ekspose klhs pantura

57
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Reklamasi Kota Baru Tangerang International City (TIC) Laporan Akhir Jakarta, 23 November 2010 PT. TANGERANG INTERNATIONALCITY

Upload: gunteitb

Post on 01-Jul-2015

1.281 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekspose KLHS Pantura

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kawasan Reklamasi Kota Baru

Tangerang International City (TIC)

Laporan Akhir

Jakarta, 23 November 2010

PT. TANGERANG INTERNATIONALCITY

Page 2: Ekspose KLHS Pantura

Latar Belakang

1. Kota Baru Pantura sebagai daerah baru diperkirakan akan membawa

berbagai dampak pembangnan sehingga perlu ada upaya untuk menjawab

permasalahan lingkungan hidup yang ada di kawasan pantura.

2. Dibutuhkannya kegiatan analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif

untuk memastikan, prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

yang terintegrasi dalam pembangunan Kawasan perkotaan Baru Pantura.

3. Mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mewujudkan

kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.

Page 3: Ekspose KLHS Pantura

Tujuan Kegiatan

1. Merupakan panduan atau acuan dalam penyusunan kebijakan, rencana dan

program pembangunan.

2. Mengakomodasi kepentingan internal Kawasan Reklamasi Kota Baru

Tangerang International City (TIC).

3. Penelaahan dan evaluasi pengaruh rumusan kebijakan dan rencana

pembangunan Kawasan Reklamasi Kota Baru Tangerang International City

(TIC) terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

4. Pengintegrasian konsep-konsep pembangunan berkelanjutan ke dalam

dokumen RPJM maupun RPJP Kabupaten Tangerang.

5. Merupakan pra-syarat dalam pengajuan perizinan.

Page 4: Ekspose KLHS Pantura

Manfaat Kegiatan

1. Tersusunnya laporan pelaksanaan KLHS Kawasan Reklamasi Kota

Baru Tangerang International City (TIC) yang memuat rekomendasi

mitigasi dampak negatif kebijakan dan atau rencana pembangunan

Kawasan Reklamasi Kota Baru Tangerang International City (TIC)

terhadap lingkungan hidup, dan rencana monitoring implementasi

Kawasan Reklamasi Kota Baru Tangerang International City (TIC).

2. Pembentukan unit kerja baru di dalam pemerintahan derah, atau

memfungsikan unit kerja yang sudah ada, guna mengemban urusan

penyelenggaraan dan monitoring rekomendasi KLHS.

3. Untuk meningkatkan kemampuan Tim KLHS Kabupaten Tangerang

agar dikemudian hari dapat melakukan KLHS secara mandiri.

Page 5: Ekspose KLHS Pantura

Lokasi Kegiatan

• Lokasi kegiatan yaitu di Kawasan

Perkotaan Baru Pantua Kabupaten

Tangerang

Page 6: Ekspose KLHS Pantura

Ruang Lingkup Kegiatan

1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup untuk pembangunan;

2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko

lingkungan hidup;

3. Kinerja layanan/jasa ekosistem;

4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi

terhadap perubahan iklim;

6. Tingkat ketahanan dan potensi

keanekaragaman hayati.

Page 7: Ekspose KLHS Pantura

Definisi KLHS

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PPLH) :

– KLHS merupakan pedoman (acuan) bagi pemerintah

dan pemerintah daerah baik dalam penentuan

kebijakan maupun rencana dan program (KRP)

pembangunan di setiap daerah. Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS sebelum

memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan.

Page 8: Ekspose KLHS Pantura

RUANG LINGKUP UU 32/2009

Inventaris LH

Penetapan Wilayah Ekoregion

Penyusunan RPPLH

A. Perencanaan

B. Pemanfaatan

C. PengendalianKLHS

Tata Ruang

D. Pemeliharaan Baku Mutu LH

Kriteria Baku Kerusakan LH

AMDAL

UKL-UPL

Perizinan

Instrumen Ekonomi

E. Pengawasan

F. Penegakan Hukum

PencegahanPenanggulangan

Pemulihan

Page 9: Ekspose KLHS Pantura

Apa dan mengapa dibutuhkan KLHS

KLHSAdalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh danpartisipatif untuk memastikanbahwa prinsip pembangunanberkelanjutan telah menjadidasar dan terintegrasi dalampembangunan suatu wilayah danatau kebijakan , rencana & program (KRP).

