metodologi npi bi-1

91
Bank Indonesia Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia iii DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar v Daftar Singkatan vi i Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 2 Kerangka Konseptual Neraca Pembayaran Indonesia 4 Bab 3 Barang (Goods ) 18 Bab 4 Jasa ( Services) 25 Bab 5 Pendapatan (Income ) 34 Bab 6 Transfer Berjalan (Current Transfer ) 38 Bab 7 Transaksi Modal (Capital Account ) 40 Bab 8 Transaksi Finansial dan Posisi Investasi Internasional Indonesia ( Financial Account and Indonesia’s International Investment Position) 42 Bab 9 Investasi Langsung (Direct Investment) 52 Bab 10 Investasi Portofolio (Portfolio Investment) 57 Bab 11 Derivatif Finansial (Financial Derivatives ) 60 Bab 12 Investasi Lainnya (Other Investment ) 61 Bab 13 Cadangan Devisa (Reserve Assets) 65 Bab 14 Publikasi 68 Bab 15 Kaitan Neraca Pembayaran dan Posisi Investasi Internasional dengan Statistik Ekonomi Lainnya 73 Lampiran

Upload: feryantowk

Post on 25-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Neraca Pembayaran Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

iii

DAFTAR ISI Halaman

Kata Pengantar v

Daftar Singkatan vii

Bab 1 Pendahuluan 1

Bab 2 Kerangka Konseptual Neraca Pembayaran Indonesia 4

Bab 3 Barang (Goods) 18

Bab 4 Jasa (Services) 25

Bab 5 Pendapatan (Income) 34

Bab 6 Transfer Berjalan (Current Transfer) 38

Bab 7 Transaksi Modal (Capital Account) 40

Bab 8 Transaksi Finansial dan Posisi Investasi Internasional Indonesia (Financial Account and Indonesia’s International Investment Position)

42

Bab 9 Investasi Langsung (Direct Investment) 52

Bab 10 Investasi Portofolio (Portfolio Investment) 57

Bab 11 Derivatif Finansial (Financial Derivatives) 60

Bab 12 Investasi Lainnya (Other Investment) 61

Bab 13 Cadangan Devisa (Reserve Assets) 65

Bab 14 Publikasi 68

Bab 15 Kaitan Neraca Pembayaran dan Posisi Investasi Internasional dengan Statistik Ekonomi Lainnya

73

Lampiran

Page 2: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

iv

Page 3: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

v

KATA PENGANTAR

Buku “Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia:

Konsep, Sumber Data , dan Metode” ini berisi penjelasan tentang kerangka konseptual

statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan Posisi Investasi Internasional Indonesia (PIII)

serta sumber data dan metode yang digunakan dalam penyusunannya . Buku ini juga

menjelaskan keterkaitan kedua statistik tersebut dengan statistik ekonomi lainnya serta di

mana publik dapat mengakses kedua statistik tersebut.

Saat ini Bank Indonesia menyusun statistik NPI dan PIII dengan mengacu kepada

Balance of Payments Manual 5 (BPM5) yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund

(IMF) tahun 1993. Penjelasan yang ada dalam publikasi ini konsisten dengan manual

tersebut. Sejalan dengan berbagai perkembangan yang terjadi di lingkungan global, dalam

waktu yang tidak terlalu lama IMF akan mengeluarkan hasil revisi terhadap BPM5. Pada

waktunya nanti Bank Indonesia akan secara bertahap menyesuaikan praktek penyusunan

statistik NPI & PIII dengan manual terbaru tersebut sekaligus merevisi publikasi ini.

Kami berharap publikasi ini dapat bermanfaat sebagai panduan bagi berbagai pihak

dalam membaca dan memahami perkembangan statistik NPI & PIII. Sekalipun demikian,

kami menyadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna . Karena itu, kami

megharapkan masukan dari semua pihak agar kami dapat menyempurnakan publikasi ini di

waktu yang akan datang. Masukan dapat ditujukan pada Biro Neraca Pembayaran,

Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia melalui email [email protected].

Jakarta, September 2008

Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter

Triono Widodo Direktur

Page 4: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

vi

Page 5: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

vii

DAFTAR SINGKATAN

ABF Asian Bond Fund

ADB Asian Development Bank

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ARC Advance Release Calender

Bapepam-LK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

BEI Bursa Efek Indonesia

BI Bank Indonesia

BIS Bank for International Settlement

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BPM Balance of Payments Manual

BP Migas Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas

BPS Badan Pusat Statistik

BRR Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD-Nias

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

BUMN Badan Usaha Milik Negara

BUMS Badan Usaha Milik Swasta

CAB Current Account Balance

CGI Consultative Group on Indonesia

c.i.f Cost, Insurance, and Freight

DAI Dewan Asuransi Indonesia

Depag Departemen Agama

Depbudpar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Dephukham Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Depnakertrans Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

DMFAS Debt Management and Finacial Analysis System

DQAF Data Quality Assessment Framework

FDI Foreign Direct Investment

FKE Fasilitas Kredit Ekspor

f.o.b Free on Board

GAB General Arrangements to Borrow

Page 6: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

viii

GDDS General Data Dissemination Standards

GDP Gross Domestic Product

GMF Garuda Maintenance Facility

GNDY Gross National Domestic Income

HS Harmonized Commodity Description and Coding System

IBRD International Bank for Reconstruction and Development

IMF International Monetary Fund

IMTS International Merchandise Trade Statistics

IRFCL International Reserves and Foreign Currency Liquidity

ISIC International Standard Industry Classification

JBIC Japan Bank for International Cooperation

KKPPI Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur

LBU Laporan Bank Umum

LKNB Lembaga Keuangan Non Bank

LLD Lalu Lintas Devisa

Migas Minyak dan gas

NAB New Arrangements to Borrow

NFA Net Foreign Assets

NFI Net Foreign Investment

n.i.e Not including elsewhere

NPI Neraca Pembayaran Indonesia

NSDP National Summary Data Page

ODA Official Development Assistance

ORA Official Reserves Assets

PBLK Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan

PDB Pendapatan Domestik Bruto

PDNB Pendapatan Disposabel National Bruto

Pertamina Perusahaan Minyak Negara

PES Passenger Exit Survey

PIII Posisi Investasi Internasional Indonesia

PMA Penanaman Modal Asing

PPA Perusahaan Pengelola Aset

Repo Repurchase agreement

ROSC Report on the Observance of Standards and Codes

Page 7: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia

ix

ROW Rest of the world

RPF Reserve Position in the Fund

SBI Sertifikat Bank Indonesia

SDDS Special Data Dissemination Standard

SDR Special Drawing Right

SITC Standard International Trade Classification

SIUL Sistem Informasi Utang Luar Negeri

SNA System of National Account

TKA Tenaga Kerja Asing

TKI Tenaga Kerja Indonesia

UKA Uang Kertas Asing

ULN Utang Luar Negeri

UN - OCHA United Nation - Office for The Coordination of Humanitarian Affairs

Page 8: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 1

BAB 1

PENDAHULUAN

“Jika kita ingin mengetahui laba/rugi suatu perusahaan pada suatu tahun maka kita

dapat melihat Laporan Rugi Laba (Income Statement) perusahaan tersebut. Jika kita

ingin mengetahui surplus atau defisit negara akibat transaksi ekonomi yang

dilakukannya dengan negara lain maka kita dapat membaca…Neraca Pembayaran

(Balance of Payments)“.

Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan salah satu statistik

ekonomi makro yang penting bagi Indonesia di antara sejumlah statistik ekonomi makro

lainnya, seperti pendapatan domestik bruto (PDB) dan jumlah uang beredar. Statistik ini

memberikan informasi tentang transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk

Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Sebagaimana

umumnya penyusunan statistik neraca pembayaran di negara lain, statistik NPI dibuat

dengan tujuan sebagai berikut: (1) mengetahui peranan sektor eksternal dalam

perekonomian; (2) mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain; (3) mengetahui

struktur ekonomi dan perdagangan; (4) mengetahui permasalahan utang luar negeri; (5)

mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai

tukar; (6) sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa; serta

(7) sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account).

Transaksi yang dicatat di NPI memperlihatkan perubahan, pemberian (tanpa

imbalan), timbul atau hapusnya suatu nilai ekonomi. Pergerakan nilai ekonomi ini dapat

terjadi akibat perpindahan kepemilikan atas barang atau aset finansial, penyediaan jasa-

jasa, penyediaan tenaga kerja , atau penyediaan modal. Berikut ini contoh-contoh

transaksi yang dicatat dalam NPI:

(1) Penjualan dan pembelian barang dengan negara lain, seperti ekspor minyak sawit

dan impor bahan baku atau barang konsumsi;

(2) Pemberian/penggunaan jasa kepada/dari negara lain, seperti penyediaan jasa

pialang saham oleh perusahaan sekuritas domestik kepada investor asing dan

pemakaian jasa pengangkutan kapal laut asing oleh perusahaan domestik;

Page 9: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 2

(3) Pendapatan atas investasi, seperti dividen dan bunga, yang diperoleh oleh pihak

asing yang berinvestasi di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berinvestasi di

luar negeri;

(4) Investasi finansial antara lain dalam bentuk saham dan surat utang, seperti

pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh investor asing dan penjualan obligasi

pemerintah Amerika Serikat yang dimiliki oleh bank domestik; dan

(5) Pemberian/penerimaan uang, barang, dan jasa tanpa ada imbalan langsung, seperti

penerimaan pemerintah dalam bentuk hibah dari negara asing.

Terkait erat dengan statistik NPI yang menggambarkan aliran (flows) barang, jasa,

dan investasi internasional dalam satu periode tertentu, terdapat satu statistik yang

mencerminkan nilai investasi internasional pada suatu saat tertentu (stock), yaitu

statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia (PIII). Dalam statistik ini terdapat

informasi mengenai nilai kewajiban finansial (investasi asing di Indonesia) dan tagihan

finansial (investasi Indonesia di luar negeri) negara Indonesia pada suatu akhir periode,

misalnya di akhir tahun. Jika nilai kewajiban lebih besar dari tagihan, berarti investasi

asing di Indonesia lebih besar dari investasi penduduk Indonesia di luar negeri.

Interpretasi sebaliknya berlaku jika kewajiban lebih kecil dari tagihan. Perubahan PIII

dalam suatu periode tertentu dapat disebabkan oleh empat hal, yaitu: (1) transaksi

penambahan atau pengurangan tagihan dan kewajiban finansial (yang dicatat dalam

NPI); (2) perubahan nilai tukar; (3) perubahan harga instrumen finansial, dan (4)

penyesuaian lainnya, seperti penghapusan utang (write off).

Informasi yang dapat digali dari statistik NPI dan PIII sangat berperan dalam

formulasi kebijakan, seperti informasi mengenai kecenderungan terjadinya defisit neraca

pembayaran dan dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar. Rincian data NPI dan PIII

juga dapat dimanfaatkan dalam studi analitis, misalnya untuk melihat orientasi

penanaman modal asing di Indonesia berdasarkan data ekspor yang dilakukan

perusahaan investasi langsung, masalah utang luar negeri, dan pertumbuhan ekonomi.

Data NPI dan/atau PIII dimanfaatkan pula oleh penyusun statistik Neraca Nasional

sebagai salah satu sumber data, misalnya untuk penyusunan neraca produksi, neraca

pendapatan, serta neraca modal dan finansial.

Data NPI dan PIII dimanfaatkan oleh beragam pengguna. Pada tingkat

pemahaman umum, data tersebut dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, dosen, atau

wartawan ekonomi keuangan. Pemahaman yang lebih detil terhadap data antara lain

diperlukan oleh ekonom, peneliti akademis, investor, lembaga rating internasional,

lembaga keuangan internasional, dan penyusun Neraca Nasional.

Page 10: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 3

Publikasi ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu pemahaman yang

menyeluruh mengenai statistik NPI dan PIII, yaitu meliputi aspek:

- kerangka konseptual;

- klasifikasi data;

- sumber data dan metodologi;

- penyajian dan publikasi; dan

- hubungan dengan statistik ekonomi yang lebih luas.

Dalam menyusun statistik NPI maupun PIII, Bank Indonesia selalu berusaha untuk

mengikuti standar yang berlaku secara internasional, yaitu Balance of Payments Manual

(BPM). BPM diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) guna memberikan

panduan bagi negara-negara anggotanya dalam mengompilasi data neraca pembayaran

dan posisi investasi internasional sehingga data satu negara dengan lainnya dapat

diperbandingkan. Edisi terkini (edisi kelima) manual tersebut (BPM5) terbit pada tahun

1993. Bank Indonesia mulai menggunakan BPM5 sebagai referensi penyusunan statistik

NPI secara penuh sejak tahun 2004. Sementara itu, statistik PIII untuk pertama kalinya

dipublikasikan pada tahun 2002.

Page 11: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 4

BAB 2

KERANGKA KONSEPTUAL NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

DEFINISI

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi

yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode

tertentu.

KONSEP TRANSAKSI

Transaksi ekonomi yang dicatat dalam NPI terutama diakibatkan oleh terjadinya

pertukaran atau transfer nilai ekonomi antara penduduk dan bukan penduduk

Indonesia. Dalam suatu pertukaran, penduduk Indonesia memperoleh/melepaskan

kepemilikan atas suatu nilai ekonomi dengan menyerahkan/mendapatkan kepemilikan

atas nilai ekonomi lainnya dari bukan penduduk. Sementara untuk transaksi yang

diakibatkan oleh transfer, suatu nilai ekonomi diberikan atau diterima oleh penduduk

Indonesia tanpa ada balasan nilai ekonomi lainnya.

Suatu transaksi ekonomi, meskipun tanpa terjadinya pertukaran atau transfer,

tetap dapat dicatat dalam NPI. Cara pencatatan transaksi ini lebih umum dikenal

dengan sebutan ”transaksi yang diimputasi (imputed transaction)”. Sebagai contoh

adalah pencatatan atas laba (tidak termasuk dividen) perusahaan penanaman modal

asing (PMA) pada komponen laba ditanam kembali (reinvested earnings) di NPI.

Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi

dua kelompok:

(1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current

transfer);

(2) modal/finansial (capital/financial).

Transaksi dalam kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current

account), sementara transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi

modal dan finansial (capital and financial account).

Page 12: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 5

Waktu Pencatatan Transaksi

Pencatatan transaksi ekonomi dalam NPI pada dasarnya dilakukan pada saat

terjadi perpindahan kepemilikan antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia

dengan nilai yang didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak. Hal ini konsisten

dengan prinsip akuntansi akrual, yang mensyaratkan pendapatan dan beban dicatat

pada saat timbul (incurred), bukan saat penyelesaian (settled) yang dapat berlangsung

beberapa waktu kemudian.

Dalam transaksi berjalan, perpindahan kepemilikan dianggap terjadi ketika

kepemilikan legal suatu barang berganti, ketika suatu jasa telah disediakan, dan ketika

penghasilan bertambah/berkurang. Sementara untuk transaksi finansial, perubahan

kepemilikan terjadi saat transaksi muncul dalam pembukuan transaktor, yaitu saat aset

atau kewajiban finansial luar negeri diperoleh, dilepaskan dengan perjanjian, dijual, atau

dilunasi. Aset dalam bentuk komitmen atau pledge tidak dianggap sebagai transaksi

ekonomi, sehingga tidak akan dicatat dalam NPI. Dengan demikian, penambahan utang

luar negeri akan dicatat dalam NPI pada saat terjadi aktual penarikan; sementara

pembayarannya seharusnya dicatat saat utang tersebut jatuh tempo, bukan saat

terjadinya aktual pembayaran.

Dalam prakteknya, pencatatan secara akrual sulit untuk dilaksanakan. Sangat

sering terjadi, sumber data menjadi penentu waktu pencatatan suatu transaksi dalam

NPI. Sebagai contoh, transaksi ekspor dan impor barang dicatat di NPI pada saat barang

melintasi perbatasan Indonesia, ditunjukkan oleh dokumen kepabeanan yang

merupakan sumber data utama transaksi ini. Waktu pencatatan ini mungkin berbeda

dengan waktu pencatatan eksportir/importir di pembukuan mereka, namun praktek ini

dianggap merupakan proksi terbaik dalam menetapkan perubahan kepemilikan.

Sistem Entri Ganda

Pencatatan transaksi dalam NPI dilakukan secara sistem akunting entri ganda

(double entry). Dengan sistem ini, setiap transaksi ekonomi yang terjadi dicatat pada

dua entri yang berbeda dengan nilai yang sama. Pencatatan dilakukan dari sudut

pandang penduduk Indonesia. Sebagai contoh, penerimaan bantuan pangan dari luar

negeri akan dicatat sebagai impor barang dan penerimaan transfer; ekspor minyak oleh

pemerintah akan dicatat sebagai ekspor barang dan penerimaan cadangan devisa.

Kedua entri tersebut dicatat sebagai transaksi debit dan kredit sesuai dengan

praktek pembukuan yang berlaku umum. Pada transaksi berjalan, transaksi debit

Page 13: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 6

merupakan pengeluaran kepada bukan penduduk dan transaksi kredit merupakan

penerimaan dari bukan penduduk. Pada transaksi modal dan finansial, transaksi debit

menunjukkan peningkatan aset atau penurunan kewajiban kepada bukan penduduk,

sementara transaksi kredit menunjukkan penurunan aset atau peningkatan kewajiban

kepada bukan penduduk. Kesepakatan yang digunakan dalam pemberian tanda

terhadap transaksi debit/kredit di NPI adalah: transaksi debit ditunjukkan dengan tanda

(-) dan transaksi kredit ditunjukkan dengan tanda (+).

Errors and Omissions

Jika pinsip entri ganda diterapkan untuk setiap transaksi ekonomi maka jumlah

keseluruhan entri dalam NPI akan sama dengan nol. Dalam prakteknya hal ini tidak akan

terjadi karena perbedaan sumber data yang digunakan untuk mencatat dua entri (sisi

debit dan kredit) dari satu transaksi. Beberapa transaksi mungkin tidak terukur secara

akurat sehingga berakibat pada kesalahan pencatatan (errors). Sementara itu, beberapa

transaksi lain mungkin sama sekali tidak tercatat, yang berakibat kurang catat

(omissions).

Setelah keseluruhan entri dicatat sesuai transaksinya dalam transaksi berjalan dan

transaksi modal dan finansial, penjumlahan keduanya akan menghasilkan net debit atau

net kredit. Untuk mengimbangi net debit atau kredit ini digunakan satu akun

penyeimbang, yaitu net errors and omissions. Dalam prakteknya tidak mudah untuk

menentukan sumber errors and omissions ini, apakah berasal dari transaksi berjalan

atau dari transaksi modal dan finansial.

Valuasi Transaksi

Standar internasional mensyaratkan transaksi dinilai berdasarkan harga pasarnya.

Harga pasar didefinisikan sebagai ’jumlah uang yang dibayarkan pembeli yang bersedia

(willing buyer) untuk memperoleh sesuatu dari penjual yang bersedia (willing seller);

pertukaran dilakukan antara pihak yang independen atas dasar pertimbangan komersial

semata’. Pada prakteknya, harga transaksi digunakan sebagai proksi terhadap harga

pasar. Harga transaksi adalah harga suatu transaksi yang tercatat di pembukuan

transaktor atau di catatan administratif yang digunakan sebagai sumber data.

Page 14: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 7

Satuan Hitung dan Konversi

Statistik NPI disusun dalam satuan mata uang US dollar. Transaksi-transaksi yang

berdenominasi rupiah atau valuta asing lainnya dikonversi ke US dollar dengan

menggunakan nilai tukar (nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli) yang berlaku pada

saat transaksi. Apabila informasi tidak tersedia maka digunakan kurs tengah rata-rata

selama periode transaksi.

KONSEP RESIDENSI/PENDUDUK

Dilihat dari pelakunya, transaksi ekonomi dilaksanakan oleh unit institusional yang

dapat berupa orang, entitas hukum, atau entitas lainnya. Pencatatan transaksi tersebut

dalam NPI dilakukan sepanjang transaksi tersebut dilakukan antara penduduk Indonesia

dengan bukan penduduk.

Penduduk Indonesia didefinisikan sebagai unit institusional yang memiliki pusat

kepentingan ekonomi (center of economic interest) di Indonesia. Suatu unit institusional

dikatakan memiliki pusat kepentingan ekonomi di Indonesia bila telah atau berencana

terlibat dalam kegiatan dan transaksi ekonomi (tinggal, berproduksi, mengonsumsi,

berinvestasi, dan/atau memperoleh penghasilan) di Indonesia selama satu tahun atau

lebih.

Dalam statistik NPI, penduduk Indonesia terdiri dari:

(1) Lembaga pemerintah yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

lembaga pemerintah nondepartemen. Kedutaan Besar dan Konsulat Indonesia di

luar negeri merupakan wilayah teritori Indonesia sehingga termasuk dalam definisi

penduduk Indonesia; sebaliknya Kedutaan Besar negara asing di Indonesia bukan

merupakan penduduk Indonesia;

(2) Lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencakup

semua perusahaan yang terlibat dalam produksi barang dan jasa secara komersial

dalam wilayah teritori Indonesia. Perusahaan ini dapat berbentuk inkorporasi atau

bukan inkorporasi; dimiliki/dikontrol oleh pemerintah (BUMN/BUMD)/swasta

(BUMS); ataupun dimiliki/dikontrol oleh domestik/asing. Cabang perusahaan asing

di Indonesia merupakan penduduk Indonesia, sementara cabang perusahaan

Indonesia di luar negeri tidak termasuk penduduk Indonesia;

Page 15: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 8

(3) Lembaga nirlaba, yaitu lembaga yang memproduksi barang dan jasa dalam wilayah

teritori Indonesia tidak dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan finansial.

Contohnya adalah lembaga keagamaan dan lembaga sosial.

(4) Rumah tangga dan perorangan, yaitu semua orang yang tinggal di dalam wilayah

teritori Indonesia selama satu tahun atau lebih dan pusat kepentingan ekonominya

ada di Indonesia. Dalam pengertian ini termasuk orang Indonesia yang bepergian ke

luar negeri untuk tujuan wisata, belajar, atau berobat; staf diplomatik beserta

keluarganya di kedubes atau konsulat Indonesia di luar negeri; serta staf organisasi

internasional (yang tidak berstatus diplomat) yang bertugas di Indonesia.

Terdapat beberapa kasus khusus dalam penentuan status residensi suatu unit

institusional:

(1) Peralatan bergerak (seperti kapal, pesawat terbang, satelit, dan rig pengeboran

minyak dan gas) dapat digunakan untuk memberikan jasa di wilayah teritori

beberapa negara atau di wilayah perairan internasional. Status residensi peralatan

bergerak tersebut tidak ditentukan berdasarkan lokasi keberadaannya melainkan

berdasarkan residensi perusahaan yang mengoperasikannya. Bila peralatan tersebut

beroperasi di wilayah perairan atau udara internasional maka residensinya mengikuti

residensi perusahaan operatornya.

(2) Dalam hal agen, semua transaksi yang dilakukan agen atas nama induknya di

negara lain merupakan transaksi negara induk, bukan negara agen. Namun, semua

jasa yang diberikan oleh agen kepada induk dianggap sebagai transaksi negara

residensi sang agen. Sebagai contoh, transaksi penjualan tiket oleh kantor agen

penerbangan asing di Indonesia kepada penduduk dianggap sebagai transaksi

pembelian tiket penerbangan asing oleh penduduk. Sementara itu, imbalan (fee)

yang diperoleh agen dari transaksi penjualan tiket tersebut dicatat sebagai

penerimaan jasa oleh penduduk.

