laporan kegiatan program gizi

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup, produktivitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang 1

Upload: estimahanani

Post on 05-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Program Gizi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup, produktivitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang telah mendapat makanan tambahan yang berupa beras.Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasuk ASI eksklusif telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan "Dengan ASI, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan. Yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.Penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, desakan dari keluarga untuk segera memberikan makanan lunak, dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI.

Tabel 1. Jumlah Bayi 0-6 Bulan Masih Menyusu di Kecamatan KaranggedeNo.

Desa

Jumlah bayi 0-6 BulanJumlah bayi 0-6 Bulan Masih Menyusu

Total%

1 Manyaran26519

2 Semupur 221464

3 Klumpit 1000

4 Pinggir 15747

5 Bantengan 242083

6 Tegalsari 212095

7 Sranten 161381

8 Grogolan 272489

9 Mojosari 7229

10 Pengkol 181372

11 Karangkepoh 201890

12 Sendang271348

13 Kebonan 232191

14 Klari 121083

15 Bangkok 141071

16Dologan181267

Dari data laporan bulanan Puskesmas Karanggede tahun 2014, didapatkan angka pencapaian pemberian ASI eksklusif di desa Manyaran Kecamatan Karanggede sebanyak 19% dari target yang seharusnya dicapai sebanyak 70%. Oleh karena itu pentingnya upaya untuk meningkatkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif.

B. Permasalahan1. Keluargaa. Pengetahuan dan pemberian ASI ekslusif yang masih rendah. b. Kurangnya dukungan keluarga kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif.2. Masyarakata. Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI.b. Semakin banyaknya iklan-iklan mengenai susu formula.3. Kadera. Promosi pemberian ASI eksklusif ke masyarakat berupa sosialisasi melalui penyuluhan masih kurang.b. Belum semua kader posyandu mendapatkan materi tentang ASI eksklusif.4. Puskesmasa. Alat peraga yang tersedia belum menggunakan media audio visual.b. Media dan alat peraga, seperti leaflet, poster mengenai pemberian ASI eksklusif jumlahnya masih kurang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ASI EksklusifAir Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

B. Manfaat ASI dan ManyusuiKeuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun.1. Manfaat ASI untuk bayiASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4 , Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak.

2. Manfaat ASI untuk ibuSuatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

C. Komposisi ASIKeadaan yang menguntungkan dari ASI meliputi asam amino dan kandungan protein yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam jumlah yang berlimpah tetapi tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif rendah tetapi adekuat, beban solut yang rendah dibandingka n dengan susu sapi, dan absorbs yang sangat baik untuk zat besi, kalsium dan seng, yang menyediakan jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang disusui ASI secara penuh selama 4-6 bulan.ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin,dan mineral tatapi juga faktor pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Paling sedikit terdapat 100 komponen pada ASI, termasuk zat yang belum teridentifikasi dan belum jelas perannya.Sifat khas manusia adalah otak yang besar dan rumit, yang mengalami banyak perkembangan selama 2 tahun pertama. ASI menyediakan laktosa, sistein, kolestrol, dan tromboplastin yang diperlukan untuk sintesis jaringan system syaraf pusat. Namun, karena ASI merupakan nutrisi yang sempurna, analisis komponenya memungkinkan kita memproduksi pengganti untuk ditambahkan kedalam susu formula. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara sempurna menyerupai ASI. Walaupun ASI mungkin dapat dianggap nutrisi yang sempurna, komposisinya bervariasi. Komposisi ASI bervariasi dari orang ke orang, dari satu periode laktasi ke periode lain, dan setiap jam dalam sehari. Adapun komposisi ASI antara lain mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, air, Vitamin seperti pada kolostrum.Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari.Kolostrum merupakan sekresi payudara yang bersifat alkali, yang mungkin mulai dihasilkan selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan pada 2- 4 hari pertama setelah melahirkan. Mempunyai berat jenis yang lebih besar (1,040-1,060), kandungan protein yang lebih tinggi, vitamin larut lemak, mineral, kandungan karbohidrat, dan lemak yang lebih rendah daripada ASI biasa.Kolostrum mengandung IgA sekretori, leukosit, dan zat-zat imun lainnya yang berperan dalam mekanisme pertahanan neonatus.

