laporan reklamasi

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 STATUS PERIJINAN 1.1.1 Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Reklamasi A Alamat lengkap : Jl. Sutomo No. 34 RT.15, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito, Provinsi Kalimantan Tengah. Telp 021-66770 Penanggung jawab perusahaan: Bambang Supri, S.PdI, MM, M.Si Alamat penanggung jawab : Jl. Anggrek Kotak Blok I No.18, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur. Telp 0351-456320; No HP 081367883490 Lokasi Kegiatan - Kecamatan : Lahei - Kabupaten : Barito - Provinsi : Kalimantan Tengah 1.1.2 Uraian Rencana Kegiatan 1

Upload: ivan-darmawan

Post on 23-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Reklamasi (Rencana Dokumen Reklamasi)

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Reklamasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 STATUS PERIJINAN

1.1.1 Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Reklamasi A

Alamat lengkap : Jl. Sutomo No. 34 RT.15, Kecamatan

Lahei, Kabupaten Barito, Provinsi

Kalimantan Tengah. Telp 021-66770

Penanggung jawab perusahaan: Bambang Supri, S.PdI, MM, M.Si

Alamat penanggung jawab : Jl. Anggrek Kotak Blok I No.18,

Kecamatan Taman, Kota Madiun,

Provinsi Jawa Timur. Telp 0351-456320;

No HP 081367883490

Lokasi Kegiatan

- Kecamatan : Lahei

- Kabupaten : Barito

- Provinsi : Kalimantan Tengah

1.1.2 Uraian Rencana Kegiatan

Ruang lingkup rencana kegiatan yang dikaji pada studi ini adalah

kegitan penambangan batubara, pembangunan jalan produksi, pembangunan

lokasi tempat pengolahan serta pembangkit listrik.

Mengacu pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang

Izin Lingkungan, maka Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang

disusun oleh pemrakarsa merupakan bagian dari studi kelayakan, yang

hasilnya digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah.

Berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Tahap Eksplorasi PT. Reklamasi

1

Page 2: Laporan Reklamasi

A berdasarkan SK Bupati Barito Utara Nomor 188.45/580.a/2006 tentang

pemberian Kuasa Pertambangan Eksplorasi, tertanggal 26 Juni 2006, termasuk

dalam wilayah Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Propinsi

Kalimantan Tengah dengan total wilayah seluas 5.145 Ha.

Kriteria jenis kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai

dampak lingkungan hidup merujuk pada Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha

dan/ atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup, yaitu pada lampiran I, Butir K., bidang energy dan

sumber daya mineral, wajib melaksanakan AMDAL. Penyusunan Laporan

Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ini

dimaksudkan untuk memberi gambaran lingkup kajian dampak lingkungan

hidup yang akan dilakukan, yang meliputi Diskripsi Kegiatan, Rona

Lingkungan Hidup, Metode Studi, Identifikasi Dampak Potensial dan

Evaluasi Dampak Potensial. Format penyusunan Laporan Kerangka Acuan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ini merujuk pada Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan

AMDAL.

1.2 PERSETUJUAN AMDAL

Studi kelayakan teknik, ekonomi, dan lingkungan telah dilakukan.Studi

kelayakan teknik dan ekonomi dikenal sebagai dokumen studi kelayakan,

sedangkan studi kelayakan lingkungan dikenal sebagai AMDAL.Berdasarkan

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun

2008, kewenangan penilaian Kerangka Acuan ini dilakukan oleh Komisi

Penilai AMDAL Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah.

1.3 LOKASI DAN KESAMPAIAN WILAYAH

1.3.1 Lokasi

Rencana IUP Operasi Produksi PT. Reklamasi A ini terletak di wilayah

Desa Hurung Enep, Muara Bakah, Juju Baru dan Luwe Hilir, Kecamatan Lahei,

Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

2

Page 3: Laporan Reklamasi

Gambar. 1.1

Lokasi IUP PT. Reklamasi A

Gambar. 1.2

Peta Kalimantan Tengah

1.3.2 Kesampaian Lokasi

Lokasi daerah penyelidikan dapat dicapai dengan kendaraan beroda empat

dan roda dua, melalui rute sebagai berikut.

Palangkaraya – Barito Utara jalan darat ± 128 kilometer.

Kota Barito Utara menuju Lokasi ± 10 kilometer.

3

Page 4: Laporan Reklamasi

1.4 TATA GUNA LAHAN SEBELUM DITAMBANG

Pada awalnya morfologi wilayah IUP PT. Reklamasi A merupakan dataran

yang diperkirakan sekitar 25%, terutama terdapat di sepanjang lembah sungai

Lahei dan sungai Inu beserta anak-anak sungainya. Terletak di bagian tengah

memanjang dari timur laut ke bagian barat daya daerah penyelidikan.

Morfologi perbukitan bergelombang sedang, menempati areal sekitar 60%,

terletak di bagian selatan, memanjang dari barat daya ke bagian timur laut daerah

penyelidikan. Satuan morfologi ini mempunyai ketinggian antara 40-60 mdpl.

