febris

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer.GBS dapat menyebabkan kerusakan parah pada otot dan sistem syaraf, pelemahan jantung, dan paru-paru.GBS dapat menjadi gangguan yang menghancurkan karena mulai dengan tiba- tiba dan tidak terduga, biasanya individu mencapai tahap kelemahan terbesar dalam dua minggu pertama setelah gejala muncul. Penyakit GBS menyeranga semua golongan umur, yang paling sering dengan umur dewasa muda. Prevalensi lebih tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki- laki dengan perbandingan 2 : 1, dan lebih banyak terjadi pada usia muda (4-10 tahun). Umur termuda yang pernah dilaporkan yaitu usia 3 bulan dan yang tertua usia 95 tahun. Penelitian Central Medical Mayo Clinic di Amerika Serikat menyebutkan Prevalensi kejadian GBS terjadi antara 1-7 pada 100.000 orang/tahun. Belum diketahui angka kejadian penyakit ini di Indonesia tetapi pada periode 2010-2011, data jumlah GBS di RSCM sebanyak 48 kasus (okehealth, 2012) Komplikasi GBS yang paling berat adalah kematian, akibat kelemahan atau paralisis pada otot-otot pernafasan. 30% penderita GBS Membutuhkan mesin bantu pernapasan untuk bertahan hidup, 5% penderita akan meninggal meskipun dengan perawatan intensif. Sejumlah 1

Upload: nutya-febriana

Post on 23-Sep-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PRAKTEK MAGK PURWOKERTO

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGuillain Barre Syndrome (GBS) adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer.GBS dapat menyebabkan kerusakan parah pada otot dan sistem syaraf, pelemahan jantung, dan paru-paru.GBS dapat menjadi gangguan yang menghancurkan karena mulai dengan tiba-tiba dan tidak terduga, biasanya individu mencapai tahap kelemahan terbesar dalam dua minggu pertama setelah gejala muncul.Penyakit GBS menyeranga semua golongan umur, yang paling sering dengan umur dewasa muda. Prevalensi lebih tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 2 : 1, dan lebih banyak terjadi pada usia muda (4-10 tahun). Umur termuda yang pernah dilaporkan yaitu usia 3 bulan dan yang tertua usia 95 tahun. Penelitian Central Medical Mayo Clinic di Amerika Serikat menyebutkan Prevalensi kejadian GBS terjadi antara 1-7 pada 100.000 orang/tahun. Belum diketahui angka kejadian penyakit ini di Indonesia tetapi pada periode 2010-2011, data jumlah GBS di RSCM sebanyak 48 kasus (okehealth, 2012)Komplikasi GBS yang paling berat adalah kematian, akibat kelemahan atau paralisis pada otot-otot pernafasan. 30% penderita GBS Membutuhkan mesin bantu pernapasan untuk bertahan hidup, 5% penderita akan meninggal meskipun dengan perawatan intensif. Sejumlah 80% penderita sembuh sempurna atau hanya menderita gejala sisa ringan, berupa kelemahan ataupun sensasi abnormal (kesemutan atau baal). 10% mengalami masalah sensasi dan koordinasi yang lebih serius dan permanen, sehingga menyebabkan dosabilitas berat,. 10% beresiko mengalami relaps (Koran Indonesia Sehat, 2009). Komplikasi yang lebih sering terjadi yaitu paralisis otot persisten, gagal nafas dengan ventilasi mekanik, aspirasi, retensi urin, masalah psikiatrik (depresi dan ansietas), nefropati (penderita anak), hipotensi atau Hipertensi, tromboemboli, pneumonia, ulkus, aritma jantung, dan ileus.Dari data tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang penatalaksanaan gizi pada penyakit Guillain Barre Syndrome serta komplikasinya terhadap pasien anak di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

B. Tujuan1. Tujuan Umum : Mahasiswa mampu memberikan pelayanan gizi dengan penyakit Guillain Bare Syndrome, gizi kurang, faringitis, dan paraparese sesuai dengan tahapan mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi serta mampu bekerja sama dengan profesi lain yang terkait dengan gizi agar terapi penyembuhan dapat tercapai secara maksimal.2. Tujuan Khusus :a. Mahasiswa mampu mengkaji data pemeriksaan fisik, klinik, dan laboratorium dan mampu membuat diagnose gizi pada pasien dengan penyakit Guillain Bare Syndrome, gizi kurang, faringitis, dan paraparese.b. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan diit pada pasien dengan penyakit Guillain Bare Syndrome, gizi kurang, faringitis, dan paraparese.c. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan gizi pada pasien dengan penyakit Guillain Bare Syndrome, gizi kurang, faringitis, dan paraparese.

