fikosianin_elizabeth caroline setiawan_12.70.0006_a3_unika soegijapranata

20
Acara IV FIKOSIANIN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL LAUT Disusun oleh : Nama: Elizabeth Caroline Setiawan NIM: 12.70.0006 Kelompok: A3 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Upload: reed-jones

Post on 26-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Teknologi Hasil Laut yang membahas cara pembuatan ekstrak fikosianin dari Spirulina

TRANSCRIPT

Page 1: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Acara IV

FIKOSIANIN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HASIL LAUT

Disusun oleh :

Nama: Elizabeth Caroline Setiawan

NIM: 12.70.0006

Kelompok: A3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

2014

Page 2: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

1. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan konsentrasi dan warna fikosianin yang diperoleh dari ekstrak Spirulina dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Konsentrasi dan Warna Fikosianin yang Diekstrak dari Spirulina

Kel

Berat biomassa

kering (gr)

Jumlah aquades

yang ditambahkan (ml)

Total filtrat yang

diperoleh (ml)

OD615 OD652KF

(mg/ml)Yield

(mg/g)

Warna

Sebelum dioven

Setelah dioven

A1 8 100 50 0,0894 0,0366 0,013 0,081 +++ ++++A2 8 100 50 0,0890 0,0367 0,013 0,081 +++ ++++A3 8 100 50 0,0894 0,0366 0,013 0,081 +++ ++++A4 8 100 50 0,0886 0,0366 0,013 0,081 +++ ++++A5 8 100 50 0,0891 0,0376 0,013 0,081 +++ ++++A6 8 100 50 0,0890 0,0374 0,013 0,081 +++ ++++

Keterangan :Warna+ = biru sangat tua++ = biru tua+++ = biru muda++++ = biru sangat muda

Dari tabel hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa pada pembuatan ekstrak fikosianin, semua kelompok memiliki hasil yang sama.

Pada tahap ekstraksi, digunakan biomassa kering Spirulina sebanyak 8 gram. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan 100 ml aquades.

Selanjutnya, fltrat yang diperoleh sebanyak 50 ml. Selanjutnya dari angka absorbansi diperoleh konsentrasi fikosianin sebanyak 0,013

1

Page 3: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

2

mg/ml. Yield yang diperoleh pada percobaan sebesar 0,081 mg/g. Sedangkan untuk

analisa warna, sebelum dikeringkan dengan oven, semua sampel memiliki warna biru

muda. Namun setelah dilakukan pengovenan, warna sampel akhir yang didapatkan ialah

biru sangat muda.

Page 4: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

2. PEMBAHASAN

Mikroalga ialah kelompok organisme yang tersusun atas organisme prokaryotik dan

eukaryotik. Beberapa spesies mikroalga dapat digunakan untuk memproduksi banyak

komponen tertentu melalui manipulasi sifat fisik maupun kimia dari medium kultur.

Mikroalga merupakan organisme yang dapat berfotosintesis dengan mengubah sinar

matahari, air dan karbon dioksida untuk membentuk biomassa alga. Banyak spesies

mikroalga mengandung karbohidrat, protein dan pigmen lain (Muthulakshmi et al.,

2012).

Spirulina tergolong mikroalga biru hijau. Dua spesies Spirulina yang penting dalam

bidang pangan S. maxima dan S. platensis. Spirulina ini mengandung karotenoid,

klorofil dan mayoritas ialah pigmen fikosianin. Spirulina memiliki nilai nutrisi yang

cukup tinggi jika dibandingan dengan sumber pangan yang lain (Muthulakshmi et al.,

2012).