Mengapa dibutuhkan KLHS ?● Mengintegrasikan pertimbangan

lingkungan hidup dan keberlanjutanmelalui penyusunan Kebijakan, Rencana, dan Program untuk meningkatkan manfaatpembangunan

● Memperkuat proses pengambilankeputusan atas KRP, mengurangikemungkinan kekeliruan dalam membuatprakiraan/prediksi pada awal prosesperencanaan kebijakan, rencana, atauprogram pembangunan.

● Dampak negatif lingkungan di tingkatproyek pembangunan semakin efektifdiatasi atau dicegah karena pertimbanganlingkungan telah dikaji sejak tahapformulasi kebijakan, rencana, atauprogram pembangunan.Definisi UU 32/2009

Page 10: Ekspose KLHS Pantura

Mengapa dikatakan strategis

• KLHS berjalan paralel dan complementari

terhadap proses penyusunan

kebijakan/planning (policy/planning

process).

• Keberlanjutan merupakan alasan kunci

(Sustainability is a key driver).

Page 11: Ekspose KLHS Pantura

KLHS dapat memperkuat proses perencanaan

melalui.....

• Identifikasi masalah-masalah lingkungan hidup dan kendala pembangunan di wilayah studi.

• Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan terhadaplingkungan dan memberi rekomendasi untuk optimasi atau pengembangan berbagai alternatif yang berkelanjutan.

• Merekomendasikan langkah untuk minimisasi risiko lingkungan dan maksimalisasi manfaat, termasuk dhi:– rekomendasi desain proyek dan studi AMDAL proyek

bersangkutan, – penataan kelembagaan, dan – inisiatif untuk mengendalikan dampak kumulatif.

Page 12: Ekspose KLHS Pantura

KLHS memperbaiki mutu pengambilan keputusan

yang bersifat strategis

• Meningkatkan koherensi rencana pembangunan

ekonomi dengan rencana pengelolaan lingkungan

hidup

• Mendorong pemerintah untuk menetapkan secara

resmi tujuan dan sasaran lingkungan yang hendak

dicapai

• Mendorong pembangunan ekonomi berubah gradual

ke pembangunan berkelanjutan.

Page 13: Ekspose KLHS Pantura

Mengapa KLHS penting?

• Pengambil keputusan harus semakin mempertimbangkan

dampak jangka panjang dan kumulatif dari berbagai

proyek.

• AMDAL tidak mampu untuk mengukur dampak kumulatif

secara sistematis.

• KLHS suatu KRP selain dapat menelaah secara efektif

dampak yang bersifat strategik, juga dapat memperkuat

dan mengefisienkan proses penyusunan AMDAL suatu

rencana kegiatan.

Page 14: Ekspose KLHS Pantura

KLHS

RTRW,

RPJP/RPJM

KRP PEMBANGUNAN BERPOTENSI

DAMPAK/RISIKO LINGKUNGAN

KRP(Kebijakan, Rencana,

Program)

Untuk Wilayah adm

dan wilayah

fungsional,

RPJP/RPJM pusat

dan daerah

-Perubahan iklim

-Kerusakan kehati

-Peningkatan intensitas dan cakupan banjir,

longsor, kekeringan. Kebakaran hutan.

-Penurunan mutu dan kelimpahan sda.

-Peningkatan alih fungsi hutan/lahan.

-Peningkatan jml pend miskin

-Peningkatan risiko kesehatan dan

- keselamatan manusia.

Page 15: Ekspose KLHS Pantura

MEKANISME PELAKSANAAN PENYUSUNAN

KLHS

• PENGKAJIAN PENGARUH KRP terhadap kondisi LH suatu wilayah1

• PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP2

• REKOMENDASI PERBAIKAN KRP yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

3

Ps. 15 ayat 3

Page 16: Ekspose KLHS Pantura

Kondisi Kawasan Pantura

• Wilayah Laut Kabupaten Tangerang termasuk Pantai

Utara Kabupaten Tangerang Provinsi Banten secara

geografis terletak pada 106020’-106043’ BT dan 6000’-

6008’ LS.

• Ditinjau dari potensi sumberdaya alam wilayah Laut

Kabupaten Tangerang memiliki potensi yang cukup

besar, terlihat dari luas wilayahnya yaitu kurang lebih

301.62 Km2 yang secara administratif meliputi 7

kecamatan dan 82 desa, dengan panjang pantai 51km.