BAB IIMETODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan studi kasus atau case study.B. Waktu, Tempat dan Lokasi PenelitianStudi kasus dilakukan pada tanggal 2 April 2014 sampai 7 April 2014 di bangsal Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data1. Jenis Dataa. Data Primer Antropometri Asupan zat gizib. Data Sekunder Data identitas pasien serta keluhan utama yang dialami pasien Hasil pemeriksaan klinis, laboratorium, diagnose medis serta tindakan medis.2. Cara Pengumpulan Dataa. Data antropometri dikumpulkan melalui pengukuran langsung terhadap pasien.b. Data asupan makan dengan metode recall 24 jam dan Food Frequencyc. Data sekunder diperoleh melalui pencatatan dari buku status pasien (medical record)

D. Analisis DataData yang diperoleh dianalisa secara deskriptif dengan memberikan gambaran yang singkat dalam bentuk tabel.

BAB IIIGAMBARAN UMUM KASUS

A. IDENTITAS PASIENNama : An. PNo RM : 00-88-88-58

Umur : 8 TahunRuang : Aster

Sex : laki-lakiTgl masuk : 8 Mei 2015

Pekerjaan : -Tgl Kasus : 11 Mei 2015

Pendidikan : Kelas 1 SDAlamat : Karangsoka

Agama : IslamDiagnosis medis : Dengue Hemorhagic Fever (DHF)

B. DATA SUBYEKTIF1.Berkaitan dengan Riwayat Penyakita. Keluhan Utama : b. Keluhan tambahan : c. Riwayat Penyakit Sekarang :

d. Riwayat Penyakit Dahulu : e. RiwayatPenyakitKeluarga :Demam, pusing, lemas, kaki gemetar.Muntah, belum BAB4 HSMRS: Mulai demam (+) tinggi terus menerus, mual/muntah (+) 3x. Pasien datang dengan demam, S= demam sejak 4 hari yang lalu, muntah 1-2x sehari, nyeri ulu hati (+). Di Puskesmas dapat amoksilin belum sembuh juga. PF : lidah kotor (+).Kejang-kejang-

2.Berkaitan Dengan Riwayat Gizia. Aktifitas fisik: ringanb. Masalah gastrointestinal : mual/muntahc. Riwayat/Pola Makan Makanan Pokok: nasi 3x/hr @ 1 centong Lauk hewani: ayam 1x/hr @50 g Lauk nabati: tahu 1x/hr, tempe 2x/hr @ 40 g Sayur: sop (wortel, brokoli, kentang) 2x/hr @50 g,bayam 1x/hr @50 g Buah: jeruk 1x/hr @1 bh, apel 1x/hr @1 bh Minuman : susu 1x/hr @30 g Snack : chitato, dan taro

C. DATA OBYEKTIF1. Antropometri BB: 27 KgTB: 123 cmBB/U: 27 25,4= 1,6= 0,39 (Status gizi Baik)29,5 25,4 4,1TB/U: 123 127,3= -4,3= -0,75 (Status gizi Normal)127,3 - 121,6 5,7IMT : BB= 27= 27= 18 TB (m)2 1,23 2 1,5IMT/U : 18 - 15,7= 2,3= 1,35 Status gizi Gemuk 17,4 15,7 1,7Kategori Status Gizi menurut IMT/U (Depkes, 2013) :< -3 SD : Sangat Kurus-3 SD s/d1 SD s/d 2 SD : Gemuk> 2SD : Obesitas2. Pemeriksaan Klinis/fisikPemeriksaan Klinis/fisikAwal masuk8 Mei 2015

Keadaan UmumSedang

KeadaanCompos mentis

Tensi90/60 mmHg

Suhu38,1C

Nadi96 x/mnt

Respirasi28x/mnt

Pemeriksaan Kepala

MataCa -/- , Si -/-, Am +/-, Mc -/-

Telinga/HidungDisch (-), NCH (-)

Mulut dan GigiMB (+)

Pemeriksaan Leher

TyroidTak

Pemeriksaan Dada

ParuSD Ves +/-

JantungS1 > S2

Dinding DadaSimetris

Pemeriksaan Abdomen

Dinding PerutDatar, supel. timpani NT (+)

Hepar/LienTtb/ttb

UsusBU(+)

Pemeriksaan Punggung

C. Vetebrae

Ginjal

Sumber : Buku Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, 20153. Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 11 Mei 2015)Pemeriksaan darah HasilSatuanNilai NormalKeterangan

Hemoglobin12,1g/dl11,5-13,5Normal

LeukositL 3.960u/L4.500-14.500Rendah

HematokritL 34%35-45Rendah

Eritrosit4,5106/uL4,0-5,2Normal

TrombositL 34.000/uL150.000-450.000Rendah

MCVL 74,0fL79,0 99,0Rendah

MCHL 26,7Pg27.0-31.0Rendah

MCHC36,0%33.0-37.0Normal

RDW14,0%11.5-14.5Normal

MPV-fL7.2-11.1-

Basofil0,5%0.0 -1.0Normal

EosinofilL 0,3%2.0-4.0Rendah

BatangL 0,5%2.00-5.00Rendah

SegmenL 34,5%40.0-70.0Rendah

LimfositH 57,6%25.0-40.0Tinggi

Monosit6,6%2.0-8.0Normal

IgG Anti DHFReaktifNon Reaktif

IgM Anti DHFReaktifNon Reaktif

Sumber : Buku Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, 2015

4. Anamnesis Gizi :Recall 24 jam diet di Rumah Sakit (Tgl : 11 Mei 2015)ImplementasiEnergi (kal)Protein (gr)Lemak (gr)KH (gr)

