fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI
DI SMP NEGERI 36 SEMARANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
MOCH. ACHID ARIFUDDIN
NIM : 3 1 0 1 3 2 3
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
Drs. Abdul Rahman, M.Ag Jl. Wahyu Asri Dalam 1/AA.44 Semarang 50158
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (eksemplar) Hal : Naskah skripsi A.n. Moch Achid Arifudin
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan naskah saudara:
Nama : Moch Achid Arifuddin
Nim : 3101323
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP
NEGERI 36 SEMARANG
Dengan ini saya mohonkan agar naskah skripsi tersebut dapat dengan segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap maklum adanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Semarang, 15 Januari 2008 Pembimbing
Drs. Abdul Rahman, M.Ag NIP.
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Drs. Saefudin Zuhri. M.Ag _________________ _________________ Ketua Syamsul Ma’arif, M.Ag _________________ _________________ Sekretaris Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd _________________ _________________ Anggota I Dr. Muslih, MA _________________ _________________ Anggota II
ABSTRAK
Moch Achid Arifuddin (NIM: 3101323). Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
Permasalahan: Adakah Media belajar yang digunakan serta
pengembangan yang telah dilakukan oleh guru pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang apa saja
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif lapangan dengan tehnik
analisis deskriptif-analitik. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, metode interview serta metode dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Media belajar yang
digunakan serta pengembangan yang telah dilakukan oleh guru pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang apa saja sehingga diharapkan dari penelitian ini bisa diambil manfaat berupa memperkaya informasi ilmu pendidikan yang khususnya pada bidang teknologi pendidikan serta mempunyai nilai strategis bagi praktisi pendidikan, baik guru, orang tua, siswa maupun sekolah itu sendri.;
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan pengembangan
media pembelajaran PAI SMPN 36 Semarang, secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan Pendidikan Agama Islam pada khususnya. Tujuan pembelajaran agama Islam di SMPN 36 Semarang tidak menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
DEKLARASI
DENGAN PENUH KEJUJURAN DAN TANGGUNG
JAWAB, PENULIS MENYATAKAN BAHWA
SKRIPSI INI TIDAK BERISI MATERI YANG
PERNAH DITULIS OLEH ORANG LAIN ATAU
DITERBITKAN. DEMIKIAN JUGA SKRIPSI INI
TIDAK BERISI SATUPUN PIKIRAN-PIKIRAN
ORANG LAIN, KECUALI INFORMASI YANG
TERDAPAT DALAM REFERENSI YANG
DIJADIKAN BAHAN RUJUKAN.
Semarang, 28 Januari 2008
Deklarator,
Moch Achid Arifuddin
MOTTO
آانوال تقف ما ليس لك به علم ان السمع والبصر والفؤاد آل اولئك عنه مسئوال
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”. (Q.S. Al- Isra’: 36)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Penerbit J-Art,
2004), hlm. 429
PERSEMBAHAN
Diiringi rasa syukur, bahagia dan bangga, saya persembahkan karya ini untuk :
1. "Rembulan" yang selalu memberi sinar disaat aku dalam kegelapan
yaitu Ayahanda tercinta H. Faqihuddin, terima kasih atas perjuangan
dan jerih payahnya, cinta dan kasih sayangnyalah yang membuat
penulis bisa lulus kuliah.
2. "Matahari" yang selalu memberikan kehidupan padaku, yaitu Ibunda
tersayang Hj. Siti Chodijah, yang selalu dengan sabar memberi
motivasi penulis supaya menjadi orang yang sukses, tegar dan pantang
menyerah.
Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi keduanya
dimanapun berada, serta berkenan memberikan rahmat dan ampunan
yang seluas-luasnya kepada beliau berdua, karena beliau berdua adalah
cermin dan guru bagi penulis.
3. Kedua "Bintang Kecilku", Siti Khoyriyyana Fadlila dan Mokh. Faiz
Khoirul Anwar, yang tak kunjung padam semangatnya untuk selalu
mendorong dan mensupport penulis sehingga penulis sadar akan
kewajiban dan tanggung jawab penulis.
4. Keluarga Keduaku di Sampangan, Abah Aziz Al-Habib, Mama, Teh
Neyna, Mas Rizal Cakep "si Keriting Halus", Chypi dan Komunitas
Malam "Sampangan Ceria"
5. "Mutiara Terakhir-ku" yang tanpa henti-hentinya mendorong dan
"mengawasi" segenap langkah penulis agar secepatnya menyelesaikan
karya ini. "maafkan aku, karena waktumu tersita banyak olehku"
6. Keluargaku di Kudus, Pak Dhe dan Budhe, Mbak Ida, Mbak A'ik, Mas
Dul "Ganjur", si kecil Amang dan Heyla, makasih do'a dan spiritnya.
7. Keluarga baruku di Semarang, Ibu Hj. Munawaroh Munsyarif, Mbak
Aniek, Mas Najih, Mbak Uyoen, Mbak Mira dan si "kecil berambut
empat" Isna, terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya.
8. Keluarga besar Pondok Pesantren "Manbaul Ulum" Kajen Pati, KH.
Noor Khafidz, Umi Hj. Masliza, Ibu Nyai Hj. Iswatun Anis, Gus
Mamiek, Gus Nukman, Gus Khakim, Lek Haiz, akan aku ingat selalu
pesan-pesan darimu
9. Keluarga Besar SMP Negeri 36 Semarang. Ibu Yuli selaku Kepala
Sekolah, Pak Ahsan dan ibu Hj. Sudarti selaku guru PAI, terima kasih
atas keluangan dan kesediaan waktunya.
10. Sahabat-sahabatku Tarbiyah yang telah mendahului penulis, Gus Dur,
Neyl Muna, Riva'i, Agus Syakrony, M. "Cekuk" Rikza, Irien, Lia, Eko,
Tsani, Ratna, Kaka, Kethib, o'on, Afni dan masih banyak lagi, terima
kasih do'a dan bantuannya.
11. Saudara-saudaraku "Komunitas Negara Malam-Pengilon" Pak Suliz,
Maz Din "Jrapah", Mbak Dayah, Yu Ratni "ndut-ndut", Da'un, Rosy-
Chan, Naelis, Yitno dan Mas Tou-Viek "Hoy….akhirnya aku lulus
juga"
12. Komunitas “Arumania” yang disana ada ,Gus SiAr…di, Bab I, mas
Hariri, Risha, Reikha Imoet, Memey, Fida, Umi dan mas Hudha
kriting. Thanks gasa’ane.
13. Sahabat-sahabatku di KOPMA IAIN Walisongo Semarang. spesial for
Sigit, Hanifah, Leili, Ayiek dan Rully yang telah mendahului penulis.
14. Sedulur-sedulurku di Teater BETA FAKTA IAIN Walisongo
Semarang.
15. Semua pihak manapun yang telah membantu penulis dalam penulisan
dan pembuatan skripsi ini, semoga amal kebaikan mereka di balas
Allah SWT dengan sebaik-baiknya.
16. Adik-adik angkatanku semua "cepat menyusul ya…."
17. Para pemerhati Pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam
Thank you for all
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur selalu hamba panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, hidayah serta inayah-Nya pada penulis.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepangkuan beliau baginda Rasulullah
SAW, beserta keluarga, para sahabatnya dan para pengikutnya dimanapun berada
dahulu hingga sekarang sampai akhir zaman.
Tiada kegembiraan yang patut penulis syukuri atas segala kesehatan,
kekuatan dan ketabahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya
skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I) Bidang Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Penulis sadar, hadirnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan,
dorongan dari berbagai pihak dan kalangan, baik secara perseorangan, maupun
kelembagaan.
Dalam kesempatan ini, ijinkan saya dengan penuh suka cita
menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak
yang telah membatu penyusunan skripsi ini, yaitu kepada yang terhormat:
1. Drs. Abdul Rahman, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar meluangkan waktu dan idenya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Segenap Pegawai Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
3. Drs. H. Fatah Syukur, NC, M.Ag. yang telah mempercayakan beberapa
koleksi bukunya untuk dipinjamkan kepada penulis.
4. Drs. H. M. Izzudin, M.Ag yang telah mendorong penulis agar cepat
menyelesaikan karya ini.
5. Ibunda dan Ayahanda tercinta Hj. Siti Chodijah dan H. Faqihuddin, yang
selalu dengan sabar memberi motivasi penulis supaya menjadi orang yang
sukses, tegar dan pantang menyerah.
Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi keduanya dimanapun
berada, serta berkenan memberikan rahmat dan ampunan yang seluas-
luasnya kepada beliau berdua, karena beliau berdua adalah cermin dan
guru bagi penulis.
6. Kepada "Ketiga Bintang Kecilku" , Siti Khoyriyyana Fadlila, Mokh. Faiz
Khoirul Anwar dan Durroh Intihaiyyah
7. Sahabat-sahabatku di KOPMA IAIN Walisongo Semarang
8. Semua pihak manapun yang telah membantu penulis dalam penulisan dan
pembuatan skripsi ini, semoga amal kebaikan mereka di balas Allah SWT
dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi skripsi ini bukan merupakan
pemikiran yang bersifat final dan menyeluruh, di dalamnya masih terdapat
kekurangan, kelemahan dan ketidaksempurnaan baik dalam pemaparan maupun
penyajian. Oleh karena itu tidak mustahil skripsi ini akan mendatangkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak, maka dari itu penulis
mengharapkan masukan agar segala kekurangan, kelemahan dan
ketidaksempurnaan uraian dalam skripsi ini dapat diperbaiki dan disempurnakan
lagi.
Akhirnya semoga skripsi yang sederhana ini dapat dijadikan titian kecil
bagi kalangan dunia pendidikan dan teman-teman mahasiswaPendidikan Islam
pada umumnya seraya berharap semoga karya ini mendatangkan berkah dan
manfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis, dan semoga skripsi ini pun
bernilai di sisi-Nya
Semarang, 28 Januari 2008
Moch Achid Arifuddin Faqih
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... iv
DEKLARASI ...................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Penegasan Istilah ............................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi .............................................. 8
E. Telaah Pustaka ................................................................................... 9
F. Metodologi Penelitian ...................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 13
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran PAI di SMP / MTs .................................................... 15
1) Pengertian Pembelajaran PAI ................................................... 15
2) Materi-materi dalam Pembelajaran PAI..................................... 19
3) Fungsi dan Tujuan Pembelajaran PAI........................................ 20
4) Ruang Lingkup Pembelajaran PAI ............................................ 22
5) Pendekatan ................................................................................. 23
6) Metode Pembelajaran PAI ......................................................... 24
7) Evaluasi Pembelajaran PAI ....................................................... 25
B. Media Pembelajaran ........................................................................ 26
1) Pengertian Media Belajar .......................................................... 27
2) Landasan Pemakaian Media Belajar .......................................... 28
3) Macam-Macam Media Pembelajaran ........................................ 29
4) Manfaat Media Belajar .............................................................. 29
5) Ciri-ciri Media Belajar .............................................................. 30
6) Keunggulan dan Kelemahan Media Belajar .............................. 32
C. Pengembangan Media Pembelajaran PAI ....................................... 33
1. Pengertian Pengembangan Media Pembelajaran ....................... 33
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembangan media
Pembelajaran .............................................................................. 33
3. Manfaat Pengembangan Media Pembelajaran .......................... 34
4. Macam-macam Pengembangan Media Pembelajaran ............... 35
BAB III : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG
DILAKUKAN OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI DI
SMP 36 NEGERI SEMARANG
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 39
B. Data Tentang Pelaksanaan Pembelajaran PAI ................................ 43
C. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran PAI ........................... 48
D. Pengembangan Media Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru
PAI di SMP Negeri 36 Semarang ................................................... 51
BAB IV : ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN PAI SMP NEGERI 36 SEMARANG
A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang 55
B. Analisis Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMP
Negeri 36 Semarang ........................................................................ 57
C. Analisis Terhadap Pengembangan Media Pembelajaran yang
dilakukan oleh Guru PAI SMP Negeri 36 Semarang....................... 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 64
B. Saran-saran ...................................................................................... 67
C. Kata Penutup ................................................................................... 68
Daftar Kepustakaan
Lampiran-Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya
sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di
dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas
sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain sesuai dengan sepuluh
kompetensi (kemampuan) yang dimilikinya.
Guru dalam proses belajar mempunyai fungsi yang sangat strategis
dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, karena melalui proses
pendidikan akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik. Guru sebagai
muadib yaitu orang yang berusaha mewujudkan budi pekerti yang baik atau
akhlakul karimah, atau sebagai pembentuk nilai-nilai moral atau transfer of
values, sedangkan guru sebagai pengajar atau mu’allim adalah orang yang
mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik, sehingga
peserta didik mengerti, memahami, menghayati dan dapat mengamalkan
berbagai ilmu pengetahuan yang disebut dengan transfer of knowledge.1
Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna
untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan
komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam
mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses
ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara
media pendidikan dan metode pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
1 H.M. Chabib Toha, Abdul Mu’ti, PBM PAI Di Sekolah Eksistensi dan PBM Pendidikan
Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 179
1
2
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien, meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat
yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan
membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut
belum tersedia.
