pkl proses kristalisasi nira

Upload: dani-dwi-sucahyono

Post on 02-Mar-2016

99 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PROSES KRISTALISASI NIRA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tebu (Sacharum officanarum, L) merupakan bahan baku yang digunakan pada produksi gula. Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang banyak dikonsumsi masyarakat dan memegang peranan penting dalam sistem perekonomian Indonesia.Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Inpres no 9/Thn 1975 yaitu tentang program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) adalah bertujuan untuk meningkatkan produksi gula nasional serta meningkatkan pendapatan petani tebu.

Menurut Mubyarto (1981), bahwa tujuan akhir program TRI adalah agar petani menjadi manajer dapat berwiraswasta yang mampu memenuhi kebutuhan pabrik gula terhadap permintaan tebu sebagai bahan dasar pembuatan gula pasir.Produksi gula merupakan hasil perlakuan dari randemen ( kadar gula dalam tebu ) dengan bobot tebu. Makin tinggi rendemen yang dicapai oleh suatu tanaman tebu maka produksi yang diperoleh petani semakin banyak. Tinggi rendahnya pencapaian randemen sangat dipengaruhi oleh tingkat kemasakan dari tanaman tebu. Pada tanaman tebu yang telah masak maka randemennya cukup tinggi, demikian sebaliknya pada tanaman yang belum masak maka randemennya rendah.

Faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat randemen yang akan dihasilkan diantaranya meliputi sebagai berikut :

Pengaturan pola tanam yang tepat

Masa tanam dan tebang yang tepat Kedisiplinan terhadap menyusun dan melaksanakan rencana tebang

Kelancaran dalam pelaksanaan pengangkutan tebu

Melaksanakan pengawasan kegiatan pencapaian kualitas tebu yang layak giling dan pengamatan proses pasca panen oleh Forum Musyawarah Produksi Gula (FMGP)

Dalam proses pembuatan gula kristal putih/ gula SHS (Superior High Sugar), maka yang perlu diperhatikan adalah proses pemasakan di stasiun pemasakan, karena pada stasiun pemasakan ini akan terjadi proses kristalisasi gula yang akan berpengaruh terhadap kualitas produk akhir yang dihasilkan yaitu gula SHS (Superior High Sugar).1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapang

Pelaksanaan Praktek kerja lapang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menangani pengolahan produk hasil pertanian serta memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja. Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang yaitu : Mengetahui tentang PT PG. Krebet Baru khususnya KB I. Mengetahui dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh selama dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Mengetahui secara langsung situasi dan kondisi di perusahaan yang bersangkutan. Mengetahui dan memahami proses pembuatan gula di PT PG. Krebet Baru. Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenalkan sistem nyata pada perusahaan baik jasa maupun manufaktur.

1.3 ManfaatDengan mengadakan penelitian di PT. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru I Bululawang Malang, maka ada beberapa manfaat yang diharapkan :

1. Memperluas wawasan mahasiswa dengan mengenalkan sistem nyata pada perusahaan baik jasa maupun manufaktur.

2. Melihat langsung dan membuktikan aplikasi dan kebenaran teori yang diterima di bangku kuliah.

3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang berharga melalui keterlibatannya secara langsung di dalam dunia kerja yang nyata. Dan juga melihat situasi kerja di lapangan dan hubungan antara pekerja dengan pekerja maupun antara pekerja dengan pimpinan.

4. Mengetahui proses pembuatan gula mulai dari tebu sampai menjadi gula.5. Mempercepat hubungan antara perusahaan sebagai instansi teknik dengan perguruan tinggi sebagai instansi pendidikan, sehingga akan menghasilkan suatu kerjasama yang saling menguntungkan diantara kedua pihak.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nira

Nira adalah cairan yang keluar dari pohon tebu/bunga pohon, penghasil nira lainnya seperti kelapa, aren disadap dan dalam keadaan segar yang mempunyai rasa manis, berbau harum dan tidak berwarna (Muchtar, 1984).

Komposisi dari suatu jenis tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya varietas tanaman, umur tanaman, dan iklim. Demikian juga setiap jenis tanaman mempunyai komposisi nira berlainan, yang umumnya terdiri air, sukrosa, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya komposisi nira tebu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Nira Tebu

KomposisiJumlah ( % )

Air

Sukrosa

Gula reduksi

Bahan organik bukan gula

Bahan organik

Senyawa bernitrogen

Serat tebu

Abu75,0 88,010.0 21,0 0,3 3,00,5 1,0

0,2 0,6

0,5 0,1

8,0 16,0

3,0 8,0

Sumber : Muchtar (1984)

Randemen awal dari nira tebu tersebut sangat bervariasi dan ini dipengaruhi oleh iklim, tanah serta kondisi tanaman tersebut. 2.2 Gula

Gula merupakan senyawa organik yang sangat penting sebagai bahan makanan, karena gula mudah dicerna dalam tubuh kita sebagai kalori. Selain, sebagai bahan makanan, gula merupakan bahan baku dalam pembuatan alkohol, pengawet makanan, bahan pembuatan margarine, bahan campuran obat-obatan dan lain-lain.

Gula yang banyak diperdagangkan adalah gula sukrosa yang berbentuk kristal berwarna putih yang berasal dari tanaman tebu (Sacharum officinarum L). Selain itu dikenal juga gula glukosa yang terbuat dari Starch (pati) yaitu gula fluktosa yang banyak digunakan penderita diabetes. Gula manosa yang banyak digunakn untuk campuran obat-obatan, gula malnosa untuk bahan baku penyedap rasa, gula laktosa yang terdapat pada susu hewan. Gula temasuk karbohidrat yang memiliki rumus molekul C12H22O11 yang biasa disebut dengan disakarida.Di dalam tanaman tebu, gula mengalami fotosintesa dengan menggunakan kalori sebesar 675 K kal dan memerlukan sinar matahari sebagai katalisator. Reaksi yang terjadi selama proses sintesa tersbut sebagai berikut:6CO2 + 6H20 + 675 k kal C6H12O6 + 6O2Oksigen yang dibebaskan dari udara C6H12O6 yang terbentuk berkondensasi membentuk C12H22O11Gula yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain dari tanaman tebu (Sacharum officinarum, L), keluarga tanaman Palmae (kelapa, siwalan, sagu, aren, kurma), tanaman sorgum, madu dan pemanis sintetik yang dapat dibuat dari tebu.

Adapun secara umum tahapan proses pembuatan gula tebu yaitu:1. Pemerahan Nira (Ekstrasi)

2. Pemurnian Nira

3. Penguapan Nira (Evaporasi)

4. Kristalisasi

5. Pemisahan Kristal Gula

6. Pengeringan Kristal Gula

7. Pengemasan

2.3 Sakarosa

Sakarosa atau sukrosa (C12H22O11) merupakan karbuhidrat yang termasuk gula dalam golongan disakarida. Adapun sifat-sifat sakarosa:1. Berat molekul = 342,296

2. Berat jenis = 1,5879 pada suhu 15 C

3. Dalam keadaan murni pada suhu kamar sakarosa berbentuk kristal uncolories (tak berwarna)4. Kristal sakarosa pada umumnya berbentuk monoclyn-hemimorphye dengan sudut = 103 dan mempunyai perbandingan sumbu a : b : c = 1.2595 : 1 : 1,8783.

5. Kristal sakarosa mudah larut dalam air, daya larutnya sebanding dengan kenaikan suhu membentuk larutan tidak berwarna dan mempunyai rasa manis.

6. Titik cair sakarosa murni = 185 C

7. Sifat-sifat larutan sakarosa

a. Sakarosa dapat mengkristal bila larutannya didinginkan, atau diuapkan sampai larutan menjadi lewat jenuh. Proses pengkristalan sakarosa terdiri dari dua proses utama, yaitu proses pengintian (Nucleation) dan proses pertumbuhan (Growth). Proses pengintian dapat dilakukan dengan sedikit tepung sakarosa. Proses pertumbuhannya sangat tergantung dari kritis larutan sakarosa, pertumbuhan sangat baik pada titik 70 C yaitu mencapai 1700 mg/m menit.

b. Tegangan permukaan larutan sakarosa lebih rendah daripada air, yaitu berkisar antara 30 60 dyne/cm.

c. Titik didih dan titik beku larutan sakarosa juga memegang peranan penting dalam penentuan konsentrasi pada saat proses kristalisasi. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh bahan baku sakarosa sehingga semakin tinggi konsentrasi sakarosa dalam larutan semakin rendah titik didihnya.

d. Larutan sakarosa pada temperatur tinggi dan suasana basa mudah terjadi dekomposisi sakarosa menjadi bermacam-macam senyawa, antara lain membentuk warna coklat.

e. Larutan sakarosa mudah terhidrolisis dalam suasana asam dan temperatur tinggi membentuk gula invert (campuran glukosa dan fruktosa)8. Sakarosa dapat larut dalam air, aniline, piridin, etil asetat, amil asetat cair, fenol cair, amoniak cair, campuran alkohol cair dan campuran aseton cair. Akan tetapi tidak larut dalam, petroleum, CS2, benzena.Tabel 2.2 Komponen Yang Terkandung Dalam TebuJENIS KOMPONENPADATAN TERLARUT (%)

Gula75 79

Sakarosa0 6

Glukoksa2 4

Fruktosa2 4

Garam organik dan anorganik3 7,5

Garam organik bebas0,5 7,5

Bahan-bahan organik lain :

Protein0,5 0,6

Pati/ Starch0,001 0,05

Lemak, zat lilin0,05 0,15

Gum0,3 0,6

Lain-lain3 5

2.4 Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan melalui alih massa dari fase cair ke fase kristal padat murni dengan pedinginan, penguapan atau kombinasi keduanya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kristalisasi yaitu hasil kristal, kemurnian ukuran, keseragaman serta bentuknya.Keseluruhan kristalisasi dari suatu larutan lewat jenuh terdiri dari dua tahap yaitu pembentukan inti kristal dan pertumbuhan kristal. Inti kristal baru terus terbentuk, disamping pertumbuhan inti yang ada. Tenaga pendorong untuk tahap pembentukan inti dan tahap pertumbuhan adalah lewat jenuh atau supersaturasi.1. Pembentukan Inti Kristal

a. Pembentukan inti kristal primer umumnya berlangsung pada tingkat yang rendah. Dalam larutan lewat jenuh kristal berukuran kecil berada dalam keseimbangan, apabila dalam larutan tersebut terdapat kristal besar, maka kristal yang lebih besar tumbuh dan yang lebih kecil akan larut. Ukuran partikel merupakan faktor yang penting dalam pembentukan inti kristal.b. Pembentukan inti kristal sekunder merupakan cara pembentukan inti kristal yang paling efektif. Inti kristal dapat terjadi bila kristal bertumbukan antara yang satu dengan lain dengan alat pengaduk dalam proses pengadukan, atau dengan dinding wadah atau pipa.

