filsafat novia, syifa

12
PENDAHULUAN David Home David Home merupakan seorang filsuf yang anti rasonalisme namun argumennya sangat mempengaruhi lmu pengetahuan di dunia. Menurut hume, pengetahuan itu bersumber dari pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi. Pemikiran david hume ini dipengaruhi oleh beberapa tokoh filsuf diantaranya adalah John Locke (1632 – 1704 ) dalam hal teori tabularasa yang menjadi tesis locke dalam bukunya “An Essay Cornercing Human Understanding ” bahwa jiwa manusia ketika lahir adalah putih bersih, bagaikan kertas yang belum ditulisi. Akan menjadi apakah orang itu kelak, sepenuhnya tergantung pada pengalaman-pengalaman apakah yang mengisi tabulatabula tersebut. ”. (Sarwono, 2010) Padahal teori ini pertama muncul di zaman Yunani Kuno. Pada tahun (384SM – 322SM) Aristoteles dalam tulisannya yang berjudul De Anima, disebutkan bahwa pikiran sebagai pikiran kosong. Lebih dar 1000 tahun kemudian, pada abad ke-11 teori tabula rasa muncul di Persia Kuno dalam Tulisan Ibnu Sina, seorang filsuf Persia. Ibnu Sina mengatakan bahwa pikiran saat lahir adalah batu tulis kosong dan pengetahuan yang dperoleh dari pengalaman itu kemudian digunakan untuk mengembangkan konsep abstrak tentang benda nyata dan dari pengalaman itu kemudian dgunakan untuk mengembangkan konsep abstrak. (Mudhokhi, 2008) Teori ini dipertegas kembali oleh Hume dalam bab pembukaan bukunya “Treatise of human nature (1793)” dengan cara membedakan antara ide dan kesan.

Upload: islam-state-university-sunan-gunung-djati

Post on 14-Apr-2017

108 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat novia, syifa

PENDAHULUAN

David Home David Home merupakan seorang filsuf yang anti rasonalisme namun argumennya sangat

mempengaruhi lmu pengetahuan di dunia. Menurut hume, pengetahuan itu bersumber dari

pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi.

Pemikiran david hume ini dipengaruhi oleh beberapa tokoh filsuf diantaranya adalah John Locke

(1632 – 1704 ) dalam hal teori tabularasa yang menjadi tesis locke dalam bukunya “An Essay

Cornercing Human Understanding ” bahwa jiwa manusia ketika lahir adalah putih bersih, bagaikan

kertas yang belum ditulisi. Akan menjadi apakah orang itu kelak, sepenuhnya tergantung pada

pengalaman-pengalaman apakah yang mengisi tabulatabula tersebut. ”. (Sarwono, 2010)

Padahal teori ini pertama muncul di zaman Yunani Kuno. Pada tahun (384SM – 322SM) Aristoteles

dalam tulisannya yang berjudul De Anima, disebutkan bahwa pikiran sebagai pikiran kosong. Lebih

dar 1000 tahun kemudian, pada abad ke-11 teori tabula rasa muncul di Persia Kuno dalam Tulisan

Ibnu Sina, seorang filsuf Persia. Ibnu Sina mengatakan bahwa pikiran saat lahir adalah batu tulis

kosong dan pengetahuan yang dperoleh dari pengalaman itu kemudian digunakan untuk

mengembangkan konsep abstrak tentang benda nyata dan dari pengalaman itu kemudian dgunakan

untuk mengembangkan konsep abstrak. (Mudhokhi, 2008)

Teori ini dipertegas kembali oleh Hume dalam bab pembukaan bukunya “Treatise of human nature

(1793)” dengan cara membedakan antara ide dan kesan.

Tokoh filsuf lain yang mempengaruhi pemikiran home adalah George Barkeley (1687-1753) dari

inti pandangan filsafatnya bahwa menurut Barkeley pengamatan bukan terjadi karena hubungan

antara subjek yang mengamati dan objek yang diamati. Pengamatan justru terjadi karena hubungan

pengamatan antara pengamatan indra yang satu dengan pengamatan indra yang lain. Sehingga

pengenalan hanya mungkin terhadap sesuatu yang konkret (Hadiwijono, 1983) begitupun pendapat

flsafat Prancis Hutcheson bahwa moralitas didapat dair sentiment atau perasaan. (T.Z., 1984) Teori-

teori ini menjadi pengaruh dalam pemikiran david hume yang dituangkan dalam bukunya “Treatise

of human nature (1793)”.

