elsa ms - program kerja kkn
DESCRIPTION
LAPORAN KKN SIMARASOK BLUM OKETRANSCRIPT
Program Kerja KKN Simarasok
ELSA MARTALENA SARI
0910332020
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Program Wajib/ Utama
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat serta menciptakan lingkungan
bersih dan sehat merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses
pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
keterlibatan semua pihak yang terkait dimulai dari aparatur pemerintah daerah,
pemerintah nagari terutama sekali dukungan dan peran aktif dari masyarakat,
peran serta masyarakat dalam mendukung program kesehatan ini akan membawa
pengaruh positif kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, jumlah fasilitas
kesehatan yang ada di Nagari Simarasok sudah memadai walaupun belum
dikatakan cukup, karena sarana dan prasarana yang ada masih terbatas, apalagi
Posyandu yang ada kondisinya sangat memprihatinkan, dari jumlah 9 Posyandu ,
80 % menumpang diteras rumah penduduk dan belum ada satupun Posyandu yang
representatif, sebagaimana yang dapat dilihat dari kegiatan kesehatan sebagai
berikut :
Puskesri dan Puskesmas Pembantu
Puskesri dan Puskesmas Pembantu yang ada di Nagari Simarasok sangat
memudahkan masyarakat untuk membutuhkan pelayanan kesehatan, disamping
Puskesri terletak di Jorong Kampeh dan ada Puskesmas Pembantu terletak di
Jorong Simarasok dan Jorong Sungai Angek.
Polindes
Di Nagari Simarasok terdapat 2 Polindes yang terletak di Jorong Koto Tuo
dan Jorong Sungai Angek polindes tersebut sangat aktif untuk memberikan
pelayanan kesehatan namun kondisi sarana dan prasarana sagat terbatas.
Posyandu
Selain sarana kesehatan yang ada seperti Puskesri, Pustu, dan Polindes
Nagari Simarasok juga memliki Posyandu sebanyak 9 yang tersebar di empat
jorong, posyandu yang ada memiliki kader yang aktif sebanyak 25 Pelaksanaan
Posyandu yang ada saat ini menggunakan kantor jorong, Poskamling dan teras
rumah penduduk. Dan belum mempunyai posyandu yang layak dan mandiri,
tingkat partisipasi masyarakat terhadap program kesehatan melalaui posyandu
masih rendah, namun sejak adanya PAUD di Jorong Sungai Angek yang
terintegrasi dengan POSYANDU dan BKB kegiatan Posyandu yang ada di jorong
Sungai Angek sebanyak 4 buah telah dilaksanakan di POS PAUD.
Kesehatan Lingkungan
Menjaga lingkungan yang bersih dan sehat merupakan salah satu upaya
pencegahan dari berbagai gangguan kesehatan atau penyakit khususnya penyakit
berbasis masyarakat atau terkait dengan lingkungan yang bersih dan sehat seperti
Diare , keracunan, TBC, Infeksi saluran Pernapasan (ISPA) terutama pada balita,
demam berdarah (DBD), malaria, rabies dan lain-lain.
Tingkat Kesadaran Penduduk akan pentingnya kesehatan lingkungan di
Nagari Simarasok belum memenuhi harapan, hal ini terlihat dalam hal
pengelolaan sampah, masih banyak kebiasaan masyarakat membuang sampah
disembarang tempat atau ke alur banda, begitu juga disekolah-sekolah, dan belum
adanya sarana umum seperti bak sampah. Dan khusus di Jorong Sungai karna
kepedulian masyarakat akan lingkungan dan kebersihan pihak dinas Kecamatan
dan Kabupaten menunjuk Jorong Sungai Angek Sebagai Jorong PHBS.
Karena berbagai masalah kesehatan tersebutlah, sebagai tenaga kesehatan
masyarakat, maka perlu diadakan penyuluhan kepada siswa/i SD di Nagari
Simarasok Jorong …….. Kelas …….. (menyesuaikan) mengenai Diare dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya melalui Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) guna meningkatkan derajat kesehatan khususnya di wilayah
Nagari Simarasok ini.
