elsa novia yantari 04031181320018

14
Makalah Oral Biologi EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH SEBAGAI AGEN ANTI BACTERIAL Disusun Oleh : Elsa Novia Yantari (04031181320018) Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M. Si. PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

Upload: elsa-novia-yantari

Post on 28-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bawang putih agent antibakterial

TRANSCRIPT

Makalah Oral BiologiEFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH SEBAGAI AGEN ANTI BACTERIAL

Disusun Oleh :Elsa Novia Yantari (04031181320018)

Dosen Pembimbing :drg. Shanty Chairani, M. Si.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH SEBAGAI AGEN ANTI BACTERIALElsa Novia Yantari (04031181320018)Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya

AbstractCaries is an infectious disease and progressive locally that occurs due to the interaction of agent, the substrate, the host, and time as the factors. Caries is regarded as one of the major problems in public health. Objective: To determine the effect of garlic extract and diallyl sulfide on acid production and growth of Streptococcus mutans. Review : In fact, many researches in the world, has been looking for alternatives to prevent caries. Which one of the dominant species of bacteria in the oral cavity is the bacterium Streptococcus mutans. Streptococcus mutans is the main bacterial cause of dental caries. Extract of garlic (Allium sativum) is known to have activity in inhibiting various bacteria. The antimicrobial activity is one of a variety of medicinal properties associated with garlic. These properties make garlic as a potential anticariogenic agent in protecting teeth against Streptococcus mutans, which Acidogenic, and cariogenic aciduric in the oral cavity. Conclusion: garlic can prevent caries by inhibiting the development of Streptoccocus mutans, so that garlic has a good potential in the prevention of dental caries alternative.Key words: Caries, Streptococcus mutans, Extract of Garlic, BacteriaPendahuluanKaries merupakan suatu penyakit yang terdapat di jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh kemampuan aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya seperti adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudiandiikuti oleh kerusakan bahan organiknya.1Faktor yang sangat berperan pada proses terjadinya karies adalah bakteri terutama bakteri Streptococcus. Golongan Streptococcus mempunyai beberpa strain, tetapi yang dominan dan banyak ditemukan dalam rongga mulut manusia adalah jenis Streptococcus mutans. Streptococcus mutans mampu membuat glukosiltransferase yang menyebabkan diproduksinya glukan yang merupakan salah satu sifat virulensi bakteri ini yang berkaitan dengan pembentukan plak sehingga terjadinya karies dan fruktosiltransferase yang mensintesis pembentukan fruktan. Streptokokus mutans sangat asidogenik sehingga dapat menyebabkan demineralisasi hidroksiapatit, sehingga yang menyebabkan karies gigi.2Bawang putih (Allium sativum) dikenal memiliki peran penting dalam setiap bidang kedokteran sepanjang sejarah umat manusia. Bawang putih berasal dari Asia Tengah,yang diakui dan digunakan sebagai bumbu berharga dan obat untuk berbagai penyakit secara luas. Analisis kimia dari bawang putih telah menunjukkan adanya senyawa yang mengandung sulfur termasuk zat kimia yang disebut allin. Zat allin berubah menjadi alisin, dengan bantuan enzim allinase. Selain allisin bawang putih juga mempunyai senyawa lain yaitu allil, yang paling banyak terdapat dalam bentuk diallyl sulfida.3,9 Aktivitas biologis allicin yang diekstrak dari bawang putih segar dianggap mempunyai fungsi sebagai antioksidan dan memiliki kemampuan untuk secara cepat menembus ke dalam sel melalui membran sel bakteri.3Streptococcus mutansStreptococcus mutans merupakan bakteri anaerob fakultativ, bakteri Gram-positif berbentuk kokus yang biasa ditemukan dalam rongga mulut manusia dan merupakan kontributor signifikan untuk kerusakan gigi.4S.mutans,spesies mikroba yang sangat berhubungan dengan lesi karies, secara alami ada dalam mikrobiota mulut manusia. faktor virulensi terbesar dan penentu terbesar dari kerentanan karies adalah bakteri: konsumsi karbohidrat yang kaya akan gula. Setiap masuknya karbohidrat ke dalam mulut maka terjadi penurunan pH yang sangat pesat,sehingga kondisi ini mendukung terjadinya demineralisasi gigi serta meningkatnya aktivitas S. mutans. Dalam kondisi di mana manusia secara tidak langsung terjadi perkembangan bakteri dalam mulutnya tanpa ia sadari.5,9Bawang putihBawang putihadalah namatanamandarigenusAlliumsekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang putih mengandung lebih dari 200 komponen kimia. Beberapa di antaranya yang penting adalah sulfur (allicin, alliin,) dan enzim (allinase, peroxidase, dan myrosinase). Allicin berguna sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia dan sebagai penyebab bau khas pada bawang putih. Alliinyang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Tanaman bawang putih bisa menjadi khasiat sebagaiantibiotik.3Klasifikasi bawang putih (Alllium sativum) sebagai berikut:Gambar. Bawang Putih Sumber :Hilman Yusdar,dkk. Budidaya Bawang Putih di Dataran Tinggi.Bandung