Page 17: Ekspose KLHS Pantura

• Keadaan topografi Kabupaten Tangerang berdasarkan topografi Jawa

bagian Barat termasuk kedalam Zone I yaitu relative datar dengan

kemiringan yang kecil dan bagian Selatan menurun ke Utara menuju

Pantai Laut Jawa dengan ketinggian rata-rata 0-10 m dpl.

• Keadaan ini baik untuk budidaya maupun penangkapan. Keadaan

topografi wilayah pesisir terletak di dataran rendah rata-rata

seluruhnya berada pada ketinggian 0– 25 m dpl. Kemiringan tanah

wilayah laut rata-rata 0– 3% menurun ke Utara, dan kemiringan 0–

4% terdapat pada sebagian Kecamatan Teluknaga, Pakuhaji, dan

Kronjo.

• Sedangkan untuk wilayah pengelolaan laut Kabupaten Tangerang

hingga kedalaman laut dan pulau-pulau kecil serta beberapa gosong

memiliki kedalaman yang sangat beragam mulai dari 1,4 m, 2,5 m, 2,7

m, 3,2 m, 4,5 m, 5,7 m, 6,4 m sampai 8,7 m.

Kondisi Kawasan Pantura

Page 18: Ekspose KLHS Pantura

• Wilayah Pantai Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah hilir yang secara otomatis semua

sungai-sungai besar mengalir dari arah Selatan ke Utara menuju wilayah laut. Sungai-sungai

besar tersebut yaitu Sungai Cidurian, Cimanceri, Cirarab, Cisadane dan Kali Angke, sedangkan

sungai-sungai lainnya relatif kecil. Wilayah Laut merupakan muara dari sungai-sungai tersebut

sekaligus merupakan zona pasang surut, dimana lebih kurang 5 km ke arah darat sudah

merasakan dampak dari pasang naik.

• Kondisi perairan laut di Wilayah Kab. Tengerang dipengaruhi oleh musim, karakter fisik

oceanografis dan pasokan air tawar dari sungai-sungai yang bermuara. Keadaan laut pada waktu

survey relatif moderat yaitu dengan tinggi gelombang berkisar antara ±0,2-1,0 m, arus dominan ke

arah tenggara dengan kecepatan sedang (15-30 cm/detik).

• Salinitas air berkisar antara 27-29 ppt di daerah pinggir dan semakin meningkat ke tengah hingga

33 ppt di titik terjauh dari perairan wilayah. Komponen pendukung kesuburan yaitu nitrat-N dan

fosfat cukup tinggi di daerah pinggir (29-40 ppm) dan semakin ke tengah menurun (7-25 ppm).

Demikian pula polanya untuk parameter-parameter kekeruhan dan COD; kekeruhan daerah

pinggir cukup tinggi (85-150 NTU) sebagai akibat dari keruhnya air sungai yang masuk ke laut dan

juga karena pengadukan air laut pada zona pecahnya ombak dan daerah surf-zone. Nilai-nilai

COD, salah satu komponen yang mengganggu kehidupan ikan, umumnya masih di bawah

ambang batas untuk semua kecamatan; yang perlu diwaspadai hanya di Kec. Kosambi dimana di

daerah pinggir sudah terlampaui.

Kondisi Kawasan Pantura

Page 19: Ekspose KLHS Pantura

Perpres No. 54/2008 tentang Penataan Ruang

Kawasan Jabodetabekpunjur

• Arahan zonasi di kawasan pantura Kab. Tangerang, meliputi:

– Kawasan Pesisir Pantai Pantura meliputi zona P1, P2, dan P 5

– Rencana Kawasan Pelabuhan International berada pada zona P2&P5.

– Pemanfaatan Zona P2 dilaksanakan melalui upaya

– Menjaga zona N1 dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar dan/atau

dari dalam zona, khususnya dalam mencegah abrasi, instrusi air laut, pencemaran dan

kerusakan dari laut yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan/atau perubahan

fungsi zona N1.

– Penyelenggaraan reklamasi, dengan KZB paling tinggi 40% dan jarak dari titik surut terendah

min. 200 (dua ratus) meter sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang

menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter serta harus mempertimbangkan karakteristik

lingkungan.

– Pemanfaatan Zona P 5 dilaksanakan melalui upaya:

• Menjaga fungsi zona B 6

• Penyelenggaraan reklamasi secara bertahap dengan :

• mempertahankan KZB maksimum 45%

• dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 m sampai garis yang

menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman luat 8 m.

• harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan.