Page 2: Filsafat novia, syifa

Konsep Filsafat ilmu yang digunakan David Home

Hume memulai pemikiran kontroversialnya melalui penggabungan konsep-konsep john

locked dan barkeley, yang pada intinya menyatakan bahwa pengetahuan terbaik kita, hukum-hukum

ilmiah, bukanlah apa-apa melainkan persepsi pengindraan yang meyakinkan perasaan kita. Dalam

pemikiran Hume, ada skeptisme radikal, bentuk keraguan ekstream atas kemungkinan bahwa

kepastian dalam pengetahuan merupakan hal yang bisa di capai.

David Hume dalam bukunya Treatise of Human Nature bagian pendahuluan, dia

mengatakan bahwa tujuan penulisannya adalah untuk mempelajari ilmu pengetahuan mengenai

manusia dan menjelaskan prinsip-prinsip sifat alamiah manusia. Seperti Newton, dia akan

mereduksi ilmu pengetahuan mengenai manusia, sebagaimana Newton mereduksi mekanik menjadi

beberapa prinsip sederhana saja. Karena menurutnya ilmu pengetahuan lainnya didasarkan pada

ilmu pengetahuan mengenai manusia. Sehingga mempelajari ilmu tersebut, merupakapan proses

mempelajari landasan segala pengetahuan manusia.

Untuk membuktikan ini Hume mengajukan pertanyaan yang merupakan pertanyaan paham

empirisme yaitu: Bagaimana anda tahu? Apa yang menjadi asal pegetahuan kita? Apa yang menjadi

batasan pengetahuan manusia? Hume terus mendesak dan tanpa henti melakukannya sehingga dia

telah mengetahui apa yang telah kita tunjukan: bahwa kita tidak memiliki pengetahuan, melainkan

sekedar keyakinan bahwa yang kita rasakan itu benar. Karena menurutnya pengetahuan dimulai dari

pengalaman indra sebagai dasar. (Tafsir )

Menurut Hume sumber pengetahuan adalah lewat pengamatan persepsi pengindraan, bukan dengan

ide bawaan (ide innate). Hasil dari pengamatan adalah kesan-kesan (impression) dan pengertian-

pengertian atau idea-idea (ideas). (Chan)

Isi ide dan kesan adalah sama, perbedaannya hanyalah pada cara timbul dalam kesadaran. Semua

pengalaman menurut Hume termasuk golongan penghayatan atau ide-ide. Berdasarkan hal ini

Hume bermaksud ingin meruntuhkan keyakinan filsafat lama bahwa ada jenis pengetahuan, yaitu:

Pengetahuan biasa tingkat bawah mengenai alam kasat mata, alam yang berubah-rubah yag

dinamakan oleh Plato dengan opini sejati dan Descartes menamakannya ide pemikiran indra yang

membingungkan. Bagi Plato dan Descartes ada tingkat tinggi pengetahuan dengan penalaran

sebagai sumbernya dan meciptakan kepastian. (T.Z., 1984)

Hume membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa gagasan ini dia katakan benar-benar keliru,

hanyalah ilusi. Hume membagi pengetahuan menjadi dua. Pertama pengetahuan demostratif

merupakan yang diperoleh melalui pemikiran tentang hubungan antara idea-idea. Kedua

pengetahuan yang diperoleh melalui pemikiran tentang matter of t yang disebut moral. (Chan)

Page 3: Filsafat novia, syifa

BibliographyChan, M. (n.d.). Eksploring Phylosophy An ntroductory Anthologi.

Diakses dari bapakkupetani.blogspot.com/2014/01/david-hume-dan-pemkrannya.html?m=1

tanggal 26 maret 2017 pukul 05:49

Hadiwijono, H. (1983). Sari Sejarah Filsafat 2. Yogyakarta: Kanisius.

Di akses dari imtm-putmpi.blogspot.com/2015/03/hdup-dan-gagasan-george-barkeley-1.

html?m=1 tanggal 25 maret 2017 pukul 19:59

Mudhokhi, F. (2008). Paradigma Pendidikan John Locke dan Robert Own .