Kemiringan lereng bervariasi dari landai hingga sedang. Sisanya yang 15%

merupakan morfologi perbukitan bergelombang curam. Terutama di bagian

selatan, utara, dan barat laut, memanjang dari barat ke timur. Secara gradual

bertambah tinggi yang membentuk morfologi perbukitan bergelombang curam

menempati ketinggian antara 50-110 m diukur dari permukaan air laut.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Barito Utara tahun 2003, dan informasi dari

Dinas Kehutanan dan Perkebunan kondisi rona awal, areal IUP PT. Reklamasi A

menempati kawasan yang diperuntukan bagi kawasan Hutan Pengembangan

Produksi (HPP). Kondisi rona awal didominasi semak belukar, ladang milik

masyarakat Desa Hurung Enep, Muara Bakah, Juju Baru, dan Luwe Hilir dan

sebagian kecil lainnya merupakan perkebunan, hutan rawa, dan daerah

pemukiman.

Dari data rona lingkungan awal diperoleh data bahwa di lokasi

pertambangan terdapat sejumlah 55 jenis vegetasi hutan yang merupakan anggota

dari 43 marga dan 20 famili, termasuk diantaranya jenis semak belukar, tumbuhan

bawah, dan tumbuhan budidaya.

Tabel 1.1

Jenis Flora yang Ditemukan di Areal Pertambangan

No Nama Daerah Nama Botanis Famili

1 Tarantang Campnosperma auriculata Anacardiaceae

2 Rengas Gluta rengas Anacardiaceae

3 Mangga Mangifera indica Anacardiaceae

4 Kayu Asam Mangifera macrocarpa Anacardiaceae

5 Jingah Swintonia sp. Anacardiaceae

4

Page 5: Laporan Reklamasi

6 Kuwini Mangifera odorata Anacardiaceae

7 Mahawai Mezzetia parviflora Annonaceae

8 Banitan Polyathia rumphii Annonaceae

9 Jangkang Xylopia sp. Annonaceae

10 Durian Durio sp. Bombacaceae

11 Langsat hutan Dacryodes rugosa Burseraceae

12 Binturung Santiria tomentosa Burseraceae

13 Keranji Dialium dewittei Caesalpinoideae

14 Kempas Koompassia exelsa Caesalpinoideae

15 Kesindur/Sindur Sindora bruggemanii Caesalpinoideae

16 Kerinyuh Eupatorium odoratum Compositae

17 Kajamihing Dillenia exelca Dilleniceae

18 Keruing daun besar Dipterocarpus borneensis Dipterocarpaceae

19 Kapur Dipterocarpus cornutus Dipterocarpaceae

20 Merkunyit/Meranti

Putih

Dryobalanops abnormis Dipterocarpaceae

21 Damar buah/Meranti

Kuning

Shorea assamica Dipterocarpaceae

22 Damar buah/Meranti

Kuning

Shorea gibbosa Dipterocarpaceae

23 Lanan/Meranti Merah Shorea leprosula Dipterocarpaceae

24 Karambuku/Meranti

Merah

Shorea ovalis Dipterocarpaceae

25 Masupang Shorea pachyphylla Dipterocarpaceae

26 Lanan Lampung/M.

Merah

Shorea parvifolia Dipterocarpaceae

27 Mahambung/Meranti

Merah

Shorea smithiana Dipterocarpaceae

28 Resak Vatica rassak Dipterocarpaceae

29 Kalumpai Elasteriospermun tapos Euphorbiaceae

30 Karet Hevea brasiliensis Euphorbiaceae

31 Merkubung Macaranga gigantae Euphorbiaceae

32 Mahang Macaranga triloba Euphorbiaceae

5

Page 6: Laporan Reklamasi

33 Ketela Pohon Manihot utilissima Euphorbiaceae

34 Belimbing Averrhoa belimbi Euphorbiaceae

35 Pampaning Quercus paculiformis Fagaceae

36 Rukam Flacourtia inermis Flacortiaceae

37 Kamanjar Homalium caryophyllaceum Flacortiaceae

38 Kahui Hydnocarpus stigmatophorus Flacortiaceae

39 Alang-alang Imperata cylindrica Gramineae

40 Bintangur Calophyllum pulcherium Guttiferae

41 Gandis/Manggis

Hutan

Garcinia parvifolia Guttiferae

42 Bantialing Kayea sp. Guttiferae

43 Gerunggang/Irat Cratoxylum sp Hypericaceae

44 Panguan Alseodaphne bancana Lauraceae

45 Kangkala burung Litsea angulata Lauraceae

46 Perawas Litsea firma Lauraceae

47 Putat Baringtonia racemosa Lechytedaceae

48 Mahui Fragrea fragnans Loganiaceae

49 Karamunting Melastoma malabathricum Melastomataceae

50 Beransulan Memecylon costatum Melastomataceae

51 Tamahas Memecylon steenis Melastomataceae

52 Kelasu Burung Dysoxylum sp. Meliaceae

53 Langsat Lansium domesticum Meliaceae

54 Ketapi Hutan Sonsaricum borneense Meliaceae

55 Cempedak Artocarpus champeden Moraceae

Selain itu juga diperoleh data bahwa di lokasi penambangan terdapat 39

jenis fauna yang terdiri dari 23 jenis aves, 8 jenis mamalia, 7 jenis reptilia, dan

1 jenis primata. Kegiatan pertambangan akan menghilangkan hampir seluruh

tutupan dan struktur floristik vegetasi alami dan budidaya yang merupakan

sumber pakan satwa, sehingga mengakibatkan terganggunya populasi satwa.