Page 20: Ekspose KLHS Pantura
Page 21: Ekspose KLHS Pantura

Kepmen PU Nomor 40/PRT/M Tahun 2007 Tentang Pedoman

Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai

• Dalam pasal 1 dan 2 Kepmen PU ini dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan Reklamasi Pantai adalah kegiatan ditepi pantai yang dilakukan

oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan

ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi dengan cara

pengurugan, pengeringan lahan, atau drainase. Sementara yang

dimaksud dengan Kawasan Reklamasi Pantai adalah kawasan hasil

pewrluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk

pengembangan kawasan baru.

• Pengaturan pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi

pantai dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pemerintah daerah

dalam perencanaan tata ruang pada kawasan yang sudah dilakukan

reklamasi. Pengaturan pedoman perencanaan tata ruang kawasan

reklamasi pantai bertujuan untuk mewujudkan rencana tata ruang di

kawasan reklamasi pantai agar sesuai dengan RTRW Kabupaten/Kota.

Page 22: Ekspose KLHS Pantura

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007

Tentang Penyelenggaraan Reklamasi Untuk Kawasan

Pengembangan Perkotaan Baru (KPPB)

1. Areal Reklamasi diukur mulai dari 200 meter tegak lurus sepanjang pantai ke

arah laut sampai titik terluar yang menunjukan kedalaman laut maksimal 8

meter dari tinggi air laut rata-rata.

2. Penyelenggaraan dan pemanfaatan hasil reklamasi dilaksanakan melalui

kerjasama antara Pemda, Masyarakat dan Swasta.

3. Reklamasi dilakukan dengan system Polder. Polder adalah suatu area dimana

ketinggian air dapat dikontrol pada suatu ketinggian tertentu, yang berbeda dari

ketinggian air disekitarnya (seperti ketinggian air laut atau ketinggian air sungai)

4. Bahan material reklamasi pantai merupakan bahan hasil sedimentasi yang

diambil dari lokasi yang memenuhi persyaratan teknis dan lingkungan.

5. Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baru hasil reklamasi merupakan

bagian dari RTRW Kabupaten Tangerang.

6. Pembentukan tim teknis pengendalian dan pengawasan kawasan perkotaan

baru.

Page 23: Ekspose KLHS Pantura

Permasalahan Utama Kawasan Pantura Kab. Tangerang

1. Karakteristik perairan kawasan pantai utara relatif dangkal

2. Abrasi dan akresi merupakan bagian kegiatan alam yang mengakibatkan perubahan garis pantai

3. Kegiatan yang berlangsung di wilayah perairan pantai utara mencakup pemukiman, perindustrian,

pariwisata, pertanian termasuk pertambakan dan perikanan tangkap sehingga dapat

mengakibatkan menurunnya kualitas perairan

4. Kondisi terumbu karang secara umum di lokasi sampling rusak bahkan tidak ada dengan substrat

yang terdiri dari :

- Pasir (Sand)

- Bebatuan (Rock)

- Patahan karang (Rubbel)

- Karang mati yang terselubungi alga

- Lumpur

5. Akibat tekanan dari berbagai aktivitas manusia degradasi kondisi perairan ekosistem

terumbu karang dan lamun menjadi rusak bahkan hilang

6. Terdapat koloni bulu babi dibeberapa lokasi indikasi pencemaran organik pada perairan

7. Terjadi perubahan tata guna lahan dari hutan mangrove menjadi tambak (dari 400 Ha pada tahun

1997 menjadi hanya 5,58 Ha pada tahun 2002)* sehingga menyebabkan abrasi, akresi dan

sedimentasi

Page 24: Ekspose KLHS Pantura

7. Terjadinya penurunan terhadap keaneka ragaman fauna pesisir, diantaranya

burung, biota intertidal dan larva ikan

8. Penurunan fungsi ekologis, ekonomi dan proteksi ekosistem mangrove

9. Terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang

menghubungkan antar kecamatan-kecamatan di wilayah utara

10. Lahan bekas tambak yang sudah tidak produktif

11. Pencemaran air di sekitar muara-muara sungai

12. Lahan bekas galian pasir yang terbengkalai dan mengakibatkan intrusi air laut

13. Terjadinya banjir di wilayah kecamatan yang dilewati DAS Cisadane yaitu

Kecamatan Teluknaga dan Pakuhaji.

