tentang kegiatan

    pemantauan pelayanan gizi rawat inap

    Diskusi dengan ahli gizi catering

    8. Rabu, 18-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, serta snack pasien

    Mengisi sticker makanan pasien berdasarkan DPMP

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Merapikan dokumen instalasi gizi

    9. Kamis, 19-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, snack pasien serta makan sore pasien

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    43/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    Menghitung kebutuhan makan pasien berdasarkan jenis

    makanan

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Mengambil data profil rumah sakit

    10. Jumat, 20-Februari-09 Konsultasi dengan dosen pembimbing fakultas

    11. Senin, 23-Februari-09 Persiapan bahan makanan untuk esok hari, pembuatan snack

    pasien

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang

    pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Mengisi sticker makanan pasien

    Diskusi dengan ahli gizi catering mengenai pembatalan

    pesanan makanan, pasien yang akan pulang dan mencatat

    standar makanan cair RS

    Diskusi dengan ahli gizi rumah sakit mengenai konseling

    gizi dan pencatatan gizi

    Mengecek DPMP

    12. Selasa, 24-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, makan siang karyawan, serta snack

    pasien

    Mengecek daftar snack pagi pasien

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    44/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Mencatat SOP pemberian makan pasien rencana pulang dan

    perpindahan kamar

    13. Rabu, 25-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan bahan makanan esok hari

    Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    14. Kamis, 26-Februari-09 Ikut serta dalam persiapan bahan makanan esok hari

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Mengecek daftar snack pagi pasien

    Observasi kegiatan expo pemeriksaan kesehatan (konsultasi

    gizi)

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Mengisi sticker makanan pasien

    15. Jumat, 27-Februari-09 Membuat makanan cair pasien ICU

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Mengisi sticker makanan pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    45/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    Konsultasi dengan pembimbing fakultas

    16. Minggu, 1-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan bahan makanan esok hari

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut kegiatan pastry

    Mengisi sticker makanan pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    17. Senin, 2-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, buah serta snack pasien

    Pengecekkan daftar snack pagi untuk pasien

    Mengisi sticker makanan pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    18. Selasa, 3-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, buah serta snack pasien

    Pengecekkan daftar snack pagi untuk pasien

    Mengisi sticker makanan pasien

    Ikut dalam konseling gizi dan diskusi dengan perawat

    tentang sarana di ruang rawat dan mengambil data form chek

    list pasien pulang

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Diskusi dengan cook tentang pengolahan makanan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    46/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    Diskusi dengan pembimbing lapangan tentang mekanisme

    pelayanan gizi

    19. Rabu, 4-Maret-09 Diskusi dengan ahli gizi tentang pemberian makanan pasien

    berdiet rendah garam dan pediatrik

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam pendistribusian makanan pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang dan makan

    sore karyawan

    Diskusi dengan dokter gizi tentang penentuan diet,

    pemeriksaan yang dilakukan untuk menunjang terapi nutrisi

    20. Kamis, 5-Maret-09 Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Pengecekkan daftar snack pagi untuk pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    21. Jumat, 6-Maret-09 Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Konsultasi hasil magang dengan pembimbing fakultas

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    47/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    22. Senin, 9-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    23. Selasa, 10-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta snack pasien

    Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    24. Rabu, 11-Maret-09 Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien serta snack pasien

    Pengecekkan daftar snack

    Konsultasi hasil magang dengan pembimbing lapangan

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    25. Kamis, 12-Maret-09 Ikut dalam kegiatan pastry

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, buah serta snack pasien

    Mengisi sticker makanan pasien berdasarkan DPMP

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    26. Jumat, 13-Maret-09 Konsultasi hasil magang dengan pembimbing lapangan

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    48/99

    No Hari/Tanggal Kegiatan

    makan sore pasien, buah serta snack pasien

    Mengisi sticker makanan pasien

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    27. Senin, 16-Maret-09 Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta memasukkan kedalam trolley

