diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk ... file8 diberikan kepada individu atau...
TRANSCRIPT
8
diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk membantu
individu tersebut menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
sehingga ia dapat berkembang dan menjadi pribadi yang mandiri.
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai
hasil adanya pengalaman. Berikut pengertian dari beberapa ahli
tentang belajar :
Menurut Slameto (2010 : 2) “belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Syah (2010 : 68) “belajar ialah sebagai tahapan
perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungn yang melibatkan proses
kognitif”.
Djamarah (2011 : 12) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam intraksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
balajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif,
psikomotor.
9
3. Layanan Bimbingan Belajar
a. Pengertian Bimbingan Belajar
bimbingan belajar merupakan bentuk layanan yang diberikan
kepada peserta didik yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah-
masalah belajar pada peserta didik. Adapun pengertian bimbingan
belajar menurut Prayitno (2009 : 279) adalah :
Merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami peserta didik dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai. Menurut Sya’ban (Hamalik, 2013) menyebutkan bahwa: bimbingan belajar adalah bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa.
Sya’ban (Tim Jurusan Psikologi Pendidikan, 2013)
menyebutkan bahwa : “Bimbingan belajar adalah proses pemberian
bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan masalah belajar”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah
belajar yang dihadapi peserta didik, sehingga tercapai tujuan belajar
yang diinginkan.
10
b. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar menurut Hamalik (2002:195) merupakan
suatu proses yang bertujuan sebagai berikut:
1) Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya.
2) Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri.
3) Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.
Menurut Sya’ban (Ahmadi & Supriyono, 2013) menyebutkan bahwa tujuan pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah:
membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal.Diperjelas oleh Ahmadi dan Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki tujuan diantaranya adalah: 1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi
siswa 2) Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan
fungsi menggunakan buku pelajaran 3) Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yang
memanfaatkan perpustakaan 4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam
ulangan dan ujian 5) Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,
kecerdasan, cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatan yang dimiliki
6) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu
7) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar
8) Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier di masa depan.
Menurut Sya’ban (Yusuf & Nurihsan, 2013) menyebutkan
bahwa tujuan bimbingan belajar sendiri adalah:
11
1) Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan perhatian terhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang dipogramkan
2) Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar 3) Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif,
seperti keterampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian
4) Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, contohnya membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas sekolah, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas
5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
Tujuan bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan
kepada peserta didik dalam penyesuaian situasi belajar, baik tentang
cara-cara belajar yang baik maupun cara-cara mengahadapi kesulitan
belajar, mengembangkan semua potensi-potensi, bakat, dan
kemampuan yang ada padanya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan belajar secara umum yaitu membantu peserta didik agar
mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga
setiap peserta didik dapat belajar dengan efisien sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang
optimal.
12
c. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi bimbingan belajar bagi siswa menurut Hamalik (2002 :
195) antara lain:
1) Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya sendiri agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2) Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan membantu siswa dalam menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilih agar tercapai hasil yang diharapkan.
3) Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat menentukan pilihan yang tepat.
Menurut Sya’ban (Syaodih, 2013) menyebutkan bahwa
bimbingan mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1) Fungsi pemahaman individu, yaitu membantu para siswa di dalam pemahaman individu, baik individu dirinya ataupun orang lain.
2) Fungsi pencegahan dan pengembangan, yaitu mencegah siswa berkembang ke arah negatif-destruktif dan mendorong siswa untuk berkembang ke arah yang positif-konstruktif.
3) Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, yaitu membantu siswa dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan di sekitarnya.
Sementara fungsi bimbingan menurut Sya’ban (Yusuf &
Nurihsan, 2013) menyebutkan bahwa :
1) Pemahaman, yaitu membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya.
2) Preventif, yaitu membantu siswa untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang terjadi dan berupaya mencegahnya, supaya masalah tidak dialami oleh siswa.
13
3) Pengembangan, yaitu berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.
4) Perbaikan, yaitu berupaya memberikan bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah yaitu dalam segala aspek.
5) Penyaluran, yaitu membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
6) Adaptasi, yaitu membantu pelaksana pendidikan untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.
7) Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Fungsi bimbingan belajar yang diberikan kepada peserta didik
adalah untuk membantu peserta didik tersebut dalam hal memahami
dirinya sendiri, mencegah peserta didik berkembang ke arah negatif,
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai fungsi
bimbingan belajar dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar
berfungsi untuk membantu siswa dalam pemahaman diri sesuai
dengan kecakapan bakat dan minat, bimbingan belajar bermanfaat
untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana menentukan cara
yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan pendidikan agar sesuai
dengan apa yang diharapkan, serta membantu individu untuk
menentukan pilihan yang tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai
dengan kemampuan siswa setelah menyelesaikan bidang pendidikan
yang telah dijalani.
14
d. Karakteristik/Bentuk Bimbingan Belajar
Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa
adalah layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar
yang dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang
dihadapi oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan
program layanan bimbingan belajar kepada siswa.
Menurut Sya’ban (Tohirin, 2013) menyebutkan bahwa beberapa
bentuk layanan bimbingan belajar yang dapat diberikan kepada siswa
adalah sebagai berikut:
1) Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan sekolah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah.
2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.
3) Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup layanan informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
4) Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program studi atau jurusan tertentu, dan sebagainya.
5) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya.
6) Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisian.
15
Pendapat di atas mengandung artian bahwa bentuk layanan
bimbingan belajar yang akan diberikan kepada siswa adalah dalam
bentuk pengenalan tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara
belajar yang baik sehingga dapat memilih jurusan yang sesuai dengan
bakat, minat dan kempuannya, sehingga siswa dapat mengatasi
permasalahan belajarnya.
Menurut Sya’ban (Winkel, 2013) menyebutkan bahwa bentuk
layanan bimbingan belajar dapat dilakukan dengan program
bimbingan belajar yang terencana dan terorganisir dengan baik,
meliputi:
1) Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai tujuan sekolah, isi kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara-cara belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini diusahakan dalam orientasi belajar siswa.
2) Memberikan informasi kepada siswa dan tuntunan dalam hal belajar di rumah dan membentuk kelompok-kelompok belajar.
3) Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan untuk melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus dipenuhi supaya berhasil.
4) Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar masing-masing siswa, agar siswa dapat ditolong untuk mengenal dirinya sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini, program bimbingan belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.
5) Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan kesukarankesukaran dalam belajar, untuk membicarakan pilihan sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan yang disebabkan karena salah memilih jurusan.
Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa
adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam hal
belajar mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan bakat dan
16
kemampuan diri dalam hal belajar sampai kepada kesulitan belajar
yang akan dihadapinya nanti.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat kita
simpulkan bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar bagi siswa
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan orientasi kepada siswa baru yang berisi informasi
mengenai tujuan sekolah, kurikulum, penyesuaian diri, cara belajar,
dan struktur organisasi sekolah.
2) Memberikan informasi tentang cara belajar yang tepat bagi siswa
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun secara mandiri di
rumah, baik berkelompok maupun individu.
3) Memberikan informasi tentang jurusan maupun program studi yang
sesuai bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya pada tingkat
yang lebih tinggi.
4) Melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan siswa
agar bimbingan belajar dapat terlaksana dengan baik. Seperti bakat,
minat, cita-cita, hasil belajar masing-masing siswa dan lain
sebagainya.
5) Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, membentuk
kelompok belajar, dan mengatur kegiatan kelompok dengan cara
melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan
kesulitan belajarnya agar dapat ditemukan penyebab dan
bagaimana cara mengatasinya.
