fam
DESCRIPTION
SurgeryTRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas pasien
Nama : Nn. T
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Alamat : Cibeber
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : --
Tanggal MRS : 06 Maret 2013
Tanggal pemeriksaan : 07 Maret 2013
II. Keluhan utama
Benjolan pada payudara kiri
III. Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri bagian
samping atas dan pada bagian tengah atas sejak ± 1 tahun yang lalu. Pada
awalnya benjolan dirasakan sebesar biji jagung, kemudian bertambah besar
menjadi sebesar biji nangka. Pasien juga merasakan nyeri pada payudara kirinya
terutama pada daerah benjolan dan terasa panas yang hilang timbul. Nyeri
dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan (haid).
Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat
keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang bulan pertama
kali sekitar umur 14 tahun. Riwatar datang bulan dirasakan teratur setiap
bulannya.
1
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat sakit jantung (-), riwayat sakit ginjal (-).
Riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama (-)
Riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu (-).
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa.
Riwayat alergi : Pasien mengaku tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan
tertentu ataupun makanan
Riwayat pribadi dan sosial :
Pasien belum pernah menikah dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien
bekerja berjualan membantu orang tuanya.
IV. Pemeriksaan Fisik General
Tanda vital
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu aksila : 36,3°C
Pemeriksaan fisik umum
Kepala – Leher
Kepala : Normochepali, deformitas (-), tampak makula hiperpigmentasi pada
kedua pipi, batas tegas, tidak tertutup skuama tipis
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pupil isokor,
refleks pupil (+/+)
THT : Rhonirea (-), polip (-), othorea (-)
Leher : Massa (-), pembesaran KGB (-)
2
Thoraks
Paru
Inspeksi : bentuk simetris, ukuran normal, pergerakan dinding dada
simetris, pelebaran sela iga (-), retraksi sela iga (-), penggunaan otot
bantu nafas (-)
Palpasi : pergerakan dan fremitus raba simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : tak tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra
- batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
Extremitas
Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB (-/-)
Ekstremitas bawah: hangat (+/+), edema (-/-)
3
Pemeriksaan fisik lokal
Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra
Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan
kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak simetris, tak
tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada,
retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla
mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak
ada.
Palpasi Tidak teraba massa.
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak
ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
Teraba sebuah massa pada
kuadran superolateral, bentuk
bulat lonjong, ukuran 4x2 cm,
permukaannya licin, konsistensi
lunak kenyal, mobile, berbatas
jelas, nyeri tekan (-), ukuran 4 x 2
cm
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
V. Resume
Nn. T, usia 20 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kiri bagian
samping kanan atas dan bagian tengah atas yang dirasakan ± 1 tahun yang lalu.
Benjolan dirasakan tidak cepat membesar, nyeri (+) hilang timbul terutama pada
saat pasien sedang haid.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan adanya massa pada payudara kiri. Massa
pertama terletak pada kuadran superolateral, dengan bentuk bulat lonjong, ukuran
4x2 cm, permukaan licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri
tekan (-).
Papilla mamae normal, Pembesaran KGB aksila tidak ada.
4
VI. Diagnosis
Fibroadenoma mammae sinistra
VII. Diferensial diagnosis
- Fibrokistik disease
- Tumor Phyllodes
- Mastitis
VIII. Usulan pemeriksaan
FNAB
IX. Rencana terapi
Ekstirpasi
X. Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
XI. Laporan Operasi (7-6-2013)
Diagnosis pre-operasi : FAM Sinistra
Diagnosis post-operasi : FAM Sinistra
Tehnik operasi : Ekstirpasi
XII. Follow Up (8-6-2013)
S/ nyeri luka post. Op (+)
O/
- KU : Baik
- KS : Composmentis
- TD : 110/70
- N : 84
- R : 22
- S : 36,0
5
- Status lokalis: a/R mammae sinistra
o Inspeksi: tampak luka bersih post op tertutup verban (+), rembesan
darah (-)
o Palpasi: nyeri tekan (+)
A/ Post. OP Ekstirpasi FAM Sinistra Hr.1
P/
- IVFD RL 20 tpm
- Cefotaxime 2 x 1 amp
- Ketorolac 3 x 1 amp
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fibroadenoma
Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara dengan konsistensi padat yang
terdiri dari stroma dan epitel (Norton, 2003). Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang umum terjadi pada wanita muda dan biasanya ditandai dengan adanya
massa tunggal di payudara Hal ini dapat dianggap sebagai proses hiperplastik daripada
neoplasma yang sesungguhnya (Greenberg, et all, 1998).
