laporan npi tw i2015

Upload: rudi-ramdani

Post on 11-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    1/39

    1

    T0

    LAPORAN

    NERACA PEMBAYARAN

    INDONESIA

    Realisasi Triwulan I-2015

    Agustus 2013

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    2/39

    2

    Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan StatistikDepartemen StatistikBank IndonesiaMenara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15l. M.H. Thamrin No. 2akarta 10350Telepon : (021) 29816688Faksimili : (021) 3501935E-mail :[email protected] :www.bi.go.id

    mailto:[email protected]://www.bi.go.id/http://www.bi.go.id/mailto:[email protected]
  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    3/39

    3

    LAPORAN

    NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    Realisasi Triwulan I-2015

    Mei 2015

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    4/39

    4

    RINGKASAN

    PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

    INDONESIA TRIWULAN I-2015

    1

    3

    TRANSAKSI BERJALAN 4

    Neraca Perdagangan Barang 4

    Neraca Perdagangan Nonmigas 4

    Neraca Perdagangan Migas 10

    Neraca Perdagangan Jasa 12

    Neraca Pendapatan Primer 13

    Neraca Pendapatan Sekunder 13

    TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 14

    Investasi Langsung 15

    Investasi Portofolio 16

    Investasi Lainnya 18

    INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 21

    Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI

    Dibandingkan Publikasi Triwulan IV-2014

    23

    LAMPIRAN

    DAFTAR ISI

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    5/39

    5

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Hal

    Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang(Berdasarkan SITC)

    5 Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama 10

    Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6 Tabel 7 Perkembangan Ekspor Minyak 11

    Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama(Berdasarkan HS)

    8 Tabel 8 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 12

    Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 9 Tabel 9 Perkembangan Ekspor Gas 12

    Tabel 5 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama 10 Tabel 10 Indikator Sustainabilitas Eksternal 21

    DAFTAR GRAFIK

    Hal

    Hal

    Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3 Grafik 13 Perkembangan Investasi Langsung 15

    Grafik 2 Transaksi Berjalan 4 Grafik 14 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 15

    Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4 Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 16

    Grafik 4 Neraca Perdagangan Migas 10 Grafik 16 Perkembangan Investasi Portofolio 16

    Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia 11 Grafik 17 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUNoleh Asing

    17

    Grafik 6 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 12 Grafik 18 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 17

    Grafik 7 Pembayaran JasaFreight 12 Grafik 19 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa NegaraASEAN

    17

    Grafik 8 Neraca Jasa Travel 13 Grafik 20 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 18

    Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan 13 Grafik 21 Perkembangan Investasi Lainnya 18

    Grafik 10 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja 14 Grafik 22 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 18

    Grafik 11 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. I-2015 14 Grafik 23 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 19

    Grafik 12 Transaksi Modal dan Finansial 14 Grafik 24 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik 19

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    6/39

    6

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    7/39

    1

    Kinerja Transaksi Berjalan triwulan I-2015 membaik, terutama didorong oleh menurunnya defisit

    neraca migas.Defisit transaksi berjalan turun dari USD5,7 miliar (2,6% PDB) pada triwulan IV-2014 menjadi

    USD3,8 miliar (1,8% PDB) di triwulan I-2015. Defisit tersebut juga lebih rendah dari defisit pada triwulan yang

    sama pada 2014 sebesar USD4,1 miliar (1,9% PDB). Peningkatan kinerja transaksi berjalan terutama ditopang

    oleh perbaikan neraca perdagangan migas seiring menyusutnya impor minyak karena harga minyak dunia yang

    lebih rendah dan turunnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebagai dampak positif dari reformasi subsidi

    yang ditempuh Pemerintah. Di sisi nonmigas, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat lebih rendah akibat

    turunnya ekspor nonmigas (-8,0% yoy) seiring dengan dalamnya penurunan harga komoditas, meskipun impor

    nonmigas juga mencatat penurunan -3,7% (yoy) di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat.

    Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa mengikuti turunnya

    impor barang, berkurangnya pengeluaran wisatawan nasional selama berkunjung ke luar negeri, dan turunnya

    neraca pendapatan primer seiring dengan pola musimannya.

    Sementara itu, di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, Transaksi Modal

    dan Finansial triwulan I-2015 tetap surplus. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I-2015

    mencapai USD5,9 miliar, terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio

    dan investasi langsung. Pada investasi portofolio, meskipun investor asing tercatat melakukan net jual atas surat

    berharga berdenominasi rupiah pada Maret 2015 akibat meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global,

    aliran masuk modal portofolio asing pada triwulan I-2015 secara akumulatif mencapai USD8,4 miliar, jauh lebih

    besar dari inflow pada triwulan IV-2014 sebesar USD62 juta. Derasnya inflow pada triwulan I-2015 tersebut

    tidak hanya bersumber dari penerbitan surat berharga global oleh Pemerintah, namun juga karena masih

    kuatnya pembelian investor asing terhadap surat berharga negara berdenominasi rupiah dan saham pada

    periode Januari-Februari 2015. Namun demikian, surplus transaksi modal dan finansial triwulan I-2015 lebih

    rendah dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya yang mencapai USD8,9 miliar terutama karena

    meningkatnya penempatan simpanan sektor swasta di luar negeri dan penarikan pinjaman luar negeri swasta

    yang lebih rendah.

    Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan Neraca

    Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I-2015 secara keseluruhan surplus. NPI triwulan I-2015 mencatat

    surplus sebesar USD1,3 miliar. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2015

    tercatat sebesar USD111,6 miliar. Jumlah cadangan devisa ini cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran

    impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

    RINGKASAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    8/39

    2

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    9/39

    3

    Di tengah melambatnya perekonomian

    Indonesia, proses perbaikan keseimbangan eksternal

    Indonesia ke arah yang lebih sehat terus berlanjut.

    Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 turun

    menjadi USD3,8 miliar (1,8% PDB) dari USD5,7 miliar

    (2,6% PDB) pada triwulan IV-2014. Perkembangan

    positif transaksi berjalan tersebut terutama didukung

    oleh perbaikan neraca perdagangan migas sebagai

    dampak turunnya harga minyak dan implikasi

    reformasi subsidi yang ditempuh Pemerintah. Defisit

    neraca jasa menyusut mengikuti turunnya impor

    barang dan pola musiman jasa travel, sementara

    defisit neraca pendapatan primer menurun sesuai

    pola musimannya. Selain itu, menurunnya impor

    nonmigas sejalan dengan moderasi permintaan

    domestik juga ikut membantu perbaikan transaksi

    berjalan, meskipun penurunan impor nonmigas

    tersebut tidak mampu mengimbangi kontraksi

    pertumbuhan ekspor nonmigas sehingga surplus

    neraca perdagangan nonmigas tercatat lebih rendah.

    Sementara itu, persepsi investor yang masih

    positif terhadap prospek perekonomian Indonesia

    yang disertai imbal hasil investasi yang menarik telah

    mendorong derasnya aliran masuk modal asing ke

    Indonesia. Arus masuk investasi asing meningkat

    signifikan dari USD7,7 miliar pada triwulan IV-2014

    menjadi USD13,3 miliar pada triwulan I-2015, jumlah

    yang relatif sama dengan yang tercatat pada periode

    yang sama pada tahun 2014. Sebagian besar dana

    asing tersebut masuk dalam bentuk investasi

    portofolio dan investasi langsung. Meskipun

    demikian, kinerja investasi lainnya yang mengalami

    defisit, terutama akibat penempatan simpanan swasta

    domestik di luar negeri seiring derasnya aliran masuk

    investasi portofolio dan net penarikan pinjaman luar

    negeri sektor swasta yang lebih rendah menyebabkan

    surplus transaksi modal dan finansial triwulan I-2015

    hanya sebesar USD5,9 miliar, menurun dibandingkan

    dengan surplus pada triwulan sebelumnya yang

    mencapai USD8,9 miliar.

    Defisit transaksi berjalan triwulan I-2015 yang

    lebih rendah mampu dibiayai sepenuhnya oleh suplus

    transaksi modal dan finansial sehingga Neraca

    Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan mencatat surplus

    USD1,3 miliar. Surplus tersebut lebih kecil

    dibandingkan dengan surplus triwulan IV-2014

    sebesar USD2,4 miliar. Dengan perkembangan

    tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret

    2015 tercatat sebesar USD111,6 miliar, lebih rendah

    dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2014

    sebesar USD111,9 miliar (Grafik 1). Meski menurun,

    jumlah cadangan devisa per akhir Maret 2015

    tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan

    pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah

    selama 6,6 bulan dan berada di atas standar

    kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,

    sehingga dipandang cukup kuat dalam mendukung

    ketahanan sektor eksternal dan kesinambungan

    pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

    Grafik 1

    Neraca Pembayaran Indonesia

    PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    TRIWULAN I-2015

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    10/39

    4

    TRANSAKSI BERJALAN

    Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik

    pada triwulan I-2015 di tengah proses pemulihan

    ekonomi global yang berlangsung secara lamban

    mendukung upaya penurunan defisit transaksi

    berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Defisit transaksi

    berjalan pada triwulan I-2015 tercatat sebesar USD3,8

    miliar (1,8% dari PDB), lebih rendah dari defisit

    triwulan IV-2014 sebesar USD5,7 miliar (2,6% dari

    PDB). Membaiknya kinerja transaksi berjalan didukung

    oleh menurunnya defisit neraca perdagangan migas,

    neraca jasa, dan neraca pendapatan primer (Grafik 2).

    Grafik 2

    Transaksi Berjalan

    Pada triwulan I-2015, penurunan defisit neraca

    perdagangan migas menopang perbaikan kinerja

    neraca perdagangan dibandingkan dengan triwulan

    sebelumnya. Menyusutnya defisit neraca

    perdagangan migas dipengaruhi turunnya impor

    minyak mengikuti pelemahan harga minyak dunia

    dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik,

    meskipun di sisi lain, ekspor migas juga tercatat lebih

    rendah seiring turunnya lifting migas dan harga

    minyak. Sementara itu, surplus neraca perdagangan

    nonmigas menurun akibat melemahnya kinerja ekspor

    nonmigas sebagai dampak harga komoditas global

    yang terkoreksi lebih tajam ke bawah, meskipun

    impor nonmigas menurun sejalan dengan

    perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik.

    Penurunan impor pada triwulan I-2015

    berdampak positif pada kinerja neraca jasa melalui

    penurunan pengeluaran jasa transportasi barang

    (freight). Perbaikan neraca jasa juga dipengaruhi oleh

    kenaikan surplus jasa travel mengikuti pengeluaran

    wisatawan nasional selama kunjungan ke luar negeri

    yang lebih rendah. Selain itu, defisit neraca

    pendapatan juga menyusut mengikuti pola musiman

    atribusi pendapatan investasi langsung dan

    pembayaran bunga pinjaman luar negeri yang lebih

    rendah.

    Neraca Perdagangan Barang

    Neraca perdagangan barang triwulan I-2015

    mencatat surplus sebesar USD3,1 miliar, meningkat

    dibandingkan dengan surplus pada triwulan

    sebelumnya sebesar USD2,4 miliar. Kenaikan surplus

    neraca perdagangan barang pada triwulan laporan

    dipengaruhi penurunan defisit neraca perdagangan

    migas di saat surplus neraca perdagangan nonmigas

    tercatat lebih rendah.

    Neraca Perdagangan Nonmigas

    Surplus neraca perdagangan nonmigas

    pada triwulan I-2015 sebesar USD4,3 miliar, lebih

    rendah dari surplus triwulan sebelumnya sebesar

    USD5,2 miliar (Grafik 3). Penurunan surplus tersebut

    dijelaskan oleh penurunan ekspor nonmigas (-9,3%

    qtq) yang tidak mampu diimbangi oleh penurunan

    impor nonmigas (-8,0% qtq).

    Grafik 3

    Neraca Perdagangan Nonmigas

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    11/39

    5

    Ekspor Nonmigas

    Ekspor nonmigas triwulan I-2015 tercatat

    sebesar USD33,4 miliar, lebih rendah 9,3%

    dibandingkan dengan ekspor nonmigas pada triwulan

    IV-2014 sebesar USD36,9 miliar. Bila dibandingkan

    dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,

    ekspor nonmigas triwulan I-2015 terkontraksi 8,0%

    (yoy), lebih tajam dibandingkan dengan penurunan

    ekspor triwulan sebelumnya sebesar 6,5% (yoy).