KLASIFIKASI NERACA PEMBAYARAN STANDAR

Struktur dan klasifikasi komponen standar neraca pembayaran diatur dalam

BPM5. Standar tersebut disusun dengan mempertimbangkan pandangan dari pakar

neraca pembayaran berbagai negara dan kebutuhan untuk mengharmonisasikan

konsep dan definisi yang digunakan dengan standar dan klasifikasi statistik internasional

lainnya.

Page 16: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 9

Klasifikasi neraca pembayaran standar terdiri dari dua kelompok neraca utama:

transaksi berjalan (current account) dan transaksi modal dan finansial (capital and

financial account). Transaksi yang digolongkan ke dalam transaksi berjalan terdiri dari

barang dan jasa (goods and services), pendapatan (income ), dan transfer berjalan

(current transfer). Transaksi yang digolongkan ke dalam transaksi modal terdiri dari

transaksi transfer modal (capital transfer) dan net akuisisi atau disposal aset nonfinansial

tak terbarukan (acquisition or disposal of non-produced, non-financial assets).

Sementara, transaksi finansial (financial account) meliputi investasi langsung (direct

investment), investasi portofolio (portfolio investment), investasi lainnya (other

investment), dan cadangan devisa (reserve assets).

Transaksi berjalan pada umumnya disajikan secara gross debit dan kredit,

sementara transaksi modal dan finansial disajikan secara net debit atau kredit. Aliran

masuk (inflows) sumber daya riil, peningkatan aset finansial, dan pengurangan

kewajiban dicatat di sisi debit; sebaliknya aliran keluar (outflows) sumber daya riil,

pengurangan aset finansial, dan peningkatan kewajiban dicatat di sisi kredit.

Transaksi Berjalan

Transaksi berjalan mengukur penerimaan dan pengeluaran Indonesia yang berasal

dari transaksi barang dan jasa, pendapatan, dan transfer berjalan dengan bukan

penduduk. Transaksi dalam transaksi berjalan bersifat final, dalam arti transaksi tersebut

tidak dihubungkan dengan transaksi sebelumnya atau yang akan datang, sebagaimana

umumnya transaksi finansial, misalnya penyelesaian atas tagihan finansial atau

timbulnya pendapatan investasi. Tabel 2.1 memperlihatkan komponen standar transaksi

berjalan.

Page 17: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 10

Tabel 2.1 Komponen Standar Transaksi Berjalan

Kredit Debit

Barang dan jasa

Barang

Barang dagangan umum

Barang untuk diproses

Barang yang diperbaiki

Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut

Emas nonmoneter

Jasa

Transportasi

Travel

Lainnya

Jasa komunikasi

Jasa konstruksi

Jasa asuransi

Jasa financial

Jasa komputer dan informasi

Royalti dan imbalan lisensi

Jasa bisnis lainnya

Jasa personal, kultural, dan rekreasi

Jasa pemerintah

Pendapatan

Kompensasi tenaga kerja

Pendapatan investasi

Investasi langsung

Investasi portofolio

Investasi lainnya

Transfer berjalan Pemerintah

Sektor lain

Remitansi tenaga kerja

Transfer lainnya

Transaksi Modal dan Finansial

Transaksi modal mencakup transfer modal dan transaksi terkait aset nonfinansial

tidak terbarukan (non-produced, non-financial assets). Transfer modal berisikan transfer

kepemilikan atas aset tetap tanpa imbalan secara langsung, atau transfer dana yang

terkait dengan aset tetap, atau pembatalan klaim finansial dengan kesepakatan

bersama antara kreditur dan debitur (pengampunan utang—debt forgiveness).

Transaksi akuisisi/pelepasan aset nonfinansial tidak terbarukan meliputi transaksi terkait

aset tak berwujud seperti hak cipta, paten, atau merek dagang, dan transaksi

Page 18: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 11

penjualan/pembelian tanah oleh kedutaan dan lembaga ekstrateritori lainnya. Transaksi

ini belum tercatat dalam NPI.

Transaksi akuisisi/pelepasan aset nonfinansial tidak terbarukan menimbulkan hak

yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan uang atau aset lainnya.

Sementara itu, berbeda dari transaksi tersebut, transaksi finansial memberi hak untuk

menerima atau kewajiban untuk menyediakan uang atau instrumen finansial lainnya.

Transaksi finansial terdiri dari transaksi yang terkait dengan perubahan kepemilikan aset

dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia. Tabel 2.2 memperlihatkan komponen

standar transaksi modal dan finansial.

Page 19: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 12

Tabel 2.2 Komponen Standar Transaksi Modal dan Finansial

Kredit Debit

Transaksi modal

Transfer modal

Akuisisi/pelepasan asset nonfinansial tidak terbarukan

Transaksi financial Investasi langsung

Di luar negeri

Modal saham

Laba ditanam kembali

Modal lainnya

Di Indonesia

Modal saham

Laba ditanam kembali

Modal lainnya

Investasi portofolio

Aset

Saham

Surat utang

Kewajiban

Saham

Surat utang

Derivatif financial

Aset

Kewajiban

Investasi lainnya

Aset

Piutang dagang

Pinjaman

Uang dan simpanan

Aset lainnya

Kewajiban

Utang dagang

Pinjaman

Uang dan simpanan

Kewajiban lainnya

Cadangan devisa

Emas moneter

Hak tarik khusus

Cadangan di IMF

Cadangan dalam valuta asing

Tagihan lain

Page 20: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 13

FORMAT PENYAJIAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Format NPI telah mengalami beberapa kali perubahan. Manual ini akan

memfokuskan penjelasan terhadap format NPI yang mengacu kepada BPM5 dan mulai

dipublikasikan pada 2004.

Tabel 2.3 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

Trw.1 Trw.2 Trw.3 Trw.4 Total

I. Transaksi BerjalanA. Barang, bersih (Neraca Perdagangan)

1. Ekspor, fob2. Impor, fob

B. Jasa-jasa, bersihC . Pendapatan, bersihD. Transfer Berjalan, bersih

II. Transaksi Modal dan FinansialA. Transaksi ModalB. Transaksi Finansial

1. Investasi Langsunga. Ke Luar Negeri, bersihb. Di Indonesia (FDI), bersih

2. Investasi Portofolioa. Aset, bersihb. Kewajiban, bersih

3. Investasi Lainnyaa. Aset, bersihb. Kewajiban, bersih

III. Jumlah (I + II)

IV. Selisih Perhitungan Bersih

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Cadangan Devisa dan yang Terkaita. Perubahan Cadangan Devisab. Pinjaman IMF

PenarikanPembayaran

Memorandum:Posisi Cadangan Devisa (dalam bulan impor & pembayaran utang luar negeri Pemerintah) Transaksi berjalan (% GDP)Rasio pembayaran utang (%)

a.l. Sektor terkait Pemerintah dan Otoritas Moneter

TahunUraian

Tabel 2.3 memuat ringkasan Neraca Pembayaran Indonesia yang disajikan secara

analitis. Penyajian secara analitis memisahkan transaksi menjadi transaksi above the line

(autonomous transactions) dan transaksi below the line (financing transactions), dan

bertujuan untuk menunjukkan perbedaan antara transaksi cadangan devisa dan

Page 21: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 14

komponen lain yang terkait erat dengan transaksi lainnya. Cadangan devisa dan

komponen lain yang terkait dikeluarkan dari transaksi finansial dan ditampilkan sebagai

komponen tersendiri (below the line) yang digunakan oleh otoritas moneter untuk

membiayai transaksi lainnya (above the line). Contoh data NPI yang disajikan secara

analitis dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2.4 Neraca Pembayaran Indonesia: Transaksi Berjalan

Trw.1 Trw.2 Trw.3 Trw.4 Total

Transaksi BerjalanA. Barang, bersih (Neraca Perdagangan)

- Nonmigas- Migas

Ekspor, fob- Nonmigas - Migas

Impor, fob- Nonmigas - Migas

B. Jasa-jasa, bersih1. Transportasi, bersih

a. Barang, bersihb. Penumpang dan lainnya, bersih

2. Perjalanan, bersiha. Penerimaanb. Pengeluaran

3. Jasa-jasa Lainnya, bersih

C. Pendapatan, bersih1. Kompensasi Tenaga Kerja, bersih2. Pendapatan Investasi, bersih

a. Investasi Langsung, bersihb. Investasi Portofolio, bersihc. Investasi Lainnya, bersih

a.l. Pembayaran bunga sektor terkait Pemerintah & Otoritas Moneter

D. Transfer Berjalan, bersih1. Pemerintah, bersih2. Sektor Lainnya, bersih

a. Transfer dari Tenaga Kerja, bersihb. Transfer Lainnya, bersih

Memorandum:Pertumbuhan Ekspor Nonmigas, fob (%)Pertumbuhan Impor Nonmigas, c&f (%)Harga Minyak(USD/barrel)Produksi Minyak (juta barel per hari)Inflow Turis (ribu orang)

TahunUraian

Tabel 2.4 menampilkan transaksi berjalan secara lebih rinci. Untuk keperluan

analitis, ekspor impor barang dipisahkan antara ekspor impor migas dan nonmigas,

serta informasi pembayaran bunga utang pemerintah dan BI ditampilkan tersendiri.

Dua komponen jasa terbesar (transportasi dan perjalanan) ditampilkan tersendiri

Page 22: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 15

sementara sembilan komponen lainnya tergabung menjadi satu dalam komponen jasa

lainnya. Jasa perjalanan ditampilkan secara gross untuk melihat peranan industri

pariwisata domestik dalam menjaring devisa. Komponen jasa lainnya beserta

pendapatan dan transfer berjalan tersaji secara neto. Ke depan, direncanakan untuk

menyajikan seluruh komponen secara gross agar informasi menjadi lebih lengkap dan

sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Contoh data transaksi berjalan

dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2.5 Neraca Pembayaran Indonesia: Transaksi Modal dan Finansial

Trw.1 Trw.2 Trw.3 Trw.4 Total

A. Transaksi Modal

B. Transaksi Finansial1. Investasi Langsung

a. Ke Luar Negeri- Saham dan laba ditahan- Lainnya

b. Di Indonesia (FDI)- Saham dan laba ditahan- Lainnya

a.l. Pinjaman: - Penarikan - Pembayaran

2. Investasi Portofolioa. Aset

- Saham- Surat Utang

ObligasiLainnya

b. Kewajiban- Saham- Surat Utang

ObligasiLainnya

3. Investasi Lainnyaa. Aset

- Pinjaman

- Lainnya 1)

b. Kewajiban

- Pinjaman 2)

PenarikanPembayaran

- Lainnya 1)

C. Jumlah (A + B)

1) Termasuk uang kartal dan giral2) Tidak termasuk pinjaman IMF

TahunUraian

Page 23: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 16

Tabel 2.5 menyajikan secara lebih rinci transaksi modal dan transaksi finansial,

tidak termasuk cadangan devisa dan komponen terkait lainnya. Transaksi finansial

dalam Tabel 2.5 tersebut selanjutnya dirinci berdasarkan sektor institusionalnya ke

dalam Tabel 2.6 (transaksi finansial sektor pemerintah dan otoritas moneter) dan Tabel

2.7 (transaksi finansial sektor swasta). Contoh data transaksi modal dan finansial dapat

dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5.

Tabel 2.6 Neraca Pembayaran Indonesia: Transaksi Finansial Sektor Pemerintah dan Otoritas Moneter

Trw.1 Trw.2 Trw.3 Trw.4 Total

I. Pemerintah

A. Portfolio investmentInvestasi portofolio1. Aset

a. Sahamb. Surat utang

2. Kewajibana. Sahamb. Surat utang

B.Investasi lainnya1. Aset2. Kewajiban

a. Pinjamani. Penarikan

- Bantuan programADBIBRDJBICLainnya

- Bantuan proyekCGI 1)

ODABilateralMultilateral

Non ODANon CGI

- Penjadwalan utangPokokBunga

ii. Pembayaranb. Lainnya

II. Otoritas Moneter

A. Investasi Portofolio1. Aset2. Kewajiban

B. Investasi lainnya1. Aset2. Kewajiban

a. Pinjaman 2)

i Penarikanii. Pembayaran

b. Lainnya

III. Jumlah (I + II)

Memorandum:Pinjaman IMF:

PenarikanPembayaran

1) Berkaitan dengan bubarnya CGI tahun 2006, sejak tahun 2006 data mencerminkan pinjaman yang berasal

dari negara/lembaga yang pernah tergabung dalam CGI

2) Tidak termasuk pinjaman IMF

TahunUraian

Page 24: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 17

Tabel 2.7 Neraca Pembayaran Indonesia: Transaksi Finansial Sektor Swasta

Trw.1 Trw.2 Trw.3 Trw.4 Total

A. Investasi Langsung1. Ke luar negeri

- Saham dan laba ditahan- Lainnya

2. Di Indonesia (FDI)- Saham dan laba ditahan- Lainnya

a.l. Pinjaman: - Penarikan - Pembayaran

B. Investasi Portofolio1. Aset

- Saham- Surat utang

ObligasiLainnya

2. Kewajiban- Saham- Surat utang

ObligasiLainnya

C. Investasi Lainnya1. Aset

- Pinjaman

- Lainnya 1)

2. Kewajiban- Pinjaman

- Penarikan- Pembayaran

- Lainnya 1)

D. Jumlah (A+B+C)1)1) Termasuk uang kartal dan giral

TahunUraian

Page 25: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 18

BAB 3

BARANG (Goods)

Konsep

Pengertian barang disini mengacu kepada komoditas yang diperjualbelikan antara

penduduk Indonesia dengan bukan penduduk. System of National Account (SNA) 1993

mendefinisikan barang sebagai ‘objek fisik di mana terdapat permintaan (demand)

terhadap objek tersebut, dapat timbul hak kepemilikan atas barang tersebut, dan

kepemilikannya dapat ditransfer dari satu unit institusional ke unit lainnya melalui

transaksi di pasar’.

Secara konseptual, transaksi barang dicatat dalam neraca pembayaran pada saat

terjadi perpindahan kepemilikan antara penduduk dengan bukan penduduk. Pada

prakteknya, data transaksi barang umumnya bersumber dari data kepabeanan. Data

kepabeanan didasarkan pada pergerakan barang melewati perbatasan (cross-border).

Standar yang berlaku secara internasional mengadopsi pergerakan barang cross-border

ini sebagai proksi terhadap prinsip perpindahan kepemilikan.

Komponen standar barang terdiri dari barang dagangan umum (general

merchandise), barang untuk diproses (goods for processing), barang yang diperbaiki

(repairs on goods), barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut

(goods procured in ports by carriers), dan emas nonmoneter (non-monetary gold).

Sebagian besar komponen barang berupa barang dagangan umum.

Barang dagangan umum mencakup berbagai komoditas ekspor dan impor.

Sebagian besar barang yang melintasi perbatasan berdasarkan data kepabeanan

termasuk dalam kategori ini karena dianggap telah terjadi perpindahan kepemilikan atas

barang-barang tersebut.

Barang untuk diproses meliputi barang yang masuk ke Indonesia untuk diproses

dan kembali ke negara asalnya tanpa adanya perpindahan kepemilikan. Saat ini,

transaksi yang dicatat sebagai ekspor dan impor barang untuk diproses adalah ekspor

dan impor barang dari / ke kawasan berikat Batam1.

1 Hal ini didasarkan pada hasil survei yang menunjukkan bahwa sebagian besar impor barang nonmigas ke Batam adalah untuk diproses dan selanjutnya diekspor kembali. Namun demikian, pencatatan ini mungkin overstated atau understated antara lain karena: (1) terdapat barang untuk diproses yang kepemilikannya telah berpindah sehingga seharusnya diklasifikasikan sebagai barang dagangan umum; (2) terdapat ekspor

Page 26: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 19

Barang untuk diperbaiki mencakup perbaikan (repair) yang dilakukan oleh

penduduk Indonesia terhadap barang-barang bergerak, seperti kapal yang dimiliki oleh

bukan penduduk, atau sebaliknya. Yang dicatat dalam komponen ini bukan nilai bruto

barang melainkan nilai perbaikannya. Tidak termasuk dalam komponen ini adalah

perbaikan komputer yang diklasifikasikan dalam jasa komputer dan informasi, serta

perawatan (maintenance) sarana transportasi yang dilakukan di pelabuhan laut atau

udara yang diklasifikasikan sebagai jasa transportasi lainnya. Jasa reparasi mesin

(overhaul) pesawat milik asing oleh PT Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan

contoh jasa perbaikan barang, sementara jasa pembersihan interior (cleaning service)

pesawat milik asing di bandara internasional merupakan contoh jasa transportasi

lainnya.

Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut mencakup beberapa

komponen seperti bahan bakar, perbekalan dan persediaan yang diperoleh sarana

transportasi penduduk Indonesia di luar negeri, atau sarana transportasi bukan

penduduk di pelabuhan Indonesia.

Emas nonmoneter meliputi ekspor dan impor emas yang tidak disimpan sebagai

cadangan devisa (monetary gold) oleh otoritas moneter. Emas nonmoneter ini

diperlakukan sama seperti komoditas lainnya.

Valuasi

Standar internasional pencatatan neraca pembayaran mensyaratkan transaksi

barang sebagaimana transaksi lainnya dicatat dengan menggunakan harga pasar.

Namun demikian, sebagai pendekatan praktis terhadap harga pasar digunakan harga

transaksi yang dipakai dalam data kepabeanan. Secara konvensi, barang dinilai secara

free on board (f.o.b.) pada batas pabean negara eksportir. Free on Board (f.o.b)

merupakan istilah perdagangan yang berkaitan dengan pengapalan dan harga barang.

Harga barang yang dimaksud adalah biaya barang sampai di atas kapal dan meliputi

biaya pengangkutan ke dermaga dan biaya pemuatan ke atas kapal. Biaya angkut

barang, asuransi, dan jasa lainnya yang terjadi selepas batas pabean merupakan

komponen jasa bila jasa-jasa tersebut disediakan oleh penduduk bagi bukan penduduk

atau sebaliknya.

barang untuk diproses dan diimpor kembali di luar kawasan berikat Batam yang tidak dapat dipisahkan dari data barang dagangan umum.

Page 27: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 20

Konversi

Nilai ekspor dan impor barang dalam denominasi rupiah atau valuta asing selain

US dollar dikonversi ke US dollar dengan menggunakan kurs rata-rata periode laporan.

Waktu Pencatatan

Idealnya, waktu pencatatan transaksi barang seharusnya bersamaan dengan

waktu terjadinya perpindahan kepemilikan. Namun demikian, data kepabeanan yang

menjadi sumber data transaksi barang tidak didasarkan pada konsep ini. Hingga saat ini

belum dilakukan adjustment pada barang terkait dengan waktu terjadinya perpindahan

kepemilikan.

Pelaporan data pabean dilakukan secara on-line dan manual. Untuk ekspor,

pelaporan secara on-line mencapai sekitar 70%, sementara pelaporan impor mencapai

sekitar 90%. Periode ekspor dan impor yang dicatat dalam statistik NPI mengacu pada

bulan pengolahan dokumen ekspor impor oleh Bank Indonesia. Dengan demikian,

ekspor impor yang tercatat dalam satu bulan tertentu tidak sepenuhnya

menggambarkan transaksi ekspor impor yang terjadi pada bulan tersebut. Data ekspor

impor bulan tertentu mencakup pula data carry over bulan-bulan sebelumnya yang

tidak dilaporkan secara on-line. Pada tahun 2007 nilai carry over untuk ekspor sekitar 10

persen, sementara untuk impor sekitar 15 persen. Selain itu, perlu pula menjadi

perhatian bahwa data impor berasal dari data impor yang telah selesai proses

kepabeanannya dan terekam di database Bea Cukai. Dalam praktek dimungkinkan

terjadinya penundaan penyelesaian proses kepabeanan selama beberapa waktu dari

sejak masuknya barang impor ke Indonesia.

Klasifikasi Komoditas

Data ekspor impor barang dagangan umum dapat dirinci menjadi ekspor impor

migas dan nonmigas. Komoditas ekspor impor nonmigas lebih lanjut dapat dirinci ke

dalam kelompok barang berdasarkan Harmonized Commodity Description and Coding

System (HS) dan Standard International Trade Classification (SITC Revision 3).

Negara Mitra Dagang

Data ekspor nonmigas dapat dirinci menurut negara tujuan ekspor (country of

destination). Negara tujuan adalah negara ke mana barang dikirim oleh eksportir tanpa

Page 28: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 21

adanya transaksi komersial atau lainnya yang dapat mengubah status legal barang

ekspor. Sementara itu, impor nonmigas dapat dirinci berdasarkan negara asal barang

(country of origin). Negara asal barang merupakan negara produsen atau negara dari

mana barang impor berasal. Negara asal barang ditentukan oleh aturan tentang asal

barang yang ditetapkan oleh masing-masing negara. Umumnya dasar penentuan asal

barang mengacu pada negara di mana barang sepenuhnya diproduksi. Sementara

untuk suatu barang yang produksinya melibatkan lebih dari satu negara, ketentuan

negara asal mengacu pada tempat di mana barang tersebut mengalami perubahan

secara signifikan.

Boks 3.1 – Perbedaan Data Ekspor Impor Antara NPI dan BPS

Setiap awal bulan, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan rilis data ekspor dan impor barang

berupa Statistik Perdagangan Luar Negeri (Foreign Trade Statistics). Walaupun sama-sama

mencatat ekspor impor barang, data yang tercantum dalam statistik tersebut tidak persis sama

dengan data ekspor impor NPI. Perbedaan tersebut antara lain karena hal-hal berikut:

(1) Statistik Perdagangan Luar Negeri yang dipublikasikan oleh BPS merupakan statistik

perdagangan internasional (international trade statistics) yang pencatatannya mengacu

kepada manual International Merchandise Trade Statistics (IMTS) yang dikeluarkan oleh

United Nation. Statistik ini mendasarkan pencatatan pada perpindahan fisik barang melintasi

batas pabean suatu negara. Sementara itu, statistik ekspor impor barang yang ada dalam

statistik neraca pembayaran dicatat menurut manual Balance of Payments yang dikeluarkan

oleh IMF. Dasar pencatatan transaksi dalam statistik neraca pembayaran adalah adanya

perpindahan kepemilikan antara penduduk dengan bukan penduduk. Dengan demikian,

walaupun data dasar untuk statistik ekspor impor dalam statistik NPI berasal dari statistik

perdagangan internasional (yang bersumber dari data kepabeanan), diperlukan adjustment

untuk memenuhi prinsip adanya perpindahan kepemilikan tersebut;

(2) Nilai impor dalam statistik perdagangan luar negeri dicatat berdasarkan cost, insurance, and

freight (c.i.f), sementara nilai impor dalam statistik neraca pembayaran dicatat berdasarkan

free on board (f.o.b.). Komponen insurance dan freight dicatat sebagai transaksi jasa dalam

komponen jasa yang sesuai (jasa asuransi dan jasa transportasi);

(3) Dalam pencatatan impor untuk statistik perdagangan luar negeri, BPS menggunakan sistem

perdagangan khusus (the special trade system). Dengan sistem ini, kawasan berikat seperti

Batam dianggap bukan bagian dari teritori Indonesia, sehingga impor ke kawasan dimaksud

tidak dicatat sebagai bagian dari total impor Indonesia2. Apabila sistem yang digunakan

berupa sistem perdagangan umum (the general trade system) sebagaimana yang

2 BPS telah mencatat dan mempublikasikan data impor ke kawasan berikat mulai data periode Januari 2008, namun masih disajikan secara terpisah dari data impor lainnya.