Tipe pembentukan inti kristal ini dipengaruhi oleh intensitas pengadukan, berlangsung pada daerah larutan lewat jenuh yaitu daerah pertumbuhan kristal optimum untuk kristal yang baik.2. Kecepatan Pembentukan Kristal dan Koefisien Pertumbuhan Kristal

Kecepatan pertumbuhan permukaan kristal adalah jarak yang ditempuh persatuan waktu. Pertumbuhan kristal merupakan proses pembentukan lapis demi lapis, dimana pertumbuhannya dapat berlangsung pada bagian luar permukaan kristal.

3. Keseimbangan Kelarutan Dalam Kristalisasi

Dalam kristalisasi, keseimbangan dicapai apabila larutan induk menjadi jenuh.

4. Hasil Panas dan Neraca Bahan Dalam Kristalisasi

a. Hasil dan Neraca bahan dalam kristalisasi

Hampir semua kristalisasi dalam larutan induk dan padatan kristal saling kontak untuk waktu yang cukup lama untuk mencapai keseimbangan. Oleh karena itu cairan induk dijenuhkan pada suhu akhir proses, konsentrasi akhir padatan-padatan larutan dapat diperoleh dari hasil pelarutan.

Dalam beberapa keadaan dalam kristal kecepatan pertumbuhan kristal dapat cukup lambat akibat larutan yang sangat pekat atau kecilnya permukaan kristal yang masuk ke larutan.

b. Pengaruh Panas dan Neraca dalam kristalisasiApabila suatu senyawa yang kelarutannya naik dengan naiknya suhu larutan, terdapat penyerapan panas yang disebut panas larutan. Suatu evaluasi panas terjadi apabial suatu senyawa yang kelarutannya menurun dengan naiknya suhu. Untuk senyawa yang kelarutannya tidak berubah dengan susu, tidak terdapat panas evaluasi pada kelarutannya.

Dalam kristalisasi, terjadi kebalikan pelarutan. Pada keseimbangan, panas kristalisasi setara dengan panas larutan pada konsentrasi sama dalam larutan.BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini selama 1 bulan dan dimulai pada bulan 21 Oktober 2013 26 November 20133.1.2 Tempat

Praktek Kerja Lapang bertempat di Pabrik Gula Krebet Baru I Malang.3.2Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini, meliputi observasi, wawancara, dan studi pustaka.a. Observasi Lapangan

Yaitu bahwa dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini langsung melakukan pengamatan ke obyek yaitu di bagian tanaman (bahan baku) dan pabrikasi (proses)

b. Wawancara

Yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berkepentingan seperti manajer bagian proses, kordinator proses, mandor dan operator pabrik.

c. Studi Pustaka

Yaitu dengan cara mencari data-data pada literatur (pustaka) yang berhubungan dengan proses pengolahan gula dari bahan baku hingga proses akhir menjadi produk gula.BAB IVTINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

4.1Sejarah Perusahaan

PT. Pabrik Gula Krebet Baru didirikan tahun 1906 oleh pemerintah Hindia Belanda yang kemudian dimiliki oleh Mayor Oci Tiong Concern, pada masa revolusi tahun 1945 sampai tahun 1947 perusahaan ini mengalami kerusakan yang cukup parah akibat peperangan, sehingga pabrik menghentikan semua kegiatan produksinya, petani yang semula menggiling tebu di pabrik, mengalihkan penggilingannya ke pengolahan tebu secara tradisional yang menghasilkan gula merah.

Pada 1954 atas desakan petani yang tergabung dalam IMAPETERMAS (Indonesia Maskapai Andai-Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), PT. Pabrik Gula Krebet Baru melakukan rehabilitasi dan dapat beroperasi kembali.

Berdasarkan Indonesian Sugar Studies Januari 1972 areal untuk tanaman tebu di daerah Malang Selatan tersedia 12.000 Ha, sedangkan untuk PT. Pabrik Gula Krebet Baru telah tersedia lahan seluas 4.000 Ha.

Budi daya tanaman tebu di sekitar PT. Pabrik Gula Krebet Baru terus berkembang sehingga kapasitas yang semula sebesar 2.000 Ton Cane per Day (TCD) tidak mampu menampung tebu yang ada. Untuk meningkatkan kapasitas giling, maka pada tahun 1976 dibangun pabrik gula lagi yang diberi nama PT. Pabrik Gula Krebet Baru II dengan kapasitas giling 3.000 Ton Cane per Day (TCD). Dengan demikian mulai saat itu PT. Pabrik Gula Krebet Baru terdiri dari 2 (unit) yaitu PT. Pabrik Gula Krebet Baru I (KB I) dan PT. Pabrik Gula Krebet Baru II (KB II) dengan kapasitas giling secara keseluruhan sebesar 5.000 Ton Cane per Day (TCD) atau 50.000 Kwintal tebu per hari. Pada tahun 1987 kapasitas ditingkatkan menjadi 6.000 Ton Cane per Day (TCD) dan pada tahun 1988 kapasitas ditingkatkan kembali menjadi 6.500 Ton Cane per Day (TCD). Tahun 2006 kedua pabrik meningkatkan kapasitas sebesar 8500 Ton Cane per Day (TCD).

4.2Lokasi Perusahaan

PT. Pabrik Gula Krebet Baru terletak di Desa Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang, jarak dari kota Malang 13 km ke arah selatan. Tanah di daerah Malang Selatan cukup menguntungkan bagi petani tebu, yang terdiri dari dua bagian yaitu Historis dan daerah Ekspansi (perluasan) dimana daerah historis merupakan tanah tegalan (lahan kering). Apabila ditinjau dari segi kemudahan memperoleh bahan baku, bahan jadi dan tenaga kerja, maka lokasi tersebut dapat dikatakan strategis karena tenaga kerja mudah diperoleh di sekitar pabrik. Listrik maupun air mudah diperoleh dan transportasi mudah didapat karena PT. Pabrik Gula Krebet Baru berada pada persimpangan jalan antara Malang Gondanglegi Wajak Dampit dan terdapat lori yang dapat mencapai areal tanaman tebu yang letaknya dekat dengan lokasi pabrik.

Jika ditinjau dari segi lokasi, PG. Krebet Baru memiliki beberapa faktor yang mendukung kelancaran produksi, yaitu:

a. Penyediaan Bahan Mentah

Sumber bahan mentah dapat diperoleh dari penduduk di sekitar pabrik, sehingga tidak mengalami kesulitan bahan baku. Pabrik juga memberikan kredit kepada petani tebu untuk keperluan para petani seperti pupuk yang dimaksudkan untuk meningkatkan keinginan para petani tebu untuk menanam tebu.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja diperoleh dari penduduk sekitar pabrik sehingga tidak mengalami kesulitan bila sewaktu waktu memerlukan tenaga kerja.

c. Penyediaan Air

Pabrik tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air untuk proses produksi karena disekitar pabrik tersedia sumber air yang cukup banyak. Di sini pabrik juga bekerjasama dengan pengairan.

d. Transportasi

Faktor pengangkutan bukan merupakan hambatan karena tempat bahan mentah tidak terlalu jauh dari lokasi perusahaan, demikian juga biaya transportasi tidak terlalu tinggi. Lokasi pabrik terletak di pinggir jalan raya, sehingga memudahkan transportasi bagi pabrik untuk mengangkut bahan mentah maupun barang jadi.

e. Iklim

Faktor iklim sangat menetukan dalam penanaman tebu terutama dalam pertumbuhannya. Adapun unsur unsur yang mempengaruhi penanaman tebu meliputi : panas matahari, tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan, dan intensitas air yang terkandung di dalam tanah.f. Pemasaran Hasil Produksi

PG. Krebet Baru tidak mengalami kesulitan dalam pemasarannya, karena pemasaran hasil produksi ditangani oleh KUD.

4.3Bentuk Badan Usaha

PT. Pabrik Gula Krebet Baru merupakan BUMN yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan RI yang merupakan anak perusahaan dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. PT (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia merupakan perusahaan induk yang tidak menjalankan aktivitas usahanya sendiri. Kegiatan operasional perusahaan dilakukan oleh anak perusahaan.

Perusahaan ini sebagai BUMN mempunyai hak otonomi yang luas, yang berarti tidak ada campur tangan dalam hal ini Departemen Keuangan RI dalam mengelola perusahaan.

Anak-anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia adalah :

1. PT. PG Redjo Agung Baru Madiun.

2. PT. PG Krebet Baru Malang.

3. PT. Perusahaan Ekspor Impor Rajawali Nusindo.

4. PT. Nelayan Jasa Umum Mutiara Rajawali.

5. PT. Bandareksa Rajawali.

6. PT. Apotik Bima.

7. PT. Industrial Management Company.

8. PT. Perkebunan Karet Cimayak.

9. PT. Perkebunan Karet Cileles.

4.4 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi adalah merupakan sesuatu yang sangat diperlukan keberadaannya oleh perusahaan, karena struktur organisasi merupakan bagian untuk mengatur dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan serta tanggung jawab tugas masing-masing jabatan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan memudahkan pengelolaan suatu perusahaan, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Dalam organisasi, fungsi, wewenang dan tanggung jawab melekat terhadap proses atau fungsi di seluruh departemen organisasi. Dengan demikian, fungsi para manager bertanggung jawab mengawasi bawahannya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Setiap anggota fungsi tidak dibenarkan mengerjakan fungsi lainnya, karena wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi telah digariskan dengan sangat jelas.

Adapun struktur organisasi yang terdapat pada PG. Krebet Baru adalah merupakan struktur organisasi dengan bentuk garis, dimana kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai ke bawah menurut garis vertikal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat analisa jabatan PG. Krebet Baru sebagai berikut :

4.4.1 Analisa Jabatan

Secara garis besar tugas dari masing-masing pejabat pada PG. Krebet Baru Malang adalah sebagai berikut :

1. General Manager

General Manager merupakan wakil direksi yang dikuasainya. Direksi adalah pimpinan dari suatu perusahaan yang menguasai beberapa buah pabrik.

Fungsi : Mengelola perusahaan secara keseluruhan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direksi.

Tugas General Manager adalah :

1. Merumuskan sasaran dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan.

2. Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.

3. Membantu direksi dalam menyusun rencana jangka panjang perusahaan.

4. Melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang keuangan, personalia, produksi, teknik dan umum.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan direksi.

Wewenang :

1. Memilih dan menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.

2. Mengendalikan pelaksakaan anggaran perusahaan.

3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan non-staff perusahaan.

Tanggung Jawab

1. Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

2. Penjagaan terhadap rahasia perusahaan.

3. Tercapainya suasana kerja yang baik dalam perusahaan.

2. Manager HRD Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan-ketentuan administrator dalam bidang personalia dan umum.

Tugas :

1.Melaksanakan recruitment calon karyawan perusahaan.

2.Melaksanakan ketentuan-ketentuan mengenai pendidikan pengembangan karyawan.

3.Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh General Manager.

Wewenang :

1. Menyelenggarakan recruitment calon karyawan perusahaan.

2. Menghitung tunjangan dan jaminan sosial karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menetapkan anggaran untuk pengembangan Sumber Daya Manusia yang akan diusulkan oleh General Manager.

