studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

50

Upload: dohuong

Post on 03-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN ATAU PERLINDUNGAN; TERMOREGULASI

(HIPERTERMI) PADA AN. A DENGAN OBS. FEBRIS

DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

DISUSUN OLEH :

HARI RATNA AROEM

NIM. P.09022

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN ATAU PERLINDUNGAN; TERMOREGULASI

(HIPERTERMI) PADA AN. A DENGAN OBS. FEBRIS

DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

HARI RATNA AROEM

NIM. P.09022

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Hari Ratna Aroem

Nim : P. 09022

Proram Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN ATAU

PERLINDUNGAN; TERMOREGULASI

(HIPERTERMI) PADA AN. A DENGAN

OBS. FEBRIS DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD SUKOHARJO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, � April 2012

Penulis

HARI RATNA AROEM

NIM P.09022

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Hari Ratna Aroem

Nim : P. 09022

Proram Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN ATAU PERLINDUNGAN; TERMOREGULASI

(HIPERTERMI) PADA AN. A DENGAN OBS. FEBRIS DI

RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK. 201187086

Penguji II : Diyah Eka Rini, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK. 200179001

Penguji III : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK. 201185077

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S. Kep.,Ns

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

dengan judul �ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN ATAU PERLINDUNGAN; TERMOREGULASI (HIPERTERMI)

PADA AN. A DENGAN OBS. FEBRIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD

SUKOHARJO.�

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

vi

4. Diyah Eka Rini, S.Kep,.Ns, selaku dosen penguji yang berkenan memberikan

masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep,.Ns, selaku dosen penguji yang berkenan

memberikan masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian

sidang serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Adikku tercinta, yang telah memberikan semangatnya untuk bisa

menyelasaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, teman � teman kos �IKD� serta tidak lupa kepada teman-

teman kelas 3A dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ..................................................................... 6

B. Pengkajian ........................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ...................................... 13

D. Perencanaan Keperawatan .................................................. 13

E. Implementasi Keperawatan ................................................. 15

F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 16

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 18

B. Simpulan dan Saran............................................................. 24

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Genogram ................................................................................. 10

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam

keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial,

politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah

kegagagalan, kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak di inginkan.

(Nuraeni, 2009).

Usia anak yang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, adalah

masa-masa yang sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Ketidakmapuan tubuh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

dapat mengakibatkan anak dalam kondisi yang tidak di inginkan. Salah satu

kondisi tersebut yaitu demam (Soegijanto, 2002 : 45).

Dari penelitian ini dipaparkan rincian diagnosa medis yang di temukan

pada anak dengan suhu tubuh tinggi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang

menjadi subjek pada penelitian ini. Adapun diagnosa medis yang muncul ada

6 kategori/jenis yaitu : Febris Typoid, Obs febris, GE, DHF, Diare, dan kejang

demam. Rincian frekuensi anak yang sakit pada masing-masing kategori

antara lain Febris typoid frekuensi 7 dengan prosentase 23,1%, obs febris

frekuensi 9 dengan prosentase 30%, GE frekuensi 5 dengan prosentase 17%,

DHF frekuensi 6 dengan prosentase 20%, Diare frekuensi 2 dengan prosentase

6,6%, kejang demam frekuensi 1 dengan prosentase 3,3%. Kebanyakan anak

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

2

yang dirawat di RSUD DR Moewardi Surakarta adalah Febris (Purwanti dan

Ambarwati, 2008 : 81- 82).

Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

setting normal yaitu di atas 380C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya

adalah bila suhu lebih dari 380C Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh

akan memproduksi panas (Purwanti dan Ambarwati, 2008 : 81-82),

Sedangkan menurut Wong (2003), seseorang dikatakan demam apabila suhu

di atas 37,80C (suhu oral atau aksila) dan suhu rectal.

Hipertermia adalah keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara

intensional pada makhluk hidup sebagian atau secara keseluruhan tubuh,

seringnya karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound

atau obat-obatan (Jefferson, 2010), Sedangkan menurut Herdman (2011 :

400), Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.

Febris atau demam dapat ditimbulkan oleh beberapa penyebab antara

lain adanya infeksi, pneumonia, malaria, otitis media, imunisasi, dan suhu

lingkungan. Dari etiolgi tersebut dapat menimbulkan beberapa tanda dan

gejala yang dapat kita ketahui seperti demam, temperatur lebih dari 380C

bahkan sampai 40,60C, menggigil, berkeringat, gelisah, nadi dan pernafasan

cepat serta timbul petechie (Suriadi dan Yuliani, 2006 : 63-64 ).

Komplikasi yang dapat terjadi apabila hipertermi tidak segera diatasi

antara lain kemungkinan dehidrasi, kekurangan oksigen, demam di atas 420C

dan kejang demam (Sarasvati, 2010 : 70).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau

perlindungan ; termoregulasi khususnya Hipertermi. Pemenuhan kebutuhan

keamanan atau perlindungan termasuk dalam domain 11 yaitu gangguan

keamanan atau perlindungan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Melaporkan kasus mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau

perlindungan; termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A dengan

observasi febris di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah

Sukoharjo.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien obs. Febris

mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan;

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Sukoharjo.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien obs.

Febris mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan;

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Sukoharjo.

