fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/t067.docx · web viewdampak negatif...
TRANSCRIPT
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
KAJIAN PENERAPAN KESELAMATAN JALAN DAN HAMBATAN YANG TERJADI DI LAPANGAN
Mahmah Dian MahendraProgram Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40123Telp./Fax: 62-22-2534167
Email: [email protected]
Harmein RahmanProgram Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40123Telp./Fax: 62-22-2534167
Email: [email protected]
Ade SjafruddinProgram Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40123Telp./Fax: 62-22-2534167
Email: [email protected]
Aine KusumawatiProgram Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganInstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40123Telp./Fax: 62-22-2534167
Email: [email protected]
Abstract - In Indonesia, road safety has been regulated in legislation. The Director General of Highways, Ministry of Public Works, also makes guidelines for engineer, Road Safety Engineering Technical Guidelines in accordance with the decree of the Director General of Highways no. 02 / IN / Db / 2012. Unfortunately, the implementation of the regulation is still overlooked by the stakeholders, especially related to safety aspect of road work.The analysis in this thesis relates to a case study of structural improvement project of Ende - Aegela road for 15.6 kilometer. Data collected from the field are: interview data from project stakeholders (contractors - consultants – Ministry of Public Works), and observation the implementation of road safety in the field.In addition it also conducted a review of the implementation of road safety in the field. Conclution of this study are: In the field many safety equipments are not fulfilled or do not conform the standards. In addition, most workers do not wear safety equipment2. There is a difference in the funding for road safety, between the calculation of the contractor (RAB) and writer calculation, 3.Based on the interview, it can be concluded that construction worker, still tend to prioritize physical progress and give less attention to road safety aspect.
Keywords: road safety, road safety cost, road safety application
Abstrak - Di Indonesia, keselamatan jalan telah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang ada. Dan Kementerian PU juga telah membuat Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan sesuai dengan Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga no. 02/IN/Db/2012, namun sayangnya para penyelenggara konstruksi masih sering mengabaikan aspek keselamatan jalan.Pengkajian penerapan keselamatan jalan di lapangan dilakukan dengan mengambil studi kasus pada pekerjaan jalan peningkatan struktur Ende – Aegela 15,6 km.Pengkajian dilakukan dengan melakukan wawancara pihak yang terkait di lapangan (kontraktor – konsultan – Bina Marga). Selain itu dilakukan juga peninjauan terhadap penerapan keselamatan jalan yang ada di lapangan. Hasil studi di lapangan menunjukkan bahwa: faktor keselamatan jalan di lapangan tidak diterapkan dengan baik di lapangan, terdapat perbedaan kebutuhan RAB dari perhitungan sendiri dibandingkan dengan RAB dari kontraktor, serta pola pikir pekerja konstruksi yang masih mengutamakan progres fisik tapi kurang memperhatikan faktor keselamatan jalan.
Kata Kunci: keselamatan jalan, perhitungan biaya keselamatan, penerapan keselamatan jalan
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
1. PendahuluanDampak negatif pada pekerjaan konstruksi jalan berkontribusi dalam terjadinya kecelakaan, karena pekerjaan dilakukan saat lalu lintas terbuka, sehingga beresiko untuk terjadinya kecelakaan.Kalau aspek keselamatan jalan tidak diolah dengan baik maka hal ini akan berdampak buruk, baik kepada pengguna jalan maupun pekerja. Sementara itu, dalam pekerjaan konstruksi jalan, para engineer cenderung mengabaikan sisi keselamatan jalan.Selain itu, biaya yang dialokasikan untuk keselamatan jalan cenderung kecil dibandingkan dana keseluruhan proyek pekerjaan.Penelitian ini bertujuan untuk:a. Mengkaji penerapan keselamatan jalan pada masa konstruksi maupun operasional
baik dari segi keuangan maupun penerapan di lapangan.b. Mengkaji faktor – faktor yang menyebabkan penerapan keselamatan jalan yang
tidak bisa dilaksanakan dengan baik.c. Mengkaji rekomendasi berdasarkan hambatan yang terjadi di lapangan.
2. DataData yang diambil adalah data langsung dari proyek. Dimana penelitian dilakukan pada pekerjaan pelebaran dan peningkatan struktur jalan Ende – Aegela berlokasi di kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.dengan panjang 15,5 km. Pekerjaan ini berlokasi di daerah pegunungan dengan topografi pegunungan, jalanan berliku dan banyak tikungan yang cukup tajam.Disekitar jalan mulai berkembang pemukiman dan lahan pertanian, namun sebagian besar masih didominasi hutan.LHRT pada tahun 2007 sebesar 989 kendaraan per hari. Dan diprediksi tahun 2022 LHRT menjadi 2370 kendaraan per hari. Saat ini jalan masi didominasi sepeda motor sebagai pemakai jalan dominan. Selain kendaraan pribadi, jalan ini juga dilalui angkutan umum besar seperti microbus (elf) dan truk yang dimodifikasi sebagai angkutan umum.