    Penurunan ekspor nonmigas tersebut dijelaskan oleh

    dalamnya koreksi harga komoditas global di saat

    volume perdagangan dunia relatif lebih baik. Sejalan

    dengan meningkatnya volume perdagangan dunia

    tersebut, ekspor nonmigas pada triwulan I-2015

    secara riil kembali tumbuh positif (2,2% yoy).

    Kenaikan volume ekspor ditopang akselerasi ekspor

    produk primer, terutama produk bahan bakar (Tabel

    1).

    Tabel 1

    Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

    (Berdasarkan SITC)

    2015**

    A. Produk Primer

    Nominal 50.2 48.8 -3.8 -9.0 -9.4 0.8 -13.5 -8.1 -10.2

    Riil 45.1 48.9 7.7 -3.4 -10.6 -0.4 0.3 -3.9 14.3

    Indeks Harga - - -10.6 -5.8 1.4 1.2 -13.8 -4.4 -21.4

    Produk Pertanian

    Nominal 30.1 28.8 -4.8 5.0 2.2 11.1 -3.0 3.5 -12.0

    Riil 27.2 27.6 3.6 4.6 1.9 12.6 9.9 6.9 8.8

    Indeks Harga - - -8.0 0.3 0.2 -1.3 -11.8 -3.1 -19.2

    Makanan

    Nominal 23.4 22.6 -5.0 10.9 9.1 21.1 3.8 10.8 -9.0 Riil 19.8 20.1 2.1 6.5 4.0 18.4 14.5 10.3 11.2

    Indeks Harga - - -7.0 4.1 4.9 2.3 -9.4 0.5 -18.2

    Bahan Baku

    Nominal 6.7 6.3 -4.0 -10.0 -15.8 -14.5 -23.4 -15.9 -21.5

    Riil 5.3 5.3 3.6 -2.1 -5.2 -4.8 -7.0 -4.8 -1.9

    Indeks Harga - - -7.4 -8.1 -11.2 -10.2 -17.6 -11.7 -20.0

    Produk Bahan Bakar & Pertambangan

    Nominal 20.0 20.0 -2.6 -24.3 -22.4 -11.2 -25.9 -21.3 -7.4

    Riil 9.0 9.7 10.0 -16.3 -22.1 -11.5 -16.2 -16.7 9.7

    Indeks Harga - - -11.5 -9.6 -0.4 0.3 -11.6 -5.4 -15.6

    B. Produk Manufaktur

    Nominal 48.3 49.6 0.1 9.2 8.6 6.8 3.4 6.9 -4.9

    Riil 54.1 50.3 2.7 10.3 8.2 3.2 -1.2 5.0 -8.0

    Indeks Harga - - -2.5 -1.0 0.4 3.5 4.7 1.9 3.3

    C. Lainnya

    Nominal 1.6 1.6 -7.8 41.3 20.8 -24.3 -32.2 -4.9 -25.9

    Riil 0.8 0.8 0.0 60.6 26.9 -23.4 -28.9 1.1 -22.1

    Indeks Harga - - -7.8 -12.0 -4.9 -1.2 -4.7 -5.9 -4.9

    Total

    Nominal 100.0 100.0 -2.2 -0.3 -0.9 3.0 -6.5 -1.3 -8.0

    Riil 100.0 100.0 4.7 2.8 -2.6 -0.2 -2.2 -0.7 2.2

    Indeks Harga - - -6.6 -3.0 1.8 3.2 -4.4 -0.7 -10.0

    *) angka sementara

    **) angka sangat sementara

    2014*

    Tw. IV TOTAL

    2013Rincian

    Pangsa (%)

    2014* 2015**Tw. I

    Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

    Tw. ITw. IIITw. IITOTAL

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    12/39

    6

    Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

    Penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I-

    2015 tercermin dari kontraksi ekspor ke negara mitra

    utama, yaitu: Tiongkok, Jepang, Thailand, Belanda,

    dan Amerika Serikat. Di sisi lain, ekspor ke India,Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Taiwan

    tumbuh positif (Tabel 2)

    Tabel 2

    Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

    Penurunan ekspor ke Tiongkok terutama karena

    turunnya ekspor batubara, minyak nabati, dan kayu

    olahan, dengan total pangsa 48,9% dari keseluruhan

    ekspor ke negara tersebut. Penurunan ekspor ke

    Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara,

    barang dari logam tidak mulia, alat listrik, dan tekstil

    (total pangsa 44,3% dari keseluruhan ekspor ke

    negara tersebut). Penurunan ekspor kendaraan &

    bagiannya, mesin/pesawat mekanik, dan batubara

    (pangsa 41,9%) menjadi penyebab utama turunnya

    ekspor ke Thailand. Berkurangnya ekspor minyak

    nabati, barang dari logam tidak mulia, dan asam

    berlemak (pangsa 51,8% dari total ekspor) menekan

    ekspor ke Belanda, sedangkan penurunan ekspor ke

    Amerika Serikat dipengaruhi turunnya ekspor karet

    olahan, tekstil, dan alat listrik dengan pangsa 44,0%

    dari total ekspor ke negara tersebut.

    Di sisi lain, pertumbuhan ekspor ke India

    terutama ditopang oleh kenaikan ekspor batubara

    (46,2% dari total ekspor ke negara tersebut).

    Kenaikan ekspor ke Singapura terutama dipengaruhi

    oleh naiknya ekspor mesin/pesawat mekanik, asam

    berlemak, tekstil, dan kendaraan (total pangsa 18,5%

    dari total ekspor ke negara tersebut). Peningkatan

    ekspor ke Malaysia terutama didorong oleh naiknya

    ekspor minyak nabati dan barang dari logam tidak

    mulia (total pangsa 28,1% dari total ekspor ke negara

    tersebut). Sementara itu, naiknya ekspor barang dari

    logam tidak mulia, tekstil, alat listrik, dan bahan kimia

    (15,6% dari total ekspor) mendorong naiknya ekspor

    ke Taiwan.

    Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama

    Pada triwulan I-2015, penurunan kinerja ekspor

    nonmigas juga tercermin dari nilai ekspor sepuluh

    komoditas utama yang mencatat pertumbuhan

    negatif (-11,0% yoy) akibat semakin melemahnya

    harga komoditas (-9,2% yoy) dan penurunan

    permintaan ekspor (-2,0% yoy). Penurunan

    permintaan ekspor terjadi pada batubara, alat listrik,

    karet olahan, dan mesin/pesawat mekanik. Di sisi lain,

    permintaan ekspor minyak nabati, TPT, barang dari

    logam tidak mulia, makanan olahan, kendaraan dan

    bagiannya, dan kayu olahan meningkat (Tabel 3).

    Volume ekspor batubara (pangsa 13,7% dari

    total ekspor nonmigas) pada triwulan I-2015 masih

    menurun (-6,9% yoy) meskipun dengan laju

    penurunan yang melambat dibandingkan dengan

    triwulan sebelumnya. Turunnya volume ekspor

    batubara dipengaruhi oleh penurunan ekspor tujuan

    Tiongkok (-36,4% yoy) dan Jepang (-2,3% yoy).

    Penurunan ekspor batubara ke Tiongkok disebabkan

    oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat

    dan sulitnya pengusaha mencari pinjaman bank

    akibat meningkatnya kredit bermasalah di negara

    tersebut. Menurunnya permintaan batubara Tiongkok

    pada gilirannya berdampak pada penurunan harga

    batubara dunia. Turunnya permintaan maupun harga

    ekspor menyebabkan nilai ekspor batubara turun

    17,6% (yoy).

    Permintaan ekspor alat listrik turun 5,8% (yoy),

    lebih dalam dari penurunan sebesar 2,1% (yoy) pada

    triwulan sebelumnya. Di samping itu, harga ekspor

    2015**

    1 Amerika Serikat 10.8 11.3 3.6 2.6 7.6 6.5 5.5 5.6 -1.1

    2 Jepang 10.0 10.2 -6.6 -12.6 - 11.4 -5.6 -4.8 -8.7 -5.4

    3 Tiongkok 11.2 9.4 1.8 -2.7 -17.8 -24.8 -39.1 -22.2 -36.5

    4 India 8.3 8.9 4.0 -13.9 -16.9 19.8 -7.2 -5.7 7.4

    5 Singapura 6.7 6.8 -5.7 2.3 23.4 8.1 12.7 11.7 1.7

    6 Malaysia 4.4 4.7 - 15.2 -19.9 -6.8 -8.0 -7.4 - 10.7 3.4

    7 Korea Selatan 3.9 4.1 -9.9 -11.0 -6.5 2.9 -3.0 -4.6 0.1

    8 Thailand 3.4 3.6 -4.8 -5.7 -10.4 2.8 -2.7 -4.2 -6.4

    9 Taiwan 2.7 2.9 -9.1 4.6 23.3 16.8 -19.8 4.8 2.7

    10 Belanda 2.7 2.9 -10.4 1.5 -2.2 -8.2 -0.9 -2.5 -4.4

    Total 10 Negara 64.0 64.9 -3.2 -6.1 -5.2 -1.9 -10.9 -6.1 -7.8

    *) angka sementara

    **) angka sangat seme ntara

    Tw. IV TOTAL

    2014*2013*Rincian

    2014* 2015**

    Pangsa (%) Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

    Tw. ITw. IIITw. IITOTAL Tw. I

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    13/39

    7

    juga turun lebih tajam sehingga nilai ekspor alat listrik

    triwulan I-2015 turun 12,1% (yoy). Penurunan

    volume ekspor alat listrik terutama terjadi untuk

    pengiriman ke mitra dagang utama seperti Singapura

    (-66,0% yoy), Thailand (-2,8% yoy), dan Jepang

    (-6,1% yoy).

    Permintaan ekspor karet olahan Indonesia masih

    terus menurun (-26,7% yoy) pada triwulan I-2015,

    terutama karena lemahnya permintaan Tiongkok

    (-57,1% yoy). Sementara itu, meski melambat, harga

    ekspor karet olahan masih tumbuh negatif sehingga

    nilai ekspor karet olahan tercatat turun 30,3% (yoy).

    Pada triwulan I-2015, harga karet di pasar

    internasional masih melanjutkan tren penurunan

    hingga berada pada level USD1,43/kg, lebih rendah

    dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

    USD1,48/kg.

    Setelah mencatat pertumbuhan positif sepanjang

    2014, volume ekspor mesin/pesawat mekanik turun

    tajam 16,9% (yoy) triwulan I-2015. Turunnya

    permintaan ekspor tersebut tidak mampu diimbangi

    oleh kenaikan harga sehingga nilai ekspor

    mesin/pesawat mekanik mengalami penurunan

    sebesar 12,5% (yoy). Penurunan ekspor

    mesin/pesawat mekanik tercatat untuk negara tujuan

    Jepang (15,2% yoy) dan Thailand (5,1% yoy) dengan

    total pangsa 22,1% dari total ekspor mesin/pesawat

    mekanik. Sementara itu, ekspor ke Singapura yang

    merupakan pangsa ekspor terbesar (21,3%) masih

    mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,2%

    (yoy).

    Di sisi lain, ekspor minyak nabati yang sebagian

    besar berupa minyak kelapa sawit (CPO), pada

    triwulan I-2015 mengalami kenaikan volume ekspor

    sebesar 11,1% (yoy). Kenaikan permintaan ekspor

    minyak nabati terjadi untuk negara tujuan India yang

    mencatatkan pertumbuhan 12,8% (yoy). Namun

    demikian, harga sawit yang sejak triwulan III-2014

    terus tertekan seiring berlebihnya pasokan sawit

    dunia antara lain karena adanya produk substitusi

    seperti minyak kedelai mengakibatkan nilai ekspor

    minyak nabati turun tajam (-12,6% yoy) setelah

    selama 2014 tumbuh positif. Di pasar dunia, harga

    CPO bergerak menurun dari USD679/mt pada

    triwulan IV-2014 menjadi USD664/mt pada triwulan

    laporan.