Tanggung Jawab :

1. Ketelitian perhitungan upah, gaji serta tunjangan karyawan.

2. Kelancaran pelaksanaan rekrutmen calon karyawan perusahaan.

3. Ketelitian dan kebenaran administrasi karyawan.

a. Kepala Seksi Personalia

Fungsi: Membantu Manager HRD dalam menyiapkan perhitungan gaji dan upah karyawan, tunjangan dan hak jaminan sosial karyawan yang lain.

Tugas :

1. Mengumpulkan data untuk pembuatan daftar gaji, upah dan pendapatan lain karyawan perusahaan.

2. Melaksanakan pembuatan daftar gaji dan upah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Melaksanaan perhitungan upah lembur, deklarasi perjalanan dinas dan jaminan sosial karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tanggung Jawab

1. Ketelitian dan kebenaran administrasi karyawan.

2. Mengkoordinasi semua karyawan yang ada dalam seksinya.b. Kepala Seksi Umum

Fungsi : Membantu Manager HRD dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mencakup bidang umum.

Tugas :

1. Mengurus dan mengatur keperluan tamu-tamu perusahaan

2. Mempersiapkan tempat untuk rapat-rapat dinas serta pertemuan lainnya.

3. Melakukan administrasi perumahan dinas karyawan dan membuat usulan penghunian atas rumah-rumah kosong bagi karyawan yang berhak.

Wewenang : Mengatur cara-cara untuk menciptakan dan menjaga keamanan perusahaan. Tanggung Jawab

1. Ketertiban administrasi perumahan dinas karyawan dan penghuninya.

2. Kebersihan dan kerapian gedung, kantor dan perlengkapannya.

3. Financial Manager

Fungsi : Melaksanakan kebijakan Direksi dan ketentuan Administrator dalam bidang anggaran keuangan, akuntansi, umum dan personalia serta memimpin bagian Tata Usaha dan Keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Merencanakan peredaran keuangan dan memantau realisasi serta mengadakan analisis atas penyimpangannya.

2. Melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpangan perusahaan.

3. Melaksanakan pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

4. Melaksanakan kebijakan penggajian karyawan, kesejahteraan, pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja sejalan dengan peraturan yang berlaku.

5. Menyusun rencana anggaran yang akan diusulkan kepada direksi.

Wewenang :

1. Menolak pengeluaran dan penerimaan dana yang tidak sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

2. Meminta informasi yang diperlukan dalam rangka tugas yang berhubungan dengan pengolahan data akuntansi dari kepala bagian dan kepala seksi dalam perusahaan.

3. Menetapkan cara-cara pelaksanaan penarikan dan penempatan karyawan non-staff.

4. Menetapkan rencana anggaran yang akan diusulkan kepada administrator.

5. Meminta pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada bawahannya..

a. Kepala Seksi Keuangan dan Anggaran

Fungsi : Membantu Manager bagian Akuntansi dan keuangan dalam melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan-ketentuan General Manager dalam bidang keuangan dan anggaran untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan uang perusahaan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku.

2. Menyiapkan informasi untuk menyusun cash flow.

3. Membantu melaksanakan kebijakan penyimpanan keuangan.

Tanggung Jawab :

1. Ketelitian penyusunan rencana anggaran perusahaan.

2. Ketepatan waktu penyajian rencana anggaran perusahaan.

3. Kedisiplinan karyawan dalam seksinya.b. Kepala Seksi Gudang Gula

Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dan keuangan dalam melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keperluan barang

Tugas :

1. Membantu pengaturan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keperluan barang.

2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa persediaan yang disimpan di gudang material.

3. Memberi informasi yang diperlukan oleh tim pembeli untuk kelancaran pengadaan barang.

Wewenang :

1. Menolak permintaan barang gudang yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2. Menolak barang yang dikirim ke gudang perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan yang dicantumkan dalam prosedur pembelian. Tanggung Jawab :

1. Terjaganya keamanan dan kondisi barang-barang yang tersimpan di gudang material.

2. Kebenaran barang yang diserahkan kepada seksi atau bagian lain yang memintanya.

3. Ketelitian catatan mutasi dan sisa barang yang disimpan di gudang material.

c. Kepala Seksi Gudang Gula Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dan keuangan dalam melaksanakan penyimpanan, pelayanan, pengeluaran dan penjagaan kondisi gula, tetes dan produk lainnya yang disimpan di gudang.

Tugas :

1. Membantu dalam penyimpanan gula, tetes dan produk lainnya di gudang.

2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa gula, tetes dan produk lainnya di gudang.

3. Mengawasi penimbangan dan pembungkusan gula.

Wewenang :

1. Menolak pengeluaran gula, tetes dan produk lainnya dari gudang yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2. Menandatangani dokumen dan laporan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku.

Tanggung Jawab :

1. Keamanan kondisi gula, tetes dan produk lainnya yang disimpan di gudang.

2. Kebenaran kuantitas gula, tetes dan produk lainnya yang dikeluarkan dari gudang.

3. Kelancaran pelayanan pengeluaran gula, tetes dan produk lainnya di gudang.

d. Kepala Seksi Gudang Distribusi

Tugas :1. Membantu Kepala Seksi Keuangan dan Anggaran dalam penyimpanan barang-barang distribusi.

2. Menyelenggarakan catatan mutasi dan sisa-sisa barang distribusi.

3. Membuat laporan mengenai sisa-sisa barang distribusi.

4. Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam sub seksi. Wewenang

1. Menolak pengeluaran gula dan barang distribusi lain yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2. Menilai dan mengusulkan promosi dan demosi karyawan yang ada dalam sub seksinya. Tanggung Jawab

1. Keamanan dan kondisi barang-barang distribusi yang disimpan di gudang.

2. Kebenaran kuantitas barang-barang distribusi yang dikeluarkan dari gudang.

e. Kepala Seksi Akuntansi dan Keuangan

Fungsi : Melakukan kebijakan direksi dan ketentuan-ketentuan General Manager dalam bidang akuntansi serta memimpin seksi akuntansi dan keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pengeluaran dana perusahaan.

2. Melakukan pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan bagi pihak yang memerlukan.

3. Melaksanakan penimbangan dan pencatatan berat tebu yang akan digiling, hasil produksi dan barang-barang lain yang akan dikeluarkan dari perusahaan serta barang pemasok yang akan diterima perusahaan.

4. Mengontrol dokumen dan laporan atas dasar sistem wewenang yang berlaku.

Wewenang :

1. Mengumpulkan dokumen pendukung transaksi keuangan.

2. Menolak dokumen pendukung yang tidak memenuhi syarat atau peraturan yang berlaku.

3. Menetapkan rancangan anggaran seksinya yang akan diusulkan kepada kepala bagiannya.

Tanggung Jawab :

1. Kewajaran angka atau informasi lain yang disajikan dalam informasi keuangan.

2. Ketelitian penimbangan dan administrasi tebu rakyat.f. Kepala Seksi EDP

Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi, menyajikan informasi keuangan, serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan dokumen yang mendukung transaksi keuangan.

2. Membantu Manager bagian akuntansi dalam pengolahan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan direksi.

3. Memberikan otoritas atau dokumen dan laporan sesuai dengan sistem wewenang yang berlaku.

Wewenang :

1. Menandatangani dokumen-dokumen sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku.

2. Memberi peringatan lisan kepada karyawan subseksinya yang melanggar disiplin kerja yang berlaku.

Tanggung Jawab :

1. Pengumpulan data akuntansi dan data non akuntansi yang akan diolah menjadi informasi keuangan.

2. Ketelitian penggolongan transaksi keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh direksi.

3. Terkoordinasinya kegiatan karyawan yang berada dalam sub seksinya.

g. Kepala Seksi Administrasi Tebu Rakyat (ATR)

Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan pencatatan tebu rakyat serta kewajiban petani tebu rakyat serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam mencatat penerimaan tebu milik tiap petani.

2. Menyelenggarakan administrasi utang piutang KUD dan pengeluaran gula serta tetes termasuk administrasi pembayaran cukai dan pajak-pajak lainnya. Wewenang :

1. Menandatangani dokumen serta laporan sesuai dengan otorisasi yang berlaku.

2. Memberi peringatan lisan kepada karyawan subseksinya yang melanggar disiplin kerja yang berlaku. Tanggung Jawab :

1. Ketertiban administrasi pemasukan dan pengeluaran barang gudang.

2. Kelancaran penyusunan anggaran belanja dan daftar untuk perincian pemakaian alat-alat untuk pemeliharaan dan perluasan.h. Kepala Seksi APK

Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan administrasi persediaan kantor dan pemeriksaan fisik secara berkesinambungan atas barang gudang serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tugas : Meneliti keabsahan bon-bon masukan dan pengeluaran barang gudang dan kebenaran tagihan pembelian lokal barang-barang atas dasar surat pesanan/kontrak pembelian.

Wewenang : Menandatangani dokumen dan laporan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku.

Tanggung Jawab :

1. Ketertiban administrasi pemasukan dan pengeluaran barang gudang.

2. Kelancaran penyusunan anggaran belanja dan daftar untuk perincian pemakaian alat-alat untuk pemeliharaan dan perluasan.i. Kepala Seksi Timbangan

Fungsi : Membantu Manager bagian akuntansi dalam melaksanakan penimbangan tebu yang akan digiling, hasil produksi dan barang lain yang dikeluarkan dari perusahaan, barang pemasok yang akan diterima oleh perusahaan serta memimpin sub seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Membantu Manager bagian akuntansi dalam penimbangan tebu yang akan digiling.

2. Membuat laporan timbangan tebu dan mendistribusikan kepada seksi pengolahan.

Tanggung Jawab :

1. Ketelitian dan kebenaran hasil penimbangan tebu.

2. Ketelitian dan ketepatan waktu penyampaian laporan timbangan.

3. Ketelitian dan kebenaran administrasi upah tebang.

4. Kabag Tanaman (Plantation Manager)

Fungsi : Melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan General Manager dalam bidang pengadaan tebu, pemeriksaan areal tebu, sarana angkutan, penyuluhan dan bimbingan kultural teknis. Tugas :

1. Mengadakan penyuluhan kepada para petani tebu.

2. Mengadakan pendaftaran areal tebu yang akan digiling.

3. Mengadakan pemeriksaan areal.

4. Memberikan bimbingan kultur teknis kepada para petani tebu.

5. Mengadakan penebangan tebu.

6. Menggarap kebun percobaan.

Wewenang :

1. Menyusun program-program kerja untuk mencapai target-target areal lahan hasil tebu bibit dan tebu giling yang ditetapkan oleh Administratur.

2. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan penebangan tebu.

3. Menyusun laporan rutin dan insidental tentang kegiatan bagian tanaman.

4. Mengadakan hubungan yang terkait dengan program tebu rakyat intensifikasi (TRI)a. Seksi Tebang dan Angkutan

Tugas :1. Bertanggung jawab atas tebangan dan angkutan tebu siap digiling.

2. Mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian lain.

3. Menjaga kelancaran pemasukan tebu yang siap digiling.

b. Seksi Bina Sarana Tani

Tugas :

1. Mengadakan pengolahan kebun percobaan.

2. Bertanggung jawab atas pengembangan produksi tanaman.c. Seksi Rayon Wilayah

Tugas :1. Bertanggung jawab atas tugas kesinderan.

2. Mengadakan koordinasi dengan instalasi yang terkait yang lebih tinggi dari tugas-tugas kesinderan.

3. Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala bagian.d. Kesinderan

Tugas :

1. Mengolah kebun bibit dan kebun percobaan/peragaan.

2. Mengadakan pendaftaran petani peserta TRI.

3. Membantu memantau pelaksanaan tebang dan angkutan tebu.

4. Memberi laporan sesuai dengan yang berlaku.

5. Kabag Instalasi (Engineering Manager)

Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kebijaksanaan direksi dan ketentuan administratur dalam pengoperasian, pemeliharaan, reparasi mesin, equipment pabrik, lori, loko, kendaraan, traktor, pompa dan bangunan. Juga pada penyediaan tenaga listrik dan memimpin bagian instalasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Melaksanakan pemeliharaan dan reparasi mesin dan peralatan pabrik sehingga siap dioperasikan.

2. Mempertahankan operasi mesin dan peralatan pabrik untuk menjaga kontinyuitas penyediaan bahan guna memenuhi kebutuhan pabrikasi.

3. Bekerjasama dengan kepala bagian tanaman dalam melakukan pengolahan, pemeliharaan dan reparasi lori, loko, pompa dan traktor.

4. Melaksanakan pengolahan, pemeliharaan dan reparasi kendaraan perusahaan.

Wewenang :

1. Mengatur penggunaan mesin, peralatan dan bangunan pabrik untuk kebutuhan perusahaan.

2. Dalam masa giling dapat menghentikan proses jika dipandang perlu dan harus segera melaporkan kepada kepala pabrik.

3. Menetapkan rancangan anggaran bagiannya yang diusulkan kepada kepala pabrik.a. Kepala Seksi Kendaraan

Tugas :

1. Menerima permohonan pemakaian kendaraan yang telah disetujui oleh semua kepala bagian.

2. Mengatur dan mendisposisikan kendaraan yang akan dipakai.

3. Membuat surat perintah jalan kendaraan.

4. Melaksanakan perbaikan dan perawatan kendaraan.

b. Kepala Bagian Rupa-Rupa atau Bangunan

Tugas :1. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan bagian rupa-rupa atau bangunan

2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan kepala bagian teknik atau Engineering Manager.

c. Kepala Seksi Besali

Tugas :

1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada bagian besali.

2. Melaporkan semua kejadian yang dilakukan pada bagian besali.

3. Mengawasi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada bagian besali.

d. Kepala Seksi Stasiun Gilingan

Tugas :1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun gilingan.

2. Membuat laporan kepada bagian teknik tentang kegiatan yang telah dilakukan dan rencana-rencana yang akan dilakukan.e. Kepala Seksi Stasiun Pabrik Tengah

Tugas :1. Melaporkan semua kegiatan di stasiun pabrik tengah kepada kepala bagian.

2. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun tengah.

3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan pada stasiun pabrik tengah terutama pada waktu di luar giling.f. Kepala Seksi Stasiun Puteran

Tugas :1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada bagian puteran.

2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan pada stasiun puteran kepada kepala bagian mekanik.

3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada bagian puteran.g. Kepala Seksi Stasiun Listrik

Tugas :1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun listrik.

2. Melaporkan semua kegiatan yang dilakukan pada stasiun listrik kepada kepala bagian mekanik.

3. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada stasiun listrik.

h. Kepala Seksi Stasiun Ketel

Tugas :1. Bertanggung jawab atas lancarnya pekerjaan pada stasiun ketel.

2. Mengawasi secara langsung semua pekerjaan yang dilakukan pada stasiun ketel.i. Kepala Seksi Remise

Tugas :1. Menerima laporan kerusakan dan mengadakan pemeriksaan kembali pada lori dan loko untuk sarana angkutan tebu.

2. Melaksanakan laporan pekerjaan perbaikan lori dan loko yang mengalami kerusakan dan siap direparasi.

6. Processing Manager

Fungsi : Membantu General Manager dalam melaksanakan kewajiban direksi dan ketentuan administratur dan memimpin bagaimana untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Tugas :

1. Melaksanakan produksi gula.

2. Mengawasi mutu, penimbangan dan pengemasan gula.

3. Mengendalikan proses produksi gula agar memenuhi target.

4. Membantu kepala pabrik dalam pengadaan bahan pembantu.

5. Menjaga kelancaran proses produksi gula.

6. Menghitung kebenaran angka-angka rendemen dan daftar bagi hasil gula petani.

7. Membantu bagian instalasi dalam peralatan dan pemeliharaan mesin-mesin di luar mesin giling.

8. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan gula kepada instansi pemerintah yang terkait.

9. Membantu rancangan anggaran pabrikasi untuk diajukan kepada kepala pabrik.

10. Memonitori dokumen-dokumen dan laporan-laporan atas dasar sistem wewenang yang berlaku.

Wewenang :

1. Menghentikan proses produksi jika dipandang perlu dan melaporkannya kepada pabrik.

2. Menyusun laporan rutin dan insidental mengenai bagian pabrik.

3. Menetapkan anggaran yang akan diusulkan kepada kepala pabrik.

4. Memberi otoritas atas dokumen dan laporan sesuai dengan sistem wewenang yang berlaku.

5. Meminta pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada bawahannya.

a. Seksi Laboratorium Tugas :1. Mengontrol bahan-bahan kimia yang ada dipabrik gula.

2. Melakukan analisa terhadap nira mentah, nira kental, nira encer, masakan, stroop dan gula.b. Seksi Pengolahan

Tugas :1. Menentukan kebutuhan anggaran direksi pengolahan pabrikasi.

2. Mengawasi proses produksi dan alat.

2.5 Manajemen Personalia

Untuk kelangsungan proses produksi PG. Krebet Baru adalah adanya tenaga kerja atau karyawan.

a. Status Tenaga Kerja

Dalam ini ada tiga status karyawan yang terdiri dari :

1. Karyawan Tetap yaitu karyawan yang diangkat oleh administratur atas persetujuan Direksi dan bekerja pada masa giling maupun diluar masa giling

2. Karyawan Tidak Tetap yaitu karyawan yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tertentu yaitu saat masa giling saja.

Karyawan Tidak Tetap terdiri dari :a) Karyawan Kampanye

Tugas dari karyawan kampanye adalah melaksanakan pekerjaan pekerjaan dari permulaan tebu diangkut dari timbangan tebu, pekerjaan digilingan, pekerjaan disekitar emplasement yang ada hubungan langsung dengan penggilingan tebu, pekerjaan di dalam pabrik sampai dengan pengangkutan gula di atas alat pengangkut. Jangka waktu hubungan kerja bagi karyawan adalah satu masa (musim giling pada pabrik gula).

b) Karyawan Musiman

Dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Karyawan musiman tebangan, yaitu karyawan yang melaksanakan pekerjaanpekerjaan pada permulaan tebu ditebang, termaksud persiapan tebangan dan pemuatan tebu ke alat pengangkut sampai dengan timbangan tebu.

2.Karyawan musiman tanaman, yaitu karyawan yang melaksanakan pekerjaanpekerjaan dari permulaan pembukaan tanah, persiapan tanam, dan pemeliharaan tebu pabrik sampai tebu siap ditebang.

3.Karyawan musiman lain lain, yaitu karyawan yang bekerja disekitar emplasement, namun tidak ada hubungan langsung dengan penggilingan tebu.

c)Karyawan Borongan

Karyawan borongan yaitu karyawan yang bekerja secara insidentil dan tidak dapat diukur hasil maupun waktu yang diperlukan dan ditugaskan sesuai dengan kebutuhan dan urgensi perusahaan.

d)Karyawan Honorer

Karyawan honorer yaitu karyawan yang dipekerjakan untuk jangka waktu dan jenis pekerjaan tertentub. Jam Kerja

Hari kerja pada PG Krebet Baru Malang dimulai dari hari Senin sampai Sabtu dan jam kerja karyawan yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Masa Giling

Waktu kerja bagi karyawan berdasarkan dengan waktu operasi pabrik dan jenis karyawan, yaitu 24 jam pada masa giling yang terbagi menjadi tiga shif, yaitu :

Untuk Karyawan Tetap :

a) pukul 07.00 16.00

b) pukul 16.00 24.00

c) pukul 24.00 07.00Untuk Karyawan Tidak Tetap

a) pukul 06.00 14.00

b) Pukul 14.00 22.00

c) Pukul 22.00 06.00

Diluar masa giling

Diluar masa giling seluruh karyawan masuk pagi dengan jadwal kerja sebagai berikut :Senin sampai Kamis: 06.30 15.00

Istirahat

: 11.30 12.30

Jumat

: 06.30 11.00

Sabtu

: 06.30 12.00

c. Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan karyawan di PG. Krebet Baru diperhatikan dengan pemberian berbagai tunjangan struktur antara lain :

(a) Tunjangan Khusus

Karyawan diberi tunjangan-tunjangan khusus disamping tunjangan pokok yang besarnya ditetapkan sesuai golongan. Kenaikan tunjangan khusus ditinjau setiap tahun sesuai dengan perkembangan perekonomian yang ditetapkan oleh direksi dan dimusyawarahkan bersama serikat pekerja dengan tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

(b) Tunjangan Struktural

Sesuai dengan tugasnya, kepada karyawan golongan IX XVI diberikan tunjangan struktural. Kenaikan tunjangan struktural ditinjau setiap tahun sesuai dengan perkembangan perekonomian bersama serikat pekerja dengan tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

(c) Tunjangan Fungsional

1. Cuti tahunan 12 hari kerja.

2. Pakaian dinas.

3. Diberikan gula jatah.

4. Piagam penghargaan.

5. Transportasi yang berupa bis sekolah untuk anak-anak karyawan, bis rekreasi dan mobil khusus yang dapat dipinjam jika ada keperluan penting.

6. Dibentuk suatu tim atau pengurus harian P2K3 (Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

7. Untuk Memenuhi ketentuan ASTEK perusahaan membayar iuran atas nama peserta yang bersangkutan sebesar 2,54 % dari upah bersih seluruhnya setiap bulan dengan perincian sebagai berikut :

Asuransi kecelakaan kerja 0,54%

Tabungan hari tua 1,5 %

Asuransi kecelakaan 0,5%

8. Pemberian tunjangan cacat.

9. Kesempatan tugas belajar dan pengambangan karir.

10. Pemberian bantuan biaya pemakaman dan uang duka kepada pada ahli waris apabila seorang karyawan meninggal dunia.

11. Pemberian uang jasa bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 5 tahun atau lebih.

12. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan keluhan menurut jalur hirarki yang berlaku.