D. Produksi ASIProses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks Let Down atau refleks ejeksi susu, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, Di bawah pengaruh oksitosin, sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu melalui system duktus kedalam mulut bayi.Laktasi dapat dianggap terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan penurunan estrogen, progesteron, dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu.Menurut (Arifin, 2004), berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Colostrum Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi colostrum dari hari ke hari dapat berubah, dan merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature. ASI juga merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.2. Air Susu Masa Peralihan (Transisi)Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi serta volume semakin meningkat.3. Air Susu MatureAir Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur ini juga merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. Air susu matur merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflavin dan karotin.Tidak menggumpal bila dipanaskan.Volume: 300 850 ml/24 jam. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu: Antibodi terhadap bakteri dan virus, Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein).

E. Pola Pemberian ASIAgar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih. Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui.

F. Masalah Pemberian ASIKegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Ada beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :1. Pembengkakan PayudaraPembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan adanya air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila. Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan,sehingga sejumlah air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat areola menjadi lunak.Payudara dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu atau kurang efisien dalam mengisap selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar. Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang mulai menyusui, bengkak yang ekstrem menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam payudara dan pembuluh daerah di area dada.2. Puting LukaPuting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan menghindari pembengkakan sebelum hal ini terjadi.3. Saluran Yang TersumbatKadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang terlihat bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi menyusui yang tidak benar, atau selalu menggunakan posisi yang sama.4. AffterpainsIbu yang menyusui dapat mengalami affterpains. Affterpains lebih sering terjadi pada ibu multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat sehingga ibu merasa tidak nyaman dan ketegangannya dapat mengganggu proses pemberian makan pada bayi.5. Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak AdekuatSuplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan menstimulasi aliran susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan suplai susu dan jumlah besar.6. MastitisMastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam sisstem duktus. Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya pada satu payudara, dan juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit.7. Masalah pada Bayi

Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui pada bayi, salah satu diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. kelainan sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak dapat menghisap dengan baik.12

23

G. Manajemen LaktasiManajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Menurut (Arifin, 2004), Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Pada masa Kehamilan (antenatal)Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1 ) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang.Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASsI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

