fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/t177.doc · web viewanalisa...

15
The 18 th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015 ANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal Unzilatirrizqi Dewantoro Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp: [email protected] Hanung Kurniawan Taruna DIV MKTJ Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp: 085642307046 [email protected] Iksiroh El Husna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp: [email protected] Ardita Puspa Maulida Taruni DIV MKTJ Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp: 085290670772 [email protected] Abstract Tegal City, Tegal Regency and Brebes Regency are strategic area where Pantura Jawa are in it. But the strategic location is potential for the occurrence of traffic accidents. Data gathered from the Police shows that a high number of accidents are followed by a high fatality as a result of the accident. This research concerns to post-crash treatment, in this case focused on the participation of people near the area of the accident. Within the result, it could be acknowledged that people in the Pantura Tegal-Brebes road still do not understand about the guidelines for first aid post-crash. Spatial approach using maps and Geographic Information System are used to make it easier for people reading the map of health facility radius when the accidents occur and give post-crash treatment, so it will not cause fatalities or serious injuries. Keywords: Post-crash, People participation, Maps of health facility radius, GIS Abstrak Daerah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes merupakan daerah strategis yang dilewati oleh jalur Pantura Jawa. Namun lokasi yang strategis ini berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Data

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

ANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA

TEGAL - BREBES

Yan El Rizal Unzilatirrizqi DewantoroPoliteknik Keselamatan Transportasi Jalan

Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ,Tegal, 52125

Telp: [email protected]

Hanung KurniawanTaruna DIV MKTJ

Politeknik Keselamatan Transportasi JalanJl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ,

Tegal, 52125Telp: 085642307046

[email protected]

Iksiroh El HusnaPoliteknik Keselamatan Transportasi Jalan

Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ,Tegal, 52125

Telp: [email protected]

Ardita Puspa MaulidaTaruni DIV MKTJ

Politeknik Keselamatan Transportasi JalanJl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ,

Tegal, 52125Telp: [email protected]

AbstractTegal City, Tegal Regency and Brebes Regency are strategic area where Pantura Jawa are in it. But the strategic location is potential for the occurrence of traffic accidents. Data gathered from the Police shows that a high number of accidents are followed by a high fatality as a result of the accident. This research concerns to post-crash treatment, in this case focused on the participation of people near the area of the accident. Within the result, it could be acknowledged that people in the Pantura Tegal-Brebes road still do not understand about the guidelines for first aid post-crash. Spatial approach using maps and Geographic Information System are used to make it easier for people reading the map of health facility radius when the accidents occur and give post-crash treatment, so it will not cause fatalities or serious injuries.

Keywords: Post-crash, People participation, Maps of health facility radius, GIS

AbstrakDaerah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes merupakan daerah strategis yang dilewati oleh jalur Pantura Jawa. Namun lokasi yang strategis ini berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Data yang dihimpun dari Kepolisian Resor sekitar menunjukkan bahwa tingginya angka kecelakaan yang terjadi diikuti dengan tingginya fatalitas akibat kecelakaan tersebut. Penelitian yang dilakukan ini mengenai penanganan pasca kecelakaan, dalam hal ini dititikberatkan pada partisipasi masyarakat sekitar daerah terjadinya kecelakaan. Dari hasil analisis diketahui bahwa masyarakat di jalur Pantura Tegal-Brebes masih belum mengerti tentang langkah/pedoman pertolongan pertama pasca kecelakaan. Pendekatan spasial dengan pemanfaatan penggunaan peta dan sistem informasi geografis digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam membaca peta radius fasilitas kesehatan saat berhadapan dengan kejadian kecelakaan dan penanganan korban kecelakaan sehingga tidak menimbulkan fatalitas atau cidera yang lebih serius.

Kata Kunci: Paska kecelakaan, Peran masyarakat, Peta radius fasilitas kesehatan, SIG

PENDAHULUANLatar BelakangDaerah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes merupakan daerah strategis yang dilewati oleh jalur Pantura Jawa yang berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu

Page 2: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

lintas. Berdasarkan data Kepolisian Resor Tegal Kota pada Tahun 2012 terjadi 320 kejadian kecelakaan, 38 meninggal dunia, 11 luka berat, dan 441 mengalami luka ringan. Sedangkan data yang dihimpun Kepolisian Resor Brebes Tahun 2014 sampai bulan September juga menunjukkan tingginya angka kecelakaan yaitu 433 kejadian dengan 20 orang meninggal dunia.

