fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/t011.docx · web viewfakultas teknik...

15
The 18 th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015 ANALISA PEMILIHAN RUTE PERJALANAN JL. Prof. DR. Hamka (BASKO) – Jl. Raya Siteba (SITEBA) PADANG ( TEKNIK STATED PREFERENCE ) Rahmi Mardian [1310015311020], Mahasiswa, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta [email protected] Maret 2015 Abstrak Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Padang khususnya pada rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik masyarakat yang beraktivitas dari atau menuju Jalan Prof. DR. Hamka dan kawasan sekitar Jalan Raya Siteba serta menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan kepada 46 responden yang memenuhi syarat (valid) melalui kuisioner. Karakteristik yang diperoleh diantaranya: maksud perjalanan hampir seluruhnya untuk bekerja; sebagian besar pengguna ketiga rute adalah responden yang memiliki pengeluaran pada kisaran Rp. 4.000.000,- dan Rp. 5.000.000,- setiap bulannya; sebagian besar perjalanan yang dilakukan berasal dari Jalan Raya Siteba atau menuju Jalan. Prof. DR. Hamka; sebagian besar pengguna rute 2 mengemukakan alasan kebiasaan sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan sedangkan untuk rute 1 dan rute 3 sebagian besar mengemukakan alasan kelancaran sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan. Hasil regresi Multinomial menunjukkan bahwa variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan pilihan rute perjalanan yang dipilih oleh responden. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute perjalanan. Kata Kunci: Pemilihan Rute, Keandalan Waktu Perjalanan, Keandalan Biaya Perjalanan, Logit Multinomial

Upload: dangdung

Post on 15-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

ANALISA PEMILIHAN RUTE PERJALANAN JL. Prof. DR. Hamka (BASKO) – Jl. Raya Siteba (SITEBA)

PADANG( TEKNIK STATED PREFERENCE )

Rahmi Mardian [1310015311020], Mahasiswa, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Bung [email protected]

Maret 2015

Abstrak

Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Padang khususnya pada rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik masyarakat yang beraktivitas dari atau menuju Jalan Prof. DR. Hamka dan kawasan sekitar Jalan Raya Siteba serta menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan kepada 46 responden yang memenuhi syarat (valid) melalui kuisioner. Karakteristik yang diperoleh diantaranya: maksud perjalanan hampir seluruhnya untuk bekerja; sebagian besar pengguna ketiga rute adalah responden yang memiliki pengeluaran pada kisaran Rp. 4.000.000,- dan Rp. 5.000.000,- setiap bulannya; sebagian besar perjalanan yang dilakukan berasal dari Jalan Raya Siteba atau menuju Jalan. Prof. DR. Hamka; sebagian besar pengguna rute 2 mengemukakan alasan kebiasaan sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan sedangkan untuk rute 1 dan rute 3 sebagian besar mengemukakan alasan kelancaran sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan. Hasil regresi Multinomial menunjukkan bahwa variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan pilihan rute perjalanan yang dipilih oleh responden. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute perjalanan.

Kata Kunci: Pemilihan Rute, Keandalan Waktu Perjalanan, Keandalan Biaya Perjalanan, Logit Multinomial

Page 2: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

1. Pendahuluan

1.1 Latar BelakangKota Padang sebagai ibukota propinsi Sumatera Barat memiliki perkembangan

yang pesat dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya. Hal ini ditandai dengan aktivitas penduduk yang relatif tinggi seiring dengan kegiatan perjalanannya. Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Padang salah satu khususnya pada rute perjalanan Jalan. Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Banyak titik kemacetan yang terjadi pada rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba di kota Padang, perjalanan yang melalui pusat kota. Ketidakseimbangan jaringan jalan juga terjadi, dimana kapasitas rute perjalanan yang melalui pusat kota lebih besar dari pada rute yang jauh dari pusat kota (melalui jalan By-Pass).

Kemacetan lalu lintas akan selalu mengakibatkan dampak negatif, baik terhadap pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu juga akan menimbulkan kerugian berupa kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya operasi kenderaan karena seringnya kendaraan berhenti. Selain itu timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan berupa peningkatan polusi udara serta peningkatan gangguan suara kenderaan (kebisingan). Persoalan-persoalan yang terkait ternyata sangat banyak, seperti disiplin lalu lintas, penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dan lain sebagainya, sehingga persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas (Frazila, 1998).

Berdasarkan latar belakang inilah penulis ingin mengangkat masalah ini kedalam suatu penelitian. Oleh karena itu, perencanaan rute transportasi sangatlah penting untuk mencapai standar kualitas pelayanan angkutan umum, maka dengan adanya pelayanan transportasi angkutan umum antar Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba akan terciptanya standar pelayanan; seperti speed, convinent, safety, mobility, reliable dan cheap.