14. Pemanasan Global (global warming), sebagai ancaman terhadap

kelangsungan ekosistem di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Permasalahan Utama Kawasan Pantura Kab. Tangerang

Page 25: Ekspose KLHS Pantura
Page 26: Ekspose KLHS Pantura
Page 27: Ekspose KLHS Pantura
Page 28: Ekspose KLHS Pantura
Page 29: Ekspose KLHS Pantura
Page 30: Ekspose KLHS Pantura
Page 31: Ekspose KLHS Pantura
Page 32: Ekspose KLHS Pantura

1. Tahap 1, Pulau 4 merupakan pulau pelabuhan – port yang mendukung

pelabuhan Tanjung Priuk. Pulau 4 ini memiliki luas area 12.631.983 m2

merupakan awal dari pembangunan pulau-pulau disekitarnya akan

direncanakan sebuah pelabuhan laut internasional.

2. Tahap 2, Pulau 5 merupakan pulau yang diperuntukan untuk kawasan

industry yang mendukung kawasan pelabuhan di pulau 4. Pulau 5 dengan

luas 13.948.088 m2, yang memiliki fasilitas berupa kapling 2.500 m2, 5.000

m2, 10.000 m2 dan 20.000 m2.

3. Tahap 3, Pulau 1 merupakan pulau budaya, wisata, olah raga dan hiburan.

Pulau ini mempunyai luas 7.349.583 m2.

4. Tahap 4, Pulau 2 merupakan pulau budaya, wisata, olah raga dan hiburan.

Pulau ini mempunyai luas 7.192.885 m2.

5. Tahap 5, Pulau 3 “Pulau Bisnis” mempunyai luas 12.277.467 m2 merupakan

pusat bisnis dan perdagangan dari keseluruhan pulau-pulau disekitarnya dan

merupakan penunjang dari aktifitas daerah pelabuhan dan perindustrian.

6. Tahap 6, Pulau 6 merupakan pulau hunian. Pulau ini memiliki luas area

15.628.671 m2.

Tahapan Pembangunan

Page 33: Ekspose KLHS Pantura
Page 34: Ekspose KLHS Pantura
Page 35: Ekspose KLHS Pantura
Page 36: Ekspose KLHS Pantura
Page 37: Ekspose KLHS Pantura
Page 38: Ekspose KLHS Pantura

Back

Page 39: Ekspose KLHS Pantura

Back

Page 40: Ekspose KLHS Pantura

Back

Page 41: Ekspose KLHS Pantura

Back

Page 42: Ekspose KLHS Pantura

Back

Page 43: Ekspose KLHS Pantura

PROYEKSI PENDUDUK

KAWASAN PERKOTAAN BARU PANTURA

TAHUN 2009-2029

No. Kecamatan 2009 2014 2019 2024 2029

1 M a u k 82433 95622 110922 128669 149256

2 K e m i r i 44666 51813 60103 69719 80874

3 Sukadiri 57856 67113 77851 90307 104757

4 Pakuhaji 107255 124416 144322 167414 194200

5 Teluknaga 133416 154762 179524 208248 241568

6 Kosambi 113377 131518 152561 176970 205285

Page 44: Ekspose KLHS Pantura

Keberlanjutan Rencana Kegiatan/Proyek

1. Menyusun AMDAL diharapkan ada penyusunan dokumen AMDAL yang spesifik untuk

lokasi pengembangan Kota Baru Tangerang International City Kabupaten Tangerang

sehingga dapat mengantisipasi dampak-dampak penting yang mungkin terjadi dan

rencana pengelolaan dan penangananya. Hal ini penting karena keberadaan Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang telah merubah bentang alam dan

merubah kondisi flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut. Perubahan bentan

alam, flora dan fauna inilah yang dikhawatirkan akan menurunan kualitas lingkungan jika

tidak ditangani lebih cepat dan kontinyu.

2. Air bersih diperkirakan akan menjadi isu utama dalam pengembangan Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang baik terhadap pemenuhan air bersih

di area reklamasi/kota baru maupun kawasan yang ada di pesisir Kabupaten Tangerang

(sedikitnya ada 6 kecamatan). Untuk itu maka diharapkan Pemerintah Kabupaten

Tangerang dapat menyusun sebuah masterplan air bersih yang cakupannya yaitu

kawasan reklamasi dan kecamatan di sepanjang pantai utara. Hal ini penting karena

ketersediaan air tanah di kawasan pantura relatif terbatas dan sebagian sudah terasa

payau. Dalam kajian ini diharapkan dapat dihasilkan sumber air baku untuk air bersih

yang tidak memanfaatkan air tanah tetapi lebih cenderung pada pemanfaatan sumber

air baku dari permukaan.