Kingdom : PlantaeDevisi : SpermatophytaKelas : MonocotyledoneOrdo : LilialesFamili : LiliceaeGenus : AlliumSpesies :Alllium sativum Senyawa Yang Terkandung Dalam Bawang PutihKandungan kimia dariAllium sativumL. yang memiliki aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur.6

Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain 3,7 :1. Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnyaalliindan -glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih.Alliinbertanggung jawab pada bau dan citarasa bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai prekusorallicin.Alliindan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, sepertiallicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung.Alliinmemiliki potensi sebagai antibakteri.2. Senyawa sulfur yang volatil sepertiallicin.Allicinmerupakan senyawa yang kurang stabil,disebabkan karena adanya pengaruh air panas, oksigen atau udara, dan dalam lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.3. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak sepertidiallyl sulfide(DAS) dandiallyl disulfide(DADS).4. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik -glutamilsisteine ketika bawang putih diekstraksi dengan air. SAC banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak5. Allicin berfungsi sebagai penghambat atau penghancur berbagai pertumbuhan jamur dan bakteri. Allisin merupakan zat aktif yang mempunyai daya antibiotika yang cukup ampuh. Banyak yang membandingkan zat ini dengan si raja antibiotic yaitu penissilin. Bahkan, banyak yang menduga kemampuan alisin 15 kali lebih kuat daripada penisilin.UmbiAllium sativumL. berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol,dan obat maag. Disamping itu digunakan pula sebagai ekspektoransia (pada bronkhitis kronis), karminativa (pada keadaan dispepsia dan meteorismus).

Aktivas AntibakteriSifat antibakteri bawang putih telah lama diketahui dan menunjukkan bukti spektrum yang luas dari aktibakteri terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif termasuk jenis Streptococcus, Escherichia, Salmonella, Staphylococcus, Klebsiella,Proteus, Bacillus, dan Clostridium.10Ekstrak bawang putih ditemukan mempunyai sifat antibakteri . Komponen antimikroba aktif mayor bawang putih adalah thiosulfinate terutama allicin. Komponen allicin dibentuk ketika sebutir bawang mentah dipotong, dihancurkan dan dikunyah. Pada saat itu enzim allinase dilepaskan dan mengkatalise pembentukan asam sulfenik dari cysteine sulfoxide. Asam sulfenik ini secara spontan saling bereaksi dan membentuk senyawa yang tidak stabil yaitu thiosulfinate yang dikenal sebagai allicin Aktivitas antimikroba bawang putih memiliki dikaitkan dengan kehadiran thiosulfinates (misalnya, allicin) yang sepenuhnya penghapusan membuat tidak efektif bawang putih terhadap mikroorganisme.8,10 Allicin diperoleh dengan menghancurkan atau memotong siung bawang putih. Asam amino ordorless, alliin, hadir dalam siung bawang putih, dimetabolisme oleh enzim allinase (a liase sistein sulfoxide) ke allicin dan thiosulfinates lainnya, yang selain mereka Efek antimikroba, menghasilkan karakteristik bau bawang putih. allicin bertindak secara menyeluruh menghambat sintesis RNA dan sebagian menghambat DNA dan sintesis protein, menyarankan RNA yang merupakan target utama dari allicin. kerentanan bakteri. Aktivitas antimikroba bawang putih akan berkurang jika dididihkan karena komponen utama allicin berubah pada temperatur yang tinggi bawang putih juga tergantung pada perbedaan struktur strain bakteri.8Pada 2009, Yu-ying chen et all. Melakukan penelitian secara in vitro terhadap penghambatan Streptococcus muttan oleh ekstrak bawang putih. Pada penelitian tersebut dilakukan percobaan terhadap bakteri s mutans 10449 (serotip c) dan s mutans BHT ( serotip b) yang disiapkan pada piringan agar blood. Beberapa koloni dari bakteri s mutans diinokulasi ke TSYG kaldu dan ditumbuhkan semalam dalam kondisi anaerobik pada suhu 37oC., kemudian barulah agen penguji yaitu ekstrak bawang putih ditambahkan. Hasil penelitian menunjukkan ketika konsentrasi bawang putih meningkat penghambatan pertumbuhan s mutans lebih terlihat jelas. Efek suspresi ekstrak bawang putih pada bakteri s mutan 10449 penghambatan pertumbuhan lebih besar ( gambar 1.a) namun pengaruh ekstrak bawang putih pada penghambatan pertumbuhan BHT menunjukkan efek di ambang batas (gambar 1.b). Tetapi pada dasarnya ekstrak bawang putih mampu menghambat laju pertumbuhan bakteri s mutans.9

