perkot gabung

35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan dasar arsitektur adalah massa dan ruang perpaduan antara keduanya adalah merupakan esensi perancangan. Secara universal diakui oleh kebudayaan di seluruh dunia bahwa perwujudan karya arsitektur merupakan ungkapan filosofis dari hubungan ruang dan massa. Sehingga dalam merancang kota sebagai karya arsitektur, ruang harus ditampilkan dalam volume yang utuh, diwujudkan dalam spirit arsitektural, yang kaya akan variasi pada kotanya. Ruang di samping mengungkapkan spirit dari aktivitasnya juga emosi dari manusia di dalamnya, ruang tidak hanya nyata terlihat dari bidang yang mengelilinginya, melainkan karakternya terwujud pada susunan bidang yang kaya dengan irama, warna dan tekstur. Dalam perancangan kota, sebelumnya perlu diketahui elemen dan prinsip perkotaan yang secara fisik ingin diciptakan dan disusun secara dinamis dalam suatu kawasan kota. Yang diperlukan yaitu pendekatan yang terpadu dari masing-masing elemen perkotaan dan secara bersama-sama mendefinisikan pola massa perkotaan dan tata ruangnya dengan suatu struktur yang jelas. Pada kota Altstadt terdapat kekhasan tersendiri yang membedakan penataan kotanya dengan kota yang lain. Elemen inilah yang mengatur dan menghubungkan bagian kawasan kota serta memberikan respons terhadap kebutuhan orang-orang pada kota tersebut beserta elemen- elemen kota yang bersifat arsitektural. Oleh karena itu, elemen kota pada Altstadt patut dianalisa untuk mengetahui figure ground, linkage dan place yang ada di kota tersebut. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari analisa ini adalah : a. Mengetahui elemen pembentuk kota Altstadt b. Menganalisa elemen tata kota yang ada pada Altstadt 1.3 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Mengenai latar belakang dan tujuan penulisan BAB II Kajian Pustaka Penjelasan mengenai teori elemen pembentuk tata ruang kota BAB III Data Penjelasan mengenai kota Altstadt BAB IV Analisa Menganalisa elemen pembentuk kota Altstadt berdasarkan teori elemen pekotaan BAB V Kesimpulan Berisi Kesimpulan dari semua pembahasan.

Upload: purdyah-ayu

Post on 11-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKOT GABUNG

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan dasar arsitektur adalah massa dan ruang perpaduan antara keduanya adalah merupakan esensi perancangan. Secara universal diakui oleh kebudayaan di seluruh dunia bahwa perwujudan karya arsitektur merupakan ungkapan filosofis dari hubungan ruang dan massa. Sehingga dalam merancang kota sebagai karya arsitektur, ruang harus ditampilkan dalam volume yang utuh, diwujudkan dalam spirit arsitektural, yang kaya akan variasi pada kotanya. Ruang di samping mengungkapkan spirit dari aktivitasnya juga emosi dari manusia di dalamnya, ruang tidak hanya nyata terlihat dari bidang yang mengelilinginya, melainkan karakternya terwujud pada susunan bidang yang kaya dengan irama, warna dan tekstur. Dalam perancangan kota, sebelumnya perlu diketahui elemen dan prinsip perkotaan yang secara fisik ingin diciptakan dan disusun secara dinamis dalam suatu kawasan kota. Yang diperlukan yaitu pendekatan yang terpadu dari masing-masing elemen perkotaan dan secara bersama-sama mendefinisikan pola massa perkotaan dan tata ruangnya dengan suatu struktur yang jelas. Pada kota Altstadt terdapat kekhasan tersendiri yang membedakan penataan kotanya dengan kota yang lain. Elemen inilah yang mengatur dan menghubungkan bagian kawasan kota serta memberikan respons terhadap kebutuhan orang-orang pada kota tersebut beserta elemen-elemen kota yang bersifat arsitektural. Oleh karena itu, elemen kota pada Altstadt patut dianalisa untuk mengetahui figure ground, linkage dan place yang ada di kota tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari analisa ini adalah : a. Mengetahui elemen pembentuk kota Altstadt b. Menganalisa elemen tata kota yang ada pada Altstadt

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan Mengenai latar belakang dan tujuan penulisan BAB II Kajian Pustaka Penjelasan mengenai teori elemen pembentuk tata ruang kota BAB III Data Penjelasan mengenai kota Altstadt BAB IV Analisa Menganalisa elemen pembentuk kota Altstadt berdasarkan teori

elemen pekotaan BAB V Kesimpulan Berisi Kesimpulan dari semua pembahasan.

