bab 2 tinjauan pustaka reklamasi pantura

11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang Banjir merupakan salah satu polemik yang dialami DKI Jakarta sejak dulu. Salah satu penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta yaitu terdapat di muara-muara sungai. Selain itu, dataran Jakarta yang sangat luas dan landai merupakan faktor geologi yang menyebabkan banjir tersebut. Dataran ini semakin lama bertambah lebar dan landai sehingga pencurahan sungai ke laut semakin lama dan sulit. Oleh karena itu, muara- muara ini harus dikeruk. Dalam tulisan-tulisan Ir H van Breen, 80 tahun yang lalu pun ditetapkan persyaratan ini. Namun, hingga kini tidak banyak pengerukan yang dilakukan. Dalam tulisannya, Van Breen, walikota Batavia sejak tahun 1916 ini juga menambahkan agar tanah kerukan itu tidak dibuang ke mana- mana melainkan ke tempat-tempat rendah di kota Jakarta sehingga ketinggian rata-rata dataran Jakarta ini menjadi lebih tinggi. Pada tahun 1920-an, Van Breen melakukan studi dan mengidentifikasi bahwa Teluk Jakarta menjadi curahan banjir kiriman, wujud-wujud permukaan lembah Jakarta yang sangat landai, dan banyak tanggul alamiah yang membuat air dan hujan setempat tidak cepat mengalir ke muara-muara laut dangkal di sepanjang pantai Teluk Jakarta. Hal ini menyebabkan gelombang dan pasang dengan mudah memasuki kawasan pantai dan meningkatkan wilayah-wilayah genangan. Dalam 80 setelah studi

Upload: cheni-dian-anggreni

Post on 31-Jul-2015

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang

Banjir merupakan salah satu polemik yang dialami DKI Jakarta sejak dulu. Salah satu

penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta yaitu terdapat di muara-muara sungai. Selain itu,

dataran Jakarta yang sangat luas dan landai merupakan faktor geologi yang menyebabkan

banjir tersebut. Dataran ini semakin lama bertambah lebar dan landai sehingga pencurahan

sungai ke laut semakin lama dan sulit. Oleh karena itu, muara-muara ini harus dikeruk.

Dalam tulisan-tulisan Ir H van Breen, 80 tahun yang lalu pun ditetapkan persyaratan ini.

Namun, hingga kini tidak banyak pengerukan yang dilakukan. Dalam tulisannya, Van Breen,

walikota Batavia sejak tahun 1916 ini juga menambahkan agar tanah kerukan itu tidak

dibuang ke mana-mana melainkan ke tempat-tempat rendah di kota Jakarta sehingga

ketinggian rata-rata dataran Jakarta ini menjadi lebih tinggi.

Pada tahun 1920-an, Van Breen melakukan studi dan mengidentifikasi bahwa Teluk

Jakarta menjadi curahan banjir kiriman, wujud-wujud permukaan lembah Jakarta yang sangat

landai, dan banyak tanggul alamiah yang membuat air dan hujan setempat tidak cepat

mengalir ke muara-muara laut dangkal di sepanjang pantai Teluk Jakarta. Hal ini

menyebabkan gelombang dan pasang dengan mudah memasuki kawasan pantai dan

meningkatkan wilayah-wilayah genangan. Dalam 80 setelah studi tersebut, saran ini tidak

pernah ditindaklanjuti. Van Blommestein pada tahun 1950-an menambahkan bahwa pantai

sebaiknya diberi perlindungan tanggul. Baik pengerukan maupun tanggul memerlukan biaya

yang relatif mahal. Jarang sekali konstruksi semacam ini dibayar dari public funds atau

anggaran belanja. Oleh karena itu orang selalu mencoba mengaitkannya dengan proyek

komersial. Dalam hal ini yaitu reklamasi di Pantai Utara Jakarta.

2.2 Perkembangan Reklamasi di Indonesia

Reklamasi adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai.

Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang

rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut biasanya

dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan

udara, perkotaan, pertanian, serta objek wisata. Di Indonesia sendiri

Page 2: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

Gambar 2. Reklamasi Pantai di Kawasan Teluk Manado

Sumber : http://fotokita.net

Gambar 2. Reklamasi Pantai di Kawasan Teluk Manado

Sumber : http://fotokita.net

Page 3: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

Gambar 2. Reklamasi Pantai di Mamuju, Sulawesi Barat

Sumber : http://fotokita.net

Gambar 2. Reklamasi di Bandar Lampung oleh PT. BBS

Sumber : http://bulletin.penataanruang.net

Page 4: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

Gambar 2 Reklamasi Pantai di Muara Baru Jakarta

Sumber : http://fotokita.net

2.3 Rencana Pemerintah DKI Jakarta pada Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Menindaklanjuti Keppres Nomor 52 Tahun 1995 yang memberikan kewenangan dan

tanggung jawab kepada Gubernur DKI Jakarta untuk menyelenggarakan reklamasi kawasan

Pantura Jakarta, maka dikeluarkan Perda DKI No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan

Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta. Kawasan Pantura Jakarta yang

terletak di Kotamadya Jakarta Utara, direncanakan sebagian merupakan kawasan hasil

reklamasi dan sebagian lagi merupakan kawasan daratan pantai lama. Areal hasil reklamasi

meliputi bagian perairan laut yang diukur dari garis pantai utara Jakarta secara tegak lurus ke

arah laut, sehingga mencakup garis yang menghubungkan titik-titik terluar dengan kedalaman

laut – 8.00 m. Panjang garis pantai Utara Jakarta adalah ± 32 km, meliputi garis pantai yang

berbatasan dengan Pantai Utara Tangerang di bagian Barat hingga perbatasan Pantai Utara

Bekasi di Bagian Timur.

Kebijakan reklamasi kawasan Pantura Jakarta ditunjukan untuk mewujudkan lahan

hasil reklamasi seluas 2700 ha yang akan dilaksanakan secara terpadu dengan penataan

kembali daratan pantai lama seluas 2500 ha melalui program revitalisasi untuk meningkatkan

kualitas fungsional, visual maupun lingkungannya dan biaya dari dana pembangunan fisik

reklamasi, baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung.

Sebagian besar wilayah Pantura berada di bawah permukaan laut, sehingga banjir dan

rob menjadi masalah yang rutin terjadi di daerah terebut. Kawasan Pantura menjadi kawasan

yang tertinggal dan tidak tersentuh oleh pembangunan infrastruktur yang memadai. Selain

Page 5: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

itu, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi menjadikan Jakarta sebagai pusat bagi para

pelaku bisnis maupun para pendatang, Pantura merupakan kawasan andalan DKI Jakarta

dalam rangka membangun Jakarta sebagai Service City (Keppres Nomor 17 Tahun 1994).

Namun, masalah yang dihadapi adalah terbatasnya lahan yang tersedia. Dari berbagai

pertimbangan tersebut, maka diperlukan reklamasi di kawasan Pantura, Jakarta.

Gambar 2. Peta Kawasan Pantura, Jakarta

Sumber :

Page 6: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

Gambar 2. Peta Pantura Sebelum Reklamasi (kiri) dan Setelah Reklamasi (kanan)

Sumber :

2.3.1 Prinsip Pelaksanaan Reklamasi

Adapun prinsip pelaksanaan reklamasi di Pantura berdasarkan Kebijakan dn Rencana

Pengembangan Wilayah Pantura, Jakarta oleh Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta adalah

sebagai berikut :

a. Dilaksanakan secara bertahap (jangka panjang)

b. Dilakukan dengan pendekatan Sistem Pulau Reklamasi

c. Penentuan bentuk Pulau Reklamasi, lebar kanal lateral dan vertikalditentukan berdasarkan

Matematik Hidrodinamika

d. Bahan urugan sebagian besar diambil dari laut

e. Setia kegiatan harus didukung studi Amdal

f. Subsidi silang untuk merevitalisasi daratan pantai

Pembagian sub kawasan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Bagian barat :

b. Bagian tengah :

c. Bagian timur :

Page 7: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

Gambar 2. Pembagian Sub Kawasan : 1. Kawasan Barat (kiri), 2. Kawasan Tengah (tengah),

