laporan manlab fin

Upload: diena-fukiha

Post on 19-Jul-2015

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di tingkat SMP/MTs diharapkan adanya penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Hal ini dilakukan agar siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa sebagai aspek penting kecakapan hidup siswa. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan adanya pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini mengakibatkan perlunya pembelajaran di luar kelas, seperti dalam laboratorium, selain pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas agar tujuan di atas dapat tercapai. Laboratorium penunjang pembelajaran ini hendaknya juga memenuhi standar laboratorium yang sudah ditatapkan pemerintah agar laboratorium ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan adanya kegiatan observasi laboratorium yang merupakan salah satu syarat mata kuliah Manajemen Laboratorium, mahasiswa dapat mempelajari bagaimana pengelolaan laboratorium di sekolah dan mampu merancang pengelolaan laboratorium sekolah yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

1

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diidentifikasi dalam kegiatan observasi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi fisik laboratorium IPA MTsN Nglawak? 2. Bagaimana organisasi dan administrasi laboratorium IPA MTsN Nglawak? 3. Bagaimana pengelolaan, pemeliharaan, dan pendayagunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak? 4. Bagaimana monitoring dan evaluasi laboratorium IPA MTsN Nglawak? 5. Bagaimana peran petugas laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan leboratorium IPA MTsN Nglawak? 6. Bagaimana kesesuaian laboratorium IPA MTsN Nglawak dengan standar sarana dan prasarana laboratorium IPA SMP/Mts berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007? 7. Apakah laboratorium IPA MTsN Nglawak sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik di mata murid dan guru IPA?

C. Manfaat Observasi 1. Bagi Mahasiswa Dengan dilakukannya obseravi ini, mahasiswa menjadi tahu kondisi laboratorium IPA yang sesungguhnya dan dapat menbandingkannya dengan standar nasional yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu, mahasiswa menjadi tahu bagaimana pengelolaan

laboratorium IPA di sekolah secara nyata. Hal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa sehingga diharapkan agar nantinya mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dalam hal mengelola laboratorium ini pada saat mahasiswa menjadi guru di laboratorium sekolah tempat mahasiswa mengajar. 2. Bagi Dosen Dosen dapat mengetahui keadaaan laboratorium IPA MTsN Nglawak secara kualitatif tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Selain itu dosen juga dapat membandingkan laboratorium IPA MTsN Nglawak dengan laboratorium IPA atau fisika sekolah lain dari hasil observasi kelompok lainnya, baik negeri 2

maupun swasta, sehingga dosen dapat memetakan laboratorium IPA atau fisika dari beberapa sekolah yang menjadi tempat observasi dari mahasiswa. 3. Bagi Sekolah Melalui kegiatan observasi ini, diharapkan pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana pengelolaan serta standar sarana dan prasarana laboratorium IPA yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Dari sini, pihak sekolah dapat merefleksi apakah pengelolaan serta sarana dan prasarana yang dimilikinya sudah baik dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 atau belum. Jika dirasa belum sesuai, maka pihak sekolah dapat melakukan perbaikan sehingga kualitas laboratorium IPA yang dimilikinya dapat menjadi lebih baik. 4. Bagi Guru dan Laboran Hasil kegiatan observasi ini diharapkan dapat memberi masukan dan acuan bagi guru maupun laboran untuk mengelola laboratorium IPA yang sesuai dengan standar minimal laboratorium menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 dan sebagai refleksi dalam peningkatan kinerja SDM pengelola Laboratorium sekolah.

3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium Kata laboratorium berasal dari bahasa Inggris, yaitu Laboratory yang dapat diartikan sebagai a building or room which scientific experiments are conducted or where drugs science explosive are tested and compounded. Jadi dalam hal ini laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan sejumlah eksperimen ilmiah. Menurut menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 134/0/1983 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan tanggal 5 Maret 1983, yang dimaksud dengan laboratorium adalah sebagai berikut: Laboratorium/ studio adalah sarana penunjang jurusan dalam study yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Dengan demikian, laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum, yang dapat menghasilkan pengalaman belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan laboratorium IPA adalah suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian di bidang IPA yang meliputi bidang fisika, kimia dan biologi. Sama halnya dengan laboratorium sekolah yang lain, laboratorium IPA merupakan sarana penunjang bagi sekolah sebagai tempat pelaksana pendidikan dan pengajaran. Dalam hal ini laboratorium IPA juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk memperagakan abstraksi-abstraksi gejala yang terdapat di alam. Secara garis besar laboratorium berfungsi sebagai pelengkap pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah melainkan dua hal yang meupakan suatu kesatuan yang saling mengkaji dan saling mencari dasar; memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi 4

peserta didik; memupuk keberanian peserta didik untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari suatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial; melatih keterampilan dalam menggunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran; memupuk rasa ingin tahu peserta didik sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan; memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh dalam proses penemuan yang didapat dari kegiatan kerja di laboratorium.

B. Konsep Dasar Pengelolaan Laboratorium IPA Ketentuan ruang laboratorium IPA SMP/MTs beserta sarana yang ada berdasarkan standar menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut: (a) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. (b) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar. (c) Rasio minimum luas laboratorium IPA adalah 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium adalah 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA adalah 5 m. (d) Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk member pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. (e) Tersedia air bersih.(f) Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1 pada bagian perlengkapan laboratorium dalam pembahasan berikutnya. Laboratorium IPA yang ada di sekolah tentu saja membutuhkan pengelolaan. Pengelolaan dapat didefinisikan sebagai kegiatan menggerakkan sekelompok orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan/ segala objek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya berdasarkan prinsip dan fungsi manajemen yang baik. Dalam konteks laboratorium, pengelolaan menyangkut beberapa aspek penting, yaitu perencanaan; pengorganisasian/ penataan; pengadministrasian; pengamanan, perawatan dan pengawasan. 5

Komponen-komponen laboratorium pendidikan IPA dapat dikategorikan dalam lima komponen utama yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, bahan-bahan dan personil pengelola laboratorium. Semua komponen ini akan dibahas lebih lanjut dalam laporan ini pada bahasan berikutnya.

C.

Perencanaan Laboratorium IPA Menurut Rumbinah, yang dimaksud dengan perencanaan adalah proses

pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Dalam hal perencanaan laboratorium IPA, tentu saja terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal tersebut dapat dilihat pada pembahasan berikut ini. 1. Penentuan Lokasi/ Tata Letak Laboratorium Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan jika ingin membuat laboratorium IPA. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Faktor Limbah Sesuai dengan fungsinya, pasti terdapat berbagai macam kegiatan penunjang proses pembelajaran di dalam laboratorium IPA. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu menghasilkan limbah sebagai sisa kegiatan laboratorium. Limbah tersebut dapat berupa zat padat, cair ataupun gas. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana agar limbah-limbah itu tidak sampai mencemari lingkungan. Laboratorium yang baik pasti memiliki saluran pembuangan limbah yang dapat menyalurkan limbah hasil kegiatan labratorium ke suatu tempat pembuangan yang dinilai aman sehingga limbah tadi tidak dapat mencemari lingkungan.

b. Faktor Keamanan dan Kenyamanan Yang dimaksud dengan faktor keamanan adalah keamanan laboratorium dari pencurian dan keamanan terhadap kecelakaan kerja. Lokasi laboratorium hendaknya dirancang atau ditentukan pada tempat yang sekiranya aman dari pencurian dan di lokasi yang strategis serta memudahkan untuk pengamanan/ pemindahan barang-barang ketika terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran 6

ataupun hal tidak terduga lainnya. Pihak sekolah dapat menambahkan peralatan pengaman lain seperti jeruji jendela, gorden, lemari penyimpanan yang bisa dikunci, ataupun peralatan lain yang dapat mengamankan sarana dan prasarana yang terdapat di ruang laboratorium. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor kenyamanan dalam bahasan ini yaitu kenyamanan dalam pemakaian laboratorium yang meliputi kebersihan, tata letak, pencahayaan dan sirkulasi udara yang lancar. Laboratorium yang bersih serta penataan ruangan yang apik dapat menambah kesan nyaman bagi siapa saja yang melihat atau menggunakannya. Jika kondisi laboratorium kurang menyenangkan maka kegiatan siswa menjadi terganggu dan secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi kinerja siswa. Pencahayan yang memadai dan sirkulasi udara yang lancar akan menambah kenyamanan siswa selama praktikum. Dengan sisrkulasi yang baik, tidak akan terjadi pencemaran udara yang dapat disebabkan oleh polusi dari luar sekolah ataupun dari laboratorium lain, misalnya limbah sisa hasil praktikum laboratorium kimia yang berupa gas-gas kimiawi. Apabila posisi laboratorium berada pada arah angin maka pencemaran akan mudah terjadi sehingga

mengganggu kegiatan belajar mengajar.Ventilasi yang memadai sangat berperan penting untuk menjaga sirkulasi udara agar tetap lancar. Perencanaan lokasi laboratorium juga harus memilih tempat yang tidak lembab, sebab kondisi laboratorium yang lembab dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan yang peka terhadap air. Untuk mengurangi kelembaban pada ruangan laboratorium maka laboratorium harus dirancang sedemikian rupa sehingga faktor pencahayaan yang baik akan mengurangi tingkat kelembaban sehingga menjaga kenyamanan siapa saja yang menggunakan laboratorium tersebut. c. Faktor Sumber Listrik Tidak dapat dipungkiri di jaman serba modern seperti sekarang ini kita tidak bisa terlepas dari penggunaan tenaga listrik, meskipun tidak semua kegiatan laboratorium membutuhkan sumber listrik. Akan tetapi, sebagian besar kegiatan laboratorium IPA membutuhkan sumber listrik sebab banyak peralatan penunjang

7

praktikum IPA yang membutuhkan tenaga listrik. Selain itu, listrik juga dibutuhkan jika ruangan laboratorium tempat praktikum siswa gelap. Lokasi laboratorium hendaknya mudah dijangkau oleh oleh sumber listrik PLN. Jika terpaksa harus digunakan generator, pengelola laboratorium juga harus sadar bahwa penggunaan generator akan menimbulkan limbah mesin yang harus diperhatikan agar tidak menimbulkan pencemaran di laboratorium. Hendaknya dalam laboratorium yang baik, terdapat lebih dari satu colokan listrik sehingga memudahkan siswa yang terbagi dalam beberapa kelompok untuk praktikum yang membutuhkan listrik. d. Faktor sumber air Senada dengan faktor listrik, air juga sangat berperan penting untung menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium, meskipun tidak semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium membutuhkan air. Akan tetapi, alangkah baiknya jika tetap terdapat sumber air bersih yang memadai di setiap ruangan laboratorium, meskipun nantinya sumber air ini hanya akan digunakan untuk mencuci tangan siswa yang kotor. Berkaitan dengan tempat pembuangan limbah, sumber air bersih harus jauh dari tempat pembuangan limbah agar nantinya sumber ini tidak tercemar oleh limbah sisa kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium. Untuk itu perlu pengaturan sistem penyaluran air yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan pengambilan air bersih dari sumber air yang letaknya jauh dari laboratorium kemudian dibuatkan tangki penampung untuk disalurkan ke laboratorium atau dapat juga menggunakan air dari PDAM. Secara ringkas tata letak laboratorium harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain tidak terletak di arah angin agar terhindar dari polusi yang berasal dari tempat lain; mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air untuk menghindari pencemaran air; mempunyai saluran pembuangan tersendiri; mempunyai jarak cukup jauh dengan bangunan lain untuk memperoleh ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum; serta terletak pada bagian yang mudah dikontrol.