H. Faktor Kegagalan Pemberian ASI EksklusifAda 2 hal yang mempengaruhi kegagalan dalam pemberian ASI yaitu faktor internal dan faktor eksternal.1. Faktor Internala. PengetahuanDalam hal ini, banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan MPASI < 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Karena, belum sempurnanya sistem pencernaan sehingga harus bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan. Kadang anak yang menangis terus menerus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda anak yang kelaparan. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan orang tua masih sangat rendah.b. PengetahuanSciartino (1999) mengemukakan bahwa pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan latar belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah budaya masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku.c. Pekerjaan IbuBeberapa wanita karier mempunyai kecemasan lain, yaitu bahwa memberikan air susu kepada bayi selama 4 sampai 6 bulan akan mempengaruhi kegagalan profesi dan kemasyarakatan mereka dan mungkin akan merusak prospek peningkatan karier. Ini semua merupakan masalah besar yang telah berkembang pada kebudayaan dan masalah ini sangat nyata bagi para wanita yang menghadapinya. Ibu menyusui yang bekerja tidak perlu khawatir. Mereka tidak perlu berhenti menyusui anaknya. Sebaiknya ibu bekerja tetap harus memberi ASI eksklusif kepada bayinya hingga umur 6 bulan. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang diperoleh dibandingkan jika anak disusui dengan susu formula. Tidak sulit untuk tetap menyusui bayi saat bekerja. Jika memungkinkan, bayi dapat dibawa ke kantor ibu untuk disusui. Hal tersebut akan sedikit terkendala jika di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayi pada waktu istirahat atau bisa juga meminta bantuan seseorang untuk membawa bayi ketempat bekerjaLokasi kantor ibu yang jauh dari rumah juga bukanlah penghalang untuk tetap memberikan ASI ekslusif. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sebelum pergi bekerja, ASI tersebut bisa dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh untuk diberikan pada bayi. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. ASI simpan di lemari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Ibu juga bisa menyimpannya dalam termos yang diberi es batu atau blue ice. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.d. Penyakit IbuPilihan untuk menyusui tidak terbuka untuk setiap ibu. Beberapa ibu tidak bisa atau tidak boleh menyusui bayi mereka. Alasanya bisa emosional atau fiscal, berkaitan dengan kesehatan ibu atau bayi, bisa sementara (dimana kadang-kadang ibu bisa menyusui sesudahnya) atau jangka panjang. Beberapa faktor yang paling sering bisa mencegah atau menghalangi seorang ibu dari menyusui termasuk: Penyakit serius yang melumpuhkan (misalnya gagal jantung atau gagal ginjal, atau anemia yang parah) atau kekurangan berat badan yang ekstrem meskipun beberapa ibu bisa mengatasi masalah ini dan menyusui bayinya.Infeksi yang serius, misalnya tuberculosis (TBC) aktif yang tidak dirawat (setelah dirawat selama dua minggu, ibu boleh menyusui); untuk sementara waktu, payudara bisa dipompa dan air susunya dibuang agar cadangan air susu sudah ada ketika tindakan menyusui dimulai. Penyakit yang menahun yang memerlukan obat yang akan memasuki air susu ibu dan membahayakan bayi, misalnya obat-obat anti tiroid, antikanker, antihipertensi atau obat-obat yang bisa mengubah suasana hati, misalnya lhitium, penenang, atau sedatif. Jika anda menggunakan obat-obat saperti ini, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anda sebelum anda mulai menyusui. Pada beberapa kasus, perubahan obat atau jarak makan obat bisa memungkinkan anda untuk menyusui. Kontak dengan beberapa bahan kimia tertentu di tempat kerja. Infeksi AIDS atau HIV, yang bisa ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk air susu ibu. Penyalahgunaan obat-obatan termasuk penggunaan obat penenang, kokain, heroin, metadon, marijuana, atau penyalahgunaan alkohol. penolakan yang mendalam terhadap menyusui.Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui, tatapi bukan tidak mungkin untuk mencobanya (dengan dukungan medis yang benar). Termasuk diantaranya adalah kelainan-kelainan seperti tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria, di mana susu manusia maupun susu sapi tidak bisa dicerna. Sumbing bibir dan atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut lainya yang mengganggu penghisapan. Meskipun keberhasilan menyusu sebagian tergantung dari jenis cacatnya, tetapi dengan bantuan khusus, tindakan menyusui masih bisa dimungkinkan.2. Faktor Eksternala. Promosi Susu FormulaTempat melahirkan memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap memberikan bayinya ASI Eksklusif atau memberikan susu formula yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun non kesehatan sebelum ASI-nya keluar. Meskipun ada kode etik internasional tentang pengganti ASI (susu formula), pemasaran susu formula langsung ke rumah sakit saat ini semakin gencar dan sangat mengganggu keberhasilan program ASI Eksklusif. Selain itu adanya promosi susu formula juga bisa menjadi kemungkinan gagalnya pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI, promosi bisa berasal dari petugas kesehatan misalnya pada saat pulang dibekali susu formula, ataupun dari iklan-iklan di beberapa media baik cetak maupun elektronik.b. Penolong PesalinanMenurut Depkes RI tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (terlatih dan tidak terlatih). Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui dan bayi baru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit, rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebahagian besar rumah sakit atau klinik bersalin.