2.1 Desain Keselamatan JalanDesain keselamatan jalan dilakukan bersamaan dengan desain struktur jalan.Desain ini dilakukan oleh AUSaid melalui konsultan dari Australia dan Indonesia.Desain keselamatan jalan mengacu pada Audit keselamatan jalan AUSroad.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Gambar 1.Desain penempatan rambu
2.2 Alokasi Dana Keselamatan JalanUntuk alokasi dana keselamatan jalan pada pekerjaan peningkatan struktur dan pelebaran jalan Ende – Aegela ini pada RAB di kontrak keluar nilai yang dialokasikan pada keselamatan jalan. Nilai alokasi dana untuk pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 4.001.542.000.00,- dari total anggaran Rp. 132.475.888.000,- atau sekitar 3,02% dari total seluruh anggaran.
Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya Keselamatan Jalan
No
Deskripsi Satuan Jumlah Harga Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1 Road Safety Management LS 1,00 267.400.000,-
267.400.000,-
2 Marka thermoplastik m2 8.983,00 189.000,- 1.697.787.000,- 3 Rambu tunggal Buah 140,00 628.000,- 87.920.000,- 4 Rambu ganda Buah 10,00 903.000,
- 9.030.000,-
5 Guard rail Buah 2.189,00 645.000,- 1.411.905.000,- 6 Guard rail ujung jembatan Buah 4,00 8.500.000,
- 34.000.000,-
7 Terminal end BCTA Buah 37,00 7.500.000,- 277.500.000,- 8 Terminal end BCTB Buah 36,00 6.000.000,- 216.000.000,-
Total 4.001.542.000,-
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Prosentase 3.02%
2.3 Tinjauan Kondisi LapanganSeperti tertulis pada pendahuluan diatas, kondisi pekerjaan di lapangan berupa segmen – segmen, sehingga cukup membahayakan pengemudi.Selain itu pada peninjauan kondisi lapangan yang telah dilakukan, terlihat banyak sekali kekurangan pelaksanaan keselamatan jalan di lapangan. Berikut kami kelompokkan permasalahan yang terjadi di lapangan mengenai keselamatan jalan:1. Banyak bak kontrol drainase yang tidak tertutup2. Bahu sangat dekat dengan jurang, sehingga sangat rawan longsor3. Banyak pekerjaan di badan jalan, sehingga terjadi penyempitan jalan4. Banyak digunakan rambu berupa pohon, batu dan ranting pohon5. Pekerja tidak memakai peralatan keselamatan6. Tidak diterapkan zona kerja7. Banyak penempatan material di sisi jalan
Gambar 1.Permasalahan yang terjadi di lapangan terkait keselamatan jalan
2.4 Wawancara personil lapanganWawancara dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan personil lapangan mengenai keselamatan jalan.Wawancara ini dilakukan kepada tiga pihak terkait di lapangan yaitu kontraktor, konsultan, Bina Marga.Wawancara dilakukan dengan dua metode, yaitu wawancara tertulis dan wawancara langsung di lapangan. Jawaban wawancara dapat dirangkum pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Tabel Rangkuman hasil wawancara tertulis
No PERMASALAHAN KONTRAKTOR KONSULTAN BINA MARGA1 Ada tidak nya personil
khusus keselamatan di lapangan
Ada personil khusus yang ditempatkan di lapangan
Tidak ada personil yang ditempatkan di lapangan
Tidak ada personil yang ditempatkan di lapangan
2 Pengetahuan mengenai desain dan metode keselamatan jalan.
Tidak tahu kebutuhan dana keselamatan jalan
Desain keselamatan jalan yang dibuat oleh konsultan dari AUSaid
Tidak tahu kebutuhan dana untuk keselamatan jalan
Ada desain keselamatan jalan yang dibuat oleh konsultan dari AUSaid
Tidak tahu kebutuhan dana untuk keselamatan jalan
Ada desain keselamatan jalan yang dibuat oleh konsultan dari
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Petugas khusus safety tahu mengenai metode keselamatan jalan, namun pengawas lapangan tidak mengetahui.
Tidak ada yang tahu mengenai metode - metode keselamatan
AUSaid
Secara teori tidak bisa menjelaskan bisa atau tidak, tetapi PPK pernah mengikuti pelatihan road safety.
