larutan ii (novia nurfadilah)

46
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Oleh Novia Nurfadilah

Upload: novia-nurfadilah

Post on 25-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Praktikum kimDas

TRANSCRIPT

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

OlehNovia Nurfadilah

Sifat Koligatif Larutan

A. Tujuan

Mengetahui pengaruh penambahan zat terlarut terhadap titik beku larutan

B. Dasar Teori

Sifat koligatif larutan termasuk sifat fisik larutan. Sifat ini hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut.

Sifat koligatif larutan terdiri atas penurunan tekanan uap, tekanan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik.

Karena sifat koligatif larutan hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut, maka konsentrasi yang sama untuk larutan encer non elektrolit dan elektrolit akan menghasilkan jumlah partikel yang berbeda sehingga sifat koligatif larutan pun akan berbeda.

C. Alat dan BahanAlat Jumlah Bahan

Termometer (-10oC - 110oC) 1 Es balok

Tabung reaksi 5 Garam dapur

Rak tabung reaksi 1 Air suling

Gelas Kimia 500 mL 1 Urea 1 m

Urea 2 m

NaCl 1 m

NaCl 2 m

Larutan Glukosa 1 m

Larutan Glukosa 2 m

D. Cara Kerja

No. Cara Kerja Pengamatan

1.Memasukkan butiran-butiran es ke dalam gelas kimia 500 mL sampai kira-kira tiga perempatnya. Tambahkan 8 sendok garam dapur. Mengaduk campuran ini dengan sendok makan. Inilah campuran pendinginnya.

2.Mengisi tabung reaksi dengan air suling kira-kira setinggi 4 cm. Memasukan tabung ke dalam gelas kimia yang berisi campuran pendingin itu. Kemudian memasukkan termometer ke dalam tabung reaksi.

3.Mengaduk-ngaduk gelas kimia yang berisi tabung reaksi itu hingga air dalam tabung reaksi membeku seluruhnya.

4.Mengeluarkan tabung itu dari campuran pendingin, kemudian membaca termometer dan mencatat suhu campuran es dan air itu.

Suhu campuran es dan air yaitu 0oC

5.Mengulangi langkah 2 – 4 dengan menggunakan larutan urea, NaCl dan Glukosa sebagai pengganti air suling (jika es dalam gelas kimia sudah banyak yang mencair, membuat lagi campuran pendingin seperti langkah 1.

6.

Membuat tabel pengamatan sebagai berikut :

Titi beku air = 0o C

No.Larutan

Selisih titik beku air dengan titik beku larutan (∆Tf)

Zat terlarut Kemolalan Titik beku

1. CO(NH2)2 1 -4oC 0 − (-4) = 4

2. CO(NH2)2 2 -8oC 0 − (-8) = 8

3. NaCl 1 -9oC 0 − (-9) = 9

4. NaCl 2 -12oC 0 − (-12) = 12

5. Glukosa 1 -5oC 0 − (-5) = 5

6. Glukosa 2 -7oC 0 − (-7) = 7

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh penambahan zat terlarut terhadap titik beku larutan ialah semakin besar kemolalan suatu zat terlarut maka titik bekunya akan semakin kecil (CO(NH2)2 2m, NaCl 2m, Glukosa 2m) dan semakin kecil kemolalan zat terlarut maka titik bekunya semakin besar (CO(NH2)2 1m, NaCl 1m, Glukosa 1m) .

dan zat terlarut yang bersifat elektrolit (NaCl 1m dan NaCl 2m) akan memiliki titik beku yang lebih kecil dibandingkan dengan zat terlarut yang bersifat non elektrolit.

F. Pertanyaan

1. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut?

2. Bagaimana pengaruh molalitas/kemolalan urea terhadap titik beku larutan dan penurunan titik beku larutan?

3. Bagaiman pengaruh molalitas larutan klorida terhadap titik beku larutan dan penurunan titik beku larutan?

4. Pada molalitas yang sama, bagaimana pengaruh natrium klorida (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea (non elektrolit) terhadap titik beku larutan dan penurunan titik beku larutan?, jelaskan mengapa demikian?

Jawaban

1. Titik beku larutan lebih tinggi/ lebih besar daripada titik beku pelarut.

2. Berbanding lurus- semakin besar molaritas, maka semakin tinggi titik beku larutannya, dan semakin tinggi pula penambahan titik bekunya.- semakin kecil molaritas, maka semakin kecil/ rendah titik beku larutannya, dan semakin rendah pula perubahan titik bekunya.

3. Berbanding lurus- semakin besar molaritas maka semakin besar pula titik beku maupun penurunan titik bekunya.

4. Titik beku larutan maupun penurunan titik beku larutan pada NaCl lebih besar daripada urea.karena sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai harga lebih besar dibandingkan dengan sifat koligatif larutan non elektrolit , karena pada larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff (i).