8

2. Perencanaan Gedung Laboratorium Untuk membangun sebuah laboratorium IPA, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Sekurang-kurangnya, ruang yang harus terdapat dalam laboratorim IPA adalah: a. Ruang Kegiatan Belajar mengajar Ruang kegiatan belajar mengajar yang lazim disebut ruang praktikum berisi perlengkapan laboratorium penunjang kegiatan pembelajaran. Selain digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa, ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat untuk melkukan kegiatan praktikum. Sarana dan prasarana yang harus terdapat di ruang kegiatan belajar mengajar antara lain meja dan kursi praktikum, meja dan kursi pembimbing, almari alat/ bahan praktikum dan rak-rak tempat penyimpanan alat penunjang praktikum. Ruangan ini juga harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alat peraga pendidikan serta kotak P3K yang berisi obat-obatan standar untuk pertolongan pertama jika terkjadi kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Standarnya ruangan ini memiliki panjang 11 m, lebar 9 m, tinggi plafon 3m serta memungkinkan ruang gerak per siswa 2,5 m2. Ukuran ruang ini tidak

mutlak, dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Yang terpenting adalah luas gerak siswa tidak terlalu sempit sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. Kedua ujung ruangan ini berupa dinding penuh untuk papan tulis atau lemari rak sedangkan kedua dinding sampingnya berupa jendela penerangan, ventilasi alami, meja permanen, dan rak bawah meja. Selain itu, ruang praktikum ini harus dilengkapi dengan dua pintu utama yang cukup lebar. Ventilasi dapat dibuat dengan cara membuat jendela yang lebar dan pintu yang membuka kearah luar. Sarana lain yang harus terdapat di ruang praktek ini antara lain sumber listrik, air, gas, lampu, dan lain-lain. b. Ruang Persiapan Ruang ini digunakan sebagai tempat para guru pembimbing kegiatan laboratorium bersama laboran merundingkan dan mempersiapkan segala kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Ukuran ruangan ini kira-kira 15-20 m2. Namun 9

ukuran ini tidak mutlak, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kerta kondisi dari sekolah yang bersangkutan. Tidak ada peraturan tertulis menyangkut peralatan apa saja yang harus terdapat dalam ruangan ini, namun setidaknya ruangan ini harus berisi meja serta kursi untuk guru dan laboran. Ruangan ini juga dapat berfungsi sebagai tempat preparasi alat dan bahan, persiapan kerja, penyusunan alat peraga dan juga tempat untuk pengadministrasian yang dilakukan guru ataupun laboran berkaitan dengan peminjaman alat yang dilakukan oleh siswa. c. Ruang Penyimpanan (Gudang) Ruangan ini digunakan untuk menyimpan alat penunjang, bahan baku serta bahan kimia yang masih belum digunakan. Agar gudang ini dapat diisi dengan almari dan rak penyimpanan, maka sebaiknya ukuran ruang ini kurang lebih sekitar 4 m 5 m (20 m2). Ruangan ini juga dapat berisi meja besar tempat meletakkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan praktikum yang akan segera dilaksanakan. Hendaknya penyimpanan peralatan yang ada di gudang ini dilakukan berdasarkan prioritas penggunaan peralatan yang sering digunakan sehingga baik guru, laboran, ataupun siswa tidak kesulitan dalam mengambil peralatan ataupun bahan yang tersimpan di gudang.

Untuk menunjang kegaitan lainnya, laboratorium IPA dapat dilengkapi dengan ruangan tambahan sebagai berikut: Ruang gelap Ruangan ini berfungsi sebagai tempat dilakukannya praktikum yang tidak membutuhkan cahaya, seperti pada beberapa percobaan optik ataupun percobaan IPA lainnya yang tidak membutuhkan cahaya. Ukuran ruang ini berkisar 3m2, akan tetapi ukuran ini tidak mutlak dan bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sekolah. Ruang Timbang Sesuai dengan namanya, ruangan ini memang digunakan untuk khusus untuk menimbang bahan ataupun peralatan yang digunakan. Ruangan ini juga sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan timbangan yang digunakan.

10

Ruang Kaca Ruang ini juga sering disebut sebagi rumah kaca (green house), biasanya ruangan ini digunakan untuk melakukan percobaan yang berkaitan dengan biologi karena di dalam ruang kaca ini terdapat berbagai macam jenis tumbuhan ataupun organisme lainnya yang dipelihara oleh sekolah untuk menunjang proses pembelajaran. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007, semua

ruang dalam bangunan laboratorium ini harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan keselamatan; yakni memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Selain itu, bangunan/ ruang juga harus dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. 2. Persyaratan kesehatan; yakni mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai serta memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan yang meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan. Selain itu, bahan bangunan yang digunakan untuk membangun bangunan/ruang tersebut harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 3. Persyaratan kenyamanan; yakni harus mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran; memiliki pengatur penghawaan yang baik; serta dilengkapi dengan lampu penerangan. 4. Sistem keamanan; seperti peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, serta akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi dengan petunjuk arah yang jelas.

11

3. Perlengkapan Laboratorium IPA Laboratorium merupakan salah satu prasarana yang harus dimiliki oleh suatu satuan pendidikan. Ketentuan mengenai ruang laboratorium menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007 sudah dibahas pada bagian Konsep Dasar Laboratorium pada pembahasan sebelumnya. Selain ketentuan yang sudah disebutkan di atas, sekurang-kurangnya laboratorium memiliki sarana sebagaimana yang tercantum dalam tabel 2.1 yang dapat dilihat pada bagian lampiran. Sarana serta alat keamanan laboratorium lainnya yang harus dimiliki laboratorium IPA/ Fisika sekolah adalah instalasi air dengan sistem pembuangan limbah, saluran gas dengan kran sentral, instalasi listrik dengan sekering/ pemutus arus. Selain itu, laboratorium sekolah juga harus memiliki daftar nomor telepon lembaga terkait (seperti dinas pemadam kebakaran, rumah sakit, dokter, kepolisian, dan lain-lain), bak berisi pasir kering dengan sekop, selimut anti api, tata tertib, serta petunjuk penanggulangan kecelakaan.

D.

Pengorganisasian/ Penataan Laboratorium IPA

1. Struktur Organisasi Laboratorium IPA Struktur organisasi laboratorium IPA melibatkan beberapa personel yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah (bidang sarana dan prasarana serta bidang kurikulum), penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator laboratorium, dan juga laboran jika ada. Masing masing personel ini memiliki tugas tersendiri dalam pengelolaan laboratorium. a. Kepala Sekolah Seperti yang telah diketahui, kepala sekolah merupakan pemegang tanggung jawab yang paling tinggi di sekolah. Kepala sekolah memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). Tugas kepala sekolah dalam pengelolaan laboratorium antara lain memberi tugas kepada personil-personil yang menjadi tanggung jawabnya; memberi bimbingan, motivasi, pemantauan dan evaluasi kinerja petugas; memotivasi guru IPA untuk kegiatan laboratorium; serta menyediakan dana operasional kegiatan laboratorium. 12

b. Wakil Kepala Sekolah Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Terdapat beberapa wakil kepala sekolah yang memiliki tugas masing-masing. Wakil kepala sekolah yang memiliki peranan dalam pengelolaan laboratorium adalah wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana serta wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Tugas wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pengelolaan laboratorium antara lain membantu kepala sekolah untuk menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana laboratorium; mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana laboratorium; mengatur penggunaan alat-alat pembelajaran, termasuk alat-alat yang terdapat di laboratorium; dan menyusun laporan pelaksanaan urusan secara berkala dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah. Sedangkan tugas wakil kepala sekolah bidang kurikulum adalah membantu kepala sekolah dalam bidang kegiatan pembelajaran di laboratorium; memeriksa perangkat pembelajaran (silabus, RPP, evaluasi, ketuntasan belajar, program pengayaan/ remedial guru), termasuk yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di laboratorium; mengkoordinir dan melaksanakan supervisi pembelajaran secara rutun dan berkala; serta membuat laporan pelaksanaan tugas kepada kepala sekolah. c. Penanggungjawab teknis laboratorium Dalam kaitannya dengan pengelolaan laboratorium, penanggung jawab teknis laboratorium dapat dipilih dari guru salah satu mata pelajaran IPA yang ada di sekolah, entah itu guru fisika, kimia ataupun biologi. Akan tetapi tidak semua guru dapat bertugas sebagai penanggungjawab teknis laboratorium. Tugas tambahan guru sebagai penanggungjawab teknis laboratorium antara lain merencanakan pengadaan alat dan bahan laboratorium; menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium; menyusun tugas program-program laboratorium; mengatur dan menyimpan daftar alat-alat laboratorium; memelihara dan memperbaiki alat-alat laboratorium; menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat laboratorium; menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium;

13

bertanggung jawab atas kelancaran

kegiatan laboratorium; dan mengusulkan

kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan. d. Koordinator Laboratorium Koordinator laboratorium juga dapat diangkat dari salah satu guru IPA yang ada di sekolah. Tugas koordinator laboratorium ini antara lain mengkoordinasi guru-guru IPA dalam penggunaan laboratorium dan mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk pengadaan alat dan bahan praktikum. e. Laboran Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia) Tugas dari laboran laboratorium IPA antara lain merencanakan pengadaan alat-alat/ bahan yang diperlukan di laboratorium IPA; membantu menyusun jadwal dan tata tertib pendayagunaan laboratorium IPA; menyusun Program Kegiatan Laboratorium; mengatur kebersihan, pemeliharaan, perbaikan dan penyimpanan alat dan bahan laboratorium IPA. Selain hal-hal di atas, laboran laboratorium IPA juga bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan; merawat semua alat dan fasilitas yang ada di laboratorium; menginventarisasikan dan mengadministrasikan alat dan bahan laboratorium IPA; serta menyusun laporan pendayagunaan/ pemanfaatan laboratorium IPA. Contoh bagan organisasi laboratorium sekolah adalah:

Sumber: http://www.labipapesat.com, diakses tanggal 8 Maret 2012

14

2. Administrasi Laboratorium Yang dimaksud dengan pengadministrasian laboratorium adalah suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua vasilitas dan aktivitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Kegiatan administrasi meliputi administrasi umum dan administrasi khusus.

