kepolaran pelarut

23
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpang tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950- an dikembangkan sistem digital untuk melakukan analisis dalam memecahkan permasalahan keruangan. Hingga kini berbagai peranan Sistem Informasi Geografis telah berkembang yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan ruang. Perkembangan dibidang teknologi komputer telah membawa manfaat yang sangat besar bagi penyebaran informasi. Dengan internet misalnya, kita dapat melihat tempat-tempat yang indah disegala penjuru dunia bila tampilannya memanfaatkan sistem informasi geografi. Sistem informasi geograft (SIG) adalah bahagian daripada sistem informasi yang diaplikasikan untuk data geografi atau alat data base untuk analisis dan pemetaan sesuatu yang terdapat dan terjadi di bumi. SIG mulai dikenal pada tahun 1950-an. Pada mulanya penelitian-penelitian dibidang SIG terbatas dikalangan peneliti-peneliti bidang botani, meteorologi dan transportasi. Mereka mulai membuat peta-peta yanng bersifat otomatis dan berusaha mempresentasikan kartografi berkomputer. 1

Upload: desta-donna-putri-damanik

Post on 28-Nov-2015

506 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pelarut yang digunakan untuk ekstraksiJenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu:a. Pelarut polarMemiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh pelarut polar adalah: air, metanol, etanol, asam asetat.b. Pelarut semipolarPelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat, kloroformc. Pelarut nonpolarPelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eterMacam – macam cairan penyari :a. AirTermasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hidrat, garam glauber dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut meripakan makanan yang baik untuk jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangkan simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.b. EtanolEtanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum) lebih baik dari pada air sendiri.c. Gycerinum (Gliserin)Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.d. EterSangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.e. Solvent HexaneCairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya strychni, secale cornutum.f. AcetonumTidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI)g. ChloroformTidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.

TRANSCRIPT

Page 1: kepolaran pelarut

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan

tumpang tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak

tahun 1950-an dikembangkan sistem digital untuk melakukan analisis dalam

memecahkan permasalahan keruangan. Hingga kini berbagai peranan Sistem

Informasi Geografis telah berkembang yang dapat digunakan untuk mengatasi

berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan ruang.

Perkembangan dibidang teknologi komputer telah membawa manfaat yang

sangat besar bagi penyebaran informasi. Dengan internet misalnya, kita dapat

melihat tempat-tempat yang indah disegala penjuru dunia bila tampilannya

memanfaatkan sistem informasi geografi. Sistem informasi geograft (SIG) adalah

bahagian daripada sistem informasi yang diaplikasikan untuk data geografi atau

alat data base untuk analisis dan pemetaan sesuatu yang terdapat dan terjadi di

bumi. SIG mulai dikenal pada tahun 1950-an. Pada mulanya penelitian-penelitian

dibidang SIG terbatas dikalangan peneliti-peneliti bidang botani, meteorologi dan

transportasi. Mereka mulai membuat peta-peta yanng bersifat otomatis dan

berusaha mempresentasikan kartografi berkomputer.

Sistem Informasi Geografi (SIG) mulai dikenal pada awal tahun 1980-an.

Sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik lunak maupun keras,

SIG berkembang pesat pada era 1990-an. Secara harfiah SIG dapat diartikan:

”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data

geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk

menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam

suatu informasi berbasis geografis”.

Software SIG mengalami perkembangan yang cepat, ada yang

dikembangkan oleh industri jasa dan ada pula yang open source. Software

berlisensi yang banyak digunakan adalah dari ESRI yang menghasilkan ArcView

hingga ArcGIS yang diikuti oleh MapInfo. Berbagai software open source mulai

dikembangkan, misalnya GRASS dan MapWindows.

1

Page 2: kepolaran pelarut

ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG

sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer,

perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk

memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan

menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

Saat ini SIG termasuk salah satu teknologi yang berkembang pesat.

Teknologi ini terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang didesain

untuk mengorganisir data yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis,

memperkirakan dan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat

kompleks, tetapi pada umumnya data geografi mengandung 4 aspek penting yaitu:

1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang

yang khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta).