    Permintaan ekspor TPT pada triwulan I-2015

    tumbuh 2,0% (yoy), ditopang oleh naiknya volume

    ekspor ke Tiongkok (28,4% yoy) dan Korea Selatan

    (1,0% yoy). Namun demikian, harga ekspor TPT yang

    masih menurun menyebabkan nilai ekspor TPT

    terkoreksi -2,6% (yoy). Penurunan ekspor terjadi pada

    ekspor tujuan Amerika Serikat (-10,0% yoy) dan

    Korea Selatan (-2,9% yoy) dengan pangsa total

    35,6% dari keseluruhan total ekspor TPT.

    Permintaan ekspor barang dari logam tidak mulia

    pada triwulan I-2015 tumbuh 2,0% (yoy) terutama

    didorong oleh kenaikan volume ekspor besi lembaran

    ke Korea Selatan dan Thailand. Namun demikian,

    harga ekspor yang turun lebih tajam (-5,4% yoy)

    menyebabkan nilai ekspor barang dari logam tidak

    mulia terkoreksi -3,7% (yoy). Penurunan ekspor

    barang dari logam tidak mulia disebabkan oleh

    turunnya ekspor besi/baja (-17,4% yoy), alumunium (-

    34,7% yoy), dan seng (-14,0% yoy).

    Volume ekspor makanan olahan triwulan I-2015

    terakselerasi 13,7% (yoy). Namun demikian, setelah

    sebelumnya selalu positif, harga ekspor mengalami

    kontraksi sebesar 10,4% (yoy) sehingga nilai ekspor

    makanan olahan hanya tumbuh 1,5% (yoy).

    Peningkatan ekspor makanan olahan terjadi pada

    tujuan Amerika Serikat (1,6% yoy) dan Philipina

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    14/39

    8

    (2,1% yoy) dengan pangsa total 25,3% dari

    keseluruhan total ekspor makanan olahan. Sementara

    itu, ekspor ke Malaysia dan Singapura (dengan

    pangsa total 18,1% dari keseluruhan total ekspor

    makanan olahan) mengalami penurunan masing-

    masing sebesar -4,0% (yoy) dan -8,6% (yoy).

    Ekspor kendaraan dan bagiannya meningkat

    5,5% (yoy) ditopang oleh naiknya permintaan

    maupun harga ekspor. Kenaikan ekspor terutama

    terjadi pada negara tujuan Arab Saudi, Filipina, dan

    Jepang (pangsa 38,4% dari total volume ekspor

    kendaraan dan bagiannya) yang masing-masing

    tumbuh 50,9% (yoy), 23,0% (yoy), dan 3,7% (yoy).

    Permintaan ekspor kayu olahan pada triwulan I-

    2015 tumbuh 13,0% (yoy). Namun demikian, nilai

    harga yang turun tajam sebesar -13,3% (yoy)

    menyebabkan nilai ekspor kayu olahan triwulan I-

    2015 mulai tumbuh negatif sebesar -2,2% (yoy).

    Penurunan ekspor terjadi untuk tujuan Jepang

    (-18,5% yoy) dan Tiongkok (-9,2% yoy) dengan

    pangsa total 42,2% dari keseluruhan total ekspor

    kayu olahan.

    Tabel 3

    Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)

    2015** 2015** 2015**

    1. Batubara 14.2 13.7 -7.2 - 11.8 - 15.1 - 10.4 - 20.7 - 14.6 - 17.6 11.6 -6.2 - 18.2 - 15.7 - 14.2 - 14.3 -6.9 - 16.9 -6.0 3.9 6.3 -7.4 -0.3 - 11.6

    2. Minyak Nabati 13.7 13.2 -8.7 8.0 3.0 25.5 3.1 9.1 -12.6 2.8 3.9 0.2 30.2 22.8 11.5 11.1 -11.2 3.7 3.0 -3.7 -15.7 -2.1 -21.2

    3. Tekstil dan Produk Tekstil 8.8 9.4 2.1 1.0 1.1 -0.3 0.5 0.6 -2.6 3.9 2.5 2.9 1.1 2.8 2.1 2.0 -1.7 -1.5 -1.7 -1.5 -2.2 -1.5 -4.5

    4. A lat Li st ri k, Uk ur, F otograf i, dl l 6.9 6. 6 - 4.0 - 5. 7 - 6. 1 - 6.1 - 4. 7 - 5.7 - 12.1 12. 1 9.9 - 1.0 - 6. 1 - 2.1 0. 0 - 5.8 - 14.3 - 14. 4 - 5.2 - 0. 2 - 2. 8 - 5.6 - 6. 5

    5. Barang dari Logam tdk Muli a 6.2 5.7 -7.4 -13.4 16.3 27.6 -3.2 5.5 - 3.7 -5.5 -9.2 13.0 17.3 -2.7 3.7 1.8 - 2.0 -4.7 2.9 8.5 -0.3 1.7 -5.46. Makanan Olahan 4.3 4.4 5.5 18.4 18.7 22.4 12.7 17.8 1.5 2.3 11.3 14.5 13.6 9.9 12.1 13.7 3.2 6.4 3.7 7.5 2.5 5.1 -10.4

    7. Karet O lahan 4.8 4. 3 - 10.2 - 16. 0 - 24. 1 - 25.2 - 33. 7 - 24.5 - 30.3 - 2. 7 - 5.6 - 14.6 - 19. 3 - 25.8 - 16. 4 - 26.7 - 7.7 - 11. 0 - 11.0 - 7. 3 - 10. 5 - 9.7 - 4. 8

    8. Kendaraan dan Bagiannya 3.6 4.0 -5.1 11.6 7.6 24.7 15.2 14.8 5.5 -4.7 13.3 6.2 18.8 9.7 12.3 5.8 -0.5 -1.4 1.5 4.9 5.1 2.2 0.4

    9. Mesi n-mesin/pesawat mekani k 4.1 3.9 -4.7 10.9 0.7 3.8 9.7 6.1 - 12.5 -3.6 13.0 0.8 3.9 9.4 6.6 - 16.9 - 1.2 -1.9 -0.1 -0.1 0.4 -0.4 5.1

    10. Kayu Olahan 2.7 2.8 5.2 17.3 12.1 16.4 1.2 11.3 -2.2 13.1 18.1 9.2 12.6 3.9 10.1 13.1 -7.0 -0.8 2.6 3.5 -2.6 1.1 -13.3

    Total 10 Komoditas 69.3 67.9 -5.2 -2.1 -2.7 3.9 -5.6 -1.8 -11.0 2.4 1.2 -2.9 2.2 -0.9 -0.6 -2.0 -7.4 -3.2 0.1 1.7 -4.7 -1.2 -9.2

    *) angka sementara **) angka sangat sementara

    2015**

    Share (%)

    Tw. I

    Nominal

    Tw. I

    Riil

    Tw. I

    Indeks Harga

    Growth (%,yoy)

    Tw. II Tw. II ITw. ITOTALTw. IIITw. I Tw. IITOTALTOTAL Tw. I Tw. III

    2013

    Tw. II

    Uraian

    2014*

    2013

    TOTAL

    2014*2014*

    Tw. IV TOTAL

    2014*

    Tw. IV TOTAL Tw. IV

    2013

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    15/39

    9

    Impor Nonmigas

    Pada triwulan I-2015, impor nonmigas (cif)

    terkontraksi lebih dalam (-3,9% yoy) dibandingkan

    triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 3,1% (yoy)

    seiring melambatnya permintaan domestik.

    Penurunan impor tersebut terutama disebabkan oleh

    turunnya volume impor barang modal dan barang

    konsumsi. Di sisi lain, pertumbuhan volume impor

    bahan baku meningkat meskipun nilai impor masih

    tumbuh negatif akibat harga yang terkoreksi ke

    bawah (Tabel 4).

    Impor barang konsumsi pada triwulan I-2015

    turun 8,9% (yoy) dipengaruhi turunnya permintaan

    maupun harga. Penurunan impor barang konsumsi

    terutama disebabkan oleh turunnya impor buah-

    buahan segar/dikeringkan (-31,6% yoy) dan barang-

    barang plastik buatan (-4,8% yoy). Di sisi lain,

    pertumbuhan positif terjadi pada impor bahan

    pangan hasil olahan (8,3%, yoy), obat-obatan

    (23,3%, yoy), dan kosmetika (15,5%, yoy) (Tabel 5).

    Penurunan impor barang modal (-8,7%, yoy)

    pada triwulan laporan dipengaruhi oleh faktor

    turunnya permintaan, sementara harga masih tumbuh

    positif. Penurunan impor barang modal ini sejalan

    dengan melambatnya pertumbuhan investasi

    domestik dan beberapa lapangan usaha seperti

    industri pengolahan, konstruksi, dan pertambangan.

    Penurunan impor pesawat telekomunikasi dan

    bagian-bagiannya (-20,5%, yoy) dan mesin lainnya

    untuk industri tertentu (-6,9%, yoy) menjadi

    penyebab utama penurunan impor barang modal.

    Laju penurunan impor barang modal dapat sedikit

    tertahan oleh kenaikan impor mesin pengolah data

    dan satuannya (9,5%, yoy), mesin bongkar muat

    barang (27,7%, yoy), serta pemanas dan pendingin &

    alat-alatnya (20,6%, yoy) (Tabel 5).

    Sementara itu, impor bahan baku turun 1,7%

    (yoy) terutama didorong oleh turunnya impor bagian

    dan perlengkapan kendaraan bermotor (-8,0%, yoy),

    alat penyambung atau pemutus arus listrik (-1,8%,

    yoy), dan bahan plastik lainnya dalam bentuk awal (-

    5,1%, yoy). Di sisi lain, impor makanan ternak dan

    pupuk buatan pabrik tercatat meningkat masing-

    masing 24,2% (yoy) dan 65,0% (yoy) (Tabel 5).

    Tabel 4

    Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang

    2015

    Barang Konsumsi

    Nominal 8.5 7.8 2.8 4.8 -8.8 -7.6 -10.3 -6.1 -8.9

    Riil 7.4 6.7 2.0 -2.6 -17.6 -14.5 -13.7 -13.1 -7.7

    Indeks Harga - - 0.8 7.6 10.7 8.0 3.9 8.1 -1.3

    Bahan BakuNominal 69.4 70.6 -0.7 -6.2 -4.8 -0.8 -1.7 -3.4 -1.7

    Riil 78.3 81.3 4.2 -1.7 -2.2 0.3 2.9 -0.8 5.3

    Indeks Harga - - -4.7 -4.7 -2.6 -1.0 -4.5 -2.7 -6.7

    Barang Modal

    Nominal 21.8 21.3 -14.3 -7.1 -0.8 -7.1 -4.0 -4.7 -8.7

    Riil 14.4 12.0 -21.4 -17.7 -11.0 -19.8 -19.0 -15.5 -21.5

    Indeks Harga - - 9.0 12.8 11.6 15.8 18.5 12.8 16.3

    Total

    Nominal 100.0 100.0 -3.8 -5.6 -4.2 -2.9 -3.1 -3.9 -3.9

    Riil 100.0 100.0 -2.8 -6.1 -6.9 -7.6 -6.3 -6.6 -4.6

    Indeks Harga - - -1.0 0.6 3.0 5.1 3.4 2.8 0.8

    *) angka sementara

    **) angka sangat sementara

    2015**

    Pangsa Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

    Tw. I**Tw. IIITw. I Tw. IITotal

    2013Rincian

    2014*Tw. IV Total

    2014*

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    16/39

    10

    Tabel 5

    Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama

    Impor Nonmigas menurut Negara sal

    Berdasarkan negara asal, penurunan impor pada

    triwulan I-2015 terjadi pada hampir seluruh negara

    asal, yaitu Jepang, Thailand, Singapura, Amerika

    Serikat, Korea Selatan, Australia & Oseania, Malaysia

    dan Jerman. Sementara itu, impor dari Tiongkok dan

    Vietnam masih mengalami peningkatan (Tabel 6).

    Tabel 6

    Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama

    Neraca Perdagangan Migas

    Neraca perdagangan migas triwulan I-2015

    mencatat defisit USD1,2 miliar, lebih rendah 55,2%

    (qtq) dibandingkan dengan defisit USD2,8 miliar pada

    triwulan IV-2014. Membaiknya kinerja neraca

    perdagangan migas didorong oleh menyusutnya

    defisit neraca minyak (Grafik 4).