3 Pengetahuan mengenai kondisi keselamatan jalan di lapangan
Mengetahui kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan desain
Mengetahui kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan desain
Mengetahui kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan desain
Tabel 3.Tabel Rangkuman hasil wawancara langsung
No
MASALAHKONTRAKTO
RKONSULTAN OWNER (PU) KETERANGAN
1
Banyak ditemukan peralatan yang tidak standar
pada awalnya dipasang rambu standar, namun sering terjadi kehilangan dan kerusakan
gunakan peralatan standar sesuai dengan panduan keselamatan jalan dari Bina Marga
2
Tindak lanjut mengenai hilangnya peralatan di lapangan
Mengganti peralatan dengan yang murah (kayu dan plastik) sehingga bila rusak masih bisa diganti
peralatan yang hilang atau rusak diganti sesuai dengan standar panduan keselamatan jalan dari Bina Marga
No
MASALAHKONTRAKTO
RKONSULTAN OWNER (PU) KETERANGAN
3
tidak sesuainya aplikasi di lapangan dengan desain
Keterbatasan dana, sehingga keselamatan kurang diperhatikan
Karena terjadi keterlambatan progres sehingga prioritas utama mengejar ketertinggalan progres
Harus ada kontinuitas dalam penanganan keselamatan jalan, dari desain sampai pada masa operasional
4
Kewenangan dalam pelaksanaan keselamatan jalan
kontraktor melaksanakan desain keselamatan yang telah didesain oleh AUSaid
konsultan hanya menerima desain
PU dalam hal ini tidak punya kewenangan jauh untuk intervensi ke dalam proyek.
Menurut ARROWS, Pihak - pihak terkait dalam pekerjaan jalan sudah seharusnya ikut terlibat dalam keselamatan jalan.
5
Perbedaan penerapan keselamatan jalan di proyek
- - penanganan keselamatan jalan pada proyek loan dinilai jauh
Untuk saat ini, belum ada peraturan yang mengikat untuk menerapkan keselamatan pada
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
loan dan APBN lebih baik daripada proyek APBN
pekerjaan jalan
3. Permasalahan yang TerjadiPada tahap ini akan dianalisis mengenai permasalahan – permasalahan yang terjadi selama pengamatan. Permasalahan dibagi berdasarkan beberapa bagian. Antara lain: permasalahan desain, permasalahan di lapangan, permasalahan pada personil.
3.1 Permasalahan pada DesainSecara umum desain keselamatan jalan yang dilakukan oleh konsultan sudah cukup bagus.Namun masih terdapat kekurangan pada desain keselamatan jalan.Pada desain tersebut tidak terdapat penempatan patok pengarah maupun rambu chevron (rambu penunjuk arah).Kedua hal ini sangatlah penting mengingat kondisi jalan yang berupa pegunungan yang berliku, dengan topografi yang didominasi oleh bukit dan jurang.
3.2 Permasalahan di LapanganSeperti dilihat pada penyajian data, pada bagian personil masih terdapat permasalahan yang terjadi terkait dengan personil di lapangan, permasalahan tersebut antara lain:1. Pekerja di lapangan tidak memakai alat pengaman diri sesuai dengan standar.2. Tidak adanya evaluasi keselamatan jalan3. Kurangnya pengetahuan mengenai keselamatan jalan4. Perlu adanya tindakan terhadap rambu yang sering hilang5. PU sebagai pemilik proyek dan jalan tidak bisa langsung masuk ke permasalahan
proyek6. Kurangnya koordinasi antar elemen (Kontraktor – Konsultan – Bina Marga)7. Peran pihak terkait yang kurang dalam keselamatan jalan (Perhubungan,
Kepolisian)8. Progres fisik menjadi prioritas penanganan di lapangan
3.3 Permasalahan pada PersonilDi lapangan terlihat banyak sekali kekurangan penerapan keselamatan jalan, antara lain:1. Tidak segera dipasang rambu dan marka setelah pekerjaan selesai2. Tidak ada zona kerja3. Tidak ada patok pengarah dan rambu chevron4. Pemindahan objek bahaya ke zona aman5. Penggunaan rambu keselamatan berupa pohon, batu, ranting6. Pelaksanaan pekerjaan di badan jalan tidak ada rambu dan petugas lalu lintas7. Beda elevasi jalan pada jalan eksisting dan jalan baru tidak ada peringatan
4. Rekomendasi Perbaikan Keselamatan Jalan
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka akan dilakukan rekomendasi untuk mengurangi permasalahan – permasalahan yang terjadi diatas. Rekomendasi tersebut antara lain:
4.1 Gunakan penerapan zona pekerjaan jalanSebelum ditentukan bentuk zona pekerjaan jalan, akan dikelompokkan dahulu jenis pekerjaan yang ada di lapangan, yaitu: Pekerjaan tidak di badan jalan, Pekerjaan di badan jalan, Pekerjaan menerus. Ketiga pekerjaan ini akan menggunakan zona pekerjaan jalan yang berbeda sesuai dengan panduan keselamatan jalan yang dikeluarkan oleh bina marga
4.2 Perubahan jumlah kebutuhan rel pengamanRel pengaman atau guard rail berfungsi sebagai, penahan kendaraan bila kendaraan keluar dari lajurnya. Pada desain guard rail setelah dihitung panjang rel pengaman yang dibutuhkan sebesar 4180 m. namun terdapat perbedaan jumlah kebutuhan rel pengaman setelah dihitung kembali. Hasil perhitungan kebutuhan rel pengaman adalah 4575 m.