Untuk jenis satwa yang mobilitasnya tinggi, seperti burung, sebagian besar

akan bermigrasi ke tempat lain mencari habitat baru yang sesuai dan aman

untuk berkembang biak.

6

Page 7: Laporan Reklamasi

Pada kondisi akhir tambang, fauna tersebut diperkirakan akan

terganggu karena habitat atau tempat hidupnya terganggu oleh adanya kegiatan

penambangan ini, sehingga fauna-fauna tersebut akan berpindah ke tempat lain

yang belum terganggu oleh adanya kegiatan tambang.

Tabel 1.2

Jenis Fauna yang Ditemukan di Areal Pertambangan

No. Nama Jenis Nama Latin

A. Burung

1 Empuluh Janggut Alophoixus bres

2 Rangkong Buceros rhinoceros

3 Bubut Centropus sinensis

4 Elang Circus cyanus

5 Kucica Hutan Copsychur malabarikus

6 Gagak Coruus enca

7 Empuluh Leher Kuning Criniger finshcii

8 Pelatuk Dendrocopoc moluccensis

9 Pergam Ducula aenea

10 Pipit Lonchura leucogasta

11 Takur Laher Hitam Megalaima exima

12 Takur Tutut Megalaima rafflesii

13 Pelatik Jambul Meiglyptes tristis

14 Tinjau Belukar Orthotomus artrogularis

15 Tinjau Kelabu Orthotomus ruficeps

16 Pelatuk Sayap Merah Picus Puniceus

17 Cuit kuning Prionochilus maculates

18 Cuit merah Prionochilus thoracicaus

19 Cuit biru Prionochilus xanthopygus

20 Kepinis Rhaphidura leucopygialis

21 Empuluh paruh kait Setornis criniger

22 Punai Trenon vernans

23 Pelatuk Dada Putih Trichastoma rosatum

B. Mamalia

1 Rusa Cervus unicolor

7

Page 8: Laporan Reklamasi

2 Kijang Muntiacus muntjak

3 Kancil Tragulus javanicus

4 Babi Hutan Sus barbatus

5 Kelelawar Terodira mericana

6 Tupai Tupai splendidula

7 Musang Macregelidia sp

8 Kera Macaca irus

C. Reptilia

1 Ular Phyton (Phyton sp) Phyton sp

2 Ular Air Hemalopsis buccata

3 Ular hijau Chendrophyton leichardii

4 Ular Tadung Dryopsis prasinus

5 Tokek Crytodactylus consobrinus

6 Biawak Varanus salvator

7 Kadal skink Mabuya multifasciata

D. Amfibi

1 Kodok Hyla sp

Kehidupan biota air di sungai-sungai sekitar wilayah IUP PT. Reklamasi A juga

baik didukung oleh kondisi kualitas air yang baik. Jenis-jenis biota air atau ikan yang

dapat hidup di sungai Lahei dan sungai Barito antara lain adalah ikan baung (Mystus

nemurus), jelawat (Leptobarbus hoevenii), gabus (Channa striata), seluang (Rasbora sp.),

udang galah (Macrobracium roseenbergii), dan sepat (Trichogaster sp.).

Hutan sekunder merupakan kelompok yang mendominasi lokasi proyek, kayu-kayu

komersial yang berdiameter besar sudah tidak ditemukan di lokasi baik pada bagian

perbukitan maupun pada pinggiran sungai. Lahan masyarakat yang termasuk dalam areal

PT. Reklamasi A telah dilakukan pembebasan dengan sistem ganti untung berdasarkan

peraturan yang berlaku. Sejak beroperasinya penambangan, areal yang semula

diperuntukkan sebagai kawasan Hutan Pengembangan Produksi (HPP) beralih menjadi

pertambangan batubara. Kemudian areal yang telah dibuka tersebut secara bertahap

direklamasi dan direvegetasi.

8

Page 9: Laporan Reklamasi

1.5 TATA GUNA LAHAN SESUDAH DITAMBANG

Pada akhir kegiatan pertambangan batubara, diharapakan tingkat

keberhasilan reklamasi dan revegetasi lahan dengan desain yang telah

direncanakan, sehingga akan membentuk morfologi yang mendekati rona awal.

Mengacu pada peruntukan lahannya, maka areal tersebut akan

dikembalikan lagi fungsinya sebagai kawasan Hutan Pengembangan Produksi

(HPP). Pada tahap pasca operasi, nantinya yang akan diperhatikan adalah

perawatan vegetasi dan pengembalian lahan. Dalam rangka reklamasi, upaya-

upaya yang akan dilakukan oleh PT. Reklamasi A untuk penanganan zona

pengakaran tanah penutup ini, tidak terlepas dari usaha penekanan laju erosi

tanah, yang pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia

tanah. Seperti usaha pengelolaan erosi untuk meningkatkan kemampuan lahan

yang dilakukan dengan cara mereklamasi dan diikuti dengan pelaksanaan

revegetasi.