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan snack pasien dan

    buah

    Ikut dalam persiapan dan melayani makan siang karyawan

    Diskusi dengan supervisor kitchen, administrasi, dan unit

    manajer tentang istilah yang terdapat dijob description

    28. Selasa, 17-Maret-09 Ikut dalam persiapan bahan makanan

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan makan siang dan

    makan sore pasien, serta memasukkan ke dalam trolley

    Ikut serta dalam persiapan dan pengemasan snack pasien

    Mengambil kekurangan data seperti job description asisten

    unit manager, jenis pelayanan rumah sakit

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    49/99

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1GAMBARAN UMUM RS MEDIKA PERMATA HIJAU

    a. Latar Belakang

    Pada tahun 1995, Rumah Sakit Medika Permata Hijau (d/h Rumah Sakit

    Ananda) diambil alih oleh Kumpulan Perubahan Johor Sdn. Bhd yang merupakan anak

    perusahaan dari Johor Corporation, Malaysia dibawah nama PT. Khidmat Perawatan

    Jasa Medika.

    Sesuai dengan yang telah direncanakan, rumah sakit ini mulai beroperasi penuh

    pada tanggal 1 Desember 1995 dengan 100 tempat tidur lengkap dengan fasilitas Unit

    Gawat Darurat dan laboratorium yang beroperasi 24 jam.

    Seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia khususnya Indonesia,

    RSMPH menutup 2 wingnya sebagai usaha untuk bertahan yang juga diiringi dengan

    melakukan efisiensi karyawan. Mulai tahun 1997 RSMPH membuka hanya 72 tempat

    tidur hingga tahun 2006 yang pada akhirnya RSMPH beroperasi dengan 83 tempat tidur.

    Untuk tahun 2009 RSMPH beroperasi dengan 92 tempat tidur.

    b.

    Visi

    Mewujudkan rumah sakit yang unggul dalam pelayanan didukung oleh

    manajemen dan sumber daya manusia yang professional menuju Indonesia sehat 2010.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    50/99

    c. Misi

    1. Pelayanan yang berkualitas

    2.

    Profesionalisme dan keahlian manajemen dalam pelayanan kesehatan

    3. Fasilitas dan peralatan yang lengkap serta sumber daya manusia yang mampu

    memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya.

    d. Budaya Organisasi

    1. Keamanan

    2. Sopan santun

    3.

    Integritas

    4. Profesionalisme

    5. Perbaikan yang kesinambungan

    e. Budaya Kerja

    1. Sopan

    2. Empati

    3. Nyaman

    4. Yakin

    5. Unggul

    6. Mutu

    f. Ketenagaan

    Sampai tahun 2006 jumlah karyawan yang bertugas di RS. Medika Permata

    Hijau adalah 183 orang dengan perincian paramedis perawatan berjumlah 74 orang,

    paramedis non perawatan berjumlah 38 orang dan non medis berjumlah 71 orang.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    51/99

    g. Peralatan Medis

    Peralatan medis yang digunakan sebagai penunjang pelayanan seperti adanya

    USG, EEG, EKG, treadmil, hemodialisa, ECHO, spirometry, laser terapy, audiometry,

    CTG, dan transvaginal.

    h. Perizinan dan Status Hukum

    Instrument legal RS. Medika Permata Hijau yang dikelola PT. Khidmat

    Perawatan Jasa Medika (PT. KPJ) baik berupa akta pendirian yang telah mendapat

    pengesahan dari Menteri Kehakiman maupun dokumen pendirian badan hukum lainnya

    seperti NPWP, surat keterangan domisili, dan lain-lain sudah lengkap.

    Izin operasional dari dinas proponsi DKI Jakarta telah diperoleh meskipun masih

    dalam bentuk perizinan sementara. Sedangkan perizinan tetap masih dalam proses

    pengajuan kepada Departemen Kesehatan.

