gbj tw ii 2009

5
Analisa Barber Jhonson RIU, RIB, RIO dan Neonatus Triwulan II Tahun 2009 RSI Nashrul Ummah Lamongan Nilai indikator pada Triwulan II tahun 2009 adalah sebagai berikut : A. Rawat Inap Umum Nilai indikator BOR RI Umum Triwulan II sebesar 70,57 %, dengan rata 2 selang waktu tempat tidur kosong (TOI) 1 hari 18 jam dan rata 2 lama dirawat (AvLos) 4 hari 4 jam 8 menit. Indikator tersebut dengan jumlah hari perawatan selama 1734 hari dan jumlah pasien 413 pasien dengan menempati 27 TT. Dengan nilai indikator BOR tersebut menunjukkan bahwa indikator BOR untuk RIU Triwulan II turun sekitar 7,58 % dari Triwulan I, termasuk jumlah pasien yang dirawat juga turun sekitar 18,15 % atau 75 pasien. B. Rawat Inap Bedah Triwulan II RI Umum RI Bedah RI Obgyn Neonatus BOR 70,57 97,25 41,03 37,09 AvLos 4,20 3,75 3,58 3,27 TOI 1,75 0,11 5,15 5,54 BTO 15,30 23,60 10,42 10,33

Upload: nashrulummah-rsi

Post on 03-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Barber Jhonson

TRANSCRIPT

Page 1: GBJ TW II 2009

Analisa Barber Jhonson RIU, RIB, RIO dan NeonatusTriwulan II Tahun 2009

RSI Nashrul Ummah Lamongan

Nilai indikator pada Triwulan II tahun 2009 adalah sebagai berikut :

A. Rawat Inap Umum

Nilai indikator BOR RI Umum Triwulan II sebesar 70,57 %, dengan rata2 selang waktu

tempat tidur kosong (TOI) 1 hari 18 jam dan rata2 lama dirawat (AvLos) 4 hari 4 jam 8 menit.

Indikator tersebut dengan jumlah hari perawatan selama 1734 hari dan jumlah pasien 413

pasien dengan menempati 27 TT. Dengan nilai indikator BOR tersebut menunjukkan bahwa

indikator BOR untuk RIU Triwulan II turun sekitar 7,58 % dari Triwulan I, termasuk jumlah

pasien yang dirawat juga turun sekitar 18,15 % atau 75 pasien.

B. Rawat Inap Bedah

Rawat Inap Bedah mempunyai nilai indikator BOR melebihi nilai ideal, yaitu 97,25 %.

Dengan rata2 selang waktu tempat tidur kosong (TOI) hanya 2 jam 6 menit 4 detik (sangat

kurang ideal). Dan rata2 lama dirawat seorang pasien adalah 3 hari 18 jam. Indikator tersebut

dengan jumlah hari perawatan 885 hari dan dengan jumlah pasien 236 pasien dengan

menempati 10 TT. Indikator tersebut menunjukkan untuk RI Bedah sudah diluar batas nilai

ideal, dan lebih tinggi sekitar 3,25 % dari Triwulan I 2009. Akan tetapi jumlah pasien yang

dirawat lebih sedikit 6 pasien dari Triwulan I 2009.

  Triwulan II

  RI Umum RI Bedah RI Obgyn NeonatusBOR 70,57 97,25 41,03 37,09AvLos 4,20 3,75 3,58 3,27TOI 1,75 0,11 5,15 5,54BTO 15,30 23,60 10,42 10,33

Page 2: GBJ TW II 2009

C. Rawat Inap Obgyn

BOR pada RI Obgyn mempunyai nilai 41,03 %, turun sekitar 7,21 % dari Triwulan I 2009,

dengan rata2 selang waktu tempat tidur kosong adalah 5 hari 3 jam 6 menit. Dan rata2 lama

dirawat seorang pasien adalah 3 hari 13 jam 9 menit. Indikator tersebut dengan jumlah hari

perawatan 448 hari dan jumlah pasien 125 pasien, jumlah HP tersebut turun 73 hari, dan

jumlah pasien juga turun 12 dari Triwulan I tahun 2009 dengan menempati 12 TT

Ini menunjukkan bahwa indikator untuk RI Obgyn semakin jauh diluar daerah efisien. Hal

ini perlu adanya evaluasi tentang kinerja atau pelayanan yang diberikan untuk kasus

kandungan, apakah fasilitas atau keramahan dan ketrampilan petugas, perlu ditingkatkan. Dan

kemungkinan untuk pengurangan jumlah bed juga bisa dilakukan, agar penggunaan bed di RI

Obgyn lebih efektif dan efisien.

