nabila syifa lbm 5 jiwa

Upload: nabilasyifa

Post on 10-Jan-2016

263 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

STEP 1 Instabilitas genomik ketidak stabilan gen penurun, biasanya kekurangan atau kelebihanSTEP21. Apa hubungan intoksikasi logam berat dg keluhan sekarang?2. Mengapa anak tsb g mau main dg anak2 didaerah sekitarnya?3. Mengapa kemampuan bicaranya terdapat gangguan?4. Definisi gangguan perkembangan dan tahap perkembangan?5. Etiologi dalam gangguan perkembangan?6. Apa terapi masing2 gangguan yg tersebut di skenario?7. Bagaiman perkembangan anak normal?8. Kriteria dx?9. DD?(paket lengkap)STEP31. Bagaimana perkembangan anak normal?Menurut Harlimsyah (2007) perkembangan anak adalah segalaperubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari aspek antara lain aspekfisik (motorik), emosi, kognitif dan personal sosial (bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan ). Aspek yang diketahui oleh orang tuayaitu: perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan kognitifdan perkembangan personal sosial.

a. Aspek Perkembangan KognitifTahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1)Tahap sensorimotor, usia 0 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formaloperasional, usia 11 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.Dengan demikian dapat diketahui bahwa anak usia dini berada dalam tahap sensori motor dan pra-operasional. Pada tahap sensori motor ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja. Sedangkan anak yang duduk di Taman Kanak-Kanak berada dalam fase pra-operasional. Suatu fase perkembangan kognitif yang ditandai dengan berfungsinya kemampuan berpikir secara simbolis. Refleksi dari kemampuan berpikir ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk membayangkan benda-benda yang berada di sekitarnya secara mental. Kemampuan berpikir secara intuitif dan berpusat pada cara pandang anak itu sendiri atau egosentris.Vygotsky memandang bahwa system social sangat penting dalam pengembangan kognitif anak, orangtua, guru, teman berinteraksi dengan anak dan berkolaborasi untuk mengembangkan suatu pengertian. Jadi belajar terjadi dalam konteks social dan muncul suatu istilah zona perkembangan Proximal/Zona Proximal Development (ZPD). ZPD diartikan sebagai daerah potensial seseorang anak untuk belajar atau suatu tahap dimana kemampuan anak dapat ditingkatkan dengan bantuan orang lain yang lebih ahli (Papalia, 2008:56). Dalam tahap perkembangan selanjutnya, proses belajar anak usia dini dilakukan secara bertahap (scaffolding) yang membantu anak membangun pengetahuan sebelumnya dan menginternalisasi informasi baru baru. Dengan demikinan anak belajar secara bertahap sesuai dengan kemampuannya.b. Aspek Perkembangan FisikPerkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus. Menurut Papalia (2008) tulang dan otot anak prasekolah semakin kuat, dan kapasitas paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik. Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Kadang-kadang anak-anak usia 4 tahun sulit membangun menara tinggi dengan balok karena mereka ingin menempatkan setiap balok secara sempurna, mereka mungkin tidak puas atas balok-balok yang telah disusun. Menurut Santrock (1995) pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak bersama di bawah komando yang lebih baik dari mata.c. Aspek Perkembangan BahasaMenurut penelitian para ahli Carnegie Corporation (Jalongo, 2007) menyatakan bahwa pengembangan fungsi otak lebih cepat dan luas sepanjang tahun pertama kehidupan anak, jadi lingkungan yang tidak cocok sangat merugikan perkembangan anak. Hayes & Ahrens (Jalongo, 2007) mengatakan seorang anak telah menguasai beberapa ribu atau kurang lebih meliputi 90% kata-kata dari percakapan yang didengar secara teratur. Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286. Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.Periode 5-6 tahun menurut Seefeldt dan Barbour (1998: 40-52) perkembangan kognitif termasuk bahasa ditandai dengan : adanya minat yang tinggi pada huruf-huruf dan angka, senang menyenangi alam, dapat mengingat kembali pengertian berdasarkan kata-kata, tulisan huruf tidak sama atau biasa saja, kosa kata yang dimiliki lebih dari 2500 kata, mengalami kesulitan untuk mengucapkan huruf r atau sh diakhir kata, sering salah pengertian dalam penggunaan kata dan bergerak dari fantasi ke dunia nyata atau realitis.Halliday (Jaggar dan Smith,1985:16) menyimpulkan bahwa orang dewasa dan saudara yang lebih tua perlu menyesuaikan diri dengan anak terutama dalam proses perolehan bahasa anak. Ia menyatakan bahwa guru mempunyai peranan penting dalam perkembangan bahasa anak terutama ketika anak mengalami kegagalan di sekolah, maka guru harus banyak memahami anak untuk menemukan cara baru dalam pembelajaran bahasa.d. Aspek Perkembangan Sosio-EmosionalMasa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