Page 2: PERKOT GABUNG

2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Figure Ground Teori ini dapat dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka (open space). Analisis Figure/ ground adalah alat yang baik untuk: 1) Mengidentifikasi sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang

perkotaan (urban fabric) 2) Mengidentifikasi masalah keteraturan massa / ruang perkotaan.

a. Solid dan Void 1) Solid dan Void sebagai Elemen Perkotaan

Sistem hubungan di dalam tekstur figure ground mengenal dua kelompok elemen, yaitu solid dan void. Ada tiga elemen dasar yang bersifat solid, yaitu blok tunggal, blok yang mendefinisi sisi dan blok medan.

Elemen solid blok tunggal

Elemen solid blok yang mendifinisi sisi

Elemen solid blok medan

Ada empat elemen dasar yang bersifat void yang mempunyai kecenderungan untuk berfungsi sebagai sistem yang memiliki hubungan erat dengan massa, yaitu sistem penutup yang linear, sistem tertutup yang memusat, sistem terbuka yang sentral dan sistem terbuka yang linear.

Gambar: Blok tunggal (single block)

Gambar: Blok yang mendefinisi sisi (edge defining block)

Gambar: Blok medan (field block)

Page 3: PERKOT GABUNG

3

Elemen void sistem tertutup yang linear

Elemen void sistem tertutup yang memusat

Elemen void sistem terbuka yang sentral

Elemen void sistem terbuka yang linear

Didalam literatur arsitektur, elemen terbuka kadang-kadang diberikan istilah soft-space, sedangkan ruang tertutup dinamakan dengan hard-space.

2) Solid dan Void sebagai Unit Perkotaan

Tidaklah cukup jika hanya memperhatikan tujuh elemen solid dan void saja karena elemen-elemen di dalam tekstur perkotaan jarang berdiri sendiri, melainkan dikumpulkan dalam satu kelompok, sering disebut dengan istilah `unit perkotaan`. Sebuah `unit` adalah jumlah beberapa masa beserta ruang tertentu yang mempunyai identitas sebagai satu kelompok. Di dalam kota keberadaan unit perkotaan adalah penting, karena unitunit berfungsi sebagai kelompok bangunan bersama ruang terbuka yang menegaskan kesatuan massa di kota secara tekstural.

Gambar: Sistem tertutup yang linear (linear closed system)

Gambar: Sistem tertutup yang sentral (central closed system)

Gambar: Sistem terbuka yang sentral (central open system)

Gambar: Sistem terbuka yang linear (linear open system)

Page 4: PERKOT GABUNG

4

b. Pola dan Dimensi Unit-Unit Perkotaan Elemen-elemen solid dan void tidak boleh dilihat secara terpisah satu dengan yang lain, karena secara bersama-sama membentuk unit-unit perkotaan yang sering menunjukkan sebuah tekstur perkotaan di dalam dimensi yang lebih besar. Ada enam pola kawasan kota secara tekstural:

1) Grid 2) Angular 3) Kurvilinear

4) Radial konsentris 5) Aksial 6) Organis

Gambar: Figural solid and void

Gambar: Figural solid and void

Gambar: Figural solid and void

Page 5: PERKOT GABUNG

5

Untuk mempermudah dalam analisis perlu diperhatikan tiga variabel tekstur, yaitu: tingkat keteraturan, tingkat keseimbangan dan tingkat kepadatan antara massa dan ruang supaya pengelompokkan dapat dicapai.

Beberapa kawasan dapat dirasakan mempunyai pola yang mengarah pada pola lama dan atau pola baru harus ada sehingga sebuah tempat dapat dimunculkan polanya. Pola-pola tersebut selalu dapat menggambarkan suatu kesesuaian antara organisasi ruang fisik dan organisasi ruang sosial. Pemakaian analisis figure ground sangat membantu dalam pembahasan pola-pola tekstural sebuah tempat. Pola tekstur sebuah tempat sangat penting di dalam perancangan kota dan secara teknis sering disebut sebagai landasan pengumpulan informasi. Pola-pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. Di dalam pola-pola kawasan kota secara tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok: Susunan kawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan. Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih pola

berbenturan. Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan kecenderungan kacau

Antara massa dan ruang

Tingkat keteraturan

Tingkat Keseimbangan

Tingkat Kepadatan

Gambar: Pola testur kota secara diagrmatis

Gambar: Kawasan bersifat homogen

Page 6: PERKOT GABUNG

6

c. Skala Figure Ground 1) Figure Ground Skala Makro Besar

Dalam skala makro besar, figure ground memperhatikan kota keseluruhan. Artinya sebuah kawasan kota yang kecil dalam skala ini menjadi tidak terlalu penting.