B. TUJUAN
- Memberikan gambaran akan pentingnya cuci tangan pakai sabun
- Memberikan pengetahuan tentang cara mencuci tangan pakai sabun
yang tepat
- Memberikan pengetahuan mengenai diare serta penyebabnya
- Memberi pengalaman kepada murid – murid SD di Nagari Simarasok
Jorong … Kelas … (menyesuaikan) agar dapat disiplin dalam
melakukan suatu kegiatan
C. MANFAAT
- Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong … Kelas …
(menyesuaikan) mengetahui pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun
- Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong … Kelas …
(menyesuaikan) mengetahui bagaimana cara mencuci Tangan Pakai
Sabun yang benar
- Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong … Kelas …
(menyesuaikan) mengetahui apa itu diare serta penyebabnya
- Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong … Kelas …
(menyesuaikan) menjadi disiplin terhadap apapun yang akan dilakukan
D. SASARAN
Siswa/I SD di Nagari Simarasok Jorong … Kelas … (menyesuaikan).
E. PELAKSANA :
Mahasiswa KKN- PPM UNAND di Nagari Simarasok Jorong ………
(sesuai pembagian Jorong)
Ketua : ELSA MARTALENA SARI
Anggota : (3 orang, disesuaikan dengan pembagian kelompok per jorong)
a. Materi dan Metode Pelaksanaan
1. Materi
a) Cuci Tangan Pakai Sabun
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi
sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan
tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara
kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan
pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih
dalam jumlah yang mencukupi.
Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di tangan
dapat dicegah. Kuman-kuman tersebut dapat disebarkan melalui beberapa cara,
antara lain :
Melalui air atau makanan yang sudah terkontaminasi
Melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin
Melalui tangan yang kotor yang sudah terkontaminasi
Melalui benda-benda lain yang sudah terkontaminasi
Melalui cairan tubuh seperti darah milik orang lain yang sakit
Jika tangan seseorang terkena kuman yang berasal dari salah satu sumber
seperti yang telah disebutkan di atas, maka ia dapat terinfeksi oleh kuman
tersebut hanya dengan menyentuhkan tangannya ke mata, hidung atau mulutnya.
Infeksi kuman tersebut merupakan tahap awal timbulnya penyakit.
7 langkah mencuci tangan antara lain :
1. Basahi kedua telapak anda dengan air mengalir, lalu croot kan sabun ke telapak
usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan.
2. Gosok masing- masing pungung tangan secara bergantian.
3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari.
4. Gosokan ujung jari (buku-buku)dengan mengatupkan jari tangan kanan terus
gosokan ke telapak tangan kiri bergantian.
5. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian.
6. Gosokkan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian.
7. Terakhir, menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan
telapak tangan bergantian. Setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih dan
mengalir, lalu keringkan degan handuk.
Gambar 2.1. Tujuh Langkah Mencuci Tangan
4 hal yang benar dalam mencuci tangan adalah :
a. Gunakan sabun.
b. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
c. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung
tangan, jari-jari, dan di bawah kuku.
d. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk
atau lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah,
gunakan handuk sekali pakai jika memungkinkan
Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan :
1. Sebelum mempersiapkan dan menyantap makanan
2. Sebelum mengobati luka dan merawat orang sakit
3. Sebelum menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses)
4. Sesudah dari kamar mandi dan kamar kecil
5. Sesudah memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan.
6. Sesudah mengganti popok
7. Sesudah bersin atau batuk
8. Sesudah bermain atau menyentuh binatang
9. Sesudah mengurus sampah
10. Sesudah merawat orang sakit
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan.
Derasnya air yang mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan
mencuci tangan dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti
itu tidak dianjurkan karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk
mencuci tangan yang kotor justru menjadi tempat berkumpulnya kuman
penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah tersebut.
Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan lemak,
minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah membersihkan tangan
menggunakan cairan antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan
pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif membunuh bacteria lain
seperti e-coli penyebab diare dan salmonella penyebab demam tipus. Mencuci
tangan dengan antiseptik baru dianjurkan apabila keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti dalam ketika dalam
perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci tangan
menggunakan tisyu basah. Beberapa tisu basah telah mengandung wewangian
beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering.
Namun, menurut Hendrawan Nadesul, tisu basah tidak baik untuk mencuci
tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
2) Penyuluhan Penanggulangan Diare
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang penting
karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian
anak di berbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar
serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.