Dalam Pembahasan mengenai Perkembangan anak ini, disini akan dibahas beberapa diantaranya, antara lain :1. a.Perkembangan Psikoseksual ( Freud)Freud mengemukakan bahma perkembangan psikoseksual anak terdiri atas :1. Fase oral (0-11 bulan)Selama masa bayi, sumber kesenangan anak berpusat pada aktifitas oral : mengisap, mengigit, mengunyah, dan mengucap serta ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.1. Fase anal (1-3 tahun)Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya sendiri, sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginanya. Untuk itutoilet trainingadalah waktu yang tepat dilakukan dalam periode ini.1. Fase phalik/oedipal ( 3-6 tahun )Kehidupan anak berpusat pada genetalia dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai suka pada lain jenis. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin. Anak mulai memahami identitas gender ( anak sering meniru ibu atau bapak dalam berpakaian).1. Fase laten (6-12 tahun)Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak akan menggunakan energi fisik dan psikologis untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun sosialnya. Pada awal fase laten ,anak perempuan lebih menyukai teman dengan jenis kelamin yang sama, demikian juga sebaliknya.1. Fase genital (12-18 tahun).Kepuasan anak akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.1. b.Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson )A. Percaya versus tidak percaya (0-1 tahun)Pada tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun org yang mengasuhnya ataupun perawat yang merawatnya.1. Tahap otonomi versus rasa malu dan ragu (1-3 tahun)Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tukem seperti dalam motorik kasar,halus : berjinjit , memanjat, berbicara. Sebaliknya perasaan malu dan ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya terlalu dilindungi atau tidak diberikan kemamdirian atau kebebasan anak dan menuntut tinggi harapan anak.1. Tahap inisiatif versus rasa bersalah (3 6 tahun ).Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktifitasnya melalui kemampuan indranya. Hasil akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu sebagai prestasinya. Apabila dalam tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan timbul rasa bersalah pada diri anak.1. Industry versus inferiority(6-12 tahun)Anak akan belajar untuk bekerjasama dan bersaing dalam kegiatan akademik maupun dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama. Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan sehingga anak pada usia ini rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila dalam tahap ini anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkunganya dan anak tidak berhasil memenuhinya maka akan timbul rasainferiorty( rendah diri ).Reinforcementdari orang tua atau orang lain menjadi begitu penting untuk menguatkan perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu.1. Tahap identitas dan kerancuan peran ( 12-18 tahun)Pada tahap ini terjadi perubahan dalam diri anak khususnya dalam fisik dan kematangan usia, perubahan hormonal, akan menunjukkan identitas dirinya seperti siapa saya kemudian. Apabila kondisi tidak sesuai dengan suasana hati maka dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dalam peran.1. c.Perkembangan Kognitif ( Piaget )A. Tahap sensorik motorik (0-2 tahun)Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar,menyentuh dan aktifitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan kemulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat didengar,disentuh.1. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)Perkembangan anak masih bersifat egosentrik. Pikiran anak bersifat transduktif : menggangap semua sama , contohnya : seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria itu adalah ayah). Pikiran anak bersifatanimisme: selalu memperhatikan adanya benda mati, contohnya : apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut.1. Tahap Kongkret (7-11 tahun)Pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren. Kemampuan berpikir anak sudah operasional, imajinatif dan dapat menggali objek untuk memecahkan suatu masalah.1. Tahap operational ( 11 -15 tahun)Anak dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Anak dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak,teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan masalah.Zulkifli, Psikologi Perkembangan 2009, 4.