Produksi spirulina di dunia semakin berkembang ke arah pasar makanan sehat,

walaupun dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kimiawi dan biologi. Faktor-faktor ini

diasumsikan dapat mempengaruhi keragaman satu produksi dengan produksi yang lain

(Ngakou et al., 2012). Karena kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, asam

amino esensial dan asam lemak esensial, Spirulina dijadikan sebagai sumber protein

yang berpotensi tinggi (Ungsethaphand et al., 2010). Spirulina platensis ialah topik

penelitian bioteknologi yang cukup penting. Hal ini dikarenakan mikroalgi ini memiliki

nilai ekonomis, ekologis dan nutrisi yang tinggi. Dalam bidang panga, mikroalga ini

digunakan sebagai pewarna, sumber vitamin, sumber enzim maupun sumber asam

linolenat (Antelo et al., 2010).

Fikobiliprotein ialah pigmen fotosintesis yang turut berperan dalam rantai perpindahan

energi selama fotosintesis (Romay et al., 2003). . Protein ini memiliki struktur

kompleks yang menempel pada membran tilakoid. Fikobiliprotein tersusun atas tiga

komponen utama: fikosianin, alofikosianin dan fikoeritrin (Moraes et al., 2011).

3

Page 5: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Fikosianin merupakan protein pigmen (fikobiliprotein) yang memiliki warna biru.

Pigmen ini terletak di dalam lamela fotosintesis pada membran sitoplasma. Saat

envelope pecah, fikosianin akan terlepas daari jaringan bersama dnegan membran

tilakoid. Pigmen dari Spirulina memiliki warna biru-hijau karena tersusun atas

fikosianin dan klorofil (Muthulakshmi et al., 2012).

Fikosianin dapat digunkan sebagai supplement dan juga sebagai zat aditif untuk

memberikan warna biru pada produk pangan (Muthulakshmi et al., 2012). Hal yang

perlu diperhatikan dalam mendapatkan fikosianin adalah pengoptimalan ekstraksi dan

pemurnian. Metode disintegrasi sel mekanis biasanya menjadi pilihan utama dalam

mengekstrak fikosianin dalam skala besar (Moraes et al., 2011).

Pada praktikum ini dilakukan pembuatan ekstrak fikosianin. Ekstrak diambil dari

Spirulina. Mula-mula, sebanyak 8 gram biomassa Spirulina dimasukkan ke dalam

erlenmeyer. Selanjutkan ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. Dalam perlakuan ini,

aquades berperan sebagai pelarut biomassa. Selanjutnya larutan ini diaduk dengan

menggunakan stirrer selama kurang lebih 2 jam. Pengadukan ini bertujuan untuk

menghomogenisasi larutan yang terbentuk. Dengan adanya pengadukan, larutan dapat

tercampur dengan lebih baik, sehingga fikosianin dari Spirulina dapat terekstrak ke

dalam aquades. Fikosianin dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari Spirulina. Cara

yang digunakan dalam ekstraksi ialah dengan mencampurkan biomassa alga dengan

buffer natrium fosfat 0,1 M (pH 7). Dalam buffer tersebut terkandung enzim lizosim

dan EDTA (Muthulakshmi et al., 2012).

Setelah perlakuan ini, dilakukan tahapan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm

selama 10 menit. Proses sentrifugasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses

ekstraksi. Pada tahapan ini, padatan yang merupakan sel debris akan terpisah dengan

supernatan yang mengandung fikosianin. Dengan adanya pengocokan, dinding sel dari

alga terpecah (Muthulakshmi et al., 2012). Supernatan yang mengandung ekstrak

fikosianin ini diambil. Fikosianin terdapat pada supernatan yang berwarna biru terang

(Muthulakshmi et al., 2012). Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar fikosianin

dengan spektrofotometri. Supernatan diukur angka absorbansinya dengan menggunakan

3

Page 6: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

spektrofotometer dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm. Penggunaan panjang

gelombang tertentu ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimal (Boussiba dan

Richmond, 1979). Pigmen alga memiliki warna dan komponen kimia yang beragam.

Pigmen ini dapat memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Selain dapat

memantulkan cahaya, pigmen ini juga dapat menyerap panjang gelombang tertentu.