Para peserta didik telah mulai kritis. Para peserta didik tingkat SMP
sudah selayaknya sekarang ditingkatkan cara belajarnya melalui bimbingan
dari para pendidiknya. Bila cara ini berhasil, maka diharapkan mereka tidak
akan banyak mengalami kesulitan bila menyambung dan melanjutkan studi
nya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Wawasan ilmu pengetahuan Islam mereka harus diperluas dan
diperkaya, begitu pula cara pemahaman mereka dengan menggunakan media
pendidikan yang sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang disajikan.
Maka dalam hal ini peranan guru agama ikut menentukan tingkat keberhasilan
mereka dalam belajar, disamping usaha mereka sendiri tentunya.
Dengan menggunakan media pendidikan yang dipersiapkan dengan
baik, berarti guru agama telah membantu peserta didiknya mengaktifkan
unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya
ingatan, minat, perhatian, berfikir, fantasi, emosi dan perkembangan
kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar
yang besar ini sangat potensial sekali ditumbuhkembangkan sebagai dasar
materi keimanan, ibadah, muamalah, sikap sosial, pembentukan ahlakul
karimah dan sebagainya. Pesan-pesan pendidikan agama yang dibantu dengan
media pendidikan agama dapat membangkitkan motivasi kegairahan. Namun
yang menjadi sorotan adalah bagaimana mengoptimalkan pelaksanaan
pendidikan agama Islam tersebut. Dalam hal ini sejauh mana kreatifitas dan
inovasi – inovasi yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
mewujudkan apa yang dinamakan transfer of knowledge.
3
Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan serta perubahan sikap
masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Hal ini
mendorong setiap lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya
lebih maju dengan memanfaatkan teknologi modern dan kemajuan ilmu
pengetahuan sebagai media pengajaran2.
Secara umum dapat dimengerti bahwa Media Pembelajaran adalah
sarana seperti buku, film, video, kaset, slide dan sebagainya yang diterapkan
dalam proses pendidikan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat sedemikian rupa yang memungkinkan proses belajar mengajar (PBM) terjadi
sehingga tujuan bisa tercapai secara optimal Media ada kalanya yang siap pakai (media
by Imation) yang sudah terjadi disekitar atau juga biasa secara komersial dan terdapat
di pasaran bebas, tinggal memilih dan memanfaatkan, dan ada kalanya yang harus
dirancang dan dikembangkan sendiri (media by design).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien, meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat
yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan
membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut
belum tersedia. 3
Sementara itu, perhatian yang tidak bisa dipalingkan dari posisi
pendidikan adalah pendidikan Islam. Khususnya permasalahan proses belajar-
mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam kontek riil misalnya, semua
sekolah negeri walaupun terdapat mata pelajaran PAI, namun alokasi waktu
2 Tim WRI, Bunga Rampai Psikologi Dan Pembelajaran,Basic education project(BEP)-
(Semarang: Dirjen. Binbagais Depag RI), hlm. 175 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2
4
hanya dua jam pelajaran per minggu, ini sangat ironis sekali kalau disimetriskan
dengan manfaat pendidikan agama bagi generasi muda dan masyarakat pada
umumnya.
Belum siapnya pendidikan Islam di Indonesia untuk mengambil alih
dalam mendidik muslim secara adaptif dan memahami logika persaingan serta
cenderung mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volutif yakni
kemampuan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama adalah
beberapa contoh faktor penyebab kesenjangan antara pengetahuan dan
pengalaman, atau dalam bahasa Muhaimin adalah kesenjangan gnosis dan
praxis dalam kehidupan beragama, sehingga kurang mampu membentuk
pribadi-pribadi islami.4
Pendapat tersebut ditambah pula oleh Dr. Muchtar Bukhori bahwa
Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah umum merupakan kegiatan dengan
posisi yang bersifat marginal atau periferal dalam percaturan problematik
pendidikan nasional. Artinya, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh para
pendidik Islam lewat kegiatan pendidikan jenis ini untuk memberikan
sumbangan yang berarti bagi lahirnya proses peremajaan dan pengembangan
pendidikan formal maupun non formal.5
Kemudian kalau dilihat lebih spesifik, kegiatan pendidikan keislaman
di sekolah pada umumnya sangat terbatas cakupannya, bahkan banyak pihak
berpendapat bahwa kegiatan pendidikan ini lebih tepat kalau disebut sebagai
kegiatan pengajaran.6
Berbicara kegiatan pengararan PAI dalam koridor kegitan belajar-
mengajar (KBM) di sekolah tentu tidak terlepas dari masalah internal.
Sungguhpun posisi atau kedudukan PAI sebagai sub sistem dari Sistem
Pendidikan Nasional cukup kuat, dalam pelaksanaannya masih dijumpai
beberapa masalah internal, antara lain: (1) kurangnya jumlah jam pelajaran (2)
4 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, , 2001), hlm. 88.
5 Muchtar Bukhori, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994), hlm. 244-245.
6 Ibid., hlm. 224.
5
metodologi pendidikan agama yang kurang tepat (3) adanya dikotomi antara
pendidikan agama dengan pendidikan umum (4) perhatian dan kepedulian
pimpinan sekolah dan guru lainnya serta (5) heterogenitas pengetahuan dan
penghayatan agama peserta didik. 7
Berangkat dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas peneliti
merasa tertarik untuk menyelidiki sejauh mana yang dilakukan oleh guru Mata
Pelajaran PAI dalam mengembangkan media belajar yang ada. Dimana
peneliti tuangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan serta memberikan
pengertian yang benar dan jelas, maka peneliti perlu menegaskan istilah -
istilah yang berkaitan dengan judul tersebut.
1. Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata “kembang” mendapat imbuhan
“pe” dan akhiran “an”, maksudnya yaitu suatu proses perubahan secara
bertahap ke arah tingkat yang berkecenderungan lebih tinggi dan meluas
serta mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu
kesempurnaan atau kematangan.8
2. Media Pembelajaran
Berasal dari kata Media dan Belajar;
Yang pertama Pengertian Media.
Secara harfiah media diartikan "perantara" atau "pengantar"
sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima
(receiver) informasi.
7 H.Ahmad Ludjito, “Pendidikan Agama sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam
Pendidikan Nasional” dalam. Chabib Thoha, dan Abdul Mu’ti, (penyunting), PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 6-16.
8 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang, CV. Thoha Putra, t.th.), hlm. 77
6
Yang Kedua Pengertian Belajar
Menurut tinjauan psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:9
"Belajar adalah Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya"
Jika diambil formasi pendapat di atas media pembelajaran adalah
alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi
antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan
pengajaran di sekolah.
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003 pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.10 Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.11 Sholih Abdul Aziz dan
Abdul Aziz Majid berpendapat bahwa pembelajaran adalah :
9 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2003), hlm 2 10 UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003, hlm. 6 11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama
dengan Rineke Cipta, 1999), hlm. 157
7
وليست املعرفة ,ها التلميذاما التعليم حمدود املعرفة الىت يقدمها املدرس فيحصلدائما قوة وامنا هى قوة اذا استخدمت فعال واستفاد منها الفرد ىف حياته
12 وسلوكه “Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang disampaikan
dari seorang guru kepada murid, pengetahuan itu tidak akan menjadi satu
kekuatan, hanya saja apabila dipergunakan secara benar dan dapat
diambil manfaatnya oleh seseorang untuk kehidupan akhlaknya”
Pembelajaran dalam bahasa inggris adalah “learning”.13 Anita E
Woofolk mendefinisikan learning adalah “The process through which
experience causes permanent change in knowledge and behavior”14 yakni
proses melalui pengalaman yang menyebabkan perubahan permanen
dalam pengetahuan dan perilaku.
Zakiah Daradjat sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani mendefinisikan PAI sebagai suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.15
Menurut Mukhtar, pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran
ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik
yang dimiliki, menikmati kehidupan , serta kemampuan untuk berinteraksi
secara fisik dan social terhadap lingkungannya.16
12 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif, 1968), juz 1, hlm. 61
13 John M. Echol, Kamus Inggris Indonesia, 14 Anita E Woofolk, Educational Psychology, (USA: Allyn&Bacon,1996), Cet.6, hlm.196 15 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsepd dan Implementasi Kurikulum 2004), (Jakarta : Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 130 16 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza,
2003), Cet. 2, hlm. 10
8
Sedangkan menurut Prof. Ibnu Hadjar, Pendidikan Agama Islam
(PAI) merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subjek pelajaran
yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan
pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian tak terpisahkan
dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk mencapai
salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subjek ini
diharapkan dapat memberi keseimbangan dalam kehidupan anak kelak,
yakni manusia yang memiliki “kualifikasi” tertentu, tetapi tidak lepas dari
nilai-nilai agama Islam.17
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas muncul permasalahan pokok
yang akan dicari jawabannya lebih lanjut. Permasalahan-permasalahan itu
adalah sebagai berikut:
1. Media belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP
36 Semarang?
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Mata Pelajaran PAI di
SMP 36 Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
Berdasarkan pokok permasalahan yang diangkat, maka tujuan
penulisan skripsi ini sesuai pembatasan dan perumusan masalah skripsi yaitu :
1. Sejauh mana guru mengaplikasikan Teknologi dalam bentuk Media
Belajar untuk menunjang Pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan dan inovasi yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI dalam menggunakan media
pembelajaran di SMP 36 Semarang.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah :
17 Ibnu Hadjar, Pendekatan Keberagamaan Dalam Pemilihan Metode Pengajaran
Pendidikan Agama Islam, dalam buku Chabib Thoha, dkk., (tim perumus), Metodologi Pengajaran Agama, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 4.
9
1. Secara metodologi hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
informasi dalam ilmu pendidikan, khususnya teknologi dalam pengajaran.
2. Secara pragmatis penelitian ini berguna dalam memberikan kontribusi
yang bernilai strategis bagi para praktisi pendidikan, baik pihak orang tua,
siswa ataupun sekolah.
E. Telaah Pustaka
Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat tentang
pengembangan media belajar dalam pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang, tidak ditemukan beberapa karya yang berkaitan dengan tema di
atas, adapun karya-karya tersebut sebagai berikut:
1. Pengembangan Ranah Afektif dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Pada
Siswa di SMP Negeri 36 Semarang oleh Muhammad Masykur (3100103)
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2007.
2. Efektivitas Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Metode Hafalan
Ayat-ayat al-Qur’an di SMP Negeri 36 Semarang yang disusun oleh Dwi
Cahyani (3198093) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun
2002.
3. Pengaruh Keteladanan Guru PAI dalam Pembelajaran PAI sub bab Akidah
Ahlak (Studi Analisis di SMP Negeri 36 Semarang) yang disusun oleh
Anita Fitriani (3100113) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
Beberapa karya hanyalah sebagian dari beberapa penelitian yang
dilakukan di SMP Negeri 36 Semarang. Serta tidak ditemukannya
pembahasan yang secara khusus tentang Pengembangan Media Pembelajaran
Mata Pelajaran PAI sehingga pembahasan ini layak untuk diangkat dan
diteliti. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembahasan
tentang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMP 36
SEMARANG
10
F. Metodologi Penelitian
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan tertentu18 yaitu cara-cara yang digunakan untuk menganalisa atau
menguraikan bentuk teoritis untuk diimplementasikan ke dalam bentuk
aplikatif.
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana pengembangan
media belajar pada mata pelajaran PAI dan juga seperti apa langkah-
langkah yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 36 Semarang
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan kualitatif.
Ciri utama pendekatan ini terletak pada tujuannya untuk mendeskripsikan
keutuhan kasus dan memahami makna dan gejala. Dengan kata lain
penelitian dengan pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada
prinsip-prinsip umum yang mendasari gejala yang ada pada kehidupan
manusia.19
Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka analisis yang
digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitik yang
berarti interpretasi dengan isi dibuat dan disusun secara sistematik atau
menyeluruh dan sistematis.20
18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM, 1980), hlm 36 19 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002),hlm.189 20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), hlm. 26
11
3. Data
Adapun data yang ingin dicari dalam penelitian ini meliputi,
proses pembelajaran PAI, Penggunaan Media pembelajaran PAI, inovasi-
inovasi yang telah dilakukan guru Mata Pelajaran PAI dalam rangka
mengembangkan media Pembelajaran yang ada, keadaan sekolah baik dari
segi fisik dan historis serta keadaan siswa dalam pembelajaran PAI.
4. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh.21 Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Person (guru, siswa dan kepala sekolah), place (keadaan
SMP Negeri 36 Semarang baik dalam PBM PAI dengan menggunakan Media
Pembelajaran ataupun keadaan fisik yang ada) serta paper (dokumen dan
catatan-catatan)
5. Metode Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Metode Observasi (pengamatan)
Adalah metode pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki, mengenai media belajar ynag
digunakan dalam pembelajaran PAI22 Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran PAI di SMP
Negeri 36 Semarang.
b. Metode Interview
Metode interview atau wawancara adalah metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematis dan berdasarkan tujuan penyelidikan.23 Metode ini
21 Arikunto, Suharsismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV,
(Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 11 22 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM, 1991), hlm 136 23 Ibid
12
digunakan untuk memperoleh data mengenai pengembangan yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI dalam penggunaan media
belajar yang ada serta sejauh mana manfaat yang di peroleh siswa
ketika belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang ada.
Subyek interview dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PAI
yang berjumlah dua orang (M.Ahsan,S.Ag dan Dra. Hj.Sudarti),
beberapa siswa dan Dra. Yuli Heriani, MM. Selaku Kepala Sekolah
SMP 36 Semarang.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, notulen rapat, buku,
surat kabar, agenda dan sebagainya.24 Metode ini digunakan untuk
memperoleh dokumen-dokumen penting yang terkait dengan kondisi
fisik dan beberapa dokumen yang menerangkan tentang pemanfaatan
dan pengembangan media belajar dalam pembelajaran PAI di SMP 36
Semarang.
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tehnik pengumpulan data, langkah
selanjutnya menganalisis data tersebut. Dalam memberikan interpretasi
data yang diperoleh, menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang.25
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu jenis
penelitian deskriptif yaitu studi kasus (case study). Study kasus merupakan
penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian
dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi
24 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), hlm 234 25 Nana Sudjana,dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar
Baru, 1989), hlm. 64
13
kasus untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun
status dari individu yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat
umum.26
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini, dimana data
yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang
diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto, dokumen
pribadi dan lain-lain.27
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dimana peneliti setelah
memperoleh data kemudian data tersebut disusun, dijelaskan dan
selanjutnya dianalisis.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
maka penulis akan menyusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, penegasan istilah,
rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
2. BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI
Dalam bab ini terdapat tiga sub bab yaitu membahas tentang
pembelajaran PAI di SMP/MTs yang mencakup tentang pengertian,
materi, fungsi, ruang lingkup, metode pembelajaran, evaluasi dalam
pembelajaran PAI. Kemudian membahas tentang media pembelajaran
26 Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), hlm. 66 27 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002),
hlm. 51
14
yang mencakup tentang Pengertian, landasan pemakaian, macam-macam,
ciri-ciri, manfaat, kelemahan dan keunggulan dari media belajar. Serta
sub bab yang ke tiga yaitu Pengembangan Media PAI di SMP yang
berisi tentang pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, manfaat,
serta macam-macam dari pengembangan media pembelajaran PAI
3. BAB III : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG
DILAKUKAN OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI
DI SMP 36 SEMARANG
Dalam bab ini terdapat empat sub bab yaitu Gambaran umum lokasi
penelitian yang berisikan tntang tinjauan historis, visi dan misi, letak
geografis, struktur organisasi, keadaan siswa dan perangkat sekolah,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 36 Semarang.
Pada sub bab kedua berisi tentang data pelaksanaan pembelajaran PAI di
SMP Negeri 36 Semarang. Pada bab ketiga berisikan tentang media apa
saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang.
Adapun pada sub bab keempat membahas tentang pengembangan media
pembelajaran PAI di SMP Negeri 36 Semarang
4. BAB IV : ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU
MATA PELAJARAN PAI DI SMP 36 SEMARANG
Dalam bab ini berisikan tentang analisis terhadap penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran PAI, Analisis terhadap penggunaan media
pembalajaran dalam Pelajaran PAI serta analisis terhadap pengembangan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di SMP 36 Semarang
5. BAB V : PENUTUP
pada bab akhir dari skripsi ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan
penutup.
Bagian Akhir Dari Penulisan Skripsi Ini Meliputi: Daftar Pustaka,
Lampiran-Lampiran, Dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran PAI di SMP / MTs
1. Pengertian Pembelajaran PAI
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
“pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.1 Oemar Hamalik
menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.2
Pembelajaran yang efektif menurut M. Sobry Sutikno adalah suatu
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar
dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan harapan.3
Pembelajaran menurut Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul
Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa Turuku al-Tadris” adalah :
وليست ,اما التعليم حمدود املعرفة الىت يقدمها املدرس فيحصلها التلميذاملعرفة دائما قوة وامنا هى قوة اذا استخدمت فعال واستفاد منها الفرد ىف
4.حياته وسلوكه “Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang disampaikan dari seorang guru kepada murid, pengetahuan itu tidak akan menjadi suatu kekuatan pengetahuan akan menjadi kekuatan ketika diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan diandalkan dalam kehidupannya”
Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning
is an active process that needs to be stimulated and guided toward
1 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 183. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 57 3 M. Sobry Sutikno, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,
(Mataram: NTP Press, 2005), hlm. 37 4 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris,
(Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61.
15
desirable outcomes.5 (Pembelajaran adalah proses aktif yang membutuhkan
rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan). Pada
dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan
tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi
pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran
yang dikehendaki.
Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya
merupakan proses interaksi para peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut
banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri
maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, tugas
seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang perubahan perilaku peserta didik.6
Menurut Mukhtar, Pembelajaran PAI adalah suatu proses yang
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam.
Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan
peserta didik yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk
berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.7
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan
ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu
diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi
pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu :8
5 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book
Company, 1958), hlm. 225. 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 100. 7 Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), cet. III, hlm. 14. 8 Muhaimin, et. al. Op. Cit., hlm. 76.
16
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing,
diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
c. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar
terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam,
dan
d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam peserta didik.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa
atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan
dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang
teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.
Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum dengan menganalisa tujuan pembelajaran
dan karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang terkandung
dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih,
menetapkan dan mengembangkan cara-cara (strategi pembelajaran yang
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai
dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam
proses pembelajaran sehingga belajar terwujud dalam peserta didik.9
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan,10 dalam hal ini adalah
tujuan Pendidikan Agama Islam. Ini dikarenakan PAI bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).
9 Muhaimin, et.al, Op. Cit., hlm. 145 10 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:
Rosdakarya, 2004), cet.1, hlm. 117.
17
Adapun pengertian pendidikan agama Islam adalah usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka
hidup sesuai dengan ajaran Islam.11 Senada dengan itu Ahmad Tafsir
memberikan istilah pendidikan agama Islam sebagai suatu bidang studi
mata pelajaran sebenarnya kurang tepat, karena bila dihubungkan
dengan kalimat mengajarkan pendidikan agama Islam kalimat tersebut
bisa dipahami. Mengajarkan kegiatan pendidikan agama Islam, padahal
maksud kalimat di atas adalah mengajarkan agama Islam.12 Namun
demikian kalau penggunaan istilah agama Islam (PAI) dimaksudkan
agar lewat mata pelajaran pendidikan agama Islam akan terjadi kegiatan
pendidikan agama yang arahnya pada pembentukan pribadi muslim
yang taat. Maka istilah pendidikan agama Islam merupakan pengajaran
agama dan alat untuk mencapai pendidikan agama.13
Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengertian
pembelajaran agama Islam adalah proses pendidikan yang
memfokuskan untuk mempelajari agama Islam sehingga siswa
menguasai tiga aspek (afektif, kognitif dan psikomotorik) yang
berkaitan dengan masalah Islam, karena pembelajaran agama Islam
suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk mengetahui bagaimana
cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai
pengetahuan.14
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran PAI yaitu proses pendidikan yang
memfokuskan untuk mempelajari agama Islam sehingga siswa
menguasai tiga aspek (afektif, kognitif dan psikomotorik) yang
11 Zuhairini, Hj., Metodologi Pendidikan Agama, Ramadhani, Solo, 1993.., hlm. 27. 12 Ahmad Tafsir, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1998), cet. IV, hlm. 8. 13 Zuhairini, Op. Cit., hlm. 28. 14 Muhaimin, Op.Cit., hlm. 183.
18
berkaitan dengan segala peristiwa yang berhubungan dengan ajaran
Islam.
2. Materi-Materi dalam Pembelajaran PAI
Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam kegiatan
belajar mengajar. Menurut Nasution pelajaran terdapat tiga sumber
yaitu masyarakat dan kebudayaannya, anak dengan dikumpulkan oleh
manusia sebagai hasil pengalamannya dan telah disusun secara
sistematis oleh para ilmuwan dalam jumlah disiplin ilmu.15
Materi adalah menyangkut apa yang harus diberikan kepada
peserta didik dalam suatu pembelajaran. Materi bukanlah merupakan
tujuan dari pembelajaran tersebut tetapi sebagai alat untuk mencapai
tujuan, atau dapat dikatakan bahwa materi atau bahan ini berfungsi
memberi isi dan makna terhadap tujuan pembelajaran. Sedangkan
materi pembelajaran adalah jabaran dari kompetensi yang berisi tentang
materi yang akan diajarkan atau bahan ajar.
Materi pembelajaran atau materi pokok Pendidikan Agama Islam
(PAI) diklasifikasikan menjadi lima aspek kajian, yaitu :
a. Aspek Al Qur’an/hadits, yang menjelaskan beberapa ayat dalam Al
Qur’an dan sekaligus juga menjelaskan beberapa hukum bacaannya
yang terkait dengan bidang ilmu Tajwid dan juga menjelaskan
beberapa hadits Nabi Muhammad saw.
b. Aspek keimanan atau aqidah Islam, yang menjelaskan berbagai
konsep keimanan yang meliputi enam rukun iman dan lima rukun
Islam.
c. Aspek akhlak, yang menjelaskan berbagai sifat terpuji yang harus
diikuti dan sifat-sifat tercela yang harus dijauhi.
d. Aspek hukum Islam atau syari’ah Islam, yang menjelaskan berbagai
konsep keagamaan yang terkait dengan masalah ibadah dan
mu’amalah.
15 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 1993),
hlm. 54
19
e. Aspek tarikh Islam, yang menjelaskan sejarah perkembangan
(peradaban) Islam yang bisa diambil manfaatnya untuk diterapkan
di masa sekarang.16
Demikian bahan (materi) pembelajaran agama Islam mencakup
kelima aspek di atas. Bahan pelajaran dalam pembelajaran agama Islam
meliputi apa saja yang mendukung dan menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bahan atau materi
pembelajaran yang diajarkan harus yang termudah dahulu sehingga anak
mudah memahaminya.
Agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas
dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi
yang akan dijabarkan. Kriteria tersebut antara lain:
a. Sahih (valid)
b. Tingkat kepentingan
c. Kebermanfaatan
d. Layak dipelajari, dan
e. Menarik minat.17
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran PAI
a. Fungsi Pembelajaran PAI Kurikulum pendidikan agama Islam untuk
sekolah / madrasah berfungsi sebagai berikut:18
1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah
ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga
16 Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, Kalam Mulia, 2001),
hlm.104. 17 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. II, hlm. 95-96.
18 Ibid., hlm. 134-135.
20
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial melalui Pendidikan Agama Islam.
4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang
akan dihadapinya sehari-hari.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan non nyata/ghaib), sistem dan fungsionalnya, dan,
7) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke
lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
dari pembelajaran PAI yaitu untuk penanaman nilai, pengembangan,
penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran, dan
penyaluran.
b. Tujuan Pembelajaran PAI
Tujuan pembelajaran merupakan akhir dari pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan.
Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT.
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.19
19 Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2003), hlm. 8
21
Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik
makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai
Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup
(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran PAI
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan, keseimbangan hubungan antara
manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia
dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia terhadap makhluk lain
dan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan
aktivitas manusia sesuai dengan syariat Islam.20
Ruang lingkup materi PAI meliputi lima unsur pokok yaitu Al-
Qur’an, keimanan, akhlak, fiqh, dan bimbingan ibadah, serta
tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran
agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayan.21 Menurut Ramayulis, ruang
lingkup pengajaran pendidikan agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dilingkungannya.22
5. Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai orientasi atas cara
memandang terhadap sesuatu. Pendekatan yang berbeda tentu akan
20 Ibid. hlm. 9 21 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit. hlm. 79 22 Ibid, hlm. 104
22
berdampak pada pengambilan langkah-langkah yang berbeda pula. Ada
berbagai pendekatan pembelajaran yang ditawarkan oleh para
akademisi dan pakar pendidikan.
Sedangkan Mulyasa menawarkan tujuh pendekatan dalam
pembelajaran PAI yang berbeda dengan pendekatan di atas.
Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi:
a. Pendekatan Pembiasaan
Yaitu memberikan kesempatan untuk membiasakan
sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang
terkandung dalam ajaran Islam dan budaya bangsa dalam
menghadapi masalah kehidupan.
b. Pendekatan Rasional
Yaitu usaha memberikan peranan pada rasio (akal)
peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai
bahan ajar dan standar materi serta kaitannya dengan perilaku
yang baik dan buruk dalam kehidupan.
c. Pendekatan Emosional
Yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik
dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama
Islam dan budaya bangsa.
d. Pendekatan Fungsional
Yaitu menyajikan bentuk standar materi (Al-Qur’an,
Keimanan, Akhlak, Fiqh, Ibadah dan Tarikh) yang memberikan
manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
dalam arti luas.
e. Pendekatan Keteladanan
Yaitu pembelajaran yang menempatkan figure guru
agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun
23
orang tua peserta didik, sebagai cerminan m.anusia
berkepribadian agama.23
6. Metode Pembelajaran PAI
Selain pendekatan dalam pembelajaran hal lain yang sangat
penting adalah metodologi yang digunakan dalam pembelajaran
tersebut. Banyak metode pembelajaran yang ditawarkan oleh para
akademisi dan pakar pendidikan, di antara metode-metode pembelajaran
tersebut, seperti yang diungkap oleh Mulyasa adalah:24
a. Metode Demonstrasi
Dengan metode ini guru memperlihatkan suatu proses,
peristiwa, atau cara kerja alat kepada siswa.
b. Metode Penemuan
Penemuan merupakan metode yang menekankan pada
pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan
lebih mengutamakan proses dari pada hasil.
c. Metode eksperimen
Merupakan metode pembelajaran yang melibatkan peserta
didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan
laboratorium, baik secara kelompok ataupun individual.
d. Metode Ceramah
Dengan metode ini guru menyajikan bahan melalui
penuturan atau penjelasan secara langsung.
Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam proses belajar
agama diantaranya metode analisis, metode problem solving, ceramah,
tanya jawab, pemberian tugas, analogi, sinektik dan sebagainya.25
23 Ibid., hlm 28 24 Mulyasa, op. cit., hlm. 107-116 25 Abdul Majid, op. cit., hlm. 100
24
7. Evaluasi Pembelajaran PAI
Evaluasi pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dibidang pendidikan agama
Islam.26 Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana
kemampuan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.
Sesuai dengan fungsi dan tujuannya evaluasi terhadap siswa di
sekolah, digolongkan atas 4 macam, yaitu:27
a. Evaluasi formatif
Yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan
pelajaran. Evaluasi ini untuk memberikan umpan balik kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan remedial program siswa.
b. Evaluasi sumatif
Adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu
evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan akhir tahun ajaran dari
keseluruhan program.
Evaluasi ini untuk menentukan angka kemajuan hasil
belajar lebih lanjut untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan sebagai laporan kepada orang tua.
c. Evaluasi placement (penempatan)
Yaitu evaluasi untuk menempatkan murid dalam situasi
belajar mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
d. Evaluasi diagnostik
Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami
kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan belajar yang dialami.
Sesuai dengan jenisnya, evaluasi PAI dapat dibagi menjadi 3
macam:
26 Zuhairini, et.al., Op. Cit., hlm. 87 27 Ibid
25
a. Evaluasi harian, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan sehari-
hari baik diberitahukan lebih dahulu atau tidak
b. Ulangan umum, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada
akhir catur wulan atau semester
c. Evaluasi pada akhir tahun ajaran terhadap murid tingkat akhir.
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan agama ada dua
macam cara yang dapat ditempuh:
a. Kuantitif : yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk
angka, misalnya: 6, 7, 65, 70, 75 dan seterusnya.
b. Kualitatif: yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk
pernyataan verbal, misalnya baik, cukup, kurang dan
sebagainya.28
Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran PAI materi sejarah
Islam meliputi beberapa cara diantaranya evaluasi harian,
ulangan umum, dan evaluasi akhir dengan hasil kualitatif dan
kuantitatif
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Belajar
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.29
Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.30
Menurut Ibrahim Nashir dalam Muqaddimati Fi Al Tarbiyyah,
media pembelajaran sebagai berikut:
28 Ibid., hlm. 155-158. 29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
3 30 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 12
26
الوسائل التربوية هى كل ما يستخدم من وسائل حسية بغية ادراك31بدقة وسرعةاملعاين
“Media pembelajaran adalah setiap sesuatu yang disajikan dari panca indera dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat”
Menurut Mukhtar, secara harfiah media berarti perantara atau
pengantar atau wahana penyalur pesan atau informasi belajar.32
Pengertian Media Belajar secara sederhana dapat diartikan sebagai
media yang lebih dari satu media. Media Belajar merupakan sistem yang
mendukung penggunaan teks interaktif, audio, gambar diam, video dan
grafik. Media Belajar sebagai komunikasi yang menggunakan bermacam-
macam kombinasi dari media yang berbeda; dapat menggunakan
komputer atau tidak. Media Belajar bisa mencakup teks, audio percakapan,
musik, gambaran, animasi dan video.
Menurut Hofstter, Media Belajar adalah pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak
(video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.33
Menurut Catherine O’Brien Media Belajar berfungsi sebagai
informasi yang dipresentasikan dalam bentuk lebih dari satu bentuk
semacam teks, suara, video, grafis, dan gambar.34
Media Belajar sejati berarti campuran dari berbagai media, mulai
dari teknologi tingkat tinggi hingga ke tingkat rendah seperti halnya
31 Ibrahim Nashir, Muqaddimati Fi Al Tarbiyah, (Aman: Ardan), hlm. 169 32 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza,
2003), hlm. 103 33 M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan bersaing, (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2003), hlm. 21 34 Catherine O’Brien “Define Media Belajar”. http://arge.tuwien.ac.at/arge/acro.html. 16
Juni 2006
27
sebuah buku, pena berwarna, percakapan, papan tulis dan aneka sarana dan
sumber.35
2. Landasan Pemakaian Media Belajar
Dalam pembelajaran setiap manusia memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Ada yang unggul dalam aspek verbal dan ada yang unggul
dalam aspek non verbal. Oleh karena itu, Edgar Dale dalam Azhar Arsyad
mengemukakan bahwa prosentase keberhasilan pembelajaran sebesar 75%
berasal dari indera pandang, melalui indera dengar sebesar 13% dan
melalui indera lainnya sebesar 12%.36
Kelebihan Media Belajar adalah menarik indera dan menarik
minat, karena merupakan gabungan antara pandang, suara, dan gerakan.
Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer yaitu Computer Technology
Research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20%
dari yang dilihat, dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat
mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 30% dari yang dilihat,
didengar, dan dilakukan sekaligus.37 Jadi penggunaan Media Belajar akan
sangat membantu dalam pembelajaran dengan mengingat keuntungan dari
Media Belajar tersebut.
Dalam Al Quran surat An- Nahl ayat 78 disebutkan bahwa manusia
itu diberikan pendengaran serta penglihatan agar kita bersyukur dengan
cara belajar yakni melalui indera pendengaran dan penglihatan.
اهللاو اتكمهطون أمب من كمجرل أخعال تئا ويون شم عمالس ل لكمعجواالبارصلكمة لعاالفئدون وكرشت ﴿78: حل سورة الن﴾
Artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
35 Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung; Kaifa, 2002, hlm. 258 36 Ibid. hlm. 7 37 M. Suyanto, Op. Cit., hlm. 23
28
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.38 (QS. an-Nahl: 78)
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media
diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita; gambar
bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk
stimulus ini akan membantu siswa mempelajari pelajaran. Namun
demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu
waktu atau tempat. Jadi, belajar tidak akan lepas dari penggunaan indera
pandang dan dengar karena indera yang paling berpengaruh belajar adalah
indera tersebut
3. Macam-macam Media Pembelajaran
Dalam hal ini maka tercakup pula di dalamnya pribadi dan tingkah
laku guru. Secara menyeluruh, macam-macam media belajar terdiri dari:
1) Bahan-bahan catatan atau membaca (suplementari materialis)
Misalnya buku, komik, koran, majalah, buletin, folder, periodikal dan
pamflet, dan lain-lain.
2) Alat-alat audiovisual, alat-alat yang tergolong ini seperti :
a. Media belajar tanpa proyeksi, misalnya papan tulis, papan tempel,
papan plane, bagan diagram, grafik, karton, komik, gambar.
b. Media belajar pada tiga dimensi, misalnya pada benda asli dan
benda tiruan contoh, diorama, boneka, gunung, laut dan Iain-lain.
c. Media yang menggunakan teknik atau maksimal. Alat-alat yang
tergolong dalam kategori ini meliputi film strip, film, radio,
televisi, laboratorium elektro perkakas atau instruktif
4. Manfaat Media Belajar
Pembelajaran dengan media belajar memiliki beberapa manfaat
bagi proses belajar mengajar, yaitu :
38 Departemen Agama RI., Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press,
1992), hlm. 413
29
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan atau materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, serta tidak hanya
mendengar uraian guru, tetapi juga mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan sendiri.39
Donald P. Ely dalam Sudarwan Danim menyebutkan beberapa
manfaat penggunaan komputer untuk pembelajaran antara lain
meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan
kegiatan pengajaran bersifat individual, memberi dasar yang lebih dinamis
terhadap pendidikan, pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan
belajar secara seketika dan penyajian yang lebih luas.40
Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa manfaat
dari Media Belajar yaitu siswa akan lebih tertarik terhadap materi
pelajaran, meningkatkan hasil dan minat belajar, mempermudah guru
dalam menyampaikan materi, dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
5. Ciri-Ciri Media Belajar
Teknologi berbasis komputer atau yang biasa kita kenal dengan
Media Belajar merupakan cara menyampaikan materi dengan
menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Gerlach &
Ely dalam Azhar Arsyad menyebutkan tiga ciri media yang merupakan
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
39 Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran; Penggunaan dan Pembuatannya,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), Cet.5, hlm.2. 40 Sudarwan Danim. Media Komunikasi pendidikan: Pelayanan Profesional
Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 12
30
media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien
melakukannya. Ciri-ciri media antara lain:
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Yakni media mampu merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksi suatu peristiwa dan objek.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Yakni media dapat memanipulasi atau mentransformasi suatu kejadian
atau objek.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Yakni media dapat mentransformasikan suatu kejadian atau
objek melalui sebuah ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
Adapun Media Belajar berbasis komputer dan beberapa ciri
utama teknologi berbasis komputer antara lain adalah sebagai berikut:
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja
dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan
f. Bahan-bahan pelajaran banyak melibatkan interaktif siswa, dan
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.41
Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri
Media Belajar yaitu Media Belajar mampu merekam, memanipulasi,
41 Azhar Arsyad. Op. Cit. Hlm. 32-33
31
mentransformasikan, serta memadukan antara teks, visual, dan audio
dari berbagai informasi untuk disampaikan kepada audiens.
6. Keunggulan dan Kelemahan Media Belajar
Keunggulan Media Belajar antara lain:42
a. Media Pembelajaran dapat mengakomodasi siswa yang lamban
menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih
afektif dengan cara yang lebih individual, dan lebih sistematis.
b. Media Pembelajaran dapat merangsang siswa untuk mengerjakan
latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi sehingga
menumbuhkan motivasi siswa.
c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar
siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata
lain, siswa tidak sekedar mendengarkan uraian guru, akan tetapi juga
mengalami dan melakukan serta mendemonstrasikan bahan-bahan
pelajaran yang sedang dihadapi.
d. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, dapat lebih dipahami oleh
siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pelajaran dengan
baik.
Sedangkan kelemahan dari Media Belajar adalah sebagai berikut:
a. Meskipun harga perangkat keras semisal komputer, OHP atau LCD
Proyector cenderung semakin menurun (murah), pengembangan
perangkat lunaknya masih relatif mahal.
b. Untuk menggunakan media yang berbasis elektronik diperlukan
pengetahuan dan ketrampilan khusus mengenainya.
c. Keberagaman model media yang berbasis elektronik (perangkat keras)
sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu
model tidak cocok (kompatible) dengan model lainnya.
42 Tim WRI, Bunga Rampai Psikologi Dan Pembelajaran, Basic Education Project (BEP)- (Semarang: Dirjen. Binbagais Depag RI), hlm. 178
32
d. Perlunya penambahan Anggaran di sekolah untuk pengadaaan media
berbasis elektronik.,
Keunggulan Media Belajar dalam pembelajaran yaitu dapat
merangsang siswa untuk belajar dengan kendali ditangan guru serta
mempunyai kemampuan untuk merekam kejadian serta
menyampaikannya. Kelemahan Media Belajar antara lain harga perangkat
keras masih relatif mahal disamping memerlukan program serta
pengetahuan tentang program presentasi menggunakan Media Belajar
berbasis elektronik tidak efektif jika digunakan oleh orang banyak.
