farm.klin. di rs
DESCRIPTION
farmasi klinik di RSTRANSCRIPT
04/18/23 1
FARMASI KLINIK DI RUMAH SAKIT
04/18/23 2
Memperluas, meratakan dan mening-katkan mutu upaya kesehatan
Dengan jalan :
Mencukupi persediaan obat dan alkes yang bermutu
Penyebaran merata
Memperluas cakupan pelayanan
Harga terjangkau
04/18/23 3
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit ialah :Bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
04/18/23 4
• Dekade Tradisional
• Dekade Transisi (1960)
• Dekade Masa kini (Farmasi Klinik) 1990
• Dekade masa Depan (Pharmaceutical Care)
04/18/23 5
DEKADE TRADISIONAL
• Drug Oriented
04/18/23 6
PERIODE TRANSISI
• Perkembangan Iptekdok
• Perkembangan Iptek Farmasi
• Produksi Obat Baru
• Penggunaan Obat Tidak Rasional
• Masalah Penggunaan Obat
04/18/23 7
Penggunaan Obat Tidak Terkendali
Timbul :• ESO meningkat• Interkasi, Toksik
• Resisten
• Efek Tidak Tercapai Penyakit bertambah
• LOS meningkat
• Biaya Pengobatan Meningkat
• Mutu Pelayanan Turun
04/18/23 8
Hasil Penelitian :
• 20% dari pasien yang dirawat di RS karena kecelakaan obat (ESO, toksik, keracunan dll)
• 45 % - 65 % penggunaan obat tidak sesuai dengan anjuran
04/18/23 9
• Pelayanan Dilakukan Secara Terpisah
• Masalah Merancang Sistem Yankes
• Harus Ada Satu Disimplin Ilmu Yang Bertanggung Jawab
• Pelayanan Terpadu
• Farmasi Klinik • Masalah Penggunaan Obat
04/18/23 10
Proses Pelayanan : Penilaian (Assessment) Pengembangan Perencanaan Pelayanan
• DRP
• Pencapaian tujuan Terapi
• Mencegah masalah terapi obat yang potensial yang mungkin timbul
Evaluasi
04/18/23 11
04/18/23 12
• Managemen Obat Sebagai Produk
• Aplikasi keilmuan kefarmasian yang berhubungan dengan klinik
• Managemen Organisasi Farmasi RS sebagai sub-sistem Pelayanan Rumah Sakit
04/18/23 13
A. Fungsi Managemen
B. Fungsi Farmasi Klinik
• Bersifat Tekhnis
• Bersifat Non-Tekhnis
04/18/23 14
Perencanaan Pengadaan Penerimaan Penyimpanan dan Pengendalian
Stok Produksi sediaan farmasi dan
pengemasan ulang Pemantauan terapi obat Pencatatan Pelaporan Evaluasi
04/18/23 15
FUNGSI FARMASI KLINIK
BERSIFAT TEKHNIS BERSIFAT KLINIK
04/18/23 16
BERSIFAT TEKHNIS : Pelayanan obat pasien rawat jalan dan rawat
inap Pelayanan perbekalan farmasi penunjang Total Nutrisi Parenteral (TPN) Penanganan obat Sitostatika Turut serta dalam pelaksanakan pendidikan
dan pelatihan di lingkungan Rumah Sakit
04/18/23 17
BERSIFAT KLINIK :
Informasi Obat Konsultasi obat dan edukasi tentang obat untuk pasien Konsultasi terapi obat dengan tenaga kesehatan Menilai sejarah pengobatan pasien Drug Related Problem (DRP) Pemantauan terapi dan penggunaan obat Pamantauan obat penggunaan obat yang rasional Monitoring efek samping obat Pengkajian penggunaan & Penelitian tentang obat
04/18/23 18
TERDIRI DARI : PELAYANAN DALAM PROSES PELAYANAN
OBAT
PELAYANAN FARMASI KLINIK YANG MERUPAKAN PROGRAM RS
PELAYANAN FARMASI KLINIK FORMAL DAN TERSTRUKTUR
PELAYANAN FARMASI KLINIK SUB- SPESIALISTIK
04/18/23 19
Memantau dan memeriksa resep
Mencermati dan penyimpanan obat
Wawancara sejarah obat pasien
Konsultasi, informasi dan komunikasi
Memeriksa ketepatan Penggunaan Obat
Menilai kesesuaian bentuk sediaan obat
Pemantauan Penggunaan Obat
DRP
04/18/23 20
Ikut serta pada PFT
Pencegahan pemantauan kesalahan obat
MESO
E P O
Dik-lat
Analisis Biaya
04/18/23 21
Pelayanan Informasi Obat Yan obat pasien dan penunjang TPN Penanganan obat sitostatik Penelitian Membantu memformulasikan kebijakan
04/18/23 22
Pasien Kritis Pelayanan IGD Pelayanan onkologi Pelayanan transplantasi organ Bedah / anestesi Dll.