Asupan oral657.336.328.367.2

Kebutuhan1622,08840,845,058263,32

% Asupan40,52%88,97%62,8%25,52%

KategoriKurangBaikKurangKurang

Food Frequensi di RumahImplementasiEnergi (kal)Protein (gr)Lemak (gr)KH (gr)

Asupan oral1282.349.826.6216.8

AKG18003870250

% Asupan71,2%131,05%38%86,72%

KategoriKurangLebihKurang Baik

Klasifikasi asupan menurut WHO 2005< 80 %= Kurang80 110 %= Baik>110 %= LebihBerdasarkan hasil FFQ, diketahui bahwa asupan makanan An. P yaitu: asupan energi 71,2% (Kurang), protein 131,05 % (Lebih), lemak 38% (Kurang), karbohidrat 86,7 % (Baik).

5.Terapi Medis :Jenis Obat/tindakanFungsi

IVFD KAEN 3 B 20 tpm1. Memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian

J Ampiullm 3 x 600 mg2.

Inj Ceftriaxon 2x 500mgUntuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif yang resisten terhadap antibiotik lain

Diazepam 5 mg

Po Ambroxol Syr 3x1 LTHGangguan pernafasan akut dan kronik di tenggorokan, khususnya bronkitis akut, asma bronkitis dan bronkitis asma

Po Paracetamol 3x1 LTHMengurangi nyeri dan menurunkan panas

BAB IVNUTRITION CARE PROCESS (NCP)

A. Assesmen Gizi 1. AntropometriBerdasarkan perhitungan IMT/U pasien berstatus gizi gemuk.2. Biokimia Berdasarkan hasil laboratorium pasien mengalami demam hemoraghic fever.3. Fisik dan klinisKeadaan umum pasien sedang, kesadaran CM, tekanan darah 90/60 mmHg, suhu 38,1oC (febris), nadi 96 x/menit (normal) dan respirasi 28x/menit (normal).4. Dietary Berdasarkan recall 24 jam % asupan pasien dapat diketahui kurang yaitu energi (40.52%), lemak (62,8%), KH (25,52%) sedangkan protein (88,97%).Berdasarkan hasil FFQ, diketahui bahwa asupan makanan An. P yaitu: asupan energi 71,2% (Kurang), protein 131,05 % (Lebih), lemak 38% (Kurang), karbohidrat 86,7 % (Baik).

B. Diagnosis Gizi1. Asupan inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan, mual dan muntah dibuktikan dengan % asupan kurang yaitu energi (40,52%), lemak (62,8%), KH (25,52%).2. Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan infeksi dibuktikan dengan IgG Anti DHF, IgM Anti DHF reaktif dan trombosit rendah.3. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan defisiensi zat besi ditandai dengan Hematokrit, MCV dan MCH rendah yaitu 34%, 74 fL dan 26,7 pg.

C. Intervensi Gizi1. Planning a. Terapi diet, bentuk makanan dan cara pemberianTETP, lunak, per oral b. Tujuan diet Meningkatkan asupan gizi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat akibat adanya demam. Mempercepat proses penyembuhanc. Syarat dan prinsip diet Energi diberikan tinggi sesuai kebutuhan pasien guna memenuhi kebutuhan karena proses pertumbuhan. Protein tinggi 1,7 g/kgBB/hari untuk proses pertumbuhan, penyembuhan dll. Lemak cukup untuk cadangan energi yaitu 25 % dari total energi Karbohidrat diberikan tinggi sesuai dengan kebutuhan sebagai sumber utama energi. Bentuk makanan lunak Pola pemberian 3x makan besar dan 2x snack di pagi hari dan sore hari.d. INFUSETpm x 60 x24= 7 kg = mikro (60)StdInfus= 20 x 60 x 24 = 1440 cc 20Dextros = 27 x 1440 = 38,88 (KH) 1000Kalori = 108 x 1440 TE = 108 x 1440 = 95,88 kal 1622,088Perhitungan kebutuhan energi dan zat giziBBI= (Umur dlm tahun x 2) + 8= (8 x 2) + 8= 24 Kg

BEE = (22,7 x BBI) + 495 = (22,7 x 24) + 495 = 544,8 + 495 =1039,8

E= BEE x FA x FS=1039,8 x 1,2 x 1,3TE= 1622,088 kal= 1622,088 kal - 95,88 kal = 1526,208 Kal (untuk perencanaan menu)

