fraksi vitamin e kaya tokotrienol dari distilat asam lemak minyak sawit (dalms) hasil kristalisasi...
DESCRIPTION
biologi kimia farmasiTRANSCRIPT
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
1/10
FRAKSI VITAMIN E KAYA TOKOTRIENOL DARI DISTILAT ASAM
LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) HASIL KRISTALISASI PELARUT
SUHU RENDAH
Vitamin E Fraction Enriched with Tocotrienol from Palm Fatty Acid Distillate
(PFAD) by Low Temperature Crystallization.
Fajar Hanani1)
, Teti Estiasih2)
, Ella Saparianti2)
1) Alumni Jurusan THP-FTP- Universitas Brawijaya
2) Staf Pengajar Jurusan THP-FTP-Universitas Brawijaya
ABSTRACT
Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) is by product from deodorization of palm oil, contentis 70% tocotrienol and 30% tocopherol. Solvent extraction and crystallization techniques have
advantages in separating unsaponiable matter in preparation of vitamin E enriched with
Tocotrienol.
This used Completely Randomize Design with 3 factors and 2 replication. The data
research were analized with ANOVA and continued with Duncan Multiple Range Test 5%. The
best treatment conducted with efectivity index.
The best treatment was combination of acetone, ratio of solvent : unsaponifiable fraction
of 1:5 and crystallization temperature of -5oC. It had tocopherol content of 31,5%, tocotrienol
content of 20%, tocotrienol content of 29%, tocotrienol content of 19,5%, antioxidant activity
93,299%%, free acid content 6,8%, peroxide value of 0,6366 meq/kg and yield of 2,63%.
Keyword: tocotrienol, palm fatty acid distillate, solvent crystallization, antioxidant
Pendahuluan
Kelapa sawit sebagai tanaman
penghasil minyak sawit dan inti sawitmerupakan salah satu primadona tanaman
perkebunan yang menjadi sumber penghasil
devisa non migas bagi Indonesia. Produksi
CPO mencapai 10,4 juta ton sedangkan
minyak goreng sawit sebesar 9,7 juta ton. Ini
memperlihatkan efisiensi pengolahan kelapa
sawit di Indonesia selama ini (Depperin,2006). Salah satu tahap proses pembuatan
minyak sawit adalah proses destilasi uap
pada proses pemurnian. Pada proses ini
diperoleh hasil samping yaitu distilat asamlemak minyak sawit (DALMS).
Hasil samping proses deodorisasi
ini mengandung vitamin E dengan kadar
10000 ppm. Keunggulan DALMS sebagai
sumber vitamin E adalah sebagian besar
vitamin E dalam bentuk tokotrienol (70%)dan sisanya adalah tokoferol (30%)
(Musalmah et al., 2005).
Selama ini pemanfaatan distilat
asam lemak minyak sawit (DALMS) hanya
sebatas pada separasi tokoferol, padahal
kandungan tokotrienol dalam DALMS juga
tinggi sehingga perlu dikembangkan
pemanfaatan tokotrienol sebagai antioksidan
alami dari DALMS.
Teknik kristalisasi pelarut memiliki
keuntungan yaitu dapat memisahkan
tokotrienol dari fraksi tidak tersabunkan
lainnya berdasarkan titik leleh tokoferol.Perbedaan ketidakjenuhan rantai samping
tokoferol dan tokotrenol menyebabkan
terjadinya berbedaan titik leleh (Martini danAnon, 2000). Menurut Anonymous (2007
a)
titik leleh tokoferol berada pada kisaran
suhu 2,5-3,5C.Titik leleh tokoferol terletak
dibawah titik leleh senyawa karotenoid
(180-182C, Anonymous (2008a)), sterol,
(148-150C, Anonymous (2008b)),dan
likopen (148-150C, Anonymous (2008c)).
Selain suhu dan kelarutan bahan, faktor lain
yang mempengaruhi teknik kristalisasi
pelarut adalah perbandingan antara pelarutdan bahan tidak tersabunkan.
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
2/10
Metodologi
Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan dilaboratorium Biokimia dan Nutrisi Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya,
dan di laboratorium Biokimia dan Kimia,
PAU, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
BahanDistilat Asam Lemak Minyak Sawit
(DALMS) yang diambil dari industri
pengolahan minyak goreng merk Bimoli.