a. Kegiatan Administrasi Umum Kegiatan administrasi umum meliputi hal-hal sebagai berikut: Penyusunan Praktikum. Jadwal kegiatan pemakaian laboratorium disesuaikan dengan jadwal pelajaran bidang studi. Untuk pemakaian di luar jadwal bidang studi, jadwalnya disesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing praktikum. Penyusunan jadwal pemakaian ini dapat tertuang dalam Program Semester Kegiatan Laboratorium ataupun pada Jadwal kegiatan laboratorium. Data yang diperlukan dalam penyusunan jadwal pemakaian laboratorium meliputi jumlah kelompok praktikan, waktu praktikum yang diminta, kapan dimulainya, jenis praktikum/ demonstrasi, jumlah praktikum/ demonstrasi, serta jumlah kelompok yang acara praktikumnya sama. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan laboran dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum. Pendokumentasian/ Pengarsipan Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan berkas-berkas laboratorium. Kegiatan tersebut antara lain penyimpanan berkas lembar kegiatan siswa 5 tahun ke belakang; penyimpanan data hasil praktikum/ percobaan siswa; penyimpanan berkas nilai praktikum; penyimpanan berkas tata tertib laboratorium; penyimpanan berkas jadwal kegiatan/ pemakaian laboratorium; serta penyimpanan buku kepustakaan yang diperlukan sebagai acuan kegiatan praktikum, dan lain sebagainya. Jadwal Pemakaian Laboratorium untuk Kegiatan

15

Keuangan Suatu laboratorium hendaknya mempunyai kas/keuangan tersendiri untuk

membeli bahan-bahan habis pakai. Hal ini berperan pentingguna memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum.

b. Kegiatan Administrasi Khusus Kegiatan ini menyangkut beberapa barang khusus seperti buku inventarisasi alat, kartu stok, daftar alat-bahan sesuai LKS, label, format permintaan/ peminjaman alat, buku harian kegiatan laboratorium, kartu reparasi, dan lain-lain. Kegiatan pada administrasi khusus antara lain: Inventarisasi Alat Praktikum/ Peraga/ Perlengkapan Laboratorium. Dalam penginventarisan ini diperlukan buku inventaris yang memiliki kriteria khusus tersendiri. Buku inventaris laboratorium harus berisi hal-hal yang memudahkan untuk mengecek atau mencari alat dan/atau bahan yang diperlukan. Untuk itu di dalam buku inventaris laboratorium harus terdapat pemilahan jenis peralatan dan/atau bahan berdasarkan fungsinya yang dilengkapi dengan sandi. Buku inventaris laboratorium dapat berisi sejumlah informasi yang memuat jumlah masing-masing jenis alat, keterangan tentang letak penyimpanannya dengan cara memberi nomor almari atau nomor rak beserta kondisi alatnya apakah rusak atau baik. Buku inventaris ini setiap tahun harus ditinjau kembali, karena ada kemungkinan terjadi perubahan akibat penambahan alat baru atau ada pengurangan akibat terdapat alat yang pecah atau rusak. Selain buku inventaris, diperlukan pula buku pencatatan alat yang rusak atau pecah. Data yang terdapat dalam buku catatan ini antara lain kode/ sandi alat yang pecah atau rusak; hari, tanggal, bulan dan tahun pecah atau rusaknya alat; kondisi kerusakan (bisa diperbaiki atau tidak); identitas yang memecahkan atau merusakkan alat; serta biaya perbaikan atau penggantian alat yang rusak. Contoh daftar inventaris peralatan yang biasa digunakan di laboratorium sekolah dapat dilihat pada tabel 2.2 di berikut ini.

16

Tabel 2.2. Daftar Inventaris Alat Laboratorium Sekolah Kode/ Sandi FK 001 FK 002 Dst Nama Alat Termometer Kalorimeter Dst 10 6 Dst Jumlah Letak A1.01 A1.01 dst Kondisi Baik Baik dst Tgl Perolehan 03-04-2012 03-04-2012 Dst

Penataan dan Penyimpanan Alat dan Bahan Penataan (ordering) alat dan bahan adalah proses pengaturan alat dan bahan

di laboratorium agar tertata dengan baik. Penataan alat dan bahan tersebut berkaitan erat dengan pengelompokan, penempatan dan keteraturan dalam penyimpanan serta kemudahan dalam pemeliharaan. Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan penataan antara lain mengenali alat dan fungsinya; mengenali sifat bahan; kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian; keperangkatan; nilai/ harga alat; kualitas alat tersebut dan kelangkaannya; bahan dasar penyusun alat; bentuk dan ukuran alat; serta bobot/ berat alat. Semakin banyak informasi yang diketahui, semakin jelas pula dasar penataan dan penyimpanan alat dan bahan yang dilakukan. Alat-alat laboratorium IPA dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti: a. Alat Kegiatan (Pengamatan dan Pengukuran); yang termasuk kategori ini antara lain mikroskop, osiloskop, perangkat alat optik, kamera, anemometer, kalorimeter, timbangan, dan sebagainya. b. Alat-Alat Dasar seperti gelas kimia, tabung reaksi, pipa kapiler, gelas

erlenmeyer, pelubang gabus, selang plastik, dan lain-lain. c. Alat Peraga; yang termasuk dalam kategori ini antara lain model, torso, insektarium dan alat-alat lain yang serupa. Biasanya alat-alat ini digunakan untuk meragakan suatu struktur atau obyek IPA. d. Charta, Foto atau Bagan; yakni alat-alat yang digunakan untuk menjelaskan suatu hal dalam bentuk lembaran kertas yang berisi gambar. e. Perkakas dan Alat Penunjang; kategori ini meliputi obeng, alat bor, tang, catut, gunting, solder, alat pemadam kebakaran, jas lab, masker, kulkas dan

17

peralatan lainnya yang digunakan untuk memperbaki macam-macam peralatan laboratorium. Pengelompokan juga dapat didasarkan atas sifat peralatan. Menurut dasar ini, penataan alat-alat laboratorium dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok seperti alat elektronik dan magnet; alat optik; alat kalor; ataupun model, gambar atau bagan. Penataan peralatan laboratorium tidak boleh sembarangan dan harus memenuhi beberapa prinsip dasar. Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip kemudahan untuk digunakan, prinsip keamanan, prinsip kerapian, prinsip keterawatan, efektivitas pengoperasian alat, dan prinsip efisiensi Pada penataan perabotan, perlu mempertimbangkan ruang gerak (mobilitas) untuk kegiatan. Peralatan laboratorium ini dapat diletakkan di ruang kegiatan, ruang persiapan, gudang, ruang timbangan ataupun rumah kaca yang tersedia di sekolah. Secara lebih spesifik, peralatan ini dapat diletakkan di lantai tepi ruang kegiatan, almari alat, almari display, almari alat-alat penunjang, meja, ataupun dinding yang terdapat pada ruang laboratorium dengan sifat permanen ataupun dapat dipindahkan. Contoh penataan dan penyimpanan alat dan bahan yang sering dilakukan di sekolah antara lain: (a) alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah; (b) alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya; (c) alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri pada tempat khusus; (d) alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan atau dapat dilakukan berdasarkan bahan alat. Sementara itu penyimpanan peralatan dan bahan kimia biasanya didasarkan pada bahan-bahan yang sering dipakai; bahan-bahan yang boleh diambil sendiri seperti larutan encer dari beberapa garam, asam dan basa; bahan yang jarang dipakai; bahan-bahan yang berbahaya (beracun, radioaktif, mudah terbakar atau meledak). Dapat dilihat bahwa penyimpanan peralatan dan bahan kimia lebih didasarkan pada sifat bahan dan juga keefisienan penggambilan bahan.

18

Dalam menentukan apakah suatu alat dan/atau bahan boleh disimpan dalam almari tertutup atau rak terbuka, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Kepekaan alat terhadap debu dan kelembapan udara; (b) Sering tidaknya alat tersebut digunakan; (c) Daya tahan terhadap bantingan. Bagi alat yang mudah rusak karena debu, maka alat tersebut harus disimpan dalam lemari kayu yang berdaun pintu dan terbuat dari kaca yang tertutup sehingga terbebas dari debu dan masih dapat dengan mudah terlihat. Bagi alat yang peka terhadap kelembapan udara, alat tersebut harus dimasukkan ke dalam almari tertutup yang dilengkapi dengan lampu pemanas. Jika terdapat kekhawatiran akan timbulnya jamur yang dapat menyebabkan peralatan yang tersimpan dalam almari aus atau rusak, maka sirkulasi udara dalam almari penyimpanan harus dibuat sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan lubang-lubang kecil pada sisi pintu. Perawatan dan Perbaikan Alat yang Rusak Alat-alat yang rusak ringan hendaknya direparasi sendiri oleh laboran atau praktisi yang tersedia. Hal ini juga bisa dilaksanakan oleh guru pembimbing praktikum. Jika rusaknya parah, sebaiknya alat tersebut direparasikan ke tukang reparasi. Perbaikan alat yang rusak ini sangat penting karena kerusakan alat praktikum dapat mempengaruhi hasil kerja siswa dan mengganggu jalannya praktikum. Pelayanan Kegiatan Praktikum Kegiatan ini merupakan tugas guru pembimbing bersama laboran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan ini adalah: (a) Mempersiapkan alat-alat/ bahan-bahan yang dibutuhkan untuk setiap unit minimal tiga hari sebelum praktikum. Setiap alat atau bahan yang digunakan dalam praktikum hendaknya dicatat dalam Daftar Penggunaan Alat/Bahan Praktikum; (b) Tersedianya air yang cukup untuk keperluan praktikum; (c) Tersedianya daya listrik yang memadai. Penyaluran arus listrik harus memenuhi ketentuan PLN. Tiap saluran stop kontak harus dilengkapi dengan sekring, di samping ada sekring sentral; (d) Tersedianya gas yang dikemas dalam tabung gas yang dilengkapi dengan konektor dan kran

19

pada setiap saluran. Sebaiknya tiap tabung gas untuk dua kelompok saja, agar tidak memerlukan saluran panjang.2.3. Tabel/ Daftar Penggunaan Alat Praktikum Fisika

No

Kode/Sandi

Nama Alat

Ukuran

Tipe

Merk

Jumlah

Keterangan

2.4. Tabel/ Daftar Penggunaan Bahan Praktikum Fisika

No

Kode/Sandi

Nama Bahan

Ukuran

Tipe

Merk

Jumlah

Keterangan

Pengadaan Alat dan Bahan Praktikum Pengadaan alat dan bahan praktikum dilakukan oleh pengelola laboratorium.