(d). Kenaikan jabatan

Dimana untuk setiap pekerja diberi kesempatan untuk mendapatkan kenaikan jabatan dengan syarat tersebut memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dimana syaratsyarat tersebut antara lain : adanya promosi, minimal berprestasi baik. Masih batas jenjang golongannya, minimal telah mencapai angka prestasi dalam masa kerja.(e). Jaminan sosial

Setiap pekerja yang ada di PG. Krebet Baru didaftarkan menjadi peserta JAMSOSTEK antara lain : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari tua (JHT), diadakannya Tabungan Asuransi Pensiun (TAP).

d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(a) Kesehatan Kerja

Bagi karyawan tetap atau kampanye di PG. Kebet Baru diberikan kartu berobat untuk mendapatkan pelayanan dokter perusahaan. Pelayanan kesehatan dilaksanakan di balai pengobatan PG. Krebet Baru, sedangkan untuk pemeriksaan keluar terlebih dahulu harus melewati dokter perusahaan. Pelayanan yang diberikan antara lain :

Perawatan pengobatan mata.

Perawatan pengobatan gigi.

Karyawan tetap wanita dan istri karyawan tetap, biaya persalinan ditanggung perusahaan.

Pengobatan yang dilakukan di luar ketentuan perusahaan, maka biayanya diganti sebesar ongkos yang dikeluarkan.

(b) Keselamatan Karyawan

Usaha-usaha yang dilakukan untuk perlindungan keselamatan kerja antara lain :

Pemasangan gambar di tempat kerja tentang keselamatan kerja agar mudah dilihat.

Pengaturan letak peralatan sedemikian rupa sehingga operator dapat bekerja dengan leluasa terutama pada peralatan yang bergerak.

Memakai penerangan yang cukup dan memasang penangkal petir pada bangunan yang tinggi.

Menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja tentang pencegahan kecelakaan serta pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan kerja.

Penyediaan alat pemadam kebakaran, dan mobil pemadam kebakaran di tempat yang strategis.

Memberikan perlengkapan keamanan kepada setiap karyawan yang disesuaikan dengan tempat kerjanya, seperti safety helmet dan sebagainya.

Pengaturan ventilasi yang cukup dan pemasangan sistem alarm untuk tanda bahaya.

Menetapkan rancangan anggaran bagian yang diusulkan kepada kepala pabrik.e.Sistem Perekrutan Karyawan

Penerimaan, pengangkutan dan penempatan pekerja di PG. Krebet Baru Malang adalah wewenang Direksi. Penerimaan, pengangkatan dan penempatan Pekerja Golongan IX sampai dengan XVI menjadi wewenang Direksi. Penerimaan, pengangkatan dan penempatan Pekerja Golongan I sampai VIII menjadi wewenang General Manager PG yang dilaksanakan secara obyektif dan sistem pelaksanaannya dimusyawarahkan dengan Serikat Pekerja. Penerimaan dan pengangkatan disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan bahwa setiap calon pekerja harus memenuhi syarat kerja dan dapat menyediakan serta menyerahkan kepada pengusaha. Syarat syarat tersebut antara lain :

1. Surat keterangan berkelakuan baik dari pihak kepolisisan Indonesia.

2. Salinan atau rekaman ijasah atau surat keterangan yang telah disahkan.

3. Salinan atau rekaman surat keterangan dari majikan lama bagi yang sebelumnya sudah pernah bekerja.

Calon pekerja pada PG Krebet Baru Malang juga disyaratkan lulus ujian seleksi pemeriksaan psikologi jika dipandang perlu serta lulus pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter perusahaan. Calon pekerja tetap wajib menjalani masa percobaan selama 3 (tiga) bulan dan selama masa percobaan pekerja atau pengusaha bebas setiap waktu untuk memutuskan hubungan kerja dengan pemberitahuan secara tertulis. Pembagian item pekerjaan untuk calon pekerja tetap yaitu :

a. Untuk pekerja Golongan I s/d VIII diutamakan dari pekerja kampanye musiman, honorer/kontrak, sesuai dengan kebutuhan perusahaan sepanjang memenuhi syarat syarat yang digariskan perusahaan.

b.Untuk pekerja Golongan IX s/d XVI diutamakan dari kader pekerja yang ada di unit PG Krebet Baru yang memenuhi syaratsyarat yang digariskan oleh perusahaan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN5.1Pengertian Proses Produksi

Proses adalah cara kerja, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber sumber misal tenaga kerja, bahan dan dana yang ada diubah untuk memeperoleh suatu hasil, sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber (tenaga kerja, mesin dan dana yang tersedia).

Dalam menciptakan produksi gula tentunya perusahaan memerlukan faktor faktor produksi yang saling berkaitan diantaranya mesinmesin, alat pembantu, tenaga kerja dan fasilitas lain yang diperlukan dalam kegiatan tersebut.

5.2Bahan Baku yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan di PG Krebet Baru adalah tebu. Bahan baku ini diperoleh dari tanaman rakyat ( petani ) yang dikenal dengan nama Tebu Rakyat Indonesia. Namun demikian pabrik gula yang menyediakan bibit tebu yang baik untuk kemudian ditanam oleh petani yang sebelumnya sudah mengadakan transaksi kontrak dengan pabrik gula.

Dalam hal pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula dikoordinir oleh Koperasi Unit Desa sesuai dengan Inpres tahun 1975. Akan tetapi pabrik menyediakan angkutan berupa loko diesel dengan lori lorinya bagi kebun yang dekat dengan jalur rel ban.

5.2.1 Bahan Baku Utama

Bahan baku utama dalam proses pembuatan gula adalah tebu itu sendiri dan komponen-komponen dalam tebu. Komposisi tebu adalah sebagai berikut :

1. air (64-75)%

2. sukrosa (6-15)%

3. gula reduksi (0,5-1)%

4. zat organik lain (0,5-1)%

5. zat organik (0,2-0,6)%

6. nitrogen (0,5-1)%

7. abu (0,3-0,8)%

8. sabut (10-16)%

Dalam proses pembuatan gula harus menggunakan tebu yang baik agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.

5.2.2 Bahan Baku Penunjang

Bahan pembantu yang ditambahkan dalam proses pembuatan gula tersebut adalah sebagai berikut :

1. Susu kapur [Ca(OH)2]

Susu kapur digunakan untuk menaikkan ph, mengendapkan kotoran dalam nira mentah dan penetral nira mentah yang bersuasana asam agar tidak terjadi gula inversi.

2. Gas belerang (SO2)

Gas belerang berfungsi sebagai bahan untuk pemurnian nira

3. Flokulan

Flokulan berfungsi untuk mempercepat pengendapan kotoran pada nira mentah dengan membentuk gumpalan gumpalan.

4. Asam phospat

Asam phospat digunakan menaikkan kadar phospat dalam nira agar menghasilkan nira yang jernih.

5.3 Spesifikasi Produk

PG. Krebet Baru Bululawang memiliki spesifikasi produk yang telah ditentukan oleh pusat yaitu PT. Rajawali Nusantara dimana spesifikasi produk tersebut antara lain :

Produk Utama

Yaitu gula kristal putih (Super High Sugar 1) dengan bahan baku utama tebu dengan kualitas yang paling bersih. Produk Sampingan

Produk sampingan yang dihasilkan PG. Krebet Baru antara lain :1. Tetes tebu

Tetes tebu merupakan hasil sampingan yang digunakan sebagai bahan baku pada industri alkohol, spirtus, dan penyedap masakan.

2. Ampas

Ampas merupakan sisa produksi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar ketel pada pabrik guna menghasilkan tenaga uap bagi mesin produksi.

3. Blotong

Blotong merupakan sisa produksi yang tidak bermanfaat lagi bagi pabrik gula, tapi dimanfaatkan oleh petani sebagai pupuk.

5.4Mesin, Peralatan dan Tata Letak Fasilitas

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pabrik gula untuk memproses dari bahan baku sampai menajdi gula akan dijelaskan lebih rinci pada halaman berikutnya. Menurut Wignosoebroto (1996), tata letak merupakan tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Bentuk lay out pabrik dipengaruhi oleh sifat, urutan proses produksi, macam produk serta modernnya perlengkapan yang digunakan. Menurut Assari (1980), lay out dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Lay Out By Product (Line Lay Out)Adalah yang terbaik bagi proses produksi yang terus menerus dan besar besaran. Mesin mesin dan penyusunan ini ditempatkan menurut urutan yang dikehendaki oleh proses produksi yaitu urutan yang merupakan satu baris.

2. Lay Out By ProcessDigunakan untuk proses produksi yang aliran materialnya terputus putus dan mesinnya disusun menurut kelompok atau departemen. Jadi dalam hal ini operasi yang sama dilakukan semuanya di suatu tempat atau departemen tertentu.

3. Lay Out By StationeryDigunakan untuk proses produksi yang besar. Tata letak ini mengatur orang dan perlengkapan yang didekatkan material yang ditempatkan pada suatu tempat.

Pabrik Gula Krebet Baru Bululawang ini hanya memproduksi satu produk saja yaitu gula SHS, produk yang dibuat juga dalam jumlah yang sangat besar, penanganan dalam setiap inspeksi dalam jumlah yang sedikit, dan satu mesin hanya digunakan untuk satu proses produksi saja. Karena beberapa hal tersebut, PG. Krebet Baru Bululawang ini menggunakan lay out by product dimana mesin dan fasilitas produksi diatur menurut urutan proses produksi atau diletakkan berdasarkan garis aliran dari proses produksi tersebut dan bahan baku akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan dalam setiap aktivitas proses produksi.5.5 Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi dimana tebu diproses menjadi gula. Dalam proses produksi ada beberapa bahan yang digunakan antara lain :

1. Bahan mentah, bahan mentah yang digunakan adalah tebu yang sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Bahan pembantu, bahan pembantu yang digunakan adalah susu kapur, belerang, air imbibisi, air tawar, kaporit, anti buih, soda cair, klorida dan phospat.

Produk yang dihasilkan dalam pembuatan gula ini adalah SHS (Super High Sugar) yang berwarna putih. Hasil samping dari pabrik gula ini adalah blotong yang digunakan untuk pupuk dan ampas untuk bahan bakar ketel serta tetes yang dapat digunakan sebagai bahan dasar alkohol, vetsin dan lainlain. Dalam proses produksi pada PG Krebet Baru akan melalui beberapa tahapan proses yaitu :

1. Stasiun Gilingan

2. Stasiun Pemurnian

3. Stasiun Penguapan

4. Stasiun Masakan (kristalisasi)

5. Stasiun Putaran6. Stasiun Penyelesaian (packing)

Diagram Proses Pembuatan Gula

air imbibisi 20-30%,T=80-900C

ampasampasampas

nira mentah

As.Phospat 300ppm,Ca(OH)2,SO2

blotong

nira jernih

Uap bekas (afblas)

uap nira, air kondesat

nira kental

Bleeding

uap nira, air kondesat

Quite

Stroop A, Stroop C, Klare I, Klare III

Steam, air kondesat

tetes

gula SHS

Gambar 5.1 Blok diagram sederhana proses pengolahan gula5.5.1 Stasiun GilinganAlat alat yang digunakan tebu meliputi :

1. Alat pengangkut tebu (cane unloading crane)

Alat ini berfungsi untuk mengangkat tebu dari lori ke meja tebu (cane table), cane ini berjumlah dua buah, dimana satu buah hanya bisa mengangkat tebu dari lori dan satu buah dapat digunakan untuk mengangkat tebu dari lori dan dari truk.