    4.1.1 Analisis Situasi Internal

    a. Struktur Organisasi

    Di bawah ini adalah struktur organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau,

    instalasi gizi berada di bawah manajer pelayanan dan penunjang medis.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    52/99

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi RS Medika Permata Hijau

    Sumber : Program Kerja RS. MPH, 2008

    DIREKTUR PT KPJM

    DIREKTUR

    KOMITE MEDIS KOMITE PENGADAAN

    MANAJER PELAYANAN &

    PENUNJANG MEDIS

    MANAJER UMUM &

    KEUANGAN

    KABIDPENUNJANG

    KABID

    INST.

    FARMASI

    INST.

    RAWAT INAP

    INST.

    RADIOLOGI INST. OK & ICU

    INST. REHAB

    MEDIK

    INST.

    LABORATORIUM

    KABAG UMUM KABAG

    KEUANGAN

    SUB BAG PERSONALIA

    & OUTSOURCING

    SUB BAG PENYUSUNA

    ANGGARAN

    SUB BAG MANAJEMEN

    PASIENSUB BAG

    PERBENDAHARAAN

    SUB BAG I.T SUB BAG AKUNTANSI

    & TATA REKENING

    SUB BAG PEMASARAN

    SUB BAG HUMAS

    SUB BAG PENGADAAN

    & PEMELIHARAAN

    INST. REKAM MEDIK

    INST. GIZI

    INST. GAWAT DARURAT

    INST. RAWAT JALAN

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    53/99

    b. Kapasitas Tempat Tidur dan Jenis Pelayanan

    Saat ini RSMPH dapat beroperasi dengan jumlah 92 tempat tidur, dengan

    rincian sebagai berikut:

    a) Super VIP : 2 tempat tidur

    b) VIP : 14 tempat tidur

    c) Kelas I : 22 tempat tidur

    d) Kelas II : 16 tempat tidur

    e) Kelas III : 9 tempat tidur

    f)

    Maternity : 3 tempat tidur

    g) Kamar bayi : 13 tempat tidur

    h) Pediatrik : 9 tempat tidur

    i) ICU : 3 tempat tidur

    j) Isolasi : 1 tempat tidur

    Adapun fasilitas/pelayanan yang ada di Rumah Sakit Medika Permata Hijau adalah

    1. Unit Gawat Darurat

    2. Laboratorium

    3. Radiologi

    4. Fisioterapi

    5. Kardiologi

    6.

    Poliklinik, meliputi

    a) Poli umum

    b) Poli anak

    c) Poli kebidanan dan kandungan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    54/99

    d) Poli paru

    e) Poli jantung

    f)

    Poli mata

    g) Poli THT

    h) Poli gigi

    i) Poli syaraf

    j) Poli jiwa

    k) Poli gizi

    l)

    Poli kulit dan kelamin

    m)Poli perawatan wajah

    n) Haemodialisa

    7. Bedah

    a) Bedah umum

    b) Bedah syaraf

    c) Bedah Urologi

    d) Bedah anak

    e) Bedah mulut

    f) Bedah tulang

    g) Bedah plastik

    h)

    Bedah tumor

    i) Digestif

    Menurut Depkes (1986), standardisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit

    diutamakan Rumah Sakit Kelas B dan Rumah Sakit Kelas C yang meliputi standardisasi

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    55/99

    pelayanan medik, penunjang medik, rehabilitasi medik, perawatan dan pelayanan

    administrative melalui gawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap.

    Jenis pelayanan yang terdapat di RS Medika yaitu pelayanan medis dan

    penunjang medis yang meliputi instalasi rawat inap, OK dan ICU, farmasi, laboratorium,

    rehabilitasi medis, radiologi, rekam medik, gizi, rawat jalan yang dilengkapi dengan

    fasilitas-fasilitas di atas. Hal ini sudah sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit tipe

    C meliputi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, rehabilitasi medis, perawatan

    dan pelayanan adminnistrasi melalui gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap.