17
e. Langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan belajar
Berikut ini langkah-langkah umum dalam melaksanakan suatu
bimbingan menurut Sya’ban (Syaodih & Kartadinata, 2013)
menyebutkan bahwa:
1) Mengidentifikasi kebutuhan, tantangan, dan masalah peserta didik yaitu tahap yang ditujukan untuk mengidentifikasi macam-macam kebutuhan, tantangan, dan masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh peserta didik serta langkah-langkah identifikasinya. Kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik adalah kebutuhan fisik, sosial, afektif, maupun intelektual. Sedangkan tantangan-tantangan pada peserta didik contohnya adalah penyelesaian dan lanjutan studi, persiapan karir, peran sosial, dan pembinaan diri. Identifikasi kebutuhan dan tantangan dapat dilakukan melalui pengedaran daftar kebutuhan atau tantangan yang disusun dalam daftar checklist. Sedangkan identifikasi masalah dapat dilakukan melalui pengamatan, catatan anekdot, pengedaran angket, checklist, dan studi dokumenter
2) Menganalisis kebutuhan, tantangan masalah, dan latar belakang masalah langkah ini merupakan kegiatan untuk mengungkap intensitas kedalaman dan keleluasaan kebutuhan, tantangan yang dirasakan oleh peserta didik secara individual maupun kelompok. Pengumpulan data selain melihat data yang sudah diperoleh melalui checklist juga perlu dilakukan pengumpulan data yang lebih mendalam. Dilakukan dengan cara wawancara mendalam, pengedaran angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang juga lebih mendalam, pengamatan dan studi dokumenter. Analisis kedalaman masalah atau kesulitan yang dihadapi peserta didik sama dengan analisis kebutuhan dan tantangan. Analisis kedalaman masalah tersebut yaitu berupa pengungkapan banyaknya butir masalah yang dihadapi peserta didik secara horisontal dan vertikal. Dari berbagai kegiatan pengumpulan data, identifikasi, analisis kedalaman-keluasan kebutuhan, tantangan dan masalah serta interpretasi tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan-kesimpulan kebutuhan tantangan dan masalahpun dirumuskan dalam bentuk alternatif kebutuhan, masalah bukan hanya dalam satu rumusan kebutuhan masalah. Pembuatan alternatif perkiraan kebutuhan masalah, bukan hanya menggambarkan adanya macam-macam kemungkinan kebutuhan, tantangan dan masalah yang dihadapi peserta didik, tetapi juga tingkat
18
kedalaman dan kekuasaan dari kebutuhan kesulitan tersebut berbeda-beda.
3) Pemberian layanan bimbingan setelah diketahui berbagai kebutuhan dan tantangan serta kesulitan yang dihadapi peserta didik dengan berbagai alternatif faktor-faktor yang melatarbelakangi atau penyebabnya, langkah-langkah selanjutnya adalah memilih alternatif layanan bimbingan yang dapat diberikan. Untuk setiap kebutuhan tantangan atau masalah yang dihadapi dapat dirumuskan tidak hanya satu jenis layanan, tetapi dapat beberapa sesuai dengan jenis dan sifat kebutuhan dan masalah yang dihadapi. Setelah dibuat alternatif, langkah selanjutnya adalah memberikan layanan bimbingan. Layanan yang diberikan dapat bermacam-macam seperti layanan klasikal, informasi, bimbingan kelompok dan konseling. Untuk mengetahui keberhasilan pemberian layanan bimbingan diadakan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian layanan, pada akhir pemberian layanan dan beberapa waktu berselang setelah pemberian layanan bimbingan. Hasil dari evaluasi dapat digunakan untuk pemberian layanan bantuan berikutnya, penyusunan, dan penyempurnaan program bimbingan, penyiapan materi dan media bimbingan, pengisian buku catatan pribadi dan bila perlu untuk bahan penyusunan laporan.
Sedangkan langkah-langkah dalam melaksanakan bimbingan
belajar menurut Hamalik (2002: 199) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan penjajakan berbagai masalah atau kesulitan belajar yang sedang dihadapi oleh para siswa, baik sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
2) Melakukan studi tentang berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar yang dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa faktor yang diduga paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar tersebut.
3) Menetapkan cara-cara atau metode yang akan digunakan untuk melakukan bimbingan belajar kepada para siswa.
4) Melakukan bimbingan belajar dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, dan sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Siswa sendiri yang memecahakan masalah atau kesulitan belajar yang sedang dialaminya.
6) Memisahkan siswa yang telah dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas semula.
19
7) Melakukan penelitian dengan teknik tertentu untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan bimbingan yang telah dilaksanakan dan bagaimana tindak lanjutnya.