2. Definisi gangguan perkembangan?Gangguan Perkembangan Pervasif (Pervasive Developmental Disorders /PDD) terdiri dari beberapa jenis di antaranya adalah:1) Autism2) Aspergers3) Retts4) Childhood Disintegrative Disorder (CDD)5) Gangguan pervasive opada masa kanak-kanak (Pervasive Developmental Disorder) or Not Otherwise Specified (PDD:NOS)DSM-IV

3. Etiologi dalam gangguan perkembangan?Etiologi Kondisi genetik ( kromosom dan bawaan ) Pemaparan pranatal dengan infeksi dan toksin rubella, penyakit inklusi sitomegali, sifilis, toxoplasmosis, herpes simpleks, AIDS, sindroma alkohol janin, pemaparan zat pranatal ( opiat dan heroin ) Trauma perinatal ( seperti prematuritas ) bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah berada dalam risiko tinggi mengalami gangguan neurologis dan intelektual. Perdarahan intrakranial atau tanda2 iskemik serebral terutama rentan terhadap kelainan kognitif Kondisi yang didapat infeksi, trauma kepala, masalah lain Faktor sosiokultural

Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock

4. Apa hubungan pengaruh zat kimia, infeksi, dan genetik dg gangguan perkembangan?

Gangguan pada sistem syaraf.Anak anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan

Anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh yang merugikan dari timah daripada orang dewasa. Paparan timah pada usia 28 minggu masa kehamilan bertepatan dengan waktu perkembangan neurologik yang kritis, secara potensial memiliki pengaruh yang tetap walaupun kadarnya rendah sekalipun. Risiko anak terhadap keracunan timah berhubungan dengan saat mulai belajar merangkak, berjalan dan aktivitas tangan-ke-mulut. Kadar timah darah mencapai puncak pada usia 18-30 bulan dan akan menurun secara berangsur-angsur pada anak belajar berjalan (toddler) dan usia sekolah.4Timah adalah zat neurotoksik, sangat mempengaruhi perkembangan sistem saraf. Anak lebih rentan terhadap paparan timah yang akhirnya mengakibatkan anak lebih tinggi mengabsorsi timah daripada orang dewasa. Pada hewan percobaan yang keracunan timah paparan timah berhubungan dengan transmisi sinyal pada sinaps dan menganggu molekul adhesi sel, menyebabkan gangguan pada migrasi sel selama waktu yang kritis dari perkembangan sistem syaraf. Gangguan ekspresi subunit N-methyl-D-aspartate receptor (NMDAR) dan NMDAR-mediated calcium signaling pada sinaps glutamatergik yang dianggap sebagai mekanisme utama defisit yang disebabkan timah pada plastisitas sinaptik dan pada defisit proses belajar dan memori.4Efek neurologikal klinis yang berhubungan dengan paparan timah sering terjadi secara kompleks. Defisit yang terjadi dilaporkan adalah pada IQ verbal, kepandaian akademik IQ seperti membaca dan matematika, keahlian visuo-spatial, kemampuan menyelesaikan masalah, ketrampilan gerak dan gerakan halus, kepandaian bahasa dan memori. Paparan timah dilaporkan oleh para peneliti sangat mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak sampai dengan terjadinya retardasi mental.4 Timah memasuki seluruh jaringan tubuh, didistribusikan melalui pembuluh darah, salah satunya menuju ke otak. Timah di susunan saraf pusat meningkatkan permeabilitas blood brain barrier (BBB) mengakibatkan penumpukan di otak .12 Lokasi penumpukan timah di otak girus frontal inferior kiri, girus frontal medial kiri dan kanan, seperti terlihat pada gambar di bawah ini (Gambar 3). Sel-sel mengabsorbsi timah melalui jalur yang sama dengan ion kalsium dan mengatur aktivitas jalur tersebut untuk menyerap lebih banyak timah dalam sel.13

Gambar 2. Gambaran MRI anak yang terpapar timah dengan lokasi girus frontal inferior kiri, girus temproral medial kiri dan kanan. (Dikutip dari Yuan W dkk.,2006)

Intoksikasi logam beratdefek SSPgangguan pada pusat sensorium dan pusat memorysulit mengenal warna, mengerti aturan bermain, nama benda, sulit mengingat nama binatang dan orang.Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.

5. Mengapa anak tsb g mau main dg anak2 didaerah sekitarnya?

6. Mengapa anak tersebut sering sakit2tan?

Keracunan logam berat juga dapat menyebabkan masalah pada sistem organ tubuh. Misalnya, keracunan merkuri dapat menyebabkan gangguan keseimbangan sel-sel imun dalam tubuh, mengganggu respon imun terhadap makanan

Cara kerja antioksidant dalam membersihkan radikal bebas. Courtesy : htt[://www.matchaorganictea.com

Sumber : Terapi Makanan Anak Dengan Gangguan AutismePenulis : Tuti Soenardi, Susirah SoetardjoPenerbit : PT. Penerbitan Sarana Bobo