04/18/23 23
Farmasi Klinik ialah :Ilmu kefarmasian yang bertanggung jawab terhadap :
Terjaminnya penggunaan obat yang aman dan tepat, melalui pengetahuan dan keterampilan serta fungsi-fungsi khusus dalam pelayanan farmasi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan khusus
04/18/23 24
• Memaksimalkan efek obat (4T,1W)
• Meminimalkan resiko
• Efisiensi biaya
• Keterlibatkan pasien dalam regimen terapi
04/18/23 25
SK MENKES NO. 436/Menkes/SK/VI/1993 :1. Informasi Obat2. Konsultasi obat dan edukasi tentang obat untuk pasien3. Konsultasi terapi obat dengan tenaga kesehatan4. Menilai sejarah pengobatan pasien5. Pemantauan terapi obat6. Pamantauan penggunaan obat7. Monitoring efek samping obat8. Turut serta dalam pelaksanakan pendidikan dan pelatihan di
lingkungan Rumah Sakit9. Pelayanan total nutrisi parenteral10. Penelitian tentang obat
04/18/23 26
SK MEN.KES NO.436/Menkes/SK / VI / 1993 :
1. Informasi Obat
2. Konsultasi obat dan edukasi tentang obat untuk pasien
3. Pencampuran obat suntik secara aseptis
4. Analisis efektifitas biaya
5. Monitoring efek samping obat
04/18/23 27
SK MENKES NO. : 436/Menkes/SK/VI /1993 :
6. Penentuan kadar obat dalam darah7. Pamantauan penggunaan obat8. Penaganan obat Sitostatika 9. Pelayanan Total Nutrisi Parenteral10. Pengkajian penggunaan obat
04/18/23 28
SK MENKES NO. :1197/Menkes/SK/X/ 2004
1. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien 2. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan penggunaan obat dan alkes (DRP)3. Mencegah dan mengatasi masalah yang
berkaitan dengan penggunaan obat dan alkes (DRP)
04/18/23 29
4. Pamantauan penggunaan obat dan alkes (efektifitas dan keamanan)
5. Memberikan Informasi Obat kepada pasien/keluarga
6. Memberikan Konseling kepada pasien/ keluarga
7. Pencampuran obat suntik
04/18/23 30
8. Penentuan kadar obat dalam darah9. Penaganan obat Sitostatika 10. Pelayanan Total Nutrisi Parenteral11. Melakukan pencatatan setiap
kegiatan12. Melaporkan setiap kegiatan
04/18/23 31
Sebelum Peresepan Selama Peresepan Setelah Peresepan
04/18/23 32
1. Berorientasi kepada pasien
2. Terlibat langsung di ruang perawatan (bangsal)
3. Bersifat positif dengan melakukan intervensi setelah pengobatan dimulai dan memberikan informasi jika diperlukan
04/18/23 33
4. Bersifat aktif, memberikan masukan kepada dokter sebelum pengobatan dimulai atau mener-bitkan bulletin informasi obat atau pengobatan
5. Bertangung jawab terhadap setiap saran atau tindakan yang dilakukan
6. Menjadi mitra dan pendamping Dokter pada pelayanan kesehatan
04/18/23 34
1. Memantau dan memeriksa resep
2. Mencermati penyiapan dan penyimpanan obat
3. Memeriksa ketepatan penggunaan obat
4. Menilai kesesuain bentuk sediaan obat yang digunakan
5. Memberikan informasi obat
04/18/23 35
6. Membuat penilaian terapi
7. Monitoring efek samping obat
8. Mengidentifikasi pasien dan faktor resiko pengobatan
9. Membantu memformulasi dan menetapkan serta menerap-kan kebijakan
04/18/23 36
KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
1. Mengaplikasikan pengetahuan terapeutik
2. Mengkorelasikan keadaan penyakit dengan pemilihan obat
3. Menggunakan catatan kasus pasien
4. Menginterpretasikan data pemeriksaan laboratorium
04/18/23 37
5. Menerapkan pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis (DRP)
6. Mengidentifikasi kontra indikasi7. Mengenal reaksi ESO/ADR yang mungkin
terjadi
8. Membuat keputusan tentang formulasi dan stabilitas obat
04/18/23 38
9. Mengkaji literatur medis dan obat
10. Menulis laporan medis
11. Merekomendasi pengaturan dosis obat 12. Mengkomunikasikan secara efektis
informasi baik lisan maupun tertulis kepada pasien dan profesi kesehatan lainnya
04/18/23 39
13. Menanggapi pertanyaan secara lisan /tertulis 14. Membuat instruksi dengan jelas
15. Membuat rekomendasi kasus
16. Memberi pendapat/saran kepada tenaga kesehatan profesional dan pasien/ keluarganya
17. Menyajikan laporan kasus
04/18/23 40
PELAYANAN FARMASI DI RS SAAT INI