2) Figure Ground Skala Makro Kecil Dalam skala makro kecil, biasanya yang diperhatikan adalah sebuah figure ground kota dengan fokus pada satu kawasan saja. Artinya pada skala ini kota secara keseluruhan tidak terlalu penting. Karena gambar figure ground secara makro kecil berfokus pada ciri khas testur dan masalah tekstur sebuah kawasan secara mendalam.

Gambar: Kawasan bersifat heterogen

Gambar: Kawasan bersifat menyebar dan bersifat agak kacau

Gambar: Figure ground di dalam skala makro besar (kota)

Gambar: Figure ground di dalam skala makro kecil (kawasan)

Page 7: PERKOT GABUNG

7

Poche adalah wadah ruang yang dibentuk oleh solid-solid yang mengartikulasikan konfigurasi void-void eksterior. Kata kerja `Poche` berasal dari bahasa Prancis, yang dapat diterjemahkan sebagai `desain yang dilakukan secara cepat atau sketsa yang dibuat secara singkat`.

Sistem desain ini akan sangat membantu perancang kota dalam masalah menemukan nukleus yang stabil sehingga mampu mengatur ketidakteraturan ekstern lingkungan.

Gambar: Penggunaan sistem poche pada pemakaian urban poche

Gambar: Sistem poche

Gambar: Sistem poche

Page 8: PERKOT GABUNG

8

Gambar: Sistem poche

Gambar: Sistem poche

Gambar: Urban poche (skala makro kecil) Palazzo Borghese di Roma Gambar: Sistem poche

Page 9: PERKOT GABUNG

9

Pemakaian sistem poche dalam perancangan kota: Dalam skala makro besar (kota secara keseluruhan) sistem poche jarang dapat dipakai. Tetapi dalam skala makro kecil, yaitu kawasan kota, sistem poche ini sering dipakai dan sering disebut dengan istilah urban poche (poche perkotaan) Sistem poche tidak hanya dipakai dalam skala kota tetapi juga dalam skala mikro yaitu gedung.

d. Tekstur Figure Ground Perkotaan Secara Fungsional Dengan cara analisis suatu tekstur figure ground perkotaan juga dapat dibahas dari segi fungsi massa dan ruang serta bagaimana hubungannya dengan fungsional.

Gambar: Pemakaian poche di dalam skala mikro, yaitu pada proyek rumah

Gambar: Sebuah analisis terhadap figure ground kota secara fungsional

Gambar: Pemakaian tekstur kawasan kota secara fungsional

Page 10: PERKOT GABUNG

10

2.2 Teori Linkage Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan bagian-bagian kota dan desain”spatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa : site line ,arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan(Building Edge). Yang secara bersama-sama membentuk suatu system linkage dalam sebuah lingkungan spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Terdapat 3 pendekatan linkage perkotaan: 1) Linkage yang visual, 2) Linkage yang struktural, 3) Linkage bentuk yang kolektif.

a. Linkage Visual

Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala. Pada dasarnya ada 2 pokok perbedaan antara linkage visual, yaitu: Yang menghubungkan dua daerah secara netral, Yang menghubungkan dua daerah, dengan mengutamakan satu daerah

Lima elemen linkage visual, merupakan elemen yang memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang mampung menghasilkan hubungan secara visual, terdiri dari: 1) Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa

(bangunan atau pohon). 2) Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang

membentuk sebuah ruang. 3) Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen garis

namun sisi bersifat tidak langsung. 4) Sumbu: mirip dengan elemen koridor, namun dalam menghubungkan dua daerah

lebih mengutamakan salah satu daerah saja. 5) Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang.

Page 11: PERKOT GABUNG

11

b. Teori Struktural Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga dapat berbeda.

Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagai stabilisatordan koordinator di dalam lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas tertentu serta distabilisasikan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan sebuah daerah yang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan susunan tertentu didalam prioritas penataan kawasan. Ada 3 elemen linkage struktural, yaitu: 1) Elemen linkage struktural tambahan

Secara struktural melanjutkan pola eksisting yang ada, namun ditambahkan bentuk ruang maupun massa yang relatif cenderung sama sehingga tidak mengurangi pemahaman lokasi/konteks, serta penambahan itu juga masih dapat di pahami sebagai unsur tambahan.

2) Elemen linkage struktural sambungan Elemen linkage struktural yang mengenakan pola massa/ruang kota yang relatif baru/ berbeda, dikarenakan biasanya memiliki fungsi istimewa.