Standar vitamin E ( tokoferol,
tokotrienol, tokotrienol, tokotrienol)Metode
Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap(RAL) pola faktorial 2x3x3 dengan 2 kali
ulangan. Faktor yang digunakan adalah jenis
pelarut (Heksana, Aseton), rasio pelarut :
fraksi tidak tersabunkan (1:5;1:6;1:7), dan
suhu kristalisasi (-5,0,5oC).
Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan
saponifikasi terhadap 100 g DALMS
sehigga diperoreh fraksi tidak tersabunkan.Fraksi tidak tersabukan yang diperoleh
diencerkan (heksana, aseton) dengan rasio
tertentu (1:5;1:6;1:7) dan dilakukan
kristalisasi pelarut (-5,0,5oC) untuk
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
vitamin E kaya tokotrienol yang dihasilkan
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik DALMS dan Fraksi
Tidak Tersabunkan
Distilat Asam Lemak Minyak Sawit
Analisa dilakukan meliputi kadar asam
lemak bebas, bilangan peroksida danaktivitas antioksidan. Data hasil analisa
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Distilat Asam Lemak
Minyak Sawit (DALMS)Parameter Hasil
Analis
a
Literatur
Aktivitas Antioksidan (%) 72,56 66,52
Kadar ALB (%) 95,80 98,96
BilanganPeroksida(mek/kg) 0,22 25,98
Fraksi Tidak Tersabunkan
Metode yang digunakan untuk
memisahkan tokoferol dari DALMS adalahsaponifikasi. Hasil dari proses saponifikasi
diperoleh dua fraksi, yaitu fraksi
tersabunkan pada bagian bawah dan fraksi
tidak tersabunkan pada bagian atas Analisa
fraksi tidak tersabunkan meliputi kadar asam
lemak bebas, bilangan peroksida, kadarvitamin E. Data hasil analisa dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Analisa Fraksi Tidak
TersabunkanParameter Fraksi Tidak
Tersabunkan
DALMS
Kadar vitamin E(ppm):
Komposisi Vitamin E
(%)*
Tokotrienol (%)
Tokotrienol (%)
Tokotrienol (%)
Tokoferol (%)
15.968,442
17
27
2333
558,895
ta
ta
tata
Aktivitas Antioksidan
(%)
85,185 72,56
Kadar Asam Lemak
Bebas (%)
8,0 95,80
Bilangan Peroksida
(mek/kg)
0,27 0,24
Rendemen (%) 3,80 -Keterangan : * = persen relatif
: ta = tidak dianalisa
Dari data Tabel 9 dapat diketahui
peningkatan kualitas bahan karena proses
saponifikasi yang dilakukan. Pasaribu
(2004) menjelaskan bahwa dalam proses
pemurnian dengan penambahan alkali (biasa
disebut dengan proses penyabunan)
beberapa senyawa trigliserida ini dapat
dihilangkan, kecuali fraksi tak tersabunkan.
Karakteristik Fraksi Kaya TokotrienolKadar Tokoferol
Rerata kadar tokoferol dari fraksi
kaya tokotrienol akibat perlakuan jenis
pelarut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Suhu Kristalisasi Terhadap Kadar
Tokoferol Fraksi Kaya Tokotrienol
SuhuKristalisasi
(oC)
Kadar Tokoferol(%)
DMRT(0,05)
-5 33,50a
3,460 36,08a
5 38,17b
Fraksi TidakTersabunkan 33 -
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
3/10
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa
kadar tokoferol tertinggi pada fraksi kaya
tokotrienol diperoleh sebesar 38,17%sedangkan kadar tokoferol terendah
diperoleh pada perlakuan suhu kristalisasi -
5oC. Fenomena ini diduga berkaitan dengan
titik leleh tokoferol. Suhu kristalisasi
merupakan faktor penting dalam proses
pembentukan inti dan pembentukan kristal(Hartel, 2001). Kristal yang terbentuk
dipengaruhi oleh titik leleh dari masing-
masing senyawa yang menyusun fraksi tidak
tersabunkan. Titik leleh tokoferol berkisar
2,5-3,5oC (Anonymous, 2007
c).
Kadar TokotrienolRerata tokotrienol dari fraksi kaya
tokotrienol akibat perlakuan jenis pelarut
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengaruh Suhu Kristalisasi
Terhadap Kadar Tokotrienol Fraksi KayaTokotrienol
Suhu Kristalisasi
(oC)Kadar
Tokotrienol
(%)
DMRT
(0,05)
-5 18,832,89
0 18,75b
5 13,00a
DALMS -Fraksi Tidak
Tersabunkan
17 -
Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar
tokotrienol tertinggi sebesar 18,83%
sedangkan kadar tokotrienol terendahdiperoleh sebesar 13%. Dari Tabel 4 juga
dapat diketahui bahwa tokotrienol pada
perlakuan suhu kristalisasi 5oC kadarnya
lebih rendah apabila dibandingkan dengan
tokotrienol dalam fraksi tidak tersabunkan.