2. Meja Tebu (cane table)

Alat ini digunakan sebagai tempat penampungan tebu yang diangkat oleh cane unloading crane dari lori atau truk sebelum tebu masuk ke cane carrier I. Jumlah dari meja tebu ini ada dua buah, dimana satu buah sebagai penampungan tebu dari lori saja dan satu lagi dapat menampung tebu dari lori dan dari truk.

3. Leveler

Alat ini berfungsi untuk mengatur tebal-tipisnya tebu yang akan masuk ke cane carrier I agar merata dan kontinuitas gilingan dapat tercapai.

4. Cane Carrier

Berfungsi untuk membawa tebu yang jatuh dari meja tebu menuju cane cutter.

5. Cane Cutter

Alat ini berfungsi untuk mencacah tebu dan memotong tebu hingga menjadi bagian bagian yang kecil. Cane cutter digerakkan oleh turbin yang memiliki kecepatan 3500 rpm yang kemudian direduksi oleh gear box menjadi 600 rpm dan memiliki daya serap 660 hp. Jumlah pisau pada cane cutter adalah 36 buah.

6. Unigrator

Alat ini terletak pada ujung cane carrier I. Alat ini berfungsi untuk mencacah tebu menjadi ukuran yang lebih kecil lagi agar memudahkan pemerahan nira pada gilingan. Unigrator terdiri dari pemukul atau hammer tip yang berputar dan landasan yang bergerigi (anvil). Unigrator digerakkan turbin yang memiliki daya 750 HP dan putarannya 4500 rpm. Putaran turbin ini kemudian direduksi oleh gear box sehingga putarannya menjadi 664 rpm. Jumlah pisau pada unigrator adalah 40 buah.

Hasil dari unigrator adalah serabut tebu. Ampas dari pemerahan unigrator dijatuhkan ke cane carrier II untuk diteruskan ke gilingan I. Gilingan merupakan alat pemerahan nira tebu sehingga terpisah dari ampas. Pemerahan ini dilakukan dalam lima tahapan gilingan, tiap tiap gilingan terdiri dari tiga rol belakang. Arah pengeluaran nira selalu berlawanan dengan arah pengeluaran ampas untuk menghindari nira terpisah kembali oleh ampas.

Penggilingan ini dibagi menjadi lima tahapan :

a. Gilingan I

Penggilingan ini bertujuan untuk memerah ampas pertama kali dan nira hasil perahan ini dinamakan Nira Perahan Pertama (NPP). Yang selanjutnya dialirkan ke tanki penampungan nira, sedangkan ampas yang dihasilkan terlebih dahulu disiram dengan nira dari gilingan III sebagai umpan pada gilingan II. Turbin pada gilingan I ini berkekuatan 740 HP.b. Gilingan II

Ampas dari gilingan I dimasukan ke gilingan II dengan intermediate carrier I (IMC I) setelah mendapat imbibisi dari nira perahan III. Tipe dari IMC I ini seperti elevator yang memiliki seperti cakar cakar untuk mengangkut ampas tebu. Nira hasil gilingan ini akan diproses lebih lanjut yaitu pada stasiun pemurnian. Turbin pada gilingan II ini berkekuatan 740 HP.

c. Gilingan III

Ampas gilingan II dan imbibisi nira perahan IV dibawa dengan intermediate carrier II (IMC II) ke gilingan III dan nira yang dihasilkan untuk imbibisi pada ampas gilingan I. Tipe dari IMC II ini sama seperti IMC I, yaitu seperti elevator yang memiliki cakar cakar untuk mengangkut ampas tebu. Turbin pada gilingan III ini berkekuatan 740 HP.

d. Gilingan IV

Ampas gilingan III juga berimbibisi nira perahan V sebelum masuk gilingan IV melalui intermediate carrier III (IMC III). Nira hasilnya juga digunakan untuk imbibisi pada ampas gilingan II. Tipe dari IMC III ini berbeda dari IMC I dan II. Bentuknya seperti elevator yang permukaannya bergelombang agar dapat menarik ampas tebu. Turbin pada gilingan IV ini berkekuatan 740 HP.

e. Gilingan V

Ampas dari gilingan IV diberikan imbibisi air panas pada suhu 60 70 0C dan digiling pada gilingan V. Nira hasilnya digunakan untuk imbibisi gilingan IV. Ampas gilingan V dibawa ke conveyor menuju ketel untuk bahan baku pembakaran. Turbin pada gilingan V ini berkekuatan 825 HP.5.5.2 Stasiun Pemurnian

Tujuan dari stasiun pemurnian ini adalah :

1. Mendapatkan nira dari kotoran sehingga didapat nira yang bersih.2. Mendapatkan saccharosa dari nira sebanyak-banyaknya.

3. Menekan pecahnya saccharosa dan terbentuknya gula reduksi.

4. Menghilangkan sebanyak mungkin bagian-bagian yang bukan komponen gula dalam nira mentah sehingga kerugian yang ditimbulkan sekecil mungkin.

Nira yang berasal dari stasiun gilingan masih berwarna kuning keruh dan banyak mengandung kotoran-kotoran berupa larutan koloid yang lolos dari penyaringan maupun pemisahan Lumpur akan diproses dalam stasiun pemurnian ini. Komponen niram mentah secara kasar menurut Soerjadi (1995) adalah sebagai berikut:

1. Sukrosa

140 gr2. Gula reduksi

5-19 gr

3. Air

840 gr

4. Zat organik

2-5 gr

5. Zat anorganik

3-10 gr Proses pemurnian ini dibagi dalam beberapa tahap :

1. Pemanasan pertama

Nira menah yang telah ditimbang ditambahkan larutan TSP (Triple Super Pospat) dengan berat tertentu, kemudian nira dipompa menuju Juice Heater I yang dipanaskan pada suhu 70( C.

Pemanasan ini bertujuan untuk :

Menonaktifkan jasad renik yang masih ada. Mempercepat reaksi nira mentah dan susu kapur.Pada juice heater I dengan suhu 70( C panas diambil dari up exchausting turbin. Sedangkan pada Juice Heater II nira yang telah diberi susu kapur dan telah tersulfitir sampai pH netral akan dipanasi sampai suhu 105C2. Penambahan nira dengan susu kapur

Nira Juice Heater 1 dialirkan ke Kalk Dozer Aparatus yang berfungsi untuk mengatur perbandingan antara nira dengan susu kapur kaldoser, kemudian pencampurannya dilakukan dalam bejana defektor I sehingga terjadi kenaikan Ph dari 5,2 menjadi 7,1. Setelah itu nira dialirkan ke defektor II dan ditambahkan susu kapur sehingga terjadi kenaikan Ph menjadi 8,2. Penambahan susu kapur ini ditujukan untuk membentuk endapan dengan mengikat kotoran dalam nira. Pengontrolan Ph dilakukan setiap saat dengan menggunakan PAN (Para Alpha Naptatal).3.Defekator

Tujuan peti ini adalah sebagai alat pencampur antara nira mentah dengan susu kapur. Pada defekator I nira dikapuri sampai ph 7 7,2 dengan kecepatan pengadukan 70 rpm dan waktu tinggal 3 menit. Pada defekator II dikapuri sampai ph 8,9 dengan kecepatan pengadukan 90 rpm dan waktu tinggal 1 menit.4. SulfitasiNira yang keluar dari defektor dialiri gas SO2 dalam bejana Sulfitasi sehingga Ph turun menjadi 7 (netral). Gas SO2 ter sebut berasal dari pembakaran belerang padat dengan udara keringa yang berasal dari kemudifier dalam oven belerang. Pengontrolan ini juga dilakukan setiap 15 menit dengan menggunakan BTB (Broom Timol Blue) atau PAN. Bila Phnya terlalu asam akan merusak nira sedangkan bila terlalu basa akan menghasilkan gula merah, karena nira banyak mengikat koloid. Dengan penurunan Ph ini akan terjadi dirosiasi asam sulfit max sehingga membentuk endapan CaCO3 dengan susu kapur yang merupakan inti kotoran-kotoran lainnya tertarik dan terikat sehingga pengendapan lebih cepat. 5.Pemanasan kedua

Setelah proses Sulfitasi nira akan dipanaskan lagi dalam Juice Heater Ii pada suhu antara 100( C - 105( C.Pemanasan ini berfungsi untuk :

Menyempurnakan reaksi Sulfitasi. Memperbesar daya ikat CaCO3 terhadap koloid.6. Pemisahan gas-gas

Setelah proses ini dilakukan dalam flash tank dengan menggunakan aliran tangensial, maka gas-gas yang terbentuk pada proses sebelumya (O2 , NH3) akan keluar.7. Pengendapan

Untuk mempercepat proses pengendapan maka nira yang berasal dari Flash Tank ditambah dengan Flaculant sebelum diendapkan dalam SRI.

Aturan pemakaian Superfloc dalam 200 Lt air bersih adalah :

Larutan 2 Kg superfloc dalam 200 Lt air bersih. 50 Lt larutan pertama diencerkan hingga 200 Lt. larutan kedua dimasukkan dalam SRI dengan kadar max 2 ppm dibanding tebu.

SRI menggunakan sistem single tray yang terbagi dalam 4 compartement. Ciri kerjanya adalah nira masuk ke feed compartement yang berfungsi untuk memasukkan busa dengan cara diskrap. Nira kemudian dialirkan melalui center tube agar tiap compartement mendapat umpan nira yang sama banyak. Setiap nira yang masuk ke dalam compartement ditampung terlebih dahulu dalam fuel urel untuk mengatur kecepatan aliran sehingga memberi kesempatan floculant untuk mengikat kotoran. Setelah pengendapan akan diperoleh nira jernih yang keluar untuk disaring dalam DSM screen dibawa ke preevaporator.8. Pemisahan blotong

Endapan atau nira kotor yang keluar dari SRI dicampur dengan ampas halus (bagasillo) mud juice dan susu kapur yang kemudian disaring dalam vacum filter yang berfungsi untuk menyaring nira kotor dari hasil pengendapan sehingga didapat nira bersih dan blotong. Nira bersih dialirkan ke bak penampung sedangkan blotong diangkut oleh truk untuk digunakan sebagai pupuk. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengendapan :

Pengaruh luar kualitas tebu,kualitas nira, lama penyimpanan tebu.