    Grafik 4

    Neraca Perdagangan Migas

    Ekspor M inyak

    Pada triwulan I-2015, ekspor minyak tercatat

    sebesar USD1,9 miliar, turun 31,9% (qtq) dari

    triwulan sebelumnya (Tabel 7). Penurunan ekspor

    minyak terutama dipengaruhi turunnya harga, baik

    minyak mentah (-28,2% qtq) maupun produk kilang

    (-31,1% qtq). Selain itu, turunnya ekspor minyak juga

    akibat berkurangnya volume ekspor, baik minyak

    mentah (-1,7% qtq) maupun produk kilang (-7,1%

    qtq). Turunnya volume ekspor minyak dipengaruhi

    oleh penurunan liftingminyak sebesar 2,7% (qtq) dari

    TOTAL IMPOR 100.0 100.0 -5.6 -4.2 -2.9 -3.1 -3.9 -3.9 -6.1 -6.9 -7.6 -6.3 -6.7 -4.6 0.6 3.0 5.1 3.4 3.0 0.8

    I. Barang Konsumsi, a.l: 8.5 7.8 4.8 -8.8 -7.6 -10.3 -6.1 -8.9 -2.6 -17.6 -14.5 -13.7 -12.7 -7.7 7.6 10.7 8.0 3.9 7.6 -1.3

    Hasi l Ol ahan y an g Dapat Di makan 0.4 0.4 -13.5 -17.0 - 5.6 - 1.6 - 10.1 8.3 -11.0 -11.2 2.6 6.5 - 4.0 8.9 - 2.9 - 6.6 - 8.1 - 7.6 - 6.3 - 0.6

    Ob at- ob atan ( Te rmasu k Obat He wan) 0.4 0.4 2.2 9.4 19.8 44.7 19.3 23.3 5.4 10.7 23.7 46.0 21.8 30.5 - 3.0 - 1.2 - 3.1 - 0.9 - 2.0 - 5.5

    Bu ah -b uah an , S eg ar, atau Di ke ri ng kan 0. 6 0. 4 86. 9 -15. 0 32. 1 18. 8 18. 3 -31. 6 76. 2 -25. 0 8. 7 -10. 4 - 0. 1 -49. 2 6. 1 13. 3 21. 5 32. 5 18. 4 34. 6

    Barang- barang Pl asti k Buatan 0.4 0.4 - 17.6 -1.8 - 11.0 - 10.3 - 10.2 - 4.8 - 24.4 - 9.8 - 17.0 - 15.8 - 16.8 - 9.0 9.0 8.9 7.1 6. 5 7.9 4.6

    Kosmetika 0.4 0.4 -23.2 -11.9 -7.9 -4.6 -12.0 15.5 -21.7 -8.9 -5.3 -0.6 -9.2 18.1 -1.9 -3.3 -2.8 -4.0 -3.0 -2.2

    II. Bahan Baku / Penolong, a.l: 69.4 70.6 -6.2 -4.8 -0.8 -1.7 -3.4 -1.7 -1.7 -2.2 0.3 2.9 -0.1 5.3 -4.7 -2.6 -1.0 -4.5 -3.3 -6.7

    B ag ia n D an P er le ng ka pa n K enda raa n B er mo to r 2. 2 2. 2 -13. 5 -9. 9 -11. 2 -11. 9 -11. 6 -8. 0 -17. 4 -15. 2 -16. 2 -14. 7 -15. 9 -9. 2 4. 8 6. 3 6. 0 3. 2 5. 0 1. 3

    Makanan Ternak 2.4 2.2 -25.3 47.6 29.8 -15.9 7.6 24.2 -30.0 34.1 13.1 -24.2 -2.7 23.9 6.6 10.0 14.7 10.9 10.5 0.3

    A lat P en yam bu ng atau P em utu s A ru s Li stri k 1. 8 1. 9 - 15. 2 - 16. 1 - 3. 8 - 1. 5 - 9. 6 - 1. 8 - 12. 5 - 10. 9 1. 3 3. 9 - 5. 0 4. 1 - 3. 1 - 5. 8 - 5. 0 - 5. 3 - 4. 8 - 5. 7

    Pupuk Buatan Pabrik 1.3 1.9 9.6 -14.3 12.3 17.6 4.4 65.0 16.2 -10.6 12.7 14.8 6.5 61.3 -5.7 -4.1 -0.3 2.5 -2.0 2.3

    Bah an Pl asti k Lai nny a, Dal am Be ntuk Aw al 2.0 1.9 - 7.6 -1.3 0.6 16.1 1.6 - 5.1 - 12.3 - 7.7 - 8.4 5.5 - 6.0 - 12.5 5.4 6.9 9.8 10. 1 8.1 8.5

    III. Barang Modal, a.l: 21.8 21.3 -7.1 -0.8 -7.1 -4.0 -4.7 -8.7 -17.7 -11.0 -19.8 -19.0 -17.0 -21.5 12.8 11.6 15.8 18.5 14.8 16.3

    P es aw at Te l ek om unik as i dan B ag ia n-ba gi annya 3. 2 2. 9 13. 3 46. 0 -20. 7 -3. 2 6. 3 -20. 5 19. 7 53. 9 -15. 9 2. 2 12. 3 -16. 2 -5. 4 -5. 1 -5. 6 -5. 4 -5. 4 -5. 2

    Me si n O to ma ti s P engo la h D at a dan S at ua nnya 1. 8 2. 2 -16. 1 -10. 9 -10. 5 -4. 6 -10. 6 9. 5 -15. 0 -10. 5 -9. 6 -3. 3 -9. 7 12. 1 -1. 2 -0. 4 -0. 9 -1. 3 -1. 0 -2. 3

    Me si n Lai nn ya Un tu k I nd us tri Te rte ntu 1. 6 1. 7 10. 0 15. 0 25. 4 14. 6 16. 1 - 6. 9 11. 3 16. 1 26. 2 15. 4 17. 1 - 4. 7 - 1. 1 - 0. 9 - 0. 7 - 0. 7 - 0. 9 - 2. 3

    Mesin Bongkar Muat Barang 1.0 1.2 -12.7 2.8 4.2 3.6 -0.2 27.7 -12.3 2.4 4.2 2.5 -0.4 25.3 -0.4 0.4 0.0 1.0 0.3 1.9Pe manas dan Pe ndi ngi n & Al at-al atnya 0.9 1.1 14.9 - 13.4 23.3 - 9.7 1.6 20.6 13.9 - 14.6 21.8 - 10.7 0.5 18.5 0.9 1.4 1.3 1. 1 1.2 1.8

    *angka sementara ** angka sangat sementara

    Tw. I**

    Pertumbuhan (y.o.y, %)

    2015

    Harga

    2015

    Riil

    2015

    Nominal

    Tw. IITw. ITw. I**

    Rincian

    2014* 2015**

    Pangsa (%)

    Tw. IIITw. IITw. I Tw. II Tw. IIITw. ITw. I**

    2014*2014*

    TOTAL

    2014*

    TOTAL Tw. IVTw. IV Tw. IV TOTALTw. III

    2015

    1 Tiongkok 22.6 24.2 9.5 2.0 -6.3 9.5 3.3 4.3

    2 Jepang 12.5 12.1 -9.7 -11.7 -6.0 -17.3 -11.2 -11.5

    3 Thailand 7.2 7.0 -14.6 -14.0 - 5.1 0.8 -8.8 -9.5

    4 Singapura 7.3 6.3 -0.7 7.6 5.2 7.0 4.8 -13.0

    5 Ame rika Se rikat 6.0 5.9 4.5 -9.7 -12.2 -12.3 -7.9 -6.8

    6 Korea Selatan 5.9 5.8 -19.3 1.3 -11.1 -6.2 -8.8 -5.67 A ustral ia dan Ose ani a 4.7 4.2 15.7 4.8 22.0 2.5 10.5 -7.7

    8 Malaysia 4.3 4.1 - 4.0 - 1.2 - 6.1 0.4 -2.7 -12.1

    9 Jerman 3.0 3.2 -22.0 -2.7 9.4 -5.9 -6.5 -0.5

    10 Vietnam 2.4 3.0 16.4 41.4 - 0.4 23.2 19.6 25.2

    Total 10 Negara 75.9 75.8 -2.6 -2.1 -3.7 -0.8 -2.3 -4.2

    *) angka sementara

    **) angka sangat sementara

    Tw. I**

    Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

    Tw. IIITw. IITw. I

    Rincian2014* 2015**

    Pangsa (%)

    2014*

    Tw. IV TOTA L

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    -15

    -10

    -5

    0

    5

    10

    15

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Impor Gas Ekspor Gas

    Impor Minyak Ekspor Minyak

    Neraca Perdag. Migas (RHS)

    miliar USD

    * angkasementara

    ** angka sangat sementara

    miliar USD

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    17/39

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    18/39

    12

    Tabel 8

    Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)

    Ekspor Gas

    Ekspor gas pada triwulan I-2015 turun 30,9%

    (qtq) menjadi USD2,5 miliar (Tabel 9). Penurunan

    tersebut disebabkan oleh turunnya ekspor LNG

    (26,6% qtq) dan natural gas(40,7% qtq), baik karenaturunnya harga maupun volume ekspor. Volume

    ekspor turun sejalan dengan penurunan lifting gas

    dan pengalihan peruntukan natural gas untuk

    memenuhi kebutuhan domestik.

    Tabel 9

    Perkembangan Ekspor Gas

    Neraca Perdagangan Jasa

    Kinerja neraca perdagangan jasa pada triwulan I-2015 membaik dan menopang perbaikan transaksi

    berjalan. Defisit neraca perdagangan jasa tercatat

    sebesar USD1,9 miliar, lebih rendah dibandingkan

    triwulan sebelumnya sebesar USD2,6 miliar.

    Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama

    karena turunnya pembayaran jasa freight seiring

    penurunan impor dan meningkatnya surplus jasa

    travel mengikuti pola musiman pengeluaran

    wisatawan nasional (wisnas) yang lebih rendah pada

    triwulan laporan (Grafik 6).

    Grafik 6

    Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa

    Pembayaran jasa freight pada triwulan I-2015

    tercatat sebesar USD1,7 miliar, lebih rendah

    dibandingkan dengan USD2,1 miliar pada triwulan

    sebelumnya mengikuti penurunan impor nonmigas

    yang terkontraksi 8,0% (qtq) (Grafik 7).

    Grafik 7

    Pembayaran Jasa Freight

    Sementara itu, surplus neraca jasa perjalanan

    triwulan I-2015 mencapai USD1,0 miliar, meningkat

    dibandingkan dengan surplus sebesar USD0,6 miliar

    pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus neraca

    jasa perjalanan tersebut dipengaruhi oleh turunnya

    pembayaran jasa perjalanan (24,0%, qtq) yang

    melampaui penurunan penerimaan jasa perjalanan

    (4,3%, qtq) (Grafik 8).

    Pembayaran jasa perjalanan turun menjadi

    USD1,7 miliar pada triwulan laporan dari USD2,2

    miliar pada triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut

    terkait dengan pola musiman perjalanan (wisnas)

    Impor 8,503 96.0 5,094 83.3

    Minyak Mentah 2,250 28.9 77.8 1,840 34.1 53.9Produk Kilang 6,254 67.1 93.2 3,254 49.2 66.1

    nilai impor dibagi dengan volume impor

    Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

    * angka sementara ** angka sangat sementara

    Tw. I**

    Nilai

    (juta USD)

    Volume

    (mbbl)

    Harga

    (USD/barel)

    20152014

    Tw. IV*

    Nilai

    (juta USD)

    RincianVolume

    (mbbl)

    Harga

    (USD/barel)

    Ekspor 3,553 302.7 2,455 302.7

    LNG 2,454 208.8 11.7 1,802 179.2 10.1

    Gas Alam 1,097 93.8 11.5 651 80.0 8.1

    LPG 1 1.4 0.9 2 2.5 0.7

    volume LNG & gas alam dalam juta mmbtu, volume LPG dalam ribu m/t, total volume dala m juta mmbtu

    harga LNG dan gas a lam dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dal am USD/ribu metric ton

    Sumber: SKK Migas

    * angka sementara ** angka sangat sementara

    Tw. IV*

    Nilai

    juta USD)

    Volume Harga

    2014

    Rincian

    Tw. I**

    Nilai

    juta USD)

    Volume Harga

    2015

    -3.0

    -2.5

    -2.0

    -1.5

    -1.0

    -0.5

    0.0

    -50

    -45

    -40

    -35

    -30

    -25

    -20

    -15

    -10

    -5

    0

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Impor Nonmigas Freight Import (RHS)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

    miliar USD

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    19/39

    13

    yang memasuki low season pada triwulan laporan,

    setelah mencapai puncak pada triwulan sebelumnya

    bersamaan dengan paruh akhir periode pelaksanaan

    ibadah haji dan libur akhir tahun. Selain jumlah

    wisnas yang tercatat lebih rendah (2,0 juta orang)

    dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,1 juta

    orang), jumlah pengeluaran wisnas selama kunjungan

    ke luar negeri juga tercatat lebih rendah.