Page 29: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 22

direkomendasikan dalam IMTS, maka cakupan data aliran masuk barang ke Indonesia akan

lebih lengkap. Dalam pencatatan statistik neraca pembayaran, data mencakup keseluruhan

wilayah Indonesia (berbasis sistem perdagangan umum).

Tabel 3.1 Ringkasan Sumber dan Metode Pencatatan Transaksi Barang dalam

NPI

Komponen Sumber Data Metode Estimasi

Barang dagangan umum Dokumen kepabeanan, laporan dari Ditjen Migas, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), dan Perusahaan minyak negara (Pertamina)

Data dari dokumen kepabeanan diolah dan disesuaikan agar sesuai dengan prinsip perpindahan kepemilikan dan untuk melengkapi cakupan. Data dari Ditjen Migas, BP Migas, dan Pertamina langsung digunakan. Semua nilai impor disajikan berdasarkan nilai f.o.b. Saat ini data belum memasukkan adjustment untuk data reekspor/reimpor.

Barang untuk diproses Dokumen kepabeanan Diolah dari data ekspor dan impor kawasan berikat Batam.

Barang yang diperbaiki Laporan Lalu Lintas Devisa Bank Indonesia (lihat Boks 3.2)

Data langsung digunakan

Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut

Laporan Lalu Lintas Devisa Bank Indonesia

Data langsung digunakan

Emas nonmoneter Dokumen kepabeanan Diolah dari sumber data.

Page 30: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 23

Boks 3.2 – Laporan Lalu Lintas Devisa

Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan sumber pembiayaan

yang penting bagi bangsa dan negara adalah devisa. Devisa adalah aset dan kewajiban finansial

yang digunakan dalam transaksi internasional.

Untuk meningkatkan devisa, sejak tahun 1970 Pemerintah telah menerapkan sistem devisa

bebas. Namun demikian disadari bahwa penerapan sistem devisa bebas tanpa diikuti dengan

kebijakan pemantauan lalu lintas devisa dan penentuan sistem nilai tukar dapat menimbulkan

dampak negatif bagi perekonomian nasional. Untuk mencegah dampak negatif tersebut,

Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pemilikan dan penggunaan devisa serta sistem nilai

tukar yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1999

tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar.

Dalam UU dimaksud disebutkan bahwa setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan

menggunakan devisa. Bebas memiliki devisa diartikan bahwa penduduk yang memperoleh dan

memiliki devisa tidak wajib menjualnya kepada negara. Sementara bebas menggunakan devisa

berarti penduduk dapat secara bebas melakukan kegiatan devisa antara lain untuk perdagangan

internasional, transaksi di pasar uang, dan transaksi pasar modal.

Pelaksanaan kebijakan sistem devisa dan sistem nilai tukar dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai

otoritas moneter dengan didukung oleh suatu sistem pemantauan lalu lintas devisa. Untuk itu,

Bank Indonesia diberi wewenang untuk meminta keterangan dan data mengenai kegiatan lalu

lintas devisa (LLD) yang dilakukan oleh penduduk. Sementara itu, setiap penduduk diwajibkan

untuk memberikan keterangan dan data mengenai kegiatan LLD yang dilakukannya, baik secara

langsung atau melalui pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Ketentuan tentang pelaporan kegiatan LLD selanjutnya diatur oleh Bank Indonesia melalui

beberapa Peraturan Bank Indonesia (PBI). Pemantauan kegiatan LLD Bank dan Lembaga

Keuangan Non Bank (LKNB) diatur dalam PBI No.1/9/PBI/1999 tanggal 28 Oktober tahun 1999,

sementara pemantauan kegiatan LLD Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK, selanjutnya

disebut perusahaan) diatur dalam PBI No.4/2/PBI/2002 tanggal 28 Maret 2002 sebagaimana

diubah dengan PBI No.5/1/PBI/2003 tanggal 31 Januari 2003.

Pelapor kegiatan LLD terdiri dari bank, LKNB, dan PBLK dengan kriteria:

1. Bank Pelapor adalah seluruh bank umum yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan

kegiatan LLD dan atau memiliki aset finansial luar negeri (AFLN) dan atau kewajiban

finansial luar negeri (KFLN);

2. LKNB pelapor adalah seluruh LKNB yang berbadan hukum Indonesia dan kantor cabang

LKNB asing yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan kegiatan LLD. LKNB tersebut

Page 31: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 24

meliputi antara lain perusahaan asuransi, perusahaan efek/sekuritas, perusahaan

pembiayaan, dan perusahaan modal ventura;

3. Perusahaan pelapor adalah seluruh badan usaha selain bank dan selain LKNB yang

berkedudukan di Indonesia dan memiliki total aset/aktiva atau omset penjualan bruto

selama satu tahun minimal Rp100 miliar serta melakukan kegiatan LLD. Perusahaan

tersebut terdiri dari seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), baik berbadan hukum Indonesia atau asing

maupun tidak berbadan hukum.

Kegiatan LLD adalah kegiatan yang menimbulkan perpindahan aset dan kewajiban finansial

antara penduduk dan bukan penduduk, termasuk perpindahan AFLN/KFLN antar penduduk

dengan penduduk. AFLN adalah tagihan atau klaim penduduk kepada bukan penduduk,

sementara KFLN adalah kewajiban penduduk terhadap bukan penduduk, baik dalam rupiah

maupun valuta asing.

Laporan LLD yang disampaikan oleh pelapor kepada Bank Indonesia terdiri dari Laporan Transaksi

dan Laporan Posisi. Laporan Transaksi meliputi keterangan dan data mengenai seluruh transaksi

LLD yang dilakukan pelapor yang mempengaruhi posisi AFLN/KFLN pelapor. Bagi pelapor bank,

transaksi tersebut meliputi seluruh transaksi yang dilakukan bank, baik untuk kepentingan sendiri

maupun untuk kepentingan nasabahnya. Sementara itu bagi pelapor LKNB dan Perusahaan,

transaksi yang dilaporkan hanya transaksi LLD yang dilakukan oleh LKNB atau Perusahaan tidak

melalui bank atau LKNB dalam negeri. Laporan Posisi meliputi seluruh rekening AFLN dan KFLN

pelapor yang dirinci berdasarkan posisi awal, posisi akhir, dan mutasi. Laporan-laporan tersebut

diperlukan terutama untuk penyusunan statistik Neraca Pembayaran dan Statistik Posisi Investasi

Internasional Indonesia.

Page 32: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 25

BAB 4

JASA (Services)

Komponen jasa dalam transaksi berjalan mencakup transaksi penyediaan jasa oleh

penduduk Indonesia kepada bukan penduduk (inflow) dan oleh bukan penduduk

kepada penduduk Indonesia (outflow). Sesuai dengan BPM5, jasa terbagi atas 11

komponen, yaitu: transportasi (transportation), perjalanan (travel), jasa komunikasi

(communication services), jasa konstruksi (construction services), jasa asuransi (insurance

services), jasa finansial (financial sevices), jasa komputer dan informasi (computer and

information services), royalti dan imbalan lisensi (royalty and license fees), jasa bisnis

lainnya (other business services), jasa personal, kultural, dan rekreasi (personal, cultural

and recreational services), dan jasa pemerintah (government services n.i.e.). Dalam

publikasi resmi, sembilan komponen jasa yang terakhir saat ini tergabung dalam satu

komponen ‘jasa-jasa lainnya’.

Walaupun terdapat perbedaan konsep antara barang dan jasa, dalam prakteknya

batasan tersebut kadang tidak jelas. Beberapa komponen barang secara konvensi

dicatat sebagai jasa guna memudahkan pencatatan, yaitu:

(1) barang yang diperoleh oleh bukan penduduk untuk dikonsumsi sendiri selama

kunjungannya di Indonesia dalam rangka wisata, bekerja, atau belajar dan barang

diperoleh oleh penduduk Indonesia untuk dikonsumsi sendiri selama kunjungannya

di luar negeri dalam rangka wisata, bekerja, atau belajar; barang-barang tersebut

merupakan bagian dari jasa perjalanan;

(2) barang yang diperoleh di Indonesia oleh pemerintah negara lain untuk digunakan di

Indonesia atau sebaliknya barang yang diperoleh dari dan digunakan di luar negeri

oleh pemerintah Indonesia diklasifikasikan sebagai jasa pemerintah;

(3) barang yang termasuk dan tidak dapat dipisahkan dari transaksi utamanya yang

berupa penyediaan jasa.

Penjelasan rinci untuk masing-masing komponen jasa dimuat dalam paragraf-

paragraf selanjutnya.

Page 33: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 26

JASA TRANSPORTASI

Jasa transportasi dikelompokkan berdasarkan tipenya menjadi jasa penumpang

(passenger service), jasa angkutan barang (freight service), dan jasa lainnya (other

services). Pengelompokan jasa transportasi berdasarkan BPM5 juga dapat dilakukan

berdasarkan moda transportasi (transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi

lainnya). Namun, untuk memenuhi prinsip kerahasiaan data individual, pengelompokan

dimaksud belum dilakukan oleh Bank Indonesia.

Jasa penumpang (passenger service) mencakup penyediaan jasa terkait dengan

transportasi internasional untuk bukan penduduk oleh maskapai dalam negeri (inflow)

atau untuk penduduk oleh maskapai internasional (outflow). Termasuk dalam jasa

penumpang ialah biaya kelebihan bagasi (excess baggage), biaya pemindahan barang-

barang yang menyertai perja lanan penumpang, dan pengeluaran untuk makanan,

minuman, atau belanja lainnya selama penumpang di atas kapal/kendaraan.

Dalam prakteknya, perhitungan jasa penumpang dilakukan sebagai berikut:

(1) jasa penumpang inflow diperoleh dari pelaporan LLD;

(2) jasa penumpang outflow diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang bepergian

ke luar negeri dengan menggunakan maskapai asing dikalikan dengan rata-rata tarif

tiket internasional ke beberapa negara tujuan utama. Dalam jasa penumpang

outflow termasuk pula komponen biaya transportasi internasional yang disediakan

oleh maskapai asing dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Jasa angkutan barang (freight service) mengacu pada pengangkutan atau

transportasi barang dan hampir selalu terkait dengan kegiatan ekspor dan impor

barang. Jasa angkutan barang mencakup pula biaya bongkar/muat barang dari/ke kapal

pengangkut di pelabuhan apabila dipersyaratkan dalam kontrak.

Pengukuran jasa freight terkait dengan konvensi penilaian barang ekspor impor

secara f.o.b. Setiap biaya transportasi barang sampai dengan batas pabean negara

eksportir akan menjadi komponen harga barang; sementara transportasi barang yang

dilakukan setelah batas pabean tersebut diperhitungkan sebagai freight. Dengan

pengertian ini maka transportasi barang impor Indonesia dari batas pabean negara

eksportir yang dilakukan oleh pelayaran nasional merupakan transaksi jasa antara

penduduk (perusahaan pelayaran) dengan sesama penduduk (importir) sehingga tidak

dicatat dalam statistik neraca pembayaran.

Jasa freight dalam statistik neraca pembayaran saat ini mencakup:

Page 34: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 27

(1) di sisi inflow berupa pendapatan yang diperoleh maskapai pelayaran nasional dari

pengangkutan barang ekspor Indonesia di luar batas pabean Indonesia dan

pengangkutan barang lainnya milik bukan penduduk antara negara ketiga. Data

diperoleh dari pelaporan LLD;

(2) di sisi outflow berupa pendapatan yang diperoleh maskapai pelayaran asing dari

penduduk karena mengangkut barang impor Indonesia di luar batas pabean negara

eksportir. Data diolah dari dokumen kepabeanan. Dengan sistem pencatatan yang

ada, outflow yang terjadi karena penggunaan kapal asing dalam perdagangan

antarpulau belum tercatat.

Jasa transportasi lainnya mencakup serangkaian jasa yang diberikan di pelabuhan

laut, pelabuhan udara, dan fasilitas terminal lainnya oleh penduduk kepada bukan

penduduk (atau sebaliknya). Jasa ini meliputi penanganan kargo (bongkar muat

kontainer); penyimpanan dan pergudangan; pengemasan dan pengemasan ulang; biaya

labuh, tambat, pandu, dan tunda bagi sarana pengangkut; jasa perawatan dan

pembersihan sarana pengangkut di pelabuhan; dan biaya operasi penyelamatan kapal

atau kargo.

Inflow jasa transportasi lainnya diperoleh dari data penerimaan devisa otoritas

pengelola pelabuhan udara dan laut. Sementara outflow jasa transportasi lainnya

diperoleh dari pelaporan LLD.

TRAVEL

Jasa perjalanan (travel) mencakup seluruh barang dan jasa yang diperoleh

wisatawan/turis (traveler) untuk konsumsi pribadi di negara yang dikunjunginya. Barang

dan jasa yang umumnya masuk pada kelompok travel adalah penginapan, makanan

dan minuman, hiburan, transportasi di dalam negara yang dikunjungi, hadiah dan

cendera mata. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli oleh wisatawan, diperoleh

wisatawan secara cuma-cuma, atau berupa hadiah dari teman atau keluarga.

Sepanjang bukan untuk digunakan secara komersial, tidak masalah apakah barang dan

jasa tersebut langsung dikonsumsi atau dikonsumsi kemudian, atau dikonsumsi oleh

wisatawan sendiri atau orang lain.

Turis/wisatawan didefinisikan sebagai individu yang tinggal selama kurang dari

satu tahun di suatu negara yang bukan residensinya, baik untuk tujuan bisnis atau

personal. Tidak termasuk dalam definisi turis yaitu:

Page 35: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 28

(1) orang yang tinggal di kamp militer atau bekerja pada lembaga pemerintahan negara

asal (diplomat atau bekerja di kedutaan),

(2) keluarga atau orang yang bergantung pada butir (1), atau

(3) orang yang untuk sementara waktu melakukan kegiatan produktif di negara lain

dan dibayar oleh penduduk negara tersebut (pekerja musiman/pekerja lintas batas).

Pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan pada butir (1) dan (2) dicatat pada

kelompok jasa governments services, n.i.e. Sementara itu, meskipun tidak dikategorikan

sebagai turis/wisatawan, pengeluaran pekerja musiman/pekerja lintas selama berada di

negara tempatnya bekerja dicatat pada kelompok travel.

Batasan satu tahun tersebut tidak berlaku untuk pelajar dan pasien yang tetap

dianggap sebagai penduduk negara asalnya walaupun mereka telah tinggal di negara

tempat belajar/berobat selama lebih dari satu tahun. Seluruh pengeluaran, termasuk

untuk pendidikan dan kesehatan (tuition fee, biaya rawat inap) yang dikeluarkan oleh

pelajar dan pasien yang berobat tersebut dicatat pada kelompok jasa travel.

Jasa travel dikelompokkan menjadi: (i) personal travel, mencakup wisatawan yang

melakukan perjalanan ke LN bukan untuk tujuan bisnis (yaitu rekreasi, olah-raga,

kebudayaan, kunjungan ke keluarga atau teman, kunjungan keagamaan, belajar, dan

kesehatan) dan termasuk di dalamnya adalah penumpang transit; dan (ii) business

travel, mencakup wisatawan yang bepergian ke LN untuk semua jenis kegiatan bisnis,

seperti awak kapal yang menunggu perjalanan selanjutnya serta perjalanan dinas

pegawai pemerintah dan lembaga internasional.

Data inflow dan outflow travel diestimasi dengan menggunakan data jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara dan Indonesia dari BPS, Direktorat Jenderal Imigrasi

– Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dephukham), Departemen Kebudayaan

dan Pariwisata (Depbudpar) serta hasil survei wisatawan mancanegara (Passenger Exit

Survey) dan survei outbond yang dilakukan bersama oleh Depbudpar, BPS, dan BI.

Selain itu, data outflow dilengkapi dengan perkiraan biaya travel dalam rangka ibadah

haji dan umrah berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Agama (Depag).

JASA KOMUNIKASI

Jasa komunikasi (communication services) meliputi jasa telekomunikasi, seperti

transmisi suara, gambar, atau informasi lain melalui berbagai moda, seperti telepon,

teleks, atau satelit; dan jasa pos dan kurir, seperti pengiriman surat dan paket. Data

berasal dari pelaporan LLD.

Page 36: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 29

JASA KONSTRUKSI

Jasa konstruksi (construction services) meliputi pekerjaan yang dilakukan pada

proyek konstruksi dan instalasi oleh pekerja suatu perusahaan di lokasi yang berada di

luar teritori ekonomi perusahaan tersebut. Pekerjaan tersebut umumnya dilakukan

dalam periode waktu yang singkat (kurang dari 1 tahun). Data bersumber dari

pelaporan LLD.

JASA ASURANSI

Jasa asuransi (insurance services) meliputi penyediaan berbagai jenis asuransi oleh

perusahaan asuransi domestik kepada bukan penduduk atau sebaliknya. Jasa tersebut

terdiri dari asuransi pengangkutan barang (freight insurance), berbagai jenis asuransi

langsung (direct insurance) lainnya, seperti asuransi jiwa dan asuransi kebakaran, dan

reasuransi (reinsurance).

Inflow jasa asuransi berasal dari kegiatan reasuransi yang diestimasi berdasarkan

data Dewan Asuransi Indonesia (DAI). Sementara outflow jasa asuransi terdiri dari data

reasuransi yang diestimasi berdasarkan data DAI, serta data asuransi freight yang diolah

dari data kepabeanan.

Boks 4.1 - Pencatatan Jasa Asuransi

Jasa Asuransi mencakup penyediaan berbagai jenis asuransi oleh perusahaan asuransi suatu

negara kepada bukan penduduk dan sebaliknya yang terdiri dari:

a. Asuransi pengangkutan barang (freight insurance), yaitu asuransi barang dalam rangka

ekspor/impor;

b. Asuransi langsung (direct insurance) lainnya, yaitu asuransi jiwa (life insurance), termasuk

dana pensiun, dan asuransi nonjiwa (nonlife insurance) seperti asuransi kecelakaan,

kebakaran, kelautan, dan penerbangan;

c. Reasuransi (reinsurance), yaitu asuransi atas resiko kerugian dari suatu perusahaan

asuransi.

Obyek yang dicatat pada pos jasa asuransi hanya mencakup komponen biaya jasa (biasa

disebut service charge) yang terdapat dalam total premium yang dibayarkan. Berdasarkan

konsep akrual, service charge diukur dengan menggunakan jumlah penerimaan premium

(premium earned) selama periode yang diperoleh dikurangi dengan, idealnya, asesmen

aktuaria terhadap klaim yang ditanggung dengan premi sejumlah tersebut, bukan dengan

jumlah klaim yang dibayar.

Page 37: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 30

JASA KEUANGAN

Jasa keuangan (financial services) meliputi jasa perantara dan penunjang

keuangan (tidak termasuk perusahaan asuransi dan dana pensiun). Termasuk dalam jasa

keuangan adalah imbalan (fee) jasa intermediasi (misalnya terkait dengan letter of

credit, bankers’ acceptances, dan lines of credit), komisi dan imbalan lainnya terkait

transaksi surat-surat berharga (seperti broker, placements of issues, dan underwriting),

komisi pedagang komoditas berjangka, dan jasa terkait manajemen aset, jasa

operasional dan pengaturan pasar finansial, dan lainnya. Data bersumber dari pelaporan

LLD.

Akan tetapi, mengingat sulitnya memperoleh asesmen aktuaria dimaksud pada perhitungan

direct insurance, jumlah klaim diaproksimasi berdasarkan rata-rata klaim yang terjadi selama

suatu periode waktu tertentu. Untuk Indonesia, umumnya rata-rata klaim diperoleh untuk

periode lima tahun.

Saat ini jasa asuransi dalam NPI meliputi jasa asuransi langsung berupa freight insurance dan

jasa reasuransi. Premi asuransi freight diaproksimasi sejumlah persentase tertentu dari nilai

impor c.i.f. Penghitungan nilai outflow asuransi freight dilakukan dengan menggunakan

model pendekatan sebagai berikut:

Premium asuransi freight x (rata-rata service charge selama lima tahun)

Sementara penghitungan nilai jasa reasuransi dilakukan sebagai berikut:

Inflow = (premi bruto diterima dari LN) – (pembayaran komisi ke LN) – (pembayaran klaim ke LN)

Outflow = (premi bruto dibayar ke LN) – (penerimaan komisi dari LN) – (penerimaan klaim dari LN)

Untuk saat ini perhitungan jasa asuransi tersebut menggunakan data transaksi reasuransi

yang diperoleh dari Laporan Tahunan Asuransi Indonesia yang diterbitkan oleh Federasi

Asosiasi Perasuransian Indonesia/DAI. Terhitung sejak tahun 2008, laporan tersebut

diterbitkan secara resmi oleh Biro Perasuransian – Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Page 38: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 31

JASA KOMPUTER DAN INFORMASI

Jasa komputer dan informasi (computer and information services) meliputi

transaksi jasa terkait data komputer dan berita. Termasuk dalam jasa ini, yaitu database

(seperti pengembangan, penyimpanan, dan on-line time series), pemrosesan data,

konsultansi hardware, implementasi software, pemeliharaan/perbaikan komputer, jasa

keagenan berita (penyediaan berita, fotografi, dan artikel ke media), serta jasa

berlangganan langsung surat kabar dan terbitan berkala. Data bersumber dari

pelaporan LLD.

ROYALTI DAN IMBALAN LISENSI

Royalti dan imbalan lisensi (royalties and license fees) mencakup pembayaran atau

penerimaan atas penggunaan aset-aset nonfinansial tak berwujud dan hak kekayaan

intelektual (proprietary rights) (seperti paten, hak cipta, merek dagang, proses industri,

waralaba dan sejenisnya) dan penggunaan berlisensi produk asli atau prototipe. Data

bersumber dari pelaporan LLD.

JASA PERSONAL, KULTURAL, DAN REKREASI

Jasa personal, kultural, dan rekreasi (personal, cultural, and recreational services)

meliputi: (i) jasa audiovisual, yaitu jasa dan imbalan yang terkait dengan produksi film,

program radio dan televisi, dan rekaman musik dan (ii) jasa kebudayaan dan rekreasi

lainnya, seperti jasa terkait museum atau perpustakaan. Data bersumber dari pelaporan

LLD.

JASA PEMERINTAH

Jasa pemerintah (government services, n.i.e) meliputi semua jasa terkait dengan

sektor pemerintah (misalnya pengeluaran Kedutaan Besar dan Konsulat) atau organisasi

internasional dan regional yang tidak dapat diklasifikasikan dalam komponen jasa yang

ada. Data diolah berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Luar Negeri

Republik Indonesia.

Page 39: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 32

JASA BISNIS LAINNYA

Other business services meliputi jasa bisnis lainnya selain disebutkan di atas yang

terdiri dari:

(i) Merchanting & other trade-related services: mencakup komisi atas transaksi barang

dan jasa yang diterima merchant, broker komoditas, dealer, dan agen komisi.

Merchanting merupakan kegiatan pembelian barang oleh penduduk suatu negara

dari bukan penduduk yang diikuti dengan penjualan kembali (resale) barang

tersebut kepada bukan penduduk lainnya, tanpa diikuti proses masuk atau

keluarnya barang ke wilayah ekonomi penduduk tersebut;

(ii) Operational leasing (rental) tanpa operator: jasa penyewaan tanpa hak opsi (option)

membeli atas kapal laut, pesawat terbang, dan alat transportasi seperti rig tanpa

awak;

(iii) Miscellaneous business, professional and technical service mencakup jasa di bidang

hukum, akuntansi, konsultasi manajemen, dan kehumasan; periklanan dan riset

pasar; penelitian dan pengembangan; arsitektur, rancang bangun dan sejenisnya;

pertanian, pertambangan, dan pemrosesan lapangan (on-site); dan jasa lainnya.