Hal ini diduga karena fraksi lain terutama
tokoferol kadarnya tinggi sehingga proporsitokotrienol menurun. Kristal tokotrienolyang terbentuk tidak sempurna sehingga
dapat mencair kembali karena ukuran kritis
kristal belum tercapai. Menurut Timms
(1997), ukuran kritis kristal adalah ukuran
minimum kristal yang terbentuk sehingga
dapat mencapai kondisi stabil pada suhu
yang diperlukan.
Kadar Tokotrienol
Rerata kadar tokotrienol dari
fraksi kaya tokotrienol disajikan pada Tabel
5 dan 6.
Tabel 5. Pengaruh Jenis Pelarut dan Suhu
Kristalisasi Terhadap Kadar Tokotrienol
Fraksi KayaTokotrienol
Tabel 5. Pengaruh Jenis Pelarut dan Suhu
Kristalisasi Terhadap Kadar Tokotrienol
Fraksi Kaya TokotrienolJenis Pelarut Suhu
(oC)Kadar
Tokotrienol
(%)
DM
RT
Heksana -5
0
5
28,33a
27,17b
33,83b3,76Aseton -5
0
5
28,83a
28,83a
27,83a
DALMS - -
FTT - -
Tabel 5 menunjukkan bahwa kadar
tokotrienol tertinggi sebesar 33,83%
sedangkan kadar tokotrienol terendah
sebesar 27,83%. Viskositas pelarut heksana
yang rendah meyebabkan pergerakan
molekul pembentuk kristal dapat bebas
bergerak sehingga proses krisatalisasisenyawa non tokotrienol optimum dan
mengakibatkan kadar tokotrienolmeningkat. Krishnamurthy dan Kellens
(1995) menyatakan bahwa semakin tinggi
viskositas suatu sistem, pertukaran bahanantara larutan dan permukaan kristal akan
semakin sulit sehingga pertumbuhan kristalterhambat.
Tabel 6. Pengaruh Suhu Kristalisasi
Terhadap Kadar Tokotrienol Fraksi KayaTokotrienol
Suhu Kristalisasi
(oC)Kadar
Tokotrienol(%)
DMRT
(0,05)
-5 28,58a
2,140 28,00a
5 30,83b
DALMS - -
Fraksi Tidak
Tersabunkan
27 -
Tabel 6 menunjukkan bahwa kadar
tokotrieonol tertinggi sebesar 30,83%sedangkan perlakuan terendah sebesar 28%.
Hal ini diduga berkaitan dengan viskositas
pelarut pada suhu rendah, semakin rendah
suhu maka viskositas pelarut akan
meningkat dan jarak antar molekul dalam
larutan akan semakin dekat Hartel (2001)
menjelaskan ketika viskositas meningkat
akibat menurunnya suhu dan meningkatnya
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
4/10
konsentrasi larutan, proses pembentukan inti
kristal akan terbatasi. Hal ini disebabkan
oleh berkurangnya pergerakan molekulpembentuk inti kristal dan terhambatnya
pindah panas sebagai energi pembentuk
kristal.
Kadar Tokotrienol
Rerata kadar tokotrienol darifraksi kaya tokotrienol akibat perlakuan
jenis pelarut disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Jenis Pelarut terhadap
Kadar tokotrienol Fraksi Kaya Tokotrienol
Jenis Pelarut Kadar tokotrieno
l(%)
DMRT(0,05)
Heksana 17,44a 1,03
Aseton 19,28b
DALMS - -
Fraksi Tidak Tersabunkan 23 -
Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa
rerata kadar tokotrienol tertinggi itu
sebesar 19,28% sedangkan sedangkan kadar
tokotrienol terendah sebesar 19,28%. Hal
ini diduga berkaitan dengan strutur dari
tokotrienol. tokotrienol adalah isomer darivitamin E yang mempunyai 2 atom H pada
cincin kroman sehingga cenderung lebih
polar daripada isomer tokotrienol yang lain.
Sifat inilah yang membuat tokotrienol
lebih mudah larut dalam aseton daripada
heksan. Chang (2003) menjelaskan bahwa
kelarutan berbanding lurus dengan
kepolaran suatu bahan.