Alat dan/atau bahan yang diusulkan hendaknya berpedoman pada usulan guru IPA, yang kemudian diajukan ke Kepala Sekolah untuk meminta persetujuannya. Pengadaan alat dan bahan praktikum ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: dana/ biaya; kurikulum yang berlaku; macam percobaan; jenis dan ukuran alat; macam dan kualitas alat dan/atau bahan; dan persesiaan alat dan/ atau bahan yang masih ada. Daftar usulan pengadaan alat dan/atau bahan harus jelas dan isinya meliputi nomor urut, nama alat atau bahan, nomor katalog, spesifikasi (ukuran, tipe, merk), jumlah, harga satuan dan harga total serta dibuat terpisah antara daftar usulan pengadaan alat dan daftar usulan pengadaan bahan. Kemudian disusun laporan berupa berita acara penerimaan barang. Jika ingin memesan barang, sebaiknya barang yang dipesan berdasarkan skala prioritas. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemesanan alat/ bahan yaitu: (a) Alat/ bahan yang dipilih daya tahannya tinggi, misalnya tidak mudah hancur, terkorosi, dan lain sebagainya; (b) Menggunakan standard merk tertentu; (c) Menggunakan katalog terbaru dari perusahaan bonafit; (d)

20

Memilih alat yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku; dan (e) Mencatat dengan teliti spesifikasinya agar alat dan bahan yang dipesan tidak salah.2.5. Tabel/ Daftar Usulan Pengadaan Alat Praktikum Fisika

No

Nama Alat

Spesifikasi

Jumlah

Harga Satuan (Rp)

Harga Total (Rp)

Ket.

2.6. Tabel/ Daftar Usulan Pengadaan Bahan Praktikum Fisika

No

Nama Bahan

Spesifikasi

Jumlah

Harga Satuan (Rp)

Harga Total (Rp)

Ket.

E.

Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pendayagunaan Laboratorium IPA

1. Pengelolaan Laboratorium IPA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Konsep Dasar pengelolaan Laboratorium pada pembahasan sebelumnya, pengelolaan laboratorium berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan laboratorium IPA yang ada di sekolah meliputi pengelolaan administrasi laboratorium, pengelolaan kegiatan laboratorium, serta pengelolaan keamanan dan keselamatan kerja. Semua hal ini telah diraikan pada pembahasan sebelumnya. Pengelolaan ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium. Hal- hal yang harus diperhatikan untuk memelihara kelancaran penggunaan laboratorium antara lain jadwal penggunaan laboratorium harus jelas; tata tertib laboratorium dilaksanakan dengan tegas; dan alat penanggulangan kecelakaan seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K dan lain sebagianya dapat berfungsi dengan baik dan dapat dimahami cara penggunaannya. 2. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum Tata tertib laboratorium dibuat untuk menjaga keselamatan pemakai laboratorium, alat- alat, fasilitas, dan gedung laboratorium itu sendiri. Hal ini

21

didasarkan pemikiran bahwa mencegah terjadinya kecelakaan lebih baik daripada merawat korban dan memperbaiki kerusakan. Unsur tata tertib meliputi larangan, perintah dan petunjuk yang harus dipahami dengan baik sebelum melaksanakan kegiatan praktikum. Pengelolaan laboratorium IPA harus memenuhi prinsip sebagai berikut: (a) laboratorium harus tepat guna; (b) laboratorium harus mendukung pembelajaran IPA; (c) laboratorium harus terawat; (d) laboratorium harus siap pakai; (e) laboratorium harus tertib; (f) laboratorium harus sehat; dan (g) laboratorium harus aman. 2. Pemeliharaan Laboratorium IPA Pemeliharaan laboratorium ini meliputi pemeliharaan gedung/ ruang laboratorium, pemeliharaan perabot laboratorium, pemeliharaan perkakas laboratorium, dan pemeliharaan alat-alat praktikum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 mengenai standar sarana dan prasarana sekolah, pemeliharaan bangunan sekolah atau madrasah adalah sebagai berikut: Pemeliharaan Ringan; meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela atau pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik. Dilakukan minimum sekali dalam lima tahun. Pemeliharaan Berat; meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen dan semua penutup atap. Dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun.

3. Pendayagunaan Laboratorium IPA Adanya penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu pada tingkat SMP/MTs diharapkan dapat mengarahkan siswa pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Hal ini dilakukan agar siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa sebagai aspek penting kecakapan hidup siswa. 22

Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan adanya pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini mengakibatkan perlunya pembelajaran di luar kelas, seperti dalam laboratorium, selain pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas agar tujuan di atas dapat tercapai. Agar laboratorium IPA memiliki daya guna yang lebih bermanfaat lagi, diharapkan setiap guru IPA dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya dengan memanfaatkan laboraorium IPA yang terdapat di sekolahnya. Kegiatan yang dilakukan di laboratorium ini dapat berupa kegiatan penunjang proses pembelajaran sesuai dengan kurikum yang berlaku ataupun kegiatan penelitian lain yang dapat mengembangan kemampuan siswa maupun guru pembimbingnya. Misalnya saja kegiatan penelitian untuk karya ilmiah remaja ataupun pelatihan untuk olimpiade nasional.

F. Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) merupakan dua kegiatan yang saling terpaut dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam pelaksanaanya. Kedua kegiatan ini dilakukan secara bersamaan dan saling terpadu. Kegiatan ini meliputi beberapa hal, antara lain: a. Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Program Kegiatan Laboratorium. Agar mudah dimonitor dan dievaluasi maka guru harus memiliki format kegiatan laboratorium berdasarkan perencaan yang diajukan oleh guru pembimbing praktikum. Format tersebut setidaknya berisi identitas (berupa kelas, semester dan tahun); tanggal pelaksanaan dan waktu dilakukannya praktikum; jumlah siswa yang hadir dan tidak hadir pada saat praktikum; judul-judul praktikum; uraian kegiatan guru pembimbing; uraian kegiatan siswa; serta keterangan lainnya. Selain itu, guru juga harus memiliki daftar jadwal kegiatan laboratorium untuk setiap kelas dan tingkat serta jika perlu juga memiliki daftar penggunaan alat/ bahan praktikum sehingga memudahkan kegiatan monev berlangsung.

23

b. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan Laboratorium. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Langsung artinya dapat dilakukan langsung ke tempat laboratorium pada saat praktikum sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan jadwal monitoring dan evaluasi menyesuaikan dengan jadwal praktikum di laboratorium. Dalam monev ini, yang diperiksa adalah kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan. Sedangkan tidak langsung artinya kepala sekolah meminta pengelola laboratorium untuk membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan kegiatan laboratorium untuk satu semester. Laporan tersebut bisa menggunakan format yang isinya sama dengan format perencanaan kegiatan dengan disertai lembar kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan dalam satu semester sebagai portofolio.

24

BAB III METODE OBSERVASI

A. Tempat dan Waktu Observasi Observasi dilakukan di MTsN Nglawak, Kertosono, Jawa Timur. Pengamatan langsung ke sekolah dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2012 selama satu hari. Akan tetapi kegiatan wawancara dilakukan secara langsung kepada narasumber pada saat peneliti berada di sekolah dan juga via telepon serta sms sehingga total lamanya observasi yang dilakukan adalah sekitar tiga minggu, mulai dari tanggal 21 Februari 2012 hingga 6 Februari 2012.

B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data kami lakukan dengan tiga cara, yakni: a. Pembuatan Catatan Lapangan Pembuatan catatan lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke sekolah yang menjadi tujuan observasi, yakni ke MTsN Nglawak kemudian mencatat hal-hal penting yang sekiranya berkaitan dengan tujuan kegiatan observasi kami di sekolah ini. b. Wawancara Wawancara kami lakukan secara langsung kepada beberapa siswa perwakilan kelas VII dan VIII, guru IPA yang bertugas sebagai pengelola dan penanggung jawab laboratorium karena sekolah yang kami observasi tidak memiliki laboran, serta kepala sekolah MTsN Nglawak. Dalam hal ini, selain membuat catatan kecil hasil wawancara kami juga merekam hasil wawancara kami. Selain itu wawancara juga kami lakukan secara tidak langsung

memanfaatkan teknlogi SMS dan juga telepon kepada guru IPA pengelola dan penanggung jawab laboratorium MTsN Nglawak

25

c. Dokumentasi Dokumentasi kami lakukan terhadap apa saja yang ada di laboratorium serta tempat lain yang berhubungan dengan kegiatan pengumpulan informasi yang kami lakukan dengan melakukan pemotretan serta perekaman suara.

C. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang kami gunakan dalam observasi ini adalah instrumen pembuatan catatan lapangan yang kami susun dalam bentuk tabel serta instrumen wawancara berupa panduan pertanyaan yang harus dijawab oleh narasumber. Selain itu kami juga melakukan pendokumentasian berupa pemotretan terhadap apa saja yang kami anggap penting di laboratorium IPA MTsN Nglawak serta perekaman hasil wawancara kami terhadap perwakilan siswa, guru dan kepala sekolah. Tabel instrumen pembuatan catatan lapangan, daftar pertanyaan pemandu wawancara, serta foto-foto hasil pemotretan yang kami kumpulkan dapat dilihat pada bagian lampiran.

26

BAB IV DATA

A. Kondisi fisik a. Lokasi Lokasi dari gedung laboratorium IPA di MTsN Nglawak terletak pada komplek gedung laboratorium sekolah dimana pada komplek tersebut terdapat Laboratorium IPA, Bahasa, dan komputer. Laboratorium IPA terletajk di bagian paling ujung timur pada kompleks gedung, terletak dekat dengan ruang kelas siswa dan ruang guru. Jika dilihat dari denah sekolah (denah terlampir), laboratorium IPA terletak pada bagian depan madrasah, sehingga cukup mudah diakses dari luar. b. Struktur bangunan Bangunan laboratorium IPA di MTsN Nglawak mempunyai ukuran ruang laboratorium 7x9 meter dengan tinggi ruang sekitar 3meter. Pada gedung ini terdapat satu pintu sebagai akses utama untuk jalan keluar dan masuk laboratorium. Pencahayaan di laboratoriom ini sangat baik, karena terdapat jendela kaca yang terletak di bagian kanan dan kiri gedung. namun sirkulasi udara kurang baik

c. Keamanan Jika dilihat dari denah sekolah (terlampir), lokasi laboratorium IPA termasuk dalam kategori aman dari pencurian, karena terletak dekat rumah jaga sekolah yang ada. Selain itu didalam laboratorium juga terdapat teralis pada tiap jendela dan kondisi laboratorium yang senantiasa dikunci saat tidak ada kegiatan meminimalisir kemungkinan terjadinya tindak pencurian.

B. Fasilitas laboratorium

27

a. Alat penunjang pembelajaran Alat penunjang pembelajaran yang tersedia di laboratorium ipa MTsN ngalawak dinilai cukup lengkap. Dalam laboratorium Ini terdapat alat alat peraga dan praktikum sesuai dengan kebutuhan laboratorium IPA setingkat SMP/MTs untuk tiap tiap mata pelajaran yang ada seperti Fisika , biologi dan kimia yang diletakkan secara terpisah dalam almari tersendiri. Daftar alat terlampir b. Listrik dan air Untuk pasokan air dalam laboratorium dicukupi dari wastafel dan bakcucu yang ada di laboratorium. Sumber air yang digunakan adalah air tanah yang diambil menggunakan pompa air. Untuk lkelistrikan dalam laboratorium terdapat satu sumber listrik yang kemudian dibagi menggunakan roll cable untuk memenuhi kebutuhan praktikum. c. Ketersediaan peralatan keselamatan kerja Dari pengamatan yang dilakukan tidak dijumpai adanya peralatan keselamatan kerja seperti Kotak P3K, selimut api dan pemadam api.