Sesudah diketahui besarnya angka absorbansi, maka dihitung konsentrasi fikosianin dan

yield yang diperoleh dengan menggunakan rumus (Muthulakshmi et al., 2012).

Rumus:

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=OD615 – 0,474(OD652)

5,34

yield (mgg )=KF × vol(total filtrat )

g(berat biomassa )

(Antelo et al., 2010; Moraes et al., 2011; Muthulakshmi et al., 2012)

Setelah itu, sebanyak 8 ml fikosianin ditambah dengan 10 gram dekstrin dan dilalukan

pengadukan hingga merata. Penambahan dekstrin ini bertujuan untuk menjaga

kestabilan warna fikosianin (Antelo et al., 2010). Pengadukan ini dilakukan pada wadah

datar (loyang), yang juga digunakan sebagai wadah saat proses pengeringan. Sesudah

fikosianin dan dekstrin tercampur rata, dilakukan analisa warna pada sampel. Pada

tahap pengeringan, sampel diratakan pada permukaan loyang, lalu dilanjutkan dengan

pengeringan dengan oven bersuhu 45°C hingga diperoleh sampel yang benar-benar

kering atau mencapai kadar air 7%. Pada tahapan ini tidak dilakukan pengukuran kadar

air, namun dapat dianalisa dengan adanya bentuk adonan kering yang gempal. Setelah

mencapai kadar air yang diinginkan, adonan kering dikeruk dari loyang sehingga

didapatkan padatan fikosianin yang masih kasar. Selanjutnya dilakukan penggerusan

dengan cara diblender untuk mendapatkan fikosianin dalam bentuk powder. Fikosianin

yang telah berbentuk powder ini dapat langsung diaplikasikan sebagai coloring agent

untuk produk pangan (Antelo et al., 2010).

Pada hasil yang didapatkan dari percobaan ini, diketahui bahwa semua kelompok

memiliki hasil yang sama dalam hal konsentrasi fikosianin dan yield yang diperoleh.

Hal ini disebabkan pembuatan ekstrak fikosianin dilakukan secara bersamaan. Namun

3

Page 7: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

ketika pengukuran angka absorbansi dan pengeringan, barulah sampel dibagi menjadi 6

bagian, di mana setiap kelompok mendapatkan satu bagian. Selain itu pada analisa

warna, seluruh kelompok juga mendapatkan hasil yang sama. Hal tersebut disebabkan

pengerukan yang dilakukan bersamaan. Semua hasil pengerukan ditambahkan menjadi

satu dan digerus. Setelah penggerusan, lalu dilakukan pemisahan powder ke dalam

enam bagian.

Fikosianin berpotensi digunakan sebagai senyawa antioksidan (Molyneux, 2004).

Fikosianin juga memiliki peran dalam menjaga imunitas tubuh serta sebagai senyawa

anti-virus (Hirata et al., 2000). Esktrak fikosianin yang diperoleh dari S. maxima

memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas anti-bakteri yang tergantung pada

dosis (konsentrasi). Senyawa ini juga dapat digunakam untuk menghambat

pertumbuhan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Aktivitas anti-bakteri yang

dimiliki oleh fikosianin dapat dilihat dengan luasnya zona penghambatan saat

diinokulasikan mikroba patogen (Muthulakshmi et al., 2012).

(Muthulakshmi et al., 2012)

Selain digunakan dalam industri pangan, spirulina juga dapat digunakan sebagai pakan

ikan. Substitusi spirulina sebesar 20% dalam pakan ikan Red Tilapia memberikan

pengaruh yang siknifikan dalam pertumbuhan ikan. Tak hanya mempengaruhi

pertumbuhan ikan tersebut, pakan yang disubstitusi dengan spirulina juga

3

Page 8: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

mempengaruhi komposisi proksimat daging ikan yang dihasilkan. Terjadi peningkatan

kadar protein serta penurunan lemak pada daging Red Tilapia yang diberi treatment

pakan yang disubstitusi dengan spirulina (Ungsethaphand et al., 2010).