P= 1,7 g/kg BBI/hari= 1,7 x 24 kg= 40,8 g x 4= 163,3 kal

L= 25 % x TE= 25% x 1622,088 kal= 405,522 kal : 9= 45,058 g

KH= TE- (P-L)= 1622,088 (163,3 +405,522) / 4= 1622,088 568,822= 1053,266 kal/ 4= 263,32 g

e. Rencana parameter yang dimonitorAntropometri : BB dan TBBiokimia : Leukosit, hematokrit, trombosit, MCV, MCH, eosinofil, batang, segmen, limfosit.Fisik dan Klinik : KU, nadi, suhu, RR.Dietary : Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

f. Rencana konsultasi gizi Masalah gizi: Asupan kurang Tujuan:meningkatkan pengetahuan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita dan terapi diet yangdiberikan, sehingga bisa membantu proses penyembuhan pasien Konseling giziSasaran: keluarga pasienWaktu/tempat: 30 menit / Aster ruang 4Materi: Pengertian diet TETP, Tujuan, syarat dan prinsip diet TETP, makanan yang dianjurkan dan tidak, makanan tinggi protein dan makanan sumber antioksidan.g. Perencanaan Menu 1) Perencanaan Menu 1WaktuMenuBahan MakananBeratEnergi

Protein

LEMAKH A

Makan Pagi (13 mei 2015)Nasi timBeras giling40144.02.70.331.6

Rolade dagingDaging sapi50103.59.07.00.0

Tempe bb kareTempe kedele murni2537.34.61.03.2

orak arik buncisBuncis258.80.60.11.9

Wortel104.20.10.00.9

Susu PeptisolTepung susu skim30108.610.70.315.6

Sanck pagiPuding dwiwarnaAgar-agar0.80.00.00.00.0

Gula pasir1554.60.00.014.1

Susu kental manis0.72.40.10.10.4

Makan Siang (12 mei 2015)Nasi timBeras giling40144.02.70.331.6

Semur AyamAyam40120.87.310.00.0

Gula aren2592.00.00.023.8

Tempe bb tomatTempe kedele murni2537.34.61.03.2

Tomat masak102.00.10.00.4

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

Sayur bening bayamBayam259.00.90.11.6

Labu siam215.50.10.01.4

Wortel135.50.20.01.2

MelonMelon11030.80.60.27.6

TKTPTelur ayam5081.06.45.80.4

Air Mineral

Snack SorePukis isi kismis

Makan malam (12 mei 2015)Nasi timBeras giling40144.02.70.331.6

Telur dadar gulungTelur ayam6097.27.76.90.4

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

Tahu semurTahu2517.02.01.20.4

Gula aren1036.80.00.09.5

CapcayWortel3012.60.40.12.8

Kol putih112.60.20.00.6

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

PisangPisang ambon110108.91.30.228.4

Air Mineral

Total1477.864.742.4212.4

%Kebutuhan96,82%158,5%94,1%80,6%

2) Perencanaan Menu 2WaktuMenuBahan MakananBeratEnergiProtein

LEMAKH A

Makan siangNasi timBeras giling50180.03.40.439.5

Telur asinTelur bebek60113.47.98.60.5

Terik tahuTahu4027.23.11.80.6

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

Opor kangkungKangkung4312.51.30.12.3

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

Tempe kedele murni1522.42.70.61.9

MelonMelon12033.60.60.28.3

TKTPDaging sapi1531.12.72.10.0

Air mineral

Sanck soreLumpia jamur basahTepung terigu0.10.40.00.00.1

Telur ayam4.57.30.60.50.0

Wortel0.10.00.00.00.0

Makan SoreNasi timBeras giling50180.03.40.439.5

Ayam panggangAyam50151.09.112.50.0

Tempe bumbu tomatTempe kedele murni4059.67.31.65.1

Tomat masak102.00.10.00.4

Tonseng sayuranKol putih194.60.30.01.0

Sawi306.60.70.11.2

Tomat masak91.80.10.00.4

PapayaPepaya11050.60.60.013.4

Makan PagiNasi timBeras giling50180.03.40.439.5

Semur telurTelur ayam5081.06.45.80.4

Kecap3013.81.70.42.7

Tahu masak gulaiTahu4027.23.11.80.6

Santan peras, dengan air56.10.10.50.4

Sayur brongkosKacang panjang3013.20.80.12.3

Labu siam256.50.20.01.7

Kacang tunggak/tolo1034.22.30.16.2

Minyak kelapa sawit2.522.60.02.50.0

Susu PeptisolSusu skim4014.41.40.02.0

Snack PagiBubur kacang hijauKacang ijo2069.04.40.212.6

Gula aren1036.80.00.09.5

gula pasir1243.70.00.011.3

Santan peras, dengan air67.30.10.60.5

Total1484.867.846.5203.7

%Kebutuhan97,29%106,2%103,2%77,4%

2. Implementasia. Kajian Terapi Diet Rumah SakitJenis diet/bentuk makanan/cara pemberian :TKTP/Lunak/Per Oralb. Rekomendasi Diet :Standar Diet : TKTPPemesanan Diet : TB lunak TETP

BAB VMONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring AntropometriData perkembangan antropometri pasien dengan menggunakan indikator berat badan (BB) dapat dilihat pada tabel berikut ini :TanggalBB (kg)TB (cm)