Reklamasi dilakukan dengan melaksanakan back filling pada areal

bukaan tambang dan tumpukan waste pada bekas bukaan tambang. Sejalan

dengan pelaksanaan back filling, permukaan lahan diatur dalam bentuk teras-

teras bangku dengan sudut kemiringan 300, serta pada kaki teras dibuat saluran

pembuangan air. Seluruh bidang datar dari waste dump dilapisi dengan tanah

pucuk setebal 30 cm.

Untuk revegetasi digunakan tanaman penutup tanah dari jenis

Centrosema pubescens yang ditanam pada tampingan dari teras, sehingga

jumlah pohon yang ditanam adalah 625 pohon per hektar. Kegiatan ini

dilakukan setelah selesai reklamasi dan tidak menunggu penambangan selesai

semua selama 35 tahun.

9

Page 10: Laporan Reklamasi

BAB II

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1 Area Penambangan

PT. Reklamasi A merencanakan akan melakukan kegiatan penambangan

batu bara dengan pit akhir seluas 44,29 Ha di Wilayah Desa Hurung Enep, Muara

Bakah, Juju Baru , dan Luwe Hilir, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara,

Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelum dilakukan kegiatan penambangan, lahan di

wilayah IUP PT. Reklamasi A adalah kawasan Hutan Pengembangan Produksi

(HPP). Direncanakan penambangan batubara di daerah penyelidikan ini akan

dilakukan secara tambang terbuka dengan menggunakan peralatan excavator

backhoe yang dikombinasikan dengan dump truck. Rencana penambangan

Batubara PT. Reklamasi A selama 5 tahun, dimulai dari tahun 2033-2037 dengan

total batubara yang tertambang sebanyak 2.988.719 Ton dengan Overburden yang

dikupas sebanyak 12.521.390 BCM. Rencana penambangan PT. Reklamasi A

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Rencana Produksi Batubara Per Tahun

TahunLuas Bukaan Pit Overburden

(BCM)Batubara

(ton)Stripping

Ratio(Ha)2033 7,07 2.206.914 544.917 4,052034 8,53 2.675.520 615.062 4,352035 10,33 2.473.136 575.148 4,302036 9,63 2.671.886 643.828 4,152037 8,73 2.493.935 609.764 4,09

Jumlah 44,29 12.521.390 2.988.7194,18

(Rata-Rata)

10

Page 11: Laporan Reklamasi

2.2 Timbunan

Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup akan dilaksanakan seselektif

mungkin sesuai dengan kebutuhan, kalau memang tidak diperlukan maka tidak

akan dilakukan. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup akan dimulai dengan

kegiatan pembersihan lahan dari vegetasi dan semak belukar yang ada. Lapisan

tanah pucuk (top soil) yang banyak mengandung bahan organik dikupas dengan

menggunakan blade dari bulldozer. Lapisan tanah pucuk didorong dan

dikumpulkan pada lokasi tertentu, kemudian dimuat menggunakan excavator dan

diangkut dengan dump truck ke tempat penyimpanan tanah pucuk. Ketebalan

pengupasan tanah pucuk berkisar antara 0 meter sampai 0,5 meter.Tetapi tidak

menutup kemungkinan menggali lebih dalam lagi kalau memang masih

digolongkan sebagai tanah pucuk yang masih mengandung zat hara organik

sampai batasan 2,5 meter. Tanah pucuk hasil pengupasan dapat disebarkan secara

langsung ke daerah waste dump area yang akan direklamasi atau disimpan

terlebih dahulu di suatu tempat. Waste dump terletak disebelah utara pit dengan

jarak ± 750 m dari lokasi penambangan dengan luas pit seluas 44,29 hektar.

Tempat penimbunan sementara ini dicarikan di daerah datar dan cukup tinggi

serta bebas dari gangguan erosi. Waktu penyimpanan tidak boleh lebih dari 12

bulan. Hal ini diharapkan untuk dapat menjaga agar kesuburan dan kualitas tanah

penutup tersebut dapat tetap terjaga.

2.3 Kolam Pengendapan

Kegiatan pertambangan batubara dan fasilitas penunjang akan selalu

menghadapi masalah air tanah, air sungai, dan air hujan. Untuk mengatasi

masalah ini diperlukan suatu sistem drainase yang baik. Air limpasan permukaan

(run off) dari daerah sekitar kegiatan akan dialirkan menuju kolam-kolam

pengendapan yang terletak di luar areal pit melalui saluran drainase yang ada di

sekitar tambang maupun di sisi kiri dan kanan jalan tambang dan jalan

pengangkutan batubara, sebelum dialirkan ke drainase alami yang bermuara ke

sungai-sungai utama atau anak sungai diwilayah penambangan. Kolam

pengendapan sedimen(settling pond) tersebut dibuat di lembah atau daerah yang

lebih rendahdari daerah tambang atau timbunan batuan penutup tambang.

11

Page 12: Laporan Reklamasi

2.4 Sarana Penunjang

Untuk menunjang kegiatan penambangan, pengangkutan dan pemuatan

batubara diperlukan sarana penunjang seperti fasilitas kantor, fasilitas perumahan,

fasilitas perbengkelan, fasilitas tenaga listrik, fasilitas penyediaan Bahan Bakar

Minyak (BBM), dan fasilitas air bersih.