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien obs. Febris

mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan;

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

4

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Sukoharjo.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada klien obs. Febris

mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan;

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Sukoharjo.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada klien obs. Febris mengenai

pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan; termoregulasi

khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan Rumah Sakit

Umum Sukoharjo.

f. Penulis mampu menganalisa masalah yang muncul pada klien obs.

Febris mengenai pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan;

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Sukoharjo.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis khususnya dalam

bidang penelitian.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

5

2. Bagi instituti

a. Bagi rumah sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian

pelayanan kesehatan berkaitan dengan klien dengan gangguan

termoregulasi khususnya kasus hipertermi.

b. Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi

keperawatan khususnya keperawatan anak dalam penanganan klien

dengan gangguan termoregulasi khususnya kasus hipertermi.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada An. A dengan observasi febris, dilaksanakan pada tanggal 6

sampai 8 April 2012. Asuhan keperawatan ini di mulai dari pengkajian, prioritas

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi dari prioritas

masalah keperawatan.

A. Identitas Klien

Dengan metode autoanamnessa dan alloanamnessa, mengadakan

pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan

medis dan catatan perawat. Identitas klien dalam studi kasus pengelolaan

asuhan keperawatan ini adalah klien bernama An. A, berusia 10 bulan, lahir

pada tanggal 16 Mei 2011, alamat Larangan Rt 3/2, Gayam, Sukoharjo,

dengan diagnosa observasi Febris. Klien dibawa ke Rumah Sakit Umum

Daerah Sukoharjo pada tanggal 6 April 2012 melalui IGD, Karena klien

mengalami panas naik turun selama satu minggu disertai diare 4 kali sehari,

kemudian dokter menyarankan klien untuk dirawat di rumah sakit untuk

perawatan lebih lanjut. Selanjutnya klien dirawat di bangsal Flamboyan

Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo, yang bertanggung jawab kepada klien

adalah Tn. S, berusia 38 tahun, alamat Larangan Rt 3/2, Gayam, Sukoharjo

dan hubungan dengan klien sebagai ayah.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

7

B. Pengkajian

Pengkajian hari pertama pada tanggal 6 April 2012, ibu klien

mengatakan keluhan An. A yaitu panas naik turun selama 5 hari dan pada hari

ke 4 buang air besar sebanyak 4 kali sehari dan muntah 1 kali. Riwayat

kesehatan saat ini menurut onset terjadinya panas terjadi sejak tanggal 2 April

2012 dan buang air besar 4 kali dalam sehari pada tanggal 5 April 2012. Panas

naik turun selama 5 hari dan terjadi setiap hari jika malam panas meningkat

hingga lebih dari 380C.

Riwayat kesehatan dahulu ibu klien mengatakan An. A merupakan

anak ke dua dari dua bersaudara dan ibu klien belum pernah melakukan

aborsi, usia kehamilan saat mengandung An. A 40 minggu. Saat hamil ibu

klien selalu memeriksakan kehamilanya secara rutin yaitu satu bulan sekali di

bidan setempat dan ibu klien juga mengkonsumsi obat yaitu Fe dan vitamin C

yang diberikan oleh bidan. An. A dilahirkan dengan proses persalinan normal

selama 4 sampai 5 jam di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo dengan berat

badan 3000 gram, panjang badan 50 cm dengan kondisi kesehatan yang baik

ditunjukkan dengan APGAR SCORE bernilai 10 dengan rincian warna kulit

merah pink 2, tekanan nadi 2, respon rangsang menangis 2, rangsang gerak

aktif 2, pernapasan baik, teratur, dan kuat 2, An. A tidak mempunyai kelainan

bawaan dan selama 4 hari berada di rumah sakit.

Penyakit dahulu klien hanya menderita batuk pilek dan jika terjadi ibu

klien langsung membawa anaknya ke rumah sakit, dalam keluarga klien juga

tidak ada penyakit menular, saat di rumah sakit klien terlihat rewel. Ibu klien

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

8

mengatakan kalau An. A tidak mempunyai alergi terhadap makanan, barang

atau obat-obatan tertentu.

Pengobatan sekarang yang di jalani yaitu infus RL 40 tpm, injeksi

cefotaxim 200 mg tiap 8 jam untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan,

injeksi ondancentron 1 mg tiap 8 jam untuk mengatasi mual muntah, injeksi

antalgin 80 mg jika perlu demam lebih dari 38,50

C meredakan demam,

paracetamol 3,75 ml tiap 4 jam jika perlu demam, lacto-B 2 kali sehari untuk

mengurangi diare, biocef 200 mg tiap 8 jam sebagai antibiotik (ISO, 2009).

Klien sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis B1 saat lahir, BCG saat usia 1

bulan, Hepatitis B2, DPT 1, Polio1 saat usia 2 bulan, Hepatitis B3, DPT2, Polio2

saat usia 3 bulan, DPT3, Polio3 saat usia 4 bulan, campak dan polio4 belum

dilakukan.