1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis karakteristik masyarakat di kota Padang yang beraktivitas dari atau menuju Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba.

2. Menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut.

Adapun rencana kerja dari penelitian ini diantaranya:

a) Mencari dan Mengumpulkan Bahan-bahan Literatur Dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan

literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam pengolahan data maupun dalam melakukan analisa, serta hasil-hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian itu sendiri.

Page 3: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

b) Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini didapat melalui survei awal dan melalui penyebaran

angket isian (questionare). Dalam perancangan survei awal, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup:

1. Penentuan metode survei untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam penelitian, yang diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh responden.

2. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik Stated Preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi exisiting dari pilihan rute untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan (baik peningkatan maupun pengurangan) ataupun tidak ada perubahan pada tiap atribut yang ada.

Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner pada survei penelitian. Data ini didapat melalui 2 cara, yaitu:

1. Pembagian kuisioner pada responden (pengguna rute perjalanan) dimana setiap responden secara langsung mengisi kuisioner.

2. Wawancara langsung kepada pengguna rute perjalanan yang dilakukan oleh surveyor dimana yang mengisi kuisioner adalah surveyor. Teknik penyebaran atau pembagian kuisioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung pengguna rute perjalanan tersebut.

c) Kompilasi dan Pengolahan Data Pengumpulan data atau survei dilakukan hanya pada tempat yang biasanya

menjadi asal dan tujuan responden, seperti: pusat-pusat perbelanjaan, sekolah, perkantoran dan perumahan. Waktu pengamatan diambil pada bulan April – Mei 2015, dimana setiap hari merupakan hari yang sibuk digunakan oleh pengguna rute perjalanan. Pada hasil survei diperoleh 2 data, yaitu: data sosial ekonomi dan data stated preference untuk pengguna rute jaringan jalan. Untuk data stated preference dilakukan pengolahan data agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses analisa, dimana analisa data kualitatif hasil survei dilapangan yang disajikan dalam skala semantic selanjutnya ditransformasikan kedalam skala numeric dengan menggunakan model Multinomial Logit.

d) Validasi Dengan Uji Statistik Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan

terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam mengestimasi utilitas pemilihan rute perjalanan. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan perilaku. Analisa dari validasi model digunakan uji statistik dengan bantuan SPSS.

e) Uji Sensitivitas Sensitivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas

pilihan salah satu rute perjalanan seandainya dilakukan perubahan nilai atributnya secara perlahan-lahan (gradual). Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yaitu:

Biaya perjalanan dikurang atau ditambah. Waktu tempuh perjalanan dikurang atau ditambah.

Page 4: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Dalam penelitian ini, atribut biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan hanya mengalami penambahan didalam perubahan atribut.

f) Kesimpulan dan Saran

Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2002). Ada beberapa tingkat keandalan (reliability) yang bisa dipakai diantaranya 80%, 90%, 95%, dan 100% (Gaspersz, 1991).

Stated Preference Stated Preference (SP) merupakan sebuah pendekatan eksperimen kontrol

sistem transportasi yang dibuat dengan mengadakan hipotesis situasi perjalanan, yang mengacu pada pendekatan dengan menggunakan pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif. Teknik SP menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik SP mengacu pada suatu pendekatan yang menyatakan suatu pendekatan yang menggunakan pernyataan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi yang berbeda atau berubah (Ortuzar dan Willumsen, 2001).

Kemampuan penggunaan stated preference terletak pada kebebasan membuat desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi keperluan penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk memastikan bahwa respon yang diberikan cukup realistis. Untuk membangun keseimbangan dalam penggunaan stated preference, dibuat tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi atribut kunci dari setiap alternatif dan buat ‘paket’ yang mengandung pilihan, seluruh atribut penting harus direpresentasikan dan pilihan harus dapat diterima dan realistis.

2. Cara di dalam memilih akan disampaikan kepada responden dan responden diperkenankan untuk mengekspresikan apa yang lebih disukainya. Bentuk penyampaian alternatif harus mudah dimengerti, dalam konteks pengalaman responden dan dibatasi.

3. Strategi sampel harus dilakukan untuk menjamin perolehan data yang representatif.

Untuk membuat alternatif hipotesa yang akan disampaikan kepada responden, pengguna stated preference disarankan menggunakan desain eksperimen. Desain eksperimen harus memastikan bahwa kombinasi atribut yang disampaikan kepada responden bervariasi tetapi tidak terkait satu dengan yang lainnya. Tujuannya agar hasil dari efek setiap level atribut atas berbagai tanggapan lebih mudah dipisahkan.