2.4.1 Fasilitas Kantor Tambang

Fasilitas kantor tambang merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-

kegiatan penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasionaldi

lapangan.Ukuran fasilitas kantor tambang disesuaikan dengan jumlah karyawan

yang bekerja.Lokasi dipilih berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar

daerah tambang. Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur

tambang yang dibuat untuk menunjang pelaksanaan tugasdan fungsi organisasi

PT. Reklamasi A, yang mencakup tugas dan fungsi perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi dari organisasi penambangan batubara. Desain dan

fungsi ruang yang direncanakan dalam bangunan kantor dibuat sedemikian rupa

sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dapat berlangsung dengan

sebaik-baiknya.

Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu dengan atapasbes, dengan

fasilitas antara lain :

Fasilitas jaringan listrik,

Fasilitas jaringan air,

12

Page 13: Laporan Reklamasi

BAB III

PROGRAM REKLAMASI

3.1 LOKASI LAHAN YANG AKAN DIREKLAMASI

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan rnemperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar

dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Pada PT. Reklamasi A

ini kegiatan reklamasi diharapkan dapat mengembalikan kondisi awal dari daerah

yang telah ditambang menjadi hutan sekunder, belukar dan kebun campuran milik

penduduk sesuai dengan kondisi awalnya sebelum dilakukan kegiatan

penambangan. Hutan yang terdapat di areal tambang PT. Reklamasi A merupakan

hutan dataran rendah sekunder dengan karakteristik vegetasi yang dijumpai

menunjukkan adanya life form yang bervariasi seperti umumnya dijumpai pada

ekosistem hutan tropika basah / lembab, seperti pohon – pohon kecil, semak

belukar, paku – pakuan dan tumbuhan merambat.

Penambangan batu bara pada PT. Reklamasi A dilaksanakan selama 5

tahun, Dimulai pada tahun 2033 sampai dengan tahun 2037, berikut data luasan

pertahun

Tabel 3.1

Luas bukaan penambangan

TahunLuas Bukaan Pit

(Ha)2033 7,072034 8,532035 10,332036 9,632037 8,73

13

Page 14: Laporan Reklamasi

Dari luas bukaan pit tersebut nantinya akan membuka lahan bekas

tambang sebesar 44,29 Ha. Luasan pit yang dibuka nantinya akan menjadi

daerah yang harus di reklamasi. Daerah-daerah sekitar kegiatan penambangan

tidak lepas dari kegiatan reklamasi seperti daerah penempatan tanah penutup

(disposal area), jalan tambang atau non tambang yang tidak digunakan lagi, bekas

kolam sedimen dan fasilitas penunjang lainnya.

Material yang digunakan untuk mengisi lubang bekas tambang (back

filling) adalah top soil dan overburden yang telah digali dan ditempatkan di

disposal area. Adapun tempat pembuangan tanah penutup (disposal) dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Pembuangan tanah penutup keluar areal tambang (out pit dump).

2. Pembuangan tanah penutup ke dalam areal tambang (in pit dump). Top

soil tersebut bertujuan untuk digunakan sebagai penimbunan kembali

tanah (Back Filling).

Kegiatan reklamasi dikerjakan setelah semua kegiatan penambangan telah

dilakukan sampai tahun ke 2037, sehingga akan meninggalkan lubang bukaan

yang besar sampai waktu kegiatan reklamasi dilakukan

Reklamasi dilakukan pada saat operasi penambangan berlangsung dan

pasca tambang. Kegiatan reklamasi yang akan dilakukan PT. Reklamasi A pada

saat penambangan berlangsung adalah mengembalikan timbunan pada waste

dump secara bertahap tapi tidak seluruhnya, melakukan revegetasi, pemeliharaan,

dan pemantauan. Adapun reklamasi pasca tambang yang berkaitan dengan

penutupan tambang adalah pembongkaran, penataan lahan, revegetasi,

pemeliharaan dan pemantauan terhadap lahan tambang

Rencana program reklamasi saat ini merupakan kegiatan untuk 5 tahun.

Untuk periode yang pertama kegiatan reklamasi tersebut mencakup penataan

lahan, pembibitan, revegetasi, pemeliharaan, dan pemantauan

3.2 TEKNIK DAN PERALATAN REKLAMASI

Peralatan yang digunakan untuk pembongkaran dan perataan (penataan

lahan) adalah excavator, bulldozer, dan dump truck. Excavator berfungsi untuk

14

Page 15: Laporan Reklamasi

membongkar menggali memindahkan dan memuat material ke dalam truck,

sedangkan bulldozer akan digunakan untuk mendorong dan meratakan gundukan

tanah. Excavator juga akan digunakan untuk membuat saluran pengendali erosi

dan digunakan untuk membuat pot-pot untuk tanaman.

3.3 SUMBER MATERIAL PENGISI

Area bekas tambang yang harus diisi adalah pit atau lubang bekas bukaan

tambang dan kolam pengendapan. Lubang bekas tambang diisi dengan waste.

Dengan demikian, tidak ada waste menumpuk yang dapat berdampak

menyebabkan terbentuknya air asam tambang. Lubang bekas kolam pengendapan

akan diisi dengan material sekitarnya sehingga kenampakannya menjadi rata,

sehingga siap untuk direvegetasi.