.

D. Rawat Inap Neonatus

Indikator BOR pada ruang Neonatus mempunyai nilai 37,09 % %. Turun 7,26 % daripada

Triwulan I 2009. Dengan rata2 selang waktu tidur kosong 5 hari 12 jam 9 menit. Dan rata2 lama

dirawat adalah 3 hari 6 jam 4 menit. Indikator tersebut dengan jumlah Hari Perawatan 405 hari

dan jumlah pasien yang dirawat sebanyak 124 pasien. Dengan menempati 12 TT.

Hal ini menunjukkan bahwa ruang Neonatus masih jauh dari daerah efisien GBJ. Hal ini

perlu dievaluasi kembali tentang kinerja, efektifitas dan efisiensi dari Ruang Neonatus.

Kemungkinan untuk pengurangan jumlah bed bisa juga dilakukan. Agar bisa masuk daerah

GBJ, minimal mendekati daerah efisien GBJ.

E. RSI Nashrul Ummah

BOR 62.55AvLos 3.87TOI 2.32BTO 14.72

Page 3: GBJ TW II 2009

Pada Triwulan II 2009, RSI Nashrul Ummah mempunyai indikator yang masih diluar

Barber Jhonson, dengan rincian : BOR 62,55 %, AvLos 3,87 hari dan TOI 2,32 hari.

Dengan 898 pasien keluar RS yang menempati 61 bed dan Hari Perawatan sebesar 3.472

hari, dengan NDR 17,82 %, dan GDR sejumlah 51,22 % (pasien mati < 48 jam sejumlah 30

pasien dan mati > 48 jam sejumlah 16 pasien). Dibandingkan dengan Triwulan I , maka :

BOR turun 10,09 %

TOI lebih panjang 0,80 hari (19 jam 3 menit),

Jumlah pasien turun sejumlah 96 pasien

Hari Perawatan lebih pendek 516 hari.

NDR naik 8,76 %

GDR turun 7,79 %

Pasien mati < 48 jam, turun sejumlah 4 pasien

Pasien mati > 48 jam, naik sejumlah 7 pasien

F. Kesimpulan

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan :

Rawat Inap Bedah masih terancam infeksi Nosokomial, karena tingginya BOR dan

rendahnya TOI

Untuk rawat inap lainnya masih belum juga efektif dan efisien dalam pemakain bed

Khusus untuk RI Obgyn dan Neonatus diperlukan evaluasi ekstra, karena selama ini

belum pernah efektif dan efisien dalam penggunaan bed

G. Saran1. Penambahan bed pada RI Bedah, karena :

Dari Triwulan I 2008 sampai Triwulan II 2009, indikator BOR pada RI Bedah rata2

diatas nilai ideal BOR 75 % - 85 %. (TW I 2008 100,77 %, TW II 2008 88,79 %, TW III

2008 83,48 %, TW IV 2008 97,72 %, TW I 2009 94 % dan TW II 2009 97,25 %)

Dari Triwulan I tahun 2008 sampai Triwulan II 2009, indikator TOI pada RI Bedah

selalu dibawah nilai ideal (TW I 2008 -0,03 hari, TW II 2008 0,47 hari, TW III 2008 0,74

hari, TW IV 2008 0,09 hari, TW I 2009 0,22 hari dan TW II 2009 0,11 hari)

Dari 2 point diatas, menunjukkan tingginya angka tingkat hunian di RI Bedah. Sehingga

ancaman / resiko terjadinya Infeksi Nosokomial sangat rentan terjadi.

2. Meskipun bisa terjadi penambahan bed pada RI Bedah, tapi tidak untuk ruang inap

lainnya, justru kemungkinan untuk pengurangan bed bisa dilakukan, karena rendahnya

tingkat hunian.

3. Untuk selanjutnya tetap dianalisa dan dievaluasi secara terus menerus terhadap nilai

indikator Barber Jhonson RSI NU pada Triwulan selanjutnya

Page 4: GBJ TW II 2009

H. Upaya Tindaklanjut

1. Dikarenakan Grafik Barber Jhonson merupakan alat / metode untuk mengukur tingkat

efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan pemakaian bed pada Rumah sakit, maka

diharapkan hasil analisa ini disampaikan kepada Jajaran Pengurus / Badan Pelaksana RSI

Nashrul Ummah Lamongan

2. Diharapkan hasil analisa ini diberitahukan kepada seluruh jajaran, baik medis maupun non

medis untuk dijadikan perhatian, terutama jajaran Management RSI Nashrul Ummah

3. Terus dipantau terhadap perkembangan Grafik Barber Jhonson secara continue