Page 45: Ekspose KLHS Pantura

Keberlanjutan Rencana Kegiatan/Proyek

3. Menyusun masterplan drainase, drainase dan banjir diperkirakan akan menjadi isu utama dalam

pengembangan Kota Baru Tangerang International City Kabupaten Tangerang khususnya banjir di

pesisir Kabupaten Tangerang (sedikitnya ada 6 kecamatan). Untuk itu maka diharapkan Pemerintah

Kabupaten Tangerang dapat menyusun sebuah masterplan air drainase yang cakupannya yaitu

kawasan reklamasi dan kecamatan di sepanjang pantai utara. Hal ini penting karena ketersediaan

prasarana drainase dan pengendalian banjir di kawasan pantura relatif akan menjamin keamanan

dan kenyamanan masyarakat dan pelaku usaha di Kota Baru Tangerang International City

Kabupaten Tangerang. Dalam kajian ini diharapkan dapat dihasilkan beberapa alternative

penanganan banjir dan alur untuk pengembangan system drainase.

4. Menyusun Zoning Regulation, penyusunan zoning regulation di pesisir Kabupaten Tangerang

(sedikitnya ada 6 kecamatan) dan di area reklamasi menjadi penting sebab keberadaan Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang diperkirakan akan menjadi daya tarik

penduduk/migrasi masuk dan berbagai kegiatan pendukung/ikutan yang tumbuh disekitar Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang. Kondisi ini akan menyebabkan Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang dan kawasan pesisir Kabupaten Tangerang

menjadi kawasan pertumbuhan baru di wilayah Kabupaten Tangerang. Untuk mengatur

perkembangan fisik kawasan khususnya yang menyangkut pemanfaatan ruang di Kota Baru

Tangerang International City Kabupaten Tangerang dan kawasan pesisir Kabupaten Tangerang

(sedikitnya ada 6 kecamatan) dibutuhan zoning regulation.

Page 46: Ekspose KLHS Pantura

Keberlanjutan Rencana Kegiatan/Proyek

4. Kajian pengembangan SDM, berdasarkan data yang ada maka tingkat

pendidikan dan kapasitas sumber daya manusia di kawasan pesisir Kabupaten

Tangerang masih tergolong rendah sehingga untuk menjaga kapasitas

kompetensi dan kualitas SDM tersebut dibutuhkan upaya pengembangan baik

melalui pendidikan formal ataupun non formal. Selain itu diperkirakan akan

adanya transformasi tenaga kerja dari sector nelayan dan petani ke sector lainnya

akan membutuhkan pembinaan yang lebih intensif agar mereka juga dapat

bekerja di sector lain yang lebih produktif dan berpenghasilan besar.

5. Secara legal, kebijakan pengembangan Kota Baru Pantura ini sudah termuat

dalam RTRW Kabupaten Tangerang dan juga dalam Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur namun dalam dalam

RTRW Provinsi Banten justeru sampai saat ini belum termuat sehingga

diharapkan ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mendorong

keberadaan Kota Baru Pantura ini termuat dalam substansi Laporan RTRW

Provinsi Banten atau dalam Perda RTRW Provinsi Banten.

Page 47: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Meminimalisasi Potensi Dampak

1. Normalisasi Sungai, salah satu up aya untuk mengembangkan system

tata air yang baik di kawasan kota baru pantura adalah dengan

melakukan kegiatan normalisasi sungai. Hal ini penting sebab terjadinya

banjir terkadang disebabkan oleh alur sungai yang berkelok-kelok

sehingga menghambat arus air sungai dan akhirnya menimbulkan

banjir/genangan. Berdasarkan data tersebut dan untuk mengeliminir

banjir tersebut dilakukan perbaikan jaringan drainase alam dengan

menormalisasi sungai sungai di beberapa sungai di Kabupaten

Tangerang, yaitu :

– Normalisasi Sungai Cilontar;

– Normalisasi Sungai Cileules;

– Normalisasi Sungai Citus;

– Normalisasi Sungai Cisadane;

– Normalisasi Sungai Cirarap

Page 48: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Meminimalisasi Potensi Dampak

2. Pembangunan kembali kawasan hutan mangrove disepanjang pantai utara Kabupaten Tangerang. Pemerintah

Kabupaten Tangerang diharapkan dapat membangun hutan mangrove pada area hutan mangrove yang ada dan

pada sempadan pantai sejauh 100 meter dari muka air pasang tertinggi ke arah daratan. Hutan mangrove ini juga

diharapkan didesain untuk dapat menjadi tempat hidup yang nyaman bagi binatang/burung yang biasa hidup

selama ini di kawasan pantura. Keberadaan hutan mangrove yang terpelihara dengan baik dapat menjadi tindakan

yang efektif dalam meminimalisasi potensi dampak lingkungan.