7. Mengapa kemampuan bicaranya terdapat gangguan?Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara. Berikut ini adalah beberapa penyebab gangguan bicara. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan penyebab gangguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan. Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Namun bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat. Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah sebagai berikut:GANGGUAN PENDENGARAN.Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin). Pengobatan dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.KELAINAN ORGAN BICARA.Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf t, n dan l. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti f, v, s, z dan th.Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti s, k, dan g.KETERLAMBATAN BICARA, BERBAHAYA ATAU TIDAK BERBAHAYA- Dr Widodo Judarwanto SpA

8. Apa terapi masing2 gangguan yg tersebut di skenario?9. Jelaskan tentang RM?

RETARDASI MENTAL Definisi:1. Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO, MENKES 1990).2. Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter CH, Toback C).

Etiologi:Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:Non organik: Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis. Faktor sosiokultural. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik. Penelantaran anak.Organik: Faktor Pra-konsepsi Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneous). Kelainan kromosom. Faktor Pre-natal Gangguan pertumbuhan otak trimester I Kelainan kromosom Infeksi intra uterin, misal HIV Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi) Disfungsi plasenta Kelainan konginetal dari otak Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III Infeksi intra uterin, misal HIV Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat) Ibu DM, PKU Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi Faktor Peri-natal Sangat prematur Asfeksia neotorum Trauma lahir Meningitis Kelainan metabolik Faktor Post Natal Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat Neurotoksin CVA Anoksia, misalnya tenggelam Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis Patofisiologi:Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, pengarahan diri kesehatan dan keamanan akademik fungsional bersantai dan bekerja.Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan.Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius.Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

10. Bagaiman Ciri2 RM?11. Penyakit apa saja yg sering mengenai penderita RM?12. Edukasi terhadap keluarga Rm bagaimnaaaa?13. Bagaimana dampak RM terhadap keluarga dan lingkungannya? apakah terdapat perbedaan antara keluarga yg menderita RM dan yg tdk ada menderita RM?

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%20-%20Penerimaan%20Keluarga%20Terhadap%20Individu%20yang%20Mengalami%20Keterbelakangan%20Mental.pdf14. Apakah terdapat perbedaan terapi antara IQ ringan, sedang, berat?

15. Faktor2 apa saja yg mempengaruhi penangan terapi tersebut?1. Berat ringannya derajat kelainanSemakin ringan gangguan autis maka kesembuhan anak autis akan berjalan lebih cepat daripada yang menderita autis berat.2. Usia anak saat pertama kali ditanganiTerapi yang dimulai sedini mungkin sebelum usia 5 tahun lebih membantu kesembuhan anak autis karena perkembangan paling pesat dari otak manusia terjadi pada usia 2-3 tahun. Sebaliknya penatalaksanaan terapi setelah usia 5 tahun hasilnya berjalan lebih lambat. Jika sudah terdeteksi sejak dini tentunya akan semakin cepat proses penanganannya. Banyak metode dan cara untuk mendidik anak autis.3. Proses pendidikan dan pengajaranProses pendidikan dan pengajaran tersebut baik datang dari anak, orang tua, lingkungan keluarganya juga sarana prasarana dan strategi belajar.Lingkungan keluarga yang mendukung kesembuhan anak autis akan lebih membantu keberhasilan anak autis dalam pendidikannya daripada lingkungan keluarga yang tidak menerima kehadirannya, menyembunyikan dan tidak mengakui anak autis tersebut.Penerimaan di sini bukan hanya secara moral saja, tetapi dapat diaplikasikan ke dalam bentuk perilaku yang memberikan pendidikan pada anak autis dengan menyekolahkan pada sekolah khusus autisme atau lembaga pusat terapi anak kebutuhan khusus. Pendidikan anak autisme tidak hanya dari sekolah atau terapi saja tetapi juga dibutuhkan peran orang tua dan anggota keluarga di rumah. Adapun pendidikan di rumah adalah menyesuaikan dengan tugas perkembangan anak dan melanjutkan materi dari sekolah khusus autisme.Peran orang tua dalam penyembuhan anak penderita autisme sangatlah penting. Pertama adalah pekerjaan rumah, kedua generalisasi yaitu mentranfer kegiatan yang dipelajari di sekolah ke tempat lain. Hal ini membutuhkan peran dari orang tua. Juga mengenai sosialisasi orang tua harus ikut berperan sebab waktu di sekolah hanya sekitar 6 jam saja, sisa waktu lebih banyak di rumah karena itu kerja sama antara orang tua dan guru perlu sekali. Orang tua adalah orang yang paling kenal dengan anak, jadi guru, dokter, dan terapis harus mendengar informasi dari orang tua anak autis. Orang tua harus mempunyai pemahaman tentang anak autis. Selain harus melakukan pengobatan secara medis, orang tua juga dituntut bijak dan sabar menghadapi kondisi anak.Selain itu strategi belajar juga sangat menentukan, penggunaan sarana prasarana serta metode yang dipakai untuk menerapi anak autis. Terapis yang kreatif dan berpengalaman, metode terapi yang disertai media belajar yang mendukung, akan membantu kesembuhan anak autis lebih cepat dibandingkan dengan terapis yang ala kadarnya serta sarana dan prasarana yang seadanya. Intensitas waktu terapi anak autis juga ikut berpengaruh dalam cepat lambatnya kesembuhan. Apapun metode dan terapi yang dipilih penanganan harus terstruktur, terpola, konsisten, kontinyu dan terprogram. Penanganan harus dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan usia anak.4. KesehatanAnak autis yang sakit-sakitan akan memperlambat kesembuhannya. Gizi dan nutrisi anak autis yang tercukupi mempengaruhi perkembangan fisik sekaligus kemampuan berpikir si anak. Anak autis biasanya memiliki gangguan metabolisme dan problem pencernaan.5. KecerdasanSemakin cerdas anak autis, maka semakin cepat daya penangkapan materi. Dengan demikian anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata akan lebih lambat daripada anak autis yang memiliki IQ rata-rata maupun di atas rata-rata.SUMBER :Maulana Mirza. 2007. A