    Grafik 8

    Neraca Jasa Travel

    Di sisi lain, jumlah wisatawan mancanegara

    (wisman) yang berkunjung ke Indonesia selama

    triwulan I-2015 juga tercatat lebih rendah (2,3 jutaorang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

    (2,5 juta orang). Sejalan dengan perkembangan

    tersebut, penerimaan jasa perjalanan dari wisman

    turun menjadi USD2,7 miliar pada triwulan I-2015

    dari triwulan sebelumnya sebesar USD2,8 miliar.

    Wisatawan asal Singapura, Tiongkok, dan

    Malaysia merupakan kelompok wisman terbesar yang

    berkunjung ke Indonesia selama triwulan I-2015.

    Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih

    terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta,

    dan Batam.

    Neraca Pendapatan Primer

    Kinerja neraca pendapatan primer pada triwulan

    I-2015 membaik. Defisit neraca pendapatan primer

    turun menjadi USD6,5 miliar dari triwulan sebelumnya

    sebesar USD7,0 miliar (Grafik 9). Sesuai pola

    musimannya, penurunan defisit neraca pendapatan

    primer tersebut dipengaruhi atribusi pendapatan

    investasi langsung yang lebih rendah, menurunnya

    pembayaran dividen atas kepemilikan saham

    domestik, dan menurunnya pembayaran bunga

    pinjaman luar negeri Pemerintah maupun sektor

    swasta. Di sisi lain, pembayaran bunga surat utang,

    terutama surat utang Pemerintah tercatat meningkat

    dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

    Grafik 9

    Perkembangan Neraca Pendapatan

    Neraca Pendapatan Sekunder

    Neraca pendapatan sekunder pada triwulan I-

    2015 mencatat surplus sebesar USD1,4 miliar, relatif

    stabil dibandingkan dengan capaian pada triwulan

    sebelumnya. Penerimaan hibah oleh Pemerintah pada

    triwulan laporan yang lebih rendah terkompensasi

    oleh neto penerimaan transfer personal dalam bentuk

    remitansi tenaga kerja yang lebih besar. Pada triwulan

    laporan, penerimaan remitansi Tenaga Kerja Indonesia

    (TKI) sebesar USD2,3 miliar, melebihi jumlah

    pembayaran remitansi Tenaga Kerja Asing (TKA) di

    Indonesia sebesar USD0,7 miliar (Grafik 10). Di tengah

    berlanjutnya kebijakan moratorium penempatan TKI

    ke beberapa negara, renegosiasi kontrak kerja,

    termasuk peningkatan gaji, di beberapa negara tujuan

    penempatan lainnya berdampak pula pada perubahan

    pola remitansi TKI sebagaimana tercermin dalam

    survei terkini yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Impor Ekspor Perjalanan (net)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

    -8

    -7

    -6

    -5

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya

    Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    20/39

    14

    Grafik 10

    Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja

    Ditinjau dari negara asal remitansi, TKI yang

    bekerja di kawasan Asia Pasifik menjadi penyumbangremitansi terbesar, yaitu mencapai USD1,2 miliar,

    diikuti kawasan Timur Tengah dan Afrika yang

    mencapai USD0,9 juta.

    Sampai akhir triwulan I-2015, tercatat 3,9 juta

    penduduk Indonesia bekerja menjadi TKI di luar

    negeri. Data BNP2TKI mengindikasikan bahwa 65,6%

    dari jumlah TKI tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik

    dengan porsi terbesar Malaysia, Taiwan, Singapura,

    dan Hongkong. Sementara itu, 32,5% dari seluruh

    TKI bekerja di wilayah Timur Tengah dan Afrika,

    terbesar berada pada Oman, Arab Saudi, Bahrain, dan

    Uni Emirat Arab (Grafik 11).

    Grafik 11

    Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. I-2015

    TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

    Di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar

    keuangan global, persepsi investor yang masih positif

    terhadap prospek perekonomian Indonesia serta

    imbal hasil investasi yang menarik telah mendorong

    berlanjutnya arus masuk dana asing pada triwulan I-

    2015. Total aliran masuk dana asing tercatat

    meningkat dari USD7,7 miliar pada triwulan IV-2014

    menjadi USD13,3 miliar pada triwulan I-2015.

    Peningkatan tersebut terutama pada komponen

    investasi portofolio yang ditopang oleh bertambahnya

    net beli asing pada instrumen portofolio

    berdenominasi rupiah (SUN dan saham) dan adanya

    penerbitan obligasi global Pemerintah. Di sisi lain, arusmasuk investasi langsung asing (PMA) dan pinjaman

    luar negeri korporasi tercatat lebih rendah

    dibandingkan triwulan sebelumnya seiring

    melambatnya investasi domestik.

    Dengan perkembangan yang positif tersebut,

    transaksi modal dan finansial pada triwulan laporan

    mencatat surplus sebesar USD5,9 miliar. Namun

    demikian, surplus ini lebih rendah dibandingkan

    dengan surplus pada triwulan IV-2014 sebesar

    USD8,9 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh arus keluar

    investasi penduduk ke luar negeri terutama dalam

    bentuk penempatan simpanan swasta di luar negeri.

    (Grafik 12).

    Grafik 12

    Transaksi Modal dan Finansial

    -1.0

    -0.5

    0.0

    0.5

    1.0

    1.5

    2.0

    2.5

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    21/39

    15

    Investasi Langsung

    Pada triwulan I-2015, aliran masuk investasi

    langsung (sisi kewajiban) tercatat sebesar USD5,3

    miliar. Besarnya arus masuk investasi langsung

    tersebut mencerminkan kepercayaan investor

    terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia

    serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang

    terjaga dengan baik. Meski demikian, arus masuk

    investasi langsung tersebut lebih rendah dibanding

    capaian triwulan sebelumnya sebesar USD5,9 miliar,

    seiring dengan perekonomian domestik terkontraksi

    0,2% (qtq). Pelemahan investasi langsung tersebut

    juga didukung oleh laporan SKDU Bank Indonesia

    yang mengindikasikan kegiatan usaha tumbuh

    melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

    Sementara itu di sisi aset, arus keluar investasi

    langsung pada periode laporan tercatat sebesar

    USD3,0 miliar, meningkat dari USD2,9 miliar pada

    periode sebelumnya. Dengan perkembangan

    tersebut, investasi langsung neto pada triwulan I-

    2015 mencatat surplus sebesar USD2,3 miliar, lebih

    rendah dibanding surplus pada periode sebelumnyasebesar USD3,0 miliar (Grafik 13).

    Grafik 13

    Perkembangan Investasi Langsung

    Berdasarkan arah investasi, arus masuk investasi

    langsung di Indonesia (PMA) selama triwulan laporan

    mengalami penurunan menjadi USD3,7 miliar dari

    USD5,1 miliar pada triwulan sebelumnya. Secara

    tahunan, aliran masuk PMA tersebut terkontraksi

    25,1% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya

    tumbuh sebesar 13,6% (yoy).

    Secara sektoral, sektor Pertanian, Perikanan dan

    Kehutanan, sektor Manufaktur, dan sektor

    Pertambangan merupakan tiga sektor utama yang

    menarik aliran masuk modal PMA selama triwulan I-

    2015 (Grafik 14). Ketiga sektor tersebut memiliki

    pangsa sebesar 89,6% dari total PMA. Secara

    tahunan, investasi langsung di ketiga sektor tersebutmencatat pertumbuhan sebesar 16,2% (yoy),

    meskipun pada saat yang sama perekonomian

    Indonesia melambat dari 5,14% (yoy) pada triwulan

    yang sama tahun sebelumnya menjadi 4,7% (yoy).

    Grafik 14

    Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi

    Berdasarkan negara asal investasi, arus masukinvestasi langsung didominasi oleh negara di kawasan

    ASEAN, kemudian disusul Jepang dan negara-negara

    emerging Asia lainnya, termasuk Tiongkok (Grafik

    15). Negara di kawasan ASEAN tercatat melakukan

    investasi langsung pada triwulan laporan sebesar

    USD2,7 miliar atau 71,6% dari total investasi

    langsung asing.

    -500

    0

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    Pertanian,Perikanan dan

    Kehutanan

    Pertambangan Manufaktur Konstruksi Keuangan(termasukasuransi)

    Perdagangan

    Tw. I'14* Tw. II'14* Tw. III'14* Tw. IV14* Tw. I'15**

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    22/39

    16

    Grafik 15

    Perkembangan PMA menurut Negara Asal

    Perkembangan PMA yang positif tersebut sejalan

    dengan data realisasi PMA yang dipublikasikan oleh

    Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)2. Selama

    periode laporan, BKPM mencatat realisasi PMA

    sebesar Rp82,1 triliun (ekuivalen dengan USD6,6

    miliar), meningkat sekitar 4,3% dibandingkan dengan

    periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp78,7

    triliun (ekuivalen dengan USD6,8 miliar).

    Secara sektoral, BPKM mencatat bahwa realisasi

    PMA terkonsentrasi pada sektor pertambangan

    (24,0%); industri makanan (11,4%); dan industri alatangkutan & transportasi lainnya (8,8%). Ditinjau dari

    negara asal investasi, Singapura, Jepang, dan

    Mauritius merupakan negara asal investasi dengan

    nilai realisasi terbesar, masing-masing senilai USD1,3

    miliar, USD1,0 miliar, dan USD0,4 miliar.

    Investasi Portofolio

    Di tengah berlanjutnya ketidakpastian di pasar

    keuangan global, investor nonresiden terus

    menambah kepemilikannya atas surat berharga

    domestik didorong oleh optimisme terhadap kondisi

    ekonomi domestik. Arus masuk investasi portofolio

    asing selama triwulan laporan tercatat sebesar

    2Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang

    direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi disektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta

    industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPImencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMAdari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luarnegeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung diseluruh sektor ekonomi.

    USD8,4 miliar, jauh lebih besar dari triwulan

    sebelumnya hanya sebesar USD62 juta (Grafik 16).

    Meningkatnya aliran masuk investasi portofolio asing

    tersebut terutama ditopang oleh meningkatnya net

    beli asing atas SUN adanya penerbitan obligasi global

    Pemerintah senilai USD4,0 miliar sebagai salah satu

    sumber pembiayaan fiskal. Selain itu, investor asing

    kembali tercatat melakukan net beli saham domestik

    setelah pada triwulan sebelumnya membukukan net

    jual. Outlet dana asing selama triwulan laporan

    bertambah dengan adanya penerbitan global bond

    korporasi.

    Dalam dinamika selama triwulan laporan,

    investor asing tercatat melakukan net jual atasinstrumen portofolio rupiah, terutama SUN dan

    saham, pada Maret 2015 didorong sentimen global

    berupa concern investor terkait rencana kenaikan

    suku bunga the Fed (FFR).

    Di sisi aset, transaksi investasi portofolio pada

    triwulan I-2014 tercatat surplus USD0,4 miliar seiring

    net jual Indonesia atas instrumen portofolio asing.

    Dengan memperhitungkan aliran aset investasi

    portofolio tersebut, investasi portofolio neto pada

    triwulan laporan mencatat surplus sebesar USD8,9

    miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus

    USD1,9 miliar pada triwulan sebelumnya.