Diakses dari rosaliayenita.blogspot.com/2013/01/john-locke-dan-tabula-rasa.html?m=1

Sarwono, W. (2010). Pengantar Pskologi Umum . Jakarta : Rajawali.

Di akses dari inigaperludikenang.blogspot.com/2015/08/makalah-empirisme-david-

hume.html?m=1 tanggal 25 maret 2017 pukul 18:58

T.Z., L. (1984). David Hume ; Risalah Filsafat Empirisme . Yogyakarta: Jendela.

Diakses dari bapakkupetani.blogspot.com/2014/01/david-hume-dan-pemkrannya.html?m=1

tanggal 26 maret 2017 pukul 05:49

Tafsir , A. (n.d.). Filsafat Umum: Akal dan Hati sejak Thales sampai Copra.

Diakses dari bapakkupetani.blogspot.com/2014/01/david-hume-dan-pemkrannya.html?m=1

tanggal 26 maret 2017 pukul 05:49

Page 4: Filsafat novia, syifa

Referensi:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/David_Humehttps://id.m.wikipedia.org/wiki/John_Lockehttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Platohttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Aristoteleshttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sinahttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Rene_Descarteshttps://id.m.wikipedia.org/wiki/George_Berkeleyhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newtonhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Farabihttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Thomas_Hobbes

David Hume (thn 1711)

John Locke (thn 1632)

Descartes (thn 1596)

Issac Newton (thn 1643)Hobbes (thn 1588)

George Berkeley (thn 1685)

Al-Farabi thn 870 Al-Kindi thn 801

Plato 428SM

Aristoteles (thn 384-322 SM)

Ibnu Sina (thn 980)

Socrates (469-399 SM)

Albertus Magnus (thn )

Page 5: Filsafat novia, syifa

PENDAHULUAN JURNAL

Novia Rizkianty Samsudin 1152070051, Syifa Nurfalah 1152070074

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPAFakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRAK

Pembelajaran fisika di sekolah terutama yang berbasis keislaman selama ini seringkali guru-

guru memperkenalkan dan menggunakan materi fisika yang berdasarkan penemu-penemu dari

bangsa barat tanpa memperkenalkan sumber dari pemikiran para penemu barat tersebut. Sekolah

berbasis keislaman seringkali mengabaikan tentang kontribusi para ilmuan Muslim dalam hal

kefisikaan. Sehingga banyak yang tidak mau mempelajari tentang fisika karena takut menyalahi

aturan agama. Padahal sudah dari beberapa ratus tahun yang lalu banyak ilmuan muslim yang sudah

berkontribusi dalam hal kefisikaan. Buku Paket yang berasal dari pemerintah pun masih sangat

jarang untuk membahas tentang para ilmuan Muslim. Apalagi buku Sekolah Menengah Atas

disamakan dengan buku Madrasah Aliyah. Hal ini sangat disayangkan karena MA seharusnya

memiliki point yag lebih tentang keislaman daripada SMA. Tujuan dari penelitian ini adalah

menambah pengetahuan atau materi fisika tentang Optik pada kelas X MA yang bersumber dari

pendapat ilmuan muslim dan juga profil Ilmuan Muslim yang mengembangkan materi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan

filsafat sejarah sains. Yaitu menganalisis dan mengevaluasi keberadaan materi optik yang

merupakan pendapat dari ilmuan muslim pada buku paket yang berjudul “Fisika SMA/MA Kelas

X” (Subagya, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam buku ini. Tidak

terdapat materi tentang Optik yang berdasarkan ilmuan muslim maka dari itu kami menambahkan

materi tersebut dengan pendapat ilmuan muslim dan juga profil dari ilmuan muslim yang terkait

dengan materi Optik untuk diberikan kepada peserta didik kelas X MA. Meskipun materi tentang

ilmuan muslim ini tidak terdapat pada KD dalam Permendikbud terbaru tetapi dengan diberikannya

materi ini pada peserta didik MA akan menambah pengetahuan sekaligus menjadi nilai plus mereka

dibandingkan peserta didik sekolah menengah atas lainnya.

Hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis buku Fisika MA kelas x pada materi optik yang kami jadikan

sebagai objek penelitian, ternyata konsep optik yang dijadikan bahan ajar hanyalah berdasarkan

hasil adopsi ilmuan barat, hal ini sangat disayangkan karena berdasarkan analisis beberapa sumber

Page 6: Filsafat novia, syifa

ternyata konsep optik ini telah di temukan sejak beberapa abad yang lalu oleh para ilmuan muslim,

dantaranya :

1. Ibnu al-Haitsam

2. Al-Kindi (805-873 M)

3. Ibnu Sahl (940 M – 1000 M)

Ilmuan muslim pertama yang mengemukakan tentang optic adalah al-kindi dalam kitab yang

berjudul De Radiis Stellarum yang memberikan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta

prinsip-prinsip persepsi visual.

Seabad kemudian, sarjana Muslim lainnya yang menggembangkan ilmu optik adalah Ibnu Sahl

(940 M - 1000 M). dalam risalahnya yang berjudul On Burning Mirrors and Lenses (pembakaran

dan cermin dan lensa). Dalam risalah itu, Ibnu Sahl mempelajari cermin membengkok dan lensa

membengkok serta titik api cahaya.

Ibnu Sahl pun menemukan hukum refraksi (pembiasan) yang secara matematis setara dengan

hukum Snell yang lebih umum digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. Dia menggunakan hukum

tentang pembiasan cahaya untuk memperhitungkan bentuk-bentuk lensa dan cermin yang titik fokus

cahanya berada di sebuah titik di poros.

. Kemudian Ibnu al-Haitsam, dalam bukunya Al-Manazhir yang meliputi teori-teori temuan

jeniusnya di bidang ilmu sinar,

Berikut ini adalah penjelasan Ibnu al-Haitham dalam Kitab al-Manazhir yang terbukti kebenarannya

berdasarkan optik modern:

"Ia menjelaskan bahwa penglihatan merupakan hasil dari cahaya menembus mata dari benda,

dengan demikian merupakan bantahan terhadap kepercayaan kuno yang mengatakan bahwa sinar

penglihatan datang dari mata."

"Ia menunjukkan bahwa wilayah kornea mata adalah lengkung dan dekat dengan

conjunctiva/penghubung, tetapi kornea mata tidak bergabung dengan conjunctiva."

"Ia menyarankan bahwa permukaan dalam kornea pada titik di mana ia bergabung dengan foramen

mata menjadi cekung sesuai dengan lengkungan dari permukaan luar. Tepi-tepi permukaan foramen

dan bagian tengah daerah kornea menjadi bahkan namun tidak satu. "

''Ia terus berupaya oleh penggunaan hiperbola dan geometri optik ke grafik dan merumuskan dasar

hukum pada refleksi/penyebaran, dan dalam atmospheric dan pembiasan sinar cahaya. Dia

berspekulasi dalam bidang electromagnetic cahaya, yakni mengenai kecepatan, dan perambatan

garis lurus. Dia merekam pembentukan sebuah gambar dalam kamera obscura saat gerhana

matahari (prinsip dari kamera pinhole).''

Page 7: Filsafat novia, syifa

''Ia menyatakan bahwa lensa adalah bagian dari mata yang pertama kali merasakan penglihatan.''

''Ia berteori mengenai bagai mana foto dikirim melalui saraf optik ke otak dan membuat perbedaan

antara tubuh yang bercahaya dan yang tidak bercahaya.''

Selanjutnya dalam Al-Manazhir ,khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh Snellius dalam

bentuk yang lebih matematis. Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga dipengaruhi oleh al-

Haytham, sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah sangat dikenal. Karyanya

banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17, Isaac Newton dan Galileo Galillei,

menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan mereka. Juga teori konvergensi cahaya tentang

cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya yang ditemukan oleh Newton, juga telah diungkap

oleh al-Haytham abad ke-11 dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14. (As-sirjani, 2009)

Page 8: Filsafat novia, syifa

DAFTAR PUSTAKA

As-sirjani, R. (2009). Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Subagya, H. (2013). BUKU GURU FISIKA SMA/MA KELAS X. Jakarta: PT. Bumi Aksara.