Larutan zat-zat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

A. Tujuan

Menguji berbagai larutan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan indikator

B. Dasar Teori

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita menemukan berbagai macam larutan, misalnya larutan cuka, larutan sabun, larutan amonia dan lain-lain. Untuk dapat mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa maka kita dapat memeriksanya dengan indikator yaitu kertas lakmus merah, lakmus biru dan indikator universal.

Dengan melihat perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi biru maka dapat diketahui bahwa larutan bersifat basa, tetapi bila kertas lakmus biru menjadi merah maka larutan tersebut bersifat asam.

C. Alat dan BahanAlat Jumlah Bahan

Tabung reaksi 2 Air suling

Plat tetes 1 Air jeruk

Gelas kimia 1 Air kapur

Corong 1 Air sabun

Pipet tetes 1 Air cuka

HCl

Amonia

NaCl

Na2CO3

NH4Cl

HNO3

KOH

Kertas lakmus merah

Kertas lakmus biru

Kertas saring

Mahkota bunga merah

Mahkota bunga ungu

Kunyit

Daun pandan

D. Cara KerjaNo. Cara Kerja Pengamatan

1. Meneteskan air suling pada plat tetes kemudian memasukkan potongan kertas lakmus biru dan merah. Mengamati perubahan warnanya. Menguji larutan-larutan yang lain dengan cara yang sama.

2. Menggerus mahkota bunga warna merah di dalam lumpang dengan menambahkan 100 mL air, menyaringnya, mengambil filtratnya, kemudian memasukkannya ke dalam 2 tabung reaksi. Meneteskan HCl pada tabung 1, larutan NaOH pada tabung 2, mengamati apa yang terjadi.

4.Dengan cara yang sama menggerus kunyit, daun pandan, dan mahkota bunga ungu.

5. Membuat tabel pengamatan sebagai berikut :

No. BahanPerubahan warna Sifat Larutan

Lakmus merah Lakmus biru Asam Basa Netral

1. Air suling Merah biru √

2. Air cuka Merah Merah √

3. Air kapur Biru Biru √

4. Air jeruk Merah Merah √

5. Air sabun Biru Biru √

6. HCl Merah Merah √

7. NaOH Biru Biru √

8. NaCl Merah Biru √

9. Na2CO3 Biru Biru √

10. NH4Cl Merah Merah √

11. KOH Biru Biru √

12. HNO3 Merah Merah √

No. Bahan ekstrak tanaman Warna ekstrakPerubahan warna lakmus

HCl 0,1 M NaOH 0,1 M

1. Bunga warna merah Merah tua Merah kecoklatan hitam

2. Bunga warna ungu Ungu tua Ungu muda Hijau tua

3. Daun pandan Hijau Hijau muda Hijau tua

4. Kunyit kuning Kuning pekat Merah

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Larutan yang bersifat asam adalah air cuka, air jeruk, HCl, NH4Cl dan HNO3.

2. Larutan yang bersifat basa adalah air kapur, air sabun, NaOH, Na2CO3 dan KOH.

3. Larutan yang bersifat netral adalah air suling dan NaCl.

F. Pertanyaan

1. Sifat larutan asam adalah …..2. Sifat larutan basa adalah …..3. Sifat larutan HCl dan larutan HNO3 bersifat …4. Reaksi ionisasi HCl dan HNO3 adalah …..5. Larutan KOH dan NaOH bersifat …..6. Larutan ionisasi KOH dan NaOH adalah …..7. Penyebab sifat asam adalah …..8. Penyebab sifat basa adalah …..9. Ekstrak tambahan dapat dijadikan indikator sebab ….10. Kelompokan larutan mana yang bersifat asam dan mana yang

bersifat basa???

Jawaban

1. Memerahkan lakmus biru2. Membirukan lakmus merah3. Asam4. * HCl → H+ + Cl-

* HNO3 → H+ + NO3-

5. Basa6. *KOH → K+ + OH-

* NaOH→ Na+ + OH-

7. Perubahan warna indikator lakmus biru menjadi merah.

8. Perubahan warna indikator lakmus merah menjadi biru.

9. Ekstrak memiliki warna, dan apabila ditambahkan asam atau basa maka ekstrak tersebut akan berubah warna.

10.Asam: air cuka, air jeruk, HCl, NH4Cl dan HNO3.

Basa: air kapur, air sabun, NaOH, Na2CO3 dan KOH.

pH (Derajat Keasaman)

A. Tujuan

1. Mengukur pH beberapa larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah berkonsentrasi sama dengan menggunakan indikator universal.

2. Mempelajari trayek perubahan warna indikator.

B. Dasar Teori

Berdasarkan konsentrasi ion H+ dalam larutan, derajat keasaman suatu larutan dapat ditentukan dan dinyatakan dengan pH. Dengan menghubungkan harga [H+] dengan pH maka dapat pH = - log[H+]. pH larutan berkisar antara 0 – 14, dimana pH < 7 artinya larutan bersifat asam, pH > 7 artinya pH bersifat basa, dan pH = 7 artinya bersifat netral. Untuk mengetahui derajat keasaman suatu larutan digunakan indikator universal.