Gambar 1 Ruas Jalan Pantura Kota Tegal

Tingginya angka kecelakaan yang diikuti dengan tingginya angka fatalitas memerlukan kajian lebih lanjut. Penelitian mengenai penanganan paska kecelakaan yang dilakukan ini, menitikberatkan pada partisipasi masyarakat sekitar daerah terjadinya kecelakaan. Hal ini sejalan dengan UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Pasal 232 point a: Bahwa setiap orang yang mendengar, melihat, dan/atau mengetahui terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas wajib memberikan pertolongan kepada korban Kecelakaan Lalu Lintas dan pelaksanaan lima pilar keselamatan sesuai Inpres 4 tahun 2013, terutama berkaitan dengan pilar 5 yaitu penanganan paska kecelakaan.

Page 3: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Gambar 2 Ruas Jalan Panturan Kabupaten Brebes

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan mayarakat terhadap penanganan paska kecelakaan di jalan raya serta pemodelan yang tepat sebagai strategi pencegahan fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas yang efektif dilakukan oleh masyarakat.

Tinjauan PustakaBerdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi fatalitas merupakan kematian. Sedangkan berdasarkan klasifikasi kecelakaan menurut Pd. T-02-2005-B tentang Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Puslitbang Prasrana Transportasi, 2005) kecelakaan fatal merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka – sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban mati/meninggal dunia. Korban mati (fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, adalah korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.

Jumlah kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal di Indonesia setiap tahunnya cenderung masih sangat tinggi. Pada Tahun 2030, diperkirakan kecelakaan lalu lintas di jalan akan menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia. Atas keprihatinan kondisi yang ada saat ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan Decade of Action for Road Safety (Dekade Aksi Keselamatan Jalan) dan Indonesia sangat mendukung langkah PBB tersebut. Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ) yang memiliki rentang waktu 10 tahun (2010-2020), memiliki lima pilar yakni manajemen keselamatan jalan, infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin kesehatan, perilaku pengguna jalan, dan penanganan pasca kecelakaan (Kemenhub RI, 2011). Hal tersebut ditindak lanjuti oleh Pemerintah Indonesia dengan menerbitkan pelaksanaan lima pilar keselamatan sesuai

Page 4: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

dengan Inpres 4 Tahun 2013, terutama berkaitan dengan pilar 5 yaitu penanganan paska kecelakaan.

Pertolongan Pertama/penanganan pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian (Anonim, 2006).

Hanya segelintir pengguna jalan raya saja yang mengerti bagaimana memberikan pertolongan pertama. Kebanyakan masyarakat tidak mengerti cara melakukan pertolongan pertama karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan pertolongan pertama yang sulit dimengerti (Anwar, 2014).

Prahasta (2002) mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat batu yang sangat penting dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi – kondisi alam dengan bantuan data atribut dan spasial SIG mempunyai kemampuan untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Banyak implementasi dari SIG berhasil menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang signifikan pada proses pengambilan keputusan karena GIS dapat menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif yang dibutuhkan pada proses perencanaan transportasi.

Metodelogi PenelitianPenelitian ini terdiri dari tahapan sebagai berikut:

1. Studi LiteraturStudi literatur diperlukan sebagai acuan penelitian setelah subyek ditentukan. Studi literatur juga merupakan landasan teori yang mengacu pada buku-buku, pendapat, dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

2. Observasi AwalObservasi awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data yang akan diambil mempunyai validasi yang layak untuk diteliti.

3. Pemilihan SampelPemilihan sampel pada penelitian ini mengambil data dari populasi yang terbatas (limit population) dengan menggunakan metode purposive sampling. Maksud dari sampling tersebut adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dalam rancangan dari teori yang muncul.