3. Kawasan Timur (kanan)

2.3.2 Manfaat Pengembangan Reklamasi Pantura

Menurut Kepala Bappeda DKI Jakarta, manfaat pengembangan reklamasi di Pantura

antara lain sebagai berikut :

a. Mereduksi banjir

b. Alternatif supply air baku dengan memanfaatkan kawasan retensi sebagai tempat

cadangan air permukaan

c. Menghambat intrusi air laut dan abrasi dengan menggunakan sistem storage dan

recovery yang menghasilkan tekanan air tawar yang meningkat sehingga

mengurangi intrusi air laut

d. Peningkatan Luas RTH (mangrove)

e. Meningkatan kualitas lingkungan permukiman

f. Pengembangan kawasan pelabuhan

g. Penyediaan Pantai Publik

Sedikitnya tempat-tempat hiburan dengan biaya murah merupakan salah satu

masalah di Jakarta. Salah satu tempat hiburan bertarif murah di Indonesia adalah

di pantai, namun sayangnya banyak perumahan dan industri yang berada di bibir

pantai Pantura. Hal ini mengakibatkan warga kesulitan mencari hiburan di tepi

pantai. Dengan adanya kawasan reklamasi ini diharapkan perencanaan terhadap

keberadaan pantai untuk kepentingan publik bisa langsung dialokasikan sehingga

lebih banyak daerah pantai yang bisa menjadi terbuka untuk umum.

Page 8: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

2.4 Landasan Hukum Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Konsep reklamasi Pantura telah melalui proses perencanaan yang panjang. Hal ini

ditandai dengan terbitnya landasan hukum sebagai berikut, diantaranya :

1. Keppres No.17 Tahun 1994 tentang Repelita VI

2. Keppres No.52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Terdapat pada :

Pasal 10 ayat 1:

Perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan Reklamasi Pantura dilakukan sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari penataan Kawasan Pantura.

Pasal 11 ayat1:

Penyelenggaraan Reklamasi Pantura wajib memperhatikan

kepentingan lingkungan, kepentingan pelabuhan, kepentingan kawasan berhutan bakau,

kepentingan nelayan dan fungsi-fungsi lain yang ada di kawasan Pantura

3. Kepmeneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas

No.KEP.920/KET/10/1997 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Pantai Utara

Jakarta

4. Perda No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang

Kawasan Pantura Jakarta

Bahwa Penyelenggaraan Reklamasi di Pantura :

a. Harus menjamin terpeliharanya ekosistem dan kelestarian kawasan hutan

lindung,hutan bakau,cagar alam dan biota laut.

b. Harus menjamin pemanfaatan pantai untuk kepentingan umum.

c. Kepentingan perikehidupan nelayan

d. Kelestrian bangunan dan lingkungan bersejarah.

e. Kepentingan dan terselenggaranya kegiatan pertahanan keamanan Negara.

f. Terselenggaranya pengembangan tata air dan tata pengairan secara terpadu.

g. Harus menjamin :

1) Peningkatan fungsi Pelabuhan Tanjung Priok

2) Pengembangan areal pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya untuk pusat wisata,

pusat perdagangan/jasa serta pelayaran rakyat secara terbatas.

h. Asas penyelenggaraan reklamasi dan penataan ruang Kawasan Pantura Jakarta sesuai

dengan pasal 2 yaitu :

1) Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu,berdaya guna dan

berhasil guna,serasi,selaras,seimbang dan berkelanjutan.

Page 9: BAB 2 Tinjauan Pustaka Reklamasi Pantura

2) Keterbukaan,persamaan,keadilan dan perlindungan hukum.

5. Perda No.6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta

6. SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 1090 Tahun 1996 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Badan Pengendali Reklamasi Pantura Jakarta

7. SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 220 Tahun 1998 tentang Organisasi Dan Tata

KerjaBadan Pelaksana ReklamasiPanturaJakarta (jo.SK.Gub.No.972Tahun 1995)

8. SK. Gubenur KDKI Jakarta No. 138 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyelenggaraan

Reklamasi Pantai Utara Jakarta