Setiap anak mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun.
Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan
cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri,
kurang gizi, dan infeksi. Golongan umur yang paling menderita akibat diare
adalah anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Data survey
kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan angka kematian diare pada anak
balita adalah 6,6‰ per tahun pada tahun 1980, kemudian 3,7‰ (tahun 1985),
2,1‰ (tahun 1992), dan 1,0‰ (tahun 1995).
Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama pada anak.
Diare menyebabkan anoreksia (kurangnya nafsu makan) sehingga mengurangi
asupan gizi dan mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam
keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak yang mengalami diare
akan meningkat sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan kekurangan
gizi. Jika hal ini berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan gangguan
pertumbuhan anak.
Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Keadaan lingkungan,
2. Perilaku masyarakat,
3. Pelayanan masyarakat,
4. Gizi,
5. Kependudukan,
6. Pendidikan,
7. Keadaan sosial ekonomi
Penyebab Diare
Penyebab penyakit diare ditinjau dari etiologi faktor infeksi adalah :
1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
2. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella,
Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
3. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno
virus, Rota virus dan Astrovirus.
4. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan,
sepertiOtitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.
Penyebab penyakit diare ditinjau dari etiologi faktor bukan infeksi
adalah :
1. Alergi makanan : susu dan protein.
2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
4. Obat-obatan seperti antibiotik.
5. Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
6. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
7. Obstruksi usus.
Namun, secara umum penyebab penyakit diare dapat disebutkan pada hal-hal
berikut :
1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum;
2. Infeksi berbagai macam virus;
3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung
susu);
4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.
Penularan Diare
Penyakit diare dapat ditularkan melalui :
1. Botol susu yang tidak bersih
2. Penggunaan sumber air yang tercemar
3. Buang air besar disembarang tempat
4. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang
kotor.
Pencegahan Diare
Adapun cara mencegah paling mudah untuk diare adalah mencuci
tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika
diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di
seluruh dunia, khususnya balita
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di
dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak
yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi
campak ternyata bisa mencegah diare.
Secara garis besar, pencegahan diare dapat dilakukan dengan hal-hal
sebagai berikut :
1. Diare mudah dicegah antara lain dengan cara: 1. Mencuci tangan pakai sabun
dengan benar pada lima waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air
besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum
menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat,
kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik. .(6)
Penanggulangan Diare
Terdapat 5 dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak atau yang dikenal
dengan 5D :
1. Dehidrasi.
2. Diagnosis.
3. Diet.
4. Defisiensi disakarida
5. Drugs
Menurut Ashwill dan Droske (1977) ada beberapa tahapan dehidrasi akibat
diare :
1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
Pada dehidrasi ringan diberikan :
1. Oralit + cairan
2. ASI/susu yang sesuai
3. Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
1. Seperti pengobatan dehidrasi ringan
2. Bila tidak minum ASI : 1.Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3
penuh ditambah oralit.
3. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur dan seterusnya
selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru dimulai lagi secara realimentasi
setalh makan nasi.
Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.
Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan
elektrolit yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah
terjadinya dehidrasi berat, sedangkan antibiotika atau obat lain hanya diberikan
bila ada indikasi yang jelas. Spasmolitika dan obstipansia pada diare tidak
diberikan karena tidak bermanfaat bahkan dapat memberatkan penyakit.
Secara umum dan sederhana, penyembuhan dehidrasi oleh diare dapat
dilakukan dengan :
1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang.
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu)
3. Garam Oralit.
Garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh
sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita
mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc).
Adapun tata cara membuat oralit antara lain : Ambillah 1 gelas air masak,
kemudian masukkan dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh
garam dapur, diaduk rata. Setelah itu, diberikan kepada penderita sebanyak
mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita
lemas sekali bawalah segera ke Puskesmas. .