Data bersumber dari pelaporan LLD.

Sumber Data dan Metode

Sumber data dan metode yang digunakan dalam pencatatan transaksi jasa dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Ringkasan Sumber dan Metode Pencatatan Transaksi Jasa

Komponen Sumber Data Metode Estimasi

Transportasi Laporan LLD Data administratif BPS, Ditjen Imigrasi, Depbudpar Informasi dari beberapa agen perjalanan wisata (khususnya data tarif penerbangan) Dokumen kepabeanan Data administratif otoritas pelabuhan udara dan laut

Laporan LLD langsung digunakan untuk data inflow jasa penumpang dan freight dan outflow jasa transportasi lainnya. Outflow data jasa penumpang diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang bepergian ke luar negeri dengan menggunakan maskapai asing Outflow data freight diolah dari dokumen kepabeanan Data langsung digunakan untuk data inflow jasa transportasi

Page 40: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 33

lainnya Perjalanan Passenger Exit Survey (PES)

Outbond Survey Data administratif BPS, Ditjen Imigrasi, Depbudpar, Depag

Menggunakan suatu perhitungan yang memadukan jumlah wisatawan dan rata-rata pengeluaran selama kunjungan

Jasa Asuransi Laporan tahunan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dokumen kepabeanan

Menggunakan model data asuransi (lihat Boks 4.1)

Jasa Pemerintah Data administratif Departemen Luar Negeri

Data reimbursement pajak oleh Kedubes Asing dimanfaatkan untuk menghitung inflow jasa, sementara data realisasi anggaran pengeluaran Perwakilan RI di LN digunakan untuk menghitung outflow jasa

Jasa Lainnya Laporan Lalu Lintas Devisa Data langsung digunakan

Page 41: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 34

BAB 5

PENDAPATAN (Income)

Pendapatan (income) merupakan perolehan/hasil yang timbul dari penyediaan

faktor produksi tenaga kerja dan modal finansial. Inflow pendapatan mengacu pada

hasil yang diperoleh dari penyediaan tenaga kerja Indonesia atau modal finansial

Indonesia kepada bukan penduduk; sementara outflow pendapatan merupakan biaya

yang harus dibayar Indonesia karena memanfaatkan tenaga kerja atau modal finansial

asing.

Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja dari majikannya dinamakan kompensasi

tenaga kerja (compensation of employees), sedangkan pendapatan yang diperoleh dari

modal finansial disebut pendapatan investasi (investment income). Pendapatan investasi

terdiri dari tiga komponen, yaitu penerimaan/pembayaran atas hasil dari investasi

langsung (direct investment income), investasi portofolio (portfolio investment income),

dan investasi lainnya (other investment income).

Kompensasi Tenaga Kerja (Compensation of Employees)

Kompensasi tenaga kerja mencakup upah, gaji, dan manfaat lainnya (berbentuk

tunai atau natura) yang diperoleh pekerja individual penduduk suatu negara karena

bekerja untuk dan dibayar oleh penduduk negara lain tempatnya bekerja. Komponen

lain yang termasuk dalam kompensasi pekerja adalah iuran yang dibayarkan oleh

pemberi kerja atas nama pekerja untuk jaminan sosial atau asuransi pribadi atau dana

pensiun untuk kesejahteraan pekerja. Pekerja dalam konteks compensation of

employees adalah pekerja musiman, pekerja dengan jangka waktu pendek (kurang dari

1 tahun), dan pekerja di perbatasan.

Dalam kompensasi tenaga kerja ini juga termasuk upah, gaji, dan manfaat lainnya

yang diterima staf lokal dari kedutaan asing atau lembaga internasional tempatnya

bekerja. Hal ini terkait dengan status residensi kedutaan asing atau lembaga

Internasional yang dianggap bukan penduduk suatu negara di mana kedutaan/lembaga

internasional tersebut berlokasi. Dengan demikian, pemberian kompensasi kepada staf

lokal merupakan transaksi antara penduduk dan bukan penduduk.

Page 42: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 35

Ketika seseorang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu 12 bulan atau lebih,

orang tersebut sudah dianggap sebagai bukan penduduk di negara asalnya dan

merupakan penduduk di negara tempatnya bekerja. Dengan demikian, balas jasa yang

diterima pekerja tersebut dari majikannya merupakan transaksi antara penduduk

dengan penduduk dan tidak dicatat dalam neraca pembayaran. Jika pada suatu saat

pekerja tersebut mengirimkan dana kepada keluarga di tanah airnya, transfer dana

tersebut akan dicatat dalam neraca pembayaran pada komponen transfer berjalan

(current transfer) sebagai transfer dari tenaga kerja (workers’ remittances).

Kompensasi tenaga kerja harus dicatat secara gross sebelum dipotong pajak

penghasilan. Pajak penghasilan yang diterima pemerintah dari tenaga kerja asing (TKA)

yang bekerja dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan akan dicatat sebagai inflow

transfer kepada pemerintah; sementara pajak penghasilan yang harus dibayar oleh

tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang bekerja dalam jangka waktu kurang dari

12 bulan akan dicatat sebagai ouflow transfer sektor lainnya.

Pendapatan Investasi (Investment Income)

Inflow pendapatan investasi mengacu pada pendapatan yang diperoleh penduduk

Indonesia karena menyediakan modal finansial kepada bukan penduduk (yang

dibuktikan dengan kepemilikan aset finansial luar negeri). Di sisi outflow, pendapatan

investasi merupakan pendapatan yang diperoleh bukan penduduk karena menyediakan

modal finansial kepada penduduk Indonesia (yang dibuktikan dengan kepemilikan

mereka atas aset finansial Indonesia).

Pendapatan investasi terutama diklasifikasikan menjadi pendapatan investasi

langsung, pendapatan investasi portofolio, dan pendapatan investasi lainnya.

Pengklasifikasian pendapatan investasi langsung sejalan dengan klasifikasi arah investasi

(investasi langsung ke luar negeri dan investasi langsung di Indonesia); sementara

pengklasifikasian pendapatan investasi portofolio dan investasi lainnya mencerminkan

klasifikasi aset dan kewajiban yang digunakan dalam transaksi finansial (financial

account) dan posisi investasi internasional.

Standar yang berlaku secara internasional mengharuskan pencatatan investasi

langsung dilakukan secara neto, dalam hal ini inflow merupakan pendapatan yang

diperoleh investor langsung (direct investor) dari perusahaan investasi langsung di luar

negeri (direct investment enterprise abroad) setelah dikurangi dengan pendapatan yang

diperoleh perusahaan investasi langsung tersebut dari investor langsungnya; atau

Page 43: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 36

sebaliknya untuk outflow. Namun demikian, praktek pencatatan dalam NPI dilakukan

secara gross. Pendapatan investasi langsung inflow mencakup pendapatan yang

diperoleh investor langsung Indonesia dari perusahaan investasi langsung di luar negeri

ditambah dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan investasi langsung di

Indonesia (misalnya perusahaan PMA – Penanaman Modal Asing) dari investor

langsungnya di luar negeri. Sementara itu, pendapatan investasi langsung outflow

merupakan pendapatan yang diperoleh investor langsung di luar negeri dari perusahaan

investasi langsungnya di Indonesia (misalnya perusahaan PMA – Penanaman Modal

Asing) ditambah dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan investasi langsung di

luar negeri dari investor langsungnya di Indonesia.

Pendapatan investasi langsung dapat dirinci menjadi pendapatan atas ekuitas

(income on equity) dan pendapatan atas utang (income on debt). Pendapatan atas

ekuitas dapat dirinci lebih lanjut menjadi dividen dan profit kantor cabang yang

didistribusikan (dividends and distributed branch profits) serta laba yang ditanam

kembali dan profit kantor cabang yang tidak didistribusikan (reinvested earnings and

undistributed branch profits). Pendapatan atas utang antara lain berupa bunga atas

utang yang diterima perusahaan dari investor langsungnya di luar negeri.

Pendapatan investasi portofolio terdiri dari pendapatan atas instrumen saham

(ekuitas), yaitu berupa dividen dan pendapatan atas utang, dalam hal ini berupa

bunga/kupon surat utang yang dimiliki.

Pendapatan investasi lainnya umumnya berupa bunga yang diperoleh/dibayar atas

simpanan, pinjaman, dan utang dagang (trade credit).

Valuasi dan Waktu Pencatatan

Standar internasional mengharuskan pendapatan investasi dihitung sebelum

dikurangi pajak dan nilai pajak ini dicatat dalam transfer berjalan. Selain itu,

pendapatan investasi juga harus dicatat secara akrual. Prinsip-prinsip ini belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan dalam pencatatan statistik NPI saat ini.

Sumber Data dan Metode

Sumber data dan metode yang digunakan dalam pencatatan transaksi

pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Page 44: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 37

Tabel 5.1 Ringkasan Sumber dan Metode Pencatatan Transaksi Pendapatan

Komponen Sumber Data Metode Estimasi

Kompensasi tenaga kerja

Data administratif Departemen Tenaga Kerja dan transmigrasi (Depnakertrans)

Data inflow diperoleh dari hasil estimasi berdasarkan data jumlah TKI yang bekerja kurang dari satu tahun dan data gaji TKI per bulan per golongan per negara. Data outflow diperoleh dari hasil estimasi berdasarkan data jumlah TKA yang bekerja kurang dari satu tahun dan data gaji TKA per bulan.

Pendapatan

investasi

Pendapatan investasi langsung

Laporan BP Migas Data Bursa Efek Indonesia (BEI) Survei investasi langsung Data administratif BI Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Laporan utang luar negeri (ULN) Laporan lalu lintas devisa (LLD)

Laporan BP Migas terkait net contractor shares dimanfaatkan untuk mencatat outflow pendapatan atas ekuitas investasi langsung sektor migas. Survei investasi langsung, data administratif BI, dan data BEI digunakan untuk mengestimasi outflow pendapatan atas ekuitas investasi langsung sektor nonmigas selain bank LBU digunakan untuk mencatat outflow pendapatan atas ekuitas investasi langsung sektor bank Laporan ULN digunakan untuk mencatat outflow pendapatan atas utang Laporan LLD digunakan untuk mencatat inflow pendapatan investasi langsung

Pendapatan investasi portofolio

Laporan Bank Kustodian Data administratif BI Data administratif Depkeu Laporan lalu lintas devisa (LLD)

Data Bank Kustodian, data administratif BI dan Depkeu digunakan untuk mengestimasi outflow pendapatan atas investasi portofolio berbentuk investasi utang Laporan LLD digunakan untuk mencatat inflow dan outflow pendapatan atas investasi portofolio berbentuk investasi saham (ekuitas)

Pendapatan investasi lainnya

Laporan utang luar negeri (ULN)

Laporan lalu lintas devisa (LLD)

Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Data administratif BI

Laporan ULN digunakan untuk mencatat outflow pendapatan investasi lainnya Laporan LLD, LBU, dan data administratif BI digunakan untuk mencatat inflow pendapatan investasi lainnya

Page 45: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 38

BAB 6

TRANSFER BERJALAN (Current Transfers)

Sebagian besar transaksi dalam neraca pembayaran melibatkan pertukaran

sumber daya riil atau finansial (seperti barang, jasa, atau aset finansial) dengan sumber

daya lain dengan nilai yang setara. Saat sumber daya diberikan tanpa timbal balik

(misalnya berupa hadiah, pajak, atau hibah), transaksi tersebut dinyatakan sebagai

transaksi sepihak. Untuk menjaga prinsip entri ganda dalam pencatatan neraca

pembayaran, nilai sumber daya yang diberikan tersebut dicatat dalam entri-lawan

(contra entry) transaksi sebagai transfer. Transfer dibedakan antara transfer berjalan

yang menjadi bagian dari transaksi berjalan dan transfer modal yang menjadi bagian

dari transaksi modal (capital account).

Transfer berjalan meliputi semua transfer yang tidak termasuk dalam transfer

modal. Transfer berjalan secara langsung mempengaruhi tingkat pendapatan yang

dapat dibelanjakan (disposible income) serta mempengaruhi konsumsi barang dan jasa.

Pendapatan dan tingkat konsumsi pemberi transfer akan berkurang, sebaliknya

pendapatan dan konsumsi penerima transfer akan meningkat. Sementara itu, transfer

modal meliputi: (1) transfer kepemilikan aktiva tetap (fixed assets), termasuk pemberian

uang yang dikaitkan dengan kewajiban membeli barang yang ditentukan oleh institusi

pemberi bantuan, seperti investment grant; (2) pembebasan atas kewajiban membayar

pinjaman (debt forgiveness) yang diberikan kreditur kepada debitur berdasarkan

persetujuan kedua belah pihak. Jika terjadi keraguan dalam mengklasifikasikan suatu

transfer, transfer tersebut dianggap sebagai transfer berjalan.

KLASIFIKASI

Transfer berjalan terutama diklasifikasikan menurut sektor institusional yang

menerima (dalam hal inflow) atau memberi transfer (outflow), yaitu sektor pemerintah

(general government) dan sektor lainnya (other sectors). Transfer sektor lainnya dipecah

menjadi remitansi tenaga kerja (workers’ remittances) dan transfer lainnya.

Transfer berjalan pemerintah mencatat antara lain bantuan yang diterima

Pemerintah Indonesia dalam bentuk bukan barang modal untuk penanggulangan

bencana alam, bantuan perlengkapan persenjataan, penerimaan pajak, denda, serta

bantuan tunai untuk keperluan belanja pemerintah.

Page 46: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 39

Transfer berjalan sektor lainnya terdiri dari:

(1) remitansi tenaga kerja (workers’ remittances), yaitu transfer dari tenaga kerja migran

kepada keluarga di negara asal (misalnya transfer dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

di luar negeri). Migran adalah seseorang yang datang ke suatu ekonomi dan tinggal

ataupun bermaksud untuk tinggal selama satu tahun atau lebih.

(2) transfer lainnya (other transfers) mencakup premi neto (premi bruto dikurangi service

charges) dan klaim asuransi non-life3, sumbangan untuk organisasi sosial atau

keagamaan, pembayaran iuran keanggotaan, atau bantuan bencana alam, dan

pembayaran pajak pendapatan.

SUMBER DATA DAN METODE

Sumber data dan metode yang digunakan dalam pencatatan transaksi tranfer

berjalan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Sumber dan Metode Pencatatan Transfer Berjalan

Komponen Sumber Data Metode Estimasi Sektor Pemerintah

Data administratif Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD-Nias (BRR) dan data hibah UN Office for The Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)

Data transfer berjalan dipisahkan dari data transfer modal dan dipisahkan antara Sektor Pemerintah dan Non Pemerintah.

Sektor lainnya

Transfer tenaga kerja

Data administratif Depnakertrans

Data inflow diperoleh dari hasil estimasi berdasarkan data stok TKI, data gaji TKI per bulan per golongan per negara, dan perkiraan persentase pendapatan yang dikirim ke tanah air.

Data outflow diperoleh dari hasil estimasi berdasarkan data stok TKA, data gaji TKA per bulan, dan perkiraan persentase pendatapan yang dikirim ke negara asal.

Transfer lainnya Laporan Dewan Asuransi Indonesia (DAI)

Data administratif Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD-Nias (BRR) dan data hibah UN Office for The Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)

Laporan DAI digunakan untuk mendapatkan premi neto dan klaim asuransi non-life.

Data BRR dipilah antara data transfer berjalan dan data transfer modal.

3 Premi neto dan klaim asuransi jiwa dicatat dalam transaksi investasi lainnya di transaksi finansial .

Page 47: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 40

BAB 7

TRANSAKSI MODAL (Capital Account)

Transaksi modal dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: (i) transfer modal (capital

transfers) dan (ii) pembelian atau penjualan aset nonfinansial tak terbarukan (acquisition

or disposal of nonproduced, nonfinancial assets).

Transfer Modal

Transfer modal meliputi transfer in kind berupa transfer kepemilikan aktiva tetap

(misalnya hibah investasi), pengampunan (forgiveness) atas kewajiban yang diberikan

kreditur berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan transfer tunai yang dikaitkan

dengan pembelian/penjualan aktiva tetap oleh salah satu atau kedua pihak yang

bertransaksi. Tidak seperti transfer berjalan, transfer modal tidak secara langsung terkait

dengan proses produksi dan konsumsi.

Transfer modal diklasifikasikan ke dalam dua sektor institusional, yaitu pemerintah

dan sektor lainnya. Transfer modal sektor pemerintah terdiri dari pengampunan hutang

(debt forgiveness) dan transfer lainnya. Transfer modal sektor lainnya terdiri dari transfer

migran (migrants’ transfers), pengampunan hutang (debt forgiveness), dan transfer

lainnya (other transfers).

Ketika pemerintah negara kreditur setuju untuk memberikan pengampunan

sebagian atau semua dari kewajiban pemerintah negara debitur, maka jumlah

pengampunan tersebut merupakan transfer modal dari kreditur kepada debitur.

Transfer modal ini dalam NPI dicatat sebagai transaksi lawan dari penurunan kewajiban

debitur. Transfer lainnya sektor pemerintah mencakup penerimaan atau pemberian

hibah investasi (investment grants) oleh pemerintah dalam bentuk in kind atau bentuk

tunai yang digunakan untuk membiayai seluruh atau sebagian biaya kepemilikan asset

tetap. Umumnya hibah investasi terkait dengan proyek investasi yang spesifik, seperti

proyek konstruksi besar. Hibah investasi in kind mencakup transfer peralatan

transportasi, mesin, peralatan lain, dan provisi langsung untuk bangunan dan struktur

lainnya dari/kepada pemerintah kepada/dari unit bukan penduduk. Hibah investasi tidak

mencakup perlengkapan militer seperti senjata ataupun bahan peledak. Senjata dan

perlengkapannya masuk dalam kategori transfer berjalan (current transfer) karena

bukan merupakan asset tetap.

Page 48: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 41

Transfer migran merupakan transaksi yang tidak terjadi antara dua pihak,

melainkan merupakan lawan pencatatan atas pergerakan (flows) barang dan perubahan

pada pos-pos keuangan yang timbul akibat migrasi (perubahan kependudukan paling

tidak selama satu tahun) individu dari satu ekonomi ke ekonomi lain. Transaksi ini belum

tercatat dalam statistik NPI. Sedangkan untuk pengampunan hutang dan transfer

lainnya sama pengertiannya dengan sektor pemerintah, hanya pelakunya adalah sektor

selain pemerintah.

Sumber Data

Transaksi modal bersumber dari data Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah

dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD-Nias (BRR) dan data hibah UN Office for The

Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), berupa data realisasi hibah investasi yang

diterima baik oleh pemerintah maupun nonpemerintah. Data tersebut langsung

digunakan dalam NPI.

Pembelian atau Penjualan Aset Nonfinansial Tak Terbarukan

Akuisisi atau penjualan aset nonfinansial tak terbarukan mencakup transaksi yang

berkaitan dengan jual beli aset berwujud (tangible assets) yang digunakan/diperlukan

dalam proses produksi (misalnya tanah) dan aset tak berwujud (intangible assets) seperti

paten, franchise, hak cipta (copyrights), dan merk dagang (trade mark). Sebagai contoh

adalah pembelian tanah oleh pemerintah negara asing untuk dijadikan sebagai lokasi

kedutaan besar negara tersebut. Namun demikian, pembelian tanah oleh asing selain

sektor pemerintah diklasifikasikan sebagai transaksi finansial. Transaksi pembelian atau

penjualan asset nonfinansial tak terbarukan ini belum tercatat dalam statistik NPI.

Page 49: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 42

BAB 8

TRANSAKSI FINANSIAL DAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL

INDONESIA

(Financial Account and Indonesia’s International Investment Position)

Transaksi finansial mencakup semua transaksi yang terkait dengan perubahan

kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri suatu ekonomi dalam suatu

periode. Sementara itu, posisi investasi internasional (PII) merupakan neraca stok aset

dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia pada suatu waktu tertentu. Dalam skala

yang lebih luas, PII dapat dipandang sebagai neraca rekonsiliasi yang menggambarkan

posisi aset dan kewajiban finansial luar negeri dalam dua waktu tertentu yang berurutan

disertai dengan komponen perubahannya, yaitu perubahan yang dicatat dalam transaksi

finansial neraca pembayaran dan perubahan lainnya (perubahan harga, perubahan nilai

tukar, dan adjustment lainnya).

Klasifikasi

Komponen-komponen dalam transaksi finansial dan PII dapat diklasifikasikan

berdasarkan kategori fungsional atau tipe investasi, aset dan kewajiban, instrumen

investasi, sektor, atau jangka waktu (berdasarkan original maturity) instrumen finansial.

Transaksi finansial diklasifikasikan berdasarkan tipe investasi terlebih dahulu

(investasi langsung, investasi portofolio, investasi lainnya, dan cadangan devisa),

sementara klasifikasi utama PII didasarkan pada aset dan kewajiban terlebih dahulu,

baru diikuti dengan rincian berdasarkan tipe investasi. Klasifikasi standar transaksi

finansial secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 2.2 sementara untuk PII dapat

dilihat pada Tabel 8.1.

Page 50: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 43

Tabel 8.1 Komponen Standar Posisi Investasi Internasional

Transaksi Perubahan Harga

Perubahan Kurs

Penye-suaian lainnya

Modal lainnyaInvestasi portofolio

Surat berharga sahamSurat utang

AsetInvestasi langsung ke luar negeri

Modal ekuitas dan laba ditanam kembali

Uang dan simpananAset lainnya

Cadangan devisaEmas moneter

Derivatif FinansialInvestasi lainnya

Piutang dagangPinjaman

Uang kertas asing dan simpananTagihan lainnya

Kewajiban

Hak Tarik KhususPosisi cadangan di IMFCadangan dalam valuta asing

Surat-surat berharga

Surat berharga sahamSurat utang

Derivatif finansialInvestasi lainnya

Investasi langsung asing di dalam negeriModal ekuitas dan laba ditanam kembaliModal lainnya

Investasi portofolio

Posisi pada Awal

Periode

Perubahan Posisi yang MencerminkanPosisi pada

Akhir Periode

Uang dan simpananKewajiban lainnya

Utang dagangPinjaman

Selain menunjukkan posisi asset dan kewajiban finansial pada awal dan akhir

periode, format penyajian komponen standar PII pada Tabel 8.1 juga memuat informasi

faktor-faktor yang menyebabkan perubahan posisi, termasuk transaksi (yang dicatat

dalam transaksi finansial neraca pembayaran).

Secara lebih rinci, kategori tipe investasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) investasi langsung, merupakan kategori investasi internasional yang mencerminkan

tujuan penduduk suatu negara (direct investor) dalam memperoleh manfaat dalam

jangka panjang pada suatu perusahaan yang merupakan penduduk di negara

lainnya (direct investment enterprise). Hubungan investasi langsung diantara direct

investor dan direct investment enterprise dianggap ada jika direct investor memiliki

minimal 10% saham perusahaan investasi langsung.

Page 51: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 44

(2) Investasi portofolio, merupakan investasi pada saham dan surat utang (yang tidak

termasuk dalam investasi langsung dan cadangan devisa).

(3) Derivatif finansial, mencakup instrumen finansial yang dikaitkan dengan instrumen

finansial tertentu, indikator, atau komoditas; dan melalui instrumen finansial ini

risiko, finansial tertentu (seperti risiko suku bunga dan nilai tukar) dapat

diperdagangkan di pasar finansial.

(4) Investasi lainnya merupakan kategori residual yang mencakup transaksi yang tidak

diklasifikasikan sebagai investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial,

atau cadangan devisa. Investasi lainnya meliputi utang dagang, pinjaman, uang dan

simpanan, dan aset/kewajiban finansial lainnya.