C. Pengembangan Media Pembelajaran PAI
1. Pengertian Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan berasal dari kata “kembang” mendapat imbuhan
“pe” dan akhiran “an”, maksudnya yaitu suatu proses perubahan secara
bertahap ke arah tingkat yang berkecenderungan lebih tinggi dan meluas
serta mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu
kesempurnaan atau kematangan.43
Jadi disini pengembangan media pembelajaran mempunyai arti
bahwa media pembelajaran diperbaharui sedemikian rupa sehingga
terbentuklah media pembelajaran yang sistematis, terarah serta efektif
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan media pembelajaran
a. Pengembangan Media pembelajaran tersebut haruslah bersifat
menginformasikan
Dalam pengembangan media diharapkan media tersebut dapat
menginformasikan satu hal yang baru kepada peserta didik tentang
suatu kejadian atau obyek yang tidak mereka ketahui sebelumnya
melalui sebuah ruang dan waktu yang terbatas.
43 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang, CV. Thoha Putra, t.th.),
hlm. 77
33
b. Pengembangan Media Pembelajaran tersebut haruslah bersifat
menarik dan memotivasi siswa
Agar sesuatu yang dipelajari oleh siswa tidak monoton, maka
diperlukan adanya pengembangan media. Dalam pengembangan
media cenderung ingin menampilkan sesuatu yang spektakuler. Oleh
karena itu sesuatu yang baru dan belum pernah terjadi atau dialami
oleh siswa akan memotivasi siswa untuk mengetahui lebih banyak
tentang apa yang dipelajarinya.
c. Pengembangan Media Pembelajaran tersebut haruslah bersifat
Instruksional
Seorang siswa akan dapat memahami sesuatu dengan cepat
apabila dalam media tersebut menampilkan sesuatu yang bersifat
instruksional. Maksudnya seorang siswa akan tergerak untuk
melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan
apakah sesuatu itu perlu dilakukan atau tidak, seorang siswa dapat
memilah-milahnya. Begitu pula dalam pengembangannya sebuah
pesan yang hendak disampaikan kepada siswa harus bersifat
instruksional namun tidak memaksa.
3. Manfaat Pengembangan Media Pembelajaran
Seiring dengan perkembangan zaman, maka media pembelajaran
juga menuntut perkembangan ke arah kemajuan. Dari faktor-faktor yang
mempengaruhi adanya perkembangan tersebut akan didapatkan pula
manfaat yang sangat berguna bagi proses belajar mengajar selanjutnya.
Dari manfaat yang diperoleh dapat digambarkan sebagai berikut :44
a. Proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar yang lebih tinggi.
b. Metode belajar akan lebih bervariasi sesuai perkembangan zaman
yang selalu menuntut perubahan, sehingga siswa tidak bosan dan bagi
guru lebih terbantu dengan sedikit tenaga yang dikeluarkan.
44 Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, op.cit, hlm.2.
34
c. Bahan atau materi pengajaran yang sudah pernah disampaikan akan
lebih jelas maknanya sehingga mudah dipahami dan bagi materi yang
baru akan memungkinkan siswa untuk bisa mengetahui tujuan dan
manfaat pengajaran yang hendak dicapai menuju ke arah yang lebih
baik.
4. Macam-macam Pengembangan Media Pembelajaran
a. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan
oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini
hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan
gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama dan
menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep,
informasi, ataupun situasi.
Jika kita mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain
yang ada disekitar kita, kita akan menemukan banyak gagasan-
gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan
elemen-elemen visual yang akan ditampilkan.
Dalam proses penataan tersebut harus diperhatikan prinsip-
prinsip desain tertentu seperti; kesederhanaan, keterpaduan,
penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur yang selanjutnya perlu
dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur dan warna.
b. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio-Visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media
pengajaran yang murah dan terjangkau. Disamping itu, tersedia pula
materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan
tingkat kempuan siswa.audio dapat menampilkan pesan yang
memotivasi. Dan juga praktis, karena dapat dibawa kemana-mana.
Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari
materi lebih banyak, materi Audio-Visual dapat dipergunakan untuk:
35
1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi
apa yang telah didengar.
2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan
mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh
dari lokasi.
3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan
tingkat kecepatan belajara mengenai suatu pokok bahasan atau
suatu masalah.
c. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Disamping digunakan untuk keperluan administrasi dan
pengembangan usaha pada perusahaan besar dan kecil, komputerpun
mendapattempat di sekolah-sekolah. Dinegara maju, misalnya
Amerika Serikat, komputer sudah digunakan di sekolah-sekolah dasar
sejak tahun 1980-an. Dan kini disetiap sekolah komputer sudah
merupakan fasilitas standar yang harus ada.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal
dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer
Assisted Intruction-CAI atau Computer Assisted Learning-CAL).
Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk tujuan
menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and
practice, silumasi dan permainan.
Semisal untuk mencari beberapa jumlah kata dalam al-Qur’an
dan pada surat dan ayat berapa serta apa bunyi ayatnya tidak perlu lagi
membuka Fathurrahman atau Al-Mu’jam al-fahras. Begitu pula
untuknmengetahui tahun serta bulan hijriyah kelahiran seseorang
dalam beberapa menit dapat ditelusuri dengan mudah.
1. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia berbasis Komputer
Multimedia sejati berarti campuran dari berbagai media, mulai
dari teknologi tingkat tinggi hingga ke tingkat rendah seperti halnya
36
sebuah buku, pena berwarna, percakapan, papan tulis dan aneka sarana
dan sumber.45 Jika tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka itu
namanya media campuran, bukan multimedia.46
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat
menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan
oleh mahasiswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan
menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan
komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di
dalamnya.
Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai
teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk
menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah
tampilan yang terintegrasi. Tampilan yang dapat mengkombinasikan
berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat
dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk
mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan
misalnya rancangan grafis, video dan animasi. Multimedia berbasis
komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan
simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.
Misalnya tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang
memungkinkan siswa bahkan dapat belajar tajwid. Contoh lain dari
penggunaan multimedia berbasis komputer adalah melihat cara
melakukan solat, jual beli, maupun sejarah atau cara melakukan towaf,
sa’i, dan melempar jumroh dalam ibadah haji
Belajar sebagai aktivitas manusia yang sangat luas dan bersegi
banyak sehingga tidak dapat dikontrol oleh medium atau metode
tunggal manapun.47 Multimedia dibuat untuk menyajikan informasi
dalam bentuk yang menyenangkan, menarik,mudah dimengerti, dan
45 Dave Meier, Op.Cit hlm. 258 46 M. Suyanto, Op.Cit hlm. 21 47 Dave Meier, Op.Cit. hlm. 257
37
jelas.Informasi akan lebih mudah dimengerti karena sebanyak
mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap
informasi itu.48
48 Azhar Arsyad. Op. Cit. Hlm. 172
38
BAB III
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
OLEH GURU MATA PELAJARAN PAI DI SMP 36 SEMARANG
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tinjauan Historis
Pendidikan merupakan wahana yang efektif untuk memajukan dan
mempertahankan eksistensi bangsa secara kontinyu. Dan yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan tersebut adalah
keluarga, masyarakat dan pemerintah. dengan demikian antara ketiganya
perlu dibangun hubungan timbal balik yang serasi dan seimbang. Hal ini
perlu dilakukan karena anak bangsa perlu mendapatkan pendidikan yang
berkesinambungan, serasi, seimbang, sebagai langkah perwujudan
manusia Indonesia seutuhnya.
SMP Negeri 36 Semarang merupakan sebuah institusi pendidikan
yang telah berkiprah dalam kurun waktu cukup lama. Sejak berdirinya
tahun 1952 sampai sekarang (tahun 2007), usianya sudah 55 tahun,
termasuk kategori lembaga pendidikan yang seharusnya sudah sangat
dewasa dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang lain di
kota Semarang. Sampai saat ini SMP Negeri 36 Semarang telah
mengalami kepindahan lokasi sebanyak 2 kali, pada awalnya di Jalan Dr.
Cipto no. 121 Semarang dan berpindah lokasi ke Jl. Suyudono no. 130
menjadi satu dengan SMP 40. Mulai tanggal 16 Juni 1996, SMP 36
Semarang pindah ke lokasi baru yaitu di Jl. Plampitan no. 35 Semarang.1
2. Visi dan Misi
a. Visi SMPN 36 Semarang
Visi dari SMPN 36 Semarang adalah “KOMPETITIF DALAM
PRESTASI, BERIMAN, BERAKHLAK MULIA DAN
BERBUDAYA“. Pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam
1 Dokumentasi SMPN 36, tanggal 13 Mei 2007
39
40
materinya sesuai dengan Kurikulum 2004, ini merupakan kurikulum
baru yang diterapkan di SMPN 36 yang lebih dikenal dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
b. Misi SMPN 36 Semarang
1) Meningkatkan dan mengembangkan kurikulum.
2) Meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan.
3) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
4) Mengembangkan fasilitas pendidikan.
5) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
6) Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah.
7) Mengembangkan kreatifitas penggalangan sumber dana
pendidikan.
8) Meningkatkan standar penilaian.
9) Meningkatkan kualitas keimanan dan akhlak mulia.
10) Melestarikan budaya bangsa dan nasionalisme.
3. Letak Geografis
Secara geografis letak SMP Negeri 36 Semarang kurang strategis
karena lokasinya yang berada jauh dari pusat kota atau pusat keramaian
sehingga sulit dijangkau dengan sarana transportasi. Namun demikian,
dengan lokasi yang jauh dari pusat keramaian tersebut sangat membantu
dan mendukung proses kegiatan belajar mengajar karena kondisi
lingkungan yang cukup tenang serta kondusif.
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang ada di SMPN 36 Semarang meliputi2
a. Kepala Sekolah
b. Wk. Kepala Sekolah :
1) Bidang Kurikulum
2) Bidang Rumah Tangga
2 Dokumentasi SMPN 36, tanggal 13 Mei 2007
41
3) Bidang Kesiswaan
c. Tata Usaha
d. Guru Karyawan
e. Siswa
5. Keadaan siswa, guru dan karyawan
a. Data Siswa
Data Siswa dalam 4 (empat) tahun terakhir
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Th. Ajaran Jml. Pen-daftar
Jml siswa
Jml R.B
Jml siswa
Jml R.B
Jml siswa
Jml R.B
Jml Seluruh Siswa
2003/2004 315 264 6 235 6 230 6 729 2004/2005 556 283 7 253 6 227 6 763 2005/2006 572 295 7 290 7 253 6 838 2006/2007 559 295 7 295 7 290 7 880
b. Data Guru dan Pegawai
1). Jumlah Guru PNS : 49 orang
2). Guru Bantu : 4 orang
3). TPHL : 2 orang
4). Staf Tata Usaha : 11 orang
6. Sarana Prasarana
a). Data Ruang
1). Data Ruang Kelas
Jumlah Ruang Kelas Asli Ukuran 7X9 m2
(a)
Ukuran >63 m2
(b)
Ukuran <63 m2
(c)
Jumlah (d)
=(a+b+c)
Jumlah ruang yg
digunakan utk ruang
kelas Jml. Ruang
Kelas 3 2 16 21 21
42
b). Data Ruang Lain
Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (M)
1. Perpustakaan 1 7 X 9 2. Lab. IPA 2 7 X 9 3. R. Ketrampilan 2 7 X 8 4. R. UKS 1 5 X 7.5 5. R. Multimedia 1 10X15 6. R. Komputer 1 8 X 6 7. R. OSIS 1 5 X 7.5 8. Mushalla 1 10 X 12 9. R. Guru 1 10 X 15 10. R. Kep. Sek.
7. Ekstra Kurikuler
Seperti halnya sekolah-sekolah lain, di SMPN 36 Semarang
diadakan berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler yang antara lain
meliputi:
a. Bola Volley
b. Pramuka
c. Musik
d. PMR
e. Pencak Silat
f. Ketrampilan-ketrampilan
8. Kegiatan Keagamaan
Sedangkan untuk kegiatan keagamaan, mengingat di SMPN 36
Semarang mayoritas siswanya beragama Islam, maka kegiatan keagamaan
di SMPN 36 Semarang dikhususkan hanya bagi pemeluk Islam saja.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Pengajian Minggu Pagi
b. Rebana
c. Shalat Dhuha bersama-sama menjelang dimulainya Pelajaran Agama
Islam ataupun sesudahnya yang di[impin oleh guru pengampu.
43
d. Dan beberapa kegiatan yang sifatnya insidental. Misal PHBI atau
Ramadhanan.
B. Data Tentang Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang
1. Proses pembelajaran PAI
Proses pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang mengacu pada
kurikulum nasional PAI SMP yang berbasis dasar mata pelajaran yang
berisikan sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai selama
menempuh pendidikan di SMP yang tercantum dalam standar nasional.
Adapun materi pembelajaran PAI sesuai dengan yang tercantum pada
kurikulum yaitu meliputi 5 aspek: Al-Qur’an, keimanan, akhlak,
fiqih/ibadah dan tarikh Islam. Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Ahsan
bahwa kelima aspek tersebut disampaikan kepada semua siswa yang
terbagi ke dalam berbagai pengalaman belajar yang tersusun pada silabus.