4. Pembuatan Kuesioner

Page 5: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu biodata responden dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penanganan pascakecelakaan

Pengolahan dan Analisis DataPada penelitian ini data diambil dengan kuesioner/angket yang disebarkan ke masyarakat di sekitar daerah rawan kecelakaan untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat dan diukur dengan menggunakan skala Lickert, dengan kategori Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

HASIL DAN PEMBAHASANPengolahan DataPenelitian dilakukan dengan mengambil data tingkat pengetahuan terhadap 300 responden yang dilakukan di daerah pantai utara jawa (PANTURA) yang mencakup wilayah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes dengan media kuesioner yang berisi 14 pertanyaan terkait dengan pengetahuan penanganan pasca kecelakaan. Langkah pertama yang dilakukan setelah data diperoleh yaitu melakukan proses uji normalitas, alat yang digunakan adalah Software SPSS 16.0 dengan proses deskiptif.

Tabel 1 Hasil Uji NormalitasKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.tingkat_pengetahuan .080 300 .000 .987 300 .007a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil uji diketahui bahwa hasil Q-Q Plot menunjukkan distribusi titik-titik yang mendekati garis yang bisa dikatakan data tersebut normal. Berikut seperti ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3 Diagram Q-Q Plot dari Tingkat Pengetahuan Penanganan Kecelakaan

Page 6: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Analisis crosstab dilakukan untuk mencari ketergantungan (uji ketergantungan) dengan data kategorial 300 responden dengan masing-masing kategori:Pendidikan : 1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMA, 4 = Diploma, 5 = Sarjana

(S1/S2)Jenis Kelamin : 1 = Pria/Laki-Laki, 2 = Wanita/PerempuanUsia : 1 = 1-25 tahun, 2 = 26-40 tahun dan 3 = diatas 40 tahunPengetahuan penanganan : 1 = Baik, 2 = Cukup, 3 = Kurang

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai tingkat pendidikan kemudian dikaitkan secara crosstab (Chi-Square) dengan pengetahuan masyarakat mengenai tingkat penanganan pasca kecelakaan.

Tabel 2 Hasil Uji Chi-Square Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Penanganan

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)Pearson Chi-Square 9.802a 8 .279Likelihood Ratio 8.895 8 .351Linear-by-Linear Association .121 1 .728N of Valid Cases 300

a. 7 cells (46,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,70.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak ada ketergantungan/hubungan pendidikan masyarakat dengan pengetahuan penanganan pasca kecelakaan.

Tabel 3 Hasil Uji Chi-Square Jenis Kelamin dan Pengetahuan PenangananValue Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.482a 2 .065Likelihood Ratio 5.463 2 .065

Linear-by-Linear Association 4.096 1 .043N of Valid Cases 300

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.

Karena nilai Pearson Chi-Square adalah 0,065 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketergantungan/hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan penanganan pasca kecelakaan.

Tabel 4 Hasil Uji Chi-Square Usia dan Pengetahuan PenangananValue Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.612a 4 .031Likelihood Ratio 10.562 4 .032

Linear-by-Linear Association 1.789 1 .181N of Valid Cases 300

a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,42.

Page 7: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Karena nilai Pearson Chi-Square adalah 0,031 < 0,05 maka dapat disimpulkan adanya ketergantungan/hubungan usia dengan pengetahuan penanganan.

Pembahasan

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hasil penelitian dapat dibuat dua buah sistem informasi yang berbentuk peta yang diharapkan dapat memudahkan masyarakat sebagai user saat berhadapan dengan kejadian kecelakaan dan penanganan korban kecelakaan sehingga tidak menimbulkan fatalitas atau cidera yang lebih serius. Peta yang pertama dibuat adalah Peta Fasilitas Kesehatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Kecelakaan Lalu Lintas

Penanganan Paska Kecelakaan

Masyarakat Medis

Terlatih Tidak Terlatih

Dilatih

Modul Penanganan Pascakecelakaan

Penanganan baik, tepat, dan benar

Fatalitas Menurun

Page 8: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Gambar 3 Peta Fasilitas Kesehatan

Peta tersebut di atas menggambarkan secara detail tentang fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat dari jalur pantura Tegal-Brebes yang bisa menjadi rujukan atau dimanfaatkan masyarakat untuk mengakses data saat terjadi kecelakaan dan mengambil langkah cepat untuk membawa korban secara efisien dari segi waktu. Sistem informasi spasial yang dibuat berdasarkan hasil penelitian lainnya yaitu dibuat peta radius lokasi fasilitas kesehatan di Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes.