3) Elemen linkage struktural tembusan Tembusan ini merangkum/mencampur pola yang telah di eksisting, sehingga relative rumit, karena fungsinya menyatukan dengan hanya mengadopsi bentuk di lingkungannya, tanpa memaknai kehadirannya sendiri.

c. Teori Kolektif

Sebuah kota bukan sekedar rangkaian sejumlah unit-unit secara visual maupun struktural, namun ada juga bentuk-bentuk rupa kolektif. Karena sebuah kota banyak memiliki kolektif ciri khas, organisasi dan bentuk yg bersifat kolektif. Elemen linkage bentuk kolektif terdiri dari: 1) Compositional form

Bentuk komposisi merancang objek-objek komposisi dua demensi dan individual yang terhubung abstrak satu dengan yang lain. Linkage cenderung diasumsikan pengamat, dan tidak memperhatikan fungsi ruang terbuka.

2) Mega form Megaform/bentuk mega menghubungkan struktur-struktur seperti bingkai yang linier atau sebagai grid. Linkage di capai melalaui hierarki yang bersifat open ended

3) Group form Groupform muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang biasaberdiri disamping ruang terbuka publik, dalam ini linkage di kembangkan secara organis.

Page 12: PERKOT GABUNG

12

2.3 Teori Place Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna konstektual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota : a. Legibility (kejelasan)

Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dulihat pola keseluruhannya

b. Identitas dan susunan Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu objek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan objek tersebut dengan objek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya.

c. Imageability Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya.

d. Visual and symbol conection Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi: 1) Visual conection

Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu. Visual conectionini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan. Dalam pengaturan suatu landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau fungsifungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Page 13: PERKOT GABUNG

13

2) Symbolic conection Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi: Vitality

Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.

Fit Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.

Page 14: PERKOT GABUNG

14

BAB III

DATA ALTSTADT

3.1 Zürich Zurich merupakan ibukota dari Cantonal Zurich (setingkat provinsi di Indonesia) dan terletak di Eropa, tepatnya di negara Swiss. Konon, kota ini didirikan oleh bangsa Romawi pada abad 15 SM. Semula hanya berupa pos perdagangan biasa, dan lambat laun semakin berkembang. Tahun 1351 merupakan salah satu tonggak utama sejarah kota ini. Ketika itu, Zurich keluar dari Kekaisaran Jerman dan bergabung dengan Konfederasi Swiss. Saat ini, terdapat sekitar 370.000 jiwa yang tinggal di Zurich. Sekitar 30 persennya merupakan pendatang dari berbagai belahan dunia. Perkembangan regional planning di Zurich berawal di abad ke 20, dimana industrialisasi telah memberikan efek yang dramatis terhadap pola-pola perencanaan Canton Zurich. Terdapat upaya untuk mengontrol masalah structural pada daerah perkotaan, terutama terkait dengan perluasan Zurich yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa distrik/kota pada tahun 1934. Pada tahun 1943 Office of Regional Planning menjadi bagian dari Department of Construction. Di bawah pimpinan Arsitek Max Werner pekerjaan rencana wilayah regional mulai dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan kerangka kerja berupa koordinasi dari

pembangunan jalan, air dan drainase serta perencanaan untuk rencana zonasi yang saling terintegrasi. Pada tahun 1995 para politisi memutuskan untuk mengambil tindakan untuk menetapkan tujuan khusus untuk regional planning. Dengan pembentukan dari Guiding Plan tersebut, dalam setiap distriknya sudah terdapat rencana yang pasti terkait pengembangan settlement area, central area dan protected build area.

Page 15: PERKOT GABUNG

15

Kota yang paling dikenal di Canton Zurich ini ada Altstadt, letaknya berada di daerah bagian selatan dari Zurich, berdekatan dengan danau Zurich, sungai Limmat yang melewati Altstadt membagi kota menjadi 2 bagian, yaitu barat dan timur. Untuk berkeliling di Altstadt, sebagian besar orang akan memulai dari Bahnhofstrasse, sebuah kawasan pejalan kaki persis di depan stasiun kereta api utama Zurich. Bahnhofstrasse adalah wilayah perbelanjaan utama, yang terdiri dari belasan rumah mode elegan, dan toko-toko berkelas tinggi seperti Prada, Louis Vuitton, hingga Rolex. Bangunan bersejarah seperti gereja-gereja tua, balai kota, gedung kuno, opera dan monumen-monumen menjadi atraksi menarik bagi para wisatawan. Gereja Fraumuenster, Grossmuenster, dan Wasserkirche sangat terkenal karena keunikan arsitekturnya. Rathaus atau balai kota Zurich sebagian dibangun di atas Sungai Limmat. Balai kota ini dibangun di akhir masa renaissance, dan selesai pada tahun 1698.