C. Administrasi a. Keuangan Dari pengamatan yang dilakukan keuangan laboratorium terpadu pada pengelolaan keuangan sekolah. Tidak dijumpai adanya kas khusus laboratorium. Sumber pendanaan kegiatan laboratorium IPA di MTsN Nglawak adalah berasal dari dana BOS dari pemerintah. b. Pengadaan alat Untuk masalah pengadaan alat dilakukan pada awal tahun pelajaran dengan dikoordinasikan dengan jajaran pemimpin sekolah pada awal tahun ajaran. Saat ini MTsN Nglawak bekerjasama dengan MEDP dan ADB untuk masalah pendanaan pengadaan alat dan pengadaan lnfrastruktur laboratorium yang ada. c. Inventarisasi

28

Dari pengamatan yang dilakukan terdapat inventarisasi laboratorium yang mencakup data mengenai alat dan jumlah yang tersedia di laboratorium sekolah, namun kondisinya sudah lama tidak terupdate. Sedangkan untuk inventarisasi hasil kegiatan siswa di laboratorium telah dilakukan dengan baik.

d. Penjadwalan Penjadwalan untuk kegiatan di laboratorium IPA MTsN nglawak mengikuti jadwal pelajaran yang ada di sekolah. untuk menghindari terjadinya benturan jadwal, guru mata pelajaran mengkoordinasikan penggunaan laboratorium dengan pengelola laboratorium. Menurut hasil wawancara dengan pihak terkait, selama ini dengan cara tersebut belum pernah terjadi peristiwa bentoknya jadwal oenggunaan laboratorium antar satu kelas dengan yang lain.

e. Tata tertib Pada laboratorium IPA MtsN Nglawak tidak dijumpai tata tertib Khusus yang mengatur tentang segala sesuatu di lab. Tata terti di lab oratorium IPA mengikuti tata tertib yang ada di sekolah.

f. Pemeliharaan alat Pemeliharaan alat dilakukan secara berkala oleh guru. Dimana pengecekan alat dilakukan sebelum praktikum digunakan dan apabila dijumpai kerusakan dilakukan upaya perbaikan

D. Struktur organisasi laboratorium ipa Struktur organisasi Laboratorium IPA di MTsN Nglawak seperti terlihat pada bagan dibawah ini

29

Gambar 4.1 Struktur organisasi Laboratorium IPA

E. Monitoring laboratorium Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh pengamat kepada pihak kepala sekolah dan pengelola laboratorium kegiatan monitoring laboratorium ipa di Mtsn Nglawak dilaksanakan melalui dua macam cara, yakni monev oleh kepala sekolah dan monitoring tahunan oleh pengawas. Monev oleh kepala sekolah biasanya dilakukan dengan kepala sekolah meninjau langsung kegiatan siswa di laboratorium. Sedangkan monitoring laboratorium dilakukan oleh pengawas sekolah dari dinas yang dilakukan rutin setiap satu tahun sekali.

F. Petugas laboratorium Dari hasil observasi yang dilakukan, tidak dijumpai petugas yang ditugaskan secara khusus oleh fihak sekolah untuk mengelola laboratorium sekolah. Selama ini laboratorium sekolah dikelola langsung oleh guru, dan pihak sekolah belum melakukan tenaga khusus / ahli yang ditugaskan untuk mengelola laboratorium IPA.

G. Pendayagunaan Laboratorium Dari hasil wawancara yang telah dilakukan denga pihak sekolah Selama ini penggunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak adalah sebagai 30

salah satu sarana pembelajaran IPA di sekolah. Kegiatan yang dilakukan didalamnya yakni pembelajaran ipa yang disertai denga demonstrasi dan sebagainya yang membutuhkan alat peraga atau media yang dapat dimanipulasi siswa. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pendayagunaan laboratorium sekolah yang lain diantaranya adalah pengajaran aplikasi ilmu. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk menerapkan ilmu yang telah ia dapatkan pada kehidupan sehari hari untuk menghasilkan produk yang bermutu. F. Foto Terlampir

31

BAB V PEMBAHASAN

A. Perencanaan Laboratorium IPA MTsN Nglawak 1. Penentuan Lokasi Laboratorium IPA MTsN Nglawak a. Struktur Bangunan Bangunan laboratorium IPA di MTsN Nglawak pada awalnya merupakan bangunan kelas yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk dijadikan laboratorium sekolah. Apabila dilihat dari segi kekuatan bangunan, aspek ini seudah memenuhi syarat. Hanya saja jika dilihat dari segi ukuran, ruangan ini belum memenuhi syarat karena belum memenuhi ukuran 11x9 m yang menjadi ukuran standar ruang laboratorium menurut pemerintah. Keberadaan ruang persiapan dan gudang juga belum terdapat pada ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak. Selama ini peralatan dan bahan disimpan di ruang praktikum laboratorium IPA MTsN Nglawak dan sebagian lagi disimpan di ruang guru dan kepala sekolah. Selain itu, ruangan ini hanya memiliki satu akses keluar masuk berupa pintu dua daun yang terdapat di depan kelas. Pintu ini membuka ke luar ruangan sehingga memudahkan siapapun yang berada di ruangan itu untuk keluar jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran, gempa bumi ataupun bencana alam lainnya.

Gambar1. Foto pintu laboratorium sebagai akses keluar-masuk ruang laboratorium

32

b. Limbah Sesuai dengan fungsinya, laboratorium IPA MTsN Nglawak adalah fasilitas sekolah dimana tempat terjadinya proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan fasilitas peralatan dan bahan praktikum serta dengan berbagai macam kegiatannya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di sekolah dikelola dengan cukup baik. Untuk pembuangan limbah cair dapat langsung diarahkan ke wastafel yang langsung terhubung dengan septic tank, sedangkan untuk limbah padat terdapat tempat sampah yang tersedia di dalam dan di luar ruangan laboratorium yang selelu di cek kebersihannya oleh pihak kebersihan sekolah. Wastafel yang terdapat di ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak dibuat menyerupai bak cuci dan terdapat di sela-sela rak permanen yang terdapat di ruang laboratorium. Jika ditinjau menurut letak penampungannya, limbah cair yang dihasilkan laboratorium IPA MTsN Nglawak dinilai aman bagi lingkungan karena tempat penampungannya (septic tank) jauh dari sumber air sehingga tidak dapat mencemari sumber air yang terdapat di sekitar ruang laboratorium

Gambar2. Wastafel/ bak cuci yang terdapat di dalam ruangan laboratorium

c. Keamanan dan Kenyamanan Lokasi laboratorium IPA MTsN Nglawak sudah dirancang sedemikian rupa sehingga aman terhadap pencuri. Lokasi Ruangan laboratorium yang berada dekat dengan rumah jaga sekolah memungkinkan laboratorium IPA MTsN Nglawak selalu dalam pengawasan. Lokasi laboratorium IPA MTsN Nglawak yang berada di dekat gerbang sekolah, ruang guru dan ruang kepala sekolah membuat laboratorium IPA MTsN Nglawak sangat acsessible bagi pihak pihak yang berkepentingan selama jam pelajaran. Selain itu, jendela yang terdapat di

33

ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak juga dipasang teralis untuk lebih mengamankan ruangan ini dari pencuri. Jika ruangan laboratorium tidak sedang digunakan, pintu dan jendela ruangan ini selalu dikunci dan yang memegang kunci laboratorium adalah koordinator laboratorium IPA yang bertanggung jawab atas laboratorium tersebut. Gorden yang terpasang di jendela juga selalu ditutup jika ruang laboratorium ini tidak digunakan.

Gambar3. Jendela berteralis yang terdapat di ruang laboratorium IPA

Selain faktor keamanan dari pencuri, faktor keamanan terhadap kecelakaan kerja juga menjadi perhatian kami. Ketika kami datang berkunjung ke MTsN Nglawak untuk observasi, kami tidak menemukan adanya peralatan penanggulangan kecelakaan kerja seperti hydran pemadam kebakaran, kotak P3K, selimut anti api, ataupun peralatan penanggulangan kecelakaan kerja lainnya. Jika terjadi kecelakaan kerja, biasanya siswa langsung dibawa ke ruang UKS yang kebetulan terletak tidak begitu jauh dari ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak. Faktor kenyamanan dalam pemakaian laboratorium meliputi pencahayaan dan sirkulasi udara. Ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak pencahayaannya sudah cukup baik karena selain ditunjang dengan keadaan geografis Nglawak yang terdapat di kabupaten Kertosono yang terbilang cukup panas dengan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi, tidak terdapat pohon ataupun bangunan lain di sekitar jendela laboratorium IPA MtsN Nglawak sehingga cahaya matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan laboratorium IPA MTsN Nglawak.

34

Namun sirkulasi udara pada ruangan ini kurang lancar sehingga kadang menimbulkan rasa gerah bagi pemakainya. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya ventilasi yang terdapat di ruangan ini dan karena jendela yang terdapat di ruangan ini hanya ada pada salah satu sisi dinding saja di dekat pintu. Ventilasi yang terdapat pada ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak terletak di atas pintu dan jendela yang terdapat di ruangan ini, selain itu juga terdapat beberapa ventilasi udara pada dinding ruang laboratorium sebelah selatan. Namun pihak sekolah sudah menyiasati hal ini dengan menyediakan satu buah kipas angin yang dipasang pada bagian tengah langit-langit ruang laboratorium IPA MTsN Nglawak. Pintu dan jendela ruangan juga selalu dibuka ketika ada kegiatan di dalam ruangan ini sehingga udara dapat keluar-masuk ruangan ini dengan lebih leluasa.

Gambar4. Ventilasi yang terdapat pada laboratorium IPA MTsN Nglawak

d. Listrik Laboratorium IPA MTsN Nglawak menggunakan sumber listrik dari PLN. Adanya sumber listrik ini memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum. Hanya saja sumber listrik tepusat pada satu titik saja, untuk kegiatan praktikum yang membutuhkan listrik diatasi dengan menggunakan kabel olor yang tentunya bisa membuat kondisi laboratorium nampak sedikit semrawut saat praktikum dilakukan. Laboratorium ini juga sudah dilengkapi dengan sekering/ pemutus aliran listrik sentral. e. Air Laboratorium IPA MTsN Nglawak menggunakan sumber air berasal dari PDAM. Pada laboratorium IPA MTsN Nglawak sumber air utama pada wastafel

35

yang selalu siap digunakan. Namun hanya terdapat satu buah wastafel pada laboratorium IPA ini. Jika dibandingkan dengan standart pemerintah, tentu saja hal ini belum mencukupi. Akan tetapi, ketersediaan air untuk praktikum siswa masih dapat tercukupi dari satu buah wastafel yang tersedia ini.

