gabung go-6

35
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK Cermin CekungOleh Kelompok VII: 1. Novi Nurfiyanti (13030654002) 2. Widya Dwi Ningtyas (13030654010) 3. Yuniar Dwi Setyaning (13030654022) 4. Risyalatul Fariska (13030654033) Prodi Pendidikan IPA A 2013

Upload: risyalatul

Post on 17-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

GELOMBANG DAN OPTIK

“Cermin Cekung”

Oleh Kelompok VII:

1. Novi Nurfiyanti (13030654002)

2. Widya Dwi Ningtyas (13030654010)

3. Yuniar Dwi Setyaning (13030654022)

4. Risyalatul Fariska (13030654033)

Prodi Pendidikan IPA A 2013

S1 PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

CERMIN CEKUNG

ABSTRAK

Pada hari kamis, 5 November 2015, kami telah melakukan percobaan tentang “Cermin Cekung” di laboratorium Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Tujuan dari parktikum kami adalah untuk menentukan jarak fokus pada cermin cekung. Metode yang kami lakukan adalah dengan menyusun alat bahan sesuai rancangan percobaan, kemudian menggeser-geser letak layar sebagai tempat menangkap bayangan. Jarak fokus pada cermin yang digunakan adalah 5 cm. Nilai tersebut kemudian dibuktikan melalui perhitungan jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) hasil percobaan. Pada percobaan ini menggunakan jarak benda (s) berturut-turut adalah 5.0 cm; 5.5 cm; 6.0 cm; 6.5 cm; 7.0 cm; 7.5 cm; 8.0 cm; 8.5 cm; 9.0 cm; 9.5 cm. Sehingga dari percobaan diperoleh nilai pengukuran jarak bayangan (s’) yaitu 27.0 cm; 27.0 cm; 24.0 cm; 20.0 cm; 18.0 cm; 17.0 cm; 17.0 cm; 15.0 cm; 15.0 cm; 15.0 cm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin jauh jarak benda (s), maka jarak bayangan (s’) akan semakin dekat. Dari percobaan ini didapatkan jarak fokus perhitungan sebesar (5.03 ± 0,15) dengam taraf ketelitian 97%. Dari pembahasan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat sedikit selisih pembulatan angka antara nilai jarak fokus pada cermin cekung dengan hasil perhitungan. Hal ini dikarenakan kesalahan mata paralaks yang dilakukan pengamat. Diharapakan laporan praktikum ini, dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dengan bahan praktikum yang sejenis.

Kata kunci: cermin cekung, jarak fokus, jarak benda, dan jarak bayangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu pernah melihat cermin. Pada saat

kita berada di depan permukaan yang memantulkan cahaya, kita dapat

mengamati bayangan yang dihasilkan oleh permukaan cahaya tersebut.

Definisi dari cermin itu sendiri, yaitu suatu benda yang dapat memantulkan

cahaya yang berasal dari benda lain. Cermin itu sendiri terdiri dari 3 jenis,

yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Dalam percobaan kali

ini, cermin yang kami gunakan adalah cermin cekung. Cermin cekung

merupakan cermin yang memiliki permukaan cekung berbentuk irisan bola

yang bagian dalamnya memantulkan cahaya yang diterimanya. Cermin cekung

memiliki sifat konvergen atau bersifat mengumpulkan sinar-sinar pantul.

Pada saat benda diletakkan dengan jarak yang lebih besar dari titik fokus

cermin cekung, bayangan yang terjadi adalah nyata. Karena merupakan

perpotongan langsung dari sinar-sinar pantulnya (di depan cermin cekung).

Pada saat benda diletakkan dengan jarak antara titik fokus dan cermin, maka

tidak akan didapatkan suatu bayangan didepan cermin. Tetapi bayangan benda

akan terlihat dibelakang cermin cekung, yaitu maya, diperbesar dan tegak.

Jarak benda dengan jarak bayangan pada cermin cekung berhubungan dengan

jarak fokus cermin. Dimana jarak fokus pada cermin cekung sama dengan jarak

benda dan jarak bayangan. Untuk lebih mengetahui tentang jarak bayangan dan

jarak fokus pada cermin cekung, maka dilakukan percobaan mengenai cerin

cekung yang bertujuan untuk menentukan jarak fokus cermin cekung.