Pertumbuhan dan perkembangan berat badan saat lahir 3000 gr, usia

enam bulan 5000 gram, berat badan saat ini 7 kg. Klien tumbuh gigi saat

berumur 4 bulan dengan jumlah gigi sekarang 4 dan tidak ada masalah dalam

pertumbuhan gigi, An. A sudah bisa mengoceh Ayah dan ibu. Nilai WAZ -

27,7 (interpretasi gizi normal), HAZ -0,23 (intrepetasi tinggi badan normal),

WHZ -2,8 (intrepetasi berat badan kurus) serta An. A tidak mempunyai

kebiasaan tertentu.

Pengkajian pola kesehatan fungsional menurut Gordon, pada pola

persepsi dan pemeliharaan kesehatan tidak dilakukan pengkajian, sedangkan

pada pola nutrisi dan metabolik, sebelum sakit An. A makan 3 kali sehari

(bubur, sayur, dan makanan ringan sereal) dalam porsi sedang. Minum susu

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

9

formula 4 kali perhari, air putih kurang lebih 3 gelas dan minum teh 1

botol kecil perhari. Sedangkan selama sakit, An. A makan menu rumah sakit

(bubur, sayur dan lain-lain), minum air putih kurang lebih 2 kali, susu formula

4 kali dan minum teh 1 kali perhari.

Pola eliminasi, sebelum sakit ibu An. A mengatakan buang air besar 1

kali perhari, dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, dan berbau

khas. Buang air kecil kurang lebih 8 kali sehari dengan konsistensi warna

kuning dan berbau khas. Sedangkan selama sakit, Buang air besar kurang

lebih 4 kali sehari dengan konsistensi cair terdapat sedkit lendir, warna

kecoklatan dan berbau khas, buang air kecil kurang lebih 8 kali sehari dengan

konsistensi warna kuning dan berbau khas.

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit aktivitas An. A masih dibantu

oleh orang lain karena klien berumur 10 bulan. Sedangkan selama sakit An. A

selalu berada di tempat tidur dan digendong.

Pola kognitif perceptual, pola persepsi konsep diri dan pola hubungan

peran tidak dilakukan pengkajian. Pada pola seksual reproduksi, An. A

merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dan An. A berjenis kelamin laki-

laki. Pada pola koping-stress, An. A selalu rewel karena An. A berusia 10

bulan. Pola nilai dan keyakinan, An. A beragama islam dan An. A belum

mengerti sholat karena masih berusia 10 bulan.

Riwayat nutrisi An. A di beri susu formula SGM baru selama 3 bulan

diberikan 4 kali perhari, dan terkadang oleh ibu diberikan teh, An. A juga

makan makanan sereal yang dibuat sendiri oleh ibunya dan diberikan jika

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

10

siang hari, An.A tidak diberi vitamin apapun dan nafsu makan An. A tetap

baik, ibu klien juga membiasakan An. A untuk makan pagi dan siang,

makanan yang sering diberikan yaitu bubur dan sayur.

Riwayat kesehatan keluarga pada keluarga klien tidak ada yang

menderita penyakit keturunan, kebiasaan dalam keluarga An. A yaitu ayahnya

merokok, lokasi geografis rumah klien tidak jauh dari rumah sakit kira-kira

hanya 1,5 km rumah klien juga terletak di tengah kampung.

Genogram :

An. A 10 bulan

Gambar 1. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : tinggal satu rumah

: perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: klien

Riwayat sosial struktur keluarga An. A tinggal satu rumah dengan ke

dua kakek dan neneknya dirumah tersebut juga tinggal adik dari ayah An. A

usia 23 tahun dalam satu rumah terdapat tujuh orang, rumah yang di tempati

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

11

keluarga An. A adalah joglo dengan empat kamar. Kedua kakek dan nenek

An. A bekerja sebagai petani, adik ayah An. A bekerja disebuah pabrik tekstil,

sedangkan kedua orang tua An. A sebagai pedagang baju, keluarga An. A

semua beragama islam.

Fungsi keluarga An. A keluarga hidup rukun antar anggota keluarga,

saling menghargai dan menghormati satu sama lain, kedua orang tua An. A

juga hidup harmonis. Jika ada masalah dalam keluarga selalu di bicarakan

secara kekeluargaan dengan sistem langsung dan jelas. Klien berjenis kelamin

laki-laki.

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan hari pertama pada

tanggal 6 April 2012 di dapatkan tinggi badan An. A 73 cm, berat badan 7 kg,

lingkar kepala 43 cm, lingkar dada 47 cm, lingkar lengan 14 cm. Sedangkan

pemeriksaan tanda vitalnya suhu tubuh 37,80C, pernafasan 35 kali per menit,

nadi 128 kali per menit.

Pemeriksaan umum didapatkan klien terlihat rewel. Pemeriksaan kulit

warna sawo matang, turgor kulit baik elastis, kulit teraba hangat. Struktur

asesoris rambut berwarna hitam, bersih, tidak terdapat lesi, kuku warna putih

bersih. Kelenjar limfe tidak ada pembesaran. Kepala berbentuk meshosepal.

Mata simetris kanan kiri, sklera putih, konjungtiva tidak anemis. Telinga

terdapat sedikit serumen, tidak ada gangguan pendengaran. Hidung letak

septum berada di tengah. Mulut membran mukosa mulut basah, jumlah gigi

ada empat, warna gigi putih bersih, tidak sianosis dan tidak ada stomatitis.

