gigitan ular kupang ap[1]

32
BASIC GENERAL EMERGENCY LIFE SUPPORT ( B-G E L S ) Departemen Anestesiologi dan Reanimasi RSUD dr. Soetomo-FK Unair Surabaya GIGITAN ULAR

Upload: aprilian-ayusita

Post on 05-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

pelatihan ppgd kupang

TRANSCRIPT

  • BASIC GENERAL EMERGENCY LIFE SUPPORT ( B-G E L S )

    Departemen Anestesiologi dan Reanimasi

    RSUD dr. Soetomo-FK Unair

    Surabaya

    GIGITAN ULAR

  • JENIS ULAR DI INDONESIA

    ULAR JALI = Ular tikus, orai lingas (Sunda), ula jali, ula koros atau ula kayu

    (Jawa) dan Indo-Chinesse rat snake (Inggris)

    - Berbisa lemah, tidak suka

    mengigit - Makanan : Tikus, kadal, kodok

    - Habitat : Sawah, kebun,

    terutama di dekat sungai serta di

    pekarangan rumah dan atap rumah

    - Aktivitas : Pagi sampai sore

    - Populasi : Sumatra, Jawa, Bali

    dan Kalimantan

  • ULAR ANANG = Oray totog (Sunda), ular tedung abu, tedung selor, King Kobra

    - Panjang 3 4,5 m (dapat mencapai 5 m), berat sampai 12 kg. - Makanan : Ular yg relatif lebih besar, biawak, tikus

    - Aktivitas : Diurnal (Siang hari)

    - Bisa : Bersifat neurotoxin

    Habitat : Hutan dataran rendah, rawa-rawa,

    semak belukar, hutan pegunungan, lahan

    pertanian, ladang tua, perkebunan,

    persawahan, dan lingkungan pemukiman.

    Bersembunyi di semak yang padat, lubang-

    lubang di akar atau batang pohon, lubang

    tanah, di bawah tumpukan batu, atau di

    rekahan karang

    Populasi : Sumatra, Kep. Mentawai, Kep.

    Riau, Bangka, Jawa, Bali,

    Kalimantan, dan Sulawesi

  • ULAR SENDOK = Kobra

    - Bisa: Ular sering menyemburka

    bisa, bersifat neurotoxin

    - Panjang: 1,2 2,5 m - Memiliki warna dari hitam atau coklat tua

    sampai putih-kuning

    - Ular sendok Jawa di Jawa Bagian Barat :

    berwarna hitam kelam, di Jawa Timur dan

    Nusa Tenggara berwarna kecoklatan

    hingga kekuningan

    - Makanan : Binatang pengerat atau

    burung kecil

    - Populasi : Sumatra, Jawa, Bali,

    Lombok, Sumbawa, Flores

    sampai Alor

  • ULAR WELANG = Ular belang

    - Bisa: Bersifat neurotoxin

    - Panjang hingga 1,5 m atau kurang

    - Warna tubuh hitam putih atau hitam kuning

    - Makanan : Jenis ular lainnya, reptil,

    kodok, ikan, telur

    - Populasi : Hutan, pegunungan,

    semak belukar, rawa rawa, daerah pertanian, perkebunan dan persawahan.

    Sering di jumpai di daerah pemukiman,

    jalan raya , saluran air dan sungai

    - Aktivitas : Aktif di malam hari

  • ULAR BANGKAI LAUT = Ular hijau, oray bungka, oray majapait (Sunda), ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jawa), tarihu (Dompu), Viper

    - Bisa : Bersifat hemotoxin

    - Panjang hingga 60 cm 80 cm - Berwarna hijau daun

    - Makanan : Kodok, burung, mamalia

    kecil, kadal

    - Aktivitas: Nokturnal

    - Habitat: Tampak di ranting-ranting

    atau di atas tanah hutan, menyukai

    hutan bambu dan belukar yang tidak

    jauh dari sungai, di

    kebun/pekarangan rumah

    - Populasi : Sumatra, Jawa,

    Bali, Sumbawa, Flores, Alor, Sumba,

    Rote, Timor, Wetar

  • ULAR TANAH = Ular bandotan bedor, ular gibuk

    a. Ciri:

    - Badan coklat dengan corak gambar

    seperti diamond, membesar diperut

    dan mengecil ke ekor serta leher.