(5) Cadangan devisa mengacu pada aset finansial luar negeri yang tersedia bagi dan di

bawah kontrol otoritas moneter (Bank Indonesia) untuk membiayai atau mengatur

ketidakseimbangan pembayaran.

Klasifikasi utama untuk investasi langsung adalah arah investasi, yaitu investasi

langsung ke luar negeri (direct investment abroad) dan investasi langsung di Indonesia

(direct investment in Indonesia). Selanjutnya dalam masing-masing arah investasi

tersebut dicatat data aset dan kewajiban investasi asing langsung secara terpisah.

Investasi langsung Indonesia ke luar negeri merupakan selisih (netting) antara klaim

investor langsung Indonesia dengan kewajibannya terhadap perusahaan investasi

langsungnya di luar negeri. Sementara investasi langsung di Indonesia merupakan selisih

antara kewajiban perusahaan investasi langsung di Indonesia dengan klaimnya terhadap

investor langsungnya di luar negeri. Untuk investasi portofolio, derivatif finansial, dan

investasi lainnya, klasifikasi utama didasarkan pada aset dan kewajiban. Sementara

untuk cadangan devisa hanya terdiri dari aset.

Aset finansial luar negeri merupakan klaim finansial penduduk Indonesia terhadap

bukan penduduk yang direpresentasikan dalam kewajiban kontraktual, misalnya berupa

pinjaman, atau dibuktikan dengan surat berharga, misalnya berupa surat utang.

Namun demikian, terdapat aset finansial yang bukan merupakan klaim terhadap luar

negeri, yaitu emas moneter dan SDR. Sementara itu, kewajiban finansial luar negeri

merupakan klaim finansial bukan penduduk terhadap Indonesia. Dalam PII, selisih antara

aset dan kewajiban finansial luar negeri ini merupakan posisi investasi internasional

neto. Saat ini Indonesia memiliki posisi kewajiban bersih, yang berarti kewajiban

penduduk Indonesia lebih besar dari tagihannya ke bukan penduduk.

Page 52: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 45

Untuk keperluan analisis, transaksi finansial dan PII dapat diklasifikasikan

berdasarkan instrumen investasi. Klasifikasi berdasarkan instrumen ini bermanfaat untuk

menganalisis bentuk investasi internasional yang dilakukan dan perubahan

komposisinya dalam suatu kurun waktu, serta membantu perbandingan dengan statistik

finansial domestik. Deskripsi instrumen finansial dapat dilihat dalam Boks 8.1. Beberapa

instrumen investasi hanya dikenal dalam satu tipe investasi tertentu. Misalnya, laba

ditanam kembali (reinvested earnings) hanya digunakan dalam investasi langsung dan

emas moneter hanya digunakan dalam cadangan devisa.

Boks 8.1 Deskripsi Instrumen Finansial

Emas moneter merupakan emas yang dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai bagian dari cadangan

devisa Indonesia. Emas moneter hanya tercatat sebagai financial assets, tidak ada lawan

pencatatan sebagai financial liabilities.

Hak Tarik Khusus (Special Drawint Rights-SDR) merupakan cadangan devisa internasional yang

diciptakan oleh IMF untuk melengkapi cadangan devisa negara anggotanya. Instrumen ini tidak

dianggap sebagai kewajiban IMF.

Posisi cadangan di IMF (Reserve position in the IMF-RPF) adalah posisi cadangan yang dimiliki

anggota IMF pada the Fund’s General Resources Account. RPF merupakan penjumlahan dari: (1)

nilai SDR dan valas yang dapat ditarik anggota dengan segera dan tanpa persyaratan; dan (2)

hutang IMF kepada negara anggota (berdasarkan loan agreement).

Ekuitas mencakup semua instrumen dan catatan pengakuan klaim atas nilai residual suatu

perusahaan korporasi atau perusahaan kuasi setelah klaim dari semua kreditur dipenuhi. Ekuitas

meliputi saham biasa (ordinary shares) dan saham preferen (participating preference shares) dari

perusahaan inkorporasi, ekuitas dalam perusahaan noninkorporasi, seperti cabang, atau unit

dalam penyertaan. Termasuk dalam ekuitas, yaitu reksadana (mutual fund) dan trust investasi

(investment trust). Ekuitas diperlakukan sebagai kewajiban (liability) perusahaan penerbitnya.

Laba ditanam kembali merupakan satu komponen investasi langsung yang menggambarkan

pendapatan perusahaan investasi langsung yang tidak didistribusikan ke investor langsungnya di

negera lain. Dalam neraca pembayaran umumnya instrumen ini disajikan secara terpisah, namun

dalam NPI instrumen ini digabung dalam modal ekuitas mengikuti penyajian dalam PIII.

Uang (currency) terdiri dari uang kertas dan logam yang dikeluarkan (issued) oleh bank sentral

atau pemerintah.

Simpanan (deposit) terdiri dari simpanan yang dapat ditransfer (transferable deposits) dan

simpanan lainnya (other deposits). Simpanan yang dapat ditransfer terdiri dari simpanan yang

dapat dipertukarkan sesuai permintaan pada nilai nominal tanpa pembatasan ataupun penalti,

Page 53: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 46

bebas untuk ditransfer dengan menggunakan check atau giro. Simpanan lainnya mencakup

semua tagihan di luar simpanan yang dapat ditransfer, seperti simpanan berjangka.

Surat utang terdiri dari (1) obligasi (bonds) dan sejenisnya; dan (2) instrumen pasar uang.

Obligasi dan sejenisnya merupakan instrumen yang diterbitkan dengan jangka waktu lebih dari

12 bulan dan memberikan kepada pemegangnya (holder) hak tanpa syarat atas sejumlah

pendapatan yang telah ditentukan dan atas sejumlah nilai tetap pada suatu tanggal tertentu

sebagai pembayaran kembali pokok. Instrumen pasar uang terdiri dari instrumen yang

diterbitkan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, biasanya diperdagangkan dengan

diskon di pasar terorganisasi, dan memberi pemegangnya hak tanpa syarat untuk menerima

sejumlah uang yang telah ditentukan di muka pada suatu tanggal tertentu.

Utang/piutang dagang (trade credit) terdiri dari kewajiban dan tagihan (claim) yang timbul dari

pemberian kredit dari penjual terhadap pembeli untuk transaksi barang dan jasa (pembayaran

yang ditangguhkan (deffered payments)) dan terkait pula dengan pembayaran di muka untuk

pekerjaan yang masih berlangsung ataupun pekerjaan yang baru akan dimulai (advanced

payments/prepayments). Dalam prakteknya, perhitungan utang dagang dapat diperoleh dari

perbedaan antara pencatatan pada waktu terjadi pertukaran kepemilikan barang dan jasa

dengan pencatatan pada saat pembayaran atas transaksi dilakukan.

Pinjaman (loan) terdiri dari aset keuangan yang berasal dari pinjaman dana langsung oleh

kreditur (peminjam) kepada debitur (peminjam) melalui suatu perjanjian dimana (1) pemberi

pinjaman tidak mendapat bukti pinjaman dalam bentuk surat berharga; atau (2) pemberi

pinjaman menerima non-negotiable dokumen atau instrumen. Termasuk dalam kategori

pinjaman adalah pinjaman untuk pembiayaan perdagangan (loans to finance trade ), financial

leasing, repurchase agreement (repo), use of Fund credits and loans from the Fund, dan

pinjaman lainnya. Pinjaman terbagi menjadi pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, yang

mencerminkan waktu jatuh tempo pinjaman.

Aset dan kewajiban lainnya mencakup berbagai komponen, seperti accounts receivable and

payable, premi asuransi dibayar di muka, dan klaim asuransi yang belum dibayar.

Lebih lanjut, kecuali investasi langsung, tipe investasi dapat dirinci berdasarkan

empat sektor institusional penduduk yang memiliki klaim atau kewajiban, yaitu:

(1) Otoritas moneter, dalam hal ini adalah Bank Indonesia, Bank Sentral Republik

Indonesia;

(2) Pemerintah sebagai entitas penduduk yang menyediakan barang atau jasa kepada

lembaga pemerintah lainnya dan/atau kepada publik secara bebas biaya atau

dengan harga nominal di bawah biayanya. Pemerintah terdiri dari pemerintah pusat,

Page 54: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 47

pemerintah daerah, atau lembaga pemerintah nondepartemen, tidak termasuk

badan usaha milik negara/daerah, yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

(3) Bank mengacu kepada badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk la innya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak;

(4) Sektor lainnya terdiri dari perusahaan bukan lembaga keuangan, lembaga keuangan

nonbank, seperti asuransi dan perusahaan pembiayaan, lembaga nirlaba, dan rumah

tangga.

Pengklasifikasian berdasarkan sektor tidak dianggap penting untuk menjelaskan

perilaku investasi langsung.

Pengklasifikasian transaksi finansial atau PII lainnya dapat dilakukan berdasarkan

jangka waktu (original maturity): jangka panjang atau jangka pendek. Jangka waktu

dari mulai terbit hingga jatuh tempo sampai dengan satu tahun dikategorikan sebagai

jangka pendek, selebihnya dikategorikan sebagai jangka panjang. Pengklasifikasian ini

berlaku untuk instrumen surat utang dalam investasi portofolio dan komponen investasi

lainnya (utang dagang, pinjaman, dan aset/kewajiban lainnya). Surat utang dalam

investasi portofolio yang berjangka panjang diklasifikasikan sebagai obligasi & instrumen

sejenis lainnya; sementara instrumen yang berjangka pendek diklasifikasikan dalam

instrumen pasar uang. Untuk keperluan analisis, misalnya utang luar negeri,

pengklasifikasian berdasarkan jangka waktu dapat juga didasarkan pada sisa waktu

sampai dengan jatuh tempo (remaining maturity).

Untuk keperluan analisis, surat berharga dalam investasi portofolio sisi kewajiban

dapat dirinci berdasarkan lokasi penerbitannya, yaitu surat berharga yang diterbitkan

penduduk di dalam negeri (issued domestic) dan surat berharga yang diterbitkan

penduduk di luar negeri (issued abroad).

Pengklasifikasian berdasarkan negara juga umum dilakukan untuk neraca finansial

dan PII. Misalnya untuk data posisi investasi langsung berdasarkan negara investor

langsungnya atau data posisi utang luar negeri berdasarkan negara krediturnya.

Lebih lanjut, klasifikasi investasi juga dapat dilakukan berdasarkan sektor industri

penduduk yang menjadi kreditur atau debitur. Misalnya, investasi langsung di Indonesia

dirinci menurut sektor industri (berdasarkan International Standard Industry

Classification (ISIC)) perusahaan investasi langsung di Indonesia, atau investasi langsung

ke luar negeri berdasarkan sektor industri perusahaan investor langsungnya di

Page 55: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 48

Indonesia. Perlu digarisbawahi bahwa pengklasifikasian berdasarkan sektor industri ini

lebih mengacu kepada sektor industri yang langsung menanggung kewajiban

(immediate liability holder) ketimbang sektor industri pengguna akhir dana (end-use of

the funds). Sebagai contoh, sektor perbankan dapat mencari pinjaman dari luar negeri

untuk kemudian dipinjamkan kembali ke sektor lainnya di dalam negeri, misalnya sektor

pertambangan. Statistik berdasarkan sektor industri akan mencatat pinjaman luar negeri

ini diterima oleh sektor perbankan.

Dalam publikasi NPI (tabel transaksi modal dan finansial), pengklasifikasian

transaksi finansial dilakukan berdasarkan dua sektor institusional terlebih dahulu (publik

dan swasta), kemudian diikuti dengan rincian berdasarkan tipe investasi, aset/kewajiban,

dan instrumen finansial. Data transaksi pinjaman luar negeri swasta dirinci kembali

menurut sektor institusionalnya (bank dan sektor lainnya) dan drawing/repayments.

FORMAT PENYAJIAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA

Format publikasi Posisi Investasi Internasional Indonesia disajikan pada Tabel 8.2.

Statistik PIII pada dasarnya adalah cerminan dari apa yang terjadi pada transaksi finansial

dalam statistik NPI. Oleh karena itu, format PIII secara umum sama dengan format

transaksi finansial dalam NPI.

Page 56: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 49

Tabel 8.2 Posisi Investasi Internasional Indonesia

A. Aset1. Investasi langsung ke luar negeri

1.1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembaliTagihan ke perusahaan afiliasiKewajiban pada perusahaan afiliasi

1.2. Modal lainnyaTagihan ke perusahaan afiliasiKewajiban pada perusahaan afiliasi

2. Investasi portofolio2.1. Surat berharga saham

Otoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

2.2. Surat utangObligasi dan notes

Otoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

Instrumen pasar uangOtoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

3. Derivatif FinansialBank

4. Investasi lainnya4.1. Piutang dagang

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

4.2. PinjamanOtoritas moneter

Jangka panjangJangka pendek

Pemerintah Jangka panjangJangka pendek

BankJangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

4.3. Uang dan simpananOtoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

4.4. Aset lainnyaOtoritas moneter

Jangka panjangJangka pendek

Pemerintah Bank

Jangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

5. Cadangan devisa5.1. Emas moneter5.2. Hak Tarik Khusus5.3. Posisi cadangan di IMF5.4. Cadangan dalam valuta asing

Uang dan simpananDi otoritas moneterDi bank

Surat-surat berhargaSurat berharga sahamObligasi dan NotesInstrumen pasar uang

Derivatif Finansial5.5. Tagihan lainnya

PeriodeRincian

Page 57: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 50

Tabel 8.2 Posisi Investasi Internasional Indonesia (lanjutan)

B. Kewajiban1. Investasi langsung asing di dalam negeri

1.1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembaliTagihan ke investor langsungKewajiban pada investor langsung

1.2. Modal lainnyaTagihan ke investor langsungKewajiban pada investor langsung

2. Investasi portofolio2.1. Surat berharga saham

BankSektor lainnya

2.2. Surat utangObligasi dan Notes

Otoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

Instrumen pasar uangOtoritas moneterPemerintah BankSektor lainnya

3. Derivatif finansialBank

4. Investasi lainnya4.1. Utang dagang

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

4.2. PinjamanOtoritas moneter

Pinjaman IMFJangka panjang lainnyaJangka pendek

Pemerintah Jangka panjangJangka pendek

BankJangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

4.3. Uang dan simpananOtoritas moneterBank

4.4. Kewajiban lainnyaOtoritas moneter

Jangka panjangJangka pendek

Pemerintah Jangka panjangJangka pendek

BankJangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

Posisi investasi internasional bersihInvestasi langsung bersihInvestasi portofolio bersihDerivatif finansial bersihInvestasi lainnya bersihCadangan devisa

Rincian Periode

Page 58: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 51

Penjelasan lebih rinci mengenai komponen-komponen utama yang dicatat dalam

NPI dan PIII dapat dilihat pada Bab 9, 10, 11, 12, dan 13. Contoh penyajian data PIII

dimuat dalam Lampiran 6.

HUBUNGAN ANTARA POSISI INVESTASI INTERNASIONAL DAN UTANG LUAR

NEGERI (EXTERNAL DEBT)

Instrumen investasi dalam statistik neraca pembayaran ataupun posisi investasi

internasional secara garis besar dapat digolongkan sebagai ekuitas, utang, atau derivatif

keuangan. Instrumen utang merupakan seluruh instrumen investasi selain yang

digolongkan sebagai ekuitas dan derivatif keuangan. Dengan demikian, statistik utang

luar negeri Indonesia merupakan bagian dari kewajiban finansial luar negeri yang

dicatat dalam statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia. Namun demikian,

mengingat dasar pencatatan investasi langsung adalah berdasarkan arah investasi,

sebagian data utang luar negeri dicatat pula sebagai bagian dari aset finansial luar

negeri (investasi langsung ke LN), yaitu berupa kewajiban kepada perusahaan investasi

langsung (afiliasi) di luar negeri. Dengan demikian, utang kepada perusahaan afiliasi

berfungsi sebagai pengurang nilai aset/investasi langsung ke luar negeri (net). Gambar

8.1 menunjukkan secara lebih jelas hubungan antara PII dan ULN.

Gambar 8.1 Komponen Utama PII yang Merupakan Komponen Utang Luar

Negeri

• Komponen utang luar negeri

4. Investasi Lainnya4.1 Utangdagang4.2 Pinjaman4.3 Uang dan simpanan4.4 Kewajiban lainnya

2. Investasi Portofolio2.2 Surat Utang

1. Investasi Langsung di Indonesia1.2 Modal lainnya

1.2.2 Kewajiban kpd investor langsung

1. Investasi Langsung ke Luar Negeri1.2 Modal lainnya

1.2.2 Kewajiban kpd perusahaan afiliasi

B. KewajibanA. Aset

4. Investasi Lainnya4.1 Utangdagang4.2 Pinjaman4.3 Uang dan simpanan4.4 Kewajiban lainnya

2. Investasi Portofolio2.2 Surat Utang

1. Investasi Langsung di Indonesia1.2 Modal lainnya

1.2.2 Kewajiban kpd investor langsung

1. Investasi Langsung ke Luar Negeri1.2 Modal lainnya

1.2.2 Kewajiban kpd perusahaan afiliasi

B. KewajibanA. Aset

Page 59: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 52

BAB 9

INVESTASI LANGSUNG (Direct Investment)

KONSEP DAN DEFINISI

Investasi langsung merupakan investasi internasional yang dilakukan oleh

penduduk suatu negara (pemegang saham/direct investor) pada suatu perusahaan

investasi langsung (direct investment enterprise) di negara lain untuk kepentingan

jangka panjang. Pemegang saham dapat berupa perorangan, perusahaan publik atau

swasta, kumpulan orang atau perusahaan, pemerintah, atau organisasi lainnya yang

memiliki 10% atau lebih saham perusahaan investasi langsung. Perusahaan investasi

langsung merupakan perusahaan inkorporasi (incorporated) atau noninkorporasi

(unincorporated) yang 10% atau lebih sahamnya (atau ekuivalennya untuk perusahaan

noninkorporasi) dimiliki oleh pemegang saham asing. Perusahaan tersebut terdiri dari:

subsidiari (subsidiary, pemegang saham memiliki lebih dari 50% saham), asosiasi

(associate, pemegang saham memiliki antara 10% s.d. 50% saham), dan cabang

(branch, perusahaan noninkorporasi).

Pengklasifikasian investasi langsung menjadi satu tipe investasi tersendiri

didasarkan pada perbedaan motivasi dalam melakukan investasi. Investor langsung

berharap untuk mendapatkan manfaat dari hak suaranya dalam manajemen

perusahaan. Melalui investasi langsung, investor langsung dimungkinkan memperoleh

akses terhadap sumber daya atau pasar di negara domisili perusahaan afiliasinya.

Melalui investasi langsung, investor juga dimungkinkan untuk mendiversifikasi dan

mengelola risiko secara lebih efektif. Sebaliknya, investor portofolio yang tidak memiliki

pengaruh yang cukup dalam perusahaan tempatnya berinvestasi lebih berharap pada

return on investment dan kemungkinan kenaikan harga investasinya. Investor portofolio

dengan mudah dapat menggeser investasinya berdasarkan perubahan yang terjadi

dalam prospek investasi.

Transaksi investasi langsung terdiri dari transaksi awal penyertaan modal yang

menimbulkan adanya hubungan antara investor langsung dengan perusahaannya

(direct invesment relationship) dan rangkaian transaksi selanjutnya yang terjadi antara

keduanya maupun dengan perusahaan afiliasi lainnya. Selain itu, sejak hubungan

investasi langsung terbentuk, maka seluruh ekuitas dan investasi lainnya yang

sebelumnya digolongkan sebagai investasi portofolio atau investasi lainnya (terkait

dengan investor langsung dan afiliasinya) dipindahkan menjadi investasi langsung dalam

Page 60: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 53

posisi investasi internasional, yakni dengan memindahkan nilai ekuitas dan investasi lain

tersebut pada komponen perubahan lainnya (other adjustments).

Dalam hal hubungan investasi langsung terjadi antara bank dan lembaga

perantara keuangan lainnya, transaksi yang terjadi di antara mereka yang dicatat

sebagai transaksi investasi langsung hanya terbatas pada transaksi ekuitas dan

permanent debt; transaksi lainnya digolongkan sesuai dengan jenisnya sebagai investasi

portofolio, derivatif finansial, atau investasi lainnya.

Hubungan investasi langsung dapat terjadi secara langsung antara investor

langsung dengan subsidiari atau asosiasinya, maupun meluas secara tidak langsung ke

subsidiari dari subsidiari, asosiasi dari subsidiari, dan subsidiari dari asosiasi. Hubungan

investasi langsung dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 9.1 Contoh Hubungan Investasi Langsung

N

60% 10% 30% 9% 70%

Company A Company D Company F Company H Company K

55% 60% 25% 100% 100%

Company B Company E Company G Company J Branch L

12%

Company C

Page 61: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 54

Perusahaan investasi langsung terdiri dari cabang perusahaan, subsidiari, asosiasi, subsidiari dari subsidiari, asosiasi dari subsidiari, dan subsidiari dari asosiasi.

N adalah perorangan, badan hukum, atau badan lainnya yang mempunyai kepemilikan modal minimal 10% (mempunyai hubungan investasi langsung) dengan perusahaan A, B, C, D, E, F, K dan L (dicetak tebal).

Perusahaan A adalah subsidiari dari N;

Perusahaan B adalah subsidiari dari A dan karena itu merupakan subsidiari dari N;

Perusahaan C adalah asosiasi dari B dan karena itu merupakan asosiasi dari N melalui subsidiarinya B;

Perusahaan D adalah asosiasi dari N;

Perusahaan E adalah subsidiari D dan karena itu merupakan asosiasi dari N;

Perusahaan F adalah asosiasi dari N;

Perusahaan K adalah subsidiari dari N;

Perusahaan L adalah cabang dari K dan karena itu merupakan cabang dari N;

Perusahaan H, J, dan G tidak mempunyai hubungan investasi langsung dengan N, karena: H bukan subsidiari atau asosiasi N, dengan demikian tidak tercipta hubungan investasi langsung; J adalah subsidiari dari H tetapi bukan subsidiari atau asosiasi N karena H tidak mempunyai hubungan investasi langsung dengan N; G adalah asosiasi dari F tapi tidak dengan N karena F hanya merupakan asosiasi N.

Sumber: Balance of Payments Textbook

KLASIFIKASI

Klasifikasi utama investasi langsung didasarkan pada arah investasi. Investasi

langsung yang dilakukan penduduk Indonesia ke luar negeri disebut investasi

langsung ke luar negeri (direct investment abroad atau outward direct investment)

dan investasi yang dilakukan oleh investor langsung di luar negeri pada perusahaan di

Indonesia disebut investasi langsung di Indonesia (direct investment in Indonesia

[atau biasa dikenal sebagai Foreign Direct investment - FDI] atau inward direct

investment).

Dalam masing-masing arah investasi, data investasi langsung dapat dibedakan

menurut aset dan kewajiban walaupun tersaji secara net. Untuk investasi langsung ke

luar negeri, data kewajiban kepada perusahaan afiliasi di luar negeri (liabilities to

affiliated enterprises) menunjukkan investasi kebalikan (reverse investment) yang

dilakukan perusahaan afiliasi di luar negeri pada perusahaan investor langsungnya di

Indonesia. Sementara untuk investasi langsung di Indonesia, data klaim (aset) kepada

investor langsung di luar negeri (claims on direct investors) mencerminkan investasi

kebalikan yang dilakukan perusahaan investasi langsung di Indonesia kepada investor

langsungnya di luar negeri. Pembalikan investasi tersebut jarang terjadi dalam bentuk

Page 62: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 55

investasi ekuitas namun sangat umum terjadi dalam bentuk investasi modal lainnya.