    4.2GAMBARAN UMUM INSTALASI GIZI RS MEDIKA PERMATA HIJAU

    4.2.1 Struktur Organisasi

    Di bawah ini adalah struktur organisasi instalasi gizi RS Medika Permata Hijau

    Gambar 4.2 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RS Medika Permata Hijau

    Sumber : Instalasi Gizi RSMPH dan PT Indocater

    Manajer Pelayanan dan Penunjang Medik

    Kord Instalasi Gizi

    KaBid Penunjang Medik

    Ke ala ahli iziKitchen Su ervisorSr. Administration Head Waitress

    Store Kee er

    Dietician Hel er

    DieticianWaitress

    Cook

    Cook Hel er

    Steward

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    56/99

    Untuk menunjang kegiatan di instalasi gizi RS Medika Permata Hijau mulai

    tahun 2006 pelayanan makanan untuk pasien, karyawan dan cafetaria diserahkan kepada

    pihak ketiga yaitu PT. Indocater yang dilakukan dengan cara out-sourcing yaitu semi

    outsourcing. Sarana dan prasarana yang digunakan sebagian milik rumah sakit dan

    sebagian milik catering. Berdasarkan Depkes (2006), sistem out-sourcing yaitu

    penyelenggaraan makanan dengan memanfaatkan perusahaan jasa boga atau catering.

    Pada sistem semi out-sourcing, pengusaha jasa boga selaku penyelenggara makanan

    menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit, sedangkan pada sistem full out-

    sourcing pengusaha jasa boga tidak menggunakan sarana dan prasarana milik rumah

    sakit melainkan milik perusahaannya sendiri.

    Penggunaan cara semi out-sourcing sudah tepat dilakukan, jika dibandingkan

    dengan sistem sebelumnya yang dikelola sendiri oleh rumah sakit terdapat kendala yaitu

    tidak teraturnya dalam proses pelayanan makanan, dengan bekerja sama dengan catering

    PT Indocater yaitu dengan cara semi out-sourcing diharapkan dalam hal pelayanan

    makanan kepada konsumen dan penggunaan sarana dan prasarana terdapat koordinasi

    yang baik antara pihak catering dan rumah sakit sehingga pelaksanaannya terarah dan

    teratur yang disertai dengan pengawasan yang baik pula.

    4.2.2 Ketenagaan

    Untuk menunjang berjalannya instalasi gizi rumah sakit terdapat seorang

    koordinator instalasi gizi yang bertugas sebagai ahli gizi rumah sakit. Ahli gizi rumah

    sakit berada dibawah kepala manajer pelayanan dan penunjang medis dan secara tidak

    langsung diawasi oleh Kabid penunjang medik. Selain itu untuk

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    57/99

    pengadaan/penyelenggaraan makanan ke pasien pihak rumah sakit bekerja sama dengan

    pihak ketiga yaitu catering PT Indocater yang berkoordinasi dengan ahli gizi rumah

    sakit. Ketenagaan yang ada di catering PT Indocater berjumlah 30 orang yang dilakukan

    dengan sistemshiftkerja dengan perincian sebagai berikut :

    a. Asisten manager : 1 orang

    b. Supervisor Kitchen : 1 orang

    c. Administrasi : 1 orang

    d. Kepala ahli gizi : 1 orang

    e.

    Head Waiter/ess : 1 orang

    f. Dietician : 2 orang

    g. Dietician helper : 4 orang

    h. Storage/ gudang : 1 orang

    i. Cook : 2 orang

    j. Cook helper : 7 orang

    k. Waiter/ess : 6 orang

    l. Steward : 5 orang

    Menurut Depkes (2006), kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk menunjang

    kegiatan pelayanan gizi yang ada di rumah sakit meliputi kepala unit pelayanan gizi,

    koordinator unit-unit, supervisor, pelaksana meliputi juru masak, perbekalan/gudang,

    pranata komputer, ketatausahaan, penyaji makanan, pekarya. Jumlah tenaga yang

    diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit sesuai dengan kapasitas tempat

    tidur dan ruangan.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    58/99

    Tenaga yang ada untuk menunjang kegiatan pelayanan gizi rawat inap di rumah

    sakit ini antara lain koordinator gizi rumah sakit, asisten manager, administrasi, bagian