Pada umumnya, ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas Seberang Padang,
terutama yang mengikuti layanan Konsultasi tentang Diare Pada Balita
mengetahui diare sebagai mencret tetapi tidak memahami penyebab dan
penanganan, serta pencegahannya. Ibu-ibu tidak tahu cara memberikan
pertolongan pertama pada anak yang menderita diare yang salah satunya adalah
membuat larutan gula garam (oralit). Selama ini, pengetahuan ibu-ibu peserta
konsultasi dalam membuat oralit adalah dengan menggunakan teh pahit atau air
dicampur garam saja. Setelah dilaksanakan konsultasi ibu-ibu mendapatkan
pengetahuan tentang bahaya penyakit diare pada balita, selain itu mengetahui
penyebab diare, penanganan dan yang paling penting tentang bagaimana
pencegahannya.
2. Metode
Pelatihan PHBS
Metode yang digunakan dalam pelatihan PHBS adalah :
a. Ceramah
Materi-materi dalam PHBS diterangkan dan dijelaskan secara lisan kepada
kelompok sasaran sehingga memperoleh informasi secara satu arah. Dalam
metode ini dibuka sesi tanya-jawab dan sesi uji-materi kepada kelompok
sasaran.
b. Demonstrasi
Materi-materi PHBS ditunjukan dengan memperlihatkan bagaimana cara
melakukan suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Metode
demonstrasi digunakan untuk menjelaskan :
1. 7 langkah mencuci tangan
2. 4 hal yang benar dalam mencuci tangan
3. Cara menyikat gigi yang benar
4. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya
c. Praktek
Peserta pelatihan mempraktekkan secara langsung :
1. 7 langkah mencuci tangan di tempat mencuci tangan SDN 02 V Koto
Kampung Dalam.
2. Cara menyikat gigi yang benar.
3. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya pada saat goro
bersama membersihkan lingkungan sekolah.
Penyuluhan di Posyandu
Metode penyuluhan
a. Ceramah
Materi penyuluhan tentang defenisi, penyebab, penularan, pencegahan, dan
penanggulangan penyakit diare diterangkan kepada ibu balita yang menghadiri
posyandu. Kelompok sasaran mendapatkan materi secara satu arah. Setelah
materi disampaikan dibuka sesi-tanya jawab. Selain itu, ibu-ibu balita dibekali
dengan leaflet yang berisi materi yang menjelaskan defenisi, penyebab,
pencegahan, dan penanggulangan penyakit diare.
b. Konsultasi individu
Program Khusus
MTQ/MSQ
a. Tujuan
1. Membentuk dan memberikan fasilitas dalam upaya menyambut
indahnya Ramadhan dan peningkatan iman dan taqwa dengan
mengadakan acara Islami.
2. Menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat persatuan antar
umat Muslim.
3. Memberikan persaingan dan perlombaan dalam mencapai ridho
Illahi.
4. Membentuk pencapaian umat muslim dalam menjalankan
ibadah dalam Bulan Ramadhan
5. Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah
b. Waktu dan Tempat
Waktu : (menyesuaikan)
Tempat : Mesjid …. (menyesuaikan) nagari Simarasok
Jorong ….
c. Peserta
Seluruh Remaja Mesjid se- Kabupaten Agam Kecamatan Baso
Nagari Simarasok Jorong …… (menyesuaikan), serta siswa siswi
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menegah Atas (SMA) se-Kecamatan Salimpaung
Kabupaten Tanah Datar.
d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dengan mengadakan lomba yang
diadakan secara bergantian di berbagai tingkat acara lomba.
e. Hasil dan Pembahasan
(menyesuaikan saat di lapangan)
f. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kegiatan perlombaan MTQ dan MSQ sangat bermanfaat
bagi remaaj ataupun masyarakat secara luas. Dengan adanya
MTQ dan MSQ ini menyumbangan kontribusi dalam
menyukseskan program pemerintah yaitu meramaikan mesjid
dan surau. Kegiatan perlombaan MTQ dan MSQ ini dapat
menimbulkan silaturahmi yang kuat antar masyarakat, dan
memotivasi para remaja untuk bias menjadi yang terbaik dalam
ridho Allah SWT.
2. Saran
Sebaiknya acara perlombaan MTQ dan MSQ ini secara
rutin diadakan apallagi sebelum bulan Ramadhan ataupun event-
event lainnya. Karena kegiatan ini berdampak positif dan dapat
menemukan dan mengembangkan bakat-bakat dari para remaja
masa kini dalam kegiatan yang islamiah.