2 April 201418124

7 April 201418,5124

Berat badan pasien dari awal hingga akhir studi kasus mengalami perubahan. dimana pasien mengalami penambahan berat badan sebanyak 0,5kg. B. Monitoring BiokimiaPemeriksaan biokimia dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium 1 kali yaitu pada tanggal 1April 2014, 1 hari sebelum pengambilan kasus sampai akhir pengambilan kasus belum dilakukan pemeriksaan biokimia lagi.C. Monitoring Fisik KlinisPemeriksaan klinisHasil

3 April 20144 April 20145 April 2014

Keadaan umumSedangSedangSedang

KesadaranCMCMCM

Tekanan Darah-100/80 mmhg100/70mmhg

Suhu36,50C36,0C36,40C

Nadi110 x/menit120 x/menit92 x/menit

Respirasi28 x/menit24 x/menit24 x/menit

Pemeriksaan kepala

MataCa -/-, Si -/-Ca -/-, Si -/-Ca -/-, Si -/-

Telinga/hidungDisch (+), NCH (-)Disch (+), NCH (-)Disch (-), NCH (-)

Mulut dan gigiSianosis (-), MB (+), FH (+)Sianosis (-), MB (+), FH (+)Sianosis (-), MB (+), FH (-)

Pemeriksaan leher

TyroidTtbttbTtb

JantungS1 > S2S1 > S2S1 > S2

Pemeriksaan Abdomen

Dinding perutDatar, supel, timpani, NT(+), seluruh lapang abdomenDatar, supelDatar, supel

Hepar/lienTtbttbTtb

UsusBU (+) NBU (+) NBU (+) N

Sumber : Buku Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, 2014D. Perkembangan DiitSelama studi kasus ini, tidak ada perubahan diit mulai dari bentuk makanan maupun cara pemberian. No.TanggalTerapi diitBentuk makananCara pemberian

1.3April 2014TETPBiasaOral

2.4April 2014TETPBiasaOral

3.5 April 2014TETPBiasaOral

E. Monitoring Asupan MakanAsupan zat gizi pasien di rumah sakit selama studi kasus dapat dihitung dari hasil recall makan pagi, siang, sore dan selingan. Hasil evaluasi makanan yang telah dikonsumsi kemudian dibandingkan dengan kebutuhan gizinya.Tanggal Energi (g)Protein (g)Lemak (g)KH (g)

3April 2014700,0617,1811,62130,62

4April 20141135,131,6134,53179.79

5April 20141052,134,2734,10153,74

Total 2887,2683,0680,25464,15

Rata-rata962,4227,6826,75154,71

Kebutuhan 1343,95237,33199,97

% asupan 71,16%53,32%71,65%77,36%

KategoriKurangKurangKurangKurang

Kategori menurut Rudjito, 2002Asupan lebih :> 110 %Asupan baik : 80-110 %Asupan sedang : 70-79 %Asupan defisit : 60-69%

BAB VITINJAUAN PUSTAKA

A. Guilain Barre SyndromSindrom GuillainBarr(disingkatSGB) atauradang polineuropati demyelinasi akutadalahperadanganakut yang menyebabkan kerusakansel saraftanpa penyebab yang jelas.Sindrom ini ditemukan pada tahun 1916 oleh Georges Guillain, Jean-Alexandre Barr, dan Andr Strohl.Mereka menemukan sindrom ini pada dua tentara yang menderita keabnormalan peningkatan produksi protein cairan otak.Diagnosis SGB dapat dilakukan dengan menganalisa cairan otak danelectrodiagnostic.Indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikansel darah putihpada cairan otak.Sedangkan bila menggunakanelectrodiagnostic, dapat melalui pemeriksaankonduksisel saraf.Pada kondisi normal, tubuh akan menghasilkanantibodiuntuk melawanantigen(zat yang merusak tubuh) ketika tubuh terinfeksi penyakit,virus, ataubakteri. Pada kasus SGB, antibodi malah menyerangsistem saraf tepidan menyebabkan kerusakan sel saraf.Hal ini ditimbulkan karena antibodi merusak selaput myelin yang menyelubungi sel saraf (demyelinasi).Kerusakan yang ditimbulkan dimulai dari pangkal ke tepi atau dari atas ke bawah. Kerusakan tersebut akan menyebabkan kelumpuhan motorik dan gangguan sensibilitas. Jika kerusakan terjadi sampai pangkal saraf maka dapat terjadi kelainan padasumsum tulang belakang.Gejala-gejala yang dapat timbul pada penderita SGB adalah kehilangan sensitivitas, seperti kesemutan, kebas (mati rasa), rasa terbakar, atau nyeri, dengan pola persebaran yang tidak teratur dan dapat berubah-ubah.Kelumpuhanpada pasien SGB biasanya terjadi dari bagian tubuh bawah ke atas atau dari luar ke dalam secara bertahap, namun dalam waktu yang bervariasi.Penderita SGB parah, kerusakan dapat berdampak padaparu-parudan melemahkan otot-otot pernapasan sehingga diperlukan ventilator untuk menjaga pasien agar tetap bertahan.Kondisi penderita dapat bertambah parah karena kemungkin terjadiinfeksidi dalam paru-paru akibat berkurangnya kemampuan pertukaran gas dan kemampuan membersihkan saluran pernapasan.Kematian umumnya terjadi karena kegagalan pernapasan dan infeksi yang ditimbulkan.