    gudang, kepala ahli gizi ahli gizi, pembantu ahli gizi, supervisor dapur, ahli masak,

    pembantu ahli masak, penyaji masak, dan pekarya sesuai dengan kebutuhan rumah

    sakit. Apabila disesuaikan dengan standar Depkes, tenaga yang tidak ada yaitu kepala

    unit pelayanan gizi, untuk mengatasi hal tersebut koordinator gizi rumah sakit

    berkoordinasi dengan asisten manager catering, sedangkan pranata komputer dirangkap

    tugasnya oleh bagian ketatausahaan, namun sejauh ini tidak terdapat masalah walaupun

    terdapat tenaga yang merangkap tugasnya. Tenaga pelaksana berjumlah 31 orang untuk

    melayani 92 tempat tidur serta rata-rata jumlah pasien per hari sekitar 50-60 orang,

    tenaga yang dibutuhkan untuk saat ini sudah dirasa cukup. Untuk menunjang kegiatan

    pelayanan gizi di ruang rawat inap dilengkapi dengan fasilitas seperti hot trolley,

    microwavedan peralatan masak lain untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan. Apabila

    rumah sakit tersebut menginginkan perubahan tipe rumah sakit pada saat ini menjadi

    lebih baik, jika terdapat perangkapan tugas sedangkan terdapat peningkatan jumlah

    kapasitas tempat tidur dan jumlah pasien per hari kemungkinannya dapat mengganggu

    kelancaran pelaksanaan tugas, untuk itu rumah sakit sebaiknya melengkapi kebutuhan

    tenaga yang dibutuhkan.

    4.2.3

    Pelayanan Gizi Rawat Inap

    Pelayanan gizi rawat inap yang terdapat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau

    dapat digambarakan melalui alur kegiatan yang berada di bawah ini :

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    59/99

    Gambar 4.3 Alur Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Inap Instalasi Gizi RSMPH

    Sumber : Instalasi Gizi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

    Gambar 4.3 menerangkan alur kegiatan pelayanan gizi rawat inap yang ada di

    instalasi gizi Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Pasien masuk rumah sakit dan

    ditempatkan di ruang rawat inap. Setiap pasien baru akan dilakukan pengkajian yang

    meliputi pemeriksaan fisik, pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium, serta

    riwayat gizi. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter dengan memeriksa anggota tubuh

    sesuai kebutuhan pemeriksaan, hasil pemeriksaan dapat digunakan untuk mendiagnosis

    penyakit dan menentukan terapi obat serta diet pasien. Pengukuran antropometri

    dilakukan oleh perawat pada pasien anak dan pasien dewasa yang berkeadaan khusus,

    Pasien pulang

    Pengkajian gizi

    Penentuan diet

    Pengadaan makanan pasien

    Penyuluhan/konseling gizi

    Pasien masuk ruang rawat inap

    Monitoring dan Evaluasi

    Pencatatan izi

    Perlu penyesuaian

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    60/99

    pengukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, serta tinggi lutut. Untuk

    menunjang pemeriksaan masalah gizi secara biokima dilakukan pemeriksaan

    laboratorium berdasarkan anjuran dari dokter sesuai kondisi pasien. Pada pasien juga

    dilakukan wawancara riwayat gizi yang dilakukan oleh perawat dan ahli gizi rumah sakit

    mengenai pola makan dan frekuensi makan.

    Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, dokter akan menentukan diet pasien

    berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Dokter menggunakan formulir pemesanan

    makanan pasien baru (PMPB ) untuk menuliskan jenis diet dan konsistensi makanan

    pasien. Setelah itu perawat akan memesankan makanan pasien baru ke dapur. Pengadaan

    makanan pasien di ruang rawat dimulai dari perencanaan anggaran bahan makanan

    sampai distribusi makanan ke pasien, pengadaan makanan tersebut bekerja sama dengan

    catering PT Indocater. Perencanaan anggaran dilakukan setiap tahun oleh asisten

    manager catering untuk mengetahui perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk

    melayani makan pasien. Setelah diketahui anggarannya, supervisor dapur, kepala ahli

    gizi catering dan ahli gizi rumah sakit melakukan perencanaan menu, siklus menu yang

    digunakan yaitu 10 hari + 1. Setiap menu baru akan dilakukan tes panel yang

    melibatkan supervisor dapur, kepala ahli gizi catering dan pihak RS yang diwakili oleh

    ahli gizi RS. Dari menu yang sudah ditetapkan, supervisor dapur akan menghitung

    kebutuhan bahan makanan yang dibantu oleh ahli masak dengan perkiraan berdasarkan

    jumlah rata-rata pasien. Dari bahan makanan yang sudah diketahui kebutuhannya

    berapa, petugas gudang akan melakukan pemesanan dan pembelian bahan makanan

    melalui supplier yang sudah ditetapkan catering PT Indocater. Bahan makanan yang

    sudah dipesan, akan diantarkan oleh supplier berdasarkan kesepakatan. Bahan makanan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    61/99

    yang diterima oleh petugas gudang yang dibantu oleh pembantu ahli gizi catering dan

    pembantu ahli masak akan dilakukan pengecekkan sesuai dengan pesanan dan jumlah

    serta kualitasnya. Bahan makanan kemudian disimpan oleh petugas gudang ke dalam

    gudang penyimpanan berdasarkan jenisnya ke gudang bahan makanan kering dan

    gudang bahan makanan basah dengan menggunakan system FIFO, gudang tersebut

    selalu dilakukan pengecekkan suhunya serta dijaga kebersihan dan keamanannya oleh

    petugas gudang. Petugas gudang mencatat semua pemesanan dan penerimaan barang

    dengan membuat PR (Purchase Requisition), UR (Unit Requisition), PO (Purchasing

    Order), dan DRR (Daily Receiving Report). Setiap barang yang keluar dari gudang

    dilakukan pemesanan dengan mengisi formulir permintaan barang/store room

    requisition (SRR). Pemesanan barang ke gudang dilakukan oleh ahli gizi yang dibantu

    pembantu ahli gizi dan ahli masak, kemudian barang yang sudah diterima dilakukan

    pengecekkan.

    Ahli gizi catering yang dibantu oleh pembantu ahli gizi membuat sticker, daftar

    snack, buah, susu, dan menu requisition yang diserahkan ke ahli masak, melakukan

    pemesanan makanan pasien berdasarkan daftar permintaan makanan pasien yang dibuat

    oleh perawat, ahli gizi mencatat semua pesanan makan pasien baik secara langsung

    maupun telepon. Ahli masak dan pembantu ahli masak melakukan persiapan bahan

    makanan sesuai siklus menu berdasarkan pemesanan dari ahli gizi dan pembantu ahli

    gizi catering. Bahan makanan yang tidak melalui proses persiapan disimpan sesuai

    dengan jenisnya oleh ahli masak. Ahli masak dan pembantunya melakukan pencucian

    bahan makanan yang kemudian dilakukan pengolahan makanan sesuai dengan pesanan

    yang diterima. Supervisor dapur bertanggung jawab pada proses pengolahan makanan.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    62/99

    Ahli gizi catering dan pembantunya membuat makanan cair pada pasien yang berdiet

    khusus sesuai dengan rujukan dokter gizi. Hasil masakan dilakukan test oleh ahli gizi

    rumah sakit, kepala dan ahli gizi catering. Apabila sudah sesuai, kemudian makanan

    diporsi oleh ahli gizi catering dan pembantunya. Sebelum makanan disajikan ahli gizi

    rumah sakit dan ahli gizi catering melakukan pengecekkan makanan apakah sudah

    sesuai dengan diet dan kelasnya berdasarkan DPMP, ahli gizi rumah sakit juga

    memastikan bahwa tampilan menu dan mutu makanan dalam kondisi baik. Sebelum

    makanan didistribusikan, waiter melakukan persiapan peralatan makan pasien dan

    membersihkan peralatan distribusi. Waiter melakukan distribusi makanan sampai ke

    tangan pasien dan melakukan pemesanan makanan pilihan pada pasien kelas I, VIP, dan

    super VIP. Waiter melakukan pembersihan peralatan makan pasien di ruang rawat yang

    kemudian dibawa ke dapur untuk dibersihkan oleh steward. Peralatan yang sudah bersih

    kemudian disimpan oleh steward.