2. Atribut, informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang

diperlukan

3. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif di antara objek-objek ruang

4. Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.

Data SIG mempunyai dua komponen, yaitu komponen spatial atau

geografis, komponen atribut atau tabel. Data spatial menampilkan lokasi

geografis dari suatu features. Pada umumnya features tersebut ditampilkan dalam

bentuk titik (point), garis (line), poligon (polygon).

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan

paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI

(Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah

dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta serta laporan yang

berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis. Untuk memulai penggunaan

Arcview 3.3 pastikan di dalam komputer sudah terinstal Arcview 3.3.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi-fungsi dan

cara-cara aplikasi dari geoprocessing dalam program ArcView 3.3.

2

Page 3: kepolaran pelarut

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat

keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu

(proses) pengambilan keputusan. Perkembangan ini diikuti oleh membanjirnya

produk teknologi SIG di pasar-pasar Indonesia, demikian cepat arus datangnya

produk-produk teknologi sistem informasi yang multi-disiplin ini sudah

sepatutnya juga diikuti pula dengan kemampuan dalam memahami pengertian

sistem, data dan informasi, sistem informasi, sistem informasi geografis agar bisa

mengimbangi kecepatan perkembangan teknologinya (Aini, 2007).

Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya berhubungan

dan berkerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat

lunak SIG ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat “plug-in”

dan dapat diaktifkan ketika penggunanya memerlukan kemampuan fungsionalitas

tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak

yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di-instal) ke dalam

perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari

ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit

Tools v3.1, Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool, Projection

Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions (Syakur,

2007).

Sumber data yang akan dimasukkan ke dalam sebuah proyek ArcView

akan dianggap sebagai sebuah Theme baru. Theme merupakan serangkaian

kenampakan geografi dalam sebuah view. Sebuah theme sebaiknya hanya berisi

satu macam tema data. Misalnya, sebuah theme berisi data tentang peta dasar,

jaringan jalan, jaringan sungai, bentuk lahan, penutupan lahan, dan lain-lain.

Setiap theme yang dibuat dapat diaktifkan atau tidak diaktifkan dari view,

sehingga isi dari theme tersebut akan tampak pada view atau tidak tampak. Theme

aktif akan tampak pada view dengan urutan susunan yang sesuai dengan urutan

menurun theme pada daftar isi (table of content). Theme aktif ditandai dengan

kesan menonjol pada theme tersebut (Budiyanto, 2002).

3

Page 4: kepolaran pelarut

Data yang digunakan SIG selalu diperoleh dari berbagai jenis dan

disimpan dengan cara yang berbeda. SIG menyediakan alat dan metode untuk

mengintegrasikan data yang berbeda ke suatu format sehingga dapat dibandingkan

dan dianalisa. Sumber data utama diperoleh dari digitasi manual dan penyiaman

(scanning) foto udara, lembaran peta dan seperangkat data digital yang sudah ada.

Remote sensing dan GPS merupakan sumber data SIG yang terus berkembang

(Puntodewo, dkk, 2003).

Data spasial yang digunakan untuk analisis dalam SIG dapat diperoleh dari

berbagai sumber serta dalam berbagai format. Untuk keperluan analisis data-data

tersebut perlu dikelola dalam satu sistem basis data yang terintegrasi. Data yang

diperoleh dari suatu sumber lain terkadang tidak bisa langsung digunakan untuk

proses analisis lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena masing-masing perangkat

lunak (software) mempunyai struktur data yang berlainan, baik dari segi konsep

maupun dari segi teknik penyimpanan maupun pengelolaan data. Selain itu, data

tersebut seringkali perlu diubah dari satu tipe data ke tipe data yang lain. Begitu

juga dengan informasi koordinat sistem maupun georeferensi, perlu dilakukan

transformasi sehingga data-data spasial yang akan digunakan untuk analisis dapat

terintegrasi dengan baik dan benar (Mustopa, 2009).

ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data

dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data

dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang

berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial

yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-

theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan

komponen-komponen programnya (view, theme, table, chart, layout dan script)

dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam

ArcView (Syakur, 2006).

Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi  dengan

didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Ada 6 fungsi dalam

geoprocessing yaitu Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data.

Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari

fungsi Buffer. Geoprocessing merupakan tambahan/extensions dari arcview 3.x.

4

Page 5: kepolaran pelarut

Sehingga untuk menggunakannya haruslah dilakukan penambahan extension ini

terlebih dahulu. Fungsi geoprocessing ini diaktifkan lewat menu: View-

Geoprocessing Wizard (Prasetyo, 2007).

Geoprocessing ini merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di sistem

informasi lainnya. Hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir

60-70% kegiatan SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data

kurang berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum

mengaplikasikan geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai alat

pemetaan. Berkaitan dengan entry data yang menyerap 60-70% kegiatan SIG dan

ketersediaan data spasial (peta) sangat kurang, penggunaan GPS bukan hanya

menjadi alat alternative, tetapi juga –khususnya sejak 2 Mei 2000 saat selective

avaibility dilepas oleh Amerika Serikat- tingkat keakuratannya yang cukup tinggi

disamping pengoperasiaannya relatif mudah. Keterkaitan antara feature dengan

atribut juga selalu disajikan dalam geoprocessing. Misalnya, pada operasi

Intersect, intersect satu data dengan data lain akan menghasilkan data baru, baik

secara grafis (feature) maupun deskripsinya (Suprapto, 2008).

Fungsi pertama yang terdapat pada form geoprocessing wizard adalah

fungsi dissolve. Fungsi Dissolve akan menggabungkan object-object dalam

sebuah layer yang mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama. Fungsi

dalam geoprocessing selanjutnya adalah merge. Sesuai dengan namanya,

fungsi ini akan menggabungkan beberapa peta menjadi satu peta dengan

mengambil bentuk susunan tabel dari salah satu peta yang digabungkan.

Fungsi clip digunakan untuk memotong peta dengan bentuk potongan berdasar

bentuk object dari peta yang lain. Fungsi Intersect dan Union adalah fungsi

untuk membuat peta baru yang terbentuk dari hubungan 2 buah peta (Trenggana,

2006).

5

Page 6: kepolaran pelarut

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Geoprocessing” ini

dilaksanakan pada hari Rabu 26 November 2013 pada pukul 10.00 WIB sampai

dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di ruang Laboratorium Manajemen

Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum SIG ini adalah laptop, flashdisk,

dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum SIG ini adalah

software ArcView 3.3.

Prosedur

A. Dissolve

1. Dibuka program ArcView 3.3, kemudian buka file langkat lalu klik OK

2. Setelah itu klik view , pilih geoprocessing wizard, pilih dissolved featured

basse on , klik next.

6

Page 7: kepolaran pelarut

3. Setelah di klik next , maka akan muncul gambar seperti ini, pada pilihan

pertama , pilih langkat, pada pilihan select an attribute to dissolve ganti

dengan P106 , pada output file pilih dimana file nya akan di simpan, lalu

next.

4. Pada pilihan choose one or more additional fields and opeirations to be

included in the output file pilih P106_id by Average, lalu klik finish

7

Page 8: kepolaran pelarut

5. Setelah finish , maka akan muncul disslvtesa.shp, dan gambar seperti ini

akan muncul

B. Merge

1. Buka view 2, lalu pilih file asahan dan batubara, lalu klik OK. Maka akan

muncul gambar berikut.

2. Klik view , pilih geoprocessing wizard, pilih merge themes together, lalu

klik next.

8

Page 9: kepolaran pelarut

3. Pilih kedua file pada pilihan select at least, pada kolom use fields from :

pilih Batubara pada output file , pilih dimana file akan disimpan,

tapilannya seperti ini , lalu klik finish.

4. Setelah finish akan muncul mergetesa.shp , dan tampilannya seperti ini

9

Page 10: kepolaran pelarut

C. Clip One Theme

1. Buka view 3, lalu pilih file asahan dan kab sumut, lalu klik OK, maka

akan muncul gambar seperti ini.

2. Lalu klik file arcView Projection utility , maka akan muncul gambar

seperti ini , dan klik ok.