3. Pengendalian banjir, kawasan Perkotaan Baru Pantura secara geografis berada di wilayah Kawasan Pantura

Kabupaten Tangerang, dimana kondisi tofografinya relatif datar dan berada di pesisir. Secara umum saat ini

kondisi sistem drainase di Kawasan Perkotaan Baru Pantura hanya merupakan pendukung untuk pemeliharaan

jalan agar jangan cepat rusak. Dengan demikian pada musim hujan masih ada beberapa genangan pada titik-titik

tertentu. Pada dasarnya, pengelolaan sistem jaringan drainase diaharapkan direncanakan dengan pemikiran

sebagai berikut :

– Rencana jaringan drainase di wilayah ini merupakan usaha penataan dan perluasan dari jaringan yang telah

ada.

– Sistem penyaluran air hujan ini merupakan sistem yang kontinue dan mengikuti kontur wilayah perencanaan.

– Seluruh jaringan direncanakan berdasarkan frekuensi intensitas rata-rata curah hujan tahunan

4. Berdasarkan data sebaran banjir dan genangan, banjir yang pernah terjadi di sekitar wilayah sungai Cidadap,

kecamatan Kemiri dan di bagian hilir aliran Sungai Cisadane (mengakibatkan banjir dan genangan di Kecamatan

Teluknaga dan Pakuhaji), dan ada empat titik genangan lainnya, diakibatkan oleh kurang optimalnya fungsi sungai

dan Situ di kawasan Pantura.

Page 49: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Meminimalisasi Potensi Dampak

5. Alternatif penanganan banjir secara umum

dapat dijabarkan sebagai berikut:

– Pembangunan tanggul penahan banjir;

– Perbaikan sungai;

– Pengelolaan daerah aliran sungai;

– Pengelolaan daerah rawan banjir;

– Pembuatan tandon air, terletak di kec. Mauk,

kec. Pakuhaji dan kec. Teluknaga.

Page 50: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Meminimalisasi Potensi Dampak

6. Meminimalisasi pemanfaatan air tanah sebagai sumber air baku industry

atau untuk air bersih masyarakat. Mengacu pada pengalaman pemanfaatan

air tanah yang dilakukan di Jakarta yang menimbulkan berbagai dampak

negative maka di kawasan pantura ini diharapkan ada pengendalian

pemanfaatan air tanah sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan

yang merugikan masyarakat dan dapat meminimalisasi potensi dampak.

7. Pengelolaan limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga,

Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Investor Kota Baru Pantura di

harapkan dapat menyediakan prasarana pengelolaan yang berkapasitas

besar dan berkualitas baik di area Kota Baru Pantura atau di kawasan pantai

utara Kabupaten Tangerang. Hal ini penting karena keberadaan pengelolaan

limbah akan memperkecil kerusakan lingkungan dan meminimalisasi potensi

dampak lingkungan.

Page 51: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Meminimalisasi Potensi Dampak

8. Pembangunan jaringan jalan yang memadai diperkirakan akan meminimalisasi

potensi dampak lingkungan pengembangan kota baru pantura khususnya

yang berkaitan dengan lalu-lintas sebab di kawasan kota baru pantura akan

berkembang kegiatan dengan intensitas tinggi sehingga akan membutuhkan

system transportasi yang maksimal. Kondisi ini akan menyebabkan volume

lalu-lintas yang tinggi dan pada akhirnya akan menimbulkan kemacetan lalu-

lintas. Untuk itu dibutuhkan ruas jalan yang memadai dengan lebar yang

sesuai dengan kebutuhan sehingga seluruh pergerakan di kawasan kota baru

akan tertampung dengan baik.

9. Kontrol kualitas lingkungan (air dan udara) secara rutin, Pemerintah melalui

SOPD yang terkait dan penanggungjawab bidang lingkungan di pengelola

kota Baru Pantura diharapkan dapat melakukan kotrol kualitas air dan udara

secara rutin di area kota baru maupun di wilayah pesisir. Hal ini penting untuk

menjaga kualitas lingkungan agar tetap baik dan sebagai upaya untuk

meminimalisasi potensi dampak lingkungan.