    Ahli gizi RS mendatangi setiap pasien baru untuk memberitahukan diet yang

    dijalani oleh pasien. Ahli gizi RS melakukan konseling gizi pada pasien dan

    menanyakan kepada pasien dan keluarga mengenai pelayanan makan serta keluhan

    tentang makanan yang disajikan. Pencatatan gizi dilakukan oleh perawat dan ahli gizi

    RS. Perawat melakukan pengisian daftar permintaan makan pasien yang dilakukan

    setiap hari. Ahli gizi melakukan penghitungan dan rekapan porsi makan pasien dan non

    pasien setiap bulan, membuat laporan mengenai keluhan pelayanan makan. Monitoring

    dan evaluasi dilakukan pada pasien yang sudah mendapatkan pelayanan makan.

    Monitoring yang dilakukan yaitu pemantauan diet, pemantauan konsumsi makan yang

    dilakukan oleh ahli gizi RS apabila terdapat perubahan ahli gizi RS akan

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    63/99

    mengkonsultasikan dengan dokter melalui perawat karena yang berhak mengganti

    adalah dokter. Untuk pemantauan status gizi dilakukan oleh dokter gizi pada pasien yang

    berkeadaan khusus. Evaluasi dilakukan oleh dokter dan ahli gizi RS mengenai hasil

    pemantauan diet dan konsumsi makan pasien serta evaluasi mengenai pelayanan makan

    yang dilakukan oleh ahli gizi RS bersama pihak catering. Apabila terdapat penyesuaian

    maka dilakukan pengkajian lagi. Pada pasien yang akan pulang ahli gizi melakukan

    konseling gizi untuk memberikan leaflet diet, daftar penukar bahan makanan serta

    memberitahukan makanan yang tidak boleh dimakan oleh pasien sesuai dengan diet

    yang akan dijalani oleh pasien di rumah.

    Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan standar

    tugas (lampiran 15) yang ada di RS dan catering tersebut, terdapat tugas-tugas yang

    belum terlaksana yaitu ahli gizi RS tidak selalu mendampingi distribusi snack dan

    makanan pasien terutama pasien VIP dikarenakan ahli gizi RS mempunyai tugas dalam

    waktu bersamaan seperti mengurusi pemesanan makanan apabila ada rapat atau

    pertemuan. Ahli gizi RS tidak selalu menginventarisasi alat-alat makanan bersama ahli

    gizi catering yang dibantu waiter dan steward secara berkala disebabkan inventarisasi

    peralatan dilakukan malam hari. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari karena semua

    peralatan terkumpul di dapur sehingga mudah dilakukan inventarisasi peralatan. Ahli

    gizi RS belum mengawasi dan menilai pendayagunaan peralatan yang ada di gizi secara

    efektif dan efisien. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan oleh ahli gizi RS sehingga

    masih ada penggunaan peralatan yang kurang efektif. Oleh karena itu ahli gizi perlu

    mengefektifkan dan mengefisienkan jadwal kerja dan tugasnya serta selalu

    berkoordinasi dengan pihak catering agar tugas-tugasnya dapat terlaksana dengan baik.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    64/99

    Selain itu ahli gizi perlu meningkatkan pengawasan penggunaan peralatan. Adapun

    tugas yang tidak sesuai dengan standar adalah dalam pembuatan menu dan standar resep,

    ahli gizi catering seharusnya bersamasouse chef, ahli masak dalam membuat permintaan

    kebutuhan bahan makanan seharusnya membantu Chef De Party (CDP) namun tugas

    ini dilakukan bersama supervisor dapur. Hal ini disebabkan catering ini berada di

    lingkup yang kecil, sehingga tidak terdapat souse chef. Hal ini menimbulkan

    ketidakefektifan pelaksanaan tugas yang ada dikarenakan standar tugas yang digunakan

    kurang sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan. Sebaiknya standar tugas yang

    digunakan disesuaikan dengan kondisi di lapangan agar pelaksanaan tugasnya berjalan

    dengan lancar dan teratur.