Sebagai contoh, sering terjadi perusahaan investasi langsung di Indonesia memberikan

piutang dagang kepada perusahaan investor langsungnya di luar negeri. Di lain pihak,

banyaknya pinjaman luar negeri yang diterima perusahaan investor langsung Indonesia

dari perusahaan afiliasinya di luar negeri menyebabkan data net posisi investasi

langsung Indonesia ke luar negeri cenderung negatif (net liabilities), padahal lazimnya

adalah positif (net asset).

Komponen modal dalam investasi langsung dipisahkan antaran modal ekuitas

(equity capital, termasuk laba ditanam kembali [reinvested earnings]) dan modal lainnya

(other capital). Modal ekuitas mencakup ekuitas di cabang perusahaan, saham di

perusahaan subsidiari dan asosiasi, dan kontribusi lainnya yang ditujukan sebagai modal

ekuitas oleh pemegang saham kepada perusahaan di perusahaan subsidiari dan asosiasi,

seperti penyediaan mesin dan peralatan. Laba ditanam kembali adalah bagian dari

keuntungan yang diterima pemegang saham sehubungan dengan kepemilikannya pada

suatu perusahaan, yang tidak ditransfer/ditarik oleh pemegang saham tersebut, tetapi

ditanamkan kembali pada perusahaan yang bersangkutan. Sementara modal lainnya

mencakup pinjam-meminjam antar pemegang saham dan perusahaan investasi

langsung, misalnya berbentuk pinjaman, utang dagang, ataupun surat utang jangka

panjang (seperti obligasi) maupun jangka pendek (seperti promissary notes).

SUMBER DATA

Data investasi langsung diperoleh dari internal dan eksternal Bank Indonesia,

yaitu:

(1) Data internal Bank Indonesia meliputi: (a) Laporan Lalu Lintas Devisa untuk data

transaksi Direct Investment Abroad; (b) Laporan Bulanan Bank Umum untuk data

transaksi dan posisi modal ekuitas investasi langsung di Indonesia sektor perbankan;

(c) Laporan Sistem Informasi Utang Luar Negeri (SIUL) untuk data utang luar negeri

antar perusahaan terafiliasi; dan (d) hasil survei investasi langsung untuk data posisi

modal ekuitas;

(2) BP Migas, untuk data investasi langsung di sektor migas;

(3) Kementerian Negara BUMN, untuk data privatisasi BUMN;

(4) PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), untuk data privatisasi BUMN atau aset

negara lainnya, dan

(5) Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI), untuk data

terkait investasi di sektor infrastruktur.

Page 63: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 56

Hubungan antara Statistik Investasi Langsung dengan Statistik Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Jika berbicara tentang data investasi langsung, umumnya yang terlintas dalam

benak publik adalah data investasi PMA yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM). Namun demikian terdapat perbedaan yang substansial

antara data tersebut dengan statistik investasi langsung yang terdapat dalam Neraca

Pembayaran Indonesia maupun Posisi Investasi Internasional Indonesia. Perbedaan

tersebut meliputi perbedaan cakupan, konsep, dan waktu sebagaimana dapat dilihat

dalam Tabel 9.1 berikut:

Tabel 9.1 Perbedaan Statistik Investasi Langsung NPI & PIII dengan Statistik

Investasi PMA – BKPM

No. Statistik Investasi PMA - BKPM Statistik Investasi Langsung dalam NPI & PIII

1 Hanya mencakup data persetujuan rencana dan realisasi investasi PMA di Indonesia yang memerlukan persetujuan dari BKPM

Mencakup data investasi langsung yang dilakukan penduduk Indonesia di luar negeri maupun data investasi langsung asing di Indonesia

2 Tidak mencakup data level/posisi investasi, pendapatan investasi, dan perubahan lainnya dalam inward atau outward investment

Mencakup data posisi, transaksi, pendapatan investasi, dan perubahan lainnya dalam inward atau outward investment

3 Tidak mencakup data investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), perbankan, Lembaga Keuangan Non-Bank (termasuk asuransi dan sewa guna usaha), pertambangan dalam Kontrak Karya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara, investasi yang perijinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, investasi portofolio (pasar modal), dan investasi rumah tangga.

Pada dasarnya mencakup investasi langsung di semua sektor.

4 Konsep asing yang digunakan berdasarkan UU PMA yang lama (UU No.1/1967) mengacu pada status PMA yang dikaitkan dengan kemudahan fasilitas. Sementara berdasarkan UU PMA yang baru (UU No.25/2007) penanaman modal asing didefinisikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Tidak diatur lebih lanjut komposisi modal pemodal asing dan pemodal dalam negeri.

Suatu perusahaan digolongkan sebagai perusahaan investasi langsung jika terdapat minimal satu investor langsung bukan penduduk memiliki minimal 10% saham perusahaan tersebut.

5 Data mengacu pada investasi riil. Data mengacu pada investasi finansial.

Data persetujuan rencana investasi PMA adalah nilai proyek investasi yang mendapat persetujuan pada periode tertentu untuk dilaksanakan;

Data realisasi investasi PMA adalah nilai proyek yang direalisasikan pada periode tertentu.

Sebagai contoh, realisasi sebuah proyek PMA yang dilaksanakan secara berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (50%:50%) pada suatu periode akan dicatat 100% sebagai realisasi investasi PMA.

6 Realisasi investasi dicatat pada saat perusahaan memperoleh izin usaha tetap (IUT) dan perusahaan telah beroperasi dalam menghasilkan barang/jasa.

Transaksi dicatat saat perusahaan menerima setoran modal dari investor asing atau timbulnya kewajiban/tagihan terhadap investor asing serta perusahaan afiliasi lainnya

Mengambil contoh yang sama dengan tambahan informasi bahwa proyek tersebut didanai 50% oleh penanam modal asing (25% tambahan setoran modal & 25% pinjaman), 25% oleh dana internal perusahaan, dan 25% pinjaman dari bank domestik; maka yang dicatat sebagai investasi langsung hanya sebesar 50% yaitu yang berasal dari penanam modal asing. Transaksi sisanya tidak dicatat dlm NPI maupun PIII karena merupakan transaksi antar penduduk.

Page 64: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 57

BAB 10

INVESTASI PORTOFOLIO (Portfolio Investment)

KONSEP DAN DEFINISI

Investasi portofolio merupakan investasi lintas batas (cross-border investment)

dalam bentuk surat berharga saham dan surat utang yang tidak termasuk dalam

investasi langsung atau cadangan devisa.

Karakteristik penting investasi portofolio adalah instrumennya biasanya diterbitkan

dan diperdagangkan di pasar finansial terorganisasi. Investor portofolio terutama

mempertimbangkan keamanan investasi, kemungkinan adanya apresiasi nilai investasi,

dan hasil investasi yang diperoleh. Jika keadaan berubah, tidak seperti investor

langsung, investor portofolio dapat dengan mudahnya menggeser investasi mereka ke

area lain.

Berbeda dengan investor langsung, investor portofolio cenderung lebih bersifat

spekulatif dan tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan

keputusan manajemen perusahaan tersebut. Transaksi investasi portofolio saham dapat

berupa penerbitan saham baru di pasar perdana atau pembelian dan penjualan saham

lama di pasar sekunder. Transaksi dapat terjadi melalui bursa atau di luar bursa (over the

counter). Namun demikian, dengan sumber data yang tersedia saat ini, data transaksi

saham domestik yang dimiliki oleh asing hanya terbatas pada transaksi di pasar

sekunder dan melalui bursa.

Surat utang mencakup instrumen yang dapat diperdagangkan seperti: (1) obligasi

(bonds) dan sejenisnya; dan (2) instrumen pasar uang atau instrumen utang yang dapat

dinegosiasikan.

KLASIFIKASI

Investasi portofolio terutama diklasifikasikan ke dalam aset dan kewajiban.

Investasi portofolio di sisi aset adalah investasi penduduk Indonesia dalam bentuk surat-

surat berharga (selain yang termasuk dalam investasi langsung atau cadangan devisa)

yang diterbitkan oleh bukan penduduk. Sedangkan investasi portofolio di sisi kewajiban

adalah kewajiban kepada bukan penduduk dalam bentuk surat-surat berharga (selain

yang termasuk dalam investasi langsung) yang diterbitkan. Masing-masing investasi

portofolio aset dan kewajiban tersebut jenis instrumennya terdiri dari surat-surat

Page 65: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 58

berharga berbentuk saham (equity securities) dan surat utang (debt securities). Baik

saham maupun surat utang dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan sektor institusi

penduduk yang menjadi kreditur/debitur, yaitu otoritas moneter, pemerintah, bank, dan

sektor lainnya.

Khusus di sisi aset, investasi portofolio dalam bentuk saham dan surat utang yang

dicatat adalah yang tidak termasuk dalam kategori cadangan devisa (penjelasan lebih

lanjut dapat dilihat pada bab 13).

Tabel 11.1 Standar Komponen Investasi Portofolio (Aset dan Kewajiban)

Saham (equity securities)Otoritas Moneter (hanya aset)Pemerintah (hanya aset)Bank Sektor lainnya

Surat UtangObligasi dan sejenis (Bonds and notes)

Otoritas MoneterPemerintahBank Sektor lainnya

Instrumen pasar uang (money market instruments)Otoritas MoneterPemerintahBank Sektor lainnya

Pengklasifikasian investasi portofolio lainnya dapat didasarkan pada jenis valuta

surat berharga, sisa jangka waktu surat berharga, dan sektor industri penduduk yang

memiliki surat berharga asing ataupun yang menerbitkan surat berharga.

SUMBER DATA

Data investasi portofolio diperoleh dari internal dan eksternal Bank Indonesia,

yaitu:

(1) Data internal Bank Indonesia meliputi: (a) data penatausahaan Sertifikat Bank

Indonesia (SBI); (b) Laporan Lalu Lintas Devisa untuk data transaksi aset; (c) Laporan

Bulanan Bank Umum (LBU) untuk data posisi aset investasi portofolio perbankan; (d)

Survei Investasi Portofolio untuk data posisi aset investasi portofolio sektor lainnya;

Page 66: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 59

(e) Laporan Sistem Informasi Utang Luar Negeri (SIUL) untuk surat berharga yang

diterbitkan di luar negeri; dan (f) Laporan Bank Kustodian untuk data kewajiban

surat utang domestik;

(2) Direktorat Pengelolaan Surat Berharga, Departemen Keuangan, untuk data surat

berharga yang diterbitkan pemerintah;

(3) Bursa Efek Indonesia untuk data pembelian/penjualan saham domestik oleh asing.

Page 67: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 60

BAB 11

Derivatif Finansial (Financial Derivatives)

KONSEP DAN DEFINISI

Derivatif finansial (financial derivatives) merupakan instrumen finansial sekunder

yang terhubung dengan instrumen finansial atau indikator atau komoditas tertentu

lainnya dan memberi pemegangnya hak untuk menerima suatu manfaat ekonomi

dalam bentuk tunai, instrumen finansial primer, atau lainnya di waktu yang akan

datang. Suatu kontrak derivatif finansial memungkinkan risiko finansial yang spesifik

(seperti risiko suku bunga, risiko nilai tukar, atau risiko kredit) dapat diperdagangkan di

pasar finansial.

Terdapat dua tipe umum derivatif finansial. Dalam kontrak forward, dua pihak

setuju untuk mempertukarkan sejumlah tertentu underlying item (riil atau finansial)

pada suatu harga yang disetujui (the strike price) pada suatu tanggal tertentu. Dalam

kontrak opsi (option), pembeli memperoleh dari penjual hak untuk membeli atau

menjual (tergantung opsi tersebut put atau call) suatu underlying item tertentu pada

atau sebelum tanggal tertentu. Tidak seperti instrumen hutang, derivatif finansial tidak

menghasilkan pendapatan investasi atau sejumlah pokok yang harus dibayar kembali.

KLASIFIKASI

Derivatif finansial diklasifikasikan menjadi aset dan kewajiban derivatif finansial.

Berdasarkan sektoral, masing-masing aset dan kewajiban derivatif finansial tersebut

dapat dikelompokkan menurut sektor otoritas moneter, pemerintah, bank, dan sektor

lainnya.

SUMBER DATA

Saat ini data posisi derivatif finansial yang tercatat dalam PIII hanya mencakup

sektor bank. Sementara itu, data transaksi derivatif finansial sektor bank yang dicatat

dalam NPI tergabung bersama data investasi portofolio. Data bersumber dari Laporan

Bulanan Bank Umum (LBU).

Page 68: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 61

BAB 12

INVESTASI LAINNYA (Other Investment)

KONSEP DAN DEFINISI

Investasi lainnya merupakan kategori residual yang mencakup transaksi finansial

yang tidak termasuk dalam investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial,

dan cadangan devisa. Investasi lainnya terdiri dari beberapa instrumen, seperti utang

dagang, pinjaman, uang dan simpanan, serta aset dan kewajiban.

KLASIFIKASI

Sebagaimana investasi portofolio, investasi lainnya terutama diklasifikasikan ke

dalam aset dan kewajiban. Investasi lainnya di sisi aset mencakup pinjaman yang

diberikan dan tagihan lainnya pada bukan penduduk, sementara investasi lainnya di sisi

kewajiban mencakup pinjaman yang diterima dari dan kewajiban lainnya kepada bukan

penduduk. Masing-masing aset dan kewajiban tersebut kemudian dirinci lebih lanjut

berdasarkan instrumen utama investasinya: utang dagang, pinjaman, uang dan

simpanan, serta aset dan kewajiban lainnya. Selanjutnya, masing-masing instrumen

tersebut dapat dirinci berdasarkan sektor dari debitur atau kreditur domestik (otoritas

moneter, pemerintah, bank dan sektor lainnya) dan, kecuali untuk uang dan simpanan,

berdasarkan jatuh tempo dari instrumen yang digunakan (jangka pendek atau jangka

panjang). Data pinjaman berjangka panjang umumnya juga dapat dirinci berdasarkan

penarikan (drawing) dan pembayaran (repayments).

Page 69: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 62

Tabel 12.1 Standar Komponen Investasi Lainnya (Aset dan Kewajiban)

Utang dagangPemerintah

Jangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

PinjamanOtoritas Moneter

Kredit dan pinjaman IMF (hanya sisi kewajiban)Jangka panjang lainnyaJangka pendek

PemerintahJangka panjangJangka pendek

BankJangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

Uang dan SimpananOtoritas MoneterPemerintah (hanya sisi aset)Bank Sektor lainnya (hanya sisi aset)

Aset/Kewajiban LainnyaOtoritas Moneter

Jangka panjangJangka pendek

PemerintahJangka panjangJangka pendek

BankJangka panjangJangka pendek

Sektor lainnyaJangka panjangJangka pendek

Sebagaimana halnya dengan investasi finansial lainnya, transaksi investasi lainnya

dalam publikasi NPI dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan sektor institusional,

baru kemudian berdasarkan aset/kewajiban, dan instrument investasinya.

Transaksi investasi lainnya sektor pemerintah di sisi aset mencakup transaksi

simpanan dan aset lainnya (seperti iuran keanggotaan lembaga internasional) milik

Page 70: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 63

pemerintah pada bukan penduduk. Sementara itu, transaksi investasi lainnya dari sisi

kewajiban mencakup penarikan (termasuk yang berasal dari penjadwalan kembali

[rescheduling] pokok dan bunga pinjaman yang dilakukan antara lain dalam kerangka

Paris Club dan London Club) dan pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah.

Pinjaman luar negeri pemerintah terdiri dari bantuan program dan bantuan

proyek. Bantuan program adalah pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah untuk

membiayai berbagai kegiatan yang bersumber dari ADB, IBRD, JBIC, dan lainnya.

Bantuan proyek adalah pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah untuk

membiayai proyek-proyek tertentu yang bersumber dari CGI dan Non CGI. Pinjaman

yang bersumber dari CGI dapat dikelompokkan menjadi pinjaman ODA dan non-ODA.

Pinjaman ODA merupakan pinjaman bersyarat lunak yang berasal dari pemerintah

negara lain atau lembaga-lembaga multilateral. Pinjaman non-ODA merupakan

pinjaman setengah lunak dalam bentuk fasilitas kredit ekspor (FKE) atau anjak piutang

(leasing).

Transaksi investasi lainnya sektor otoritas moneter di sisi aset mencakup transaksi

simpanan dan aset lainnya milik Bank Indonesia pada bukan penduduk selain yang

termasuk dalam cadangan devisa, sedangkan di sisi kewajiban mencakup penarikan dan

pembayaran pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh Bank Indonesia, tidak termasuk

pinjaman IMF, dan kewajiban lainnya seperti berbagai biaya yang masih harus dibayar.

Pinjaman IMF dikeluarkan dari komponen investasi lainnya dan ditampilkan sebagai

komponen below the line bersama dengan cadangan devisa untuk keperluan analitis.

Dari sektor swasta, investasi lainnya di sisi aset mencakup pinjaman yang diberikan

dan tagihan lainnya sektor swasta pada bukan penduduk, sementara investasi lainnya di

sisi kewajiban mencakup utang dagang, pinjaman, uang dan simpanan, serta kewajiban

lainnya sektor swasta dari/kepada bukan penduduk. Dalam tagihan/kewajiban lainnya

sektor swasta termasuk pula premi neto dan klaim asuransi jiwa (life insurance).

SUMBER DATA

Data investasi lainnya diperoleh dari internal dan eksternal Bank Indonesia, yaitu:

(1) Laporan SIUL untuk data utang luar negeri swasta dan Debt Management and

Financial Analysis System (DMFAS) untuk data utang luar negeri pemerintah;

(2) Laporan lalu lintas devisa untuk data investasi lainnya sisi aset, kecuali data nostro

bank;

(3) Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) untuk data posisi nostro dan vostro bank;

Page 71: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 64

(4) Data Bank for International Settlement (BIS) untuk data posisi simpanan penduduk

sektor lainnya di luar negeri.

Page 72: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 65

BAB 13

CADANGAN DEVISA (Reserve Asset)

Cadangan devisa merupakan aset eksternal yang dapat langsung tersedia bagi

dan berada di bawah kontrol otoritas moneter untuk membiayai ketidakseimbangan

pembayaran, mengatur secara tidak langsung besaran ketidakseimbangan tersebut

melalui intervensi untuk mempengaruhi nilai tukar, dan/atau tujuan lainnya. Aset

eksternal yang dapat dikategorikan sebagai cadangan devisa harus memenuhi kriteria:

(1) likuid, (2) dalam denominasi mata uang asing utama, (3) di bawah kontrol otoritas

moneter, dan (4) dapat dengan segera digunakan untuk penyelesaian transaksi

internasional. Cadangan devisa meliputi emas moneter (monetary gold), hak tarik

khusus (Special Drawing Rights [SDR]), posisi cadangan di IMF (Reserve Position in the

Fund [RPF]), cadangan dalam valuta asing (foreign exchange), dan tagihan lainnya (other

claims). Masing-masing komponen ini dijelaskan dalam Boks 8.1 dan

pengklasifikasiannya dapat dilihat pada Tabel 13.1.

Tabel 13.1 Komponen Standar Cadangan Devisa

Emas moneter

Hak tarik khusus (SDR)

Posisi cadangan di IMF (RPF)

Cadangan dalam valuta asingUang dan simpanan

Pada otoritas moneterPada bank

Surat BerhargaObligasi Instrumen pasar uang

Derivatif finansial

Tagihan lainnya

Transaksi emas moneter hanya terjadi antara otoritas moneter dan counterpart-

nya di negara lain atau antara otoritas moneter dan organisasi moneter internasional.

Otoritas moneter yang hendak menambah kepemilikan emas moneter dengan

Page 73: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 66

mendapatkan komoditas emas (misalnya menambang emas baru atau emas yang ada di

pasar), harus memonetisasi emas tersebut; sebaliknya otoritas yang akan mengeluarkan

kepemilikan emas moneter untuk tujuan nonmoneter harus mendemonetisasi emas

moneter tersebut. Setiap peningkatan atau penurunan dalam kepemilikan emas

moneter yang dihasilkan dari monetisasi atau demonetisasi diperlakukan sebagai

reklasifikasi emas, sehingga peningkatan dan penurunannya tidak tercatat di neraca

pembayaran, tetapi akan tercatat di Posisi Invetasi Internasional (PII). Jika emas yang

dimonetisasi atau didemonetisasi diperoleh dari atau dijual kepada bukan penduduk,

maka transaksi tersebut harus tercatat sebagai impor/ekspor pada kelompok barang di

neraca berjalan dan sebagai kredit atau debit pada item finansial yang

digunakan/diterima untuk membiayai impor/ekspor tersebut pada neraca finansial.

Special Drawing Rights (SDR) merupakan cadangan devisa yang diciptakan oleh

IMF untuk menambah cadangan devisa lainnya yang secara periodik dialokasikan

kepada anggota IMF secara proporsional sesuai dengan kuotanya. SDR bukan

merupakan kewajiban IMF dan anggota IMF yang menerima alokasi SDR tidak memiliki

kewajiban tanpa syarat untuk membayar kembali alokasi tersebut. IMF menentukan nilai

SDR secara harian dengan menjumlahkan nilai mata uang negara anggota secara

tertimbang dalam USD. Nilai mata uang tersebut didasarkan pada kurs pasar. Mata

uang dan bobot yang digunakan dapat direvisi dari waktu ke waktu. SDR dapat

digunakan untuk memperoleh mata uang anggota lainnya (valuta asing), untuk

menyelesaikan kewajiban finansial, dan untuk memberikan pinjaman. Kepemilikan SDR

pada otoritas moneter dapat berubah melalui:

(1) Transaksi yang melibatkan pembayaran SDR kepada atau menerima dari IMF, pihak

lain di Department SDR IMF atau pihak lainnya, atau

(2) Alokasi/ Pembatalan (Allocation/Cancellation)

Transaksi seperti pada butir (1) dicatat pada neraca pembayaran, tetapi butir (2) tidak

tercatat pada neraca pembayaran melainkan dicatat pada PII.

Reserve Position in the Fund (RPF) adalah posisi cadangan yang dimiliki anggota

IMF pada the Fund’s General Resources Account. Dengan kata lain, RPF adalah rekening

yang dimiliki oleh negara-negara anggota IMF yang menunjukkan posisi kekayaan dan

tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi negara tersebut dengan IMF

sehubungan dengan keanggotaannya pada IMF. RPF merupakan penjumlahan dari (1)

nilai SDR dan valas yang dapat ditarik anggota dengan segera dan tanpa persyaratan

dari ”reserve tranche”-nya; dan (2) hutang IMF (berdasarkan loan agreement) yang

dapat segera tersedia (dikembalikan) bagi anggota, termasuk pinjaman negara anggota

Page 74: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 67

kepada IMF melalui the General Arrangements to Borrow (GAB) dan the New

Arrangements to Borrow (NAB). Reserve-tranche merupakan tagihan likuid negara

anggota kepada IMF yang timbul dari pembayaran cadangan devisa untuk pemenuhan

kuota. Untuk negara dengan posisi eksternal yang kuat, reserve tranche mencakup pula

tagihan yang timbul dari penjualan mata uang negara tersebut oleh IMF untuk

memenuhi permintaan dana IMF oleh negara lain yang memerlukan dukungan untuk

neraca pembayarannya.