4.3 Kebutuhan terminal endPada data kontrak terminal end yang dipakai adalah terminal end BCTA sebanyak 37 buah, dan terminal end BCTB sebanyak 36 buah. Sehingga total terminal end yang dibutuhkan sebanyak 73 buah.Sedangkan menurut perhitungan sendiri, berdasarkan perubahan perhitungan pagar pengaman didapatkan kebutuhan terminal end adalah sebesar 142 buah.
4.4 Penambahan patok pengarah dan rambu chevrondari desain keselamatan jalan tidak menyertakan adanya patok pengarah dan rambu chevron sebagai pengarah pengemudi, khususnya pada malam hari. Berdasarkan peninjauan lapangan dan desain keselamatan jalan, maka diperkirakan kebutuhan patok pengarah adalah sebanyak 1947 buah.Sedangkan untuk kebutuhan rambu chevron adalah sebanyak 239 buah.
4.5 Perubahan Kebutuhan Rambu Lalu LintasPada desain keselamatan jalan, terdapat desain penempatan rambu di lapangan.Berdasarkan pengamatan kami dan perhitungan ulang, maka kebutuhan rambu yang diperlukan sebesar 110 buah berkurang dari perhitungan awal sebesar 150 buah.
4.6 Solusi Permasalahan di Lapangan1. Kurangnya pengetahuan personil terhadap keselamatan jalan
perlunya pro aktif dari kementerian PU sebagai salah satu Pembina pekerjaan konstruksi untuk mensosialisasikan mengenai pentingnya keselamatan jalan, terlebih lagi dengan adanya panduan keselamatan jalan.
2. Tindakan lanjut mengenai rambu yang sering hilang
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Perlu adanya kerjasama dengan polisi mengenai permasalahan ini. Dengan adanya tindakan yang lebih tegas dari polisi, diharapkan efek jera terhadap pelaku dan tidak akan terjadi lagi kasus rambu yang hilang.
3. Pihak PU yang tidak bisa langsung menangani permasalahan di lapanganSeharusnya ada perbaikan sistem koordinasi antara kontraktor – konsultan – PU dalam proyek ini, sehingga tiap elemen dapat bekerja semaksimal mungkin
4. Prioritas penanganan di lapanganKementerian PU perlu juga mengeluarkan sebuah peraturan yang mengikat untuk melaksanakan keselamatan kerja di lapangan, sesuai panduan yang ada.
5. Perbedaan penanganan keselamatan jalan pada proyek APBN dan loanPerlu diberikan peraturan yang mengharuskan pelaku konstruksi, khususnya pekerjaan jalan untuk menerapkan panduan keselamatan jalan tersebut pada setiap proyek yang dikerjakan
6. Kurangnya koordinasi antar elemenMemberikan peran yang lebih aktif lagi kepada kepolisian dan perhubungan sebagai sesame pihak pengelola jalan untuk pro aktif dalam melaksanakan keselamatan jalan
4.7 Rekomendasi Dana yang dibutuhkan untuk keselamatan jalanBerdasarkan perhitungan kebutuhan dana untuk keselamatan jalan, proyek ini membutuhkan dana sebesar Rp. 8.078.826.000,-. Kebutuhan ini jauh lebih besar dari perhitungan yang ada di kontrak.Tabel dibawah memperlihatkan perbedaan perhitungan kebutuhan keselamatan jalan baik pada masa konstruksi, maupun pada masa operasional.Pada perhitungan RAB pada masa konstruksi, kelihatan perbedaan yang sangat mencolok.Hal ini disebabkan kontraktor memakai satuan lumpsum sehingga perhitungan menjadi tidak detail, dan terkesan seadanya.Sedangkan perbedaan pada masa operasional adalah adanya penambahan dua item baru, yaitu patok pengarah dan rambu chevron.Selain itu pada beberapa pekerjaan terdapat perubahan volume kebutuhan berdasarkan perhitungan ulang.Dan poin terakhir yang menyebabkan perbedaan adalah adanya perbedaan harga satuan dari kontraktor dan harga pasar.