Pengaruh dalam yaitu pemberian larutan kapur dan pengaruh Ph pada proses pemurnian.5.5.3 Stasiun Penguapan

Stasiun penguapan bertujuan untuk menghilangkan sebagian air yang ada dalam nira dengan cara diuapkan sehingga didapatkan kepekatan yang diharapkan. Panas yang digunakan untuk menguapkan air adalah uap bekas dari turbin dan mesin uap.

Proses penguapan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air sehingga konsentrasi larutan nira lebih pekat sesuai yang diharapkan ( 60 oBrix). Pada stasiun penguapan terdapat sebuah vookocker dan 5 buah evaporator. Pada umumnya evaporator yang digunakan hanya 4 saja, sedangkan yang satunya digunakan sebagai cadangan apabila evaporator yang sedang digunakan mengalami kerusakan.

Pada stasiun penguapan ini memiliki 4 (empat) bejana yang memiliki tekanan diatas 0 kg/cm2, yaitu vookocker, evaporator 1, evaporator 2 dan evaporator 3. Sedangkan evaporator 4 memiliki tekanan vakum. Vakum digunakan untuk menarik larutan nira yang kental dan untuk menurunkan titik didih nira.

5.5.4 Stasiun Masakan (Kristalisasi)

Kristalisasi bertujuan untuk mengambil sebagian besar gula yang terkandung dalam larutan nira pekat menjadi bentuk kristal yang mempunyai ukuran dan kerataan yang diharapkan.

Proses masakan ini adalah kelanjutan dari proses penguapan dimana nira pekat dari stasiun penguapan belum maksimal, sehingga untuk mendapatkan kristal gula, nira pekat harus diuapkan lagi mencapai kepekatan 98oBrix memperhatikan bentuk kristal, ukuran serta kerataannya.

A. Aktivitas Dalam Proses Kristalisasi

1. Membuat ruang hampa

Proses memasak dilakukan pada kondisi vacum. Pembuatan vacum pada pan dapat dilakukan dengan menutup semua kran yang menghubungkan pan kristalisasi dengan kondensor. Perubahan kehampaan pada pan dapat diikuti dari ketinggian air raksa pada manometer. Apabila tekanan sudah mencapai 60 65 cm Hg, maka kran besar yang menghubungkan pan dengan kondensor dibuka. Perubahan tekanan dilakukan pelan pelan sehingga perubahan tekanan dalam pipa pan juga perlahan. Steam yang dibutuhkan adalah 0,5 Kg/cm2.

2. Menarik bahan bahan masakan

Setelah memenuhi syarat, nira kental ditarik kedalam pan masakan setinggi tube pipa.

Sedangkan bahan bahan yang digunakan adalah:

a. Nira kental sulfitasi

b. Fondan, bibit gula

c. Klare I / SHS untuk masakan A

d. Stroop A putaran I gula Ae. Stroop C putaran gula Cf. Klare III putaran II gula D3. Membuat Bibit

Untuk memepercepat waktu masakan, serta agar didapatkan kristal yang homogen, maka dilakukan pembuatan bibit yaitu pembuatan bibit dengan Fondan untuk masakan D.

4. Membesarkan kristal

Dalam pembesaran kristal ini diusahakan menempelnya molekul sakarosa pada inti kristal sebanyak banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Penambahan nira kental dan stroop dilakukan secara kontinue ke dalam pan masakan.

5. Memasak Tua

Memasak tua adalah melanjutkan proses pengkristalan dengan penambahan larutan. Pada memasak tua ini diusahakan tercapai kepekatan setinggi tingginya dan air yang serendah rendahnya. Masakan sewaktu turun harus dalam keadaan tua karena banyak mengandung pasir keras. Tanda-tandanya adalah masakan harus porus ( renggang ), tidak terasa lekat ( tidak seperti berlendir dan tidak licin ), kalau ditekan dengan jari terasa pasir. Untuk masakan D tanda-tandanya, kalau dilemparkan ( ke dinding pan ), tidak mudah menjadi pipih dan keras.6. Menurunkan masakan

Setelah masakan tua selanjutnya diturunkan dalam palung pendingin. Proses penurunan masakan dengan cara menutup semua kran yang menghubungkan kran kristalisasi denagn kondensor. Menghentikan aliran steam panas secara perlahan, kemudian membuka kran yang menghubungkan dengan pan udara luar sehingga kehampaan semakin berkurang, selanjutnya membuka pintu pengeluaran dan masakan turun ke palung pendingin.

7. Mencuci pan masak

Proses pencucian pan masakan bertujuan untuk melarutkan kristal gula yang menempel pada permukaan pemanas. Pan kristalisasi dicuci dengan menggunakan semburan steam dari air panas. Pencucian ini penting karena dapat menghindari terbentuknya gula karamel. Gula karamel adalah gula kristal yang kosong yang dapat menurunkan mutu gula pada proses pemasakan selanjutnya.

Gambar 5.2 Pan Masakan

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang Malang

Gambar 5.3 Flow Sheet Stasiun Masakan

Sumber : Manual, PG. Rajawali I Unit PG. Krebet Baru, Bululawang MalangB. Tahapan Pemasakan

Bahan dasar :

Bahan dasar yang digunakan adalah nira pekat tersulfitasi yang brixnya adalah 60 65 oBrix. Bahan dasar tersebut disimpan dalam peti peti tunggu yang dilengkapi dengan pipa pipa steam (uap) untuk memanasi nira kental, stroop atau klare yang akan dialirkan ke pan masakan.

Pemanasan dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan suhu dan untuk menurunkan kekentalan atau melarutkan kristal yang mungkin telah terbentuk.

1. Pemakaian bibit oleh fondan

Untuk mengurangi kemungkinan yang terjadi, usaha yang dilakukan adalah pemberian bibit fondan, inti sepenuhnya dibuat diluar pan masak. PG Krebet Baru tidak memproduksi bibit fondan, maka didatangkan dari P3GI Pasuruan. Bibit fondan dipakai pada masakan D yang mana memiliki ukuran 0,05 mm.2. Pembuatan bibit babonanDari hasil pemisahan kristal lewat saringan puteran C diperoleh kristal dengan ukuran kecil diperoleh babonan C yang digunakan untuk pembibitan pada masakan A bila sistem masakan 3 tingkat A,C, dan D (gambar 5.3)3. Cara memasak tiga tingkat ( ACD )Memasak gula A

Tujuan memasak gula A adalah mengkristalkan sukrosa yang ada pada nira. Bahan gula A :

a. Nira kental (diksap).

b. Klare I.

c. Babonan C.

Proses pemasakan ini dilakukan setelah nira encer diuapkan oleh badan penguapan menjadi nira pekat (60-70)oBrix. Untuk memproduksi gula SHS nira pekat perlu disulfitasi lagi, guna memancarkan warna sehingga diperoleh gula yang benar benar berwarna putih (Kualitas SHS). Cara Memasak :

Mula-mula nira kental (diksap) kira-kira 200 HL dan Klare I ditarik kedalam pan masakan sampai volume tertentu. Lalu dipanaskan sampai mengental dan membentuk benangan. Pengontrolan dilakukan dengan menggunakan piring kaca yang disinari lampu untuk mengetahui rapat tidaknya nira kental. Setelah mencapai konsentrasi tertentu ditariklah Babonan C sebagai inti kristal dan dilanjutkan kembali pemasakan sampai terbentuk ukuran kristal yang ditentukan. Selama pemasakan terdapat proses pencucian untuk menghilangkan pasir palsu karena bila ikut berputar akan mengganggu kelancaran pemutaran (menyumbat lubang saringan). Pencucian dilanjutkan menambah air sampai kristal palsu dirasa hilang.

Terakhir melanjutkan pembesaran kristal hingga sampai pada batas tertentu dan masakan siap diturunkan. Setelah masakan A diturunkan dilakukan 2 kali putaran pada mesin putaran, putaran pertama menghasilkan stroop A dan putaran kedua menghasilkan gula SHS dan klare I.Memasak Gula C

Tujuannya untuk mengkristalkan sakarosa yang terkandung dalam stroop sebagai bibit masakan A. Bahan yang digunakan:

a. Stroop A.

b. Nira Kental (diksap).

c. Babonan D.Cara memasak:

Ditarik nira kental dan Stroop A sampai volume 200 HL ke dalam pan masakan dan kemudian dikentalkan mendekati titik jenuhnya. Memasukkan bibitan gula D 40 HL, setelah terbentuk inti kristal kurang lebih 10 menit kemudian dicuci dengan air agar kristalnya rata. Selanjutnya dikentalkan sampai kristalnya rapat dan masakan cukup tua. Penambahan Babonan D, stroop A ataupun nira kental dengan komposisi tertentu sesuai dengan hasil analisa sogokan sehingga volume mencapai 400 HL masakan C diturunkan apabila sudah memiliki standar ukuran untuk babonan C. Setelah itu masakan diturunkan ke palung pendingin C untuk dilakukan pemutaran di stasiun putaran. Putaran dilakukan 1 kali dan menghasilkan stroop C dan Babonan C.

Memasak Gula D

Tujuannya untuk mengkristalkan sisa sachrosa yang masih terkandung dalam stroop C, dan digunakan sebagai babonan D, bahan yang digunakan:

a. Diksap (nira kental)

b. Stroop C.

c. Klare III.

d. Fondan.Cara memasak :

Mula-mula nira kental dan stroop ditarik pada pan masakan D dan dipanaskan sampai mengental, kemudian ditambahkan fondan sebagai inti kristal. Pemasakan dilanjutkan sampai terbentuk ukuran pasiran yang sesuai. Lalu diturunkan ke palung pendingin D dan dilakukan pemutaran 2 kali, putaran 1 menghasilkan tetes dan putaran ke 2 menghasilkan Klare III dan babonan D

Masakan gula D merupakan masakan molase yang mana didalam pengerjaannya ditekan sekecil mungkin gula yang terkandung dalam molase. Untuk itu diusahakan agar kristal gula yang terbentuk halus dan merata sehingga didapatkan agar kristal gula yang terbentuk halus dan merata sehingga didapatkan luas permukaan kristal yang besar. Masakan D tidak untuk gula produksi, tetapi sebagai babonan untuk masakan C atau dilebur bersama diksap (nira kental). Disinilah pentingnya masakan D dalam menentukan kualitas gula produksi.

C. Cara menurunkan masakan

a. Semua alfuiter pemasukan bahan bahan ditutup.

b. Alfuiter pemasukan udara dibuka/vacuum dihilangkan.

c. Membuka pipa jiwa dengan sistem hidrolik.

d. Karena gaya tarik bumi, masquite jatuh pada talang dan mengalir ke palung pendingin.

D. Palung PendinginDalam proses kristalisasi, udara pokok mengerjakan nira pekat menjadi masakan (masquite) di dalam bejana masakan (vacuum pan), juga dilakukan usaha lain guna memperoleh hadil yang lebih banyak yaitu dengan adanya proses kristalisasi lanjut dengan cara pendinginan dalam palung pendingin. Palung pendingin merupakan sebuah silinder berbentuk U, didalamnya dilengkapi dengan pengaduk semacam spiral panjang, yang fungsinya adalah :

a. Sebagai tempat penampungan masakan sebelum dibawa ke stasiun pemutaran.

b. Sebagai tempat terjadinya proses pendinginan sehingga terjadi proses kristalisasi lanjut.