Leher tidak pembesaran kelenjar tiroid, arteri karotis teraba, tidak terjadi

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

12

distensi pada vena leher. Dada bentuk datar, tidak terlihat penggunaan otot

bantu napas, dada simetris kanan kiri.

Pemeriksaan paru-paru dengan inspeksi dada simetris kanan kiri,

pengembangan dada kanan sama dengan kiri, perkusi sonor, palpasi vocal

fremitus kanan sama dengan kiri, auskultasi tidak terdengar suara tambahan.

Pemeriksaan jantung, Inspeksi ictus cordis tidak tampak, Palpasi ictus

cordis teraba di sub inter costae v, tidak terlalu kuat, Perkusi pekak,

Auskultasi bunyi jantung I dan II reguler.

Pemeriksaan abdomen, Inspeksi perut datar, warna sama dengan kulit

lainya, tidak ada pembesran umbilikus, Auskultasi peristaltik 40 kali per

menit, Palpasi tidak ada nyeri tekan, Perkusi hypertimpani. Sedangkan pada

genetalia dan anus tidak terjadi masalah.

Pemeriksaan punggung dan ekstremitas, bentuk punggung datar,

ekstremitas kanan dan kiri simetris, kekuatan otot ekstremitas atas kanan kiri

5, ektremitas bawah kanan kiri 5, jumlah jari tangan kanan dan kiri 10, kaki

kanan dan kiri 10.

Pemeriksaan diagnostik penunjang, saat dilakukan uji widal didaptkan

hasil S. Typhi O negatif, S Paratyphi AO 1/80 , S Parathyphi BO negatif, S

Thypi H negatif, S Parathypi AH negatif, S Para Typhi BH 1/80. Feses Rutin di

dapatkan hasil Warna coklat, konsistensi cair, terdapat lendir, darah dan

parasit tidak ada.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

13

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Perumusan masalah keperawatan yang menjadi prioritas masalah di

dapatkan data � data sebagai berikut; dari data subyektif dan obyektif yaitu ibu

klien mengatakan panas An. A naik turun selama 5 hari, Panas meningkat jika

malam hari, panas mencapai 37,80C, ibu klien juga mengatakan An. A sempat

menggigil sebelum dibawa ke rumah sakit, An.A juga terlihat rewel atau

gelisah, An. A juga terlihat lemah, suhu mencapai 37,80C, kulit An. A juga

teraba hangat. Jadi untuk perumusan masalah yang menjadi prioritas penulis

mendapatkan masalah keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan keamanan

atau perlindungan ; termoregulasi khususnya hipertermi.

D. Perencanaan Keperawatan

Prioritas masalah keperawatan adalah pemenuhan kebutuhan

keamanan atau perlindungan; termoregulasi khususnya hipertermi. Kemudian

menyusun intervensi keperawatan, melakukan implentasi dan evaluasi

tindakan.

Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh dalam rentang normal

dan stabil dengan kriteria hasil yang sesuai NOC suhu tubuh dalam rentang

normal yaitu 36,50C � 37,5

0C, nadi dan respirasi dalam rentang normal yaitu

80 � 150 kali per menit, temperatur kulit sesuai dengan rentang yang

diharapkan, tidak ada sakit kepala, tidak ada nyeri otot, tidak ada perubahan

warna kulit, tidak ada tremor, berkeringat saat kepanasan, dan melaporkan

kenyamanan suhu tubuh (Willkinson, 2006 : 220-221).

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

14

Intervensi yang dilakukan sesuai dengan NIC dengan sistematika

ONEC (Observasi, Nursing, Education, Colaborasi), sedangkan rasional

tinjauan teori penulis mengambil dari Doenges, 2000. Observasi dengan

pantau suhu pasien setiap 4 jam sekali dengan rasional suhu 38,90C sampai

41,10C menunjukkan proses penyakit infeksius akut, Nursing menganjurkan

untuk minum banyak dengan rasional untuk mengurangi terjadinya penguapan

dan dehidrasi, memberikan kompres hangat pada dahi dan pada lipatan �

lipatan tubuh (aksila) dengan rasional air hangat dapat menurunkan suhu

tubuh. Education menganjurkan memberikan penjelasan kepada keluarga

tentang adanya peningkatan suhu rasional agar keluarga bisa menangani jika

terjadi peningkatan suhu, menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan

pakaian tipis dan menyerap keringat dengan rasioanal agar klien merasa

nyaman dan pakaian tipis dapat membantu untuk mengurani penguapan,

Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian terapi antibiotik dan

antipiretik dengan rasional antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi serta

antipiretik untuk mengurangi panas.

Penulis melakukan intervensi selama 3 x 24 jam karena setiap

pernyataan tujuan dan hasil yang diharapkan harus mempunyai batasan waktu

untuk evaluasi. Tujuan harus tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi

juga harus mencakup pencegahan dan rehabilitasi. Dua tipe tujuan

dikembangkan untuk klien; yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka

panjang. Penulis menggunakan jangka pendek yaitu sasaran yang diharapkan

tercapai dalam periode waktu singkat, biasanya kurang dari satu minggu serta

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

15

tujuan jangka pendek diarahkan untuk rencana perwatan mendesak (Carpenito

cit Potter dan Perry, 2005). Sedangkan tujuan jangka panjang mungkin lebih

sesuai untuk penyelesaian masalah setelah pemulangan (Carpenito cit Potter

dan Perry, 2005).