Page 52: Ekspose KLHS Pantura

Langkah-langkah Perlindungan Lingkungan

1. Material untuk reklamasi yang aman untuk

lingkungan

2. Memperbanyak ruang terbuka hijau

3. Kawasan reklamasi yang dibangun

diupayakan sealami mungkin

4. Pemanfaatan bahan bangunan yang

ramah lingkungan

Page 53: Ekspose KLHS Pantura

Langkah-langkah Perlindungan Lingkungan

5. Pengendalian banjir, berkaitan dengan pengelolaan banjir sebagai upaya untuk

memberikan perlindungan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa

alternatif penanggulangan masalah banjir, yaitu:

– Memperbaiki pengelolaan sampah/limbah padat

– Relokasi daerah di sepanjang kali sehingga memungkinkan dibebaskannya lahan

untuk sempadan sungai yaitu 5 m untuk sungai bertanggul dan 5 – 10 m untuk sungai

tidak bertanggul

– Memperbaiki saluran drainase antara lain dengan mengeruk saluran secara berkala

atau memperbesar dimensi saluran.

– Membangun jaringan-jaringan drainase baru dengan mengikuti pola jalan yang ada

dengan pola aliran sesuai dengan kemiringan lahan.

– Menentukan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) agar terdapat lahan terbuka untuk

daerah resapan air sesuai dengan UU No. 2002 tentang Bangunan Gedung.

– Menentukan Koefisien Dasar Hijau (KDH) agar lahan terbuka yang telah dicanangkan

dipergunakan sebagai taman yang berisi pohon buah-buahan, perdu yang berguna

untuk menahan limpasan air dan menangkap polusi udara serta dipergunakan sebagai

sumur resapan air hujan.

Page 54: Ekspose KLHS Pantura

Langkah-langkah Perlindungan Lingkungan

6. Pengelolaan limbah baik limbah industri

maupun limbah rumah tangga, Pemerintah

Kabupaten Tangerang dan Investor Kota

Baru Pantura di harapkan dapat

menyediakan prasarana pengelolaan yang

berkapasitas besar dan berkualitas baik di

area Kota Baru Pantura atau di kawasan

pantai utara Kabupaten Tangerang. Hal ini

penting karena keberadaan pengelolaan

limbah akan memperkecil kerusakan

lingkungan dan memberikan perlindungan

terhadap lingkungan.

Page 55: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Pemeliharaan Potensi Sumberdaya Alam

dan Daya Dukung Lingkungan

1. Efisiensi pemanfaatan lahan untuk kawasan terbangun/permukiman

baik di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang maupun di area

reklamasi. Kondisi ini akan sangat mendukung sekali terhadap

pelestarian lingkungan dan kawasan hijau di kawasan pantura

Kabupaten Tangerang.

2. Meminimalisasi pemanfaatan air tanah sebagai sumber air baku

industry atau untuk air bersih masyarakat. Mengacu pada

pengalaman pemanfaatan air tanah yang dilakukan di Jakarta yang

menimbulkan berbagai dampak negative maka di kawasan pantura

ini diharapkan ada pengendalian pemanfaatan air tanah sehingga

tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan masyarakat.

Page 56: Ekspose KLHS Pantura

Kegiatan Pemeliharaan Potensi Sumberdaya Alam

dan Daya Dukung Lingkungan

3. Pembangunan kembali kawasan hutan mangrove disepanjang pantai

utara Kabupaten Tangerang. Pemerintah Kabupaten Tangerang

diharapkan dapat membangun hutan mangrove pada area hutan

mangrove yang ada dan pada sempadan pantai sejauh 100 meter dari

muka air pasang tertinggi ke arah daratan. Hutan mangrove ini juga

diharapkan didesain untuk dapat menjadi tempat hidup yang nyaman

bagi binatang/burung yang biasa hidup selama ini di kawasan pantura.

4. Pengelolaan limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga,

Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Investor Kota Baru Pantura di

harapkan dapat menyediakan prasarana pengelolaan yang berkapasitas

besar dan berkualitas baik di area Kota Baru Pantura atau di kawasan

pantai utara Kabupaten Tangerang. Hal ini penting karena keberadaan

pengelolaan limbah akan memperkecil kerusakan lingkungan dan

menjaga kelestarian potensi sumber daya alam dan daya dukung

lingkungan.

Page 57: Ekspose KLHS Pantura

terimakasih