E. Pengaduk

Fungsi pengaduk adalah :

a. Mempercepat pendinginan secara merata.

b. Mengaduk masakan sehingga terjadi pembagian suhu secara merata atau homogen.

c. Untuk mendorong keluarnya masakan yang akan diputar terutama masakan hampir habis.

d. Mencegah agar jangan sampai masakan membeku karena pendinginan, terutama masakan yang mempunyai harga kemurnian tinggi.

5.5.5 Stasiun Putaran

Fungsi dari stasiun putaran adalah untuk memisahkan kristal gula yang terkandung dalam bubur masquite, sehingga dapat terpisah antara kristal yang berisi dengan stroop atau milase. Di PG Krebet Baru terdapat dua macam putaran, yaitu :

1. Putaran discontinue dipakai untuk memutar masakan A dan gula SHS secara bertahap artinya pemasukan bahan dan pengeluaran dipisahkan oleh waktu

2. Putaran kontinue biasanya dipakai untuk memutar masakan C, gula D I dan D II secara terus menerus dari bahan masuk sampai bahan bakar

1. Putaran Continue

Putaran kontinue digunakan untuk masakan C dan D. Hasil dari masakan ini dimasukkan ke dalam putaran yang berada ditengah tengah yang berbentuk seperti kerucut. Selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan air dan stroop turun melalui lubang saringan dan masuk ruang stroop. Untuk selanjutnya masuk ke peti stroop bagian bawah. Kemudian kristalnya turun menuju srew conveyor, yang kemudian dipompa ke peti gula C dan D.Sistem Putaran

Sistem putaran yang terdapat di KB 1 berjumlah 5 buah yaitu 2 mesin puteran A dan 3 mesin puteran SHS. Namun saat penggilingan ini yang dipakai hanya 4 saja karena 1 mesin puteran SHS mengalami kerusakan dan masih dalam perbaikan.

a. Putaran A

Memutar gula A akan menghasilkan kristal A dan stroop A. Stroop ini digunakaan sebagai masakan C dan D, sedangkan gula A masih diputar lagi pada putaran SHS, sehingga akan diperoleh gula produk. Puteran A memiliki kecepatan putar 1250 rpm.b. Putaran SHS

Memutar dari gula putaran A, maka sebagai hasilnya adalah kristal gula produk dan klare SHS, dimana klare SHS ini digunakan untuk bahan masakan A. Mesin puteran SHS berjumlah 3 buah dan yang dioperasikan hanya 2 buah yaitu puteran jenis ASEA dan yang baru yaitu jenis WS CentrifugaL, yang mana mesin puteran WS ini baru dioperasikan kurang lebih 1 bulan yang lalu (september 2005) dari Hamilton, Ohio USA, Puteran WS memiliki kecepatan putaran sampai 1200 rpm dan yang dipakai dalam pengoprasionalnya hanya 1000 rpm saja dan yang paling rendah 50 rpm. Sedangan putaran ASEA yaitu 1250 rpm. Perbedaan yang dapat diamati antara WS dan ASEA yaitu mesin putaran WS memakai air sebagai alat yang membantu dalam memisahkan klare dengan gula dimana air dikondisikan mencapai 800C. air ini dilakukan 2 kali penyiraman dimana air diambil dari bak penampungan sebanyak 25 cc, Volume atau kapasitas bak puteran SHS WS ini mencapai 10 kwintal. Untuk mendapatkan ketebalan gula yang diinginkan selama proses puteran, mesin SHS WS ini menggunakan sensor sedangkan SHS ASEA menggunakan indikator. Mesin puteran ASEA menggunakan uap (steam) yang diambil dari ketel hal ini merupakan kelemahan mesin ASEA karena kalau terjadi kerusakan pada ketel maka mesin puteran SHS ASEA tidak dapat beroperasi karena uap (steam) yang dibutuhkan untuk memisahkan klare dengan gula tidak dapat digunakan. Volume atau kapasitas bak puteran SHS ASEA mencapai 6 kwintal. Dari keseluruhan puteran SHS yang masuk ke puteran sebanyak 450 hekto liter sedangkan yang menjadi produk sebanyak 225 hekto liter. Hal hal yang dapat menganggu dalam pemutaran adalah :

a. Kristal dari pan masakan tidak rata.

b. Kristal gula terlalu halus dan bawah, karena masih banyak mengandung tetes.

c. Adanya pasir palsu sehingga akan menyumbat lubang lubang saringan.

d. Masakan terlalu kental.

e. Sistem pengontrolan mesin putaran yang tidak terpadu artinya antara petugas satu dengan yang lainnya dalam melakukan pengawasan setelah jam kerjanya mesin tidak dikondisikan dalam keadaan yang normal. Hal ini dapat membuat petugas lain yang menjaga setelah petugas pertama harus melakukan pengontrolan dan penyetingan normal kembali, sehingga waktu kerja tidak lagi menjadi efektif.5.5.6 Stasiun Penyelesaian

Bertujuan untuk menyelesaikan hasil putaran (gula produk yang masih agak basah). Tugas utama dari stasiun ini adalah mengeringkan kristal gula, karena gula A yang turun dari putaran masing masing yaitu batch centrifuge dan akan diputar lagi satu putaran. Gula hasil putaran tersebut masih agak basah dan belum kering 100 %. Pengeringan ini menggunakan talang goyang, gula basah yang turun dalam talang goyang yang bergetar oleh gaya eksentrik digerakkan oleh motor yang berfungsi sebagai pengeringan, pengadukan, dan penyaringan gula produk.

Gula kering yang dihasilkan diangkut oleh elevator ke hammer screen yang berfungsi untuk memisahkan kristal gula yang memiliki ukuran kristal yang tidak sama. Kristal gula hasil saringan ditampung di dalam sugar bin. Bila gula yang masuk ke dalam karung sudah mencapai beratnya maka karung akan terjatuh dengan sendirinya. Selanjutnya ditimbang untuk ketepatan dan dijahit lalu diangkut ke gudang. Adapun peralatan pada stasiun penyelesaian :

1. Talang goyang, berupa talang yang bergetar oleh gaya eksentrik yang digerakkan oleh motor untuk mengeringkan gula dan mengangkut serta menyaring gula pasir, berbentuk persegi empat panjang yang berkaki, bentuknya terbuka sehingga gula masuk basah dikeringkan dengan udara bebas.

2. Elevator gula berfungsi untuk membawa kristal gula kering dari talang goyang ke hammer screen dan sugar bin.

3. Hammer screen berfungsi sebagai saringan untuk memisahkan kristal gula yang berukuran tidak sama. Ukuran kristal yang sesuai adalah 0,8 1,00 mm dan apabila ada yang tidak sama dilakukan pemisahan.

Hammer screen terdiri dari saringan bertingkat dengan susunan sebagai berikut:

a. Saringan I :untuk menahan kristal gula yang berukuran kasar, terletak paling atas.

b. Saringan II : terletak dibawah saringan I, kristal gula saringan II ini sebagai gula SHS yang digunakan oleh konsumen.

c. Saringan III : menahan kristal gula yang berukuran halus.4. Sugar Bin

Kristal II hasil saringan I ditampung di sugar bin, alat ini berbentuk segi empat dengan bagian bawah berbentuk piramida terbalik untuk mengeluarkan gula. Dilengkapi sejenis timbangan untuk mengukur berat gula (netto 50 Kg). Bila gula yang masuk ke dalam karung sudah mencapai beratnya maka karung akan jatuh dengan sendirinya. Selanjutnya ditimbang lagi secara manual agar tepat, kemudian dijahit dan selanjutnya dibawa ke gudang untuk penyimpanan sebelum dipasarkan. Gula produk sebelum dimasukkan ke gudang harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :

a. Mempunyai ukuran kristal yang rata dan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.

b. Warna kristal harus memenuhi syarat karena ada kualifikasi mutu kristal.

c. Telah ditimbang dan sesuai dengan berat netto ( 50 Kg ).

d. Karung gula harus kering dan tidak bocor.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pemasakan / kristalisasi menggunakan cara penguapan dan pendinginan. Kristalisasi bertujuan untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira kental / diksap sehingga dapat menghasilkan kristal sakarosa yang sebanyak-banyaknya dan memiliki ukuran yang ditentukan yaitu sesuai standar kualitas gula SHS (Super High Sugar). Proses masakan ini terjadi pada pan masakan yang beroperasi dalam keadaan vakum dimana kegunaannya adalah:

1. Mencegah terjadinya proses karamelisasi gula yang menyebabkan warna kecoklatan, karena suhu tinggi2. Untuk mengendalikan temperatur selama pemasakan berlangsung3. Sebagai pengaduk nira pada pan masakan

Pada pabrik gula Krebet Baru I menggunakan sistem masakan 3 tingkat yaitu pan masakan A, pan masakan C, pan masakan D. Dari hasil masakan / pengkristalan akan dihasilkan produk berupa gula dengan kualitas SHS ( Super High Sugar) atau GKP ( Gula Kristal Putih ). Sedangkan hasil sampingnya berupa ampas, tetes dan blotong.

6.2 Saran

Karena proses masakan nira ini sangat menentukan kualitas produk akhir gula SHS maka pada stasiun masakan hendaknya benar-benar diperhatikan serta pengawasan yang lebih baik dan intensif, sehingga kelancaran proses di stasiun lainnya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan mutu produk akhir gula SHS yang putih dan bersih.

Perlu adanya pengawasan yang intensif sehingga terjadinya kerusakan terhadap mesin dapat dideteksi dengan segera. Dengan demikian adanya kerusakan nira akan dapat diketahui secara cepat, selain itu juga agar dapat diambil langkah-langkah pengendalian terhadap mutu produknya nanti. DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2011. Pengolahan Tebu Menjadi Gula. Diakses" Http://www.risvank.com.

Diakses tanggal 21 November 2013.JakartaMubyarto. 1981. Tebu Rakyat Intensifikasi Prospek dan Permasalahannya, LP3ES.

Yogyakarta.

Muchtar, M. 1984. Macam-macam Pemurnian Nira. Akademi Gula Negara.

Yogyakarta.Soerjadi. 1976. Dasar-dasar Pabrikasi Gula. Saduran bebas dari Principles of Sugar Technology. LPP. YogyakartaSuyitno, Haryadi. 1989. Rekayasa Pangan (Petunjuk Laboraturium). Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta Tri, Andika. 2012. Laporan Praktek Kerja lapang Di PG.Krebet Baru 1 Malang. Universitas Muhammadiyah. MalangBahan baku (tebu)

Unit penggilingan

Unit pemurnian

Unit evaporator

Unit kristalisasi

Unit putaran

Unit penyelesaian

Produk gula

(SHS)

PAGE 49