Berdasarkan paparan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah dalam pelaksanaan bimbingan belajar
diantaranya adalah identifikasi kebutuhan, tantangan dan masalah
yang dihadapi siswa, melakukan analisis latar belakang atau faktor
penyebab kebutuhan, tantangan dan masalah siswa, merencanakan dan
menetapkan metode yang akan diberikan kepada siswa, kemudian
memberikan layanan bimbingan kepada siswa dengan metode-metode
yang telah ditetapkan, selanjutnya mengevaluasi hasil pelaksanaan
bimbingan.
f. Indikator Bimbingan Belajar
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan bimbingan belajar
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam
menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi peserta didik,
sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan. adapun yang
menjadi indikator bimbingan belajar adalah bentuk-bentuk upaya yang
dilakukan dalam membantu peserta didik yang mengalami masalah
belajar. Adapun upaya kegiatan bantuan tersebut Prayitno & Amti
(2009 : 284) diantaranya sebagai berikut :
1) Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada seorang atau sekelompok peserta didik yang
20
menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam
hal ini bentuk kesalahan yang paling pokok berupa kesalahan
pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar, apabila
kesalah-kesalahan itu diperbaiki, maka peserta didik mempunyai
kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang
diberikan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang
sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas
tambahan yang terencana untuk menambah memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam
kegiatan belajar sebelumnya. Peserta didik seperti ini sering
muncul dalam kegiatan pelajaran dengan menggunakan sistem
pengajaran yang terencana secara baik. Misalnya, sistem
pengajaran dengan modul, paket belajar, dan pengajaran yang
berprogram lainnya. Peserta didik yang amat cepat belajar hampir
selalu dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dari rekan-rekan
mereka dalam waktu yang ditetapkan.
21
3) Meningkatkan motivasi belajar
Di sekolah sebagian peserta didik mungkin telah memiliki
motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lagi mungkin belum.
Di sisi lain, mungkin juga ada peserta didik yang semula motifnya
amat kuat, tetapi menjadi pudar, tingkah laku seperti kurang
bersemangat, jera malas, dan sebagainya, dapat dijadikan indikator
kurang kuatnya motif (motivasi) dalam belajar.
4) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap peserta didik diharapkan menerapkan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak tertutup kemungkinan
ada peserta didik yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang
tidak diharapkan dan tidak efektif. Apabila peserta didik memiliki
sikap dan kebiasaan seperti ini, maka dikhawatirkankan peserta
didik yang bersangkutan tidak akan mencapai hasil belajar yang
baik, karena hasil belajar yang baik itu diperoleh melalui usaha
atau bahkan perjuangan yang keras.
Sebagian peserta didik memang memerlukan bantuan untuk
mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan
belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan mereka diharapkan
dapat menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar,
dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-
kelemahannya itu.
22
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan sesuatu yang menggerakkan
orang baik secara fisik atau mental untuk belajar. Menurut Ria
(Suprijono, 2014) menyebutkan bahwa Motivasi belajar adalah
proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Menurut Ria (Winkel, 2014) menyebutkan bahwa
mendefinisikan bahwa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta
memberi arah pada kegiatan belajar”.
Dari berbagai pengertian tersebut, dapat diambil pengertian
bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak
dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada
kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki.
23
b. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Djamarah (2011:149) motivasi dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu: “Motivasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik”. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah “motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu”.
Menurut Sardiman (2007: 89) menyatakan bahwa:
“Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.
Sedangkan menurut Lasna (Syah, 2013 : 23) “Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik peserta didik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan peserta didik yang bersangkutan”.
Berdasarkan pendapat ditersebut, dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang berasal dari
dalam diri peserta didik yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar untuk melakukan tindakan
belajar.
24
2) Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman (2007:90) “Motivasi eksrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar”.
Sedangkan menurut Djamarah (2011:151) “Motivasi
Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar”.
Adapun menurut Lasna (Muhibbin Syah, 2013:24), Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu peserta didik yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang mendorong peserta didik untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang eksternal, akan menyebabkan kurangnya bersemangat peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajar baik di sekolah maupun di sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut. Maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berasal dari
luar diri peserta didik yang menjadi aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar.
c. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Menurut Bahri (2011:157) ada tiga fungsi motivasi dalam
belajar diantaranya sebagai berikut :
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat unntuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yaang belum diketahui itu
25
akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak didikpun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Di sini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharunya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejummlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengenal betul isi yang dikandungnya.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Seseorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang ingin dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang ingin dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. Dengan tkun anak didik belajar. Dengan penuh konsentrasi agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui/dimengerti itu capat tercapai. Segala sesuautu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar. Jadi, fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai
pendorong perbuatan untuk belajar, sebagai penggerak
26
perbuatan untuk belajar, dan sebagai pengarah perbuatan untuk
melakukan kegiatan belajar
d. Cara-cara Membangkitkan Motivasi
Menurut Sardiman (2011:92) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar
di sekolah yaitu sebagai berikut :
1) Memberi angka; banyak peserta didik yang belajar untuk mencapai angka terbaik dan untuk itu maka peserta didik berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai angka yang baik, memperoleh angka yang baik merupakan motivasi bagi peserta didik untuk berbuat dan belajar dengan sebaik-baiknya.
2) Hadiah; memberikan hadiah juga merupakan salah satu cara untuk membangkitkan motivasi. Dengan harapan untuk memperoleh hadiah mereka cenderung berbuat kearah percapaian hadiah tersebut. Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya, artinya dengan motivasi untuk memperoleh hadiah ini peserta didik dapat diharapkan meraih hasil belajar yang optimal guna mendapatkan dukungan, beasiswa dan penghargaan prestasi lainnya.
3) Saingan/kompetisi; saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Ego-involvement; menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yanng baik dengan menjaga harga dirinya.
5) Memberi ulangan; para peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu ulangan ini juga dapat merupakan sarana untuk membangki tkan motivasi.
6) Mengetahui hasil; dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa
27
untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta didik untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat.
7) Pujian; apabila ada peserta didik yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar peserta didik serta seekaligus kan membangkitkan harga diri.
Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan beberapa
cara untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan cara
memberikan angka, hadiah, pujian, memberi ulangan, mengetahui
hasil pekerjaan dan ulangan. Disamping bentuk-bentuk motivasi
seperti yang telah diuraikan, tentunya masih banyak cara yang bisa
dimanfaatkan.
Dengan adanya motivasi yang kuat peserta didik akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Hanya yang penting bagi guru-guru bentuk motivasi tersebut dapat
dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar
yang bermakna bagi peserta didik.
28
e. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada
diri orang tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat
tentang ciri-ciri dalam motivasi belajar siswa:
Sardiman (2007: 83) mengemukakan ciri-ciri orang yang
bermotivasi adalah sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah 4) Lebih senang bekerja mandiri 5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6) Dapat mempertahankan pendapatnya 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8) Senang memecahkan masalah soal-soal
Menurut Ria (Supriyadi, 2014) menyebutkan bahwa motivasi
belajar siswa dapat diamati dari beberapa aspek yaitu:
memperhatikan materi, ketekunan dalam belajar, ketertarikan
dalam belajar, keseringan belajar, komitmennya dalam memenuhi
tugas-tugas sekolah, semangat dalam belajar dan kehadiran siswa
di sekolah.
Ciri-ciri motivasi belajar menurut Ria (Uno, 2014)
menyebutkan bahwa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
29
Ciri-ciri motivasi belajar yang ada pada peserta didik adalah
segala bentuk kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk belajar
secara efektif dan efisien.
Dari beberapa ciri-ciri motivasi menurut para ahli di tersebut,
dapat disimpulkan bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan
adanya usaha yang tekun, menunjukan ketertarikan, senang
mengikuti pelajaran, selalu memperhatikan pelajaran, semangat
dalam mengikuti pelajaran, mengajukan pertanyaan, berusaha
mempertahankan pendapat, senang memecahkan masalah soal-soal,
maka pembelajaran akan berhasil dan seseorang yang belajar itu
dapat mencapai prestasi yang baik.
f. Indikator Motivasi Belajar
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi adalah
kecenderungan psikis dari subyek terhadap obyek yang menjadi
sasaran, yaitu motivasi dalam belajar. Menurut Lasna (Syah,
2013:28), motivasi dibedakan menjadi 2 (dua) macam, adapun
yang menjadi indikator motivasi belajar peserta didik, adalah
sebagai berikut :
1) Faktor Intrinsik
a) Perasaan/ Rasa Senang
Perasaan senang berasal dari sebuah kepuasan akan sesuatu
yang sedang dikerjakan itu berhasil
30
b) Ketertarikan/ Rasa Tertarik
Tertarik merupakan rasasuka atau senang setiap individu,
tetapi individu tersebut belum melakukan aktivitas atau
sesuatu hal yang menarik baginya. Jadi tertarik merupakan
sebuah awal dari individu dalam menimbulkan motivasi
dalam belajar.