E. Implementasi Keperawatan

Implementasi diberikan pada hari pertama tanggal 6 April 2012 antara

lain pada pukul 09.45 wib memberikan penjelasan kepada keluarga tentang

peningkatan suhu ; termoregulasi respon subyektif keluarga mengatakan

setuju, respon obyektif keluarga tampak memperhatikan penjelasan yang

diberikan. Pada pukul 09.50 wib menganjurkan kepada keluarga untuk

memberikan pakaian tipis dan menyerap keringat respon subyektif keluaraga

mengatakan setuju, respon obyektif keluarga setuju untuk memberikan

pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pada pukul 11.45 wib

mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali respon subyektif keluarga

mengatakan setuju, respon obyektif suhu tubuh 37,80C dan menganjurkan

kepada keluarga untuk memberikan minum banyak respon subyektif keluarga

mengatakan setuju, respon obyektif keluarga memberikan minum air putih.

Implementasi hari ke dua dilakukan pada tanggal 7 April 2012 pada

pukul 17.00 wib antara lain mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali

respon subyektif keluarga mengatakan setuju dengan tindakan yang dilakukan,

respon obyektif suhu tubuh 380C. Pada pukul 17.10 wib memberikan kompres

hangat respon subyektif keluarga mengatakan setuju, respon obyektif kompres

air hangat pada dahi dan lipatan-lipatan tubuh (aksila). Pada pukul 20.00 wib

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

16

mengkolaborasikan dengan dokter tentang pemberian terapi respon subyektif

keluarga mengatak setuju, respon obyektif injeksi antalgin 80 mg dan

paracetamol 3,75 ml.

Implementasi hari ke tiga dilakukan pada tanggal 8 April 2012 antara

lain mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali pada pukul 11.45 wib

respon subyektif keluarga mengatakan setuju, respon obyektif suhu tubuh 38,4

0C. Pada pukul 12.00 wib memberikan kompres hangat respon subyektif

keluarga mengatakan setuju, respon obyektif kompres air hangat pada dahi

dan lipatan tubuh (aksila). Pada pukul 13.00 wib mengkolaborasikan dengan

dokter tentang pemberian terapi respon subyektif keluarga mengatakan setuju,

respon obyektif injeksi antalgin 80 mg dan paracetamol 3,75 ml.

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan dengan proses SOAP, S (Subyektif), O (obyektif), A

(assesment), P (Planing). Evaluasi dilakukan hari pertama pada tanggal 6

April 2012 pada pukul 11.45 wib, Subyektif ibu klien mengatakan An. A

panas naik turun selama satu minggu, panas meningkat jika malam hari, An. A

juga sempat menggigil sebelum dibawa ke rumah sakit, Obyektif An. A

terlihat rewel atau gelisah, An. A terlihat lemah, kulit teraba hangat,

Assesment masalah belum teratasi, Planing intervensi dilanjutkan antara lain

berikan penjelasan kepada keluarga tentang peningkatan suhu, anjurkan

kepada keluarga untuk memberikan pakaian tipis dan menyerap keringat,

observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali, anjurkan kepada keluarga untuk

memberikan minum banyak.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

17

Evaluasi hari ke dua dilakukan pada tanggal 7 April 2012 pukul 20.00

wib, Subyektif ibu klien mengatakan panas An. A naik turun, obyektif An. A

tampak rewel atau gelisah, kulit teraba hangat, suhu tubuh 380C, Assesment

masalah belum teratasi, Planning intervensi dilanjutkan antara lain observasi

tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali, berikan kompres hangat, kolaborasi dengan

dokter tentang pemberian terapi.

Evaluasi hari ke tiga di lakukan pada tanggal 8 April 2012 pukul 13.00

wib, Subyektif ibu klien mengatakan panas An. A masih naik turun, Obyektif

An. A tampak rewel, kulit teraba hangat, suhu tubuh 38,40C, Assesment

masalah belum teratasi, Planning intervensi di lanjutkan antara lain observasi

tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali, berikan kompres hangat, kolaborsi dengan

dokter tentang pemberian terapi antibiotik dan antipiretik.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

18

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Pada bab ini penulis akan membahas apakah ada kesenjangan antara teori

dan kasus yang dikelola pada pasien observasi febris dengan pemenuhan

kebutuhan keamanan atau perlindungan ; termoregulasi khususnya Hipertermi.

Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, prioritas diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi dari prioritas masalah keperawatan. Di

lakukan pada tanggal 6 sampai 8 April 2012 di Ruang Flamboyan Rumah Sakit

Umum Daerah Sukoharjo.

A. Pembahasan

Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan

aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik,

emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagagalan,

kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak di inginkan (Nuraeni, 2009).

Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

setting normal yaitu di atas 380C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya

adalah bila suhu lebih dari 380C Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh

akan memproduksi panas (Purwanti dan Ambarwati, 2008 : 81 - 82).

Hipertermi sendiri adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi

titik set, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang

menciptakan lebih banyak panas yang dapat dikeluarkan oleh tubuh seperti

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

19

sengatan panas, kejang, atau hipertiroidisme (Bruner dan Sudart, 2002 : 377)

sedangkan menurut (Herdman, 2011 : 400), hipertermi adalah peningkatan

suhu tubuh diatas kisaran normal.