Materi pelajaran merupakan bahan yang disampaikan oleh guru untuk
diolah dan kemudian dipahami oleh siswa dalam untuk mencapai
kompetensi. Materi pelajaran merupakan komponen yang terkandung
dalam mata pelajaran3.
Materi PAI yang telah tertuang di silabus (sebagaimana
terlampir), guru PAI membuat perangkat KBM pendidikan agama Islam
yang terdiri dari program tahunan, program semesteran, rumusan rencana
pembelajaran.4 Perangkat KBM PAI ini dijadikan sebagai acuan atau
pedoman bagi guru pelaksanaan pembelajaran PAI.
Program tahunan memuat tentang rumusan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan alokasi waktu yang akan dilaksanakan selama satu
tahun. Program semesteran berisi tentang rencana rumusan materi-materi
yang akan disampaikan, standar kompetensi, kompetensi dasar selama
enam bulan (satu semester), sedangkan rencana pembelajaran merupakan
persiapan mengajar untuk satu kali topik materi. Rencana pembelajaran ini
mencakup beberapa komponen yaitu:
3 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 agustus 2007 4 Dokumentasi perangkat KBM PAI 2006/2007 SMPN 36 Semarang
44
a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, banyaknya
jam pertemuan yang dialokasikan.)
b. Standar Kompetensi (yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan)
c. Kompetensi dasar (kemampuan minimal yang harus dicapai)
d. Materi pembelajaran
e. Media pembelajaran (sarana prasarana yang akan digunakan)
f. Sumber bahan (yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai)
g. Skenario pembelajaran (tahapan-tahapan proses belajar mengajar
secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berorientasi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi).
h. Pendekatan (menentukan pendekatan yang dipelajari)
i. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuannya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Jenis
penilaian dapat berupa tes tertulis, kinerja, produk, proyek/penugasan,
tes lisan tugas individu maupun tugas kelompok.
Format program tahunan, program semesteran dan rencana
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
2. Metode Pembelajaran PAI
Materi PAI bersifat kompleks sehingga metode yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi
tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga
seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa
diterapkan secara tepat dalam pembelajaran.
Guru PAI di SMPN 36 Semarang berjumlah 2 orang, yaitu
Muhammad Ahsan, S. Ag. dan Dra. Hj. Sudarti. Muhammad Ahsan adalah
alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 1998 dan
45
menjabat sebagai ketua MGMP PAI Kota Semarang serta mempunyai
talenta khusus dibidang komputer atau Media Pembelajaran PAI sehingga
hal ini beliau manfaatkan untuk membuat materi pembelajaran PAI
menjadi lebih menarik minat siswa5.
Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru
menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode
peragaan, diskusi dan dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Ditegaskan oleh guru PAI bahwa metode yang digunakan
disesuaikan dengan kemampuan dasar dan tujuan yang hendak dicapai
materi yang akan disampaikan. Penggunaan metode telah ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran.
Adapun metode yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 36
Semarang adalah metode ceramah, DI (direct instruction), diskusi,
penugasan, dan tanya jawab, sedangkan pendekatan yang digunakan
keterampilan proses dan CTL (contextual teaching and learning)6.
Berikut ini adalah pemaparan materi dan metode yang digunakan
dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang:
a. Al-Qur’'an/Hadits
Untuk mengajarkan materi Al-Qur’an/Hadits guru PAI
menggunakan metode demonstrasi dan peer teaching (tutor sebaya)
yang berupa menulis, membaca dan menyalin, sedangkan dalam
mengartikan dan menyimpulkan kandungan isi Al-Qur’an dan Hadits
disampaikan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan
pemberian tugas.
b. Akidah/Keimanan
5 Hasil wawancara dengan Hj. Drs. Sudarti, tanggal 14 Agustus 2007 6 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 15 Agustus 2007
46
Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi keimanan
yaitu metode ceramah, inquiri, cerita, diskusi dan resitasi, pendekatan
yang digunakan yaitu keimanan, rasional dan pembiasaan.
c. Akhlak
Pembelajaran akhlak guru PAI SMPN 36 Semarang
menggunakan metode ceramah, resitasi, pengamalan (praktek), diskusi
dan problem solving. Sedangkan pendekatan yang digunakan
pembiasaan, rasional dan emosional.
d. Fiqh/ Syariah
Pengajaran materi syariah guru SMPN 36 Semarang
menggunakan metode ceramah, demonstrasi, latihan, praktik
(pengalaman), dan resitasi.
e. Sejarah Islam
Penyampaian materi sejarah Islam guru PAI dapat
menggunakan metode cerita, ceramah, pemberian tugas, diskusi. Guru
PAI juga dapat menggunakan alat peraga seperti film. Sedangkan
pendekatan yang digunakan pembiasaan rasional.7
3. Evaluasi
Setelah proses pembelajaran selesai langkah selanjutnya, evaluasi
sebagai hasil akhir proses pembelajaran di kelas, baik secara langsung atau
tidak langsung. Mata Pelajaran PAI di SMP terdiri dari 5 aspek, yaitu
aspek Al-Qur’an/Hadis, tauhid (keimanan), akhlak, fiqih/ibadah, dan
tarikh. Dari kelima aspek PAI ini, penilaian dapat dikembangkan sebagai
berikut:
a. Pengembangan penilaian ranah kognitif dapat dikembangkan di
seluruh aspek tersebut
b. Pengembangan penilaian ranah psikomotorik dominan untuk aspek Al-
Qur’an/Hadits dan fiqih/ibadah. (dapat dikembangkan pada semua
aspek)
7 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 Agustus 2007
47
c. Pengembangan penilaian ranah afektif dominan untuk aspek akhlak
dan dapat dikembangkan pad aspek keimanan. (dapat dikembangkan
dalam semua aspek)
Untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi siswa maka dia harus
diuji atau ditagih, adapun jenis-jenis ujian atau tagihan dapat berupa kuis,
pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok,
ulangan semester, dan ujian akhir. Adapun bentuk ujiannya sebagai
berikut:
a. Kuis dapat berupa isian singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, digunakan untuk
mengetahui dan merangsang pengetahuan awal siswa.
b. Pertanyaan lisan di kelas materi yang ditanyakan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, atau teori dasar. Teknik
bertanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa,
mereka diberi waktu sebentar untuk berpikir, dan selanjutnya guru
menunjuk secara acak beberapa siswa untuk menjawab.
c. Ulangan harian (tes harian) dilakukan secara periodik, misalnya setiap
materi pokok selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya
berupa uraian objektif atau uraian non-objektif.
d. Tugas individu dapat diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual.
e. Tugas kelompok dapat diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok.
f. Ulangan semester (tes semester) merupakan ulangan umum yang
diberikan setiap akhir semester, kompetensi yang diujikan mencakup
seluruh kompetensi yang telah diajarkan untuk kurun waktu semester.
g. Ujian akhir merupakan ujian yang dilakukan untuk mengetahui seluruh
kompetensi siswa untuk satu jenjang.
48
C. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang
1. Latar Belakang Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang
Adapun motivasi yang melatarbelakangi penggunaan Media
Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang adalah untuk memanfaatkan
fasilitas Media Pembelajaran PAI yang ada sehingga dapat mendukung
tercapainya target pembelajaran PAI menjadi lebih optimal. Di sisi lain
agar yang memanfaatkan Media Pembelajaran PAI bukan hanya mata
pelajaran umum, namun PAI juga dapat memanfaatkannya.
Media Pembelajaran PAI dipilih untuk pembelajaran PAI di
SMPN 36 agar menjadi lebih efektif. Hal ini dapat menjadi solusi bagi
pembelajaran PAI yang waktunya hanya 2 jam setiap minggu sementara
materinya cukup banyak. 8
Media Pembelajaran PAI digunakan di SMPN 36 dengan tujuan
untuk:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran PAI bagi siswa
maupun stake holder di SMPN 36 menjadi lebih baik
Media Pembelajaran PAI berfungsi untuk menambah pengetahuan
umum dan dapat meningkatkan kompetensi siswa seperti contoh yaitu
artikel yang diberikan guru PAI kepada siswa untuk menunjang
keberhasilan Pembelajaran PAI.
Pembelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran
SMPN 36 Semarang dapat dikatakan efektif berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
1) Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari.
8 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Dra. Yuli Heriani, tanggal 15 Agustus 2007
49
Siswa lebih cepat dan cermat dalam memahami materi
pembelajaran yang telah di-rearrange oleh guru.
2) Kecepatan untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar.
Siswa dapat mengerjakan tugas yang tercantum dalam VCD
pembelajaran secara cepat dan sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh guru.
3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
KBM yang ditempuh dalam pembelajaran PAI dengan
menggunakan media pembelajaran di SMPN 36 Semarang sudah
sesuai dengan program tahunan, silabus, dan rencana pembelajaran.
4) Kuantitas untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kuantitas dari hasil pembelajaran ini dapat dikatakan sudah
memenuhi target dari tujuan pembelajaran PAI yakni Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk mata pelajaran PAI di
SMPN 36 adalah 65 sedangkan hasil akhir dari pembelajaran adalah
dengan nilai rata-rata 85
5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
Kualitas dari hasil dapat dideskripsikan predikat baik
berdasarkan rata-rata diatas.
6) Tingkat retensi belajar
Kemampuan atau tingkat retensi siswa dapat dikatakan sudah
baik hal ini dilihat ketika pelajaran telah selesai guru memberikan
pertanyaan sambil memberikan ringkasan cerita, kemudian siswa
menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut juga dilakukan pada
pertemuan sesudahnya.
Adapun pembelajaran PAI yang mengggunakan Media
Pembelajaran berbasis elektronik dilaksanakan di ruang khusus yaitu
ruang Multimedia
50
2. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran PAI di SMP 36 Semarang
Seorang guru perlu mengetahui bahwa murid-murid belajar dengan
cara yang berbeda-beda dan dengan kecepatan yang berbeda pula. Ada
murid yang dapat belajar baik melalui ceramah yang tersusun rapi, dan ada
yang memerlukan bentuk visual dengan banyak gambar atau bagan.
Adapula yang sangat mudah hanya dengan penyelesaian-penyelesaian
abstrak.
Seorang guru harus bertanggung jawab agar apa yang diajarkan
kepada murid betul-betul dapat dimengerti. Sehingga perlu mengetahui
dan mencari media apakah yang harus digunakan untuk mempermudah
proses belajar sehingga tujuan pengajaran dikatakan berhasil apabila
interprestasi, reaksi atau respek murid sesuai dengan tujuan pesan atau
pelajaran tersebut. Untuk itu diperlukan keahlian guru dalam memilih
media yang sesusai dengan topik yang dibahas, perkembangan kognitif
bidang pengalaman dan latar belakang pengetahuan murid.
Di SMPN 36 Semarang terdapat seperangkat peralatan yang
digunakan sebagai media belasjar, yang antara lain Televisi, seperangkat
LCD Projector, VCD Player, Komputer, Seperangkat sound system, yang
berada dalam satu kesatuan di dalam ruang multimedia dan ada juga
media belajar konvensional, antara lain alat peraga, papan tulis, dan alam.
Mengingat banyaknya media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
PAI maka seorang guru harus mampu memilih metode dan media yang
tepat dan sesuai dengan isi materi dan tujuan pembelajaran yang
disampaikan9.
Penggunaan Media Pembelajaran PAI dalam pembelajaran PAI ini
dimaksud untuk menjawab masalah pembelajaran yang berhubungan
dengan kehidupan nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan
metode ilmiah, rasional dan sistematis. Karakter materi yang
menggunakan Media Pembelajaran PAI adalah materi yang mempunyai
interpretasi. Sehingga diharapkan dengan media ini siswa mampu
9 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 15 Agustus 2007
51
mencerna dan memvisualisasikan dengan penalarannya sendiri materi
yang didapat, sehingga siswa mampu merekam segala materi yang
disampaikan lewat visualisasi tersebut.
Adapun tujuan dari pembelajaran PAI dengan menggunakan media
pembelajaran di SMPN 36 Semarang yaitu:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran
D. Pengembangan Media Pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di
SMP 36 Semarang
Ketentuan KBK 2004 dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Rangka pelaksanaan KBK terdapat berbagai upaya yang harus
dilakukan meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk itu sekolah diberikan
kewenangan serta mandiri untuk melakukan inovasi terhadap pendidikan yang
dilaksanakan sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI juga
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sekolah.
Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara
guru dan siswa serta interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya.
