fin tech sebagai akselerator umkm
TRANSCRIPT
Peran FinTech dalam Peningkatan Bisnis Wirausahawan Muda (Youth Entrepreneur)
Oleh Udin Woratno/Antasena Wiyono
Layaknya mahluk hidup, dalam mekanisme perekonomian, sistem keuangan berperan sebagai urat
nadi, mengalirkan nilai ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk uang atau instrumen representasi
nilai ekonomi lainnya ke berbagai aktivitas ekonomi lainnya. Aktivitas ekonomi merupakan
pengolahan sumber daya ekonomi, pengolahan row material menjadi suatu barang yang mempunyai
manfaat, yang dalam sekala dan penggolongan, dan persyaratan tertentu disebut industri. Aktivitas
ekonomi terus berkembang membentuk peluang ekonomi, menjadi aktivitas ekonomi baru sehingga
membentuk industri baru.
FinTech FinTech dalam konotasi diatas adalah bentuk urat nadi baru, evolusi dari sistem keuangan yang
sudah mapan sebelumnya, menjadi sistem keuangan baru, dengan model bisnis dan proses bisnis
yang baru, menjangkau dan memenuhi kebutuhan aktivitas ekonomi baru.
Kehadiran FinTech sebagai fenomena baru pada sektor keuangan tidaklah muncul secara tiba-tiba.
FinTech merupakan akumulasi perkembangan antara antara finansial dan teknologi. Pada awalnya
istilah Fintech merupakan padatan kata kepanjangan dari Financial Services Technology Consortium,
sebuah proyek yang diprakarsai oleh Citicorp, sekarang Citigoup.
Sekarang, istilah FinTech merujuk pada kata baru, gabungan kata dari kata 2 kata pembentuk
financial dan technologies. Hubungan antara finansial dan teknologi sangat erat. Pada mulanya,
hubungan sektor keuangan dan teknologi adalah teknologi sebagai supporting, alat bantu untuk
mendukung kegiatan operasi di sektor keuangan. Seiring dengan perkembangannya , peran teknologi
di sektor keuangan menjadi vital. Keberhasilan inovasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi
diluar sektor finansial segera mengubah arah dan paradigma sektor finansial. Kehadiran teknologi
baru menggubah prilaku masyarakat, seperti kehadiran internet dan smartphone berdampak pada
seluruh sektor ekonomi, tidak terkecuali sektor finansial.
Professor Douglas W. Arner dari
University of Hongkong membagi
perkembangan FinTech kedalam empat
era. FinTech 1.0 berlangsung antara
tahun 1866 – 1967, era pengembangan
infrastuktur dan komputerisasi
sehingga terbentu jaringan keuangan
global. FinTech 2.0 berlangsung antara
tahun 1967 – 2008, era penggunaan
internet dan digitalisasi di sektor
keuangan. Fintech 3.0 dan FinTech 3.5 berlangsung dari tahun 2008 sampai sekarang. Fontech 3.0
merupakan era penggunaan telepon maupun smartphone di sektor keuangan. FinTech 3.5
merupakan era kemunculan entitas bisnis teknologi keuangan sebagai pendatang baru
memanfaatkan peluang dari inovasi teknologi proses, produk dan model bisnis serta perubahan
prilaku masyarakat.
Dalam The Futures of Financial Services, World Economic Forum (WEF) membagi FIinTech kedalam
enam kategori, 1) Payments; 2) Insurances; 3) Deposit & Lending; 4) Capital Rising; 5) Investment
Management; 6) Market Provisioning. Masing-masing kategori terdiri dari bidang inovasi, yang terdiri
dari bentuk-bentuk inovasi FinTech. Antar bidang inovasi FinTech terjadi relasi yang yang merupakan
keunggulan sekaligus arah industri keuangan di masa depan.
FinTech sebagai industri keuangan berbasis teknologi, secara umum membuka peluang pada
peningkatan efisiensi,membuka peluang bisnis baru, pengelolaan risiko yang lebih baik dan
kemudahan aktivitas. Keberadaan dan perkembangan FinTech didukung oleh inovasi teknologi di
bidang, a) augmented & biometric; b) cloud computing; c) learning machines; d) digital & mobile
payment; e) block chain distributed ledgers; f) big data.