2. Perencanaan Gedung Laboratorium IPA MTsN Nglawak a. Ruang Kegiatan Ruang kegiatan laboratorium IPA MTsN Nglawak dilengkapi

perlengkapan laboratorium antara lain meja dan kursi praktikum, meja dan kursi pembimbing, serta almari alat dan bahan. Selain itu ruangan ini juga dilengkapi dengan alat peraga pendidikan. Namun tidak terdapat rak gantung di ruangan ini. Menurut kami, ukuran ruang kegiatan laboratorium IPA MTsN Nglawak masih belum memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah karena ukuran yang digunakan adalah ukuran standar kelas (sekitar 9x7 m dan tinggi plafon kira-kira 3 m). Pada salah satu sisi dinding ruangan yang bersebelahan dengan pintu terdapat jendela penerangan, ventilasi alami, dan korden untuk menyesuaikan tingkat pencahayaan dari luar. Selain itu terdapat pula meja permanen dan rak bawah meja di kedua sisi samping dan belakang ruangan yang membentuk huruf U. Meja permanen dan dinding di bagian belakang kelas dimanfaatkan untuk tempat peletakan hasil karya siswa dan pembuatan mading yang berisi hasil karya siswa. Ruangan ini hanya memiliki satu pintu akses keluar masuk yang cukup lebar sehingga memudahkan siapa saja untuk keluar masuk laboratorium. Selain itu ruangan ini juga dilengkapi dengan adanya sarana lain seperti listrik, air, kipas angin, LCD, TV, penerangan, gas dll.

b. Ruang Persiapan Laboratorium IPA MTsN Nglawak belum memiliki ruang persiapan yang terpisah dari ruang kegiatan siswa. Selama ini persiapan dilakukan oleh guru langsung saat pembelajaran dilaksanakan. Alat dan bahan yang akan digunakan biasanya diletakkan di meja demonstrasi sesaat sebelum digunakan siswa dan akan dibagikan kepada siswa begitu kegiatan dimulai.

36

c. Ruang Gudang Gudang di laboratorium IPA MTsN Nglawak selama ini masih belum tersedia. Untuk masalah penyimpanan alat dilakukan di bagian laboratorium yang masih kosong seperti pada almari alat atau rak bawah meja permanen yang tersedia. Selain itu, untuk alat yang masih baru bantuan dari program MEDP sebagian disimpan di ruangan guru karena ruangan yang ada di laboratorium IPA MTsN Nglawak sudah tidak mencukupi lagi.

3. Perlengkapan laboratorium IPA MTsN Nglawak a. Perabot Dari pengamatan kami saat observasi, perabot utama yang dimiliki laboratorium IPA sekolah ini adalah papan tulis, meja demonstras, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, serta westafel/ bak cuci. Deskripsi alat dan jumlah perabot yang ada pada laboratorium IPA MTsN Nglawak dapat dilihat pada bagian lampiran. b. Alat Peraga Terlampir c. Alat Penunjang Lain Peralatan-peralatan penunjang pembelajaran seperti TV, LCD, layar monitor, kamera aver vision, ataupun alat penunjang kebersihan sudah tersedia di laboratorium IPA MTsN Nglawak. Hanya saja peralatan penanggulangan kecelakaan kerja seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K lengkap dengan obatnya, selimut anti api, ataupun peralatan penanggulangan kecelakaan kerja lainnya masih belum tersedia.

B. Organisasi Laboratorium IPA MTsN Nglawak 1. Struktur Organisasi Laboratorium IPA MTsN Nglawak Struktur organisasi laboratorium IPA MTsN Nglawak nampak seperti pada bagan berikut ini:

37

Penanggung jawab Kepala madrasah Drs Luqman Afif M.PdI

Koordinator lab Dra. Hj Mukhlisshotin

Guru IPA H. Moh Ali Mochtar Amd.

Guru IPA Wulan Sri Astutik S.Pd

Siswa Masih belum terdapat laboran yang bertugas untuk membantu guru serta koordinator laboratorium IPA pada MTsN Nglawak.

2. Administrasi laboratorium IPA MTsN Nglawak Dalam pengelolaan laboratorium IPA MTsN Nglawak, perlu adanya pengelolaan dalam bidang admintrasi laboratorium. Terdapat dua bidang administrasi laboratorium yang sangat penting yaitu kegiatan administrasi umum dan kegiatan administrasi khusus. a. Kegiatan administrasi umum Dalam kegiaatn administrasi umum ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Penyusunan jadwal pemakaian laboratorium IPA MTsN Nglawak untuk kegiatan praktikum. Jadwal kegiatan pemakaian laboratorium IPA MTsN Nglawak disesuaikan dengan jadwal pelajaran bidang study. Jadwal dikoordinasi oleh koordinator laboratorium IPA MTsN Nglawak bekerja sama denga guru. Pendokumentasian atau pengarsipan.

38

Pendokumentasian atau pengarsipan dilakukan oleh guru pembimbing masing-masing. Pengarsipan hasil kerja siswa maupun LKS yang digunakan selama ini dilakukan di laboratorium. Hanya beberapa hasil karya siswa saja yang tetap disimpan di dalam ruang laboratorium sebagai arsip. Hasil karya ini dinilai baik dan dijadikan contoh pembelajaran pada tahun ajaran berikutnya. Sedangkan hasil karya siswa lainnya dibagikan kembali kepada siswa untuk bahan belajar. Keuangan. Keuangan laboratorium IPA MTsN Nglawak sangat bermanfaat untuk keperluan pembelian bahan-bahan habis pakai seperti lilin, korek api, batu baterai dan sebagianya. Tetapi di laboratorium IPA MTsN Nglawak tidak terdapat kas khusus untuk pembelian bahan-bahan habis pakai. Selama ini sumber dana laboratorium IPA MTsN Nglawak selain berasal dari bantuan pemerintah melalui program BOS dan juga berasal dari bantuan pihak luar melalui program MEDP dan ADP. Untuk masalah pengadaan alat dikoordinasikan dengan kepala sekolah dan waka sarana prasarana pada awal tahun ajaran. Sedangkan untuk bahan habis pakai disediakan oleh guru pembimbing mata pelajaran IPA terlebih dahulu baru kemudian guru pembimbing mata pelajaran ini dapat mengajukan ganti dengan menunjukkan bon asli untuk mengajukan klaim ke pihak sekolah melalui koordinator laboratorium IPA dulu baru ke bendahara sekolah.

b. Kegiatan administrasi khusus Kegiatan ini meliputi antara lain: Inventarisasi alat praktikum/peraga/perlengkapan laboratorium IPA MTsN Nglawak. Kekurangan dari laboratorium IPA MTsN Nglawak adalah masalah inventarisasi alat, selama ini inventarisasi alat di laboratorium IPA MTsN Nglawak masih belum begitu diperhatikan, hanya terdapat daftar alat yang sudah lama dan tidak di update sehingga kemungkinan terjadinya ketidakcocokan alat dan jumlah yang ada bisa terjadi. Mengingat pentingnya masalah inventarisasi alat baik untuk kepentingan administrasi maupun

39

pengecekan kondisi alat, sudah semestinya inventarisasi alat perlu ditinjau untuk dilaksanakan kembali. Pengaturan penyimpanan alat-alat laboratorium IPA MTsN Nglawak. Penyimpanan hendaknya mempermudah penginventarisasian alat. Alat-alat praktikum laboratorium IPA MTsN Nglawak disimpan setelah dikelompokkan menurut jenisnya. Di laboratorium IPA MTsN Nglawak terdapat beberapa almari yang khusus menyimpan alat alat dan peraga sesuai dengan mata pelajaran yang ada, alat alat fisika dikelompokkan sendiri dalam satu almari, sedangkan untuk kimia dan biologi juga tersedia untuk masing masing. Hanya saja karena keterbatasan ruang dan adanya alat baru yang datang dalam jumlah besar mengakibatkan kapasitas ruang laboratorium tidak mencukupi untuk menampung semuanya, sehingga ada beberapa alat yang dititipkan di ruang kepala sekolah dan ruang guru. Pelayanan kegiatan praktikum di laboratorium IPA MTsN Nglawak. Kegiatan layanan di laboratorium IPA MTsN Nglawak merupakan tugas guru mata pelajaran masing-masing, karena di laboratorium IPA MTsN Nglawak tidak ada laboran khusus yang bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan praktikum di laboratorium IPA.

-

Pengadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium IPA MTsN Nglawak. Untuk masalah pengadaan alat dikoordinasikan dengan jajaran pemimpin sekolah pada awal tahun ajaran. Saat ini MTsN Nglawak bekerjasama dengan MEDP dan ADB untuk masalah pendanaan pengadaan alat dan pengadaan lnfrastruktur laboratorium yang ada.

C. Pemeliharaan, pengelolaan dan pendayagunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak 1. Pengelolaan laboratorium IPA MTsN Nglawak. Pengelolaan dilakukan oleh koordiator laboratorium IPA MTsN Nglawak beserta guru pembimbing masing-masing.

40

2. Pemeliharaan laboratorium IPA MTsN Nglawak. Pemeliharaan laboratorium IPA MTsN Nglawak dilakukan oleh koordiator laboratorium IPA MTsN Nglawak, guru pembimbing masing-masing beserta petugas kebersihan dan penjaga sekolah. 3. Pendayagunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak. Selama ini penggunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak adalah sebagai salah satu sarana pembelajaran IPA di sekolah. Kegiatan yang dilakukan didalamnya yakni pembelajaran IPA yang disertai dengan demonstrasi dan sebagainya yang membutuhkan alat peraga atau media yang dapat dimanipulasi siswa. Untuk mata pelajaran IPA, khususnya fisika, pemanfaatan

laboratorium IPA sebagai sarana belajar fisika cukup sering dilakukan, meskipun tidak setiap pertemuan menggunakan laboratorium, namun menurut garu mata pelajaran yang bersangkutan frekuensi penggunaan bisa berkisar 2 minggu sekali. Selain digunakan untuk serana pembelajaran, diluar jam sekolah laboratorium IPA MTsN Nglawak juga sering dimanfaatkan sebagai sarana siswa untuk melatih kemampuan penggunaan alat alat fisika dengan

bimbingan guru mata pelajaran. Hal ini dimungkinkan terjadi karena biasanya guru IPA masih berada di lokasi laboratorium IPA setelah jam sekolah berakhir dan membuka laboratorium bagi siswa yang ingin berlatih dan belajar konsep fisika lebih lanjut. Peristiwa seperti ini kami jumpai saat dilakukan observasi. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pendayagunaan

laboratorium sekolah yang lain diantaranya adalah pengajaran aplikasi ilmu. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk menerapkan ilmu yang telah ia dapatkan pada kehidupan sehari hari untuk menghasilkan produk yang bermutu. Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembuatan parfum menggunakan prinsip penyulingan, pembuatan kecap, penyepuhan logam, pembuatan tape, serta pembuatan brem. Kegiatan kegiatan tersebut terintegrasi dengan pembelajaran yang sedang dilakukan, dan biasanya dilakukan diluar jam sekolah.