Page 5: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Desain pilihan dan penyampaiannya harus berisi tiga tahap, yaitu: 1. Penyeleksian level atribut dan kombinasi susunan setiap alternatif. 2. Desain eksperimen apa yang akan disampaikan mengenai alternatif

(presentation of alternative). 3. Persyaratan responden yang akan didapatkan dari jawaban responden

(specification of responses).

2. Data dan Quesioner2.1 Waktu dan Biaya Perjalanan Minimum

Adapun waktu dan biaya perjalanan minimum untuk kondisi saat ini (existing) pada pilihan rute yang diteliti, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi biaya perjalanan minimum dan waktu perjalanan minimum rute perjalanan

No. AttributPilihan Rute Perjalanan

Rute 1 Rute 2 Rute 3 Rute 4

1.Biaya Perjalanan Minimum ( Cost)

Rp 4.000 Rp 4.000 Rp 5.000 Rp 4.000

2.Waktu Tempuh Perjalanan Minimum ( Time )

8 Menit 9 Menit 15 Menit 7 Menit

Angka variable cost dan variable time seperti yang dijelaskan pada tabel diatas didapat dari hasil survei pada jam-jam puncak lalu lintas dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil).

Berikut ini penjelasan untuk masing-masing atribut: 1. Biaya Perjalanan Minimum

Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam satuan rupiah untuk setiap orang, yang terdiri dari biaya bahan bakar minyak (BBM), dan biaya toll (untuk rute 3 saja) yang mana dalam hal ini yang kita ambil adalah biaya minimum. Jumlah biaya tersebut ditetapkan dari kesimpulan para pengguna jalan yang diwawancara sebelum perancangan desain kuisioner. Notasi parameter atribut: COST

2. Waktu Tempuh Perjalanan Minimum Waktu yang dibutuhkan selama perjalanan dari daerah asal ke daerah

tujuan, yang mana dalam hal ini yang diambil adalah waktu minimum. Jumlah waktu tersebut ditetapkan dari kesimpulan para pengguna jalan yang diwawancara sebelum perancangan desain kuisioner. Notasi parameter atribut: TIME

2.2 Rute Perjalanan Yang Diteliti

Adapun rute yang dikaji pada penelitian ini adalah rute yang berawal dari Simpang Pos Padang Bulan (daerah Jamin Ginting Km 7 sebelum masuk ke Ring Road) menuju daerah Belawan maupun sebaliknya, yaitu:

Page 6: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Rute 1 Jalan Prof.DR.Hamka - Jalan S.Parman – Jalan Khatib Sulaiman - Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 3,1 km.

Rute 2 Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan S.Parman – Jalan Gajah Mada – Jalan Raya Nanggalo – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 3,2 km.

Page 7: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Rute 3 Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan Tanjung Berok – Jalan Berok Raya – Jalan Pala 1 – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 35 km.

Rute 4 Jalan Prof. DR. Hamka – Simpang Tungul Hitam – Jalan Garuda – Jalan Tanjung Berok – Jalan Pala 1 – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 2,7 km.

2.3 Hasil dan PembahasanJumlah responden dalam penelitian Multinomial Logit ini ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2002):

N = (Z/e)2 (p) (1-p) (1)

dengan N = Ukuran sampel, Z = Standar score untuk α yang dipilih, e = Sampling error, p = Proporsi populasi yang diteliti; jika tidak dapat

memperkirakan proporsi populasi maka diasumsikan p= 0,5 Sedangkan nilai Z didapat dari rumus sebagai berikut (USU, 2004):

Zc = Z(0,5-α/2) (2)

Page 8: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

dengan α = Probabilitas kesalahan (USU, 2004) Untuk menentukan nilai α maka terlebih dahulu harus ditentukan tingkat keandalannya, dan perhitungan nilai α ini dapat digambarkan dalam rumus sebagai berikut (USU, 2004):

Koefisien Kepercayaan = 1 – α (3) α = 1 – Koefisien Kepercayaan (4)

Dalam penelitian ini, penulis memilih tingkat keandalannya (reliability) sebesar 95%. Nilai sampling error yang digunakan ataupun probabilitas kesalahan adalah sebesar 5% atau 0,05.

Maka didapat nilai Z sebagai berikut:

Zc= Z(0,5-0,05/2) Zc= Z(0,5-0,025) Zc= Z(0,475) Zc= 9,319

Dimana, nilai Z tersebut dilihat pada tabel Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke Z (Spiegel, 1961) dikutip oleh Sudjana (2002). Perhitungan jumlah sampel:

N= (9,319/0,1)2 (0,5) (1-0,5) N= (93,19)2 (0,25) N= 46,59 ≈ 46

Maka, jumlah responden dalam pengisian kuisioner adalah sebesar 46 orang.

Grafik 1 Distribusi jumlah responden pengguna rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba

Berdasarkan asal dan tujuan perjalanan yang dilakukan terlihat bahwa karakteristik perjalanan pengguna ketiga rute perjalanan, sebagian besar melakukan perjalanan dari Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba yaitu sebanyak 150 orang atau 31,91%.