16. Kriteria dx?

KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK RMA. IQ kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ (Individual).B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif sekarang (yaitu: efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-standar yang dituntut menurut usianya dan kelompok kulturalnya) pada sekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komuikasi, merawat diri sendiri, dirumah, keterampilan interpersonal, menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri, keteramplilan akademik fungsional, pekerjaan, kesehatan, liburan dan keamanan.C. Onset sebelum usia 18 tahun.

KLASIFIKASI RMA. RM ringan: IQ 50-55 sampai kira-kira 70.B. RM sedang: IQ 35-40 sampai 50-55.C. RM berat: IQ 20-25 sampai 35-40.D. RM sangat berat: IQ dibawah 20 atau 25.Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya RM tetapi IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DENGAN RMDerajad RMUsia PrasekolahMaturasi & PerkembanganUsia sekolah 6-20Latihan & PendidikanDewasa (21 & lebih)Keadekuatan Sosial & Kejuruan

Sangat beratRetardasi jelas; kapasitas berfungsi yang minimal dalam bidang sensorimotorik; memerlukan perawatan; memerlukan bantuan & pengawasan terus menerus.Ada beberapa perkembangan motorik; dapat berespon minimal atau terbatas terhadap latihan menolong diri sendiri.Beberapa perkembangan motorik dan bicara; dapat mencapai perawatan diri yang sangat terbatas; memerlukan perawatan.

BeratPerkembangan motorik yang miskin; berbicara sedikit biasanya tidak mampu belajar dari latihan menolong diri sendiri; sedikit atau tidak mempunyai keterampilan komunuikasi.Dapat berbicara atau belajar berkomunikasi; dapat dilatih dalam kebiasaan sehat dasar; memperoleh manfaat dari latihan kebiasaan sistematik; tidak mampu memperoleh manfaat dari latihan kejuruan.Dapat bereperan sebagian dalam pemeliharaan diri sendiri dibawah pengawasan lengkap; dapat mengembangkan keterampilan melindungi diri sendiri sampai tingkat minimal yang berguna dalam lingkungan yang terkendali.

SedangDapat berbicara atau belajar untuk berkomunikasi; kesadaran sosial yang buruk; perkembangan motorik yang cukup; mendapat manfaat dari latihan menolong diri sendiri; dapat ditangani dengan pengawasan sedang.Dapat memperoleh manfaat dari latihan dalam keterampilan sosial dan pekerjaan; tidak mungkin berkembang lebih dari kelas dua dalam subjek akademik; dapat belajar pergi sendirian ditempat yang dikenal.Dapat bekerja sendiri dalam pekerjaan yang tidak terlatih dan setengah terlatih dibawah kondisi terawasi; memerlukan pengawasan dan bimbingan jika berada dalam stress sosial atau ekonomi ringan.

RinganDapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi; retardasi minimal dan bidang sensorimotorik; sering tidak dapat dibedakan dari normal sampai lebih tua.Dapat belajar keterampilan akademik sampai kira-kira kelas enam pada akhir usia remaja; dapat dibimbing untuk menyesuaikan diri dengan sosial.Biasanya dapat mencapai keterampilan sosial dan kejuruan yang adekuat untuk membiayai diri sendiri minimal tetapi mungkin memerlukan bantuan dan bimbingan jika dibawah stress sosial atau ekonomi yang tidak biasa.

Catatan: Yang membedakan anak RM dengan gejala perilaku dan Autis adalah: 1. Anak RM biasanya berhubungan dengan orang tua atau anak-anak lain dengan cara yang sesuai dengan umur mentalnya, 2. mereka menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, 3. mereka memiliki gangguan yang relatif tetap tanpa pembelahan fungsi.

17. DD?(paket lengkap)A. AUTISMEa. Etiologi :Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah : teori kelebihan Opioid, teori Gulten-Casein (celiac), Genetik (heriditer), teori kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori orphanin Protein: Orphanin.Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan metabolisme metalotionin. Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuat dengan terhadap metalotianin dibandingkan logam berat lainnya seperti tenbaga, perak atau zinc. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk metalotianin.Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Banyak penelitian lainnya yang dilakukan dengan populasi yang lebih besar dan luas memastikan bahwa imunisasi MMR tidak menyebabkan Autis. Beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan tersebut. Bahkan Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autis disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi. Penelitian dalam jumlah besar dan luas tentunya lebih bisa dipercaya dibandingkan laporan beberapa kasus yang jumlahnya relatif tidak bermakna secara umum. Namun penelitian secara khusus pada penyandang autis, memang menunjukkan hubungan tersebut meskipun bukan merupakan sebab akibat.Banyak pula ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autis dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran bayi.Saat ini, para pakar kesehatan di negara besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

b. Gambaran klinik :Gejala anak yang menderita autisme umumnya sudah tampak sebelum usia 3 tahun : Tidak ada kontak mata yang mantap. Kurang responsif terhadap lingkungan di sekitarnya. Tidak mau bicara secara verbal. Tidak mau berkomunikasi dengan bahasa tubuh, seperti tersenyum, merengut, dan sebagainya.Autisme Masa kanak ( Childhood Autism )Autisme masa Kanak adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Perkembangan yang terganggu adalah dalam bidang : Komunikasi :kualitas komunikasinya yang tidak normal, seperti ditunjukkan dibawah ini : Perkembangan bicaranya terlambat, atau samasekali tidak berkembang. Tidak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara. Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik. Bahasa yang tidak lazim yang diulang-ulang atau stereotipik. Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif, biasanya permainannya kurang variatif. Interaksi sosial : adanya gangguan dalam kualitas interaksi social : Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi fasial, maupun postur dan gerak tubuh, untuk berinteraksi secara layak. Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya, dimana mereka bisa berbagi emosi, aktivitas, dan interes bersama. Ketidak mampuan untuk berempati, untuk membaca emosi orang lain. Ketidak mampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama. Perilaku : aktivitas, perilaku dan interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan stereotipik seperti dibawah ini : Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal, misalnya duduk dipojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan, yang bisa dilakukannya berjam-jam. Adanya suatu kelekatan pada suatu rutin atau ritual yang tidak berguna, misalnya kalau mau tidur harus cuci kaki dulu, sikat gigi, pakai piyama, menggosokkan kaki dikeset, baru naik ketempat tidur. Bila ada satu diatas yang terlewat atau terbalik urutannya, maka ia akan sangat terganggu dan nangis teriak-teriak minta diulang. Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti misalnya mengepak-ngepak lengan, menggerak-gerakan jari dengan cara tertentu dan mengetok-ngetokkan sesuatu. Adanya preokupasi dengan bagian benda/mainan tertentu yang tak berguna, seperti roda sepeda yang diputar-putar, benda dengan bentuk dan rabaan tertentu yang terus diraba-rabanya, suara-suara tertentu.Anak-anak ini sering juga menunjukkan emosi yang tak wajar, temper tantrum (ngamuk tak terkendali), tertawa dan menangis tanpa sebab, ada juga rasa takut yang tak wajar.Kecuali gangguan emosi sering pula anak-anak ini menunjukkan gangguan sensoris, seperti adanya kebutuhan untuk mencium-cium/menggigit-gigit benda, tak suka kalau dipeluk atau dielus.Autisme Masa Kanak lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 3 : 1http://www.autisme.or.id/GPP_PDD/autisme_masa_kanak/.