41

D. Monitoring dan evaluasi laboratorium IPA MTsN Nglawak Kegiatan monitoring di laboratorium IPA MTsN Nglawak ada dua macam, yakni bulanan dan tahunan. Untuk monitring bulanan dilakukan secara langsung oleh koordinator laboratorium dan kepala sekolah. Dalam monitoring ini biasanya kepala sekolah ikut langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga mengetahui apa saja kekurangan dan kebutuhan laboratorium untuk kemudian diadakan perbaikan. Jadwal monitoring langsung ini tidak terstruktur, jadi guru ataupun siswa tidak akan mengetahui secara pasti kapan mereka akan dimonitor. Sedangkan monitoring tahunan dilakukan oleh pengawas sekolah setiap satu tahun sekali. Pada saat wawancara dengan salah satu guru Pembina mata pelajaran IPA, beliau mengatakan bahwa monitoring dan evaluasi langsung yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat terasa sekali dampaknya bagi beliau dan siswa karena beliau menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya lagi. Siswa pun menjadi lebih serius lagi ketika berada di laboratorium sehingga inerja mereka pun meningkat.

42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Dari hasil observasi dan analisa yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa: 1. Kondisi fisik dari gedung lab IPA di MTsN Nglawak pada dasarnya masih belum memenuhi syarat Gedung laboratorium IPA sekolah yang baik sesuai standar pemerintah 2. Pengorganisasian Laboratorium IPA di Mtsn nglawak sudah cukup baik, namun dalam aspek administrasi masih kurang baik 3. Pengelolaan, pemeliharaan, dan pendayagunaan laboratorium IPA MTsN Nglawak sampai sejauh ini telah dilakukan dengan baik. 4. Monitoring kegiatan Laboratorium IPA di Mtsn Nglawak sudah sesuai dengan standar. 5. Laboratorium IPA MTsN Nglawak masih belum memiliki laboran, semua tugas laboran dilaksanakan oleh guru pembimbing mata pelajaran IPA yang bekerja sama dengan koordinator laboratorium IPA. 6. Secara garis besar kondisi sarana dan prasarana Laboratorium IPA di Mtsn Nglawak masih belum memenuhi standar peraturan mentri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. 7. Menurut guru dan siswa, keberadaan Laboratorium IPA di Mtsn Nglawak sudah dapat mancukupi kebutuhan belajar siswa, namun juga masih perlu ditingkatkan lagi.

B. SARAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, beberapa saran kami adalah: 1. Mengingat ketersediaan jumlah dari beberapa alat yang belum memenuhi standar maka sekolah harus mengupayakan untuk menyediakan alat tersebut.

43

2.

Selain itu diperlukan juga pengelolaan dan pengadministrasian alat-alat praktikum dengan baik supaya alat-alat tersebut tidak gampang rusak atau hilang.

3.

Karena ketidak tersediaan alat keselamatan kerja yang merupakan komponen penting dari laboratorium, hendaknya pihak sekolah menyediakan alat-alat keselamatan kerja, minimal kotak P3K dan hydrant pemadam kebakaran.

4.

Mengenai aspek pengelolaan kebersihan gedung, supaya selalu dijaga kebersihan laboratorium dan juga kebersihan alat.

5.

Jika memungkinkan, sebaiknya laboratorium memiliki ruang persiapan dan gudang yang terpisah dari ruang laboratorium

6.

Kebutuhan laboran untuk mengelola keberadaan laboratorium IPA di sekolah hendaknya segera dipenuhi

44

DAFTAR PUSTAKA

Al, Suyitno. Tata Letak Alat Laboratorium IPA (Artikel), (Online), (http://www.staff.uny.ac.id, diakses tanggal 8 maret 2012). Hadiat. 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA: Pegangan Guru. Proyek Pengadaan Buku: Depdikbud. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/ Madrasah No.26 Tahun 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SMP/MTs. Rumbinah. Standarisasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA, LPMP Kalimantan Timur (Power point), (Online), (http://www.tamandewasakudus.files.com, diakses tanggal 10 Maret 2012). Sumarjono. 1999. Pengelolaan laboratorium IPA: Bahan Pelatihan Manajemen Pendidikan Bagi Kepala SMU Se-Indonesia di Malang. Jurusan Fisika FMIPA:UM.

45

LAMPIRANJenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA No Jenis Rasio Deskripsi 1 Perabot 1.1 Kursi 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkan didik ditambah 1 buah/ guru 1.2 Meja peserta 1 buah/ 7 peserta Kuat, stabil dan aman. didik didik Ukuran memadai untuk mempung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang. 1.3 Meja demonstrasi 1 buah/ lab Kuat, stabil dan aman. Luas meja memungkinkan untuk melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta didik dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan 1.4 Meja persiapan 1 buah/lab Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menyiapkan materi percobaan. 1.5 Lemari alat 1 buah/lab Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menampung semua alat. Tertutup dan dapat dikunci 1.6 Lemari bahan 1 buah/lab Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menampung semua bahan Dan tidak mudah berkarat. Tertutup dan dapat dikunci 1.7 Bak cuci 1 buah/2 kelompok ditambah 1 buah di ruang persiapan Peralatan Pendidikan Mistar 6 buah/lab Jangka sorong 6 buah/lab Timbangan 3 buah/lab Stopwatch 6 buah/lab Rol meter 1 buah/lab Termometer 6 buah/lab 100oC Gelas ukur 6 buah/lab Massa logam 3 buah/lab Multimeter 6 buah/ lab AC/DC, 10 kilo ohm/volt Tersedia air bersih dalam jumlah memadai

2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9

Panjang minimum 50 cm, ketelitian 1 mm. Ketelitian 0,1 mm. Memiliki ketelitian berbeda Ketelitian 0,2 detik. Panjang minimum 5 m, ketelitian 1 mm. Ketelitian 0,5 derajat. Ketelitian 1 mL. Dari jenis yang berbeda, minimum massa 20 g. Dapat megukur tegangan, arus dan hambatan. Batas minumum ukur arus 100 mA 5 A. Batas minumum ukur tegangan untuk DC 100 mV 50 V. Batas minumum ukur tegangan untuk AC 0 250 V. Dilengkapi dengan potongan berbagai jenis logam. Memiliki penyangga dan dapat diputar. Diameter minumum 50 cm.

2.10 2.11

Batang magnet Globe

6 buah/lab 1 buah/lab

46

2.12

Model tata surya

1 buah/lab

2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19

Garpu tala Bidang miring Dinamometer Katrol tetap Katrol bergerak Balok kayu Percobaan muai panjang Percobaan optik

6 buah/lab 1 buah/lab 6 buah/lab 2 buah/lab 2 buah/lab 3 macam/lab 1 set/lab

Dapat memanfaatkan globe yang terdapat di ruang perpustakaan. Dapat menunjukkan terjadinya gerhana. Masing-masing planet dapat diputar mengelilingi matahari. Bahan baja, memiliki frekuensi yang berbeda dalam rentang audio Kemiringan dan kekasaran permukaan dapat diubah-ubah. Ketelitian 0,1 N/cm.

2.20

1 set/lab

2.21 2.22 2.23

Percobaan rangkaian listrik Gelas kimia Model molekul sederhana Pembakar spiritus Cawan penguapan Kaki tiga Plat tetes Pipet tetes + karet Mikroskop monokuler Kaca pembesar Poster genetika Model kerangka manusia Model tubuh manusia

1 set/lab 30 buah/lab 6 set/lab

2.24 2.25 2.26 2.27 2.28 2.29 2.30 2.31 2.32 2.33

6 buah/lab 6 buah/lab 6 buah/lab 6 buah/lab 100 buah/lab 6 buah/lab 6 buah/lab 1 buah/lab 1 buah/lab 1 buah/lab

Memiliki massa, luas permukaan, dan koefisien gesek berbeda. Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data pemuaian minimum untuk tiga jenis bahan. Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan memberikan data tentang keteraturan hubungan antara jarak benda, jarak banyangan, danjarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung dan lensa cembung. Masing-masing minimum dengan tiga nilai jarak fokus Mampu memberikan data hubungan antara tegangan, arus dan hambatan. Berskala, volume 100 mL. Minimum dapat menunjukkan atom hidrogen, oksigen, karbon, belerang, nitrogen, dan dapat dirangkai menjadi molekul. Kaca, dengan sumbu dan tutup. Bahan keramik, permukaan dalam diglasir. Dilengkapi dengan kawat kasa dan tingginya sesuai dengan tinggi pembakar spiritus Minimum ada 6 lubang. Ujung pendek Minimum 3 nilai perbesaran objek dan 2 nilai perbesaran okuler. Minimum 3 nilai jarak fokus. Isi poster jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Tinggi minimum 150 cm. Tinggi minimum 150 cm. Organ tubuh terlihat dan dapat dilepaskan dari model. Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar

2.34

Gambar/ model pencernaan manusia Gambar/ model sistem peredaran darah manusia

1 buah/lab

2.35

1 buah/lab

47

2.36

2.37

Gambar/ model sistem pernapasan manusia Gambar/ model jantung manusia

1 buah/lab

1 buah/lab

2.38

Gambar/ model mata manusia

1 buah/lab

2.39

Gambar/ model telinga manusia

1 buah/lab

2.40

Gambar/ model tenggorokan manusia

1 buah/lab

2.41 3 3.1

Petunjuk 6 percobaan buah/percobaan Media Pendidikan Papan tulis 1 buah/lab

pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Dilengkapi dengan kawat kasa dan tingginya sesuai dengan tinggi pembakar spiritus Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik dapat melihatnya dengan jelas. 1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja demo, 2 buah untuk di ruang persiapan. Mudah dioperasikan. Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.