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara menentukan besarnya jarak fokus cermin cekung?

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jarak fokus cermin cekung.

D. Hipotesis

Berdasarkan tujuan percobaan di atas, didapatkan hipotesis sebagai

berikut:

1. Jika semakin jauh jarak benda (s), maka jarak bayangan (s’) yang dihasilkan

akan lebih kecil.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Cernin Cekung

Cermin cekung merupakan cermin yang permukaannya melengkung ke

arah dalam. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat mengumpulkan

sinar. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar pantulnya

akan berpotongan pada satu titik, yang dinamakan titik api atau titik fokus (F).

Sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung : Maya, sama tegak

dan diperbesar.Cermin cekung di sebut juga cermin konkaf atau cermin positif.

Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflektor (benda yang memantulkan

cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja

dokter. Penggunaan cermin cekung salah satu contohnya lagi adalah bila

hendak mengamati kulit wajah anda lebih jelas dan detail, dekatkan wajah anda

pada permukaan cermin cekung yang memantulkan cahaya hingga bayangan

wajah anda tampak lebih besar dan pori kulit wajah dapat dilihat dengan jelas.

Bayangan wajah anda tampak lebih besar daripada wajah anda karena cermin

cekung memperbesar bayangan wajah, di mana hal ini terjadi ketika jarak

wajah anda dari cermin cekung lebih kecil daripada panjang fokus cermin

cekung.

B. Ciri – Ciri Cermin Cekung

Ciri-ciri cermin cekung antara lain ialah sebagai berikut:

1. Melengkung ke dalam.

2. Bagian pinggirnya tebal, sedangkan bagian tengahnya tipis.

3. Dapat mengumpulkan berkas sinar.

4. Titik kumpulnya disebut titik fokus yang bernilai positif. 

5. Memiliki sinar-sinar istimewa.

C. Bagian – Bagian Cermin Cekung

Gambar 2.1. Bagian – bagian cermin cekungSumber: www.drzpost.com

Keterangan:

M   : Titik pusat kelengkungan cermin.

F    : Titik fokus.

O   : Titik pusat permukaan cermin.

OF : Jarak fokus, panjangnya ½ jari-jari kelengkungan  cermin (f).

OM : Sumbu utama

R1, R2, dan R3  : Ruang di depan cermin.

R4  : Ruang di belakang cermin.

D. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung

Sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung adalah sebagai berikut :

1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya.

2. Mengumpulkan berkas cahaya (kovergen).

Gambar 2.2 Pemantulan pada cermin cekungSumber: www.drzpost.com

Pada gambar di atas di lukiskan cermin cekung. Titik M disebut titik

pusat kelengkungan cermin dan titik O disebut vertex. Garis yang melalui titik

O dan M disebut sumbu utama cermin. Jika sinar datang tidak terlalu jauh dari

sumbu utama sehingga titik A dekat dengan titik B, maka FA dan MF

mendekati nilai FO. Karena MF = OF maka , dengan f adalah jarak

fokus cermin.

E. Sinar – Sinar Istimewa Pada Cermin Cekung

Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak

bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung yaitu: 

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama

Gambar 2.3 Sinar datang sejajar sumbu utamaSumber: www.drzpost.com

Gambar 2.4 Sinar datang melalui titik fokusSumber: www.drzpost.com

3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali 

Sinar-sinar istimewa tersebut digunakan menentukan sifat bayangan

benda yang berada di depan cermin cekung.

F. Sifat bayangan benda yang berada di depan cermin cekung. 

1. Benda berada di ruang 3 ( di belakang titik pusat kelengkungan M ) 

Sifat bayangan : diruang 2, diperkecil, terbalik dan nyata

/

2. Untuk benda di ruang 2 ( antara M dan F ) 

Sifat bayangan : diruang 3, diperbesar, terbalik dan Nyata.