Gambar 3. Pengaruh ekstrak bawang putih pada kurva pertumbuhan S. mutans10449 (panel A) dan BHT (panel B). Lihat teks untuk rincian. Data mewakili berarti dari dua percobaan. Simbol: Control (); 0.83 mg / mL (); 2.08 mg / mL (); 4.15 mg / mL (); 8.30 mg / mL (*).Tidak hanya itu zat allicin yang terkandung dalam bawang putih juga mampu menghambat bakteri s mutan yang bersifat MDR (multidrug resistance) terhadap beberapa antibiotik sekalipun penisilin yang dikenal baik dalam melawan bakteri. Study yang dilakukan Fani.M.M at all 2007 melakukan penelitian terhadap 28 gigi yang terisolasi s mutans MDR. Penelitian dilakukan dengan cara assay disk difusi dan metode dilusi kaldu. Dengan metode assay disk difusi bakteri disiapkan dikaldu dengan media MSBA (Mitis Salivarius Bacitracin Agar) kemudian direndam dengan ekstrak bawang putih 0,5 ml dan diinkubasi pada suhu 37oC dengan adanya 5% CO2 selama 72 jam. Sedangkan dengan metode dilusi kaldu, secara singkat s mutans telah di tumbuhkan pada fase stasionary dalam kation yang disesuaikan pada Mueller-Hinton kaldu berdasarkan NCCLS untuk garis panduan. Kemudian ditambahkan ekstrak bawang putih berkisar 265 mg/ml dan 25 ml bakteri, semua diinkubasikan pada suhu 370C dengan adanya 5% CO2 selama 24 jam. Hasil penelitian pada metode assay difusi menunjukkan diameter zona inhibisi disk assay 22-44mm pada semua 28 MDR yang terisolat sensitif terhadap bawang putih. Ini berarti kerja ekstrak bawang putih efektif terhadap penghambatan s mutans. Dimana semakin besar zona inhibisinya semakin tinggi tingkat penghambatan bawang putih pada s mutans. Sedangkan pada metode dilusi kaldu diperoleh MIC (Minimal Inhibitor Concentration) 16 mg/ml. Dimana dengan konsentasi ekstrak bawang putih yang kecil telah mampu menghambat laju pertumbuhan s mutans.10

KESIMPULANBawang putih dapat menghambat pertumbuhan Streptoccocus mutans. Karena bawang putih memiliki senyawa Allicin yang berfungsi sebagai penghambat atau penghancur berbagai pertumbuhan bakteri, dimana kemampuannya secara cepat dalam menembus sel melalui membran sel bakteri. Selain itu, ekstrak bawang putih juga mampu menghambat s mutans yang bersifat MDR (Multidrug Resistance). Allisin merupakan zat aktif yang mempunyai daya antibiotika yang cukup ampuh. Bahkan, banyak yang menduga kemampuan alisin 15 kali lebih kuat dari pada penisilin. Dengan melihat kandungan dan fungsi yang ada didalamnya maka dapat dibuktikan bahwa ekstrak bawang putih sebagai agen anti karies.

Daftar pustaka1. Kidd, edwina a.m. 2005. Essential of dental caries. Third edision of ebook2. Heriandi yuke,widya asmara. 2004. Genotype streptococcus mutans dan streptococcus sobrinus anak yang mengkonsumsi makanan kariogenik dan non kariogenik. Jurnal pdgi no.3. Jakarta. 3. Shailesh kudva, shubha prabhakar, vinitha pai, anand tegginamani.effects of garlic extract on salivary ph: a clinical study. The journal of the school of dental sciences universiti sains malaysia. Arch orofac sci (2012), 7(1): 1-8.4. Cutler rr, p witson. Antibacterial activity of a new, stable, aqueous extract of allicin against methicillin-resistant staphylococcus aureus. J brititish of biomedical science. London. 20045. Simon, lisa. The role of streptococcus mutans and oral ecology in the formation of dental caries.lethbridge undergraduate research journal, volume 2 no. 2. 2007.6. Marta Corzo-Martnez,nieves corzo,mar villamiel, biological properties of onions and garlic 20077. Amagase, harunobu. 2006. Clarifying the real bioactive constituents of garlic. The journal of nutrition 136: 716s-725s.8. Matthew egbobor eja1, bassey e asikong1, clement abriba1, giddings e arikpo2, edet e anwan2 and kingsley h enyi-idoh2 a comparative assessment of the antimicrobial effects of garlic (allium sativum) and antibiotics on diarrheagenic organisms .2007.9. Yu-ying chen , hsien-chung chiu and yi-bing wang. Effects of garlic extract on acid production and growth of streptococcus mutans. Journal of food and drug analysis, vol. 17, no. 1, 2009, pages 59-63.10. mm fani1, j kohanteb2, m dayaghi2 .inhibitory activity of garlic (allium sativum) extract on multidrug-resistant streptococcus mutans. Year : 2007 | volume : 25 | issue : 4 | page : 164-168 .