    Grafik 16

    Perkembangan Investasi Portofolio

    Pada triwulan I-2015, aliran masuk dana asing

    pada instrumen Surat Utang Negara (SUN)

    berdenominasi rupiah mencapai USD3,0 miliar, lebih

    -2,000

    -1,000

    0

    1,000

    2,000

    3,000

    4,000

    5,000

    Jepang AS Eropa EmergingMarket Asia(termasuk

    China)

    ASEAN Lain-lain

    Juta USD

    Tw. I'14* Tw. II'14* Tw. III'14* Tw. IV14* Tw. I'15**

    * angkasementara** angka sangat sementara

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Investasi Portofolio

    I nv. Po rt of ol io - K ew aj ib an I nv. Po rt of ol io - As et I nve st as i Po rto fo lio (n et )

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    23/39

    17

    besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

    sebesar USD1,0 miliar. Seiring dengan hal tersebut,

    kepemilikan asing pada SUN berdenominasi rupiah

    pada akhir triwulan laporan kembali naik menjadi

    sekitar USD36,6 miliar (42,8% dari total posisi SUN

    rupiah) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

    sebesar USD35,5 miliar (41,6% dari total posisi SUN

    rupiah).

    Berkebalikan dengan perkembangan SUN,

    investor asing pada triwulan I-2015 melakukan net

    jual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar USD124,9

    juta setelah pada triwulan sebelumnya mencatat net

    beli sebesar USD66 juta. Kondisi ini menyebabkan

    posisi SBI oleh asing menurun tajam menjadi hanya

    0,2% dari total posisi SBI dari sebelumnya 2,1%

    (Grafik 17).

    Grafik 17

    Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI SUN

    oleh Asing

    Sementara itu, di pasar saham, perilaku investor

    asing mempengaruhi penguatan pasar saham

    domestik pada triwulan I-2015. Investor nonresidentercatat membukukan net beli sebesar USD0,4 miliar,

    berkebalikan dengan net jual sebesar USD0,5 miliar

    pada triwulan sebelumnya. Aksi net beli terjadi pada

    Januari dan Februari 2015, masing-masing sebesar

    USD0,02 miliar dan USD0,8 miliar, sementara pada

    Maret 2015 asing membukukan net jual USD0,4

    miliar.

    Pasar saham pada triwulan I-2015 menunjukkan

    kinerja yang cenderung positif. Indeks Harga Saham

    Gabungan (IHSG) secara point-to-point mengalami

    peningkatan dan ditutup pada level 5.518,68 dari

    posisi akhir triwulan IV-2014 5.226,95. Penguatan

    indeks saham bursa Indonesia didukung oleh indeks

    sektoralnya yang semuanya menunjukkan arah

    peningkatan.

    Grafik 18

    Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

    Pada triwulan I-2015, IHSG bergerak searah

    dengan pergerakan indeks harga saham di bursa

    regional Asia Tenggara yang berada dalam tren

    peningkatan. Seluruh harga saham di bursa regional

    ditutup menguat dibandingkan dengan harga

    penutupan akhir triwulan IV-2014 (Grafik 19).

    Grafik 19

    Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    24/39

    18

    Aktivitas pasar saham pada Bursa Efek Indonesia

    (BEI) pada triwulan I-2015 ditopang oleh tambahan 2

    emiten baru yang melakukan penawaran saham

    perdana (IPO) yaitu PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB)

    dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan

    total emisi senilai USD342,4 juta. Jumlah emiten

    tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan 6 emiten

    baru yang melakukan IPO pada triwulan IV-2014

    namun dengan total nilai emisi yang lebih rendah,

    yaitu senilai USD290,4 juta.

    Dilihat dari sektor institusi, surplus investasi

    portofolio pada triwulan I-2015 sebagian besar

    disumbang oleh sektor publik yang mencatat arus

    masuk investasi portofolio neto sebesar USD7,7 miliar,

    jauh lebih besar dari surplus USD2,9 miliar pada

    triwulan sebelumnya. Sementara itu, investasi

    portofolio sektor swasta secara neto mencatat arus

    masuk bersih sebesar USD1,2 miliar, berkebalikan

    dengan defisit USD1,0 miliar pada triwulan

    sebelumnya (Grafik 20).

    Grafik 20

    Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

    Investasi Lainnya

    Transaksi investasi lainnya pada triwulan I-2015

    mengalami defisit US5,3 miliar, berkebalikan dengan

    periode sebelumnya yang mencatat surplus sebesar

    USD4,1 miliar. Defisit tersebut dipengaruhi oleh

    transaksi penempatan simpanan sektor swasta

    domestik di luar negeri dan net penarikan pinjaman

    luar negeri yang lebih rendah (Grafik 21).

    Grafik 21

    Perkembangan Investasi Lainnya

    Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor

    swasta pada triwulan laporan mengalami defisit (arus

    keluar bersih) USD5,0 miliar, berkebalikan dengan

    surplus USD2,3 miliar pada triwulan sebelumnya.

    Defisit tersebut terutama bersumber dari transaksi

    penempatan simpanan sektor swasta domestik di luar

    negeri seiring dengan masih derasnya arus masuk

    modal portofolio asing (Grafik 22).

    Grafik 22

    Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

    Pada sisi kewajiban, surplus transaksi investasi

    lainnya di sektor swasta pada triwulan laporan

    menyusut menjadi USD0,8 miliar dari surplus triwulan

    sebelumnya sebesar USD3,6 miliar. Turunnya surplus

    tersebut dipengaruhi net penarikan pinjaman luar

    negeri korporasi yang lebih rendah mengikuti

    perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik (Grafik

    23).

    -12

    -10

    -8

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    I nv. Lainnya - Kewaji ban Inv. Lai nnya - Aset Investas i Lai nnya (net)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

    -12

    -10

    -8

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Aset lainnya Uang & Simpanan Pinjaman Investasi Lainnya - Aset

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    25/39

    19

    Grafik 23

    Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta

    Sementara itu, transaksi investasi lainnya di sisi

    kewajiban untuk sektor publik pada triwulan I-2015

    mencatat defisit sebesar USD1,1 miliar, berkurang

    dari defisit USD1,8 miliar pada periode sebelumnya

    (Grafik 24). Penurunan defisit tersebut dijelaskan oleh

    berkurangnya pembayaran kewajiban lainnya yang

    melampaui kenaikan pembayaran pokok pinjaman

    luar negeri sektor publik.

    Pada triwulan I-2015, penarikan pinjaman luar

    negeri Pemerintah tercatat sebesar USD237 juta,

    seluruhnya dalam bentuk pinjaman proyek. Sebagian

    besar pinjaman proyek tersebut berasal dari

    pemerintah Korea Selatan dan Perancis serta dari

    lembaga internasional, yaitu IBRD dan ADB.

    Grafik 24

    Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Utang Dagang Kewajiban lainnya

    Uang & Simpanan Pinjaman

    Investasi Lainnya - Kewajiban

    miliar USD

    * angkasementara;

    ** angka sangat sementara

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    Tw.I

    I

    Tw.I

    II

    Tw.I

    V

    Tw.I

    **

    2010 2011 2012 2013 2014* 2015

    Pembayaran Penarikan Pinjaman (net)

    miliar USD

    * angka sementara; ** angka sangat sementara

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    26/39

    20

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    27/39

    21

    Membaiknya keseimbangan eksternal Indonesia

    pada triwulan I-2015 tercermin pada perkembangan

    beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Rasio

    defisit transaksi berjalan terhadap PDB mengecil

    menjadi 1,8% dari 2,6% pada triwulan IV-2014

    sejalan dengan defisit transaksi berjalan yang

    menyempit. Rasio tersebut juga lebih baik

    dibandingkan dengan rasio pada triwulan yang sama

    pada tahun 2014 sejalan dengan langkah kebijakan

    untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem

    keuangan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan

    Pemerintah, terutama untuk mengendalikan defisit

    transaksi berjalan.

    Penurunan impor barang dan jasa yang lebih

    besar daripada penurunan ekspor barang dan jasa

    menyebabkan kontribusi sektor eksternal terhadap

    perekonomian domestik (rasio net ekspor barang dan

    jasa terhadap PDB) bergerak membaik, meskipun

    derajat keterbukaan ekonomi Indonesia (rasio

    akumulasi ekspor dan impor barang serta jasa

    terhadap PDB) menjadi lebih rendah dibandingkan

    dengan kondisi pada triwulan sebelumnya.

    Sementara itu, meskipun posisi cadangan devisa

    pada triwulan I-2015 lebih rendah dibandingkan

    posisi akhir triwulan sebelumnya, namun

    kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka

    pendek meningkat, sebagaimana ditunjukkan oleh

    rasio posisi utang luar negeri (ULN) berjangka pendek

    yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

    sebelumnya.

    Tabel 10

    Indikator Sustainabilitas Eksternal

    2015**

    Total Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I* Tw. II* Tw.III* Tw.IV** Total** Tw. I

    Transaksi Berjalan/PDB (%)1) -2.65 -2.60 -4.23 -3.70 -2.05 -3.18 -1.92 -3.92 -2.94 -2.58 -2.86 -1.79

    Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) -0.2 -0.4 -1.7 -1.2 0.8 -0.7 0.6 -1.4 -0.4 -0.1 -0.3 0.6

    Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 46.0 44.4 44.2 43.6 50.5 45.6 46.6 46.1 42.7 45.1 45.1 40.2

    Posisi ULN Total/PDB2)(%) 27.4 27.6 27.8 28.4 29.1 29.1 30.9 32.5 33.4 33.0 33.0 33.5

    Posisi ULN Jangka Pendek3)

    /PDB2)

    (%) 5.9 5.9 6.1 6.3 6.2 6.2 6.2 6.6 6.6 6.7 6.7 6.3

    Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 223.8 243.2 263.0 275.8 267.8 267.8 268.9 265.6 264.4 262.1 262.1 267.2

    Posisi ULN Jangka Pendek3)

    /Cadangan Devisa (%) 48.5 52.3 57.5 61.0 56.6 56.6 54.2 54.3 52.0 53.0 53.0 50.6

    Memorandum:

    P DB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) 920,757 230,283 238,814 233,167 211,260 913,525 211,067 224,839 232,836 219,636 888,377 212,876

    PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) 920,757 923,419 929,334 927,786 913,525 913,525 894,308 880,333 880,002 888,377 888,377 890,186

    Ekspor Barang & Jasa (juta USD) 211,007 50,647 50,756 49,468 54,162 205,033 49,824 50,225 49,303 49,471 198,824 43,427

    Impor Barang & Jasa (juta USD) -212,891 -51,678 -54,864 -52,164 -52,564 -211,271 -48,605 -53,431 -50,229 -49,584 -201,850 -42,190

    Posisi ULN Total (juta USD) 252,364 254,822 258,007 263,885 266,109 266,109 275,910 285,988 293,863 293,173 293,173 298,061

    Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 54,649 54,820 56,368 58,393 56,288 56,288 55,622 58,464 57,774 59,263 59,263 56,481

    Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 112,781 104,800 98,095 95,675 99,387 99,387 102,592 107,678 111,164 111,862 111,862 111,554

    Keterangan:1)

    Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan2)Menggunakan PDB harga berlaku annualized(penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)

    3)menurut jangka waktu sisa

    4)meliputi pembay aran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek

    5)meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi

    * Angka sementara ** Angka sangat sementara

    2013* 2014**2012INDIKATOR

    INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    28/39

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    29/39

    23

    Boks 1:

    Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan IV-2014

    Dalam publikasi triwulan I-2015 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis

    sebelumnya pada publikasi triwulan IV-2014. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari

    beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 1

    Perbandingan Publikasi NPI

    Transaksi Barang perubahan data transaksi barang Tw. IV-2014 disebabkan adanya realisasi data openfiledari sebelumnya close file.

    Transaksi Jasa perubahan data transaksi jasa tahun 2014 karena penerapan hasil Passenger Exit Surveytahun 2014 untuk estimasi data rata-rata pengeluaran wisman.