Tabel 8. Pengaruh Jenis Pelarut dan Suhu
Kristalisasi Terhadap Kadar TokotrienolFraksi Kaya Tokotrienol
Jenis Pelarut Suhu
(oC)Kadar
Tokotrienol
(%)
DM
RT
Heksana -5
0
5
18,50b
15,50a
18,33b19,17b
20,00b
18,67b
2,74Aseton -5
0
5
DALMS - -
FTT - -
Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar tokotrienol tertinggi sebesar 20% sedangkan
kadar terendah sebesar 15,5
%. Fenomenaini diduga karena pelarut aseton mempunyai
viskositas yang lebih rendah daripada
heksana sehingga jarak antara partikel fraksi
tidak tersabunkan dengan aseton tidakterlalu dekat. Dengan demikian partikel
dapat bergerak bebas dan penurunan titik
leleh larutan tidak terlalu besar.
Anonymous,2009c) menyatakan bahwa
viskositas heksana pada suhu 20oC sebesar
0,51 sedangkan aseton sebesar 0,41.
Fenomena ini yang menyebabkan kadar
tokotrienol lebih tinggi pada pelarut asetondaripada pelarut heksana pada suhu rendah.
Aktivitas Antioksidan
Aktivitas antioksidan merupakan
kemampuan senyawa untuk memperlambatoksidasi dalam suatu larutan. Terjadi
korelasi antara kadar vitamin E dan aktivitas
antioksidan yang berbanding lurus karena
vitamin E merupakan antioksidan yang aktif.
Grafik korelasi disajikan pada Gambar 1.
y = 0.000x + 82.49
R = 0.926
84
86
88
90
92
94
96
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000
AktivitasAntioksidan(%)
Kadar Vitamin E (ppm)
Gambar 1. Grafik korelasi AktivitasAntioksidan dengan Kadar Vitamin E
Berdasarkan garis regresi pada Gambar 7
menunjukkan vitamin E memberikan
pengaruh terhadap aktivitas antioksidan.
Nilai regresi vitamin E dengan kadar
antioksidan sebesar 0,926. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar
vitamin E akan meningkatkan fungsinya
sebagai antioksidan. Winarno (1998)menyatakan bahwa peran vitamin Eterutama karena sifatnya sebagai
antioksidan.
Tabel 9. Pengaruh Rasio Terhadap Aktivitas
Antioksidan Fraksi Kaya TokotrienolRasio Pelarut : FraksiTidak Tersabunkan
AktivitasAntioksid
an (%)
DMRT(0,05)
1:5 90,71
1,641:6 88,23a
1:7 87,68a
DALMS 72,56 -
Fraksi Tidak Tersabunkan 85,19 -
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
5/10
Tabel 10. Pengaruh Suhu Kristalisasi
PadaAktivitas Antioksidan Fraksi Kaya
TokotrienolSuhu Kristalisasi
(oC)
Aktivitas
Antioksid
an (%)
DMRT
(0,05)
-5 91,03b
1,640 87,80a
5 87,78a
DALMS 72,56 -
Fraksi Tidak Tersabunkan 85,19 -
Pada konsentrasi larutan yang
tinggi, gerak molekul antara fraksi tidak
tersabunkan dan pelarut terlalu dekat yang
menyebabkan pembentukan kristal
terhalangi sehingga dibutuhkan suhu yang
lebih rendah untuk mengkristalkan fraksikaya tokotrienol. Karena titik lelehtokotrienol yang lebih rendah daripada fraksi
tidak tersabunkan yang lain maka kadarnya
meningkat yang menyebabkan naiknya
aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan
semakin meningkat dengan penurunan suhu
kristalisasi. Semakin rendah suhu kristalisasi
maka kadar tokol (tokoferol dan tokotrienol)
akan semakin meningkat karena pada suhu
rendah masih dalam bentuk cair akan
terpisah dengan filtrat ketika dilakukan
penyaringan. Semakin tinggi kadar tokol
maka aktivitas antioksidan juga akanmeningkat.
Kadar Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas merupakan
indikator tingkat kerusakan minyak.Semakin besar kandungan asam lemak
bebas, maka semakin tinggi kerusakan yang
telah dicapai oleh minyak. Hasil analisa
ragam menunjukkan bahwa faktor jenis
pelarut, rasio pelarut : fraksi tidak
tersabunkan dan suhu kristalisasi tidakmemberikan pengaruh nyata terhadap kadar
asam lemak bebas
Fenomena ini diduga karena asam
lemak bebas dari produk hasil kristalisasi
masih dalam bentuk cair sehingga lolos pada
waktu dilakukan proses penyaringan.