Cadangan dalam valuta asing (foreign exchange) mencakup tagihan otoritas

moneter kepada bukan penduduk dalam bentuk uang kertas asing (UKA) dan simpanan

(currency and deposits); surat-surat berharga (securities) berbentuk saham, obligasi, dan

instrumen pasar uang; serta derivatif finansial (financial derivatives). Transaksi derivatif

finansial (contohnya forward, futures, swaps, dan option) yang dilakukan dengan bukan

penduduk dicatat pada cadangan devisa hanya jika transaksi tersebut berkaitan dengan

pengelolaan cadangan devisa dan dikontrol oleh otoritas moneter. Selain itu, derivatif

finansial tersebut harus sangat likuid dan penyelesaian transaksinya harus dilakukan

dalam valuta asing. Tidak seperti transaksi lainnya, transaksi derivatif finansial pada

cadangan devisa harus dicatat secara net (transaksi di sisi kewajiban dikurangi dengan

transaksi di sisi aset). Metode ini kadangkala mengakibatkan nilai negatif di net aset.

Sampai saat ini BI belum melakukan transaksi derivatif.

Tagihan lainnya (other claims) merupakan kategori sisa yang mencakup tagihan

yang belum tercakup dalam kategori sebelumnya. Saat ini yang dicatat dalam kategori

ini adalah Asian Bond Fund (ABF).

Dalam publikasi NPI, data cadangan devisa dikeluarkan dari kelompok transaksi

finansial dan disajikan sebagai transaksi below the line untuk keperluan analitis.

SUMBER DATA

Sebagian besar data bersumber dari Neraca Bank Indonesia, kecuali data RPF

bersumber dari catatan administratif transaksi dengan IMF. Nilai SDR dan RPF

ditentukan berdasarkan perhitungan IMF. Emas moneter, cadangan valas, dan tagihan

lainnya dicatat dengan menggunakan harga pasar yang berlaku pada akhir periode

pencatatan, dengan memperhitungkan pula bunga yang masih harus diterima (accrued

interest). Nilai dalam valuta asing selain USD dikonversi ke USD dengan menggunakan

kurs yang berlaku.

Page 75: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 68

BAB 14

PUBLIKASI

Cakupan, Periodisasi, dan Ketepatan Waktu (Coverage, Periodicity and

Timeliness)

Saat ini Bank Indonesia mempublikasikan statistik Neraca Pembayaran Indonesia

(NPI) secara kuartalan dalam waktu tiga bulan setelah akhir kuartal referensi. Publikasi

tersebut disajikan secara analitis dan memuat tabel-tabel ringkasan NPI, transaksi

berjalan, serta neraca modal dan finansial, baik secara total maupun dirinci menurut

sektor publik dan sektor swasta. Statistik NPI yang dirinci berdasarkan negara atau

valuta hingga saat ini belum tersedia.

Statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia (PIII) dipublikasikan secara tahunan

dalam waktu sembilan bulan setelah akhir tahun referensi. Publikasi tersebut memuat

posisi aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia yang dirinci berdasarkan sektor

ekonomi pemilik aset/kewajiban (otoritas moneter, pemerintah, bank, dan sektor

lainnya), tipe investasi (investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial,

investasi lainnya, dan cadangan devisa), jenis instrumen (misalnya saham, surat utang,

dan pinjaman), serta jangka waktu (jangka panjang atau jangka pendek). Hingga saat

ini, publikasi PIII berdasarkan negara atau valuta belum tersedia.

Selain publikasi NPI dan PIII secara lengkap, beberapa komponen NPI/PIII juga

dipublikasikan secara tersendiri, yaitu:

(1) Total ekspor dan impor barang dalam konteks merchandise trade statistics

dipublikasikan secara bulanan dalam waktu satu bulan setelah akhir bulan referensi.

Data ekspor impor barang yang lebih rinci dipublikasikasn secara bulanan dalam

waktu satu setengah bulan setelah akhir bulan referensi untuk ekspor impor barang

nonmigas dan dalam waktu dua setengah bulan setelah akhir bulan referensi untuk

ekspor impor barang migas;

(2) Data posisi utang luar negeri yang dirinci berdasarkan sektor debitur, jangka waktu,

dan instrumen utang, dipublikasikan secara kuartalan dalam waktu satu kuartal

setelah akhir kuartal referensi;

(3) Data posisi cadangan devisa dalam template International Reserves and Foreign

Currency Liquidity (IRFCL) dipublikasikan secara bulanan dalam waktu satu bulan

setelah akhir bulan referensi. Sementara itu, komponen Official Reserve Assets

Page 76: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 69

(ORA) dari template dimaksud dipublikasikan secara bulanan dalam waktu satu

minggu setelah akhir periode referensi.

Format Diseminasi

Bank Indonesia mendiseminasikan berbagai data tersebut dalam beragam format

baik publikasi cetak atau elektronis, yang meliputi: siaran pers (news release); buletin

bulanan, kuartalan, maupun tahunan; CD ROM; dan internet website. Secara rinci,

diseminasi masing-masing data di atas adalah sebagai berikut:

(1) Neraca Pembayaran Indonesia didiseminasi melalui:

a. Siaran pers pada saat rilis data. Materi siaran pers ini dikirim langsung ke redaksi

berbagai media dan dimuat dalam website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Siaran+Pers/;

b. Publikasi bulanan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dapat pula diakses

melalui website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesi

a/Versi+HTML/;

c. Laporan Perekonomian Indonesia yang dapat pula diakses melalui website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/;

d. CD ROM, terbatas untuk stakeholder tertentu;

e. Indonesia’s National Summary Data Page (NSDP)

http://www.bi.go.id/SDDS/default.asp#ExternalSector;

(2) Posisi Investasi Internasional Indonesia didiseminasi melalui:

a. Indonesia’s National Summary Data Page (NSDP)

http://www.bi.go.id/SDDS/default.asp#ExternalSector;

(3) Data ekspor impor barang didiseminasi melalui:

a. Publikasi bulanan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dapat pula diakses

melalui website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesi

a/Versi+HTML/;

Page 77: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 70

b. Laporan Perekonomian Indonesia yang dapat pula diakses melalui website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian

+Indonesia/;

c. Indonesia’s National Summary Data Page (NSDP)

http://www.bi.go.id/SDDS/default.asp#ExternalSector;

(4) Data pinjaman luar negeri didiseminasi melalui:

a. Publikasi bulanan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dapat pula diakses

melalui website BI

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesi

a/Versi+HTML/;

b. Indonesia’s National Summary Data Page (NSDP)

http://www.bi.go.id/SDDS/default.asp#ExternalSector

(5) Data posisi cadangan devisa didiseminasi melalui:

a. Publikasi bulanan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dapat pula diakses

melalui website BI http://www.bi.go.id/biweb/Html/SekiTxt/T3x606.txt;

b. Indonesia’s National Summary Data Page (NSDP)

http://www.bi.go.id/SDDS/default.asp#ExternalSector

Informasi Tanggal Rilis Publikasi

Untuk meningkatkan akses publik terhadap data yang dihasilkan, Bank Indonesia

menyediakan Advance Release Calender (ARC) yang berisikan tanggal rilis untuk

masing-masing kategori data yang dapat diakses melalui website International Monetary

Fund (IMF) http://dsbb.imf.org/Applications/web/sddsctycatarclist/?strcode=IDN.

Kebijakan Revisi

Data NPI bersifat sementara ketika pertama kali dipublikasikan dan akan menjadi

data final 12 (dua belas) bulan setelah akhir periode laporan. Demikian pula halnya

dengan data PIII yang bersifat sementara pada saat pertama kali dipublikasi dan dapat

direvisi sesudahnya. Data final diindikasikan dengan tidak adanya lagi tanda data

sementara.

Page 78: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 71

Special Data Dissemination Standard (SDDS)

Untuk meningkatkan ketersediaan data statistik yang komprehensif dan tepat

waktu yang pada gilirannya berkontribusi pada pencapaian stabilitas ekonomi makro

dan peningkatan fungsi pasar finansial, pada bulan Maret 1996 IMF membangun the

Special Data Dissemination Standard (SDDS). Indonesia merupakan salah satu negara

yang menjadi subscriber SDDS sejak awal pengembangannya, yaitu sejak tanggal 24

September 1996. Hingga saat ini lebih dari 60 negara telah menjadi subscriber SDDS.

Keikutsertaan suatu negara dalam SDDS bersifat sukarela. Keikutsertaan ini

menunjukkan komitmen negara tersebut untuk mengikuti dan menaati standar

diseminasi data yang bersifat internasional. Dengan demikian diharapkan kredibilitas

data di mata publik semakin meningkat. Dengan mengikuti SDDS, suatu negara

menyatakan komitmennya untuk:

(1) Mengompilasi semua kategori data yang dipersyaratkan;

(2) Mendiseminasikan data dengan periodisasi dan ketepatan waktu (timeliness) yang

ditentukan dalam websitenya;

(3) Menyediakan Advance Release Calendar (ARC) yang berisi tanggal rilis untuk masing-

masing kategori data; dan

(4) Menyediakan metadata yang berisi penjelasan singkat antara lain mengenai

ringkasan metodologi dan format diseminasi.

Terkait dengan statistik NPI dan PIII, standar minimal yang dipersyaratkan dalam

SDDS adalah statistik NPI dipublikasi secara kuartalan dalam waktu tiga bulan setelah

akhir periode referensi dan statistik PIII dipublikasi secara tahunan dalam waktu tiga

kuartal setelah akhir periode referensi. SDDS juga mempersyaratkan agar tanggal rilis

data diumumkan di muka dan dilakukan publikasi atas sumber data dan metode untuk

keperluan transparansi. BI telah memenuhi persyaratan dimaksud. Ke depan, akan

dipertimbangkan untuk dapat mempublikasi data PIII dengan periodisasi atau ketepatan

waktu yang melebihi persyaratan minimal namun didukung pelaksanaannya oleh SDDS,

yaitu data PIII tahunan/kuartalan yang dipublikasikan satu kuartal setelah akhir periode

referensi.

Page 79: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 72

Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) ? Data Module

Krisis keuangan Asia di pertengahan tahun 1990-an memicu masyarakat

internasional untuk mencari cara memperkuat sistem keuangan internasional. Untuk itu

dikembangkanlah inisiatif penerapan standar dan aturan (standards and codes) yang

bertujuan untuk mendukung good governance, mengidentifikasi prioritas penguatan

kelembagaan, dan menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan

keputusan berinvestasi dan asesmen risiko. Standar utama mencakup transparansi data,

kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan finansial, serta market governance.

Pada tahun 1999, IMF dan Bank Dunia mulai menyiapkan asesmen transparansi

yang disebut sebagai Reports on the Observance of Standards and Codes (ROSCs).

ROSCs merupakan laporan ringkas penerapan standar dan aturan oleh suatu negara.

Laporan tersebut disiapkan dan dipublikasikan atas permintaan negara peserta. Secara

keseluruhan ROSCs meliputi 12 area standar dan aturan, antara lain transparansi fiskal,

transparansi kebijakan fiskal dan moneter, serta data.

Keikutsertaan suatu negara bersifat sukarela. Sampai dengan akhir Juli 2008,

sekitar 137 negara telah berpartisipasi dalam ROSCs. Sementara itu baru sekitar 50

negara yang ikut serta dalam laporan yang terkait dengan standar data, 11 diantaranya

negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia .

Asesmen terhadap data makroekonomi tersebut didasarkan pada penerapan

standar yang diminta oleh SDDS/GDDS (General Data Dissemination Standards).

Asesmen terhadap kualitas data statistik makroekonomi menggunakan the Data Quality

Assessment Framework (DQAF). DQAF dikembangkan oleh Departemen Statistik IMF

setelah berkonsultasi dengan lembaga statistik beberapa negara, organisasi-organisasi

internasional, dan pengguna data di luar IMF. DQAF disusun untuk melihat kualitas dari

lembaga penyusun data statistik, proses penyusunan statistik, dan akhirnya kualitas

output statistik yang dihasilkan.

Asesmen terhadap data makroekonomi Indonesia, termasuk data NPI, telah

dilakukan oleh staff IMF pada 28 Maret – 11 April 2005. Laporan hasil asesmen ROSC

tersebut dapat diakses melalui

http://www.imf.org/external/np/rosc/rosc.asp?sort=topic#DataDissemination.

Page 80: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 73

BAB 15

KAITAN NERACA PEMBAYARAN DAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL

DENGAN STATISTIK EKONOMI LAINNYA

Kaitan dengan Neraca Nasional (National Account)

Secara konsep, statistik neraca pembayaran dan posisi investasi internasional

merupakan bagian dari sistem neraca nasional. Neraca nasional merupakan suatu set

statistik yang komprehensif dan sistematis yang berisi informasi transaksi ekonomi serta

posisi dan perubahan posisi aset dan kewajiban suatu negara. Neraca tersebut terdiri

dari beberapa set neraca. Salah satu neraca mencatat transaksi yang melibatkan

hubungan ekonomi dengan entitas nonresiden. Neraca ini dikenal sebagai rest of the

world (ROW) accounts.

Mengingat neraca pembayaran dan posisi investasi internasional merupakan

bagian dari neraca nasional maka pada dasarnya konsep dan klasifikasi yang digunakan

dalam ketiga set statistik ini selaras. Kesamaan konsep itu mencakup identifikasi residen,

teritori ekonomi dan pusat kepentingan ekonomi (center of economic interest),

penerapan nilai pasar dalam valuasi transaksi, konsep akuntansi akrual, dan prosedur

konversi. Namun demikian terdapat pula perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan

kepentingan. Sebagai contoh, neraca finansial dalam neraca pembayaran terutama

diklasifikasikan berdasarkan tipe investasi, sementara di neraca finansial ROW, klasifikasi

terutama didasarkan pada instrumen investasi. Selain itu, neraca ROW dicatat dari sudut

pandang nonresiden. Dengan demikian, informasi transaksi dan posisi yang ada dalam

neraca ini merupakan kebalikan dari neraca pembayaran dan posisi investasi

internasional.

Tabel berikut ini berisikan neraca-neraca dalam sistem neraca nasional dan

korespondensinya dengan neraca pembayaran dan posisi investasi internasional.

Page 81: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 74

Tabel 15.1 Hubungan antara Neraca ROW SNA dengan NP dan PII

Neraca dalam Sistem Neraca Nasional Koresponden Neraca dalam NP dan PII

V.I. Neraca eksternal barang dan jasa Transaksi berjalan NP: barang dan jasa

V.II. Neraca eksternal pendapatan primer dan transfer berjalan Transaksi berjalan NP: pendapatan dan transfer berjalan

V.III. Neraca akumulasi eksternal

V.III.1. Neraca modal Neraca modal NP

V.III.2. Neraca finansial Neraca finansial NP

V.III.3.1.

Neraca perubahan lainnya dalam volume aset Kolom penyesuaian lainnya dalam PIII

V.III.3.1.

Neraca revaluasi Kolom PII untuk perubahan karena valuasi (perubahan harga dan nilai tukar)

V.I.V. Neraca aset dan kewajiban eksternal PII

Sementara itu, persamaan-persamaan dalam tabel berikut menggambarkan

hubungan antara neraca pembayaran dan agregat-agregat ekonomi yang terdapat

dalam neraca nasional, seperti hubungan antara current account balance (CAB) dengan

saving dan investment dan antara net foreign investment (NFI) dengan saving,

investment, dan net current transfer.

Tabel 15.2 Hubungan antara Neraca Pembayaran dengan Agregat-Agregat Utama

Neraca Nasional

1 GDP/PDB (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto) = C + G + I + X - Msetara dengan konsumsi rumah tangga (C) dan pemerintah (G), plus investasi (I), plus ekspor dikurangi impor barang dan jasa (X - M)

2 GNDY/PDNB (Gross National Disposable Income /Pendapatan Disposabel Nasional Bruto)

= GDP + NY + NT

setara dengan GDP plus pendapatan neto yang diterima dari nonresiden (NY)

plus neto transfer dari nonresiden (NT)

3 GNDY = C + G + I + X - M + NY +NTGDP dalam persamaan 2 diubah dengan menggunakan persamaan 1

4 CAB (Current Account Balance) = X - M + NY +NTCurrent account balance dalam neraca pembayaran merupakan penjumlahan dari ekspor dikurangi impor barang dan jasa plus pendapatan neto yang diterima dari nonresiden (NY) plus neto transfer dari nonresiden (NT)

5 GNDY = C + G + I + CABCAB menggantikan X - M + NY + NT dalam persamaan 3

6 A (domestic absorption/expenditure) = C + G + Isetara dengan konsumsi rumah tangga dan pemerintah plus investasi

7 CAB = GNDY - AA menggantikan C + G + I dalam persamaan 5

8 S (Gross Saving /Tabungan Bruto) = GNDY - C - Gsetara dengan pendapatan disposabel nasional bruto dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga dan pemerintah (C + G)

9 S = I + CABdari persamaan 5 dan 8 diperoleh S = C + G + I + CAB - C - G

10 CAB = S - I

11 NFA (Net Foreign Assets/Aset Luar Negeri Neto)

- setara dengan CAB plus capital account balance (KAB) = CAB + KAB- setara dengan tabungan bruto dikurangi investasi ditambah transaksi neraca modal

= S - I + KAB

- setara dengan net lending/borrowing = net lending/borrowing

Page 82: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 75

Kaitan dengan Statistik Moneter dan Finansial (Monetary and Financial

Statistics)

Statistik moneter merupakan suatu set data stok dan flow aset dan kewajiban

finansial sektor lembaga keuangan yang bersifat komprehensif. Pengorganisasian dan

penyajian statistik moneter dilakukan berdasarkan dua kerangka, yaitu neraca sektoral

(sectoral balance sheet) dan survei. Neraca sektoral berisi disagregasi data stok dan flow

untuk semua kategori aset dan kewajiban dari satu subsektor dalam sektor lembaga

keuangan. Sementara survei menggabungkan data dari neraca sektoral satu atau lebih

subsektor lembaga keuangan ke dalam kategori aset dan kewajiban yang teragregasi

untuk keperluan analisis.

Statistik finansial berisi suatu set data stok dan flow aset dan kewajiban finansial

seluruh sektor dalam perekonomian yang bersifat komprehensif. Statistik ini disusun

dan disajikan dalam format yang didisain untuk menggambarkan aliran finansial

antarsektor dalam perekonomian dan posisi aset dan kewajiban finansial yang terkait

dengan aliran tersebut. Salah satu fokus dalam statistik finansial berupa data aliran dana

(flow of funds) yang menyajikan data transaksi finansial antarsubsektor dalam bentuk

matriks.

Terdapat hubungan integral antara statistik moneter dan finansial dengan neraca

finansial dalam sistem neraca nasional. Oleh karena itu konsep dan prinsip yang

digunakan dalam penyusunannya ? seperti definisi residen, sektorisasi, klasifikasi aset

dan kewajiban finansial, valuasi, dan waktu pencatatan transaksi ? selaras.

Mengingat neraca pembayaran dan posisi investasi internasional merupakan

bagian dari neraca nasional, terdapat keselarasan antara kedua statistik ini dengan

statistik moneter dan finansial. Tabel berikut menggambarkan kaitan antara statistik -

statistik dimaksud.

Page 83: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 76

Tabel 15.3 Hubungan Statistik Moneter dan Finansial dengan NP dan PII

¦ ¦

• Emas moneter dan SDR • Investasi langsung• Valuta asing - klaim dan kewajiban kepada afiliasi• Simpanan • Investasi portofolio• Surat berharga selain saham - aset non-cadangan devisa dan kewajiban, yaitu surat utang• Pinjaman • Derivatif finansial• Saham dan ekuitas lainnya • Investasi lainnya• Derivatif finansial - aset non-cadangan devisa dan kewajiban, yaitu utang dagang,

pinjaman, uang dan simpanan, dan lainnya• Lainnya • Cadangan devisa

¦ ¦• Emas moneter • Emas moneter• Rekening IMF • SDR

- RPF • RPF- SDR • Cadangan dalam valas

• Valuta asing - uang dan simpanan• Simpanan yg dapat dialihkan (transferable deposits) - surat berharga• Surat berharga • Tagihan lainnya

- uang dan simpanan- surat berharga

¦ ¦• Cadangan internasional • Cadangan devisa resmi

- cadangan devisa luar negeri- RPF- SDR, emas- Cadangan devisa lainnya

• Aset luar negeri lainnya • Aset dalam valas lainnya• Aset domestik berdenominasi valas

• Predetermined short-term net drains• Contingent short-term net drains• Memo item

Survei Bank Sentral Cadangan devisa

Survei Bank Sentral Template cadangan devisa

Statistik Moneter dan Finansial Statistik NP dan PII

Aset dan kewajiban finansial luar negeri sektor lembaga keuangan Neraca finansial NP dan PII

Kaitan dengan Statistik Keuangan Pemerintah (Government Financial Statistics)

Jika statistik moneter dan finansial fokus pada stok dan flow sektor lembaga

keuangan dan statistik NP dan PII fokus pada stok dan flow dengan rest of the world,

statistik keuangan pemerintah fokus pada stok dan flow sektor pemerintah.

Terdapat keterkaitan antara statistik keuangan pemerintah dengan statistik NP

dan PII. Statistik neraca pembayaran secara eksplisit mengidentifikasi sektor pemerintah

dalam transaksi jasa pemerintah yang tidak termasuk di lainnya (government services,

not included elsewhere), current transfer, dan capital transfer serta dalam transaksi dan

posisi investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya.

Sementara itu, statistik keuangan pemerintah secara eksplisit mengidentifikasi

sektor eksternal dalam pengklasifikasian aset/kewajiban finansial (posisi, transaksi,

Page 84: Metodologi NPI BI-1

Bank Indonesia • Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia 77

revaluasi, perubahan lainnya) serta pencatatan penerimaan/pemberian hibah (dari/ke

pemerintah asing/lembaga internasional) dan beban bunga utang luar negeri.

Walaupun dapat direkonsiliasi, terdapat perbedaan antara statistik PII dan statistik

keuangan pemerintah yang antara lain disebabkan karena perbedaan

kepentingan/tujuan penggunaan. Perbedaan tersebut misalnya dalam struktur

klasifikasi. Struktur klasifikasi utama PII berdasarkan tipe investasi, diikuti pemisahan

aset/kewajiban, jenis instrumen finansial, sektor institusional, dan jangka waktu.

Sementara klasifikasi neraca finansial dalam statistik neraca pemerintah lebih

menekankan pada jenis instrumen dan sektor. Instrumen finansial dalam statistik

keuangan pemerintah dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan domestik atau asing.

Selain itu, sektor dalam PII terdiri dari empat sektor (otoritas moneter, pemerintah,

bank, dan sektor lainnya), sementara dalam statistik keuangan pemerintah terdapat tiga

sektor yaitu pemerintah, perusahaan publik nonlembaga keuangan, dan perusahaan

publik lembaga keuangan.