    4.2.4 Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana yang terdapat di instalasi gizi antara lain dapur, ruang

    administrasi, cafeteria, gudang bahan makanan kering, gudang bahan makanan basah

    (chiller), meja, kursi, toilet, tempat sampah, ruang pencucian peralatan, ruang

    penerimaan bahan makanan, meja persiapan bahan makanan, ruang pengolahan

    makanan yang dilengkapi exhause fan, pastry, freezer, hot trolley, trolley, rak piring,

    peralatan masak seperti kompor gas, panci, blender, baskom, oven, bread toaster, baki,

    gelas, piring, plato, sendok, cangkir, mangkuk sup, tatakan manguk, alat pengaduk dan

    penggoreng, microwave, dll.

    Sarana yang tersedia di ruang rawat untuk menunjang pelayanan gizi adalah

    timbangan, pita meteran, pita LILA dan papan daftar pasien yang mencantumkan nomor

    kamar, nama pasien, umur, tanggal dan jam masuk, dokter penanggung jawab, diet,

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    65/99

    keterangan dan cairan. Empat unit microwave juga tersedia untuk memanaskan makanan

    pasien tetapi untuk ruang kelas tiga dan kelas dua tidak terdapat microwave.

    Sarana dan prasarana yang tersedia di instalasi gizi RSMPH untuk menunjang

    pelayanan gizi rawat inap masih ada kekurangan antara lain peralatan makan jumlahnya

    masih kurang dan terkadang peralatan makan pasien sering digunakan untuk non pasien

    hal ini disebabkan karena kurangnya koordinasi dan pengawasan penggunaan peralatan

    yang dilakukan rumah sakit dengan catering. Apabila terdapat penggunaan peralatan

    makan secara bersamaan dapat mengurangi kehigienisan peralatan yang digunakan yang

    dapat mengakibatkan terjadinya penularan penyakit sehingga dapat mengganggu

    kesehatan non pasien. Peralatan yang digunakan seharusnya diinventori setiap bulannya

    oleh ahli gizi rumah sakit dan pihak catering yaitu kepala waiter, waiter. Namun

    kenyataannya inventori peralatan belum berjalan dengan baik yaitu hanya dilakukan

    oleh kepala waiter saja. Oleh sebab itu, dalam hal sarana dan prasarana perlu

    penambahan peralatan makan, membedakan penempatan peralatan makan antara pasien

    dan non pasien di tempat yang berbeda dan terdapat peraturan penggunaan peralatan

    makan pasien agar tidak terjadi penyalahgunaan peralatan, selain itu koordinasi yang

    baik antara ahli gizi rumah sakit dengan pihak catering dalam pengawasan penggunaan

    peralatan yang digunakan melalui inventori peralatan.

    4.3

    PENGKAJIAN STATUS GIZI PADA PELAYANAN GIZI RAWAT INAP

    Pengkajian status gizi yang dilakukan pada pasien meliputi pemeriksaan klinis,

    pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratorium, dan riwayat gizi.

  • 7/25/2019 Program Kerja Gizi 2

    66/99

    4.3.1 Pemeriksaan Fisik

    Pasien yang baru masuk diperiksa secara klinis oleh dokter. Hasil pemeriksaan

    tersebut digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit yang kemudian digunakan

    untuk rencana diet pasien. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan bagian tubuh sesuai

    dengan kebutuhan pemeriksaan, apakah muka pucat, ada oedeme, ada demam atau tidak

    dan lainnya. Dokter menentukan rencana diet sementara untuk pasien apakah

    memerlukan terapi diet atau tidak mengunakan Form Pemesanan Makanan Pasien Baru

    (PMPB) ya