    - Gerakannya agresif

    - Kepala segitiga, dengan sisik yang

    besar

    - Panjangnya hingga mancapai 1 m

    - Jika marah akan membentuk huruf S

    b. Habitat :

    didarat khususnya bersemak, rumput

    c. Aktivitas : siang dan malam hari

    d. Makanan : Tikus

    e. Populasi : Jawa, Sumatra

  • ULAR TAMBANG = Ular tali, ular lidi, ular tampar atau ular tlampar (Jawa)

    a. Tidak berbisa

    b. Ciri ciri: - Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjan

    - dari kepala ke ekor, Bagian bawah terdapat

    garis kuning memanjang hingga ekor

    - Jika marah, muncul bintik putih di leher

    - Lidah berwarna merah, Kepala oval, Mata horizontal,

    - Panjangnya 1 1,5 m c. Habitat : di tepian hutan, kebun, tepi sawah dan

    belukar

    d. Aktivitas : Diurnal, siang hari

    e. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik

    f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan,

    Sulawesi, Papua

    g. Type bisa: Jika menggigit manusia tidak berbahaya

    tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama

    ular.

  • ULAR SANCA KEMBANG = Ular sawah, ular patola

    - Tidak berbisa, membunuh mangsa dengan melilit kuat-kuat

    - Ukuran dapat mencapai lebih dari 10 m

    - Habitat : Hutan tropis yang lembab, dekat sungai, kolam, rawa

    - Aktivitas : Diurnal, siang hari

    - Makanan : Reptil kecil, burung, biawak, kodok, ikan, anjing, monyet, babi, rusa

    dan manusia

    - Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara

    -

  • Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?

    Tidak ada cara sederhana utk mengidentifikasi ular berbisa Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga,

    ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat

    bekas taring bentuk kepala

    Tidak Berbisa

    Berbisa

  • Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?

  • Bagaimana Mengenali Ular Berbisa?

    Bekas gigitanan ular.

    (A)Ular tidak berbisa tanpa

    bekas taring,

    (B). Ular berbisa dengan

    bekas taring

  • Bagaimana gigitan ular dapat terjadi??

    Korban terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular.

    Kebanyakan terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara

    tidak sengaja.

    Dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak,

    atau tikus

  • SIFAT BISA ULAR

    Bisa hemotoksik, Yaitu bisa yang

    mempengaruhi jantung dan

    sistem pembuluh darah

    Bisa neurotoksik, Yaitu bisa yang

    mempengaruhi sistem

    saraf dan otak

    Bisa sitotoksik, Yaitu bisa yang hanya

    bekerja pada lokasi gigitan

  • TANDA DAN GEJALA

    Tanda dan gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan jenis spesies ular yang mengigit dan jumlah bisa yang di

    injeksikan

    Gejala yang timbul, antara lain: Terdapat luka bekas gigitan ular (Fang marks) Nyeri Lokal Perdarahan lokal Memar Pembengkakan kelenjar getah bening Radang Melepuh Infeksi lokal Nekrosis jaringan (terutama gol. Viperidae/ular bangkai

    laut)

  • TANDA DAN GEJALA UMUM AKIBAT GIGITAN ULAR

    SSP:

    -Pusing

    -Pingsan

    -Rasa haus meningkat

    -Sakit Kepala

    Pandangan

    Kabur

    Sistemik:

    -Demam

    -Nyeri hebat

    Jantung dan Pemb. Darah:

    -Nadi cepat

    -Tensi turun

    -Shok berat

    Pernapasan:

    -Sulit bernapas

    Lokasi Gigitan:

    -Berdarah

    -Bekas gigitan

    -Perubahan warna

    -Rasa terbakar

    -Bengkak

    Lokasi lainnya di kulit:

    -Bercak perdarahan

    -Mati rasa

    -Kesemutan

    -Berkeringat

    Otot:

    -Kejang

    -Kehilangan koordinasi

    -Kelemahan

    Lambung:

    -Mual

    -Muntah

    Intestinal:

    - Diare

  • PENATALAKSANAAN KERACUNAN AKIBAT

    GIGITAN ULAR

    PERTOLONGAN PERTAMA PERTOLONGAN PERTAMA

    Pertahankan ABC

    Cegah penyebaran racun secara sistemik

    Jaga keselamatan pasien dan mencegah komplikasi sebelum pasien sampai di rumah sakit

    Mengatasi tanda awal yang berbahaya dari bisa ular

    Mengatur rujukan pasien ke tempat yang tepat

    DO NOT FURTHER HARM!