3. Setelah itu pada pilihan directory , pilih data kab.sumut , lalu klik next.

Pada arcView Projection Utility- Step 2 , kolom name pertama pilih

Geographic , pada kolom nama ke 2 ganti menjadi GSC_WGS_1984

(4326) , lalu klik next , dan akan muncul gmbr seperti ini

10

Page 11: kepolaran pelarut

4. Klik yes , lalu pada Pada arcView Projection Utility- Step 3 , kolom

name pertama pilih Projected , pada kolom nama ke 2 ganti menjadi

WGS_1984 _UTM_Zone 47N (32647) , lalu klik next , dan akan

muncul gmbr seperti ini.

5. Setelah itu pilih tempat penyimpanan , lalu klik finish. Setelah berhasil

, pilih dimana file akan di simpan , setelah di simpan buka lagi dimana

file di simpan , lalu klik new view. Setelah itu buka file asahan , ceklis

asahan. Maka tampilan akan seperti ini

11

Page 12: kepolaran pelarut

6. Setelah itu lakukan geoprocessing wizard , dan pilih dimana file akan

di simpan lalu next , next dan finish , maka tampilannya akan menjadi

seperti ini

12

Page 13: kepolaran pelarut

D. Union two themes

1. Setelah gambar seperti di atas , ketik view lalu geoprocessing wizard

Pilih union two themes , lalu klik next

2. Lalu pada pilihan output file , pilih dimana file akan di simpan , lalu

klik finish, maka akan muncul gmbr seperti ini

13

Page 14: kepolaran pelarut

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari kegiatan praktikum Geoprocessing ini diperoleh hasil-hasil dari

proses geoprocessing seperti berikut ini:

A. Dissolve

B. Merge

14

Page 15: kepolaran pelarut

C.Clip One Theme

D. Union

15

Page 16: kepolaran pelarut

Pembahasan

Dari kegiatan praktikum Geoprocessing ini diperoleh 4 buah hasil yang

merupakan hasil dari 4 buah proses dalam kegiatan Geoprocessing yaitu Dissolve,

Merge, Clip One Theme, dan Union. Kegiatan Geoprocessing ini dapat dilakukan

dalam program ArcView 3.3, karena di dalam program ArcView dapat dilakukan

tambahan/extensions Geoprocessing dan merupakan kekuatan SIG yang tidak

terdapat dalam sistem informasi lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Syakur (2007) bahwa Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya

berhubungan dan berkerja dengan bantuan extensions yang berguna untuk

memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Salah satu

contoh extensions ini adalah Geoprocessing.

Dari hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa Dissolve berfungsi untuk

menggabungkan objek-objek yang terdapat dalam suatu peta. Merge befungsi

untuk menggabungkan 2 buah peta, Clip One Theme berfungsi untuk memotong

suatu peta dengan bentukan sesuai dengan bentuk objek tertentu. Sedangkan

Union berfungsi untuk membentuk sebuah peta baru yang terbentuk dari

hubungan 2 buah peta. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Trenggana (2006)

yang menjelaskan tentang fungsi-fungsi yang terdapat pada form Geoprocessing

Wizar

16

Page 17: kepolaran pelarut

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Geoprocessing merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di sistem

informasi lainnya.

2. Fungsi Dissolve akan menggabungkan object-object dalam sebuah layer

yang mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama.

3. Fungsi Merge akan menggabungkan beberapa peta menjadi satu peta

dengan mengambil bentuk susunan tabel dari salah satu peta yang

digabungkan.

4. Fungsi clip digunakan untuk memotong peta dengan bentuk potongan berdasar

bentuk objek dari peta yang lain.

5. Fungsi Union adalah fungsi untuk membuat peta baru yang terbentuk dari

hubungan 2 buah peta.

Saran

Dalam proses Geoprocessing ini sebaiknya dilakukan sesuai dengan

prosedur yang ada agar data dapat diolah atau diproses dengan baik di dalam

program ArcView 3.3 sehingga diperoleh hasil sesuai dengan fungsi-fungsi dari

Geoprocessing Wizard dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

17