Insidensi
Belum ada data pasti mengenai insiden fibroadenoma pada populasi umum.
Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma pada wanita yang
menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara itu pada studi
yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50% semua biopsi
payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita yang
berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998). Namun, dapat dikatakan bahwa
fibroadenoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan pada wanita
berusia < 30 tahun dengan puncak insiden pada usia 21-25 tahun (Norton, 2003).
Faktor Resiko
Fibroadenoma sering ditemukan pada wanita dengan sosioekonomi yang tinggi
dan pada wanita kulit hitam. Umur ketika menarche, umur ketika menopause, dan terapi
hormonal termasuk kontrasepsi oral tidak mengubah resiko untuk terjadinya penyakit
ini. Sebaliknya, indeks massa tubuh dan jumlah kehamilan memiliki korelasi negatif
dengan kejadian fibroadenoma. Konsumsi vitamin C dalam jumlah besar dan merokok
dihubungkan dapat mengurangi resiko terjadinya fibroadenoma. Faktor genetik tidak
memiliki pengaruh terhadap kejadian fibroadenoma. Namun, riwayat kanker payudara
dalam keluarga dapat meningkatkan resiko berkembangnya tumor ini (Greenberg, et all,
1998).
Patologi
7
Fibroadenoma biasanya terjadi pada umur 15-25 tahun yaitu pada saat terjadinya
penambahan struktur lobular pada sistem duktus payudara. Lobulus yang mengalami
hiperplasia pada saat tersebut dapat juga merupakan fase normal dalam perkembangan
payudara. Lobulus yang mengalami hiperplasia merupakan ciri histologis dari
fibroadenoma. Analisis komponen selular dari fibroadenoma dengan polymerase chain
reaction (PCR) menunjukkan adanya stroma dan sel epitel poliklonal, hal ini
mendukung teori yang menyatakan bahwa fibroadenoma merupakan lesi hiperplastik
yang dihubungkan dengan adanya kelainan dalam maturasi normal payudara
dibandingkan dengan neoplasma yang sesungguhnya.
Pola dari pertumbuhan stroma pada fibroadenoma tergantung dari komponen
epitelialnya, aktivitas mitosis stroma lebih tinggi. Fibroadenoma distimulasi oleh
estrogen dan progesteron, dan laktasi serta mengalami perubahan atrofi pada saat
menopause. Beberapa fibroadenoma memiliki reseptor dan respon terhadap hormon
pertumbuhan dan epidermal growth factors (EGF) (Greenberg, et all, 1998).
Gambaran Klinis
Fibroadenoma sering ditemukan secara kebetulan ketika dilakukan pemeriksaan
medis atau ketika pemeriksaan yang dilakukan sendiri (Greenberg, et all, 1998).
Fibroadenoma biasanya berupa massa berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat atau oval,
elastis, diskret, relatif mudah digerakkan dan tidak nyeri. Diagnosis klinis pada pasien
muda umumnya tidak sulit. Pada wanita berusia > 30 tahun, fibrokistik maupun
karsinoma pada payudara harus dipertimbangkan (Doherty, 2009).
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara,
namun lebih sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di payudara
memiliki karakteristik yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk
diagnosis yang akurat pada setengah sampai dua per tiga kasus. Walaupun demikian,
hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut dapat juga merupakan tumor jinak
payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik (Greenberg, et all, 1998).
8
Gambar 1. Fibroadenoma (Sander, 2007)
a. Bentuk tumor umumnya soliter tetapi kadang-kadang multipel. Berbatas jelas dan
mudah digerakkan serta berkapsul. Konsistensinya padat kenyal. Lebar penampang
tumor bisa mencapai 1-10 cm
b. Pada irisan melintang tampak tumor berlobus-lobus dan berwarna kekuningan
dengan jaringan ikat fibrous berwarna merah sebagai pembatas antarlobus
Fibroadenoma Multipel
Dari 10-16% pasien dengan fibroadenoma multipel didapatkan 2-4 massa pada satu
payudara yang dapat diketahui sejak dini ataupun setelah beberapa tahun kemudian.
Berbeda dengan wanita yang memiliki fibroadenoma tunggal, sebagian besar pasien
dengan fibroadenoma multipel memiliki riwayat keluarga yang memiliki tumor jenis
ini. Telah dikemukan bahwa terdapat hubungan antara fibroadenoma multipel dan
kontrasepsi oral tetapi sampai sekarang pernyataan tersebut belum disertai dengan bukti
yang kuat (Greenberg, et all, 1998).