B. Dystrophy Muscular Progressive (DMP)

Distrofi muskular progresif merupakan kelainan berupa kelemahan otot karena degenerasi yang progresif. Nama lain DMP adalah Duchenne Muscular Dystrophy (DMD). Penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, dimana terjadi pada 1 : 3.600 bayi laki-laki lahir hidup. Penyebab terjadinya DMP yaitu karena diturunkan sebagai gen resesif terkait-X. Kelainan pada kromoson X pada lokus Xp21. Serta mutasi gen pada distropin. Distropin merupakan protein otot. Pada Distropi Ducehne, gen ini tidak ada. Pada distropi Becker, gen ini mengalami perubahan. Manifestasi klinis lebih progresif pada Duchene dari pada Becker. Ada 2 gejala yang terjadi secara bertahap yaitu :Gejala Awal Kelemahan tulang panggul : kesulitan berjalan, berlari, dll. Keterlambatan perkembangan motorikGejala Progresif Tanda berjalan abnormal mulai terlihat Kemampuan berjalan terhenti saat usia 9 - 12 tahun Tanda Gower Pseudohipertrofi otot betis Masalah jantung Penurunan intelektualC. FaringitisFaringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang lemah.Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus.Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena bakteri.Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.Terdapat dua jenis radang tenggorok yaitu akut dan kronis: Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.D. Gizi burukMalnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup.Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan dan nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan dalam waktu lama.Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan laboratoriumTatalaksana pada gizi buruk bertujuan untuk mengurangi angka kematian, mencegah komplikasi lebih lanjut, dan meningkatkan tumbuh kembang anak. Ada 10 langkah utama dalam penatalaksanaan gizi buruk yaitu :1. Mengatasi atau mencegah hipoglikemia2. Mengatasi atau mencegah hipotermia3. Mengatasi atau mencegah dehidrasi4. Perbaiki gangguan elektrolit5. Mengobati infeksi6. Perbaiki defisiensi nutrient mikro7. Makanan stabilisasi dan transisi8. Makanan 9. Stimulasi 10. Siapkan tindak lanjutBerikut merupakan cara menghitung kebutuhan gizi menurut WHO berdasarkan kelompok umur1. Menghitung berat badan ideal (BBI)BBI = TB 100 (10% TB-100)2. Menghitung Bassal Metabolic Rate (BMR)BMR = (BMR standar x BB) + Peubah BB (sesuai golongan umur)3. Menghitung kebutuhan EnergiTE = BMR x FA x FS4. Menghitung kebutuhan Protein1-2 g/BB (sesuai kebutuhan protein/hari dengan memperhatikan kondisi individu)5. Menghitung kebutuhan Lemak 20-25% dari Total Energi (TE)6. Menghitung kebutuhan KarbohidratKH = TE (L + P)/4 E. Vitamin neurotropikTubuh manusia terdiri dari jaringan saraf yang sangat rumit.tiap-tiap bagian saraf memiliki manfaat dan kegunaan berbeda-beda. saraf pengatur indera perasa merupakan salahsatu diantaranya. saraf ini butuh dan sangat perlu dijaga sedemikian rupa, supaya ia terus menggerakkan manfaatnya. sedikit ada masalah saja dengan saraf ini, dapat memunculkan berbagai problem kesehatan yang lain.1. Vitamin B1Sumber : beras merah, kuning telur, ikan, kacang-kacangan dan gandumManfaatnya :- memperlancar metabolisme- memperlancar sirkulasi darah- mengoptimalkan aktivitas kognitif dan fungsi otak- mencegah terjadinya kerusakan syaraf- memulihkan gangguan syaraf pusat dan tepi

Apabila Kekurangan :Terjadi gangguan saraf pusat seperti beri-beri atau gangguan saraf tepi sepeperti kesemutan, kejang oto dan bengkak. Selain itu kekurangan vitamin ini mengakibatkan kulit kering dan bersisik, gangguan saluran pencernaan, serta gangguan jantung

2. Vitamin B6Sumber : Ragi kering, daging, hati, ginjal, ikan, lemak, kacang-kacangan, beras tumbukManfaatnya :- memperlancar metabolisme- membantu transmisi impuls syaraf- meningkatkan kekebalan tubuh- menjaga keseimbangan garam-garam mineral- membantu sintetis RNA dan DNAApabila Kekurangan :Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia atau susah tidur.