Tabel 4. Perbandingan biaya Pekerjaan pada masa konstruksi berdasarkan kontrak dan perhitungan
No
Perhitungan kontrak Perhitungan sendiri
Pekerjaan satuanvolum
e
Jumlah (Rp) (juta)
Pekerjaan Satuanvolum
e
Jumlah (Rp) (juta)
1
Manajemen keselamatan
dan lalu lintas
ls 1.00 267,4Alat Pengaman
Diri (APD)OH 360 48,164
Rambu Keselamatan jalan
bh 864 678,240
Traffic cone
bh 4.193 726,787
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Pengatur lalu lintas (13 org x
1244 hr)OH 16.172 808,6
Total Kebutuhan Keselamatan Pada Masa Konstruksi
267,4 2.261,791
Tabel 5. Perbandingan biaya Pekerjaan pada masa operasional berdasarkan kontrak dan perhitungan
No
Pekerjaanperhitungan kontrak perhitungan sendiri
satuan volumeJumlah (Rp)
(juta)Satua
nvolume
Jumlah (Rp) (juta)
1 Marka jalan m28.983,0
01.697,787 m2
6.142,50
509,735
2 Guard Rail buah2.189,0
01.411,905 m'
4.575,00
4.049,869
3Terminal end
BCTAbuah 37,00 311,500 buah 75,00 496,145
4Terminal end
BCTBbuah 36,00 216,000 buah 68,00 401,161
5Rambu Lalu lintas tunggal
buah 140,00 87,920 buah 104,00 86,320
6Rambu lalu lintas ganda
buah 10,00 9,030 buah 6,00 6,300
7Patok
Pengarahbuah - - buah 243,38 900,146
8Rambu
Chevronbuah - - buah 239,00 268,235
Total kebutuhan keselamatan pada masa operasional
3.734,142 6.717,911
5. KesimpulanBerdasarkan kajian dan analisis dari permasalahan dan rekomendasi perbaikan diatas, maka bisa disimpulkan:1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, faktor keselamatan jalan di lapangan tidak
diterapkan dengan baik meskipun sudah ada desain mengenai keselamatan jalan.2. Terdapat perbedaan kebutuhan RAB dari perhitungan sendiri dibandingkan dengan
RAB dari kontraktor. Hal ini disebabkan oleh empat hal: penambahan item pekerjaan baru yaitu patok pengarah dan rambu chevron, perubahan volume berdasarkan perhitungan ulang, perbedaan harga satuan barang, dan juga pada item pekerjaan keselamatan jalan pada masa konstruksi kontraktor menggunakan satuan lumpsum, sehingga perhitungan cenderung tidak detail.
3. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa, pola pikir pekerja konstruksi yang masih mengutamakan progress fisik daripada faktor keselamatan jalan. Sehingga faktor keselamatan jalan sering diabaikan.
4. Peran pihak terkait seperti Kepolisian dan Dinas Perhubungan dimana bisa membantu dalam hal keselamatan jalan, terlihat tidak maksimal dalam pelaksanaan di lapangan
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
5. Kementerian PU sebagai salah satu stakeholder pekerjaan jalan harus selalu memberikan sosialisasi mengenai pentingnya keselamatan jalan pada pekerjaan jalan. selain itu kontraktor seharusnya membuat evaluasi keselamatan pekerjaan jalan dan memberkan pengertian kepada pekerja mengenai pentingnya keselamatan jalan.
6. Perlu adanya peraturan yang mengikat dari pemerintah agar pekerja konstruksi wajib melaksanakan ketentuan - ketentuan keselamatan jalan.
Daftar Pustaka
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (2004) Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, Jakarta.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (2014) Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Lalu Lintas, Jakarta.
Anonim (2011) Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011 – 2035, Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Bina Marga (2012)Panduan Teknis Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum
Directorate General for Transport, European Commision(1998)Roadwork Zone Safety Practical Handbook, Yunani: National Technical University of Athena.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Oglesby, C.H. and Hicks, R.G. (1988) Teknik Jalan Raya, Edisi IV Jilid 1, Jakarta: Bharata.
Warpani, S.P. (2001) Rekayasa Lalu Lintas,Jakarta: Bharata.