3

Page 9: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

3. KESIMPULAN

Spirulina memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Spirulina dapat diekstrak untuk diambil fikosianinnya.

Fikosianin merupakan pigmen berwarna biru yang terdapat pada mikroalga

Spirulina.

Fikosianin dapat digunakan sebagai pewarna dalam industri pangan. Fikosianin memiliki kemampuan anti-bakteri dan aktivitas antioksidan.

Semarang, 25 September 2014 Asisten Dosen:- Agita Mustikahandini

Elizabeth Caroline Setiawan12.70.0006

8

Page 10: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

4. DAFTAR PUSTAKA

Antelo et al. (2010). Extraction and Purification of C-phycocyanin from Spirulina platensis in Conventional and Integrated Aqueous Two-Phase Systems. J. Braz. Chem. Soc., 21 (5): 921-926.

Boussiba, S., Richmond, A. E. (1979). Isolation and Characterization of Phycocyanins from the Blue-green Algae Spirulina platensis. Arch. Microbiol. 120 (1): 159-179.

Hirata et al. (2000). Antioxidant Ativities of Phycocyanobilin Prepared from Spirulina platensis. Journal of Applied Phycology, 12 (1): 435-439.

Molyneux, P. (2004). The Use of Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant. Songklanakarin J. Sci. Technol, 26 (2): 212-216.

Moraes et al. (2011). C-Phycocyanin Extraction from Spirulina platensis Wet Biomass. Brazilian Journal of Chemical Engineering, 28 (1): 45-49.

Muthulakshmi et al. (2012). Extraction, Partial Purification, and Antibacterial Activity of Phycocyanin from Spirulina Isolated from Fresh Water Body Against Various Human Pathogens. Journal of Algal Biomass Utilization, 3 (3): 7-11.

Ngakou et al. (2012). Changes in the Physico-chemical Properties of Spirulina platensis from Three Production Sites in Chad. Journal of Animal & Plant Sciences, 13 (3): 1811-1822.

Romay et al. (2003). C-Phycocyanin: A Billiprotein with Antioxidant, Antiinflammatory and Neuroprotective Effects. Current Protein and Peptide Science, 4 (1): 207-216.

Ungsethaphand et al. (2010). Efect of Feeding Spirulina platensis on Growth and Carcass Composition of Hybrid Red Tilapia (Oreochromis mossambicus x O. niloticus). Maejo International Journal of Science and Technology, 4 (2): 331-336.

9

Page 11: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

5. LAMPIRAN

5.1. Perhitungan

Rumus:

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=OD615 – 0,474(OD652)

5,34

yield (mgg )=KF × vol(total filtrat )

g(berat biomassa )

Kelompok A1

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,0894 – 0,474 (0,0366)

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

Kelompok A2

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,0890 – 0,474(0,0367)

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

10

Page 12: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Kelompok A3

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,0894 – 0,474 (0,0366)

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

Kelompok A4

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,0886 – 0,474 (0,0366)

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

Kelompok A5

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,0891 – 0,474(0,0376)

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

10

Page 13: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

Kelompok A6

Konsentrasi fikosian∈( KF )(mgml )=0,0890 – 0,474 (0,0374 )

5,34

Konsentrasi fikosianin ( KF )(mgml )=0,013

mgml

yield (mgg )=0,013 × 50

8

yield (mgg )=0,081

mgg

5.2. Foto Praktikum

Gambar 1. Fikosianin A1-A3 sebelum dikeringkan

10

Page 14: Fikosianin_Elizabeth Caroline Setiawan_12.70.0006_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Gambar 2. Fikosianin A4-A6 sebelum dikeringkan

Gambar 3. Fikosianin A1-A6 setelah dikeringkan

5.3. Diagram Alir

5.4. Laporan Sementara

10