c. Diagnosis :Menegakkan diagnosis autism memang tidaklah mudah karena membutuhkan kecermatan, pengalaman dan mungkin perlu waktu yang tidak sebentar untuk pengamatan. Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung autisme. Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism para klinisi sering menggunakan pedoman DSM IV.Gangguan Autism didiagnosis berdasarkan DSM-IV.DiagnosIs yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Banyak tanda dan gejala perilaku seperti autism yang disebabkan oleh adanya gangguan selain autis. Pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain tersebut.Karena karakteristik dari penyandang autis ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autis.Dokter ahli atau praktisi kesehatan profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan dan wawasan mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli atau praktisi kesehatan profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autis dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat.d. Diagnosis banding :Referensi baku yang dipakai untuk menjelaskan jenis autisme adalah standar Amerika DSM revisi keempat (Diagnostic and Statistical Manual) yang memuat kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan diagnosa autisme. Diagnosa ini hanya dapat dilakukan oleh tim dokter atau praktisi ahli bersadarkan pengamatan seksama terhadap perilaku anak autisme dan disertai konsultasi dengan orang tua anak. Pada kenyataanya, sangat sulit untuk membagi kategori atau jenis autisme mengingat tjarang ditemukan antara satu dan lain penyandang autisme yang mempunyai gejala yang sama. Setiap penyandang autisme mempunyai ke-'khas'-annya sendiri sendiri. Dengan kata lain ada 1001 jenis atau mungkin satu juta satu jenis autisme di dunia ini yang tidak dapat diperinci satu persatu. Istilah yang lazim dipakai saat ini oleh para ahli adalah 'kelainan spektrum autisme' atau ASD (Autism Spectrum Disorder).Anak yang telah didiagnosa dan masuk dalam kategori PDD mempunyai persamaan dalam hal kekurang mampuan bersosialisasi dan berkomunikasi akan tetapi tingkat kelainan-nya (spektrum-nya) berbeda satu dengan lainnya. Terdapat begitu banyaknya jenis atau ciri penyandang autisme, sehingga lebih berupa rangkaian dari kelabu muda sekali hingga kelabu tua sekali (sangat bervariasi). Penggunaan istilah autisme berat/parah dan autisme ringan dapat menyesatkan karena jika dikatakan berat atau parah orang tua dapat merasa frustasi dan berhenti berusaha karena merasa tidak ada gunanya lagi. Sebaliknya jika dikatakan ringan atau tidak parah maka orang tua merasa senang dan juga dapat berhenti berusaha karena merasa anaknya akan sembuh sendiri. Pada kenyataannya, baik ringan ataupun berat, tanpa penanganan terpadu dan intensif, penyandang autisme sulit mandiri. Meskipun sejauh ini belum ada pembagian tegas untuk menunjukkan derajat autism, apakah ringan, sedang atau berat. Agar dapat membantu melihat beberapa kelompok besar spektrum autisme yang ada, dapat dilihat dari kategori utama dibawah ini:Gangguan Perkembangan Pervasif (Pervasive Developmental Disorders /PDD) terdiri dari beberapa jenis PPD di antaranya adalah : Autistic Aspergers Retts Childhood Disintegrative Disorder (CDD) Gangguan pervasive opada masa kanak-kanak (Pervasive Developmental Disorderor Not Otherwise Specified /PDD:NOS)e. PengobatanDalam pengobatan penyakit autis ada beberapa macam terapi, diantaranya adalah: Terapi MedikamentosaSistem terapi dengan pemberian obat pada penderita dengan pantauan dokter untuk setiap efek obat yang positif maupun yang negatif dan pemberian obat harus didasarkan: Diagnosis yang tepat Indikasi yang kuat Pemakaian obat seperlunya Pemantauan ketat gejala efek samping Dosis obat terusmenerus disesuaikan Pakai obat yang sudah dikenal Terapi WicaraTerapi wicara diberikan kepada penyandang autisme karena mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan bicara Terapi PerilakuTerapi perilaku membantu para penyandang autisme untuk bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat dalam terapi perilaku bukan saja gurunya yang harus melakukan terapi pada saat belajar namun setiap anggota keluarga di rumah harus bersikap sama dan konsisten dalam menghadapi penyandang autis Pendidikan KhususPendidikan khusus yaitu pendidikan individual yang terstruktur bagi penyandang autis, pada pendidikan khusus ini diterapkan sistim satu guru satu anak karena merupakan sistim yang efektif Terapi OkupasiAnak autis diberi bantuan terapi okupasi untuk membantu menguatkan memperbaiki koordinasi dan membuat otot halusnya terampil, misalnya otot jari tangan sangat penting dikuatkan dan dilatih supaya bisa menulis dan melakukan semua hal yang membutuhkan keterampilan otot jari tangannya.2)http://www.autisme.or.id/GPP_PDD/autisme_masa_kanak/http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/autis250407.htm