Page 16: PERKOT GABUNG

16

Altstadt Cantonal : Zürich

- District -

Negara Swiss

Cantonal Zurich

Kota Altstadt

Koordinat 47,370 ° N 8,542 ° E

Daerah

Total 1,8 km 2 (0,7 sq mi)

Populasi (31 Desember 2005)

Total 5,572

Kepadatan 3.096 / km 2 (8.020 / sq mi)

Distrik Nomor 1

Altstadt merupakan sebuah kota tua bersejarah yang berdiri sebelum tahun 1893 di negara

Swiss, Cantonal Zurich. Sebelum tahun 1893, Zurich terdiri dari 2 distrik, namun sekarang telah menjadi 12 distrik karena adanya isu perencanaan kota agar pengembangan wilayah kota lebih optimal. Altstadt saat ini masuk kedalam wilayah administratif kota yaitu distrik 1. Populasi penduduk di kota Altstadt sekitar 5600 jiwa(pada tahun 2005), 1.5% dari total keseluruhan penduduk kota Zurich. Secara administratif, distrik 1 terbagi menjadi 4 bagian atau tempat yaitu Rathaus, Hochschulen, Lindenhof dan City. Lindenhof dan Rathaus masing-masing berada di bagian kiri kota abad pertengahan (barat) dan kanan (timur) dari sungai Limmat, sementara City dan Hochschulen, masing-masing meliputi wilayah barat kota Modern Awal dan timur dari dinding abad pertengahan.

Page 17: PERKOT GABUNG

17

Peta Zurich pada 1705 (utara yang tersisa). Altstadt sesuai dengan daerah yang dibentengi dan bagian yang berbatasan langsung.

Kota Altstadt pada 1.881

Page 18: PERKOT GABUNG

18

1. Lindenhof Lindenhof sesuai dengan Stadt mindere, luasannya kecil namun merupakan daerah yang bergengsi dari kota abad pertengahan yang berada di sebelah kiri sungai.Ini adalah inti kota tertua dari Altstadt. Lindenhof memiliki situs bersejarah berupa benteng romawi. Benteng ini berada di bukit Lindenhof , di sisi kiri sungai Limmat di Schipfe. Jalan Rennweg merupakan jalan utama dari kota abad pertengahan ini (kota tua), masuk melalui gerbang Rennweg melalui dinding barat kota yang sekarang ditandai oleh jalan Bahnhofstrasse, yang sekarang merupakan jalan utama pusat kota dan menjadi salah satu jalan yang paling mahal dan ekslusif di dunia belanja.

2. Rathaus Rathaus merupakan nama untuk balai kota yang dibangun pada tahun 1690-an.Tempat ini adalah bagian dari kota abad pertengahan di sisi kanan Limmat, yang dipisahkan oleh Hirschengraben dari kuartal Hochschulen di timur dan dibatasi oleh Bellevue di sbagian selatan dan Central Square di bagian utara.Nama sejarah dari kota bagian timur di kota abad pertengahan ini ialah Greater Town (mehrere Stadt).

Cental Square dilihat dari bukit Lindenhof

3. Hochschulen

Hochschulen berada di tengah-tengah antara Hirschengraben (Parit bersejarah di timur) dan Rämistrasse. Hochschulen di ujung selatan juga termasuk Bellevue dan Sechseläuten squares serta teater, gedung opera dan stasiun kereta Stadelhofen.

Central Alun-alun pusat di perbatasan utara antara Rathaus dan tempat Hochschulen adalah persimpangan trem yang utama.

Bellevue Alun-alun Bellevue di perbatasan selatan antara Rathaus dan Hochsulen adalah persimpangan jalur trem utama di daerah itu.Tempat ini terletak di tepi danau.

Stadelhofen Sebelah selatan Bellevue adalah Sechseläutenplatz dan Stadelhofenplatz square. Stadelhofen adalah perkebunan di selatan benteng paling tenggara, Bollwerk Stadelhofen, sementara Sechseläutenplatz mengambil namanya dari Sechseläuten , sebuah festival tradisional Zurich yang dirayakan di sana.

4. City City adalah wilayah barat dari Bahnhofstrasse dipisahkan, oleh Sihl dan Schanzengraben, parit dari benteng abad ke-17. Ini mencakup Paradeplatz, Zürich Hauptbahnhof, Swiss National Museum dan Platzspitz taman(sebelumnya Limmatspitz).

Page 19: PERKOT GABUNG

19

Platzspitz Platzspitz (sebelumnya Platzpromenade, Limmatspitz) adalah sebuah taman di pertemuan dua sungai di Zurich, Limmat dan Sihl . Pada abad pertengahan, daerah yang terletak di utara kota itu digunakan sebagai padang rumput. Pada awal abad ke-15 itu dibuat menjadi berbagai penembakan, dan pada abad 16 sampai 17, Schützenfeste ditahan di sana. Selama 1990-an, toleransi lama dipraktekkan resmi pengguna narkoba di sana dari seluruh Eropa Tengah telah menjadi topik yang menarik banyak media di seluruh dunia.