c) Kemauan
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan
manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang
mengandung usaha aktif dan hubungan dengan pelaksanaan
suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang
menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan
adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus
diartikan dalam suatu hubunngan. Dalam pengertian lain
dicontohkan bahwa kemauan dari segi agama ialah sebuah
niat atau keinginan yang bersumber dari hati untuk
melakukan sesuatu dengan setulus hati tanpa ada paksaan.
d) Perhatian
Perhatian merupakan salah satu subjek kajian dalam
psikologi. Karena sebuah informasi akan diolah terlebih
dahulu harus melalui perhatian. Perhatian adalah pemusatan
sumber-sumber mental. Perhatian (attention) adalah proses
31
konsentrasi pemikiran atau pemusatan aktivitas mental
(attention is a concentration of mental activity)
Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran dan tugas
tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang
menggangu/ tidak relevan. Para ahli psikologi membagi
perhatian ini kedalam tipe-tipe, yaitu perhatian
berkelanjutan, perhatian selektif dan perhatian terbagi.
Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka peserta didik
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
peserta didik, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak
lagi suka belajar. Agar peserta didik belajar dengan baik,
usahakan buku belajar itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
e) Rajin
Kalau kita rajin dalam artian yang luas dan positif maka
kita akan membuat banyak perbedaan besar secara positif
pula, jauh dibandingkan dengan mereka yang sangat malas.
2) Faktor Ekstrinsik
a) Disiplin atau tata tertib
Kedisiplinan diartikan sebagai suasana tertib dan teratur
akan tetapi penuh dinamika dalam proses pembelajaran.
Kedisiplinan merupakan wujud dari sikap mental dari
perorangan maupun kelompok untuk dapat mengendalikan
32
diri, taat, tertib, patuh pada peraturan atau norma yang
ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, maka bagi peserta
didik, kedisiplinan perlu ditingkatkan. Adapun segi-segi
yang perlu ditingkatkan itu adalah segala hal yang berkaitan
dengan belajar. Baik di sekolah atau di luar sekolah. Upaya
untuk membentuk disiplin adalah yang berasal dari faktor
intern peserta didik yaitu tumbuhnya disiplin yang berasal
dari individu peserta didik sendiri, adapun dari faktor
ekstern yaitu yang berasal dari perintah dan peraturan.
Kemampuan belajar dengan teratur, berencana, sangat
tergantung pada disiplin pribadi. Disiplin sangat diperlukan
untuk menegakkan setiap kegiatan.
b) Pujian dan hadiah
Hadiah dapat membuat peserta didik termotivasi untuk
memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat
digunakan orang tua atau guru untuk memacu belajar
peserta didik. Sedangkan pujian adalah bentuk
reinforcement positif sekaligus motivasi yang baik. Guru
bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan
peserta didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana
menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
33
B. Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik
Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari
keseluruhan program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar
sehingga dapat diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah
merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan
diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses
belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif, afektif
dan psikomotorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina peserta
didik dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada
kenyataan yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan bantuan
tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.
Alasan yang lain adalah peserta didik sebagai subjek didik merupakan
pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang
menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran
yang diberikan oleh guru. Sehingga muncul wacana mengenai bimbingan
belajar. Semakin adanya perkembangan zaman menuntut kurikulum mata
pelajaran bertambah banyak namun hal tersebut tidak diikuti dengan
adanya tambahan jam belajar. Hal ini menyebabkan banyak peserta didik
yang merasa bahwa ia tidak dapat mengikuti setiap pembelajaran yang
ada. Karena materi pembelajaran yang luas, sehingga peserta didik
mengharapkan adanya tambahan jam belajar. Karena adanya beberapa
kendala tidak setiap sekolah terdapat jam tambahan pelajaran. Oleh karena
itu siswa memilih untuk mengikuti jam tambahan belajar yang diadakan
34
oleh sekolah. Selain itu ada juga bimbingan belajar yang bisa didapat di
luar sehingga banyak bermunculan lembaga bimbingan belajar.