/

Gambar 2.5 Sinar datang menuju pusat kelengkunganSumber: www.drzpost.com

Gambar 2.6 Pembentukan bayangan jika benda di ruang IIISumber: www.drzpost.com

Gambar 2.7 Pembentukan bayangan jika benda di ruang IISumber:

Gambar 2.7 Pembentukan bayangan jika benda di ruang IISumber: www.drzpost.com

/

3. Benda di ruang 1 ( diantara F dan O ) 

Sifat bayangan : diruang 4, diperbesar, tegak dan diperbesar. 

/

/

4. Sifat bayangan di titik pusat kelengkungan cermin (M) 

Sifat bayangannya: nyata, terbalik, tinggi bayangan sama dengan benda,dan

terletak pada pusat kelengkungan cermin (M). 

5. Sifat bayangan yang di titik focus (F) 

Sifat bayangannya adalah tak hingga, sebab sinar pemantulannya tidak

berpotongan. 

G. Rumus Cermin Cekung

Perhatikan gambar di bawah. Terdapat dua berkas cahaya yang

digambarkan menuju cermin cekung lalu berkas cahaya tersebut dipantulkan

oleh cermin cekung. 

/

/

Gambar 2.8 Pembentukan bayangan jika benda di ruang I Sumber: www.drzpost.com

Gambar 2.9 Pemantulan cahaya jika benda terletak di ruang IIII Sumber:

Gambar 2.9 Pemantulan cahaya jika benda di ruang IIISumber: www.drzpost.com

Keterangan :

s = jarak benda

s’ = jarak bayangan

h = P P’ = tinggi benda

h’ = Q Q’ = tinggi bayangan

F = titik fokus cermin cekung

Pada gambar di atas digambarkan dua berkas cahaya yakni P’BFQ’ dan

P’AQ’. Berkas cahaya P’AQ’ memenuhi hukum pemantulan cahaya karenanya

segitiga P’AP serupa dengan Q’AQ. Dengan demikian :

/

/Pada berkas cahaya P’BFQ’, segitiga BFA serupa dengan QFQ’ di mana

jarak AB = tinggi benda (h) dan jarak FA = panjang fokus (f) cermin cekung.

Dengan demikian :

/Ruas kiri dan ruas kanan persamaan 1 dan 2 sama, karenanya ruas kanan

disamakan :

Kalikan kedua ruas persamaan dengan s’ :

/

//

Keterangan rumus :

s = jarak benda (positif jika benda berada di depan permukaan cermin cekung

yang memantulkan cahaya)

s’ = jarak bayangan (positif jika bayangan benda berada di depan permukaan

cermin cekung yang memantulkan cahaya atau bayangan bersifat nyata)

f = panjang fokus (positif jika titik fokus cermin cekung terletak di depan

permukaan cermin cekung yang memantulkan cahaya).

Persamaan 3

Persamaan 3

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Rancangan Percobaan

B. Alat dan Bahan

No Nama Jumlah

1 Cermin cekung, fokus 10 1 buah

2 Cermin cekung, fokus 5 1 buah

3 Lilin 1 buah

4 Layar 1 buah

5 Papan penggaris 1 buah

6 Papan peyangga 1 buah

7 Penyangga cermin 1 buah

Cermin Cekungf = 5 cm

Benda

Bayangan

Jarak Bayangan

Jarak Benda

Gambar 3.1 Rancangan Percobaan Cermin CekungSumber: dok.

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel manipulasi : jarak benda (s)

Definisi operasional : jarak benda (s) merupakan jarak lilin terhadap

cermin cekung yaitu 5 cm; 5.5 cm; 6.0 cm; 6.5 cm;

7.0 cm; 7.5 cm; 8.0 cm; 8.5 cm; 9.0 cm; 9.5 cm.

2. Variabel kontrol : jenis cermin, fokus cermin

Definisi operasional : menggunakan cermin cekung dengan jarak fokus

5 cm.

3. Variabel respon : jarak bayangan (s’) dan jarak fokus

Definisi operasional : jarak bayangan (s’) merupakan jarak bayangan

yang terbentuk terhadap cermin cekung. Jarak

fokus merupakan hasil perhitungan (jarak titik

fokus dari pusat cermin).