Harga pH larutan dimana suatu indikator mengalami perubahan warna disebut trayek pH indikator. Indikator larutan seperti fenolptalien, metil orange, metil merah, danbromtimol biru mempunyai trayek pada fase tertentu.

C. Alat dan BahanAlat Jumlah Bahan

Tabung reaksi 6 Aquades

Rak tabung reaksi 1 HCl 0,1 M

Pipet tetes 2 CH3COOH 0,1 M

Plat tetes 1 NaOH 0,1 M

Indikator universal

Larutan pH 1 – 12

Metil orange

Metil merah

Fenolptalien

Bromtimol biru

D. Cara Kerja

No. Cara Kerja Pengamatan

1. Mengisi 4 tabung reaksi dengan larutan HCl, CH3COOH, NaOH, dan NH3.

2. Menentukan pH masing-masing dengan mencelupkan kertas indikator universal

3. Membuat tabel pengamatan sebagai berikut:

No. Larutan Konsentrasi pH1. HCl 0,1 M 1

2. CH3COOH 0,1 M 3

3. NaOH 0,1 M 13

4. NH3 0,1 M 10

4.Menyiapkan 12 larutan pH 1 – pH 12 secara berturut-turut.

5.

Dengan menggunakan plat tetes, tiap lubang mengisinya dengan larutan pH 1 – 12 kemudian tiap lubang ditambahkan 2 tetes indikator metil orange pada masing-masing lubang kemudian mengamati dan mencatat warna larutan.

6.Dengan cara yang sama menentukan trayek perubahan pada fenolptalien, metil merah dan bromtimol biru.

7.Membuat tabel pengamatan sebagai berikut :

Indikator 1 2 3 4 5

Metil orange Mm Mm Mm Mk Mk

Metil merah Mm Mm Mm Mm Mm

Fenolptalien Tb Tb Tb Tb Tb

Bromtimol biru K K K K K

6 7 8 9 10 11 12

Mk K K K K K K

Mm K K K K K K

Tb Tb Tb mm Mm Mm Mm

K K Hk B B B B

Keterangan :Mm : Merah muda Mk : Merah kekuninganK : Kuning

Tb : Tidak BerwarnaB : BiruHk : Hijau Kekuningan

• Trayek pH metil orange: 3 - 4• Trayek pH metil merah: 6 - 7• Trayek pH fenolptalien: 8 - 9• Trayek pH bromtimol biru: 7 - 8

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ph larutan asam kuat (HCl) < pH larutan asam lemah (CH3COOH) yaitu pH HCl = 1 dan pH CH3COOH = 3. Sedangkan pH larutan basa kuat (NaOH) > pH larutan basa lemah (NH3) yaitu pH NaOH = 13 dan pH NH3 = 10.

2. * Trayek pH metil orange: 3 - 4 * Trayek pH metil merah: 6 - 7 * Trayek pH fenolptalien: 8 - 9 * Trayek pH bromtimol biru: 7 - 8

Diskusi dan Pembahasan

Berdasarkan teori bahwa trayek pH metil merah adalah 4,2 – 6,3. Sedangkan berdasarkan hasil praktikum saya diperoleh 6 -7. Hal ini disebabkan karena pipet yang digunakan masih mengandung larutan pH yang lain, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan.

F. Pertanyaan

1. Tentukan trayek perubahan warna dari masing-masing indikator!

2. Suatu larutan berwarna kuning jika diberi metil orange maupun bromtimol biru. Berapa kira-kira pH larutan itu?

Jawaban

1. Berdasarkan buku :Indikator

Warna dalam larutanTrayek pH

Asam Basa

Metil merah merah kuning 2,9 – 4,0

Metil orange Merah Kuning 4,2 – 6,3

Fenolptalien Tidak berwarna Merah muda 8,3 – 10

Bromtimol biru kuning Biru 6,0 – 7,6

Berdasarkan hasil percobaan:• Trayek pH metil orange: 3 - 4• Trayek pH metil merah: 6 - 7• Trayek pH fenolptalien: 8 - 9• Trayek pH bromtimol biru: 7 - 82. pH larutan tersebut kira-kira 7, karena dilihat

dari hasil percobaan larutan yang pHnya 7 jika diberi metil orange berwarna kuning dan apabila diberi bromtimol biru juga berwarna kuning.

Daftar Pustaka

• Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

• Irfan Anshory. 1985. penuntun Pelajaran Kimia Kelas 1, 2, 3. Bandung: Ganeca Exact.

• Surakiti. 1996. kimia 1, 2, 3 untuk Kelas I, II, III SMA. Klaten: Intan Parawira.

• Tim Kimia Dasar. 1995. Petunjuk Kimia Dasar 2. Bandung: Jurusan Kimia FPMIPA IKIP Bandung.

• Yayan S. dkk. 1995. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung: Kimia Press.