Bürkliplatz Bürkliplatz merupakan square dan perhentian trem, tempat ini terletak di ujung selatan Bahnhofstrasse dan bagian barat dari Bellevue Square yang dihubungkan oleh Quaibrücke. Dermaga lakeshore menghubungkan alun-alun dengan Danau Zurich bernama General-Guisan-Quai, setelah Henri Guisan.

Page 20: PERKOT GABUNG

20

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisis Figure Ground

Figure ground memberikan gambaran informasi mengenai pola dan analisa solid (berupa building mass) - void (berupa open space) yang ada di dalam suatu kota. Figure ground dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah tekstur dan pola tata ruang perkotaan (urban fabric)

Page 21: PERKOT GABUNG

21

dan analisa masalah keteraturan massa atau ruang perkotaan. Pada figure ground, urban solid ditunjukkan dengan warna hitam, sedangkan urban void ditunjukkan dengan warna putih a. Tipe urban solid terdiri dari :

Massa bangunan, monumen Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan Edges yang berupa bangunan

b. Tipe urban void terdiri dari: Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai

privat Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik

berskala kota Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi

kawasan hijau Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah

aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah Pada kota Altstadt ini, massa bangunannya sudah cukup teratur, sebagian dari massa bangunan tersebut sudah memiliki suatu pola tertentu dan sebagian lagi berkembang secara organic. Bagian kota yang memiliki pola organic ini dikembangkan sebelum adanya konsep spatial development. Konsep spatial development dan regional planning sendiri baru diterapkan pada saat Canton Zurich dibagi menjadi beberapa distrik yaitu pada tahun 1959 (Canton di sini setara dengan provinsi, sedangkan distrik setara dengan kota). Dengan adanya regional planning ini, maka pengembangan pembangunan pada Altstadt sudah lebih terencana. Hal ini dapat terlihat pada kota Altstadt bagian sebelah Barat dari danau sudah memiliki suatu pola tertentu, yaitu curvalinier. Di dalam pola-pola kawasan kota secara tekstural mengekspresikan kehidupan dan kegiatan perkotaan. Secara arsitektural, kota Altstadt ini memiliki susunan kawasan yang bersifat homogen yang jelas, di mana ada satu pola penataan tertentu.

Figure ground dalam skala yang lebih kecil, dalam artian hanya fokus dalam 1 kawasan saja, terutama pada ciri khas dan masalah pola solid-void dalam sebuah kawasan secara lebih detail. Kota Altstadt menerapkan sistem Poche dalam perancangan kotanya, Poche adalah wadah ruang yang dibentuk oleh solid-solid yang mengartikulasikan konfigurasi void-void eksterior. Desain ini diharapkan dapat membantu dalam perancangan kota untuk membuat suatu pusat dari beberapa bangunan agar tercipta suatu keteraturan lingkungan.

Solid dan Void sebagai Elemen Perkotaan

Page 22: PERKOT GABUNG

22

1) Elemen solid blok tunggal Bersifat agak individual, elemen ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari satu unit yang lebih besar, dimana elemen tersebut sering memiliki sifat penting (misalnya sebagai penentu sudut, hirarki atau penyambung)

2) Elemen solid blok yang mendifinisi sisi Berfungsi sebagai pembatas secara linear, pembatas tersebut dapat dibentuk oleh elemen ini dari satu, dua atau tiga sisi.

3) Elemen solid blok medan Blok ini memiliki bermacam-macam massa dan bentuk, namun masing-masing tidak dapat dilihat secara individu-individu, melainkan harus dilihat keseluruhan massaanya secara bersamaan.

Page 23: PERKOT GABUNG

23

Ada empat elemen dasar yang bersifat void yang mempunyai kecenderungan untuk berfungsi sebagai sistem yang memiliki hubungan erat dengan massa, yaitu sistem penutup yang linear, sistem tertutup yang memusat, sistem terbuka yang sentral dan sistem terbuka yang linear. Elemen void sistem tertutup yang linear Sistem ini memperhatikan ruang yang bersifat linear tetapi kesannya tertutup. Elemen ini sering dijumpai di kota.

1) Elemen void sistem tertutup yang memusat

Sistem ini sudah lebih sedikit jumlahnya karena memiliki pola ruang yang berkesan terfokus dan tertutup. Ruang tersebut di kota dapat diamati pada skala besar (misalnya di pusat kota) maupun di berbagai kawasan (di dalam kampung dan lain-lain).