Ekosistem FinTech terdiri dari empat atribut, 1)
Demand; 2) Capital; 3) Policy; 4) Talent. Masing-
masing atribut berhubungan dengan stakeholder
sesuai dengan peran dan fingsinya.
Walaupun FinTech sudah menjadi entitas bisnis
baru, fungsi dan posisi FinTech dialam sistem
keuangan masih menjadi kajian dan perdebatan.
Hal itu terkait dengan prinsip dasar sistem
keuangan dalam menjalankan fungsinya, prudent
yaitu prinsip kehati-hatian, dan financial
stability, yaitu menjaga stabilitas keuangan.
Sekarang ini, gelombang inovasi digital sudah tidak terbendung. FinTech akan terus berkembang dan
sudah pasti akan menjadi industri baru yaitu industri keuangan digital. Tentunya, pengaturan
mengenai posisi, fungsi, batasan dan hubungan FinTech didalam sistem keuangan haruslah diatur,
karena pada kehadiran FinTech tidak hanya melekat peluang yang dapat meningkatkan kinerja
ekonomi, tetapi juga risiko yang berakibat sebaliknya. Dengan itu, prinsip dasar penempatan FinTech
didalam sistem keuangan adalah memperhatikan risiko untuk menjaga stabilitas keuangan dan
menumbuhkembangkan inovasi dibidang keuangan untuk meningkatkan perekonomian.
Perkembangan FinTech Di Indonesia Mengacu pada perkembangan FinTech di atas, kehadiran Finceth di Indonesia tentunya sudah
dimulai sejak sistem keuangan modern (technology base) diterapkan di Indonesia. Masyarakat
Indonesia sudah tidak asing dengan pengguaan produk financial technology. Nyatanya mesin ATM
dan EDC sudah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Di Indonesia FinTech dibagi kedaam empat kategori berdasarkan jenis inovasinya, 1) deposit, lending
& capital rising; 2) market provisioning; 3) payment clearing & settlement; 4) investment & risk
management. Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini terdapat 96 perusahaan FinTech yang
beroperasi di Indonesia Nilai transaksi FinTech di Indonesia per tahun mencapai 14,5 miliyar dollar,
sekitar 0,6% dari nilai transaksi global yang mencapai 2.355,9 milyar dollar.
Perkembangan FinTech di Indonesia tercermin dari perkembangan APMK (Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu) dan uang elektronik. Infrastruktur, jumlah dan transaksi APMK dan uang
elektronik menunjukan perkembangan pesat selama 3 tahun terakhir.
Sumber Data: Bank Indonesia
Gambar 1. Perkembangan APMK & Uang Elektronik Di Indonesia per Juni 2016
Infrastruktur APMK sudah semakin banyak dan merata.Per juni 2016 jumlah mesin ATM mencapai
99.993 unit, mesin EDC 1.052.159 unit, dan merchant 595.845. Jumlah APMK beredar untuk kartu
kredit sebesar 16.970.178, kartu ATM 7.7871.649 dan kartu ATM+debit 118.763.609, dengan volume
transaksi 457.305.295 dan nilai transaksi 522.717.414 (juta). Begitujuga dengan penggunaan uang
elektronik, dimana infrastruktur uang elektronik mencapai 317.090, instrumen uang elektrnik
39.575.555, volume transaksi 54.614.849, dan nilai transaksinya 471.545 (juta).
Perkembangan bisnis FinTech yang sangat pesat di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan
pengguna internet dan ecommerce. Pengguna internet di Indonesia per November 2015 mencapai
88,1 juta. Pengguna internet diIndonesia didominasi oleh digital native, yaitu pengguan internet
dengan umur 24 tahun ke bawah.
Sumber Data: CNN Indonesia
Gambar 3. Demografi Pengguna Internet Di Indonesia 2015
Dari data diatas, dimana 49% pengguan internet beumur 18 -25 tahun dan 55% profesi pengguna
internet karyawan atau swasta, merepersentasikan setengah pengguna internet di Indonesia
merupakan penduduk usia produktif. Seluler menjadi media yang digunakan pengguan internet di
Indonesia yaitu sebesar 85%, dimana pengguna internet terbesar berada di Jawa - Bali, sebesar 52
juta, dan Sumatera 18.6 juta.