Melalui, penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
52
Materi untuk pembelajaran PAI dibuat sendiri oleh guru PAI yaitu
Muhamad Ahsan dengan menggunakan program Pinacle Studio, Macromedia
Flash, Adobe Photoshop, Microsoft Powerpoint, dan Adobe Premier serta
kadang menggunakan film dokumenter yang kemudian diinovasi untuk
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan para siswa dalam menangkap
materi yang disajikan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh Muhammad Ahsan dalam
rangka Pengembangan Media Pembelajaran adalah sebagai berikut :10
1. Tahap Telaah Kurikulum dan Materi Pembelajaran
Pada tahap ini innovator (dalam hal ini adalah guru, muhammad
ahsan) mengumpulkan materi pembelajaran yang telah sesuai dengan
Standar Kurikulum yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk :
a. Agar media sesuai dengan arah atau temuan kurikulum. Maksud dari
hal ini adalah media yang terciptakan tersebut dapat berdaya guna
dengan semaksimal mungkin karena media merupakan bagian dari
pada sumber belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin
sempurna dalam pembuatan Media Pembelajaran yang pas dan tepat
sasaran, maka akan sempurna dan maksimal out put yang dihasilkan
oleh suatu lembaga pendidikan/ sekolah.
b. Untuk menganalisis materi yang sangat urgen yang dapat disampaikan
dengan materi. Artinya kedudukan media Pembelajaran benar-benar
sebagai alat untuk menyampaikan suatu informasi/ materi
Pembelajaran. Contoh pelaksanaan ibadah haji. Kita tidak akan tahu
bagaimana melakukan ibadah haji yang sempurna kalau hanya sekedar
teori dan praktek saja tanpa melihat ritual-ritual yang telah dilakukan
oleh orang-orang yang pernah melaksanakan ibadah haji.
2. Tahap Persiapan
Sesudah materi pembelajaran tersusun dengan apik dan tersistem
dengan baik maka langkah / tahap selanjutnya adalah persiapan, yang
terdiri dari :
10 Wawancara dengan Muhammad Ahsan, Guru PAI SMP 36 15 Agustus 2007
53
a. Menyusun Story Board atau dengan kata lain Skenario
Story Board adalah jalan cerita yang tersusun dari track-track yang
telah dibuat sebagai visualisasi materi Pembelajaran.
b. Langkah selanjutnya yaitu pengumpulan dan pencarian serta
pembuatan klip, gambar atau animasi yang sesuai dengan materi
pembelajaran
Hal ini diperlukan karena visualisasi materi merupakan gabungan
macam-macam gambar, suara dan berbagai jenis lain yang dapat
tervisualisasikan dan sesuai dengan materi.
c. Mempersiapkan program/alat bantu yang akan digunakan
Hal ini perlu karena pemvisualisasian materi dengan menggunakan
teknologi memerlukan suatu rangkaian berbagai macam perangkat
baik perangkat keras (hardware) ataupun Perangkat Lunak (Software)
yang dikombinasikan untuk membuat suatu inovasi. Adapun alat-alat
dan program yang dibutuhkan adalah Handy Cam, internet, Komputer,
Tanyangan Televisi (TV Tunner), scan gambar, encoding Film
keislaman, dan animasi buatan.11 Sedangkan Program (Software) yang
dibutuhkan adalah:
- Adobe Photoshop yang berfungsi untuk meng-edit gambar atau
teks-teks arab
- Adobe Premiere yang digunakan untuk menggabungkan track-
track klip yang telah ada.
- Easy TV Mpeg yang berfungsi untuk mengcopy tayangan-tayangan
TV yang telah dipilih sebagai bagian dari materi. Dan biasanya
berasal dari film dokumenter.
- Macromedia Flash yang berfungsi untuk membuat atau mengedit
animasi yang ada.
- Pinnacle Studio yang berfungsi untuk mengenali dan
menggabungkan antara musik, suara dan gambar yang ada
11 Untuk hasil yang maksimal biasanya harus menggunakan komputer yang kompatabele dengan program-program yang akan dijalankan/ dan biasanya dengan spesifikasi tertentu misal Pentium IV, Memory tidak kurang dari 512 Mb dan bisa Koneksi Internet.
54
- Cool Edit yang berfungsi untuk mengedit suara yang sekiranya
belum sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Dan lain-lain
3. Tahap Editing
Ini merupakan salah satu tahap yang membutuhkan keahlian khusus
karena menggabungkan berbagai macam bahan yang bermacam-macam
untuk divisualisasikan. Ada yang berupa Gambar hidup/mati, suara atau
lainnya, termasuk musik dan lain-lain. Sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh dan Terstruktur dengan baik.
4. Tahap Finishing
Ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh innovator dalam
membuat visualisasi materi yaitu menjadikan file yang sudah terbentuk
tadi “Siap tayang” baik dalam format AVI, MPEG, DAT, atau bahkan
VCD dan DVD.
55
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PAI SMPN 36 SEMARANG
A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang
Perpindahan kurikulum PAI dari kurikulum 1994 ke kurikulum
2004 atau Kurikulum dengan menggunakan Kompetensi telah menjadikan
perubahan besar pada pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang. Perubahan
pembelajaran ini diakui oleh guru PAI SMPN 36 Semarang, bahwa pada
pembelajaran PAI sekarang siswa tidak cukup hanya diajarkan untuk
menghapal materi-materi pelajaran saja atau pendekatan aspek kognitif,
tetapi pembalajaran PAI kurikulum 2004 pencapaian hasil pembelajaran
diharapkan imbang antara aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotorik (keterampilan) siswa.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam mempunyai hubungan erat
dengan pelajaran lainnya, maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang
diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan
akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku
peserta didik.
Kurikulum 2004 ini menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar tertentu sehingga
hasilnya dapat dirasakan langsung oleh peserta didik berupa penguasaan
terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Pencapaiannya dapat diamati
bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, proses pembelajaran PAI yang
dilaksanakan di SMPN 36 Semarang telah terjadwal dengan baik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, guru disiplin dalam mengajar
dan siswa rajin mengikuti pembelajaran. Adapun proses pembelajaran PAI di
SMPN 36 Semarang mempunyai beberapa komponen yang harus dipenuhi,
56
yaitu meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan evaluasi
pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari PAI di sini sudah dilaksanakan dengan baik yakni
menanamkan nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika sosial atau
moralitas sosial. Pendidikan Agama Islam harus lebih ditekankan pada
aspek amaliah (yaitu tingkah laku atau akhlakul karimah), hal ini
ditunjukkan pada aspek pembiasaan adanya shalat dhuha secara
berjamaah.
b. Materi Pembelajaran
Materi pelajaran merupakan bahan yang disampaikan oleh guru
untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa rangka pencapaian
kompetensi. Materi pelajaran merupakan komponen yang terkandung
dalam mata pelajaran.
Materi yang disampaikan di SMPN 36 Semarang sudah sesuai
silabus dan program tahunan serta rencana pembelajaran.
Materi PAI yang telah tertuang pada silabus (sebagaimana
terlampir), guru PAI membuat perangkat KBM pendidikan agama Islam
yang terdiri dari program tahunan, program semesteran, rumusan rencana
pembelajaran.1 Perangkat KBM PAI ini dijadikan sebagai acuan atau
pedoman bagi guru pelaksanaan pembelajaran PAI.
c. Metode Pembelajaran PAI
Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi
tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga
seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa
diterapkan secara tepat dalam pembelajaran.
Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode untuk
menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru
1 Dokumentasi perangkat KBM PAI 2005/2006 SMPN 36 Semarang
57
menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode
peragaan, diskusi dan dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Metode yang digunakan sudah disesuaikan kemampuan dasar dan
tujuan yang hendak dicapai materi yang akan disampaikan dan
penggunaan metode telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan sebagaimana tercantum pada rencana
pembelajaran.
Adapun metode yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 36
Semarang adalah metode ceramah, DI (direct instruction), diskusi,
penugasan, dan tanya jawab, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan ketrampilan proses dan CTL (contextual teaching and
learning).
d. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan untuk mata Pelajaran PAI di SMP yang
terdiri dari 5 aspek, yaitu aspek Al-Qur’an/Hadist, tauhid (keimanan),
akhlak, fiqih/ibadah, dan tarikh. Sudah sesuai pedoman penilaian yaitu
meliputi :
1. Pengembangan penilaian ranah kognitif
2. Pengembangan penilaian ranah afektif
3. Pengembangan penilaian ranah psikomotorik
Untuk jenis-jenis ujian yang digunakan oleh guru PAI sangat variatif
yakni berupa kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu,
tugas kelompok, ulangan semester, dan ujian akhir.
B. Analisis Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang
Jika melihat kurikulum PAI sejak tahun 2004 kemarin yang telah
berubah dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Dengan menggunakan
Kompetensi maka penerapan metode problem solving sangat mendukung
58
terhadap penguasaan kompetensi siswa bidang studi Pendidikan Agama
Islam.
Pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran
PAI di SMPN 36 Semarang bahwa media pembelajaran merupakan bagian
dari sebagai alat motivasi ekstrinsik kegiatan belajar mengajar. Alat motivasi
ekstrinsik adalah alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar
seseorang, selain itu untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan semangat
dalam belajar.
Dalam bab III telah penulis uraikan pelaksanaan pembelajaran PAI
Dengan menggunakan Media Pembelajaran. Ternyata praktiknya, media
pembelajaran kurang dapat sepenuhnya digunakan secara maksimal seperti
yang ditargetkan pada tujuan pembelajaran. Menurut penulis hal ini
dikarenakan penggunaan media pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran
PAI di SMPN 36 Kurikulum dengan menggunakan Kompetensi masih pada
perjalanan proses yang membutuhkan penyempurnaan, hal ini mengingat
sulitnya mencari bahan dan hardware tambahan.
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis tentang pembelajaran PAI
dengan menggunakan media pembelajaran di SMPN 36 Semarang.
1. Tujuan
Adapun tujuan dari pembelajaran PAI dengan menggunakan media
pembelajaran di SMPN 36 Semarang yaitu:
a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi
b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian
siswa
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran PAI bagi siswa
maupun stake holder di SMP 36 menjadi lebih baik.
2. Proses
Dalam proses pembelajaran terdapat aspek-aspek seperti halnya:
a. Perencanaan
59
Langkah awal yang perlu diperhatikan pada perencanaan guru
sebagai fasilitator adalah harus benar-benar menguasai materi. Karena
materi merupakan salah satu penunjang keberhasilan suatu Proses
belajar mengajar. Semakin guru menguasai materi, maka seorang guru
tersebut tidak akan merasa kesulitan untuk menyampaikan materinya
sehingga maksimal hasil yang akan didapat dari siswa.
Materi yang ada pada pembelajaran menggunakan media
pembelajaran di SMPN baru meliputi aspek-aspek Al-Qur’an/ Hadits,
Fiqh, dan Sejarah. Untuk aspek aqidah dan akhlak belum dapat
disajikan dengan menggunakan media pembelajaran karena kendala
yang ada.
Siswa-siswa di SMPN 36 Semarang sangat heterogen tingkat
intelektualitasnya. Ada yang mempunyai penyerapan materi cepat
tetapi ada juga yang lamban. Para siswa SMPN 36 rata-rata berlatar
belakang dari sekolah-sekolah dasar, bukan dari madrasah dan
pesantren sehingga pengetahuan keagamaan mereka terbatas.
Mereka mendapatkan pelajaran agama hanya dari bangku
sekolah, guru-guru ngaji di musholla/ masjid atau dari privat dan
orang tua. Pengalaman keagamaan para siswa SMPN 36 Semarang
juga ikut mempengaruhi pembentukan intelektualitas para siswa. Ada
siswa yang lingkungan sosial dan keluarganya memperhatikan
pendidikan dan perilaku keagamaan mereka, tetapi juga ada siswa
yang lingkungan sosial dan keluarganya memang kurang
memperhatikan pendidikan dan perilaku keagamaan mereka2.
b. Pelaksanaan
1). Menciptakan Komunikasi
Guru harus lebih memperbanyak komunikasi dengan siswa.
Hal ini sangat penting sekali karena murid sangat memerlukan
bantuan, bimbingan dan perhatian guru.
2). Alokasi waktu
2 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 14 Agustus 2007
60
Alokasi waktu dalam pembelajaran PAI hanya dua jam
pelajaran yakni 2 x 45 menit. Waktu menjadi lebih efektif dengan
memutarkan VCD pembelajaran.
3). Menggunakan metode dan media pembelajaran yang baik dan
bervariasi
Meskipun sudah ada VCD akan tetapi belum ada bentuk
program atau materi yang sifatnya interaktif secara otomatis.
4). Adanya partisipasi dari siswa
Siswa kurang aktif dalam forum diskusi, hal ini
dikarenakan faktor mental yang disebabkan karena siswa terlalu
asyik melihat atau menikmati materi yang divisualisasikan,
sehingga siswa lupa untuk meng-inventory sejumlah pertanyaan
yang seharusnya diatanyakan ketika materi selesai sertakurangnya
pengetahuan tentang materi dan pengembangan ide sehingga
menyebabkan guru selalu membimbing dalam setiap pertanyaan.
5). Memberikan ringkasan.
Guru hanya memberikan ringkasan secara lisan sehingga
bagi siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengingat ucapan
guru, jadi guru juga harus menuliskan atau memberikan print out
ringkasan dari materi yang baru saja disampaikan.