4 4.1

Perlengkapan Lain Kotak kontak 9 buah/lab

4.2 4.3

Alat pemadam kebakaran Peralatan P3K

1 buah/lab 1 buah/lab

4.4 4.5

Tempat sampah Jam dinding

1 buah/lab 1 buah/lab

48

Instrumen Pembuatan Catatan LapanganNo 1 2 3 4 5 Deskripsi Lokasi gedung laboratorium Ukuran gedung laboratorium Kondisi pencahayaan dan sirkulasi udara Kebersihan laboratorium Kondisi keamanan laboratorium Dari pencuri Keselamatan kerja Ketersediaan sumber listrik Ketersediaan sumber air Ketersediaan pasokan gas Ketersediaan perlengkapan Meja dan kursi guru Meja dan kursi praktikum Meja dan kursi laboran Meja demonstrasi Meja permanen Rak gantung Almari alat Alat peraga praktikum Lampu penerangan Alat bantu demonstrasi (OHP/ Proyektor/ Monitor) Bak pasir kering Alat pemadam kebakaran Selimut anti api Kotak P3K Alat kebersihan Keterangan

6 7 8 9

10 11 12 13 14 15

20

Ruang persiapan Gudang Struktur organisasi laboratorium Jadwal pemakaian laboratorium Tata tertib penggunaan laboratorium Pendokumentasian kegiatan laboratorium dan pengarsipan. Meliputi Penyimpanan LKS penyimpanan berkas nilai praktikum Kartu stok alat dan bahan Formulir/ buku peminjaman alat Label pada masing masing alat Inventarisasi alat Perawatan dan kebersihan alat. Meliputi Kondisi alat keseluruhan Kesiapan alat Kebersihan alat

49

B. Instrumen Wawancara 1. Struktur Organisasi a. Bagaimana struktur organisasi laboratorium di sini? b. Siapa yang menjabat sebagai pengelola laboratorium IPA ini? c. Bagaimana tugas masing-masing personil dalam struktur organisasi tersebut? 2. Penyusunan Jadwal a. Siapa yang menentukan penjadwalan praktikum dan bagaimana peran pengelola dalam penyusunan tersebut? b. Bagaimana penjadwalan praktikum untuk setiap tingkat (kelas)? c. Berapa jumlah siswa dalam setiap rombongan praktikum? d. Berapa kelompok yang dibentuk dalam satu kelas/ rombongan praktikum? e. Apakah jadwal yang dibuat benar-benar dipatuhi? 3. Materi Praktikum a. Bagaimana penentuan materi praktikum, apakah mengikuti buku pegangan atau ada materi yang telah ditentukan oleh guru pembimbing mata pelajaran? b. Berapa jumlah praktikum dalam setiap kali praktikum? 4. Pendokumentasian a. Adakah pendokumentasian berkas-berkas lembar kegiatan siswa? b. Adakah pendokumentasian kepustakaan yang diperlukan sebagai acuan kegiatan laboratorium? c. Adakah pendokumentasian data hasil praktikum/ percobaan siswa untuk lima tahun ke belakang? d. Adakah pendokumentasian berkas nilai praktikum? e. Adakah pendokumentasian berkas tata tertib laboratorium? f. Adakah pendokumentasian berkas jadwal kegiatan/ pemakaian laboratorium? g. Bagaimana pendokumentasian berkas-berkas laporan siswa yang telah lama?

50

5. Pengadaan Alat dan Bahan Praktikum a. Bagaimana dengan pengadaan alat atau bahan yang habis pakai seperti lilin, korek api, batu baterai apakah harus mengajukan ke waka sarpras atau dari uang kas laboratorium atau dari guru pembimbing? b. Kapan diadakan pengadaan alat dan bahan baru? c. Siapa yang membuat pengajuan pengadaan alat baru tersebut? d. Bagaimana mekanisme pengajuan pengadaan alat dan bahan baru? e. Kepada siapa sajakah pengajuan itu diajukan? f. Bagaimana cara pembeliannya? g. Berapa lama proses pengajuan sampai datangnya alat-alat baru tersebut? 6. Inventarisasi a. Apakah laboratorium ini mempunyai buku daftar inventaris? b. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pembuatan buku inventrisasi tersebut? c. Adakah buku peminjaman alat untuk menjelaskan di dalam kelas? d. Siapa yang bertanggung jawab dalam mengurusi peminjaman alat tersebut? e. Bagaimana jika ada alat-alat yang rusak ketika kegiatan praktikum berlangsung? Siapa yang mengganti? f. Apakah dalam penggantian alat yang rusak itu memperhatikan merk atau hanya sekedar mengganti dengan alat yang sama bentuk dan fungsinya? 7. Pendayagunaan Laboratorium IPA a. Bagaimana dengan pendayagunaan laboratorium IPA ini? b. Adakah kegiatan ilmiah siswa yang pernah dihasilkan? 8. Monitoring dan Evaluasi a. Bagaimana dengan kegiatan monitoring? b. Bagaimana evaluasi laboratorium ini? c. Siapa yang biasanya memonitoring dan mengevaluasi? d. Kapan biasanya diadakan monitoring dan evaluasi? e. Apakah ada dampak langsung yang dirasakan dari kegiatan monitoring dan evaluasi?

51

Data Instrumen Observasi Laboratorium IPA MTsN Nglawak No Deskripsi Standar Memenuhi Tidak memenuhi Keterangan Lokasi laboratorium IPA MTsN Nglawak terletak di kompleks laboratorium sekolah, dekat dengan gudang dan dalam jangkauan pengawasan guru karena terletak di depan ruang guru Ukuran ruang laboratorium 7x9 meter dengan tinggi ruang sekitar 3meter Pencahayaan sangat baik. Dilengkapi dengan jendela yang cukup lebar dan tidak terhalang oleh pohon ataupun bangunan lain sehingga cahaya matahari dapat langsung masuk ke ruangan ini. Sirkulasi udara kurang baik karena hanya terdapat sedikit ventilasi dan jendela yang tersedia hanya terdapat di satu sisi dinding saja. Kebersihan laboratorium kurang terjaga. Peralatan yang tersimpan di dalam ruangan banyak yang berdebu. Tempat sampah tersedia di dalam dan di luar ruangan laboratorium

1

Lokasi ruang laboratorium

2

Ukuran ruang laboratorium

3

Kondisi pencahayaan

4

Sirkulasi udara

5

Kebersihan laboratorium

52

IPA. 6 Kondisi keamanan laboratorium Dari pencuri Keamanan laboratorium sudah cukup baik. Terpasang teralis di setiap jendela. Letak ruang laboratorium dekat dengan rumah penjaga malam. Kunci selalu dibawa koordinator laboratorium jika ruang laboratorium tidak digunakan. Peralatan keselamatan kerja kurang memadai. Tidak terdapat kotak P3K, hydran pemadam kebakaran, selimut anti api, ataupun peralatan keselamatan kerja lainnya. Sumber listrik tersedia dan cukup mudah diakses. Sudah dilengkapi dengan sekering/ pemutus aliran. Jika siswa melakukan praktikum yang memerlukan ketersediaan sumber listrik, mereka menggunakan rol kabel untuk memenuhi kebutuha listrik mereka. Pasokan air berasal dari satu buah wastafel yang tersedia di ruangan. Berasal dari PDAM. Ada pasokan gas dari satu buah tabung gas yang tersedia di ruangan.

Keselamatan kerja

7

Ketersediaan sumber listrik

8

Ketersediaan sumber air

9

Ketersediaan pasokan gas

53

Tidak mempunyai kran sentral untuk mengatur gas 10 Ketersediaan perlengkapan Meja dan kursi guru Meja dan kursi guru tersedia, masing-masing berjumlah 1 buah. Meja praktikum siswa berupa meja panjang berjumlah 5 buah. Meja praktikum disusun berbentuk U mengelilingi ruangan. Kursi praktikum berupa kursi besi ringan yang ringkas untuk dirapikan berjumlah 40 buah Tidak ada Ada, tersedia 1 buah Terletak di depan kelas Meja permanen mengelilingi ruangan dan disusun berbentuk huruf U. Tidak ada Almari alat ada tiap mata pelajaran. Terletak di depan kelas Alat peraga tersedia berbagai macam. Sebagian diletakkan di atas meja permanen dan sebagian lagi diletakkan di atas lemari. Terdapat dua buah lampu penerangan di dalam ruang laboratorium dan keduanya berfungsi baik Ada proyektor, layar televisi, camera aver vision; semuanya berfungsi baik Tidak ada 54

Meja dan kursi praktikum

Meja dan kursi laboran Meja demonstrasi Meja permanen

Rak gantung Almari alat

Alat peraga praktikum

Lampu penerangan

Alat bantu demonstrasi (OHP/ Proyektor/ Monitor) Bak pasir kering

Alat pemadam kebakaran Selimut anti api Kotak P3K Alat kebersihan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada, siap digunakan. Kotak sampah tersedia di dalam dan luar ruangan, dekat dengan pintu keluar dan di belakang kelas. Tidak ada Tidak ada Ada

11 12 13 14

Ruang persiapan Gudang Struktur organisasi laboratorium Jadwal pemakaian laboratorium

15

16

Tidak ada Jadwal pemakaian menyesuaikan dengan jadwal KBM mata pelajaran yang bersangkutan Tata tertib penggunaan Tidak ada peraturan laboratorium tertulis. Tata tertib mengikuti tata kertib madrasah Pendokumentasian kegiatan laboratorium dan pengarsipan Penyimpanan LKS Penyimpanan berkas nilai praktikum Ada, tertib. Ada, tertib. Dilakukan oleh guru IPA masing-masing kelas. Tidak ada Tidak ada Ada pada beberapa alat Tidak ada, observer melakukan pendataan alat secara manual saat melakukan observasi Kondisi alat keseluruhan dalam kondisi baik, dapat

Kartu stok alat dan bahan Formulir/ buku peminjaman alat Label pada masing masing alat Inventarisasi alat

17

Perawatan dan kebersihan alat. Kondisi alat keseluruhan

55

Kesiapan alat

Kebersihan alat

berfungsi normal Kondisi alat secara keseluruhan dalam kondisi siap digunakan Kebersihan Alat secara keseluruhan kurang terjaga. Terdapat debu pada peralatan yang mungkin jarang digunakan.

56

Jenis, Jumlah dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA Jumlah No Jenis alat Dilapangan Kesesuaian

Keterangan

Deskripsi

1 1.1

Perabot Kursi 40 Kuat, stabil, aman dan mudah dipindahkan

S

TS Terdapat kursi siswa tanpa senderan yang sesuai dengan standar. Terbuat dari besi ringan dengan alas berupa plastik.

1.2

Meja peserta didik

5

Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk mempung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang.

Terdapat meja kerja siswa yang sesuai dengan standar. Berbentuk panjang dan muat menampung 5-7 orang siswa setiap meja.

1.3

Meja demonstrasi

1

Kuat, stabil dan aman. Luas meja memungkinkan untuk melakukan

Terdapat meja demonstrasi yang sesuai dengan standar.

57

demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta didik dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan 1.4 Meja persiapan 1 Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menyiapkan materi percobaan. Tidak terdapat meja persiapan yang sesuai dengan standar Meja demonstrasi difungsikan sekaligus sebagai meja persiapan 1.5 Lemari alat 2 Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menampung semua alat. Tertutup dan dapat dikunci Terdapat dua almari alat yang sesuai dengan standar. Berupa lemari kaca sehingga peralatan yang ada di

58

dalamnya jelas terlihat. 1.6 Lemari bahan 1 buah/lab Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai untuk menampung semua bahan Dan tidak mudah berkarat. Tertutup dan dapat dikunci 1.7 Bak cuci 1 Tersedia air bersih dalam jumlah memadai Hanya terdapat satu buah wastafel di dalam ruangan 2 2.1Peralatan Pendidikan

Terdapat almari bahan yang sesuai dengan standar.

Berupa lemari kayu dengan dua buah daun pintu.

Mistar

6

Panjang minimum 50 cm, ketelitian 1 mm.

Ada, sesuai dengan standar Jumlah kurang memenuhi

2.2

Jangka sorong

6

Ketelitian 0,1 mm.

Ada, sesuai dengan standar Jumlah memenuhi

2.3

Timbangan

3

Memiliki ketelit