BAB IIIMETODE KEGIATAN

A. Perencanaan dan Pemilihan WilayahPrioritas MasalahRencana KegiatanMetode dan Pendekatan

Angka pencapaian pemberian ASI eksklusif di desa Manyaran Kecamatan Karanggede sebanyak 19% dari target yang seharusnya dicapai sebanyak 70 %.Upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Manyaran Kecamatan Karanggede.Kegiatan berupa penyuluhan dan diskusi dengan ibu menyusui dan ibu hamil yang dikoordinasikan dengan bidan desa dan kader posyandu di Desa Manyaran Kecamatan Karanggede.

B. Pelaksanaan KegiatanJenis KegiatanWaktuTempatPelaksana

Penyuluhan ASI eksklusif14 November 2014Posyandu Sumber Waras VI Desa Manyarandr. Esti MahananiSri Lestari, Amd.Keb

Penyuluhan ASI eksklusif26 Januari 2014Kelas Ibu Hamil Desa Manyarandr. Esti MahananiSri Lestari, Amd.Keb

C. Evaluasi1. Evaluasi Prosesa. Terdapat kesempatan oleh pelaksana kegiatan untuk menyajikan materi tentang :1. Definisi ASI Eksklusif2. Kandungan nutrisi pada ASI3. Keuntungan menyusui bagi ibu dan bayi4. Kriteria dan anjuran pemberian ASI5. Upaya keberhasilan menyusui6. Permasalahan menyusui pada bayi7. Permasalahan menyusui pada ibub. Evaluasi pada penyuluhan yang dilakukan di posyandu1. Penyuluhan dihadiri oleh 14 ibu yang menyusui.2. Penyuluhan dilakukan menggunakan media visual flipchart.3. Suasana penyuluhan tidak kondusif.4. Ibu aktif untuk mengikuti diskusi.c. Evaluasi pada penyuluhan yang dilakukan di kelas ibu hamil1. Penyuluhan dihadiri oleh 3 ibu hamil dan 3 kader posyandu.2. Penyuluhan dilakukan menggunakan media presentasi power point.3. Suasana penyuluhan kondusif.4. Ibu aktif untuk mengikuti diskusi.2. Evaluasi Hasila. Ibu tahu pengertian ASI eksklusif.b. Ibu tahu tentang tujuan dan manfaat ASI eksklusif.c. Ibu tahu keunggulan dari pemberian ASI eksklusif.d. Ibu tahu cara menyusui yang baik dan benar.

BAB IVSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanSesuai dengan kondisi dan situasi yang ditemui pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Karanggede, maka dapat disimpulkan rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Karanggede disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan yang masih mempercayai mitos dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.

B. SaranPemecahan masalah dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Karanggede, diupayakan dari faktor manusia dan lingkungan seperti penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu dan balita, pengaktifan konseling laktasi di Puskesmas serta kerja sama dengan lintas sektor seperti Bidan Praktek Swasta demi digalakkannya pemberian ASI Eksklusif. Dari segi faktor material, perlunya penyediaan media dan alat peraga, seperti leaflet dan poster serta pembuatan video tentang ASI eksklusif dan manajemen laktasi. Sedangkan dari segi metode, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sesuai waktu yang telah ditentukan dan menggunakan media yang menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI. 2013. ASI eksklusif; bayi cerdas, ibu pun sehat.Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2008. Paket modul kegiatan-Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif 6 bulan.Departemen Kesehatan, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2008. Petunjuk Pelaksanaan ASI Eksklusif bagi Petugas Puskesmas. Fikawati, Sandra, Syafiq A. 2010. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan inisiasi menyusui dini di Indonesia. Jakarta. Hegar, B. 2012. Understanding and implementation of breastfeeding regulation. Jakarta.Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Kendala pemberian ASI eksklusif. Available from: idai.or.id Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Air susu ibu dan menyusui. Available from: idai.or.id Jackson K.M, Nazar A.M. 2006. Breastfeeding, the immune response, and longterm health. J. Am Osteopath Assoc.Kementerian Kesehatan RI. Available from: depkes.go.id Peraturan Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif. Jakarta.Rahmadhani E.P, Lubis G, Edison. 2013. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini plus Asi Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Suraatmaja, S. 2007. Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV.Sagung Seto.

LAMPIRAN