Menjamurnya bimbingan belajar membuat masyarakat seakan sudah tidak
asing lagi dengan adanya lembaga bimbingan belajar. Bahkan kini banyak
masyarakat yang berpandangan bahwa bimbingan belajar perlu diikuti
demi peningkatan motivasi belajar peserta didik. Bimbingan belajar dapat
dikatakan sebagai tambahan belajar, dimana peserta didik mendapatkan
intensitas belajar yang lebih. Sebab tidak hanya disekolah saja ia
mendapatkan pembelajaran namun di tempat bimbingan belajar pula.
Dengan adanya bimbingan belajar maka akan mempengaruhi motivasi
peserta didik yang secara otomatis juga akan mempengaruhi tingkat
prestasi peserta didik. (Evi, 2014)
Adapun pentingnya layanan bimbingan belajar bagi siswa, menurut
Evi (Ahmadi & Supriyono, 2014) menyebutkan bahwa pentingnya
pelayanan bimbingan bagi siswa adalah sebagai berikut:
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.
c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.
f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan cara belajarnya. h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan
pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karirnya di masa depan.
35
Dari beberapa pentingnya layanan bimbingan belajar diatas, nampak
amat jelas bahwa pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap motivasi
belajar peserta didik sangat berpengaruh dan sangat berguna demi
perkembangan peserta didik secara optimal. Karena dengan adanya
layanan bimbingan belajar peserta didik dapat menentukan cara belajar
yang efektif dan efisien, memperoleh pandangan yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya,
dan peserta didik mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya. Evi (2014).
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian kajian teori maka kerangka berpikir adalah:
Program layanan bimbingan belajar yang diberikan di sekolah
bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik guna
mendapatkan penyesuai yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap
peserta didik dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang
dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. Sesuai dengan
pendapat Prayitno (2009 : 279) bahwa bimbingan belajar merupakan salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami
peserta didik dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. Sering kegagagalan itu terjadi disebabkan mereka
tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.
36
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau
tulisan yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang
layanan bimbingan belajar di sekolah diantaranya.
Penelitian pertama dilakukan oleh Alex (2014) dalam penelitiannya
yang berjudul Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa di SMP Negeri 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
bimbingan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
8 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
Penelitian lain dilakukan oleh Dwi Novitasari (2014) dalam
penelitiannya yang berjudul Pengaruh Layanan Informasi Dalam Bidang
Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 36 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Menyimpulkan bahwa ada
pengaruh layanan informasi dalam bimbingan belajar terhadap motivasi
belajar peserta didik kelas VII A SMP Negeri 36 Semarang.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Sulistyawati (2014) dalam
penelitiannya yang berjudul Pengaruh Layanan Informasi Bimbingan
Belajar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di MI-
Hidayatul Mubtadiin Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Menyebutkan bahwa layanan informasi bimbingan belajar berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas V MI. Hidayatul
Mubtadiin Pragen tahun pelajaran 2010/2011”.
37
Layanan bimbingan belajar perlu dilaksanakan untuk membantu
peserta didik dalam masalah belajar, salah satunya adalah meningkatkan
motivasi belajar. Guru, konselor, dan stap sekolah lainnya berkewajiban
membantu peserta didik meningkatkan motivasinya dalam belajar,
sehingga peserta didik dapat berprestasi dalam belajar, dan mampu
mencapai perkembangan yang optimal.
D. Hipotesis
Dalam penelitian adakalanya memerlukan hipotesis apabila
membahas antara dua variabel atau lebih. Hal ini dilakukan untuk
mengarahkan atau membimbing penelitian dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian yang selanjutnya untuk menarik kesimpulan.
Menurut Arikunto (2006 : 25) “hipotesis adalah kebenaran sementara yang
menentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites atau diuji
kebenarannya.
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang
telah ada dan didukung oleh kajian teoritis maka dalam penelitian ini dapat
dihipotesiskan sebagai berikut : Ada Pengaruh Positif Layanan Bimbingan
Belajar Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SMAN-2 Palangka
Raya.