Gambar 4 Radius Fasilitas Kesehatan

Page 9: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

Peta radius fasilitas kesehatan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menentukan langkah saat terjadi korban kecelakaan dan segera mungkin membutuhkan pertolongan medis. Dalam peta bisa diperoleh informasi jangkauan jarak terdekat dengan fasilitas kesehatan dengan melihat gradasi warna yang diperlihatkan dengan rentang warna mulai dari 50 meter sampai 5000 meter. Peta juga dilengkapi dengan jenis fasilitas kesehatan dengan tanda yang berbeda beserta informasinya sehingga diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam penanganan pascakecelakaan.

Modul yang dibuat masih berpedoman pada ketentuan baku yaitu pada Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiac Care (2010) dan Panduan Kementerian Kesehatan (2008). Hanya saja modul yang dibuat sudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat di lokasi penelitian berdasarkan hasil yang diperoleh. Penerapan GIS digunakan untuk membuat peta fasilitas kesehatan dan peta radius lokasi yang nanti akan dikombinasikan dalam modul sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam pemahaman penanganan pascakecelakaan.

Modul hasil analisis penelitian terkait penanganan pascakecelakaan berbasis masyarakat ditekankan pada hasil penelitian seperti masalah pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan pemahaman tentang langkah awal pertolongan pertama, penanganan saat korban tidak sadar, penanganan saat terjadi hendti nafas, dan titik tekan kompresi dada.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian Model Penanganan Pasca Kecelakaan Berbasis Masyarakat di Jalur Pantura Tegal-Brebes dapat disimpulkan bahwa:

1. Masyarakat di jalur Pantura Tegal-Brebes masih belum mengerti tentang langkah/pedoman pertolongan pertama paska kecelakaan.

2. Masyarakat masih kurang mengerti tentang prosedur atau langkah standar dalam menolong korban untuk mengurangi penderitaan korban.

3. Masyarakat cenderung langsung menolong korban kecelakaan tanpa minta bantuan kepada orang lain.

4. Terkait sikap dan tindakan apabila melihat korban kecelakaan sebagian masyarakat masih kurang mengerti dengan apa yang harus dilakukan.

5. Masyarakat masih kurang mengerti mengenai perlunya prosedur atau langkah standar dalam menolong korban untuk mengurangi penderitaan korban.

6. Masyarakat kurang mengerti mengenai apa itu kompresi pada korban kecelakaan.7. Pemahaman mengenai letak titik kompersi masih menjadi titik yang belum

diketahui oleh masyarakat.8. Model penanganan pascakecelakaan disusun berdasarkan hasil penelitian yang

terkait tingkat pengetahuan masyarakat dengan menyusun sebuah modul yang berbasis masyarakat dikombinasi dengan sistem informasi yang berbasis Geographical Information System (GIS).

Page 10: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T177.doc · Web viewANALISA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA TEGAL - BREBES Yan El Rizal

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015

SaranDari hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindak lanjuti oleh instansi terkait dan dapat

dikembangkan dengan menambahkan variable-variabel yang lebih banyak lagi;

2. Perlu dilakukan sosialisasi dan praktek mengenai penanganan pascakecelakaan

kepada masyarakat sehingga manfaatnya dapat dirasakan;

3. Penyediaan alat penanganan pascakecelakaan seperti automated external defibrillator (AED) disediakan difasilitas umum sehingga saat terjadi kecelakaan dapat langsung digunakan untuk menangani.

DAFTAR PUSTAKAAnwar, K. 2014. Kampanye Pentingnya Mengetahui Pengetahuan Dasar Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa dan Desain, Bandung ITB

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka CiptaAnonim. 2001. WHO, A 5 year WHO strategy for road traffic injury prevention, WHO,

Geneva 2001.

. 2006. Materi Latihan Pertolongan Pertama. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto

. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI

. 2010. Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiac Care. American Heart Association

Dewantoro, Y. dan Dewantoro, M. 2013. Spatial Based Approach Traffic Safety Management Systems (simple case: traffic roads volume mapping in Tegal City). Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan Volume 1 Nomor 2 November 2013. P3M, PKTJ.

Inpres 4 Tahun 2013 Tentang Lima Pilar Keselamatan Transportasi Jalan