2) Elemen void sistem terbuka yang sentral

Sistem ini memperlihatkan dimana kesan ruang bersifat terbuka namun masih tampak terfokus (misalnya alunalun besar, taman kota dan lain-lain)

Page 24: PERKOT GABUNG

24

3) Elemen void sistem terbuka yang linear

Sistem ini merupakan pola ruang yang berkesan terbuka dan linear (misalnya kawasan sungai dan lain-lain)

Page 25: PERKOT GABUNG

25

4.2 Analisis Linkage a. Linkage Visual

Berdasarkan teori tentang linkage, maka hasil analisa tentang linkage visual dari kota Alstadt, Zurich, Swiss yaitu:

Analisa berdasarkan lima elemen linkage visual: 1) Garis

Elemen garis pada kota alstadt hanya ada beberapa,karena elemen yang terdapat di kota Altstadt didominasi oleh elemen lain selain elemen garis.Salah satu elemen garis di kota Altstadt ialah garis yang menghubungkan antara kedua bangunan terkenal di kota tersebut.

Page 26: PERKOT GABUNG

26

2) Koridor

Pada kota Altstadt banyak ditemui linkage visual yang memiliki elemen koridor.Elemen koridor ini terjadi tidak hanya pada satu tempat saja,tetapi di berbagai tempat.Beberapa contoh elemen koridor pada bagian kota Altstadt :

3) Sisi Elemen linkage visual sisi banyak ditemui pada kota Altstadt, karena kota ini berada tepat mengelilingi danau Zurich, sehingga banyak bangunan yang berada pada tepi danau sehingga terbentuklah elemen sisi pada kota ini. Beberapa tempat yang memiliki elemen sisi :

Page 27: PERKOT GABUNG

27

4) Sumbu (axis) Elemen sumbu pada dasarnya hampir sama dengan elemen koridor, namun lebih mengutamakan satu arah saja. Elemen sumbu pada kota Alstadt ini tidak begitu terlihat hanya ada beberapa saja. Salah satu elemen sumbu yang ada di kota tersebut seperti di bawah ini.

5) Irama(ryhtm) Elemen irama pada bangunan-bangunan di kota Altstadt dapat terlihat dengan jelas, karena elemen ini diulang pada beberapa bagian kota Altstadt. Pola irama ini terjadi karena adanya pengulangan bentuk massa dan ruang terbukanya. Beberapa bagian kota yang memiliki elemen irama :

Page 28: PERKOT GABUNG

28

b. Linkage Struktural Pada lokasi ini dapat kita lihat dengan jelas grid yang diaplikasikan, yaitu kurvilinier, tatanan perkotaan ini tidak hanya mempermudah struktural tetapi juga memberikan keindahan tersendiri dalam mengatur bangunan yang ada. Koordinat kurvilinier adalah sistem koordinat untuk ruang Euclidean di mana garis koordinat dapat melengkung. Koordinat ini dapat berasal dari satu set koordinat Cartesian dengan menggunakan transformasi yang lokal dibalik (peta satu-ke-satu) pada setiap titik.

Page 29: PERKOT GABUNG

29

Ada tiga elemen linkage struktural yang mencapai hubungan secara arsitektural, yaitu: 1) Tambahan: melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya. 2) Sambungan: memperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasan. 3) Tembusan: terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada di sekitarnya dan akan

disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus didalam suatu kawasan

Altstadt termasuk dalam elemen tambahan yang artinya melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya dengan penambahan bentuk massa dan ruang yang dapat berbeda, namun pola kawasannya tetap dimengerti sebagai bagian atau tambahan pola yang sudah ada disekitarnya dimana tatanan massanya dan bentuknya kurang lebih sama. Hal ini dimaksudkan agar ciri khasnya yang mengadopsi bentuk bangunan Eropa, yang telah melekat pada Altstadt ini tidak hilang.

Page 30: PERKOT GABUNG

30

c. Linkage Kolektif

Teori linkage yang diterapkan pada kota Altstadt ini adalah group form. Group form di kota Zurich ini merupakan ciri khas dari bentuk-bentuk spasial kota yang digunakan sebagai penataan suatu kawasan (lingkungan). Linkage ini tidak terbentuk secara langsung tetapi selalu dihubungkan dengan rentetan-rentetan space yang dipertegas oleh bangunan, dan juga jalan yang membentuk fasad suatu lingkup perkotaan. Pada linkage ini ruang-ruang yang terbentuk merupakan pengembangan dari ruang-ruang yang sudah ada dan letaknya berada di sekitar ruang public (public space). Pengembangan ruang secara organis untuk membentuk sebuah ruang yang baru. Massa bangunan pada sebelah timur sungai Limmat masih berupa unplanned settlement, dengan pola organic, sedangkan pada sebelah barat sungai Limmat, pola massa bangunan sudah lebih teratur yaitu menggunakan pola curvilinier sejajar dengan alur sungai. Bentuk kolektif linkage ini bentuknya memakai pola bercabang. Mulai dari jalan utama kemudian tersebar ke masing-masing jalan yang ada di sekitar jalan utama tersebut. Sehingga terbentuk suatu keterkaitan yang menghubungkan pola struktur pada ruang terbukanya.