D. Langkah Percobaan

1. Merangkai alat seperti gambar 3.1 pada rancangan percobaan.

2. Meletakkan lilin pada suatu jarak tertentu di depan cermin cekung.

3. Mengatur layar sehingga bayangan lilin terlihat fokus pada layar.

4. Mengukur jarak lilin ke cermin (s) dan jarak bayangan lilin ke cermin (s’)

pada papan penggaris.

5. Mengulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk jarak (s) yang berbeda masing-masing

sebanyak 5 kali pada cermin cekung dengan fokus 5 cm.

6. Menentukan jarak fokus.

E. Alur Kerja

Alat dan bahan

Dirancang seperti gambar 3.1

Lilin

Diletakkan pada jarak (s) tertentu di depan cermin cekung.

Layar

Diatur hingga bayangan lilin terlihat fokus di layarDiukur jarakbayangan lilin ke cermin (s’)Dihitung jarak fokusnyaDiulangi dengan s yang berbeda sebanyak 5 kali pada cermin dengan fokus 5 cm.

Hasil

ja

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Hasil pengamatan

Perc ke- (s ± 0,1) cm (s’ ± 0,1) cm (f) cm

1. 5.0 27.0 4.22

2. 5.5 27.0 4.56

3. 6.0 24.0 4.43

4. 6.5 20.0 4.90

5. 7.0 18.0 5.04

6. 7.5 17.0 5.20

7. 8.0 17.0 5.40

8. 8.5 15.0 5.42

9. 9.0 15.0 5.62

10. 9.5 13.0 5.49

Keterangan: fokus cermin cekung = 5 cm

rata – rata = 5,03 cm

B. Analisis Data

Dari data di atas dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui fokus

cermin menggunakan rumus:

Dengan menggunakan rumus diatas pada percobaan ke-1 dengan jarak

benda (s) sebesar 5 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar 27 cm dan hasil

perhitungan titik fokus (f) sebesar 4.22 cm. Pada percobaan ke-2 dengan jarak

benda (s) sebesar 5.5 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar 27 cm dan

hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 4.56 cm. Pada percobaan ke-3 dengan

jarak benda (s) sebesar 6 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar 24 cm dan

hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 4.43 cm. Pada percobaan ke-4 dengan

jarak benda (s) sebesar 6.5 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar 20 cm

dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 4.90 cm Pada percobaan ke-5

dengan jarak benda (s) sebesar 7 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar 18

cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 5.04 cm. Pada percobaan ke-6

dengan jarak benda (s) sebesar 7.5 cm didapatkan jarak bayangan (s’) sebesar

17 cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 5.20 cm. Pada percobaan

ke-7 dengan jarak benda (s) sebesar 8 cm didapatkan jarak bayangan (s’)

sebesar 17 cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 5.40 cm. Pada

percobaan ke-8 dengan jarak benda (s) sebesar 8.5 cm didapatkan jarak

bayangan (s’) sebesar 15 cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 5.42

cm. Pada percobaan ke-9 dengan jarak benda (s) sebesar 9 cm didapatkan jarak

bayangan (s’) sebesar 15 cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar 5.62

cm. Pada percobaan ke-10 dengan jarak benda (s) sebesar 9.5 cm didapatkan

jarak bayangan (s’) sebesar 13 cm dan hasil perhitungan titik fokus (f) sebesar

5.49 cm.

Berdasarkan data di atas didapatkan grafik hubungan jarak benda (s)

terhadap jarak bayangan (s’) sebagai berikut:

Gambar 4.1: grafik hubungan s dengan s’

Berdasarkan data dan grafik di atas diketahui bahwa semakin jauh jarak

benda (s) maka jarak bayangan (s’) nya semakin dekat. Hal ini terlihat bahwa

jarak benda terdekat pada percobaan ke-1 yaitu 5 cm didapatkan jarak

bayangan yang paling jauh, yaitu 27 cm, kemudian untuk jarak benda paling

jauh pada percobaan ke-10 didapatkan jarak bayangan paling dekat yaitu 13

cm. Pada percobaan ini didapatkan rata – rata jarak titik fokus (f) sebesar 5.03

cm dengan taraf ketelitian 97 %.