Page 85: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 1

November 2008

2006Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

I. TRANSAKSI BERJALAN 10,859 2,594 2,243 2,127 3,383 10,347 2,601 -1,241 -564

A. Barang, bersih (Neraca perdagangan) 29,660 7,712 8,107 7,487 9,448 32,754 7,536 5,443 5,780

1. Ekspor, fob 103,528 26,626 29,202 30,009 32,177 118,014 34,412 37,345 38,0802. Impor, fob -73,868 -18,914 -21,095 -22,521 -22,729 -85,260 -26,876 -31,902 -32,299

B. Jasa-jasa, bersih -9,874 -3,165 -2,994 -2,767 -2,925 -11,850 -3,173 -3,564 -3,573

C. Pendapatan, bersih -13,790 -3,163 -4,024 -3,811 -4,527 -15,525 -3,120 -4,463 -4,157

D. Transfer berjalan, bersih 4,863 1,210 1,153 1,218 1,387 4,968 1,358 1,343 1,385

II. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 3,025 1,778 1,985 -957 660 3,466 -1,623 2,599 509

A. TRANSAKSI MODAL 350 43 127 255 122 546 52 73 200

B. TRANSAKSI FINANSIAL 2,675 1,736 1,857 -1,212 539 2,920 -1,674 2,526 309

1. Investasi langsung 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 87a. Ke luar negeri, bersih -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430b. Di Indonesia (FDI), bersih 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517

2. Investasi portofolio 4,277 2,491 3,769 465 -1,200 5,525 1,923 4,308 -58a. Aset, bersih -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75b. Kewajiban, bersih 6,107 2,988 5,707 1,722 -437 9,981 2,746 4,240 17

3. Investasi lainnya -3,791 -510 -3,337 -2,441 1,430 -4,858 -2,964 -1,822 280a. Aset, bersih -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645b. Kewajiban, bersih -2,204 -348 -1,051 -59 1,168 -289 -452 -348 1,925

TABLE 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN(Juta USD)

2007*I T E M S

2008**

III. JUMLAH (I + II) 13,884 4,372 4,227 1,170 4,043 13,812 978 1,357 -55

IV. SELISIH PERHITUNGAN BERSIH 625 7 -591 10 -523 -1,097 54 -33 -34

V. NERACA KESELURUHAN (III + IV) 14,510 4,379 3,637 1,179 3,520 12,715 1,032 1,324 -89

VI. CADANGAN DEVISA DAN YANG TERKAIT -14,510 -4,379 -3,637 -1,179 -3,520 -12,715 -1,032 -1,324 89

a. Perubahan cadangan devisa -6,902 -4,379 -3,637 -1,179 -3,520 -12,715 -1,032 -1,324 89

b. Pinjaman IMF -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0Pembayaran -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:Posisi cadangan devisa 5) 42,586 47,221 50,924 52,875 56,920 56,920 58,987 59,453 57,108(Bulan Impor & Penbayaran Utang Pemerintah) 4.6 4.8 5.2 5.4 5.8 5.8 4.5 4.6 4.4Transaksi berjalan (% GDP) 2.9 2.4Rasio pembayaran utang (%) 6) 24.8 19.8 21.4 15.2 21.2 19.4 16.3 17.9 15.3

a.l. Sektor terkait pemerintah dan otoritas moneter 14.2 5.6 9.4 5.1 9.0 7.3 4.5 7.8 4.7

1) Sejak bulan Mei 2004 sebagian metode pelaporan ekspor nonmigas mengalami perubahan menjadi sistem on-line

2) Sejak bulan April 2004 sebagian metode pelaporan impor nonmigas mengalami perubahan menjadi sistem on-line

3) Tidak termasuk pinjaman IMF

4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak kuartal pertama 2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi

5) Sejak 1998, posisi cadangan devisa berdasarkan konsep aktiva luar negeri bruto menggantikan konsep cadangan devisa resmi. Sejak 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep International Reserve and

Foreign Currency Liquidity (IRFCL)

6) Perbandingan antara pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap ekspor barang dan jasa

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Proyeksi

- Tidak tersedia

… Data belum tersedia

Page 86: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 2

November 2008

Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

TRANSAKSI BERJALAN 10,859 2,594 2,243 2,127 3,383 10,347 2,601 -1,241 -564

A. Barang, bersih (Neraca perdagangan) 29,660 7,712 8,107 7,487 9,448 32,754 7,536 5,443 5,780- Non migas 22,875 6,560 6,994 6,217 7,313 27,084 5,060 4,153 3,760- Migas 6,785 1,152 1,114 1,270 2,135 5,670 2,476 1,289 2,020

Ekspor, fob 103,528 26,626 29,202 30,009 32,177 118,014 34,412 37,345 38,080- Non migas 1) 80,578 21,682 23,456 23,529 24,475 93,142 26,405 27,879 28,795- Migas 22,950 4,944 5,746 6,480 7,702 24,872 8,007 9,466 9,285

Impor, fob -73,868 -18,914 -21,095 -22,521 -22,729 -85,260 -26,876 -31,902 -32,299- Non migas 2) -57,703 -15,122 -16,463 -17,311 -17,161 -66,058 -21,345 -23,725 -25,035- Migas -16,165 -3,792 -4,632 -5,210 -5,567 -19,202 -5,531 -8,177 -7,265

B. Jasa-jasa, bersih -9,874 -3,165 -2,994 -2,767 -2,925 -11,850 -3,173 -3,564 -3,5731. Transportasi, bersih -6,079 -1,640 -1,791 -1,885 -1,978 -7,294 -2,560 -2,962 -3,004

a. Barang, bersih -5,147 -1,359 -1,520 -1,618 -1,620 -6,118 -1,993 -2,364 -2,428b. Penumpang dan lainnya, bersih -932 -281 -271 -266 -358 -1,177 -567 -598 -576

2. Perjalanan, bersih 418 -9 238 302 -89 442 214 254 396a. Penerimaan 4,448 1,180 1,344 1,432 1,390 5,346 1,365 1,454 1,620b. Pengeluaran -4,030 -1,188 -1,106 -1,130 -1,479 -4,904 -1,151 -1,200 -1,224

3. Jasa-jasa Lainnya, bersih -4,213 -1,516 -1,440 -1,184 -858 -4,998 -827 -855 -964

C. Pendapatan, bersih -13,790 -3,163 -4,024 -3,811 -4,527 -15,525 -3,120 -4,463 -4,1571. Kompensasi tenaga kerja, bersih -137 -75 -72 -84 -82 -313 -83 -86 -1102. Pendapatan investasi, bersih -13,652 -3,088 -3,951 -3,727 -4,445 -15,212 -3,037 -4,377 -4,047

a. nvestasi langsung, bersih -9,521 -2,003 -2,718 -2,769 -3,024 -10,514 -2,457 -3,085 -2,804b. Investasi portofolio, bersih -1,516 -142 -527 -658 -623 -1,952 -181 -326 -895c. Investasi lainnya, bersih -2,615 -943 -706 -300 -798 -2,746 -399 -967 -348

TABLE 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN(Juta USD)

I T E M S2007* 2008**

c. Investasi lainnya, bersih -2,615 -943 -706 -300 -798 -2,746 -399 -967 -348a.l Pembayaran bunga sektor terkait pemerintah & otoritas moneter -2,592 -429 -769 -363 -832 -2,393 -350 -822 -336

D. Transfer berjalan, bersih 4,863 1,210 1,153 1,218 1,387 4,968 1,358 1,343 1,3851. Pemerintah, bersih 22 14 8 7 14 44 2 1 12. Sektor lainnya, bersih 4,841 1,196 1,145 1,210 1,373 4,924 1,356 1,342 1,384

a. Transfer dari tenaga kerja, bersih 4,500 1,191 1,166 1,181 1,295 4,833 1,354 1,353 1,380b. Transfer lainnya, bersih 341 5 -21 29 78 91 2 -11 4

Memorandum:Pertumbuhan ekspor non migas, fob (%) 20.7 15.6Pertumbuhan impor non migas, c&f (%) 8.0 14.5Harga minyak(USD/barrel) 62.5 55.7 67.3 71.9 85.6 70.1 93.4 119.3 113.4Produksi minyak (juta barel per hari) 1.005 0.966 0.942 0.948 0.951 0.952 0.977 0.981 0.982Inflow turis (ribu orang) 4,871 1,215 1,384 1,475 1,432 5,506 1,405 1,497 1,668

1) Sejak bulan Mei 2004 sebagian metode pelaporan ekspor nonmigas mengalami perubahan menjadi sistem on-line

2) Sejak bulan April 2004 sebagian metode pelaporan impor nonmigas mengalami perubahan menjadi sistem on-line

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Proyeksi

- Tidak tersedia

… Data belum tersedia

Page 87: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 3

November 2008

Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

A. TRANSAKSI MODAL 350 43 127 255 122 546 52 73 200

B. TRANSAKSI FINANSIAL 2,675 1,736 1,857 -1,212 539 2,920 -1,674 2,526 3091. Investasi langsung 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 87

a. Ke luar negeri -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430- Saham dan laba ditahan -609 -343 111 -277 -489 -997 -605 -282 -245- Lainnya -2,117 -940 281 -1,150 -1,869 -3,678 -1,124 -1,155 -1,185

b. Di Indonesia (FDI) 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517- Saham dan laba ditahan 4,616 1,350 1,545 1,933 2,721 7,549 1,263 1,084 1,480- Lainnya 298 -313 -511 258 -54 -621 -167 392 37

a.l. Pinjaman - Penarikan 3,649 1,276 1,069 1,553 1,562 5,460 1,740 1,976 1,750- Pembayaran -3,351 -1,589 -1,581 -1,296 -1,616 -6,081 -1,907 -1,585 -1,713

2. Investasi portofolio 4,277 2,491 3,769 465 -1,200 5,525 1,923 4,308 -58a. Aset -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75

- Saham 10 66 -25 34 -333 -258 -239 -72 54- Surat utang -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129

Obligasi -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Kewajiban 6,107 2,988 5,707 1,722 -437 9,981 2,746 4,240 17- Saham 1,898 362 1,282 1,262 652 3,559 11 519 -101- Surat utang 4,210 2,626 4,425 460 -1,089 6,422 2,734 3,720 118

Obligasi 3,834 2,456 2,312 172 250 5,190 2,407 3,395 1,486Lainnya 375 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

3. Investasi lainnya -3,791 -510 -3,337 -2,441 1,430 -4,858 -2,964 -1,822 280a. Aset -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645

2007*I T E M S

2008**

TABLE 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI MODAL & FINANSIAL(Juta USD)

a. Aset -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645- Pinjaman -71 -15 214 39 27 265 -105 -89 -83- Lainnya 1) -1,516 -147 -2,500 -2,422 235 -4,834 -2,408 -1,385 -1,562

b. Kewajiban -2,204 -348 -1,051 -59 1,168 -289 -452 -348 1,925- Pinjaman 2) -2,882 -271 -1,481 -172 763 -1,161 -117 -481 1,437

Penarikan 11,109 2,778 2,598 2,523 5,313 13,212 3,065 3,592 4,716Pembayaran -13,991 -3,050 -4,079 -2,694 -4,550 -14,373 -3,182 -4,073 -3,279

- Lainnya 1) 678 -76 430 113 405 872 -335 133 488

C. JUMLAH (A + B) 3,025 1,778 1,985 -957 660 3,466 -1,623 2,599 509

1) Termasuk uang kartal dan giral

2) Tidak termasuk pinjaman IMF

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Proyeksi

- Tidak tersedia

… Data belum tersedia

Page 88: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 4

November 2008

Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

I. PEMERINTAH 2,172 1,888 507 -648 -28 1,719 1,890 2,137 962 A. Portfolio investmentInvestasi portofolio 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117

1. Aset 0 0 0 0 0 0 0 0 0a. Saham 0 0 0 0 0 0 0 0 0b. Surat Utang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Kewajiban 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117 a. Saham 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Surat Utang 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117

B.Investasi Lainnya -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -1561. Aset 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Kewajiban -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -156

a. Pinjaman -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -156i. Penarikan 3,588 573 524 567 2,340 4,004 636 655 840

- Bantuan Program 1,501 200 200 0 1,706 2,106 222 200 295ADB 600 0 0 0 900 900 0 0 0IBRD 530 0 0 0 600 600 0 200 0JBIC 99 200 0 0 206 406 222 0 295Lainnya 271 0 200 0 0 200 0 0 0

- Bantuan Proyek 2,087 373 324 567 634 1,898 414 455 545CGI 1,402 307 240 334 446 1,327 327 350 423

ODA 1,402 307 240 334 446 1,327 288 311 384Bilateral 797 91 86 234 253 664 137 133 109Multilateral 604 216 154 100 193 663 151 178 275

Non ODA 0 0 0 0 0 0 39 39 39Non CGI 685 66 84 233 188 571 88 105 122

- Penjadwalan Utang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

I T E M S2008**

NERACA PEMBAYARAN INDONESIATRANSAKSI FINANSIAL SEKTOR PEMERINTAH & OTORITAS MONETER

TABLE 4

2007*

(Juta USD)

- Penjadwalan Utang 0 0 0 0 0 0 0 0 0Pokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ii. Pembayaran -5,555 -1,067 -2,057 -985 -2,213 -6,322 -984 -2,086 -996

2. Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

II. OTORITAS MONETER -153 0 156 2,111 261 -1,341 1,187 300 323 -1,404 A. Portfolio investment 375 0 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

1. Aset 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Kewajiban 375 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

B. Investasi Lainnya -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -361. Aset 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Kewajiban -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36

a. Pinjaman 1)-528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36

i Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0ii. Pembayaran -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36

b. Lainnya … … … … … … … … …

III. Jumlah (I + II) 2,019 2,045 2,618 -387 -1,369 2,907 2,190 2,460 -442

Memorandum:Pinjaman IMF -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0Pembayaran -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

1) Tidak termasuk pinjaman IMF

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Proyeksi

- Tidak tersedia

… Data belum tersedia

Page 89: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 5

November 2008

Total Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

A. Investasi langsung 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 871. Ke luar negeri -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430

- Saham dan laba ditahan -609 -343 111 -277 -489 -997 -605 -282 -245- Lainnya -2,117 -940 281 -1,150 -1,869 -3,678 -1,124 -1,155 -1,185

2. Di Indonesia (FDI) 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517- Saham dan laba ditahan 4,616 1,350 1,545 1,933 2,721 7,549 1,263 1,084 1,480- Lainnya 298 -313 -511 258 -54 -621 -167 392 37

a/l.Pinjaman: - Penarikan 3,649 1,276 1,069 1,553 1,562 5,460 1,740 1,976 1,750- Pembayaran -3,351 -1,589 -1,581 -1,296 -1,616 -6,081 -1,907 -1,585 -1,713

B. Investasi portofolio -238 -61 -384 407 293 255 -643 413 1931. Aset -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75

- Saham 10 66 -25 34 -333 -258 -239 -72 54- Surat Utang -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129

Obligasi -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Kewajiban 1,593 436 1,554 1,664 1,057 4,711 180 346 268- Saham 1,898 362 1,282 1,262 652 3,559 11 519 -101- Surat Utang -305 74 272 402 405 1,152 169 -174 369

Obligasi -305 74 272 402 405 1,152 169 -174 369Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Investasi lainnya -1,295 -3 -1,802 -1,996 1,306 -2,495 -2,588 -388 4711. Aset -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645

- Pinjaman -71 -15 214 39 27 265 -105 -89 -83

- Lainnya 1)-1,516 -147 -2,500 -2,422 235 -4,834 -2,408 -1,385 -1,562

TABLE 5NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

I T E M S

(Juta USD)

2007* 2008**

TRANSAKSI FINANSIAL SEKTOR SWASTA

2. Kewajiban 292 160 484 387 1,043 2,074 -76 1,086 2,116- Loans -387 236 54 274 639 1,202 259 953 1,628

- Penarikan 7,521 2,205 2,074 1,956 2,973 9,208 2,429 2,938 3,876- Pembayaran -7,907 -1,969 -2,020 -1,682 -2,334 -8,005 -2,169 -1,985 -2,248

- Lainnya 1)678 -76 430 113 405 872 -335 133 488

D. Jumlah (A+B+C) 656 -309 -761 -825 1,908 13 -3,864 65 751

1) Termasuk uang kartal dan giral

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Proyeksi

- Tidak tersedia

… Data belum tersedia

Page 90: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 6

Posisi Investasi Internasional Indonesia(Juta USD)

Desember 2005* R Desember 2006* R Desember 2007* R

60,613.67 74,431.44 94,202.531. Investasi langsung asing di dalam negeri -1,761.73 1,041.92 353.45

1.1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 199.52 2,976.75 3,732.60Tagihan ke perusahaan afiliasi 233.63 3,036.95 3,792.66Kewajiban pada perusahaan afiliasi -34.11 -60.20 -60.06

1.2. Modal lainnya -1,961.25 -1,934.83 -3,379.14Claims on affiliated enterprises 190.22 4,327.67 5,291.58Liabilities to affiliated enterprises -2,151.47 -6,262.51 -8,670.73

2. Investasi portofolio 2,509.77 3,744.38 3,142.992.1.Surat berharga saham 93.73 354.35 511.06

Otoritas moneter 0.00 0.00 0.00Pemerintah 0.00 0.00 0.00Bank 0.43 0.00 0.00Sektor lainnya 93.30 354.35 511.06

2.2. Surat utang 2,416.04 3,390.02 2,631.94Obligasi dan notes 1,048.78 1,754.61 1,705.82

Otoritas moneter 0.00 0.00 0.00Pemerintah 0.00 0.00 0.00Bank 936.58 1,256.25 1,109.13Sektor lainnya 112.20 498.37 596.68

Instrumen pasar uang 1,367.26 1,635.41 926.12Otoritas moneter 0.00 0.00 0.00Pemerintah 0.00 0.00 0.00Bank 1,366.16 1,596.64 832.92Sektor lainnya 1.10 38.77 93.20

3. Derivatif finansial 26.74 18.77 37.87Bank 26.74 18.77 37.87

4. Investasi lainnya 25,115.20 27,040.04 33,748.074.1. Piutang dagang 3,183.82 3,276.00 4,061.00

Sektor lainnya 3,183.82 3,276.00 4,061.00Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 3,183.82 3,276.00 4,061.00

4.2. Pinjaman 123.80 230.83 282.45Otoritas moneter 0.00 0.00 0.00

Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 0.00 0.00 0.00

Pemerintah 0.00 0.00 0.00Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 0.00 0.00 0.00

Bank 74.45 135.83 162.45Jangka panjang 31.35 63.45 77.59Jangka pendek 43.10 72.38 84.86

Sektor lainnya 49.34 95.00 120.00Jangka panjang 49.34 95.00 120.00Jangka pendek 0.00 0.00 0.00

4.3. Uang dan simpanan 14,007.14 12,102.39 10,321.54Otoritas moneter 156.34 114.95 27.27Pemerintah 664.58 642.45 609.76Bank 8,458.22 6,738.99 4,404.51Sektor lainnya 4,728.00 4,606.00 5,280.00

4.4. Aset lainnya 7,800.44 11,430.82 19,083.09Otoritas moneter 3,998.91 8,500.45 14,856.71

Jangka panjang 178.65 181.77 65.91Jangka pendek 3,820.26 8,318.68 14,790.80

Pemerintah 179.78 0.00 0.00Bank 1,242.72 707.37 1,071.38

Jangka panjang 3.14 12.21 8.93Jangka pendek 1,239.58 695.16 1,062.45

Sektor lainnya 2,379.03 2,223.00 3,155.00Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 2,379.03 2,223.00 3,155.00

5. Cadangan devisa 34,723.69 42,586.33 56,920.145.1. Emas moneter 1,583.25 1,483.39 1,945.705.2. Hak Tarik Khusus 7.01 18.24 9.175.3. Posisi cadangan di IMF 207.90 218.70 228.005.4. Cadangan dalam valuta asing 32,774.19 40,696.55 54,555.71

Uang dan simpanan 5,906.38 15,119.29 21,867.68Di otoritas moneter 1,144.41 1,032.06 2,448.53Di bank 4,761.97 14,087.23 19,419.16

Surat-surat berharga 26,867.81 25,577.26 32,688.02Surat berharga saham 0.00 0.00 0.00Obligasi dan Notes 24,040.22 22,322.31 31,751.77Instrumen pasar uang 2,827.59 3,254.95 936.25

Derivatif Finansial 0.00 0.00 0.005.5. Tagihan lainnya 151.34 169.44 181.55

*) Angka sementara

Kategori dan Komponen Data

A. Aset

Page 91: Metodologi NPI BI-1

Lampiran 6

Posisi Investasi Internasional Indonesia (lanjutan)(Juta USD)

Desember 2005* R Desember 2006* R Desember 2007* R

B. Kewajiban 185,467.96 220,172.18 245,165.621. Investasi langsung asing di dalam negeri 41,186.51 54,534.42 59,124.72

1.1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 37,653.87 51,759.30 54,642.23Tagihan ke investor langsung -74.51 -9.00 -11.58Kewajiban pada investor langsung 37,728.38 51,768.30 54,653.81

1.2. Modal lainnya 3,532.64 2,775.12 4,482.50Tagihan ke investor langsung -1,415.90 -1,900.66 -2,192.59Kewajiban pada investor langsung 4,948.54 4,675.78 6,675.09

2. Investasi portofolio 34,591.70 56,571.26 71,782.152.1. Surat berharga saham 15,854.02 31,518.71 41,416.47

Bank 6,020.61 10,635.32 13,629.15Sektor lainnya 9,833.41 20,883.38 27,787.32

2.2. Surat utang 18,737.67 25,052.56 30,365.68Obligasi dan Notes 15,255.82 21,059.23 22,975.80

Otoritas moneter 0.00 0.00 0.00Pemerintah 6,683.00 11,029.88 14,667.73Bank 1,236.51 1,664.96 1,372.41Sektor lainnya 7,336.31 8,364.39 6,935.66

Instrumen pasar uang 3,481.86 3,993.33 7,389.88Otoritas moneter 1,502.95 2,002.27 2,970.82Pemerintah 0.00 0.00 0.00Bank 1,487.16 1,199.80 2,796.92Sektor lainnya 491.75 791.26 1,622.14

3. Derivatif finansial 43.24 22.46 22.46Bank 43.24 22.46 22.46

4. Investasi lainnya 109,646.51 109,044.04 114,236.294.1. Utang dagang 355.84 757.32 812.59

Sektor lainnya 355.84 757.32 812.59Jangka panjang 124.31 103.79 113.12Jangka pendek 231.53 653.53 699.47

4.2. Pinjaman 104,267.48 102,798.02 105,442.52Otoritas moneter 9,091.43 755.51 717.49

Pinjaman IMF 7,806.03 0.00 0.00Jangka panjang lainnya 1,285.40 755.51 717.49Jangka pendek 0.00 0.00 0.00

Pemerintah 62,794.59 62,021.26 62,252.52Jangka panjang 62,794.59 62,021.26 62,252.52Jangka pendek 0.00 0.00 0.00

Bank 1,321.05 1,708.23 1,229.43Jangka panjang 1,228.64 1,542.98 1,200.09Jangka pendek 92.41 165.25 29.34

Sektor lainnya 31,060.41 38,313.02 41,243.08Jangka panjang 28,182.03 34,811.55 35,242.49Jangka pendek 2,878.39 3,501.47 6,000.59

4.3. Uang dan simpanan 1,725.09 2,234.67 4,408.47Otoritas moneter 4.30 3.11 3.96Bank 1,720.79 2,231.55 4,404.51

4.4. Kewajiban lainnya 3,298.10 3,380.55 3,572.71Otoritas moneter 79.83 3.92 4.27

Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 79.83 3.92 4.27

Pemerintah 10.57 0.00 0.00Jangka panjang 0.00 0.00 0.00Jangka pendek 10.57 0.00 0.00

Bank 2,019.65 1,654.63 1,579.44Jangka panjang 5.39 0.10 11.01Jangka pendek 2,014.26 1,654.53 1,568.43

Sektor lainnya 1,188.06 1,722.00 1,989.00Jangka panjang 820.06 824.00 845.00Jangka pendek 368.00 898.00 1,144.00

Posisi investasi internasional bersih -124,854.29 -145,740.75 -150,963.09Investasi langsung -42,948.24 -53,492.50 -58,771.27Investasi portofolio -32,081.92 -52,826.89 -68,639.15Derivatif finansial -16.50 -3.69 15.41Investasi lainnya -84,531.31 -82,003.99 -80,488.21Cadangan devisa 34,723.69 42,586.33 56,920.14

*) Angka sementara

Kategori dan Komponen Data