Gustone (1996) menjelaskan bahwa asam-
asam lemak dalam bentuk bebas memiliki
titik leleh yang lebih rendah dibandingkan
trigliserida.
RendemenRendemen fraksi kaya tokotrienol dihitung
berdasarkan persentase berat fraksi kayatokotrienol dibandingkan dengan berat
distilat asam lemak minyak sawit (DALMS)
yang diekstrak. Rerata rendemen akibat
perlakuan jenis pelarut dapat dilihat padaTabel 11.
Tabel 11. Pengaruh Jenis Pelarut terhadap
Rendemen Fraksi Kaya TokotrienolJenis Pelarut Rendeme
n(%)
DMRT
(0,05)
Heksana 1,65b 0,32
Aseton 1,33a
DALMS - -
Fraksi Tidak Tersabunkan 3,80 -
Rerata tertinggi diperoleh pada
perlakuan dengan menggunakan jenispelarut heksana. Sedangkan rerata rendemen
terendah diperoleh pada perlakuan jenis
pelarut aseton. Hal ini diduga karena adanya
perbedaan kepolaran pada pelarut heksana
dan aseton. Perbedaan kepolaran ini
menyebabkan terjadi perbedaan kelarutan
fraksi tidak tersabunkan. Tokotrienol dan
tokoferol bersifat non polar sehingga lebih
larut dalam heksan daripada dalam aseton.
Effendi (2006) menjelaskan terjadi gayatarik menarik antar benda yang mempunyai
kepolaran yang sama.
Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida digunakan
untuk mengukur hasil oksidasi primer yaitujumlah hidroperoksida. Rerata bilangan
peroksida dapat dilihat pada Tabel 12.Bilangan peroksida dalam fraksi kaya
tokotrienol berkisar antara 0,3455-0,9885
mek/kg pada berbagai kombinasi perlakuan
jenis pelarut, rasio pelarut : fraksi tidak
tersabunkan dan suhu kristalisasi. Rerata
bilangan peroksida pada berbagai kombinasi
perlakuan jenis pelarut, rasio pelarut : fraksi
tidak tersabunkan dan suhu kristalisasi dapatdilihat pada (Lampiran 3.7) sedangkangrafik rerata bilangan peroksida pada
berbagai kombinasi perlakuan jenis pelarut,
rasio pelarut : fraksi tidak tersabunkan dan
suhu kristalisasi dapat dilihat pada Gambar
2.
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
6/10
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
-5 0 5
Bi
langanPeroksidameq/Kg
Suhu (oC)
Pelarut Heksana
0.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
-5 0 5
Suhu (oC)
Pelarut Aseton
Rasio 1:5
Rasio 1:6
Rasio 1:7
Gambar 2. Bilangan Peroksida dalam Fraksi Kaya Tokotrienol Akibat Pengaruh Rasio Pelarut :
Fraksi Tidak Tersabunkan dan Suhu Kristalisasi
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat
bahwa semakin rendah suhu kristalisasi
maka bilangan peroksida dalam fraksi kaya
tokotrienol justru semakin meningkat.Fenomena ini diduga karena sifat peroksida
yang masih berbentuk cair pada suhu rendah
sehingga pada perlakuan dingin, peroksida
tidak terpisah dengan filtrat ketikapenyaringan dan terakumulasi pada fraksi
kaya tokoferol. Pada penelitian Sesridha(2000) menyebutkan bahwa semakin rendah
suhu kristalisasi akan meningkatkan rasio
asam lemak tidak jenuh terhadap asam
lemak jenuh. Asam lemak tidak jenuh ini
akan mengikat oksigen pada ikatan rangkap
sehingga membentuk peroksida.
Kesimpulan dan Saran
Jenis pelarut berpengaruh nyata
terhadap parameter kadar tokotrienol,bilangan peroksida dan rendemen. Rasio
pelarut : fraksi tidak tersabunkan
berpengaruh nyata terhadap aktivitas
antioksidan dan bilangan peroksida.
Sedangkan suhu kristalisasi berpengaruh
nyata terhadap kadar tokoferol, kadar
tokotrienol, tokotrienol, aktivitasantioksidan, dan bilangan peroksida.
