gigitan ular berbisa
TRANSCRIPT
BAB I
PAGE 4
TUGAS PENYAKIT TROPIKINFEKSI MELALUI GIGITAN ULAR BERBISA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Penyakit Tropik
Oleh :
KUSNO PRAYITNO124101116FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Infeksi Melalui Gigitan Ular Berbisa makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Penyakit Tropik.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.
Tasikmalaya, April 2013 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1B. Rumusan Masalah
2C. Maksud dan Tujuan
2BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ular Berbisa
3B. Jenis-Jenis Ular Berbisa dan Macam-Macam Gigitan Ular
3C. Tanda dan Gejala
6D. Penatalaksanaan Medis
7BAB III PENUTUP
A. Simpulan
11B. Saran
11DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum ular akan merasa terancam apabila bertemu dengan manusia dibandingkan manusia itu sendiri, alasannya adalah ular menggigit karena merasa terancam dan bertujuan untuk melarikan diri. Sebagian ular akan lebih menjadi aktif apabila merasa terpojok atau merasa takut, oleh karena itu, jangan membunuh ular bila tidak terpaksa sebab banyak penderita yang tergigit akibat kejadian semacam itu.
Pertolongan untuk korban gigitan ular berbisa adalah menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan.Dalam sebuah ekosistem yang ideal, sebenarnya antara manusia dengan ular tidak akan berpapasan kecuali ada kejadian-kejadian istimewa seperti diketahui bahwa habitat ular paling banyak adalah ditempat-tempat yang jauh dari lingkungan manusia, gelap dan tersembunyi. Namun pada saat lingkungan tempat tinggalnya sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan akan makan. Biasanya ular akan lebih mudah mendekat dan masuk ke lingkungan manusia. Beberapa jenis ular memang memakan apa yang dimakan oleh manusia atau setidaknya sumber makanannya berada di dalam lingkungan manusia. Dengan demikian pada saat ekosistem sudah banyak terganggu atau tidak ideal lagi bagi masing-masing makhluk hidup peredaran ular harus benar-benar diwaspadai.B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Ular Berbisa
2. Jenis-Jenis Ular Berbisa dan Macam-Macam Gigitan Ular3. Tanda dan Gejala4. Penatalaksanaan MedisC. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :1. Menjelaskan Pengertian Ular Berbisa
2. Mengetahui Jenis-Jenis Ular Berbisa dan Macam-Macam Gigitan Ular3. Mengetahui Tanda dan Gejala
4. Mengetahui Penatalaksanaan Medis Akibat Gigitan UlarBAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian
Ular berbisa merupakan ular yang mempunyai bisa, fungsi bisa itu untuk mempertahankan diri dari musuh. Gigitan ular berbisa adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
B. Jenis-Jenis Ular Berbisa dan Macam-Macam Gigitan Ular
1. Jenis-Jenis Ular Berbisa
Ular tanah
Ular bandotan puspa
Ular hijau
Ular laut
Ular kobra
Ular welang
Tidak berbisaBerbisa
Bentuk kepala Bulat Elips
Gigi taring Gigi kecil2 gigi taring besar
Bekas gigitanLengkung seperti UTerdiri dari 2 titik
Warna Warna-warniGelap
2. Macam-Macam Gigitan Ular
a. Gigitan ElapidaeMisal : ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits
Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak. Setelah digigit ular
15 menit: muncul gejala sistemik
10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut.
Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.
b. Gigitan Viperidae/CrotalidaeMisal : ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo
Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan
Gejala sistemik muncul setelah 5 menit atau setelah beberapa jam
Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat
c. Gigitan HydropiidaeMisalnya : ular laut
Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah
Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri menyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk diagnosis), ginjal rusak, henti jantung
d. Gigitan Rattlesnake dan CrotalidaeMisalnya : ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo
Gejala lokal: ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri di daerah gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian polivalen crotalidae antivenin
Anemia, hipotensi, trombositopeni
Rasa nyeri pada gigitan ular mungkin ditimbulkan dari amin biogenik, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin, yang ditemukan pada Viperidae.Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadi edem (pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan 5P: pain (nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis (kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).
Berikut adalah Derajat Gigitan Ular (Parrish) :
a. Derajat 0
Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
Pembengkakan minimal, diameter 1 cm
b. Derajat I
Bekas gigitan 2 taring
Bengkak dengan diameter 1 5 cm
Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam
c. Derajat II
Sama dengan derajat I
Petechie, echimosis
Nyeri hebat dalam 12 jam
d. Derajat III
Sama dengan derajat I dan II
Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh tubuh
e. Derajat IV
Sangat cepat memburuk
Beberapa ciri-ciri ular yang berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.
C. Tanda dan Gejala
Berikut adalah tanda-tandanya : Sitotoksik dan hemolitik
Ekimosis , bula
Pendarahan jantung , syok
Neorotoksik
Kesemutan, mual, lemes, salivasi
Muntah, ptosis, lumpuh otot
Gejala yang diderita :
Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit). Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur.
Gejala awal : Sakit setempat, bengkak dan perubahan warna kulit pada tempat patukan (patukan ular laut biasanya tidak mendatangkan reaksi maupun rasa sakit).
Gejala yang mungkin timbul pada peringkat awal pada 10 hingga 15 menit selepas dipatuk ialah rasa cemas, lemah, muntah, sakit kepala, pening, berpeluh, sesak nafas, perasaan keliru, kekejangan dan kemudian mangsa mungkin akan lumpuh dan seterusnya mati.
Gejala yang berlaku agak lambat : Gejala setempat (di tempat patukan) : bengkak, bisul, pendarahan dalam kulit dan otot, dan gejala kurang aliran darah ke anggota serta kulit. Gejala seperti : pening, muntah, sesak nafas, demam, kejutan (shock), gusi berdarah, darah dalam najis, air kencing atau muntah dan lumpuh. Gangguan deria sentuhan, rasa dan bau; rasa mengantuk, rasa lumpuh pada otot muka dan mata; susah untuk menelan dan pendarahan dalam otak.D. Penatalaksanaan MedisLangkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah :
1. Pertolongan pertama, harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. Tujuan pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan. Kemudian segera bawa korban ke tempat perawatan medis.
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa.3. Pengobatan gigitan ular Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
4. Terapi yang dianjurkan Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril
Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu. Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang lebih berat.
Gambar. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban
Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan; penatalaksanaan sirkulasi; penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa hipotensi berat dan shock, shock perdarahan, kelumpuhan saraf pernafasan, kondisi yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban, hiperkalaemia akibat rusaknya otot rangka, serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal. Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.
Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular.
Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
Pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.
BAB IIIPENUTUP
A. Simpulan
Ular adalah salah satu hewan yang ditakuti oleh manusia, apalagi bila ular itu mengandung bisa yang dapat membahayakan keselamatan manusia. Salah-salah, jika anda terkena bisa beracunnya, nyawa anda akan melayang.Secara umum ular akan merasa terancam apabila bertemu dengan manusia dibandingkan manusia itu sendiri.
Pertolongan pertama, harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular sebelum korban dibawa ke rumah sakit.B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca khususnya bagi para pelajar/mahasiswa yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai ular berbisa dan cara pertolongan untuk korban gigitan ular berbisa. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan berguna bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/jenis-ular-berbisa-di-indonesia.htmhttp://sikkahoder.blogspot.com/2012/04/pengobatan-dan-pencegahan-gigitan-ular.html
i
ii
1
3
11