3. Vitamin B12Sumber : hati, ikan, susu dan olahannya, daging, telur dan rumput lautManfaatnya :- mencegah kerusakan syaraf- membentu pembentukan sel darah merah- memperlancar metabolisme sistem tubuh- mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energiApabila Kekurangan :Anemia(kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulitKetiga Vitamin ini disebut vitamin neurotropika .Vitamin neotropika diperlukan dalam jumlah cukup untuk membantu memelihara keutuhan dan kesehatan saraf, sehingga antara rangsangan atau simpul-simpul ke pusat kendali tubuh dan otak akan bekerja maksimal. Jika kekurangan, kerja sistem saraf, terutama di otak, akan terganngu.Bahan-bahan makanan yang mengandung vitamin B1, B6, dan B12 ini mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari.Seperti pepatah mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobat.Jadi alangkah baiknya kalau kita bisa menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh kita sehingga terhindar dari penyakit yang kerap menyerang akibat stamina yang menurun. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.

F. Omega 3Asam lemak Omega-3 adalah asam lemak esensial yang ditemukan dalam ikan air dingin (termasuk salmon, herring, dan tuna) dan kehidupan laut lainnya (seperti krill dan ganggang).Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan dan kacang-kacangan tertentu, termasuk krokot dan kenari.Sebuah obat yang diteliti untuk pengobatan gejala penyakit kondisi neurologis Huntington (HD) adalah etil-EPA (Miraxion), obat farmasi berdasarkan komponen dari omega-3 asam lemak yang disebut asam eicosapentaenoic (EPA).Miraxion tampaknya membantu mengurangi chorea (gerakan tak terkendali) yang dapat melemahkan pada individu dengan HD.Suplemen asam lemak omega-3 (termasuk minyak ikan) dapat menyebabkan peningkatan pendarahan pada individu yang sensitif, termasuk mereka yang memakai obat pengencer darah seperti warfarin (Coumadin) atau orang-orang dengan gangguan perdarahan.Lebih banyak penelitian harus dilakukan pada penggunaan Miraxion pada gangguan neurologis lainnya.

G. GlutaminGlutathione mampu menghentikan produksi Sitokin ketika mereka sedang diproduksi dalam jumlah yang berlebihan yang menyebabkan Penyakit autoimmune - dianjurkan bahwa Cysteine dan Glutamin dilengkapi untuk merangsang produksi Glutathione dalam tubuh sebagai Glutathione terserap secara oral.Cysteine merupakan prekursor penting bagi endogen produksi Glutathione Namun, hanya jumlah yang sangat kecil dari tambahan L-sistein digunakan dalam pembuatan endogen Glutathione (karena oksidasi cepat dari L-sistein ke Cystine).Atau, mayoritas eksogen N-Asetil-Sistein (NAC) dikonversi menjadi Glutathione (bentuk NAC dari Cysteine, seperti L-sistein, tidak teroksidasi menjadi Sistin). Dari beberapa prekursor untuk Glutathione, Cysteine diyakini yang paling penting sebagai prekursor lain (Glycine dan Asam glutamat) umumnya tidak kekurangan.Ini berarti bahwa Cysteine umumnya faktor tingkat-pembatas dalam produksi Glutathione.Glutamin merupakan bagian integral dari produksi Glutathione dalam tubuh (Asam glutamat diekstrak dari struktur kimia Glutamin di dalam hati untuk dimasukkan ke dalam molekul Glutathione).Glycine merupakan komponen penting dari Glutathione.Metionin memfasilitasi produksi Glutathione (dan mencegah penurunan kadar Glutathione yang berkaitan dengan perkembangan Proses Penuaan).S-Adenosylmethionine (SAM) adalah penting untuk endogen produksi Glutathione.Suplemen taurin meningkatkan tingkat Glutathione platelet.

BAB VIIPEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan utamakaki dan tangan kanan pasien melemah. Keluhan tambahan yaitu pasien mengalami batuk kering, mual, dan demam.Berdasarkan diagnosis medis pasien mengalami Guillain Barre Syndrome dengan diagnosis banding Dystrophy Muscular Progressive (DMP), Status Gizi Sangat Kurus, Faringitis dan Paraparase.Selama study kasuspasien berat badan pada awal pengamatan dan akhir pengamatan, mengalami perubahan yaitu peningkatan berat badan sebesar 0,5kg selama 3 hari pengamatan. Peningkatan berat badan pasien sebesar 0,5 kg diduga karena adanya bias pada proses penimbangan berat badan.Jika dilihat dari % asupan pasien selama 3 hari pengamatan terjadi peningkatan sedikit, tetapi energi tersebut baru memenuhi kebutuhan basalnya sedangkan kebutuhan untuk peningkatan berat badan belum mencukupi. Berat sebesar 0,5 tersebut diduga berasal dari berat pakaian yang digunakan pasien, cara berdiri pasien yg belum tegak menghadap kedepan. Terjadi bias dalam proses penimbangan karena pada penimbangan awal sebelum ambil kasus pasien menggunakan pakaian yang berkain tipis sehingga hasil penimbangan benar-benar hanya berasal dari pasien sedangkan pada penimbangan yang kedua pasien menggunakan pakaian yang berbahan tebal (jeans), sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan walaupun hasilnnya tidak terlalu signifikan.Dari data-data yang diperoleh, maka dilakukan pengkajian sehingga diperoleh diagnosis gizi yaituStatus gizi sangat kurus berkaitan dengaan asupan makanan yang kurang baik dibuktikan dengan perhitungan IMT/U-4,3, Asupan inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan, dan mual dibuktikan dengan persen asupan energikurang (47,9%), protein kurang (48%) lemak kurang (25,44%), KH kurang (61,18%), Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein ) berkaitan dengan peradangan, dan malnutrisi dibuktikan dengan eosonofil (0,1 %) rendah, batang (1,9 %) rendah, limfosit (11,1%) rendah Studi kasus ini dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi pasien selama 3 hari dan 2 hari pemantauan serta penimbangan dan hasilnya sebagai berikut :