  • Pertolongan pertama yang dilarang !!

    Memperlebar luka gigitan

    Mengisap racun dengan mulut

    Menggunakan batu anti ular

    Torniket

    Terapi listrik

    Penggunaan obat kimia atau dedaunan

    Kompres es

    Pemberian antihistamin dan kortikosteroid

  • Pertolongan pertama yang dianjurkan!!

    Tenangkan pasien yang cemas Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal

    atau air steril.

    Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.

    Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.

  • Luka Gigitan

    Luka Gigitan

  • Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang lebih berat.

    Imobilisasi daerah yang digigit (setiap gerakan atau kontraksi otot akan meningkatkan penyerapan bisa ular)

    Pertimbangkan imobilisasi dengan tekanan pada beberapa gigitan ular (ular Elapid: kobra, mamba, dll) (pada gigitan ular viper)

  • Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu

    dosis toksoid tetanus.

    Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular.

    Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.

    Pemberian serum antibisa.

  • TANDA AWAL KERACUNAN BERAT

    Ular yang menggigit sudah diidentifikasi sebagai ular yang sangat berbisa

    Bengkak pada luka gigitan menjalar dengan cepat

    Segera terjadi pembesaran kelenjar getah bening yang menunjukkan terjadinya penyebaran bisa ular lewat sistem getah bening

    Segera muncul gejala sistemik (kolaps, mual muntah, diare, sakti kepala, kelopak mata terasa berat, pusing, ptosis/ opthalmoplegia

    Segera muncul perdarahan spontan

    Urine berwarna coklat

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan pada daerah gigitan (tidak ada pulsasi bisa berarti terjadi trombosis atau compartment syndrome)

    Pemeriksaan umum: cari tanda perdarahan

    Periksa tanda neurotoxin:

    Test apakah pasien mampu mengangkat kelopak mata atas secara maksimal

  • Tes pergerakan mata, ukur lebar pupil, tes buka mulut pasien dan menjulurkan lidah (kadang terjadi paralisa dari otot pterygoid)

    Broken neck sign (paralisa otot fleksi leher)

  • Pemeriksaan mata dan otot napas :

    beberapa bisa ular dapat melumpuhkan semua

    otot sehingga pasien sering dianggap tidak

    sadar dan kadang membutuhkan ventilator

    tetap, namun pasien tetap sadar dan kadang

    mampu menggerakkan jari sehingga bisa

    digunakan untuk komunikasi yang sederhana

    Rhabdomyolisis (bisa terjadi 3 jam setelah tergigit ular)

    Pada wanita hamil bisa terjadi distress janin, perdarahan pervaginam, keguguran

  • INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)

    ABU mempunyai efek samping dan tersedia

    dalam jumlah yang terbatas.

    Harus digunakan pada pasien yang tepat

  • INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)

    Terdapat tanda keracunan secara sistemik

    Kelainan darah: perdarahan, koagulopati, trombositopenia

    Gejala neurtotoxin: ptosis, external ophthalmoplegia, paralysis

    Ganggual jantung: hipotensi, shock, aritmia, gangguan irama ECG

  • INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)

    Gagal ginjal akut: oliguria/anuria (klinis),

    peningkatanan creatinine darah/ urea

    (Haemoglobin-/myoglobin-uria:) urine berwarna

    gelap, merupakan tanda dari haemolisis

    intravaskular atau generalised rhabdomyolysis,

    hyperkalaemia

  • Terdapat tanda keracunan pada luka gigitan

    Pembengkakan lebih dari setengah tungkai yang digigit

    Bengkak setelah digigit pada jari

    Bengkak yang cepat meluas

    Kelenjar getah bening yang semakin membesar pada tungkai yang digigit.

    INDIKASI TERAPI ANTI BISA ULAR (ABU)

  • KRITERIA UNTUK PEMBERIAN ABU TAMBAHAN

    Gangguan pembekuan darah yang menetap setelah 6 jam atau terjadi perdarahan setelah 1-

    2 jam

    Peningkatan gejala neurotoksin atau gejala gangguan jantung setelah 1-2 jam