C. Pembahasan

Pada percobaan ini sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung

adalah nyata, terbalik, diperbesar. Hal percobaan ini sudah sesuai dengan teori.

Berdasarkan teori benda yang diletakkan di ruang 2 (seperti pada percobaan

ini) akan menghasilkan bayangan yang bersifat nyata, terbalik dan diperbesar

karena bayangan terletak di ruang 3 di depan cermin.

Pada cermin cekung sesuai dengan teori jarak benda (s) dan jarak

bayangan (s’) berbanding terbalik. Semakin kecil atau pendek jarak benda

maka jarak bayangan yang dihasilkan akan semakin besar atau semakin jauh,

dan sebaliknya semakin jauh s makan s’ nya semakin dekat. Hal ini terbukti

pada percobaan ini, bisa dilihat pada Gambar 4.1: Grafik hubungan s dengan

s’. Terlihat pada grafik bahwa grafik yang terbentuk menurun. Jarak benda

paling kecil pada percobaan ke-1 yaitu 5 cm, memiliki jarak bayangn paling

jauh yaitu 27 cm dan sebaliknya pada percobaan ke-10 yang memiliki s paling

jauh yaitu 9.5 cm memiliki s’ paling kecil yaitu 13 cm.

Pada pengukuran jarak bayangan (s’) pada per ke-1 dan perc ke-2

hasilnya sama yaitu s’= 27 cm, perc ke-6 dan perc ke-7 s’=17 cm dan perc ke-8

dan perc ke-9 s’= 15 cm. Terdapat kesamaan jarak bayangan (s’) ini

dikarenakan kesalahan pengamat ketika melihat bayangan pada layar, karena

ketika melihat bayangan sulit untuk melihat bayangan tersebut sudah fokus

atau belum. Padahal bayangan yang terbentuk seharusnya tepat fokus, karena

ketika bayangan sudah fokus maka bayangan tersebut tepat pada jarak

bayangan yang sesuai.

Pada percobaan ini menggunakan cermin cekung yang memiliki fokus 5

cm. Rata – rata fokus pada percobaan ini sebesar 5.03 cm dengan taraf

ketelitian 97%. Pada percobaan ke-1 sampai percobaan k- 4 didapatkan fokus

hasil perhitungan kurang dari lima, yaitu percobaan ke-1 f = 4.22 cm,

percobaan ke-2 f = 4.56 cm, percobaan ke-3 f= 4.43, dan percobaan ke-4 f= 4.9

cm. Kemudian pada percobaan ke-9 fokusnya lebih dari 5 yaitu 5.62 cm. Hasil

percobaan ini kurang sesuai dengan teori. Karena berdasarkan teori jika suatu

cermin cekung memiliki fokus 5 cm maka fokus hasil perhitungannya juga 5

cm. Hasil ini dikarenakan kesalahan pengamatan dalam menentukan jarak

bayangan, karena jarak bayangan ini yang mempengaruhi hasil perhitungan

fokus. Ketika mengukur jarak bayangan terdapat selisih sedikit saja itu sangat

mempengaruhi hasil perhitungan fokus. Kesalahan yang kami lakukan pada

percobaan pengukuran jarak bayangan dilakukan pada saat bayangan yang

terbentuk belum tepat fokus, sehingga s’ kurang sesuai.

Kemudian untuk percobaan ke-5, ke-6, ke-7, ke-8 dan ke-10, didapatkan

hasil perhitungan fokus yang mendekati 5, yaitu berturut – turut 5.04 cm, 5.2

cm, 5.4 cm, 5.42 cm dan 5. 49. Hasil percobaan ini sudah sesuai dengan fokus

yang dimiliki cermin cekung yang digunakan pada percobaan yaitu 5 cm.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sifat bayangan yang terbentuk pada percobaan ini adalah nyata, terbalik

diperbesar, hal ini sudah sesuai dengan sifat bayangan yang terbentuk pada

ruang 2.