Perlu pengocokan dalam proses
saponifikasi dilakukan dengan perlahan agar
tidak terbentuk emulsi dan adanya kontrol
suhu yang ketat pada proses kristalisasi
sehingga diperoleh fraksi kaya tokotrienol
dengan kemurnian yang tinggi
Daftar Pustaka
Adnan, M. 1980. Lipid and Stability of
Partially Defatted Peanuts.
PhD Thesis. Universitas ofIllinois Urbana. Campaign
Ahmadi, KGS, P. Astustuti, Trenggano.
1997. Aktivasi Zeolit Alam
dan Penggunaanya Untuk
Pemurnian Tokoferol dari
Destilat Asam Lemak
Minyak Kelapa Sawit. BPPS
Universitas Gadjah Mada, 10
(2B), Mei 2007
Anonymous. 1999. Kelapa Sawit. Edisi II.
Penebar Swadaya. Bogor
__________. 2007a. Tocopherol.
www.wikipedia.org/wiki/tocop
herol Tanggal Akses: 23
Desember 2008.
__________. 2007b. Frequently Ask
Question.
www.tocotrienol.com. Tanggal
Akses: 23 Desember 2008
http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/ -
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
7/10
__________. 2008d. Tocopherol.
benbest.com. Tanggal Akses:
20 Desember 2008
__________. 2008e. Natural Healty.
www.naturalcomplete.com.
Tanggal Akses: 23 Desember
2008
__________. 2008f. Saponifikasi.
www.wikipedia.org. Tanggal
Akses: 23 Desember 2008.
__________. 2008a. -Caroten.
www.wikipedia.org/wiki/beta-
caroten. Tanggal Akses: 18Desember 2008
__________. 2008b. Cholesterol.
www.wikipedia.org/wiki/chole
sterol. Tanggal Akses: 18
Desember 2008
__________. 2008c. Lycopen.
www.wikipedia.org. Tanggal
Akses: 18 Desember 2008
__________. 2008d. Hydroperoxide.
www.wikipedia.org/wiki/hydroperoxide. Tanggal Akses: 19
Desember 2008
__________. 2009a. Reaksi Saponifikasi
Pada Pembuatan Sabun.
yprawira.wordpress.com/reaksi
-saponifikasi-pada-proses-
pembuatan-sabun. Tanggal
Akses: 20 September 2009
__________. 2009b.Fluid Characteristics .
www.engineersedge.com.
Tanggal Akses: 20 September2009
__________. 2009c.Properties of Common
Organic Solvent. In Reichart,
C. 1988. Solvents and Solvent
Effects in Organic Chemistry.
2nd
ed. VCH Publishers
Bernasconi, G., H. Gerster. H. Hauser, H.
Stauble, dan E. Schneiter.
1995. Teknologi Kimia
Bagian 2. Penerjemah:
Handoyo. L. Pradya Paramitha.
Jakarta
Chang, R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-
Konsep Inti. Erlangga. Jakarta
Chen, T. C. and Y. H. Ju. 2001.
Polyunsaturated Fatty Acids
Concentrates from Borage
and Linseed Oil Fatty Acids.
JAOCS 78(5): 485.488
Gosh, M. and S. Bandyopadhyay. 2005.
Studies on Crystal Growth of
Rice Bran Wax in Hexame
Medium. JAOCS 82: 229-231
De Garmo, E. P., Sullivan W. G., dan
Carodo J. R. 1984. Enginering
Economy. Mac Millan
Publishing Company. New
York
Depperin. 2006. Gambaran Sekilas
Industri Minyak KelapaSawit. www.depperin.go.id.
Tanggal Akses: 27 Desember
2008
Effendy. 2006. Teori VSEPR, Kepolaran
dan Gaya Antar Molekul.
Bayu Media Publishing.
Malang
Estiasih, T. 1996. Reenkapsulasi
Konsentrat Asam Lemak
Omega-3 Dari Limbah Cair
Pengalengan Ikan Lemuru(Sardinella longiceps).Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Evans, J. C. D. R. Kodali, and P. B. Addis.
2002. Optimal Tocopherol
Concentration to Inhibit
Soybean Oil Oxidation.