    Transaksi Pendapatan Primer perubahan data transaksi pendapatan primerTw. II Tw. IV 2014 karenapengkinian data utang luar negeri (ULN) dan lalu lintas devisa (LLD), serta realisasi data pendapataninvestasi langsung sektor migas (Net Contractor Share/NCS) khususnya pada Tw,IV-2014.

    Transaksi Investasi Langsung - perubahan data investasi langsung pada 2013 karena update data ULN,sementara perubahan data 2014 karena update data ULN dan LLD serta realisasi data investasi langsungsektor migas (cash calldan cost recovery), khususnya pada Tw.IV-2014.

    Transaksi Investasi Portofolio perubahan data investasi portofolio tahun 2014 karena pengkinian dataLLD dan ULN.

    Transaksi Investasi Lainnya perubahan data investasi langsung pada 2013 karena update data ULN,

    sementara perubahan data 2014 karena update data ULN dan LLD.

    Juta USD

    Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

    Transaksi Berjalan -29,115 -29,109 -4,149 -4,051 -8,939 -8,820 -6,963 -6,858 -6,181 -5,674

    Barang 5,833 5,833 3,350 3,350 -375 -375 1,560 1,560 2,368 2,448

    Jasa -12,072 -12,070 -2,230 -2,131 -2,920 -2,831 -2,595 -2,485 -2,788 -2,561

    Pendapatan Primer -27,055 -27,050 -6,354 -6,355 -7,178 -7,148 -7,133 -7,137 -7,157 -6,958

    Pendapatan Sekunder 4,178 4,178 1,085 1,085 1,534 1,534 1,204 1,204 1,396 1,397

    Transaksi Modal dan Finansial 22,010 21,971 7,190 7,057 13,872 13,718 14,731 14,667 7,794 8,924

    Investasi Langsung 12,295 12,170 3,288 3,169 3,459 3,418 5,945 5,916 2,574 2,999

    Investasi Portofol io 10,875 10,873 8,703 8,730 8,046 8,045 7,441 7,408 1,611 1,876

    Derivatif Finansial -334 -334 -140 -140 45 45 -57 -57 -61 -61

    Investasi Lainnya -871 -783 -4,662 -4,703 2,314 2,202 1,398 1,397 3,655 4,096

    * angka sementara ** angka sangat sementara

    Tw. IIIKomponen

    2013

    Tw. IV

    2014*

    TOTAL Tw. I Tw. II

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    30/39

    24

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    31/39

    25

    NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 27

    Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 28

    Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 29

    Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 30

    Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 31

    Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 31

    Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 32

    Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 33

    LAMPIRAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    32/39

    26

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    33/39

    27

    TABEL 1

    NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    RINGKASAN

    (Juta USD)

    Mei 2015

    T ot al T ot al T ot al T w. I T w.I I T w. III T w.I V T ot al T w. I* T w.I I* T w. III * T w.I V* * T ota l* * T w. I* *

    I. Transaksi Berjalan 5, 14 4 1, 68 5 -2 4, 41 8 -6 ,0 07 -10 ,126 - 8, 64 0 -4 ,3 36 -29 ,109 - 4, 05 1 -8 ,8 20 - 6, 85 8 -5, 67 4 -2 5, 403 -3, 84 8

    A. Barang 31,003 33,825 8,680 1,602 -556 85 4,703 5,833 3,350 -375 1,560 2,448 6,982 3,088

    - Ekspor 149,966 191,109 187,347 44,945 45,244 43,824 48,076 182,089 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,831

    - Impor -118,963 -157,284 -178,667 -43,343 -45,800 -43,739 -43,374 -176,256 -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,743

    1. Barang Dagangan Umum 29,983 32,215 6,711 1,250 -842 -491 4,153 4,069 2,832 -703 1,192 2,153 5,474 2,716

    - Ekspor, fob. 148,866 189,432 185,337 44,584 44,950 43,241 47,518 180,294 43,414 44,171 43,232 42,944 173,760 37,454

    - Impor, fob. -118,884 -157,217 -178,626 -43,334 -45,793 -43,733 -43,366 -176,225 -40,581 -44,874 -42,039 -40,791 -168,286 -34,738

    a. Nonmigas 26, 750 32, 865 11, 950 4 ,105 1 ,262 2 ,135 6 ,276 13, 777 5 ,581 2 ,475 4 ,326 4, 922 17, 304 3, 956

    - Ekspor, fob 120,208 151,366 149,766 36,111 37,037 34,704 38,853 146,706 35,822 36,657 35,970 36,560 145,008 33,072

    - Impor, fob -93,458 -118,500 -137,816 -32,007 -35,776 -32,569 -32,577 -132,928 -30,241 -34,182 -31,644 -31,638 -127,704 -29,117

    b. Migas 3, 23 2 -65 0 -5, 23 9 -2 ,8 55 -2, 104 -2, 62 6 -2 ,1 24 -9, 70 9 -2, 74 9 -3 ,1 78 -3, 13 4 - 2, 76 9 -1 1, 830 -1, 24 0

    - Ekspor, fob 28, 658 38, 067 35, 571 8 ,473 7 ,913 8 ,538 8 ,665 33, 588 7 ,592 7 ,514 7 ,262 6, 384 28, 752 4, 382

    - Impor, fob -25,426 -38,717 -40,810 -11,328 -10,017 -11,164 -10,788 -43,297 -10,341 -10,693 -10,395 -9,153 -40,582 -5,622

    2. Barang Lainnya 1,020 1,610 1,969 352 286 576 550 1,765 518 328 368 295 1,509 372

    - Ekspor, fob. 1,099 1,676 2,009 361 293 583 558 1,795 524 333 374 302 1,533 376

    - Impor, fob. -79 -67 -41 -9 -7 -7 -8 -31 -6 -5 -6 -7 -24 -5

    B. Jasa - jasa - 9, 79 1 - 9, 80 3 -1 0, 56 4 - 2, 63 3 - 3, 55 2 - 2, 78 1 -3 ,1 05 - 12 ,0 70 - 2, 13 1 -2 ,8 31 - 2, 48 5 - 2, 56 1 - 10 ,0 08 - 1, 85 0

    - Ekspor 16, 670 21, 888 23, 660 5,702 5, 512 5, 644 6,086 22, 944 5, 887 5,721 5, 698 6, 226 23, 531 5, 597

    - Impor -26,461 -31,691 -34,224 -8,335 -9,063 -8,425 -9,191 -35,015 -8,018 -8,552 -8,183 -8,787 -33,539 -7,447

    C. Pendapatan Primer - 20 ,6 98 - 26 ,5 47 -2 6, 62 8 -6 ,0 52 - 7, 02 0 -6 ,8 06 - 7, 17 2 - 27 ,0 50 - 6, 35 5 -7 ,1 48 - 7, 13 7 - 6, 95 8 - 27 ,5 97 - 6, 52 0

    - Penerimaan 1,934 2,581 2,650 858 603 475 666 2,602 391 681 634 424 2,129 482

    - Pembayaran -22,632 -29,128 -29,277 -6,910 -7,623 -7,281 -7,838 -29,652 -6,746 -7,829 -7,770 -7,381 -29,726 -7,003

    D. Pendapatan Sekunder 4,630 4,211 4,094 1,076 1,003 862 1,238 4,178 1,085 1,534 1,204 1,397 5,220 1,435

    - Penerimaan 7,571 7,636 8,067 2,038 2,060 2,036 2,375 8,508 2,084 2,505 2,306 2,479 9,374 2,528

    - Pembayaran -2, 941 -3, 425 -3, 972 -962 -1, 057 -1, 174 -1,137 -4, 330 -999 -970 -1, 102 - 1, 082 - 4, 154 -1, 093

    50 33 51 1 7 5 32 45 1 7 3 15 27 0

    - Penerimaan 50 33 51 1 7 5 32 45 1 7 3 15 27 0

    - Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    26,476 13,603 24,858 35 8,689 4,569 8,632 21,926 7,056 13,711 14,664 8,909 44,339 5,946

    - Aset -7,294 -16,453 -17,971 -9,701 1,779 -4,941 -2,604 -15,467 -6,245 -2,907 -3,917 1,203 -11,867 -7,305

    - Kewajiban 33, 770 30, 057 42, 829 9 ,736 6 , 911 9, 509 11 ,237 37, 393 13, 301 16 ,618 18, 581 7, 707 56, 206 13, 252

    1. Investasi Langsung 11,106 11,528 13,716 3,261 3,323 5,415 171 12,170 3,169 3,418 5,916 2,999 15,502 2,320

    a. Aset -4,186 -9,037 -7,485 -2,028 -2,218 -1,780 -5,085 -11,112 -2,883 -2,407 -2,226 -2,871 -10,388 -2,973

    b. Kewajiban 15, 292 20, 565 21, 201 5 ,289 5 ,541 7 ,195 5 ,256 23, 282 6 ,052 5 ,825 8 ,143 5, 870 25, 890 5, 293

    2. Investasi Portofolio 13,202 3,806 9,206 3,820 3,793 1,513 1,746 10,873 8,730 8,045 7,408 1,876 26,058 8,868

    a. Aset -2,511 -1,189 -5,467 -965 202 -670 160 -1,273 465 -991 1,299 1,814 2,587 449

    b. Kewajiban 15,713 4,996 14,673 4,786 3,591 2,182 1,586 12,145 8,265 9,036 6,109 62 23,472 8,419

    - Sektor publik2) 13,526 827 9,251 1,047 3,088 3,506 2,617 10,257 5,917 2,891 5,298 1,274 15,380 6,942

    - Sektor swasta3) 2,187 4,169 5,422 3,739 503 -1,324 -1,030 1,888 2,347 6,146 810 -1,212 8,092 1,4763. Derivatif Finansial -94 69 13 -101 20 -235 -19 -334 -140 45 -57 -61 -213 93

    4. Investasi Lainnya 2,262 - 1,801 1,922 -6,945 1 ,553 -2,124 6 ,734 -783 -4,703 2 ,202 1,397 4,096 2,992 -5,335

    a. Aset -1, 725 -6, 754 -5, 353 -6,759 3, 691 -2, 513 2,153 -3, 427 -4, 066 428 -2, 870 2, 283 - 4, 225 -4, 987

    b. Kewajiban 3,987 4 ,954 7,275 -187 -2,139 389 4,581 2,645 -637 1,775 4,267 1,812 7,217 -348

    - Sektor publik2) 1,756 -2,258 2,453 -207 -1,997 440 388 -1,376 -1,534 -295 -613 -1,766 -4,209 -1,144

    - Sektor swasta3) 2,231 7,212 4,822 20 -142 -51 4,193 4,020 898 2,070 4,879 3,579 11,426 796

    31, 670 15, 321 491 -5,971 -1, 429 -4, 067 4,328 -7, 139 3, 005 4,898 7, 809 3, 250 18, 963 2, 098

    -1,327 -3,465 -275 -644 -1,048 1,422 84 -186 -939 -601 -1,334 -840 -3,714 -795

    30, 343 11, 857 215 -6,615 -2, 477 -2, 645 4,412 -7, 325 2, 066 4,297 6, 475 2, 410 15, 249 1, 303

    -30, 343 -11, 857 -215 6,615 2, 477 2, 645 -4,412 7, 325 -2, 066 -4,297 -6, 475 -2, 410 -15, 249 -1, 303

    A. Transaksi Cadangan Devisa -30, 343 -11, 857 -215 6 ,615 2 ,477 2, 645 -4 ,412 7, 325 -2, 066 -4 ,297 -6, 475 -2, 410 -15, 249 -1, 303

    B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Memorandum:

    - Posisi Cadangan Devisa 96,207 110,123 112,781 104,800 98,095 95,675 99,387 99,387 102,592 107,678 111,164 111,862 111,862 111,554

    7.6 6.7 6.2 5.7 5.4 5.2 5.5 5.5 5.7 6.1 6.3 6.4 6.4 6.6

    - Transaksi Berjalan (% PDB) 0.67 0.19 -2.65 - 2.61 - 4.24 - 3.71 - 2.05 - 3.19 - 1.92 - 3.92 - 2.95 -2.58 -2.86 -1.81