2. Pada percobaan ini nilai fokus cermin cekungnya 5 cm. Sedangkan

berdasarkan perhitungan jarak titik fokus (f) terdapat beberapa hasil yang

kurang dari 5 dan lebih dari 5. Hal ini dikarenakan pengamat melakukan

pengukuran jarak bayangan ketika bayangan belum tepat fokus. Didapatkan

hasil perhitungan jarak titik fokus dengan rata – rata 5.03 cm dengan taraf

ketelitian 97%.

B. Saran

Ketika akan mengukur jarak bayangan (s’) pastikan bayangan yang

terbentuk pada layar sudah benar – benar fokus (jelas) sehingga s’ yang

didapatkan lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pemantulan dan Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung.

Sumber: http://mafia.mafiaol.com/2013/02/pemantulan-dan-pembentukan-

bayangan.html, diakses tanggal 11 November 2015 pukul 05.00.

Batman. 2013. Cermin Cekung dan Cermin Cembung Fisika. Sumber:

http://www.drzpost.com/reading-315-Cermin-Cekung-dan-Cermin-

Cembung-Fisika.html, diakses tanggal 11 April 2015 pukul 05.00.

Dosen Pendidikan IPA. 2015. Modul praktikum gelombang optik tahun ajaran

2014/2015. Surabaya.

Giancoli, D.C. 2001. Fisika jilid 2 edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Menghitung Jarak Fokus Cermin Cekung (f)

Menggunakan cermin cekung dengan fokus 5

Untuk menentukan jarak fokus pada cermin cekung, rumus yang digunakan

adalah:

y

1. Percobaan ke-1

Dengan,

s = 5 cm

s’= 27 cm

2. Percobaan ke-2

Dengan,

s = 5,5 cm

s’= 27 cm

3. Percobaan ke-3

Dengan,

s = 6 cm

s’= 17 cm

5. Percobaan ke-5

4. Percobaan ke-4

Dengan,

s = 6,5 cm

s’= 20 cm

6. Percobaan ke-6

Dengan,

s = 7 cm

s’= 18 cm

Dengan,

s = 7,5 cm

s’= 17 cm

7. Percobaan ke-7

Dengan,

s = 8 cm

s’= 17 cm

8. Percobaan ke-8

Dengan,

s = 8,5 cm

s’= 15 cm

9. Percobaan ke-9

Dengan,

s = 9 cm

s’= 15 cm

10. Percobaan ke-10

Dengan,

s = 9,5 cm

s’= 13 cm

Perhitungan Taraf Ketelitian

n d d2

4.22 -0.81 0.6561

4.56 -0.47 0.2209

4.43 -0.6 0.36

4.9 -0.13 0.0169

5.04 0.01 0.0001

5.2 0.17 0.0289

5.4 0.37 0.1369

5.42 0.39 0.1521

5.62 0.59 0.3481

5.49 0.46 0.2116

Rata – rata = 5.03 ∑d2  =2.1316

Δδ =

=

=

=

= 0,15

Ketidakpastian = ketelitian/rata-rata x 100%

= 0.15/5.03 x 100%

= 0.03 x 100%

= 3%

Taraf ketelitian = 100% - ketidakpastian

= 100% - 3%

= 97%

LAMPIRAN FOTO

No. Foto Keterangan

1. s = 5.0 cm

s’ = 27.0 cm

f = 4.22 cm

2. s = 5.5 cm

s’ = 27.0 cm

f = 4.56 cm

3. s = 6.0 cm

s’ = 24.0 cm

f = 4.43cm

4. s = 6.5 cm

s’ = 20.0 cm

f = 4.90 cm

5. s = 7.0 cm

s’ = 18.0 cm

f = 5.04 cm

6. s = 7.5 cm

s’ = 17.0 cm

f = 5.20 cm

7. s = 8.0 cm

s’ = 17.0 cm

f = 5.40 cm

8. s = 8.5 cm

s’ = 15.0 cm

f = 5.42 cm

9. s = 9.0 cm

s’ = 15.0 cm

f = 5.62 cm

10. s = 9.5 cm

s’ = 13.0 cm

f = 5.49 cm