An. A datang ke Rumah Sakit pada tanggal 6 April 2012 melalui IGD

pada pukul 00.45 WIB, saat An. A dibawa ke IGD suhu tubuhnya mencapai

39,50C diukur dengan termometer digital pada aksila, An. A mendapatkan

terapi infus RL 40 tpm (mikro) karena saat itu An. A juga buang air besar

sebanyak 4 kali sehari dan muntah 1 kali. Pada pukul 06.15 WIB klien

dipindahkan ke ruang perawatan di bangsal Flamboyan. Klien mendapatkan

terapi obat cefotaxim 200 mg, ondancentron 1 mg, antalgin 80 mg, paracetamol

3,75 sendok teh, lacto � B dua kali sehari, zinc satu kali sehari, biocef 200 mg

(ISO, 2009).

Hasil pengkajian yang diperoleh pada An. A saat pemeriksaan fisik

adalah pada pemeriksaan kulit, kulit teraba hangat, tekstur elastis dan warna

kulit sawo matang. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik 40 kali

setiap menit dan hypertympani pada Auskultasi dan perkusi karena saat

pengkajian klien masih buang air besar sebanyak 4 kali sehari. Di hari ke tiga

buang air besar sudah kembali normal yaitu satu kali sehari. Selama pengkajian

tiga hari penulis mendapatkan hasil pemeriksaan diagnostik yaitu uji widal dan

feaces rutin. Saat uji widal didapatkan hasil S. Typhi O negatif, S Paratyphi

AO 1/80 , S Parathyphi BO negatif, S Thypi H negatif, S Parathypi AH negatif,

S Para Typhi BH 1/80. Feses Rutin di dapatkan hasil warna coklat, kosnsistensi

cair, terdapat lendir, darah dan parasit tidak ada.

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

20

Dari hasil pemeriksaan di atas penulis memperoleh prioritas masalah

keperawatan yaitu hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dan

menurut Herdman (2011 : 400) hipertermi termasuk dalam gangguan

pemenuhan keamanan atau perlindungan; termoregulasi khususnya hipertermi.

Penulis mengambil diagnosa tersebut karena pada demam terjadi peningkatan

set poin yang mempengaruhi respon pengaturan tubuh yang adaptif terhadap

rangsangan pada sistem imun dan jika tidak segera ditangani akan

menimbulkan kejang pada anak (Thompson, 2005).

Diagnosa yang muncul dalam teori antara lain hipertermi berhubungan

dengan proses penyakit, resiko injuri berhubungan dengan infeksi

mikroorganisme, resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output

yang berlebih, tetapi pada prakteknya diagnosa yang ada adalah hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit dan resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan output yang berlebih karena pada saat pengkajian klien

masih mengalami panas yang cukup tinggi dan belum stabil serta bisa

berpotensi kejang, sedangkan diagnosa yang ke dua karena saat pengkajian

klien buang air besar 4 kali sehari dengan konsistensi cair dan sedikit lendir

dan sempat mual satu kali tetapi pada hari ke tiga pengkajian klien sudah

buang air besar satu kali sehari dengan konsistensi agak padat dan sudah tidak

berlendir.

Intervensi yang direncanakan antara lain berikan penjelasan tentang

peningkatan suhu, anjurkan kepada keluarga untuk menggunakan pakaian tipis

dan menyerap keringat pada An. A, observasi tanda tanda � tanda vital tiap 4

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

21

jam sekali, anjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum banyak pada

An. A, berikan kompres hangat, Menurut Purwanti dan Ambarwati (2008 : 82)

kompres hangat dapat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan menjadi hangat

sehingga tubuh akan mengintrepetasikan bahwa suhu diluaran cukup panas,

sehingga tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak, dengan suhu

diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan

mengalami vasodilatasi sehingga pori � pori akan membuka dan

mempermudah pengeluaran panas., kolaborasi dengan dokter tentang

pemberian terapi antibiotik dan antipiretik (Doenges, 2000).

Implementasi yang dilakukan hari pertama pada tanggal 6 April 2012

adalah berikan penjelasan kepada keluarga tentang peningkatan suhu,

menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan pakaian yang tipis dan

menyerap keringat, mengobservasi tanda � tanda vital tiap 4 jam sekali

diperoleh suhu tubuh 37,80C, menganjurkan kepada keluarga untuk

memberikan minum banyak. Saat hari pertama penulis belum memberikan

tindakan mengompres air hangat karena saat hari pertama suhu tubuh An. A

masih naik turun.

Implementasi hari ke dua dilakukan pada tanggal 7 April 2012 adalah

mengobservasi tanda � tanda vital tiap 4 jam sekali diperoleh suhu tubuh 380C,

memberikan kompres hangat pada dahi dan lipatan tubuh (aksila),

mengkolaborasikan dengan dokter pemberian terapi.