Giant Fibroadenoma dan Juvenile Fibroadenoma
Fibroadenoma yang berukuran lebih besar yaitu lebih dari 5 cm (sekitar 4% dari
keseluruhan) lazim disebut giant fibroadenoma tetapi istilah ini belum diterima secara
9
a
b
universal. Giant fibroadenoma biasanya ditemukan pada wanita hamil maupun wanita
yang sedang menyusui. Jika ditemukan pada perempuan remaja disebut sebagai
fibroadenoma juvenil. Lesi ini pada wanita muda terjadi pada 0,5-2% dari semua
fibroadenoma dan massanya tumbuh dengan cepat yang menyebabkan payudara
menjadi tidak simetris, distorsi kulit, dan peregangan puting susu. Secara histologis,
fibroadenoma ini terdiri dari banyak sel dan memiliki komponen lobulus yang lebih
sedikit dibandingkan fibroadenoma tunggal. Giant fibroadenoma merupakan tumor
jinak yang tidak menjadi ganas (Greenberg, et all, 1998).
Pemeriksaan Penunjang
Sonografi
Sonografi payudara sering digunakan untuk mendiagnosis fibroadenoma. Kriteria
sonografi yang mendukung diagnosis fibroadenoma adalah adanya massa berbentuk
bulat atau oval dengan permukaan yang lunak dan echo internal yang lemah dengan
distribusi yang uniform dan atenuasi akustik sedang. Teknik ini berguna untuk
membedakan lesi solid dan kistik. Kadang-kadang hasil sonografi fibroadenoma dan
kanker payudara hampir sama, sekitar 25% fibroadenoma memiliki tepi yang
iregular yang mirip dengan lesi yang bersifat ganas.
Gambar 2. Gambaran Sonografi pada Fibroadenoma
Mammografi
Penggunaan pada wanita muda jarang digunakan dan terbatas digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fibroadenoma. Walaupun demikian,
mamografi dapat memperlihatkan gambaran lesi infiltratif pada wanita usia tua.
10
Pada gambaran mamografi, fibroadenoma tampak lembut, homogen, dan berupa
nodul dengan batas tegas serta adanya kalsifikasi dengan permukaan kasar di lapisan
lebih dalam.
Sitologi aspirasi
Fine needle aspiration (FNA) menjadi metode popular untuk evaluasi massa di
payudara. Gambaran sitologik fibroadenoma adalah kumpulan dari sel spindel tanpa
sel radang dan sel lemak. Gambaran ini ditemukan pada 93% dari semua kasus;
bentuk sel yang uniform dan sitoplasma yang tersusun seperti honey comb sheets
ditemukan pada 95% dari seluruh kasus fibroadenoma. FNA dapat digunakan
sebagai penunjang dari diagnosis secara klinis. FNA memiliki sensitivitas 86% dan
spesifitas 76% dan pada kanker payudara, sensitivitas FNA 96% dan spesifitas 98%.
Gambar 3 . Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Gambaran histologis:
Secara histologis, fibroadenoma terdiri dari sel epitel dan sel troma. Pada bentuk
perikanalikulus sel epitel dan mioepitel membentuk duktus bundar sampai memanjang
yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar. Fibroadenoma intrakanalikulus terdiri
dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel.
Duktus tampak mengalami distorsi dan tertekan oleh stroma sehingga bentuknya
menjadi aneh (misalnya mirip leher jerapah) (Sander, 2007).
11
Gambar 4. Histologis Fibroadenoma Bentuk Perikanalikulus dan
Intrakanalikulus
Penatalaksanaan
Pada fibroadenoma dilakukan ekstirpasi di bawah pengaruh anestesi lokal atau
general. Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi. Sekiranya berlaku
rekurensi, terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh. Pertama, pembentukan
dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor tidak diangkat secara
menyeluruh sewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari tumor phyllodes yang
tidak terdiagnosa.
Bagan 1. Penatalaksanaan Fibroadenoma pada Wanita Berusia < 35 Tahun
12
Bagan 2. Penatalaksanaan Fibroadenoma pada Wanita Berusia > 35 Tahun
13
DAFTAR PUSTAKA
Doherty, Gerard M. 2009. Current Diagnosis & Treatment Surgery 13 Edition. USA:
Mc Graw-Hill Companies.
Greenberg, Ron et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/pdf/jgi_188.pdf.
(Accessed: March 2nd, 2012)
Norton, J.A. 2003. Essential Practice of Surgery: Basic Science and Clinical Evidence.
New York: Springer.
Sander, M.A. 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
14