1. Obat harus memiliki kesetimbangan hidrofil dan lipofil karena sifat lipofil obat merupakan salah satu sifat fisik yang mempengaruhi absorpsi obat ke membran biologis yang memiliki struktur phospolipid bilayer. Makin tinggi kelarutan dalam lemak maka makin tinggi pula derajat absorpsi kemembran biologis secara difusi pasif mencapai organ sasaran dan menimbulkan efek farmakologis. Sifat hidrofil obat berpengaruh terhadap proses absorpsi kembali ditubulus ginjal karena sangat sedikit molekul lipofil yang diekskresikan melalui urin. Jika obat tidak memiliki sifat hidrofil maka obat tersebut akan tetap berada pada peredaran darah atau jaringan yang akan menyebabkan efek biologis tidak terbatas. Maka dari itu obat mengalami metabolisme diubah menjadi senyawa yang bersifat lebih polar (hidrofil) untuk dikeluarkan melalui urin dimana metabolit hidrofil ini secara farmakologis tidak aktif dan relatif tidak toksik.2. Obat dengan nilai pKa 3 atau bersifat asam lemah akan lebih mudah diserap di pH asam atau pad lambung dengan persentase absorpsi 61% karena asam lemah pada lambung yang bersifat asam akan terdapat dalam bentuk tidak terionisasi ,mudah larut dalam lemak sehingga dengan mudah menembus membran lambung sedangkan pada usus persentase absorpsinya akan berkurang obat (asam lemah) pada usus ( basa) dalam keadaan terionisasi,sukar larut dalam lemak sehingga sukar untuk menembus membran usus. Nilai P= 100 menunjukkan persentase penyerapan yang tinggi.karena semakin besar nilai P maka semakinbesar pula persentase penyerapan obat. Dimana nilai P ini menunjukkan hubungan antara kelarutan senyawa dalam lemak yang dinyatakan dalam koefiesien partisi kloroform/ air dan derajat absorpsi melalui membran biologis (usus).3. Rrr4. Metabolisme adalah5. Lll6. Enzim sitokrom P-450 adalah suatu hemeprotein. Dinamakan sitokrom P-450 karena bentuk terdeuksi enzim, yaitu (Fe++). RH dapat membentuk kompleks dengan karbondioksida yang bila abrosbansinya diamati dengan sprektofotometer mempunyai panjang gelombang maksimum 450nm.