Implementasi hari ke tiga pada tanggal 8 April 2012 dilakukan tindakan

yang sama dengan hari ke dua karena pada hari ke tiga suhu tubuh masih tinggi

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

22

dan memerlukan tindakan seperti diatas. Penulis tidak memberikan kompres air

dingin karena air dingin tidak effektif untuk menurunkan suhu tubuh anak

demam, dan menyebabkan suhu tubuh tidak turun, anak bisa menggigil karena

terjadi vasokontriksi pembuluh darah (Hartanto cit Purwanti dan Ambarwati,

2008 : 82).

Setelah dilakukan implementasi suhu klien tambah naik karena pada

klien dengan observasi febris tubuh mengalami infeksi dengan cara menaikan

suhu tubuh oleh karena itu demam sengaja dibuat oleh tubuh untuk

menyingkirkan infeksi. Pada saat terserang infeksi maka tentunya tubuh harus

membasmi infeksi tersebut dengan cara mengerahkan sistem imun. Sistem

imun tersebut yaitu sel darah putih dan pirogen, pirogen mempunyai peranan

yang komplek terhadap mekanisme pengaturan yang ada dalam tubuh manusia,

dengan cara demam tersebutlah virus akan dibunuh karena virus tidak tahan

suhu tinggi (Purwanti dan Ambarwati, 2008 : 81).

Evaluasi yang dilakukan selama 3 x 24 jam yaitu ibu klien mengatakan

panas An. A masih naik turun bahkan makin naik, klien tampak rewel, kulit

teraba hangat, suhu 38,40C, masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan

dengan observasi tanda � tanda vital tiap 4 jam sekali, berikan kompres hangat,

kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi.

Kebanyakan demam pada anak-anak disebabkan oleh virus, berakhir

dengan singkat dan efeknya terbatas. Namun, anak-anak masih memiliki

mekanisme kontrol suhu yang imatur dan dapat naik dengan cepat pada anak-

anak di bawah lima tahun. Beberapa penelitian meyakini bahwa jumlah

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

23

kenaikan lebih penting daripada suhu sebenarnya dalam mencentuskan kejang

(Potter dan Perry, 2005). Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh

yang penting. Peningkatan ringan suhu mencapai 390C meningkatkan sistem

imun tubuh. Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi. Suhu

yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah,

menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena

virus menstimulasi interveron, substansi ini yang bersifat melawan virus. Pola

demam juga berbeda-beda tergantung pada pirogen, pola � pola dalam demam

sebagai berikut:

1. Terus- menerus yaitu tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 10C

sampai 20C.

2. Intermiten yaitu demam memuncak secara berseling dengan suhu normal.

Suhu kembali normal paling sedikit sekali dalam 24 jam.

3. Remiten yaitu demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu

normal.

4. Relaps yaitu periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal,

episode demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

(Potter dan Perry, 2005).

Manifestasi klinis yang ada pada teori antara lain demam, temperatur

suhu 38,90C sampai 40

0C, menggigil, berkeringat, gelisah atau letarghi, tidak

ada nafsu makan, nadi dan pernafasan cepat, dan petechiae. Sedangkan pada

praktiknya An. A tidak mengalami penurunan nafsu makan serta tidak ada

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

24

ptechiae berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek klinik, penulis

juga belum mengetahui penyebabnya.

Penatalaksanaan dalam teori disebutkan pemeriksaan fisik,

laboratorium; pemeriksaan darah rutin kultur urine dan kultur darah, lumbal

fungsi. Sedangkan pada prakteknya An. A hanya dilakukan pemeriksaan

laboratorium uji widal dan uji feses berarti terdapat kesenjangan antara teori

dan praktiknya karena saat penulis melakukan pengkajian An. A masih dalam

proses observasi febris selama satu minggu serta pemeriksaan itu dilakukan

karena untuk mengetahui An. A apakah terkena typoid atau tidak serta untuk

mengetahui apakah An. A mengalami diare atau tidak karena saat itu An. A

buang air besar 4 kali sehari dengan konsistensi cair dan sedikit lendir.

Menurut Rachman, Arkhaesi, Hardian (2011) Tes serologi Widal tidak

memiliki nilai akurasi yang tinggi untuk mendiagnosa demam tipoid. Uji widal

dapat digantikan dengan uji kultur darah karena memiliki nilai akurasi yang

lebih tinggi.

B. Simpulan dan saran

1. Simpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, Analisa Data, Prioritas

Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi tentang Asuhan

Keperawatan gangguan pemenuhan keamanan atau perlindungan;

termoregulasi khususnya hipertermi pada An. A dengan Observasi Febris

di bangsal Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo secara

metode studi kasus.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

25

Hasil pengkajian yang didapatkan antara lain data subyektif ibu

klien mengatakan panas An. A naik turun selama satu minggu, Panas

meningkat jika malam hari, panas mencapai 37,80C, ibu klien juga

mengatakan An. A sempat menggigil sebelum dibawa ke rumah sakit.

Data obyektif An.A juga terlihar rewel atau gelisah, An. A juga terlihat

lemah, suhu mencapai 37,80C, kulit An. A juga teraba hangat.

Diagnosa Keperawatan yang muncul dari data hasil pengkajian

adalah hipertermi berhubungan proses penyakit sedangkan untuk masalah

Keperwatannya penulis mendapatkan pemenuhan kebutuhan keamanan

atau perlindungan ; termoregulasi khususnya hipertermi.