Pemuda merupakan penduduk usia produktif, yaitu angkatan kerja yang merupakan keunggulan
komparatif ekonomi yang dimiliki oleh Indonesia. Keberadaan pemuda di era digital jangan sampai
hanya menjadi obyek digital ekonomi, tetapi juga menjadi pelaku, memanfaatkan kemajuan digital
untuk meningkatkan daya saing, produktif berperan serta dalam kegiatan ekonomi.
Inovasi FinTech yang mengeksplorasi pemanfaatan data, kemudahan akses dan rekayasa interaksi
mesin dengan manusia (rekayasa user interface) merupakan keunggulan FinTech yang berdampak
pada, Kemudahan Akses, Efisiensi, Akurasi, Monitor & User Guidance.
Peran FinTech Dalam Meningkatkan Bisnis Wirausahawan Muda Kalangan ekonomi masyarakat muda dipelopori oleh wirausahawan muda (youth entrepreneur),
dimana dalam perekonomian memiliki peran luas dan vital, yaitu sebagai penggerak ekonomi baik
kini maupun di masa yang akan datang. Wirausahawan muda disini diartikan sebagai sorang wira
usaha yang umurnya dibawah 40 tahun. Karakteristik wirausawawan muda diantaranya:
a. Bergerak di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
b. Open minded & technology friendly
c. Proaktif, produktif dan dinamis
d. Tidak memiliki guarantee yang cukup tetapi memiliki usaha yang potensial
e. Belum menanggung beban keuangan yang banyak.
Atas karakteristik tersebut, FinTech memiliki peran besar dan sesuai untuk mendorong
wirausahawan muda, meningkatkan usahanya melalui fasilitas atau layanan keuangan yang mudah
diakses baik dari sisi jangkuan maupun dari sisi persyaratan. Dari karakteristik neraca keuangan
UMKM, peran FinTech dalam meningkatkan bisnis wirausahawan muda adalah sebagai berikut:
Melalui layanan tersebut FinTech dan diintegrasikan dengan layanan lainnya, seperti pengetahuan
pasar, linkage ke pasar dan pengelolaan keuangan secara pintar dan terencana, FinTech dapat
menjadi tumpuan peningkatan bisnis wirausahawan muda yang umumnya bergerak di sektor UMKM.
Referensi
1. EY. UK FinTech On the cutting edge. An Evolution of The International Fintech Sector. 2015.
http://www.ey.com/Publication
2. World Economic Forum. GAC15 The Future of FinTech Paradigm Shift Small Business Finance
report 2015. 2015. http://www3.weforum.org/
3. Tejas Damania. Development prospects regulatory environment of fintech. 2016. Delloite
Seminar 2016. http://www3.weforum.org/
4. World Economic Forum. The Future of Financial Services: How disruptive innovations are
reshaping the way financial services are structured, provisioned and consumed. June 2015.
http://www3.weforum.org/docs/WEF_The_future__of_financial_services.pdf
5. D-Arner. FinTech Evolution Melbourne. June 2016. http://law.unimelb.edu.au/
6. Statistik Sistem Pembayaran Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/Default.aspx
7. Keuangan inklusif OJK. http://www.ojk.go.id/
8. Berita Data Pengguna Internet di Indonesia. https://id.techinasia.com/
9. Data Berita Pengguan Internet di Indonesia. http://www.cnnindonesia.com/
10. Bank Indonesia. Materi Temu Ilmiah FinTech. Juli 2016. http://skim.kominfo.go.id/
Assets- Kas- Piutang- Persediaan- Aset Jangka Panjang
Liabilities- Utang- Bank overdraft- Tagihan kartu kredit- Utang jangka pendek- Utang jangka panjang
FinTech Solution- Invoice Financing- Supply Chain Financing
FinTech Solution- Merchant Finance- Trade Finance- P2P Lending- Equity Crowd-funding