3. Evaluasi
Evaluasi yang tidak hanya pada ranah kognitif, akan tetapi pada
afektif dan psikomotorik yaitu melalui sikap dan perbuatan siswa. Guru PAI
melakukan evaluasi setelah melakukan pembelajaran PAI dengan
menggunakan media pembelajaran guru dapat melihat kelebihan dan
kekurangan siswa. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan solusi atas
beberapa keluhan dan kesulitan siswa dalam pembelajaran PAI. Guru PAI
SMPN 36 juga memahami tingkat kecerdasan siswanya, karena saat
pembelajaran PAI Dengan menggunakan Media pembelajaran selesai guru
senantiasa melakukan post tes dan pre test di pertemuan berikutnya.
61
Evaluasi yang dilakukan oleh guru meliputi:
1. Kuis.
Hal ini berupa isian singkat yang menanyakan hal-hal prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, digunakan untuk
mengetahui dan merangsang pengetahuan awal siswa.
2. Pertanyaan lisan.
Materi yang ditanyakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap konsep, prinsip, atau teori dasar. Teknik bertanya dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, mereka diberi waktu
sebentar untuk berpikir, dan selanjutnya guru menunjuk secara acak
beberapa siswa untuk menjawab.
3. Tugas kelompok
Tugas ini diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok. Pada biasanya tugas ini bersifat insidental. Tergantung
siswanya. Apabila siswanya dirasa cukup mampu maka tugas ini
ditiadakan
4. Ulangan harian (tes harian)
Ulangan harian dilakukan secara periodik, misalnya setiap materi
pokok selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa
uraian objektif atau uraian non-objektif.
5. Hasil
Hasil yang tercapai sudah sangat memuaskan yaitu nilai rata-rata
berada di atas Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) mata
pelajaran PAI SMPN 36 Semarang, jadi pelaksanaan pembelajaran PAI
materi SMPN 36 Semarang sudah dapat dikatakan efektif karena SKBM
dari Pendidikan AGama Islam adalah 62,5.
62
C. Analisis Terhadap Pengembangan Media Pembelajaran yang dilakukan
oleh guru PAI SMPN 36 Semarang
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang
semakin modern, begitupun dengan SMP 36 tidak pernah ketinggalan untuk
selalu menuju perubahan yang lebih baik. Menciptakan media pembelajaran
terbaik guna menunjang kemajuan siswa layaknya menjadi perjuangan guru
yang tak pernah usai. Prestasi yang pernah diraih oleh SMP 36 sebagai juara I
Pengembangan Multimedia se-Jawa Tengah tidak akan menjadikannya
sebagai kebanggaan semata, namun semakin menambah semangat yang gigih
bagi guru khususnya guru pengampu dalam pelajaran PAI untuk selalu
melakukan inovasi sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI sesuai ketentuan
KBK dapat terwujud dengan sempurna.
Setelah mengetahui berbagai proses dalam penggunaan media
pembelajaran, menurut hemat penulis bahwa penggunaan seluruh alat bantu
atau program yang digunakan dalam pengembangan media belajar ternyata
implikasinya terhadap proses belajar mengajar di SPM 36 sangatlah efektif
dan efisien. Dari penggunaan media belajar sebelumnya secara konvensional
yang hanya menggunakan media buku acuan dan beberapa arahan materi dari
guru, kini penggunaan program baru telah memberikan stimulan yang baik
bagi perkembangan belajar siswa. Misalnya dalam materi Fiqh tidak dengan
Pembelajaran yang konvensional dalam arti misalkan pada bab shalat tidak
hanya menggunakan gambar mati saja, akan tetapi sudah dikembangkan
dengan menggunakan gambar hidup yang didesain sedemikian rupa oleh
Muhamad Ahsan selaku guru PAI. Dengan ini, maka siswa menjadi lebih
terbantu dalam memahami materi. Imajinasi siswa juga berkembang dengan
adanya penampilan visualisasi materi lewat VCD atau DVD sehingga materi
yang diajarkan benar-benar bisa dipahami dalam pikiran mereka.
Dari beberapa keunggulan dengan adanya pengembangan media
pembelajaran pada mata pelajaran PAI melalui visualisasi materi baik dalam
format AVI, MPEG, DAT atau bahkan VCD dan DVD, masih ada beberapa
63
hal yang ingin penulis kritik dari pengamatan penulis yang mana hal
tersebut dapat dianggap sebagai kekurangan-kekurangan. diantaranya:
1. Adanya kesulitan para siswa memahami bahasa yang digunakan di VCD
pembelajaran sehingga memerlukan pembaharuan bahasa dan tulisan
dengan sistem dubbing.
2. Banyak memerlukan sumber-sumber belajar lain, selain VCD pelajaran
PAI hasil karya dari guru sendiri, VCD tentang kebesaran Allah, kejayaan
Islam, atau film dokumenter yang lain masih relatif sulit dan mahal.
3. Biaya operasional untuk pencarian bahan dari materi pelajaran agaknya
ada kendala.
4. Waktu penggunaan media pembelajaran bersamaan dengan mata pelajaran
lain, sehingga memerlukan kompromi dengan guru yang bersangkutan
agar tidak bersamaan.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan media
pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang yang didukung oleh landasan teori,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran
PAI dapat dikatakan sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan partisipasi
aktif dari siswa dalam mengolah dan mencerna apa yang disampaikan oleh
guru mata pelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran PAI
yang ada. Media pembelajaran agama Islam di SMPN 36 Semarang satu
set perangkat keras multimedia, televisi, VCD player, speaker active,
papan tulis, ruang belajar, meja dan kursi belajar, buku-buku pendukung
pembelajaran PAI. Materi dan rencana Pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang dengan VCD yang di inovasi diberi tambahan teks pada
masing-masing materi yang sekiranya perlu diberi tambahan. Di dalamnya
juga terdapat bentuk pertanyaan yang tergabung menjadi satu rangkaian
materi. Sumber pembelajaran agama diambil dari buku panduan PAI, LKS
dan VCD pembelajaran.
2. Pelaksanaan pengembangan media pembelajaran PAI SMPN 36
Semarang, secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini didukung dengan
adanya partisipasi aktif dari berbagai elemen yang ada di sekolah. Yang
meliputi siswa, guru dan kepala sekolah. Dan juga guru PAI sendiri tidak
bosan-bosan untuk mencari inovasi-inovasi baru yang berkaitan langsung
dengan pengembangan media pembelajaran PAI
Untuk mengatasi hambatan pembelajaran PAI diharapkan
pembelajaran lebih lancar dan efektif serta efisien. Selain itu Pelaksanaan
pembelajaran PAI Dengan menggunakan Media pembelajaran juga
mempunyai beberapa aspek positif. Diantaranya yaitu :
65
1. Media pembelajaran menjadikan siswa lebih betah dalam mengikuti
pelajaran.
2. Media pembelajaran ini dapat membuat pendidikan agama Islam di
sekolah lebih relevan dengan kehidupan. Bahwasanya tidak hanya
pelajaran umum yang bisa memakai media pembelajaran tetapi PAI juga
dapat mengikuti perkembangan teknologi dan juga menggunakannya.
3. Media pembelajaran ini dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan
dan menarik.
4. Penggunaan media pembelajaran ini dapat memupuk keimanan dan
ketaqwaan serta menumbuhkan rasa tanggung jawab pada peserta didik.
A. Saran-Saran
Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis media selain menekankan
pada aspek kognitif, juga tidak kalah pentingnya penekanan pada aspek afektif
dan psikomotorik. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir kekurangan yang
ada. Beberapa kekurangan tersebut semestinya semua pihak mengambil
beberapa langkah yang memberikan solusi. Langkah-langkah tersebut
diantaranya:
A. Kepada Guru
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat beberapa
komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan, dimana dalam hal
ini adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka peranan guru
sebagai pelaku pembelajaran dituntut agar meningkatkan perhatiannya
terhadap semua komponen pembelajaran agama Islam, sehingga kualitas
pembelajaran agama Islam dapat mencapai hasil yang optimal.
1. Guru juga harus memprediksikan kemampuan siswa tentang
kemampuan bahasanya sehingga tujuan penggunaan media belajar
dapat terwujudkan secara optimal.
2. Guru harus tetap mencari dan selalu mencari bahan pembelajaran
sebanyak-banyaknya kemudian mengolah sedemikian rupa
66
sehingga materi yang diajarkan dapat terserap oleh siswa dengan
sebaik-baiknya.
3. Planning waktu yang tepat dalam menggunakan ruang multimedia
sehingga setiap guru yang ingin memakai ruang media
pembelajaran harus sudah memesan tempat tersebut seminggu
sebelum pelajaran dimulai.
B. Untuk siswa
Demi kelancaran proses pembelajaran agama Islam di SMPN 36
Semarang, siswa diharapkan:
1. Menjaga norma dan etika yang ditetapkan oleh sekolah, sehingga
diharapkan suasana belajar mengajar yang kondusif dapat tercipta
dengan baik .
2. Disiplin waktu dan belajar dengan giat serta mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam mata pelajaran PAI.
3. Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru
C. Kepada orang tua
Hendaknya benar-benar ikut mengontrol anaknya di luar sekolah
serta menuntut anaknya untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
agama Islam. Sehingga diharapkan proses penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai PAI tidak di sekolah saja, akan tetapi diluar sekolah juga.
D. Bagi SMPN 36 Semarang
SMPN 36 Semarang merupakan tempat belajar para siswa, maka
demi keberhasilan proses pembelajaran agama Islam, SMPN 36 Semarang
perlu segera membenahi diri dengan menambahkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. Mengalokasikan waktu dengan tepat sesuai dengan
kondisi siswa dan luar gedung. Pengontrolan peserta didik dan kelas dalam
pembelajaran agama tetap dipertahankan. Menyelenggarakan pembinaan
dan penciptaan komunikasi sesama guru, orang tua dan masyarakat.
67
B. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Ridha-Nya, memberikan lindungan dan bimbingan-Nya serta memberikan
kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang”.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi besar
Muhammad saw yang telah menjadi penerang bagi semua umatnya.
Sebagaimana manusia biasa yang tidak mungkin sempurna, penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak
kesalahan dan kekurangan, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan
manfaat untuk penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kemudian saran dan kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan, demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT, penulis berserah diri dan semoga langkah penulis diridhai-Nya.
Amin. Ya Rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Sholih dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 968
Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Semarang : CV. Thoha Putra, t.th.
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ,Jakarta: Rineka Cipta, 1996
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2003
Bukhori, Muchtar, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994
Crow, Lester D. and Alice Crow, Educational Psychology, New York: American Book Company, 1958
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002
Departemen Agama RI., Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Press, 1992
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Depdikbud bekerjasama dengan Rineke Cipta, 1999
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1991
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research,Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980
Hadjar, Ibnu, Pendekatan Keberagamaan Dalam Pemilihan Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam, dalam buku Chabib Thoha, dkk., (tim perumus), Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1999
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
J. Moloeng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002.
Ludjito, H.Ahmad, “Pendidikan Agama sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam Pendidikan Nasional” dalam. Chabib Thoha, dan Abdul Mu’ti, (penyunting), PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsepd dan Implementasi Kurikulum 2004), Jakarta : Remaja Rosda Karya, 2004
Meier, Dave, The Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung; Kaifa, 2002
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Misaka Galiza, 2003
Mulyasa, E, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, cet.1, Bandung: Rosdakarya, 2004
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Nashir, Ibrahim, Muqaddimati Fi Al Tarbiyah, Aman: Ardan
Nasution, S, Pengembangan Kurikulum,Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 1993
Nazir, Muh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992
O’Brien, Catherine, “Define Media Belajar”. http://arge.tuwien.ac.at/arge/acro.html. 16 Juni 2006
Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2001
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran; Penggunaan dan Pembuatannya, Cet.5 Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000
Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989
Sutikno, M. Sobry, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?, Mataram: NTP Press, 2005
Suyanto, M. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan bersaing, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
Tim WRI, Bunga Rampai Psikologi Dan Pembelajaran, Basic Education Project (BEP)- Semarang: Dirjen. Binbagais Depag RI
Toha, H.M. Chabib, Abdul Mu’ti, PBM PAI Di Sekolah Eksistensi dan PBM Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998
UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003
Woofolk, Anita E, Educational Psychology, Cet.6, USA: Allyn&Bacon,1996
Zuhairini, Hj., Metodologi Pendidikan Agama, Ramadhani, Solo, 1993
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI RUANG MULTIMEDIA SMP NEGERI 36 SEMARANG
Perangkat Media Pembelajaran PAI
Penggunaan LCD Proyector dalam Pembelajaran PAI
Proses belajar mengajar di ruang multimedia
Peran serta guru sangat diperlukan dalam rangka menerangkan tentang gambar yang ada
Para siswa memperhatikan dengan seksama materi yang ditampilkan lewat Proyektor