JAOCS 79: 47-51
http://www.naturalcomplete.com/http://www.naturalcomplete.com/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/wiki/beta-carotenhttp://www.wikipedia.org/wiki/beta-carotenhttp://www.wikipedia.org/wiki/beta-carotenhttp://www.wikipedia.org/wiki/cholesterolhttp://www.wikipedia.org/wiki/cholesterolhttp://www.wikipedia.org/wiki/cholesterolhttp://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.engineersedge.com/http://www.engineersedge.com/http://www.depperin.go.id/http://www.depperin.go.id/http://www.depperin.go.id/http://www.engineersedge.com/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/wiki/cholesterolhttp://www.wikipedia.org/wiki/cholesterolhttp://www.wikipedia.org/wiki/beta-carotenhttp://www.wikipedia.org/wiki/beta-carotenhttp://www.wikipedia.org/http://www.naturalcomplete.com/ -
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
8/10
Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food
Science and Technology. John
Wiley and Sons. New York
Hasselwander, K. Kramer, and P. P. Hoppe.
2002. Effects Of Feeding
Various Tocotrienol Sources
on Plasma Lipids and Aortic
Arherosclerotic Lesions in
Cholesterol-Fed Rabbits.
Food Research International
35(2-3)245-251
Ketaren, S. 1986. Teknologi Minyak dan
Lemak Pangan. UI Press.
Jakarta
Gapor, A. B., M. Sulong., and R.M. Soom.
1985. Production of
Pythosterols from Palm Fatty
Acid Distillate. in Pitoyo,
1991. Pemisahan Tokoferol
dari Destilat Asam Lemak
Minyak Sawit. Thesis.
Program Pascasarjana UGM.
YogyakartaGoh, S. H. and P. T. Gee. 1985.
Noncarotenoids
Hydrocarbon in Palm Oiland Palm Fatty Acid
Distillate. JAOCS 63(2): 226-
230
Gordon, M. H. 1990. The Mechanism of
Antioxidant Action in Vitro.
Technomic Publisher.
Lancaster. Basel
Gustone. 1996. Lipid Technologies and
Application. Marcel Dekker
Inc., New York
Hartel, R. W. 2001. Crystallization in
Foods. A Wortels Kluwer Co.,
USA
Hayes, D. G. 2004. Enzyme-Catalyzed
Modification of Oilseeds
Materials to Produce Eco-
Friendly Products. JAOCS
81:1077-1103
Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food
Science and Technology. John
Wiley and Sons. New York
Krishnamurthy, R. and M. Kellens. 1995.
Fractionation and
Winterization inY. H. Hui
(ed). Baileys Industrial Oil
and Fat Products. Edible Oil
and Fat Product: Processing
Technology. 5th
ed. Vol. 4. A
John Wiley and Sons, Inc.,New York
Kulas, E., and R. G. Acman. 2001.
Protection of Tocopherol in
Non Purified and Purified
Fish Oil. JAOCS 78;197-203
Kurniasari, F. 2005. Optimasi Metode
Pemadatan Cepat Minyak
Hasil Samping Penepungan
Ikan Lemuru (Sardinella
longiceps) pada Proses
Pembuatan Minyak Kaya
Asam Lemak Omega-3.
Skripsi THP UB. Malang
Lawson, H. 1995. Food Oil and Fats.Chapman and Hall. New York
Lee, J., N. Koo, and D.B. Min. 2004.Reactive Oxigen Species
Aging, and Antioxidative
Nultraceauticals. Comprh.Rev. in Food Sci. and Food
Safety. 3:21-33
Lewis, J. 2001. Process for the Production
of Tocotrienol. US Patent
6,838,104
Liu, Q. Y. and B. K. H. Tan. 2002. Dietary
Fish Oil and Vitamin E
Enhance Doxorubicin Effectin P388 Tumor Bearing
Mice. Lipid 37:549-556
Martini, S. and M. C. Anon. 2000.
Determination of Wax
Concentration in Sunflower
Seed Oil. JAOCS 77: 1087-1092
Martini, S. and M. C. Anon. 2003.
Crystallization of Sunflower
Oil Waxes. JAOCS 80: 525-
532
-
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
9/10
Meydani, M. 2000. Effect of Functional
Food Ingridient: Vitamin E
Modulation of
Cardiovascular Disease and
Immune Status in the Eldery.Am. J. Clin. Nutr. 71:1665s-
1668s
Muchtadi, T. Asam Lemak Omega 9 dan
Manfaatnya Bagi Kesehatan.
www.bimoli.com. Tanggal
Akses: 27 Desember 2008
Musalmah, M., M. Y. Nizam, A. H. Noor
Aini, A. I. Azian, M. T. Gapor,
and W. Z. Wah Ngah. 2005.Comparative Effect of Palm
Vitamin E and Alfa
Tocopherol on Heading an
Wound Tissue Antioxidant
Enzyme Level in DiabeticRats. Lipids 40:575-580
Nesaretnam, K., R. Amba, K. R. Selvaduray,
A. Radhakhrishnan, K.
Reimann, G. Razak, and F.Virgall. 2004. Tocotrienol-
Rich Fraction From Palm Oil
Affects Gene Expression InTumor Resulting From
MCF-7 Cell Inoculation In
AthymicMice. Lipid 39:459-467
Ng, M. H., Y. M. Chao, A. H. Ma, C. H.