Intervensi yang direncanakan antara lain Observasi dengan pantau

suhu pasien setiap 4 jam sekali, Nursing menganjurkan untuk minum

banyak, memberikan kompres hangat pada dahi dan pada lipatan � lipatan

tubuh (aksila), Education memberikan penjelasan kepada keluarga tentang

adanya peningkatan suhu, menganjurkan kepada keluarga untuk

memberikan pakaian tipis dan menyerap keringat, Kolaborasi dengan

dokter mengenai pemberian terapi antiotik dan antipiretik. Implementasi

yang dilakukan oleh penulis antara lain memberikan penjelasan kepada

keluarga tentang peningkatan suhu ; termoregulasi, menganjurkan kepada

keluarga untuk memberikan pakaian tipis dan menyerap keringat,

mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali, kepada keluarga untuk

memberikan minum banyak, memberikan kompres hangat,

mengkolaborasikan dengan dokter tentang pemberian terapi.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

26

Implementasi yang dilakukan oleh penulis antara lain

Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang peningkatan suhu ;

termoregulasi, Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan

pakaian tipis dan menyerap keringat, Mengobservasi tanda-tanda vital

tiap 4 jam sekali, kepada keluarga untuk memberikan minum banyak,

Memberikan kompres hangat, Mengkolaborasikan dengan dokter tentang

pemberian terapi.

Evaluasi hari terakhir yang dilakukan dengan proses SOAP, S

(Subyektif), O (obyektif), A (assesment), P (Planing). Subyektif ibu klien

mengatakan panas An. A masih naik turun, Obyektif An. A tampak rewel,

kulit teraba hangat, suhu tubuh 38,40C, Assesment masalah belum teratasi,

Planning intervensi di lanjutkan antara lain observasi tanda-tanda vital

tiap 4 jam sekali, berikan kompres hangat, kolaborsi dengan dokter

tentang pemberian terapi antibiotik dan antipiretik.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang

diharapkan bermafaat antara lain:

a. Bagi rumah sakit

Diaharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien

seoptimal mungkin dan meningkatakan mutu pelayanan rumah sakit.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan

prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

27

mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui

praktek klinik dan pembuatan laporan.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan

waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan

keperawatan pada klien secara optimal.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa:

Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncoro, I Made Karyasa. Jakarta:

EGC. Hal 337.

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Jakarta: EGC.

Doenges, ME., Moorhouse dan M.F., Geisster A. (2000). Rencana Asuhan

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Herdman, Heather. (2011). Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi

dan Klasifikasi. Alih Bahasa: Sumarwati Made, Widiarti Dwi, Tiar Estu,

Translate: Ester Monica. Jakarta: EGC. Hal : 400.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2009). Informasi Spesialite Obat (ISO)

Indonesia. Jakarta: PT. ISFI.

Jefferson, Thomas. (2010). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta.

Nuraeni, Dini. (2009). Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan.

http://en.wikipedia.org/wikiisafety. diakses pada tanggal 10 April 2012.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses

dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.

Purwanti, Sri, Ambarwati Nur W. (2008). Pengaruh Kompres Hangat terhadap

Perubahan Suhu Tubuh pada Pasien Anak Hipertermi di Ruang Rawat

Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. UMS Surakarta.

http://journalanak.org/pdf. Di akses pada tanggal 10 April 2012.

Purwoko, Jauhari Ismail, Soetaryo. (2003). Demam pada Anak: Perabaan Kulit,

Pemahaman dan Tindakan Ibu. Volume 35 No. 2. Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada/RS Dr. Sardjito. Yogyakarta. Diakses pada

tanggl 16 April 2012.

Rahman, Arkhaesi, Hardian. (2011). Uji Diagnostik Tes Serologi Widal

Dibandingkan Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Untuk Diagnosis

Demam Tifoid Pada Anak Di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

http://edprint.undip.ac.id_pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2012.

Rudolf, Pediatric. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph. Alih Bahasa: Wahab

Samik, Translate: Nojo Moeljono, Pendit Bahmn U, Prasetyo Awal,

Sugiyarto. Edisi 20. Volume I. Jakarta: EGC.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

Sarasvati, Yuliani. (2010). Menjadi Dokter bagi Anak Anda. Kalibayem.

Yogyakarta. Bahtera Buku. Hal : 70.

Suriadi, Yuliani. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan

pada Anak. Edisi 2. Jakarta. Sagung Seto. Hal : 63 � 64.

Thomson H.J. (2005). Fever: A Concept Analysis Journal of Advanced Nursing.

http://journalanak.org/pdf. Diakses tanggal 12 April 2012.

Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC. Hal : 220 � 221.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

LAMPIRAN

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 47: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 48: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 49: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas
Page 50: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hariratnaa... · Febris atau demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hari Ratna Aroem

Tempat, Tanggal Lahir : Martapura, 17 Agustus 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Taraman Rt 13/04, Sidoharjo, Sragen

Riwayat pendidikan :

1. TK : TK Pertiwi 1 Taraman Lulus 1997

2. SD : SDN 1 Taraman Lulus 2003

3. SMP : SMP N2 Sidoharjo Lulus 2006

4. SMA : SMA N2 Sragen Lulus 2009

Riwayat Pekerjaan : Tidak Ada

Riwayat Organisasi : Tidak Ada