1. AntropometriHasil kajian data antropometri BB dan TB. Untuk penentuan status gizi menggunakan indikator IMT/U dan diperoleh hasil bahwa status gizi pasien buruk.Selama pengamatan pasien berat badan pada awal pengamatan dan akhir pengamatan, mengalami perubahan yaitu peningkatan berat badan sebesar 1kg. 2. BiokimiaSelama kajian kasus, pemeriksaan laboratorium dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu pada tanggal 2 April 2014.3. Fisik dan klinikKondisi fisik pasien selama pengamatan diperoleh dari data rekam medik dan observasi yang didukung dengan wawancara langsungkepada keluarga pasien. Hasil pengamatan keadaan umum pasien pada awal study kasus pasien sampai hari terakhir menunjukkankeadaan fisikcompos mentis. Pasien masih lemah tetapi sudah bisa berjalan dengan bantuan orang lain, tetapi pada tanggal 7 April 2014 pasien sudah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan sehingga dapat ditimbang.Kondisi klinik pasien yang diperoleh dari rekam medik, menunjukkan bahwa pada hari pertama hingga terakhir suhu pasien normal tetapi terkadang pasien mengalami demam pada siang hari kemudian diberi parasetamol sehingga suhu pasien kembali normal. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada tanggal 4 April 2014 dan 5 April 2014 dimana hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukan bahwa tekanan darah pasien masih pada batas normal.Untuk Pemeriksaan denyut nadi selama pengamatan, denyut nadi pasien normal dimana pada tanggal 3 April 2014 denyut nadinya 110x/menit, 4 April 2014 120x/menit, dan 5 April 92x/menit. Dimana nilai normal denyut nadi untuk anak-anak yaitu berkisar 62-130x/menit.Sedangkan pemeriksaan respirasi terhadap pasien, diperoleh hasil normal dimana pada tanggal 3 April 2014 respirasi pasien 28x/menit sedangkan pada tanggal 4 April dan 5 April 2014 respirasi pasien 24x/menit. Dimana nilai normal untuk respirasi anak-anak berkisar dari 15-30x/menit sehingga respirasi pasien masih dapat dikatakan normal.

4. Perkembangan Diit Selama pengamatan studi kasus, bentuk makanan yang diberikan kepada pasien tidak mengalami perubahan.yaitu diet TETP dengan tinggi energi sesuai prhitungan kebutuhan, protein 2 gr/kg BB/hari, lemak 25% dan karbohidrat sisa dari kebutuhan. Pasien diberikan diit TETP karena pasien mengalami gizi sangat kurang dan mempercepat proses penyembuhan pasien akibat peradangan dan malnutrisi.Bentuk makanan yang diberikan kepada pasien selama studi kasus tidak mengalami perubahan dari bentuk makanan biasa karena disesuaikan dengan kondisi pasien. Makanan diberikan peroral karena pasien dalam keadaan sadar. Pola pemberian makan 3 kali makan utama yang terdiri dari nasi dan lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah, serta 1 kali makanan selingan berupa puding atau bubur kacang hijau. Selain itu pasien diberikan susu nutrisi enteral 1 x @20 gram pada pagi hari.5. Asupan MakanHasil pengamatan studi kasus yang telah dilakukan selama 3 hari, asupan pasien berasal dari makanan rumah sakit dan makanan dari luar rumah sakit.Asupan pasien yang berasal dari rumah sakit selalu tidak dihabiskan makanannya, dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan dan perut yang terasa penuh akibat nyeri pada perut, dan jika terlalu penuh pasien selalu merasa ingin muntah.Oleh sebab itu asupan yang dibutuhkan pasien tidak sesuai kebutuhan.Berdasarkan pemantauan asupan makan, diperoleh rata-rata asupan makan pasien selama 3 hari selama pengamatan studi kasus yaitu dari tanggal 3 April 2014 sampai 5 April 2014, asupan rata-rata energi pasien sebesar 71,16% (kurang). Sedangkan asupan rata-rata protein sebesar 53,32% (kurang), lemak 71,65% (kurang), dan karbohidrat 77,36% (kurang).Hasil rata-rata asupan pasien tersebut diperoleh dari rata-rata asupan selama 3 hari tersebut kemudian dibagi dengan kebutuhan dan dikaliakn dengan 100% dan hasil asupan pasien