f. Prognosis Pada gangguan autisme, anak yang mempunyai IQ diatas 70 dan mampu menggunakan komunikasi bahasa mempunyai prognosis yang baik,. Kira-kira dua pertiga orang dewasaautisme bergantung sepenuhnya atau setengah bergantung pada keluarga atau di rumah sakit jiwa. Hanya 1-2% dapat hidup normal dan berstatus independent, dan 5-20% mendapat status normal borderline (Hagberg,1981)

B. SINDROM RETTS1. Kriteria Diagnostik Sindrom RettsA. Semua berikut1) Perkembangan pra natal dan perinatal yg tampaknya normal2) Perkembangan psikomotor yg tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir3) Lingkaran kepala yg normal saat lahirB. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal1) Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan2) Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai anatar 5 dan 30 bulan dng diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya memuntirkan tangan atau mencuci tangan)3) Hilangnya keterlibatan social dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi social tumbuh kemudian)4) Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yg terkoordinasi secara buruk5) Gangguan parah pd perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dng retardasi psikomotor yg parah

2. TerapiTerapi ditujukan pd intervensi simptomatik. Fisioterapi telah bermanfaat bagi disfungsi otot, dan terapi antikonvulsan biasanya diperlukan untuk mengendalikan kejang. Terpi perilaku adalah berguna untuk mengendalikan perilaku melukai diri sendiri, spt terapi autistic, dan dpt membantu mengatur disorganisasi pernafasan.

C. SINDROM ASPERGERS1. Definisi Adalah suatu kondisi dimana anak menunjukkan gangguan jelas dalam hubungan social dan pola perilaku yang berulang dan stereotipik tanpa keterlambatan dalam perkembangan bahasa sedangkan kemampuan kognitif dan adaptif anak adalah normal

2. Gambaran KlinisGambaran awalnya adalah orang dengan inteligensia normal yang menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial timbal balik dan keanehan perilaku tanpa keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Sejak saat itu, orang dengan retardasi mental tetapi tanpa keterlambatan bahasa telah mendapatkan diagnosis gangguan Asperger.

3. Diagnosis dan Gambaran KlinisGambaran klinis adalah sekurangnya dua indikasi gangguan sosial kualitatif berikut ini: gaya komunikatif nonverbal yang jelas abnormal, kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, tidak adanya timbal balik sosial atau emosional, dan gangguan kemampuan untuk mengekspresikan kesenangan atas kebahagiaan orang lain. Minat yang terbatas dan pola perilaku selalu ditemukan. Menurut DSM-IV, pasien tidak menunjukkan keterlambatan berbahasa, keterlambatan kognitif yang bermakna secara klinis, atau gangguan adaptif

ADHD Definisi:ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.Jadi, jika didefinisikan, secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka.

Etiologi:Bahan kajian lebih lanjut akan dikemukakan hasil penelitian Faron dkk, 2000, Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 20003 (dalam MIF Baihaqi &Sugiarmin, 2006), yang mengatakan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh terhadap munculnya ADHD, yaitu:Faktor genetikaBukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga ADHD memiliki gangguan, yaitu jik orang tua mengalami ADHD, maka anaknya beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami. ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami ADHD.Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan.Faktor neurobiologisBeberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul pada kerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi lobus prefrontal. Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi)menunjukan ada ketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal yang saling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral secara kolektif dikenal sebagai basal ganglia.Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkan ciri-ciri yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHD mempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.

Ciri-ciri ADHD:a. InatensiYang dimaksud adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Mereka sangat mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demikian mereka hanya mampu mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.b. ImpulsifitasYang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang akan ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang bersangkutan maupun lingkungannya.c. HiperaktivitasYang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting. Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk memusatkan perhatian.American Psychiatric Assosiations (2005). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV). Washington, DC. American Psychiatric Associations.Alberto, P. A,. & Anne, C. A,. (1986). Applied Behavior Analysis for Teachers. Ohio: Merrill Publishing Company.Grad, L. Flick. (1998). ADD/ADHD Behavior-change Resource Kit. New York: The Center for Applied Research in Education.