Choah, and M. A. Hashim.
2004. Separation Vitamin E
(Tocopherol, Tocotrienol,
and Tocomonoenal) in Palm
Oil.Lipid 39:1031-1035
Papas, A. M. 1999. Other AntioxidationsIn A.M. Papas (ed.).
Antioxidant Status, Diet,
Nutrition, and Healt. CRC
Press, Boca Ration
Packer, L. 1991. Protective Role of
Vitamin E in Biological
System. Am J Clin Nutr. 53:
1050S-1055S
Puah, C. W., Y. M. Choo., Ah Ngan Ma,
and C. H. Chuah. 2007. The
Effect of Physical Refining
on Palm Vitamin E
(Tochopherol, Tocotrienol,
and Tocomonoenol).
Malaysian Palm Oil Board.
Selangor
Pasaribu, N. 2004. Minyak Buah Kelapa
Sawit. Jurusan Kimia. Fakultas
MIPA. Universitas Sumatera
Utara
Ratnasari, A. 2008. Separasi Tokoferol
dari Destilat Asam LemakMinyak Sawit dengan
Metode Kristalisasi Pelarut
dan Aplikasinya sebagai
Antioksidan Alami pada
Minyak Ikan Lemuru.Skripsi THP UB. Malang
Rumbold, A., C. Crowther, R. Haslam, G.
Dekker, and J. Robinson. 2006.
Vitamins C and E and The
Risks of Preeclampsia and
Perinatal Complications. N.
Engl. J. Med. 354(17):1796-806.
Schwarz, K. S. W. Huang, J. B. German, B.
Tiersch, J. Hartmann, and E.N.
Frankel. 2000. Activities of
Antioxidant Are Affected by
Colloidal Properties of Oil in
Water and Water in Oil
Emulsions and Bulk Oils. J.
Agric. Food. Chem 48(10):
4874-4882
Sesridha, L. 2000. Kajian Pengaruh Suhu
dan Lama Fraksinasi
Terhadap Komposisi dan
Sifat Fisiko-Kimia Fraksi
Olein dari Minyak Kelapa
Sawit sebagai Bahan Baku
Minyak Pelumas. IPB. Skripsi
Bogor
http://www.bimoli.com/http://www.bimoli.com/http://www.bimoli.com/ -
5/20/2018 Fraksi Vitamin e Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Hasil Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah
10/10
Sudarmadji, S., B. Haryono., dan Suhardi.
2003. Prosedur Analisa
Untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty.
Yogyakarta
Susanto dan T.D. Widyaningsih. 2004.
Dasar-Dasar Ilmu Pangan
dan Gizi. Akademika.Yogyakarta
Tambun, R. 2002. Proses Pembuatan
Asam Lemak Secara
Langsung dari Buah Kelapa
Sawit.
library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-rondang.pdf. Tanggal
Akses: 23 Desember 2008
Tanito, M., N. Itoh, Y. Yoshida, M.
Hayakawa, A. Ohira, and E.
Niki. 2004. Distribution of
Tocopherols and Tocotrienos
to Rat Ocular Tissues after
Topical Ophthalmic
Administration. Lipid 39:469-474
Utami, M. N. 2008. PengaruhPenambahan Berbagai Jenis
dan Konsentrasi Absorben
terhadap Kemurnian
Tokoferol Pada Fraksi Tidak
Tersabunkan dan
Aplikasinya pada Minyak
Ikan. Skripsi THP UB.
Malang
Winarno, F. G. 1998. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas.
www.books.google.co.id.
Tanggal Akses: 23 Desember
2008
Yamashita, K., S. Ikeda, Y. Lizuka, and I.
Ikeda. 2002. Effect of
Sesaminol on Plasma and
Tissue a Tocopherol and a
Tocotrienol Concentration in
Rats Fed A Vitamin E
Concentrate rich in
Tocotrienol. Lipid 37:351-358
Yamauchi, R., H. Noro, M. Shimoyamada,
and K. Kato. 2002. Analysis of
Vitamin E and Its Oxidation
Product by HPLC with
Electrochemical Detection.
Lipid 37:515-522
http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/