3.4 REVEGETASI

Reklamasi yang akan dilakukan adalah revegetasi progresif. Revegetasi

dimulai secepatnya menanam tanaman penutup tanah (cover crops).Penanaman

dilakukan secara larikan yang diharapkan dalam waktu yang tidak lama ± 4 bulan

sudah dapat menutup permukaan tanah. Setelah tanaman penutup tanah tertanam

dengan baik (berhasil menutup tanah), pelaksanaan reklamasi di area bekas

tambang pada prinsipnya mengikuti urutan penataan lahan, pembuatan bangunan

konservasi untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi serta penanaman.

3.4.1 Penataan Lahan

Penataan lahan yang dimaksud disini adalah upaya-upaya yang akan

dilakukan yang meliputi pekerjaan untuk melakukan penataan permukaan tanah,

Rangkaian pekerjaan penataan permukaan tanah ditujukan untuk memperoleh

bentuk wilayah dengan kemiringan landai yang pada akhirnya pada lahan tersebut

telah siap mendukung pertumbuhan tanaman. Pada PT. Reklamasi A kegiatan

penataan lahan di awali dengan melakukan pengembalian overburden ke dalam

pit,selanjutnyadilakukan agar lahan bekas tambang memenuhi syarat sebagai

media pertumbuhan tanaman adalah dengan melakukan penebaran tanah pucuk

(top soil spreading). Yang kemudian dilakukan penanaman tanaman covercrop

dan karet (sebagai tanaman Produksi).

15

Page 16: Laporan Reklamasi

`

Gambar 3.1.

Penataan lahan pada Open pit

3.4.2 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Agar tanah pucuk yang telah ditebar tidak hanyut terangkut oleh air (erosi)

maka bersamaan dengan kegiatan penataan lahan harus pula dilakukan

pengendalian erosi dan sedimentasi. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu

mengkombinasikan cara vegetatif dan sipil teknis. Beberapa kegiatan

pengendalian erosi dan sedimentasi yang akan dilakukan meliputi : pembuatan

teras, saluran drainase, pembuatan guludan (Gambar 3.1.) dan penanaman

tanaman penutup tanah (cover crops). Pembuatan guludan dilakukan dengan

tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau

memotong lereng.Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm dengan lebar dasar

sekitar 100 cm dan jarak antara guludan sekitar 10 m. Guludan berfungsi

mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan

jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah.Dengan

demikian erosi berkurang. Manfaat guludan adalah mengurangi kecepatan aliran

permukaan sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar

peresapan air ke dalam tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan arah

aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman. Penanaman

tanaman penguat teras pada guludan, dapat berupa jenis kayu-kayuan yang

ditanam dengan jarak 50 cm bila menggunakan stek / stump, atau ditabur jika

menggunakan benih/biji, dan jarak tanam 30 – 50 cm jika menggunakan jenis

rumput. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap teras guludan yang dibuat adalah:

16

Page 17: Laporan Reklamasi

(a) Mengeruk tanah akibat erosi yang menimbun selokan teras

untuk digunakan memperbaiki guludan,

(b) Memperbaiki guludan dan memelihara tanaman penguat teras.

Gambar 3.2

Sketsa Penampang Guludan

3.4.3 Revegetasi

Revegetasi merupakan kegiatan penanaman area bekas tambang dengan

tanaman karet. Oleh sebab itu, hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih pada

revegetasi adalah pengadaan bibit dan penanaman.

3.5 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

Pemeliharaan dan perawatan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada

saat proses penutupan tambang yang dilakukan oleh PT.Reklamasi A dan setelah

dilakukannya serah terima kepada pihak Pemerintah Daerah setempat dan

masyarakat setempat. Setelah itu maka Pemerintah Daerah setempat, masyarakat

dan perusahaan perkebunan sebagai penanggungjawab pemeliharaan.

Upaya-upaya pemeliharaan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Penyuluhan masyarakat setempat mengenai bahaya kebakaran hutan dan tata

cara praktis pencegahan, pemantauan, dan penanggulangan kebakaran hutan.

17

Page 18: Laporan Reklamasi

b. Pengamatan dan pengawasan sumber-sumber potensial kebakaran hutan lokasi

pembakaran ladang dan pemukiman.

c. Pembentukan organisasi pengendalian kebakaran yang melibatkan tokoh-tokoh

masyarakat setempat serta penyiapan sarana-prasarana penanggulangan

kebakaran agar supaya siap digunakan jika diperlukan.

Adapun pemeliharaan dan perawatan meliputi pemeliharaan tanaman penguat dan

tanaman perkebunan.

3.5.1 Pemeliharaan Tanaman Pelindung

Tanaman pelindung yang dipilih sebaiknya adalah tanaman lokal yang cepat

tumbuh, atau tanaman non lokal yang mempunyai keunggulan tertentu. Tanaman

yang dapat dipilih pada lahan reklamasi adalah jenis tanaman keras yang mampu

menangkap nitrogen dari udara dan menyimpannya pada sistem perakaran,

sehingga akan meningkatkan kesuburan tanah di sekeliling tanaman tersebut.