31.91

28.72

25.5313.82

Rute 1Rute 2Rute 4Rute 3

Karena terdapat 4 pilihan rute, maka dipilih analisis menggunakan Logit Multinomial dengan bantuan SPSS. Dengan 46 responden dan total terdapat 184 pilihan data yang diberikan, maka hasil perhitungan SPSS menunjukkan hasil sebagai berikut:

Page 9: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Tabel 2 Model Fitting Information

Model Fitting Information

Model

Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests

AIC BIC-2 Log

Likelihood Chi-Square df Sig.Intercept Only 17.090 15.249 11.090Final 18.000 12.477 .000 11.090 6 .086

Dari tabel 2 dijelaskan bahwa korelasi antara dependent dan independent variable memberikan signifikansi yang besar (angka signifikansi yang ditunjukkan adalah 0,086).

Tabel 3 Likelihood Ratio Tests

Likelihood Ratio Tests

Effect

Model Fitting Criteria Likelihood Ratio TestsAIC of

Reduced Model

BIC of Reduced

Model

-2 Log Likelihood of

Reduced Model Chi-Square df Sig.Intercept 12.000 8.318 .000(a) . 3 .biaya_prjlanan 12.000 8.318 .000(a) . 3 .waktu_tempuh 18.592 14.909 6.592 6.592 3 .086

Dari tabel 3 dijelaskan bahwa variabel waktu tempuh dan biaya perjalanan secara signifikan memberikan perubahan pengambilan rute pada skenario yang telah disebutkan diatas.

Tabel 4 Parameter Estimates

Parameter Estimates

trip(a) BStd. Error Wald df Sig. Exp(B)

95% Confidence Interval for Exp(B)

Lower Bound

Upper Bound Lower Bound

Upper Bound

Lower Bound

Upper Bound

Lower Bound

Upper Bound

120 Intercept -465.920 29340.475 .000 1 .987

biaya_prjlanan .170 9.163 .000 1 .985 1.185 1.88E-008

74706686.780

waktu_tempuh -26.682 1123.245 .001 1 .981 2.58E-

012 .000 .(b)

135 Intercept 601.369 23812.885 .001 1 .980

biaya_prjlanan -.204 7.962 .001 1 .980 .816 1.36E-007

4884865.327

waktu_tempuh 26.682 1123.245 .001 1 .981 38720470

8195.418 .000 .(b)

150 Intercept 135.260 13817.524 .000 1 .992

biaya_prjlanan -.030 3.335 .000 1 .993 .970 .001 668.783

waktu_tempuh .000 .000 . 1 . 1.000 1.000 1.000

Dari tabel 4 dijelaskan bahwa variabel umur tidak menjadi suatu variabel yang signifikan saat pelaku perjalanan membuat keputusan kepindahan rute dari rute 1 ke rute 2 maupun ke rute 3 dan sebaliknya.

Page 10: fstpt.unila.ac.idfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T011.docx · Web viewFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Rahmi.mardian@ymail.com Maret 2015

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

3. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan

1. Variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan pilihan rute yang dipilih oleh responden.

2. Kelancaran arus lalu lintas menjadi kebutuhan yang begitu penting untuk beraktivitas bagi pengguna rute Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan Raya Siteba.

3. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute, dimana rute 1, 2, 4 masih dianggap lancar tetapi rute ini memiliki tingkat kemacetan yang tinggi pada jam-jam puncak yaitu pada Simpang Tinju ( Jalan. Gajah Mada ) dan Simpang Tunggul Hitam dari pada rute 3, padahal rute 3 memiliki tingkat kelancaran yang lebih baik dari rute 1,2,4.

3.2 Saran 1. Sarana dan prasarana jalan harus diperbaiki agar biaya operasional kendaran

tidak menjadi faktor yang menghalangi pengguna rute untuk mengganti pilihan rutenya, dimana ini akan memunculkan kemungkinan kemacetan pada salah satu rute perjalanan (ketidakseimbangan volume lalu lintas).

2. Kebijakan pemerintah dalam hal manajemen transportasi perkotaan perlu ditinjau kembali dalam rangka mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, JakartaFrazila, R.B., (1998), Tinjauan Perilaku Pemilihan Rute Pada Jaringan Jalan Perkotaan, Simposium FSTP, Bandung Gaspersz, V., (1991), Teknik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survei, Tarsito, Bandung Ortuzar, J.d.D dan Willumsen, L.G., (2001), Modelling Transport Third Edition, John Wiley & Sons, Chicester Sudjana., (2002), Metoda Statistika, Tarsito Bandung Tamin, O.Z., (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung USU., (2004), Bahan Ajar: Biostatistika II, USU, Medan