    Catatan

    1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5

    2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral

    3) Terdiri dari Bank and Non Bank

    4) Neg atif berarti surplus dan positif berarti defisit

    *angka sementara ** angka sangat sementara

    VII. Cadangan Devisa dan yang terkait 4)

    ITEMS 2010 2011 2012 2013* 2014

    II. Transaksi Modal

    III. Transaksi Finansial

    IV. Total (I + II + II I)

    V. Selisih Perhitungan Bersih

    VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)

    Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

    2015

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    34/39

    28

    TABEL 2

    NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    TRANSAKSI BERJALAN

    BARANG

    (Juta USD)

    Mei 2015

    Total Total Total Tw.I Tw.II Tw.II I Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.I II* Tw.IV** Total** Tw.I**

    Barang1)

    31,003 33,825 8,680 1,602 -556 85 4,703 5,833 3,350 -375 1,560 2,448 6,982 3,088

    - Ekspor 149,966 191,109 187,347 44,945 45,244 43,824 48,076 182,089 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,831

    - Impor -118,963 -157,284 -178,667 -43,343 -45,800 -43,739 -43,374 -176,256 -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,743

    A. Barang dagangan umum 29,983 32,215 6,711 1,250 -842 -491 4,153 4,069 2,832 -703 1,192 2,153 5,474 2,716

    1. Nonmigas 26,750 32,865 11,950 4 ,105 1 ,262 2 ,135 6 ,276 13,777 5 ,581 2 ,475 4 ,326 4,922 17,304 3,956

    a. Ekspor 120,208 151,366 149,766 36,111 37,037 34,704 38,853 146,706 35,822 36,657 35,970 36,560 145,008 33,072

    b. Impor -93,458 -118,500 -137,816 -32,007 -35,776 -32,569 -32,577 -132,928 -30,241 -34,182 -31,644 -31,638 -127,704 -29,117

    2. Minyak -8,653 -17,526 -20,436 -6,356 -5,102 -5,664 -5,361 -22,483 -6,056 -6,137 -6,037 -5,672 -23,903 -3,167

    a. Ekspor 15,691 19,576 17,891 4 ,298 4 ,243 4 ,812 4 ,536 17,889 3 ,500 3 ,885 3 ,590 2,831 13,806 1,927

    b. Impor -24,344 -37,102 -38,327 -10,654 -9,345 -10,476 -9,897 -40,372 -9,556 -10,022 -9,627 -8,503 -37,709 -5,094

    3. Gas 11,886 16,876 15,197 3,501 2,998 3,038 3,237 12,775 3,308 2,959 2,904 2,903 12,074 1,927

    a. Ekspor 12,968 18,491 17,680 4 ,175 3 ,670 3 ,725 4 ,129 15,700 4 ,092 3 ,629 3 ,672 3,553 14,946 2,455

    b. Impor -1,082 -1,615 -2,483 -674 -672 -688 -892 -2,925 -785 -670 -768 -649 -2,873 -528

    B. Barang lainnya 1,020 1,610 1,969 352 286 576 550 1,765 518 328 368 295 1,509 372

    a.l. Emas nonmoneter 1,020 1,610 1,969 352 286 576 550 1,765 518 328 368 295 1,509 372

    a. Ekspor 1,099 1,676 2,009 361 293 583 558 1,795 524 333 374 302 1,533 376

    b. Impor -79 -67 -41 -9 -7 -7 -8 -31 -6 -5 -6 -7 -24 -5

    Memorandum:

    1. Nominal

    a. Total Ekspor (fob) 149,966 191,109 187,347 44,945 45,244 43,824 48,076 182,089 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,831- Nonmigas 121,307 153,042 151,775 36,472 37,330 35,286 39,412 148,501 36,345 36,990 36,344 36,861 146,541 33,449

    - Migas 28,658 38,067 35,571 8,473 7,913 8,538 8,665 33,588 7,592 7,514 7,262 6,384 28,752 4,382

    b. Total Impor (fob) -118,963 -157,284 -178,667 -43,343 -45,800 -43,739 -43,374 -176,256 -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,743

    - Nonmigas -93,537 -118,567 -137,857 -32,015 -35,783 -32,576 -32,585 -132,959 -30,247 -34,187 -31,650 -31,644 -127,729 -29,121

    - Migas -25,426 -38,717 -40,810 -11,328 -10,017 -11,164 -10,788 -43,297 -10,341 -10,693 -10,395 -9,153 -40,582 -5,622

    2. Pertumbuhan (%, yoy)

    a. Total Ekspor (fob) 0.0 27.4 -2.0 -6.5 -4.3 -3.2 2.8 -2.8 -2.2 -1.6 -0.5 -10.0 -3.7 -13.9

    - Nonmigas 0.0 26.2 -0.8 -4.7 -2.1 -5.0 3.1 -2.2 -0.3 -0.9 3.0 -6.5 -1.3 -8.0

    - Migas 0.0 32.8 -6.6 -13.4 -13.1 5.0 1.3 -5.6 -10.4 -5.0 -14.9 -26.3 -14.4 -42.3

    b. Total Impor (fob) 0.0 32.2 13.6 -1.7 -1.4 3.8 -5.7 -1.3 -6.4 -2.0 -3.9 -5.9 -4.5 -14.4

    - Nonmigas 0.0 26.8 16.3 -4.3 -1.2 -1.9 -6.9 -3.6 -5.5 -4.5 -2.8 -2.9 -3.9 -3.7

    - Migas 0.0 52.3 5.4 6.2 -2.4 25.3 -1.7 6.1 -8.7 6.7 -6.9 -15.2 -6.3 -45.6

    3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 77.7 109.2 110.7 109.2 97.8 104.4 104.4 104.0 105.9 106.1 98.9 72.3 95.8 50.7

    4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0. 945 0. 902 0. 862 0. 831 0.840 0. 821 0. 814 0.826 0. 795 0. 797 0.782 0.778 0.788 0. 766

    Catatan:1)Dalamfree on board(fob).

    ITEMS 2010 2011 2012 2013* 2014 2015

  • 7/23/2019 Laporan NPI Tw I2015

    35/39

    29

    TABEL 3

    NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

    TRANSAKSI BERJALAN

    JASA-JASA

    (Juta USD)

    Mei 2015

    T ot al T ot al T ot al T w. I T w.I I T w. II I T w. IV T ota l T w. I* T w. II * T w. II I* T w. IV* * T ot al ** T w.I **

    Jasa-jasa - 9, 79 1 -9 ,8 03 -1 0, 56 4 - 2, 63 3 -3 ,5 52 - 2, 78 1 - 3, 10 5 - 12 ,0 70 - 2, 13 1 - 2, 83 1 -2 ,4 85 -2 ,5 61 - 10 ,0 08 - 1, 85 0

    - Ekspor 16,670 21, 888 23, 660 5, 702 5,512 5, 644 6, 086 22,944 5, 887 5,721 5,698 6,226 23,531 5, 597

    - Impor -26,461 -31,691 -34,224 -8,335 -9,063 -8,425 -9,191 -35,015 -8,018 -8,552 -8,183 -8,787 -33,539 -7,447

    A. Jasa manufaktur -216 1,081 397 98 103 109 120 430 111 113 98 103 425 80

    - Ekspor -216 1,081 397 98 103 109 120 430 111 113 98 103 425 80

    - Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -159 -124 -458 -73 -63 -49 -63 -248 -75 -95 -119 -87 -376 -87

    - Ekspor 65 73 114 29 41 37 20 127 23 23 30 25 100 16

    - Impor -224 -196 -572 -101 -104 -86 -83 -374 -98 -118 -149 -112 -476 -102

    C. Transportasi -6, 007 -8 ,693 - 8, 67 9 -2, 025 -2 ,3 83 -2, 25 6 -2, 264 -8 ,9 28 -2, 03 3 -2, 14 9 -2 ,0 47 -1 ,9 55 -8 ,1 84 -1, 55 8

    - Ekspor 2,665 3,456 3,822 925 848 847 991 3,611 862 944 917 1,067 3,791 810

    - Impor -8,673 -12,149 -12,501 -2,949 -3,231 -3,103 -3,256 -12,539 -2,895 -3,093 -2,964 -3,022 -11,975 -2,368

    a. Penumpang -1,377 -1,357 -1,145 -238 -365 -379 -441 -1,422 -251 -269 -331 -425 -1,275 -141

    - Ekspor 660 1,041 1,139 288 297 294 304 1,183 310 328 329 339 1,306 334

    - Impor -2,037 -2,398 -2,284 -526 -662 -673 -745 -2,605 -561 -596 -660 -764 -2,581 -476

    b. Barang -4, 847 -7 ,453 -7, 566 -1, 723 -1 ,946 -1, 785 -1, 864 -7 ,318 -1, 650 -1, 763 -1 ,658 -1 ,636 -6 ,707 -1, 371

    - Ekspor 1,479 1,866 1,993 519 410 393 394 1,717 430 471 424 426 1,751 350

    - Impor -6, 326 -9 ,320 -9, 560 -2, 242 -2 ,356 -2, 178 -2, 258 -9 ,034 -2, 081 -2, 234 -2 ,081 -2 ,062 -8 ,458 -1, 721

    c. Lainnya 217 117 33 -65 -72 -92 40 -189 -132 -117 -58 106 -201 -45

    - Ekspor 526 548 690 117 141 160 293 711 122 146 165 302 735 126

    - Impor -310 -432 -657 -182 -213 -252 -252 -899 -253 -263 -223 -196 -936 -171D. Perjalanan 563 1,741 1,553 501 41 543 359 1,444 876 403 701 599 2,579 1,015

    - Ekspor 6,958 7,997 8 ,324 2,243 1,963 2,340 2,573 9,119 2,583 2,235 2,607 2,837 10,261 2,714

    - Impor -6, 395 -6 ,255 -6, 771 -1, 742 -1 ,921 -1, 797 -2, 214 -7 ,675 -1, 707 -1, 832 -1 ,906 -2 ,237 -7 ,682 -1, 699

    E. Jasa konstruksi -72 54 231 -4 8 44 -54 -5 -19 11 15 45 52 -59

    - Ekspor 520 551 863 226 219 200 203 848 198 223 149 141 712 117

    - Impor -592 -497 -632 -230 -211 -156 -256 -853 -217 -212 -134 -96 -660 -176

    F. Jasa asuransi dan dana pensiun -1,131 -1,267 -1,072 -253 -267 -273 -237 -1,029 -226 -223 -247 -242 -938 -247

    - Ekspor 22 23 24 2 4 5 13 25 2 4 5 14 26 2

    - Impor -1,153 -1,290 -1,096 -255 -271 -278 -250 -1,054 -228 -227 -253 -256 -964 -249

    G. Jasa keuangan -209 -303 -469 - 122 -123 -89 - 120 -453 -64 -115 -110 -108 -397 -82

    - Ekspor 388 451 225 57 54 69 74 254 60 54 44 65 223 42

    - Impor -597 -754 -695 -178 -178 -158 -194 -707 -124 -169 -154 -173 -619 -125

    H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -1,557 -1,709 -1,742 -354 -447 -483 -401 -1,684 -429 -589 -359 -425 -1,802 -353

    - Ekspor 60 79 58 13 12 13 13 52 12 10 13 25 60 12

    - Impor -1,616 -1,788 -1,800 -367 -459 -496 -414 -1,736 -441 -599 -372 -450 -1,862 -364

    I. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi 109 137 -149 -177 -166 -98 -66 -507 -70 -156 -84 -171 -481 -180

    - Ekspor 1,240 1,658 1,294 245 257 281 258 1,041 265 265 333 277 1,140 276

    - Impor -1,131 -1,521 -1,443 -422 -423 -379 -324 -1,548 -335 -421 -417 -448 -1,621 -457

    J. Jasa bisnis lainnya -1,147 -704 -109 -244 -224 -227 -336 -1,031 -241 -52 -359 -287 -940 -466

    - Ekspor 4,309 5,789 7 ,739 1,654 1,803 1,555 1,628 6,641 1,576 1,639 1,321 1,496 6,032 1,338

    - Impor -5, 456 -6 ,493 -7, 848 -1, 898 -2 ,027 -1, 783 -1, 964 -7 ,672 -1, 817 -1, 691 -1 ,681 -1 ,783 -6 ,972 -1, 804

    K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -29 -54 -71 -25 -33 -12 -10 -80 -9 -26 -27 -33 -94 -27

    - Ekspor 104 159 210