Berikut perkiraan perhitungan untuk reklamasi :

a. Penanaman karet

Penanaman karet dengan jarak tanam 4 x 4 m sebanyak 625 batang/Hektar

dengan harga Rp. 5000,-/batang.

b. Pemantauan Air

Kegiatan penunjang dari reklamasi itu sendiri tidak terlepas dari air yang

berada pada sekitar area waste dump.Untuk itu, perlu adanya pemantauan

terhadap air dimana pada area ini diuji pada 5 titik dengan pemantauan 3 bulan

sekali.

Pengembangan teknik penanaman juga penting diupayakan untuk mengendalikan

kerawanan terhadap erosi dan longsor. Vegetasi dapat berfungsi sebagai tanaman

konservasi longsor, antara lain dengan upaya:

1. Menggunakan tanaman sebagai upaya konservasi, seperti tanaman penguat

tanggul teras. Tanaman yang dapat digunakan untuk penguat tanggul adalah

rerumputan, seperti rumput gajah, tanaman lamtoro atau tanaman buah-buahan.

2. Melaksanakan teknik konservasi, yaitu dengan menerapkan pola bercocok

tanam dengan jenis tanaman yang sesuai, mengatur pola tanam yang sesuai

dengan musim, dan menggunakan cara bercocok tanam yang dapat

18

Page 19: Laporan Reklamasi

TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATASSaluran

Saluran

Lahan Olahan

Lahan Olahan

Lahan Olahan

Lahan OlahanLahanOlahan

Guludan

Lahan Olahan

Lahan Olahan

Lahan Olahan

Lahan Olahan Lahan Olahan

Lahan Olahan

Saluran

Saluran

Guludan

memperlambat limpasan permukaan. Jenis tanaman dibedakan sesuai dengan

fungsinya, yaitu tanaman penguat tanggul teras, tanaman penguat teras dan

tanaman semusim pada lahan olah.

Konstruksi konservasi vegetatif dengan model teras bangku (lahan datar) dan pada

lahan miring dapat disajikan pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

Vegetasi juga bisa memegang peran dalam mengurangi terjadinya erosi tebing

melalui proses sebagai berikut :

19

Gambar 3.3

Konstruksi konservasi vegetatif sistem teras bangku

Gambar 3.4

Konstruksi konservasi vegetatif pada lahan miring

Page 20: Laporan Reklamasi

a. Pengikatan partikel-partikel tanah oleh vegetasi

b. Menurunkan tingkat kelembaban tanah melalui proses evapotranspirasi,

sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya tanah longsor. Usaha untuk

meningkatkan proses evapotranspirasi ini diantaranya dapat dilakukan dengan

cara memperbanyak jumlah vegetasi, melakukan penghijauan terutama di

sepanjang aliran sungai.

c. Meningkatkan laju infiltrasi sehingga dapat menurunkan volume air limpasan

yang merupakan faktor penyebab terjadinya erosi.

d. Melalui sistem perakaran vegetasi, muatan sedimen dalam sungai dapat

diendapkan di tebing-tebing sungai sehingga dapat memantapkan tebing

sungai. Dengan kata lain, peran vegetasi dalam mencegah atau mengurangi

terjadinya erosi tebing sungai adalah bersifat melindungi (mengurangi gerusan

air sungai) dan memantapkan (mengurangi potensi longsor) tebing sungai.

3.5.3 Pemeliharaan Tanaman Perkebunan

Teknis pemeliharaan lahan bekas tambang yang telah direvegetasi lanjutan,

yaitu berkaitan dengan pemeliharaan mengenai tanaman yang ditanam, kestabilan

lereng dari jenjang lahan yang direklamasi, sistem drainase dari lahan dan

pengaman area yang telah selesai direklamasi. Pada kondisi akhir tambang, lahan

yang telah ditata akan dikembalikan lagi sebagai kawasan hutan produksi, yaitu

tanaman :

Penanaman tanaman karet

Tanaman yang akan ditanam setelah lahan bekas tambang permukaan

ditimbun kembali. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman karet.

Dipilihnya tanaman karet ini mempunyai keuntungan yaitu getah dari

tanaman karet digunakan untuk bahan dasar pembuatan karet. Hal inilah

yang menjadi pertimbangan dari segi ekonomi yang lebih menguntungkan.

Pemupukan tanaman karet

Merupakan faktor penentu produktivitas tanaman karet. Karena itu metode

pemupukan tanman karet harus tepat.Metode pemupukan tanaman karet

harus sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan. Pemupukan wajib

dilakukan dengan berkala dan berkelanjutan umumnya dosis pemberian

20

Page 21: Laporan Reklamasi

pupuk tanaman karet dilakukan dua kali dalam setahun dengan seimbang ,

pada tanaman karet berumur enam hingga 15 tahun dosis pemupukannya

adalah 350 gram urea perhektar pertahun, 260 gram SP perhektar pertahun

dan 300 gram KCL perhektar pertahun.

Pembersihan kebun karet

Sebelum dilakukan pemupukan secara berkala harus dipastikan kebun

karet yang dimiliki bebas dari tanaman penggangu hal ini bisa dilakukan

dengan pembersihan kebun karet secara rutin. Sehingga dilakukan

pemupukan tanaman karet tidak persaing dengan gulma untuk

mendapatkan nutrisi.