• Karakteristik fungsi dan pelayanan farmasi rumah sakit masih seperti apotek biasa, masih sebatas dispensing dan delivery
• Pelayanan kesehatan di RS belum melibatkan Apoteker
04/18/23 41
Sambungan :
• SDM belum dimanfaatkan secara optimal
• Fungsi Farmasi Klinik belum optimal• PFT belum berfungsi optimal• Standar Terapi dan Formularium
Rumah Sakit belum dilaksanakan secara konsekuen
04/18/23 42
PELAYANAN FARMASI KLINIK BUKAN “MODE” TAPI KEBUTUHAN, karena :
1. Dana RS terbatas
2. Iptekdok dan Iptek Farmasi berkembang dengan pesat
04/18/23 43
3. Apoteker overtrained dan under-utilised. Di RS hanya terpaku pada logistik, pengadaan dan distribusi saja
4. Globalisasi, pendirian Rumah Sakit dan penempatan tenaga asing tidak dapat dibendung
5. Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan lebih spesifik semakin tinggi
04/18/23 44
1. Sebagian besar Apoteker masih memahami Farmasi sebagai produk obat dari pada pelayanan kesehatan
2. Pengetahuan tentang Farmasi Klinik belum diminati
3. Kurangnya pengetahuan tekhnis :• Pengetahuan dan keterapilan dalam bidang
Farmasi Klinik kurang memadai• Pengetahuan yang dimiliki harus up to date
04/18/23 45
4. Kurangnya kemampuan komunikasi : Dengan Dokter khususnya terminologi,
medis/laboratorium Sebagian besar Apoteker belum dilatih
5. Kurangnya motivasi dan keinginan untuk berubah
6. Kurang percaya diri
7. Jumlah SDM di IFRS belum memadai
8. Kurangnya Sarana untuk menunjang pelayanan Farmasi
04/18/23 46
9. Tekanan kelompok kerja/ketidaknyamanan kerja : Apoteker yang lebih senior cenderung sulit
berubah Persepsi pribadi bahwa dia “sekedar
pekerja” bukan profesional Umumnya Apoteker RS masih sulit
merubah paradigma lama Penolakan program Farmasi Klinik adalah
dari internal Farmasi RS sendiri
04/18/23 47
10. Masih banyak Dokter, Perawat dan petugas kesehatan di Rumah Sakit yang belum mengetahui peran Farmasi Klinik
11. Belum tersosialisasi secara menyeluruh di Rumah Sakit tentang Farmasi Klinik
12. Belum ada kebijakan tertulis tentang Pelayanan Farmasi Klinik di R.S.
13. Apoteker Farmasi Klinik di Rumah Sakit masih kurang
04/18/23 48
14. Pandangan sebagian Direktur RS masih memandang IFRS sebagai sumber pendapatan, bukan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di RS, sehingga perhatian kepada IFRS masih rendah
15. Tanggung jawab masih dibebankan kepada Dokter dan Asistem Apoteker
16. Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia belum menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
04/18/23 49
1. Meningkat kemampuan dan memberda-yakan IFRS
2. Memperkenalkan pelayanan Farmasi Klinik kepada petugas di RS
04/18/23 50
3. Mendorong dan mendukung IFRS dalam kegiatan Farmasi Klinik
4. Menjalin hubungan kerja antar profesi dengan baik
5. Memulai kegiatan dengan kegiatan sederhana
6. Menentukan tujuan-tujuan yang jelas
04/18/23 51
7. Menetapkan Standar Pelayanan Farmasi Klinik
8. Merobah paradigma kepada pelayanan Farmasi di RS dari orientasi kepada obat ke orientasi kepada pasien, maka Apoteker harus dapat menampilkan kinerja profesinya sesuai dengan perkembangan
04/18/23 52
9. Apoteker harus mampu menampil-kan peran dan fungsinya secara profesional
10. Apoteker secara individu harus aktif mengembangkan diri dan mening-katkan pengetahuan baik secara formal maupun informal
04/18/23 53
11. Perguruan Tinggi Farmasi harus dapat menyesuaikan kurukulum yang dapat menjamin kualitas lulusannya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh institusi yang memamfaatkan tenaga Apoteker yang profesional.
04/18/23 54
Perkembangan Iptekdok sangat pesat dan pelayanan yang semakin spesialistik, diikuti oleh banyaknya produksi obat baru oleh industri farmasi.
Jumlah obat yang beredar tidak terkendali menyebabkan penggunaan obat tidak rasional
04/18/23 55
Penggunaan obat yang tidak rasional akan menimbulkan masalah pada penggunaan obat yaitu efek toksik, interaksi obat, ESO meningkat.
Untuk mencegah hal tersebut sudah saatnya pelayanan Farmasi Klinik dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pelayanan di RS
04/18/23 56