Jalan di sekitar Kota Zurich

Massa bangunan

Bahnhofstrasse

Keterangan : massa bangunan jalan

1.

Page 31: PERKOT GABUNG

31

4.3 Analisis Place a. Legibility (kejelasan)

Di dalam kota Altstadt ini, terdapat sebuah kejelasan di dalam kota sehingga setiap orang tanpa mengetahui kota itu sepenuhnya akan dapat cepat memahami atau mengenali kota. Mungkin orang dapat merasakannya dari sebuah landmark maupun jalur jalannya.

b. Identitas dan susunan Pada kota Altstadt ini, setiap bangunannya masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, sehingga orang-orang akan lebih mengenali bangunan tersebut atau suatu penggal jalan melalui susunan dan identitas yang berbeda.

c. Imageability

Secara image, kota Altstadt ini memiliki kualitas fisik yang sangat bagus dengan linkage visual yang beragam namun terkonfigurasi dengan apik, serta terdapat beberapa sekuen kota yang menarik dengan adanya landmark pada beberapa bagian di kota tersebut. Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen Pembentuk wajah kota, yaitu : 1) Paths

Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya. Keterangan :

Paths Batas wilayah kota Altstadt

Page 32: PERKOT GABUNG

32

2) Edges Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain-lain.

Keterangan :

3) Districts Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah. Di wilayah ini, distrik, dibagi 2 yaitu distrik wilayah pariwisata dan pendidikan serta distrik wilayah perekonomian dan pariwisata.

4) Nodes Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik. Pada Altstadt, nodes ini menghubungkan antar distrik yang ada melalui jaringan transportasi. Kami menganalisanya dari jalur kereta, bus, dan jalur kapal penyeberangan yang menghubungkan 2 distrik ini.

Keterangan :

Edges

Distrik pariwisata dan pendidikan Distrik perekonomian dan pariwisata

Distrik

Distrik Nodes

Page 33: PERKOT GABUNG

33

5) Landmark Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan. Disini terdapat 3 landmark yang sangat terkenal sehingga membentuk image dari kota ini yaitu, Grossmunster Chatedral, Fraumunster Church, Zurich Clock.

Keterangan :

Landmark

Grossmunster Chatedral

FraumunsterChurch Zurich Clock

Page 34: PERKOT GABUNG

34

BAB V

KESIMPULAN

Sesuai dengan tiga kelompok teori kota yang pokok yaitu figure ground, linkage dan place,

maka tidak semua elemen kota selalu berlaku di dalam morfologi struktur perkotaan tertentu, karena elemen-elemen perkotaan tergantung pada kawasan dan lingkungannya.

Yang diperlukan pada masa kini adalah suatu pendekatan yang terpadu. Ketiga kelompok teori itu bersama-sama mendefinisikan pola massa perkotaan dan tata ruang perkotaan dengan suatu struktur yang jelas di antara solid (massa) dan void (ruang tertutup/terbuka). Sekaligus pula mengatur dan menghubungkan bagian-bagian-bagian kawasan kota serta memberikan respons terhadap kebutuhan orang-orang di kota beserta semua elemen kota yang bersifat arsitekstural, yang tepat dengan lingkungannya.

Oleh karena itu, akan jelas bahwa prinsip-prinsip dan elemen-elemen arsitektur perkotaan secara fisik perlu diciptakan dan disusun secara dinamis dengan cara tertentu yang sesuai dengan lokasi kawasan di dalam kota.

Page 35: PERKOT GABUNG

35

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Altstadt_(Zurich)

http://id.wikipedia.org/wiki/Zürich

http://furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27237/3_a.+Teori+Figure+Ground.pdf

http://furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27238/3_b.+Teori+Linkage.pdf

http://furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27239/3_c.+Teori+Place.pdf

http://arsadvent.wordpress.com/tag/trancik/

http://maps.google.co.jp/maps?ll=47.372361,8.5411523&z=15&t=h&hl=en

http://cybertravel.cbn.net.id/cbprtl/cybertravel/detail.aspx?x=time+traveller&y=cybertravel%7C2%7C0%7C3%7C2048

http://www.are.zh.ch/internet/baudirektion/are/de/raumplanung/veroeffentlichungen/_jcr_content/contentPar/publication_4/publicationitems/l_am_nagement_du_ter/download.spooler.download.1291373540257.pdf/forum_en.pdf