21

Page 22: Laporan Reklamasi

Tabel 3.2

RENCANA REKLAMASI

PERIODE TAHUN 2043-2047

22

2033 2034 2035 2036 2037

7,07 8,53 10,33 9,63 8,73

7,07 8,53 10,33 9,63 8,73

7,07 8,53 10,33 9,63 8,73

7,07 8,53 10,33 9,63 8,73

2.206.914 2.675.520 2.473.136 2.671.886 2.493.935

Page 23: Laporan Reklamasi

LANJUTAN TABEL 3.2

23

7,07

4418.75

4418.75

7,07

8,53

5331,25

5331,25

8,53

10,33

6456,25

6456,25

10,33

9,63

6018,75

6018,75

9,63

8,73

5456,25

5456,25

8,73

7,07

7,07

8,53

8,53

10,33

10,33

9,63

9,63

8,73

8,73

2033 2034 2035 2036 2037

7,07 8,53 10,33 9,63 8,73

2.206.914 2.675.520 2.473.136 2.671.886 2.493.935

Page 24: Laporan Reklamasi

LANJUTAN TABEL 3.2

24

2033 2034 2035 2036 2037

Page 25: Laporan Reklamasi

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN

Dalam kegiatan reklamasi perlu dilakukan kegiatan pemantauan, ini

dimaksudkan agar reklamasi tersebut dapat berjalan dengan maksimal.

Kegiatan pemantauan dilakukan secara berkala dan dilakukan evaluasi hasil

pemantauan agar dapat dinilai kriteria keberhasilan reklamasi tersebut.

Obyek kegiatan yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan reklamasi

tahap produksi adalah penataan permukaan tanah, salah satu paramater yang

dievaluasi adalah berapa luas area yang ditata apakah sesuai dengan rencana,

selain itu tentang masalah stabilitas timbunan, apakah terjadi longsoran atau

tidak. Obyek kegiatan lain yang terkait dengan kegiatan reklamasi adalah

penimbunan kembali lahan bekas tambang. Parameter yang dievaluasi adalah

luas area yang ditimbun apakah sesuai atau melebihi rencana, selain itu

stabilitas timbunan juga dievaluasi, apakah terjadi longsoran atau tidak.

Kegiatan penebaran tanah zona pengakaran juga masuk kriteria

keberhasilan reklamasi tahap operasi produksi, parameter yang dievaluasi

adalah luas area yang ditebar dan pH tanah apakah memenuhi kriteria untuk

dilakukan penanaman kembali. Pengendalian erosi dan pengendalian air juga

merupakan salah satu kegiatan reklamasi yang dievaluasi, parameternya adalah

apakah saluran drainase dan bangunan pengendali erosi mengalami erosi dan

sedimentasi atau terjadi alur-alur erosi.

Kegiatan paling penting dalam reklamasi adalah revegetasi, penanaman

kembali merupakan obyek kegiatan yang dievaluasi dalam kriteria keberhasilan

reklamasi. Parameter yang dievaluasi adalah berapa luas area penanaman,

bagaimana pertumbuhan tanamannya. Pengendalian air asam tambang juga

masuk dalam kriteria keberhasilan reklamasi. Semua kriteria-kriteria tadi harus

dilaksanakan secara teratur dan sistematis agar tingkat keberhasilan suatu

kegiatan reklamasi di suatu tambang dapat dikatakan baik dan berhasil.

25

Page 26: Laporan Reklamasi

Tabel 4.1

26

44,29 ha

Tidak Ada Longsoran

44,29 ha

Tidak Ada Longsoran

Page 27: Laporan Reklamasi

Lanjutan Tabel 4.1

27

44,29 ha

6

Tidak Ada Erosi &

Sedimentasi

Tidak Ada Erosi

Page 28: Laporan Reklamasi

Lanjutan Tabel 4.1

28

44,29 ha

44,29 ha

Page 29: Laporan Reklamasi

Lanjutan Tabel 4.1

29

Pengkapsulan (PAF}

Tidak Ada Erosi

ph air 6

90 %

Page 30: Laporan Reklamasi

Lanjutan Tabel 4.1

30

Page 31: Laporan Reklamasi

BAB V

RENCANA BIAYA REKL.AMASI

Bab ini memuat rencana biaya yang diperlukan untuk mereklamasi lahan

yang terganggu dirinci untuk setiap tahun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Perhitungan biaya reklamasi terdiri dari :

1. Biaya langsung.

Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana

biaya reklamasi yang meliputi:

a. penataan kegunaan lahan;

b. revegetasi;

c. pencegahan dan penanggulangan air asam tambang; dan/atau

d. pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca tambang.

2. Biaya tidak langsung.

Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan

reklamasi dan sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar acuan,

yang ditentukan sebagai berikut:

a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5 % dari biaya langsung atau

berdasarkan perhitungan.

b. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung.

c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3 % - 14 % dari biaya

langsung.

d. Biaya supervisi sebesar 2 % - 7 % dari biaya langsung.

3. Total Biaya

Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan biaya tidak

langsung dan biaya-biaya tersebut sudah harus memperhitungkan pajak-pajak

yang berlaku dan dibuat dalam mata uang Rupiah.

31

Page 32: Laporan Reklamasi

Tabel 5.1

Biaya Reklamasi Periode Tahun 2033 – 2037

32

Page 33: Laporan Reklamasi

33